Dokar

Mendengar kata dokar atau andong generasi sekarang kebanyakan tidak paham dan lebih mengerti dengan menyebutnya kereta kuda. Mereka  sebagian pasti langsung membayangkan kota Jogja atau tempat wisata. Dokar sendiri adalah salah satu dari sarana transportasi darat (tradisional) dimana alat yang digunakan lebih menekankan pada tenaga manusia dan binatang sebagai alat bantunya untuk melakukan perpindahan ke suatu tempat baik itu perpindahan manusia (pergi ke suatu tempat) atau perpindahan barang.  

Koleksi Dokar

  Dengan berjalannya waktu dan sejak berkembangnya kendaraan bermesin lambat laun alat transportasi ini mengalami pergeseran meski masih digunakan di beberapa daerah namun sudah tidak menjadi alat transportasi utama. Perkembangan sarana transportasi di Indonesia tidak lepas dari perkembangan transportasi dunia. Di Indonesia Transportasi dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda yang pada saat itu bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat poses pengawasan terhadap daerah yang jauh dari pusat pemerintahan.

Dokar adalah salah satu pengembangan dari Delman, yakni alat transportasi  darat yang berbentuk seperti kereta beroda tanpa mesin tetapi menggunakan tenaga kuda. Nama Delman diambil dari nama penemunya seorang Insiyur Belanda ahli Irigasi yang memiliki bengkel besi di pesisir Batavia pada saat itu yakni Chares Theode Deelman. Dengan adanya perkembangan inovasi Delman diadaptasi pada beberapa daerah dengan nama yang beragam antara lain Bendi, Andong, Dokar, Sado.

Penamaan Dokar berasal dari masyarakat pribumi yang menirukan kata Dog Cart yang sering diucapkan para penjajah. Meski salah pengertian sampai sekarang orang sudah terlanjur menyebut kereta kuda dengan sebutan Dokar. Jaman dulu dokar merupakan kendaran ringan untuk berburu namun selanjutnya menjadi alat transportasi yang mengangkut manusia. Persebaran alat transportasi ini di Pulau Jawa mengalami berbagai modifikasi bentuk meski pola tetap sama. Dokar di wilayah Jawa Barat terkenal dengan nama Kahar atau Keretek.

Bagi masyarakat yang berminat untuk melihat secara langsung alat tradisional ini silahkan berkunjung di Museum Negeri Mpu Tantular yang berlokasi di Jalan Raya Buduran Jembatan Layang  Kabupaten Sidoarjo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *