Anda di halaman 1dari 3

KISAH WALI SONGO

1. Sunan Gresik
Sunan Gresik merupakan salah satu nama-nama Wali Songo. Nama asli Sunan Gresik
adalah Maulana Malik Ibrahim. Sunan Gresik dianggap sebagai yang pertama kali menyebarkan
agama Islam di tanah Jawa.
Sejarah Sunan Gresik menimbulkan pertanyaan, namun diperkirakan beliau adalah
keturunan dari wilayah Arab Maghrib di Afrika Utara. Diperkirakan juga bahwa Sunan
Maulanan Malik Ibrahim lahir di Samarkand, Asia Tengah pada awal abad 14. Namun ada juga
versi yang menyebutnya berasal dari Persia.
Silsilah Sunan Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai keturunan Nabi Muhammad
SAW. Di antara anggota Wali Songo lain, bisa dikatakan bahwa Sunan Maulana Malik Ibrahim
adalah yang paling senior.
Dakwah Sunan Gresik dilakukan pada akhir masa kerajaan Majapahit. Pertama kali
beliau mendirikan masjid di desa Pasucinan, Manyar dekat kota Gresik. Beliau berdakwah
dengan mendekati masyarakat dengan ramah tamah dan mengajarkan bercock tanam hingga
membuat rakyat tertarik akan agama Islam.
Setelahnya, Sunan Gresik juga banyak mendirikan pondok pesantren. Usai selesai
berdakwah, Sunan Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 di Leran, Manyar dekat kota
Gresik. Kini makam Sunan Gresik terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.

2. Sunan Ampel
Sunan Ampel adalah salah satu nama Wali Songo. Nama asli Sunan Ampel adalah Raden
Rahmat. Beliau adalah anak dari Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Sunan Ampel
berdakwah Islam di daerah Surabaya.
Beliau diperkirakan merupakan keturunan ke-19 dari Nabi Muhammad SAW. Sunan
Ampel lahir di Champa pada tahun 1401. Daerah Champa diperkirakan merupakan wilayah di
Kamboja, namun ada juga pendapat lain yang menyebut Champa ada di Aceh.
Sunan Ampel berdakwah dengan metode yang unik. Salah satu ajarannya yang terkenal
adalah Moh Limo, yakni Moh Main (tidak main judi), Moh Ngombe (tidak minum minuman
keras), Moh Maling (tidak mencuri), Moh Madat (tidak mengkonsumsi narkoba) dan Moh
Madon (tidak berzina).
Beliau sempat mendirikan Masjid Agung Demak. Setelahnya, Sunan Ampel diperkirakan
wafat pada tahun 1481 di kota Demak. Ia kemudian dimakamkan di sebelah Masjid Ampel di
kota Surabaya.

3.Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah salah satu Wali Songo. Nama asli Sunan Bonang adalah Maulana
Makhdum Ibrahim. Beliau adalah putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Sunan
Bonang merupakan keturunan ke-23 Nabi Muhammad SAW.
Sunan Bonang sempat mempelajari agama hingga ke Malaka di daerah Pasai. Ia
menimbu ilmu dari Sunan Giri dan mempelajari metode dakwah yang menarik. Beliau kemudian
pulang ke Tuban dan memutuskan untuk berdakwah di sana.
Metode dakwah Sunan Bonang banyak menggunakan seni dan musik. Ia diklaim sebagai
pemrakarsa tembang Wijil dan Tombo Ati yang menarik masyarakat terhadap agama Islam.
Kesenian lain yang ia pelajari adalah gamelan, rebab dan bonang, sesuai dengan namanya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Beliau kemudian dimakamkan di daerah
Tuban, provinsi Jawa Timur.

4. Sunan Drajat
Nama Wali Songo berikutnya adalah Sunan Drajat. Nama asli Sunan Drajat adalah
Raden Qasim dan sempat mendapat gelar Raden Syarifudin. Ia adalah putra dari Sunan Ampel
serta saudara dari Sunan Bonang serta menjadi keturunan ke-23 Rasulullah SAW.
Sunan Drajat sempat mencari ilmu agama pada Sunan Muria. Setelahnya barulah beliau
kembali ke daerah Gresik di desa Jelog, pesisir Banjarwati, Lamongan. Ia kemudian mendirikan
pesantren di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan.
Sunan Drajat dikenal karena kegiatan sosialnya dan mempelopori penyantunan pada anak
yatim dan orang sakit. Dakwahnya menekankan perilaku dermawan, kerja keras dan amalan
Islam lainnya. Beliau juga mendakwahkan ajaran agama melalui suluk.
Sunan Drajat kemudian diperkirakan wafat pada tahun 1522. Beliau dimakamkan di desa
Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan dengan pesantren yang didirikannya.

5. Sunan Kudus
Nama Wali Songo berikutnya adalah Sunan Kudus. Nama asli Sunan Kudus adalah
Ja’far Shadiq. Beliau adalah cucu Sunan Ampel dan putra dari Sunan Ngundung bersama
Syarifah Ruhil. Sunan Kudus merupakan keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad SAW.
Beliau lahir pada 9 September 1400. Sunan Kudus giat dalam mempelajari ilmu agama,
bahkan pernah belajar sampai ke kota Al-Quds, Yerusalam, Palestina. Setelahnya Sunan Kudus
kembali ke Indonesia dan mendirikan pesantren di desa Loram, Kudus, Jawa Tengah.
Sunan Kudus menjadi ulama besar di daerah Kudus. Ia diberi gelar Wali Al-Ilmi atau
orang yang berilmu luas oleh wali-wali lain. Sunan Kudus memiliki peran besar dalam
pemerintahan Kesultanan Demak. Beliau banyak berdakwah di semua kalangan dari masyarakat
biasa sampai ke kalangan pejabat dan penguasa.
Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 5 Mei 1550. Beliau dimakamkan di kota
Kudus, Jawa Tengah sesuai tempat dakwahnya.

6. Sunan Giri
Sunan Giri menjadi salah satu nama-nama Walisongo. Nama asli Sunan Giri adalah
Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin. Beliau adalah putra Maulana Ishaq, ulama dari Pasai,
Malaka. Sunan Giri merupakan keturunan ke-23 Nabi Muhammad SAW.
Sunan Giri lahir pada tahun 1442. Ia merupakan murid Sunan Ampel dan saudara
seperguruan Sunan Bonang. Beliau sempat berguru pada ayahnya juga di Pasai, Malaka dan
setelah ayahnya wafat, Sunan Giri menggantikan ayahnya mengajar.
Ia mendirikan pemerintahan mandiri Giri Kedaton di Gresik. Nantinya tempat itu
menjadi pusat dakwah Islam di Jawa yang memiliki pengaruh sampai wilayah Indonesia bagian
timur.
Sunan Giri diperkirakan wafat pada tahun 1506. Beliau dimakamkan di Desa Giri, Keboman,
Gresik sesuai dengan tempat dakwahnya.

7. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga menjadi salah satu nama Walisongo yang cukup terkenal. Nama asli
Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Beliau adalah anak Tumenggung Wilatikta atau Radeh Sahur
yang merupakan adipati Tuban yang sempat memimpin pemberontakan Ronggolawe di zaman
Majapahit.
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455. Ia merupakan murid dari Sunan Bonang. Sunan
Bonang mengajarkan pendidikan dan ilmu-ilmu agama pada Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga merupakan orang pribumi asli sehingga lebih efisien dalam berdakwan
ke masyarakat. Dakwah Sunan Kalijaga kerap dikombinasikan dengan kesenian wayang dan
gamelan agar mudah diterima masyarakat. Ia menyelipkan budaya Jawa pada dakwah Islamnya.
Sunan Kalijaga diperkirakan wafat pada tahun 1586. Artinya beliau diperkirakan hidup
selama 131 tahun. Makam Sunan Kalijaga ada di desa Kadilangu, kota Demak, provinsi Jawa
Tengah.

8. Sunan Muria
Sunan Muria termasuk salah satu dari nama 9 Wali Songo. Nama asli Sunan Muria
adalah Raden Umar Said. Beliau merupakan anak dari Sunan Kalijaga dan istrinya Dewi Sarah.
Sunan Muria berdakwah menggunakan metode ayahnya, yaitu menggabungkan unsur
kebudayaan Jawa dengan ajaran Islam. Hal ini agar dakwahnya lebih mudah diterima oleh
masyarakat sekitar. Selain mengajarkan ilmu agama, Sunan Muria juga mengajarkan
keterampilan lain seperti bercocok tanam dan ramah tamah.
Beliau memilih tempat dakwah yang agak terpencil yakni di gunung Muria di daerah
Muria, Jawa Tengah. Jalur dakwah Sunan Muria pun menyebar di wilayah sekitarnya seperti
Jepara, Kudus dan Pati yang rata-rata berupa wilayah pedesaan atau pesisir.
Sunan Muria diperkirakan wafat pada tahun 1551. Makam Sunan Muria terletak di
daerah Muria, Jawa Tengah selaku pusat tempatnya berdakwah.

9. Sunan Gunung Jati


Urutan nama-nama Wali Songo berikutnya adalah Sunan Gunung Jati. Nama asli Sunan
Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Beliau adalah anak dari Syarif Abdullah Umdatuddin
dan keturunan dari bangsawan Timur Tengah. Beliau hijrah ke tanah Jawa karena teinspirasi
perjalanan dakwah Sunan Gresik.
Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448. Ia memilih kota Cirebon sebagai pusat dakwahnya
yang kemudian menjadi Kesultanana Cirebon. Di sana Sunan Gunung Jati mendirikan pondok
pesantren untuk mengajarkan ajaran Islam pada masyarakat sekitar dengan penyampaian yang
lugas khas Timur Tengah.
Agar lebih mudah dipahami, Sunan Gunung Jati juga menggabungkan budaya Jawa pula.
Beliau juga sempat dianugerahi gelar Raja Cirebon ke-2 dengan gelar Maulana Jati.
Sunan Gunung Jati kemudian wafat pada tahun 1568. Beliau diperkirakan wafat pada usia 120
tahun. Makam Sunan Gunung Jati terletak di Gunung Jati, Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai