Pengertian / Arti Definisi Hari Kiamat (Hari Akhir)
Hari Kiamat adalah peristiwa di mana alam semesta beserta isinya hancur luluh yang membunuh semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali. Hari kiamat ditandai dengan bunyi terompet sangkakala oleh Malaikan Israfil atas perintah dari Allah SWT.
Setelah semua makhuk yang hidup mati maka Allah SWT akan membali memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup terompet untuk yang kedua kali guna membangunkan orang semua yang telah mati untuk bangkit kembali mulai dari manusia pertama zaman Nabi Adam hingga manusia yang terakhir saat kiamat tiba untuk melaksanakan hari pembalasan.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Kiamat
Kiamat ada dua macam, yakni :
1. Kiamat Sughra/Sughro (Kiamat Kecil)
Kiamat Sughra adalah kiamat kecil yang sering terjadi dalam kehidupan manusia yaitu kematian. Setelah mati roh seseorang akan berada di alam barzah atau alam kubur yang merupakan alam antara dunia dan akhirat.
Kiamat sughra sudah sering terjadi dan bersifat umum atau biasa terjadi di lingkungan sekitar kita yang merupakan suatu teguran Allah SWT pada manusia yang masih hidup untuk kembali ke jalan yang lurus dengan taubat.
2. Kiamat Kubra/Kubro (Kiamat Besar)
Kiamat kubra adalah kiamat yang mengakhiri kehidupan di dunia ini karena hancurnya alam semesta beserta isinya. Setelah kiamat besar maka manusia akan menjalani alam setelah alam barzah / alam kubur. Lihat Di Sini untuk melihat lebih rinci.
Kiamat kubra akan terjadi satu kali dan itu belum pernah terjadi dengan kejadian yang benar-benar luar biasa di luar bayangan manusia dengan tanda-tanda yang jelas dan pada saat itu segala amal perbuatan tidak akan diterima karena telah tertutup rapat.
C. Tanda-Tanda Hari Kiamat Akan Tiba
Kapan akan datang hari kiamat, tidak seorang pun tahu termasuk Nabi Muhammad SAW. Namun kita dapat mengetahuinya dengan memperhatikan tanda-tanda di mana hari kiamat akan datang, yaitu antara lain :
1. Asap di Timur dan Barat 2. Munculnya Dajjal 3. Muncul binatang melata di bumi (Dabatul Ard) 4. Terbit matahari sebelah barat 5. Turunnya Nabi Isa AS 6. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj 7. Gerhana di timur 8. Gerhana di barat 9. Gerhana di jazirah Arab 10. Keluarnya api dari kota Yaman yang menghalau manusia ke tempat pengiringannya
Tambahan : Persiapkan diri kita sebaik mungkin untuk menghadapi kiamat kecil dan kiamat besar karena itu pasti akan terjadi. Jadilah orang yang beriman dan bertakwa untuk selamat dari siksa neraka dan mendapat surga dari Allah SWT.
Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar , Kali ini kita akan membahas Pengertian Qadadan Qadar, Iman Kepada Qada dan Qadar dan Contoh Qada dan Qadar. Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan Qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qada r arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam Qadar adalah perwujudan atau kenyataanketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai denganiradah-Nya. Allah Berfirman : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telahmenciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS .Al-Furqan ayat 2).Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan Contoh Qada danQadar .Saat ini Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum Abdurofi lahir, bahkansejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdurofi akanmelanjutkan pelajarannya di SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha.Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.
2. Hubungan antara Qadha dan Qadar Pada uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zamanazali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadhaqadar ibarat rencana dan perbuatan.Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di dalam surat Al- Hijr ayat 21 Allah berfirman, Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.
Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah, yaitu Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lal u orang tersebut mengatakan, sudah takdir, maksudnya qadha dan qadar. 3.Kewajiban beriman kepada dan qadar Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman danIhsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang artinya: Hendaklah engkau berimankepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul- rasulnya, hari akhir danberiman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang bur uk. Lelaki tersebut berkataTuan benar . (H.R. Muslim)Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agamakepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh MalaekatJibril itu berisi rukun iman . Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha danqadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kitaharus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yangmenyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Didalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya,maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak selalu sesuaidengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklahkita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketikatakdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kitaterima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmahyang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yangdiperbuatnya. 4.Hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa AllahSWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha danqadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya
Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allahmengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.
(HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Masud). Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusiatetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuatkejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. Mengapa engkau mencuri ? tanya Khalifah.Pencuri itu menjawab, Memang Allah sudah mentakdirkan saya menjadi pencuri . Me ndengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, Pukul saja orang inidengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya! . Orang - orang yang ada disitu bertanya, Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu? Khalifah Umar menjawab, Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah. Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabiMuhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orangitu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, Kenapakuda itu tidak engkau ikat? . Orang Arab Badui itu menjawab, Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah . Nabi pun bersabda, Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah .Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namunmanusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akanterjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdoa. Dengan berdoa kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikianapapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :1.Takdir muallaq : yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorangsiswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pert anian. Dalam hal ini Allah berfirman Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalumengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Ses ungguhnya Al l ah t i dak mer obah keadaan s es uat u kaum s ehi ngga mer eka mer obah keadaa n yang ada pada di r i mer eka s endi r i . Dan apabila Allah menghendakikeburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia . ( Q.S Ar- Rad ayat 11)
B. Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kitadalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmahtersebut antara lain:
1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian Allah Berfirman dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya),dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ( QS. An -Nahl ayat 53). 2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, iamenganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia punmerasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Allah Berfirman Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan j angan kamu ber put us as a dar i r ahmat Al l ah. Ses ungguhnya t i ada b e r p u t u s a s a d a r i r a h ma t Al l a h , me l a i n k a n k a u m y a n g k a f i r . ( QS.Yusuf ayat 87) Sabda Rasulullah: yang artinya Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan. ( HR. Muslim) 3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentumenginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja,tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Allah Berfirman Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telahberbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. ( QS Al- Qashasayat 77) 4.Menenangkan jiwa Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalamhidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah Berfirman Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklahkedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)