Ponimin Dalam Program “Festival Budaya Al-Janadriyah” 2018

This browser does not support PDFs. Please download the PDF to view it: Download PDF.

Festival Al-Janadriyah merupakan festival budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Arab Saudi yang ke 33. Festival  ini bertujuan untuk melestarikan, dan mengembangkan budaya Islam Arab Saudi kepada kalangan masyarakat secara lebih luas. Selain itu juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat internasional bahwa eksistensi budaya Islam Arab penting eksistensinya terhadap perkembangan budaya global. Oleh karena itu pemerintah Kerajaan Saudi Arabia juga mengundang beberapa negara yang memiliki kontribusi terhadap perkembangan budaya Islam di belahan dunia, termasuk Indonesia. Pada festival tersebut pemerintah Arab Saudi berusaha semaksimal mungkin proses terselenggaranya acara. Hal ini ditunjukkan dengan penyediaan anjungan kepada masing-masing perwakilan. Yakni dengan menyediakan lahan festival hingga seluas 30 ha. Melalui pembangunan anjungan oleh masing-masing delegasi tersebut disponsori pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang didukung oleh Gardha Nasional Saudi Arabia. Setiap gaya arsitektur anjungan didisain yang menggambarkan karakter arsitektur dari masing masing delegasi. Misalnya saja yang berasal dari lingkungan Kerajaan Arab menampilkan arsitektur budaya Madinah, Mekkah, Damam, Riyadh, dan yang lainnya. Pada acara pembukaan festival dibuka langsung oleh Raja Arab Saudi, Raja Salman. Adapun para pejabat Indonesia yang hadir antara lain: Ibu Puan Maharani; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Prof. Dr. Muhajir Effendi; Bapak Muhaimin Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan, Duta Besar Riyadh, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Bapak Hilmar Farid serta beberapa anggota DPR RI dan Petinggi Negara lainnya. Acara tersebut diikuti oleh berbagai negara Islam dan beberapa kota di wilayah Arab Saudi. Pada kegiatan tersebut para delegasi menampilkan atraksi budaya, seni kriya, dan budaya dalam bentuk yang lain, terwadahi dalam pavilliun masing-masing negara atau wilayah daerah di negara Arab Saudi.

Indonesia merupakan negara yang diundang sebagai tamu kehormatan pada festival tahun ini. Oleh karena KBRI Riyadh berusaha tampil semaksimal mungkin. Indonesia bersyukur karena mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat Arab Saudi dan dan negara di sekitarnya. Tidak kurang dari seniman , perajin budayawan yang berjumlah kurang lebih 70 orang, baik dari perguruan tinggi bidang seni dan teknologi, lembaga seni pertunjukan, maupun seni kriyanya telah menyajikan kemahirannya. Yakni tentang keunikan melalui karya-karya kreatif maupun dalam bentuk demonstrasi budaya. Pada seni kriya antara lain berbentuk demonstrasi teknik batik, tenun, ukir kayu, ukir logam, sulam kain, dan seni keramik. Jadi penyajian seni dan teknologi kepada para pengunjung disampaikan dalam bentuk demonstrasi/pertunjukan, pameran, dan presentasi multimedia. Dari kegiatan tersebut terjadi komunikasi dan tukar menukar pengalaman; yaitu antar peserta. Utamanya sesama peserta yang terpilih untuk mengisi sajian dari pavilliun Indonesia. Diantara peserta seniman seni rupa, seniman seni pertunjukan, kriyawan, juga peserta dari lembaga perguruan tinggi yang terpilih. 

Saya sebagai dosen Universitas Negeri Malang dan seniman keramik Indonesia merasa bangga dapat dipilih oleh panitia, karena memperoleh rekomendasi dari Kepala Galeri Nasional Indonesia dan Biro Kerjasama Luar Negeri KEMENDIKBUD. Kedua lembaga tersebut telah merekomendasikan saya untuk disampaikan kepada panitia Al-Janadriyah Festival dan KBRI di Riyadh. Saya merasa bersyukur dapat dipilih pada acara tersebut; karena satu-satunya seniman Indonesia sekaligus Dosen Seni Rupa FS UM yang dapat menampilkan karya keramik untuk dipamerkan di Pavilliun Indonesia, dan mendemonstrasikan proses berkarya saya serta mempresentasikan dalam bentuk videografi melalui TV monitor selama berlangsungnya acara Festival. Materi pameran karya keramik dan materi workshop keramik dalam bentuk demonstrasi pembuatan karya telah saya persiapkan dari Indonesia. Yakni berupa karya keramik berglasir berjumlah 15 karya berukuran besar dan 40 buah karya keramik sovenir. Untuk menyajikan pameran sudah berupa materi kriya keramik seni dengan teknik glasir berbahan tanah liat Stoneware dengan ukuran bervariasi antara tinggi 35 cm hingga 50 cm. Sedangkan ukuran produk souvenir saya sajikan yang berukuran tinggi 10 cm. Adapun penyajian demonstrasi keramik dan workshop pembuatan karya keramik dihadapan pengunjung, saya menampilkan teknik pembentukan pinching dengan ornamen pilin tempel. Adapun bentuk-bentuk karya yang dihasilkan berupa keramik figuratif deformasi hewan dipersiapkan dari tanah liat stoneware lokal Malang yang saya olah secara khusus, sehingga mudah untuk dibentuk pada saat acara berlangsung. Tanah liat tersebut berjumlah 75 kg dalam kondisi basa plastis. Adapun peralatan pembentukan yang mempergunakan meja putar manual. Pelaksanaan pameran dan workshop demonstrasi pembentukan keramik berlangsung selama festival, yakni mulai jam 15.00 hingga jam 23.00 waktu Riyadh. Selama pelaksaanaan demonstrasi disertai pemutaran vidiografi pembuatan keramik dari hasil dan proses penelitian penciptaan seni keraamik. Pada pelaksanaan ini para pengunjung sangat antusias untuk mengamati proses saya membentuk bahkan mereka juga antusias untuk mencobahnya. Semua karya keramik, saya buat dari bahan tanah liat plastis yang didatangkan langsung dari Indonesia yang dibiayai oleh biro Kerjasama Luar Negeri KEMENDIKBUD. Sebagai materi sajian tontonan dalam pavilliun Indonesia, ditampilkan pembentukan keramiik dengan teknik pinching, yaitu teknik membentuk keramik dengan cara memilin dan memijit tanah liat. Yakni untuk membentuk dinding bodi keramik yang dipijit ke samping dan ke atas, hingga mencapai bentuk yang dikehendaki. Dalam hal ini, saya membentuk patung keramik berbentuk Unta, ikan, Singa, gajah dan yang lainnya. Para pengunjung ikut menikmati demonstrasi yang saya lakukan karena teknik ini jarang ditemukan dan merupakan teknik tradisional Indonesia.

You may also like these