Anda di halaman 1dari 41

PHAEOPHYTA

KELOMPOK 3 :

Rina Aprianti Nainggolan (RSA1C417003)


Sully Millena (RSA1C417004)
Zuhlian Manau Musandi (RSA1C417022)
KARAKTERISTIK

Ganggang coklat adalah salah satu


ganggang yang tersusun atas zat warna atau
pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat)
ini berwarna coklat karena mengandung pigmen
xantofil.
Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan
tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus
(tidak ada bagian akar, batang dan daun),
terbesar diantara semua ganggang ukuran
tulusnya mulai dari mikroskopik sampai
makroskopik.
Phaeophyta memiliki tiga kelas yaitu
Isogenerateae Heterogeneratae ,Cycloporae
Ciri-ciri umum:

1. Sel vegetatif mengandung lebih dari satu khromatofor yang


berbentuk bulat atau bulat memanjang agak memipih dan
mengadung klorofil a dan c serta santofil. Santofil
jumlahnya melebihi pigmen yang lain
2. Hasil fotosintesis berupa laminarin atau manitol.
3. Sel-sel yang produktif yang motif baik sel-sel kelamin
ataupun sporanya berbentuk buah pir dengan dua buah
flagela tidak sama panjang yang keluar dari bagian lateral
selnya serta bertipe akronematik dan pleronematik.
4. Dinding sel mengandung asam alginat disamping selulose.
5. Talus selalu multi seluler.
Tempat Hidup(habitat)

 Sebagian besar phaeophyceae hidup di laut, hanya beberapa


jenis saja yang hidup di air tawar.
 Kebanyakan phaeophyceae hidup sebagai litofit, tetapi
beberapa jenis dapat sebagai epifit atau endofit pada
tumbuhan lain atau ganggang makroskopik yang lain
adapula yang hidup sebagai massa yang terapung bebas
dipermukaan air, misalnya Sargassum dilaut sargaso.
BENTUK DAN STRUKTUR
TUBUH

 Semua phaeophyceae kecuali janis-jenis yang termasuk bangsa


fucales, daur hidupnya menunjukan adanya pergantian
keturunan sporofit dan gametofit yang masing-masing hidup
bebas.
 Talus yang dewasa dari kedua keturunan tersebut menunjukan
variasi yang besar baik dalam ukuran maupun bentuknya. Talus
umumnya telah mengalami diferensiasi menjadi alat pelekat
dan bagian yang tegak.
 Struktur talus yang paling kompleks dapat dijumpai pada
ganggang perang yang tergolong ”klep” (Nereocystis,
Macrocystis, Sargassum, dan sebagainya). Pada ganggang ini
terdapat diferensiasi eksternal yang dapat dibandingkan dengan
tumbuhan vaskuler.
REPRODUKSI
Reproduksi Seksual
 Reproduksi aseksual  Reproduksi seksual
 Semua anggota dari dilakukan secara isogami,
phaeophyceae kecuali anisogami, atau oogami.
anggota dari bangsa  Pada beberapa bangsa seperti
Fucales melakukan laminariales, Dictyiotales,
reproduksi aseksual dengan dan Fucales, reproduksi
zoospora atau aplanospora bersifat oogamik.
yang masing-masing tidak  Pada Dictyota sel telur
berdinding. dikeluarkan kedalam air dan
 Zoospora dibentuk dalam fertilisasi terjadi di dalam air,
sporangium bersel tunggal sedang pada Laminaria sel
(unilokuler) atau bersel telur di keluarkan pada
banyak (plurilokuler) ujung oogonium, tetapi tetap
melekat.
DAUR HIDUP

2) Tipe heteromorfik
Pada phaeophiceae terdapat tiga
o Sporofit berkembang
tipe daur hidup:
dengan baik dan
berukuran makroskopik,
1) Tipe isomorfik
berbentuk filamen yang
o Pada tipe ini, gametofit dan
hanya terdiri dari
sporofit mempunyai bentuk
beberapa sel saja
dan ukuran yang relatif sama
o Contoh: anggota-
satu sama lain
anggota yang tergolong
o Contoh: anggota-anggota dari
dalam bangsa
bangsa Ectocarpales,
Laminariales
Dictyotales dan Cutleriales.
o Oleh Smith golongan
o Golongan yang mempunyai
yang mempunyai tipe
tipe ini oleh Smith
inidigolongkan dalam
digolongkan dalam
Heterogeneratae.
Isogeneratae.
DAUR HIDUP

3. Tipe diplontik
o Tipe ini tidak menunjukan adanya pergantian keturunan, siklus
hidupnya bersifat diplontik , fase haploid hanya terdapat pada
gametnya.
o Contoh: bangsa Fucales
o Menurut Smith golongan yang mempunya tipe ini digolongkan
dalam Cyclosporeae.
Phaeophyta

Kelas Isogeneratae Kelas


Heterogeneratae
Kelas Cyclosporeae

• Ordo Chordariales
• Ordo Ectocarpales • Ordo Sporochnales
• Ordo Sphacelarialis • Ordo Desmarestiales
• Ordo Tilopteridale • Ordo Punctariales
• Ordo Cutleriales Ordo Fucales
• Ordo
• Ordo Dictyotales Dictyosiphonales
• Ordo Laminariales
1. Kelas Isogeneratae

 Isogeneratae memiliki siklus hidup dengan


pergantian isomorfik generasi.
 Pertumbuhan talus yang trichothallic, kabisat.
 Generasi sporophytic dapat menghasilkan
zoospora, aplanospore.
 Reproduksi seksual dari gametofit dgn
isogamous, anisogamous, atau oogamous.
 Sistem klasifikasi berdasarkan
Ordo Ectocarpales kepada struktur vegetatif dan
metode reproduksi merujuk
seratus atau lebih genera yang
lain.
 Ectocarpales memiliki pergantian  Genus ini adalah salah satu
isomorfik generasi dan memiliki talus yang umum dan beberapa spesies
filamen bercabang dimana pembelahan sel tumbuh dalam kelimpahan pada
tidak terlokalisasi. Fucaceae dari zona litoral
atas. Genus ini adalah genus
 Cabang-cabang talus mungkin berdiri langka di sepanjang Pantai Pasifik,
bebas dari satu sama lain atau mungkin di mana sebagian besar spesies
lateral dapat membentuk jaringan
tumbuh pada Laminariales.
pseudoparenchymatous.

 Organ reproduksi dapat ditanggung


secara tunggal atau baris uniseriate.
 Setiap cabang ada
Ordo Sphacelarialis yang mencolok, sel uninukleat
silinder, apikal.
 Sphacelariales memiliki pergantian  Percabangan tunas adalah
isomorfik generasi dan thalli dimana pembesaran sel di bagian
pertumbuhan dimulai oleh sel apikal polysiphonous dan fungsinya
tunggal yang memotong derivatif sebagai sel apikal.
silinder bagian posteriornya.
Genus jenis Sphacelaria adalah  Beberapa spesies memiliki
alga yang jarang dijumpai di sepanjang rambut multiseluler dimana sel-
pantai baik Atlantik dan Pasifik. Ini sel tersebut diatur dalam baris
tumbuh melekat pada batu atau pada uniseriate.
ganggang lainnya.
Satu atau lebih dari tunas silinder yang
bebas bercabang maka timbul dari
pegangan erat tersebut.
Ordo Tilopteridales

 Talus dari Tilopteridales secara bebas dan bercabang dengan


modus trichothallic pertumbuhan.
Bagian atas adalah Ectocarpus-seperti dengan sel bergabung
ujung ke ujung dalam satu baris (monosiphonous); porsi yang
lebih rendah umumnya Sphacelaria-seperti dengan sel-sel dalam
tingkatan melintang (polysiphonous)
Ordo Cutleriales
• Suku ini hanya mempunyai 2
marga saja, yaitu Zanardinia
dan Cutleria.
• Zanardinia mempunyai
pergantian keturunan yang
gametofit dan sporofitnya
identik satu sama lain, sedang
gametofit Cutleria tidak identik
dengan sporofitnya, hingga
pergantian keturunan
dari Cutleria bersifat isomorfik.
Marga Cutleria

• Cutleria mempunyai gametofit yang berbentuk pia yang


bercabang menggarpu yang tidak begitu teratur atau
berbentuk seperti kipas.
• Pertumbuhan terjadi pada tepi thallus bagian atas yang
mempunyai rambut yang “uniseriate”. Tiap rambut
mempunyai daerah pertumbuhan yang letaknya interkalar.
• Gametofit bersifat hereothallik.
• Gametofit jantan mengandung antheridia yang
menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pit,
• berflaglla 2 buah di bagian lateral.
 Gametofit betina mengandung gametangia betina
yang mengeluarkan gamet, gamet jantan bergerak ke
arah gamet betina dan kemudian salah satu gamet
jantan bersatu dengan gamet betina.
 Zigot yang terbentuk tumbuh jadi sporofit dalam
waktu satu hari.
 Sel kelamin betina yang tidak dibuahi akan tumbuh
jadi gametofit betina.
 Sporofit mempunyai bentuk yang berlainan sama
sekali dengan gametofit. Sporofit berbentuk lembaran
kecil dan melekat pada substrat dengan perantaraan
rhizoid.
Ordo Dictyotales

• Dictyotales memiliki pergantian


isomorfik generasi dimana thalli
yang tegak, diratakan dengan
pertumbuhan yang diprakarsai
oleh apikal tunggal pada puncak
masing-masing cabang. Gametofit
dari genera kebanyakan oogami
tetapi ada satu genus
anisogami.Dictyotalesditemukan
di laut beriklim sedang dan tropis
tetapi terjadi dalam kelimpahan
terbesar di perairan hangat dari
daerah tropis
2.) Kelas
Heterrogeneratae

 Heterogeneratae yang memiliki pergantian


heteromorphic sporofit selalu lebih besar dari
gametofit.
 Sporofit biasanya ukuran makroskopik
dan memepunyai bentuk tertentu, gametofit
selalu berfilamen dan ukuran mikroskopis.

Sporofit dari Heterogeneratae dapat


menghasilkan zoospora atau spora netral.
 Berdasarkan struktur vegetatif dari
sporofitHeterogeneratae dibagi menjadi dua
subkelas, Haplostichineae dan Polystichineae.
Subclass Haplostichineae

 Sporofit dari Haplostichineae terdiri dari filament.


 Dalam semua kasus pertumbuhan trichothallic.
Sebuah sporofit dapat menghasilkansporangia netral
atau uniclocular.gametofit selalu filamen mikroskopis.
Subkelas dibagi menjadi tiga ordo.
Ordo Chordariales

Chordariales termasuk
haplostichineae, dimana sporofit
filamen bercabang tidak
nyata dan dipadatkan menjadi
talus pseudoparenchymatous.
Sejauh ini, semua gametofit
yang dikenal adalah isogami.
Ordo Sporochnales

 Sporochnales memiliki
sporofit dimana masing-
masing cabang berakhir
dalam seberkas rambut.
 Pertumbuhannya adalah
trichothallic.
 Sporangia unilokular
biasanya dalam kelompok
padat. Gametofit adalah
mikroskopis dan oogami.
Ordo Desmarestiales

 Thalli dari Desmarestiales


memiliki filamen tunggal pada
setiap puncak tumbuh.

 Gametofit adalah mikroskopis


dan oogami.

 Desmarestia memiliki dua pusat


distribusi, yaitu, utara Atlantik
dan perairan utara Pasifik sebagai
kontras dengan Antartika dan
wilayah sekitarnya.
Subkelas Polystichineae

 Sporofit dari Polystichineae memiliki thalli


parenchymatous dimana pertumbuhan dengan pembagian
sel kabisat. Subclass ini telah dibagi menjadi tiga ordo.

Ordo Punctariales

 Sporofit dari Punctariales yang


berukuran sedang,
parenchymatous, dan tumbuh
dengan cara pembelahan sel
kabisat yang tidak terlokalisasi
dalam meristem.
Ordo Dictyosiphonales

 Dictyosphonales telah
bercabang thalli
silindris dimana
pertumbuhan dimulai
oleh sel apikal
tunggal.

 Sporofit biasanya
menghasilkan
sporangia unilokular
saja. Gametofit yang
mikroskopis dan
isogami.
Ordo
Laminariales

 Kebanyakan anggota
Laminariales (para kelps)
memiliki sporofit eksternal.

Pertumbuhan ini disebabkan


daerah meristematik.

Sporofit memproduksi
sporangia unilokular saja yang
terletak pada sori.
3.) Kelas Cyclosporeae

 Selnya membentuk alat


 Cyclosporeae ini kelamin yang disebut
memiliki siklus hidup yang konseptakel jantan dan
di dalamnya tidak ada konseptakel betina.
pergantian hidup bebas  Di dalam konseptakel
generasi multiseluler. jantan terdapat Anteridium
 Talusnya adalah sporofit, dan di dalam konseptakel
dan satu dengan spora betina terdapat oogonium
yang dihasilkan oleh fungsi yang menghasilkan ovum.
unilokular sporangia secara  Spermatozoid
langsung sebagai gamet. membuahi ovum yang
menghasilkan zigot.
 Kelas Cyclosporeae hanya
memiliki satu bangsa yaitu
Fucales, contoh marga lain
misalnya Sargassum yang
terapung atau melekat pada
bebatuan, memiliki
gelembung.
 Perkembangbiakan dengan
fragmentasi dan hidup di
lautan tropika. Fucus melekat
pada bebatuan, memiliki
gelembung, berkembangbiak
dengan fragmentasi talus,
hidup di semua lautan. fucus
Peranan Phaeophyta bagi Manusia

1.) - Garam–garam yang dapat larut dalam air, khususnya garam-


garam natrium dari asam alginate digunakan dalam industri tekstil
sebab dapat menghaluskan dan membuat bahan menjadi lebih baik.

- Garam-garam alkali dapat juga digunakan sebagai pengental bahan


untuk pewarnaan di industri percetakan, sebagai penguat dan perekat
benang-benang yang digunakan untuk tenun, sebagai bahan perekat di
industri briket khususnya yang terbuat dari batubara atau liginit.

2.) Sebagai penstabil yang dapat memberikan kelembutan pada kulit


dan tekstur es krim serta mencegah terbentuknya kristal yang kasar
3.) Alginate memiliki afinitas (daya ikat) yang tinggi
terhadap logam berat dan unsur-unsur radioaktif. Oleh
karena alginat tidak dapat dicerna, maka konsumsi
alginat sangat membantu membersihkan polusi logam
berat dan unsur radioaktif yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan yang terkontaminasi.

4.) Sargassum sp. telah dimanfaatkan sebagai


antikolesterol, biofuel, biofertilizer, antibakteri,
antitumor), antikanker, antifouling, antivirus, dan krim
kosmetik.
Bentuk & Reproduksi
Struktur Thallus
• Vegetatif
Filamen bercabang
sederhana (Ectocarpus) • Aseksual (zoospora, aplanospora)
kompleks (Sargassum, • Spora dibentuk dlm
Laminaria, Macrocystis)
Struktur Thalus sporangium yang
•Isomorfik uniselluler sporangia unilokuler
(Ectocarpus, Dictyota,
Padina) Multiselulersporangia plurilokuler
•Heteromorfik • Seksual (isogami, anisogami,
(Sargassum, Fucus
Laminaria) oogami)
• Pembelahan sel dapat berubah dengan
pertambahan umur
• Alat reproduksi yang unilokuler : 1 sel inti
membelah & 1 sel ini menjadi Uninucleat
• Alat reproduksi yang Plurilokuler : tdd banyak
sel semua sel dapat membentuk sel reproduksi
• Bagian tubuh dengan plastida
• Zoospora Biflagelat (letak lateral)
• Struktur Unilokukler (zoosporangium)
• Struktur Plurilokuler (Zoospora & gamet)
Dasar klasifikasi: tipe siklus hidup,
struktur vegetatif.

• tipe isomorfik (gol Isogeneratae)


• Dictyotales (Dictyota, Padina)
• Ectocarpales
• Cutleriales
• tipe heteromorfik (gol heterogeneratae)
• Punctariales,
• Laminariales (Laminaria, Macrocystis)
• Tipe diplontik (gol Cyclosporae)
• Fucales (Fucus, Sargassum, Turbinaria)
Thallus sederhana, isomorfik

Ectocarpus Padina Dictyota


Kompleks

Sargassum Turbinaria
PERKEMBANGAN SPORANGIA UNILOKULER

• Dimulai membesarnya sel terminal dari cabang yang


pendek inti tunggal => pembelahan meiosis
=>pembelahan mitosis inti anakan membelah => 32-64
inti
• Pembelahan inti berhenti => terjadi celah yang
membagi protoplast dengan 1 inti.
• Masing-masing protoplast mengalami metamorfose =>
zoospora, zoospora keluar melalui lubang kecil =>
sporangia baru terbentuk di sebelah dalam dinding lama
• PERKEMBANGAN SPORANGIUM PLURILOKULER

• SP (spora netral ) ---- dari sel terminal pendek


• Pembelahan transversal berulang => 6-12 sel pembelahan
vertikal dari deretan sel bagian tengah pembelahan
selanjutnya transversal dan vertikal => terbentuk sel-sel
• Bentuk kubus letak teratur dalam 20-40 deretan transversal
(E)
• Protoplast mengalami metamorfose => zoospora ( spora
netral)
• Flagel 2 (2n) => berkecambah => thallus (2n) =>
sporangia unikoluler dan plurilokuler
Perkembangbiakan secara gametik,
gametangium dimiliki oleh sporangium yang
plurilokuler.

Gamet akan membentuk zoogamet dengan cara:


• Isogami yaitu gamet yang bentuk dan ukurannya
sama (belum dapat dibedakan mana jantan dan
mana betina).
Contoh: ulva
• Anisogami: gamet yang bentuk dan ukurannya
tidak sama
(gamet betina memiliki ukuran besar dan
gamet jantan memiliki ukuran kecil).
Contoh: codium

• Oogami: jenis anisogami dengan gamet jantan


yang aktif.
Contoh: volvox
Peranan Phaeophyta
Adapun peranan ganggang coklat dalam
kehidupan yaitu:
• Ganggang coklat dapat dimanfaatkan
dalam industri makanan
• Phaeophyta sebagai sumber alginat
banyak dimanfaatkan dalam dunia
industri tekstil untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas bahan industri, .
• kalsium alginat digunakan dalam pembuatan
obat-obatan
• senyawa alginat juga banyak digunakan dalam
produk susu dan makanan yang dibekukan
untuk mencegah pembentukan kristal es
• Dalam industri farmasi, alginat digunakan
sebagai bahan pembuat bahan biomaterial
untuk teknik pengobatan.
• Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena
mengandung bahan-bahan mineral seprti potasium dan
hormon seperti auxin dan sitokinin yang dapat
meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh,
berbunga dan berbuah.
• Macrocystis Pyrifera menghasilkan iodine (unsur yang
dapat digunakan untuk mencegah penyakit gondok
• Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam
alginat.
• Alginat biasanya digunakan sebagai pengental pada
produk makanan (sirup, salad, keju, eskrim) serta
pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet
antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan
(lotion, krim wajah)
• Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk
hewan ternak karena kaya komponen Na, P, N, Ca.

Anda mungkin juga menyukai