kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi Tuban Petro oleh Pertamina makin dekat


Senin, 05 Januari 2015 / 11:03 WIB
Akuisisi Tuban Petro oleh Pertamina makin dekat
ILUSTRASI. Pemerintah berpeluang memacu hilirisasi nikel jika jadi pemegang saham pengendali (PSP) di PT Vale Indonesia Tbk (INCO).


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Gayung bersambut. Setelah Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) merekomendasikan PT Pertamina segera mengambilalih Kilang Tuban, milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI),  kini manajemen Tuban Petro Group, induk usaha TPPI,  menginginkan aksi nyata rencana akuisisi ini.

Direktur PT Tuban Petrochemical, Riki Ibrahim, menyatakan, pihaknya sudah bertemu Tim Reformasi Tata Kelola Migas  untuk memberikan informasi soal manfaat Kilang Tuban bagi Pertamina. Alhasil, pertemuan itu membicarakan soal rencana akuisisi Kilang Tuban dan Tuban Petro Group.

Pada pertemuan itu, manajemen Tuban Petro mengusulkan pembentukan dua satuan tugas kepada Tim Reformasi. Pertama, membuat satuan tugas yang berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian BUMN, SKK Migas, PT Pertamina, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Satgas ini bertugas mengkoordinasikan kewenangan masing-masing instansi agar proses akuisisi tersebut bisa berhasil. Tim ini bertanggung jawab kepada Pertamina dan Menteri ESDM.  Adapun anggotanya terdiri dari perwakilan Pertamina, SKK Migas, Kementerian ESDM dan TPPI.

Satuan tugas kedua, berperan menyelesaikan akuisisi aset Tuban Petro Group oleh Pertamina. Satgas ini bertanggung jawab ke Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Direktur Pertamina, dan Direktur Utama PPA. Saat ini, Tuban Petro Group memiliki kilang melalui tiga anak usaha, yakni TPPI, PT Polytama Propindo, dan PT Petro Oxo Nusantara (PON).

Nah, manajemen Tuban Petro berharap, satuan tugas pertama perlu memiliki kewenangan memastikan agar tolling atau jasa pengolahan minyak mentah menjadi bahan bakar minyak (BBM) ada di TPPI. Tujuan lainnya adalah memastikan penjualan propilena memberikan keuntungan bagi Pertamina sekaligus bermanfaat bagi pemerintah.

Manajemen TPPI berharap, Kementerian ESDM memberikan alokasi kondensat untuk bahan baku produksi Kilang Tuban. Apabila Pertamina tak memasok kondensat ke TPPI, Kementerian ESDM bisa memberikan rekomendasi izin ekspor produk BBM, LPG, light nafta ke TPPI.

Di sisi lain, Pertamina juga harus menjamin pembelian produk bahan bakar minyak yang diproduksi TPPI, setelah  mendekap mayoritas saham TPPI. Toh, kilang TPPI masih sejalan dengan business plan Pertamina di masa depan.

Pertamina siap

Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto menyatakan siap mengakuisisi Tuban Petro asalkan ada niat baik dari para pemegang saham perusahaan itu. Menurut dia, kalau semua sepakat ingin mengutilisasikan kilang milik TPPI, Pertamina akan masuk. "Kalau banyak masalah di TPPI dan Tuban Petro, ya, klarifikasi semua ke BPK dan KPK. Itu jadi bagian kami melaksanakan upaya-upaya mengenai TPPI," tegas Dwi.              

Sebagai gambaran, saat ini 100% saham Tuban Petro Group dimiliki PPA. Semula,  PPA memiliki 70% saham Tuban Petro dan 30% dipegang Honggo Hendratmo melalui PT Silakencana Tirtalestari.

Belakangan, karena Honggo gagal membayar utang sekitar Rp 3,26 triliun kepada negara, 30% saham Tuban Petro diambil alih oleh PPA. Nah, Tuban Petro adalah pemilik 59,5% saham TPPI. Pertamina memiliki sekitar 26,61% saham TPPI, selebihnya dimiliki Sojitz Corporation dan Itochu Corporation.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×