Headline

Garuda Muda Bidik Final

Ketika Indonesia sudah bisa menembus semifinal, siapa pun lawan yang akan dihadapi pasti tak akan memandang remeh.

Fokus

Format Baru Rasa Baru

Perubahan format yang membuat makin banyak pertandingan bakal berdampak pada semakin padatnya jadwal

Sadar Plastik Selamatkan Sungai Brantas

Bagus Suryo
23/2/2023 19:33
Sadar Plastik Selamatkan Sungai Brantas
Pekerja sedang memilah sampah plastik di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jatim.(MI/Bagus Suryo)

KEHIDUPAN jutaan jiwa penduduk di Jawa Timur semakin terancam lantaran kondisi sungai kian sekarat. Sungai yang airnya menjadi sumber kehidupan semakin mengkhawatirkan lantaran tercemar limbah dan polusi plastik.

"Sampah dibuang di pinggir sungai," tegas Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Renung Rubiyatadji, Kamis (23/2).

Sampah yang tidak terkelola itu mencapai 181.282,79 ton per tahun atau 51,7% dari total sampah di Kabupaten Malang. Renung mengungkapkan data tersebut yang faktanya masyarakat selain membuang sampah ke sungai juga memanfaatkan bekas galian pasir dan gali uruk. Perilaku itu tentu memicu kerusakan lingkungan.

Karena itu Pemkab Malang getol mengedukasi masyarakat agar mereka tidak membuang sampah ke sungai. Sebab, perilaku ramah lingkungan menjadi bagian penting merawat kehidupan sehingga polusi dan emisi bisa direduksi.

Menurut Renung, Hari Lahan Basah Internasional dan Hari Peduli Sampah Nasional menjadi momentum penyadaran bersama betapa pentingnya menyelesaikan persoalan sampah dan plastik.

Pasalnya, sampah dibuang sembarangan akan terbawa aliran Sungai Brantas yang bermuara di Kali Mas, Kali Porong dan Selat Madura. Limbah rumah tangga dan industri turut memperburuk kualitas air.

Di Kota Malang, volume sampah mencapai 500 ton per hari. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya menyatakan akan membangun lebih banyak tempat pengelolaan sampah (TPS) terpadu guna mencegah perilaku warga yang masih membuang sampah di lahan kosong dan sungai.

"Kami hanya memiliki 37 TPS dari 52 kelurahan. Jumlah TPS itu sangat kurang ideal," ujarnya.

Polusi bukan satu-satunya bermula dari Malang karena hulu Brantas di Kota Batu. Sungai terpanjang kedua di Jawa ini melintasi 17
kabupaten/kota sejauh 320 km.

Kondisi sungai yang menghidupi jutaan jiwa di Jawa Timur, itu, kian memprihatinkan lantaran dicemari berbagai material sampah dan limbah. Tetapi, sekarang bukan waktunya saling menyalahkan apalagi mencari kambing hitam. Upaya bersama diperlukan guna merawat sungai yang memberikan manfaat bagi umat manusia.

Bahaya mikroplastik

Kenyataannya Sungai Brantas penyumbang polusi mikroplastik. Hal itu terungkap dari hasil penelitian Ekspedisi Sungai Nusantara pada 2022.
Bahkan, Jatim disebut menjadi salah satu provinsi tertinggi yang terkontaminasi mikroplastik.

Fakta itu diungkapkan pegiat lingkungan hidup Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) dan Asosiasi Komunitas Sungai Nusantara (Aksi Nusantara) saat memperingati hari Lahan Basah Internasional di Kota Malang, Kamis (2/2).

Kondisi Sungai Brantas kian memprihatinkan karena warga masih membuang sampah-sampah plastik ke sungai. Dampaknya, kontaminasi tinggi mikroplastik menggerus rantai makanan di sungai sampai perairan laut. Termasuk gangguan kesehatan pada manusia.

"Paparan mikroplastik pada ibu hamil menyebabkan berkurangnya berat testis pada calon bayinya, merusak sel epitel pada reproduksi dan
penurunan jumlah sperma," kata peneliti mikroplastik Ecoton Rafika Aprilianti.

Solusinya, edukasi merawat sungai harus terus digaungkan melibatkan pemangku kepentingan. Upaya bersama merawat alam menjadi yang utama. Pemerintah harus cepat bertindak dengan meluaskan layanan tata kelola sampah sampai pelosok desa dan kelurahan. Sistem persampahan yang komprehensif diwujudkan dengan membangun tempat pengelolaan sampah berbasis reduce, reuse, recycle.

"Pemerintah harus membangun TPS 3R di setiap desa dengan didukung fasilitas sampah sampai menyentuh masyarakat yang hidup di bantaran sungai," tutur Pegiat Zero Waste Ecoton Tonis Afrianto.

Selanjutnya, pemerintah harus memperbanyak kawasan bebas sampah zero waste cities sebagai solusi pengelolaan sampah mandiri skala desa atau kelurahan. Tujuannya agar sampah terkelola dengan baik dan benar sehingga tidak bocor ke sungai.

baca juga: Perusahaan dan Mall Diharap Mandiri Kelola Sampah

Tonis mendorong penegakan aturan dan hukum lebih tegas bagi pembuang sampah di sungai. Lalu, ajek edukasi melibatkan semua pihak yang
imbasnya bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada aktivitas sehari-hari.

"Plastik sekali pakai itu memiliki kandungan senyawa berbahaya bagi tubuh dan berdampak buruk pada sungai. Masyarakat diharapkan dapat
bergaya hidup zero waste bebas plastik," imbuhnya.

Bisnis Hijau

Upaya bersama melindungi dan melestarikan lingkungan tidak boleh kendur. Partisipasi publik pun diperlukan sejalan dengan komitmen dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan. Kepedulian diperkuat dari hulu hingga hilir.

Komitmen pelaku usaha terus didorong dalam mewujudkan bisnis hijau. Dalam hal ini, Yayasan Wings Peduli untuk lingkungan hadir di masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab Wings Group Indonesia mewujudkan misi menjadi perusahaan yang peduli dalam meningkatkan kualitas dan standar hidup masyarakat Indonesia.

"Kami melakukan upaya kolaboratif dengan mengajak peran aktif konsumen melalui kegiatan aksi pembersihan saluran air, pembuatan fasilitas
pengelolaan sampah, hingga edukasi," ujar Perwakilan Yayasan Wings Peduli Sheila Kansil dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2).

Sheila menjelaskan gerakan cinta laut bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI pada 2019 membersihkan kawasan Pelabuhan Kali Adem, Jakarta Utara. Kegiatan dilanjutkan dengan edukasi mengenai kelestarian laut.

Selanjutnya aksi bersih sungai pada 2020 di Kali Tengah, Jawa Timur. Masyarakat diedukasi bersama Dinas Lingkungan Hidup setempat. Aksi
serupa pada 2022 di saluran Asemrowo, saluran Tambak Wedi, dan di kawasan Bukit Barisan, Jawa Timur. Aksi berlanjut dengan memasang trash boom atau penghalang terapung di lima titik aliran sungai, termasuk Endrosono, Mrutu, Kali Tebu, Pogot, dan Asemrowo.

Sedangkan upaya peduli persampahan dengan membuat fasilitas TPS Sampah Kali Cakung Drain, Jakarta Utara. Organisasi lingkungan dilibatkan untuk mengambil dan mengelola sampah yang terkumpul secara rutin.

Bahkan, Yayasan Wings Peduli saat ini sedang memetakan rancangan dokumen peta jalan pengelolaan sampah plastik sembari melanjutkan program reguler dalam memelihara lingkungan hidup. Pengelolaan sampah itu dengan memberdayakan masyarakat melalui program edukasi.

"Kami senantiasa mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen bijak, mengelola sampah secara bertanggung jawab sebagai upaya sinergi semua pihak untuk menciptakan bumi yang sehat dan bersih," pungkasnya.(N-1)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya