Copyright © 2018
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Atas mata pelajaran Seni Budaya. Modul ini merupakan dokumen
wajib untuk pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak
lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu.
Kami menyadari bahwa modul ini masih memiliki kekurangan. Masukan, saran,
dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk
penyempurnaan modul ini di masa mendatang. Terima kasih yang sebesar-
besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
terwujudnya modul ini. Semoga Program Pengembangan Keprofesian
SAMBUTAN.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi .......................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup.............................................................................................. 4
E. Cara Penggunaan Modul .............................................................................. 6
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ........................................................................ 15
TEORI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN ........................................... 15
A. Tujuan......................................................................................................... 15
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi .................................... 15
C. Uraian Materi .............................................................................................. 16
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................... 52
E. Latihan / Kasus / Tugas .............................................................................. 54
F. Rangkuman ................................................................................................ 54
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 55
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus......................................................... 56
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ........................................................................ 57
SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA BARAT DAN TIMUR ...................... 57
A. Tujuan......................................................................................................... 57
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi .................................... 57
C. Uraian Materi .............................................................................................. 58
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................... 87
E. Latihan / Kasus / Tugas .............................................................................. 90
F. Rangkuman ................................................................................................ 90
A. Latar Belakang
Modul ‗Wawasan Seni Rupa Barat dan Seni Rupa Timur‘ ini merupakan
bagian dari keseluruhan modul belajar seni rupa. Modul ini bersifat teori, oleh
karenanya berisi kajian tentang karya seni rupa. Kajian adalah suatu
pembahasan tentang isi, prinsip, konsep dan gagasan. Selanjutnya jika
dikaitkan dengan pengetahuan tentang kajian seni rupa Barat dan seni rupa
Timur dapat diartikan suatu pembahasan tentang isi, prinsip, konsep dan
gagasan seni rupa di dunia Barat dan di Dunia Timur.
Dalam perkembangannya, seni rupa Barat dan Timur pada saat ini sulit
dideteksi isi, prinsip, konsep maupun gagasannya, karena telah terjadi saling
bertukar pengaruh, dan berkembang. Sebagai suatu karya seni rupa,
kemungkinan bentuk akan selalu berkembang karena sifat kreativitas dan
ekspresi yang selalu berdekatan dengan situasi dan jamannya. Pembahasan
Seni Rupa Barat dan Timur melalui bahasan sejarah perkembangan ide,
konsep penciptaan yang ditelusuri melalui ujud karya Seni Rupa.
Pembahasan dengan menggunakan komparasi: membandingkan, mengulas
ciri khas dan karakter, dari sudut pandang:
1. Perbedaan cara menciptakan karya seni, latar belakang penciptaan
karya seni Barat dan Timur, termasuk di dalamnya adalah unsur-unsur
yang mempengaruhi penciptaan karya seni rupa serta ide yang
mendaari penciptaan karya seni.
2. Bentuk-bentuk karya seni rupa di lihat dari beberapa aspek, diantaranya:
aspek teknik, berupa desain atau prinsip penyusunan, aspek objek
berkarya seni serta aspek warna .
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran 1
Teori dan prinsip-prinsip pembelajaran
a. mengidentifikasi macam-macam teori pembelajaran dengan
memperhatikan
b. menguraikan kelebihan dan kekurangan teori pembelajaran
c. menjabarkan prinsip-prinsip pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 2
Sejarah perkembangan seni rupa Barat dan Timur
a. perkembangan seni rupa Barat dan Timur
b. seni rupa Barat dan seni rupa Timur.
c. periodesasi penciptaan karya seni.
Kegiatan Pembelajaran 3
Perkembangan seni rupa Timur dan Islam
a. memahami pandangan hidup orang Timur dalam karya seni rupa
b. mengidenifikasi kesenian india
c. mengidenifikasi masa awal karya seni rupa Cina
d. mengidenifikasi kesenian Mesir
Kegiatan Pembelajaran 4
Perkembangan seni rupa Barat
a. Prasejarah Seni Rupa Barat
b. Perkembangan Seni Rupa di Eropa Masa Abad Pertengahan
c. Masa Gotik
d. Jaman Kejayaan Renaisance
e. Neoklassikalisme menuju Realisme
f. Modernisme dan Postomodernisme
Lingkup wawasan seni rupa berupa teori penciptaan, seperti: ide dan
gagagsan penciptaan karya seni yang dilakukan oleh seniman maupun
masyarakat. Pengertian teori, dalam hal ini adalah wawasan keteknikan
atau teori yang mendasari teknik penciptaan maupun teori untuk
menggugah ide dan gagasan. Wawasan seni rupa Barat dan seni rupa
Timur. Atau dengan kata lain, teori tentang wawasan seni rupa Barat dan
seni rupa Timur berupa informasi tentang penciptaan dan sejarah maupun
latar belakangnya serta gambaran-gambaran karya secara periodik
berdasarkan dasar pemikiran dan teknik penciptaan karya seni rupa. Untuk
itu pembahasan bentuk suatu karya seni rupa akan disertai dengan
pembahasan sejarah perkembangan ide yang diungkapkan melalui aliran
seni, dan gaya seni sebagai langgam lukisan.
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B yang
berisi materi pedagogi tentang teori dan peinsip-prinsip pembelajaran
dan materi profesional tentang wawasan seni rupa Barat dan Timur
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning
A. Tujuan
1. Teori Pembelajaran
Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran secara umum
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional,
lingkungan dan pengaruh pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan,
atau membuat perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan
pandangan dunia. Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang
terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi
merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk
menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga
membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
2) Jean Piaget
Menurut Piaget proses belajar sebenarnya terdiri atas tiga
tahapan, yaitu:
a) Asimilasi: proses pengintegrasian informasi baru ke struktur
kognitif yang sudah ada.
b) Akomodasi: proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam
situasi baru.
c) Equilibrasi: penyesuaian yang berkesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi.
3) Ausubel
Menurut Ausubel peserta didik akan belajar dengan baik jika isi
pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan
baik dan tepat kepada peserta didik (advanced organizer). Dengan
demikian, akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar
peserta didik. Advanced Organizer adalah konsep atau informasi
umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari
oleh peserta didik. Advanced Organizer memberikan tiga manfaat
yaitu, (a) menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi
yang akan dipelajari, (b) berfungsi sebagai jembatan yang
menghubungkan antara yang sedang dipelajari dan yang akan
dipelajari, (c) dapat membantu peserta didik untuk memahami
bahan belajar secara lebih mudah. Bedasarkan konsepsi dari
Ausubel yang dikembangkan oleh para pakar teori kognitif
dibentuk suatu model yang eksplisit yaitu disebut dengan
skemata. Di mana pertama, skemata mempunyai fungsi untuk
menggambarkan atau mempresentasikan organisasi
pengetahuan, kedua, adalah sebagai tempat untuk mengkaitkan
atau mencantolkan pengetahuan baru.
Kelebihan kognitivistik:
a) menjadikan peserta didik lebih kreatif dan mandiri.
b) membantu peserta didik memahami bahan belajar secara
lebih mudah.
d) Penguatan positif
Penguatan posistif dilakukan dengan memberikan penguatan
sesegera mungkin setelah suatu tingkah laku
muncul. Misalnya seorang peserta didik yang dapat
menjawab pertanyaan guru maka pada saat itu juga guru
segera memberikan pujian.
f) Penghapusan
Penghapusan dilakukan dengan cara tidak melakukan
penguatan sama sekali atau tidak memprediksi respon yang
akan muncul pada seseorang. Misalnya peserta didik yang
berbicara lucu dengan maksud memancing teman-temannya
bergurau agar suasana kelas menjadi gaduh, tidak diberikan
sapaan oleh guru bahkan guru tidak menghiraukannya. Denga
demikian, peserta didik yang bersangkutan akan merasa
bahwa apa yang dilakukannya tidak berkenan di hati
gurunya sehingga dia tidak akan melakukannya lagi.
g) Percontohan (modeling)
Percontohan adalah perilaku atau respon individu yang
dilakukan dengan mencontoh tingkah laku orang
lain. Contohnya: seorang peserta didik berusaha berbicara
dengan suara keras, tidak terges-gesa, sistematis, dan mudah
dipahami karena dia meniru guru IPA yang selalu
menunjukkan perilaku seperti itu pada saat mengajar. Oleh
karena itu seorang guru harus mampu menunjukkan tutur
kata, sikap, kemampuan, kecerdasan dan tingkah laku yang
dapat dicontoh oleh peserta didik.
h) Token ekonomi
Token ekonomi adalah memberikan gambaran terhadap
sesuatu yang memiliki nilai ekonomi ketika seseorang telah
mampu menunjukkan respon atau tingkah laku yang positif
sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya guru memberi
hadiah buku novel yang bagus kepada seorang peserta didik.
2) Teori Gagne
Robert Gagne lahir tahun 1916 di North Andover. Beliau
mendapatkan gelar A.B. pada Yale tahun 1937 dan pada tahun
1940 mendapat gelar Ph.D. Ada beberapa hal yang
melandasi pandangan Gagne tentang belajar. Menurutnya
belajar bukan merupakan proses tunggal melainkan proses luas
yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku,
dimana tingkah laku itu merupakan proses komulatif dari belajar.
Artinya banyak keterampilan yang dipelajari memberikan
sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Menurut
Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang
diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga
e. Teori-teori kognitif
1) Pemrosesan informasi
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar
yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan
kembali pengetahuan dari otak. Teori ini menjelaskan bagaimana
seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat
dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, perlu menerapkan
suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua
informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
Pemrosesan informasi menyatakan bahwa peserta didik mengolah
informasi, memonitoringnya, dan menyusun strategi berkenaaan
dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses
memori dan berfikir (thinking). Peserta didik secara bertahap
mengembangkan kapasitas untuk mengembangkan untuk
memproses informasi, dan secara bertahap pula mereka biasa
mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.
Pemrosesan informasi pada awalnya menggunakan sistem
komputer sebagai analog. Penggunaan sistem komputer sebagai
analog cara manusia memproses, menyimpan dan mengingat
kembali informasi sesungguhnya kurang tepat karena terlalu
menyederhpeserta didikan manusia. Cara manusia memproses
informasi sesungguhnya lebih kompleks dibandingkan dengan
komputer.
2) Metakognisi
Metakognisi adalah suatu kemampuan individu berdiri di luar
kepalanya dan berusaha merenungkan cara dia berfikir atau
merenungkan proses kognitif yang dilakukan. Pengetahuan
metakognisi melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada pikiran
seseorang pada saat sekarang. Aktivitas metakognisi terjadi pada
saat peserta didik secara sadar menyesuaikan dan mengelola
strategi pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan
memikirkan sesuatu tujuan.
f. Teori Humanistik
Teori belajar sosial (humanistik) diperkenalkan oleh Albert Bandura
(1977--1986) yang menjelaskan tentang pengaruh penguatan dari luar
diri atau lingkungan seorang peserta didik. Aktivitas kognitif dalam diri
peserta didik (kemampuan) belajar siswa dilalui dengan cara
―modelling‖ atau mencontoh perilaku orang lain. Teori ini
mementingkan pilihan pribadi, kreativitas, dan aktualisasi dari setiap
individu yang belajar. Bandura mengemukakan ada 6 (enam) prinsip
yang mendasar dalam menerapkan teori belajar humanistik, yaitu (1)
menyatakan perilaku, (2) kemampuan membuat atau memahami
simbol/tanda/lambang, (3) kemampuan berpikir ke depan, (4)
kemampuan untuk seolah-olah mengalami sendiri apa yang dialami
orang lain, (5 kemampuan mengatur diri sendiri dan (6) kemampuan
untuk berefleksi.
Menurut teori ini ciri-ciri guru yang baik adalah yang memiliki rasa
humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan
peserta didik dengan mudah dan wajar. Mampu mengatur ruang kelas
lebih terbuka dan mampu menyesuaikannya pada perubahan.
Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa
humor yang rendah, mudah menjadi tidak sabar, suka melukai
perasaan peserta didik dengan komentar yang menyakitkan, bertindak
agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.
b. Keaktifan
Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar.
Pengalaman tersebut diperoleh apabila peserta didik mempunyai
keaktifan untuk bereaksi terhadap lingkungannya. Apabila seorang
anak ingin memecahkan suatu persoalan dia harus dapat berpikir
sistematis atau menurut langkah-langkah tertentu, termasuk dia
menginginkan suatu keterampilan tentunya harus pula dapat
menggerakan otot-ototnya untuk mencapainya.
c. Keterlibatan langsung
Prinsip keterlibatan langsung merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran. Pembelajaran sebagai aktifitas mengajar dan belajar,
maka guru harus terlibat langsung begitu juga peserta didik. Prinsip
keterlibatan langsung ini mencakup keterlibatan langsung secara fisik
maupun non fisik. Prinsip ini diarahkan agar peserta didik merasa
dirinya penting dan berharga dalam kelas sehingga dia bisa menikmati
jalannya pembelajaran.
d. Pengulangan
Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan
yang barangkali paling tua seperti yang dikemukakan oleh teori
psikologi daya. Menurut teori ini bahwa belajar adalah melihat daya-
daya yang ada pada manusia yang terdiri dari daya mengamat,
e. Proses individual
Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah pada saat
ini masih cenderung berlangsung secara klasikal yang artinya seorang
f. Tantangan
Prinsip pembelajaran yang berupa tantangan, peserta didik tidak
merasa tertantang bila hanya sekedar disuapi sehingga dirinya tinggal
menelan apa yang diberikan oleh guru. Sebab, tanpa tantangan
peserta didik merasa masa bodoh dan kurang kreatif sehingga tidak
berkesan materi yang diterimanya. Agar pada diri peserta didik timbul
motivasi yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka
materi pembelajaran juga harus menantang sehingga peserta didik
bergairah untuk mengatasinya.
Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran dengan salah satu prinsip
konsep contextual teaching and learning yaitu inkuiri. Di mana
dijelaskan bahwa inkuiri merupakan proses pembelajaran yang
Apabila peserta didik memperoleh nilai yang baik dalam ulangan tentu
dia akan belajar bersungguh-sungguh untuk memperoleh nilai yang
lebih baik untuk selanjutnya. Karena nilai yang baik itu merupakan
penguatan yang positif sebaliknya, bila peserta didik memperoleh nilai
yang kurang baik tentu dia merasa takut tidak naik kelas, dia
terdorong pula untuk lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif
yang berarti bahwa peserta didik mencoba menghindar dari peristiwa
yang tidak menyenangkan.
1.
2.
3.
4.
5.
6. Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 1.1 ini Anda
kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam
kegiatan diklat tatap muka In-On-In, Lembar Kerja 1.1 Anda kerjakan
pada saat in service learning 1 (In-1) dengan dipandu oleh faslitator.
2.
3.
4.
5.
.
6.
7.
8.
F. Rangkuman
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan peserta didik,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidaklah semudah yang dikira,
dalam prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana
yang dapat menunjang, seperti: lingkungan peserta didik, kondisi psikologi
peserta didik, perbedaan tingkat kecerdasan peserta didik. Semua unsur ini
Ada pada materi pembelajaran 1: bagian teori menurut ahli, kelebihan dan
kelemahan dari masing-masing teori.
A. Tujuan
Istilah ini berkembang untuk aliran berpikir atau berpaham (isme) Barat
dan Timur. Dunia Timur sebagai tujuan perjalanan mencari nafkah bagi
orang Barat ini dijadikan objek budaya, ideologi serta kesenian. Mereka
mempunyai kesenian dengan ciri yang berbeda, seperti karya seni rupa,
musik, tari, serta karya seni terapan seperti baju (fashion) serta asesori
maupun karya bangunan (arsitektur). Dalam peta tersebut, sesuai
dengan bilangan wilayah terdapat istilah: Timur Dekat, Timur Tengah dan
Timur Jauh.
Dunia Timur dengan khasnya, memberikan daya tarik bagi orang Barat
untuk menyelidiki proses sosial dan produk sosial yang termuat dalam
pesan berkarya seni. Kedatangan orang Barat ke Timur ini dapat
dikatakan mencari inspirasi yang dapat menguntungkan kehidupannya,
seperti perdagangan rempah-rempah, penyebaran agama, serta
penyelidikan tentang seni dan latar belakang penciptaannya. Proses
komunikasi dan interaksi Barat dan Timur pada saat ini sudah tidak
kelihatan seperti pada masa yang lalu. Oleh karenanya, untuk membahas
karakteristik seni rupa antara dunia Barat dan dunia Timur berangkat dari
masa lalu dan diimplementasikan ke masa sekarang agar mempunyai
gambaran perkembangan seni rupa pada saat itu dan sekarang.
Pemahaman karakter ini dengan menunjukkan karya yang bersifat kasat
Perlu diketahui bahwa referensi tentang seni rupa Timur dalam beberapa
kepustakaan kurang lengkap dan terperinci, sebab para penulis berasal
dari kalangan akademisi Barat sering mengutamakan bentuk dari pada
makna. Pemberian makna yang diberikan untuk mengulas seni rupa
Timur masih pada tataran fisik, artinya yang tampak dan merupakan
gejala bentuk dan warna yang dikaitkan dengan tujuan penciptaan.
Seorang sarjana Barat yang berasal dari Timur Tengah namun bertempat
tinggal di Amerika memberikan ulasan tentang penulisan Seni Rupa
Timur ini dengan istilah Orientalism. Dalam kata sederhana orientalisme
berasal kata orient yang berari Timur. Dalam kesederhanaan kata
orientalisme berarti Timur yang di timurkan. Hal berangkat dari logika
bahwa posisi dunia Timur tersebut jauh dari benua Eropa, atau posisi
daerah yang berada di sebelah Timur benua Eropa. Benua Timur ini
termasuk Asia kecil meliputi India, Persia, Turki, Arab jaman dahulu, serta
daratan Cina, Jepang dan Indonesia. Daerah ini terletak sebelah Timur
Inggris, Belanda serta Eropa lainnya.
Dunia Barat dan dunia Timur yang dijadikan istilah dalam modul ini
menjadi semacam rujukan tentang ciri khas, baik orang, perilaku
maupun karyanya. Dalam istilah berkesenian (mencipta karya seni),
istilah ini merujuk pada cara berpikir seniman, cara perperilaku
seniman, cara berkomunikasi seniman, ide penciptaan, gaya, aliran
serta ujud dalam karya seni sebenarnya termasuk seni rupa, tari,
musik, drama atau teater maupun aksesori yang melekat pada tubuh
seseorang. Ciri khas ini kemudia digunakan untuk mengidentifikasi
Catatan kecil
Uraian materi pembelajaran tentang seni rupa Barat dan
seni rupa Timur secara keseluruhan telah selesai terdapat
beberapa istilah penting yang muncul dan sering disebut,
padahal pengertiannya kadang berbeda ketika memberi
contoh bentuk maupun ide penciptaan, maka untuk
memahami lebih lanjut dapat dilakukan dengan memahami
pengertian dasar dan pengembangannya. Silahkan
menyimak kata dan kalimat khas yang sering muncul dalam
pembahasan di atas maupun selanjutnya.
Objektivikasi visualisasi
Istilah Barat dan Timur secara implisit telah diuraikan di atas, keduanya
mempunyai karakter khas. Karakteristik seni ini dapat dilihat dari ide
Ruh mempunyai sifat kekal tidak hilang atau mati, maka ruh mampu
memberi harapan kehidupan bagi manusia. Idola Dewa sesembahan
berupa idealisme sifat manusia. Hal ini berbeda dengan dewa bangsa
Barat yang diidolakan bentuk manusia sempurna mampu mengubah
alam. Idola dewa bangsa Timur menjadi bersifat simbolik, karena
bentuk tersebut hadir dari prinsip metafisik tentang kehidupan ruh
nenek moyang. Dewa merupakan idealisme dan simbolisme
sempurna seseorang, dalam beberapa patung yang diciptakan
mengacu bentuknya kepada gambaran idealis tentang sifat dan
ketugasan manusia di dunia.
Orang memahami keindahan yang ada dalam karya seni itu berkembang
berdasarkan persepsinya, sesuai dengan era atau jamannya.
Selanjutnya, perbincangan tentang keindahan identik dengan
perbincangan tentang seni dan kesenian karena keindahan merupakan
tujuan utama berkarya seni. Sejak prasejarah (primitif) hingga sekarang
ini tujuan dan latar belakang penciptaan karya seni berkembang
berdasarkan kebutuhan, tujuan hidup dan teknologi. Karya seni pun
mengalami bentuk serta penampilan di ruang pamer berbeda.
Karya manusia tidak serta merta dapat dikatakan seni, karena seni harus
dipersyaratkan dengan ekspresi, ide dan gagasan serta keindahan yang
akan ditonjolkan. Semuanya tidak lepas dari dasar penciptaan yaitu
pemikiran. Seni hadir tidak lepas dari kebutuhan pribadi maupun
lingkungan, karena seni selalu merujuk penikmat atau penonton.
Penonton atau penikmat akan memberi respon berdasarkan hasil akhir
karya seni. Istilah berpikir bukan berarti hanya menggunakan otak namun
terdapat unsur rasa yang mempengaruhi berpikir manusia. Berpikir
menyatu dengan rasa manusia, maka menurut istilah Imanuel Kant,
seorang filsuf yang hidup di jaman pertengahan (abad ke17 sampai
dengan 18) ini menyebutkan akal dan budi manusia. Akal dan budi
tersebut memerlukan otak dan rasa untuk menemukan ide.
D. Aktivitas Pembelajaran
Lembar Kerja 2.
Menganalisis Perkembangan Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur
Tujuan:
Melalui diskusi Saudara diharapkan mampu menganalisis sejarah
perkembangan seni rupa barat dan timur dengan memperhatikan
kemandirian, kedisiplinan, menghargai perbedaan pendapat serta
memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif.
Langkah Kerja:
a. Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat
kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan
berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator.
b. Pelajarilah lembar kerja rencana kerja mengidentifikasi sejarah
perkembangan seni rupa barat dan timur
c. Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang
mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar
pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta.
d. Isilah lembar kerja rencana mengidentifikasi sejarah perkembangan
seni rupa barat dan timur untuk mendapatkan hasil yang optimal,
memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan
teliti.
7. Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 02 ini Saudara
kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam
kegiatan diklat tatap muka In-On-In, Lembar Kerja 02 ini Saudara
kerjakan pada saat on the job training (On) secara mandiri sesuai
langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di
hadapan fasilitator saat in service learning 2 (In-2) sebagai bukti hasil
kerja.
F. Rangkuman
Dunia Barat dan dunia Timur yang dijadikan istilah dalam modul ini menjadi
semacam rujukan tentang ciri khas, baik orang, perilaku maupun karyanya.
Dalam istilah berkesenian (mencipta karya seni), istilah ini merujuk pada
cara berpikir seniman, cara perperilaku seniman, cara berkomunikasi
seniman, ide penciptaan, gaya, aliran serta ujud dalam karya seni
sebenarnya termasuk seni rupa, tari, musik, drama atau teater maupun
aksesori yang melekat pada tubuh seseorang. Ciri khas ini kemudia
digunakan untuk mengidentifikasi karya seni rupa yang murni maupun
fungsional seperti seni pakai. Istilah seni Barat dan Timur dalam modul ini
dibatasi pada seni rupa yaitu lukis, patung, arsitektur (seni bangunan) dan
peralatan. Proses maupun produk seni rupa ini menunjukkan tingkat
perkembangan ide dan teknologi berkarya. Sampai saat ini produk tersebut
sulit dipisahkan secara tegas, karena telah bercampur unsur Barat dan
Timur, bahkan istilah Barat dan Timur oleh sebagian ahli dikatakan tidak
relevan. Alasan utama istilah tersebut dikatakan tidak relevan karena sulit
dideteksi secara tegas dan jelas bentuk, isi serta maknanya.
Modul ini merupakan salah satu sarana ataupun media belajar yang paling
sederhana dan dapat dijadikan sebagai acuan belajar tentang sejarah
perkembangan seni rupa barat dan timur
Materi tentang sejarah perkembangan seni rupa barat dan timur ini dapat
dipahami jika kita banyak melihat, mengenal dan memiliki perbendaharaan
visual karya-karya seni. Selanjutnya perlu banyak membaca referensi
Asia Tenggara, Asia Selatan ctt. Pertanyan dan jawaban ini mendasari
berpikir selanjutnya bahwa bangsa Barat tidak mampu mengungkap isi hati
bangsa Timur.
Tema lukisan untuk rakyat di atas sebagai cikal bakal aliran sosialisme,
akhirnya Courbete dinyatakan sebagai bapak Realisme.
1. Tidak ada, mereka berbeda menafsirkan dan memfungsikan bangunan,
di Mesir bangunan sebagai kubur, dan di India sebagai rumah
pemujaan. Adapun perkembangan akhir terdapat kesamaan fungsi
sebagai makam, yaitu pada masa kejayaan Budha. (ingat Stupa Sanchi
memuat selembar pakaian Sidharta Gautama).
2. Diletakkan pada tiga posisi yaitu di luar piramida, di dalam (tengah
piramida) dan di bawah dengan dengan sarcopaghus).
3. Kehidupan setelah mati sama dengan di dunia maka harta karun juga
diikutkan dalam penguburan
A. Tujuan
Cakupan bahasan seni rupa Timur cukup luas, bertolak dari suatu teori
kesejarahan, materi ini berpusat pada empat daerah penting yang
disebut titik kesuburan kesenian (The four creeds of fertilization) yaitu:
Mesir, Sumeria, India dan Cina. Dijelaskan lebih lanjut daerah ini
merupakan pusat tumbuhnya kesenian lanjutan. Melihat sedemikan
luas bahasan seni rupa Timur, maka untuk memberikan gambaran jelas
akan dibatasi pada materi kebudayaan India dan kebudayaan Islam
sebagai pengaruh yang paling kuat, sedangkan untuk memberikan
wawasan filsafat, bahasan tersebut dikembangkan menuju dua
kebudayaan yang melatarbelakangi kehadiran, yaitu Mesopotamia
Babilonia dan Mesir Kuno.
Gambar 14: Skema Segitiga Kekuatan menjadi pusat perhatian kajian seni
yang berbasis kepercayaan (agama).
Kondisi alam dunia Timur subur, para petani mempunyai sisa waktu
yang banyak; hal ini berbeda dengan keadaan alam di Barat. Petani
terpaksa harus memutar otak dan bekerja keras untuk menghadapi
putaran musim yang cepat. Sisa waktu Orang Timur bekerja di ladang
akan digunakan untuk memikirkan hal-hal yang mistik terhadap alam
tadi, sehingga mereka berkontemplasi tentang konsepsi kehidupan
baru setelah mati atau pasca hidup (life in herafter). Pemikiran terhadap
dunia setelah mati ini akhirnya mucul metakognisi (metacognition) yang
akhirnya menghasilkan simbolisme.
ALAM KEHIDUPAN
PASCA
HIDUP
POLA RASA MANUSIA
(KEPERCAYAAN)
Biomorphic
98 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
diaktualisasikan sebagai rumah ibadat. Akhirnya, karya yang banyak
dibuat adalah seni patung dan seni bangun. Kesemuanya ini akhirnya
memunculkan seni lukis, ornamen atau yang menjadi karya utuh yang
sinkron diantaranya.
2. Kesenian India
a. Tradisi Patung
Bangsa Cina saat itu belum mengenal teknik patung manusia,
patung yang mereka buat masih dengan teknik sederhana. Namun,
telah membuat patung untuk keperluan upacara. Perkembangan
patung menjadi pesat ketika hubungan dengan India semakin erat,
dimana para seniman Cina belajar mematung di daerah, Gandhara
Gupta dan Mathura. Kemudian, bangsa Cina mengembangkan
patung Budha menurut versi Cina dimana wajah India digubah
menjadi ke Cina-an. Misalnya: patung Kwan Jin atau Kwan Im
adalah dewi belas kasihan merupakan penjelmaan Awalokiteswara.
Badan patung ini diciptakan langsing seperti wanita, atribut dan
properti seperti wanita bangsawan.
Keterangan :
1) jambul
2) tanduk berbentuk huruf C
3) ekor, merupakan gambaran keseluruhan
4) simbaran ekor yang juga sebagai bulu ekor
5) rahang bawah
6) kening atau dahi
7) paruh berfungsi sebagai taring
8) jungur hidung, sebagai garis-garis tulang hidung
9) rahang atas berfungsi sebagai belalai
10) gambaran paruh secara utuh
11) mata kaki, atau cakar kaki
e. Lukisan Cina
Tradisi melukis di Cina sejak jajaran Kong Hu Cu, bangsa Cina
beranggapan berseni merupakan perbuatan yang luhur karena
berpahala (Cohn-terjemahan; 1956:272). Untuk memperoleh
kesempurnaan gaya lukis, seniman muda dapat belajar kepada
yang senior dengan mengkopi, namun tidak boleh mencantumkan
nama pelukis. Maka, seni lukis Cina banyak yang anonim. Seni
lukis analog dengan seni sastra, mereka menginterprestasi alam
dalam bahasa rupa dan sastra, sesuai dengan kriteria. Dalam hal ini
seniman harus memenuhi nasehat teknis yang mencerminkan religi
(ajaran agama) atau filasatnya, serta tradisi yang dianut. Tradisi ini
oleh bangsa Cina dikatakan Hsieh Ho, yang berisi:
1) Menangkap irama hidup (batin)
2) Menyatakan sruktur hakiki garis.
3) Harus ada penyerupaan.
4) Memakai warna-warni dan tinta dengan hati-hati
5) Memperhatikan komposisi dan peranan ruang
4. Kesenian Mesir
Mesir atau Mesr adalah nama yang diberikan oleh orang-orang Arab
kepada lembah sungai Nil, waktu mereka pada abad 7 sesudah Masehi
memegang kekuasaan pada daerah ini. Orang Yunani menyebut
Aiguptos atau Egypte. Dari tulisan ini, dapat diketahui, bahwa penduduk
sungai Nil dari Zaman Kuno memberi nama Kemi atau Kemet yang
berarti ―Hitam,‖ karena sebagai tempat tinggal orang Mesir. Kata yang
dipergunakan untuk membedakan lembah sungai berwarna Hitam
dengan gurun berwarna kuning dan merah. Tanah Mesir berada
disepanjang lembah sungai Nil, dekat Elephantine sampai delta di tepi
Laut Tengah. Meskipun hampir tidak pernah hujan, tanah Mesir
merupakan tanah yang sangat subur yang disebabkan oleh banjir
sungai Nil pada setiap tahun yang selalu meninggalkan lumpur subur.
Kondisi istimewa Mesir ini berbentuk seperti daerah panjang namun
sempit, serta letak yang terpisah dari negara lain.
g. Hasil Kesenian
1) Piramida
Alam Mesir bertemperatur tinggi, kadang lebih dari 42 derajat.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya graniet, bazalt, batu kapur,
marmer, dioriet dan lainnya. Batu alam dipergunakan untuk
bangunan: makam raja dan orang terkemuka. Mereka berprinsip
bahwa makam adalah rumah pasca hidup yang bersifat kekal
dan abadi. Untuk itu dibangun tempat sesaji, karena para ahli
waris harus dapat menempatkan dan memberi sesaji, makanan,
minuman, kemenyan. Dibuat juga, ruang penempatan patung
yang meninggal. Biasanya, makam raja merupakan bangunan
kelompok misal, makam raja Chafra merupakan kelompok yang
terdiri :
a) Piramid jasad Firaun, di dataran tinggi barat sungai Nil.
b) Makam raja Joser di Sakkara berbentuk jenjang merupakan
susunan mastaba.
c) Susunan piramida di atas mastaba (bent pyramid), terdapat
di Dahshur.
d) Piramida di Gizeh lambang ben-ben, emblem dari Amon-ra
dewa matahari.
Keterangan:
1. ruang jasad raja
2. ruang jasad permaisuri
3. ruang bawah
4. gang tinggi (besar)
5. gang rangkainya
6. lobang masuk disebelah utara; dari luar tak tampak karena
tertutup batu lapisan luar.
A. = inti dibuat dari balok-balok batu alam yang bertatahan
kasar.
2) Mastaba
Kata mastaba berarti bangku, atau disebut juga sebagai bangku
kematian. Hal ini menunjukkan adanya hubungan fungsi
sarcopagh dengan meja kubur yang merupakan cirri makam
jaman primitif. Mastaba terdiri dari dua bagian :
3) Seni Hias
Dua buah motif ornamen Mesir Kuno yang sering nampak dalam
piramida, karya ini sengaja tidak ditampakkan, karena suatu
kepercayaan bahwa hiasan dibuat untuk raja yang meninggal.
Disamping itu ornamen tersebut diciptakan dalam dua bentuk:
pertama dalam bentuk ornamen gambar atau warna, dan kedua
ornamen relief yang dipahatkan pada dinding piramida sebelah
dalam.
4) Seni Lukis
Lukisan relief makam menggambarkan pengetahuan tentang
kehidupan sehari-hari orang Mesir jaman Kerajaan Kuno.
Lukisan dan Relief tertua didapatkan pada perabot dan palet.
Dinasti ketiga menghasilkan relief atau lukisan yang berusaha
menyederhanakan bentuk. Sebaliknya dari dinasti ke-5 dan 6
sejumlah relief dipahatkan pada mastaba para bangsawan
(yang terkenal makam Ti). Diskusi yang sering muncul adalah
bentuk relief Mesir Kuno tersebut diberi warna sehingga sulit
dibedakan bidangnya. Seni lukis atau relief.
5) Seni Patung
Untuk mengelabuhi, bangunan makam dilengkapi dengan
patung, patung Mesir diciptakan untuk kebutuhan upacara dan
penyembahan. Diantaranya secara tradisi patung yang terdapat
dalam makam dapat disebutkan sebagai berikut:
a) raga; Ka, dilahirkan bersama dengan raga, maka tetap
menjadi satu dengan raga, pada saat meninggal Ka terpisah
dari raga;
b) Ba, ialah jiwa atau ruh. Ba sering digambarkan sebagai
burung berkepala manusia.
h. Kesenian Islam
1) Al Qur‘an dan Hadits sebagai sumber kebudayaan Islam
Kesenian Islam diciptakan oleh para pemeluk agam Islam. Ide
penciptaan kesenian berasal dari ajaran agama Islam kemudian
2) Hasil Kesenian.
Kesenian Islam bersumber dari kepercayaan. Berangkat dari
kebutuhan inilah masjid berkembang. Satu rangkaian dengan
bangun masjid ini muncul seni hias, bentuk kubah atau atap,
menara, pancaran air, mikhrab, maksurah maupun mimbar.
a) Seni bangun masjid:
Masjid yang pertama kali hadir adalah Nabawi di Medinah.
Tata susunnya sederhana, dinding terbuat dari tanah liat
dilengkapi 3 pintu gerbang. Masjid tersebut merupakan
masjid terbuka (tidak beratap) dikelilingi oleh dinding dan di
tengah ada halaman yang dilengkapi pancaran air untuk
wudlu (Sahn el dzjama). Arah sembahyangnya Jerusalem,
maka dinding utara merupakan kiblat. Setelah ada perubahan
arah menghadap kiblat (Mekah), dinding selatan dilengkapi
dengan serambi dan dibuat pula mikhrab. Di depan lengkung
mikhrab agak kesamping diletakkan tempat duduk yang
terbuat dari papan kayu untuk nabi disebut mimbar. Contoh
masjid yang lengkap seperti susunan di atas berada di Fustat
di Mesir. Masjid Amru didirikan pada tahun 642, dinding
bagian dalam masjid Amru dilengkapi serambi, dan atap
c) Seni Mimbar
Mimbar merupakan seni Islami, perkembangan mimbar
dimulai dari tempat sembahyang nabi berupa tumpukan
papan atau balok kayu dan terpisah dengan dinding
bangunan. Kelengkapan mimbar adalah ukiran dan beberapa
diantaranya diberi hiasan atap mirip atap dengan bangunan
induknya, seperti atap lengkung atau ziggurat. Sebagian
besar mimbar tidak dihiasi dengan gambar atau ornamen
makhluk hidup. Hal ini mengikuti anjuran (Hadits Rasullulah,
yang diriwayatkan oleh Buchori Muslim 125) yang
menyatakan larangan menggambarkan makhluk hidup. Dari
aturan ini menjadikan beberapa karya Kesenian Islam tidak
membuat atau menempatkan makhluk hidup dalam
bangunan maupun hiasan.
h) Moristan
Kata lain untuk menyebutkan rumah sakit atau tempat
berobat bagi rombongan kafilah dan para musafir. Pada
suatu ketika tabib tersebut berkumpul pada suatu masjid
halaman dan membuka praktek pengobatan.
j) Madrasah
Madrasah merupakan bangunan belajar (sekolah), kemudian
menyatu dengan masjid, karena pada waktu berdagang para
kafilah tinggal sebentar di halaman masjid sekalian belajar
k) Istana
Seiring dengan perkembangan penyiaran agama Islam,
beberapa seni bangun masjid maju dengan cepatnya. Disisi
lain, ternyata seni bangun Islam tersebut berkembang
menjadi seni bangun secular, seperti beteng, istana, dan
taman. Seni bangun beteng menyatu dengan susunan
kompleks istana, dan taman. Eksterior taman menyatu
dengan kompleks istana sebenarnya bukan hal baru, ide ini
datang dari kesenian sebelumnya dan juga kesenian Kristen
yang dibawa oleh para pengikut Kristen sebelum Islam masuk
wilayah jajahan. Salah satu taman al Hambra, susunannya
menyatu dengan kompleks istana. Taman tersebut dihuni oleh
para harem (isteri) raja yang dilengkapi dengan taman.
l) Kuburan
Seni bangun kubur di dalam kesenian Islam dilengkapi
dengan turbah adalah suatu bangunan yang didirikan di atas
makam (cungkup-bahasa Jawa). Bangunan ini semuanya
merupakan bagian susunan masjid, oleh karenanya
kehadirannya mempunyai pengertian yang bervariasi, seiring
dengan masjid. Namun, lama kelamaan bangunan ini
didirikan terpisah dengan masjid. Karakteristik bangunan ini
nantinya dapat berkembang menjadi maoseleum atau masjid
kuburan seperti makam Taj Mahal dibuat India. Di Kairo
terdapat bangunan turbah yang diperuntukkan sultan dan
para pengikut setia raja; bangunan ini terbuat dari batu
marmer.
3) Seni Hias
a) Ornamen dinding dan keramik
Kesenian di daerah Persia lebih banyak mengkreasikan
masjid sebagai medium ekspresinya. Mulai dari atap, langit-
langit, dinding sampai pada lantai. Karya keramik yang
sebenarnya diperuntukkan perabot rumah tangga diciptakan
untuk dinding, hingga kini menjadi andalan kesenian Islam
pada daerah tertentu.
D. Aktivitas Pembelajaran
7. Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 02 ini Saudara
kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator.
Dalam kegiatan diklat tatap muka In-On-In, Lembar Kerja 3 ini Saudara
kerjakan pada saat on the job training (On) secara mandiri sesuai
langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di
hadapan fasilitator saat in service learning 2 (In-2) sebagai bukti hasil
kerja.
F. Rangkuman
Modul ini merupakan salah satu sarana ataupun media belajar yang paling
sederhana dan dapat dijadikan sebagai acuan belajar tentang
mengidentifikasi perkembangan seni rupa Timur Kesederhanaan modul ini
diharapkan dapat merangsang dan merefleksikan spirit untuk lebih banyak
lagi melakukan latihan-latihan mengidentifikasi perkembangan seni rupa
Timur. Dalam latihan yang dilakukan dengan berbagai media yang paling
sederhana sampai dengan media yang proporsional.
Materi tentang perkembangan seni rupa Timur dapat dipahami jika kita
banyak melihat, mengenal dan memiliki perbendaharaan visual karya-karya
seni. Selanjutnya perlu banyak membaca referensi sejarah seni, teori seni
maupun apresiasi seni. Dalam kegiatan pembelajaran ini hanya berisi
pengetahuan tentang perkembangan seni rupa Timur Dengan demikian
diharapkan setelah melakukan latihan-latihan dan mengerjakan lembar kerja
berdasarkan modul ini, selanjutnya dapat melakukan latihan-latihan
berikutnya dengan cara-cara yang lebih variatif.
Agar hasil pelatihan ini dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap
peningkatan mutu pendidikan, perlu diadakan usaha-usaha nyata pasca
pelatihan yang dituangkan dalam program tindak lanjut dengan kata lain,
program tindak lanjut merupakan bentuk komitmen dari para stakeholder
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam program tindak
lanjut tersebut
Rencana Tindak Lanjut pelatihan adalah setiap upaya atau kegiatan yang
dilakukan oleh peserta diklat setelah kegiatan pelatihan selesai. Rencana
Tindak Lanjut hendaknya dibuat secara spesifik dan realistis sesuai dengan
tanggung jawabnya.
Mohon dicermati pada uraian materi tentang seni rupa timur dan untuk
referensi visual dapat menggunkan sumber belajar lain.
1. Seni bangun, kaligrafi, seni hias, dan ornamen.
2. Jenis karya seni ornamen berkait dengan pelarangan menggambarkan
makhluk hidup sehingga para seniman muslim mencari jalan keluar agar
ekspresi diri tetap terjaga.
3. Menara dari kata menaret atau me-Nur et, Nur adalah sinar illahi, maka
menara adalah tempat untuk munyuarakan sinar ilahi yaitu shlat
bersama di masjid.
4. Persi, atau kesenian India, karena mendapat pengaruh dari daerah
Gujarat-India-Persia.
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Di bawah ini terdapat dua buah patung Yunani Kuno yaitu (gambar 104)
dewa pencipta karya seni, (gambar 103) dewi penata tari. Kedua patung
tersebut mempunyai wajah cerah seperti tersenyum dengan penuh
keramahan. Hal ini berbeda dengan patung di jaman kejayaan India ataupun
Mesir. Patung ini sengaja berpenampilan mirip manusia ideal yang berparas
cakap. Ide pematungan dewa memang berangkat dari kehidupan nyata,
bangsa Barat lebih menekankan kepercayaan yang realistis, sehingga
berbeda dengan kehidupan bangsa Timur yang selalu memikirkan
kehidupan pasca mati. Mereka tidak mau mengenal kehidupan pasca mati
yang dianggap abstrak. Kepercayaan terhadap banyak dewa (polytheism)
digambarkan tidak seperti orang Timur. Dewa-dewa bangsa Barat dibuat
tampak ceria, dan ideal manusia. Dewa orang Timur terasa angker penuh
dengan makna simbolis. Diantara dewa-dewa yang muncul adalah Zeus
sebagai dewa Agung.
Gambar 107: Dewa Pencipta Karya Seni Gambar 108: Dewa Penata Tari
Sumber: Up John, 1958: 66 Sumber: Up John, 1958: 67
Temuan pilar seperti diatas menunjukkan bahwa masa itu telah dikenal
pemerintahan yang sistemik. Pilar yang artistik diikuti dengan bentuk istana
yang megah serta hasil kesenian yang lain. Diantara yang menonjol adalah
relief pada istana Xerxes Persepolis. Bangunan ini diperkirakan sangat luas
yang didalamnya juga tersusun tempat pemujaan para dewa yang mereka
anggap berpengaruh terhadap kehidupannya.
Seni ukir berupa benda seperti patung, yang terbuat dari gading dan
tanduk. Contohnya sebuah hasil ukiran yang melukiskan seekor bison
dengan kepala yang menoleh ke belakang. Selain untuk mengukir
dengan teknik torehan permukaan seperti pada bison ini, teknik ukir
Masa pra-aksara sampai dengan masa aksara telah dilalui oleh bangsa
Barat. Temuan huruf dan pembakuannya menjadikan semua peristiwa
dapat didokumentasikan secara objektif sehingga semua orang dapat
membaca menginterpretasikan dan meneruskan isi dan perubahannya.
Pada prinsipnya pembicaraan seni rupa Eropa mulai menampakkan
gaya dan aliran, dibandingkan dengan perkembangan seni rupa di
dunia Timur. Unsur pencatatan lebih maju dengan demikian segala
perubahan dan gerak gerik perkembangan seni rupa didokumentasikan
secara teliti, karena pengaruh ilmu dan pengetahuan inilah akhirnya
kesenian Eropa mempunyai data yang akurat.
Perkembangan ini tampak pada seni bangun, baik seni bangun profan,
secular maupun fasilitas umum. Secara paralel juga berkembang seni
patung serta relief yang dapat memberi gambaran kemampuan teknik
masa akademisme seni rupa. Beberapa diantaranya telah muncul seni
lukis klasik yang berfungsi sebagai pendukung penyebaran agama
Kristen.
a. Masa Perkembangan Agama Kristen
Abad Pertengahan dapat dikatakan masa kejayaan agama Kristen
di Eropa. Beberapa buku menuliskan 3 tahap pada masa ini:
1) Masa Awal mulai berkembangnya agama Kristen/Medieval
(tahun 300 – 700 M)
2) Masa kejayaan Bizantium (500-1453 M).
3) Masa munculnya Romawi (1000-1300). Pada masa awal abad
pertengahan sistematisasi agama Kristen kuat sekali; artinya
agama mempunyai rangkaian kegiatan upacara, sistem
keyakinan yang di formalkan, sistem sosial yang memberi
kekuatan pada kelompok tertentu cepat maju. Terhadap karya
seni pun agama Kristen mempunyai andil yang cukup besar,
karena terdapatnya sistem resepsi seni dan ekspresi seni diatur
dan dibicarakan terus hingga menemukan kanon estetika.
Selain seni lukis juga dihasilkan karya ilustrasi untuk rotulus (bentuk
gulungan dari kulit) seperti zaman Romawi. Namun selang berapa
lama diubah menjadi bentuk codeks (buku). Lembaran buku ini dari
c. Seni Patung
Seni patung masa awal kesenian Bizantium belum diperhatikan
secara khusus. Salah satu penyebabnya adalah pandangan
terhadap peran patung-patung yang dianggap sebagai manifestasi
berhala. Akan tetapi, penciptaan seni patung tetap dilakukan namun
dalam skala kecil (mini) karena persepsi keyakinan tersebut.
Orientasi perkembangan patung diujudkan pada seni hias
sarcophagi (peti mati), berupa relief maupun miniatur patung. Patung
tersebut berfungsi sebagai patung hiasan dari baham logam dengan
teknik cor. Di samping patung ditempatkan pada sarcopaghus juga
diciptakan reliquaries (tempat pusaka) berhiaskan patung dari bahan
gading yang diukir. Beberapa patung figur/potret yang diciptakan
menunjukkan kurangnya perhatian terhadap pembuatan secara
detail dan spesifik bahkan pada sebagian hasil karya belum
menampakkan presisinya.
d. Seni Bangun
Lama sebelum kedatangan Kristus, kubah digunakan sebagai simbol
surga dan dijadikan ide bangunan suci. Dasar bangunan kubah
memusat secara khusus merupakan karakter dari corak bangunan
gereja Bizantium. Tradisi di Kostantinopel dan daerah sekitarnya,
arsitek sering membangun dasar bangunan dibuat memusat dan
memanjang sering dikombinasikan menjadi bentuk basilica
berkubah yang pendek dan lebar. Atap kubah biasanya ditempatkan
di atas ruang bujur sangkar didukung oleh pendentif atau squinch.
Arsitektur Bizantium cenderung untuk menyembunyikan struktur
dengan hiasan mosaik yang berwarna.
4. Romaneski
c) Seni Lukis
Ciri khas seni Romanesk berupa lukisan di atas perkamen (kulit
samak) yang berfungsi sebagai ilustrasi buku. Seni lukis
perkamen ini merupakan tradisi dari kehidupan sebelumnya,
nenek moyangnya mempersembahkan kata-kata doa untuk
meminta sesuatu kepada dewanya. Penciptaan dilandasi oleh
peraturan agama, (ideoplastis) yaitu bentuk figur sebuah patung
dihadirkan dari pemikiran dan tata aturan beragama. Bentuk-
bentuk yang diciptakan terkait dengan kebutuhan siar agama,
dalam hal ini makna simbol lebih diutamakan daripada bentuk
5. Masa Gothic
a. Seni Bangun
Perbaikan-perbaikan konstruksi yang dilakukan oleh ahli
bangunan Perancis pada abad ke-11 ternyata mendatangkan dua
keuntungan besar. Salah satu di antaranya, bahwa langit
lengkung tajam mengikuti bentuk bagian atas yang tinggi runcing,
mengurangi daya tekan yang terlalu berat, dibandingkan dengan
konstruksi bentuk cembung. Dan didapatnya cara pemasangan
langit-langit dengan memakai kuda-kuda, sehingga bagian
melengkung dapat ditahan oleh kuda-kuda yang dipasang mati.
c. Seni Patung
Pada umumnya gereja dihiasi dengan ornamen ukir berunsur ilmu
ukur (traceer) dan di bagian luar dihias dengan patung. Hal ini
tidak terdapat di Belanda, karena bahan bangunan utama
merupakan batu bata dan kurang menghasilkan patung dan
ukiran batu. Corak patung Gotik Perancis mengutamakan karakter
d. Seni Lukis
1) Seni Kaca Patri
Seni kaca patri yang tertua menunjukkan dibuat pada abad ke-
12. Kaca-kaca berwarna dipotong-potong menurut bentuk yang
telah ditentukan, lalu disambung-sambung dengan patrian.
Seni lukis kaca yang demikian ini tidak dapat dibuat orang lagi
sesudah abad ke-12 dan 13. Penyebabnya karena hasil dari
teknik yang belum sempurna, penuh dengan susunan kaca yang
tidak sama jenisnya, hal ini dapat menimbulkan efek yang
kemilau. Sebenarnya karya ini merupakan mozaik kaca. Jendela-
jendela Chartres yang termashur adalah karya-karya Gotik masa
permulaan perkembangan, yakni karya abad ke-12 dan
permulaan abad ke-13.
Ketika masa awal, seni menjadi milik umum dan sebagian berbasis
sosial dan keagamaan, maka sejak renaisance kesenian mulai bersifat
pribadi. Artinya, kesenian tersebut sudah memunculkan gaya pribadi,
setidaknya pada kelompok yang menyataan suatu pendapat. Kesenian
ini telah meluas di dataran Eropa dan menjadikan sebuah kelompok
(group ) yang mempunyai kesamaan ideologi penciptaan karya seni.
Oleh karenanya, renaisance lebih mengutamakan gaya pribadi dan
pemberian hak kepada seniman untuk mencipta dan mengambil obyek
lukisan. Masa ini didukung oleh perkembangan ilmu dan pengetahuan.
a. Seni Lukis
Tradisi lukisan Bizantium dan Gotik menjadi corak baru yang
dikerjakan oleh kelompok seniman Renaisance, terutama seniman
yang mendapat pengaruh adalah Giotto. Karakteristik karya terletak
pada penggambaran ruang, perspektif pencahayaan dengan
cahaya baik langsung maupun pantulan untuk membentuk ruang
dan bentuk plastis. Beberapa seniman masih mempertahankan
kontur garis pinggir membentuk wajah manusia mirip batu padas.
Tetapi pada akhir abad XV diperkuat dengan bayangan gelap-
terang. Secara keseluruhan, lukisan Itali abad XV memliki sifat
monumental dan media yang populer adalah fresco, tempera dan
glazir minyak.
c. Seni bangun
d. Seni Patung
Patung-patung renaisans mencapai puncak setelah terjadi sintesa
bentuk yang ideal dan kedalaman rasa. Corak renaisans puncak ini
cenderung menuju corak mannerisme dan proto barok.
Pematung Itali abad XVI diantaranya:
1) Michelagelo Buonarroti
Patung-patung masa permulaan dari Michelangelo seperti ‗The
Battle of The Centaurs‟ (perkelahian Centaur-binatang
khayalan). Michelangelo menyenangi bentuk tubuh berotot yang
dipengaruhi patung Yunani.
2) Benvenuto Cellini (Florence, Roma dan Perancis 1500 –1571)
Cellini mendapatkan latihan sebagai seorang tukang emas dan
pembuat medali, bekerja di Roma dari tahun 1519 –1540. Karya
master piece patung Perseus dikerjakan setelah kembali ke
Frolence.
e. Seni Bangun
Perkembangan arsitektur pada masa renaisans mengalami
kemajuan dalam hal proporsi dan pengisian dinding dengan karya
patung. Pada masa akhir renaisans corak seni bangun ditandai
dengan penampilan patung yang sejajar dengan gaya Mannerisme.
Sebagian arsitek berani menampilkan patung sebagai center of
intereresst untuk menyatukan bangunan dengan hiasan patung.
Antara abad ke-17 hingga ke-19 muncul beberapa aliran atau tahapan
perkembangan yaitu seni neoklassikisme, seni romantik, seni
akademik, dan seni beraliran realisme. Aliran ini ingin merasionalkan
kondisi yang dianggap berhalusinasi tinggi. Dari kondisi ini hadir
kesenian barok dan rokoko yang meluruskan situasi.
a. Kesenian Barok dan Rokoko
Gaya barok mengembangkan idealisme, stiliran bentuk hingga mirip
gerak yang berlebihan dan rumit (detail) serta terkesan drama,
ketegangan, semangat yang hidup dan keagungan. Penampakan
gaya sekitar 1600 di Roma, Italia dan menyebar wilayah Eropa.
Barok berasal dari kata romawi ―tidak beraturan/menyimpang‖.
Tokoh barok adalah Michelangelo dan Palladio sehingga jangkauan
pengaruh seni barok sampai di Belanda dengan pelukis terkenal
Paul Rubert (1577-1640). Jacques Louis David (1748-1825)
termasuk pelukis neoklasik yang mengikuti kaidah akademisme
bersumber pada kesenian klasik. Dengan kemampuan
akademiknya Rubert melakukan beberapa modifikasi dan
pembaruan, terutama dalam tema. Tema seni dikembangkan tidak
berdasarkan pesanan penguasa, dan teknik melukis klasik.
b. Seni Patung
Setelah kepercayaan terhadap gereja berpindah ke kerajaan, maka
seni patung yang berorientasi keagamaan mulai menyusut.
Ketertarikannya adalah kepada lukisan, karena para seniman ingin
tampil tunggal. Penampilan tunggal ini dapat dilalui dengan
pameran secara cepat dan dengan usaha berekspresi dibebaskan.
Seni patung yang hadir tidak terlalu banyak, diantaranya:
Gambar 157: Kupido membuat busurnya dari gada Herkules oleh Edmé
Bouchardon, 1747–50
c. Seni Bangun
Dalam arsitektur barok, penekanan ditempatkan pada tiang, kubah,
cahaya-dan-bayangan (chiaroscuro), efek pewarnaan 'painterly',
dan permainan antara ruang isi dan kosong. Pada bagian dalam
ruangan (interior) barok, ruang kosong menandakan adanya tangga
monumental, berbeda dari arsitektur terdahulu. Memainkan
imajinasi pengguna bangunan melalui detail-detail yanghalus
namun rumit. Ciri lengkung, kurva, asimetri. Patung dekoratif serta
lukisan menyatu dengan struktur.
Gambar 160: Gereja de São Franciscode Assis di São João del Rei,
1749–1774, oleh arsitek Brazil Aleijadinho
d. Seni Lukis
Masa rokoko, dominasi karya seni lukis potret menyebar di
beberapa negara. Di Britania Raya, beberapa tokoh muncul dengan
sapuan halus dan mampu mengungguli yang lain, misalnya: William
Hogarth (1697–1764), dalam gaya realis, dan Francis Hayman
(1708–1776), Angelica Kauffman (1741–1807) di Swiss, Thomas
Gainsborough dan Joshua Reynolds (1723–1792), sama dengan
gaya Antony Van Dyck (1599–1641). Di Perancis Jean-Baptiste
Greuze menjadi pelukis favorit dari Denis Diderot (1713–1785), dan
Maurice Quentin de La Tour (1704–1788), Élisabeth Vigée-Lebrun
dijuluki sebagai pelukis potret dan pelukis sejarah yang ulung.
2) Thomas Gainsborough
4) Jean-Baptiste Greuze
Gambar 174: karya Thomas Gainsborough Portrait of the Artist with his
Wife and Daughter, about 1748
Sumber: http://www.nationalgallery.org.uk/artists/thomas-
gainsborough
2) Aliran Impresionisme
Istilah impresif dengan impresionisme sering disamakan,
impresif untuk menyatakan lukisan dengan warna tidak ditail
dan kabur. Aliran impresionisme adalah suatu keyakinan
pelukis untuk mengungkapkan kekuatan sapuan kuas, warna
cerah, komposisi terbuka, penekanan pada kualitas cahaya,
subjek tidak terlalu ditonjolkan dengan objektifikasi yang aneh.
3) Aliran Ekspresionisme
Modernisme yang hadir pasca impresionisme diduga adalah
ekspresionisme yang hadir sebelum pecah Perang Dunia I:
Expressionism was developed as an avant-garde style before
the First World War. It remained popular during the Weimar
Republic,[1] particularly in Berlin. The style extended to a wide
range of the arts, including expressionist architecture, painting,
literature, theatre, dance, film and music
(id.wikipedia.org/wiki/expressionism). Sebagai dampak langsung
dari impresionisme yang menguatkan warna sebagai sumber
inspirasi, maka ekspresionisme lebih bergairah dengan warna
secara ekspresif (spontan) dan dikendalikan oleh objektivikasi
warna terkait dengan ungkapan rasa. Para pelukis mulai
menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, dan berani
mendistori (mengubah) bentuk. Tokoh utama ekspresionisme
4) Aliran Fauvisme
Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga
Bordeaux. Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.
Aliran ini berumur pendek yaitu menjelang dimulainya era seni
rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran ―fauve‖
(binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari
pameran Salon d‘Automne. Nama fauvisme berasal dari
bahasa Prancis “les fauves‖, yang artinya binatang liar. Aliran
fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi,
sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan
aslinya seperti pohon berwana oranye/jingga atau lainnya.
Lukisan-lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari
batasan-batasan aliran sebelumnya.
5) Aliran Kubisme
Kubisme adalah melukis dengan menampilkan objek yang
seolah terdiri atas bidang-bidang geometris, persegi, kotak,
seperti kubus yang tersusun. Alam disederhanakan berkesan
seperti bidang atau kubus. Menurut Cooper ada yang namanya
kubisme awal (1906-1908) ketika gerakan ini mulai
dikembangkan di studio Picasso dan Braque, fase kedua
disebut kubisme tinggi (1909-1914) ketika Juan Gris muncul
b) Abstrak Nonfiguratif
Karya seni ini sudah mirip dengan seni kontemporer yang
tidak membutuhkan prinsip representasional. Seni Lukis
abstrak merupakan gagasan awal untuk mengungkapkan
perasaan melalui garis, warna bentuk sebagai bahasa ke
dua. Namun bentuk yang dihasilkan sudah meninggalkan
bentuk alami. Tokohnya adalah Wassily Kadinsky, Naum
Goba. Contoh karyanya dapat dilihat pada gambar berikut:
7) Aliran Futurisme.
Futurisme berkait dengan filsafat modernisme dengan
mendorong hadirnya berpikir bebas. Kata future (bahasa
Inggris) berarti ‗masa depan‘. Harapan sekelompok pendukung
aliran ini sebagai avant-garde terhadap perubahan budaya yang
tidak pasti. Futurisme berpaham bahwa masa mendatang akan
lebih baik, dalam arti lebih konkrit, manusia akan mampu
menguasai jagad raya dengan tehnologi yang dimiliki.
8) Aliran Dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep
aliran sebelumnya. Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan diri
dari hukum-hukum seni yg telah berlaku. Kata dada
mengandung arti sinis, dengan maksud sinis terhadap perang
yg tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari
nilai estetika di muka bumi, sehingga dalam pandangan
dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Dadaisme
mengandung maksud sinisme anti-seni/anti-art.
Gambar 188: Karya, Cut with the Dada Kitchen Knife through the Last
Weimar Beer-Belly Cultural Epoch in Germany, 1919,
Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Dadaisme
9) Aliran Surealisme.
Berbagai pustaka merujuk surealisme resmi dipakai dalam
diskusi karya sastra tahun 1924, di Paris (Andre Breton) ketika
menulis manifesto pertama surealisme. Surealisme menggagas
ambisi tentang kelahiran gerakan baru. Kata ini diulang oleh
Breton dengan menuliskan dalam manifesto surealis pada
tahun 1930 dan 1942. Gerakan tersebut menyebar ke wilayah
Eropa ke wilayah Amerika Utara dan Selatan. Kontribusi
gerakan surealis penemuan teknik baru yang terhubung ke
alam pikiran bawah sadar.
RENUNGKAN
D. Aktivitas Pembelajaran
Lembar Kerja 4.
Menganalisis Perkembangan Seni Rupa Barat
Tujuan:
Melalui diskusi kelompok Saudara diharapkan mampu menganalisis
perkembangan seni rupa Barat dengan memperhatikan kemandirian,
kedisiplinan, menghargai perbedaan pendaat serta memiliki kemauan
kuat untuk lebih kreatif.
Langkah Kerja:
a. Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat
kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan
berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator.
b. Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif tentang
mengidentifikasi perkembangan seni rupa Barat Baca kembali
uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung
dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman
kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan
pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya.
F. Rangkuman
Berkembangnya beberapa aliran seni lukis yang prinsip muatan visinya tetap
sebagai ekspresi sosial. Perkembangan ini menghadirkan seni yang lebih
banyak berorientasi sosial. Di bawah ini terungkap beberapa pelukis yang
menampilkan bentuk fisik berbeda, namun visi sosial tetap dihadirkan
sebagai refleksi, penguatan alur sosialisme realisme sampai kepada
abstrak. Apalagi setelah perubahan pusat kesenian berpindah dari benua
Eropa menuju Amerika dengan seni kontemporer yang ingin membela
estetika kerakyatan.
Modul ini merupakan salah satu sarana ataupun media belajar yang paling
sederhana dan dapat dijadikan sebagai acuan belajar tentang sejarah seni
rupa barat Kesederhanaan modul ini diharapkan dapat merangsang dan
merefleksikan spirit untuk lebih banyak lagi melakukan latihan-latihan
sejarah seni rupa barat Dalam latihan yang dilakukan dengan berbagai
media yang paling sederhana sampai dengan media yang proporsional.
Materi tentang sejarah seni rupa barat dapat dipahami jika kita banyak
melihat, mengenal dan memiliki perbendaharaan visual karya-karya seni.
Selanjutnya perlu banyak membaca referensi sejarah seni, teori seni
maupun apresiasi seni. Dalam kegiatan pembelajaran ini hanya berisi
pengetahuan tentang sejarah seni rupa barat Dengan demikian diharapkan
setelah melakukan latihan-latihan dan mengerjakan lembar kerja
berdasarkan modul ini, selanjutnya dapat melakukan latihan-latihan
berikutnya dengan cara-cara yang lebih variatif.
Agar hasil pelatihan ini dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap
peningkatan mutu pendidikan, perlu diadakan usaha-usaha nyata pasca
pelatihan yang dituangkan dalam program tindak lanjut dengan kata lain,
program tindak lanjut merupakan bentuk komitmen dari para stakeholder
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam program tindak
lanjut tersebut
Rencana Tindak Lanjut pelatihan adalah setiap upaya atau kegiatan yang
dilakukan oleh peserta diklat setelah kegiatan pelatihan selesai. Rencana
Tindak Lanjut hendaknya dibuat secara spesifik dan realistis sesuai dengan
tanggung jawabnya.
Mohon dicermati pada uraian materi tentang seni rupa modern dan seni rupa
kontemporer dan untuk referensi visual dapat menggunkan sumber belajar
lain.
1. Fungsi seni rupa bagi manusia prasejarah di Eropa adalah sebagai media
komunikasi dan menunjukkan perkembangan teknologi.
Objektivasi dan : Kata objektivasi berasal dari kata objektif, kata ini
objektivikasi berarti agar sesuatu yang dijadikan pokok
perbincangan tersebut mempunyai kondisi
objektif. Konteks objektivikasi karya seni adalah
proses pengambilan dan sekaligus penentuan
objek dengan pribadinya menjadi penentu yang
selanjutnya diungkapkan sebagai hasil yang
objektif agar diterima oleh masyarakat.
Objektivikasi dimulai dari seorang seniman
melihat objek secara kasat mata, kemudia
menginterpretasi berdasarkan gagasan atau
pengetahuan yang ada untuk melihat objek agar
menjadi subjek sebuah karya seni. Proses
selanjutnya adalah menentukan sebagian objek
yang dirasakan seniman mampu menggugah
emosional artistiknya seniman dalam berkarya
seni. Sedangkan kata objektivitas adalah sikap
yang tidak dipengaruhi oleh interest pribadi atau
golongan dalam mengambil suatu keputusan.
-------, 1983., Seni Rupa Budhistik Tiongkok (Diktat), J Proyek Semi Que-IV,
urusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan, FBS – UNY
-------, 2002 Sejarah Seni Rupa India (Modul), Proyek Semi Que-IV, Jurusan
Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan, FBS – UNY
-------, 2002., Kesenian Islam (Modul), J Proyek Semi Que-IV, urusan
Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan, FBS – UNY
-------, 2002., Sejarah Seni Rupa Mesir (Modul), Proyek Semi Que-IV, Jurusan
Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan, FBS – UNY
Adi Kusrianto & Made Arini, 2002, History of Art, PT Elex Media Komputindo,
Kompas Gramedia, Jakarta.
Arifin, Djauhar., 1986, Sejarah Seni Rupa, Rosda – Bandung.
Bagus Takwim, 2003, Filsafat Timur: sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran
Timur, Jalasutra – Yogyakarta.
Burckhardt, Titus., 1976., Art of Islam, the Language and Meaning, World of
Islam Festival Publishing Company Ltd., (nc)
Chastel, Andre., 1963., Italian Art, Faber and Faber – London.
Cornell, Sara., 1983, Art, History of Changing Style, Phaidon – Oxford
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable.
Jakarta: Depdikbud.
Dick Hartoko, 1984, Manusia dan Seni, Kanisius, Yogyakarta.
Djiwandono, Sri Esti Muryani. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Easton, Stewar C., 1963, The Heritage of The Past, Holt, Rinehart and Wiston,
New York – Toronto- London.
Feldman, Edmund Burke., 1967, Art as Image and Idea, Prentice-hall- New
Jersey.
Forrester- Mary, 1965, An Introduction to Great Artist, Blandford Press –
London.
Gage, N.L., & Berliner, D. 1979. Educational Psychology. Second Edition.
Chicago: Rand Mc. Nally.