Pocong Duloh

TEROR POCONG DULOH

 

Penulis: Rori @sarangdemit
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 160 hlm
Penerbit: GagasMedia
Harga: Rp 77.000,-

Semua yang sudah ditakdirkan menjadi milik kita akan tetap selalu menjadi milik kita. Kita harus mulai menerima bahwa semua tidak bisa dipaksakan dan kita harus yakin yang milik kita tetap akan menjadi milik kita.

‘Pancasona, boga leluhur kuring

Diwariskeun ka incu kuring

Moal paeh di wanci poe

Moal paeh di wanci peuting

Kusebab ayana pancasona dina awak incu kuring.’

Duloh kecil yang hidup dalam kemiskinan tidak tahu bahwa kidung yang setiap malam ia dengar dari mulut rapuh neneknya adalah rapalan mantra ilmu Pancasona yang diturunkan Nenek Marnah. Ilmu sakti mandraguna yang membuatnya tak bisa mati.

Duloh bertahan hidup menjadi penggembala kambing yang terlibat cinta terlarang dengan anak juragannya. Karena dosa itu, ia dibunuh, lalu mayatnya dibuang ke Lembah Rara. Namun, Duloh bangkit menjadi pocong ketika tak sengaja ditemukan oleh seorang warga. Ia bergentayangan dan meneror desa Bojong Pinang, tanah para jawara, dari generasi ke generasi.

Pocong Duloh menjadi momok semua orang dan berusaha ditaklukkan oleh para jawara sakti sebagai alat tenung yang tak terkalahkan.

Diangkat dari kisah urband legend Banten yang dikisahkan oleh Rori lewat kanal Youtube Sarang Demit.

“Dia hanyalah manusia yang ingin merasakan belas kasih, tapi nasib terlalu bengis untuk sekadar membiarkannya benar-benar mati.”