Anda di halaman 1dari 6

A.

Morfologi
Kelenjar ini merupakan struktur majemuk yang terdiri atas suatu korteks pada bagian luar
dan medula pada bagian dalam. Kelenjar adrenal manusia merupakan benda pipih
yang terletak di dalam jaringan retropenial sepanjang ujung kranial ginjal, yang juga
disebut sebagai kelenjar suprarenalis. Masing-masing mempunyai berat kira-kira 4 gram,
tinggi 15 cm, lebar 2,5 cm pada bagian dasarnya dan tebal 1 cm. Sisi kiri lebih pipih dari
pada sisi kanan dan lebih berbentuk bulan sabit.

B. Pembentukan Hormon
Hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal

1. Hormon medular, disekresikan oleh sel-sel kromafin medulla adrenal untuk


merespons stimulus preganglionic simpatis. Hormone ini meliputi katekolamin,
epinefrin (80%) dan norepinefrin (20%).

 Epinefrin : hormon epinefrin dihasilkan di lapisan adrenal dalam atau medula.


Hormon adrenalin bekerja sama dengan hormon kortisol dan noradrenalin dalam
mengatur reaksi tubuh terhadap stres. Hormon ini membuat detak jantung kita
lebih cepat, aliran darah menjadi meningkat, dan merangsang tubuh untuk
melepaskan gula menjadi energi.
 Norepinefrin : Norepinefrin (NE) adalah kimia organik dalam kelompok
katekolamin yang di dalam otak dan tubuh berfungsi sebagai hormon dan
neurotransmitter. Di otak, norepinefrin dihasilkan nukleus. Nukleus yang paling
penting adalah locus coeruleus, terletak di pons. Di luar otak, noradrenalin ini
digunakan sebagai neurotransmitter oleh ganglia simpatis yang terletak di dekat
sumsum tulang belakang atau di abdomen. Noradrenalin ini juga dilepaskan
langsung ke aliran darah oleh kelenjar adrenal. Noradrenalin di sini bertindak pada
sel target dengan cara mengikat dan mengaktifkan reseptor noradrenergik yang
terletak pada permukaan sel. Secara umum fungsi dari norepinefrin adalah untuk
memobilisasi otak dan tubuh untuk bertindak. Pelepasan noradrenalin terendah
terjadi pada saat tidur, yang kemudian naik selama terjaga, dan mencapai tingkat
yang jauh lebih tinggi selama situasi stres atau bahaya.
2. Hormone kortikal adrenal. Korteks adrenal menghasilkan tiga jenis utama hormon
steroid : mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen. Produksi hormon steroid
disebut steroidogenesis, dan melibatkan sejumlah reaksi dan proses yang berlangsung
di sel kortikal. Medula menghasilkan katekolamin, yang berfungsi untuk
menghasilkan respons cepat ke seluruh tubuh dalam situasi stress.
 Mineralokortikoid : diproduksi di zona glomerulosa membantu pengaturan
tekanan darah dan keseimbangan elektrolit .
 Kortisol glukokortikoid dan kortison disintesis di zona fasciculata; fungsinya
meliputi pengaturan metabolisme dan penekanan sistem kekebalan.
 Androgen atau Gonadokortoid : dihasilkan di lapisan paling dalam dari korteks,
zona retikularis. Androgen yang dihasilkan diubah menjadi hormon seks yang
berfungsi penuh di dalam gonad.dan organ target lainnya.

YANG DI PPT : Kelenjar adrenal juga menghasilkan hormon kortisol, noradrenalin,


dan

aldosteron. Berikut pembahasannya:

1. Hormon kortisol

Hormon kortisol atau hormon stres dihasilkan di lapisan adrenal luar (korteks).

Kortisol berperan dalam mengendalikan reaksi kita terhadap stres. Kortisol juga

berperan dalam kontrol metabolisme, gula darah, dan tekanan darah.


2. Hormon aldosteron

Hormon aldosteron juga dihasilkan di lapisan adrenal luar. Hormon ini memainkan

peran dalam pengendalian tekanan darah dengan memelihara keseimbangan kalium

dan natrium dalam tubuh.

3. Hormon adrenalin

Disebut juga hormon epinefrin, hormon adrenalin dihasilkan di lapisan adrenal

dalam atau medula. Hormon adrenalin bekerja sama dengan hormon kortisol dan

noradrenalin dalam mengatur reaksi tubuh terhadap stres. Hormon ini membuat

detak jantung kita lebih cepat, aliran darah menjadi meningkat, dan merangsang

tubuh untuk melepaskan gula menjadi energi.

4. Hormon noradrenalin

Hormon noradrenalin disebut juga dengan hormon norepinefrin. Hormon ini

bekerja sama dengan hormon kortisol dan adrenal dalam mengatur reaksi tubuh

terhadap kondisi stres. Hormon ini juga memengaruhi cara otak memperhatikan dan

merespons berbagai peristiwa, seperti peningkatan detak jantung, memicu

pelepasan glukosa ke dalam darah, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

C. Fungsi Kelenjar
Kerja kelenjar adrenal di dalam tubuh diatur oleh organ lain, salah satunya kelenjar pituitari
di otak. Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian utama, yaitu korteks adrenal (bagian luar)
dan medula adrenal (bagian dalam). Korteks adrenal bertanggung jawab dalam memproduksi
tiga jenis hormon, yaitu aldosteron yang mengatur elektrolit dalam tubuh dan tekanan darah,
kortisol yang mengontrol kadar gula darah dan metabolisme, dan gonadokortikoid yang
mengatur hormon seks. Jika korteks adrenal berhenti berfungsi, maka proses metabolisme di
dalam tubuh pun akan terhenti dan mengakibatkan munculnya penyakit.

Sedangkan, medula adrenal berperan dalam mengeluarkan hormon epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradenalin) pada saat stres. Kedua hormon ini memiliki fungsi yang serupa,
yaitu bertugas meningkatkan aliran darah ke otot, merangsang jantung berdetak lebih cepat,
mempersiapkan tubuh menghadapi keadaan darurat, memicu pelepasan gula darah,
meningkatkan kewaspadaan pikiran dan mengirimkan sinyal antara sel-sel saraf di otak.
Sementara itu, hormon norepinefrin secara klinis biasanya dipakai untuk meningkatkan aliran
dan tekanan darah ketika tekanan darah dalam tubuh berada jauh di bawah normal (syok).

Bila hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal terlalu banyak ataupun terlalu sedikit,
tubuh bisa menjadi sakit. Gangguan fungsi kelenjar adrenal dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti kelainan genetik, gangguan system kekebalan tubuh, infeksi, tumor, dan
perdarahan.

Melalui sekresi hormon-hormon yang diproduksinya, kelenjar adrenal memegang beberapa


fungsi penting dalam tubuh. Adapun fungsi kelenjar adrenal yaitu:

➢ Mensekresikan berbagai hormon yang sangat peting untuk menjaga keseimbangan tubuh.

➢ Mengatur kadar natrium dan keseimbangan cairan tubuh melalui hormone


mineralokortikoid

➢ Meningkatkan glukosa dalam darah dan mengurangi inflamasi melalui hormon


glukokortikoid

➢ Membantu perkembangan organ seksual dan pembentukan ciri seksual melalui hormon
gonadokortikoid

➢ Mengatur denyut jantung, lajur pernapasan, ukuran pupil, tekanan darah dan beberapa hal
lain yang berhubungan dengan saraf simpatis melalui hormon epinefrin dan norepinefrin.

D. Kendali dan Kelainan


Kendali sekresi

Hormon glukokortikoid

Kendali sekresi glukokortikoid adalah melalui kerja ACTH dalam mekanisme umpan balik
negatif. Stimulus utama dari ACTH adalah semua jenis stres fisik atau emosional.

- Stres (misalnya, trauma, infeksi, atau kerusakan jaringan) akan memicu impuls saraf
ke hipotalamus
- Hipotalamus kemudian mensekresi hormon pelepas kortikotropin (corticot ropin-
releasing hormon = CRH), yang melewati sistem portal hipotalamus-hipofisis menuju
kelenjar pituitari anterior, yang melepas ACTH.

- ACTH bersirkulasi dalam darah menuju kelenjar adrenal dan mengeluarkan sekresi
glukokortikoid Kelenjar Pankreas, Pineal Dan Timus

Hormon mineralokotikoid

Sekresi aldosteron diatur oleh kadar natrium darah, terutama oleh mekanisne renin
angiotensin.

Kelainan sekresi

• Sindrom Cushing

Sindrom Cushing terjadi ketika tubuh kelebihan hormon kortisol dalam waktu yang lama.
Kondisi ini umumnya sering dialami wanita dan mereka yang berusia 25-40 tahun. Gejala
yang ditimbulkan dari sindrom Cushing antara lain kenaikan berat badan, wajah sembab dan
kemerahan, berjerawat, tubuh terasa sangat lelah, otot melemah, serta meningkatknya tekanan
darah dan kadar gula darah. Bila menyerang anak-anak, sindrom Cushing dapat
menyebabkan obesitas dan pertumbuhan yang terhambat.

• Penyakit Addison

Penyakit Addison dapat terjadi ketika kelenjar adrenal mengalami kerusakan, sehingga
membuat tubuh kekurangan hormon kortisol. Wanita dan orang berusia 30-50 tahun rentan
terkena penyakit ini. Penyakit Addison menimbulkan gejala berupa tubuh merasa kelelahan,
kehilangan nafsu makan, berat badan menurun, otot melemah, bad mood, merasa sering haus,
pusing, pingsan, kram, bibir atau gusi menjadi kehitaman.

• Pheochromocytoma

Penyakit pheochromocytoma merupakan tumor jinak yang berkembang di kelenjar adrenal.


Biasanya kondisi ini dapat memengaruhi salah satu ataupun kedua kelenjar adrenal. Penyakit
pheochromocytoma bisa terjadi pada semua kelompok usia, namun paling banyak dialami
pada usia 20-50 tahun. Gejala yang ditimbulkan dari kondisi ini, antara lain sakit kepala,
tremor, sesak napas, berkeringat secara berlebih, serta tekanan darah tinggi.

• Hipoplasia adrenal kongenital


Merupakan penyakit bawaan lahir akibat kelainan genetik yang menyebabkan kelenjar
adrenal tidak berfungsi dengan baik, sehingga memengaruhi hormon yang diproduksi.
Penyakit ini lebih banyak diderita oleh laki-laki, dan gejalanya dapat muncul sejak lahir.
Namun beberapa kasus, baru terdeteksi saat penderitanya sudah berusia lebih tua. Pada bayi,
kondisi ini dapat menimbulkan gangguan elektrolit, dehidrasi, tekanan darah rendah, gula
darah rendah, serta kelainan pada organ seksual

Anda mungkin juga menyukai