Headline

Apresiasi bagi Tim Indonesia

Hanya pemain tunggal Jonatan Christie yang sempat memperpanjang napas Indonesia setelah menaklukkan Li Shi Feng.

Fokus

Petaka di Balik Ormas Kelola Tambang

Jika wacana itu diterapkan, dikhawatirkan terjadi kekacauan dalam pengelolaan proyek pertambangan, adanya tumpang tindih pemanfaatan lahan, dan munculnya kerusakan lingkungan

Puluhan Kerbau di Rokan Hulu Mati Misterius

Despandri (MGN), Narendra Wisnu Karisma (SB)
01/11/2022 12:50
Puluhan Kerbau di Rokan Hulu Mati Misterius
Puluhan Kerbau di Rokan Hulu Mati Misterius(MGN/Despandri )

SETELAH kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mereda, kini peternak di Rokan Hulu, Riau, harus menghadapi fenomena penyakit baru. Puluhan kerbau mati mendadak secara misterius. Fenomena itu kali pertama dilaporkan terjadi di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Rambah pada 11 Oktober lalu. 

Kasus tersebut terus berkembang hingga saat ini sudah menyentuh angka 50. Kerbau mati akibat penyakit dengan gejala yang sama. Peristiwa serupa dilaporkan terjadi di Dusun Gunung Intan, Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba. 

Baca juga: Napi LP Kediri Tewas Dikeroyok 3 Rekan Satu Sel Blok Narkoba

Salah seorang peternak kerbau mengaku merugi hampir setengah miliar rupiah karena puluhan hewan ternaknya mati secara misterius.

"Ada 30 ekor kerbau kami yang mati secara bertahap, kalau dihitung-hitung kerugian saya diperkirakan sampai Rp400 juta atau hampir setengah miliar," keluh Safrudin, Selasa (1/11/2022).

Berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter kesehatan hewan dari Dinas Peternakan dan Perkebunan Rohul, matinya ternak kerbau disebabkan penyakit sepricaemia epizootica (SE). Penyakit akibat serangan bakteri ini menyebabkan suhu tubuh kerbau menjadi tinggi dan muncul gejala mendengkur sebelum ternak mati. 

"Dugaan awal kita, penyebab kematian mendadak kerbau secara masif ini adalah penyakit Sepricaemia Epizootica," terang Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Rohul Agung Nugroho.

Menurut Agung, penyakit ini tidak menular kepada manusia. Namun, penularan antarhewan ternak sangat cepat dengan tingkat mortalitas yang tinggi.

"Penyakit ini menular dengan tingkat kematian sangat tinggi, mencapai 80%. Penyakit ini tidak zoonosis atau tidak menular ke manusia, tetapi bisa menular secara cepat ke kerbau atau sapi sehat," jelasnya.

"Tapi untuk memastikan dugaan ini, besok Laboratorium Veterinar Bukittinggi akan mengirim tim ke Rohul untuk memeriksa ke ternak yang terjangkit," imbuhnya.

Dinas Peternakan dan Perkebunan Rohul rencananya akan mengaktifkan kembali Posko Pemantauan Lalu Lintas Hewan Ternak untuk mengeleminasi meluasnya penyakit ke kecamatan lain di Rohul. (Ren/A-3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya