TPJ no.13.IV Juli-September 2006

Page 12

12

No. 13 THN. IV Edisi Juli - September 2006

Khusus

P R E S T A S I

S I S W A

BPK PENABUR JAKARTA

DI OLIMPIADE FISIKA ASIA

Ivan Hadinata Rimbualam

Di ajang Olimpiade Fisika Asia ke-7 yang berlangsung di Almaty, Kazakhstan, pada 23 s.d. 29 April 2006 lalu, Siswa BPK PENABUR Jakarta meraih prestasi membanggakan. Pangus (Siswa SMA K 3) meraih medali emas dan sekaligus predikat the best experimental (nilai sempurna dalam eksperimen). Jonathan Pradana Mailoa (Siswa SMA K 1) meraih medali perak dan Ekahana Sandy Adhitia (SMA K 1) meraih honorable mention piagam setingkat dibawah perunggu. Olimpiade ini diikuti 18 negara dengan jumlah peserta 166 pelajar. Selamat buat siswa PENABUR. ***

Hobi Lihat

BINTANG,

yang Membuahkan Prestasi Ivan (kanan) bersama Hans Gunawan, kakak yang membuatnya tertarik pada Astronomi.

B

Bagi kebanyakan orang, Fisika itu pelajaran yang sulit, menakutkan dan mungkin paling dibenci. Namun tidak bagi Pangus, Siswa SMAK 3 BPK PENABUR, yang meraih medali emas dan sekaligus predikat the best

Pangus:

Fisika itu Elegan

experimental (nilai sempurna dalam eksperimen) ini. Ia justru suka Fisika. Dan kesukaannya pada Fisika semakin bertambah sejak ia dikarantina sebelum bertanding di Olimpiade Fisika Asia ke-7 di Almaty, Kazakhstan, pada 23 s.d. 29 April 2006 lalu. “Fisika itu menantang dan elegan. Maksudnya adalah dengan Fisika, proses-proses di alam yang begitu rumit ternyata bisa dijelaskan dengan hukum yang sederhana. Misalnya tentang Mekanika, sebenarnya yang perlu kita tahu hanya satu yakni hukum Newton,” tutur remaja kelahiran Jakarta 9 Desember 1988 ini. Menurutnya, untuk dapat sukses belajar Fisika, kita tidak perlu menghafalkan semua rumus-rumus Fisika. Yang harus dilakukan adalah mengerti dasar-dasarnya dan untuk selanjutnya diturunkan saja dari sana. Mengenai prestasi yang diraihnya, remaja yang hobi baca buku ini mengungkapkan bahwa ia sangat bersyukur kepada Tuhan untuk prestasi ini. “Saya sangat senang terlebih ketika saya tahu juga meraih predikat the best experimental. Ini di luar dugaan saya,” tambahnya. Prestasi membanggakan yang diraih remaja yang bercita-cita menjadi ilmuwan sukses ini tentu tidak didapat dengan mudah. Ketekunan dalam belajar dan disiplin dalam berlatih adalah yang dilakukannya. Peran TOFI, keluarga, dan sekolah/ yayasan terhadap prestasi yang diraihnya juga sangat besar. “Sejak masuk karantina, saya menemukan ada metode pembelajaran yang lain dari Fisika dan ternyata belajar Fisika itu menjadi sangat menyenangkan. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga, TOFI, Andika Putra (Pelatih TOFI), SMAK 3, Sundaru (Guru Fisika SMAK 3), dan teman-teman SMAK 3, yang telah memberikan dukungan, doa, serta bimbingan, “kata Pangus. Remaja yang senang menghabiskan waktu luang dengan jalan-jalan, baca buku, ngobrol, dan main ini, punya prinsip hidup: “Jangan membuat masalah jadi rumit”. Ia adalah anak bungsu (tiga bersaudara) dari pasangan Hasyim Abidin dan Sianita Tanto. Kedua kakaknya adalah Li Wenny dan Li Yenny. Saat ini Pangus sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Olimpiade Fisika Internasional pada 8 s.d. 17 Juli 2006 di Singapura. “Saya mempersiapkan diri dengan berlatih untuk memantapkan yang sudah ada,” tutur Pangus. Pesannya untuk adik-adik kelas di PENABUR yang ingin ikut olimpiade Fisika adalah jangan takut dengan Fisika karena Fisika itu seru dan menyenangkan, tidak serumit yang dibayangkan.* (Na2)

ermula dari hobi melihat bintang, Ivan Hadinata Rimbualam, Siswa kelas 2 SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta, berhasil mempersembahkan prestasi membanggakan tak hanya bagi keluarga, namun juga sekolah, bahkan negara Indonesia. Dalam ajang The 3rd Thai Astronomy Olympiad (TAO) di Walailak University, Nakhon Si Thammarat, Thailand bagian Selatan, yang diselenggarakan pada 23 s.d. 29 April 2006 lalu, Ivan adalah salah satu dari dua pelajar wakil Indonesia yang meraih medali perak. “Saya tertarik mendalami bidang astronomi karena kakak saya, Hans Gunawan (siswa kelas 3 SMAK 1), yang lebih dulu berprestasi di bidang ini (Hans meraih medali perak pada OSN 2004 2005 bidang Astronomi). Tapi sejak SMP, saya memang sudah suka pelajaran Fisika, dan Astronomi ini adalah bagian dari Fisika yang mempelajari tentang matahari, bulan, bintang, dan planet-planet lainnya. Prestasi kakak memotivasi saya untuk dapat juga berprestasi di bidang ini. Untuk belajar Astronomi, tidak cukup hanya dengan belajar teori saja. Praktek langsung ke alam yakni dengan melihat langsung ke langit serta mengamati bintang-bintang dan planet-planet lain, memegang peranan penting. Dari kegiatan ini, saya dapat mencocokkan benda-benda langit yang saya amati tersebut dengan yang ada di buku atau di internet. Saya jadi lebih cepat mengenal rasi-rasi bintang, melihat fase-fase bulan, dsb. Biasanya, saya melakukan kegiatan ini di hari Sabtu dan Minggu, saat libur sekolah. Dan, ketika ada seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN), saya ingin ikut, dan keluarga juga mendorong,” tutur Ivan. Remaja yang juga hobi baca, main komputer, dan jalan-jalan ini pun mengikuti proses seleksi OSN dari tingkat kodya hingga propinsi pada Februari s.d. September 2005. Dalam seleksi ini, ia berhasil meraih medali perunggu

dan berhak mengikuti seleksi tingkat internasional yang pelaksanaannya pada September s.d. Desember 2005. Dari seleksi tersebut dipilih 12 siswa terbaik dan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan jarak jauh lewat internet pada Januari s.d. April 2006. Dari penilaian pada pelatihan di internet, terpilih dua peserta terbaik yakni Ivan dan siswa SMAN 1 Yogyakarta yaitu Gloria Wahyu Budiman, untuk bertanding pada Olimpiade Astronomi tingkat ASEAN. “Ketika pengumuman juara, saya benar-benar nggak nyangka dapat perak. Target saya di lomba kali ini bukan mengejar medali tapi mencari penga-

Gunardi sebagai observer dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. Materi soal yang dipertandingkan meliputi observasi (penggunaan teleskop dan menunjukkan rasi bintang), teori singkat (15 nomor) dan teori panjang (3 nomor), serta pengolahan data. Siswa Indonesia relatif lebih unggul dalam tes teori singkat dan pengolahan data. Namun mereka kalah oleh pelajar Thailand dalam tes observasi yang memerlukan dialog antara peserta dengan tim penguji. “Kendala utama saya adalah bahasa. Meskipun dialog dengan tim penguji

laman karena ini adalah kesempatan pertama saya berkompetisi dengan negara lain. Kalau kemudian saya mendapat medali, ini merupakan anugerah Tuhan dan saya bersyukur bisa merebut perak di ajang ini,” tutur Ivan. Dalam olimpiade yang diikuti oleh 30 peserta ini, Tim TAO Indonesia didampingi oleh team leader, Dr. Djoni N. Dawanas dari FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) ITB Bidang Astronomi dan Ir.

menggunakan bahasa Inggris, namun ada perbedaan dalam logat dan tingkat penguasaan yang tidak setinggi bahasa ibu. Untungnya tim penguji dari Thailand menyadari hal ini, mereka ramah dan berusaha untuk menjelaskan apa yang dimaksud oleh mereka. Di samping itu, beban juga lebih berat karena saya mewakili Indonesia,” jelas putra kedua dari pasangan Liem She Tat dan Ho Se In ini. Sementara itu, para siswa Thailand tidak meng-

alami kendala bahasa karena mereka menggunakan bahasa Thai dalam berkomunikasi dengan juri. “Rencana saya selanjutnya adalah dapat mengikuti Olimpiade Astronomi Tingkat Internasional di India pada November 2006 dan Tingkat Asia Pasifik di Rusia pada Desember 2006. Seleksinya, untuk tingkat internasional berlangsung pada Juli 2006 dan tingkat Asia Pasifik pada September 2006. Saya berharap dapat lolos seleksi dan dapat menjadi Tim Indonesia di kedua ajang lomba ini. Sejauh ini persiapan yang saya lakukan adalah dengan mengulang kembali materi-materi soal tingkat internasional dan setiap Sabtu saya belajar di Science Camp SMAK 1,” tutur remaja kelahiran 29 Januari 1990. Kebanyakan orang, kurang mengenal ilmu Astronomi. Orang lebih mengenal Astronomi sebagai ilmu yang mempelajari tentang ramalanramalan bintang atau Astrologi. Menurut Ivan, Astrologi hanyalah sebagian kecil dari ilmu yang dipelajari di Astronomi. Astronomi sangat luas, termasuk mempelajari tentang rasi bintang, juga fisikfisik bintang seperti menunjukkan temperatur dan kecepatan suatu bintang dalam mengorbit. “Harapan saya, dengan prestasi Indonesia dalam bidang Astronomi dapat membuat Astronomi lebih dikenal oleh masyarakat luas termasuk juga pemerintah. Selain itu sama dengan Fisika, Astronomi lebih dihargai dan disukai banyak orang. Tahun depan SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta menjadi Science Center Astronomi dan terbuka bagi semua orang yang ingin mempelajari Astronomi. Saya berharap banyak orang tertarik dan mendaftarkan diri sehingga dari sini akan muncul lagi juara-juara di bidang Astronomi,” tutur remaja yang bercita-cita jadi astronom ini. *** (Na2) ===============================


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.