DR. T. Jacob
Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada
tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah
Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Manusia purba ini diperkirakan hidup di Indonesia sejak satu sampai dua
juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh seorang
dokter dari Belanda yaitu Eugene Dubois.
Hasil dari penemuan tersebut, berupa tulang paha, rahang atas dan bawah,
tulang kering. Dan fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar
1.600 cc. Dalam penelitian diperkirakan manusia purba jenis ini sudah
dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang. Serta sudah
mengerti caranya untuk memasak.Dibawah ini adalah ciri-ciri manusia
purba Homo Wajakensis, sebagai berikut :Memiliki muka datar dan lebar
Homo Floresiensis adalah termasuk salah satu dari manusia purba yang
berjenis Homo di Indonesia. Manusia purba ini ditemukan saat penggalian
di Liang Bua, di Pulau Flores oleh tim arkeolog gabungan. Yang terdiri dari
Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England.
Kerangka dari manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil.
Selain kerangka Homo Floresiensis, juga ditemukan kerangka homo
sapiens dan berbagai hewan mamalia lainnya. Seperti Gajah Stegodo,
Biawak, dan Tikus besar. Dan alat-alat batu seperti pisau, tulang yang
terbakar, arang, beliung dan mata panah.
Namun, juga ada pendapat lain tentang jenis makanan yang pertama kali
ditanam oleh manusia purba dalam bercocok tanam. Yaitu Pohon Ara (fig
tree) yang mempunyai buah banyak dan rasanya sedikit manis.
Pada sekitar tahun 10.000 SM mulai beralih ke tanaman gandum dan jenis-
jenis tanaman yang tumbuh liar. Seperti buncis, kacang p[olong, labu botol,
kentang, labu, jagung, dan lain-lain.
Kapak Genggam
Pertama adalah kapak genggam yang digunakan oleh manusia
jenis Pithecanthropus untuk berburu. Struktur dan bentuknya masih sangat
sederhana, ada satu bagian yang tajam yaitu hanya terdapat di satu sisi
saja. Kapak ini digunakan dengan cara digenggam dan ditemukan di
beberapa tempat, yaitu di Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan
Selatan), dan Kalianda (Lampung).
Alat Serpih
Kedua, adalah alat serpih. Alat ini digunakan oleh manusia purba untuk
menusuk, memotong dan melubangi kulit binatang, dan terbentuk dari batu.
Diperkirakan, alat ini merupakan serpihan-serpihan dari batu yang dibuat
sebagai kapak genggam. Alat ini pernah ditemukan di Sangiran dan
Gombong (Jawa Tengah), serta Cabbenge (Flores).
Kapak Persegi
Ketiga adalah kapak persegi, kapak ini merupakan alat yang terbuat dari
batu dan digunakan oleh manusia untuk mencangkul, memahat, dan
berburu. Alat ini terbuat dari batu berbentuk segi empat yang kedua sisinya
diasah halus. Pada salah satu sisi pangkal, ada bagian berlubang untuk
tangkai. Sementara pangkal lainnya adalah bagian yang tajam. Alat ini
banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia lho, mulai dari Sumatra,
Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.
Kapak Lonjong
Keempat adalah
kapak lonjong. Pangkal kapak tersebut lebar dan tajam, sedangkan
ujungnya runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat dari batu yang
telah diasah sampai halus. Kapak lonjong zaman praaksara pernah
ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Menhir
Kelima adalah menhir yang merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan
menhir digunakan sebagai tempat pemujaan oleh manusia prasejarah.
Dolmen
Keenam adalah dolmen yaitu meja yang terbuat dari batu, diperkirakan
digunakan oleh manusia pra sejarah sebagai tempat menyimpan sesaji
untuk sesembahan.
Sarkofagus
Ketujuh adalah sarkofagus yaitu peti mati yang terbuat dari batu. Pasti
tahu kan ya peti mati digunakan untuk apa, RG Squad?
Arca
Bejana Perunggu
Kesembilan adalah bejana perunggu, bejana ini merupakan benda yang
terbuat dari perunggu. Bentuknya mirip dengan gitar Spanyol tanpa
gagang. Alat ini hanya ditemukan di dua tempat yaitu di Madura dan
Sumatra.
Kapak Corong
Dari bentuk rahang, para ilmuwan menyimpulkan cara hidup Ardi tidaklah
agresif. Menurut ilmuwan, penemuan ini mengubah teori yang berlaku
selama ini mengenai asal usul manusia.
Homo antecessor
Hidup sebelum manusia Neanderthals dan Homo Sapiens, diduga datang
ke gua-gua Atapurca setelah mengalami migrasi dari Afrika dan melewati
Timur Tengah, Italia utara dan kemudian Prancis. Sejarah Penemuan Fosil
Manusia Purba, Manusia Kera dan Manusia Modern Secara umum
penemuan fosil manusia dari jaman ke zaman terbagi atas tiga kelompok,
yaitu manusia kera, manusia purba dan manusia modern.
Yang perlu diingat adalah bahwa teori ini hanya dugaan dan tidak terbukti
kebenarannya karena teori evolusi telah runtuh. Fosil manusia lama yang
ditemukan bisa saja bukan fosil manusia atau manusia yang memiliki
bentuk ciri tubuh yang unik, atau bahkan hasil rekayasa.
Australopithecus Africanus
Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar
Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh
yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.
penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi
volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta
memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera
tersebut disebut australopithecus.
Sinanthropus Pekinensis
Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di
gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz
Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok
pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta
hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki
volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.
Meganthropus Palaeojavanicus
Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh
Von Koningswald pada tahun 1939 – 1941.
Manusia Heidelberg
Manusia Heidelberg atau Homo heidelbergensis adalah spesies pada
genus Homo yang telah punah yang mungkin merupakan nenek moyang
langsung Homo neanderthalensis di Eropa. Bukti yang ditemukan
mengenai H. heidelbergensis berusia 600.000 hingga 400.000 tahun yang
lalu. dan ini adalah fosil dari tempurung tengkoraknya Manusia heidelberg
ditemukan di Jerman
Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil
telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh
Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau
kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu.
Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 – 1000 cm
kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut
adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.
“Jika teori saya benar, pasti pernah terdapat jenis-jenis bentuk peralihan
yang tak terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua spesies dari
kelompok yang sama…. Sudah tentu bukti keberadaan mereka di masa
lampau hanya dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan fosil.”
Jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan
sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk
transisi di mana pun? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau-
balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk
sebaik-baiknya?
Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar,
tetapi mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi
dalam jumlah tidak terhitung?…. Dan pada daerah peralihan, yang memiliki
kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis
peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah lama kesulitan ini sangat
membingungkan saya.2
Satu-satunya penjelasan Darwin atas hal ini adalah bahwa catatan fosil
yang telah ditemukan hingga kini belum memadai. Ia menegaskan jika
catatan fosil dipelajari secara terperinci, mata rantai yang hilang akan
ditemukan.
Karena mempercayai ramalan Darwin, kaum evolusionis telah berburu fosil
dan melakukan penggalian mencari mata rantai yang hilang di seluruh
penjuru dunia sejak pertengahan abad ke-19. Walaupun mereka telah
bekerja keras, tak satu pun bentuk transisi ditemukan. Bertentangan
dengan kepercayaan evolusionis, semua fosil yang ditemukan justru
membuktikan bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam
bentuk yang telah lengkap. Usaha mereka untuk membuktikan teori evolusi
justru tanpa sengaja telah meruntuhkan teori itu sendiri.
Teori evolusi menyatakan bahwa spesies makhluk hidup terus-menerus
berevolusi menjadi spesies lain. Namun ketika kita membandingkan
makhluk hidup dengan fosil-fosil mereka, kita melihat bahwa mereka tidak
berubah setelah jutaan tahun. Fakta ini adalah bukti nyata yang
meruntuhkan pernyataan evolusionis