Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lucy

“Lucy", Manusia Purba Tertua Sudah Berjalan Tegak

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Fosil manusia purba yang dikenal dengan nama Lucy, merupakan leluhur paling tua yang pernah ditemukan, dengan usia mencapai 3,2 juta. Permodelan digital dengan membuat otot di kaki, menunjukkan bahwa spesies tersebut dapat berdiri dan berjalan tegak.

Lucy, fosil dari hominin atau kelompok yang terdiri dari manusia, monyet, dan kerabat dekat mereka yang telah punah, merupakan nama populer untuk AL 288-1 atauDinkineshyang berarti "kamu luar biasa" dalam bahasa Amharik.

Fosil Lucy terus menarik perhatian para ahli paleoantropologi untuk terus menelitinya. Penelitian terbaru terhadap tulang yang ditemukan pada 1974 di sebuah situ di situs Hadar, di Lembah Awash di Segitiga Afar Ethiopia menemukan hal baru.

Hasil permodelan secara digital Lucy, leluhur manusia berusia 3,2 juta tahun itu memiliki otot kaki yang besar untuk berdiri tegak dan memanjat pohon.Australopithecus afarensis(A afarensis), spesies punah itu, kemungkinan dapat meluruskan sendi lututnya, menjulurkan pinggulnya, dan berdiri tegak seperti manusia modern.

Temuan ini memperkuat konsensus yang berkembang di antara para peneliti bahwa spesiesA afarensisyang telah punah itu dapat berjalan tegak daripada dengan gerakan goyangan berjongkok seperti simpanse. Otot pinggul dan kaki hominin yang direkonstruksi juga menunjukkan bahwa dia dapat memanjat pohon.

Dari hasil rekonstruksi kaki itu, diperoleh wawasan bahwa spesies tersebut kemungkinan besar tumbuh subur di habitat hutan dan padang rumput di Afrika timur sekitar 3 juta hingga 4 juta tahun yang lalu.

"Otot Lucy menunjukkan bahwa dia mahir dalam bipedalisme seperti kita, sementara mungkin juga berada di tempat tinggal di pepohonan," kata Ashleigh Wiseman, rekan peneliti di Institut Penelitian Arkeologi McDonald Universitas Cambridge di Inggris yang melakukan studi permodelan. "Dia (Lucy) akan mampu mengeksploitasi kedua habitat tersebut secara efektif," imbuh Wiseman seperti dikutip dariLive Science.

Fosil Lucy adalah sisa-sisaAustralopithecusdengan pengawetan terbaik yang pernah digali. Yang menarik sebesar 40 persen dari kerangkanya berhasil ditemukan. Tulangnya menunjukkan bahwa tingginya 3,4 kaki (1 meter) dan beratnya antara 29 dan 93 pound (13 hingga 42 kilogram).

Penemuannya menunjukkan kemungkinan nenek moyang manusia bisa berjalan tegak jauh sebelum mereka mengembangkan otak yang lebih besar. Sementara jaringan lunak tidak terlihat dalam catatan fosil, para ilmuwan dapat menyatukan seperti apa otot spesies yang punah itu dengan menggunakan manusia modern (Homo sapiens) sebagai analoginya.

Struktur tulang dan keterikatan otot manusia dapat menginformasikan bagaimana otot dilapisi pada kerangka Lucy. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Rabu (14/6) di jurnalRoyal Society Open Science, Wiseman menggunakan pendekatan permodelan digital untuk membuat 36 otot di masing-masing kaki Lucy.

Dari hasil rekonstruksi menunjukkan bahwa Lucy dapat meluruskan sendi lututnya dan menjulurkan pinggulnya dengan cara yang mirip dengan manusia modern. Hal tersebut menunjukkan bahwa spesies tersebut dapat berdiri dan berjalan tegak.

Model tersebut juga mengungkapkan proporsi lemak dan otot di kaki Lucy, menunjukkan bahwa mereka jauh lebih berotot daripada manusia modern. Ia juga memiliki komposisi yang mirip dengan bonobo (Pan paniscus). Bonobo adalah simpanse kerdil, satu dari dua anggota genus simpanse Pan. Anggota yang lain adalah simpanse biasa atauPan troglodytes. Keduanya disebut simpanse, meskipun istilah ini kerap dipakai bagiPan troglodytes, yang berukuran lebih besar.

Paha manusia terdiri dari sekitar 50 persen otot, sementara itu paha Lucy kemungkinan 74 persen dan lebih sedikit lemak. Beberapa otot betis dan pahanya menempati ruang dua kali lebih banyak di kakinya daripada di kaki manusia saat ini.

Lutut Lucy menunjukkan rentang gerak yang lebih luas pada sumbu ekstensi-fleksi daripada manusia. Ini, dikombinasikan dengan massa ototnya, menunjukkan bahwaA afarensisdapat memanfaatkan berbagai habitat, dari hutan lebat hingga sabana berumput. Jenis penggerak ini tidak terlihat pada hewan modern mana pun.

"Lucy kemungkinan berjalan dan bergerak dengan cara yang tidak kita lihat pada spesies hidup mana pun saat ini," kata Wiseman.

Rekonstruksi Otot

Sementara temuan ini didasarkan pada kerangka yang tidak lengkap, dan masih belum diketahui seberapa seringA afarensismengadopsi postur tegak, walau hasil analisis mendukung konsensus kemampuan fisik Lucy saat ini.

"Makalah saat ini bukanlah pengubah permainan dalam pemikiran kami," ungkap Fred Spoor, seorang profesor dan peneliti di Natural History Museum di Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Namun, merekonstruksi otot adalah metode baru dan menarik untuk mengkonfirmasi bipedalisme, kata Spoor kepadaLivesciencemelalui email. "Pendekatan ini tentu menjanjikan. Ini melampaui interpretasi ahli paleontologi yang kadang-kadang agak sederhana ketika menyimpulkan gerakan dan pola alat gerak apa yang menjadi ciri spesies yang punah," kata dia.

Permodelan otot telah membantu para peneliti mengukur kecepatan berjalanTyrannosaurus rex dan dapat menjelaskan sifat serupa pada manusia purba. "Dengan menerapkan teknik serupa pada nenek moyang manusia, kami ingin mengungkap spektrum gerakan fisik yang mendorong evolusi kita," kata Wiseman.hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top