Anda di halaman 1dari 5

DELTA MAHAKAM

Delta Mahakam ?
Delta Mahakam merupakan salah satu contoh wilayah interaksi antara air tawar (fresswater) dari
darat dan salinitas dari Selat Makassar yang dibawa oleh tenaga pasut saat pasang. Sungai Mahakam
adalah salah satu sungai terbesar di Indonesia yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur yang
bermuara di Selat Makassar. Bahan dasar dari daratan berupa bahan padat atau cair yang dibawa
oleh air hujan melalui sungai dan seterusnya ke muara atau ke perairan pantai berasal dari lokasi
yang lebih tinggi. Berdasarkan pengamatan megaskopis, sedimen permukaan daerah Delta
Mahakam terdiri atas lempung, lempung pasiran, pasir lempungan, lumpur pasiran, pasir, lumpur
dan kerikil (Ranawijaya,dkk.2000).
Menurut Storm drr (2005), Delta Mahakam merupakan tipe delta yang didominasi oleh proses
pasang-surut dan gelombang laut yang berlokasi di tepian Cekungan Kutai, Kalimantan Timur dan
mempunyai runtunan stratigrafi deltaik pantai (coastal deltaic) berumur Miosen hingga Holosen.
Stratigrafi paparan berumur Kuarter di mana Sungai Mahakam berprogradasi menunjukan dominasi
perulangan sedimen karbonat paparan dan endapan delta silisiklastik sebagai respon dari adanya
perubahan muka air laut. Endapan paparan ini telah dipengaruhi oleh arus laut yang kuat dari Selat
Makassar berarah utara-selatan. Roberts (2001) menunjukan bahwa sedimen prodelta Holosen
Delta Mahakam telah dibatasi menjadi paparan bagian dalam (inner shelf) di sektor bagian utara,
sedangkan di sektor bagian tengah merupakan delta front namun dibelokan ke arah selatan
membentuk massa fasies prodelta yang luas. Paparan bagian tengah-luar didominasi oleh topografi
tanggul, berupa individu bioherm (Halimeda) dan agregat.

Penelitian Crumeyrolle dan Renaud (2003) menunjukan adanya relif tanggul di lepas pantai Delta
Mahakam yang terkadang membentuk bidang erosi dengan topografi yang bervariasi antara 10 30
m (rata-rata 20 m). Tanggultanggul (diapirism) ini membentuk Halimeda lumpur terigenik yang kaya
akan biota laut dan hidup pada permukaan transgresif perairan yang jernih. Bioherm (Halimeda)
paparan bagian dalam secara perlahan terkubur oleh sedimen Delta Mahakam kala Holosen. Di
bawah permukaan transgresif Plistosen-Holosen, endapan sedimen menandakan tahapan masa
sistem susut laut yang terdiri dari jaringan fluvial, isian gerusan lembah alluvium (channel fill),
dataran delta agradasi dan endapan paparan serta kipas delta progradasi.
Bagaimana proses terbentuknya Delta Mahakam ?
Delta Mahakam merupakan suatu kawasan yang terdiri dari beberapa pulau yang terbentuk akibat
adanya endapan di muara dengan Jika dilihat dari angkasa, kawasan delta sungai ini berbentuk
menyerupai bentuk kipas. Kawasan Delta Mahakam memiliki luas sekitar 150.000 hektar (termasuk
wilayah perairan). Namun jika dihitung luas wilayah daratan saja, luas kawasan ini mencapai kurang
lebih 100.000 ha. Secara administratif, kawasan delta sungai mahakam berada dalam wilayah
kabupaten kutai kertanegara tepatnya berada di Kecamatan kutai kertanegara Kawasan Delta
Mahakam merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi dan gas
alam (migas). Cadangan terbesar terdapat di lapangan Peciko dan Tunu yang kini dieksploitasi
perusahaan migas multinasional asal prancis yaitu total indonesia.
Delta Mahakam terbentuk dari hasil sedimentasi Sungai Mahakam, sebuah sungai terpanjang di
Kalimatan Timur, selama ribuan tahun. Luas datarannya adalah sekitar 1700 km2 yang terbagi
menjadi 4 zona vegetasi, yaitu: hutan tanaman keras tropis dataran rendah, hutan campuran
tanaman keras dan palma dataran rendah, hutan rawa nipah dan hutan bakau. Dua zona vegetasi
yang terakhir, karena penyebarannya tergantung pada keberadaan air laut, seringkali disebut
bersama-sama sebagai hutan mangrove, dan menutupi 60% luas dataran delta. Sistem perakaran
hutan mangrove yang kokoh mampu menahan empasan ombak dan mencegah abrasi pantai,
membuatnya berfungsi sebagai zona penyangga (buffer zone).
Bagaimana Tatanan Tektonik Daerah Mahakam ?
Tatanan tektonik cekungan kutai dapat diringkas sebagai berikut (Gambar 3).
Awal Synrift (Paleosen ke Awal Eosen): Sedimen tahap ini terdiri dari sedimen aluvial mengisi
topografi NE-SW dan NNE-SSW hasil dari trend rifting di Cekungan Kutai darat. Mereka menimpa di
atas basemen kompresi Kapur akhir sampai awal Tersier berupa laut dalam sekuen.
Akhir Synrift (Tengah sampai Akhir Eosen): Selama periode ini, sebuah transgresi besar terjadi di
Cekungan Kutai, sebagian terkait dengan rifting di Selat Makassar, dan terakumulasinya shale bathial
sisipan sand.
Awal Postrift (Oligosen ke Awal Miosen): Selama periode ini, kondisi bathial terus mendominasi
dan beberapa ribu meter didominasi oleh akumulasi shale. Di daerah structural shallow area
platform karbonat berkembang
Akhir Postrift (Miosen Tengah ke Kuarter): Dari Miosen Tengah dan seterusnya sequence delta
prograded secara major berkembang terus ke laut dalam Selat Makassar, membentuk sequence
Delta Mahakam, yang merupakan bagian utama pembawa hidrokarbon pada cekungan. Berbagai
jenis pengendapan delta on dan offshore berkembang pada formasi Balikpapan dan Kampungbaru,
termasuk juga fasies slope laut dalam dan fasies dasar cekungan. Dan juga hadir batuan induk dan
reservoir yang sangat baik dengan interbedded sealing shale. Setelah periode ini, proses erosi ulang
sangat besar terjadi pada bagian sekuen Kutai synrift.

Bagaimana Sedimentologi Delta Mahakam ?
Delta Mahakam terbentuk pada muara Sungai Mahakam yang terletak di pantai timur Pulau
Kalimantan, antara 020' LS dan 11740' LT. Delta ini terbentuk pada tahap akhir transgresi Holosen
selama 5000 sampai dengan 7000 tahun yang lalu. Selama waktu itu delta telah berkembang maju
(progradasi) dan membentuk sistem delta yang melingkupi daerah seluas 5000 km,termasuk 1000
km delta plain. Delta Mahakam adalah daerah dimana terdapat beberapa lapangan minyak besar,
yang tersusun oleh rangkaian endapan deltaik Miosen. Allen, (1987) telah melakukan penelitian atau
studi terhadap delta Mahakam modern, karena delta Mahakam modern mempunyai karateristik
yang hampir sama dengan delta Mahakam Miosen sehingga dapat memberikan gambaran
pembentukan reservoar batupasir Miosen di daerah ini.
Dalam pembentukan suatu delta, akan berkembang pola-pola morfologi yang masing masing
merupakan produk lingkungan pengendapan yang berbeda. Komponen morfologi delta antara lain
delta plain, delta front, dan prodelta. Tiga proses pokok yang mengontrol pembentukan delta yaitu
proses fluvial, tidal dan gelombang air laut. Berdasarkan ketiga parameter ini, delta Mahakam yang
merupakan delta dengan pengaruh proses fluvial dan tidal yang relatif sama atau seimbang,
termasuk dalam tipe fluvial tide delta.
Bagaimana Model Pengendapan Delta Mahakam ?
Delta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh adanya sedimentasi sungai
yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen lebih besar daripada kemampuan
pendistribusian kembali oleh proses yang ada pada cekungan pengendapan (Elliot, 1986 dalam Allen,
1997) Menurut Boggs, 1987 (Dalam Allen, 1998), delta diartikan sebagai suatu endapan yang
terbentuk oleh proses sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang (Gambar 4.3.2).
Dataran delta menunjukkan daerah di belakang garis pantai dan dataran delta bagian atas (Upper
Delta Plain) didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan oleh pengaruh laut terutama
penggenangan tidal. Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem fluvial.
Ketika sungai sungai pada sistem fluvial tersebut, terbentuk pula morfologi delta yang khas dan
dapat dikenali pada setiap sistem yang ada. Morfologi delta secara umum terdiri dari tiga yaitu :
delta plain, delta front dan prodelta.

Anda mungkin juga menyukai