Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGIDENTIFIKASI BUDAYA NEGARA SAUDI ARABIYA

DOSEN :
Abidatul Chasanah, S.Pd.I., M.Pd.I

MATA KULIAH : KREATIFITAS DAN KEBERBAKATAN


Disusun Oleh :
1. Choyriyyah (1118130164)
2. Na`imah (1118130265)
3. Sunarsih (1118130264)
4. Suyanti (1118130273)
5. Sri Suyanti (1118130263)
6. Sulifah (1118130266)
7. Endang Ernawati (1118130274)

Kelas : B

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah ikut berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini , oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Kragan,
Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Kebudayaan .............................................................................. 3
B. Pengertian Kebudayaan Arab ..................................................................... 3
C. Pengertian Kesenian ................................................................................... 3
D. Fungsi Kesenian ......................................................................................... 4
E. Macam-macam kesenian ............................................................................ 4
F. Hubungan Kesenian dengan Kebudayaan ..................................................... 13
BAB III PENUTUP................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama.
Karya - karya seni yang ditinggalkan pada masa pra-sejarah digua-gua tidak
pernah menunjukan identitas pembuatnya. Demikian pula peninggalan-
peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau artefak di mesir kuno,
Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Para ahli arkiologi
sendiri tidak tahu pasti. Mereka hanya bisa menyimpulkan kesenian pada jaman
sebelum moderen tidak beraspek individulistis.
Dalam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan
sebelumnya , basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat
sekularisasi masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya
mulai mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu
sendiri. Fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian
adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk
yang baru, yang unik dan orisinil. Karena sifatnya yang bebas dan orisinal
akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.
Kebudayaan Saudi Arabia terbentuk dan dipengaruhi dari dua sumber yang
kaya akan inspirasi: yakni nilai-nilai keislaman yang terpersonifikasi melalui Al-
Qur’an dan As-Sunnah serta prilaku para Salafus-Shalih, dan Bahasa Arab yang
kata-kata dan susunan kalimatnya terbentuk di wilayah Jazirah Arabia ini. Dari
kedua referensi inilah, budaya, pemikiran dan sastra berkembang di Saudi
Arabia, yang putera-puteranya merasa bangga karena mereka menjadi pewaris
para pujangga besar yang dilahirkan di bumi ini. Mereka memahami betul akan
tanggung jawab dan peran yang mesti mereka mainkan di alam modern saat ini.
Sebagaimana tertera dalam Anggaran Dasar Pemerintahan, Negara berkewajiban
memelihara kebudayaan, pemikiran dan sastra. Karena itulah, perkembangan
budaya dan seni di Saudi Arabia berkembang sangat dinamis sejak beberapa
dasawarsa yang lalu, hal itu terbukti dengan banyaknya karya sastra, buku,
perpustakaan dan forum-forum budaya. Di antaranya terdapat 15 gedung
sanggar budaya yang tersebar di kota-kota Saudi Arabia yang cukup berperan
dalam pembentukan generasi sastrawan dan ilmuwan di Saudi, dan
menghubungkan antara sastra dan budaya yang ada dalam negeri dengan aliran
umum budaya arab. Ditambah lagi adanya beberapa aktivitas budaya yang
dilakukan oleh berbagai perguruan tinggi dan forum-forum sastra dan budaya
yang bersifat khusus.
Dalam hal kesenian dan warisan tradisional, Saudi Arabia memiliki berbagai
koleksi seni tradisional yang menunjukkan adanya keragaman budaya di Saudi
Arabia, seperti lagu-lagu yang bercorak kelautan dan lagu-lagu yang bernuansa
padang pasir dan pedesaan, sampai adanya bermacam kesenian panggung dan

1
tarian tradisional. Pada sisi lain, di Saudi Arabia terdapat beberapa oraganisasi
kebudayaan dan kesenian yang tersebar di berbagai kota. Oraganisasi-organisasi
ini mampu melestarikan bakat-bakat seni panggung, lagu-lagu, musik dan seni
lukis. Hal yang menjadi bagian penting dalam fenomena kehidupan modern di
Kerajaan Saudi Arabia adalah banyaknya pameran-pameran seni, museum-
museum pemerintah dan swasta, pekan-pekan kesenian terutama yang
dilaksanakan pada event-event tertentu seperti hari raya dan musim-musim
kunjungan wisata, salah satu pekan budaya yang cukup tekenal baik di dalam
maupun luar negeri adalah Pekan Nasional Budaya dan Tradisi yang diadakan
setiap tahun di Al-Janadiriyah Riyadh. Pekan Janadiriyah ini mampu
membangun kesinambungan antara generasi warga Saudi masa kini dengan
warisan kebudayaan masa sebelumnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan
Agar sama persepsinya dalam memahami tema diatas, maka sebelumnya
Penulis mengemukakan pengertian dari kebudayaan itu sendiri, yakni
sebagaimana yang disampaikan oleh E.B.Tylor (1871) yang dikutip oleh Soerjono
Soekanto bahwa kebudayaan itu adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Atau ada juga definisi yang sederhana sebagaimana disebutkan oleh Selo
Soemarjan yang dikutip oleh Dedi Supriyadi, M.Ag, bahwa kebudayaan itu adalah
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
Dari definisi-definisi diatas, Penulis dapat menyimpulkan bahwa kebudayaan
adalah segala sesuatu yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat
tertentu yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat serta kebiasaan-kebiasaan lainnya.

B. Pengertian Kebudayaan Arab


Bertolak dari definisi kebudayaan diatas, maka menurut Penulis bahwa yang
dimaksud dengan kebudayaan Arab adalah segala sesuatu yang didapatkan oleh
masyarakat arab yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan lainnya. Kebudayaan arab tersebut
dapat terlihat dalam tingkah laku masyarakat Arab nya sehingga menjadi khas
atau ciri yang membedakan dengan masyarakat lainnya. Atau bisa juga dikatakan
bahwa budaya Arab adalah potensi yang ada pada manusia yang akan mencipta
dan membuat karya serta merasa yang didominasi dengan nuansa Arab. Salah satu
cirinya yang khas adalah penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dan
pergaulan sehari-hari.
Kawasan budaya Arab terdiri dari Timur Tengah dan Afrika Utara, yang
meliputi Turki, Iran, Israel, Lebanon, Irak, Yordania, Syiria, Mesir, dan kerajaan-
kerajaan yang ada dikawasan Teluk Persia. Juga meliputi Maroko, Al-Jazair,
Tunisia dan Lybia. Untuk lebih memahami kebudayaan Arab, maka sebaiknya
kita mengetahui kondisi dari Arab itu sendiri, baik kondisi wilayahnya maupun
masyarakatnya sebelum Islam datang.

C. Pengertian Kesenian
Kata seni berasal dari bahasa Sansekerta (sani) yang memiliki arti pemujaan,
persembahan dan pelayanan. Jadi kata tersebut memiliki kaitan yang erat dengan
upacara keagamaan yang di sebut juga dengan Kesenian.

3
Karya seni adalah ciptaan manusia dan dihadirkan untuk manusia, lepas dari
masalah baik dan buruk, indah atau tidak, bermanfaat atau tidak untuk kehidupan
manusia. Sejarah perkembangan manusia telah menunjukan bahwa seni senantiasa
hadir dalam kehidupan manusia.
Menurut Koentjaraningrat ( 2005: 19) kesenian adalah ciptaan dari segala
pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis, dan indah. Sehingga ia
dapat dinikmati dengan pancainderanya (yaitu penglihat, penghindu, pengecap,
perasa, dan pendengar).

D. Fungsi Kesenian
Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian
juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk
perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara
umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Fungsi kesenian yaitu untuk mengidealisasikan dan menguniversal kebenaran,
sehingga kebenaran itu menghibur, meriangkan hati dan mencamkan cita-cita
mulia dalam keyakinan rasional belaka. Keindahan menegaskan nilai-nilai
menurut cara khusus ( Bakker, 1984: 47).

E. Macam-macam Kesenian
Arab Saudi mempunyai beberapa bentuk Kesenian, di antaranya ada seni
musik, seni lukis dan seni kaligrafi, seni rupa dan seni arsitektur, dan seni tari.
1. Seni Musik
a. Perkembangan Musik Arab Saudi
Musik Arab diyakini telah berkembang sejak abad 3 M, budaya
musiknya merupakan perpaduan dari tradisi music dinasti Sassanid di
Persia (224-641), tradisi musik Byzanttium (awal abad 4- 6 M), dan
nyanyian religi dari daerah Semenanjung Arab.
Berbagai tulisan musik (partitur) baru di temukan setelah
berkembangnya agama Islam di Arab, yakni sejak masa dinasti Umayyah
pada abad ke-7. Puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun Al
Rasyid (766-809) di Bagdad, Irak. Beliau dikenal sebagai pelindung seni
music tradisi Arab . Ahli teori music yang terkenal adalah Al Farabi dan
Avicenna.
Musik bagi bangsa Arab erat hubungannya dengan magis dan falakiah.
Meskipun tradisi musik Arab telah mengalami perubahan beribu-ribu
tahun lamanya, mereka tetap memiliki cirri khas tersendiri dalam format
musiknya.

4
b. Sejarah Musik Arab Saudi
1) Masa Pra-Islam
Musik Al Arabia berakar dari pembacaan puisi pada Masa Pra
Islam yang disebut sebagai Masa Jahiliyah. Informasi mengenai hal
ini sangat sedikit, namun dipercaya pada masa Abad V hingga VII.
Pembacaan puisi pada masa itu disebut shu`ara’ al-Jahiliyah ( ‫شعراء‬
‫ )الجاهلية‬atau “Puisi Jahiliah”, yang merupakan pembacaan puisi
dengan suara tinggi dan irama tertentu. Musik pada waktu itu
mempunyai peranan penting dalam Mistik, Sihir, dan Jin (mahluk
halus). Alat musik seperti Rebana, Gambus, dan Rebab. Ciptaan
musik pada waktu itu adalah sangat sederhana, yaitu membaca tangga
nada Arab yang disebut Maqam.
2) Permulaan Sebelum Masa Islam
Maqam Al Arabia atau melodi pada tangga nada (moda) yang
dipakai dalam Musik Al Arbia Tradisional, ini adalah melodi yang
dikembangkan pada sebagai frase, modulasi atau improvisasi. Al-
Kindi (801–873) adalah salah seorang ahli Musik Al Arabia.
Sedangkan Abu al-Faraj al-Isfahani (897–967) menulis Kitab al-
Aghani sebagai encyclopedia kumpulan puisi dan lagu yang terdiri
atas 20 jilid. Al-Farabi (872-950) menulis tentang Musik
Islamiah dengan judul Kitab al-Musiqi al-Kabir (Buku Besar Musik).
Hingga kini sistem melodi Al Arabia ciptaannya masih dipakai. Al-
Ghazali (1059–1111) menulis tentang azas-azas Musik Persia.

c. Pengaruh Musik Arab Terhadap Musik Dunia


Diperkirakan, bahwa berbagai alat musik klasik yang ada di Eropa
berasal dari Arab. Misalnya Lute berasal dari gambus, biloa dari rebab.
Gitar dari qitara dsb. Musik troubador di Perancis mempunyai kesamaan
dengan yang ada di Arab. Misal lain, do, re, mi, fa, sol, la, si juga ada
kesamaan dengan sistim Arab: Durr-i-Mufassal – dal, ra, mim, fa, sad,
lam.
1. Sistem Musik Arab
Musik Arab memiliki cirri khas yang berbeda dengan musik
lainnya. Musiknya secara umum sangat kaya akan melodi sehingga
memberi nuansa halus dan kesempatan untuk membuat berbagai
variasi. Cara berolah musiknya sering memakai variasi dan
improviasi dengan dasar melodi sebelumnya. Cara ini disebut
maqamat. Melodi lagu terdiri dari sejumlah variasi melodi (sekitar 52
variasi. nada-nada yang dipakai secara umum lebih banyak daripada
yang dikenal dalam musik Barat. Di antaranya terdapat nada-nada
yang memiliki jarak interval yang sangat kecil (microtones).

5
Sistem tangga nada dalam musik Arab dapat dituliskan seperti
berikut ini : Catatan : tanda turun ¼ nada dan A2 memiliki interval
augmented (lebih dari ½ nada). Struktur pola ritme musik Arab cukup
kompleks, tidak berdasarkan pola birama yang pasti dan konstan
seperti musik barat (2/4, 3/4, 6/8), atau disebut nonmetris. Dalam
permainan musiknya terdapat sekitar 48 pukulan dan secara khas
sudah meliputi dum (ketukan beraksen, tesis), taks (ketukan tak
beraksen, arsis), dan tanda diam atau istirahat. Pola ritme
sederhananya dapat digambarkan seperti berikut ini. Pola ritme pada
baris pertama merupakan pengembangan pola ritme dari baris kedua
yang ditulis dengan skala musik.
2. Ragam Musik Arab Saudi
- Nyanyian Religi
Menurut sejarahnya, cara musik arab erat hubungannya dengan
nyanyian ayat-ayat suci dalam Al-Qur’an. Dalam hal ini,
nyanyian tersebut merupakan isi dari firman Tuhan yang
dilantunkan dengan hafalan. Sehingga, perhatian utama dalam
nyanyian tersebut adalah teks lagu. Kefasihan berpidato dan
menghafal Al-qur’an sangat diperhatikan dalam budaya Arab.
Karenanya, mulai dibentuk nyanyian Kasidah dengan berbagai
tema seperti keindahan alam, peristiwa politik, pengalaman
religius, dan cerita tradisi klasik pra-islam.
- Musik Rakyat
Banyak musik tradisi rakyat yang dapat ditemukan di sepanjang
daerah Arab. Musik Negara-negara jazirah Arab yang kaya
dengan permainan drum, menunjukkan hubungannya yang
luasdengan pedagang dari Afrika. Tradisi Gnawa dari Moroko,
mengambil nama dari para budak Guinean yang dibawa ke
Maroko dari Afrika Barat. Musik Nubian di Mesir
menggambarkan musik Arab yang unik dengan sistem nada
pentatonic dan irama khusus.
- Nyanyian popular
Musik Arab Populer merupakan perpaduan dari kedua ragam
musik di atas. Keyboard elektrik yang disesuaikan dengan
maqamat mengiringi para penyanyi di dalam penampilannya.
Drum dan irama musik rakyat menjadi bagian paling pokok
dalam pertunjukkan musik yang sebagian besar dilakukan oleh
kaum muda. Dalam hal lirik lagu, penyanyi berusaha untuk
mempertahankan tradisi mereka sesuai dengan gaya dan
bahasanya.

6
3. Alat Music Tradisional Arab Saudi
1. Gambus (Gitar Arab)
Gambus adalah sebangsa gitar yang dipakai di Musik Arab,
memiliki 6 jenis dawai rangkap, dawai yang dipakai adalah usus
kambing atau nylon, biasanya setiap dawai rangkap sehingga ada
12 dawai semuanya, tidak ada fret (jadi seperti biola, papan polos,
nada ditentukan dengan posisi jari seperti main biola),
sedangkan plektrum disebuta dalam bahasa Arab
sebagai risha (artinya bulu). Sekarang dawai dibuat
dari nylon yang dibungkus kuningan atau tembaga) seperti dawai
gitar. Gambus memiliki suara rendah yang unik.
Gambus Arab berbeda dengan yang ada di Turki, Armenia,
atau Yunani. Di Turki terdapat berbagai tala, dan berbeda dengan
yang ada di Arab. Nama lute di Eropa adalah berasal dari Arab,
yaitu al oud.
2. Qanun (Kecapi Arab)
Qanum adalah alat musik dawai seperti kecapi atau zither yang
berasal dari Harpa Mesir, dan dimainkan sejak Abad X, kemudian
dibawa ke Eropa pada Abad XII. Arti Qanun sebenarnya
adalah Hukum.
Bentuk Qanun adalah seperti trapesium dengan papan suara yang
datar untuk 81 dawai, di mana dibagi 3 kelompok akord. Cara
memainkan adalah dengan meletakkan diatas pangkuan atau
meja, dibunyikan dengan petikan jari di mana terdapat 4 plektrum
dipasang pada ujung 4 jari (bukan jempol) setiap tangan, dawai
ditumpu oleh penunjang (brigde) pada kulit domba atau ikan yang
menutupi sebagian qanun yang segi empat (jadi suara dibuat
dengan resonansi kulit domba/ikan tersebut). Pemain juga akan
membuat Maqam baru dengan tangannya, termasuk untuk
modulasi.Pemain maestro qanun adalah: Muhammad El ‘Aqqad
(Mesir), Abraham Salman (Iraq).
3. Nay (Serunai Arab)
Nay (bahasa Parsi berarti reed atau yang dipakai untu Clarinet),
atau kalau di Sumatera disebut Serunai. Alat ini memiliki 9
sambungan, dengan 6 lubang (seperti pada suling bambu) dan 1
lubang dibawah untuk jempol (seperti pada rekorder). Berbagai
panjang untuk setiap tala nada. Cara meniup seperti suling, untuk
nada tinggi dengan tiupan lebih. Meskipun kelihatan sangat
sederhana, namun cukup sulit, terutama kalau mau mendapat
suara khusus harus berpengalaman. Maetro nay adalah: Bassam
Saba (Lebanon).

7
4. Rebana (Tamborin Arab)
Rebana yang dikenal di sini adalah berasal dari Arab, terutama
dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang
juga kita kenal dengan bama tambourine (di Arab disebut sagaat.
Ukuran bervariasi, kalau dalam musik Dangdut disebut kendang
dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab
biasanya memakai kulit domba (banyak di sana) atau kulit ikan.
Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan tinggi 8 cm,
diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang.
Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban
udara, maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas api
lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering membawa cadangan.
Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari aluminium
atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga
(tentunya hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban
udara). Malah ada rebana yang dapat ditala seperti halnya
timpani. Maestro rabana adalah: Mohamed El ‘Arabi
(Mesir), ‘Adel Shams Eddine (Mesir), Hossam Ramzi (Mesir).
5. Buzuq (Mandolin Arab)
Kata buzuq berasal dari Turki, pada masa prajurit Ottoman, yang
berarti kepala terbakar. Awalnya alat musik ini dibuat dari
sepotong kayu tunggal yang dipotong dan digerus, namun
sekarang sudah berupa beberapa lapis kayu untuk membentukny,
dan juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti gitar.
Alat musik ini mempunyai papan jari yang panjang dan dawai
logam, dimainkan dengan petikan plektrum tanduk, sekarang dari
palstik. Dawai logam memberi suara yang nyaring, baiasnya
dimainkan secara tunggal dan tidak dalam kelompok pemusik
Arab (band), dan biasa dijumpai di Suriah, Lebanon, Palestina,
dan Yordania, terutma dalam hubungan dengan Musik Gypsy.
6. Fungsi Musik di Arab Saudi :
1) Sebagai media hiburan (entertainment)
2) Sebagai media upacara adat
3) Sebagai media pengiring tari/ dansa
4) Sebagai media penerangan
5) Sebagai media pendidikan (edukasi)
6) Sebagai media pengobatan (therapy)
7) Sebagai media peningkatan kecerdasan /Intelegensi.
8) Sebagai media pengembangan bakat.
9) Sebagai media Ekspresi diri.

8
2. Seni Lukis dan Seni Kaligrafi
a. Kedudukan Seni Lukis di Arab Saudi
Seni lukis pada awalnya islam melarang adanya seni lukis dengan dasar
hadist nabi bahwa malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya
terdapat gambar. Lalu hadist yang menyatakan bahwa manusia yang
membuat gambar makhluk hidup akan mendapat siksa yang pedih di
akhirat. Namun beberapa ulama kemudian bahwa larangan tentang seni
lukis dikhususkan untuk gambar makhluk hidup. Bukti bahwa seni lukis
diperbolehkan adalah adanya lukisan dinding Khalifah Abdul Malik bin
Marwan pada masa dinasti Umayah.
Salah satu perwujudan estetika Islam yang sering dikesampingkan ialah
seni lukis. Padahal tradisinya memiliki sejarah panjang. Sebab-sebabnya
mungkin karena seni lukis dalam tradisi Islam berkembang pesat di luar
kebudayaan Arab, seperti Persia, Asia Tengah, Turki, India Mughal, dan
Nusantara. Sedangkan apa yang disebut kebudayaan Islam kerap
diidentikkan dengan kebudayaan Arab. Kecenderungan tersebut tampak
pada sebutan ‘arabesque’ terhadap ragam hias tetumbuhan yang
mengalami perkembangan pesat sejak berkembangnya agama Islam dan
peradabannya. Sebab yang lain ialah anggapan bahwa larangan
menggambar makhluq hidup yang bergerak seperti manusia dan binatang
benar-benar didasarkan atas sumber al-Qur’an. Padahal ketidaksenangan
ulama atau fuqaha tertentu terhadap seni lukis, sebagaimana terhadap seni
pada umumnya, lebih didasarkan pada hadis tertentu yang kesahihannya
masih terus diperdebatkan sampai sekarang.
Di antara gambar menarik ialah gambar burung sedang terbang. Pada
masa selanjutnya burung dijadikan tamsil bagi roh manusia yang selalu
merindukan asal-usulnya di alam ketuhanan (`alam al-lahut) dan
karenanya burung merupakan satu-satunya binatang yang muncul sebagai
motif utama seni hias Islam. Sosok manusia digambar dalam pola
lingkaran. Contoh serupa dijumpai pada sejumlah benda keramik dari
zaman yang sama. Yang lebih menarik lagi ialah bahwa gambar di istana
Abbasiyah itu dipengaruhi gaya Sassaniyah Persia abad ke-2 dan 7 M.

b. Kedudukan Kaligrafi Islam di Arab Saudi


Keindahan terus menyertai hadirnya karya seni Islam, apalagi kalau
kita melihat karya-karya lukis ornamen yang berangkat dari motif-motif
flora yang mengambil obyek-obyek yang ada di alam dan seisinya dengan
mengutamakan aspek keindahannya sebagai totalitas wacana isian yang
dikemukakan kepada publik seni Islam.
Maka dari berbagai silang pendapat dan diskusi masalah kaligrafi
sejalan kegiatan pameran seni lukis kaligrafi Islam adalah soal batasan
antara seni kaligrafi dan seni lukis kaligrafi. Artinya seni kaligrafi lebih

9
tertuju pada seni tulis indah, sedangkan seni lukis kaligrafi adalah yang
menggunakan kaligrafi sebagai unsur utamanya. Perbedaannya, seni
kaligraf tidak mempunyai tugas lain kecuali mengekspresikan arti yang
dikandungnya, sementara seni lukis kaligrafi maka tulisan disini
berfungsi sebagai unsur disain dalam lukisan, bahkan bisa menjadi tekstur
dan bahkan menjadi bagian lukisan yang ingin ditonjolkan sebagai centre
of interest dengan berbagai teknik yang selama ini mewarnai kancah seni
lukis kaligrafi Islam di tanah air dari berbagai angkatan periodesasi
seniman yang terlibat di dalamnya.
3. Seni Rupa dan Seni Arsitektur
a. Kedudukam Seni Rupa dan Seni Arsitektur islam di Arab Saudi
Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir
hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa
didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah,
dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai
mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan
keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan
hingga sekarang.
Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni
rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang
dikenal pada masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam
perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam pemunculan unsur
konteporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan Seni rupa Islam juga
memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias.
Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli
medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini,
perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque. Peninggalan
seni rupa Islam banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi buku,
dan permadani.
b. Seni Rupa Asli Jazirah Arab
Seni rupa asli Jazirah Arab bisa terlihat dari arsitektur di sekitar
wilayah Makkah dan Madinah. Kedua kota ini merupakan pusat
pemerintahan pada masa Nabi Muhammad.
Biasanya arsitektur asli Jazirah Arab berupa bentuk bangunan segi
empat sederhana yang difungsikan sebagai tempat ibadah. Bagian tengah
merupakan lapangan terbuka dengan dikelilingi pilar, dinding, dan
kamar-kamar. Lapangan berfungsi sebagai tempat salat berjamaah dan di
bagian depan kiblat terdapat mimbar untuk khatib yang memberikan
ceramah keagamaan. Contoh bangunan yang masih memperlihatkan ciri
arsitektur ini adalah Masjid Nabawi.

10
4. Seni Tari
a) Tari Ad Dahha
Ad Dahha, sebuah tarian perang yang diprakarsai oleh suku-suku di
daerah utara Saudi Arabia di masa lalu, sekarang telah menjadi ritual
dalam perayaan pernikahan di bagian utara Kerajaan Saudi Arabia dan
negara-negara yang berbatasan dengannya di utara.
Beberapa sejarawan menyatakan bahwa tarian itu diciptakan oleh Suku
Anza sebelum munculnya Islam di Semenanjung Arab. Menurut buku-
buku sejarah, sekelompok kecil orang dari suku ini keluar satu malam di
patroli ketika mereka melihat beberapa pergerakan.
b) Tari Perut
Ada sebuah tradisi yang sangat terkenal di Timur Tengah atau kawasan
Arab. Kita mengenalnya sebagai tari perut. Masyarakat di sana
menyebutnya raqs sharqi (tari timur) atau raqs baladi (tari nasional). Ini
tarian yang sedang populer di seluruh dunia. Sebagian besar penarinya
adalah wanita. Meski tidak banyak sejarah yang diketahui tentang tari
perut, beberapa orang meyakini ia aslinya berasal dari Mesir. Tarian
zaman dulu ini ditampilkan dalam dua gaya: raqs sharqi (tarian solo
penuh improvisasi) dan raqs baladi (tarian rakyat). Tari perut dulunya
selalu mengisi acara pernikahan, dengan maksud meminta kesuburan bagi
pasangan pengantin baru. Baik penarinya berjenis kelamin wanita
maupun pria, di Arab Saudi, tarian ini tidak boleh ditonton pria. Maklum
saja, tari perut memfokuskan pada gerakan otot pinggul dan dada.
Tari perut atau biasa disebut Oriental Dance, bukan lah tari penggoda.
Memang ada beberapa tempat yang menyalah gunakan tarian ini sebagai
hiburan yang tidak pantas, tetapi sejarah tarian ini sama sekali tidak
berkaitan dengan hal-hal yang berbau pornografi.
Tari perut sudah ada sejak 100 tahun sebelum masehi. Tarian ini
diperkenalkan ke berbagai negara di timur tengah oleh orang-orang Mesir
Kuno. Menurut sejarah, ada dua pendapat mengenai terbentuknya tari
perut. Yang pertama mengatakan bahwa tari perut adalah tarian rakyat
timur tengah yang bertujuan untuk menyebarkan rasa gembira dan
semangat melalui gerakannya.
Karena itu, tarian ini biasa dibawakan pada saat acara yang penuh
dengan kegembiraan seperti pesta pernikahan, acara syukuran, atau
festival. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa tari perut adalah tarian
persembahan manusia untuk para dewa. Tarian ini dilakukan untuk
mendekatkan diri kepada para dewa dan menghapus kesalahan yang telah
diperbuat manusia.
Berbagai negara seperti Yordania, Irak, Arab Saudi, Mesir, dan Turki
mengenal tarian ini. Sebagai tari tradisi, tari perut ditarikan pada acara-

11
acara tradisi pula, seperti pernikahan dan acara lainnya. Tari ini ditarikan
oleh laki-laki maupun perempuan.
c) Tari Zapin
Zapin berasal dari bahasa arab yaitu “Zafn” yang mempunyai arti
pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Zapin merupakan
khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab.
Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur,
digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin
yang didendangkan.
Tari Zapin memang berkembang luas di Malaysia, tetapi tarian ini
diperkenalkan ke Malaysia oleh para pedagang dari tanah Arab dan
Yaman. Menurut sejarahnya, tarian ini dahulu sebagai hiburan di istana-
istana kerajaan.
Lalu pada abad ke-16 tarian ini mulai dibawa oleh para pedagang ke
daerah Johor seperti Singapura, Malaysia, Riau dan berkembang disana.
Karena para pedagang biasanya adalah para laki-laki, tarian ini awalnya
hanya dibawakan oleh laki-laki.
Seiring berkembangnya zaman, para wanita kemudian mempelajari
Zapin dan saat ini tari zapin bisa dibawakan oleh wanita ataupun wanita
dan laki-laki secara berbarengan. Zapin adalah tarian yang memiliki
banyak ragam geraknya.
d) Tari Sema
Sebuah tarian lain juga terkenal dari Timur Tengah adalah tari
sema. Tarian ini dilakukan oleh para dervish yang berputar. Tidak seperti
tari perut yang dibentuk sebagai sarana hiburan, tari sema diciptakan
untuk alasan religius.
Tari sema telah dipertunjukkan selama 700 tahun oleh kaum
sufi. Devish (bahasa Turki dan Arab) berasal dari kata
Persia darwish (berarti kerangka pintu) yang menggambarkan kaum sufi
yang berada pada ambang pencerahan. Banyak yang mengatakan istilah
kaum sufi (sufi dalam bahasa Arab berarti wol) muncul dari kebiasaan
para nabi yang menggunakan mantel wol.
Tari sema dimulai dengan pujian kepada para nabi. Lalu, terdengar
suara drum yang menjadi simbol sang pencipta diikuti improvisasi musik
dari alat musik ney (sejenis seruling) yang menyimbolkan embusan napas
sang pencipta yang memberi kehidupan kepada semua makhluk.

12
F. HUBUNGAN KESENIAN DENGAN KEBUDAYAAN
Kesenian adalah sesuatu yang sulit dipisahkan dari kehidupan. Manusia dalam
hidupnya sangat menyukai keindahan dan seni adalah sesuatu yang dinilai indah.
Keindahan seni diakui oleh semua manusia termasuk para muslim. Islam adalah
agama yang turun di Arab Saudi khususnya kota Mekah. Kondisi saat islam
muncul adalah suatu kondisi dimana masyarakat arab masih menyembah berhala
dan melakukan tindakan yang kurang baik. Masyarakat arab suka menari,
membuat syair dan melukis. Semua nampak indah namun terkadang kurang
memperhatikan nilai kemanusian dan kesopanan. Misalnya dengan adanya tarian-
tarian yang membangkitkan birahi seseorang, syair yang bertujuan untuk mencela
dan sebagainya. Setelah islam muncul dan berkembang di sana Rasululloh sebagai
pemimpin islam membuat larangan agar umat muslim tetap memelihara ajaran
islam yang baik. Rasululloh melarang tarian yang dapat membangkitkan nafsu
birahi dan syair-syair yang membuat adanya perselisihan karena isinya yang
saling mencela antar masing-masing suku. Sejak saat itu seni dalam islam seperti
dalam islam seperti kurang mendapat apresiasi.
Kedudukan seni dalam kebudayaan islam. Pada awalnya peradaban islam
muncul ketika adanya hubungan timbal balik antara orang Arab dan penduduk asli
timur tengah sehingga ada percampuran budaya dibawah naungan islam. Seni
dalam islam meliputi seni lukis,seni tari, dan seni rupa serta seni dalam arsitektur.
Untuk seni lukis pada awalnya islam melarang adanya seni lukis dengan dasar
hadist nabi bahwa malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat
gambar. Lalu hadist yang menyatakan bahwa manusia yang membuat gambar
makhluk hidup akan mendapat siksa yang pedih di akhirat. Namun beberapa
ulama kemudian bahwa larangan tentang seni lukis dikhususkan untuk gambar
makhluk hidup. Bukti bahwa seni lukis diperbolehkan adalah adanya lukisan
dinding Khalifah Abdul Malik bin Marwan pada masa dinasti Umayah. Seni
musik dalam islam berkembang pesat pada masa dinasti Abbasiyah. Nyanyian
dalam islam disebut ghina, dan rasululloh memperbolehkan anak-anak muslim
bermain musik dan bernyanyi dalam kesempatan perayaan.
Seni pada perkembangannya di jaman modern mengalami perubahan atau
pembagian yakni seni murni atau seni terapan/ seni rendah dan desain yang lebih
jauh lagi seni dan desain oleh seorang tokoh pemikir kesenian yang oleh orang
tuanya di beri nama Theodor Adorno di beri nama “Seni Tinggi” untuk Seni
Murni dan “Seni Rendah” untuk Seni Terapan atau Desain. Karena menurutnya
dalam seni tinggi seorang seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal
(kebutuhan pasar/bertujuan komersial) dalam menciptakan sebuah karya
seni/murni ekspresi, sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam
penciptaannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Adorno menganggap seni
harus berbeda harus berbeda dengan benda lain (barang); ia harus mempunyai
“sesuatu”. Sesuatu itu tidak sekedar menjadi sebuah komoditas. Karena sebuah
karya atau benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan semangat sosial,

13
pola produksi barang yang menjadi komoditas adalah pola yang ditentukan dari
atas oleh seorang produsen.
Jenis – Jenis Seni Seni melalui pendengaran seperti musik, deklamasi puisi,
prosa, seni suara dan sebagainya. Seni yang diperoleh melalui penglihatan mata
seperti seni lukis, seni hias, fotografi, seni pakaian (fashion) dan sebagainya. Seni
yang dapat diperolehi melalui pendengaran dan penglihatan seperti drama, teater.

14
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perkembangan budaya dan seni di Saudi Arabia berkembang sangat dinamis sejak
beberapa dasawarsa yang lalu, hal itu terbukti dengan banyaknya karya sastra, buku,
perpustakaan dan forum-forum budaya.

Kedudukan seni di Arab Saudi pada awalnya peradaban islam muncul ketika adanya
hubungan timbal balik antara orang Arab dan penduduk asli timur tengah sehingga ada
percampuran budaya dibawah naungan islam. Seni dalam islam meliputi seni
lukis,seni tari, dan seni rupa serta seni dalam arsitektur :

 Seni lukis pada awalnya islam melarang adanya seni lukis dengan dasar hadist
nabi bahwa malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat
gambar.
 Seni musik dalam islam berkembang pesat pada masa dinasti Abbasiyah.
Nyanyian dalam islam disebut ghina, dan rasululloh memperbolehkan anak-
anak muslim bermain musik dan bernyanyi dalam kesempatan perayaan. Dapat
diambil kesimpulan bahwa musik yang diterima dalam islam adalah musik
yang bernilai keagamaan.
 Seni tari Rasululloh memperbolehkannya selama tidak membangkitkan nafsu
birahi.
 Seni arsitektur dan kaligrafi yang menduduki tempat yang tinggi dalam
kebudayaan islam. Seni arsitektur dapat dilihat dari masjid-masjid, makam,
kubah,istana dan menara masjid yang dibangun umat islam dari masa
Rasululloh hingga saat ini.

4.2 Saran

sebagai manusia yang berbudaya, khususnya bagi umat muslim di dunia. Alangkah
baiknya jika kita mempelajari lagi kesenian-kesenian yg bersumber dari ajaran Islam.
Agar kesenian tidak merusak moral, terlebih ditengah aruh globalisasi.

Kebudayaan Arab Saudi sangatlah menarik untuk kita cermati dan pelajari lebih
dalam. Hal ini dikarenakan kebudayaan Arab Saudi masih dipengaruhi oleh akidah-
akidah Al Qur’an.

15
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta


Bakker SJ, J.W.M. 1984. Filsafat Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius
https://curicuriilmu.blogspot.co.id/2015/11/kebudayaan-seni-bangsa-
arab.html#comment-form
http://curicuriilmu.blogspot.co.id/2015/11/kebudayaan-seni-bangsa-arab.html
https://iyansetione.wordpress.com/2013/10/24/kebudayaan-seni-arab-saudi/

16

Anda mungkin juga menyukai