Membongkar yang Usang di Prasejarah Indonesia

cr : infoana.com/zaman-praaksara edited by Jenifer Papas

Kalau dipikir-pikir, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang prasejarah di Indonesia seperti berhenti sampai di situ.

Penulis : Jenifer Papas | Penyunting : Sandy Maulana

Sedari dulu, saya percaya dunia ini penuh teka-teki. Persis seperti kata teh Raisa. Yang paling menggelitik, tentu, dari mana sih manusia berasal? Pertanyaan ini berabad-abad bikin pusing kepala ilmuwan. Sampai banyak dari mereka saling bertanya. Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang? HADAAHHH

Pertanyaan itu mulai menemukan titik terang setelah Charles Darwin meletakkan dasar ilmu Biologi modern dengan teori evolusinya. Oh iya, teori evolusi ngga sesempit pernyataan “manusia berasal dari kera” kok, yang bahkan sudah keliru sejak dalam pikiran.

Kekeliruan pertama, Darwin tidak pernah menyebut kalimat itu, baik di bukunya atau secara langsung. Kekeliruan selanjutnya, kera tidak bisa berevolusi karena kera adalah super-familia hominidae dari order primata. Sementara evolusi hanya terjadi di tingkat spesies. Contoh spesies dari kera itu gorilla, orangutan, simpanse, bonobo. Kekeliruan terakhir, evolusi terjadi pada semua makhluk dan tak sesederhana gambar ini

cr : zenius.net

Eugene Dubois, ahli anatomi Belanda dan tokoh utama dalam artikel ini, sengaja datang ke Nusantara untuk pencarian missing link, yaitu pembuktian teori evolusi berdasarkan fosil yang tengah marak pada abad ke-19. 

Menurut Encyclopedia Britannica, missing link adalah terminologi yang digunakan untuk menyebut makhluk yang menjadi titik tengah antara manusia modern dan nenek moyang antropoid mereka. Istilah itu muncul akibat misinterpretasi teori evolusi Darwin.

Banyak yang mengira bahwa manusia modern adalah keturunan langsung dari kera sehingga untuk membuktikan hipotesis itu, sosok makhluk separuh kera dan separuh manusia perlu ditemukan. Sains modern membuktikan hipotesis ini keliru. Lha, terus yang benar apa dong? Para ahli percaya, manusia modern dan kera memiliki leluhur yang sama. Makhluk ini belum dapat diidentifikasi, tapi diperkirakan hidup sekitar 6-10 juta tahun yang lalu.

Nah, kembali ke tokoh utama kita, bermodalkan pengetahuan dari tulisan Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace, Dubois yakin bahwa wilayah tropis adalah wilayah yang cocok untuk evolusi manusia. Oleh karena itu, ia memilih Nusantara.

Pada tahun 1887, Dubois menyusuri gua-gua di Sumatra. Salah satunya adalah Gua Lida Ajer. Masyarakat setempat kerap menyebutnya Gua Lidah Aia. Dubois menemukan fosil hewan dan gigi yang diperkirakan gigi hominid. Namun, fosil itu tak diteliti lebih lanjut.

Karena dirasa hasil yang didapat tak signifikan, Dubois pindah dan fokus meneliti di Jawa. Hasilnya mengejutkan dunia, yaitu temuan fosil Pithecanthropus erectus di Trinil pada tahun 1891. Nama Eugene Dubois masyhur ke seantero Eropa karena fosil temuannya, “Java Man”, berhasil mengisi posisi kosong di rantai teori evolusi masa tersebut.

Ratusan tahun berlalu, dunia kembali dihebohkan oleh hasil penelitian ulang temuan Dubois di Gua Lida Ajer yang dilakukan K.E. Westaway dan kolega. Tak tanggung-tanggung, hasil penelitian mereka dimuat oleh Nature, salah satu majalah ternama di dunia.

Artikel itu berjudul An early modern human presence in Sumatra 73.000 – 63.000 years ago”, memuat informasi pertanggalan dengan teknologi baru untuk fosil gigi di Gua Ajer. Hasilnya, gigi tersebut merupakan gigi Homo sapiens berumur 73.000- 63.000 tahun yang lalu. Dan merupakan temuan Homo sapiens tertua di Asia Tenggara. ~wow~

Membaca artikel itu membuat kening saya mengernyit. Kamu masih ingat dengan materi prasejarah waktu SMP sampai SMA? Beberapa mungkin masih karena pembahasannya tak jauh-jauh dari manusia purba, berburu dan meramu, alat batu, dan hal-hal kuno lainnya. Eh, hampir lupa ada Prasasti Yupa sebagai simbol berakhirnya masa prasejarah di Indonesia. Kalau dipikir-pikir, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang prasejarah di Indonesia seperti berhenti sampai di situ. Padahal kan banyak penelitian baru soal prasejarah di Indonesia.

Kemandekan itu semakin meyakinkan saya bahwa materi prasejarah di buku pelajaran SMP dan SMA perlu diperbarui. Tidak melulu hasil penelitian Eugene Dubois saja kan? Dan tak juga hanya berkisar di antara teori evolusi Darwin, manusia berasal dari kera, dan keyakinan agama. Masih banyak penelitian baru lainnya. Bahkan istilah Pithecanthropus sudah berganti menjadi Homo. Ini baru satu penelitian, belum lagi kalau kita bahas semuanya. Saya tak bisa membayangkan bakal seseru apa kelas sejarah di masa depan.

Penulis : Jenifer Papas | Penyunting : Sandy Maulana

Leave a comment