Tiga Contoh Kesenian Tradisional dari Madura, Ada Apa Saja Ya?

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2021 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kesenian tradisional Madura menjadi salah satu kebanggaan dari kebudayaan Indonesia. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kesenian tradisional Madura menjadi salah satu kebanggaan dari kebudayaan Indonesia. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Madura adalah salah satu pulau di Indonesia yang menyimpan berbagai macam kekayaan alam dan budayanya. Itu mampu menarik perhatian wisatawan nasional maupun internasional.
ADVERTISEMENT
Terdiri dari empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, Madura mempunyai budaya yang dijadikan sebagai standar kehidupan masyarakatnya sekaligus tradisi yang mengakar di wilayah tersebut.
Latif Wiyata dalam bukunya yang berjudul Madura yang patuh?: Kajian Antropologi Mengenai Budaya Madura mengatakan bahwa madura memiliki kultur budaya yang berkaitan dengan ketaatan, ketundukan, dan kepasrahan terhadap tingkatan hirarkis.
Dalam kehidupan sehari-harinya, masyarakat Madura masih mempunyai empat figur utama yang dijadikan sebagai contoh, yaitu Buppak, Ebuh, Guru ben Rato (ayah, ibu, guru dan pemimpin).
Madura dikenal sebagai pulau dengan kekayaan tradisional yang banyak, beragam, dan memiliki filosofi nilai. Kesenian tradisional Madura mengakar dalam setiap elemen kehidupan masyarakatnya dan dijadikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
Tiga contoh kesenian tradisional dari Madura. Foto: kumparan
Berikut adalah tiga contoh kesenian tradisional dari Madura, yang masih melekat dan dilestarikan sebagai salah satu kekayaan di Indonesia. Ada apa saja? Simak tulisan di bawah ini.
ADVERTISEMENT
1. Otok-Otok di Masyarakat
Mengutip dalam buku Etnografi Madura karangan Mohammad Adib, otok-otok adalah sebuah tradisi yang mengakar di masyarakat Madura, yang dilaksanakan pada saat acara tertentu ataupun saat walimah.
Tradisi ini sudah mendarah daging di masyarakat, selain bertujuan sebagai sarana penyambung tali silaturahim, juga sebagai ajang untuk mengumpulkan uang sebelum pelaksanaan suatu kegiatan.
Kabupaten Sampang dan Bangkalan merupakan kabupaten di Madura yang sampai sekarang masih melaksanakan tradisi ini. Pada dasarnya, otok-otok sama dengan remoh, tapi yang membedakan adalah bentuk hiburan yang disajikan.
Tradisi otok-otok biasanya menyajikan hiburan berupa tembang-tembang dangdut dan sandur yang dikumandangkan melalui tape recorder, dengan menggunakan pengeras suara.
Karapan sapi adalah salah satu contoh kesenian tradisional dari Madura yang masih dilestarikan hingga saat ini. Foto: Pixabay
2. Karapan Sapi di Madura
Karapan sapi adalah ikon kesenian tradisional di Madura, yang tidak hanya terkenal di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Karapan sapi merupakan sebutan untuk permainan adu lari sapi, yang dalam bahasa Madura ditulis kerrabhan sapeh.
ADVERTISEMENT
Mengutip dalam skripsi yang berjudul Keterlibatan Tokang Taro dalam Tradisi Karapan Sapi Bagi Masyarakat Madura, karapan sapi biasanya di gelar di beberapa lokasi, dengan sapi-sapi terbaik yang dijadikan pesertanya.
Tradisi karapan sapi paling ramai dilangsungkan pada saat setiap tahun menjelang perayaan kemerdekaan Republik Indonesia, yang mana perlombaan tersebut untuk memperebutkan Piala Presiden.
Tipikal karakter masyarakat Madura yang keras, lugas, dan pekerja keras disimbolkan dalam tradisi karapan sapi, yang sangat kental dengan nuansa persaingan, kerja keras, kegagahan dan kehormatan.
3. Saronen, Pertunjukan Seni Musik Khas Madura
Mengutip dalam buku Lèbur: Seni Musik Dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura, saronen adalah instrumen musik yang dikenal berasal dari Madura dan dimainkan pada saat mengiringi acara karapan sapi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, di Madura, orkes saronen erat kaitannya dengan hewan sapi pada saat berlangsung acara karapan sapi, serta untuk pertandingan kecantikan sapi betina.
Selain itu, saronen juga dapat mengiringi upacara ritual di makam keramat atau untuk pesta perkawinan. Kemudian dapat juga menjadi musik pengiring ritual rumah tangga, serta tarian topeng dalam sebuah ritual tertentu.
(HDP)