21.1 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Hari Ulos Nasional, Kyan Ulos Siantar Bakal Bentangkan Ulos Batak Sepanjang 700 M

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Memperingati Hari Ulos Nasional yang jatuh pada 17 Oktober 2022 berawal dari ditetapkannya ulos atau kain tradisional khas suku Batak, Sumatera Utara sebagai satu di antara warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 17 Oktober 2014.

Memperingati Hari Ulos Nasional mendatang, dimana tahun ini perayaan ulos nasional akan dilakukan di Kabupaten Samosir. Kyan Ulos bersama masyarakat di Samosir akan mengarak kain ulos sepanjang 700 meter. Melewati beberapa perkampungan atau desa Samosir sepanjang 32 kilometer.

Hal ini diungkapkan langsung oleh pemilik (owner) Kyan Ulos Fony Sitanggang, kepada Mistar saat ditemui di galerinya yang berada di Pasar Horas, lantai II, Kota Pematang Siantar, Senin (10/10/22).

Baca juga: Keindahan Ulos Batak akan Dipamerkan di Bali

“Nanti akan ada pengarakan kain ulos sepanjang 32 Km. Rencananya kain ulos sepanjang 700 meter ini akan dibawa bersama masyarakat keliling dan melewati beberapa perkampungan atau desa di sekitar daerah Samosir,” ucap Fony.

Dia menjelaskan, kain ulos yang akan diarak tersebut merupakan karya tangan para profesional pembuat tenun langsung yang merupakan asuhannya sendiri. Atau dengan kata lain, pembuatan kain ulos yang akan diarak nanti dibuat secara manual. Ia ingin menunjukkan kreativitas para penenun yang mulai dihilangkan dengan adanya mesin tenun.

“Bukan berarti kami tidak membutuhkan mesin tenun, namun khusus di momen nanti masyarakat bisa mengetahui bahwa kain ulos yang diarak sepanjang 700 meter merupakan karya tangan para profesional pembuat tenun langsung dari Kota Pematang Siantar,” ungkap dia.

Fony menambahkan, ulos yang akan digunakan untuk membuat ulos 700 meter tersebut dinamakan ulos “Sadum”. Ulos Sadum ini biasanya dipakai di saat pesta adat berlangsung.  Ulos Sadum sudah banyak dikenal masyarakat batak khususnya. Selain itu, harga ulos ini dikategorikan terjangkau, meski dikategorikan masih tingkat menengah. Itu makanya, Ulos Sadum disebut ” Ulos Masa Kini”.

“Ada 5 orang penenun yang merangkai Ulos Sadum tersebut. Mereka orang yang betul-betul yang sudah mengerti cepat kerja dan tenaganya kuat. Orang-orang ini sudah ahli, bekerja mulai dari pagi, dan dia bisa lembur sampai malam. Mereka sudah memulai dari 5 minggu yang lalu. Pokoknya target 700 meter siap sebelum 17 Oktober,”pungkasnya.

Baca juga: Putri Otonomi Indonesia Gresita Siahaan Promosikan Tenun Ulos ke Berbagai Daerah

Wanita penerima penghargaan Siddhakarya Tingkat Provinsi Sumatera Utara dan Paramakarya Tingkat Nasional ini aktif melaksanakan berbagai upaya dalam pengembangan kain tenun ulos sekaligus melakukan pembinaan kepada para perajin.

Menurutnya, selain ingin melestarikan ulos sebagai warisan budaya Indonesia, pastinya, hal ini bisa meningkatkan ekonomi para penenun. Khususnya para ibu rumah tangga yang bisa membantu perekonomian keluarganya.

“Saya mendapatkan penghargaan hingga dua kali, semuanya berawal dari ulos. Aku dedikasikan kepada masyarakat, bahwa ulos ini betul-betul bisa memberikan peluang lapangan kerja bagi yang belum mendapatkan pekerjaan atau pengangguran,” tegas Fony.

Lalu, sudah berapakah dana yang dikeluarkan Kyan Ulos dalam membuat kain ulos sepanjang 700 meter tersebut?

“Kalau untuk 700 meter ini modal benang pada kainnya saja sekitar Rp21 juta. Kalau yang lainnya, biaya pekerjaan, biaya lainnya, itu tidak perlu dibilang. Sebab, di samping kita harus cerdas, keihklasan pun sangat diperlukan untuk menjadi orang sukses,” jawabnya.

Baca juga: Putri Otonomi Indonesia Gresita Siahaan Promosikan Tenun Ulos ke Berbagai Daerah

Menurut Fony, saat ini kain ulos menjadi perhatian ke depannya dalam pengembangan fashion dengan bahan kain ulos dengan menampilkan motif yang beragam. Tapi tidak merusak konsep sakral dari ulos itu sendiri.

“Sekarang banyak motif yang ditampilkan bukan motif ulos yang digunakan dalam berbagai upacara ritual saja. Tetapi tidak merusak konsep sakral dari ulos itu sendiri. Selain itu, kain ulos yang digunakan dalam upacara ritual, akan berbeda untuk bahan produk fashion. Pastinya sudah dipersiapkan sesuai dengan tujuan penggunaan,” paparnya.

Lebih lanjut, kata Fony, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini kain ulos juga menjadi salah satu produk fashion bernilai seni tinggi, dengan motif khas adat Batak yang dapat memberikan nuansa unik dan keindahan tersendiri. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles