Jakarta (ANTARA
News) - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko
Polhukam), Djoko Suyanto mengaku sedih tapi sekaligus memberikan
apresiasi kepada KPK yang melakukan penangkapan kepada Ketua MK, Akil
Mochtar malam ini.
"Di satu sisi kita sedih ya, saya kira bukan
saya saja, tapi kita semua. Kita sedih dan prihatin bahwa lembaga
penegak hukum yang tak boleh keliru. MK itu kan tidak boleh keliru
karena keputusannya itu final dan mengikat, yang tak boleh ada banding.
Tapi ternyata ketuanya telah ditangkap dalam konteks pidana korupsi,"
kata Djoko kepada ANTARA News, Jakarta, Kamis dinihari.
Disamping sedih dan prihatin, dirinya juga memberikan apresiasi kepada KPK yang telah melaksanakan tugasnya tanpa pandang bulu.
"Saya juga apresiasi KPK bahwa penegakan hukum di kita itu masih
bisa dilakukan dengan tanpa pandang bulu. Jadi ini kan komitmen
pemerintah, KPK untuk tetap tegakkan hukum yang adil tanpa pandang bulu,
kan masih jalan. Di sisi lain kita sedih dan prihatin, di sisi lain
kita harus apresiasi KPK, masih ada lembaga melakukan penegak hukum
tanpa pandang bulu. Harus seimbang. Jangan sedih dan prihatin lalu marah
kepada penegak hukum, tapi justru kalau tidak ditegakkan hukum, tidak
ditangkap, malah menjadi jelek negara kita," kata Djoko.
Ditambahkannya, kita harus optimistis dan tekad harus tinggi untuk berantas korupsi.
"Jangan
mengeluh. Tekad kita harus tinggi. Kalau tidak ditegakkan hukum, negara
jadi jelek. Tekad berantas korupsi harus lebih tegar," pungkas Djoko.
KPK telah menangkap Ketua MK, Akil Mochtar bersama CHN, CN dan
dua HB dan DH terkait kasus dugaan suap Pilkada Gunung Mas, Kalimantan
Tengah.(Zul)
Djoko Suyanto Sedih Sekaligus Apresiasi KPK
Jangan mengeluh. Tekad kita harus tinggi. Kalau tidak ditegakkan hukum, negara jadi jelek. Tekad berantas korupsi harus lebih tegar."