Nadia Gissma K.
Naladhipa Narasanjaya
4 min readJul 4, 2016

--

taman, mana tamanku?

Pulang ke kampung halaman, sebenarnya bukan kampung halaman hanya saja sudah tinggal di kota ini sejak lahir. Menyapa lingkungan main sewaktu kecil menjadi salah satu agenda saat kembali ke rumah. Duduk di taman pada sore hari sembari bernostalgia kenangan saat bermain di taman ini menyadarkan akan suatu hal, taman.. mana tamanku?

Taman yang terletak di pinggir lintasan rel kereta ganda, Jalan Bintaro Permai, Jakarta Selatan kini tak lagi ramai seperti dulu. Wahana yang tersedia sebagai sarana main anak-anak pun hanya tersisa satu dan tak jarang orang-orang disini hanya sekedar lewat atau mengantarkan anaknya untuk melihat kereta lewat.

Berkaca dari kota-kota lain, sejatinya sebuah taman seharusnya bisa menjadi salah satu ruang terbuka hijau yang interaktif bagi masyarakat. Ruang interaktif sendiri memiliki arti dimana ruang tersebut dapat berkomunikasi langsung dengan masyarakat melalui fasilitas yang disediakan, sebagai contoh fasilitas wahana bermain anak, berolahraga, tempat bermain hewan peliharaan dan lain-lain. Melihat kondisi taman yang sangat sepi semakin menimbulkan banyak pertanyaan mengapa taman ini disfungsi? Apakah orang-orang sedang mudik? Ataukah ketertarikan masyarakat untuk menikmati waktu luang di taman ini sudah menurun? Lalu apa penyebabnya?

Taman yang dibangun sejak tahun 1990an ini berdiri diatas tanah bekas pasar bintaro yang kini telah dipindahkan ke tempat lain. Sedianya, taman ini menjadi sarana interaksi warga dan keberadaanya terus diperbaharui dengan fasilitas-fasilitas pendukung agar warga tertarik untuk menghabiskan waktu ditaman ini. Syarifhidayatullah selaku ketua RW OO9 mengungkapkan bahwa taman ini dikelola oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta namun, akhir-akhir ini perawatan taman terbengkalai sehingga banyak wahana yang harus dicabut, fasilitas tangga dan jalan yang rusak, dan sampah yang berserakan. Hal-hal tersebut ternyata menjadi salah satu alasan mengapa minat masyarakat dalam memanfaatkan ruang terbuka menurun.

kondisi tangga yang rusak dan menyulitkan kelompok disabilitas
tempat bermain anak yang sudah karatan
pos yang tidak terawat
sampah yang berserakan dan mengundang sarang nyamuk
tempat sampah yang tidak berfungsi

Kondisi lain yang menyebabkan masyarakat menurunkan minat untuk memanfaatkan ruang terbuka ini adalah posisi taman yang dekat dengan titik ramai kendaraan sehingga lingkungan taman tercemari asap kendaraan dan suara bising. Akibat lain dari letak taman yang sangat dekat jalan yaitu tidak tersedianya lahan parkir. Hal ini sebenarnya bisa ditanggulangi dengan penanaman lebih banyak pohon di area taman yang kosong, atau memanfaatkan lahan kosong lain untuk membuka lahan parkir.

titik ramai kendaraan yang pada saat jam tertentu menjadi titik kemacetan
lahan taman yang kosong dan memiliki potensi untuk dijadikan lahan parkir

Hafizh sebagai salah satu anggota karang taruna kawasan tersebut juga menyebutkan tendensi anak muda kini lebih suka menghabiskan waktu dengan kegiatan berbasis teknologi salah satu contohnya adalah browsing dan hal tersebut tidak dapat dipenuhi di area taman karena tidak tersedianya fasilitas internet untuk mendukung kegiatan tersebut.

Taman merupakan salah satu komponen kota yang sangat penting karena didalamnya terdapat fungsi ekologis dan fungsi sosial. Dalam mengembalikan fungsi taman menjadi sarana interaktif diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat. Jika bicara soal lahan di Jakarta pasti sudah terdengar disonansi masalah keterbatasan yang tiada ujungnya, sebab itu saat lahan masih tersedia sebaiknya dimanfaatkan dengan baik, berikut beberapa solusi yang bisa diaplikasikan dalam pengembalian fungsi taman :

1. Revitalisasi taman dengan ditambahkan fasilitas-fasilitas yang menarik minat masyarakat seperti arena bermain anak, wifi, ruang bercengkrama, arena bermain bintang peliharaan, dan lahan parkir serta memperbaiki fasilitas yang tidak lagi berfungsi

2. Taman menyediakan lahan untuk berkembangnya komunitas seperti diadakan live music, pementasan tari, atau penyediaan sarana untuk pengembangan hobi skateboard

3. Taman menyediakan lahan untuk pengembangan industri kreatif dengan mengadakan event seperti park market yang ada di luar negri

4. Penempatan tempat sampah pada titik-titik strategis dan penambahan himbauan untuk tidak membuang sampah sembarangan

5. Perawatan rutin dilakukan setiap hari oleh dinas pertamanan

Solusi-solusi diatas diharapkan dapat membangun kembali kenangan masa kecil bagaimana asyiknya bermain di taman dan berinteraksi langsung dengan alam. Semoga kenyamanan taman kala itu dapat dirasakan kembali oleh masyarakat Bintaro Permai.

Nadia Gissma K.
19915043
Teknik Planologi, Institut Teknologi Bandung.

“Open space is a key component of urban infrastructure providing valuable economic, health and ecosystem benefits”

--

--

Nadia Gissma K.
Naladhipa Narasanjaya

an urban planning scholar who shifted herself into agrarian studies.