Perjuangan Meutya Hafid demi Punya Momongan, Sempat 10 Kali Gagal Bayi Tabung

Perjuangan Meutya Hafid demi Punya Momongan, Sempat 10 Kali Gagal Bayi Tabung

Averus Kautsar - detikHealth
Senin, 13 Nov 2023 11:30 WIB
Meutya Hafid bercerita soal pengalamannya menjalani 10 kali prosedur bayi tabung.
Meutya Hafid. (Foto: Dokumentasi)
Jakarta -

Anggota DPR Meutya Hafid membagikan kisah perjuangan untuk bisa mendapatkan anak pertamanya. Tak mudah, ia menjalani berbagai macam cara selama bertahun-tahun untuk bisa mendapatkan momongan.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh Meutya adalah dengan melakukan prosedur bayi tabung. Tak hanya sekali, ia bahkan menjalani 10 kali bayi tabung untuk bisa mendapatkan anaknya.

"Saya pertama kali menjalani bayi tabung itu di usia 37 tahun. Sempat mengalami tiga kali hamil tapi keguguran karena janin dan embrio itu tidak bisa berkembang dengan baik," ucap Meuthia ketika ditemui detikcom di Menteng, Jakarta Pusat saat peluncuran buku 'Lyora: Keajaiban yang Dinanti' Jumat (10/11/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulilah saya berhasil hamil akhirnya pada usia 44 tahun dan dikaruniai putri yang saya beri nama Lyora Shaqueena Ansyah," sambungnya.

Tak mudah dijalani, Meuthia menuturkan bahwa dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting bagi seorang wanita yang tengah menjalani program kehamilan. Meutya menuturkan bahwa dukungan dari suaminya begitu menguatkannya.

ADVERTISEMENT

"Terima kasih untuk suami saya yang membuat kita kuat adalah pasangan kita. Kakak saya juga sangat mendukung saya, karena memang perjuangannya luar biasa berat. Saya yakin yang kini sedang menjalani program bayi tabung juga merasakan," ujarnya.

Suami Meutya, Noer Fajrieansyah mengatakan bahwa mereka sempat berencana menunda anak setelah menikah pada tahun 2014. Namun, setelah itu ia dan sang istri justru harus berjuang keras dalam menjalani program kehamilan.

Salah satu momen yang begitu diingat oleh Fajri adalah ketika Meutya sempat mengalami keguguran ketika ia sedang pergi jauh untuk bekerja.

"Keguguran yang dia sampai stres itu saya lagi dinas di luar kota dan tengah malam dapat kabar, Meutya lagi sendiri saat itu. Banyak wanita yang keguguran ketika suami tidak di sampingnya. Itu yang memberikan sebuah applause pada perempuan karena begitu kuat," ujar Fajri.

Spesialis obstetri dan ginekologi dr Ivan Rizal Sini, SpOG menuturkan bahwa dukungan yang diberikan pada seorang wanita yang menjalani prosedur bayi tabung sangat diperlukan. Bukanlah hal yang mudah untuk menjalani program kehamilan terlebih dengan stigma yang masih ada di masyarakat.

"Super penting, karena tanpa adanya support system yang kuat karena proses ini perlu keberanian. Wanita berani ke klinik saja itu sudah keberanian luar biasa untuk mereka, ini bukan hal yang mudah," kata dr Ivan.

"Ini terjadi karena adanya stigma bahwa tidak memiliki anak adalah kegagalan, itu salah. Ini yang harus diedukasikan ke masyarakat," pungkasnya.



Simak Video "Indonesia Punya 59 Klinik In Vitro Fertilization untuk Program Bayi Tabung"
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)