Sapi Jabres, Sapi Lokal yang Diklaim Bisa Bunting 14 Kali Seumur Hidupnya

Konten Media Partner
14 November 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sapi Jabres. Foto: Facebook Sapionline
zoom-in-whitePerbesar
Sapi Jabres. Foto: Facebook Sapionline
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rata-rata, sapi bisa bunting dan menghasilkan anak sebanyak 8 kali seumur hidupnya. Sebab, usia produktif sapi untuk bunting hanya berkisar antara 8 sampai 10 tahun. Di atas usia itu sebenarnya sapi masih bisa bunting, tapi tingkat kegagalannya menjadi sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Berbeda dari sapi-sapi pada umumnya, sapi jabres diklaim bisa bunting dan memiliki anak sebanyak 14 kali seumur hidupnya. Sapi jabres adalah sapi lokal khas kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Nama jabres merupakan singkatan dari Jawa-Brebes.
Peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang mendampingi pengembangan pertanian sapi jabres, Agung Budiyanto, menjelaskan bahwa sapi jabres merupakan hasil peranakan tiga jenis sapi lokal, yakni sapi ongole, sapi madura, dan sapi bali.
“Sapi ini bisa 14 kali beranak sepanjang hidupnya, jauh lebih tinggi dari rata-rata kebuntingan sapi pada umumnya,” kata Agung Budiyanto dalam acara Launching Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka di UGM, Senin (14/11).
Peneliti Kedokteran Hewan UGM, Agung Budiyanto. Foto: UGM
Tingginya produktivitas sapi jabres ini menurut dia sangat strategis untuk menjadi salah satu solusi krisis pangan, khususnya di Indonesia. Apalagi sampai hari ini, kebutuhan daging nasional baru bisa dicukupi sekitar 30-40 persen. Tak hanya itu, lebih dari 30 persen kebutuhan daging dalam negeri juga masih dipenuhi dari daging impor.
ADVERTISEMENT
Sapi jabres menurut Agung sangat potensial untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Karena itu, dia menginisiasi program panen massal 1.000 ekor pedet (anak sapi) dengan memanfaatkan teknologi reproduksi.
“Induk sapi akan dilakukan sinkronisasi birahi, sehingga dapat diatur jumlah dan waktu kelahiran pada sapi,” ujarnya.
Teknologi ini juga akan memberikan tingkat keberhasilan kelahiran pedet dan kebuntingan pada sapi mencapai 70 hingga 80 persen. Untuk menjaga tingkat keberhasilan kelahiran ini, induk sapi yang bunting mesti mendapatkan pendampingan selama periode kebuntingan seperti pemberian konsentrat, vitamin, serta pemeriksaan rutin posisi kebuntingan dan posisi pedet untuk mencegah induk kesulitan melahirkan yang dapat menyebabkan kematian pada pedet maupun induk sapi.
“Bertambahnya populasi pedet sapi jabres juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya peternak sapi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Dengan sinkronisasi birahi, sapi ini akan bunting bersama-sama dan nanti akan lahir bersama-sama, sehingga bisa terwujud panen pedet.” Kata Agung Budiyanto.
Wakil Rektor UGM, Supriyadi. Foto: UGM
Hal sama disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Supriyadi. Dia juga menyampaikan bahwa tingginya produktivitas sapi jabres bisa jadi solusi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk daging sapi impor.
“Pengembangan sapi jabres bisa kita perluas sehingga bisa untuk mencukupi gizi masyarakat Indonesia. Apalagi sapi jabres adalah sapi lokal asli dari Indonesia,” kata Supriyadi.