SOLOPOS.COM - Motif batik Terang Bulan yang menjadi ciri khas batik asal Pekalongan. (kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Solopos.com, PEKALONGAN – Pekalongan merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang terkenal akan kerajinan kain batik. Bahkan, Pekalongan masuk dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO berkat kain batik dengan beraneka motif.

Menemukan batik di Kota Pekalongan bukanlah hal yang sulit. Banyak perajin maupun pedagang batik yang tersebar di Kota Pekalongan.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Tak hanya itu, sejumlah perajin dan pedagang juga menawarkan aneka motif batik khas Pekalongaan yang indah dan menarik. Dari aneka motif itu rupanya ada filosofi yang bisa menambah khazanah pengetahuan tentang kain batik.

Berikut aneka macam motif batik Pekalongan dikutip dari laman Kebudayaan Kemendikbud:

1. Motif Batik Semen

Motif batik ini merupakan jenis klasik daerah Pekalongan. Motif batik khas Pekalongan ini jika dilihat sekilas, maka akan terlihat mirip dengan batik Jogja dan Solo. Bedanya, batik ini didominasi dengan garis-garis dekoratif di helaian kainnya serta pola tumbuhan, pepohonan, dan aneka macam hewan begitu ditonjolkan. Filosofi motif semen berasal dari nama Ramawijayana, yakni terdiri dari beberapa nasihat di dalamnya, yaitu:
• Bayu Brata: Mengandung arti leluhur yang digambarkan dengan unsur iber-iberan atau burung sebagai ajaran mengenai keluhuran atau kedudukan tinggi yang tidak menonjolkan kekuasaan.
• Dhanaba Brata: Memberi arti kesejahteraan masyarakat yang digambarkan dengan unsur bintang.
• Agnibrata: arti kekuatan untuk melawan musuh yang digambarkan dengan unsur lidah api.
• Pasabrata: Berarti mulia tetapi berbahaya bagi yang mengabaikan yang digambarkan dengan kapal air.
• Sasi Brata: Merupakan watak rembulan yang bersifat kesuksesan dan keberuntungan juga sebagai penerangan bagi mereka yang sedang kegelapan. Motif digambarkan dengan ornamen binatang.
• Suryabrata: Karakter seseorang yang tabah dan teguh hatinya, juga tidak setengah-setengah dalam mengambil keputusan. Motif digambarkan dengan garuda.
• Endar Brata: Memberi kemakmuran dan pelindung dunia yang digambarkan dengan pohon hayat.

2. Batik Terang Bulan

Salah satu motif yang identik dengan masyarakat Pekalongan adalah batik Terang Bulan. Motif yang menampilkan keindahan flora dan fauna pada dua sisi kain ini sangat cocok untuk dipakai saat acara formal atau sehari-hari. Filosofi dari nama “Terang Bulan” ini karena motifnya memperlihatkan terangnya cahaya bulan purnama di malam hari. Dilansir dari website Kebudayaan Kemdikbud, corak ini juga mengandung makna ungkapan rasa syukur atau gembira dengan harapan kedamaian dan kemakmuran yang sempurna seperti bulan purnama.

3. Batik Liong

Batik yang satu ini adalah hasil akulturasi budaya Tionghoa. Corak batik ini begitu identik dengan masyarakat etnis Tionghoa pada masa lampau. Pola batik ini seperti wujud ular dan naga. Filosofi dari motif tersebut menggambarkan perlawanan, kekuasaan, dan kekuatan yang kuat.

4. Batik Sawat

Batik motif Sawat ini cukup diminati masyarakat. Kata ‘sawat’ ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti melempar. Konon, masyarakat Jawa percaya akan adanya peran leluhur dan dewa dalam mengendalikan alam semesta. Orang Jawa juga memiliki senjata seperti Batara Indra yang dikenal sebagai petir, kilat, atau geledek. Senjata ini digunakan dengan cara dilemparkan dengan bentuk fisik mirip ular dengan gigi dan taring yang tajam. Secara filosofis, motif ini berarti perlindungan kuat alam semesta kepada masyarakat.

5. Batik Jawa Hokokai

motif batik pekalongan
Motif batik Jawa Hokokai. (Wikipedia.org)

Selain memiliki akulturasi dengan budaya Tionghoa, Pekalongan juga memiliki akulturasi dengan budaya Jepang, yang diwujudkan dalam bentuk motif batik Jawa Hokokai. Motif batik ini sudah ada sejak masa penjajahan Jepang di Indonesia, dan dibuat oleh perajin batik dari Pekalongan. Batik Jawa Hokokai umumnya berwarna cerah, berlatarkan tanahan yang rumit. Ciri Jepang terlihat dengan adanya motif bunga sakura, digambar pula dengan bunga peony, kupu-kupu bersayap warna-warni. Motif ini juga cenderung rumit karena dulunya untuk menyesuaikan preferensi orang Jepang, yang sering kali mengenakan kimono dengan motif-motif tersebut.

6. Motif Batik Jlamprang

Motif dari batik ini adalah geometris dengan kombinasi lebih dari dua warna. Batik ini juga sering digunakan untuk upacara kepercayaan Hindu di Pekalongan. Pada mulanya batik ini muncul karena kepercayaan Hindu dan Buddha. Sehingga batik ini termasuk batik yang sakral. Filosofi batik ini untuk menghubungkan antara dunia manusia dan dunia dewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya