KAMUS
BAHASA BARRAU
KAMUS
BAHASA BARRAU
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang
terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku
terhadap:
i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan
peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian
ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran,
kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan
ajar; dan
iv. Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin
Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
KAMUS
BAHASA BARRAU
Muhammad Basyara, B.Sc. (Alm.)
Tim Koreksi Isi Kamus Bahasa Barrau :
Endin Supandi A.P., S.E., M.Pd.
H. Syakhran, S.Pd.
Surya Darma, S.Pd.
KAMUS BAHASA BARRAU
Muhammad Basyara
Desain Cover :
Syarif Hidayatullah
Sumber :
Muhammad Basyara
Tata Letak :
G.D. Ayu
Proofreader :
Mira Muarifah
Ukuran :
viii, 349 hlm, Uk: 15.5x23 cm
ISBN :
978-623-02-6158-9
Cetakan Pertama :
Maret 2023
Hak Cipta 2023, Pada Penulis
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Copyright © 2023 by Deepublish Publisher
All Right Reserved
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
PENERBIT DEEPUBLISH
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/DIY/2012)
Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/Faks: (0274) 4533427
Website: www.deepublish.co.id
www.penerbitdeepublish.com
E-mail: [email protected]
Bekerja sama dengan :
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Berau
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Puji Syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas terbitnya
karya pustaka “KAMUS BAHASA BARRAU \". Buku ini merupakan
buah pikiran dan kerja intelektual dari Almarhum Bapak Muhamad
Basyara, B.Sc. Beliau merupakan salah seorang budayawan yang telah
mendedikasikan sebagian kehidupannya bagi pelestarian dan
pengembangan kekayaan budaya Tanah Banua.
Kami sangat mengapresiasi kehadiran \"KAMUS BAHASA
BARRAU\" dalam khasanah kepustakaan Kita. Hal ini sangat selaras
dengan program Pemerintah Kabupaten Berau baik dalam pengembangan
budaya lokal maupun dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. Dinas
Perpustkaan dan Kearsipan Kabupaten Berau memiliki kepentingan untuk
menjadikan buku ini sebagai rujukan dalam setiap upaya mengenalkan
serta melestarikan bahasa daerah Banua/Barrau. Kami berharap buku ini
dapat menjadi sumber pengetahuan masyarakat, khususnya generasi muda
yang berminat mengembangkan penggunaan bahasa Barrau.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami haturkan kepada
Keluarga Besar Almarhum Bapak Basyara, B.Sc. Berkat peran Ibu Ani
Kurnia, S.Pd, istri almarhum, naskah yang sangat berharga tersebut dapat
diterima dan berhasil diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan
Kabupaten Berau. Terima kasih juga Kami sampaikan kepada Tim Editor
yang terdiri dari Bapak Endin Supandi AP, SE, M.Pd, Bapak H. Syakram,
S.Pd dan Bapak Surya Darma S.Pd. Ketelatenan dan Ketelitian para
akademisi ini sangat membantu membuat naskah \"Kamus Bahasa Barrau\"
menjadi lebih sempurna dan layak dikonsumsi publik.
vi
Sebagai Kepala Daerah, Kami berharap terbitnya \"KAMUS
BAHASA BARRAU\" yang diinisiasi oleh Program Pembinaan
Perpustakaan pada Sub Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Bahan
Pustaka dapat memantik lahirnya karya karya pustaka bernafas kearifan
lokal lainnya. Terbitnya karya karya pustaka dengan cita rasa Berau akan
meningkatkan minat masyarakat untuk membaca. Yakinlah bahwa budaya
gemar membaca yang tumbuh pesat akan sangat berarti bagi terwujudnya
Bumi Battiwakal yang lebih maju di masa depan.
Tanjung Redeb, Desember 2022
Bupati Berau
Hj. Sri Juniarsih Mas, M.Pd
vii
SAMBUTAN
KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
KABUPATEN BERAU
Bahasa daerah adalah kekayaan budaya suatu bangsa. Bahasa daerah
juga sebagai lambang Kebanggaan dan sekaligus identitas daerah tersebut.
Indonesia memiliki keragaman Bahasa daerah. Ada ratusan Bahasa daerah
di Indonesia. Menurut Summer Institut of Linguistik, jumlah bahasa
daerah di Indonesia ada 719 dan sebagian besar atau sebanyak 707 masih
aktif dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah masing masing
dimana bahasa daerah tersebut berasal.
Namun demikian, seiring berjalannya waktu berdasarkan pemetaan
oleh Badan Bahasa yang bersumber dari laman Kemendikbud.go.id. maka
saat ini beberapa bahasa daerah terancam punah di Indonesia. Oleh karena
itu, hadirnya Kamus Bahasa Barrau (Banua) yang ditulis oleh Alm.
Muhammad Basyara, M.Sc sangat tepat sekali. Untuk lebih memudahkan
dan memahami suatu bahasa kehadiran kamus tentu sangat dibutuhkan
karena akan sangat membantu para penuturnya. Demikian juga untuk
warga lain yang ingin mempelajarinya.
Harapan saya selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Berau Kamus Bahasa Barrau ini akan menggairahkan warga
asli Berau selaku penutur dan warga Berau pada umumnya untuk
menggunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga Bahasa Berau akan
semakin banyak penuturnya, semakin maju dan berkembang dan lebih
penting lagi akan lestari keberadaannya ditengah majunya peradaban
masyarakat digital saat ini.
viii
Kamus Bahasa Barrau ini disusun oleh Alm. Bapak Muhammad
Basyara, B.Sc. Kamus ini merupakan penerbitan dari Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kabupaten Berau tahun 2022 yang bertujuan selain
menambah jenis koleksi konten lokal, sebagai bahan rujukan koleksi
perpustakaan juga sebagai upaya melestarikan Bahasa daerah agar lebih
dikenal dan didayagunakan oleh masyarakat.
Tanjung Redeb, Desember 2022
Drs. Yudha Budi Santosa, M.Si
Pembina Tingkat 1
Nip. 19681124 198803 1 002
ix
SEUNTAI KENANGAN KATA PENGANTAR
EDISI PERDANA DARI PENULIS
Alhamdulillah referensi kumpulan perbendaharaan kosa kata bahasa
Berau ini,dapat penyusun persembahkan kepada sidang pembaca yang
terhormat. Kumpulan perbendaharaan kosa kata ini telah penulis
pergunakan dalam keseharian sejak tahun 1958. Penyusun mulai menulis
sejak tahun 1993 dan waktu itu masih ditulis tangan. Jadi sudah lima kali
proses pengumpulan referensi perbendaharaan kosa kata bahasa berau ini.
Akhir tahun 2002 naskah tulisan tangan tersebut hilang dalam
perjalanan kargo dari Samarinda menuju Berau. Tahun 2003 dituliskan
kembali dengan bantuan computer, karena kemudian komputernya error,
tulisan tersebut kembali raib. Kemudian ditulis lagi dan disimpan dalam
disket, pula karena kemajuan tekhnologi, sarana untuk mengaplikasikan
disketpun tidak dibuat (Produksi) lagi, sudah ketinggalan dan diganti
dengan sarana flashdisk. Juga karena kemajuan tekhnologi, flashdisk kena
virus, sehingga kembali tulisan tersebut raib.
Alhamdulillah chip di benak belum hilang dan baru tahun 2010
dapat disusun dan dituliskan lagi dengan bantuan laptop, yang sekarang
sampai kehadapan sidang pembaca yang mulia.
Kumpulan kosa kata ini kami petik dari penuturan yang berkembang
dilingkungan keluarga besar Achmad Bilal Musllam dan sekitarnya,
dengan dilengkapi berbagai tambahan dari berbagai narasumber tempat
penulis belajar dan mempelajari perbendaharaan kosa kata bahasa Berau,
mereka tidak hanya orang Berau, tapi juga penutur bahasa lain dari suku
lain. baik yang berdomisili di Berau maupun tempat lain. Karena itu
tulisan ini hanya referensi dan debatable, untuk itu penulis sangat
mengharapkan masukan dan saran dari sidang pembaca, untuk perbaikan
(penyempurnaan) disaat akan datang (Edisi berikutnya).
Kumpulan kosa kata ini, kata demi kata diartikan (terjemah) ke
dalam bahasa Indonesia, agar mudah dipahami, walau bahasa ini nantinya
telah punah atau tidak terpakai lagi oleh penuturnya (masyarakat Berau).
Menurut UNESCO (United Nastions Educational, Scientific and Culture
Organization - badan dunia untuk Pendidikan dan Kebudayaan ) ada 250
x
bahasa yang akan segera punah, mungkin juga bahasa Berau dan bahasa
Indonesia. Konon di Irian (Papua) ada bahasa suku yang diketahui oleh
satu orang saja lagi. kalau orang tersebut tidak ada lagi, maka bahasa itu
telah lenyap dari muka bumi ini, berarti pula hilangnya satu bahasa dan
budaya yang merupakan kekayaan muzaik budaya bangsa.
Yang nampak sekarang juga bahwa bahasa Indonesia hanya tinggal
gramatiknya saja lagi, sedangkan konten kosa katanya sudah menggunakan
bahasa asing yang di Indonesiakan termasuk bahasa daerah yang
memperkaya bahasa Indonesia. Terutama bahasa ke Betawi betawian
(bahasa gaul Jakarta).
Akhirnya semoga tulisan ini mengingatkan kita bersama bahwa
bahasa dan budaya Berau pernah ada, terima kasih.
Penulis,
Muhammad Basyara (Alm)
xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................v
SAMBUTAN KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN DAN
KEARSIPAN KABUPATEN BERAU.....................................................vii
SEUNTAI KENANGAN KATA PENGANTAR EDISI
PERDANA DARI PENULIS .....................................................................ix
DAFTAR ISI ..............................................................................................xi
VOCABULARY .........................................................................................1
A........................................................................................................1
B. .....................................................................................................21
C. .....................................................................................................56
D......................................................................................................64
G......................................................................................................72
I. ......................................................................................................86
J. ......................................................................................................93
K....................................................................................................103
L. ...................................................................................................146
M. ..................................................................................................173
N....................................................................................................188
P.....................................................................................................192
R. ...................................................................................................230
S.....................................................................................................248
T. ...................................................................................................286
U....................................................................................................320
W...................................................................................................328
Y....................................................................................................330
REFERENSI SUMBER ..........................................................................331
BIODATA...............................................................................................349
xii
1
VOCABULARY
A.
A’a ksr : “ya” (lih.awu)
aaa ksr : “oh ya”;”oh begitu”; ucp jawaban atas pernyataan seseorang
(diucapkan panjang tanpa diftong)
aaay : ~ kau ucp : erangan kala didera rasa sakit (diucapkan panjang tanpa
diftong)
Aa: oh ya; oh begitu
abar x: 1 penghambat lajunya perahu atau sesuatu; 2 (^) rem; 3 ~ ~: (1)
alat peng“abar” menyembak; mengurai dan berkibar
abba: tanda yang datang ada seseorang yang jauh tenpanya telah
meninggal
abbak: berjalan di dalam lumpur
abbang: bau yang datang dan menyengat; ambreng
abbau: tababbak kau si ~ prb: ucapan tempelak pada orang yang
kehabisan perbekalan akibat sesuatu
abbuk: merepoti dengan perlakuan
abbur: berhamburan keluar dari wadah
abbus: bau yang datang
abib (habib*): (1) orang laki dewasa, keturunan Arab (nabi); (2) dalam
berbicara dengan mereka menggunakan bahasa baamba (lihat.
baamba)
abis =: 1 kami (kata terikat); 2 (1) ~ dipatik: kami semua (bila berkata
kepada raja, bangsawan, mertua); (2) ~ dikami: (bila berkata
kepada orang yang dipakami)
abisia: 1 kata ganti orang ketiga; mereka (orang ke tiga jamak); 2 habislah
(biarlah) sudah
ablur (hablur*): kaca pembesar bayangan di baliknya; luv
abu =: 1 ~ ruku: (1) abu rokok; (2) abu-abu; dauk; kelabu (warna); 2 ati
~: abu dapur bagian tengah, untuk dicampur sebagai obat sakit
perut dengan menggosokkannya pada bagian yang sakit, yang
sebelumnya dicampur dengan deringo, kulit jeruk nipis, bawang
2
merah, jinten hitam; 2 picca ~: abu bakaran di lahan ladang, yang
sudah terkena hujan, sehingga sudah (bisa) baik untuk ditanami
(lih. kirai); 3 mang ~ ~ i: membuat khawatir; membuat was-was
abuk (habuk*) x: warna kelabu yang lebih gelap
abur: boros; israf; lembok; royal; sokak; suka menghambur-hamburkan
uang; tidak hemat
abut: 1 (1) sibuk; (2) pesta selamatan (pengantenan dll.) (lih. jikkir); 2 (1)
acuh; gubris; hirau; mempedulikan; (2) ~ ati: resah akan sesuatu;
kelasah; kelusuh
acak x: 1 menggoda dengan cara mengolok (terutama pada anak-anak); 2
tawu mang ~: anak bayi yang mulai dapat diajak tertawa bersama
acam: alat pengetek; tongkat pemukul lugu (lih. lugu)
accit: corak kain (batik) dengan gambar bulat-bulat kecil-kecil; geringsing;
gerinsing; gerising
accuk: pecuk; sejenis burung bangau kecil berwarna putih (lih. kuju);
sekendi
accur: mancur
ada =: ~ mari-marinya: agak lebih baik keadaannya (orang sakit)
adak: (1) terletak di atas tunggul ataupun tiang; (2) ~ ~: benda besar
tergeletak di ujung atas tonggakan (berdiri)
adang x: menanti; menunggu
adap (hadap*) =: ~ an: 1 muka; depan; hadapan; 2 kelamin; kemaluan;
genitalia (lih. anu)
addai: aduhai; alamak; alangkah; amboi; (kata seru), berarti “bukan main”
addas: 1 datang ke suatu tempat untuk memuaskan diri (misalnya makan
dll.); 2 ijjau kuning ~ kudarrang: warna warni (lih. ijjau); 3 ~
manis: bahan rempah (bumbu masak, bahan kue dan obat)
addat =: 1 (1) aturan etika; jatmika; rasam; rasan; sopan santun; tata
kerama; tradisi; (2) gaya; habitus; sifat; sikap; 2 ~ nya: dia
memang begitu
addi: mang ~: merasakan dan menahani sakit (terpukul; sakit perut dll.)
sambil merintih kecil
addu: 1 aduh; waduh; 2 rumput ~ ~: rambut yang tumbuh menjulur di
depan telinga (lih. tali), kalau ditarik terasa sangat sakit, sehingga
jadi bahan teka-teki anak-anak
adduk: serabut hitam pada pohon aren; ijuk
addul: ~ muluk: kesenian Melayu Berau tempo dulu (lih. mamanda)
adi x: adik; lebih muda
aduk x: ~ ~: duduk agak lama dan nampak menonjol (lih. raduk)
adun x: olen; mencampur sambil meremas-remas agar nerata (roti; “galagala” dll.)
3
agai: sapaan untuk teman sepantar (sesama lelaki)
agak (hagak*)x: bagak, bangga; besar hati; lagak; sok (bergaya, berlagak);
pongah
agar + =: (1) ~ tulban: kue agar-agar yang terbuat dari campuran bahan
dasar agar-agar, tepung, telur, gula dan mentega; (2) ~ putri
mandi: agar-agar yang diberi berkuah
aggit: (1) wadah memasak nasi (merebus ketupat) yang besar; dandang;
sablokan; (2) sandal ~: lapisan penahan agar nasi atau yang
direbus tidak terendam air di dasar dandang
aggung: (1) alat musik pukul tradisional; gong; gung; (2) (a) gong
perdamaian dunia pertama diletakkan di bali diresmikan oleh
presiden RI ke 5 dan gong ini konon telah berumur 400 tahun; (b)
gong yang kedua di letakkan di kota ambon awal tahun 2011 yang
diresmikan oleh presiden ke 6 RI, bahan bakunya dari gunung
muria
agugu =: 1 tarian popular tahun 1970-an, kepopulerannya ini menjadi
“mark brand” di Berau, padahal tarian diskotik ini tidak pernah
sampai ke Berau; 2 air kemasan bergula (manis) warna warni
dalam plastik kecil, ditempatkan dalam toples berisi air
agut: (1) ganggut; kedut; mengambil dengan menarik; renggut; sentak;
tarik; unggut; (2) ma ~: mengganjur; merebut dengan paksa;
merenggut; ragum
air =: 1 (1) ~ bassar: pasang naik menutupi permukaan tanah (lih. pucuk);
(2) (a) ~ jadi: air yang pasang naiknya setiap harinya makin dalam
terjadi antara 9 sampai 15 hari bulan dan 25 sampai 30 hari bulan
(lunar); (b) ~ mati: keadaan air pasang naik yang semakin
mengecil (rendah) setiap harinya, menurut peredaran dan gravitasi
bulan terhadap air, antara 1 sampai 8 hari bulan dan antara 16
sampai 24 hari bulan (lunar); 2 (1) ~ paddas: air rebusan rempahrempah; sekoteng; (2) ~ patau: santan (lih. patau); (3) ~ barras:
air bekas cucian beras; 3 ~ tawar: (1) air hambar; (2) air yang
sudah dibacakan doa-doa (untuk obat); 4 ~ ammas: warna
keemasan (cat keemasan) (lih. ammas); 5 ~ mata duyung: (1) air
mata ikan duyung; (2) konon sebutan untuk minyak guna-guna
(penglaris); 6 babarabbai ~ mata: bercucuran air mata; 7 ~
babuak: air hambar yang keluar dari dalam tanah tepi pantai
talisayan; 8 pacar ~: (1) tumbuhan bunga kecil (seperti bayam)
berbunga warna pink; (2) kelopak bunganya sering dibuat anakanak pacar kuku; 9 bangsa pagar ~ prb: (1) kerabat dekatnya tak
terhitung lagi banyaknya; (2) pagar untuk air
4
ajaib =: 1 aneh; menakjubkan; 2 ucapan karena rasa marah pada kelakuan
seseorang, yang seharusnya tidak berbuat seperti itu
ajap =: membuat susah
aji: 1 (1) gelar kebangsawanan peringkat ke tiga; (2) (a) gelar sejak lahir
(untuk putra/putri keturunan sultan, raja) dan nama mengikuti
gelar ini, sampai dewasa yang bersangkutan tidak diganti; (b) lain
halnya orang kebanyakan yang diberi gelar ini, maka nama yang
bersangkutan diganti dengan nama lain (oleh Sultan) menyusul
gelar tsb.; (c) kaum wanita juga hanya bergelar (aji) ini (lih.
pangian); 2 (1) ~ Surya Nata Kasuma: raja Berau pertama (lih.
baddit dipattung) yang berkuasa tahun 1400 sampai 1432 dan
namanya diabadikan menjadi nama Korem 091/ASN Kaltim; (2) ~
kannik barrau sanipa: putri penguasa “banua pantai,” yang
berperan dalam legenda gunung ajjung (lih. ajjung), serangan
“julung-julung” dan peristiwa “tambun bangkai dan teluk
bangkai”; (3) ~ jantai: cerita rakyat tentang seorang ibu beranak 7
dan 7 “surabai”; 3 panggangan ~: ayam muda (lih.
panggangngan); 4 (1) pulau ~: pulau endapan di hilir Sambaliung
tempat masyarakat sekitar bersawah, dan tempat bersarang dan
tidurnya burung bangau putih (lih. kuju); (2) danau ~ buang:
danau di Pulau Maratua
ajjang: 1 patil; sengat pada ikan; 2 ~ landak: bulu landak (yang seperti
duri tumbuh dibelakang hewan landak
ajjat: jangkang; jengkang; koit; lampus; mati mendadak; pingsan sendiri;
mampus; modar; tewas mendadak
ajjin: 1 ejan; ejas; kejan; kejas; memberikan tekanan dalam tubuh bagian
bawah seperti buang hajat atau sedang akan melahirkan (lih.
tarran); 2 jin; makhluk halus (lih. jiyin)
ajjung: jung; perahu besar untuk berlayar
ajuk: 1 codok; jolok; radak; renggah (mengambil buah yang letaknya
tinggi); tusuk dari bawah; 2 ceku (menusuk dengan benda kecil
yang tajam); radak; tikam; tusuk; 3 di ~ mata cada tampak prb:
gelap sekali; gulita
akal =: 1 inisiatif; prakarsa; 2 meng ~ i: kecoh; kecong; lebun; muslihat;
tipu
akang x: ubi ~: ararut; ubi rambat hutan yang tumbuh di celah-celah batu
dan umbinya berwarna putih
akat (ahad*): 1 hari pertama (ahad); hari minggu; 2 mang ~: melebihi dari
batas yang sudah ditentukan (pada tanah perwatasan ataupun pada
permainan anak-anak)
akir (ahir*) =: 1 penghabisan; 2 jumadil akhir; bulan ke 6 tahun hijriyah
5
akkap: mengintai hendak menerkam
aksi x: plamboyan; nampak indah dan rapi (tentang penampilan orang
laki-laki)
aku =: 1 daku; diriku; kata ganti orang pertama; saya; 2 ba ~ bakawu:
salah satu tata kerama bertutur orang sepantar; tata kerama bertutur
bahasa Berau tingkat paling demokratis (setara tanpa diskriminasi
dan kasta) antar penutur (lih. patik), sehingga rasa salaing
menyayangi sangat besar; 3 cada ~ idup prb: kalau seperti itu tak
sangguplah aku
ala: kalah; tidak menang
alak: (1) ~ ~ an: laklakan; langit-langit pada mulut; tekak; velar; velum;
uvula; (2) anak ~ ~ an: papila
alalang: 1 (1) alang-alang; ilalang; lalang; (2) butu ~: tunas tumbuhan
alang-alang yang berbentuk taji (duri) kalau terinjak tanpa alas
kaki akan dapat membuat luka tusukan; 2 dengan mantra tertentu
dan perlakuan tertentu konon orang dapat berjalan dalam
tumbuhan alang dengan aman tanpa tertusuk atau menjadi kebal
tunas alang-alang
alamat x: firasat; tanda-tanda
alau x: 1 ambil; jemput; pungut; 2 (1) mang ~ tuanya: (a) mengambil
berkah dari ketuaannya; (b) tua percuma (tak bisa diharap sebagai
orang yang sepantasnya dapat diharap karena sudah cukup dewasa;
(2) mang ~ tingginya: (a) mengharapkan manfaat dari
ketinggiannya; (b) sekadar tinggi tapi tak bisa diharapkan bantuan
dari ketinggian tersebut; 3 mang ~ ati: tersinggung sendiri; 3
mang ~ ulli: mengambil balas (lih. ulli); 3 ini mu ~: ucapan
“panggilan” pada anak-anak atau orang sepantaran (biasanya akan
ditunjukkan kesalahan yang bersangkutan) (lih. kamayi); 4 mang
~ : kendati; meski (mis: “mangalau bassarnya,” berarti: meski
besar tapi tak berfungsi sebagai mana mestinya)
ali: 1 nama khalifah keempat dari sahabat Nabi Muhammad saw.; 2 buku
~: maliolus; tulang menonjol dekat atas telapak tangan atau kaki
alikulakmar: angin merah (kalau orang terkena atau tertabrak angina ini
akan jatuh sakit seperti terbakar setrum listrik)
alim: pendiam dan penurut
alip”: 1 (1) huruf hijaiyah pertama (alif); huruf jawi pertama; (2) ~ bata:
abjad hijaiah; (3) ~ lam mim”: juz pertama dari (30 juz) AlQur’an; (4) ~ ~ an”: kitab kecil pelajaran anak-anak membaca AlQur’an; 2 lenyap
alkamdulillah (alhamdulillah*): (1) surat Alfatihah; (2) ucapan rasa
syukur
6
alla: 1 ~ tala: nama tuhan dalam aksen Berau; 2 tertiarap; pada permainan
lugu (berarti langkah permainan mati); 3 kata seru “walah”; kata
seru yang menyatakan keheranan, kekhawatiran
allai: 1 keluarga durian yang buahnya berwarna kuning dan isi buahnya
berwarna jingga, serta hanya ada di kalimantan; pempukem; 2 batu
tulis (lih. garip); sabak
allak: ciar; menangis keras pada anak-anak, sehingga tak bersuara, yang
terlihat hanya mangap atau mulut terbuka lebar tapi tanpa suara
yang terdengar
allan: eleng; enggan; gerun; gilang-gemilang; jengah; kewuh; malu-malu;
segan; sungngit; sungkan;
allang x: kimbang
allat: 1 batas; sekat; 2 bua ~: buah musim yang berbuah bukan musimnya
allit: lebih dulu dari waktu semestinya dengan tujuan supaya lebih baik
allu =: 1 antan; antang; galah dari kayu (biasanya ulin) untuk menumbuk
padi menjadikan beras; lenjing; 2 (1) tumbang-tumbang ~:
sendeng; (2) anu panjang datang tumbang-tumbang ~ anu
bullat datang bagulili prb: sindiran terhadap orang yang hidup
enak tanpa harus kerja
almanak =: daftar angka pada bulan januari hingga desember; tanggalan
alu +: haring; ikan laut; semuk
aluan (haluan*): 1 bagian depan perahu/kapal; 2 pang ~: (1) orang yang
duduk paling depang dalam perahu; (2) ikan laut berbadan panjang
alui: kecil; yang tidak besar (ucapan melembutkan kata)
alus (halus*): kecil; tidak besar; 2 liyir ~: (1) leher yang kecil; (2)
gampang merasa jijik sehingga tidak makan makanan secara
sembarangan, pilih-pilih dulu
ama: gurem (lih. karau); kuman; tungau dll. (biasanya menyebabkan rasa
gatal-gatal)
amat: urang ~: sebutan untuk orang Berau dari suku basap (lih. banua)
amba (hamba*): 1 dukung; gendong dengan duduk di punggung; 2 gaya
bertutur (berbahasa) peringkat ke tiga (lih. patik), dari enam
tingkatan cara bertutur baha sa Berau; 3 ~ ra’yat: pengikut yang
banyak orangnya
ambal + x: berada di muara pintu atau lubang ataupun sungai dengan
mencolok
ambang + x: 1 tampak mencolok di depan, karena agak besar atau besar; 2
berdiri (berada) atau duduk di depan pintu
ambat: 1 gibang; hambat; haling; merintangi jalan orang; 2 ~ jalan:
leluing; lintibang; luing; serangga kaki seribu (seperti lipan)
7
ambau x: 1 (1) alat penangkap udang kecil (lih. buntalli) terbuat dari
karung goni, yang diberi bertali dan ditenggelamkan ke dalam air;
(2) ~ sawuk: alat penangkap buntalli dari daun famili pakispakisan rawa (lih. kapurattik) menangkap ikannya menggiunakan
tangguk (lih. antiling); 2 tangan perahu; 3 kera jantan dewasa yang
berbadan besar
ambi: tikar kecil dari daun nipah (lih. sisik), tempat merontok padi
(mangirik)
ambik: lentur; bergoyang turun naik (jembatan, tanah berlumpur dll.)
ambin x: 1 (1) cara membawa mandau, diikatkan pada pinggang (dengan
kabbau); (2) menggendong anak di pinggang (lih. kilik); 2 ~ anak:
gosaumadungi; jenis rumput rawa, menyerupai pohon kecil
buahnya bulat-bulat hijau kecil sebesar biji sawi; meniran;
Phylantus unimaria L; tumbuhan terna; (1) konon perasan batang
dan akarnya dapat mengatasi batuk dan melancarkan buang air
kecil; (2) konon dapat dibuat obat pada sakit-sakit (nyeri) tulang,
dengan cara direbus bersama jinten hitam (dibungkus kain tipis
agar tidak berhamburan) diminum rutin setiap hari; (3) konon
untuk kencing manis, direbus bersama rumput “betawi”
ambing + #: goyang-goyang berat tergantung
ambir: gandok; emper; langkan; rumah tambahan (samping kiri atau
kanan) (lih. awak); serambi; sibar; paviliun
ambualang: (1) bekicot; siput darat yang hidup di sekitar pohon-pohon
pisang; (2) lendirnya konon dapat dijadikan obat sakit gigi, dengan
memotong buntutnya kemudian mengambil lendirnya dengan
kapas dan meletakkannya pada gigi yang sakit
ambulung: aci; intipati; sari pati; tepung pati (singkong, sagu dan
sejenisnya); tapioka
ambun =: 1 (1) ibun; (2) ~ tua: hujan gerimis; hujan rintik agak lebat; 2
karang ~: salah satu kelurahan di Kecamatan Tanjung Redeb; 3
pisang ~: pisang yang buahnya cukup besar dan enak
ambung =: (1) lempar ke atas; (2) ma ~ jala: tebar jala
ambur x: 1 hambur; sebar; tebar; menabur benih; (1) ~ barrai: pecah
keluarga ke mana-mana; (2) ~ kaut: acak-acakan; berantakan;
centang perenang; congkah-cangkih; kacau balau; semraut; tidak
karuan; (3) ba ~: centang perenang; 2 (1) benang besar; kenur; (2)
pancing dengan tali besar dan sangat panjang untuk ikan besar (lih.
kalintung)
ambus x: 1 (1) hembus; (2) imbas; 2 ambreng-ambrengan (bau tersebar)
(lih. abbus); 3 sebab, sebagai akibat, contoh karena terlalu banyak
begadang akhirnya sakit; 4 ma ~ kan: melampiaskan
8
amim” (hamim*): juz ke 26 dari kitab suci Al-Qur’an
amma”: 1 juz ke-30 dari kitab suci Al Quir’an; 2 (1) (a) ayah; bapak (lih.
inda); empek; (b) keturunan keluarga urutan ke-4; (2) ~ aji
(pangiran, raden, tuan): sebutan bapak untuk orang yang memiliki
status atau gelar tersebut); 3 kapala ~ mu(nya): “kata makian”
(lih. sikindanya)
ammak: (1) gasak; hantam; menikmati dengan sungguh-sungguh; (2)
vulg: entot; gitik
amman alaka” (halaka*): juz ke 20 dari kitab suci Al-Qur’an
ammas (mas*): 1 (1) emanasi; kencana; logam adi; logam mulia berwarna
kuning; aurum dengan kode logam Au, nomor atomnya 79, dengan
bobot atom 196,9666; (2) air ~: warna kuning keemasan (lih. air);
(3) ~ muda: logam campuran (swasa), biasa dipakai untuk pakaian
kebesaran (lih. kahar suhung, luyang, makutta); (4) ~ ~ an:
permainan anak-anak, dengan menyembunyikan batu kecil pada
petak (garis di tanah), kemudian yang lain mencari 2 (1) gelar
terakhir (peringkat pertama dari bawah atau peringkat ke enam)
dari sistem penggelaran yang ada (Gunung Tabur), orang yang
mendapat gelar ini adalah mereka yang telah cukup mapan baik
usia maupun status sosial; (2) gelar ini diberikan kepada mereka
yang berstatus sebagai pegawai pemerintah (pejabat PNS); 3
pamatang ~: aturan yang ada dalam Kerajaan Berau; (2) isinya:
(a) mengambil hak orang tanpa sepengetahuan pemiliknya akan
dijatuhi hukuman potong tangan; (b) membawa lari istri orang,
dihukum takzir sebanyak 40 kali; (c) apabila ada yang berhutang,
maka si empunya piutang mengambil barang si pemilik sebagai
tebusan pembayaran utang tsb., maka barang tersebut harus
dikembalikan kepada pemiliknya; 4 tattak ~: tumbuhan semak
menjalar tepi sungai, buahnya dapat dimakan dan sangat enak,
dengan cara direbus dengan cara tertentu pula (agar tidak
keracunan) (lih. tattak)
ammisan: batu nisan; jirat; maesan; mesan; misan; nisan; patok makam
(kuburan)
ammu: jelli yang ada pada sarang lebah madu.
ammuk: kaleng takaran beras (dari kaleng bekas susu kental manis)
senilai seperempat kilogram.
ampa =: (1) kulit padi; sekam; (2) buah padi yang tak berisi bilah beras
ampak: 1 ditumpuk-tumpuk sambil dipukul-pukulkan; 2 ~ ~: diberi
segalanya sebanyak-banyaknya
ampar: hampar
9
ampas =: ~ burubudan: isi perut; jeroan
ampassi: belasah; besit; cemuk; embat; gitik; lebas; lecut; pepah; pukul
(menggunakan bahan kecil panjang seperti lidi, rotan dll.) l; sebat
ampat =: 1 hitungan setelah tiga dan sebelum lima; 2 (1) bulan ~ ballas:
purnama yang paling terang; (2) kalau purnama ini jatuh pada
malam Jum’at, maka banyak anak gadis (lih. muda) melakukan
ritual membuat minyak rambut (lih. dadda) dan pupur basah
(konon ada mantranya) dengan hakikat bila menggunakan minyak
dan pupur tersebut akan nampak seperti bercahaya sempurna
laksana bulan purnama; 3 mang ~ pulu ari: (1) selamatan
peringatan 40 hari wafatnya seseorang dengan mengundang
tetangga dan membaca doa arwah; (2) konon pada hari ke-40 ini
arwah yang meninggal tersebut telah pergi jauh ke alamnya
ampau: jenis pari kecil dan bebisa (lih. ajjang); setoka; setoke;
ampi: menghemat; menggunakan yang lain dulu (agar yang utama tidak
cepat rusak)
ampik x: 1 kain sarung; 2 (1) ~ kalibung: kain pelekat; kain yang dijahit
sambung ujungnya, sehingga menjadi lingkaran; (2) ~ salayang:
(a) model pakaian bangsawan (kaum wanita) tempo dulu, yakni
setelah pakaian yang ada ditambah lagi dengan mengenakan
sehelai sarung (kain pelikat) yang terjulur ke bawah dan dipegang
bagian atasnya dengan disangkutkan di salah satu lengan; (b)
pakaian penganten kerajaan (“ampik”nya seperti selimut dan
berwarna kuning keemasan) (lih. balanga); (3) ba ~ dua: pakaian
kehormatan (resmi) orang (kaum ibu) kebanyakan, satu sarung
sebagai bawahan dan satu lagi dilipat disangkutkan di bahu dengan
memakai baju kebaya
ampilut: membengkokkan atau terbengkokkan pada dua benda
amping: 1 panganan ketan muda (ketan yang disangrai kemudian
ditumbuk dengan cara tertentu); 2 ~ an: buah padi ketan muda
yang sudah bisa diamping; dalu; galu-galu
ampir (hampir*) #: famili dekat
ampuk #: cepo; getas; getis; hassi; keropos; rapuh karena ketuaan (kain;
rotan; tali dll.)
ampul x: 1 enteng (timbangannya), jenis kayu atau lainnya yang ringan; 2
ati ~: limpa
ampuluk: anvelope; sampul surat
ampung: memukul dengan benda besar dan panjang
amput (^) vulg: ancok; entot; gatik; senggama; menggagahi; menggasak;
menyenggama; menyetubuhi
10
amuk =: ~ bayi baranak prb: meta; marah sejadi-jadinya tanpa peduli
dengan sekitar lagi
amut: 1 bahan-bahan (rempah dll.) campuran pupur (lih. sarimbangun);
bancuh; 2 ba ~ ~: campur aduk; campur baur; 3 mang ~: aduk;
mencampur; karau; kincau; sabur
anai + =: keleketu; laron
anak =: 1 keturunan keluarga urutan ke 5;(1) ~ ~ an: boneka; (2) ~ ~ an
bidaddari: apsari; bidadari; gadis penjaga sorga; hauri; huri; 2 (1)
~ bajang: kancit; makhluk halus berbentuk anak-anak (seperti
tuyul); anak kampang yang meninggal saat dilahirkan (orok); (2) ~
kampang: anak yang dilahirkan tanpa ayah yang sah; haram
jadah; 3 ~ lancang: anak ikan patin (patin masih kecil); 4 ~ batu:
anak sengkalan; batu bulat untuk mengulak (lih. pirik); 5 ~ jala:
anyaman tambahan pada jala agar dapat mengembang; 6 ~ alakalakan: papilla; 7 bulu ~: andam; kerajat; rambut kecil pada
kening; 8 ambin ~: (a) meniran; rumput berdaun kecil-kecil bulat
seperti daun kelor (lih. ambin); (b) konon berkhasiat obat; 9 ~
baccing: (1) alat musik tradisional berasal dari luar Berau (bgs*);
(2) salah satu pusaka peninggalan Keraton Sambaliung (lih.
luntar); 10 (1) mang ~ gunung prb: menumpuk banyak sekali; (2)
amuk bayi bar ~ prb: marah dilengkapi dengan tindakan brutal;
(3) si gandaria bangun baranak prb: (a) sindiran untuk orang
kuat sekali makannya; kemaruk; (b) judul sebuah cerita rakyat di
Berau; 11 ~ murip: siswa dari seorang guru
ancak: hiasan pada sesaji, atau kain kecil (sebesar sapu tangan) dilipat
berbentuk hiasan; langse
ancik vulg: ancuk; ancut; entot; koitus; jimak; nisan; senggama; 2 (1) ~
bicara: bersilat lidah; hiperbalis; pandai berdalih dan berhelat; (2)
mang ~ bunyi prb: pandai memutarbalikkan bicara dan mengadaada.
ancung: sentuh dengn ujung
ancur x: (a) bubur; (b) ~ bapatau: panganan dari bubur yang diberi
bersantan dan gula
andai x: 1 dari (lih. dira); 2 mancung pulangka pipi ~ idung prb:
tolonglah terlebih dahulu keluarga atau tetangga dekat, baru
kemudian yang jauh
andak x: 1 mau; hendak; akan; 2 (1) hentak; (2) ta ~: terperenyak;
terhempas terduduk; 3 ~ barari jadi baduang prb: ingin
melakukan sesuatu sesegera mungkin, karena salah langkah,
akhirnya jadi sangat terlambat; 4 kilat apa kilat antayi, kilat
11
tanda ari ~ ujan: sampiran sebuah pantun; 5 bangsa apung di ~
kan prb: sindiran terhadap wanita yang berbadan lebar gemuk
yang berlebihan dan berpustor pendek
andal x: (1) menempatkan periuk (panci, ceret dll.) di atas tungku dan
memasak (tanak)isi nya; (2) selalu berada di atas tungku perapian
andang x: 1 emang; memang; saja; sebenarnya; selalu; 2 hidangan yang
sudah sediakan, menghidangkan, menyediakan makanan dll.; saji;
suguh; terhidang
andau: jenis hantu, berjalan-jalan tanpa kepala; lawean
andika: engkau (sebutan ini digunakan untuk raja, bangsawan dan
mertua); paduka
andu: (kata seru) menyatakan senang karena kemulekan, atau lucu
menggemaskan
anduk x: 1 handuk; taula; tola; tuala; 2 mang ~: berhutang
andus: tali ditarik dengan kuat dan cepat
angan =: ~ ~: kayal
angau: kesambet; sakit pingsan karena gangguan makhluk halus
anggal x: ~ ~: ada di muara (mulut, lubang dll.) tidak mau masuk dan
tidak juga keluar
anggat: kanjal; mandek; tertahan-tahan,
anggit x: egat; ikat seadanya, tapi kuat; kebat; kebit; kerbat; mengalit;
mengikat dengan membelit
anggui: (1) goyang (benda berdiri); (2) ~ ~: ungah angih (gigi yang akan
tanggal)
anggur + x: (1) bongsor; jagur; (2) besar tubuhnya, tapi belum ada
aktivitas (pekerjaan)
anggus: ragut; renggut
anggut: 1 (1) angguk; anggipanggung; sengguk; (2) ~ ~: jenggut; 2
menggoyang (ke bawah)
angin =: 1 (1) udara; (2) udara yang bergerak; 2 (1) ~ dudduk: serangan
jantung; (2) ~ aluan: angin bertiup dari arah depan perahu layar;
sakal; sakat; (3) ~ sapu-sapu: (a) angin puting beliung;
selembubu; (b) konon pusaran angin ini kalau di laut lepas pantai
dikejar dan ditusuk untuk mendapatkan air tawar; 3 balik ~:
Fagaceae; pohon perdu yang daunnya bagian bawah berwarna
putih, sehingga bila ditiup angin akan nampak putih
angit: bau badan pada ketiak; engos
angkat =: 1 ada ~ ~ nya: agak lebih besar sedikit: 2 (1) bar ~ muda:
remaja putri (ABG); (2) bar ~ taruna: remaja putra (ABG); 3 bar
12
~: ingkah; 4 cada arram mang ~ mata prb: tak berani melawan;
tidak berkutik;
angkil: bangkar; bantat; begar; basau; ganyar; ganyut; mangkah; mangkar;
mangkas; tidak pulen (singkong dan sejenisnya) saat direbus atau
dimasak
angku + x: tanggung; seakan-akan
angkup: 1 alat pengatup, seperti perangkap; 2 jepitan pencabut janggut; 3
gasak
angup: bau (badan dsb.) agak sengap; bengu; langu; pahang
angur: malahan (lih. kapuan)
angus =: (1) angit; berbau sangit; berbau seperti terbakar; cengis; hangit
(bau); (2) terbakar terlalu matang; menjadi arang (menghitam);
gosong
animar =: kontraktor; pemborong pekerjaan bangunan
anip: alat pelengket dinding tebat dengan tiangnya, berbentuk seperti
“sundip”
aniung: (1) Oncosperma filamentosa; nibung; palem butan; (a) pucuk
muda (umbut) dapat dibuat sayur atau dimakan (rasanya manis);
(b) batang kerasnya dapat untuk bahan bangunan (lih. galagan);
(2) ~ tunggal: nibung yang tumbuhnya satu-satu (tidak
berkelompok seperti biasanya)
anja + x: (1) ancang-ancang; (2) kira-kira (dicoba-coba) sebelum dilempar
atau dilepas (supaya tepat sasaran)
anji: ~ ~ an: cicih; jejap; risih; terasa agak jijik pada sesuatu
anjil +: (1) berenggil; (2) mang ~: bersil; menonjol; menyembul
anjilalat: senis siput kecil yang tidak bercangkang; study branch
anju x: 1 mendorong orang supaya bertikai (berkelahi); menghasut; 2
acung (senjata); amang; mengancam dengan senjata; tetar; oja;
todong; 3 acu; memegangkan layangan agar siap diterbangkan; 4
asong; 5 merodokkan ke depan; sodor
anjul: menyentak dengan dorongan menggunakan pinggul depan (lih.
puwun ari-arian)
anjung: 1 anjung di haluan perahu; tinau karang; 2 ~ ~ #: anjur; menjorok;
menjorong; menonjol ke atas atau keluar
annam: 1 bilangan sesudah lima dan sebelum tujuh; 2 gigi puti ~: (1)
setelah gigi di hitamkan seluruhnya (lih. pabanyul) maka enam
gigi mahkota (lih. papayyas) diputihkan; (2) selain untuk
memperindah penampilan gigi, konon juga untuk menempatkan
aji-aji kekuatan dan pesona (lih. parmanis)
13
annang: 1 iling; menuang perlahan-lahan agar endapannya tidak ikut
tertuang; 2 ucapan pada anak balita yang lagi terkena rasa sakit
annap #: ada jedanya; enap
annat: mengepaskan pada waktu yang ada; menunggu waktu yang tepat
keberadaan seseorang atau keadaan untuk berbuat sesuatu
annau =: bogor; kabung; kaung; kawung; mergat; peluluk; pohon aren
annik: 1 boncel; kecik; kecil; kicik; 2 sedikit; semiang; sikit; tidak banyak;
kelumit; sekelumit; 3 lakanak ~: bayi; anak kecil; 4 ligau ~:
tempat ikan di kumpul untuk kemudian diangkat (tangguk) dalam
kelong (lih. bunuan); 5 ~ ati: resan; meresan; tersinggung; berkecil
hati
anning: mengintai dari jauh dengan memperhatikan/melihat sungguhsungguh sambil mendekat
annyak (^): 1 enyak; gencet; tekan; bertumpu pada; 2 ~ i: (1) menekan; (2)
menekankan (memastikan tentang kesediaan)
ansang: alat bernafas pada ikan (lih. salangka)
ansuk: adu; agitasi; asung; atut; hasut; memanas-manasi (membisiki)
supaya orang berbuat sesuatu (negatif);
ansul =: uang kembali; uang penyongsong; susak
anta: (1) kakeknya kakek atau neneknya nenek (neneknya nenek atau
neneknya kakek); (2) turunan keluarga urutan kedua dari atas
setelah “iling”
antang + x: nampak dengan jelas tergeletak
antayi: 1 tadi; tahadi; yang baru lalu; 2 ada kunun ~ ini: pada suatu hari;
syahdan (kata pembuka dongeng) (lih. susuran); 3 kilat apa kilat
~, kilat tada ari andak ujan: sampiran sebuah pantun jenaka
antiling: bintur; penangguk; penangkap udang kecil (buntalli, tampassik)
dari rotan; seser; siring; tangguk, semacam keranjang untuk
menangkap ikan (lih. ratai)
antimun: 1 (1) (a) Cucumermelo; Cucurmis sativus L; ketimun;
mentimun; timun; (b) linsur ~: bunga bakal buah mentimun
(kembang betina); (2) ~ jatu: (a) belewah; Curcumis lativus ity;
mentimun suri; timun mas; (b) konon dapat mencegah kanker
saluran pencernaan, penuaan dini, flu, infeksi, hipertensi) (pk
kaltim); (3) ~ tikus: mentimun yang tumbuh setelah hutan terbuka
besar buahnya sebesar satu kali dua setengah cm kalau matang
berwarna merah tua; 2 mentimun konon dapat menghindari dari
gangguan “pajjat”, konon digantung di bawah kolong dan “pajjat”
tidak mengganggu manusia lagi, karena asyik bermain dengan
buah mentimun tersebut (konon seperti tuyul suka bermain dengan
biji kacang hijau)
14
antin +: kelapa parut dicampur gula merah dan dimasak (dioseng-oseng),
untuk isi panganan; unti
antu (hantu*) =: 1 gandarwa; lelembut; makhluk halus; 2 (1) ~ air: hantu
sungai yang sering membawa anak-anak tengelam; jalannun; (2) ~
laut: (a) hantu laut lepas yang sering mengganggu orang berlayar
di laut dengan hinggap di ujung tiang perahu (nampak seperti
chaya), kemudian turun ke bawah dan membuat perahu layar
tenggelam; (b) antinya konon dengan memasang ijuk pada ujung
tiang layar tersebut, sehingga hantu laut tak berani hinggap; (3) ~
tana: jembalang; timbar bauk; (4) ~ uttan: banyak macamnya,
yang sering muncul adalah “billau”, hantu berbentuk kecil
mengajak orang di hutan terputar-putar jalannya dan tersesat (lih.
billau)
antui: 1 untai; rending; 2 ~ ~: vulg terlimpai tergantung-gantung (seperti
kemaluan orang yang tidak mengenakan pakaian)
antuk: 1 cintuh; jamah; lentung; sentuh (benda keras); singgung; 2 kantuk;
rasa mau tidur
antung: 1 ~ ~: empul; imbak; kapung; kampul; ombang-ambing;
terkatung-katung di tengah sungai; 2 tergantung-gantung
anu =: 1 nan; yang; 2 sebutan (kiasan) halus (kiasan) dari alat kelamin; 3 ~
: bahan; (1) ~ disayur: bahan sayuran; sayur mayor; syur-sayuran;
(2) ~ dimakan: bahan makanan; 4 ~ diunjar cada dapat, ~
dikandung bamburan prb: perbuatan yang sia-sia dan gagal,
sama seperti cerita si lebay malang
anya +: mengira-ngira dengan menekan-nekankan ujung kaki atau tangan
untuk mengukur kekuatan atau kelembutan sesuatu
anyir: 1 bau amis (ikan dll.); 2 ~ an: gampang tergoda dan menggoda
lawan jenis
anyut (hanyut*) =: 1 larut; 2 terasa kurang bumbu; hambar; 3 terlelap; 4
hilang keseimbangan; pusing
apa =: 1 ~ jatta: apa lacur; apa boleh buat; apa mau dikata; 2 tumbuhan
hutan yang daunnya dibuat bumbu sayur daun sengkong; 3 kilat ~
kilat antayi, kilat tanda ari andak ujan: sampiran sebuah pantun
apak (hapak*): apek; bengu; kualitasnya sudah menurun
apal (hapal*) =: (1) dapat mengucapkan di luar kepala; telah masuk dalam
ingatan; (2) sudah menjadi kebiasaan (lih. lajim)
apan: umbang ~: ayunan papan; bandolan; bandulan
apar + x: 1 ancah; jerambah; para-para; rak; 2 lantai-lantai kecil bersifat
sementara
15
api =: 1 ~ ~: famili tumbuhan bakau yang buahnya pahit, dan bila berbuah
maka keong (siput) di sekitarnya terasa agak pahit; 2 sammut ~:
semut merah yang sakit kalau menggigit
apik #: hemat dan hati-hati; rapi dan baik
apit: 1 (1) jepit; (2) ~ an #: jepitan pengolah tebu menjadi air tebu; kempa;
kilang; 2 bulan di ~ kutba prb: bulan ke-11 tahun hijriyah;
dulkaidah; 3 di ~ bangkai prb: orang yang kakak dan adiknya
telah lebih dulu meninggal
appak: (1) dinding rendah, biasanya sekeping papan (pada perahu atau
lainnya); (2) ~ jandila: bingkai jendela bagian bawah; kayu
sebelah atas dan bawah jendela; regan; (3) ~ pintu: bandulan
bagian bawah pintu
appang: 1 (1) mal penganyam jala, pukat dan sejenisnya; (2) terbuat dari
bilah bambu sebesar jari atau disesuaikan dengan besar mata jaring
yang dikehendaki; 2 unjuk-unjuk ~: permainan dan nyanyian
dolanan anak-anak
appat: 1 abar; pembatas (penghalang) dibuat seperti pengotakan, agar
yang didapat tidak keluar batas; 2 ~ tana: petak penanda batas
salah satu makam; batur
appuk: 1 ampruk; burung hantu; burung jampuk; celepuk; elang malam;
Eleutherine americana aubl; jampuk; jempuk; ketampi; ketupa;
kokok helok; Neylonencis leschenault; 2 bawang ~: (1) jenis
tumbukan (rumput) hutan, umbi batangnya dapat dibuat lauk
(tumis), atau untuk bumbu pepes dan tulang ikan dapat menjadi
lunak; (2) ataupun obat antisitel, menurut penelitian sejak tahun
2005 konon dapat mengobati penderita kanker rahim, payudara,
tumor, impotensi dan kista (KP Mgg 21-3-2010); 3 mang ~:
bopeng; borek; pupur di wajah yang terlalu tebal pasangannya
(nampak seperti masker)
appus: 1 tanaman padi yang buah mudanya mengering, karena kena hama
larva kupu ptih; dengkus; 2 orang (yang tidak ada lagi giginya)
tidur bernapas dari mulut, sehingga mengeluarkan suara “pus”; 3
mangassa mang ~: (1) engah; engap; (2) keluh kesah
apput: bagian paling ujung pada hulu sungai; pelojak; pelosok; pencil;
udik
apu + x: pang ~: (1) penolong sementara; (2) penahan sekadarnya dulu,
sebelum ada yang permanen
apua (apuah*): beberkat; keramat; sakti; bertuah
apul: kayu ~: panganan berkuah seperti cendol
apullu: kue kering khas Berau (lih. pullu-pullu)
16
apung x: 1 nipah; meroxylon; 2 dami ~ diandakkan prb: sindiran
terhadap orang yang gemuk pendek (lebar sekali badannya)
ara =: 1 kelebuk; kiara; 2 aru ~: huru-hara; kalibut
arak =: minuman beralkohol yang dilarang (diharamkan) untuk
dikonsumsi, dibuat dari beras yang difermentasikan
aramappun (haramappun*): (1) mesin bunyi yang menggunakan getaran
jarum pada piringan (hiburan orang tempo dulu); gramofon; (2)
salah satu dari ribuan hak peten Thomas Alpha Edyson
arang: 1 baham; gerham; gigi bagian belakang yang fungsinya untuk
mengunyah; gigi gerham; geraham; rahang; 2 batu bara; 3 ~ ~ an:
ramuan obat tradisional Berau (berbentuk arang) terbuat dari
bakaran empat puluh macam rempah-rempah, sebagai pelengkap
obat tradisional; 4 cada manyallat di ~ prb: tidak dapat
mengenyangkan; terlalu sedikit dari semestinya (makanan)
arangngan: berang-berang (sejenis anjing laut di sungai)
arap (harap*) =: 1 Arab; 2 ~ Melayu: huruf Arab dalam aksara (sastra)
Melayu; huruf jawi; 3 ~ di urang takurang, ~ didiri baru tadiri
prb: kita harus percaya diri
aras #: 1 takhta Tuhan; 2 abah; arah; hala; incar; jurus
arau x: si ~ ~: (kecil-kecilan) pengganggu; perusuh (lih. si)
arba: 1 arba’a (hari keempat); hari ke tiga; rabu; rebo; 2 cappu ~: hari
ternaas di bulan safar (lih. cappu)
ari =: 1 ~ kamuddian: akhirat; darul akhirat; darul baka; darussalam;
yaumil akhir; yaumuddin; 2 kulit ~: kulit yang tipis, sekadar
membungkus isi ataupun biji; selukat; 3 mandatangkan ~:
menyelenggarakan pembacaan doa arwah peringatan hari ke tiga,
ke tujuh, ke-14, ke-40 dan ke-100, seseorang setelah dikebumikan;
3 bulan ari raya puasa: bulan ke-10 hijriyah; Ramadan; 4 puwun
~ ~ an: area bawah pusat (sebelum alat vital) bagian tubuh; 4
mulang ~: (1) kembali hari itu juga; (2) cepat sekali rusaknya; 5
panning ~: sakit kepala setiap matahari mulai meninggi, dan
mengurang kembali setelah matahari menurun; 5 tini ~: dini hari;
subuh; 6 kilat apa kilat antayi, kilat tanda ~ andak ujan:
sampiran sebuah pantun jenaka; 7 panas sataun ujan sa ~, littak
tana prb: kebaikan yang dilakukan selama ini, terhapus oleh
sekelumit kekeluruan
aria: 1 ulur perlahan sambil ditahan; 2 (1) ~ ningsun: adindaku
(perempuan); (2) ~ ningsun intan ku sayang: sampiran bait
pantun yang mengandung makna kesetiaan cinta seorasng pria
pada pasangannya
17
arini: bahari; baheula; dahulu; tandun; masa dahulu kala; tempo dulu
aring: tullang ~: orang aring (tumbuhan rumput untuk menghitamkan
rambut)
aris =: 1 tali paris; tali pengencang (pada layar atau pancing); 2 pancangpancang (pagar)yang dipasang di tepi laut untuk menahan dan
menggiring ikan supaya masuk ke tempat terkurung (lih. bunuan);
sero
arnal: canduk; hair nail; kawat konde; tusuk konde
arnit: hair net; jala-jala penahan rambut (konde); jaring penahan gulungan
rambut
arpus: damar penggosok senar biola
arra: ~ kan: merasakan; membiarkan rasa sakit mendera
arram: 1 berani; 2 candang; eram (ayam, burung dll.); 3 mendekam
arru +: eru; pohon cemara laut; pohon sejenis pinus; saru
arrum: bau semerbak yang datang dari tempat lain
aru: ~ ara: huru-hara; kalibut
arua: 1 roh; 2 acara doa bersama untuk orang yang telah meninggal; 3 ~
nya: almarhum; rohnya
aruai: 1 burung merak hutan; 2 ~ an: ayan; epilepsi; gila babi (penyakit
pada manusia); sekalor
aruan: (1) Chanidae; Channa striata; ikan gabus; haruan; jambian; kedok;
(2) konon baik dimakan orang yang habis operasi atau untuk
penyembuhan luka, juga untuk tiphus, karena mengandung
albinum, protein dan salmonellla
aruman: tangkai buah padi, setelah buahnya dirontok; merang
arun =: 1 acah; karu; memasak nasi setengah mateng, kemudian dimasak
kembali sampai mateng; 2 ~ ~: kamuflase; kedok; sekadar tameng
dari kehendak sesungguhnya
arus =: 1 (1) di ~ kan: dipakai untuk ditampilkan; (2) mang ~ kan:
memakai dan menampilkan sesuatu (pakaian atau benda-benda); 2
bujur ~: berhati lurus; selalu jujur
arut: jenis ikan laut
asam: permainan anak-anak (biasanya perempuan) dengan menggunakan
batu tipis dll. (lih. picis) dan gambar petak-petak dilantai atau
tanah)
asar: (1) (a) salat asar; (b) waktu asyar; (2) ~ ~: (waktunya) sesudah lewat
asar
asi: aci; legal; sah
asin: gol (dapat poin dari permainan) main laga, orang yang dijaga lolos
dan memetik nilai (poin)
18
aspak: 1 menggeser benda berat dengan tongkat khusus; 2 tongkat kayu
berukuran besar untuk meng“aspak”; tuas; umpil
assa #: 1 esa; satu (bilangan); 2 mang ~: mendengus; mendesah; 3 mang ~
kan: minta diikhlaskan pengajaran dari guru
assak x: belisat; cemas; gelisah hati; gundah; maras; resah
assal =: 1 awal; mula dari; 2 apabila; dengan syarat
assalamualaikum =: (1) ucapan salam; (2) sapaan sehari-hari dengan
penuh hormat kepada yang disapa
assam =: (1) ~ jawa: tamar hindi; tamarinda; Tamarin kamika; (2) ~
panas: asam gelugur; asam hutan yang buahnya sebesar buah
pelam dan bentuknya bulat kekuningan, terasa sangat asam dengan
aroma menarik, cocok untuk asam sambal terasi; (3) ~ payang:
asam hutan yang buahnya paling besar buahnya (hampir sebesar
tempurung kelapa) berkulit tebal, bila cukup matang terasa sangat
manis dan beraroma khas
assan +: asa; harap
assur: (1) laju meluncur (seperti perahu di atas air atau cairan yang
tercurah dengan deras); (2) ma ~: gladir
asta =: seta; ukuran panjang seruas tangan, dari ujung jari tangan sampai
kesiku (lih. tapak)
astun: di ~ ~ i: dikerjakan dengan sungguh-sungguh sepanjang waktu
(hanya itu yang dikerjakan); disungguh-sungguhi; diseriusi
asura =: bubur ~: bubur yang khusus untuk perayaan muharram; bubur
keprihatinan (banyak dicampur daun-daun sayur)
atap =: (1) atap yang terbuat dari daun nipah; (2) ~ sirap: atap dari bilah
ulin; 2 cucuran ~: (1) bagian terendah dari atap tempat air turun;
(2) tempat terjatuhnya air di tanah samping rumah (ujung atap)
atar x: (1) antar (diantar); (2) ma ~ uang: acara mengantar jujuran – mas
kawin - mahar (barang dan uang untuk pelaksanaan pernikahan
dari pihak laki-laki kepada pihak wanita); antaran
atas =: 1 tidak di bawah; 2 di ~: fathah; tanda baca huruf (hijaiyah) AlQur’an baris di atas yang berbunyi “a”; 3 nama kecil sultan
Siranuddin dari Kerajaan Gunuing Tabur (lih. siranuddin)
ati (hati*) =: 1 ~ ampul: limpa; 2 ~ abu: bagian tengah dari tumpukan
abu; 3 (1) labu ~: mutung; terkecewakan berat; (2) manaru ~: (a)
dendam kesumat; (b) ada rasa tertarik terhadap lawan jenis; (4)
pangannik ~: gampang merasa; gampang tersinggung; (5) di ~ ~
kan: diperhatikan dengan baik; diutamakan; (6) piliang ~: kaget
sekali; (7) kandak ~: meminta sambil merengek; (8) ilang di ~
prb: alpa; sahi; terlupa
19
attang: 1 (1) bando; (2) pin penahan rambut; (2) tang (penjepit)
attak: 1 entak; kempa; tekan; 2 (1) ma ~ kan: menuduh; (2) ma ~ kan
parrut: jerongkong
attang: 1 bando; penahan kecil (rambut dll.); 2 alat penahan (jepitan); 3 ~
ubis: menggunakan kain sarung yang diikatkan di dada (pada
perempuan)
attu: 1 itu; 2 ~ iyya: ks “nah, begitulah adanya”
attusan: cacar (lih. lattusan); (1) ~ dingin: cacar air; jeluntung; paricella;
(2) ~ ganas: cacar api; variola
atum: kasimutik; minyak rambut (kream kental buatan pabrik) untuk pria
(lih. jambul); pomade (lih. kamiri)
aur =: 1 bambu yang batangnya sedang untuk tangkai jaring (jala)
penangkap ikan (lih. laggu); (2) ~ ~: (a) jenis tumbuhan rumput
berbatang besar dan tinggi (banyak mengandung air); (b)
tumbuhan mudanya dapat disayur atau dilalap
awa (hawa*) x =: 1 panas dingin; suhu; temperatur; 2 (1) ambisi;
keinginan hati; nafsu; (2) ~ an: rakus; tamak; (3) mang ~:
sontoloyo; ucapan (gurauan) untuk seseorang yang bertingkah
aneh; (4) mang ~ kan ajalnya prb: bertingkah laku aneh yang
akan berakibat kurang baik; kelakuan mengundang bencana untuk
diri; 2 takik; takuk; rakuk; toreh (lih. gattak); 3 (1) bagian pohon
yang ditoreh sebagian supaya mudah patah (rebah) dan rebahnya
dapat diarahkan, sesuai penempatan “awa”; kelar; ubang; menakuk
pohon yang akan ditebang; (2) cara menebang kayu besar dengan
menakik sebelah terlebih dahulu untuk mengarahkan rebah kayu
tersebut, agar tidak membahayakan penebangnya; takik; toreh
pada kayu yang agak dalam; ubang; 4 ~ awa: pisang yang
matangnya manis dan sedikit berbiji, bilah buahnya bulat-bulat
pendek
awak: 1 badan; daksa; tubuh; 2 pang ~: bangunan utama (rumah) (lih.
ambir)
awar x: (1) tanda lamaran, biasanya pada kawasan yang akan dijadikan
ladang atau kebun; (2) ucapan penghalus dari kata “melamar”
awas: 1 mata masih berfungsi baik; penglihatan masih jelas; 2 (1) hatihati; menjauhlah; (2) ~ kau: kata-kata ancaman akan terjadi
sesuatu yang kurang menyenangkan dari seseorang pada orang
tersebut
awat: sempat (lih. mawat)
awayyan (hawayyan*): tidak utama; tidak valid; sekadarnya; asal-asalan
awar: tanda melamar lahan (lokasi) untuk berladang atau berkebun,
biasanya dibuat dengan menancapkan kayu yang diberi tanda
20
dengan sejumlah toreh yang mengartikan sebanyak toreh itu
berarti kali sepuluh depa
awu: ucapan “ya”; setuju; tidak menyangkal
awwal =: 1 masih pagi sekali; belum waktunya; 2 jumadil ~: bulan ke 5
tahun hijriyah
ay: “tak mau” kata seru mengatakan tidak mau
ayang: 1aruk; tari mandau (tari perang suku Dayak) ayau; 2
menganjungkan ke atas tinggi-tinggi
ayar: tali ~: penutup penampang atap (lih. ballai)
ayau: budaya leluhur suku Dayak Gaai memenggal dan kepala musuh
untuk ritual tertentu; kayau
ayu: (1) “seruan” memanggil atau menyapa supaya orang membeli yang
sedang dijajakan dengan cara dibawa jalan (lih. bassai); (2) (a) “~
sanggar”: srn “mari membeli, saya menjual pisang goreng
(sanggar)”; (b) “~ apam”: srn “mari membeli saya jual kue apem”;
(c) dll.
ayus: 1 landahur; orang kuat bertubuh besar seperti raksasa; 2 legenda
orang besar dan sangat kuat di Berau (mengembara dari Bulungan,
Berau hingga Kutai), jejaknya ada di Bulungan berupa tancapan
ulin di Sungai Sajau. Di Berau ada di Sungai Kelay, berupa batu
pagar, stik pancing - bengris, kayu pijakan – singkuang dll., di
Sungai Segah berupa batu pancing dan bentangan jejak tali
pancingnya di hilir kampung Long Laai. Di Sungai Berau (orangorang kuat di Kampung Kuran, batu tempat duduk memancing di
Batu-batu). Di pesisir pantai Tenggara (gunung sekrap-bekas
ladang dan batu berlubang bekas tanggar si Ayus) Berau. Di Kutai
jejaknya ada di sekitar Kota Bangun, menurut masyarakat
setempat si Ayus ini mempunyai 2 lagi saudara, satu orang
perempuan bernama “Silu” (menetap di Kota Bangun (silu ngarai)
dan satu orang lagi laku-laki bernama Ungo (krong), jejaknya
berupa bekas telapak tangan, bekas bokong, dan bekas kemaluan
tertancap, konon si Ungo (lih. pali) ini marah-marah menyepak
bukit dan bukit tersebut terpelanting ke tengah Danau Semayang
menjadi Bukit Tinjauan dan Bukit Uleng, kemudian saat
menyepak tersebut si Ungo terpeleset sehingga ada jejak bekas
tangan, jejak bekas bokong dan kemaluan (lih. butu)
215
186
21
B.
Baa: 1 huruf kedua hijaiyah dan huruf jawi; 2 “lah”; “yah,” kata yang
dipergunakan untuk mengukuhkan (menyatakan perintah tersirat),
kesungguhan
baal: 1 embal; belum kering benar; demek; lembap; tidak terlalu kering; 2
antara asin dan tidak (tentang rasa air); estuari; payau
baalai (bahalai*): kain batik panjang untuk sarung perempuan; tapih
baamba (bahamba*): salah satu cara bertutur (bercakap-cakap) dengan
mereka yang dianggap keturunan nabi (lih. sarrip)
baan (ban*) =: 1 tali pengencang; 2 ~ sakrup: alat penjepit dari besi dan
berukuran besar
baang =: adan; azan (lih. bilal)
babaanan (babahanan*): salah satu dari 37 pulau di Kecamatan Maratua
babak x: 1 gempar; heboh; marak; semua orang menjadi tahu; 2 kata
bantu bilangan “butir” untuk jarum dan sejenisnya; 3 ~ an:
derama; sandiwara
babal: gelembung
babang: tempat madu pada sarang lebah madu; sialang
babas #: 1 hanyut; lenceng; lencong; lencun; lewat; meleset; 2 kalau
berbicara dalam suatu bahasa akan terikut bahasa lain; 3 tayi ~:
bintik-bintik hitam di wajah; vlek; tetua
babat x: 1 angkin; epek; ikat pinggang panjang dari kain untuk ibu-ibu;
kendit; stagen; stagi; 2 penglihatan agak terganggu karena kondisi
tubuh menurun
babawu: beraroma tidak sedap
babaya: bersamaan
babbai: gerabang; jerabai; rebak; robek besar mendatar (pada kain dan
sejenisnya)
babbak: 1 kupas (agak tebal), dengan cara ditarik ke atas; gerabang; 2 ta ~
kau si abbau prb: rugi besar akibat ulah sendiri
babbal: lambat menerima pelajaran, lambat hafal
babbas: cabik; cabir; gerabang; germut; koyak (panjang dan lebar); rabak;
sobek memanjang
babut: (1) repot; (2) sintak ~: gerasah-gerusuh; pontang-panting
baca =: 1 ba ~ ~ an: (1) komat kamit berdoa; membaca isim atau mantra
supaya terhindar dari bahaya keadaan yang tidak menguntungkan;
(2) membaca ayat-ayat atau kitab-kitab; 2 ma ~ kawin: akad
nikah; ijab kabul
22
baccing: (1) anak ~: alat musik sacral berasal dari luar Berau (lih. anak);
(2) benda pusaka di Keraton Sambaliung
badak =: Rhinocerotidae; warak
badan =: 1 tubuh; raga; 2 ~ lagi manyurung prb: remaja sedang dalam
pertumbuhan fisik
baddak: bobok; boreh; burat; mangir; pupur basah buatan sendiri terdiri
dari tepung beras dicampur rempah-rempah; pupur basah dengan
rempah-rempah sebagai obat
baddil: 1 delap; lela; senapan; senjata api; 2 ~ kuning: benda
dikeramatkan (meriam kecil) ada di Keraton Gunung Tabur, punya
sejarah dan riwayat yang panjang; lela (lih. anak)
baddit: 1 pecah dengan isinya keluar tersembur, seperti bantal, balon dll.;
2 ma ~: makan habis-habisan; rakus; sengam; 3 ~ dipattung:
sejarah awal terbentuknya Kerajaan Berau yang berasal dari tujuh
banua (wilayah puak), dengan peristiwa baddit dipattung (seorang
bayi yang lahir dari dalam betung di Kampung Pattung,
Pangawwan) yang disepakati dan dinobatkan (oleh punggawa
tujuh banua) jadi raja pertama dan dipersatukannya Berau jadi satu
kerajaan. Baddit dipatung diberi gelar Aji Surya Nata Kesuma
bertakhta dari tahun 1400 sampai 1432 m.
baddung: 1 betis, tallur baddung (betis bagian belakang); 2 bungkus bayi
(membungkus bayi dari kaki hingga dada) agar nyenyak tidur
badik =: (1) pisau kecil bertuah sebagai azimat dan untuk membela diri;
(2) setiap lelaki diharuskan ada besi menyertainya sebagai penguat
semangat
badut #: (1) selingan adegan lelucon dalam pementasan “mamanda”
pelaku yang berperan sebagai pemain yang menjadi bahan
tertawaan; (2) agroikos; alan-alan; bodor; dogel; ogak-ogak;
pelakon yang berperan sebagai pemain yang menjadi bulanbulanan oleh pemain lain, sehingga nampak lucu dan menjadi
bahan tertawaan penonton; pelawak
baga +: berada dalam bayang-bayang; kelang; lundap; remang-remang
bagar +: agam; bagal; begap; besar gagah dan kuat; kekar, tinggi besar
(tubuh, badan)
bagguk: (1) bengok; benjolan besar pada leher, akibat kekurangan
yodium; gondok; gondong; (2) penyakit yang terjadi karena
gangguan pada kelenjar tiroid atau gondok manusia yang
bentuknya seperti kupu-kupu, terletak di daerah leher sebelah
depan pada ruas ke 2 dan 3 dari tenggorokan (KP Sls 8-12-2009)
23
bagi =: ~ ~ balanak: kata sindiran yang berarti, “yang membagi dapat
lebih banyak”
bagung: 1 biji buah duku, langsat; 2 bongkahan-bongkahan seperti batu
kerikil yang besar
baik =: 1 sembuh dari sakit dan sebagainya; 2 ba ~ an: berdamai; terah
akur dari perselisihan
baikin: walau; walaupun
baira vulg: 1 (1) berak; buang air besar; buang hajat (berak) (lih. biraira);
defekasi; kadahajat; 2 (1) muta ~: kolera; penyakit yang
menyerang pencernaan (lih. biraira); (2) wabah yang paling
memakan korban penduduk Berau sekitar tahun 40 an; (3) (a)
pengantar jenazah waktu itu, juga akan menjadi jenazah beberapa
saat kemudian, demikian juga yang lain-lainnya; (b) ini
dikarenakan saat itu hingga sebelum masuknya tambang terbuka di
Berau, masyarakat minum air sungai secara langsung tanpa
terlebih dahulu dimasak; (c) vaksinnya secara tradisional konon
kunir dan sedikit terasi bakar diulek dan diperas, air perasan(lih.
patau)nya diminum sebanyak 5 cc
baitulla”: Ka’bah; tempat arah kiblat
baja (^): 1 pupuk; penyubur tanaman pupuk; 2 mengukur jarak terjauh
siapa yang main duluan pada permainan anak-anak (lih. kullai)
bajang #: 1 orok; 2 anak ~: (1) hantu anak-anak yang meninggal saat
dilahirkan; kencit; (2) sering terdengar tangisannya di tepi-tepi
hutan dekat kampung
bajau x: 1 (1) suku sekah, suku bangsa yang tinggal antara pulau bangka
dan belitung, hidupnya di perahu dan mengembara di daerah kedua
pulau tersebut; (2) ~ kubang: kelompok sosial yang hidupnya
hanya di perahu-perahu saja, berdiam di perairan laut selat-selat
sekitar pantai timur Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Flores;
(2) (a) suku laut berada sekitar kepulauan dan pesisir Berau, konon
sebagian berasal dari Philipina (Solok); (b) ada juga cerita, bahwa
suku ini berasal dari Johor baru Semenanjung Malaka, yang
bertekad tak akan kembali ke malaka sebelum menemukan putri
raja (anak putri papu) yang pergi dibawa oleh kekasihnya (c) untuk
itu mereka tetap mengembara di perairan Nusantara sampai
sekarang; 2 jukut ~: ikan kering tanpa proses pengasinan, rasanya
sangat enak dan aromanya khas dan tahan lama (lengket), biasanya
dibakar dan dimemarkan kemudian direndam dengan air jeruk
nipis, garam dan lombok rawit untuk dimakan bersama nasi panas;
(1) indangan: dagingnya lebih tebal dan bagus, terdapat di Pulau
24
Balikkukup; (2) kumai: disebut juga “dodong” agak tipis dan
kulitnya hitam, banyak terdapat di seputar Pulau Derawan; 3 ubi
~: singkong putih, yang sudah dibuang kulitnya dan dihamparkan
berbulan-bulan dihujan-panaskan di alam terbuka sehingga
berubah warna menjadi hitam, direndam terlebih dahulu dan
direbus, enak dimakan bersama parutan kelapa, ataupun lauk
lainnya
baji: besi seperti pahat besar untuk membelah kayu dll. dengan cara
ditancapkan dan di palu (digodam)
bajja: arung; gentayangan ke mana-mana; gerayang; haibing; jelajah;
teroka
baju =: 1 (1) ~ kaus bundar liyir: kaus oblong; (2) ~ kaus kutang:
singlet; baju dalam (underwear); 2 (1) ~ kambang: baju rok dan
terusannya; gaun; longdress; pakaian remaja putri; (2) ~ kurung:
baju wanita yang panjang (baju Melayu); 3 balik ~: (1) (a) orang
yang sengaja memakai baju terbalik; (b) baju dibalik; (2) jenis ular
berbisa, konon kalau digigit ular jenis ini, segera baju dibalik, tapi
kadang baju belum sempat dibalik yang bersangkutan telah
meninggal
bakai: semut ranting semak yang terbawa ke rumah melalui kayu api,
berkembang biak dengan cepat di rumah-rumah
bakantan =: bekantan; kelasi; kera berbadan besar berhidung mancung
berwarna kemerahan; Natalis larpatus; Pongo pigmaeus
bakatunai: obat sakit gigi dari minyak tempurung
bakau =: mangruf; ada 18 jenis bakau, di antaranya “langadai, parangat,
parappat dll.”
bakaya: 1 amat; kebacut; lajat; luar biasa; sangat; 2 akut (tentang sakit);
lasut; parah; payah
baki: nampan; bandes (^)
bakimpan: wadah (cetakan) pembakaran kue bolu, yang tengahnya
kosong seperti pada donat
bakka +: ba ~: bertumpuk-tumpuk tebal
bakkal =: 1 sangu; timbel; 2 ~ ~ an: bahan makanan (masak) dibawa dari
rumah (bagi murid SR) untuk disantap di sekolah ataupun di luar
di tempat rekreasi (piknik) menjelang libur sekolah
bakkut x: Oxylleotris marmoreta; (1) ~ sambuluran; blunguran; jenis
ikan sungai; (2) ~ liccin; ikan betutu; ikan malas; ikan yang suka
hidup di lumpur; Oxyeleotris marmorate
baksil: jaram; keruma; kuman (lih. basil)
bakung =: ~ cirrit: bakung jenis kecil di tepi sungai
25
bakungan: (1) ~ bassar (besar): pulau terluar dekat Maratua; (2) ~ annik
(kecil): pulau kecil di perairan Maratua
bala =: tulak ~: upaya menghindarkan malapetaka (biasanya berupa
sepiring beras diisi garam sebata atau telur sebutir, diantar ke
tempat orang yang bisa membaca doa menghindar dari mara
bahaya (lih. tuan-tuan dan pegawai dua balllas)
balaan: 1 (1) tumbuhan akar (merambat); (2) ~ bair; riama; 2 sebutan lain
untuk ular
balabak: “lanjung” kecil dan rendah
balabbas x: kenduri (upacara tradisional) perayaan kelahiran anak (pada
hari ke tujuh)
balabbat x: beremban; kayu yang dipasang melintang untuk memperkuat
dinding atau pagar; tempat merambat anak (orang lumpuh) yang
baru belajar jalan, berupa kayu panjang ditempatkan ditepi dinding
setinggi pemakainya; untaran
baladau: dodong; golok pendek yang tebal, ujungnya lancip ke atas
(belakang)
balak: gambar pada kartu domino dengan jumlah sama antara bulatan
merah di bagian atas dan bawah (misalnya bulatan atas enam buah,
maka bulatan bawah juga enam buah dst)
balaka x: daging batang kayu lapisan terluar berwarna lebih muda (kurang
baik untuk bahan bangunan, cepat lapuk)
balallatala: kutuk; laknat
balambangan: 1 balok kayu yang akan digergaji menjadi bahan bangunan
(balok papan dll.); 2 nama salah satu pulau penghasil telur penyu
di perairan laut Berau
balamman: bahan bakar kayu yang biasa terus mengepulkan api
sepanjang waktu, sebagai api cadangan
balanak: 1 (1) jenis ikan laut (mirip bandeng) berlemak; (2) sudah
(dihancur) diolah (lih. lanak); 2 bagi ~: kebiasaan yang kurang
baik, karena tukang bagilah yang lebih banyak terima bagian
balanda: 1 salah satu bangsa di Eropa yang menjajah Indonesia dan masuk
ke Berau baru pada tahun 1800 (abad ke-19), walau Belanda telah
datang di bumi Nusantara sejak abad ke-17; 2 (1) antimun ~:
belewah; (2) barras ~: beras ransum untuk pegawai; (3) nangka
~: (1) nangka durian; sirsak; tumbuhan berasal dari amerika tengah
dan amerika selatan; (2) selain buahnya dapat dimakan dan manis,
juga dapat untuk obat, demikian pula pada daunnya, bila direbus
dengan 1000 cc air hingga menjadi 200 cc dalam periuk tanah, dan
airnya diminum, konon akan dapat menjaga stamina dan mengatasi
26
berbagai penyakit antaranya kanker, hipertensi dll.; (4) terung ~:
terung untuk jus
balang x: 1 (1) belalang; kacung; sentadu; serangga pemakan daun yang
mempunyai sepasang kaki panjang di belakang (untuk pegas saat
melompat maupun untuk terbang); walang; (2) ~ ranggas:
serangga (belalang) hantu; 2 dami ~ mamuji kumpanya bassar
(prb): orang yang membangga-banggakan dirinya di depan umum,
sebenarnya orang tsb. tidak ada apa-apanya. Ceritanya sang
belalang sering menepuk-nepuk pahanya, katanya “pahanya paling
besar,” ternyata paha tersebut gempang lepas dan terlepas saat di
tepuk-tepuk (lih. tappak)
balanga (^): 1 manci; panci; 2 talluk ~: baju koko (baju muslim), biasa
dipakai untuk pakaian penganten, buila penganten (peria) kerabat
kerajaan pakaian ini berwarna kuning dan wanitanya juga
menggunakan ampik salayang (juga warna kuning) dilengkapi
dengan “kalung-kalung” (lih. kalung)
balangian: bayi ~: babi hutan yang besar tubuhnya (lih. untui)
balantik x: pedagang yang memborong hasil tangkapan nelayan,
kemudian untuk dijual kembali; tengkulak
balanting: pagar besar seadanya, untuk memagar hewan pemakan
tanaman seperti babi, sapi kambing dll.
balantiran: bentangan bekas pukulan benda panjang; bilai; bilur
balap: perahu bermesin dengan kecepatan tinggi (speed boat)
balatuk: burung pemakan serangga, yang biasa membuat lubang pada
kayu dengan mematuk; burung pelatuk
balau x: 1 (1) bentukan kasar sebelum dirapikan dan dihaluskan (perahu,
dayung, gambus, alu dll.); (2) ~ ~ an: beggar; gabas; masih besar
dan kasar (belum dihaluskan); subal; 2 basa ~: (1) berperibahasa
dengan orang yang status kemasyarakatannya belum diketahui
(apakah bangsawan atau siapa); (2) cara bercakap/bertutur
menggunakan gaya bahasa antara, karena lawan bicara belum
diketahui statusnya. Gaya bicara ini tidak menyebut “ya”, tapi
dengan mengulang apa yang diucapkan lawan bicara yang berarti
juga “ya” atau membenarkan (meng “iyakan”); 3 gaya bertutur tata
kerama urutan ke 5 dalam bahasa Berau
balawu =: 1 bahan pewarna pakaian; kebam; 2 biru muda; biru cerah
balbalan: 1 bola mainan (bukan bola sungguhan); 2 sering menjadi
sasaran gangguan (bulan-bulanan
baldi (^): ember; wadah tempat mengambil (mengangkat) air
27
bali =: 1 suku bangsa di Indonesia sebagiannya ada bermukim di Berau,
baik sebagai transmigrasi spontan, maupun transmigran umum; 2
(1) tampurung ~: cembung sekali (lih. tundun); (2) limau ~: jeruk
manis besar, kulit buahnya bisa dibuat manisan
baliau: anda (panggilan “bapak” untuk orang kedua)
balibis =: manuk meliwis
balik =: 1 basa ~: argot; perbendaharaan kata dan idiom yang kurang lebih
bersifat rahasia dari suatu kelompok orang; 2 ~ ~: (1) bolak-balik;
pulang pergi (PP); sering datang; (2) sering datang; (3) ba ~:
kembali; 3 ~ bulinsa: gelisah (lih. bulinsa); 4 ~ baju: (1) baju di
balik; (2) sejenis ular berbisa; 5 ~ angin: Fagaceae; perdu dengan
daun berwarna hijau di sebelah atas dan putih sebelah bawah, bila
ditiup angin daunnya yang hijau terlihat putih (karena terbalik dan
putihnya yang nampak); 6 ~ mata: jenis permainan sulap yang
mempengaruhi penglihatan dan kerja otak, sehingga kenyataan
tampak menjadi lain (lih. mata); 7 ~ kukup: nama pulau (lih.
kukup)
balikkukup: nama pulau kecil berpenghuni dilepas pantai tenggara Berau
(lih. kukup) dan mengukir sejarah heroisme di Berau, tahun 1956
pernah disatroni bajak laut (lih. mundu) dan terjadi pertumpahan
darah di sini dengan menelan 4 orang korban dari anggota polisi
Berau dan satu orang selamat
balikuk: gaja ~: salah satu model rumah bangsawan Berau
balilu: gonggang; siput laut yang dapat dimakan dan enak, konon paling
cocok direbus dan dimakan dengan sambal terasi untuk lauk
makan
balimbing =: 1 Averrhoa carambola L; konon dapat untuk mengatasi
batuk, pening dan hipertensi; Oxalidaceae; (1) ~ papan: belimbing
persegi lima yang buahnya terasa asam sekali; (2) ~ manis: seperti
belimbing papan tapi rasa buahnya manis; (3) ~ tunjuk: Averrhoa
balimbi L; belimbing asam yang buahnya sebesar ibu jari
berbentuk bulat panjang hijau, bunganya konon dapat untuk pereda
batuk. buahnya dapat untuk obat hipertensi dan seriawan, juga
untuk bahan pembersih keramik dan bahan plastic, daunnya biasa
dijadikan obat pusing kepala (lih. caracap), penurun panas dan
peluruh lemak, termasuk mengatasi gondok dan encok. Atau ambil
5 buah belimbing ini, diiris-iris direndam di air panas tambah 1
ons gula merah untuk meredakan hipertensi; 2 pannyu ~:
Dermochelys coreaceae; penyu dengan cangkang belakangnya
seperti berbelimbing
28
baliung #: 1 sejenis kapak khusus untuk penebang pohon; wadung; 2
kapak manyallam ~ prb: yang dicari tak nampak yang mencari
pun tak muncul; tak ada yang bisa diharap
balla =: 1 getap; pecah; (1) ~ ~ an: beling; pecahan kaca; tembereng; dll.;
2 (1) diamond; gambar hati merah pada kartu bridge (remi); heart
(lih. buyang); (2) sa ~: (a) separuh; (b) seberang; 3 (1) ~ bibir:
gumun; lebuah pada bibir tepat di bawah garis sekat hidung; (2) ~
bulu: (a) pantangan (fatal dalam tradisi Berau, pengaruhnya
kontan terjadi) bepergian dengan arah seratus delapan puluh
derajat, bagi dua orang (kelompok) bepergian yang berlawanan
arah dari satu tempat (rumah) yang sama; (b) genggang; corak
garis-garis (motif kain); 4 ~ imbangan: (1) sama dengan balla
bulu hanya arahnya tiga puluh derajat; (2) ~ pinggan: tumbuhan
merambat dengan bunga seperti daun berwarna putih; 5 (1) batu ~:
bukit di sekitar kampung nyapa kelay; (2) gunung ~: pegunungan
di hulu Sungai Kelay (lih. tambilungkung); 6 (1) dami pinang di
~ dua prb: kedua mempelai sama baiknya, cantik dan tampan
sekali: (2) urang baru manarik bassai, kita talla datang ka ~
prb: orang baru berencana kita sudah bisa menebaknya
ballai =: 1 gedung pertemuan; 2 (1) ~ laki: bentuk atap rumah yang
ujungnya pakai dinding; (2) ~ bini: bentuk atap rumah limas; 3 ~
rungsari: ruang hias atau ruang tempat istirahat para pelakon
dalam kesenian “mamanda” sebelum berlakon
ballas: 1 bilangan di atas sepuluh dan di bawah dua puluh; 2 pagawai dua
~: petugas keagamaan di masjid dan kampung, ditambah “tuantuan”; 3 bulan ampat ~: purnama; bulan bercahaya paling terang,
saatnya orang ramai-ramai keluar rumah untuk mandi cahaya
bulan, dan melihat panorama bulan purnama
ballit =: ~ samban: tali pusat melilit bayi sejak dalam kandungan sampai
saat dilahirkan
ballum =: 1 ~ ~ an: lama lagi baru selesai; 2 manjua ~ pannu prb:
sindiran terhadap orang telah berbuat berlebihan padahal; belum
ada apa-apanya
ballus + x: mulus putih (pada perut atau paha)
balsam: obat gosok berbentuk krem berwarna cokelat kemerahan, untuk
menghilangkan capai atau pegal-pegal dan dapat juga untuk
mengatasi rasa gatal-gatal akibat gigitan serangga
balu +: janda atau duda; balu; sayib
balubbu x: anyaman pengikat pinggiran pada lampit; bilah tikar rotan (lih.
kalasa)
29
balubur x:
balujur: 1 bentuknya lurus-lurus (lih. lujur); 2 ta ~ uratnya prb: nasib
selalu mujur; maimun
baluk x: 1 bagul; julang (membawa anak di atas bahu); membopong anak
(orang) pada bahu bersebelahan, sompoh; 2 pucuk muda berbentuk
batangan pada tumbuhan pakis-pakisan
balului: ta ~: lorot; terpelorot (lih. lului)
balun: 1 parasut; terjun payung; 2 ~an: padang rumput pada lahan berawa
(lih. jampiring)
baluwu: balok palang yang dipasang di antara tiang rumah untuk penahan
lantai; rasuk
bamban: 1 tumbuhan rawa (batangnya untuk menjahit atap daun nepah; 2
i’iy ~: ucapan pengantar bayi saat buang air besar (lih. baira)
bambangan: kiong
bambangu: (1) baji-baji; belodok; belontang; glodok; ikan yang sebagian
besar hisupnya di darat (lih. langas) pantai tanah; lelodok;
maskiper (lih. pampakul); Periopthadmus schlosseri; (2) ikan laut
yang badannya sebesar “bambangu” dan dapat dimakan
bambung #: luntang-lantung; menganggur (tidak mau kerja)
bambunut: 1 gumpalan rambut berbentuk bola dalam perut buaya; 2
penyakit atau rasa sakit akibat gumpalan rambut dalam perut;
sindrom Rapunzel; 3 rambut awut-awutan tak tertata
bamburutan: tikus ~: rat; tikus besar;
bandala: peti besar tempat penyimpan padi; saharah
bandira #: 1 kain warna warni sepanjang satu meter, dikibarkan sebagai
bendera keberhasilan sehabis panen. Bendera ini sebanyak hasil
penen yang diperoleh setiap kelipatan 100 kaleng (@15 leter); 2 ~
puti (bendera putih*): nama pasukan yang beranggotakan 31
orang dipimpin KH. Achmad Badjoeri dengan komandan
operasional Gazali (bermarkas – pos - di Gunung “Tarumpit” atau
Gunung Lambau, sekarang lebih dikenal dengan gunung inhutani)
yang mengisi kevakuman pemerintahan di Berau selama 21 hari.
Hal ini dikarenakan para sultan lagi di pengungsian (lih. tapuk)
tentara jepang telah angkat kaki lewat darat ke Samarinda, dan
kekuasaan sekutu (Belanda) juga belum masuk
bandring: menjual atau membeli secara angsuran (keridit)
bandul (^): kayu yang dipasang pada batas lantai, ditepi
bandung: 1 (1) kembar; (2) ~ sumbang: dampit; kembar sepasang (laki -
perempuan); 2 naga ~: (1) sebuah cerita rakyat; (2) berbadan
sangat besar
30
bangallai =: bangle; benglai; bonglai; tanaman obat berimpang (lih. issi)
bangar #: buah, makanan dsb. mulai membusuk (tentang bau); mambu
bangas x: basi; rasan
bangka =: tua ~: renta
bangkai =: 1 jenazah; mayat (lih. talluk) (lih. mayyat); 2 talluk ~: (1)
wilayah di hilir kampung batu-batu; (2) konon dahulu tempat
banyak tertimbun mayat akibat bunuh diri misal (lih. tambun),
dengan cara menggali lubang besar kemudian ditancapi tombak
dan diloncati beramai-ramai
bangkak x: ~ bara: 1 makan yang terlalu banyak tidak semestinya; 2
sumpah serapah semoga sakit dan menggendut
bangkallan: ka ~: tersangkut benda yang ditelan dalam krongkongan;
tersekang; tersumbat
bangkang x: kangkang (posisi kaki)
bangkat: gronjong; kemasan benda (hasil hutan) besar (damar, kayu,
gaharu dll.) untuk dipikul, diangkut, terbuat dari kulit kayu yang
dianyam atau dijalin (lih. lanjung, lambutan); kambut
bangkawan: bilah untuk penyemat atap daun; tulang atap, dibuat dari
belahan bilah jenis palam kecil (lih. pinang karra) untuk tempat
menjalin atap daun (nipah, rumbia, nius dll.)
bangkinang: jenis pohon yang buahnya berwarna kuning kecil-kecil dan
dapat dimakan
bangkit x: angkat (jemuran; masakan; gorengan; kail dll.); angkit
bangku +: 1 endasan; jejengkot (dibuat dari papan tiang juga papan atau
balok setinggi lebih kurang du puluh lima cm); talenan; 2 meja
panjang dan kursinya (untuk dua orang anak) menjadi satu untuk
bangku belajar di sekolah tempo dulu
bangkuat: protes; pernyataan tidak setuju
bangkul: balut; bengul; sembab (pada mata) akibat menangis atau
kesedihan lainnya
bangkulau: 1 (1) keladi raksasa; (2) ada yang dapat dimakan dan ada yang
sangat gatal, sehingga tak dapat dimakan; 2 (1) birang endemik
malaria; (2) sehingga ada cerita yang konon menyebutkan bibit
malaria tersebut berasal dari padang “bangkulau” yang berada di
delta hulu sungai birang; (3) bila banjir datang “bangkulau”
tersebut terendam, dan airnya hanyut membawa bibit malaria yang
menempel pada “bangkulau” tersebut ikut hanyut dan lantas
menyerang masyarakat setempat (lih. birang)
bangkulit: salah satu bagian dari suku Dayak
31
bangkai =: 1 jenazah; layon; mayat; mayit; 2 (1) diapit ~ prb: orang yang
kakak dan adiknya meninggal; (2) buaya cada manulak bangkai
prb: orang yang suka menyantap apa saja yang bisa di lalap tak
pandang bulu
bangkang =: terbuka lebar; terkangkang
bangkat: alat pengangkut (alat pemberkas) dibuat dari kulit kayu dianyam
jarang-jarang (lih. bayyung, lanjung); beronjong; gronjong;
jangkat; kisa (anyamat daun kelapa); kotong-kotong
bangkawan: bingkai pengeras untuk anyaman atap (lih. karra)
bangkinang: benda-benda bulat kecil menumpuk banyak di atas lantai
bangkirai =: Depterco carpus; keruing
bangkit #: (1) mengangkat jemuran; (2) mengangkat alat penangkap ikan
(lih. ambau), pancing dll.
bangku =: 1 meja dan kursinya untuk belajar murid; 2 ~ ~: bangku kecil
dari papan berbentuk U untuk tempat duduk saat bekerja di dapur;
dampar; dingklik; jejengkok
bangkul: bengep; bengkak pada pelupuk mata akibat kebanyakan tidur;
sembab mata, akibat banyak menangis
bangkulau: 1 jenis keladi raksasa, ada yang sangat gatal, ada pula yang
tidak dan justru dapat dimakan; 2 inni ~: sebuah cerita rakyat di
Berau; 3 legenda asal penyakit malaria di sungai birang, daerah
yang sampai sekarang dengan indemik malaria yang tinggi (lih.
rabbunalau)
bangkung: (1) bendo; pisau dapur, untuk memotong benda keras; pisau
kecil ataupun besar agak tebal terbuat dari besi seluruhnya
(biasanya hasil kerajinan pandai besi); (2) candung; golok pendek
dan lebar
bangnga: babang; belangah; glohok; langah; terbuka menganga
bangngal x: budek; kurang pendengaran; pekak; pendengaran terganggu;
tuli; turek; tidak bisa mendengar;
bangngu: 1 biru kehitaman; 2 lebam (lih. barram)
bangnguk: (1) ma ~: minum banyak-banyak; (2) ta ~ ~: minum cepatcepat sehingga terasa kurang enak masuknya minuman terebut
bangngut +: merengek-rengek pelan berkepanjangan
bangsa #: 1 bagai; kayak; seperti; 2 (1) ~ puki dikappuk prb: diam tak
berkutik (berbuat); (2) ~ sumbilang lammau ka bibir prb: orang
yang selalu bicara manis, tapi kenyataannya lain; manis dibibir
saja; (3) ~ tumbak digadikan prb: orang yang terus berdiri pada
saat datang ke rumah; lupa harus duduk dulu; (4) ~ rimaung
manapuk kukunya prb: orang yang menyembunyikan
32
kemampuannya, padahal yang bersangkutan sesungguhnya dapat
berbuat lebih
bangsawan #: kapala ~: (1) protokol kerajaan di tengah masyarakat; (2)
orang yang mengerti tata kerama kerajaan dan mengatur tata letak
orang-orang dalam acara (kenduri)
bangun =: 1 (1) ~ balayak: kaget selagi tidur, sehingga cepat bergerak;(2)
~ rabba: duduk kemudian berbaring lagi dan duduk lagi untuk
sesuatu berulang-ulang, dialami oleh orang yang tengah jatuh sakit
ataupun orang yang sibuk dengan pekerjaan sehingga sebentar
istirahat (berbaring) dan sebentar lagi bangun untuk melanjutkan
pekerjaannya (lih. rabba); (3) ~ rabba: (a) bangkit dari terjatuh;
(b) hidup kembali usahanya; 2 (1) si gandaria ~ baranak prb: (a)
sindiran untuk orang perempuan yang makannya banyak sekali;
(b) sebuah cerita rakyat; (2) si rangkut ~ dammam prb: (a)
sindiran untuk orang pria yang makannya banyak sekali; (b) judul
sebuah cerita rakyat
baniapa: (1) ancoa; bagai mana; (2) ~ lakunya: bagaimana seharusnya
baning: (1) abau; dari-dari; kura-kura bercangkang kecil; lasi-lasi; (2)
konon empedunya dapat mengatasi rabun mata ringan
banir (^): akar pohon besar yang tumbuh (berbentuk) mendinding di
hutan rimba untuk menahan tegaknya pohon
banitan: kayu yang berarat dan alot, cocok untuk tiang kapal
banjar =: 1 salah satu suku bangsa Indonesia yang berasal dari Kalsel dan
banyak tersebar di Berau; 2 rumput ~: rumput rendah menjalar
yang konon berkhasiat obat: (1) luka kecil, daun rumput ini
dimamah atau diulek dan ditempelkan pada mata luka tersebut; (2)
atau bila tertusuk benda tajam dan kecil, buahnya dapat diperas
(lih. rurut) dan airnya dimasukkan ke dalam luka tusuk tersebut; 3
tabbu ~: tebu berukuran sedang dengan air yang lebih manis
banlon: kain nilon yang tenunannya seperti kaus, bila selesai di cuci dapat
langsung dipakai lagi tanpa harus dijemur, cukup dengan di kibarkibarkan saja
bannam x: bembam; sembam; memasak dalam abu/bara panas; tambus;
timbus
bannang #: ubur-ubur beracun dan bertali panjang
bannar =: 1 (1) betul; tidak salah; (2) sekaligus; sekalian saja; 2 batanda
~: menunggu hukuman tuhan terhadap siapa yang salah atau siapa
yang benar (biasanya yang salah akan meninggal lebih cepat)
33
bannas: 1 berkas, memberkas sesuatu dengan rapi dan kuat; epuk; lintuh;
2 kedap; tertutup rapat-rapat, sehingga tidak dapat ditembus air
ataupun udara
bannus: akar hawa berbentuk runcing yang tumbuh dari dalam tanah (lih.
parangat)
bannyut +: kenyat-kenyit
bansakrup: penjepit besar dari besi untuk menjepit besi yang akan dikikir
atau digergaji dll.; ragum
banta: rumput menjalar
bantai x: (1) bentangan tali yang agak kendur; (2) dataran yang agak rata;
landai; landung; landur;
bantat x: abuh; abses; bakap; bengkak; bokop
bantilan: tempat menggergaji kayu untuk membuat papan, balok dll.;
wantilan
bantuk x: 1 kupasan tebu yang sudah dipotong kecil-kecil siap dimamah;
2 laur; alat bantu hitung perhiasan emas (cincin, gelang, rantai dll.)
bantun: bentuk kasar dulu, sebelum dihaluskan dan dirapikan; sketsa
bantung: membakar dengan melemparkan benda yang akan dibakar ke
dekat api
bantut x: 1 banci; kedi; sangkan; wandu; wadam; waria (wanita pria); 2
aneh; janggal; 3 bengkil; tidak matang dengan baik
banua: 1 (1) balad; kota; polis; pusat-pusat pemukiman; wanua; (2) sejak
abad ke-13 sudah ada 7 “banua” yang berdiri di Berau, yang
kemudian pada abad ke-14 bersepakat membentuk satu Kerajaan
Berau dengan mengangkat baddit di Pattung dengan gelar Aji
Surya Nata Kesuma sebagai raja yang bertakhta dari tahun 1400
sampai tahun 1432 M; 2 (1) ~ lain: mendonan; suku lain di luar
orang Berau (pendatang); (2) kota lain; (3) urang ~: (a)
adiwangsa; orang kota (sekitar ibu kota Kerajaan Sambaliung dan
Gunung Tabur) (lih. rantau); (b) sebutan untuk orang Berau asli
yang berdiam di seputar kota (lih. amat); 3 pallas ~: untuk sesajen
keselamatan kota ini, konon menggunakan kurban sapi (lih.
pallas); 4 jawu ~ nya prb: (1) bertempat tinggal jang jauh di
negeri lain; (2) (a) sudah kurang pendengaran; (b) tidak terlalu
memperhatikan pembicaraan orang, sehingga tak tahu persis apa
yang sedang dibicarakan orang
bapasir: sungai ~: (1) kali kecil di hilir Kecamatan Gunung Tabur; (2)
kampung (yang sejak beberapa waktu lalu telah tidak berpenghuni
lagi) terletak antara Kampung Maluang dan Samburakat; (3) di sini
34
terdapat tempat persembunyian (lih. tapuk) yang dapat
menampung lebih dari 70-an orang pengungsi
bara =: 1 bangkak ~: makan sangat berlebihan; 2 timbang ~: dapra;
sesuatu penyeimbang berat di kiri kanan perahu besar atau kapal
barabbai: 1 mengurai jemuran pada tali (tempat) jemuran; 2 ba ~ air
mata: cucur; gerabak; rabas (air mata); serembab-serembib
(berlelehan air mata)
barabbak: gelembung-gelembung udara yang keluar di air akibat ada
benda tenggelam atau ada sesuatu di dasar sungai atau di dalam air
tersebut
barak x: ~ mata: ikan teri sangat kecil putih dan jumlahnya banyak (di
anak-anak sungai) dan dapat dimakan, biasanya dijaring pakai kain
tipis; linguak; nikey
barakkas: gebung; ikatan secara banyak-banyak; jaras
barakkat: oleh-oleh; buah tangan; biasanya pulang dari acara kenduri dll.
barang: 1 anjuing air; berang-berang; linsang; Prionodon gracilis; 2 kati
~: percuma; sia-sia
barangkat: 1 beranjak; 2 bepergian keluar daerah dengan kapal atau
lainnya
barapa =: ~ lawasnya: sebentar saja
barayyang: 1 sawah tadah hujan dilaksanakan mulai akhir agustus,
menjelang memasuki musim hujan; 2 (1) bendang; paya; rawa;
rawang; (2) ~ ngan: rancah; rencah; tanah berpaya-paya
bari: agak basi; mulai basi (lih. bangar)
barian: buang ~: terlantar berhari-hari
barintak ~: kerja sama; sebuah lagu; memanggil
barjanji: 1 kitab yang memuat riwayat Nabi Muhammad saw. dalam
bentuk syair berbahasa Arab, karya Imam Al Barzanji; 2 kenduri
dengan membaca kitab “barzanji” sebagai pemenuhan nazar (bagi
masyarakat Berau) ataupun untuk memulai sesuatu, dengan
mengundang banyak orang untuk membacanya secara bergiliran
barkat =: tuah
barra +: birit-birit; dugas; gopoh; ibrit; iprit; lari terburu-buru (karena rasa
cemas atau takut)
barrai =: ambur ~: 1 pecah berhamburan; 2 keluarga yang tersebar di
beberapa tempat berjauhan
barram: bindam; lebam; memar; membiru dan terasa sakit akibat terpukul
benda tumpul (lih. banggu); memor
barrang: 1 (1) jenis tumbuhan rumput, menyerupai bambu kecil, biasa
dibuat wadah sesajen (lih. kalangkang); (2) bulu ~: (a) bambu
35
jenis kecil; (b) nama area (lih. rantau) dalam sungai birang; 2 ~ ~:
(1) bayan; terang benderang; temarang; (2) kuma ~: banyak yang
terang benderang
barras =: 1 padi yang sudah tidak berkulit dan siap dimasak untuk jadi
nasi; (1) ~ balanda: (a) beras dolog; beras pembagian untuk
pegawai; beras dengan aroma khas, karena telah diberi obat
pengawet dari gangguan serangga (kutu beras); (b) beras ini cocok
untuk bahan dasar pupur basah;(2) ~ saluang: beras enak dengan
bilah kecil dan panjang; 2 (1) pa ~ an: asil; pendaringan; tempat
penyimpan beras untuk dimasak sehari-hari; (2) ujung ~: melukut;
menir; patahan beras yang kecil-kecil; sering disebut “ujung” saja;
temukut; 3 ~ ~ an: (1) benda seperti beras; tiruan beras; (2) mainan
anak-anak (perempuan)
barrat =: beban
barrau = : 1 nama sungai kecil agak di muara Sungai Berau; 2 nama
kerajaan di Berau dahulu setelah tujuh banua (Banua Kuran,
Banua Lati, Banua Marancang, Banua Pantai, Banua Bunnyut,
Banua Bulalung, Banua Sawakung) tahun 1400 melebur jadi satu
kerajaan, di bawah Baddit Dipattung – yang bergelar Aji Surya
Nata Kesuma tahun 1400 sampai 1432 M; 3 Berau di daerah utara
(Bulungan) dan pantai (pesisir timur dan kepulauan perairan
Berau) lebih dikenal dengan sebutan “Kuran” oleh penduduk
setempat tempo dulu
barri =: 1 (1) kasih; (2) ma ~ makan: penyerahan sesajen; sajian kepada
makhluk halus; semakan; 2 ma ~: elastis; melar; melur; 3 ~ ~:
jenis serangga (lalat) kecil putih dengan kepala kemerahan yang
mengerubungi makanan atau buah membusuk
barrus: 1 cerbak; gegaos; gelojah; geramus; kemaruk; kemlandingan; kuat
makan; majuh; pajuh; rakus (lih. jallak); sengam; 2 gurau ~:
gurauan yang dapat menyakiti fisik (lih. gurau)
baru =: 1 Hibiscus tetiaceus; tumbuhan perdu yang serat kulitnya dapat
dibuat tali, dan daunnya digunakan untuk alas sesaji (lih.
kalangkang) serta bungkus gula aren; waru; 2 (1) kampung ~:
kampung pindahan dari Kampung Mangkajang, yang lokasinya
jadi areal pabrik pulp; (2) tanjung ~: Sambaliung bagian hilir; 3
ka ~ an prb: terkenang kembali peristiwa menyentuh hati yang
telah lalu, disebabkan adanya atau terlihatnya sesuatu yang mirip
dengan penyebab atau peristiwa yang lalu itu; 4 (1) ~ bakantut
prb: panganan tapai yang baru mulai berfermentasi, belum manis
betul; (2) si bungkuk ~ tabujur prb: orang yang telah lama
36
sengsara, dan mulai hidup enak, sehingga sering bertingkah aneh;
(3) talla tantuk ~ tingada prb: tidak berhati-hati (waspada)
terlebih dahulu; (4) urang ~ manarik bassai kita talla datang ka
saballa prb: sudah tahu duluan, apa yang disiasatkan orang
barubbut: tercerabut
barukang: ikan laut
barumbung #: batang kayu atau semacamnya yang berlubang besar
barung x: 1 (1) bersamaan waktu; (2) ta ~: ampruk; bersua secara
mendadak; jerampak; kebetulan ketemu pada tempat dan waktu
yang sama); kepergok; tembuk; 2 palem butan
barungkus: selungkup; tutup seluruh badan sampai ke kepala, dapat
berupa sarung, selimut dll.
barungusan: kucel; muka coreng-moreng tidak segar
baruning: beceng; pistol; revolver
barunnuk #: jenis ulat besar dan lamban geraknya
barurrus: gelongsor; melorot; turun meluncur tanpa ada yang menahannahan
barussuk: gerupuk; jerohok; perosok
barut (^): ikat (kutang, bungkus) pada perut bayi
basa =: 1 (1) bahasa (*bli); (2) ~ balik: bahasa sandi di antara para remaja
(permainan) (lih. balik); (3) ~ burung: bahasa yang tidak dapat
dipahami (bahasa suku lain); 2 ~ an: (1) kain basahan (untuk
mandi berobat); telasan; (2) kain lapis untuk mandi; telasan
basak: buah bibir; jadi bahan omongan, selau diungkit-ungkit terus
basap: (1) bagian dari suku Dayak Berau, hidup apa adanya di tengah
belantara Berau, dengan konsentrasi di hulu Sungai Lati, Birang,
dan Sambarattta (Kecamatan Gunung Tabur), serta di Teluk
Sumbang (Kecamatan Biduk-biduk); (2) (a) ~ batu: “basap” yang
bermukim jauh dari orang luar dan hidup di liang-liang batu,
walaupun mereka tak pernah dicukur tapi rambutnya tidak terlalu
panjang; (b) selain basap batu masih ada kerabat mereka yang
berdiam nomaden dalam hutan, tapi sangat sulit, bahkan tak
pernah kontak dengan manusia luar, dalam hutan mereka hanya
nampak membayang-bayangi saja, tapi tak pernah menampakkan
diri secara langsung, serta pemukiman mereka pun tak pernah
ditemukan; (c) konon orang dahulu berkomunikasi dengan mereka
melalui isyarat dengan meninggalkan perbekalan yang mereka
butuhkan dan contoh barang yang diperlukan orang luar tsb.,
seperti potongan rotan, bongkahan damar dll., beberapa hari
kemudian ditempat yang sama barang yang diminta sudah tersedia;
37
(d) keberadaan mereka pernah terlihat di sekitar di Sungai Merah
di atas Kampung Long Pai, pedalaman Sungai Segah
basi #: tempat nasi tambahan
basil #: (1) kuman penyebab rusaknya makanan, buah dll.; (2) kuman
penyakit (lih. baksil)
bassai: 1 campung; lesa (dayung pendek); pendayung (perahu); 2 ba ~: (1)
bepergian; (2) kabir; kayuh; lais; melais; 3 diayah; menceritakan
kesana-kemari; penyebarluasan; 4 ma ~: (1) ecer; jaja; berjualan,
baik menggunakan perahu, maupun jalan kaki dan membawanya
berkeliling; (2) menceritakan kesana ke sini “aib” orang lain; 5
kapala ~: (1) pegangan dayung bagian atas (berbentuk huruf T);
(2) lokasi lahan berbentuk “T” yang dimiliki seseorang atau satu
kerabat dan ini salah satu pantangan (lih. gali); 6 orang baru
manarik ~ kita talla datang ka saballa prb: siasat orang telah
dapat kita tebak terlebih dahulu
bassar =: 1 uat ~: rempah ataupun tanaman obat yang dapat dijadikan
penawar berbagai penyakit; 2 (1) ~ air: air pasang naik; (2) air ~:
air tengah tinggi karena pasang naik; 3 ka ~ an: (1) terlalu besar;
(2) air naik hingga tergenang (lih. callap)
bassi =: 1 benda logam yang banyak dipakai; ferum dengan kode Fe dan
nomor atom 26 dengan bobot atom 55,847; (1) ~ kursani: besi
yang mutunya baik; (2) ~ bilai: besi lemah; (3) saji ~: alat/sendok
penggoreng; sutil; (4) tatayi (tay*)~: remah-remah besi bekas
pekerjaan (bubut, cor dll.); 2 patti ~ tabuka prb: saat panen rotan
di kebun rotan kerajaan (Gunung Tabur), karena rotan sedang
mahal-mahalnya, juga sedang bagus-bagus batangnya, sehingga
rakyat menjadi makmur. Panen ini dilakukan pada periode tertentu
dan saat menguntungkan
bassing: pulau ~: 1 pulau kecil dalam Sungai Berau di depan Kampung
Marancang; 2 nama kampung di Kecamatan Gunung Tabor
bastari (^): (1) baik budi pekerti; intelek; luas pengetahuan dan
pandangan; pandai dalam berbagai bidang; (2) nama pelengkap
gelar
basu (^) =: (1) cuci; (2) ba ~ ~ an: mencuci peralatan dapur; (3) ~ ~ an:
alat-alat dapur yang kotor dan siap dicuci
basung +: contong; kerucut besar untuk wadah baik dari daun lebar atau
kulit kayu; pincuk
bata + (^): bengap; bimbang; curiga; gamak; khawatir; kurang yakin;
lewa; maras; ragu-ragu; sangsi; segan syak tidak yakin; waswas
38
batak: 1 betot; cabut; hunus; rabut; 2 salah satu suku dari Sumatra Utara
yang juga ada beberapa bermukim di Berau
batang =: 1 satuan hitung untuk sabun berbentuk bata; 2 ~ pisang: (1)
pokok pisang; (2) orang-orang yang memangku mayat saat
dimandikan; 3 tinggal ~: (1) kalah telak dalam perlombaan; (2)
tertinggal jauh di belakang; lambat sekali jalannya, walau sudah
mengerahkan tenaga, sehingga tertinggal dari yang lain
batangan: 1 memiliki tangan; 2 kina ~: wilayah yang sekarang terletak di
wilayah Malaysia timur, dulunya konon termasuk kekuasaan
Kerajaan Berau (kuran)
batawi =: rumput ~: nama tumbuhan dalam bahasa Berau; rumput seperti
bayam dapat dilalap atau disayur
batin =: kawin ~: (1) upacara akad nikah, biasanya dilakukan pada malam
hari (lih. kawin); (2) pengantin peria memakai baju “teluk
balanga” (baju koko), sarung, celana panjang senada dan
bersongkok, sementara pengantin wanita terbungkus dengan
selimut besar kuning (khusus untuk penganten), sehingga wajah
dan tubuhnya tidak nampak
batta x: lama berada
battal =: ma ~ i: menyentuhkan jari pada dahi istri saat setelah ijab kabul
akad nikah dan saat itu sang penganten boleh bergaul dan
bersentuhan dengan bebas (lih. kawin)
battan: nama goha sarang walet milik pemerintah (lih. buruni)
battik: (1) campak; (2) ba ~: segera pergi; (3) ta ~: pental; terpelanting
jauh
battis x: 1 (1) kaki; salah satu bagian anggota tubuh yang berfungsi untuk
tumpuan berdiri dan untuk berjalan; (2) indu ~: ibu jari kaki; (3)
kalapak ~: delamak; kadam; telapak kaki; 2 (1) puti kalapak ~
prb: lari terbirit-birit, karena ketakutan; (2) ~ manyangkut ~
ditattak prb: tugas harus dilaksanakan, apapun risikonya
battu +: jenis pohon perdu
battuk +: cuk; jentik-jentik; telur dan anak nyamuk; uget-uget
batu =: 1 ~ ~: (1) nama kampung di Kecamatan Gunung Tabur; (2)
kampung ini dulu penghasil kerajinan dari daun nipah (atap,
samir/kajang dll.); (3) (a) agak ke hilir dari kampung ini terdapat
gundukan-gundukan (ada tiga buah) batu di tengah sungai; (b)
konon dahulu kala tempat si Ayus (lih. ayus) duduk memancing;
(c) sampai saat ini masyarakat setempat memancing ditempat
tersebut, bila musim memancing tiba (lih. bintu); 2 ~ bini: batubatu tajam di perbukitan batu dalam hutan; 3 (1) ~ balla: bukit di
39
sekitar wilayah Nyapa Sungai Kelay; (2) ~ bual: gundukan
endapan batu di tengah Sungai Kelay, biasa tempat orang ziarah
dan bernazar (dikeramatkan), di tengah gosong ini terdapat batu
pipih dan batu bulat kecil untuk mengulak pupur sebagai obat
untuk dibawa pulang penziarah; (3) ~ karassik: gragal; kerakal;
kerikil; (4) ~ maligai (mahligai*): batu berdiri di permukaan air di
Kampung Teluk Harapan Maratua (lih. maligai); 4 (1) ~ sintir:
batteray; (2) ~ culu: besi pemantik api pada korek; (3) ~ patti:
benda bertuah yang disimpan di dalam peti; 5 (1) pemberat; (2) ~
jala: bungkalan; pemberat jala berupa rantai-rantai besi; (3) ~ kail:
pemberat tali pancing agar tenggelam ke dasar air; (4) ~ kail si
Ayus: legenda batu pancing si Ayus saat memancing di Sungai
Kelay, konon karena menarik pancingnya terlalu kuat sehingga
terlempar sampai ke tepian Segah (bongkahan batu bulat dengan
diameter sedepa, tergeletak di tepian Sungai Segah, di hilir
kampung Long Laay, satu-satunya batu bulat di sini, batu bulat
seperti ini memang banyak terdapat di Sungai Kelay); (5) ~ pagar:
batu berjajar berdiri seperti pagar membelah Sungai Kelay, konon
ketika anak si Ayus hanyut di Sungai Kelay, batu tersebut dibuat
pagar agar anaknya tidak hanyut lebih ke muara lagi; 6 ~ lili:
permainan anak-anak dengan menggunakan 2 bilah kayu panjang
dan pendek (lih. butu); 7 injallai ~: jelai yang buahnya keras dan
dapat dijadikan manik-manik; 8 pisang ~: kapok; pisang yang
bijinya keras dan banyak
batuk =: 1 uat ~: (1) sirih, kulit katu manis, pala, direbus dengan air, dan
airnya diminum (2) kencur di parut dicampur sedikit garam (lih.
tunggal) airnya disaring dan diminum, konon dapat untuk
mengatasi serangan batuk (lih. lattuk); 2 sinjal-sinjal pada jalannya
mesin; 3 lattuk-lattuk bassai patungut, kamarangga umpan
mangail: sampran sebuah pantun pengajaran tata kerama yang
menghendaki orang batuk degan suara pelan hati-hati dan sopan
batulai: sekonyong-konyong; ujug-ujug; sesuatu yang seharusnya belum
dilakukan sesegera itu
bauk (^): 1 bulu lebat yang tumbuh di bawah dagu, baik pada manusia
maupun hewan; 2 timbar ~: hantu tanah; jembalang; hantu yang
bersuara seperti kambing; (2) kalau ditegur konon bertambah besar
berubah jadi sapi/lembu, dan ini sudah berbahaya karena sudah
dapat makan manusia
baulu: kue bolu
40
baung =: 1 jenis ikan sungai seperti ikan patin; 2 ~ ~: menangis sejadi
jadinya; garung; gerung; 3 tampar ~: (1) tanda hitam di muka;
tompel; (2) bintil hitam pada pipi udang (di dalamnya ada
semacam kepiting kecil)
bawa =: 1 bawah; tidak di atas; 2 kasrah; tanda baca baris bawah huruf
(hijaiyah) Al-Qur’an yang berbunyi “i”; 3 ~ ruma: kolong (rumah
panggung); 4 ma ~: mengundang orang untuk bekerja di ladang
pengundang, dengan memberikan hidangan jamuan (lih. turun); 5
(1) ma ~ umur prb: menyebabkan (penyebab) meninggal dunia;
(2) dami gadding tua di ~ prb: perbuatan kurang sopan tidak
mendahulukan yang senior
bawal =: dorang; ikan laut; selekor
bawang =: 1 Allium odorum; sigando; 2 (1) ~ mira: berambang; (2) ~
puti: dasun; (3) ~ tunggal: bawang yang tak ada rempetannya,
sering untuk bahan obat; (4) ~ appuk: bawang tiwey (lih. appuk);
(5) ~ tanamman: bawang rambut (biasa dibudidayakan petani
Berau) untuk tumis dan using-useng; (6) ~ uttan: pohon hutan
buahnya sebesar jeruk, dapat dimakan dengan terlebih dahulu
dibakar, konon untuk obat penghangat perut (masuk angin); 3
kulas ~: kulit bawang merah (dibakar saat cuaca buruk atau dalam
keadaan alam sedang mencekam)
bawing: tanaman berbawu harum (lih. raksi)
bawu =: 1 aroma; (1) ~ buntu: bangan; bau busuk (lih. buntu); kahang;
kohongdan; (2) ~ cakkur: (a) aroma kencur; (b) anak masih
terlalu muda belum berpengalaman apa-apa; (3) ~ nyaman: atos;
harum; (4) ~ pissuk: bau apek; tengik; 2 ~ ~ an: wangi-wangian
bawwan: 1 kaput ~: luka atau koreng yang nampak di luar sudah sembuh,
tapi dalamnya masih bernanah (belum sembuh); infeksi; (2) baw
~: (a) gangsi; (b) tanaman-tanaman berbau harum (lih. raksi)
bayang x: 1 divan; ranjang kecil (tempat tidur) tanpa tiang kelambu; 2 ma
~: menyalin gambar dengan menindis (pakai kertas karbon)
sehingga berbekas ke bawah dan mudah untuk digambar kembali
bayat: kelelawar gua (badannya lebih besar dari kelelawar biasa)
bayi x: 1 babi; celeng; Sus sirratus; (1) ~ balangian: babi bertubuh besar;
babi singa; bagong; (2) ~ untui: babi hutan kecil dan lincah (bisa
memanjat pagar); celeng; 2 (1) burung ~: burung keluarga
rangkong (lih. panangngang); (2) pikat ~: langau; sebangsa lalat
besar penghisap darah hewan (kerbau; sapi dll.) 3 (1) busung ~:
ucapan semoga tidak kena tulah atau kuwalat; (2) jadi ~: sumpah
seseorang untuk meyakinkan pendengarnya, yang berarti kalau dia
41
dusta maka matinya akan menjadi babi; 4 amuk ~ baranak prb:
marah sejadi-jadinya
bayur: 1 kayu hutan, buahnya nampak seperti buah kakao; pohon yang
tingginya mencapai 50 m, termasuk kayu lunak; 2 talluk ~: pusat
pertambangan Belanda di Kabupaten Berau tempo dulu (lih.
talluk)
bayyung: belah bilah rotan yang dijalin berbentuk segi empat panjang
dengan ukuran 40 kali 65 cm, hingga menjadi wadah pengangkut
diletakkan di punggung dan tali penggendongnya disangkutkan di
bahu (lih. sikut); berumang
biak +: banyak omong (terdengar keras)
biasa =: ta ~: (1) sudah lazim; (2) ucapan teguran terhadap anak yang lagi
berbuat kesalahan
biawan =: 1 tallur ~ : (1) telur ikan biawan; (2) nama kue panganan
Berau (lih. talinga) terbuat dari tepung beras, gula merah, dan
digoreng; 2 ikan air tawar penghasil telur ikan, berasal dari sungai
Mahakam, dahulu konon dibawa oleh sultan ke Berau sebagai ikan
piaraan sekaligus dengan enceng gondok sebagai tempat bermain
ikan ini. Itulah muasal enceng gondok ada di Berau, walau tidak
terlalu subur dan tumbuh banyak seperti di sungai mahakam
bibbir: 1 lembar kecil agak tebal; 2 kata Bantu bilangan untuk sarang
walet (lih. sarang)
bibir =: 1 (1) pinggir sesuatu yang menyerupai bibir; tepi sesuatu yang
landai atau tipis; (2) balla ~: gumun; lebuah pada bibir bagian atas
tepat di bawah hidung; (3) kattap ~: bibir bawah dimasukkan ke
celah gigi seakan digigit kecil; 2 (1) palit-palit ~ prb: catuh; telah
memperoleh hasil lumayan; (2) bangsa sumbilang lammau ka ~:
sindiran untuk orang yang banyak berkata-kata selalu manis, tapi
realisasinya tidak ada
bica =: (1) be chia (*hokkian cna); sepeda roda tiga; trica; (2) pernah
merajai jalan-jalan di Tanjung Redeb sebagai angkutan umum
sejak tahun 1970, kemudian tahun 2003 Berau dinyatakan bebas
becak, menyusul setelah DKI Jakarta tahun 1980, karena dianggap
eksploitasi manusia atas manusia, jalannya lambat sehingga
mengganggu kelancaran lalu lintas; (3) selanjutnya beca diangkut
dan dibuang ke laut perairan Pulau Derawan untuk dijadikan
rumpon (sarang ikan untuk bermain)
bicara =: 1 ancik ~ : hiperbolis; 2 labu-labui ~ prb: tolong beri nasihat
bidaddari: anak-anakan ~: bida; bidadari (lih. anak); widodari
42
bidak: 1 sarung yang dikenakan di pinggang; 2 anak dari buah catur yang
paling depan; pion
bidara =: perdu berbuah kecil-kecil (sebesar sedikit dari lada) kuning,
daunnya untuk campuran air mandi untuk memandikan orang
meninggal (dulu ada tumbuh di halaman Keraton Gunung Tabur
bersama “pitugu”) (lih. pitugu)
bidik #: orang yang selalu tepat sasaran dalam melempar, menembak,
menyumpit dll.
biding x: bagian tajam dari sisi balok (ada 4 “biding” pada sisi sebuah
balok)
bigi: 1 biji; 2 butir (alat bantu hitung); 3 ~ assam: (1) (a) biji buah asam;
(b) pasu-pasu; tonjolan di pipi (tulang pipi); (2) ~ pallir: biji buah
zakar; kelepir; 4 (1) ~ kabu-kabu: biji buah randu; klenteng; (2) ~
kapas: konon ditakuti “pajjat”
bigul: bendol; bonggol; bongkol; jendul; jenggul
bigung: berbonggol
bija x: beleter; banyak kata dan suka mencela; besar mulut; buruk ucapan;
ceriwis; cerewet; gelatah; jahil; judes; kabiat; kabihat; ogah-agih;
usil; nyinyir; selalu omong pedas; suka mengurusi orang lain yang
tidak semestinya
bijjing: berdiri tegak; cacak; conggok tegak lurus
bikin x: (1) Ammadara granosa; kerang darah; kapis; kopis; tudai
(kulitnya dibakar sampai matang dan dibuat kapur sirih); (2) ~
babulu: tudai dengan bilah lebih besar dan kulitnya terdapat bulubulu jarang, banyak terdapat di perairan Teluk Alulu, Maratua; 2
paraw-rauwan ~: papan tudai; papan berbentuk perahu kecil tipis
untuk dipakai mencari tudai; tongkah
bikut: boikut; diasingkan dari pergaulan
bilai x: 1 air minum yang kurAng kadar campuran (cokelat, kopi, susu, teh
dll.)nya, sehingga tampak lebih jernih dari semestinya; 2 besi
lemah (bukan baja)
bilal: 1 muazzin; 2 bagian dari pegawai dua ballas (tingkat pertama, awal
karier seorang pegawai dua ballas, sebelum meningkat menjadi
khatib dan imam ataupun penghulu)
bilang #: 1 hitung; mencacah; 2 ka ~ an: terpuji; merasa terpuji; 3 ~ ~ an:
nama pulau penyu di lepas pantai muara Berau (penghasil telur
penyu, pulau pasir tempat penyu bertelur)
bilangku =: anstain; tidak ikut bicara; tidak memilih salah satunya
bildu: baldu; beldu; beledu; beludru; beludu
43
bilik: belek; kaleng berbentuk kubus (kaleng minyak makan) muat 15 liter
(lih. subin)
billau: 1 (1) mahluk halus di tengah hutan yang suka membuat
sesat(nyasar) orang yang sedang berjalan di hutan; (2) berbadan
mini membawa kantong dan tongkat; (3) kalau gangguan ini mulai
terasa, cabutlah pohon kecil bawa dengan terbalik, akarnya ke atas
dan daunnya ke bawah, konon perhatian “billau tertuju pada kayu
kecil yang terbalik tersebut, sehingga lupa sedang membuat kita
tersesat; 2 tungkat ~: (1) buah pohon hutan seperti bentuk tongkat,
sebesar telunjuk, panjang kurang lebih satu hasta; (2) bentuk
olahan bongkah gambir yang enak gambirnya; 3 periuk ~:
Nepenthes; sencerek; kantong semar (tumbuhan hutan)
billik: kaleng; seng; logam tipis
biludar: jenis kue tar; boulo
bilulang: 1 bagian kulit yang menebal (di telapak tangan dan kaki);
belulang; bendolan pada telapak tangan atau pada jari (akibat kerja
terus menerus); bawak; kalus; lumping; kapalan; 2 nangka ~: jenis
nangka yang isi buahnya agak keras
biluli: buah hutan berwarna merah dan rasanya asan, sebesar jeruk bali
bilulluk: bunga (cikal bakal) buah nangka; cempedak dan sejenisnya; cikal
bakal buah kelapa
bimbal =: 1 gibas; kambing berbulu tebal; 2 ikkung ~: jenis tanaman padi
(lih. gimbal)
binantu: menantu; mantu
binatang =: 1 haiwan; hewan; sato; satwa; 2 insek; serangga; 3 ucapan
makian pada seseorang
bincanna #: 1 adu doma; fitnah; 2 si kutuk mam ~ prb: (1) jangan lambat
nanti sempat datang masalah; (2) sebuah judul cerita rakyat Berau
bincul: benjol
bindai; 1 jenis tudai (kerang-kerangan); 2 bahasa kiasan untuk alat
kelamin anak wanita kecil
bingar x: (bentuk) hidung mekar
binggan: berhenti; bencat; gencat; usai
binggul (^): (1) koin; (2) gobang; uang tempo dulu senilai dua setengah
sen
bingkalung: melempar dengan benda panjang
bingkam: pesok
bingkang: kangkang; keadaan kaki yang terbuka lebar-lebar ketika berdiri
bingkarung =: kadal; tekik
bingking x: berhias
44
bingkuang =: besusu; mengkuang; sangai; umbinya putih banyak
mengandung air dan dapat dimakan
bingkung: cangkul; pacul; pangkur
bini: 1 (1) ~ ~: gadis; perempuan; wadon; wamodya; wanita; (2) istri;
jatukrama (lih. dangngan); pedusi; (3) ma ~ kan: khitbah;
penunangan kepada seorang wanita untuk dijadikan istri; 2 batu ~:
batu-batu bergerigi di bukit-bukit dalam hutan; 3 ballai ~: model
rumah dengan bentuk atap limas
binnis: tambahan kayu atau lainnya untuk memperhalus, memperindah
atau mempercantik, terutama pada perahu
binsang: (1) mengangkangi sesuatu dan mendudukinya; (2) ta ~: sangsang
bintang =: ~ timur: bintang yang muncul di waktu subuh; kejora
bintangngur: 1 jenis tumbuhan kayu di muara (tepi pantai); tumbuhan
yang daunnya kaku dan hijau tua, buahnya bulat dan kayunya kuat,
baik untuk bahan bangunan; 2 caccak ~: cecak besar, selalu hidup
bersembunyi di balik lemari atau lainnya
binti x: berlaga sepak kaki (lih. landau)
binting: anak dari buah catur; ter
bintu: memancing ikan (air asin) (lih. guris)
bintur x: ka ~ an: luka atau penyakit yang kambuh kembali akibat sesuatu
binuang x: 1 pohon hutan yang bisa dijadikan fondasi rumah (tempo dulu)
di tanah berlumpur: 2 kayu rassak kayu ~: sampiran pantun, yang
berarti tak gentar bila akan di kucilkan
biradan: lengar; terasa binasa, sakit-sakit sekujur badan oleh sebab
sesuatu
birai x : 1 muka memerah menahan kesal (takut) karena kena marah; 2 ~
~: cengeh; congah; koyak-koyak terburai (koreng besar; luka dll.);
terbuka; ternganga (tentang luka)
biraira vulg: berak-berak; curu; diare; kedadak; mencecer; menceret;
mencret
birajung: duri-duri jebakan (berbentuk tombak-tombak); boring; pancang
kecil-kecil dan tajam yang ditempatkan di tanah untuk melukai
orang (lih. kangkang); ranjau
biran: (1) comel; omel; (2) ba ~: berceloteh; nggerundel; sunggut
birang x: 1 nama anak Sungai Segah di bagian hulu Gunung Tabor; (2) di
kiri kanan tepian sungai ini merupakan sentra buah (langsat,
durian, elai, cempedak, dll.) bagi masyarakat Berau (3) di sini
lokasi petak kebun buah tersebut dinamakan kampung, satu pekak
sama dengan satu kampung yang terdiri dari puluhan pohon buahbuahan; 2 (1) di sungai ini pula terletak Gunung Mantaruning,
45
gunung dikeramatkan di Berau (lih. padai); (2) dipercaya jadi
perkampungan makhluk halus (jin), sehingga banyak orang
memberi sesaji atau memasang panji-panji nazar di tepiannya; 3 di
sungai ini merupakan tempat pengungsian sultan (Kerajaan
Gunung Tabur) dan kerabatnya pada saat perang dunia kedua yang
lalu, menghindar dari bombardir pesawat sekutu (lih. tidung)
biraran: tumbuhan (rumput) merambat, biasanya tumbuh di sela-sela
tanaman padi di huma tegalan
biras: lago; suami dari masing-masing orang bersaudara (lih. iras)
birayi: doyan; gemar; menyenangi; suka
biri + =: (1) beri-beri; penyakit membengkak pada anggota tubuh,
terutama kaki; (2) konon yang biasanya diatasi dengan
memperbanyak makan makanan yang mengandung vitamin B
seperti kacang hijau atau lainnya
biring x: bisul bulat-bulat menonjol (pada anak-anak) di kepala
birit: mencret tak sengaja
birrai: jenis kerang-kerangan (di muara) air asin
birrak: jangkang; terkangkang lebar
birrik: 1 beleh; sakit mata yang menyebabkan mata serta berair; 2 (1) ajak
(permainan anak-anak); (2) ~ ~ an: main ajakan; main kejarkejaran
biru x: 1 lipat-lipatan pada hiasan kain; wiru; 2 dalam perbendaharaan
kosakata bahasa Berau kata “biru” tidak terdapat, tapi diwakili
oleh kata “hijau (ijjau)”
birung: erot; genjang; genyol; mencong; mengot; miring; sayung; serong
bisan =: orang tua menantu
bising x: (1) amarah; berang; donder; gusar; marah; rampang; (2) ~
sunggu: marah besar; serangsang
biskum =: baskom; waskom
bismilla” (bismillah*): basmalah
bisul =: ~ sahang: bintat; bisul kecil dan sakit sekali
bisusu x: 1 hantu air berkepala seperti anjing dan bercakar seperti buaya; 2
jenis anjing laut (air tawar) di sungai; memberang; sadin
bitbit: ucapan saat melihat makanan atau teringat dan membicarakannya,
maka diucapkan kata “bit-bit” sambil menjilat sedikit telapak
tangan, agar terhindar dari bahaya (lih. kapunan)
bius x: jenis tumbuhan dari famili bakau
biut +: ta ~: gerak-gerak bibir karena mau menangis
bua =: 1 (1) buah-buahan musim buah; (2) ~ allat: buah di luar musimnya;
2 (1) ~ baju: benda bulat pipih untuk menautkan baju; (2) ~
46
rambut: (a) bintil-bintil kecil pada helaian rambut, akibat rambut
selalu basah; (b) emas tipis kecil berbentuk hati, untuk digantung
pada lembaran-lembaran rambut anak lelaki, saat acara potong
rambut, emas-emas ini dapat jadi oleh-oleh yang mendapat
kesempatan memotong mengawali prosesi tersebut; (3) ~ rantai:
gandulan; liontin; medallion; (4) ~ paria: (a) buah pare (bahan
sayuran); (b) nama panganan basah diberi warna hijau seperti buah
pare; 3 alat pencernaan unggas yang berfungsi sebagai penggiling
bahan makanan; empedal; empela; jeroan pada unggas; pedal
buak: 1 bual (air, benda cair); bulak; air yang menyembul (keluar
menonjol dari dalam); 2 air ba ~: air hambar (tidak asin) di tengah
air asin di pantai Kampung Talisayan; disebut juga “telaga buak”
bual: 1 agak dusta karena bergurau; 2 batu ~: (1) gundukan endapan batubatu di tengah Sungai Kelay yang dianggap bertuah; (2) nama area
(kampung) di tepian Sungai Kelay
buang =: 1 ma ~: (1) membuang; menyingkirkan; (2) memakamkan;
penguburan mayat; (3) memberi sesaji (lih. kalangkang); 2 ~
barian: telantar; terlantar; 3 ~ buruk: buah muda yang berjatuhan
sebelum cukup masanya (masak) pada buah pohon seperti durian
dll.; 4 ka ~ an: berlebihan; kelebihan; mubazir; 5 ba ~ naas:
eksodus (sekampungan) pergi sehari ke suatu tempat dengan
membawa perbekalan makanan untuk dibacakan doa selamat dan
tolak bala, biasanya tempat-tempat indah sekalian rekreasi dan
silaturrahmi (lih. cappu)
buar x: 1 kali kecil antara kampung kasai dan batu-batu; 2 dahulu
kampung berpenduduk, di hilir kampung batu-batu sekarang
Kecamatan Gunung Tabur
buat x: 1 (1) mengisi; (2) dapat masuk; 2 ~ ~: laun; dibuat atau diangkut
perlahan-lahan; semakin; 3 ka ~ an: (1) termuati tidak sengaja; (2)
emosi; kalap; marah mendadak akibat ada perbuatan orang lain
yang tidak menyenangkan
buaya =: 1 bajul; (1) ~ langau: laba-laba kecil di rumah pemakan
serangga (lalat); (2) tanggirik ~: ikan sungai, kecil badannya
(berdiameter 1 inci dan panjang 5 inci), seperti bentuk anak buaya
namun kurus panjang tanpa kaki dan tangan; 2 (1) sambar ~:
sumpah seseorang untuk meyakinkan pendengarnya tentang
kebenaran informasi/pembicaraan yang disampaikannya; (2) ~
cada manulak bangkai prb: sindiran pada orang yang rakus dan
tamak
bubbul: menyilih tanaman yang mati dengan bibit baru yang lebih sehat
47
bubbut: 1 agut; burung bubut; burung yang bersuara “buuut-buuut,”
konon dipercaya dapat memanggil hujan, berwarna hitam dan
cokelat tua; terakup; 2 langnga ~: (1) minyak kelapa untuk urut
yang terbuat dari campuran kelapa (dada) dan anak burung bubut
yang digoreng sampai mengeluarkan minyak; (2) konon mujarab
untuk mengatasi keseleo ataupun patah tulang
bubu =: 1 ma ~: menjatuhkan padi dari tempat tinggi dalam tiupan angin
(biasanya menggunakan nyiru) untuk memisahkan bulir padi dari
sekamnya (lih. panggal); 2 (1) ~ i: banjur; guyur; siram dari atas;
(2) ba ~: bersiram (sendiri)
bubuk: 1 abuk; butir-butir yang halus; serbuk; 2 asai; karaf; ngengat
pengerogot kayu; 3 tempat air dari batok kelapa; geluk; sekol; 4
manja ~: menggelinding berguling-guling karena merajuk
bubung x: guguk; gundukan tanah pada rawa-rawa; tanah tinggi
(menonjol) di antara tanah rawa-rawa;
bubur x: 1 (1) ~ asura: bubur yang dicampur banyak sayur pada
peringatan hari asura; (2) ~ kacang: burjo; kacang hijau direbus
bersama gula, santan dll.; (3) ~ paddas: bubur bumbu khas untuk
buka puasa (bubur ini juga terdapat di Kabupaten Sambas; 2
nangka ~: nangka yang isi buahnya biasa lembek dan liat berserat;
3 bangsa caccak tajilat ~ prb: mendadak hidup enak, sehingga
bertingkah lain dari biasa
bubus (^): curah; jebol; jebrol; tumpah sekaligus ke bawah atau dari arah
bawah (seperti kantong berisi beras atau lainnya yang
menumpahkan isinya sekaligus), tumplak, tumplek, tercurah
semua, alasnya lepas dan isinya runtuh ke bawah
bubut x: rontok (rambut; bulu dll.)
buddi #: jasa baik; perbuatan baik dan bermanfaat bagi seseorang atau
pada orang lain
budu: ba ~: celomok; celemotan; cemoas; cemong; jemuas; kotor karena
berlumur; lepot; lumang; muka kotor hitam-hitam akibat ingusan
(umumnya anak-anak); selumu; sememeh; sempuras
bugai: kajang si ~: terpal (lih. samir) dari daun nipah muda (lih. pucuk)
untuk tutup perahu (lih. sappait) dengan cara penjahitan secara
khusus
buibuina: tanaman merayap berdaun harum (lih. raksi)
bujak: ganjur; lembing bermata; tombak
bujal x: bodong; puser yang menonjol; umbo
bujang x: hymen; kegadisan; keperawanan; kerop; perawan (kesucian
seorang gadis); selaput dara
48
bujur x: 1 benar; betul; lurus; sungguh; 2 ~ arus: selalu jujur; 3 si
bungkuk baru ta ~ prb: sindiran terhadap sikap aneh dari orang
yang baru merasakan hidup enak
buka =: 1 (1) lebar; (2) lebih lebar dari biasanya; 2 minum dan makan di
waktu magrib pada bulan Ramadan setelah berpuasa di siang
harinya; 3 patti bassi ta ~: panen rotan di kebun rotan kerajaan
dimulai
bukakak: jenis burung sebangsa gagak
bukkan: ~ main: luar biasa
bukkat (^): 1 (1) kental; (2) keruh sekali; 2 massa yang banyak lalu lalang
dan berkerumun
bukkul +: duduk jongkok atau jalan perlahan tatih-tatih sambil
terbungkuk-bungkuk
buksan: olah raga tinju
buku =: 1 sa ~: (1) se kata (sepatah kata); (2) satu badan utuh; (3) sa ~ an:
satu unit utuh; (3) parawu sa ~ an: perahu kecil yang terbuat dari
satu buah batang kayu; sagur; 2 ~ ali: Maleulus; tonjolan bulat
pada tulang pergelangan kaki; (3) pertemuan ruas pada bambu; (4)
benjolan-benjolan pada kayu; 3 ka ~ an: dapat dimengerti;
terdengar dengan baik
bukur: paggat ~: nama kampung di dekat “batu bual” yang juga terkenal
dengan sebutan “mangarris batian (bengris hamil)” terletak di
tepian Sungai Kelay
bula (^): 1 alat main (shuttle cocks) bulu tangkis (lih. mintun); 2 kamar ~:
ruang tempat bermain snocker (semacam billyard bola tiga); 3 (1)
~ lampu: bohlam; bola lampu pijar; (2) ~ sinter: pemantik cahaya
pada lampu senter
bulabu: (1) Cucurbita moschata; labu merah; waluh; (2) konon dapat
sebagai penyembuhan beberapa jenis jamur yang menyerang
tanaman; (3) konon dapat pula kulit labu untuk obat alami
mengatasi infeksi jamur pada manusia (pk kaltim)
bulaccit: bersit; jebrol; jerojol; lejit; lencit; melejit keluar; melonjak
dengan cepat; pelenci; terlontar (loncat) dari lubangnya (akibat
tekanan untuk benda-benda kecil, seperti biji dan lain)
bulaccut: lepas (loncat) dari ikatannya, ataupun seperti ikan yang
dipegang terlepas
buladut: 1 gemuk berisi; tambun; 2 konon jenis santet yang menyebabkan
orang sakit bengkak di mana-mana
bulakawan: gundang; karakter (emosional) tak karuan; kurang waras;
sableng; senewan
49
bulalung: area di kecamatan Pulau Derawan, salah satu kampung besar
pada masa pra Kerajaan Berau (banua Bulalung) terletak antara
Kampung Kasai dengan Tanjung Batu dipimpin oleh Angka
Yudha Banua
bulan =: 1 alkamar; candra; kamariah; 2 ~ ~: tiap bulan; 2 (1) ~ ampat
sanyama: Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil
Akhir; (2) ~ diapit kutba: bulan ke-11 tahun hijriyah; Dulkaidah;
3 ujung ~: akhir bulan; tanggung bulan; 4 ~ kajji: bulan haji,
bulan di mana banyak orang melangsungkan pernikahan; 5 ~
ampat ballas: (1) bulan purnama; bulan bercahaya paling terang:
(2) dahulu orang percaya cahaya bulan adalah cahaya yang paling
indah dan sejuk; (3) sehingga 14 hari bulan yang jatuh pada hari
kamis malam Jum’at dijadikan waktu untuk menikmati cahaya
bulan di luar rumah sambil membuat pupur basah dan membuat
minyak rambut (lih. dadda) di bawah sinaran bulan purnama,
konon dilengkapi dengan mantra “permanis”; (4) dengan hakikat
penggunanya nampak anggun seakan seperti bulan 14 yang sedang
bersinar
bulanang: Abrus precatorius (pohon biji); Adenanthera microsperma
(pohon kayu); jenis perdu; kundi; biji saga; kundi
bulandang: cokluk; gelengser; jelopok; jerongkang; terceluk; tergelincir
dan jatuh (ditempat licin)
bulangan: jenis perdu merambat berduri dan berbisa
bulansak: gelogok; gelongong
bulanting: pelanting
bular: lapisan tipis putih yang menutupi bola mata
bulattik: bingkas; lanting; mental
bulatut: buntak; bundar pendek dan gemuk bulat pendek (bentuk tubuh):
gempal pendek
bulau: abu-abu; kebana (warna yang suram); kelabu; sebam; subam
bulgur: biji gandum (pernah menjadi pengganti beras di Berau tahun 70-
an)
buli +: sa ~: srn “sangat diharap jangan tiada”
buliak: (1) belalak; belelang celeng (tentang mata); jegil; melotot;
membeliak; (2) ta ~: lalak; terbeliak; terbuka melotot;
bulik +: (1) mata terbuka; nyalang; (2) ba ~ matari: matahari baru
bersinar; (3) ta ~: (a) terbelalak; terbuka melotot; (b) baru saja
terbangun dari tidur; 2 si pacca baru ta ~ prb: sindiran terhadap
orang yang mendadak kaya dan bertingkah aneh
bulikkat: belikat (lih. kipit)
50
bulilikan: kambang ~: nasi masaknya tidak sempurna
bulinsa: balik ~: gelisah (bergerak-gerak) tak menentu di pembaringan
akibat sakit keras (lih. balik)
bulinsing: terpeleset (lih. bulandang; gulinsing)
bulitta: (1) gelu; kental liat; (2) tanah ~: lempung; tanah liat
bulla: dusta (lih. pabulla)
bullat =: bundar; buntar
bulli x: 1 memperoleh hasil (slang dari “baulli”); 2 barangkali;
kemungkinan; mentak; mungkin; senyampang
bulluk: 1 sejenis botol (toples) tembikar tempo dulu; 2 ceceh; sebutan
kemaluan pada anak laki-laki yang masih kecil (balita)
bullung: binatang laut transparan yang badannya mirip pinggan agar-gar
berjumbai-jumbai; buwung; lambur; ubur-ubur
bulu =: 1 bambu; giant goose; (1) ~ barrang: jenis bambu kecil; (2) nama
area dalam sungai birang; (3) ~ anak: andam; kerajuat; rambut
pendek kecil di atas kening; (4) ~ mata: alis; 2 ~ ~: randa;
tumbuhan merambat yang batang dan daunnya berbulu; 3 (1) sa ~:
gatuh; pengobatannya cocok dengan yang diobati sehingga cepat
sembuh; (2) ~ ~ an: (1) berbagai jenis bulu; (2) cocok-cocokan
tentang orang yang mengonati (lih. sanru); 4 balla ~: (1) motif
kain liris-liris (pada kain piyama); (2) salah satu pantangan (lih.
gali); 5 ulat ~: (1) ulat bulu; (2) permainan seperti barongan (bali)
atau seperti barongsai (Cina); (3) bikin ba ~: tudai agak besar dari
tudai biasa dan sedikit berbulu pada kulitnya, banyak terdapat di
perairan Teluk Alulu, Maratua; 6 ~ ~ an: (1) cocok-cocokan
tentang obat dan kesembuhannya; (2) berbagai macam bulu; 7
lamma ~: lemah semangat (1) ~ anak: andam; rambut pendek di
atas dahi; (2) (a) ~ mata: alis; (b) ~ butu vulg: jembut; rambut
yang tumbuh di sekitar kemaluan pria; 8 (1) ~ pananggang
bacarik: hiasan bulu pada sarung golok (lih. pananggang); (2) ba
~ kau panangngang prb: nah, makin menjadi-jadilah
kelakuanmu, terserah engkau
bulungan: (1) wilayah perbatasan utara Kabupaten Berau; (2) suku bangsa
Indonesia (rumpun Melayu) yang mendiami wilayah Kabupaten
Bulungan, masyarakatnya ada yang tinggal di Berau dan membaur
dengan masyarakat Berau
bulus x: sulai ~: 1 orang datang dan pergi dari suatu rumah secara
bersamaan; 2 ini salah satu pantangan (lih. sulai)
bumbunan: bagian atas kepala dekat dengan dahi; bubun-bubun; ubunubun; umbun-umbun
51
bumbung: 1 tabung; toples agak panjang; 2 sama ~: dari bawah ke atas
sama besarnya
bundal #: ikatan paja ujung tali
bundar =: 1 bulat; 2 (1) gelondongan; kayu log; (2) mam ~: banjirkap;
mengambil kayu log di hutan; 3 baju kaus ~ liyir: kaus oblong
bungal: bagian dalam (berbentuk lingkaran seperti kopiah) dari topi
tradisional Berau (lih. tudung) terbuat dari anyaman daun nipah,
tempat menempatkan kepala agar posisi tudung tegak di kepala
bungalun: tumbuhan perdu hutan daun muda dan bunganya indah
berwarna ungu
bungat: jenis (primata) kera berbulu (warna) merah
bungingngis: 1 (1) kereseng; meringis lebar; sengingih; (2) tertawa lebar
tanpa suara; 2 tersingkap lebar pada benda-benda atau sesuatu
yang terkoyak
bungkak x: 1 binatang laut; blangkas; kepiting tapal kuda; mimi; 2 hiasan
puncak topi Berau (lih. tudung)
bungkam* #: gendam; guna-guna yang membuat orang terdiam lemas tak
bisa berbuat apa-apa
bungkang*: (1) (a) barah; jenis bisul yang besar dan sulit pecah; (b)
penyakit bisul akibat olah santet; (2) (a) ~ kunyit: konon hanya
dengan sarana kunyit dan mantra-matra, yang bila terlangkahi, si
pelangkah akan terkena santet tsb.; (b) ~ tallur: “bungkang” yang
konon menggunakan media telur, pengobatannya pun
menggunakan telur; (c) ~ karang: “bungkang” dengan medianya
konon bunga karang, dan ini yang paling berbahaya dan sulit
obatnya, harus juga dengan bunga karang
bungkar #: 1 (1) menceraikan bangunan; mengurai tumpukan; (2)
mengangkat atau mengeluarkan muatan perahu; 2 ma ~ ~:
mencaci maki; 3 ba ~ ~ an: saling caci maki; saling mengungkit
keburukan masing-masing; temparau
bungkas x: terbongkar akibat tekanan tinggi
bungking: obrak-abrik; jerungkis; terbongkar berhamburan, akibat
dibongkar-bangkir
bungkuk =: 1 melengkung dengan posisi tegak; (1) ~ udang: bentuk
tubuh yang agak melengkung ke depan; (2) cabi ~: bahan ramuan
(obat) bulat panjang bengkok sebesar pencil (lih. cabi); cabai
hutan; 2 si ~ baru tabujur prb: kelakuan aneh orang yang baru
merasakan hidup berkecukupan
bungkul x: jenis parang (lih. lantik) biasa dipakai suku banjar (lih.
burrang) di Berau
52
bungkung x: 1 jenis serangga (kumbang); (2) diancik ~: penyakit pada
dubur ayam; 2 nama pulau kecil (delta) di depan pulau besing
dalam Sungai Berau
bungnguk: pungguk; tetagut
bungsai: ambring-ambringan; berantakan tak karuan; guar-guar
bunia: burung buas; dadali; elang; kangar; ulung; ulung-ulung; wulung
bunjal: 1 mentul; 2 ta ~: eneg
bunnu +: barang-barang tidak menentu (tumpukan alat-alat perlengkapan)
bunnyut: 1 nama lokasi di muara Berau di Kecamatan Tanjung Batu dekat
tanjung Karang Tigau; 2 banua ~: salah satu dari tujuh puak
(banua) pendiri Kerajaan Berau yang dipimpin oleh Jaya Pati; 3
masi-masi lusung ka ~ prb: banyak-banyaklah belajar agar tidak
ketinggalan pengetahuan
buntal =: 1 (1) bunjai; ikan beracun (di air tawar agak kecil-kecil dan di
air asin cukup besar) yang bisa menggendutkan badannya; (2) ikan
kudu-kudu; 2 kattap ~: rambut dipotong sekenanya, sehingga
tidak rapi dan baik kelihatannya
buntalli: (1) geragau; jenis udang kecil (lih. tampassik); senggugu; (2)
udang kecil tengah sungai besar, agak putih transparan (lebih besar
dari tampassik) dan banyak, menangkapnya melalui bubu besar
yang dibenamkan di tengah sungai (antara Gunung Tabur dan
Sambaliung). Sekarang karena telah banyak lalu lalang kapal dan
perahu bermesin udang dan alat penangkapnya tidak lagi
digunakan
buntat #: abuh; batu mulia berkhasiat (lih. kumala); batu yang didapat dari
badan hewan atau tumbuhan yang dianggap bertuah dan banyak
khasiatnya; guliga; kemala
buntu x: 1 (1) busuk; lapuk; lohok; using; tepok (tentang kayu dsb.); (2)
bawu ~: kahang; kohong; lahak; 2 lapuk; reput; 3 sungai ~: (1)
kali di hulu kampung sambaliung, dulu sering bau busuk, karena
banyak hewan liar yang mati (lembu, payau dll.) akibat banyak
perangkap (lih. piluang) di daerah tsb. juga buaya sering
menyimpan mangsanya di sungai ini; (2) (a) tempat raja dan
keluarga (kerabat Keraton Sambaliung) mengungsi pada saat
serangan pesawat tempur sekutu pada perang dunia kedua tahun
1945 yang lalu (lih. birang); (b) peristiwa ini terjadi hari selasa
tanggal 12 juli 1948 selama 5 jam dengan 19 buah pesawat tempur
sekutu
53
bunu =: 1 ~ an: tempat terkumpulnya ikan dalam kelong dan siap untuk
diangkat (dipanen) (lih. tamba); 2 ba ~ rasa: bekerja mati-matian
tak peduli waktu dan keadaan (lih. rasa); benyoh
bunyi =: 1 ba ~ ~ an: saling menghujat; saling mengumpat; 2 sa ~ ~:
celoteh; kecek; omong yang bukan-bukan; 3 cada sa ~ prb: tidak
saling bertegur sapa, akibat berselisih paham
buragan: 1 jenis siput ladang; 2 lajang; membujang; tidak kawin; wadat; 3
mati ~: mati muda (sebelum sempat beristri/bersuami)
burak x: 1 bahan pembuat tapai; ragi, yang membusukkan sekaligus
memaniskan; 2 bakaya ~ nya prb: terlalu gaya (tentang tingkah
seseorang)
burakat: akar; bagian tumbuhan yang tertancap ke bumi; radiks
burangat: famili primate (lih. bungat)
burangnguk: (1) cecak pohon (diam di lubang-lubang pohon); gecko;
tekek; tokak; tokay gecko; toke; tucktoo; (2) konon dapat untuk
mengobati gatal-gatal, aids empedu (sk rb 7-10-2009)
burangkit: cabut; terangkat; tercerabut
burannak: menurun akibat tekanan berat; ambelas
buransut: didorong-dorong (dipaksa-paksa) supaya berbuat sesuatu
buratak: bedol; cabut (lih. burangkit)
buraut +: (1) acak-acak; gulut; kencar; kesusu; raba-rubu; sera; terserasera; (2) ta ~ ~: gabas; kesusu; terburu-buru; tergesa-gesa;
tergopoh-gopoh
burda (burdah*) =: kesenian tradisional dengan lantunan dari kitab
burdah, yang diiringi dentuman rebana
burdan: anak tikus; candil
buringngisan: aseran; bingas; cepat naik darah (pemarah; naik pitam);
rongos; temperamental
burit vulg: 1 (1) abaimana;1anus; pantat; (2) luang ~: abai mana;
abimana; pelepasan; (3) pipi ~: bokong; 2 tumbu ~: rumput
rendah; 3 bangsa ~ sugun prb: (2) hitam sekali; (2) orang kulitnya
terlalu hitam
buringngisan: aseran; baran; berangasan; cepat emosi dan marah-marah;
rongan; tartar; temperamental
burinik: 1 rintik-rintik gelembung dalam air, akibat benda (sesuatu)
tenggelang (lih. tarabbas); 2 cadada ~ ~ nya: tak ada kabar berita
lagi dari orang yang tengah pergi
burrak =: 1 kendaraan Nabi Muhammad saw. saat isro mi’raj; 2 sudah
terbuka ikatannya
burrang x: golok suku Dayak Basap (lih. bungkul)
54
buru: 1 ~ ~ saitan: mantra yang dapat mengusir setan ataupun hantu; 2
sitti ~: kanon; meriam VOC di museum Gn. Tabur
burubudan: (1) dalaman; jeroan; visera; (2) ampas ~: isi perut hewan
(sapi, kambing dll.); tinja (lih. tatayi)
buruk x: 1 lusuh; usang; 2 (1) rampai: sisa-sisa kain yang sudah using;
(2) ~ jala: bekas jala; 3 ~ ~ an: pakaian bekas yang sudah tak
terpakai lagi; 3 buang ~: buah yang jatuh selagi muda (durian, lai
dll.); 4 ~ sikuan prb: sesuatu yang sudah diberikan diminta lagi
(sehingga kewalat dan korengan pada siku)
burung =: 1 borong; membeli semuanya; mengambil semuanya; 2 ~ ~ an:
boneka berbentuk burung (burung imitasi, mainan); 3 cacak ~:
tanda silang dengan kapur sirih umumnya pada tubuh (dahi dll.)
atau lainnya (lih. cacak), konon dapat mengusir gangguan makhluk
halus dan penyebab sakit lainnya; 4 dami ~ ~ an: (1) seperti
burung mainan; (2) berlari laju sekali, laksana burung terbang; 5 ~
bayi: burung hutan berbadan besar seperti itik (lih. bayi); 6 ~
dara: perpati; selaya; 7 ~ kading: Anabas tesludineus block; ikan
sungai, tahan di segala air (kecuali air laut) biasa untuk hiasan di
rumah (lih. surayi): 7 tarrung ~: terung pokat; 8 ~ an: satuan
ukuran luas (10 depa kali 10 depa) (lih. dappa) lahan pertanian; 9
(1) ~ dingin prb: orang yang menderita karena mulutnya sendiri
(banyak bicara yang tidak semestinya diomongkan); (2) basa ~
prb: bahasa yang sedang dipercakapkan antar orang dan kita tidak
mengertinya
buruni: nama goha sarang burung walet, milik pemerintah (lih. passut)
burung =: 1 alau; hewan yang dapat terbang; 2 sebutan penghalus ucapan
tentang alat vital peria
burunnai: (1) berunai darussalam; (2) konon penduduk asli Berau
sebagian besar berasal dari Brunei, yang sebelumnya dari Sungai
Kampar, Riau, Sumatra Timur
burusia: barang kali; jangan-jangan (kalau-kalau akan terjadi sesuatu
akibat perlakuan itu); khawatir; senyampang
burut =: hernia; kondor; turun berok
busak: 1 (1) bunga; kembang; kujarat; lekonesia; puspa; puspita; sari;
sekar; (2) ~ karatun: alamanda; tumbuhan semak bergetah yang
banyak ditanam sebagai tanaman hias, bunganya besar-besar
berwarna kuning berbentuk terompet; (3) ~ kulambu; bunga
imitasi hiasan yang digantung pada wiru (lih. gagumbak) kelambu
secara vertikal dan per tangkai: (4) ~ lampu: Hibiscus; bunga raja;
55
kembang sepatu; 2 ~ kuku: kelainan pada kuku dengan noda
putih; leukonesia
busbang: bombastis; bomhas; cola-cola; kabiat; kasar (dalam berbicara);
omong besar; selamba; tak tahu malu (dalam percakapannya)
busla (^): sita (penyitaan)
buslit (^): surat keputusan pengangkatan (pegawai)
busung (^): (1) kasiku; kena tulah, karena perbuatan yang kurang sopan
pada orang yang lebih tua; kerama; kualat; malaun; malun; (2) ~
bayi mangka aku busung: ucapan agar terhindar dari tulah orang
tua yang sedang diomongkan keanehannya
buta x: 1 padat (isinya); kempal; mampat; masif; padat; pejal; pampat; 2 ~
~*: jenis perdu, daunnya bisa pengusir lalat, dengan meletakkan
ranting dan daunnya di tempat yang banyak lalat (lih. langau); 3 ~
rarangan: buta ayaman; hemeralopi; rabun senja; penyakit buta
malam; hameralogi; 4 tunggul ~: (1) jenis pohon hutan yang akar
hawanya seperti tunggul, tumbuh dari dalam tanah di sekitar
pohon, berukuran kecil, hingga sebesar lutut; (2) kayu yang hanyut
di air dengan posisi tegak lurus, akibat (berat jenis) pangkalnya
telah menjadi lebih berat dalam air; 5 ~ ~ an: permainan anakanak dengan mata ditutup dan mencari lawan main sambil meraba
dan menyebutkan nama yang ditemukan tersebut, kalau
tebakannya benar maka yang tertebak tersebut menggantikan
menjadi tukang cari
butak x: butek; gelodar; keadaan keruh dan mengandung lumpur; kental
sekali (kotor sekali); tingkat kekeruhan
butal: jeput; mulut penuh makanan; makanan berlebihan dalam mulut
butang (^): kancing baju
butting: (1) butir; (2) pembantu bilangan untuk benda bulat
buttun: 1 ~ ~: hiasan pada ujung tonggak kayu (lih. walu); 2 suku Buton;
salah satu suku dari Sulawesi tenggara yang juga ada berdiam di
Berau
buttur: kacang ~: jaat; kacang belimbing; kecipir; tanaman merambat
yang buahnya persegi empat panjang, setiap sisinya berembolembol seperti sayap yang bergerigi
butu vulg x: 1 (1) alat kelamin laki-laki; kontol; kalam; pacuk; palat;
patuk; penis; zakar; (2) bulu ~: jembut; rambut kemaluan; (3)
kapala ~: glubus; palat; 2 (1) ~ alalang: tunas alang-alang
(berbentuk duri); (2) ~ rutun: bunga tumbuhan tepi sungai (lih.
rutun) yang masih kuncup; 3 ~ lali: gatrik; mainan anak-anak
dengan menggunakan tongkat panjang dan pendek dari kayu atau
56
rotan dan sejenisnya (ukuran sehasta dan sejengkal dengan
diameter satu inci), yang panjang dipukulkan ke tongkat yang
pendek kemudian diukur jaraknya menggunakan tongkat yang
panjang, makin jauh terlemparnya tongkat pendek makin banyak
poin diperoleh
butur: (*kti) judi (memakai kartu)
buwu: (1) bubu; lukah; perangkap udang, biasanya terbuat dari kulit kayu
ataupun bilah-bilah bambu; tembilar (lih. garau); (2) garau ~: alat
perangkap dalam bubu, berbentuk jari-jari kerucut melingkar,
sehingga ikan dapat masuk dan tak dapat keluar kembali
buwum (bum*): 1 (*bld) dermaga bongkar muat; pelabuhan; 2 bom; alat
(bahan) peledak
buwung: 1 bubungan; 2 ~ balakang: karapak; punggung; pungkur
buwuy =: rambu-rambu laut yang timbul dan diberi berjangkar (lih. ibbuy)
buya (^): busa; buih
buyang: kartu remi
buyu: 1 penyakit yang menyerang balita; (1) ciri-cirinya, selalu nampak
kurus seperti kurang gizi, dan posisi kakinya selalu menyilang; (2)
penyakit ini konon ada yang putih (agak mudah sembuh) dan ada
yang hitam; 2 hanya disembuhkan oleh obat tradisional
buyut: anaknya cucu; cece; cicinda; cicit; denyit; piut; turunan ke tiga
setelah ayah; turunan keluarga urutan ke-7 (terakhir dalam
perbendaharaan kata bahasa Berau)
C.
Caar (cahar*): obat pencuci perut; obat urus-urus
cabbal x: campuran masakan (nasi bersama) beras dan jagung, singkong
atau lainnya, untuk memperbanyak nasi; randau
cabbing: caci; cerca; damprat (lih. kararai); lepa
cabbu: adu domba; lengkanas; mengompori
cabbuk: ceduk; cibuk; ciduk; gayung; penceduk air; sibur; tanjur; timba
cabbung: 1 cempung; dempung; gelepung; suara benda besar dan berat
jatuh ke air; 2 (1) celebur; kecibak; kedempung; (2) ~ ~: gedebargedebur (suara di air)
cabi: 1 (1) cabai; cabe; lodo; lombok; rica; riches; (2) disebutkan berasal
dari Amerika Selatan dibawa portugis ke Nusantara, tapi konon
pada abad ke-10 cabai ini telah dikenal di Indonesia (T7 12 wit 4-
57
1-20110); 2 (1) ~ bassar: cabai merah; (2) ~ parri: lombok kecil;
cabe rawit; cengek lih. parri); (2) ~ raran: lombok kecil dan
pedas; (4) ~ maulana: lombok kecil lebih besar dari lombok rawit
dan kurang pedas biasanya berwarna putih (hijau muda); (5) ~
tiung: (lih. maulana); (6) ~ gambung: lombok berbentuk seperti
bentuk buah tomat; 3 ~ bungkuk: bahan rempah untuk obat,
berbentuk bulat panjang dan bengkok seperti lada muda yang
masih di tangkainya; cabai hutan
cabul x: 1 ikut mengeruhkan suasana; 2 ka ~ an: marah sejadi-jadinya;
seperti sedang kesetanan
cabur: 1 (1) cebur; cemplung; jebur; jerumus; meloncat ke air; terjun ke
benda cair (lumbur dsb.); (2) ba ~: gelebur; 2 man ~ i: (1)
menerjuni untuk penyelamatan; (2) turun tangan; turut campur
cacabban: selalu dan sering digunakan; selalu disebut-sebut
cacak x: ~ burung: tanda silang pada dahi dengan kapur pinang dan
lainnya sebagai obat (lih. capkalawar)
cacar #: 1 ka ~ ~: bergerak-gerak banyak pada balita; 2 ba ~:
memasukkan bakteri (virus atau vaksin) ke dalam tubuh seseorang
melalui luka gores, atau alat yang digoreskan pada kulit; mokolasi;
3 bila wabah cacar (lih. attusan) sedang mewabah, konon daun dan
ranting pacar (inai) digantung di depan pintu sebagai obat
penangkal agar sampar ini tidak memasuki rumah yang
bersangkutan
cacat x: hampir tidak menyentuh landasannya, laju sekali; seperti motor
speed boat yang sedang melaju, atau mobil dll. yang sedang tancap
gas
cacca =: 1 cocol; menyentuhkan sesuatu pada sesuatu (seperti
mencelupkan makanan pada sambal; 2 ~ saitan: user-user pada
perut
caccak =: 1 cicak; Hemidactylus frenatus; 2 tallur ~ an: benjolan di sela
paha ataupun di ketiak akibat radang karena ada infeksi pada kaki
atau tangan; 3 jukut ~: ikan yang makan lumut dalam air,
sehingga di akuarium dijadikan ikan pembersih; kajul; 4 ~ tajilat
bubur prb: salah tingkahnya orang yang baru merasa hidup
senang
caccal: menyentuh ke bawah; sampai tersentuh
caccalun: bahan lalap atau lainnya untuk dicelupkan pada sambal terasi
cacing x: (1) askarid; biadi (oxirisvernecularis); entozoa (cacing perut);
(2) uat ~: antel mitik
58
cacu: takaran beras (sekitar 250 gram) terbuat dari tempurung kelapa
kecil; tersimpan ditempat beras yang siap dimasak
cacurung: 1 alat untuk penuang benda cair ke dalam botol atau bejana
yang bermuara kecil; 2 corong
cacurut: celurut; cucurut; tikus corot
cada: 1 enggak; kagak; tiada; tidak; 2 ~ badaya: (1) kehabisan tenaga; (2)
serba kekurangan (susah); 3 ~ ingat: pingsan (lih. siyup); 4 ~
lambus: (1) tidak tembus; (2) cadal (ucapan anak-anak yang baru
belajar bicara); cadel; 5 (1) batulak ~ basambuang prb: pergi
begitu saja; (2) buaya ~ manulak bangkai prb: sindiran untuk
orang tamak; (3) ~ bamata prb: rabun; sudah berkurang ketajaman
penglihatan; (4) ~ baturun banaik prb; tidak saling berkunjung,
karena selisih paham; (5) ~ ditampik prb: (a) tidak menolak tugas;
(b) tidak segan dengan siapa pun; (6) ~ aku idup prb: pasti aku
tak sanggup kalau seperti itu; (7) ~ manyallat di arang prb:
makanan yang terhidang terlalu sedikit; (8) ~ sabunyi prb: tidak
saling bertegur sapa; (9) manambai ~ mangurangi prb: yang
seharus datang menolong justru jadi membebani, mendatangkan
masalah lagi
cadada: tiada; tidak ada
cagat: berdiri tegar; cacak; tegak
caka x: begitu kan?; iya bukan?; iya kan? (kependekan dari “cadaka?”)
cakang: cabang
cakap x: 1 berkemampuan; pandai dan cekatan; sanggup melakukan
sesuatu; tangkas; 2 ba ~: berucap mengancam; gertak; sesumbar;
ugut
cakkal =: 1 cekik; 2 sapan ~: kacak; ukuran besar ikan patin, yaitu besar
pangkal ekor sebesar lingkaran genggam tangan orang dewasa
(lingkaran ujung jari tangan hingga ibu jari) dan ini ukuran ikan
patin sudah sedang besarnya, bahkan sudah lebih besar
cakki: jenis permainan kartu kecil sebanyak 180 helai, digemari
masyarakat tempo dulu (ceki)
cakkuk =: obat (herbal) ramuan tradisional untuk bayi yang dimasukkan
ke dalam mulut secara paksa
cakkup +: (1) decap; tiruan bunyi orang yang mengecap makanan;
memamah dengan keras; (2) pi ~: (a) suara memamah dengan
keras; (b) suara “kup” tiba-tiba (suara sambaran ikan)
cakkur (^): 1 (1) cakur; cekur; kencur; kaemfenagalonga; kaemiferia
galanya (lih. issi); (2) konon dapat untuk mengatasi batuk, dengan
59
cara diparut diberi garam sedikit dan diminum airnya; 2 bau ~:
belum bisa diandalkan; sangat junior
calangnga: terasa kikuk, akibat terjadi perubahan keadaan; tersa janggal
callak =: kohol; bahan penghitam tepi kelopak mata
callap: terjangkau air naik
callup #: memasukkan ke dalam air atau benda cair lainnya
calung + x: kain sarung (pelekat) yang diselempangkan di bahu kanan atau
kiri menyilang ke pinggang, selempang
camatti =: 1 cambuk; cemeti; lecut; pecut; 2 (2) tongkat bertuah
(pembuatannya memerlukan ritual khusus oleh orang-orang
tertentu) yang di dalamnya diberi rajah (lih. wapak); (2) dipercaya
bila digunakan untuk memukul, maka orang yang kena pukulan
“camatti” tersebut akan kualat (gina atau mati)
cambang =: bereo; berewok; bulu lebat yang tumbuh di pipi
cammar (^): 1 cebul; celomok; jorok; kotor; ladah; 2 ~ an: merasa jijik
dengan sesuatu; 3 cabul; tak senonoh; ucapan kotor; 4 ~ kain:
datang bulan; haid (wanita)
cancang #: 1 cencang; cincang; 2 hutan yang sudah habis kayunya; terlalu
banyak lintasan dalam hutan (rintisan)
cancau: (1) cincau; lengkong; tumbuhan yang daunnya diperas sampai
menjadi kental seperti agar-agar, untuk campuran minuman; (2)
konon bila dikonsumsi dapat mengatasi panas dalam
cancuriak: burung kecil (lebih kecil dari burung pipit) berwarna hitam dan
merah; gemak
cancut x: cawat; kancut; kain penutup kemaluan; pakaian bawah Dayak
(peria); selampit
candu =: 1 gemar sekali; selalu menyukai; 2 damar pekat dari tanaman
Cannabis sativa; hasyis
candur: sarung (pelikat) yang disimpulkan di pinggang, sebagai pakaian
bawah pria
cangap x: cabang (bentuk dahan simetris); jipang
cangkai: 1 kuat; masih bertenaga (orang); 2 rajin; merajini
cangki =: 1 bahan rempah (lih. issi); 2 gambar pada kartu remi (daun bulat
tiga hitam bertangkai); klaver
cangkallingan: berbantah-bantah dalam bergurau
cangkucaci: salah satu cengkriman
cangkurimman (^): cengkriman; teka-teki
cangngak: suara “ngak” (menangis) akibat terjatuh (anak-anak)
cangngik: pi ~: menangis keras tiba-tiba (pada bayi); recet
60
cangurruk vulg: ~ urruk basimpai kawat prb: (1) sampiran pantun dari
kancil, pada saat menyela pembicaraan pimpinan rapat dewan
hewan di hutan yang di pimpin anjing; (2) sebaiknya jadi pimpinan
itu adalah orang yang bersih dari aib
canting x: cangkir atau cawan besar bertutup terbuat dari logam (seng)
(lih. lalak)
capa x: (1) cabar; menganggap enteng (remeh) sesuatu, sehingga berbuat
tanpa kehati-hatian; randa;(2) man ~: mengentengkan;
meremehkan (mengabaikan) sesuatu yang sesungguhnya
mengandung risiko
capai =: ka ~ an: terjangkau penanganannya dengan baik
capak x: 1 (1) cap; (2) noktakh besar; 2 ~ catur: seperti petak papan catur
caparu: tanaman obat dan harum baunya (untuk pengharum)
capiyau: (1) hiasan topi Romawi; topi yang berbidang pinggir; (2) dahulu
orang Berau diharamkan memakai topi “bercapiau”
capkalawar: pangkah; tanda silang penangkal gangguan makhluk halus
(lih. cacak)
cappak: terlempar sampai (tiba); tiba secara keseluruhan
cappik: suara atau benda kecil pipih atau basah yang jatuh menimpa
dataran rata
capping: agak krempeng
cappir: gembil; muka lebar pipi besar dan tembem (lebar)
cappu + #: 1 cembul; cepuk; 2 tempat tembakau, gambir, pinang, kapur
dalam tempat sirih atau peminangan; 3 ~ arba: rabu terakhir di
bulan safar (bulan kedua penanggalan hijriah), hari ini hari yang
paling panas (naas) menurut kepercayaan orang Berau, dan pada
hari ini orang akan “mandi surat” dan bepergian keluar rumah
untuk membaca doa tolak bala di suatu tempat tertentu (lih. buang
naas)
cappuk: jatuh (dengan suara “puk”)
cappul + x: sering sekali melakukan sesuatu seperti itu (misalnya sering
sekali opergi ke suatu tempat)
cappung: campung; jatuh ke dalam air; (2) pi ~: kedempung
capput: benda kecil berat jatuh (ke air, ke lubang dll.) (lih. kincapput)
caracap x: (1) cacap; cairan yang memperlebat tumbuhnya bulu (lih.
saung); (2) ramuan obat-obatan (daun) untuk mengompres kepala;
cacap; (3) ~ rambut: cairan untuk penyubur rambut; tonik
caratai (^): mempercakapkan dengan ramai
caraddik: 1 jenaka; 2 banyak akal (tipu daya) kecil kecilan; culas lengit;
licik; lihai
61
carammin =: cermin; mirat; tempat untuk berkaca melihat diri
cari = 1 ~ an: kangen; langut; rindu; rasa ingin bertemu; 2 ~ ~ an: (rezeki
atau sesuatu itu) masih dapat diusahakan
carik #: 1 cabik; kerabik; koyak; robek; sebik; sobek; soyak; 2 bulu
pananggang ba ~: hiasan bulu pada sarung golok, yang
menandakan pemiliknya adalah orang yang hebat, sehingga orang
tersebut tidak lagi menggunakan golok kalau sedang bertempur
(lih. panangngang)
cariwit #: tidak mudah diatur dan tidak mudah akur
carrai =: ba ~ kuku dangngan issi prb: tidak akan pernah terjadi sesuatu
itu
carrap x: (1) berbaring dengan perut di bawah; jerahap; telukup;
tengkurap; tengkurap; tiarap; (2) ~ ~: telangkup; telungkup;
tungkup; (3) kuma ~: banyak yang tiarap; (4) ta ~ prb: (a) lepap;
menyungkur; serundang; terempap; terjerongkang; (b) bangkrut;
jatuh pailit
carru #: (1) ceruh; menghilangkan butir-butir padi dari beras dengan
menumbuk di lesung; sosoh; (2) memutihkan, membersihkan beras
dengan menumbuk perlahan-lahan
caruccuk x: 1 alat penusuk-nusuk; 2 ~ mata: kekuatan gaib yang
bertujuan merusak mata (guna-guna), konon menggunakan media
foto
carup: menyendok; jebar; mencepuk-cepuk air; mendayung (dengan
dayung kecil) seadanya
cattuk x: 1 alat untuk pengikalkan rambut terbuat dari logam tipis seperti
penjepit (lih. sabbit); 2 mengikalkan rambut menggunakan
“catttuk” dengan terlebih dahulu memanaskan alatnya kemudian
rambut digulungkan pada alat tersebut
caul: kain sarung agak kecil, bermotif batik (motif khusus)
cawan # : cangkir besar bertelinga; gelas bertangkai
cawang: celah (lih. pacawangan)
cawis x: cawe-cawe; ikut campur dengan suatu perbuatan; ikut nimbrung;
menyela pernyataan orang; menyelang; seletuk; turut campur
caya #: 1 cahaya; 2 percaya
ciak: ciap; suara cicit anak ayam
cici: (1) ucapan “pus”; (2) kata seru untuk memanggil kucing (lih. kur)
cicik: (1) hewan kecil-kecil; (2) kuma ~: banyak anak hewan kecil-kecil
cicip: detail; melakukan sesuatu dengan teliti dan hati-hati
cicit: 1 berhamburan menetes-netes; 2 teliti; detail; rinci; 3 suara mencicit
cidra #: perasaan hati terluka akibat olah seseorang
62
cikar #: 1 muatan penuh; sebu; 2 memuat penuh sesak
cikindanya: pukimai (kata untuk memaki); slang dari “mangancik
indanya”
cilaka x: 1 (1) badung; bandel; jelek kelakuannya; nakal; usil; (2) gapil;
gecul; jenaka; lucu; 2 man ~ i: mengguna-guna (santet; teluh); 3
pan ~ i: (1) alat untuk menyantet; (2) orang yang suka menyantet,
cina =: 1 (1) di Berau ada juga masyarakat Cina berdiam dan berusaha di
bidang perniagaan; (2) konon menurut mitosnya, “di mana ada
asap disitu ada orang Cina”; 2 ~ (kina) batangan: batas wilayah
kekuasaan Kerajaan Berau tempo dulu di sebelah Utara (wilayah
sabah, Malaysia sekarang); 2 ~ buta: (cinta buta) nikah-nikahan
setelah itu segera bercerai, agar si istri dapat nikah lagi dengan
suaminya terdahulu yang sudah pernah cerai.
cindai =: candai; kain panjang dengan motif tertentu seperti selendang,
digunakan untuk acara pengobatan orang kesurupan
cindana =: kayu beraroma harum berasal dari timor, diparut untuk
perlengkapan kafan orang yang meninggal dunia
cindul =: dawet; panganan yang terbuat dari tepung beras yang diberi
pewarna hijau dari pandan harum, dan diberi air santan yang manis
cipir =: benda pipih seperti piring terbuat dari logam seng, tempat
memasak panganan basah
cirak: memberikan (menebus) keselamatan pada sesuatu (kendaraan,
orang, dll.) dengan menempelkan darah hewan (ayam, kambing,
atau lainnya) dengan upacara tertentu pada sesuatu tersebut, agar
dalam perjalanannya selalu terselamatkan dengan baik
cirit: cairan diare (bekas, buangan mencret); fluks; gladir; kincit
cirrit =: 1 (1) cerek; ceret; gembor; tempat memasak air minum yang
terbuat dari logam dan berparuh tempat menuangkan airnya; (2)
susu ~: moncong tempat keluar air dari ceret; 2 bakung ~:
tumbuhan tepi sungai (lih. bakung)
citta: cipta; jelma (dalam pikiran, hati)
cubik +: peralatan dapur dari batu seperti bentuk piring bulat atau elips
untuk tempat mengulak sambal makan (lih. pannai)
cuca: ganggu; mengacau (mengganggu), sehingga yang telah direncanakan
dengan baik menjadi buyar
cucu: anaknya anak; juriat urutan ke-7 dari keluarga
cucur: (1) kucur; (2) ~ an atap: (a) ujung atap tempat air mengucur; (b)
tanah di samping rumah tempat tetesan air jatuh dari atap
cuccuk =: 1 coblos; semat; susuk; tikam; tusuk; 2 ~ sate: pacak; 3 ba ~:
(1) melubangi bagian bawah telinga untuk tempat menggantung
63
anting-anting (pada wanita); tindik; (2) kenduri selamatan atas
pelaksanaan bertindik; 4 ~ gallung: tusuk kundai; 5 sa ~: seikat
(ikan)
cuccul: cucuh; mencolok-colokkan api; menyalakan; membakar dengan
menyorongkan sumber api (korek; obor dll.); selomot; sulut (lih.
surup)
cucu =: anak dari anak; keluarga urutan ke 6
cucur =: 1 panggilan “lembut (halus)” untuk seorang cucu dari neneknya;
2 ~ an atap: bagian atap rumah paling ujung bawah
cuda: cacat akibat sesuatu (kejadian); cedera; ilat; invalid
cudut: berdus; boyas; buncit; gendut tak berbentuk; luncai
cuir: cair; encer; campurannya kurang; jelang; tidak kental; tidak pekat
cuka x: 1 (1) sambal (umumnya sambal mentah untuk makan); (2) di
Berau konon ada lebih dari 48 macam “cuka” tergantung dari cara
pengolahan dan bahan asam pencampurnya, sementara di Sumsel
ada 28 jenis sambel (cuka) yang ada; 2 makan ba ~ ~: makan
enak dan lengkap; 3 indu ~: barang cair rasanya asam untuk
bumbu acar, mengandung 5 % asam asetrat
cukai #: mengambil jatah sedikit (sebagian), karena melihat atau
mengetahui barang tersebut
cukki: mainan pakai buah-buah permainan kegemaran orang tempo dulu
cula: 1 tanduk badak; 2 batu azimat yang terdapat pada tubuh hewan; 3 ba
~ ~: duduk dengan menopangkan kaki pada kaki lain sambil
tergoyang-goyang; sengkelang
culas =: berbuat tidak jujur; curang; serakah
culik x: 1 pacar; tunangan; 2 colok; mata tersentuh (sedikit tertusuk) benda
panjang dan lancip; 3 memotong dan mengambil kepala manusia
untuk tumbal (konon untuk tumbal sumur minyak dan mesinmesin di jaman Belanda) (lih. pallas)
cullik: conek; congek; corek (nanah yang keluar dari telinga); kopok; torek
culu x: cakus; geretan; gorek; keretan; korek api; mancis; meces; pemantik
api
cumit: beregos; berengos; bulu yang tumbuh di atas bibir (laki-laki);
kumis; misai
cunting =: 1 centang; contreng; pengkah; 2 coretan pada dahi dengan
kapur sirih atau kunir dan kapur, untuk penangkal pengaruh roh
jahat
cupak: 1 sejenis wadah dari anyaman (lih. gantang) berukuran 6,25 kg
atau dua gantang; 2 ada cerita rakyat (lih. susuran) berjudul “si
cupak dan si gantang”
64
curai: garam ~: garam curah
cuwup (cup*): istirahat sejenak (perorangan) dari permainan yang sedang
berlangsung (lih. iccup)
D.
Daak (dahak*) =: kahak; lendir yang dikeluarkan dari tenggorokan; rahak;
daam: 1 dehem; tenggehem; 2 permainan anak-anak menggunakan papan
bergaris seperti garis union jack, dimainkan oleh 2 orang anak,
yang masing-masing memainkan 3 buah anak mainan
dabbui +: berdus; buncit perut (dan tidak memakai baju) tertiup-tiup angin
sepoi
dabbuk: 1 dabik; gepuk; memukul keras dengan genggaman tangan (lih.
laggung); 2 ka ~: suara benda berat dan besar jatuh
dacing: alat penimbang berupa tongkat berskala; dacin
dada =: man ~: menonjol ke depan dada ataupun perut; serdih
dadampar: bangku kecil dari papan; dampan; dampar
dadar =: 1 ~ bakarrat: ciri khas soto Berau, ada dadar irisnya; 2 ~
gulung: panganan dari tepung dan santan daun pandan harum,
yang diisi parutan kelapa dengan gula merah kemudian digulung
dadari (^): anak ayam; kutuk
dadda: 1 memasak kelapa untuk dibuat minyak makan, 2 tayi ~: residu
masakan dadda (tahi lala) yang dapat dimakan atau diolah menjadi
panganan
daddak =: 1 (1) tepung kering; (2) ~ rangai: tepung beras ketan yang
sudah dimatangkan untuk bahan kue “satu” dengan campuran gula
dan parutan kelapa kemudian dicetak dan dipanggang dalam oven;
2 bekatul
daddap: cacao; ceracau; igau; ingau lindur; mamai; mengabo belo;
mengigau; mimpi menakutkan dan ketakutan; raban; ranyan;
ranyau; rayan; ungam
daddas x: kena benar; pukulan telak; telak terasa
dadung (^): daduh; membuai dengan nyayian; menidurkan anak sambil
bersenandung; meninabobokkan
dagan: buru; lalah; luru; mengejar dengan cepat hendak menyerang; uber;
udak,
dagang x: 1 (1) embara; kelana; kwembara; tualang; umbara; (2)
pengembara; pengelana; petualang; 2 kulambu ~: kelambu kecil
65
bertali (lih. kulambu); 3 ba ~ nyawa prb: pekerjaan/tugas yang
sangat berisiko
daggum: lebum; suara nyaring benda besar yang jatuh
daing x: kernyih; menyeringai sambil bersuara panjang (seperti
bergumam)
da ira =: 1 kawasan; 2 kantor bupati
dajjal =: 1 makhluk jahat yang menyesatkan umat, muncul menjelang hari
kiamat; 2 sebutan untuk orang yang buruk kelakuannya
dakka + x: daki atau sejenisnya yang menumpuk-numpuk
daksina =: selatan
dal =: huruf hijaiyah dan huruf jawi ke delapan
dalam =: terjal
dalapang: perahu layar kecil bertangan
dali: cema; tuding; tuduh
dalling: tarian suku Bajau Berau
dallis: rapi buatannya (pengerjaan), sehingga menempel rapat betul (lih.
gala-gala; kalapiyai)
daluman: sungai kecil (kali) di tepian Sungai Kelay
dalundung: ceding; taruk; tunas yang tumbuh pada tunggul yang telah
ditebang
dalupang: jenis tumbuhan semak
damar =: 1 getah yang sangat kental atau keras berasal dari pohon; Sorea
javanica; 2 rujak ~: tumbak besi lancip (lih. rujak); 3 plastik
bertekstur keras (lih. kalakari); 4 samballit ~: taliwangsa (nama
ular) berbisa (lih. samballit)
dami x: 1 (1) sebagai; penaka; semacam; seperti; serupa dengan; (2) ~
kunyit dan kapur prb: cesplang; manjur sekali; 2 ~ apung
diandakkan prb: gemuk sekali dan lebar pendek sekali (tentang
bentuk badan umumnya pada wanita)
damini: begini
daminiari: begini hari; kini; kiwari; saat ini; sekarang
damitu: begitu; seperti itu
dammak x: menempel-nempel dengan benda tebal lembek
dammam #: 1 gering; (1) ba ~: sakit panas dingin, karena sengatan
berbisa atau lainnya; (2) rabba ~: mulai jatuh nsakit; 2 (1) sakit
parah; (2) ~ bakaya: akut; lajat; sudah hampir sekarat; 3 si
rangkut bangun ~ prb: (1) sindiran terhadap orang yang banyak
sekali makannya; (2) sebuah cerita rakyat
dampa: 1 amuh; mahu; manda; mau; sudi; suka; 2 mana ~ nya: mana
sukanya; paradam; persetan
66
dampar =: (1) terbawa arus lalu melanda sesuatu daratan; (2) ~ an: (a)
tempat terdampar; (b) tumpukan kayu hanyut tertumpuk yang
tertahan di tepian sungai
dampu: gaplak; lempok; lempuk; panganan dari buah durian
damus: 1 menyapu muka keseluruhan; sokom; 2 (1) dilabur dengan pupur
atau lainnya; (2) juga arang pada muka seseorang (saat akhir acara
adat “kudung”); 3 mencium agak banyak pada wajah; 4 emut;
mengisap biji buah yang masih ada isinya (biji mangga dan
sejenisnya)
danau =: 1 kawasan air yang luas dikelilingi oleh daratan; tasik: (1) ~ aji
buang: salah satu danau di Pulau Maratua; (2) ~ aji tua:
pemancingan alam, di hulu siduwung; 2 pinjalin ~: (1) jenis rotan;
(2) rotan yang tumbuh subur di sekitar danau; 3 rotan kebun
kerajaan (dahulu) di sungai siduwung, kebun ini akan dipanen
pada saat yang cocok, harga bagus dan rotannya pun kualitasnya
baik (lih. patti)
danda =: (1) satih; (2) hukum adat denda ini masih berlaku di lingkungan
masyarakat pedalaman Berau
dandam x: belas; dayuh; duka cita; galaba; gulana; iba; ikut merasakan
kesedihan dan penderitaan orang lain; kasihan; ilu; patos; petites;
pilu; rayu; sedih; sendu; terenyuh; terista
dangai x: man ~: bulan baru terbit di ufuk timur; bulan mulai bercahaya
di ufuk timur; mencarak
dangalang: pohon dan buah hutan (asam) sejenis wanyi (lih. palung)
dangkita: 1 engkau; kalian; pakanira (lih. kawu); 2 anda (bahasa halus
untuk menyebut “kamu”) (lih. kami)
dangngan =: 1 dan; 2 teman (orang yang menemani); 3 pasangan hidup
(suami/istri)
dangngus =: mengeluarkan nafas dari hidung dengan hentakan
dangsa: gengsot; sibuk dan hambur kaut (akibatnya)
danur (^): air bangkai yang telah busuk
dapai: dapat; boleh; memperoleh
dapan x: dlammah; tanda baca huruf (hijaiyah) Al-Qur’an yang berbentuk
seperti koma berbunyi “u”
dapar: (1) geladak; gelamat; papan lantai perahu; sengkar; (2) papan yang
melintang di perahu untuk tempat duduk orang yang berkayuh
dappa =: depang; rentangan kedua belah tangan
dapur x: 1 penanggakan: (1) perapian tempat memasak (terbuat dari tanah
diratakan, datar dan diberi tungku); (2) ~ tandang: dapur kecil
yang dapat dipindah-pindahkan (lih. tandang); (3) pa ~ an: anglo;
67
2 man ~ ~: tertinggal dalam mengerjakan penanaman benih padi
sebesar-besar satu pirkan dan ada beberapa (di huma) banyaknya;
3 ~ ~: (1) bagian yang rata dan agak cekung pada kepala atau
ubun-ubun buaya; (2) konon sambil menggigit buaya membawa
pergi mangsanya dengan menempatkannya pada bagian ni
dara = : 1 (1) ba ~ idung: epistaksis; keadaan hidung yang keluar darah;
mimisan; (2) ~ kijangan: orang yang melahirkan disertai dengan
banyak darah; (3) pait ~: ucapan harapan “semoga selalu sehat dan
panjang umur”; 2 burung ~: merpati; parapati; parapati; 3 ~ ~: (1)
tumbuhan rendah (tanaman obat) berwarna merah hati; (2) ulat
(mulusca) rawa berwarna merah tua tanpa cangkang (seperti darah
beku) pipih kecil (panjang 2 cm, lebar 1cm dan tebal 2 mm)
darama =: sandiwara; pertunjukan lakon cerita yang dimainkan oleh
orang; teater; tonil (lih. babakan)
darat #: 1 letaknya dibelakang atau jauh dari kampung; 2 sawah, huma,
kebun dll.
darawan: 1 nama pulau di lepas pantai utara Berau yang menjadi
primadona wisata bahari Kabupaten Berau dan pulau ini juga
adalah pulau “tallur” (lih. tallur); 2 nama kecamatan di utara
Kabupaten Berau; 3 di pulau ini pernah terjadi peristiwa heroik
antara tentara Belanda dan Sabba’ani (yang oleh masyarakat
setempat dianggap pahlawan tiga negara, yaitu Philipina, Malaysia
dan Indonesia), konon yang terkubur dalam makam sabba’ani tsb.
hanya badannya saja, sedangkan kepalanya diboyong tentara
Belanda ke Negeri Belanda; 4 sekitar tahun 1956 Pulau Derawan
ini pernah disatroni bajak laut (lih. mundu) dan menguras habishabisan harta benda penduduk setempat (tidak ada korban jiwa),
dan sejak peristiwa tsb. ibu kota kecamatan Pulau Derawan
dipindahkan ke Tanjung Batu
darijin: jeregen; jeriken; alat untuk membawa dan menyimpan minyak
berukuran 20 leter terbuat dari plastic ataupun logam
daris: 1 (1) membuat bilah rotan sama besar (untuk keranjang, kalasa dll.);
(2) ~ an: alat untuk mendaris; 2 caruk; menoreh atau menggores
kulit pohon untuk mengambil getahnya
darra #: pukul dengan pemukul panjang, seperti tongkat dll.
darras x: 1 lebat (tentang hujan); 2 membaca aji-aji dan meniupkannya;
wedar
darrat: alur pada skrup; drat
darung: garau; suara bariton (suara vokal berat laki-laki dewasa)
darup: cuci muka; menyapu muka dengan tangan
68
dasar #: bagian bawah dari bangunan; lantai
datang =: 1 sampai; tiba; 2 man ~ kan ari: penyelenggaraan acara doa
arwah pada hari ke tiga, ke tujuh, ke-14 ke-40 dan ke-100 setelah
seseorang meninggal dikebumikan (lih. rua); 3 ~ bulan: haid;
menstruasi (lih. cammar); 4 urang baru manaroik bassai kita
talla ~ ka saballa prb: orang baru berencana, tapi kita sudah dapat
menebaknya
datu x: gelar kebangsawanan dari Kerajaan Sambaliung (biasanya putra
dan trah kerabat sultan)
daun =: 1 lembar lebar tipis bagian dari sebatang pohon; (1) ~ ruku: daun
nipah yang dibuat khusus untuk bungkus tembakau bilah rokok;
(2) ~ talinga: telinga bagian luar yang nampak; (3) ~ pintu:
lembaran papan penutup pintu; (4) ~ jala-jala: tutup jendela; 2 (1)
pucuk nipah (lih. apung) yang dibuat anyaman (lih. tappau); (2)
daun nipah yang dibuat atap atau kajang (lih. ludu)
daup: 1 berpaut; bertemu ujungnya, seperti rumput atau tumbuhan di tepi
jalan setapak yang ujungnya bersentuhan dari sebelah ke sebelah
jalan tersebut, atau tumbuhan ditepi sungai, yang tumbuhannya
saling bersentuhan dari seberang ke seberang; jawat-menjawat;
taup; taut; 2 menemukan telapak tangan terbujur di depan dada
atau muka.
dawa: tinggi ~: gengsian
dawat (^): air berwarna gelap untuk menulis; mangsi; tinta
daya =: 1 tenaga; 2 cada ba ~: (1) tidak ada tenaga lagi; (2) hidup dalam
keadaan susah
dayung: alat pendayung perahu besar (lih. bassai); campang; dayung
panjang; sadau
dayyus: lemah, sehingga hak-haknya diperkosa orang lain
di =: (1) ada pada; (2) ~ andika: ada pada paduk (lih. patik); (3) ~
dangkita: (a) ada pada kalian; (b) ada pada anda (lih. kami); (3) ~
dia: ada padanya: (3) ~ kami: (a) ada pada kami (lih. pakami); (b)
menyebutkan sesuatu itu ada pada saya, tata kerama berbahasa
peringkat kedua (lih. pakami); (4) ~ kawu: ada padamu; (5) ~
patik: (a) orang yang kalau kita bicara dengannya dengan tatakrama bahasa Berau tingkat kedua; (b) ada pada saya (lih. patik);
(6) abis ~ patik: (a) kami semua (lih. patik); (b) ada pada kami
semua (lih. patik)
dian #: (1) lampu lilin lebah, biasanya untuk acara sakral dan dibungkus
kain kuning; (2) ~ kurung: lampu hias (minyak) yang dideretkan
69
di tepi jalan di depan rumah pada malam lebaran, yang membuat
kampung jadi terang dan semarak
diang x: memanaskan sesuatu (badan) dengan dekat-dekat ke api atau
perapian; sanggai
diangsanak: 1 engkau (sapaan); kalian (anda); 2 dansanak; saudara
diddis: perkataan orang tua pada anak balita yang berarti sesuatu itu
“kotor”
diking: dikawal; ada pengawal
dillam =: nilam; Pogostemon cablin; tumbuhan kecil merambat di tanah
dan harum
dindang =: 1 kidung; nyanyi; 2 ~ sayang prb: (1) kidung sambil
mendayung perahu sendirian (lagu tertentu); (2) meninggalkan
pergi dengan enteng
dinding =: (1) ~ allat: dinding sekat dalam rumah; mabir; tabir; (2) ~ ari:
daka; papan lahat; papan penyangga dalam liang kubur; papan
penutup mayat dalam liang lahat
dingin =: 1 ba ~: demam meriang; 2 pan ~ an: (1) tempat mendinginkan;
(2) orang yang tak tahan dingin
dipang: 1 jipang, panganan dari kacang atau ketan yang dikeringkan
dengan rebusan gula kental; kipang; tengteng; tingting; 2 kuda ~:
kesenian kuda lumping (*jwa), sering dipertunjukkan di Berau
oleh warga Berau yang berasal dari jawa
dippa: panganan dari tepung ketan, yang diisi inti (kelapa parut dan gula
merah) dan dibungkus daun pisang (kemudian dikukus). Panganan
ini biasanya untuk keperluan peringatan 40 hari setelah seseorang
meninggal dunia (lih. rua)
dira: dari sana; dari sini
diri =: 1 (1) ba ~ barangkat: duduk dan berdiri lagi kemudian duduk lagi
(lih. rangkat); (2) ba ~ rabba: bayi yang baru bisa berdiri (belajar
berdiri); tatah; tatih; 2 ta ~: dapat berdiri (sendirinya); 3 ba ~
lutut: duduk dengan lutut terangkat; jagang; tinggang
dirian: tiang pilar penahan dinding; tonggak gantung tidak sampai ke
tanah (lih. tiang)
diris: menyadap nira dari pohon enau
dirus (^): 1 dikucur dengan air (air obat ataupun air hangat) sedikit demi
sedikit, pada bagian luka, koreng atau yang bagian yang sakit
lainnya yang perlu perawatan; jirus; 2 idris (perubahan sebutan
nama ke dalam bahasa Berau)
disal: menekan-nekan (menggosok-gosokkan) ke bawah (ke lantai dll.)
70
disitu: bahari; dahulu kala; waktu lampau
diwa x: (1) salah satu kesenian (sastra) Berau bertutur dan berlagu; (2)
kesenian cerita yang dilagukan degan iringan gendang rebana
besar (lih. rebana)
dua =: 1 hitungan setelah satu dan sebelum tiga; 2 (1) ~ ballas pas:
tendangan bebas di depan gawang dari titik putih; pinalti; (2)
pagawai ~ ballas: (a) petugas masjid yang terdiri dari 12
orang,(b) 4 orang bilal (muazzin), 4 orang khatib, 4 orang imam;
(c) satu di antara imam dipilih jadi penghulu yang memimpin
pegawai dua ballas tersebut; (d) ditambah satu orang “suntarri”
(yang bertugas merawat masjid, memukul beduk tanda masuk
waktu salat dan “manyuntarri”); 3 doa (ucapan dalam aksen
bahasa Berau); (1) ~ rua: doa untuk arwah untuk orang yang telah
meninggal dunia; (2) ba ~ salamat: doa yang dibaca untuk mohon
keselamatan; 4 dami pinang diballa ~ prb: cocok sekali, karena
sama-sama bagusnya
duang: 1 bergerak dengan lutut dan telapak tangan; geremet; jerangkak;
loso; ngeloso; merangkak; meranggung; merangkang (bayi);
merayap; rakap; 2 ~ kangkang: merangkak tergesa-gesa; tunggang
langgang; 3 andak barari jadi ba ~ prb: pengennya cepat, tapi
karena sesuatu akhirnya jadi terlambat
dubul #: dapat lebih
dudduk =: 1 lungguh; 2 ampas yang mengendap pada bagian bawah
cairan; enap (mengumpul pada dasar air, sehingga airnya jernih;
takung (lih. lidak); 3 angin ~: kena sakit yang menyebabkan
meninggal mendadak seperti kena serangan jantung
dudi: belakangan; kemudian (lih. dullu)
dudu x: (1) bertalu-talu (lih. tabit); (2) cada ba ~: tiada henti; terus
menerus (lih. annap)
dudung x: kedengkik; lemas tidak bersemangat (biasanya setelah
mengalami suatu kegagalan); lesu; loyo; lunglai; megrekmurung;
sugul
dudut: kain sarung batik (lih. baalai) dengan motif liris dengan dasar
warna putih, yang disimpulkan pada celana panjang, sebagai
pakaian kebesaran
dugul x: berbenggol; jendul
dulang =: 1 ka ~ an: sajian (makanan) yang telah (lengkap) disiapkan; 2
tudung ~: penutup makanan di meja (biasanya dari anyaman
rotan); tudung saji
71
dulkaida: (1) bulan ke-11 hijriyah; bulan Zulkaidah; (2) anggota bulan
ampat “sanyama”
dullu =: 1 dahulu; 2 di muka (berjalan lebih di depan); 3 pan ~ ~ nya:
datang paling awal; 4 (1) ba ~ ~ an: saling mendahului; kejar
mengejar; (2) man ~ ~ i: selalu berada di depan (seperti perilaku
ikan lumba-lumba di laut); 5 kalamayi ~: dua hari sebelum hari
ini; kemarin dulu; salumbari; 6 ~ rasakan ~ dudi rasakan dudi
prb: yang ada nikmatilah dulu, masalah risiko tinggal risiko
dungkar =: biru sangat tua (lih. ijjau)
dungu x: minum langsung dari tempat penyimpanan air, seperti langsung
dari kendi, botol dll.
dungun: 1 (1) kayu rawa tepi sungai berwarna merah dan berdaun kuning
kemerahan; (2) buahnya bulat kecil memanjang, dapat dimakan;
(3) batangnya bagus untuk dibuat lesung untuk penumbuk padi; 2
nama salah satu kelurahan di Kecamatan Tanjung Redeb
dunnia =: ~ alla tala”: alam semesta; buana; cosmos
dupar: kelengkeng khas Berau (buahnya lebih kecil)
duppa: 1 berjumpa; menemui; sua; 2 man ~ i: mendatangi; menghadapi;
menentang berhadapan
duru x: (1) bakar dengan api besar; parun; (2) ~ an: tumpukan kayu yang
dibakar (api unggun) biasanya saat pembersihan lahan ladang yang
akan ditanami bibit padi
duruk +: (1) kemunting; karamunting; tumbuhan yang tingginya sampai
125 cm, berbunga indah berwarna ungu; (2) (a) buahnya yang
sudah masak dapat dimakan agak sedikit manis, hanya dapat
menyebabkan mulut menjadi ungu; (b) daunnya dapat untuk obat
luka; (c) mengurangi rasa pahit pada lalapan daun papaya bila
direbus bersamaan dengan daunnya
durum =: tong
duti: santet berasal dari luar Berau, konon ditanam di bawah rumah yang
akan disantet tersebut, bahannya konon tempurung dan telur penyu
duya =: gurita; mullusca
duyung =: 1 dugong; 2 air mata ~: (a) air mata ikan duyung; (b) minyak
yang dibuat dari campuran air mata ikan duyung dan kelapa dibuat
dengan cara tertentu konon untuk menjadi azimat penglaris, baik
untuk berdagang, maupun untuk pemikat lawan jenis
72
G.
gaam +: badan terasa kurang enak (sehat)
gaas (gas): 1 minyak ~: minyak tanah; 2 pancar ~: pesawat jet yang
mengeluarkan asap panjang di angkasa; 3 menaikkan gerak atau
putaran mesin (RPM, rotasi per minutes)
gabar: potongan pakaian kelonggaran (besar); gobor; ombor; longgar
(tentang pakaian)
gabardin: kain kenamaan (tempo dulu) untuk bahan pakaian
gabbar (^): kampuh; katifah; katifan; kemul; selimut
gabbus: 1 belendung; perut terasa berisi angin; 2 potongan baju yang tidak
ramping, nampak besar di bagian perut
gabuk x: baling tak berceret; koja; toples tembikar; besar dari gannuk
tempat bumbu dapur
gaccak: 1 gertak; 2 penipuan (kecil-kecilan)
gadda =: belantan; cokmar; tembung; tongkat agak pendek untuk
memukul
gaddang x: 1 (1) bentik; betik; caricha; gaerth; kaliki; kelikih; kates;
papaya; tanaman yang konon berasal dari Karibia; (2) buah papaya
muda konon dapat untuk mengatasi struk; (b) caranya buah papaya
yang masih muda besar dari genggam orang dewasa, dibuat jus
(juice) kemudian diminum; 2 bangsa ~ tua di bawa prb:
perbuatan yang kurang patut, karena kurang menghargai yang
senior
gadduk: cekungan ditanah tempat air tergenang; balong; erong; kamalir;
legok; lekung; palung pada dasar kolam atau sawah
gadi: 1 borg; gadai; meminjam uang dengan mempertanggungkan barang
berharga (seperti emas atau lainnya); sanda; (2) tujjir-tujjir
bangsa tumbak di ~ kan prb: datang hanya berdiri diam saja
tanpa duduk dulu
gadur: bokor; guci kecil dari kuningan
gaga x: 1 gadang; kuat, sigap dan berani; 2 orang yang suka (berani sekali)
menengkar orang tua ataupun orang lain
gagak =: Carvus enca; burung gaok; dandang
gagap x: 1 (1) gerepe; raba (lih. risap); (2) gagau; gerayah; gerayang;
kacar; (3) meraba-raba karena gelap atau tak dapat melihat; 2 ba ~:
membaca tidak lancar, berbicara tersendat-sendat; terbata-bata
gagat: genting; orang hamil sedang bergulat dengan kelahiran
73
gagattas: getas; panganan dari tepung ketan digoreng dan bersalut gula,
berbentuk jajaran genjang dengan besaran 6 cm
gagga: 1 suka sibuk sendiri dengan mengganggu segala yang nampak
(balit); 2 ~ tangan; suka mencuri (panjang tangan); 3 ~ yi:
ganggu; mengganggu dengan tangan; usik
gaggar: membuat hingar-bingar dengan nyaring
gaggas x: bongkar (anyaman, jahitan); erak
gaggat (^): (1) kutu buku; (2) ngengat; serangga pemakan kain dan kertas
yang tersimpan lama
gaggil: jenis kayu keras (di pesisir pantai), keluarga bakau
gaguk x: 1 jenis ikan sungai mempunyai duri penyengat; panting (lih.
ajjang); 2 tallur ~: (1) telur ikan “gaguk”; (2) panganan dari
tepung ketan, dibuat bulat-bulat kecil dan berkuah rebusan santan
dan gula
gaguling: bantal guling; bantal bulat panjang; golek
gagumbak: biru (bukan warna); wiru-wiru hiasan pada bagian atas
kelambu (ranjang, atau pada kelambu gantung)
gagus: mang ~: mengambil segalanya banyak-banyak; membinasakan (lih.
gasak)
gaja =: 1 biram; Elephas maximus Borneo (sekarang gajah Kalimantan
hanya ada di sekikilan dekat Sebuku dan Malaysia Timur,
Kalimantan Utara); liman; memong; 2 gunung ~: bukit tepi sungai
di hulu Kampung Sambakungan (konon dulu ada gajah hidup
berkelompok di situ; 3 sarrai ~: rumput berumpun, seperti bentuk
serai batang buahnya tinggi; 4 ~ manusu: bentuk (desain) rumah
yang hanya boleh dipakai kaum bangsawan, kalau rakyat jelata
menggunakannya akan ketiban risiko (bahaya); 5 ~ mina: (1)
ambar; ambergris; ikan paus; (2) (a) muntah ikan ini bernilai harga
sangat tinggi, karena sangat bermanfaat; (b) kalau nasib baik akan
ketemu hanyut di laut dalam bentuk beku; 6 ibu jari (sebagai
gajah) dalam permainan anak-anak (lih. umpinsut); 7 manurut ~
baira rarrak burit prb: melakukan sesuatu yang sesungguhnya
kita tidak sanggup, sehingga celaka
gala #: 1 ~ ~: dempul perahu terbuat dari damar (bubuk) dicampur minyak
tanah; gegala; 2 ~ ~ i: dihalang-halangi (biasanya dengan
membentangkan tangan lebar-lebar); 3 gobak; permainan anakanak beregu, regu pertama sebagai pemain regu kedua sebagai
penjaga; 4 udang ~ : udang dewasa
galagan: bilah dari batang nibung untuk lantai dan untuk pagar
74
galagar x: jerjau; kayu penyangga lantai (lantai papan) rumah panggung;
kayu yang dipasang membujur untuk menyangga lantai papan
pada rumah panggung; leger; pelancar
galam +: 1 ilam-ilam; kelam; nampak remang-remang; sabah; samarsamar; saru; 2 bengap (tentang suara); suara kurang jelas; hampir
tak terdengar; samar
galamanan: alat untuk jadi pegang-pegangan (pisau, keris dll.); gegaman
galambir: kulit menggelayut
galandar: (1) kayu bulat panjang untuk landasan; (2) healing; landasan
mereng yang menjorok ke dalam air untuk menyeret sesuatu yang
akan digalang
galang: (1) ambak; (2) ~ an x: bedeng; galengan (tanah ditinggikan yang
diambil dari sisi kiri-kanannya dan digemburkan, untuk tempat
bercocok tanam); garit; guludan
galanggamman: meriang; badan terasa dingin panas; tidak enak badan
(panas, dingin)
galat x: jeda; reda sejenak; terhenti sejenak
galawing +: tergoyang-goyang longgar
galawir: 1 tidak kentat; longgar sehingga bergoyang-goyang; 2 gelambir;
jambil
gali x: pamali; pantangan; tabu; tegah
galigat +: terus menggeliat-geliat
galigir: mengobok-obok ke seluruh penjuru ruangan
galindrung: kayu tempat melilit benang jahit (dari pabrik benang)
galing x: gerak menggelinding kesamping kiri atau kanan (satu kali
gerakan)
galingarran: banyak suara-suara yang membuat terganggu; panik
galinggam x: Cassia alata L.; jenis tumbuhan berkayu semak, daunnya
dapat jadi obat gosok untuk penyakit kulit (kurap, panu dll.);
gelenggang; gelinggang; kelapeng; ketepeng
galisir: bergeser menyamping sedikit; gelisik; gingsir; singkir
galitu: mengatur-ngatur, mengepas-ngepaskan (sebenarnya tidak boleh
begitu)
galiwang +: longgar; tidak pas sehingga goyang-goyang
gallang =: 1 ~ panjang: gelang yang membungkus tangan terbuat dari
emas muda (lih. karuncung) pakaian resmi putri kerajaan; 2 (1) ~
~: cacing tanah; Lumbricus rubilus (lih. giang), konon dapat
penurun panas, yaitu “gallang-gallang”, halia, madu, gula direbus
dan diminum; (2) ~ ~ gila: famili cacing tanah berukuran pendek
dan selalu menggeliat-geliat; 3 kullat ~: jamur tiram; (1) dami ~ ~
75
panggal prb: belingsat; menggelepar gelepar sendiri; banyak
bergerak-gerak; (2) ~ mira prb: gorak; goreh; memotong ayam
(bebek, serati dll.)
gallar =: nama pangkat yang diberikan Sultan
gallas: 1 pecakan (tepung) kaca untuk menajamkan benang tali layangan;
2 gelas
galli =: 1 jejap; jijik (terasa mau muntah) melihat sesuatu yang
menjijikkan; galinggamman; 2 (1) ketawa ngikik; (2) ~ mang ~:
terpingkal-pingkal
gallung: 1 (1) kundai; konde; sanggul; tongsit; (2) ~ tinggi: konde yang
dipintal dekat ubun–ubun; 2 berkas rotan (belum diolah)
gallut #: berbelit-belit; berdekatan terus (mepet; gulat); berpeluk-pelukan;
palun
galubbuk: mengobok-obok menghambur kaut
galulu: menggumpal-gumpal (tentang adonan, tepung dll.)
galulut: lebih pekat dari gelulu (lih. gelulu)
galumbungan (^): balon karet (mainan anak-anak)
galumut: dompal; gerempel; geriak; gerombol; gerompok; jubel; kelimut;
keriap; kerubung; kerumun
galung: 1 kucing jantan besar; 2 ~ ~: (1) gelang-gelang (ikatan) longgar;
(2) ikatan pada leher hewan; 3 sengkelit; tali belat yang
digelangkan pada kedua belah kaki untuk memudahkan pemanjat
pohon yang lurus
galur: alun; gelombang panjang
gaman x: 1 kakok; pegang; berteguh; 2 ba ~ di rambut salayang prb:
tipis harapan; bagai telur di ujung tanduk
gambir =: 1 endapan rebusan daun gambir untuk pelengkap makan sirih;
campuran makan sirih, terbuat dari getah daun tumbuhan;
pancasuda; 2 ~ tungkat billau: gambir yang bilahnya bulat dan
konon lebih enak bagi pemakan sirih
gambung: 1 (1) lembung; menggelembung; (2) kembung (perut); masuk
angin; 2 (1) roti hambar bakar (ada loyang pembakarannya
khusus); (2) ~ bataus: bakpau; 2 mang ~: jenis pukulan pada
rebana (lih. tarbang) dengan pukulan sederhana saja sebagai
pengiring (lih. tingka)
gamit (^): 1 colek; gamat; gamik; gemik; jawil; menyentuh dengan ujung
jari memberi isyarat; 2 mencicipi sedikit atau menyentuk agar
terhindar dari apes (lih. kapunan)
gammi: 1 ikan laut yang tulangnya dapat dipakai untuk obat dan untuk
guna-guna, biasa hidup menempel pada ikan hiu dewasa,
76
berukuran panjang 60 cm, mempunyai penghisap pada ubun-ubun
kepala, jenis ikan laut yang selalu nempel pada ikan besar; 2 orang
yang selalu berdua-duaan
gampir: 1 berdampiran; 2 (1) dirasuki (didekati) makhluk halus; (2) ~ an:
makhluk halus pendamping, yang bisa memberikan bantuan
pengobatan
gammi: 1 (1) kintil; ikan laut kecil dengan panjang mencapai 60 cm, yang
suka menempel pada ikan besar (hiu), punya alat penghisap di
ubun-ubunnya; (2) (a) konon tulangnya dapat dipakai untuk obat;
(b) dengan cara pengolahan tertentu dapat dibuat minyak “gammi”
yang konon membuat orang yang mulanya tidak suka (selalu
menolak) menjadi tergila-gila dan lengket (selalu berekatan); 2
orang yang selalu bersama berdekatan (lih. sundilat) disebut juga
“bagammi”
gammuk =: 1 fertil; subur; 2 lilin dari residu minyak mentah; 3 pelumas
korlahar
gampir: 1 mampir menempel; 2 ~ an: makhluk halus sahabat seseorang
gandang =: 1 kendang; 2 berkas daun pucuk nipah (ukuran seratus batang
rokok) yang sudah diolah untuk kulit (sebagai ganti kertas) rokok;
3 pak (satu pak) garam bata
gandar + x: ~ an: bongsor; tubuh besar (lih. bagar)
gandaria: 1 nama orang pemeran utama dalam salah satu judul cerita
rakyat Berau; 2 si ~ bangun baranak prb: (1) cerita rakyat; (2)
sindiran untuk orang yang kuat sekali makannya
gandi: (1) walu ~: asta kona; segi 8; (2) walu sugi walu ~: pelaminan
pengantin putra/putri raja dn bangsawan
gandir: permainan kelereng buah kayu (mainan anak-anak),
memainkannya dengan membuat lubang kecil di tanah seperti
lubang permainan golf untuk tempat memasukkan kelereng buah
kayu tersebut kemudian diambil lagi untuk dikenakan ke kelereng
lawan dan dihitung, yang kalah menutup lubang tersebut dengan
tangan dan biji-biji kelereng dijatuhkan ke tangan yang kalah itu
gandum =: cantel; garai; surgum; serealia
gandung #: berangkai; digandengkan; dirakit (perahu dan sejenisnya yang
dirangkaikan), biasanya untuk transportasi kebesaran, termasuk
untuk membawa mempelai (penganten); katamaran; kapal
gandeng; saing; segandeng
ganggam =: 1 rangkam; 2 (1) ba ~ kapala prb: kecut karena ada yang
selalu marah; (2) ~ bara prb: terasa sangat susah untuk diatur; (3)
air di ~ cada mamattak prb: kikir sekali; pelit
77
ganjuran: surung ~: (1) sulat-sulit; (2) tidak teratur (tentang gigi)
gannang x: (1) kenang dan rindu; (2) ba ~ an: susah hati memikirkan
seseorang yang jauh, apakah ia dalam keadaan baik-baik saja atau
sebaliknya
gannau: cukup; genap; sampai (memenuhi ukuran yang diperlukan);
sangkap
gannuk: toples tembikar (bekas tempat taoco buatan dari negeri Cina)
tempat menyimpan garam, terasi, asam dll. (lih. kiring)
gantang #: 1 keranjang anyaman daun nipah berbentuk bulat besar dan
pendek; 2 takaran berbobot isi 3,125 kg atau setengah cupak
gantar #: 1 merasa takut; 2 salah satu nama tarian suku Dayak
gantung =: ba ~ di rambut salambar prb: rasa cemas sekali, karena
kemungkinan gagalnya besar sekali
ganyau: ganyar; ganyut (lih. angkil)
ganyung =: kana; meisena; tanaman berimpang yang umbinya direbus,
manis dan bisa dimakan, berbatang seperti bunga kana dengan
tinggi mencapai 180 cm
gapit #: 1 jepit; 2 permainan anak-anak dengan menggunakan papan dan
buah catur
gappa: 1 suara-suara seperti gerah; 2 ba ~: kesana kemari mencari sesuatu
(biasanya secara beramai-ramai serampangan)
gappang: cangkum; dekap; dangkap; gaet; pagut; peluk; rangkuh;
rengkuh; rangkul
gappit: (1) capit; jepit; jepitan; (2) beroti (untuk dinding “samir”); (3) ~ ~:
benda yang dipakai untuk menjepit; kempa
garagaji =: alat pemotong kayu; garaji; harit
garaganta: 1 hiasan berbunyi pada tugal; (2) tugal ba ~: alat penugal
berhias dan ada mainannya, sehingga pada saat digunakan
berbunyi “trak-trak” (lih. tugal)
garagat: tidak mulus; tersangkut-sangkut
garaggai x: tinggal kerangka (seperti buah tinggal tangkai)
garaggak: 1 didih; hempap; jalak; jobak; mendidih; menggelegak; 2
mendengkur keras saat pingsan (koma) karena sakit atau hal lain
garaji: alat pemotong, tipis dan bergerigi; gergaji
garam =: 1 ~ curah: garam curah tak beryodium, untuk menggarami
bahan-bahan yang diawetkan; 2 ~ ~ an; 1 gemas sekali akan
memarahi; geregetan; kesal dan geram; 2 jenis permainan anak
perempuan, dengan sembunyi-sembunyian benda kecil, seperti
ujung lidi, batu kecil pada luasan tanah tertentu (sejengkal persegi)
garana: (1) gerhana; kapangan; (2) ~ matari: eklips; (3) ~ bulan: khusuf
78
garangan =: apa yang telah terjadi sesungguhnya
garantam: 1 imang; timang; menimang (dengan rasa gemas) dari
kejauhan; 2 ~ man: gemas
garappa: berbuat terburu-buru; tidak tertib
garas: 1 bergerak kasar; berlaku kasar (pada penggunaan benda-benda); 2
boros; tidak irit (lih. abur)
garasi: inni ~: daitia; denawa; gergasi; manusia besar, dalam dongengnya
suka makan manusia; raksasa; titan
garattak =: hanya ancaman; menakut-nakuti dengan ancaman
garau x: jeruji bubu (perangkap dalam bubu) agar ikan atau udang hanya
dapat masuk dan tidak dapat keluar lagi (lih. buwu)
gariggi =: enggil
garigit: ba ~: lengket seperti bergerigi
garip x: alat tulis dari batu (lih. allai) yang diimpor dari India digunakan
pada kelas rendah yang baru belajar menulis; gerit
garra #: 1 (1) buru; garah; gebah; halau; usir; (2) mang ~: halau; usir
(untuk hawan); 2 terganggu (terusik) sehingga lari (ikan, burung
dll. yang akan ditangkap)
garrak =: membangunkan orang yang lagi tidur
garruk +: ngiler, rasa kepingin sekali memakan pada suatu makanan
garu (gahru*) =: 1 garuk; 2 alwah; gahara; gaharu
garuda =: 1 burung raksasa dalam cerita rakyat Berau; dadali; gerda;
geroda; jatayu; jentayu; 2 ba ~: gaya renang dengan telentang dada
di atas dan kaki lebih aktif bergerak sedangkan tangan hanya
sebagai penyeimbang saja: 3 ~ basallam: pisang diulas dengan
tepung ketan dan direbus, kemudian dilumeri parutan kelapa, agar
tidak mudah basi kelapa parutnya dapat dikukus terlebih dahulu
garuggus: tarik ke bawah supaya rontok, benda-benda panjang yang
bergelayutan
garuggut: 1 cerowok; menggaruk sampai terkelupas; 2 dahulu kala ada
cerita tentang hantu hutan yang menggerus lunas perahu dengan
kukunya hingga hampir tembus, karena matahari telah terbit hantu
(perempuan tersebut pun menghilang (lih. rantau)
garugum: berdegar-degar; bunyi gumuruh guntur; tagar (lih. lattir)
garumbulan: pemberontak yang bergerilya
garundung (^): anak katak; berudu
garung + x: tumbuhan semak berduri
garunggang: 1 banyak rongga, keroncongan tidak padat; 2 ~ an:
gerowong; mampang; tidak mampat
79
garunggung: 1 berbunyi; gerobok; gerowong; 2 kelih; keroncongan; perut
bunyi karena belum makan
garunum: 1 suara omongan banyak dan tidak jelas; 2 suara-suara orang
banyak berbicara di tengah hujan lebat, konon suara hantu hujan; 3
~ ~: gerendeng; menggerutu
garup =: belebas tempat sisir pada alat tenun
garupuk: lekap-lekup; tiruan bunyi kayu patah (lih. karitik)
garus: beret; carut; ides; jejes; leces; luka sedikit; sureh; tergores
garutu: 1 baureksa; dangnyang; danyang; pelindung; 2 si ~: (1) makhluk
gaib penjaga istana (keraton) Sambaliung yang bermukim di
Gunung Ilanun; (2) konon pada perang dunia kedua yang lalu,
keraton ini selamat dari gempuran pesawat tempur sekutu,
sementara bangunan-bangunan besar (gedung-gedung) yang ada di
seputar sambaliung, Gunung Tabur dan Tanjung Redab habis
dibumihanguskan tentara sekutu, sedangkan Keraton Sambaliung
tersebut tetap tegak dan aman dari bombardir sekutu, karena ada
yang melindungi dan menyambut jatuhnya bom-bom sekutu dan
meletakkannya di samping keratin; (3) ada enam buah bom yang
terdapat di sana tiga buah sebelah kiri dan tiga buah lagi di sebelah
kanan, dan masih utuh tidak meledak
gasa: belai; elus; pelisit; usap
gasak =: (1) nikmati; santap; (2) hajar; hantam
gasing =: (1) mainan kayu berputar; (2) bakipak ~: memukulkan gasing
kepada gasing lawan yang sedang berputar
gassa: suasana seperti sibuk dan ribut (namun sunyi)
gassang: bahang; berinsang; dedar; gerah (badan terasa panas
berkeringat); palak; pengap; terasa panas
gasulin: lampu jenis petromaks (stormking) (lih. lampu miskin)
gatal vulg =: birahi (pada perempuan); ganjeng (lih. kajjung)
gatta = : (1) karet; kejai; (2) ~ pia: buah karet, konon dapat dimakan
dengan dibuat sambal seperti sambal kacang tanah dengan
membuatnya mateng terlebih dulu (lih. pia), tapi memakannya
sedikit saja
gattak: gobang; kowek; lubang-lubang yang dibuat pada pohon untuk
mempermudah memanjat; memotong, dengan meninggalkan
lubang bekas potongan (tapi tidak putus); takik; takuk (pada pohon
kelapa dan sejenisnya); tokak
gattam: (1) kepiting; ketam; sempada; sempata; ugui; (2) minyaknya
(lemak ugi) konon dijadikan minyak urut untuk orang yang
80
lumpuh atau anak-anak yang lamban bisa berjalan; (3) ~ kanari:
ketam kelapa; kuang, konon dapat mengatasi rematik
gatti: gentas; gotes; ketam; panen; petik; tuai
gattil (^): cekit mencubit kecil-kecil dan sakit sekali; getis; menyentik
gatting: cekikik; cengkek; genting; mengecil bagian tengahnya; mau putus
gattuk: sentuh (agak keras)
gaul =: berkumpul bersama lingkungannya
gaung x: gantang dari anyaman rotan (lih. gantang)
gawai x: (1) bikin; buat; kerjakan; membuat; mengerjakan; (2) mang ~:
kakok (3) mang ~ air: menuang (mencampur) minuman (gula, air,
kopi dll.)
gawu: 1 pegang meraba; memeriksa panas atau dingin badan, dengan
tangan; 2 mata ~: puncak acara (resepsi pernikahan; khitanan dll.)
gawwak: ba ~: berkerumun banyak
gawwang: cenak; klavikula yang menghubungkan tulang dada dan tulang
bahu; tulang selangka;
gayang: mandau gayang, golok laki
gayat: (1) memotong dengan cara menggorok; 2 mengergaji untuk
membuat papan/balok dll.
gayut: 1 gayuh: (1) ~ ~: kontal-kantil menggantung terjuntai (seperti buah
dll.); untang-unting; until; (2) kuma ~: banyak yang bergelayutan;
kerintil
gayyu x: abuh; banyak sekali yang harus dikerjakan; galau; heboh; hibuk;
repot; sibuk beramai-ramai
gian +: mang ~: mengatur dan membagi-bagi
giang +: (1) cacing tanah (berukuran besar, di hutan-hutan) berbunyi; (2)
bersuara nyaring mendenging, menjelang atau pada waktu magrib
gidut =: (1) gendut (akibat hamil); (2) ~ ~: berjalan sambil membawa
perut (hamil) yang lagi membesar
gigi =: 1 ~ puti annam: (1) gigi dihitami (lih. pabanyul), dan enam buah
gigi seri di depan (lih. papayyas) diputihkan dengan digosok
supaya hitamnya hilang; (2) tempo dulu “gigi putih enam” ini
termasuk perhiasan laksana gigi (bersaput, berlapis) emas, dan
tempat meletakkan hikmah mantra untuk kekuatan dll. kelebihan;
2 issi ~: gusi yang tidak bergigi; sukun; 3 barambut dua ~ bagigi
dua prb: sudah lanjud usia sihingga banyak makan asam garam
(banyak yang dialami) (lih. rambut)
gigiran: kebiasaan orang yang ngomong serampangan dan panjang, akibat
kaget; orang yang menderita sakit syaraf dengan suka meniru
perkataan atau ucapan orang lain; latah; litah
81
gigit =: 1 ba ~: (1) saling menggigit; (2) bertarung sama kuat, hampir tak
ada yang menang maupun kalah dalam perlombaan; sengit; 2 ~ ~
an siri: selalu bertikai
gila =: 1 erdan; gilo; 2 (1) cinta; demen; kepincut; suka; (2) ka ~:
kesukaan; yang disukai; 3 pa ~ ~: keterlaluan; terlalu-lalu; 4 pang
~ ~: guna-guna; pelet; 5 walli ~ ~: anak balita yang masih polos,
yang ucapan dan kelakuannya dapat dijadikan sebagai pertanda; 6
(1) gallang-gallang ~: jenis cacing tanah berukuran agak pendek
dan selalu bergerak menggeliat-geliat cepat
gilayan: famili rotan semambu yang buahnya dapat dimakan, rasanya
asam dan dapat dibuat asinan
gili x: ~ ~ an: 1 agak takut (perasaan); 2 terasa geli (karena tergelitik)
giling = 1 upar; menjadikan bulatan- bulatan kecil dengan memutar di
telapak tangan: 2 ~ an: (1) alat untuk menggiling; (2) mesin
pembuat beras; rice mill (lih. kitaran)
gilir =: mengasah yang sudah tajam dengan maksud lebih mempertajam,
pada batu yang lebih halus permukaannya; kilir
gilis: (1) gilas; (2) ~ an: papan cuci
gimbar: berdekatan; bersanding; berdampingan; berdempetan
ginang x: ~ ~: benda menjadi bening karena kandungan airnya penuh
(seperti mau pecah)
gindang: ambin; bopong; emban; menggendong dengan kain
gindung #: emban; gendong menggunakan kain; kundong
ginjir =: keloyan; tumbuhan rawa yang dapat dimakan (lih. labbuk)
ginnis: 1 jenis; macam-macam model; tipe; 2 dibentuk-bentuk
ginsi: selisih; tidak pas
gipak: depak; memukul dengan bahu
gipul +: gendut sekali (seperti orang sedang hamil tua); perdus
girik: 1 (1) alat besi (kawat) runcing bertangkai untuk melubangi; gurdi;
jara; obeng;(2) mang ~: melubangi dengan “girik”; 2 mang ~ ~:
suara tajam dan keras memekakkan telinga : 3 jenis pajak
jaman dahulu
giring x: ~ ~: 1 bel kecil bulat seperti kelereng terbuat dari logam biasanya
dijadikan liontin pada gelang kaki bayi, atau yang lebih besar
dikenakan pada leher hewan piaraan; 2 tumbuhan rumput berkayu,
buahnya seperti buah kacang
gisik =: harit; menggergaji kayu untuk bahan bangunan (papan, balok dll.)
giwak: 1 goyang menggetar; ular-ularan; 2 ~ an: terasa kejang-kejang
pada otot
82
gual: bergelas-gelasan; berlaga (pada benang layang-layang, hingga putus
salah satunya atau keduanya)
guam x: jamur yang tumbuh dalam mulut akibat sakit panas yang lama
guap +: gersul; megar; rambut tebal terurai-urai tak menentu
gubang x: 1 lunas perahu; 2 mata uang tempo dulu senilai dua setengah
sen; 3 sa ~ 12 jiwa: bunyi syair lagu dolanan anak-anak
gucuk: kocok (kartu); membancuh
gudam: gandin besar; martil; palu besar, yang menggunakannya
menggunakan dua tangan
gudang =: 1 pakus; 2 toko; 3 lawai ~: (1) benang yang bilahnya besar (1
mm), gulungannya berbentuk bola kecil (tennis); (2) biasa untuk
pembuatan kasur (lih. katir)
guggup: tumpukan akar dan batang rumput yang menebal (di rawa-rawa)
guggus: menarik–menyentak sesuatu yang berserabutan, ataupun yang
tertutup kain atau terpal dan sejenisnya
gugus x: panganan dari nasi ketan bersantan (seperti lempar) dibungkus
daun pisang dan dibakar atau dipanggang, berukuran panjang 15
cm dengan diameter 4 cm
gula =: 1 ~ ~: (1) campuran gula yang dimasak dan dibuat panganan (lih.
gulabatu) bulat-bulat kecil yang diemut; (2) ~ batu #: bonbon; (3)
~ lali: panganan manisan gula asal sumba (NTB); (4) ~ mira: gula
aren/nira; (5) sakkar: gula pasir kuning dan kemerahan; 2
karattas ~: (1) kertas koran bekas; pasuel; (2) koran dan media
lainnya era Orba hanya sebanyak 289 media dan sekarang sudah
lebih dari 1800 media
gulabat: banyak yang berkelabat kian kemari
gulabatu: bonbon; permen
gulak #: (1) jolak; kobar; kubar; lalak; menyala seketika; menyambar
seketika (tentang api); (2) mang ~ ~: berkobar-kobar; kantar
gulalali: manisan terbuat dari gula yang nampak berserabut
gulama: ikan laut (agak kecil)
gulambir =: 1 (1) pembungkus lembek dan longgar sehingga bergelayut
ke bawah; (2) dambir; galawir; jumbil; kelambir; kelamping;
lebihan kulit pada bawah leher sapi; 2 wiru-wiru pada hiasan
gulang + x: 1 (1) anjungan; langkan; selasar; taras; teras menganjung ke
depan; (2) panggar; para-para untuk menjemur; panggau; 2 tattaktattak pinjalin lambir, ditattak di gulang-gulang vulg: sampiran
pantun jenaka
gulappung x: serbuk; tapung; tepung
83
gulas +: cuca buruk; awan gelap berpetir sambar menyambar dan kilat;
cuaca buruk; sengangar
gulilas: mang ~: menjelajah ruangan dan mengganggu isinya
gulili: (1) gelinding; (2) ba ~ : gelantang
guling =: (1) ~ ~: golek; goler tergeletak; (2) ba ~: terbelingkang;
tergelimpang; (3) ~ limpang: tidur-tiduran sepanjang waktu; (4)
kuma ~: jelampah; tergeletak bergelimpangan di mana-mana; (5)
pi ~: jungkal
gulinsing: (1) cekluk; gelicik; peleset; (2) ta ~: selusur; tergelincir;
terlengser; terpeleset
gulisik: menelisik
gulit: aduk (gula pada air minum); karau
galulu: bergumpal-gumpal
galulut: menggumpal-gumpal lengket
galumut: berkerumun lengket
gumal: gulat; gumul
gumbira =: suka cita; senang ceria
gumi: (1) buntala; butala; bumi; tanah; (2) jarak antara bumi dan matahari
8 setengah menit perjalanan cahaya atau 15 juta km
gummam #: (1) gaman; mangu; (2) ta ~: selingar; terdiam karena kagum;
terdiam keheranan; tidak dapat berbuat apa-apa karena gugup atau
terkejut dsb.
gumpa: kompa; pompa
gumpal =: menggulung menjadi satu
gumul x: berbicara; bersuara di dalam mulut (kurang jelas); gumam
gumus: jambu kecil (jambu air)
guna =: (1) peduli: (2) mang ~ kan: memperhatikan dan melayani dengan
sebaik-baiknya; (3) pang ~ kan: selalu penuh perhatian terhadap
orang lain dan memberikan pelayanan dengan baik
guncing =: bonceng
guncu: kokot; peniti
gunggun: menarik sambil menggantung
gunja: sibuk jalan kesana jalan ke sini; ubyung-ubyung
gunjarang: menggerak-gerakkan kaki dan tangan serentak dengan keras,
karena rasa marah
guntang: pelampung pancing
gunting =: (1) ba ~: cukur rambut; pangkas rambut; (2) ~ tampurung: (a)
guntingan rambut dengan model tempurung ditutupkan di kepala;
(b) model rambut adat gaya salah satu suku di pedalaman Berau
(*sgy)
84
guntung x: jeda; kanjal; mandek; mangkrak; sebum; stagnan; tertahan
(tidak lancar) pekerjaan dll.
gunung #: 1 bukit; 2 (1) ~ gaja: bukit bertengger di tepian sungai Barau
dekat Kampung Sambakungan. Dahulu kala gunung ini didiami
oleh sekelompok gajah Kalimantan, sekarang masih terdapat di
sebuku (utara Kalimantan); (2) ~ ilanun: bukit di belakang Kota
Sambaliung (lih. ilanun) (3) ~ labuk: bukit tempat jatuhnya salah
satu pesawat tempur sekutu juga satu lagi jatuh di Maratua,
sebelum serangan 19 pesawat tempur sekutu di Berau selama 5
jam tanggal 12 juli 1948; (4) ~ mantaruning: bukit panjang curam
di tepi sungai birang (lih. mantaruning); (5) ~ padai: gunung di
muara Berau (lih. padai); (6) ~ samira: (a) bukit di tengah Sungai
Berau berdekatan dengan lokasi Gunung Padai; (b) konon dahului
kala gunung ini dipindahkan oleh jin pemiliknya dengan cara di
lembar, sampai di lokasi sekarang lembarannya putus dan
tertumpahlah tanah gunung tersebut di lokasinya sekarang (7) ~
sangat: bukit di hilir Gunung Tabor terletak di tepian sungai; (8) ~
tabur: (a) nama sebuah kerajaan di Berau; (b) sekarang menjadi
nama sebuah kecamatan di Kabupaten Berau; (c) masjid jami
tertua di Berau terletak di sini, berumur sekitar 250 tahun; (9)
tambilungkung: gunung di tepian Sungai Kelay (lih.
tambilungkung); 3 laruk ~: lembah; lereng gunung; 4 manganak
~: tumpukan yang banyak dan meninggi
gunyam: berkata dalam hati
gupai: sambuil-sambil diselesaikan; terus dikerjakan dengan perlahan
gupak: dupak; terkam dan pukul
gupit: cerowok; menggaruk rasa gatal pada sela-sela tangan, baik dengan
jari atau kain/tali besar
guplang =: boplang; susunan papan yang dipasang sekeliling pekerjaan
pembangunan rumah (lih. sarandu)
gurai: tergores besar
guramai: janggut ikan atau udang
gurap #: bajak laut; jabber; jabel; jarah; rampok; (1) mang ~: merampas
milik orang lain; merampok; (2) pang ~: perampok (lih. mundu)
gurapai x: bergerak-gerak seakan hendak mencapai sesuatu; gerapai;
kapai; menggapai; rapai
gurau =: ~ barrus: bergurau sambil main kasar (menyakitkan fisik) (lih.
barrus)
85
gurimbang: 1 (1) tebing sungai yang curam; teja yang terjal dan dalam;
tubir; (1) ~ ngan: cangkat; lembang; lereng bukit yang terjal;
topes; 2 nama kampung di Kecamatan Sambaliung bagian hilir
gurinda =: gerinda; batu asahan berputar
gurindam =: salah satu seni sastra Melayu Berau
guris: 1 perhitungan/keadaan kenaikan air pada musim pasang air (sesuai
hitungan hari bulan, ada 4 guris, 1 2 3 dan 4) atau delapan,
sembilan sampai dua belas hari bulan, guris satu yang kedua mulai
tanggal 24 hari bulan, guruis dua tanggal 25 hari bulan, guris tiga,
26 hari bulan, 27,28,29 dan 30 hari bulan disebut air jadi (lih.
pucuk air); 2 (1) garis; tergaris; (2) ~ laksamana: garis imajiner
(lih. pakambangan) yang pantang dilangkahi/dilewati, hanya yang
punya pelindung imajiner (gaib) pula yang dapat lewat dengan
aman
gurita x: barut bayi berbentuk segi tiga dan bertali; celemek
guru =: 1 (1) tenaga pengajar dan pendidik; (2) sebutan dan panggilan
sapaan untuk bapak dan ibu guru; 2 (1) mang ~: geru; gemuruh;
(2) mang ~ ~: api menyala berkobar-kobar; 3 tuan ~: seorang
ulama pengajar agama tempo dulu, berasal dari kalimantan selatan;
(2) konon makam beliau menjadi makam keramat di sungai kerbau
tepian mahakam; (3) istri beliau mengajarkan cara bertenun di
Berau
gurun x: domalan; grempel
gurung: ~ ~ an: gundang; kerongkongan; merih; rakung; rangkung;
saluran pernafasan; tenggorokan
gusukan =: setrikaan; terika; triska
gusung: agradasi; beting; busung; endapan tanah atau pasir di tengah
sungai atau tepi pantai; gumuk; lanar
gutak: genjot; goel; memutar secara manual, menggunakan tangan atau
kaki, seperti pada pedal sepeda atau mesin jahit; pancal
gutuk: sa ~: antero; segenap; setiap; tiap-tiap
gutum: 1 ~ ~: bercerita (mengomel) sendiri; bersungut-sungut; comel;
gereneng; gerendeng; gerutu; gerundel; memberengut; 2 kuma ~:
banyak yang berbicara tidak jelas kedengaran orang lain
gutus: 1 anduh; renteng buah bertangkai; 2 (1) oleh-oleh; (2) buah langsat
yang dirangkai indah dengan rotan; 3 pa ~ an: alat-alat vital dalam
tubuh
guyang =: kambang ~: bunga dari logam (emas atau campurannya)
bertangkai kawat per panjang untuk hiasan sanggul; gegetar
guyur x: molor ke bawah karena berat dan besar mengandung cairan
86
I.
Ibadat =: menjalankan kewajiban agama (sembahyang, pusa zikir dll.)
ibbal: alat permainan dari bahan dasar karet dan berbentuk bulat bola
ibbis =: mobil besar angkutan penumpang
ibbui: rambu-rambu laut yang diberi jangkar (lih. buwuy)
ibbum: abum; bom; peledaj
ibing #: 1 juluk; mengintai anak gadis; pendekatan kepada lawan jenis (lih.
inding); (2) ayam jantan sedang memainkan sayapnya di dekat
ayam betina, sebagai pertanda si ayam jantan ingin mendekati si
betina
ibus x: 1 rautan kayu, yang raut-rautannya dijadikan hiasan (suku Dayak)
acara adat; 2 meraut untuk dijadikan “ibus”
iccup (cup*): istirahat sejenak bagi seseorang peserta permainan
icit; (1) ecer; incrit; (2) ma ~ ~: berceceran; panjut
idda: idah; ihdad; masa tunggu seorang janda selama tiga bulan untuk
dapat dinikahkan lagi
iddas: pilin
iddum: domino; gaple
idung =: 1 ~ mancung: (1) hidung yang baik bentuknya; (2) hiasan pada
sudut bingkai figura atau sudut pertemuan antar kayu pada lemari,
jendela, pintu dll.; 2 badara ~: epitaksis; mimisan; 3 kambang
kimput ~ nya prb: hidung nampak memekar karena perasaan
emosional
idup (hidup*): 1 jukut ~: ikan segar; 2 (1) cada aku ~ prb: tak sanggup
aku dengan begitu; (2) ~ sungut mati urat prb: pandai omong dan
banyak omong, tapi tak dapat berbuat-apa
iga =: 1 lempeng; samping; 2 (1) bagian badan sisi kiri dan kanan; (2)
mang ~: menyamping; yang terlihat hanya sampingnya saja
igal (^): menari dengan badan dan pinggul meliuk-liuk
iggut (gut*): parit kecil ditepi jalan; pensi; selokan kecil
i’iy: (ucapan penghalus) buang air pada bayi (anak kecil) (lih. bamban)
ija =: sepel
ijai: (1) dagu; (2) tungkat ~: seranggung; teleku; topang dagu
ijjau =: 1 biru (dalam kosakata bahasa Berau tidak terdapat kata biru) (lih.
dungkar); 2 ~ kuning addas kudarrang: aneka warna (warna
warni) yang menyolok
ijjil =: anal lembu
ijjip =: jalupi (lih. jiyip)
87
ikamat x: (1) rasa sakit-sakit pada badan, perlu pijatan, konon bisa keluar
pasir-pasir kecil hitam; (2) ~ saitan: rasa sakit badan yang suka
berpindah-pindah
ikannun: (1) cerita lama (dongeng) tentang bumi, ikan ini dahulu
diceritakan sebagai tempat kerbau besar berpijak dan berdiam di
laut kalzum, kerbau ini menyangga bumi dengan tanduknya; (2)
bila dosa orang di bumi banyak kerbau ini konon keberatan
sehinga menggoyangkan kepalanya dan terjadilah gempa (lih.
lindur
ikat x: koreng (bisul) yang menjalar dalam (daging) kulit dan sulit sembuh
ikau: kemari engkau
ikayat (hikayat*): 1 (1) kitab riwayat Nabi Muhammad saw. ditulis dalam
huruf jawi berbahasa Melayu (lih. mairat); (2) biasanya dibacakan
oleh salah seorang “pagawai dua ballas” atau salah seorang “tuantuan”; (3) acara membaca “ikayat” ini berlangsung hampir
sepanjang malam dan dihadiri banyak undangan (tetangga),
diselingi dengan makanan dan minuman berkali-kali; 2 karya
sastra lama berisi cerita sejarah maupun roman
ikkun (kun*): pakaian bawah wanita; rok
ikkung: 1 (1) buntut; ekor; pulang; (2) kata bantu hitung (untuk orang,
hewan dll.); 2 ~ bimbal: (1) ekor bimbal (jenis kambing); (2) jenis
tanaman padi (seperti lebatnya ekor bimbal dan pendek tangkai
buahnya); 3 ~ unjai: (1) ekor kucing; (2) tumbuhan berbunga
(berbuah) seperti bentuk buntut kucing; 4 labbat ~: rusa atau
kambing remaja (lih. panggang)
iktaraba”: juz ke-17 dari Al-Qur’an
ilaihi yuraddu”: juz ke 25 dari Al-Qur’an
ilak: alat untuk mengukur lebar kain yang akan ditenun
ilang =: 1 ~ di ati: lupa akan; 2 lakanak ~ ini: almarhum (masih berusia
agak muda)
ilanun x: 1 nama gunung di Kota Sambaliung; 2 suku di Berau yang
berasal dari Philipina Selatan
ilat x: 1 lidah; 2 pa ~ ~: jelih; kelelot; melet; menjelirkan; menjulurjulurkan (tentang lidah); 3 takattap: (1) pada saat makan, tidak
sengaja lidah tergigit; (2) konon pertanda kita lagi menjadi bahan
pembicaraan orang lain; 4 ~ papan: papan yang diberi puritan
kecil pada tepinya kemudian dibuatkan pula tepi yang ada
pinggirannya untuk dimasukkan, sehingga papan tersebut tak
mempunyai celah; 5 ~ sapi: kue kering, terbuat dari adonan tepung
88
gandum, gula pasir, gula merah, minyak makan serta obat roti,
kemudian dibakar (dioven) (lih. tutung)
iling x: (1) cakawari (urutan pertama dari atas); kakek(nenek)nya kakek
ayah (bapak) atau ibu; ciliwang; (2) ada sembilan kelompok urutan
keluarga (iling, anta, muyang, inni, amma, kita, anak, cucu, buyut);
(3) peringkat ke enam mulai dari kita ke atas
illa =: eret; tarik dengan sekuat tenaga
illai x: 1 mendadak meliyuk-liuk (yang semula tegak); 2 mengayunkan
benda panjang; mengayunkan parang hendak menebas; 3 batu
tulis; lei
illap (khillap*) =: perbuatan di luar kesadaran dan tidak sengaja
ilmu: 1 ~ kakkal: ilmu agama; 2 (1) guna-guna; santet; (2) urang ba ~:
dukun santet (orang pinter)
iluk x: (1) gerakan badan tangan dsb. yang berirama, biasanya diiringi
bunyi-bunyian atau musik; tari (lih. igal); (2) ba ~: gengsot;
menari
imam =: 1 anggota “pagawai dua ballas” urutan teratas sebanyak 4
personil dan satu di antaranya jadi penghulu; 2 pang ~ an:
bangunan kecil tempat imam di masjid/surau
imang x: belalang yang berbau sengak (kebanyakan berwarna hijau);
cenangau; hama padi (walang sangit); jenangau; pianggang;
walang sangit; wereng
imba: 1 alaswayah; jenggala; hutan perawan; rimba; rimbu; sawang; 2
mang ~: babak; membabat rimba (untuk berladang dan lain
sebagainya); menebas menebang; rambah; membas
imbangan: berhadapan agak serong (tentang perwatasan) (lih. balla)
imbarrat: ikat pinggang dari kain untuk mengencangkan perut; kain
pembelat pinggang; obi; sabuk; sentagi; setagen; udet
imbir =: alat pengangkat air; timba
imbu +: ikan gembung yang diasinkan bulat-bulat; ikan pedda (lih. rumaruma)
imbut: angin ribut (cuaca); bacot; badai; topan
immat (himmat*) x: 1 semedi, konsentrasi; 2 sungguh-sungguh; serius
immin (min*): (1) dinamit (lih. miyin); (2) konon dahulu jaman
pendudukan jepang, gedung bioskop teluk bayur pernah akan
diledakkan jepang saat anak sekolah lagi penuh diajak menonton
pertunjukan film dengan sejenis dinamit ini, untungnya tidak
meledak, karena kabelnya tidak disambungkan oleh yang
diperintah memasangnya
89
impaddu: 1 empedu; hampedu; kuaya; nyali; 2 ~ tana: senawan; ular kecil
hitam yang berbisa
impallas =: amril; empelas; kertas gosok
impallus: tembolok; kantong (lambung) di bawah leher unggas tempat
penyimpanan sementara makanan, sebelum kemudian dicerna
lebih lanjud; tembolok
impar x: batas (lih. simpar)
inal: 1 makan banyak 2 mengisi amunisi pada meriam ataupun bedil
pelabur
inar: ~ an: 1 nama kampung di hulu Sungai Kelay; 2 ~ ~ an: lejas;
transparan (tipis sekali sehingga dapat tembus pandang)
incir =: (1) cair; tidak kental; (2) susu ~: susu murni dalam kaleng (lih.
susu)
inda: 1 emak; ibu; ina; induk; indung; mama; mandeh; uai; umi; 2 (1) ~
aji; bu aji; (2) ~ pangian; ~: bu pangian; (3) ~ tuan: bu tuan
(panggilan untuk ibu-ibu yang sudah naik haji, atau untuk
keturunan nabi); 3 (1) ~ warna: adun temadun; berbagai warna;
berbagai model; puspa warna; (2) ~ rupa: beraneka macam; 3 ~
bulabu: sebuah cerita rakyat ~ pangantin: orang (biasanya ibu)
yang bertanggung jawab terhadap penganten, termasuk merias dan
mendandani. “inda pangantin” bertanggung jawab terhadap
penganten putri sejak dipingit (lih. kandang); 4 ~ bulabu: (1)
sebuah cerita rakyat; (2) jamban ~ biyai: jembatan penyeberangan
dari Sambaliung menuju Tanjung Redeb (penuturan tetua
setempat); (3) kau jadi ~ bulabu prb: sindiran orang tidak berani
terang-terangan atas keinginannya
indada: 1 kagak; tiada; tak ada; 2 (1) ~ kacapaian: tidak semuanya
terjangkau penyelesaian; (2) ~ saada-adanya: tidak sederhana,
berlebih-lebihan; (3) ~ katama-tamaan: terasa tidak ada
ketentraman dan kenyamanan; 3 ~ mandangngar tittik tabu prb:
(1) tidak mendengar suara beduk di tabuh; (2) sindiran pada orang
yang ketinggalan informasi
indang #: memisahkan biji padi (lih. katta) dari berasnya dengan cara
diayak de nyiru)
indangan: (1) jenis ikan laut enak rasanya dan tebal dagingnya, dipundang
kemudian dikeringkan tanpa penggaraman (lih. Bajau); (2) jenis
ikan ini terdapat di perairan Pulau Balikkukup
indassinggan: (slang indada singgan) tidak perlu; tidak usah; trusa
indawarana: aneka warna
indayang =: pelepah kelapa yang sudah kering
90
indi: seri dalam ukuran (pada permainan anak-anak)
indik x: 1 menghentak-hentak ke bawah (untuk menancapkan tiang dll.); 2
~ an: (1) jenis belut, bersarang ditepi sungai (kali); moa; (2) cara
menangkapnya dengan “mangindik” yaitu menancapkan kaki ke
tanah (lih. langas) di sekeliling sarang moa tsb., sehingga moanya
terdesak keluar, dan dapat ditangkap
inding (^): memandang dekat-dekat dengan penuh hasrat; mendekati dan
melihat orang yang sedang makan atau memperoleh segala
sesuatu, dengan maksud memperoleh bagian; nebeng
indu: 1 indung; induk; 2 (1) ~ battis: jempol kaki; (2) ~ tangan: ibu jari,
jempol; 3 (1) ~ cuka: barang cair rasanya asam, mengandung asam
asetrat 5 %; (2) ~ kalli: belut; welut; (3) ~ kasi: jenis burung hutan
(kecil); ploceidae tempo (lih. kasi); (4) ~ tiyi: biang teh; air teh
yang kental untuk dicampur air lagi supaya berwarna dan berasa
sedang (tidak sepet)
indukasi: jenis burung bersarang indah menggantung; Ploceidae tempoa
indung + x: ucapan dalam senandung kidung Berau
ingar: 1 bangar (berisik; gemuruh); gaduh; hiruk; ranyak; ribut (bising;
marah); 2 ba ~ an: saling marah memarahi (frontal); cabuh; gaduh;
rusuh
ingat =: 1 (1) sadar (dari pingsan, kesurupan dll.); siuman; (2) cada ~: (a)
lupa; (b) pingsan; kesurupan; 2 (1) ~ an: orang yang gampang
mengingat, gampang teringat sesuatu; (2) panjang ~ an: teringat
dan terpikirkan
inggan: (1) hanya; cuming; (2) ~ ~ nya: hanya itu-itunya yang ada dan
tersisa
inggap =: 1 hinggap bertengger; tenggek; tonggok; 2 ~ an: pohon tempat
lebah bersarang (lih. mangarris); tandikat; 3 ka ~ an: dihinggapi,
terjangkit; tular
inggir +: berada di tepi; duduk di pinggir sekali
inggu x: aruda; rempah (lih. issi) getah kayu yang dikentalkan dan berbau
khas
inggut + #: berjalan lemas akibat sakit atau habis sakit; gontai; renta;
ungguh
ingngis +: (1) cengengesan; tertawa dengan mulut terbuka dan kelihatan
gigi, tanpa suara; (2) kuma ~: cengengesan semua (lih. kuma)
ingur: cairan air mata yang keluar dari hidung; ingus; lendir yang keluar
dari hidung
ini =: 1 ~ mu alau: (1) ambillah ini untukmu; (2) (arti sesungguhnya) ke
sini engkau dulu ada yang mau kusampai (beri tahu) kan; 2 ada
91
kunun antayi ~: kata pembuka dalam mendongeng (lih. susuran);
“pada suatu hari”; “sahdan mengatakan”
injallai: (1) jelai yang dapat dimakan (lih. batu) getas; (2) ~ batu: jelai
buahnya putih dan keras, biasa dirangkai untuk gelang atau rantai
dan kerajinan lainnya; katrosario
injang +: bogel; bugil; bertelanjang; tidak mengenakan pakaian
injarra: ~ nya: biarlah (lih. sinjarra)
injin: mesin jahit (pemutarnya masih menggunakan tangan)
inni: 1 andung; atok; datuk; datung; nenek; kakek; (1) ~ muyang:
karuhum; leluhur; umbu; zatua; (2) ~ laki: aki; engkong; datuk;
datung; kakek; (3) ~ bini: nenek; 2 ~ garasi: denawa; gergasi;
raksasa; daitia; denawa; titan; 3 (1) ~ bangkulau: cerita rakyat
Berau; (2) ~ kabayan: cerita rakyat (“inni kabayan” ini dalam
ceritanya selalu berumah di ujung kampung); (3) ~ rukak: cerita
rakyat; kelembai
insap x: iba; haru (perasaan sedih melihat penderitaan orang lain); dayuh
insar =: beringsut sedikit; ganjak; geser
insut: kesak; kesot; ngesot
intalla: semacam kepiting berbentuk udang, bersarang dalam tanah liat, di
daerah air payau, mengangkut tanah keluar dari sarangnya
sehingga berbentuk gundukan-gundukan, banyak terdapat di
kampung batu-batu
intam: menceritakan kepada orang lain
intik (^): intip; melihat dari lubang kecil
inting #: mudah; sepele (lih. sipil)
inu: (1) berwarna-warna (warna berubah-ubah); (2) bercahaya pada malam
rari (jamur, kayu-kayu kecil basah, ulat dll.); pendar
inuk: bujuk (meminta)
inyung: krenyot; mengolok dengan memonyongkan mulut; ngangut
ippal: 1 patok berukuran (lih. paal); 2 permainan anak-anak
ipus: cengkal; gitok; gituk; jilok; jitok; kuduk; tengkuk
iras: suami dari saudara istri
iratan: memerah (radang) pada lipatan kulit seperti pada celah paha
irau x: 1gaduh; heboh; ribut (banyak mulut); 2 pesta besar hari jadi (raja,
kerajaan)
irik: 1 melumat dengan kaki; 2 ilas; iles; melepas buah padi dari
tangkainya, dengan cara melumat; 3 menghajar orang yang sampai
sudah terbantai di tanah
iring: mengikuti yang telah dahulu pergi; susul
irit x: tunda ~: kesana kemari bersama (beringan) (lih. tunda)
92
irka (RK): 1 (2) graha; nama gedung kesenian dahulu di Gunung Tabur
(lih. rk); (2) berdiri sejak tahun 1957, dengan peran besar, Radin
Panji, arsitek Gunung Tabur saat itu; (3) gedung ini dibongkar
tahun 2004, karena sudah tua dan berada di daerah aliran sungai
(DAS) yang terlarang berdiri bangunan di sana; 2 walaupun
bangunan ini telah berusia hampir 50 tahun dan berdiri di atas
lumpur tepi Sungai Segah, tapi bangunan ini tetap tegak dan rata,
tanpa ada kemiringan sedikitpun, ini berkat fondasinya yang terdiri
dari kayu “binuang” salah satu warisan kearifan lokal
irrang: 1 ayakan dari anyaman bambu berbentuk seperti nyiru pada bagian
tengahnya berlubang-lubang kecil; badang; 2 ~ ~ buanya nyatu
dijual si pamanggallan: sampiran pantun tentang endemik
malaria di birang
irum: 1 (1) perolehan; (2) ba ~: mendapat hasil; 2 oleh; karena dia;
sebabnya
irup: cucup; sedu; seruput; sesap
isa =: 1 (1) bagian dari salat wajib lima waktu yang ditunaikan setelah
magrib; (2) waktu setelah habis waktu magrib; 2 nama untuk orang
perempuan di Berau (aisyah)
isakkan: ampek; bengek (pada anak-anak)
iskan: 1 tempat nasi tambahan (terbuat dari logam atau seng); 2 teko;
tempat air teh terbuat dari kaleng (lih. lalak)
islam =: 1 ma ~ kan: (1) mengkhitankan; menyunatkan (lih. sunat); (2)
kenduri selamatan atas khitanan tsb.; 2 agama yang dianut orang
Melayu di Sumatra terbawa ke Kalimantan Barat (ketapang),
Brunei dan terus ke Berau
isnin: hari kedua; senen; senin
issi =: 1 (1) yang ada di dalam (isi); (2) akar yang membesar karena berisi
sari makanan; rimpang yang menjadi besar dan berisi; umbi; (3)
daging; 3 tumbu ~ an: koreng besar (lih. rungking) yang mulai
sembuh dan cekungannya mulai tumbuh daging; 4 (1) ~ gigi: gusi;
isit; sukun (gusi yang tak bergigi); (2) ~ ruma: (a) perabot rumah
tangga; (b) rempah-rempah kering; (3) ~ tanah: (a) tanah bagian
dalam; (b) sunti; tanaman obat (rimpang); 4 ~ sungut: (1)
makanan yang ada dalam mulut; (2) buah bibir; buah mulut; buah
tutur; 5 pang ~ an: (1) tempat mengisi; (2) wadah burung walet
membuat sarang; 6 bacarrai kuku dangngan ~ prb: biar remuk
redam, namun tetap pada pendirian
issin (sin*) =: sen; uang setara seperseratus rupiah (lih. siyin)
issum: jelujur (lih. suwum)
93
istiar: ikhtiar (upaya mengobatkan); upaya penyembuhan; diusahakan
istigapar: 1 istighfar; 2 ba ~: meminta orang untuk sadar diri dari
kekalutan
istil: satu unit pakaian baju dan celana yang senada dan sewarna (lih.
turun)
istinja: membersihkan lubang pembuangan (pada manusia) dari hadas
itak +: (1) catu; dikte; mengatur-atur; menjatah-jatahkan; (2) pilah; sortir
itar (hitar*): alat musik petik; gitar
itir: alat pengukur (ukuran 4 mug, 1 leter ataupun 1 kilogram) (lih.
ammuk, cacu) terbuat dari tempurung kelapa; mali
ittam =: 1 langking; 2 jadi jintan ~ prb: orang yang selalu bergaul dengan
baik dengan siapa pun; di mana saja ada
itu x: bahari kala; jaman dulu; zaman baheula
itung (hitung*): ~ an: pelit; kalau ada jasa baru ada balas
iwang: canggung; gabior; gabir; janggal (dalam melangkah, bergerak dll.);
kaku; kekok; kikuk
iwas: 1 abah (lih. aras); mengarah; 2 hawa daba; gerakan udara yang
menandakan ada sesuatu yang bergerak
J.
Jaam (jam*): (1) pengukur waktu; tanda waktu; (2) ~ lipau: jam yang
sering tidak tepat lagi menunjukkan waktu, karena ketuaannya,
peninggalan Keraton Gunung Tabur ada di Museum Batiwakkal
Gunung Tabur
jaan: sering diucapkan sebagai slang dari kata “jangan”
jaar (jar*): ukuran yang berlaku waktu dulu (1 jar panjangnya 3 kaki atau
91,44 cm) jaman Belanda hinga awal kemerdekaan RI, sekarang
menggunakan “meter” (1000 cm) yang standar ukurannya
tersimpan di paris, perancis
jaat (jahat*) =: 1 elek; jelek; bangpak; buruk (tidak cantik; tidak elok;
tidak tampan); 2 (1) ~ ari: cuaca buruk (banyak kilat dan petir); (2)
~ ati: buruk perangai; 2 ba ~ rasa: sekarat
jabang (^): alat penangkis serangan; jebang; kelesok; perisai panjang;
rangin; telabang; tameng
jabba: jebakan kecil (tikus dll.), perangkap, serenjak
94
jabbi: cebik; cebil; cibik; cibir; grenyot mulut untuk mengejek; jodong;
grengut; menganjurkan bibir bawah ke atas (mulut tertutup)
dengan maksud merendahkan; sebik; serengeh; seringai
jabbul: 1 tombol, pundit-pundi rahasia (berbentuk kendi); 2 ~ nafas:
kendi nyawa (dalam dongeng raksasa rakyat Berau)
jabur =: kitab suci yang diturunkan kepada nabi Daud
jadi =: 1 banyak dan subur; 2 pan ~ an: (1) gampang berkembang biak;
(2) jadi-jadian; penjelmaan; siluman; 3 ~ bayi: (1) menjadi babi;
(2) sumpah untuk memberikan keyakinan atas pembicaraan
pembicara, bahwa informasinya benar adanya
jaga =: 1 (1) ba ~: bergadang; tidak tidur; (2) ba ~ ~: melekan; sengaja
tidak tidur sepanjang malam; (3) ta ~: terbangun dari tidur; 2 ~
kau: ucapan ancaman yang berarti “waspadalah engkau, akan ada
bahaya untukmu”
jagau =: hebat, kuat dan tangkas
jagul: (1) bogem (mentah); jagur; gocoh; jotos; memukul dengan kepalan
tangan; tonjok; (2) ba ~: bertinju; gocoh; sesah
jagung =: (1) (a) gandang; gandu; jalai; milu; Zea mays L; (b) keluarga
Gramineae; (2) (a) buah jagung konon untuk mengatasi kolesterol;
(b) rambut jagung konon dapat menurunkan hipertensi dengan
cara direbus dan airnya diminum
jaib #: 1 (1) ajaib; aneh; ganjil; (2) kagum akan kehebatan sesuatu; 2
perbuatan salah-salah sehingga menimbulkan kemarahan; 2 kata
ungkapan akibat rasa marah, karena kelakuan seseorang
jajaan (jajahan*) =: (1) jazirah; wilayah; (2) daerah yang sering dijelajahi
dan dikuasai keadaannya
jajabu: bubuk (abon) ikan dll. (lih. pundang)
jajar =: 1 pajang berderet; 2 man ~: menuturkan secara detil kelakuan
orang lain
jajjak: ba ~: bagus; cogah; dendi; indah (akibat dirias dan busana baru);
keren; perlente (flamboyant); tampan
jajjal: badung; bangor; nakal; usil
jaka x: 1 andaikan; jika; 2 (1) ~ ~: seolah-olah; (2) ~ ~ urang: berbuat
sesuatu sebagai orang kebanyakan atau orang baik lainnya
jakkat: sedekah wajib
jakku: kataku; ku katakana
jakkun =: gundang; halkum; lekum; lekun; merih; ujung kerongkongan
yang nampak tersembul di leher peria
95
jala =: 1 jaring penangkap udang, ikan yang penggunaannya dengan
dilemparkan ke air; (2) anak ~: tambahan anyaman pada bilah jala
agar bentuknya mengembang; 2 ~ ~ x: jendela; tingkap
jalan: 1 (1) berjalan; (2) sa ~ ~: gentayangan; 2 kediaman; 3 (1) wadah;
tempat; (2) ~ tidur: tempat tidur; 4 ~ ~: perolehan positif dan
negatif yang sama, sehingga hasilnya 0; 5 ke ~ an: mengalami;
pernah terjadi; 6 ambat ~: luing (lih. ambat); 7 padi sassat di ~:
padi mayas; tanaman padi yang tumbuhnya banyak dan berbuah
lebat
jalang =: 1 giras; liar; tidak jinak; 2 karabbau ~: (1) kerbau liar; (2)
minyak yang konon dapat membuat orang tergila-gila luar biasa
jalangkung (^): jailangkung; jelangkung; mainan megis berupa boneka
tiruan konon untuk mendatangkan roh orang yang sudah
meninggal; permainan mejik dengan menggunakan boneka khusus,
konon untuk ditanya berbagai informasi
jalannun: hantu air (sungai) yang bisa membawa orang tenggelam
jalin =: menganyam bilah-bilah kasar
jallak #: belalah; camar; gegaras; gelojah; gelojoh; gembul; kenyis; kuat
makan; lahah; lalah; lalap; majuh; pajuh; rakus; sengam
jallang + x: mata tak mau terpejam (karena banyak pikran); suhad; tidak
mengantuk; tak bisa tidur
jallau +: (1) jenis ikan sungai (semacam belut yang besar) panjang berkulit
licin (lendir); (2) ~ laut: ikan sidat; uling
jalling #: dilak; jelling; melorok; menunjukkan rasa tidak simpatik dengan
mendelik
jallung +: ~ an: gamang di ketinggian; gayat; merasa ngeri saat melihat ke
bawah dari ketinggian; kudai; tongsit
jaluak: luah; luat; muak (muntah tiba-tiba)
jamalu: tumbuhan semak menjalar yang rasanya asam
jambak x: sejenis mangkuk besar dari kuningan (lih. gadur)
jamban x: 1 (1) jambat; jembatan; jerambah; titian; (2) ~ alam: jembatan
batu alami di dekat kampung tubaan kecamatan tabular; (3) ~
bungkuk: jembatan di atas parit penghubung halaman rumah ke
jalan umum (Gunung Tabur); (3) ~ inda biyai: sebutan buat
jembatan penyeberangan (Sambaliung); (4) ~ kaladi: sulur keladi
(lih. kaladi); 2 ~ karra: tumbuhan palem hutan kecil sebesar ibu
jari untuk bingkai jahitan atap daun nipah; 3 man ~: (1) horizontal;
(2) man ~: batang atau cabang pohon yang memanjang sejajar
dengan permukaan tanah; (3) stalon; batang yang tumbuh
horizontal;
96
jambangan (^): 1 pajangan; 2 tanaman hias; baik pakai pot atau langsung
di tanah; vas bunga dan bunganya
jambatan: jalan; lebuh; setrat
jambu =: 1 (1) manis ~: agak manis sedikit; (2) mira ~: jambon; pink;
warna merah muda (lih. kasumba); 2 (1) ~ air: jenis pohon jambu
yang tumbuh ditepi sungai atau rawa (lih. barayyang), jambu yang
dapat dimakan dan manis, yang bijinya sangat besar dan isinya
tupis, disukai kelelawar; (2) ~ palimbang: jambu bol (lih.
palimbang); (3) ~ partukal: jambu klotok (lih. partukal); (4) ~
putih: jambu asam berwarna putih dan besar; 2 ~ ~: (1) ramburambu; rumbai-rumbai; (2) kertas pemberat/penyeimbang layanglayang diikatkan pada sisi kiri dan kanan layang-layang
jambul =: (1) centung; sejambak rambut; (2) minyak ~: kasimutik;
minyak rambut (cream) untuk pria (lih. atum)
jamman =: 1 ba ~: pernah punya peristiwa yang selalu teringat; 2 ~ kuda
makan tambaga: kejadian lama sekali; dahulu kala; masa lampau;
jaman primitif
jammik: lemah; lembek; goyang-goyang bila ditekan-tekan
jammu: 1 katamu; bilang(anda)mu; 2 bosan; jelak; jemu; jenuh; muak;
pasai
jampa: (1) capak; cemooh; gonjah; leceh (dilecehkan); (2) man ~:
gonyok; memandang rendah; mempermainkan; meremehkan;
jampayi: besok; hari sesudah hari ini
jampilus: sapaan untuk orang yang sifatnya kebodoh-bodohan
jampiring: mensiang; rumput gelagah berbatang segi tiga
jampiru: jatuh kesamping (ketika sedang berdiri)
jampulaan: 1 biduran; allergi; 2 ~ karabbau: abras; bodok; buduk;
dangkung (telah akut); bodol; bodot; kenohong; kusta; lepra; taiko
jamput =: man ~: 1 mengambil sedikit dengan jumputan; 2 mengundang
tidak keseluruhan, terbatas orang tertentu saja
jamrut =: jumantan; batu mulia berwarna biru
jamu =: man ~: menerima kedatangan tamu dan menghidangkan makanan
atau minuman
jamua: (1) bisul kecil yang tumbuh di wajah; jerawat; kokol; (2) ~ batu:
jerawat bintil putih kecil isinya seperti putih telur
jamung: obor yang dibuat dari daun kelapa kering
janggut =: bulu yang tumbuh di sekitar dagu (peria)
jangka x: pa ~ ~: langkah tak menentu seperti silat (karena mengelak atau
menghindar; menangkis)
jangnga: menjadi berjarak; menjadi renggang
97
jangngap: 1 gagap; gagu; 2 ~ ~: megap-megap
jangngau: cangak; jenguk; longok; melihat ke dalam dengan
memanjangkan leher atau mengangkat kepala; tengak; tengok;
jangnging: pohon belukar, berdaun lebar dan panjang, buahnya berwarna
hijau dapat dibuat bahan untuk keramas (lih. langir)
jangnguk x: 1 mendongakkan kepala untuk melihat (ke dalam); 2 ~ an:
salah satu pantangan (keyakinan orang Berau), posisi rumah atau
perwatasan (saudara, keluarga dll.) seperti langkah kuda catur,
keadaan ini bisa mendatangkan kesialan ataupun jatuh sakit di
antara keluarga
janjam: air ~: air sumur dekat Ka’bah
janjan: 1 terlelap; 2 hampir tenggelam karena penuh muatan (perahu,
kapal dll.)
jannak: 1 angler; cendera; lenyak; pulas; nyenyak (tidur); senyak; 2
jendera, ligat putaran maksimal; mejam
jantai: aji ~: cerita rakyat dari Berau, nama seorang ibu yang masih
berdarah bangsawan dengan 7 anaknya, ceritanya dengan
membuat “surabai” yang sangat besar juga sebanyak 7 buah (lih.
surabai)
jantik: bating; condong ke belakang; domplang; jengkit; kedik; lentik
sedikit ke belakang (tentang badan dll.); laur; melentik ke atas
(tentang ekor; jari dll.); selentik; tonggek
janubi: selatan
jappang =: (1) japan; jepun; nippon; (2) bangsa yang pernah menduduki
negara kita termasuk Berau menjelang perang dunia kedua selama
3 setengah tahun
jappin =: tari rakyat yang bertumpu pada gerakan kaki (lih. waina); Zapin
jarajjak: 1 derjui; deruji; jari-jari; jerigi; jerjak; kisi-kisi; terali; teralis; (2)
kelek; pegangan pada jembatan
jarak x: (1) ceraka; carakin; tumbuhan yang akar dan buahnya dapat
dipakai sebagai ramuan obat (lih. tapal), getahnya bisa untuk obat
kutil, luka dan seriawan; (2) Sekarang biji buah jarak tersebut
dapat menjadi bahan bakar mesin (bio) diesel, dahulu untuk
minyak lampu saja
jarami =: damen; rumpun batang padi yang buahnya sudah dipanen
jarammak: ta ~: sakit akibat terlambat makan
jaramun: 1 jerumun; sarang babi di hutan untuk tempat melahirkan; 2 (1)
keadaan kusut masai; (2) dami ~: rambut aut-autan tak terurus
jaramut: berbulu-bulu tak beraturan
jarang =: ~ gigi: ikan laut, berbadan besar dan bergigi jarang
98
jariangau: deringo; jaringau; tanaman obat berbau harum; tumbuhan rawa
jarijji (^): jari (jemari)
jariki: rezeki; rizki;
jaring x: 1 jerat dari rotan untuk menangkap kijang, rusa dll.; siding; 2
man ~: (1) memasang jaring untuk menangkap hewan buruan; (2)
(a) melaksanakan salat zohor setelah salat Jum’at; (b) dikarenakan
apabila jamaah salat Jum’atnya kurang dari 40 jamaah
jarrang (^): rebus; memasak (dengan api dan periuk); tanak
jarrat #: perangkap hewan (termasuk burung, kancil dll.) memakai tali
(sebagai perangkap pengikat)
jaring (^): jengkol; kabau; Pitheco jobium lobatum; Pithecolobium
lobatum
jarruk x: asinan (biasanya untuk buah, sedangkan untuk tiram, ikan dan
makhluk hidup lainnya disebut pakasam); samsiti; samsitin (asinan
sayur-sayuran)
jarrung x: biang lala; benang raja; keluwung; lengkung spektrum warna di
langit yang nampak karena pembiasan sinar matahari oleh titiktitik hujan atau embun; mengiang; pelangi; teja
jarujju =: tumbuhan berduri merambat, buahnya konon untuk obat bisul
(ditelan 7 buah)
jarukku: jatuh meringkuk; jerembab; jelepak; jelepok; kusruk; lepoh;
serundang; tersungkur (lutut lebih dulu jatuh)
jarum =: 1 ~ ~: asoka; 2 ~ ~ an: permainan anak-anak sambil berenang
dan menyelam (memperebutkan bilah kayu kecil); 3 man ~ ~:
recup (padi mulai tumbuh); 4 nama rumput kecil seperti jarum; 5
pemberian (upah, pembayaran) pada dukun setelah mengobati dan
uangnya diselipi jarum jahit (lih. pikarras)
jarungu: moncong (duri-duri, kumis dll.) pada udang
jatta: 1 kata kita; kita mengatakan (lih. jakku); 2 apa ~: apa lacur; apa
boleh buat; apa mau dikata lagi, sudah terjadi
jatu x: buah yang sudah jatuh dari pohonnya (durian, lai, “karuttungan”
dll.) karena telah matang; langkas
jau =: 1 (1) ~ kan bala ucapan: amit-amit jabang bayi; jangan sampai
kena pada kita; semoga sasalah yang sedang dibicarakan tidak
menimpa atau diajuhkan oleh Tuhan; (2) ~ kan bala pajalanan
nabbi saribu taun prb: semoga musibah itu dijauhkan dari kita
sejauh mungkin; 2 ba ~ ~ an: ada jarak cukup jauh walaupun
banyak
99
jaung: tumbuhan hutan yang buah/bunganya dapat dijadikan lalap atau
bumbu masakan (berumpun seperti jahe dan besar tinggi); katea;
kecombrong
jaup: (1) (a) jabat tangan; salaman; (b) pakaian kehormatan orang Berau
asli adalah berkopiah, bila lupa memakai kopiah saat bersalaman
harus menutup kepala dengan telapak tangan; (2) ba ~: pernyataan
saling memaafkan; (3) man ~: (a) sowan; (b) pernyataan salut
pada seseorang dengan menyalami; (4) pernyataan meminta maaf
jawa: 1 suku bangsa di Indonesia dari pulau Jawa, yang masuk ke Berau
masa penjajahan Belanda di pertambangan batu bara teluk Bayur –
SMP (Steinkolen Maskapay Parapatan), sejak 1920 an; 2 (1)
assam ~: Tamar hindi; Tamarin carica; tamarinda; (2) lawar ~:
pecal; pecel; (3) tabbu ~: tebu bahan untuk gula tebu; tebu yang
banyak manisnya
jawada: kue sarang semut (produksi daerah pesisir, kepulauan muara
Berau)
jawu =: 1 ~ malam: (1) larut malam; tengah malam; (2) ucapan yel-yel
mendukung pemain mamanda lagi pentas; 2 ~ banuanya prb; (1)
berkediaman di tempat yang jauh; (2) kurang pendengaran; tidak
memperhatikan
jibrail =: 1 (1) malaikat pembawa wahyu; (2) rukun iman ke-4; 2 urang
digasa ~ bumbunannya prb: orang yang dianggap mujur (selalu
beruntung besar)
jikkir =: kenduri besar dengan membaca zikir (salawat, ratib, wirid dan
doa-doa)
jilat =: 1 pa ~ ~: (1) jilam; menjilat-jilat (pada bekas makanan); (2)
keadaan orang yang menginginkan sesuatu dengan harapan besar
tapi tak mendapat apa-apa; 2 ~ an: laguna; telaga asin di daratan,
tempat hewan besar (lembu, rusa dll.) minum/menjilat air asin; 3
caccak baru ta ~ bubur prb: sindiran terhadap gaya hidup orang
kaya baru
jillai +: canal-cenil; dayuk; gelatis; lenggak-lenggok; banyak gaya dan
tingkah (tentang wanita) meliuk-liukkan badan seperti tak
bertulang, karena manja, bergaya dan sejenisnya, dayuk
jimat*: amulet; azimat; benda bertuah, benda yang dapat mendatangkan
keajaiban tertentu; fetis, maskot; sangga; sesuatu yang dianggap
mempunyai kekuatan gaib; tamimah
jingga: (1) kuning kemerahan; tampus; warna oranye; (2) warna untuk
sultan, misalnya lapik duduk; lapik tabak dll.) (lih. sapra)
100
jingkar: (1) kewalahan berat; (2) menangis sejadi-jadinya (pada anakanak)
jingkat #: langkah; melangkah
jinnya: (1) katanya; ujar; (2) ~ abisia: kata mereka; (3) ~ abis andika:
kata para paduka (bangsawan, atau kelompok mertua)
jintan* =: 1 tumbuhan menjalar yang biji buahnya untuk bahan rempah
(biji-biji hitam atau putih seperti biji wijen) dan untuk obat-obatan
(lih. uat); 2 wadai ~: kue kering dipotong kecil-kecil dicampur
jintan dan digoreng; 3 jadi ~ ittam prb: di mana saja ada dan
cokok (supel);
jipa: belantik; jerat; jirat (lih. panjut)
jiwa =: 1 sagubang 12 ~: bait nyanyian dolanan anak-anak; 2 caca ~:
pendataan penduduk; sensus
jiwang x: anting-anting pendek bertiang, menempel dan tertusuk pada
lubang tindik, tidak bergelantung ke bawah; gewang; giwang;
kerabu; subang kecil di cuping telinga
jiyin =: makhluk halus yang dianggap punya akal
jiyip =: 1 jalupi; layar pembantu berbentuk segi tiga pada perahu layar
(lih. lambu); terikit; zib; 2 mobil jenis jeep
jua =: 1 juga; hanya saja; pun; 2 (1) air meluap dari tempat
penyimpanannya; empoh; leber; limpah; luber; (2) meluap karena
mendidih; (3) ~ ~: lewah; meluap-luap keluar dari lubangnya; 3
man ~ ballum pannu prb: sindiran terhadap orang yang
bertingkah seperti orang kaya, padahal belum ada apa-apanya
juak +: benda cair berdesakan keluar dari lubangnya
juanan: joran; tiang pancing (lih. ujanan)
juang =: 1 julang; 2 melampaui bungkusnya; 3 ~ an: melakukan sesuatu
kegembiraan, padahal masih dalam suasana berkabung
juar +: bergerak gerak lembut (seperti gerakan-anak-anak bayi); canak;
mencanak; mencuar
jubba =: (1) baju panjang laki-laki hingga di atas mata kaki (lih. buku);
(2) dipakai para pemuka agama saat di masjid pada saat hari-hari
besar keagamaan
jubur: ambeien; bawasir; bawatir; gangguan pembengkakan pada urat-urat
dubur; hemorvoid; penyakit (radang dll.) pada pelepasan; bawatir
jujju: ta ~ ~: berjalan terhuyung-huyung; lanjur; loyong; terdorongdorong sendiri ke depan
jujjul: 1 dorong (sampai jatuh); sontek; tudak; 2 ~ an: famili ikan patin
dan berbadan besar, rasanya lebih hambar
101
jujung: asong; cangking (lih. junjung); junjung; membawa di atas kepala;
tanang, mengangkat hati-hati dengan kedua telapak tangan yang
ditinggikan; tatang; tating
jukut: 1 (1) (a) ikan; (b) lauk untum kanan nasi (sayur dll.); (2) ~ idup:
ikan basah (ikan yang belum digarami, atau dikeringkan); (3) ~
Bajau: ikan yang di“pundang” dan dikeringkan tanpa
penggaraman; (4) ~ karring: gareh; gereh; gerih; ikan asin;
kelotok; 2 pan~: nelayan (khusus ikan); 3 mata ~ an: (1)
menyerupai mata ikan; (2) bisul pada ibu jari
julai: gelibir; menjulur ke bawah (biasanya bibir lidah atau lainnya yang
menjulur); terkulai karena tebalnya (tentang bibir dll.)
julalat: man ~: merambat kesana kemari (api), jalan-jalan kemana-mana
julat #: nyala mendadak (api): golak
juliga: benda bertuah (batu) pada tubuh hewan, dapat untuk ajimat atau
obat; geliga; guliga
juling =: bola mata seseorang yang berlainan arah pandang; cendang
jullit: 1 coket; colek; colet; guil; guit; jawil; menyentuhkan telunjuk
(ambil sedikit); tonyoh; tonyok; 2 man ~: (1) mejentuhkan
telunjuk; (2) memarahi dan memberi malu pada seseorang dengan
menyentuhkan ujung telunjuk ke muka seseorang yang lagi
dimarahi tersebut
juluk + x: man ~: rasa hendak muntah yang mendesak-desak dari dalam
dan disertai muntah-muntah (lih. ruak)
julung x: 1 (1) ba ~: melompat dengan kepala duluan; (2) ta ~: terdohok;
terjatuh (rebah)dengan kepala lebih dulu; 2 (1) ~ ~: ikan julungjulung; jolong-jolong; senjolong; (2) cerita rakyat Berau tentang
serangan ikan “julung-julung” di banua pantai, terkait dengan
peran aji kannik barrau sanipa (lih. aji)
jumaat: hari kaum lelaki pergi ke masjid; hari ke enam; Jum’at
jumadil: (1) ~ akir: bulan ke 6 tahun hijriyah; (2) ~ awwal: bulan ke 5
tahun hijiyah; (3) kelompok bunan “ampat sanyama” (lih. nyama)
jumallai =: pohon hutan yang bagus untuk papan lantai rumah
jumbai x: 1 rumbai besar; 2 ujung ekor bulu ayam jantan yang panjang;
lawi
jummik: dengkik; lemah dan lamban; lemban; semantung; tak ada
semangat dan tak ada kemampuan kerja
jumpillit: sa ~: sedikit sekali; mendapat hanya sedikit
jumpu x: orang pribumi yang menjadi polisi jaman pendudukan Jepang
jumput =: 1 mengambil dengan ujung-ujung jari; 2 se ~: sedikit
102
junang: jatuh (rebah) mendadak; junam; jungkal; limbung; menukik; 2
tali ~: tali pada pangkal di layang-layang; teraju
junjung: perintang dibuat dari cabang-cabang kayu untuk membuat
binatang atau ikan masuk ke perangkap; sawar
jungkang x: 1 kayu (banyak cabang besar-besar) lintang pukang dan
menganjur ke atas; congkang; 2 ~ kalak: golak-golek; hembalang;
jempalitan; jengkang; jerongkang; jumpalit; terjungkir balik (lih.
palik); 3 kuma ~ an: conggah-canggih
jungkar: karah; ujung kayu (kayu gelagar lantai) yang keluar melebihi
dinding (menurut kepercayaan orang dulu, sering tempat mahlukmahluk halus bertengger, termasuk arwah orang meninggal selama
sebelum/dalam 40 hari)
jungkit: (1) terangkat ke atas sebelah (bagian ujung atau pangkalnya; (2) ~
~: conget
jungkung: 1 perahu khas Berau jungkung (kepala perahunya di haluan dan
buritan berukir khas gaya Melayu – Berau); 2 cangkung; duduk
dengan kaki dilipat kedua lutut bertekan pada telapak kaki dan
pantat tidak menyentuh lantai; jerongkok; jongkok; johong;
jongkang; rangkung; tinggang
jungup: 1 budur; candung; congol; cungul; embol; jangat; jengul; jungat;
keluar dari liang atau permukaan air; sembul; sempul; tersembul;
tongol; 2 recup (tanaman yang mulai muncul, tumbuh); keluar dari
liang; 3 muncul menampakkan diri; menyembul ke permukaan
junjung x: 1 (1) kain sarung atau lainnya yang digunakan kaum wanita
saat berada di tengah umum untuk melindungi muka dari
pandangan orang banyak, atau kena sinar matahari; (2) tirai kain
(sementara) diberi tiang; 2 dinding (pagar) sekadarnya untuk
mengarahkan buruan ke perangkap; sero, pancang-pancang yang
merupakan pagar dipasang di tepi laut untuk menahan dan
menggiring ikan
junnup =: janabah; junup
juntai #: 1 tergantung ke bawah; terjuntai; 2 semak di tepi sungai yang
menjulur ke tengah sungai, sehingga dapat membahayakan orang
naik perahu (saat air banjir); 3 putri man ~: (1) putri terjuntai; (2)
jenis benalu; 4 kaki-terjuntai juntai;
juragan #: bacik; juru mudi; kapitan; kapten kapal; mangkoda; mualim;
nakhoda; segani
jurai: bentangan tali
juriat =: dinasti; keluarga; kulawangsa
103
jurimbat: 1 (1) jerembab; sengkelit; hgelincuh; (2) ta ~: tersandung kaki;
tersaruk; 2 jegal; mengganggu kaki orang yang berjalan sehingga
terjatuh
juru x: lepau (rumah dibelakang untuk tempat dapur dang dang); rumah
dapur (lih. sarugung); tela
jurus x: jotos; santak; tinju (jab) lurus ke depan
jutus: menggocoh; meninju lurus ke depan (lih. jurus) dengan gerakan
cepat dan hanya sekali; tebok
juwai: ceroboh
K.
Ka ap: tempayan tempat air
kaar: 1 gambar keadaan di permukaan bumi; peta; 2 ~ (kahar*) suwung:
(1) jamang; perhiasan kepala terbuat dari emas/perak; (2) model
pakaian penganten (lih. suwung) kerajaan
kaar suwung (kahar suhung*): model pakaian dengan hiasan kepala
kebesaran kerajaan (tempo dulu), beserta kain pakaian (ampik
salayang kuning (lih. balanga)nya dan ini salah satu model pakaian
untuk penganten kerajaan
ka’ba (Ka’bah*): bangunan persegi empat di tengah masjidil haram di
mekah untuk arah kiblat
kababang: lari tunggang langgang karena ketakutan (kaget sekali)
kabangkallan: kelolong; tersangkut makanan dalam kerongkongan;
tersekang; tersumbat
kabayan: inni ~: orang tua yang digambarkan bijaksana dan selalu
berdiam di ujung kampung, dalam cerita rakyat (lih. susuran)
kabbai: (1) gubit; melambai untuk memanggil; (2) lambai (ucapan
selamat jalan (dadag)
kabbal =: (1) kedut; tak mempan senjata tajam; (2) ~ turas*: kebal sekali
tahan segala senjata tajam; sangat kebal (lih. turas)
kabbat x: 1 tutup; menutup; alat penutup; 2 empang; pamagar muara
sungai agar ikan tidak lolos; tebat;
kabbau x: ikat pinggang terbuat dari anyaman rotan untuk cantolan
mandau (lih. ambin) ketika bepergian dengan membawa mandau
kabbul =: 1 makbul; permintaan doa terwujud; terkabulkan; 2 di ~ kan
saitan prb: (1) ucapan jelek kebetulan terwujudkan (jadi
104
kenyataan); 2 teguran pada orang yang mudah omong
sembarangan
kabbung: cembung; jeluk (lih. malassung)
kabbut: 1 (1) berdenyut; gembut; (2) ~ ~: nafas turun naik tak teratur
(sekarat); temut- temut; 2 berjalan laju; ngebut
kabiassan: ucapan pembenaran terhadap hukumannya harus begitu, sesuai
dengan kejahatannya
kabu + (^): kapuk (pengisi bantal) (lih. kapuk); (2) bigi ~: biji buah randu;
klenteng
kabuan #: keracunan makanan, akibat makan bermacam-macam buah
(terutama buah hutan)
kabuatan: 1 termuati; 2 kalap; marah (naik darah) sekali
kabukuan: dapat difahami pembicaraannya
kabur =: 1 kurang terang; tidak jelas; 2 (1) jebur; (2) pi ~: suara benda
besar jatuh ke air; suara ikan besar menyambar; (3) ~ ~; berjalan di
air yang cukup dalam mendekati selutut;
kabus (^): awan yang melayang-layang dekat permukaan bumi; halimun;
kabut
kaca =: (1) ~ ~: rumput kecil berwarna hijau muda, dapat untuk campuran
pupur basah untuk pemutih dan penghalus kulit; (2) ~ piring:
bunga susun kelapa; Gardenia jasmine ides; tanaman pagar (hias),
konon daunnya dapat untuk obat (lih. piring)
kacacar +: cacau; gerak-gerak cepat (biasanya pada balita); gratak; lincah
gerakannya
kacak: (1) tipu; (2) ta ~: salah mengambil langkah sehingga rugi
kacamba =: biji yang mulai tumbuh tunas/lembaganya; tauge
kacanda: menanam sementara untuk kemudian dipindah lagi; semai
kacang =: 1 kacang tanah; (1) ~ buttur: jaat; kacan belimbing; kecipir; (2)
~ paddang: sayuran (buah) menyerupai pedang; (3) ~ parrut:
kacang panjang buahnya berwarna keputihan, yang besar dan
panjang sekali; (4) ~ puti =: kacang yang biji buahnya berwarna
putih, biasanya untuk lauk dengan bumbu bistik atau bumbu
lainnya; (5) ~ ijjau: (a) kacang yang buahnya bulat kecil-kecil dan
hijau; (b) sebutan lain untuk serdadu; (6) putu ~: kue kacang
hijau; kue satu kacang
kacapak: suara kaki terinjak air
kacawak: luang ~: gua tempat puluhan burung walet bersarang, di area
Sungai Inaran Kelay, terdapat batu seperti harimau sedang duduk
meringkuk (lih. kalluk)
kacawali =: bigair; kecuali; melainkan
105
kaci: kain mori tipis
kaciak x: sejenis ayam hutan bertubuh bentuk agak gempal dengan bulu
ekor putih pipih dan bisa menari
kacipak: suara air yang terinjak (berjalan di air dangkal), berjalan dengan
sandal/sepatu berisi air
kacipik: suara jalan agak kecil dari “kacipak” (lih. kacipak)
kacipuk: suara air yang diceluk
kacubung =: tumbuhan perdu yang bijinya bisa memabukkan
kacup: gunting yang tajam sebelah atas dan sendinya ada di ujung untuk
mengupas dan membelah pinang; kacip; kalakati; kecip; kelati;
pisau pengupas (khusus) pinang (seperti jepitan)
kacupput: (1) kuncup; kemuncup; (2) mengecil ke dalam kembali setelah
sebelumnya mekar
kadabang: 1 (1) bulus; kambar; kambau; kura-kura; (2) konon minyaknya
dapat untuk penghalus kulit wajah; 2 mancak kau ~ prb: teruslah
berjoget (lih. igal); seruan untuk menyemangati pemain (lih.
mancak)
kadallai =: (1) tumbuhan palawija bangsa kacang-kacangan, daunnya agak
lebar dan berbulu halus, yang ditanam di sawah; (2) berbuah kecil
berwarna kuning keputih-putihan atau hitam; biji buahnya untuk
bahan kecap, tahu, taoco, tempe dll.
kadam x: 1 berdiam lama di tempat terisolir; 2 dekam handam;
menyimpan lama-lama; pendam
kadang: membuang air nasi dari periuk, supaya cepat matang
kadar: lailatul ~: 1 malam kemuliaan; malam turunnya Al-Qur’an di
bulan Ramadan; 2 mu’jizat di bulan Ramadan berupa benda aneh
yang menakutkan, namun diapa berani menangkap atau
mengambilnya akan menjadi harta karun yang merupakan rezeki
nomplok
kadayau: 1 biawak; beriang; jawang; jiawang; Varanus dumerili; 2 ~
lasang prb: biawak hitam; (2) sebutan untuk anak yang bengal dan
hitam
kadidia: kepadanya
kading: burung ~: jenis ikan sungai (kecil) tahan di segala air (keruh),
sehingga banyak dipelihara orang di rumah sebagai hiasan
(akuarium) dalam toples
kadira #: 1 kursi (*ptg, bgs); seliri; 2 sandal
kadulangan: hidangan yang selalu tersedia dalam suatu tempat khusus;
penampan
kadusa: hanya; sekadar apa adanya
106
kadut #: 1 bungkusan; kekandi; buntel; pembungkus yang sudah jadi;
pundi-pundi yang terbuat dari lembaran ataupun kain; 2 (1) ~
kaca: kantong plastik bungkus gula/tepung; (2) ~ sulipi: sarung
bantal
kail (^): 1 pancing; 2 (1) ujanan ~: tiang (stick) pancing; joran (lih.
juanan); (2) batu ~: pemberat tali pancing (biasanya dibuat dari
timah); 3 ~ ~ an: angina; radang tenggorokan ringan (amandel);
tongsel; 4 lakattan ~: salah satu jenis ketan yang usia tanamnya
paling lama sampai 7 bulan dan rasanya paling enak
kain =: 1 (1) ~ talli: jenis kain brokat tempo dulu; (2) ~ tappung: belacu;
kain mori mentah berwarna kekuning-kuningan, belum diputihkan;
marikan; 2 cammar ~: haid (lih. datang)
kair: arik; kabir; kais ke arah orang yang mengais; rengkuh
kais #:
kait: 1 (1) gantol; (2) melaih dengan tongkat berkait; 2 ~ ~: (1) alat
pengait; (2) ~ kulambu: alat penahan pada pintu kelambu ranjang;
(3) jolok; (4) ~ ~: tumbuhan kayu merambat tiap ruasnya tumbuh
pengait untuk cantolan merambat
kajabat: tumbuhan semak, buahnya sebesar buah kacang hijau
kajaggan: arip; bangun kesiangan; kerinan; tidur kesiangan (akibat kurang
tidur)
kajajanga: kue kesing berbungkus gula rebusan
kajang =: 1 atap perahu dll. terbuat dari jahitan daun nipah; kapa-kapa; 2
~ sibugai: jenis kajang dengan cara penjahitan tersendiri (atap
untuk perahu besar, kompet, lambu, sappit dll.) terbuat dari daun
nipah muda (lih. pucuk)
kajanna: (1) belangah; benggang; bengong; domblong; jelengar; kesima;
lena; longo; longong; pegan; pangah; terangah; ternganga;
tertegun; tungkap; (2) ta ~: gragap; memandang dengan
terperanjat; terangah; terdiam seketika, terkelu, terkelu,
terperangah; tertegun
kajjam: (1) merem; pejam; picing tutup mata; (2) ~ kurrup: mata redup,
merem melek
kajjar: 1 (1) malaria; sakit panas dingin; panestes; penyakit yang
dijangkitkan oleh nyamuk Anopheles; (2) konon obat tradisonal
malaria adalah rimpang tumbuhan lempuyang, biji langsat, atau
daun “tarum” (lih. patau); 2 (1) ~ ~; gemetar karena takut; (2) ba ~
tullang: brigidig; gecar; gecer; menggigil karena takt yang sangat
kajji (haji) =: 1 (1) haji; (2) tuan ~ (tuanajji): pak haji; (3) inda tuan: bu
haji (lih. tuan); 2 (1) bulan Zulhijjah; (2) bulan kedua belas hijriah;
107
(3) menurut perhitungan Berau bulan ini paling baik untuk
melangsungkan pernikahan
kajjung: 1 bangka; bangkar; jegang; kaku; kanjur; keras; kicang; wagu; 2
(1) padi ~: gabah bukan ketan; (2) barras ~: beras biasa (bukan
ketan); 3 ka ~ an: (1) kekerasan, terasa keras (benda, makanan dll.
yang seharusnya lembek); (2) amor berahi; birahi (pada laki-laki)
(lih. gatal); dukana; semara
kajjut =: ma ~: mendadak
kajummut: merapatkan selimut atau pakaian dan mengecilkan tubuh,
karena takut atau perasaan dingin
kaka: abang; kakak; saudara tua
kakaban x: atol di perairan lepas pantai Berau di Kecamatan Maratua,
dipulau ini terdapat danau yang hidup ubur-ubur yang satu-satunya
di dunia (berenang terbalik) di samping banyak ubur-ubur lainnya
kakak x: ba ~: suara ayam betina yang sedang akan bertelur, sebelum
masuk kandang untuk bertelur (lih. kangkutik)
kakamban =: kain yang disimpulkan di dada (wanita) akan dan habis
(selesai) mandi; kemban
kakapan: bisul kecil-kecil yang sangat pedih dan secara medis obatnya
cukup mahal, kalau menggunakan obat alternatif ternyata sangat
sederhana dan cepat sembuh, yaitu semburan mamahan daun
“singkil merah, susu kunyit dan ujung beras, serta mantra-mantra”
pada bagian yang ditumbuhi penyakit tsb.
kakatua =: 1 burung betet berwarna putih atau hitam; 2 semacam tang
untuk pencabut paku (lih. unggum)
kakau =: koko; pohon dan buah cokelat
kakawang: Depterocarpaceae; pohon kayu yang buahnya menghasilkan
minyak; kawang; tengkawang
kaki =: ~ lima: beranda; teras (depan) rumah yang beratap dan berpagar
(lih. kandang)
kakkai: gali; keduk; sungkal
kakkal =: (1) ulet; (2) ~ li: diupayakan terus-menerus hingga didapat
kakkas x: 1 benah merapikan dan menyimpan dengan baik dan rapi,
segeh; 2 membersihkan sisa-sisa bakaran kayu di huma (lih. uma)
kakkat x: air timpas; kantang; mengering (air, rebusan, air sungai/laut
karena surut)
kakus (^): jamban; pakiwan; WC (water closet) (lih. lanting)
kala =: 1 kalajengking; ketonggeng; ketungging; 2 ~ ~ x: jenis pohon dan
buah (kebun buah), berbuah pada musim buah, buahnya berwarna
pink; (2) memakannya diolah dulu dengan disiram air mendidih
108
ditiriskan dan diberi sedikit garam; (3) konon sambil meratakan
garam pada seluruh buah yang lagi diolah tersebut, diiringi ucapan
“buang gatal, mayi lammau”
kala alam”: juz ke-16 dari kitab suci Al-Qur’an
kalabat: dayung bermata dua (lih. killian)
kalacci : ~ kan: diusahakan sedapatnya untuk diberi jatah, walau hanya
sedikitpun
kaladi =: 1 seratak; talas; tumbuhan berumbi1; (1) ~ kantang: keladi
berbonggol tunggal dan isinya berserat halus; (2) ~ rakit: keladi
yang berbonggol banyak; 2 jamban ~: sulur keladi (keladi
bersulur banyak) untuk disayur (lih. jamban); 3 ~ kararimpun:
(sampiran pantun) siapa belakangan terakhir berhenti
menyelesaikan makannya ia yang merapikan piring (peralatan)
makan tsb. (lih. kararimpun)
kalai x: 1 kelay (nama cabang Sungai Berau sebelah kiri); 2 salah satu
kecamatan di Kabupaten Berau
kalain: ma ~ kan: aneh dari yang biasa; berkelakuan lain; lain dari yang
lain
kalak =: 1 sungsang; terbalik; 2 (1) terbengkang ke atas; 2 jungkang ~:
jerongkang; tunggang langgang (lih. jungkang)
kalakari: plastik
kalakkar: minta secara terus menerus agar segera diberi
kalalabban: cupai; kelupaan; terabaikan; terlupakan tidak sengaja
kalalakau: bekas sarang laba-laba di rumah yang sudah menghitam dan
tidak terpakai lagi; sawang
kalalawar =: kampret; kelambit
kalal malau” (mala’u*): juz ke 9 dari kitab suci Al-Qur’an
kalam (^): 1 pena; polpen; 2 pendiam; bergerak lamban dan hati-hati
kalamanting: Acillis; bagian kaki antara tumit dan betis; belakang mata
kaki; ketimaha; keting; ketingurat; tendom
kalamayi x: (1) kelemarin; kemarin; kepetang; (2) ~ dullu: hari sebelum
kemarin; kemarin dulu; salumbari
kalampuri: cencaluk; udang sangat kecil (udang ribbon) yang sudah
dikeringkan (dari udang bahan terasi)
kalamun =: melamun; tercenung
kalang =: 1 bantalan; galang; kayu penyangga diletakkan melintang; 2 ~
manisan: terasa agak manis; 3 ~ kabut: sibuk sekali dikejar-kejar
waktu penyelesaian tugas
kalangkang* x: sajen; semahan; sesajen; sesaji; menggunakan alas dari
bambu (barrang) dianyam, diberi tali gantungan diisi ketan dll.,
109
digantung di atas bubungan, di pohon kayu dan ada yang
dicelupkan ke air (memberi sesajen untuk yang di darat, di laut dan
di angkasa)
kalantit vulg =: 1 bagian yang menonjol di mulut vagina bagian atas; itil;
klitoris; puting; 2 antik-antik mandau malantik tangkaruak
bajalan malam: sampiran sebuah pantun tentang klitoris
kalapa a” (qalapaha*): juz ke 27 dari kitab suci Al-Qur’an
kalapak x: 1 (1) telapak; (2) (a) ~ tangan: tempap; telempap; (b)~ battis:
kadam; (3) puti ~ battis prb: lari terbirit-birit karena takut; 2 ~
tiung: pohon dan buah kayu (buahnya sebesar kelereng isinya
seperti isi kelapa dan dapat dimakan)
kalapiyai: 1 jelutung, getah jelutung, 2 pandam; sebangsa karet untuk
melengketkan parang (pisau dll.) pada hulunya
kalar (^): kerah; krah; leher baju
kalara =: 1 anak ikan sembilang; 2 Belandar, tempat benda berat
digelindingkan (perahu, sappit, kayu log dll.)
kalasa x: kasadah; kasah; lampit; tikar bilah rotan;
kalat: tarik ~: adu tarik tambang
kalatak: suara menggelatakkan benda keras menyentuh benda keras
lainnya
kalau x: ~ ~: terang bulan yang disaput awan, sehingga tidak terang benar;
sinar bulan terhalang banyak awan
kalawar: 1 kampret; kelelawar; lawah; 2 cap ~: (1) tanda silang pada
bagian tubuh tertentu (dahi, perut, dll.) menggunakan kapur sirih;
(2) sebagai salah satu cara pengobatan dan penangkal gangguan
roh jahat
kalayangan: 1 layang-layang; wau; (1) jenis permainan tua, diperkirakan
mainan ini sejak tiga ribu tahun lalu; (2) terdapat lukisan layanglayang di dalam gua di kabupaten Muna – Buton yang konon
berusia 3000 tahun; (3) permainan ini ada di Cina sejak dua ribu
lima ratus tahun lalu; 2 (1) wau; layang-layang kertas; (2) dahulu
di Berau layang-layang ini dimainkan dan diadu (lih. gual) di
tepian Tanjung Redeb, menjulur ke luasan Sungai Segah arah
Gunung Tabur; (3) layang-layang yang kalah (putus talinya) akan
jatuh melayang ke tengah sungai; (4) di tengah sungai ini telah ada
puluhan perahu kecil menunggu untuk memperebutkannya (lih.
jatu); (5) ini tontonan tempo dulu yang paling mengasyikkan dan
menegangkan, ada puluhan pemain yang memainkannya tiap
rembang senja
kalayi: bengkelai; cekak; kelahi
110
kaliamang: (*bjw) kepiting kelapa; kepiting kenari
kalibarau: cengkerawak; cucak rowo; barau-barau; burau-burau (burung
berkicau); sebarau
kalibung: 1 (1) bungkus melengkung horizontal; (2) kain pelekat yang
sudah dijahit; 2 ~ tattak: beberapa orang duduk dengan posisi
melingkar (keliling) (lih. tungur)
kaligar: suara gelegar kecil akibat benda tersentuh-sentuh pada dinding
kalikir: guli; gundu; kelereng; kelici; keneker
kalilir: ~ an: hidup luntang-lantung tak menentu; tuna wisma
kalimanau: perdu hutan dengan buahnya dapat dimakan mirip kelengkeng
kalimbuai x: jalan mondar-mandir tak menentu
kalimbuar: gerakan besar di air (seperti gerakan ikan besar, buaya dll.)
kalimpannan (^): kelilipan; mata kemasukan benda asing
kalimpasan: 1 terlampaui (kedahuluan) dalam lomba kecepatan; 2
didahului menikah oleh yang lebih muda/adik
kalimpatan: terlupakan akibat tak kelihatan
kalimpupput: 1 buah atau lainnya yang masih terlalu kecil; 2 kecil sekali
kalingking =: 1 jari terkecil; 2 (1) simbol “semut” dalam suten (lih.
umpinsut); (2) semut dalam simbol tersebut mengalahkan gajah
(yang disimbolkan ibu jari), gajah mengalahkan orang (manusia
yang disimbolkan jari telunjuk) dan manusia dapat mengalahkan
semut
kalintang: 1 belintang; kelentung; melintang; 2 bakupia ma ~: konon
memakai kopiah seperti ini sebagai pertanda baru saja kalah di
meja judi
kalintuang: kuma ~ an: malang melintang tak karuan
kalintung: bel pancing terbuat dari kaleng dan diberi besi, agar bila
pancing dimakan ikan “kalintungnya” bunyi (lih. rawai)
kalinung: (1) bunyi gong; suara gamelan; (2) bunyi bel pada pancing (lih.
kalintung)
kalisi =: klise; negative film
kalitak: katek; ketek; ketiak
kalitau: ta ~: malang melintang akibat terpaan arus air (kalau di air)
kalitik x: geblik; geletik; geliling; gelitik; geliting; giri; kitik; mengilikngilik; sentuhan (sengaja) yang membuat rasa geli
kalituk: alat komunikasi berupa kayu yang diberi lubang (lih. rabbuk)
digantung dan dipukul sisinya, hingga mengeluarkan suara
nyaring, banyak dipergunakan di surau-surau (lih. mandarsa)
sebagai panggilan untuk berkumpul dan tanda masuk waktu salat
(lih. sambayyang); kentongan; kerantung; tong-tong
111
kalla +: berada di terik matahari tanpa pelindung
kallang* x: (1) garis pada telapak tangan melintang dari samping ke
samping; (2) konon kalau dipakai memukul/menampar terasa
sangat sakit pada orang yang kena pukulannya
kallap: 1 mengangut; tertidur sejenak (lih. janjan); 2 ~ ~ an: hampir tidak
nampak, karena objek terlalu jauh; lamat-lamat
kallas x: mengering; kosang
kalli (^): (1) Clariusmelanoderma; ikan lele; (2) indu ~: belut; lindung;
sidat
kalling =: (1) seng; (2) lalai ~: piring seng; 2 warga Berau yang berasal
dari india selatan; tamil
kallip: 1 mata uang tempo dulu terbuat dari tembaga senilai 5 sen; 2 klip;
(a) penjepit kertas; (b) penutup minyak dan udara dalam mekanik
mesin
kallit =: 1 cara menghindar dan mendribel bola (bola sepak); 2 (1) kecoh;
tokoh; (2) cara menghindar dari urusan
kalluk: (1) melengkungkan; (2) berbaring dengan badan melengkung atau
tergulung (ular, kucing, anjing dll.)
kallum: 1 perahu mesin (tempel) balap; 2 bakiak; cakiak; gamparan;
kelompen; teklek; sandal kayu; tengkelek; terompah
kaluang (^): 1 kalong; jenis kelelawar besar; kelambit; paniki; peniki; 2
(1) sebutan lain dari layang-layang; (2) ba ~: (a) banyak kalong
pada musim buah: (b) sedang main layang-layang
kalubbung: agak menggulung pada benda lebar dan tipis
kalui (^): ikan gurami
kalujut: membungkus badan rapat-rapat dai ujung kaki sampai ke leher
ataupun sampai ke kepala
kalukkut: melipat rapat-rapat tangan dan kaki ke dada
kalukkung: 1 berbaring atau duduk dengan posisi menggulung, lutut
dengan posisi mendekati data dan kadang-kadang tangan
memegang lutut; 2 ~ radin: lauk makan terbuat dari parutan
kelapa yang dimakan dengan cara tertentu
kalullut: ikal; keriting
kalumbun: 1 gelimun; kelumun; kemul; selimut; selubung; 2 cuplukan;
ermut; kelumun; markisa mambusa; rembusa; tumbuhan (rumput)
merambat yang buahnya manis dan daun mudanya (pucuknya)
dapat disayur
kalung x: 1 membawa (mengambil, membelikan) untuk diri sendiri juga
membawa (mengambilkan, turut membelikan) untuk teman; 2 ~ ~:
aguk; badung (hiasan emas berbentuk segitiga bertatah); dokoh;
112
emas muda (emas dengan campuran logam seperti perak) hiasan
dada pada pakaian (pakaian kebesaran putri bangsawan ataupun
raja) ampik salayang, hiasan ini berbentuk segi tiga terbalik
(alasnya ke atas), bertatah dan berukir, di tengahnya diletakkan
batu mulia (lih. buntat) agak besar; lemana suasa; pendiang; 3 ruti
~: karaketing; logam yang berbentuk gelang, digenggam untuk
pemukul (lih. ruti); 4 (1) ta ~: (a) terlibat; (b) dapat menyaksikan;
(2) ta ~ ~: terbawa-bawa/terlibatkan dalam suatu masalah
kalupis: mogosari; pais (panganan terbuat dari tepung beras dicampur
cacahan pisang atau terbuat dari parutan singkong, kemudian
dibungkus daun pisang dan dikyukus)
kaluppan: lupa; terlupakan
kama x: (1) kasur (khusus) tinggi buatannya (seperti spring bed sekarang)
untuk ditempatkan di depan ranjang; (2) kasur untuk tempat
pengantin bersanding, juga di depan ranjang pengantin
kamalamman: seharian (dari pagi sampai malam); sepanjang hari
kamanakan =: anak dari saudara ataupun sepupu; keponakan
kamarangga: 1 geramang; kelangrang; kerangga; keranggan; kerengga;
Oecophyilla smaragdina; semut besar (merah warna); semut
pohon; 2 ~ uttan: laba-laba berbisa; tarantula
kamarunggi: 1 pohon hutan, buahnya seperti kelereng dan berwarna
putih; 2 kemlandingan; laba-laba besar
kamat =: iqamah; seruan tanda salat akan segera dimulai (dilaksanakan)
kamayi: 1 mari ke sini; 2 ~ kawu dullu prb: (1) kemari sebentar; (2)
ambillah ini buatmu
kambal: cambul; sebangsa tempat sirih yang besar dan bulat pipih
kambalattik: jenis serangga mainan anak-anak (untuk terbang dengan
cara melentikkan diri terlebih dahulu, hingga terpelanting dan terus
terbang)
kambang =: 1 mekar; merekah; pektik; 2 baju ~: baju rok; gaun; 3 (1) ~
guyang: hiasan sanggul berbentuk bunga dengan tangkai berupa
pegas dari logam; gegetar; (2) ~ lampu: bunga sepatu; kembang
raja; wora-wari; (3) ~ samangkuk: biji buah hutan, bila direndam
akan mekar (seperti agar-agar) sepenuh mangkok, konon dapat
menjadi penurun panas dalam; 4 ma ~ pasang: air mulai pasang
naik; 5 ~ pallu: biang keringat; 6 (1) ~ liyir prb: (a) leher mekar;
(b) luik; terasa hendak muntah, karena melihat sesuatu yang
nampak menjijikkan; (2) ~ kimput idung prb: hidung mekar dan
tergerak-gerak karena pengaruh perasaan hati senang atau kaget
113
kambayau: buah hutan (lebih kecil dari buah pinang) yang isinya buahnya
berwarna kuning dan dapat dimakan, dengan terlebih dahulu
direbus. Biji dalamnya dapat disayur, dengan cara terlebih dahulu
direndam dalam air agar tunas dalam biji buah tersebut mekar
kambing =: 1 (1) sering dijadikan nazar untuk keperluan sesuatu dengan
memotong kambing (lih. jikkir); (2) juga bila untuk “mamallas
banua” (lih. cirak); 2 ~ rabuk: kambing angora; kambing jantan
berbadan besar, dengan tanduk bagus, berbulu panjang dan
berjanggut lebat; 3 pallir ~: (1) buah zakar kambing; (2) tumbuhan
merambat ditepi kali, buahnya seperti bentuk buah zakar kambing,
tangkai bijinya dapat dimakan mentah, buahnya konon dapat
dibuat manisan
kambit: jahitan kasar untuk merapatkan
kambualan: terasa bosan (neg), karena kekenyangan (memakan terlalu
banyak)
kambuasan: 1 (1) kebah; selesai serangan harian malaria; (2) biasanya
berkeringat banyak dan nampak sembuh sementara; 2 ba ~:
terpuaskan sekali
kamburukan: kemungkus; sisa telur yang tidak ikut menetas (menjadi
busuk); tembelang
kami =: 1 saya (ucapan percakan pada orang yang “dipakami”); 2 pa ~:
tingkatan keempat dalam percakapan tata kerama bahasa Berau
(lih. patik)
kamija x: rok dalam
kamir x: adonan merata; bagus dan mengembang dengan baik (kue dll.);
kalis
kamiri x: 1 nama kue kering Berau terbuat dari kanji, gula dan tai lala; 2
minyak rambut cair botolan buatan pabrik; minyak rambut untuk
wanita (lih. jambul)
kamma: (1) kelompok sendiri; (2) sa ~ ~: sekeluarga saja
kammas: rapi tidak terlalu berongga (tentang bungkusan, berkas, ikatan
dll.)
kammi: (1) buang air kecil; (2) air seni (urine)
kammis: (1) hari ke lima, hamis, khamis; (2) hari suntari jalan keliling
kampung manyuntarri (lih. suntarri)
kampang: (1) haram jadah; (2) anak ~: anak lahir di luar nikah; anak
yang tidak punya ayah yang jelas
kampar: 1 kayu kering ranting hutan yang dihanyutkan banjir (cocok
untuk kayu api); kapar; 2 ~ ~ prb: kue teman hidangan minuman;
tambul; 3 nama kabupaten (diperkirakan orang Berau berasal dari
114
daerah ini) di propinsi Riau yang bahasa dan budaya Melayunya
mirip Berau (detro Melayu)
kampil: 1 bejana kuningan tempat sirih pinang; 2 kampit; pundi-pundi dari
anyaman daun pandan
kampu: bejana kuningan bertutup, rendah dan bulat bentuknya dan
bertutup
kampung =: 1 (1) desa; dusun; karnyah; kernyat; pemukiman penduduk;
(2) ~ baru: kampung pindahan dari area mangkajuang; 2 pallas ~:
melaksanakan seseji untuk keselamatan kampung dan konon ini
mengorbankan kambing yang kepalanya ditanam (kubur) di
kampung dan badannya dimasak untuk selamatan (tolak bala); 3
petak kebun buah-buahan tradisional (lih. birang)
kamuddian =: ari ~: di akhirat; yaumuddin; yaumul akhir; yaumul azza;
yaumul jamak; yaumul mahsyar
kamudi =: 1 (1) ~ pilai: kemudi yang digantungkan disebelah kanan
perahu (lih. pilai); (2) ~ sungkilang: kemudi pada perahu yang
memiliki standar dan bertangkai pengendali; 2 putar ~: (1)
memutar kemudi; (2) tumbuhan rumput seperti bayam
kamudung: bakal tumbuhan; dungkul; lembaga; tukul; tunas yang baru
tumbuh; tunas berbentuk kuncup (seperti tunas janur dll.)
kamummu x: ketombe; sindap
kamun: lobster; udang karang
kanapa x: tidak usah (lih. singgan)
kancang =: 1 sering; 2 berkeras
kancing x: 1 kunci (mengunci); 2 alat untuk mengeratkan penutup; 3 alat
untuk menautkan baju, buah baju dll.; 5 ~ kuda: obat hisap untuk
melonggarkan pernafasan; stadler
kancung: ember dari potongan bambu; tempat air dari bambu
kandak vulg: 1 (1) fornifikasi; gendak; hubungan badan di luar nikah;
mesum; zina; (2) gundik; selingkuhan; 2 ~ ati: meminta sesuatu
pada seseorang agar dibelikan atau di beri
kandal: tebal dan enak (bentul; sengkong; ubi rambat; labu dll.)
kandang =: 1 (1) mengurung: (2) ~ ngan: kempung; kerumbu; tempat
menampung tangkapan ikan hidup dari bambu yang direndam
dalam air agar ikan dapat terus segar dan hidup; (3) ba ~: anak
andaman; memingit anak gadis pada suatu tempat selama beberapa
waktu (biasanya satu bulan) untuk dirawat agar nampak cantik,
karena persiapan pernikahan; (4) ta ~: (a) terkurung; (b) tergenang
(air) dan tak turun-turun; 2 ~ rasi: (*bjr) pagar (hiasan) kaki lima;
3 ~ muntik: hangar kereta api (dahulu) batu bara di Teluk Bayur
115
kandat: 1 jebakan mengikat (tali, biasanya pada leher); 2 untung besar
dari suatu usaha
kandi #: buyung berleher panjang; geleta; karaf
kandia: (1) kudian; nanti; tunggu dulu; (2) kemudian saja; tunggu
kandidia: khusus buat dia; untuknya
kandikawu: untukmu
kandis =: 1 Garoinia atronileta; 2 ~ karring: (1) kandis yang sudah
dikeringkan dengan terlebih dahulu diiris-iris tipis dan dijemur; (2)
kuku mati atau kena penyakit sehingga rusak (kiasan) nampak
seperti buah kandis yang telah dikeringkan
kandung =: gambol; kandut; membawa barang dibalik kain; membawa
sesuatu di dalam kain (baju, sarung) yang dipakai di depan perut;
menyimpan dalam buntalan (lih. ampik) yang melekat pada badan;
kandut; gembol
kandur =: 1 molor; tidak kencang/tegang; 2 kandul; lipatan pada ujung
bawah jala; kantong jala (tempat ikan, udang dll. terperangkap)
kandut #: buntalan yang terikat bagian atasnya
kanini =: 1 kina; kinine; tablet obat malaria; 2 konon obat ini secara tidak
sengaja menyembuhkan orang indian tua yang kena sakit malaria
tatkala minum air sungai yang di hulunya tumbang pohon kina
tersebut (ceritanya masih panjang baru obat ini sampai ke kita)
kangkang =: 1 kaki terbuka lebar saat berdiri; 2 duang ~: berlari
ketakutan sampai terjatuh-jatuh; 3 ~ laut: (1) sejenis anjing laut
yang biasa membongkar kuburan di seputar pantai atau pulaupulau kecil; (2) konon ini bukan anjing laut biasa tapi termasuk
hantu laut yang menyerupai anjing laut
kangkaput: burung hutan (sering berbunyi saat musim buah)
kangkuak: (1) berkokoh; kokok (ayam); keluruk; (2) konon kalau ayam
betina berkokok, dipercaya sebagai tanda- tanda akan ada orang
yang menjadi janda muda, karena suaminya berpulang
kangkung =: 1 tanaman rawa untuk sayur; 2 busak ~: (1) bunga tanaman
kangkung); (2) salah satu motif ukiran khas Berau; 3 linggang ~
prb: ngeloyor pergi tanpa ada rasa beban
kangkutik: ketuk; kutik (ayam betina berkutik saat akan dan sesudah
bertelur)
kanji =: 1 tepung pati parutan singkong, dapat dibuat penganan; 2 ma~:
merebus sedikit kanji dengan air agak banyak, guna mencelupkan
kain (dulu hanya ada kain jenis katun) yang nantinya akan
disetrika, supaya licin dan rapi (lih. lapai)
116
kanna =: cada ta ~: (1) tidak mengenai; (2) langkah dan perbuatan yang
menyalahi norma adat yang berlaku
kannal =: ingat; hafal; memperhatikan sampai kapan pun; mengerti dan
menghayati
kannan x: bengong; longo; pandangan kosong
kanning =: dahi; jidat; muka bagian atas
kannup =: tombol
kannya: malakan; suku bangsa Indonesia yang berasal dari pedalaman
Bulungan dan sekarang sebagian kecil di antaranya mendiami
pesisir tepian pedalaman Berau;
kannyang =: limatak ~: (1) pacet sehabis menghisap darah sampai
kenyang; (2) jenis ukiran khas Berau, biasanya pada haluan dan
buritan perahu (lih. jungkung) khas Berau (lih. babanir)
kantil x: benang tenun
kantungan =: saku baju/celana
kantut =: 1 ~ ~: kesimbukan; simbuhan; tumbuhan melilit daunnya berbau
busuk; Tylohora asthmatica; 2 baru ba ~ prb: (1) baru habis
kentut; (2) mulai berfermentasi (tentang tapai); masih terasa
hambar; (3) baru pemula
kanyawa: 1 mandiri; 2 ba~: menyendiri; sendiri; swa
kapa: “ya ~”; barangkali (jawaban untuk pertanyaan sesuatu yang kita
belum pasti jawabannya)
kapada x: fadilat keterangan, penjelasan tertulis (tentang faedah,
kegunaan, manfaat)
kapai x: 1 sayap; 2 (1) jenis pandan (besar dan memiliki batang) ditepi
sungai; (2) pangkal pucuknya dapat disayur kareh; 3 ikan sungai
(panjang dan pipih)
kapak =: (1) epak; menggerakkan kedua sayap ketika terbang; (2) ~ ~:
gelepar; kejang-kejang; kelajat; kelupur; 2 ~ manyallam baliung
prb: tak ada yang bisa diharap semuanya sirna
kapala =: 1 (1) ~ abut: ketua/orang yang dituakan untuk memimpin
kenduri; (2) ~ parawu: (a) pimpinan (komandan) di perahu
(kapal dll.); (b) kayu yang menjadi haluan perahu; (3) ~ kudi: (a)
sampel barang; (b) orang yang menggerakkan dan memimpin
keributan; 3 (1) ~ bassai: (a) pegangan dayung paling atas dan
menyilang seperti bentuk T; (b) konon salah satu pantangan (lih.
gali) di Berau yaitu posisi rumah atau perwatasan antar kerabat
atau saudara berbentuk T; (2) ~ lading; hulu pisau; 4 ~ padang:
orang yang memimpin pelaksanaan kegiatan perladangan; 5
putung ~: ikan kering campuran (kecil-kecil dan kepalanya sudah
117
dibuang; 6 ~ mija: terasi (bumbu utama) (lih. umbaring); 7 ~
bangsawan: protokol kerajaan di tengah masyarakat (banua); 8 ~
tana: lahan bagian belakang atau atas sekali; 9 ~ butu vulg: glans;
glubus; palat; 10 baganggam ~ prb: ada di antara orang atau
keluarga yang berangasan sehingga membuat orang terus merasa
takut kena marah
kapalang: ~ ka pulang: masa begitu adanya?
kapalipitan: kepepet
kapan x ksr: 1 “alangkah kalau begitu”; 2 gerangan; seandainya semoga
terjadi
kapang: 1 ~ ~: lari pontang-panting, karena ketakutan; 2 pohon ketapang
(lih. talisai)
kaparais: melulu; sekalian; sekiatah; seluruhnya; kesemuanya
kapas =: 1 katun; 2 bigi ~: konon dapat jadi azimat supaya “pajjat”
menjauh (lih. pajjat)
kapi x: berdu; bordo; dinding perahu atau kapal dan sejenisnya
kapialu (^): (1) jangar; nganelu, sakit kepala berat (demam), karena habis
terkena sengatan matahari; (2) orang yang terserang “kapialu” ini,
setelah terkena terik matahari sepanjang hari lantar mandi
berlama-lama; (3) mengatasi serangan “kapialu” di antaranya
dapat dengan membasahi (lih. caracap) kepala dengan santan
kelapa dicampur daun belimbing (lih. tunjuk) yang sudah diremasremas
kapirammisan: kesambet; sakit dsb. karena gangguan makhluk halus
(hantu, penunggu dll.); sambet
kapit x: jepit, benda penjepitnya panjang
kap-kap: ~ udang, udang ditangkap lappas, mendengar suara urang barari
kuma rapas: bait syair untuk dolanan anak bayi yang baru belajar
menggerakkan jari-jemarinya
kappak: pekak (tuli sekali); tekek
kappal =: 1 galiung; (1) ~ uddara: (2) pewawat terbang; (3) ada dua
pesawat terbang (tempur) sekutu pernah jatuh di Maratua dan di
Gunung Labuk, setelah tertembak dari darat di Tanjung Redeb; (4)
peristiwa tersebut terjadi sebelum bombardir besar-besaran sekutu
12 juli 1945 selama 5 jam, dan konon sebagai bagian dari
penyebab bombardir tersebut; 2 (1) genggaman; kepalan (tangan);
(2) satuan hitung untuk (segumpal) terasi (waktu lampau) yang
dijajakan di pasar atau warung; bingkah
kappan =: kain putih pembungkus mayat sebelum dikebumikan
118
kappar +: 1 berkibar; gelabar; gelepar; geletar; lari kencang terburu-buru;
2 bendera kain panjang ke bawah; umbul-umbul; umbur-umbur
kappas #: apuh; atus; habis keluar airnya karena diperas; segat; sejat; tidak
berair (habis diperah) lagi (cucian, tebu yang tidak berair dll.)
kapping: 1 (1) pipih karena isinya kosong (pada buah atau perut karena
kurus); kempeng; (2) kimpus; pipih kurang berisi (pada bokong)
(lih. mukung); tepos; 2 lawang sa ~: lawang seketeng; pintu
gerbang
kappis: gempes; gembos; kempes; kempis
kappit: 1 jepit; (2) kempit; membawa dengan menjepit di bawah ketiak
kappu: penyok ke dalam
kappuk: 1 damik; lepek; menepuk perlahan-lahan; memukul-mukul pantat
perlahan atau paha dengan telapak tangan dilengkungkan; tepuk; 2
dami puki di ~ prb: diam tak mau berbuat sesuatu; diam tak
berkutik
kapuan: melakukan sesuatu tidak peda tempat(galip)nya, padahal ada
yang lebih pantas dan lebih baik
kapuk: randu; kayu atau pohon kapuk
kapulaga =: pelaga (lih. issi)
kapunan: (1) apes; londong; naas; yang menyebabkan bencana;
mencelakakan; (2) kecelakaan karena meninggalkan makanan atau
yang diinginkan dan tidak menyantap atau menyentuhnya terlebih
dahulu
kapur =: 1 sadah; sedah; kapur sirih; 2 pa ~ an: (1) tempat kapur (lih.
cappu), konon dapat digunakan untuk menghilangkan bincul
(benjol akibat kepentok) dengan menekankan bagian bawahnya
pada bincul tsb.; (2) si ~ an: nama orang dalam cerita rakyat (lih.
susuran); 3 jenis kayu hutan yang baik untuk perkakas dalam
rumah (termasuk lemari, kursi dll.); 4 ~ barus:karas; kekaras;
kamfer; 5 dami kunyit dan ~ prb: cespleng; manjur sekali
kapurattik: jenis pakis dirawa-rawa (daun mudanya dapat dilalap ataupun
di useng-useng Lih.tumis)
kaput: 1 lubangnya menyempit dan tertutup; 2 ~ bawwan: luka atau
koreng yang nampak di luar sudah sembuh, tapi dalamnya masih
bernanah (belum sembuh)
karabang (^): cangkang kulit telur
karabbau =: 1 hewan sebangsa sapi berbadan bulat besar dan bertanduk
panjang; kebo; mahesa; 2 jampulaan ~: (1) kenohong; kusta;
lepra; taiko; (2) penyakit ini disebabkan oleh bakteri lepra yang
bermula berkembang di afrika tengah dan india; (3) penyakit ini
119
penyakit menular, tapi 95 % manusia kebal terhadap lepra tsb., 3
% dapat sembuh sendiri, dan 2 % dapat sembuh dengan diobati
antara 6 sampai 18 bulan; (4) untuk yang telah terserang sampai
luka-luka cara pengobatannya konon lukanya direndam dalam air
selama 30 menit, dibasuh dengan sabun dan digosok dengan katu
apung kapalannya, kemudian diolesi minyak makan (lih. dadda)
tentu disertai dengan makan obat lepra yang tersedia di puskesmas
secara rutin; (5) banyak orang yang takut berhubungan dengan
komunitas penyakit kusta, takut kejangkitan (leprafobia), walau
sesungguhnya penyakit ini tidak mudah menular; 3 minyak ~
jalang: minyak (lih. langnga) yang diolah secara kusus (gunaguna), konon dapat membuat orang menjadi mirip gila, liar dan tak
terkendali suka pada lawan jenis
karacau: kericau; teracak-acak tidak menentu
karadat: bungkus terlalu sempit; orang gemuk berpakaian kekecilan
karai =: dinding penyekat dari kain dan bertiang dan dapat dipindahpindahkan
karajja =: ~ kan: 1 binasakan (tampar, pukul, tendang dll.); hajar; kanjar;
2 ma ~ kan: memberi hukuman dengan cara memukul; memukul
dengan maksud membuat jera
karakap =: tumbuhan rendah kecil menjalar
karakka: 1 (1) memaksa untuk mendapatkan; kirau; (2) ma ~: memaksa
untuk membelah dan mengambil isinya; 2 ~ an: buah muda yang
buahnya masih bisa dimakan; tengkaluk
karakkup: ikan air tawar (lih. palau)
karam =: 1 atap atau rumah yang bocor seluruhnya, sehingga kalau hujan
akan basah semua; basah kuyup; 2 perahu kemasukan air dan
tenggelam; kelebu
karama: 1 kepiting kecil ditepi sungai (lih. rawa-rawa) air tawar atau
rawa-rawa; yuyu; 2 kurap ~: kurap akibat selalu basah, misalnya
selalu berada di air, hingga timbul koreng-koreng kecil yang gatal
pada bagian yang pakaian yang basah (celana)
karamangga: 1 kerangga; keranggan; Oecophyilla smaragdina; rangrang;
2 ~ uttan: laba-laba berbisa
karamat +: (1) makam-makam tempat ziarah (dengan nazar). Ada
beberapa makam keramat di Berau, antaranya makam marum di
Mara Bangun, makam keramat sungai sukkar (puan Si Panaik),
makam keramat di Kampung Karamat (Makam Tuan Pandai)
Kecamatan Sambaliung di hilir batu bual di “rantau” teluk
Tambiluk (lih. batu), makam sarrip Usman di bukit Gunung Tabur,
120
makam keramat di sungai bakampar, makam keramat inda Sinci
(lih. sarrip) di di kampung Rantau Panjang Kecamatan Sambaliung
dll.
karambigi: hitungan untuk satu induk ayam dengan sejumlah anaknya;
sasangkat; satu unit keluarga
karamian: 1 ketika matahari condong rendah ke barat dan sebelum
tenggelam di ufuk barat; petang; senja kala; sore; suri; 2 sambat ~:
setiap saat (lih. sambat); 3 merasa ramai; terasa ramai
karamma x: cekau; cengkam; cerkam; mencengkram; memegang keras
dengan jari; cengkeram
karamun: sa ~: banyak berkumpul tapi hanya satu keluarga dekat saja
karanda =: 1 panca raja diraja; usungan jenazah raja; 2 puan di ~: (1)
Sultan Hasanuddin (1876-1882); (2) konon seorang sultan yang
tidak langsung dimakamkan selama beberapa hari, karena saat
wafat belum ada penggantinya, sedangkan putra mahkotanya
bernama kecil si atas (sebelum diberi gelar dan belum dinobatkan)
masih kecil, sehingga perlu menunjuk pemangku sultan hingga
nantinya putra mahkota menjadi dewasa dan dapat memimpin
kerajaan; (3) konon diangkatlah Pangeran Adipati sebagai
pemangku (sultan sementara) kerajaan; (4) Pangeran Adipati ini
pernah diasingkan oleh Belanda ke Martapura (beliau sempat
berguru agama di Martapura dan menjadi orang ulama) dan pernah
pula mendapat tanda jasa tertinggi berupa medali emas dari Ratu
Welhelmina (Ratu Kerajaan Belanda) waktu itu
karandang x: bakik; kadok; kaduk; kerakap; sirih hutan
karang =: 1 ba ~: pergi ke tengah karang untuk mencari hasil laut (ikan,
kima, teripang dll.) (lih. kubang); 2 (1) jenak; (2) sa ~: sejenak;
sejurus; 3 ~ ~ an: (1) gubahan syair bercerita dan berlagu;
karangan bersajak, seni menulis (bertutur dan berlagu), syairi;
menganggit; (2) orang yang disebutkan namanya dalam karangkarangan tersebut saat dibacakan akan mendatangi si pembaca
dengan menyelipkan (tips) uang; 3 bungkang ~: (1) sebangsa
bisul besar berlubang-lubang; (2) sebangsa guna-guna
menggunakan media batu karang; (3) konon media pengobatannya
agak sulit karena perlu karang pula dan itu jauh berada di laut air
asin
karani =: dabir; juru tulis; kalerek; karkum; kelerek; klerk
karap: sisir halus peralatan tenun
121
karara: gelandar (dari batang-batang kayu berdiameter antara 25 cm)
untuk menjalankan benda berat (seperti potongan kayu log dll.)
(lih. kalara); kelarai
kararai: 1 motif anyaman melingkar; 2 (1) dimarahi (diomeli) habishabisan; (2) ma ~: memarahi (dengan kata-kata) habis-habisan
(lih. cabbing)
kararian: dapat dimengerti; dapat difahami maksudnya
karasmin: acara resmi dengan diikuti acara makan-makan
karassik #: 1 (1) gersik; masir; pasir; (2) dapat digunakan untuk
penggoreng kacang tanah ataupun kerupuk, bila tidak terdapat
minyak makan, atau ingin merasakan sensasi aroma tersendiri; 2
batu ~: gersik; gragal; kerakal; pasir kerikil
kararimpun: kaladi ~: (sampiran pantun) yang berarti, siapa terakhir dia
yang merapikan/menyimpun (lih. kaladi)
karatap +: detap; terapyak; tiruan bunyi hujan; titik-titik suara hujan
mulai
karattang: ikan laut jenis kakap (besar)
karattas =: 1 ~ gula: 1 (1) koran bekas; pesuel; (2) dulu sebelum ada
kantong plastik, koran bekas ini dijadikan kantong pembungkus
gula oleh para pedagang; 2 koran dan media lainnya jaman orba
hanya ada sekitar 289 media, sekarang sudah lebih dari 1800
media
karatun =: istana sultan, ada beberapa adab melalui keraton ini
(Sambaliung), di antaranya tidak boleh memakai
(mengembangkan) payung, tidak boleh berurai rambut, dan
diharuskan memakai peci bagi pria dewasa
karau: 1 gurem; serangga sangat kecil berwarna putih dan gatal, biasanya
mengerumuni ayam mengeram; 2 ikan laut (besar) (lih. bintu)
karawai x: bergerak-gerak kecil banyak, seperti gerak-gerak pada jari dan
tangan bayi; gerapai
karawang =: bordir; jerumat; kerancang; tekat; sujian; sulaman pada kain
dengan memberi lubang-lubang; terawang; tisik
karbul =: benda cair berwarna putih dan berbusa seperti sabun, yang
digunakan untuk mematikan kuman
karigup: suara “gub” yang banyak, akibat benturan benda keras agak
besar
karikit: rapat (lengket sekali) menggigit
karikut x: 1 (1) derak; derik; derit; kerotak; (2) geretak (suara gigi); gerut;
kereket; suara “kut”, seperti suara sentuhan gigi pada orang tengah
tidur pulas; 2 susah sekali untuk ditarik dari tempat melengketnya
122
karimbung: benturan besar di permukaan air, seperti gerakan buaya dll.
karimun: mainan anak-anak dari karet gelang yang dilempar (ambung)
sehingga menindis yang lain yang telah lebih dulu dilempar, maka
karet gelang siapa yang dapat menindis yang lain tersebut adalah
sebagai pemenang dan dapat mengambil semua karet yang telah
terlemparkan itu
karimut #: bibir atau sesuatu yang berbentuk seperti bibir, bergerak-gerak
seakan berbicara, tapi tak bersuara (lih. kimut)
karincing: 1 kerencang; kerencung; (2) kuma ~: gemerincing; 2 kacrak;
kecrek; tamborin
karinyut: bergerak-gerak kecil pada kulit atau daging; geronyot
karipak: suara gemerepak (kelepak) tiba-tiba
karis =: keris
karisik: 1 bersik; geresik; 2 kuma ~: suara gemerisik; 3 taas ~: tas plastik
tipis
karisut (^): (1) keresot; kisut; (2) jahitan hiasan pada kain yang sengaja
dibuat mengeriput
karitan: 1 (1) cucut; ikan hiu; jerung; kemejan; (2) gigi ikan ini dapat
dijadikan ujung mata damak (lih. luangan); (3) (a) sirik hiu bagian
yang paling berharga, dapat digunakan sebagai makanan mahal,
untuk meningkatkan nafsu makan dan mengurangi sakit
persendian, memperhalus kulit; (b) tulang punggungnya dirangkai
dijadikan gelang konon untuk anti “buyu” pada anak-anak; 2 ~ an:
sembelit; sulit buang air besar
karitik =: 1 (1) bunyi kayu mulai patah; (2) bunyi api memakan
bakarannya; 2 kerenteg; 3 (1) nama jenis rokok yang tembakonya
dicampur rajangan bunga cengkeh; (2) dahulu rokok ini sekadar
isapan secara iseng, rokok utama disebut rokok “putih” yaitu
rokok yang tembakaunya, hanya tembakau saja
karituk: suara gemeletuk (suara-suara bersentuhan antara kayu dan papan)
kariuk: 1 suara ayam sedang dalam suasana takut; 2 bunyi perut kosong,
akibat terlambat makan (keroncongan); geriak; geriuk
kariul: anting-anting berbentuk bulan sabit (emas tak berpermata)
karkis: karcis; kertas kecil tanda masuk; secarik kertas tanda telah
membayar untuk masuk ke suatu tempat pertunjukan; tiket
karra =: 1 cecunguk; cigak; cunguk; ketek; monyet; tekak; 2 sakit ~: sakit
bengkak di leher; susilat
karrak =: ma ~: merumu
karrang: 1 sedikit; 2 cada dapai di tuba sa ~ dua ~ prb: orang yang
harus diberi banyak
123
karrap =: 1 rapat (tengtang jajaran bilah, anyaman dll.); 2 sering
karras =: 1 (1) ba ~: bertahan tak mau menyerah/mengalah; (2) di ~ kan:
dipaksakan supaya bisa dimiliki; (3) di ~ i: mengambil dengan
kekerasan; (4) ma ~ i: memaksa supaya mendapat: 2 pi ~:
pemberian sesuatu pada dukun supaya makbul dalam upaya
pengobatannya
karrat =: 1 iris; rajang; sait; sayat; (2) racik; ramu; 2 jenis gambar
(diamond warna merah pada) kartu remi
karring =: 1 jukut ~: ikan asin; kelotok; (2) udang ~: cencaluk; ebi; 2
kandis ~ prb: (1) buah kandir yang sudah dikeringkan; (2) sebutan
untuk orang yang kuku-kuku jarinya rusak; 3 ~ ka birang prb: lagi
paceklik; 4 ~ liyir prb: dahaga; haus; mau minta air minum
karrum: argari; belenggu tangan; borgol; gari; kecrek
karrup: Dipterocarpus; keruing; lagan
kartak: jalan dibelakang kampung (tanahnya ditinggikan dengan menggali
kiri dan kanan jalan dan tanahnya ditinggikan ke tengah jalan)
karuang: 1 (1) bersuara panjang; gerung; lolong; raung; (2) ma ~: laung;
2 (1) jenis burung; (2) tallur ~: (a) telur burung “karuang”; (b)
jajanan bulat-bulat kecil berkuah, terbuat dari tepung ketan, jula
dan santan kelapa
karuat: 1 anak kutu yang baru menetas (kutu rambut); 2 ~ ~: bergerakgerak menggemaskan seperti anak bayi, anak hewan kecil, ulat
dll.; gelitis
karubut #: (1) geropyok; keroyok; konan; (2) langkeng; memukul
beramai-ramai
karucus: bacar; cerocos; berbicara tak berjeda
karuding: alat musik (*bsp) terbuat dari pelepah daun palem (lih. risi),
yang dimainkan di depan mulut; grinding; karinding; lamira
karudut: 1 busuk membengkak; 2 deru suara mesin
karukatan: bopeng; cercak; kerabak; permukaan kasar dan retak-retak
karukkus: daun pisang yang sudah tua dan kering (di pohonnya); kelaras;
kerisik; klaras
karukkut: cabau; garut; geragap; geragau; kerokot; mengerik dengan
benda cekung; menggaruk kuat-kuat
karukup: keremus; kerkah; menghancurkan benda keras (makanan dll.)
dengan gigi geraham (lih. arang)
karumbu: tumbuh bentol-bentol banyak sekali (seperti cacar, kerumut
dll.)
karummu: meremas (pada kertas); mengumalkan
karummus x: merapatkan bungkusan dengan meramu (lih. payuk)
124
karumut x: anus; bol; bagian yang berkerut-kerut pada pelepasan (buang
air besar)
karuncung x: gelang tangan dari logam mulia campuran (lih. gallang)
dikenakan putri kerajaan atau bangsawan pada acara-acara resmi
karung =: 1 kantong besar dibuat dari goni yang kasar dari serat rosela; 2
berkelahi (tentang kucing)
karungkung: cangkang
karungkup: penyakit yang mendadak menyerang anak-anak (biasanya
gawat dan langsung meninggal)
karupit: daun sirih yang kecil-kecil
karupput: berkerut; gelembur; gelembut; kelembur; kerepot; keresot;
kerimut; keriput; krepot
karussung: kutu beras
karusuk: desuk
karusut: mengericut; mengerut
karut x: (1) jahitan kasar; parwa; (2) parawu ba ~: perahu (tempo dulu)
tidak menggunakan paku, hanya dieratkan (diikat) dijahit dengan
rotan
karutu: kutu (rambut) yang sudah (dewasa) besar
karuttungan: jenis durian hutan berwarna hijau tua (yang pohon dan
buahnya besar)
karutup: 1 gerutup; gerutus; 2 (1) suara letusan senjata yang banyak; (2)
suara letupan benda terbakar; 3 masakan ikan dipanggang dalam
kuali dan diberi berbumbu
kasaddakkan: keselak; tersedak
kasai (^): 1 mengenakan pupur basah banyak-banyak, sehingga nampak
memutih sekujur tubuh; 2 nama kampung di Kecamatan Pulau
Derawan antara kampung batu-batu dan semanting
kasap (^): gerapu; terasa kasar; tidak licin (lih. sarrut)
kasar =: ~ ~: agak kasar (tentang bilah)
kasasaddan: birang; kewalahan, karena terus terdesak
kasi x: 1 indu ~: burung hutan yang pandai membuat sarang indah (seperti
kantong sutra) (lih. indu); 2 muta ~: (1) sebuah cerita rakyat; (2)
personifikasi orang yang tukang ganggu
kasiat =: kegunaan; manfaat
kasip #: telat; terlambat; waktu sudah sempit sekali
kassat =: sejat; sudah agak mengering; sudah habis airnya akibat
dipanaskan
kassung: ikan haruan sungai di hutan
125
kasti =: permainan anak-anak menggunakan lapangan, bola tenis dan kayu
pemukul
kastuk: gantungan pakaian dsb.; kapstok
kasudaan (kasudahan*): akibatnya; berakhir dengan akibat
kasundai: (lih. disal) sambil bolak-balik dan bergerak-gerak
kasur =: bolsak; tilam
kasut: 1 sandal; 2 musik (gendang dan gong) pengiring pemain mamanda
keluar dari balai rungsari (lih. ballai)
kasuwur (kasuhur*) =: masyhur; tenar; terkenal;
kat apla a” (kad aflaha*): juz ke-18 dari kitab suci Al-Qur’an
katam =: 1 alat untuk melicinkan kayu; serut; 2 khitan (pada perempuan)
katara =: kentara; lebih nampak menonjol
katibarang: 1 (1) gratis; (2) percuma; sia-sia; 2 sembarangan; asal-asalan
katibarrau: Erianthus arundinaceus; gelagah; rumput yang menyerupai
tebu (agak kecil); tebarau; tembarau
katiduran #: (1) pangkin; pangking; tempat tidur selengkapnya; (2)
tempat tidur lengkap yang di buat saat seseorang meninggal telah
dikebumikan dan tempat diletakkannya barang pakaian
peninggalan yang bersangkutan; (a) yang kemudian disedekahkan
pada orang yang terlibat dalam fardlu kifayah; (b) penggali kubur,
pemandian mayat dll.)
katimangar: pohon kayu berbunga merah muda kecil-kecil
katimbaluan: kadung; mumpung selagi, maka sebaiknya
katingkang +: (1) berjalan selangkah demi selangkah dan agak terhuyunghuyung menatih tatah; berjalan terhuyung-huyung, karena
gangguan (sakit) pada kaki; tertatih-tatih; (2) atau pada anak bayi
yang baru belajar berjalan
katinting: mesin ces; mesin pendayung perahu, mempunyai has panjang
dan diberi berbaling-baling
katipung: gendang kecil
katir x: jahitan pada kasur, yang berbentuk cincin-cincin benang agar
kasurnya rata dan datar
katiti x: kaletih; keteser; keteter
katitir: ~ an: 1 dapat diketahui/ditelusuri secara detail; 2 kewalahan; tak
sanggup lagi (lih. katiti)
kat sami a” (kad sami’a*): juz ke 28 dari kitab suci Al-Qur’an
katta x: 1 antah; butiran padi dalam beras; 2 ~ kupi: kopi sisa-sisa kopi
yang sudah diayak/saring dan masih kasar
kattap: 1 memotong (ujungnya); 2 (2) ~ bibir: memasukkan salah satu
bibir ke dalam mulut sendiri dan menahannya dengan gigi; (3) ta ~
126
ilat: (a) lidah tergigit saat makan; (b) konon pertanda kita lagi
dibicarakan orang
kattar: (1) bentar; gelatar; gentar; getar; gigil; (2) ba ~: bergetar; gemetar;
keletar
katti: ukuran berat tempo dulu (617,5 gram), ukuran ini dipakai pada
jaman Belanda dahulu hingga awal kemerdekaan RI, sekarang
menggunakan ukuran “kilogram” (1000 gram) yang standar
ukurannya disimpan di paris perancis (lih. jaar)
kattik: 1 ketis; menjentik dengan ujung jari agar melenting; mengetik;
selantik; sentil; 2 ~ an: (1) stop kontak; (2) alat pemicu pelatuk
pada senjata api untuk menembak
kattip: 1 mata uang senilai 10 sen terbuat dari perak; picis; 2 (1) (a) khatib
(lih. pagawai dua ballas); (b) penghkhotbah di masjid; (c) pagawai
dua ballas peringkat kedua setelah imam dan penghulu; (2)
khotbah yang dibacakan tersebut telah tersedia dalam bumbung
bambu, dan aslinya berbahasa Arab
kattis: sudah hampir habis (persediaan)
kattu: aglutinat; ganting; jendel; kental; tidak encer
kattuk x: getok; getuk; guguh; jitak; tekek; tekel; memukul dengan buku
jari; mengguguh; menotok dahi (kepala)
kattup: bengap; tak dapat bersuara nyaring (pada gendang dan sejenisnya)
katu: cangkok manis (pucuk dan buahnya dapat disayur), daunnya
digunakan untuk pewarna tapai dan biasanya tapainya lebih sedap
katumbi x: berbonggol-bonggol (berbiji-biji) pada tepung, atau benda
bubuk (serbuk) lainnya
katunai: 1 (1) minyak tempurung, konon untuk obat sakit gigi; (2) cara
pembuatannya, dengan memanggang tempurung di atas api
sehingga di dasarnya keluar minyak; 2 ba ~: sedang menggunakan
minyak tempurung untuk obat sakit gigi
katup =: kelip; penutup
katupat =: kupat; (1) ~ lappas: ketupat ketan berbentuk pipih panjang: (2)
~ burung: ketupat ketan berbentuk burung; (3) ~ bawang: ketupat
berbentuk umbi bawang; (4) ~ sutu: ketupat beras non ketan
berukuran besar; ketupat bangkahulu
katupung =: helem; ketopang; topi yang terbuat dari benda keras untuk
pelindung kepala; ketopang; topi logam untuk perang
kaus =: 1 baju ~: baju dalaman tipis dari bahan katun (lih. nundar); 2 ~
lampu: bola api pada lampu petromaks
kaut + x: 1 ambur ~: centang perenang; 2 pa ~: acak; gugu; gulut; rabarubu; talah; terburu-buru; tergopoh-gopoh, tergesa-gesa
127
kawal #: 1 kanti; kawan; konco; rafik; rekan; sahabat; taulan; teman; tolan;
2 istri atau suami; pendamping hidup
kawan #: (1) kelompok; pasuk; (2) ba ~: beregu; bergerombol
kawasa =: berkemampuan untuk melakukan sesuatu
kawat =: 1 logam lentur berukuran kecil dan panjang, yang mudah
dibengkokkan ~ ~: jenis pakis-pakisan yang merambat, bentuk dan
besarnya seperti kawat; 2 cangurruk-urruk basimpai ~:
sampiran pantun, yang berarti agar hati-hati dalam penampilan
kawawa: mampu berbuat sendiri; swakarya
kawin =: 1 kahwin; nikah; (1) ~ batin: akad nikah, biasanya pengantin
wanita tak diperlihatkan, karena saat bersanding yang
bersangkutan bersimpuh dan dibungkus dengan kain besar (lih.
barungkus) duduk di samping mempelai peria (lih. battal); (2)
mamaca ~: akad nikah; ijab Kabul; 2 ~ batangkap: nikah yang
dilakukan secara (terpaksa) oleh keluarga, karena keadaan tidak
mengizinkan (ada yang tidak setuju atau pendanaan kurang
mencukupi), tapi perlu segera menikah
kawu: 1 anda; engkau; ente; kamu; 2 ba aku ba ~: (1) tata kerama bahasa
Berau peringkat paling bawah dan dianggap kasar (tidak bertata
kerama); (2) padahal tata kerama “ba aku ba kawu” ini adalah
yang paling demokratis dan tidak ada batas diskriminasi antar
pembicara, sehingga orang dipandang sederajat dan sejajar dalam
kasih sayang; 3 mata ~: pdehong; penyakit kelamin; raja singa;
spilis; Treponema palidum; 4 mancak ~ kadabang prb: terserah
engkau berbuatlah sesukamu dan sejadi-jadinya; (2) babulu ~
panangngang prb: semakin hebat sajalah engkau
kaya =: ka ~ an Tuhan: (1) kuasanya Tuhan; (2) ucapan saat ada
kesembuhan dari suatu penyakit atau terjadi keselamatan dari
suatu musibah atau peristiwa lainnya; “subhanallah”
kayai (^): menguatkan diri untuk berdiri
kayang x: 1 (1) jemba; (2) ~ ~: menjulur-julurkan tangan seperti minta
diambil atau minta diberi; 2 sikap melentingkan badan bertumpu
pada kedua buah telapak tangan dan kaki hinga menyerupai busur
(seperti pada olah raga senam)
kayap: 1 (1) semacam penyakit kulit yang tersa sakit (lih. kakapan); (2)
konon dapat diatasi dengan pupur basah terdiri dari setengah gelas
beras, dibumbui (lih. amut) dengan lombok hutan (lih. cabi), pala
dan jintan putih; (3) ~ tambaga: (a) penyakit “kayap” yang terasa
sangat sakit dan berbisa (lih. kakapan); (b) bila terserang penyakit
128
ini sampai selingkar pinggang (dan perut) maka yang bersangkutan
akan habis umurnya
kayu =: 1 ~ kuning: jenis kayu seperti berpasir, sehingga membuat gergaji
cepat tumpul; (2) ~ damar: meranti; (3) ~ ammas: perdu berdaun
warna kuning dan sedikit hijau, banyak ditanam di atas makam; (4)
~ manis: Cinnamumum burmanni; kayu yang kulitnya dikeringkan
dan dijadikan rempah; 2 (1) ~ bisa: kayu beracun, yang konon
berguna untuk santet; (2) ~ labbu: kayu sangat beracun (lih. labbu)
biasa digunakan untuk menyantet; (3) ~ bapias: kayu yang sudah
dibelah dan dipotong untuk kayu api; 3 ~ apul: panganan
tradisional Berau (lih. apul); 4 ubi ~: gandaria; ketela; singkong; 5
sa ~: satu fis kain (ukuran segulung kain)
kiam x: giram; jeram; jiram; riam; teladas
kiammas: (1) gelar kehormatan diberikan sultan (raja) pada tokoh
masyarakat (gelar peringkat ke 2 dari bawah, atau peringkat ke
lima); (2) tata kerama berbicara dengan “kiammas” tersebut,
menggunakan bahasa “dipakami” (lih. patik)
kiap: (1) tersingkap (seperti terpal penutup, “kajang, atap” dll.); ungap;
ungkap; (2) kuma ~: banyak yang terbuka-buka akibat terpaan
angina; (3) ~ ~: terbuka lebar sebelahnya, yang lainnya masih
tertutup
kias x: menyisihkan atau menolak dengan belakang tangan
kiba: alat dari kayu dibuat untuk menggendong/membawa orang yang
tidak dapat berjalan sendiri, karena sakit atau lainnya
kibai: kipas (digerakkan dengan tangan untuk mendinginkan badan atau
menyalakan api)
kibang + x: nampak besar; jebab; lebar (tentang muka)
kibar =: kibas
kibas #: 1 gaya gerakan (kidal dll.); 2 mang ~ kan: ebam; melemparkan
kesamping; 3 biri-biri; domba
kibbat: penyok
kiblat =: arah jurusan Ka’bah; arah yang dijadikan patokan untuk hadapan
salat (lih. sambayyang); arah ufuk barat
kibut: belubu; buyung; jun; tempayan yang bermuara kecil (sekitar 15
cm), sedangkan badannya berdiameter sekitar 70 cm
kicak: (1) suara-suara tapakan kaki pada tanah becek; (2) kuma ~: (a)
banyak suara orang berjalan di tanah berlumpur; (b) banyak suara
mamahan makanan (panganan) berkuah
kicau x: menyentuh dengan tangan langsung, seperti mengambil ikan yang
berkuah dll. tanpa menggunakan alat pengambil (sendok)
129
kici x: membujuk supaya mendapat jatah
kicing x: bentuk mata yang sipit sebelah (lih. kipit); picing
kicuk =: 1 kicu; mengakali; tipu (kecil-kecilan); 2 tidak menunjukkan
angka dengan tepat (jarum jam, timbangan dll.)
kida + x: hiasan gantung dari logam (lambang-lambang kebesaran
kebangsawanan)
kijang =: 1 kidang; sebangsa rusa yang tubuhnya lebih kecil; 2 dara ~ an:
ibu yang melahirkan disertai banyak darah (pendarahan)
kijat: kenyut; keredep main mata
kijing: kepah sungai yang agak besar, kecil dari kerang mirip kerang hijau
dan dapat dimakan
kikir =: (1) ~ an: kekar; teropong; (2) ma ~: mengintai dengan teropong
kikkir =: 1 kekel; pelit; sekakar; 2 menajamkan alat kerja dengan kikir
besi; patar
kikkis =: habis sama sekali; ludes; tak tersisa (lih. langngis)
kikkit: ba ~: bertahan mati-matian
kilallan: sala-sala ~: aram; cahaya remang-remang, menjelang magrib
(lih. matari); temaram
kilan: 1 jengkal; ukuran dari ujung ibu jari yang direntangkan hingga
ujung jari kelingking; jengkal; 2 satuan ukuran lebar tikar pandan
kilat =: (1) gilap; kilap; kilau; 2 ~ apa kilat antayi, ~ tanda ari andak
ujan: sampiran sebuah pantun jenaka
kilau x: gado; ganyang; memakan lauk tanpa nasi; memakan kue tanpa
minuman; meratah
kili + #: rantai-rantai (besar pendek) mainan tergantung pada benda lain
kilik (^) x: cangkel; empo; gendong; kepak; membawa (menggendong)
anak dengan melingkarkan di pinggang dan memegangnya dengan
satu tangan
kilkilpa: berjalan melompat-lompat dengan kaki sebelah diangkat, hanya
menggunakan satu kaki
killian: jahur; perahu kecil terbuat dari kayu sepotong yang dibentuk dan
dilubangi, sehingga berbentuk perahu
killim: biku; jalur; lipitan pada terpi kain dan dijahit, agar tidak terbuka
anyaman kainnya (lih. gaggas)
killuk: membengkokkan dan menggulung (lih. pilluk)
kilur: Moringan oleifera; tumbuhan perdu yang buah dan daun mudanya
dapat disayur
kima: (1) kerang besar seperti tudai di atas karang; kimo; (2) konon di
dekat pulau rabu-rabu (kawasan gugusan perairan Pulau Derawan)
terdapat “kima” raksasa berdiameter 7 meter (lih. rabu-rabu)
130
kimarrut: kelambur; kerut- kerut
kimbu: 1 sapa; tegur: (2) ~ kan: hiraukan; perhatikan; 2 ~ ~ an: (1)
gampang sakit (akibat tempat-tempat angker); kenyi; (2) kesambet
kimbubbung: berlari dengan kencang karena ketakutan; langkah seribu
kimbullung: (1) gelembung; kelembung; (2) kain yang dibasahkan dan
diambang di air, seperti balon
kimburrus: berjalan terus dengan cepat tanpa menoleh ke kiri dan ke
kanan lagi; congcong; keloyor; segera pergi dengan cepat
kimburu: cemburu; curiga; jelus
kimput x: 1 mengecil ke ujung; 2 kambang ~ idungnya: hidung mekar
dan mengecil karena perasaan sedang bergejolak
kimut: 1 ~ ~: (1) mulut bersungut-sungut tanpa suara; (2) kemak; kemik;
komat kamit, gerakan bibir ketika sedang berdoa tanpa
mengeluarkan suara; 2 mengecil dan mengapit dalam sesuatu yang
berlubang
kina =: 1 kinine; obat malaria; 2 (1) bangsa Indonesia yang menetap di
Berau, berasal dari keturunan Cina; (2) sugai ~: serit; sisir rambut
yang halus dan kerap giginya untuk pencari kutu di kepala
kinannang: kudama; mengamat-amati; mengawas-awasi dari kejauhan
kinca =: air gula bahan campuran untuk mengairi halua dan boulu pica
*(bgs)
kincabbung: (1) ketimbung; suara “cebung-cebung” di air, seperti
hempasan kaki saat berenang di permukaan air yang menimbulkan
suara; (2) berenang di permukaan air, sehingga hentakan kaki
perenang menimbulkan suara
kincapput: benda kecil yang jatih ke air (lih. capput)
kincung #: concong; memotong mereng; sayung; serong
kincuccut: ma ~: berlari/berenang menjauh/menghilang
kindanya: “kata makian” (lih. sikindanya)
kindappu: jenis ikan laut
kindasuntan: (1) konon bahan obat (jamu) dari tumbuhan berimpang
seperti jahe; (2) rasanya tidak enak sehingga tidak untuk bumbu
kingkit: berjalan cepat seakan melompat-lompat dengan hanya
menginjakkan ujung jari kaki
kini +: cada sa ~: tidak cepat; memakan waktu lama
kinja #: 1 jigrah; 2 pa ~ ~: geloinjang; jingkrak-jingkrak; (1) tingkah
gerak kemanja-manjaan; (2) bertingkah polah berlebihan
kinjappan: jenis kerang-kerangan berekor, kulitnya seperti bentuk kuku
ibu jari tangan berwarna hijau tua, isinya seperti gambar mata
lengkap dengan bulu mata (lih. sawar)
131
kingkang: engkang; berjalan dengan kaki mengangkang (lih. kangkang);
sengkar
kingking: jangkang; mengangkat hanya dengan dijepit dua jari (telunjuk
dan ibu jari), jari lain disembunyikan, akibat rasa jijik
kinsar: beringsut bergeser sedikit
kinsum: (1) mesem; senyum; sungging; (2) ~ cada baddit prb: senyum
dikulum; senyum simpul; tertawa yang tidak bersuara dengan
menarik posisi bibir rapat kesamping kiri dan kanan
kinting: bibit; bimbit; cangking; cengkiwing; ceteng; jambit; jinjing;
lanting; tengteng; tenteng
kinyam: (1) cecap; cicip; icip; kinjam; mengecap; mengenyam;
mengunyam; merasai sedikit dulu untuk tahu kecukupan rasa
bumbunya; (2) mang ~: cakus; mencicipi sedikit sekadar untuk
mengetahui rasanya
kinyar: berkilau; licau; memancarkan cahaya (keemasan); mengkilap
kipai +: terkelepai-kelepai (benda tipis tergoyang-goyang akan lepas)
kipak: 1(1) anyik; gigil; gelatuk; geletuk; geligis; rasa dingin yang sangat
akibat serangan maria (2) ba ~: bergetar (menggigil) kuat (badan)
akibat serangan malaria (lih. kajjar); geletar; geletuk; 2 lepur;
menyerang dengan memukulkan sayap; 3 memukulkan gasing
(permainan) pada gasing lawan, yang kalah akan terpelanting jauh
kipar: 1 kain belacu yang agak tebal tempo dulu; 2 (1) gawang; (2)
penjaga gawang
kipas =: 1 memukul dengan belakang tangan atau benda pipih panjang; 2
(1) alat pendorong kendaraan (kapal, pesawat terbang dll.); balingbaling; (2) kincir; kitiran;
kipat: ta ~ mata: sekelebat; terlihat sekilas
kiping #: lempengan-lempengan kecil dan tebal (lih. umbaring)
kipit: 1 belikat; lemusir; punggung atau belakang bagian atas dekat dengan
bahu; 2 petet; sipit (kelat, sepat, sepet mata)
kippang: 1 kaki sakit sehingga sulit dibawa berjalan, kalau berjalan
terseok-seok dan tertatih-tatih; 2 sudah tak dapat berbuat banyak,
karena tak lagi memiliki anak buah
kira =: 1 ~ ~: agaknya; sangka-sangka; 2 (1) kosek; limbang; mencuci
benda-benda berbutir seperti beras, tudai, batu kerikil dll. dalam
tempat dan meremas-remas di dalam air; (2) ~ an x: beronang;
bronang; tempat mencuci beras sebelum ditanak
kirai x: 1 daun nipah muda (lih. pucuk) yang sudah diolah untuk bungkus
tembakau menjadi rokok (lih. gandang); 2 membiarkan tebangan
pohon terkena panas matahari selama beberapa hari (antara 7
132
sampai 15 hari) menjadi kering (lih. uma), yang kemudian akan
dibakar (lih. langas) dan menjadi lahan untuk ladang atau sawah
kirap: 1 (1) berkedip-kedip; celap; cilap; geridip; kedip; kejap; kejip;
kerdip mata; (2) ~ ~: berkedip-kedip; geridip; kelap-kelip; kelapkelik; 2 ~ ~ matanya: sikap pasrah dan hanya mata yang bisa
berkedip tak lagi berbuat apa-apa; 3 kebas; kirai; membalikkan
wadah agar isinya tertumpah (lih. tappau)
kirau =: buah masih mentah dan keras
kiri =: kidal; bekerja bermain dll., selalu menggunakan tangan kiri
kirik #: 1 gidik; 2 pa ~ ~: (1) tergidik-gidik; (2) berbuat berlebihan (lih.
kinja); 3 (1) mengangkat dengan tali; menggerek; (2) ~ an: (a)
derek; seling; (b) benda bulat pipih untuk penyandang tali berjalan
dengan berputar pada sumbunya
kiring: ~ ~: 1 grobok; lemari (rak) dapur, tempat penyimpanan bahan
keperluan dapur (seperti garam, asam dll.), juga tempat peralatan
dapur (seperti piring, gelas, sendok, mangkok dll.); pagu; sepen; 2
peti berisi perbekalan bahan makanan dan perlengkapan
perjalanan; saharah
kirruk: benda yang diraut bertakik; rautan dilengkungkan
kiru: divan besi dengan tiang kelambu hanya dua buah dan lingkaran
penahan kelambu di atasnya
kirut: kisut
kisap + #: (1) kerdil; tak subur; tengkus; terbonsai; (2) kuma ~: semuanya
tumbuh kecil-kecil tak mau besar (tumbuhan ataupun hewan)
kisar x: 1 geser; 2 ta ~ ati: tersinggung
kisat: 1 karma; kisas; pembalasan; 2 gerakan berkurang; menyusut
kismis: buah anggur yang dikeringkan, selalu jadi buah tangan orang
Berau yang pulang berhaji; Vitis vinovera; zabib, konon baik untuk
hati, mata dan kulit
kissa #: 1 (1) cerita; dongeng; hikayat; (2) bincang-bincang; labun; 2 “ayu
kita ba ~ ~ ”: (secara halus) mengajak teman untuk pamit pulang
saat bertamu
kissir +: berjalan cepat atau hampir berlari mendatangi sesuatu sambil
merapatkan/mengecilkan tubuh
kissung: berbentuk seakan berbuncu/sudut
kisut x: 1 beringsut dengan pantat; berjalan dengan bokong; esot; ngesot; 2
lisut; mengecil
kiswa (kiswah*): kain hitam bersulam penutup Ka’bah di mekah
kitang: jenis ikan sungai (berbisa) berbadan kecil pipih keperakan
berbintik-bintik hitam
133
kitab #: (1) buku tebal yang berisikan ajaran keagamaan; (2) dahulu di
Berau kitab hanya ada tiga macam kitab: (a) kitab suci Al-Qur’an
dalam huruf hijaiyah; (b) kitab barzanji yang juga dalam huruf
hijaiyah, karya imam barzanji; (c) kitab parukunan kitab kecil
berhuruf jawi pelajaran salat
kitang #: ikan sungai pipih bulat kecil putih dan berbintik-bintik,
pantingnya sangat berbisa
kitar: 1 putar; 2 ~ an: keseran; mesin pembuat beras; penggilingan padi
kitau =: memukul-mukul dari jauh dengan benda panjang; 2 (1) benda
panjang tergoyang-goyang ujungnya, sedang pangkalnya tetap
tertahan; (2) ~ ~: kupat-kapit
kitik: 1 mempelantingkan benda kecil yang menempel di tangan; 2 ~ ~:
kijai; tergelepar-gelepar (tangan) karena sakit atau terpegang
benda panas
kitil +: (1) benda kecil menggelantung; gelanting; kontal kantil; (2) kuma
~: banyak yang kecil-kecil bergelantungan; krintil
kiting: tegak tidak terlentang (pada permainan anak-anak) (lih. lugu)
kitip: ~ ~ an: merasa sangat khawatir
kitting +: cingkrang; genteng; jingkrang; kurang panjang; senteng; terlalu
ke atas (tentang celana)
kittir +: pergi cepat dengan ketar-ketir
kiyau: meminta datang; panggil
kiyik =: bingkai untuk menenun
kua =: ~ patin prb: berkuah air segar karena nasinya keras dan tak ada
lauk berkuah
kuaci =: 1 makanan kecil dari biji semangka yang diasinkan dan
dikeringkan; 2 sesuatu yang tidak asli, hanya mainan; imitasi
kuak x: (1) cabar; cakar; memagut dengan cakar; (2) cekungan; (3) ~
lambakan: banyak cekungan; kerobak; legak; legap; legok; takuh;
tidak rata
kuang +: berandang; jelepang; jimeng; jodong; kerengkiang; lumbung;
tempat penyimpanan padi (berbentuk segi empat) di rumah;
rengkiang; rengking
kuangkung: kumbang kelapa
kuar: 1 (1) aduk; arun; karih; kebur; mengaduk; mengarau; mengaduk
supaya tercampur (lih. amping); udek; (2) kais; membongkar
timbunan dan membiarkannya berserakan; uis; (3) kais; kakas
dengan cakar; menggaruk tanah dengan cakar untuk mencari
makan(ayam); 2 ba ~ ~ an tana prb: bercocok tanam; hidup dari
bertani
134
kuat =: 1 ba ~: bergerak-gerak; 3 ba ~ ~ an: menggunakan tenaga kuatkuat (memikul, menarik, mendorong dll. sepenuh tenaga)
kuatir =: khawatir; was-was
kubal: 1 inas; koreng-koreng kecil, seperti kembang keringat di tengkuk
(menghitam) akibat selalu tertutup rambut panjang; 2 ubi ~:
singkong putih beracun yang sudah menghitam dan racunnya
hilang, karena dihujan-panaskan berbulan-bulan di alam terbuka,
rasanya enak, untuk dapat dimakan terlebih dahulu direndam
kemudian baru direbus (lih. Bajau); 3 ~ ~: ikan laut
kubang =: Bajau ~: suku laut yang hidupnya mengembara hanya di
perahu dan karang
kubbak x: lubang dangkal bekal benturan (lih. lassung)
kubik x: bongkah; grempel; gubal; gumpalan besar
kubu =: (1) daerah pertahanan (2) ~ an: area dipantai utara Berau; duhulu
konon tampat pengungsian dan pertahan
kubuk x: 1 kabruk; berkelahi (tentang ayam); sabung; 2 ~ an (^):
mangkuk (tempat cuci tangan); sangku; wijik; 3 ba ~ sakula prb:
saling bertengkar sesama kerabat dekat
kubur =: 1 kuburan; makam; pasara; pusara; 2 ~ an sarikat: (1)
pemakaman umum pertama di Berau. (2) masyarakat Berau
memakamkan kerabat yang meninggal dilakukan dibelakang
rumah masing-masing; (3) (a) setelah masuknya Syarikat Islam di
Berau, maka dianjurkan untuk adanya pemakaman umum; (b)
maka mulailah diadakan tempat pemakaman umum di hilir
kampung Gunung Tabur tsb.; (4) karena itu pemakaman di
Gunung Tabur dinamakan “kuburan syarikat,” atau sering disebut
“sarikat” saja, terambil dari nama “syarikat islam” (5) pemakaman
umum ini terletak antara celah bukit di tepian kali “sungai
basumangat” (lih. sangat); 2 (1) ma ~: menyemai padi sebagai
bibit (lih. taradak); (2) padi ba ~: penyemaian bibit padi; langsung
ditugal ditanah agak tinggi, yang kemudian ditanam lagi kembali
di sawah (lih. barayyang); redih
kucai =: Allium odorum; jenis sayuran seperti tumbuhan bawang; kucal
kucapi =: alat musik petik berasal dari luar Berau (*bgs-*snd)
kucau: menyentuh langsung dengan tangan (untuk makanan dll.) tanpa
alat (sendok dll.)
kuccap: kecap; mengatup-ngatupkan mulut, hingga terdengar bunyi “capcap” atau kecap (seperti orang makan)
kuccup (^): 1 ciut; tak bernyali; kecut; 2 kuncup; kuntum bungan atau
lainnya yang belum mekar terbuka (lih. kacupput)
135
kucik x: mengutak-atik benda kecil terus-menerus (lih. lucik)
kucung + x: datang dan pulang tak memperoleh suatu apapun
kucup: cecap; kecup; menyeruput dengan bibir (seakan mengicap)
kucur =: 1 cucur, aliran menurun; 2 nyekar; ziarah kubur dengan
membawa air yang dicucurkan di atas makam setelah pembacaan
doa, sekarang orang menggun akan bunga-bungaan dan irisan daun
pandan harum
kuda =: 1 Cquulus cabales; hewan tunggangan yang berlari laju; hewan
penarik bendi/sado; jaran; 2 mang ~ i: harawan; menunggang; 3 ~
~: (1) standar kayu untuk menorah ataupun menyerut kayu; (2)
bangku kecil dari papan untuk tempat memotong daging atau
sayuran; jagruk; (3) posisi bersiap pada silat (lih. kuntau); 4 alat
untuk membawa kayu logs, terbuat dari pohon palam hutan yang
kuat (lih. tadan) dibelah dua dan diberi gelandar kayu, dan logsnya dinaikkan ke atasnya kemudian ditarik di atas rel kayu pula
agar siap menahan dipersiapkan terlebih dahulu; 5 kancing ~: obat
hisap pelega hidung dan tenggorokan; stadler; 6 ~ dipang: jatilan;
kuda kepang; kuda lumping; salah satu kesenian yang ada di Berau
berasal dari luar Berau (*jwa); 7 ~ sambarani: beraksa; kuda yang
dapat terbang (dalam dongeng); 8 lambung ~: salah satu
pantangan (lih. gali) bila lahan/perwatasan berposisi seperti posisi
langkah kuda pada papan catur; 9 ~ jamman ~ makan tambaga
prb: jaman baheula, dahulu kala
kudakan: alat pemotret untuk pembuat photo; tuestel
kudarrang: (1) layung; ledang; mamang; putih kekuningan seperti awan
pagi atau sore kena sinar matahari; teja; (2) ijjau kuning addas ~:
aneka bentuk dan warna; bermacam warna; warna warni (lih. ijjau)
kudasai: duduk, berbaring sambil berputar-putar pada suatu tempat,
sehingga menjadi kumal masai (lih. disal)
kudau: buram; kusam; sudah berwarna keabu-abuan; tidak bening; tidak
bercahaya
kuddup: gobar; malap; redeb; redup (lih. kujjup); redum
kudi =: 1 satuan hitungan sebanyak 20 lembar; 2 ~ an x: gadungan;
imitasi; lancung; tidak asli
kuduk x: eksim, semacam penyakit kulit bersisik dan gatal
kudung: 1 pamali; pantangan (lih. gali); 2 (1) upacara adat kampung suku
Dayak Berau (*sgy); (2) selama upacara berlangsung orang tidak
boleh bepergian meninggalkan kampung ataupun datang masuk
kampung tersebut dari luar kampung
kuini =: embacang; kebembem; mangga yang sedap baunya; pakel
136
kuis #: menggeser dengan benda panjang
kuit =: 1 menganyam benang; rajut; 2 kais; mencongkel benda kecil; uit
kujjup: lampu sumbu yang hampir padam; redup
kuju: jenis bangau (putih kecil); belekah; belekok; kuntul; sekendi (lih.
aji)
kujur: 1 jenis permainan menggunakan papan atau kertas bergaris (seperti
union jack) dan buah mainan (dimainkan hanya oleh dua orang); 2
~ ~: (1) kejang dan kaku; kejat; lurus terbujur kaku; (2) genjur
(tentang rambut)
kuki =: laki-laki tukang masak dan pandai memasak
kukkung: menggulung (pada kaki atau tangan); tekuk (lih. kalukkung)
kukkur: 1 (1) cukur (sampai gundul); (2) ba ~: gundul (akibat dicukur
habuis); 2 ~ an: (1) kerik (kelapa dll.); pangur; (2) antanam;
tanaman menjalar, konon cocok untuk obat batuk
kukkut: 1 kaut; mengambil isinya dengan alat pengangkat (sendok,
centong); 2 nasi ba ~: nasi yang sudah ditempatkan di piring
makan; 3 maninggalkan nasi ba ~ : pergi meningglkan
kampung padahal ada acara kenduri di sana, ini suatu pantangan
(lih. gali)
kuku =: 1 alat pengait; 2 busak ~: lekonesia; noktah putih pada kuku;
kelainan pada kuku; 3 sarung ~: (1) bidal; jedol; hiasan dari emas,
perak atau suasa untuk pembungkus kuku (wanita); (2) jenis seni
daerah Berau (berlagu) (lih. sarung); 3 nyilu-nyilu ~: air atau
lainnya yang agak sedikit panas; 4 (1) bacarrai ~ dangngan issi
prb: bersatu dan tak akan terpisahkan lagi, walau apapun menerpa,
atau apapun yang terjasi tetap bersatu; (2) bangsa rimaung
manapuk ~ nya prb: orang yang pura-pura bodoh, sehingga tidak
mengambil langkah pertolongan, yang seharusnya dia berikan
kukup: 1 dangkalan akibat endapan dan agradasi yang berasal dari
denudasi sungai; gumuk; gusung; 2 balik ~: pulau di lepas pantai
Tenggara Kabupaten Berau Kecamatan Batu Putih, pulau ini
bersejarah karena ada 4 putra terbaik bangsa (anggota polisi) gugur
di pulau tsb. akibat serangan bajak laut (lih. mundu) dan kini
makamnya menghiasi Makam Pahlawan Wijaya Kesuma Tanjung
Redeb, Kabupaten Berau
kukus #: 1 asap; keluk; uap berwarna putih yang keluar dari benda
terbakar ataupun dari rebusan; 2 ba ~: saat perahu naga
diperlombakan kelihatan hanya seperti asap, karena percikan air
dari pendayungnya yang sangat kuat; 3 ~ an: langseng; langsi;
wadah tempat mengukus dalam panci
137
kula: 1 famili; sanak saudara (lih. pulawarga); 2 ~ an: amihal; pandai
bergaul dan menyenangkan; bersahabat; akrab dan ramah; 3 kula
di siri di pinang prb: serasa keluarga karena sudah kenal baik dan
sudah sama–sama baik
kulabbak: gelopak; kelocak; keloyak; kelupas
kulait: (1) geliat; kutik; menggeliat berusaha melepaskan diri;(2) pa ~ ~:
bergerak-gerak hendak melepaskan diri dsb.; gelalar; geleser;
ketakar; kial-kial; ronta
kulak =: ulap-ulap
kulallit: 1 belat-belit; liku; palun; 2 urusan diperumit;
kulamar: (1) kulit ari; (2) lapisan tipis menutupi (benda basah seperti
lapisan tipis yang timbul pada mata, atau dll.)
kulambu =: 1 ~ dagang: (1) kelambu (kecil) gantung; (2) kait-kait ~: alat
penahan pintu kelambu pada ranjang; (3) busak ~: hiasan kelambu
terdiri dari untaian tangkai bunga imitasi (seuntai-seuntai) (lih.
busak); 2 labuan ~: pelabuhan alam di kecamatan biduk-biduk
kulapis: lapisan yang melapisi dan tipis sekali
kulappit: benda lebar lemah agak terjepit (lih. lappit), seperti kulit yang
keluar dari celah-celah celana pendek (celana dalam) tanpa
dalaman
kulas: benda-benda yang sudah (mulai) mengering luarnya; mala
kuliat: (1) bergerak-gerak menggeliat; (2) pa ~ ~: terkial-kial
kulibak: menggerakkan kaki dengan keras (lih. kunjarang)
kulidang =: (1) Artocarpus rigita; pohon dan buahnya (berdiameter sekitar
20 cm) berduri tumpul seperti elay berwarna kuning tua, isinya
seperti isi nangka namun kecil; (2) biji buahnya dapat dimakan
seperti kuaci, namun terlebih dahulu disangrai (lih. kuwai)
kulidas: terpeleset (pada benda panjang yang dihunjamkan) (lih. rumbuk)
kulik + x: (1) suara bunyi elang; (2) konon dipercaya, kalau elang
berbunyi di siang hari tanda aka nada orang meninggal dunia
kulilling =: melingkar dengan lingkaran besar; sekitar
kulim: cekun; menyembunyikan sesuatu dari orang lain; tidak berterus
terang; tidak menyampaikan (menyembunyikan) yang
sesungguhnya pada orang yang harus mengetahui informasi tsb.;
merahasiakan dari orang lain
kulimat: menghemat, penggunaannya sedikit-sedikit agar tidak cepat
habis
kulimpang: kotoran di dalam telinga (lemak), berwarna kuning atau
cokelat tua
138
kulimpapa: (1) jenis kayu agak keras, cocok untuk membuat arang kayu
dan kayu api; laban; (2) ~ nayub: jenis kulimpapa yang agak
lembut kayunya dan berbatang lurus dengan daun tunggal panjang
kulimpappat: kunang-kunang; sekebun; serangga kecil yang keluar
malam hari dan menimbulkan cahaya di bagian perutnya
kulinsa: telur kutu (di rambut, kepala)
kulintangan: gamelan (dari logam atau kayu); geloneng
kulipar: 1 gelipar; terpelanting (benda tipis); 2 ta ~: meleset seperti golok
yang ditimpaskan tidak kena dengan pas pada benda yang ditimpas
kulisar: bergerak-gerak keras, seperti mau melepaskan diri
kulit =: 1 (1) pembungkus isi; (2) bahan baku untuk membuat ikat
pinggang, sandal, sepatu, tas dll.; (3) ~ ari: kulit sangat tipis;
selupat; 2 (1) ~ kayu manis: kulit kayu bahan rempah (lih. issi);
(2) ~ lawang: kulit kayu hutan untuk bahan obat; 3 lampu ~
bikin: celupa; kulai kerang yang besar diisi minyak makan (lih.
langnga) dan diberi sumbu di tepinya
kullai x: gundu dari buah kayu hutan sebesar buah kopi; kelici
kullam: perigi tempat permandian putri para bangsawan, yang sifatnya
tertutup bagi umum
kullat: 1 (1) (a) cendawan; jamur; rangu; (b) jamur mulai mekar pada
waktu awal bulan dan akhir bulan (lunar) (lih. guris); (2) ~
ambulung: jamur tepung berwarna kuning, dapat dimakan; (3) ~
bunia: jamur besar dan tebal di hutan; (4) ~ gallang: jamur tiram;
(5) ~ kumbibbir: jamur kuping; (6) ~ langau: jamur tiram jenis
kecil; nori; rumpai; (7) ~ nasi; jamur kecil putih dan lembut
(li.langau); (8) ~ rambakkan: (a) jamur yang tumbuh di atas tanah
yang di bawahnya adalah sarang rayap; (b) jamur yang paling
enak; (8) ~ talinga barruk: jenis jamur kuping yang lebarannya
agak tebal (lih. kumbibbir) dan terdapat di hutan-hutan; (9) ~
tangngar: (a) jamur brama; jamur yang bisa dimakan (sayur) asal
diolah dengan cara yang benar, agar tidak keracunan; (b) konon
bila keracunan jamur ini, orang akan terus menerus tertawa; (c)
ada pula yang tidak dapat dimakan, konon hanya untuk obat,
misalnya sakit perut, kencing nanah, obat gosok untuk linu tulang,
dll., bentuknya pun berbeda; linche; (10) ~ tatayi manuk: bunga
bangkai (kecil dan indah); si busuk; 2 ba ~: (1) ditumbuhi jamur;
sudah berjamur; (2) mandeg (tersimpan; tergeletak terlalu lama); 3
bangsa tamakan ~ tanggar prb: teguran pada orang yang banyak
tertawanya dari pada kerjanya;
139
kullup vulg: 1 kuncup; terbungkus (kulit atau lainnya); 2 ba ~: belum
dikhitan, masih tertutup kulit (kemaluan anak laki-laki)
kuluk x: 1 kopiah khas pakaian “pangiran diulu” (lih. radin), seperti
bentuk kopiah “tarbus”; 2 ~ ~: ucapan memanggil hujan supaya
turun dengan lebat, saat hujan turun sekadarnya
kulum =: emut
kulur: 1 mandalika; tumbuhan perdu yang daun muda dan buahnya dapat
disayur (lih. kilur); 2 ~ ~ an: air mata menggantung di pelupuk
mata
kuma (partikel) x: 1 bentuk terikat yang mempunyai makna: baku (banyak
saling); geme; serba; 2 (1) ~ cicik: banyak yang keci-kecil; (2) ~
guling: banyak yang bergelimpangan; (3) ~ ingngis: banyak yang
ketawa meringis; (3) ~ kisap: tumbuhan atau tanaman yang kerdil
tak mau besar (mati segan hidup tak mau); (4) ~ kitil: banyak yang
bergelayut bulat kecil-kecil; (5) ~ laccut: cercap; banyak yang
lolos; (6) ~ lawit: banyak yang panjang-panjang kecil
bergelantungan; (7) ~ ligar: suara grabak-grubuk; (8) ~ raggum:
banyak suara benda-benda besar yang berebahan; (9) ~ rawaian:
banyak yang bergantung dan bergoyang-goyang; (10) ~ rincing:
banyak suara: gemerincing; (11) ~ ripak: suara gerepak-gerepuk;
(12) ~ rubus: banyak yang berlarian menerobos; (13) ~ rumbu:
banyak dan rapat yang tumbuh kecil-kecil; 2 dan banyak lagi kata
yang dapat diawali dengan “kuma”; (14) ~ taggum: banyak suara
“gum” (suara kaki melangkah dengan berat atau suara bendabenda berat berjatuhan); (15) ~ tugub: banyak suara-suara
hentakan kaki (berjalan atau berlari)
kumai: (1) (*bjw) ikan yang dapat dipundang dan enak rasanya; (2) ikan
ini dinamai juga ikan “dodong” banyak terdapat di perairan
Kepulauan Derawan
kumala =: permata; benda bertuah piaraan hewan (biasanya berupa batu,
konon mulanya piaraan semut setelah tumbuh besar semut tak kuat
lagi membawanya, maka direbut oleh lipan, makin besar lagi
direbut oleh tikus dan akhirnya jatuh kepada ular) (lih. lilipan)
kuman x: ~ ~ an: perlakuan anak-anak sebaya mencari bintil di bagian
belakang teman dan menggaruk-garuknya sambil dihitung
kemudian bergantian melakukannya
kumandra: Cemekian; tumbuhan yang bijinya dibuat pencuci perut
(cahar)
kumang: 1 Coenobeta; kelumang, jenis kepiting kecil yang menggunakan
kulit umam sebagai kulit, pelindung tubuhnya, hidup di pasir tepi
140
pantai; umang-umang; 2 ma ~: meminjam dan memakai pakaian
rang lain (lih. arus)
kumbayyat =: benang kecil berkualitas halus dari bombay; kain halus dari
india
kumbibbir: kullat ~: Auricularia polytricha; jamur kuping; jamur yang
kenyal dan bentuknya menyerupai kuping dan berwarna cokelat
tua bisa disayur dan dimakan
kumbil x: menyimpan di mulut sebagai cadangan (biasanya pada jenis
monyet)
kumbis: birai; jerupah; kapa-kapa; papan tambahan dinding perahu (biar
lebih tinggi) pada dalam atas
kumiku: semacam ketua rukun tetangga, dahulu jaman pendudukan
jepang (lih. jumpu)
kummas: 1 dikumpul dan digulung sekenanya; dikumal
kummu: berkerut-kerut; gumal; kerumuk; kumal; lusuh; renyuh
kumpa x: 1 bagian kaki dari lutut ke atas; paha; 2 puwun ~: panggul;
pangkal paha
kumpai: rumput yang hidup di tepi sungai (daunnya bisa untuk pakan
ternak, empulurnya bisa untuk dibuat kerajinan bunga-bungaan)
kumpal: gerumut; gerumit; kerumun; kerumut; mengerumuni; rubung
kumpang: gagang senapan; popor
kumpapak: ma ~: marah besar dengan suara dan gerak yang tak
terkendali
kumpau: agul; anggah; congkak; kibir; langguk; lantam; mangkih;
pongah; ranggah; suka bergaya agar mendapat sanjungan (pujian);
sombong; uju; umuk
kumpi x: moyang; tas dari anyaman daun nipah (lih. pucuk)
kumplit =: lengkap
kumpul #: 1 kerumun; 2 ba ~: hidup bersama karena sudah menikah
kumut: kayu yang kulitnya berserabut sehingga dapat dibuat (dengan cara
dipukul-pukul hingga kul;it luarnya lepas) pakaian, utamanya
cawat bagi masyarakat pedalaman; (di) gebot; daluang; lantung
kunannak: 1 jatuh terputar-putar; 2 rasa pusing berputar-putar
kunat: bagian kulit yang menghitam, akibat bekas koreng atau sering
tergosok; beret; birat; calar; palau
kunca: seikat pandan atau lainnya (lih. barakkas)
kuncang: 1 goncang; guncang; goyak; inggung; 2 ~ ~: (1) alat musik
terbuat dari tempurung kelapa berukuran kecil diisi batu kecil dan
diberi bertangkai; marakas; (2) alat pengocok bahan kue, terbuat
dari anyaman rotan dan bertangkai (hulu)
141
kunci =: (1) lalau; melalau; merintangi; perintang; mantra yang konon
dapat menghalangi perkawinan; (2) (a) supaya tidak ada yang mau
meminang seseorang; (b) tidak mau untuk dipinang
kuncir: jalinan (anyaman) rambut memanjang ke bawah; kepang; kucir;
kucit; selampit; tancang
kundur x: beligu; tumbuhan menjalar buahnya sebesar buah semangka
berwarna putih dapat disayur dan dibuat manisan (lih. lua)
kuning =: 1 warna untuk raja dan bangsawan (lih. jingga); 2 puti ~: kulit
putih yang bagus; kuning langsat
kungkung =: (1) tidak bebas; (2) selalu dalam pengawasan di rumah
kuning =: 1 (1) asfar; (2) warna kebesaran dan kemuliaan; warna untuk
para bangsawan; (3) warna dipakai (pada panji, kain mandi, beras
dll.) untuk penanda minta restu dan ijin dari leluhur dan segala
penguasa gaib; 2 puti ~: warna kulit seseorang yang paling bagus;
3 nasi ~ barampa: nasi untuk pemulihan tenaga dan kesembuhan;
(1) nasi ini dimakan saat pengantin selesai malam pertamanya (lih.
tallu); (2) sebagai jamu bagi yang baru selesai dari sesuatu yang
dapat mengganggu kesehatan dalam
kunjarang: jalan sambil menghentak-hentakkan kaki dan tangan, karena
marah-marah; kerinjing
kunsi #: memiliki bersama; berbuat bersama-sama
kuntai: Artocarpus communis; keluih; ketimbul; kulur; kurur; pohon
(nangka) dan buahnya untuk disayur; merunggai
kuntau (^): gentau; silat khas Berau (bela diri ini terdapat juga di Pagar
Alam - Sumatera Barat), silat ini mencerminkan perilaku/karakter
orang Berau, yaitu tidak menyerang duluan, tapi mengelak
serangan terlebih dahulu, baru kemudian membalas (tidak
langsung membalas/memukul); kwan taw (*cna)
kunu =: 1 kampungan; norak; 2 ~ ~: berharap mudah-mudahan dapat;
moga-moga; semoga
kunun =: 1 kata orang; khabarnya; 2 ada ~ ini antayi: kata pembuka
untuk dongeng pada anak-anak
kunyal: (1) baham; gunyeh; gunyel; gayem; kemut; kunyah; mamah;
memamah (lih. pappak); (2) cara memamahnya orang yang tak
bergigi lagi
kunyinnying: ba ~ an: saling omel-mengomeli balas-berbalas
kunyit =: 1 (1) Curcuma domestica; kamkama; kuma-kuma; kumkuma;
kunir; seganda; (2) tumbuhan berimpang yang umbinya dapat
menjadi pewarna alami, obat, dll. (lih. issi); (3) bungkang ~: bisul
santet konon menggunakan media kunir; 2 dami ~ dan kapur prb:
142
cespleng; manjur sekali; mudah sekali seperti membalik telapak
tangan
kupang: 1 jenis gambar (skop warna hitam pada) kartu remi (bergambar
jantung hitam bertangkai); sekopang; sekopong; 2 kerang hijau
kupi: (1) bahan pencampur minuman dari biji buah kopi yang disangrai
dan dihaluskan; kahwa; (2) ~ Arabica: Rubiaceae, berasal dari
Etiopia, masuk di Indonesia melalui Yaman tahun 1699
kupia =: 1 (1) ketu; kitu; peci; songkok; (2) ~ kajji: ketoyap; kopiah putih;
2 (1) kaum pria Berau asli selalu mengenakan peci sebagai
lambing kehormatan dan kemelayuannya; (2) bila keadaan
memaksa tidak sempat memakai songkok dan harus bersalaman
(perkenalan) dengan seseorang, maka wajib menutupkan telapak
tangan kiri pada kepala dan tangan kanan bersalaman (jabat
tangan) (lih. jaup); 3 ~ mangalintang: orang yang memakai
kopiah secara melintang di atas kepala, konon pertanda orang
tersebut baru saja kalah dalam permainan judi
kupit: kerang (sangat) kecil air tawar, banyak terdapat di pesisir Sungai
Bapasir (hilir Kampung Maluang) dapat dimakan dan kuahnya
enak
kuppang: (1) tidak mandi beberapa waktu; (2) bau badan orang sudah
beberapa hari tidak mandi
kupu +: serangga bersayap indah dan berbelalai untuk penghisap sari
bunga; rama-rama
kupun =: karcis yang akan ditukar dengan jatah sembako (jaman
berdikari, sebelum orde baru)
kura (^): 1 (1) anggota tubuh bagian dalam; limpa; (2) ba ~: buncit akibat
serangan malaria berkepanjangan (lih. birang); 2 ~ ~ i: dicuci
(sekadarnya)seadanya
kuran: 1 nama Berau tempo dulu, yang dikenal oleh orang di luar Berau
dan di pesisir Berau, yang wilayahnya dari Kina Batangan di utara
dan Tanjung Mangkaliat di selatan; 2 (1) nama kampung bagian
ilir Gunung Tabor, sekarang menjadi jalan kuran; (2) kampung
yang sekarang bernama kampung tanjung perangat
kuraan: kitab suci Al-Qur’an
kuran: 1 sebutan (nama) Berau dari orang di Kerajaan Bulungan,
Malaysia Timur, Philipina selatan, tempo dulu ataupun oleh
masyarakat Berau yang ada di pesisir dan kepulauan di perairan
lepas pantai Berau; 2 nama salah satu (banua) dari tujuh banua
(puak) pendiri Kerajaan Berau yang kala itu dipimpin oleh
Tumanggung Macan Nagara; 3 (1) nama kampung di Kecamatan
143
Sambaliung, sekarang menjadi Kampung Tanjung Parangat; (2)
nama salah satu kawasan di kampung Gunung Tabur (lih. nakip)
kurang =: 1 ~ pariksa: tidak tahu persis (lih. pariksa); teledor; 2
manambai cada ma ~ i prb: makin memperkeruh suasana,
padahal seharusnya menemukan jalan keluar yang baik
kurap =: (1) keridas; (2) ~ karama: gatal kutu air di sela-sela paha,
karena sering memakai pakaian basah berlama-lama
kurappi: kempek; kepek; tas saku tempat menyimpan uang; dompet
kurapu =: 1 (1) ikan laut; Epenephelus sp; Serranus malabarienus; (2)
Orang Berau asli tidak berani memakan ikan ini. Konon dahulu
kala ikan ini pernah menyelamatkan nenek moyang yang
tenggelam di laut ke tepi pantai, sehingga nenek moyang berjanji
(sebagai balas budi) untuk tidak memakan ikan ini. Sampai
sekarang bila anak cucu ada yang memakan ikan ini (bila da yang
melanggar) akan segera terserang koreng hebat yang gatal, karena
itu orang Berau (lih. banua) asli tidak memakan ikan kerapu ini,
karena akan terserang alergi hebat. Seperti juga pada masyarakat
salah satu desa di Kabupaten Lamongan (Jawa) yang tidak
memakan ikan lele (lih. kalli); 2 minyak ~: lemak atau minyak
yang diambil dari kulit ikan kerapu ini dapat dijadikan obat kulit,
yaitu menghilangkan bintik (noktakh) putih pada kulit, umumnya
pada orang yang telah berusia lanjud banyak terdapat bintik seperti
ini (lih. minyak)
kurau #: 1 ikan laut (besar); Polynemis; 2 dahulu (di bawah tahun 70an)
kalau lagi musim kurau ini, berpuluh-puluh perahu tongkang
(orang Berau keturunan Cina) rame-rame berbondong-bondong ke
laut untuk menangkapnya dengan menjaring atau renggi
kurias: mengupas dengan cara menarik ke bawah, seperti mengupas buah
pisang masak, bawang dll.
kuribas: getem-getem; mengibas dengan kasar, karena ada rasa jengkel
kuridat: membuka dengan mengais dengan ibu jari atau lainnya, seperti
memeriksa isi jagung muda yang ada kulitnya
kurijat: (1) kereceng; main mata; mengejap-ngejapkan mata; menggerakgerakkan tutup mata; (2) ~ ~: (a) main-main mata; (b) tutup mata
selalu bergerak-gerak sendiri, karena ada gangguan syaraf
kurik =: melubangi kecil untuk mengambil sesuatu
kurimat: (1) hewan lunak berukuran sebesar jari dan berkulit kapur,
memakan/hidup membuat lubang pada kayu yang lama terendam
di air (sungai); kapang; siput yang hidup dan berlubang pada
batang kayu di air; tembatar (ulat kayu dalam air yang suka
144
melubangi kayu); tembelok; teritip; Toredo navalis; (2) konon
salah satu lauk khas Berau tempo dulu (kurimat, rutun; sakkul;
singkil)
kurimping: kepingan lengket; mengering berkeping-keping menempel
(biasanya pada koreng dll.)
kurindan: benang buatan sendiri, biasanya dari serutan daun nenas,
pandan tinggi, batang pisang (lih. lamut), atau dari lepasan benang
kain; kelindan
kurinjit : ~ manuk: semacam kurap kecil (lih. manuk)
kuripak: suara gemerepak
kuriping: 1 kerak yang mengering pada loka atau koreng; keropeng;
lempeng-lempeng bekas ingus; bagian atas koreng (kudis) yang
mengering; 2 ma ~: (1) melepas “kuriping” dengan tangan; (2)
mengambil benda-benda yang lengket, seperti kerak panganan dll.
kuris: 1 jarab; koreng; kudis; 2 langau mancari ~ prb: orang yang sengaja
mencari-cari kesalahan orang lain, kemudian dengan itu berbuat
olah
kurising: menelisik (membuka sedikit dan mengambil isinya yang tersisa,
seperti pada sisa-sisa buah jagung yang masih ada kulitnya)
kurissingan: katai; kerempeng; kurus kering; sangat kurus (badan dll.)
kurma =: (1) palem padang pasir yang buahnya manis dikeringkan dan
tahan lama; tamar; (2) bah yang selalu jadi oleh-oleh orang Berau
yang menunaikan ibadah haji ke mekah
kurnia: ganjaran kebaikan; hadiah penghargaan berupa benda (biasanya
dari raja atau bangsawan ataupun orang berada)
kurru: 1 (1) mengucapkan suara “kur” kata seru untuk memanggil ayam;
(2) memanggil ayam (lih. cici); 2 “kurru sumangatnya”: (1) kata
pernyataan bahwa sesuatu itu bukanlah masalah yang
memberatkan, bisa ditanggulangi; (2) “kur semangat kembalilah
jiwanya,” ucapan untuk menyemangati orang yang baru terlanda
kaget atau sesuatu yang menakutkan
kurrup: 1 cahaya menyuram, lampu mau (akan) padam; malap; 2 mata
mengantuk hampir terpejam
kursani: bassi ~: besi baja yang kuat berasal dari daerah Kurasan Persia
(lih. lakan); kurasani
kuru: dengkur; geros; geruh; keruh; lengkur; sendar; (2) ba ~: geros;
ngorok
kurum +: gurah; kemu; kumur; berkumur; madmadah; mencuci mulut
dengan air dan dikocok-kocok; runyut
145
kurung =: 1 baju ~: baju panjang perempuan Melayu Berau; 2 ~ ~: kawat
alat pemanen sarang walet, dipasang di ujung galah; 3 ~ an: (1)
kandang; sangkar (ayam); tarang; (2) tempat menyimpan
sementera ikan atau udang yang baru didapat sebelum dipasarkan
kusal: 1 (1) lenyeh; meremas-remas (daun, kertas, kain dll.) agar lembut;
(2) ucek; kucek; menggosok-gosokkan (mata atau bagian badan
yang lain karena sakit sekali atau terasa amat gatal) dengan tangan;
(3) mencuci kain dengan memilin-milin dan meremas-remas; 2 ba
~: gaya atau gerakan sejadi-jadinya dalam perkelahian
kussau: 1 repot; sibuk sekali; 2 dual-daul (rambut); masai
kusuran: 1 abangan; talang; tempat aliran air di atap; 2 keran
kusut x: 1 gonyoh; kosek; membasuh sambil menggosok; 2 kain kecil (40
x 40 cm) dari sobekan kain kapan untuk mencuci bagian
tersembunyi dari mayat; paradu
kuta (^): bakurti; benteng; kubu pertahanan
kutai: 1 (1) nama wilayah di selatan Kabupaten Berau; (2) nama suku
bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Kutai, dan ada pula
penduduknya yang berada di Kabupaten Berau (walau jumlahnya
hanya beberapa gelintir); 2 buah kelapa tua yang dikeringkan
untuk bibit
kutang =: (1) pakaian dalam penutup dada wanita; (2) baju kaus ~:
pakaian dalam peria; singlet
kutapak: kelepur; keletar; mengelepar
kutapi: jenis pohon dan buahnya bulat asam sebesar buah jeruk manis
berwarna kuning kehijauan; kecapi; Sanduricum kucapi; sentul
kutba (*khutbah) =: bulan diapit ~: (1) bulan antara syawal dan zulhijjah;
(2) bulan antara Hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha; (3) bulan
ke-11 tahun hijriyah; Dzulkaidah
kutik #: ~ ~: suara ayam berkotek (lih. kangkutik)
kutika: (1) menggunakan hari baik, waktu baik, rejang; (2) papan bertulis
untuk menentukan hari baik (waktu baik untuk melaksanakan
sesuatu)
kutimbil: bentol; bintul; jendal; jendul
kutitik: bergerak cepat berputar menggelepar-gelepar, karena kesakitan
kutiting: terlalu sibuk atau banyak yang dikerjakan (hampir tak tertangani)
kutu =: 1 Pediculur humanus capitis; Pedicultus hamnusvar capitis (Ph.
capitis); (1) ma ~: didis; mencari kutu; mendedes; (2) ba ~ ~ an:
saling mencari kutu di kepala; 2 ~ tana: orang ataupun anak yang
selalu berada di tanah atau di jalan
146
kutuk x: bekerja sambil bersungut-sungut/marah, sehingga pekerjaan
dikerjakan dengan sekenanya dan kasar
kutung (^): buntung; kudung
kuur (kur*): kata seru memanggil-manggil ayam (lih. kurru)
kuwai: 1 gangsa; gongsai; gongseng; menggoreng tanpa minyak; sangrai;
2 ~ ruku: panganan kering tipis dan digulung, hinga berbentuk
lingkaran memanjang; 3 buntalli ba ~: udang kecil yang dimasak
tanpa air, hanya menggunakan air yang ada pada udang tersebut
dan diberi sedikit garang (lih. singgang)
kuwuk: ulat dalam tanah yang berkaki hanya pada bagian kepalanya saja,
dapat untuk umpan pancing
kuwung: 1 jenis musang terbang (bisa melayang, dari pohon ke pohon),
kubung, pukang yang dapat melayang; Galeopithecus volans; 2
larva/ulat putih dalam tanah; uret
kuyai: ambek; lopah; merajuk; rajuk
kuyuk (^): anjing; asu; jijit; darmonorop; draco; kumima
L.
Laal (lahal*) x: menyebabkan ada masalah; sangat terepotkan akibatnya
laat: kasip; tak ada waktu lagi; telat; terlambat
labang: 1 (1) luas; (2) lowong; 2 ~ an: jalur yang dapat dilalui perahu
karena airnya cukup dalam
labaran =: 1 Hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha; 2 abis ~: (1) setelah
hari raya; (2) setelah pelaksanaan salat Jum’at
labas: ma ~: menerabas (lih. labat)
labat: ma ~: berjalan melintasi lalang atau semak dll.; melintas di tengah
semak; randai
labban: berjalan melintas (memotong) lewat darat, berjalan memintas;
kelemban
labbar: 1 babar; berhamburan; berkeliaran; gentayangan; gerayang; kucar
kacir; pencar; 2 (1) kuma ~ an: berkeliaran banyak; bersara;
bertebaran; gelayangan; kucar-kacir; tebar; (2) ba sa ~ an:
berlarian menyebar;
labbas x: 1 jatuh terturun atau terlepas dari penahannya (ganjal, tiang,
dll.); 2 ba ~: (1) melepas atau menjatuhkan dari penahannya; (2)
upacara perayaan kelahiran bayi hari ke tujuh (lih. sulimbar)
147
ditandai dengan menjadikan rata sulimbar yang semula berposisi
mereng 15 derajat menjadi rata atau dijauhkan sama sekali; (3) si
ibu ditempatkan di atas kasur dan si anak dinaikkan ke ayunan (lih.
umbang)
labbat =: ~ ikkung: hewan (kambing, rusa, sapi dll.) mulai remaja (lih.
ikkung)
labbik: suara “bik” benda jatuh berat ke tempat yang lemah dan lembek
labbu: 1 salah satu suku (Dayak) di Sungai Kelay – Berau; 2 kayu ~ *:
jenis kayu beracun yang digunakan untuk menyantet atau
meracuni manusia (penyakit ganas berbahaya); 3 putu ~: jenis
panganan terbuat dari tepung beras dikukus dan disapuh parutan
kelapa
labbuk x: 1 (1) jenis keladi; (2) genjer; 2 gedebak, gedebuk; pukulan
dengan benda besar, menimbulkan suara “bug”
labbus: 1 berlubang bagian dasarnya; bobol; bobos; bolong karena
ditembus atau karena tekanan berat; bosor; dobol; jebol; lembus;
telus; 2 sa ~ ~: asal bunyi; asal ngomong; ceplas-ceplos
labbut vulg: (1) suara “but” seperti suara kentut yang besar; (2) ~ ~:
banyak kentutnya (berkali-kali) dan bersuara; sa ~ ~: lagiah;
lagwu; perkataan asal berkata-kata
labu x: 1 (1) jatuh; labuh; (2) ~ ati: kecewa berat; mutung; tenahak; 2 alat
bantu hitung satuan perhiasan emas (cincin, gelang, rantai dll.); 3 ~
~: alih-alih; tiba-tiba; dabak; sekonyong-konyong; tiba-tiba; tidak
dinyana; ujug-ujug; 4 bumbu penyedap (biasanya dari tulang atau
kepala ikan); 5 sa ~: (1) bumpu penyedapnya sama; (2) jatuh
ketika ada peristiwa lain yang bersamaan; 6 (1) ~ ~: dadak;
sekonyong-konyong; tiba-tiba; (2) ~ ~ i bicara: berikan teguran;
nasihati (lih. pada); wejang; 7 tarabbang gagak sa ~ tukil prb:
kebetulan berada di tempat kejadian perkara saat peristiwa terjadi,
sehingga dapat tertuduk
labuk: (1) nama salah satu bukit di Berau; (2) di Gunung Labuk ini ada
pesawat tempur yang jatuh juga di Pulau Maratua, pada perang
dunia kedua, sebelum serangan udara besar-besaran sekutu di
Berau dengan 19 pesawat tempur, dengan formasi 1, 6, 6, dan 6
pesawat
lacak x: memindahkan benih yang sudah lama berkecambah dari
persemaian lama ke persemaian baru, menanam benih setelah
disemai (lih. palai), tapi ini ditanam sementara untuk dibesarkan,
setelah agak besar dan siap tanam, akan ditanam lagi langsung di
sawah, rapih
148
laccit: mengeluarkan biji atau isi dengan cara memencit atau memijit
laccuk: bacul; lemah (tak punya kekuatan ataupun keberanian)
laccut x: (1) brosot (meluncur keluar melalui lubang atau celah); lesat; (2)
ma ~: (1) lepas terbrosot; (2) segera pergi dalam kesempatan
pertama; (3) pi ~: (a) terlepas meluncur; (b) segera pergi tanpa
pamit; (4) kuma ~: cercap
ladang x: (1) banglas; datar dan luas tanpa sekat; (2) ba ~ an: lahan
pertanian (lading/sawah) tampak menyatu tanpa sekat hutan atau
lainnya
laddum: suara dentum (seperti ledakan senjata api besar, ataupun suara
meriam bambu, yang biasa dimainkan anak-anak pada malammalam bulan puasa)
laddu: 1 (1) leler; reda (angin, hujan); teduh; (2) sudah agak tenang; 2
langkas; sudah berkurang (jumlah buah di pohon) akibat sudah
banyak yang masak, diambil atau berjatuhan
ladduk x: 1 suara “duk” seperti suara terantuk; 2 kepala tersandung bada
benda besar
laddum: dentum; detum; lentam; lentum; suara meriam
laddung: 1 suara “dung” seperti peti kayu terantuk; 2 kaki tersandung
pada benda berongga
laddup x 1 (1) ledak; letup; (2) ma~: jebluk; meledak; meletus; menjetis;
2 bertih; sangrai buah padi ketan sehingga menjadi bunga ketan
kering yang dapat dimakan
laddut +, suara atau pukulan pada benda besar berongga (seperti kasur,
samsak, bantal, batang pisang dll.)
ladin =: melayani; menyahut ajakan; merespons
lading (^): (1) bedik; belati; pisau (lih. bangkung); (2) ~ lippat: (a) gagang
pisau yang merangkap sarung, sehingga kalau pisaunya tak lagi
digunakan tinggal melipat ke dalam sarungnya; (b) pisau cukur
(tajam untuk mencukur rambut)
laga x: 1 (1) ajak: mengajak; kisain; kusai; (2) mentraktir, membayarkan
makan minum orang yang diajak ke warung; 2 jenis permainan
anak-anak beregu di lapangan dengan garis-garis tertentu, ada
yang menjaga dan ada yang bermain melewati pemain yang jaga
lagam #: aksen; dialek; gaya bicara; lagu bicara; lentong; logat; ragam
suara dalam bertutur (aksen Dayak, Berau, Bajau)
lagar: bancah; bengap; pandau; paya; rawa; tanah berlumpur kental sekali
lagau +: hana; hanar; lompong; ruang besar kosong
laggap (^): (1) debar; degup (di dada, jantung); dengap: (2) ~ ~: degdegan; jantung berdebar-debar
149
laggar x: menggelegar; suara yang keras sekali
laggir: 1 (1) denting; suara benda jatuh berat dan besar; (2) dahanam;
berdegar-degar; bertajar-tajar; gelegar; 2 lappak ~: blak-blakan;
gambling; talar
laggu: jaring bertangkai, penangkap udang, ikan-ikan kecil dll.; lambit;
tangguk
laggum: degum; dentam; dentum; deram meriam; kemantum; lentum;
sedan; suara ledakan (bomb, meriam dll.)
laggung: 1 pemukul dengan bawah tangan yang terkepal; tabok; 2 (1) pa ~
an: (a) tangan yang digenggam; (b) sebesar genggam; (2) sapa ~
an: sebesar genggam
laggup: 1 suara benda besar jatuh; 2 degup (lih. laggap)
lagi =: 1 masih; 2 (1) ~ lakanak: masih belia; (2) badan ~ manyurung
prb: remaja masih dalam pertumbuhan sehingga kuat makannya,
perlu makan yang banyak
lagundi: (1) lenggundi; tumbuhan perdu berdaun wangi; vitextrifolia; (2)
biasa dibakar (mengambil asapnya) pada saat menjelang turun
hujan yang berpetir dan kilat sambar menyambar; (3) konon
daunnya untuk ramuan jamu; (b) konon dapat dijadikan obat anti
kutu busuk (lih. mayung)
la ila: “alamak”; kata seru untuk menyatakan keheranan yang mengandung
kekecewaan
lailatul: ~ kadar: 1 malam kemuliaan; malam turunnya Al-Qur’an di
bulan Ramadan; 2 mu’jizat di bulan Ramadan berupa benda aneh
yang menakutkan, namun siapa berani menangkap atau
mengambilnya akan menjadi harta karun yang merupakan rezeki
nomplok
lain =: 1 manga ~ kan: lain dari yang lain, sehingga tidak senada dengan
orang banyak; 2 ~ manunjuk mata prb: basa-basi seseorang
berbicara di hadapan orang yang dihormati sedang menggerakgerakkan tangan sebagai kelengkapan bicara
laing: si ~: makhluk (hantu) pengganggu (lih. mutakasi)
lair: benda-benda cair; berair
lais x: ikan sungai (pipih, putih memanjang dan kecil); Kreptopterus
bichirrhis
laja x: ~ ~: datang tanpa persiapan dan tanpa peralatan (persenjataan) (lih.
sisiklalu); gosi
lajak x: 1 ~ unjur: menerjuni kancah perjuangan tanpa bekal apapun (lih.
ilmu): 2 ta ~: hujam; kejeblok
lajim #: 1 wajar: 2 di ~ ~ kan: terus digeluti, padahal kurang baik
150
lajjang: celung; cengkung; mata mencekung akibat kurang tidur atau habis
sakit
lajjap: 1 (1) masuk (benda bulat panjang); (2) ma ~: masuk ke dalam
lubangnya; 2 (1) ma ~ matari: matahari tenggelam di ufuk barat;
matahari terbenam; sun set; tayun; (2) ma ~ matari ma ~
nyawangku: pernyataan sumpah yang mengharapkan orang lain
percaya pada pernyataan pembicara
lajjup: 1 keluar; datang; 2 ~ ~: (1) celam-celum; celas-celus; keluar masuk
dengan bebas; (2) sering datang dan pergi; 3 luang ~: keluar
masuk dengan bebas; 4 pi ~: (1) hilang tiba-tiba
(menyelam/masuk); (2) lampu mati tiba-tiba
lajung +: atap kecil sementara, sekadar untuk bernaung dari sinar
matahari; tebeng; tedeng
lakak x: (1) ~ ~: bahak; dekah; dekak; gelakak; ilai; kakah; kekeh; rakah;
tertawa gelak dan bersuara nyaring; (2) ba ~: tertawa keras
terbahak; (3) kuma ~: gergeran; tertawa beramai-ramai
lakan (^): kain tenun dari bulu domba
lakanak: 1 (1) anak-anak; bocah; kanak-kanak; (2) adolesens; belia; masa
remaja; (3) belia; 2 ~ annik: bayi, anak kecil (baru lahir); (2) ~
ilang ini: almarhum untuk yang masih tergolong muda dan telah
meninggal (lih. sala)
lakattan: ketan; beras pulut; Oryxasativa linn; sipulut
lakatti: melihat dengan teliti; perhatikan, awasi dengan memandang
sungguh-sungguh; tatap; tilik
laki x: 1 (1) jantan; (2) suami; teman hidup istri secara sah; (3) inni ~:
engkong; 2 (1) tampurung ~: tempurung kelapa bagian bawah;
(2) ballai ~: bentuk atap rumah yang tidak limas (lih. ayar)
lakka x: gelakak, lepas terbuka; terlepas dari yang ditempeli
lakkas x: (1) berganti kulit, karena akan tumbuh lebih besar lagi; (2) ~ ~
an: kelonsong; kerosong; selongsong (kulit ular yang berganti
kulit); selumur; (3) ma ~: ekdisi; pertukaran kulit (pada binatang
yang bercangkang, seperti, kepiting; udang, ular dll.)
lakkat: belengket
lakkatti: di ~: ditempeli
lakku: ~ ~ an: cecengklok; jengklok; lipatan antara paha dan betis (dibalik
lutut); pelipatan lutut
lakkum: halkum, jakun, lekum; ujung kerongkongan yang nampak
menonjol
lakkung: 1 dengking; dengkung; kaing-kaing; kengkeng; suara anjing;
salak anjing yang kesakitan; 2 ~ ~: batuk keras
151
lakkup: 1 benda cekung tabal terkelupas; cepol; gelopah; jelungkap;
kelotok; selungkap; 2 ba ~: (1) buah kelapa yang sudah di kelupas
tempurungnya; (2) permainan anak-anak dengan mengadu buah
karet yang disusun kemudian dipukul dengan bawah tangan
terkepal, buah mana yang pecah itulah yang kalah; semecah; (3)
mengurangi rasa sakit kepala dengan menarik rambut sedikitsedikit dengan menyentak sehingga mengeluarkan bunyi seperti
terketuk; 3 si ~: orang yang kuat dan tahan fisiknya (lih. silakkup)
laksa: 1 panganan dari tepung beras berkuah (gula merah dan santan) (lih.
putu); 2 bilangan sepuluh ribu; ceban
laksamana: 1 (1) nama kampung di bahagian tengah Gunung Tabor; (2)
sekarang jadi jalan laksamana; (3) tambahan nama di depan gelar
pemberian sultan; 2 (1) guris ~: garis imajiner pertahanan (lih.
kuta) seorang pesilat yang konon tak akan dapat ditembus oleh
lawan; (2) langnga ~: minyak urut konon mujarab untuk
mengatasi keseleo ataupun patah tulang
laku =: 1 perbuatan; tingkah; 2 ba ~ ~: melakukan sesuatu perbuatan
dengan kebijakan sendiri, tanpa memperhatikan saran dan nasihat
terlebih dahulu; 3 sa ~ ~: berbuat secara sembrono; 4 baniapa ~
nya: -- (lih. baniapa)
lala: suka makan sembarangan
lalai: (1) piring; pinggan porselin atau kaca tempat makan; (2) ~ kalling:
piring seng
lalak: email; lolak; siput laut yang kulitnya diambil untuk bahan pelapis
peralatan dapur yang terbuat dari seng, seperti piring seng,
mangkok, cerek, kan, dll.; tiram laut
lalakau: sarang laba-laba (yang sudah tidak terpakai lagi dan hitam) (lih.
kalalakau)
lalakum: lakum, tumbuhan menjalar (semacam lembayung); Vitris trivolia
Indica
lalamman: alat sebagai contoh untuk menggaris atau menggambar; mal
lalang + x: sa ~: menerabas kian kemari tak menentu
lalangit: 1 kain untuk menutup bagian atas (plafon); kanopi; langit-langit;
2 ~ pangadangan: kain hiasan tutup atas pelaminan
lalanting: meratap-ratap (berharap-harap) panjang karena lapar, tapi
makanan tak juga ada
lalappun: kelepun; panganan (kue) berkuah dari tepung ketan, gula merah
santan dll., dibuat bulat-bulat kecil direbus, kemudian digulinggulingkan pada parutan kelapa
152
lalappung: ketimbung; memainkan (memukul-mukulkan) tangan di air,
sehingga menimbulkan suara
lalas: kayu api tak menyala baik, tidak cocok untuk menanak (lih.
bulikikan); kosang; menyala sebentar kemudian padam segera,
karena jenis kayunya (lih. ampul)
lalat: panning ~: sempoyongan; setengah mabuk
lalau x: panganan buah ketan muda yang ditumbuk, buahnya lebih muda
dari amping (lih. amping)
lali: butu ~: (1) permainan anak anak berupa tongkat kayu kecil sepanjang
25 cm dan 15 cm dengan diameter 2 setengah cm; (2) (a) cara
memainkannya dengan meletakkan tongkat pendek pada lubang
kecil kemudian dipukul dan terangkat ke atas, kemudian dipukul
lagi untuk pukulan jarak jauh, lantas dihitung jaraknya dengan
kelipatan tongkat yang panjang; (b) kalau ketukan pukulannya
sampai dua kali, maka menghitungnya pakai tongkat yang pendek,
jadi jumlah kelipatannya lebih banyak; (c) yang terbanyak jumlah
hitungannyalah yang menang
lalla: lelah kewalahan
lallai: berlama-lama; lamban; laun; lelet; perlahan; tidak segera dalam
mengatasi masalah ataupun tugas
lallam: tertahan dan disembunyikan (lih. lassap)
lallap x: (1) permukaan tertutup air; (2) ka ~ an: air naik sampai ke situ;
kelelap
lalu =: 1 (1) melewati; (2) ~ limpas: lalu lalang; lewat-lewat (lewat bolak
balik) (lih. limpas); mondar-mandir; 2 mu ~: ambilkan; bawakan
sekalian; 3 pa ~: dulu pernah terjadi peristiwa memprihatinkan
yang sama; 4 sisik ~: tanpa bekal pengetahuan ilmu kanuragan
sama sekali (lih. laja)
lamas +: astenik; lemah lemas tak bertenaga; lemau; lembik
lamba +: pertanda akan terjadi sesuatu
lambak #: 1 (1) gulut, gundukan tanah yang digemburkan untuk
menyemai bibit; (2) semai (selain benih padi), disemai ditanah
yang agak ditinggikan dan diberi humus (sisa bakaran);
pembibitan; 2 kuak ~ an: legap; legak; legok; takuh; tidak rata;
permukaan berlubang-lubang dangkal (lih. kuak)
lambau: (1) rumah (lumbung) berbentuk semi rumah minang, pada kedua
ujung atapnya meninggi terletak di atas bukit antara bajangga dan
badungun; (2) dulu bukit ini disebut juga Gunung Lambau, yang
sebelumnya bernama bukit terompet, markas pasukan bendera
153
putih; (3) sekarang dikenal dengan bukit inhutani, karena markas
inhutani sekarang berada di bukit ini
lambing x: 1 kendur, lemah terjuntai; 2 cuping telinga yang dipanjangkan
(pada suku Dayak Gaay) (lih. sagayi)
lambir: 1 gelambir; lebar lembut (lih. lampir); 2 pinjalin ~: famili rotan
kelas rendah (lih. sangai); 3 tattak-tattak pinjalin ~ di tattak di
gulang-gulang: sampiran pantun, setelah terpuaskan maka
pulanglah segera
lambis: hampir; nyaris
lambu (^): 1 andaka; banteng; sapi hutan; seladang; tembadau; 2 ~ ~:
lambo; perahu layar berukuran besar (dengan tonase di atas 20 ton)
lambung =: 1 (1) bergerak dengan menjejakkan kaki dan melayangkan
tubuh ke atas; doncang; gelompar; lompat; loncat (agak tinggi);
terjun; (2) ma ~ i: dongkat; 2 ~ kuda: posisi perwatasan/rumah
yang termasuk dalam pantangan (lih. gali); 3 mantua ~: mertua
jauh (sepupu/keluarga mertua)
lambur =: bidang; lebih melebar dari biasa (tentang kain)
lambus: 1 berlubang terus sampai ke sisi lain; bolong; tembus; 2 (1) teteh:
ucapan anak-anak yang baru belajar bicara sudah mulai dapat
dimengerti; (2) cada ~: anak-anak yang belum dapat bicara dengan
benar lafalnya; cadal (lih. cada)
lambutan: anjat; biruh; ransal dari anyaman rotan; sitak, pundi-pundi
tempat bekal dan sebagainya
lamiding: (1) lemidi; tumbuhan menjalar yang daun mudanya dapat
disayur; (2) batangnya yang memanjang sangat cocok untuk jadi
penjalin tebat
lamin x: 1 rumah besar panjang adat Dayak; 2 ~ talunsur: (1) legenda
kampung longsor ke dasar Sungai Segah (berlokasi di hulu Teluk
Bayur); (2) konon dahulu kalau air lagi jernih-jernihnya akan
terlihat kesibukan keseharian orang kampung yang telah membatu
di bawah air (dasar sungai) (lih. lunsur)
lamma =: 1 (1) lembek; lunak; (2) ~ layyuk: lemah terliuk-liuk; (3) ~
lulai: kelemek-kelemek; tidak bersemangat; (4) ~ lumambut:
lemah lembut (tutur bahasa); 2 (a) ~ bulu: lemah mental sehingga
gampang terkena pengaruh gaib (lih. bulu); (b) ~ ~ matari: sudut
elevasi sinar matahari makin kecil, sehingga panasnya
makin/gtelah berkurang; (c) tullang: (1) tulang lembek; (2) kurang
tenaga; lesu; loyo; letai; letih; 3 rumput ~: rumput kecil merambat
dan berkelompok di rawa (lih. pisau)
154
lammau x: 1 (1) lemak; berlemak; (2) enak; sedap; 2 ucapan mengejek
“rasain” “enak! rasakan itu”; 3 (1) ~ patin pindang sayur prb:
ucapan tempelak (lih. sayur); (2) bangsa sumbilang ~ ka bibir
prb: orang yang selalu manis dalam berbicara, tapi buktinya lain
lammut: dolphin air tawar; Irawadi dolphin; lumba-lumba air tawar;
mamalia air tawar (sungai); Orcaella brevirostris; pesut
lampa: ikan laut kecil dan banyak tulang dalam dagingnya; puput
lampang =: lurus; tembus pandang (lih. ladang)
lampar: hampar; dibiarkan bergeletakan serampangan
lampas x: (1) tembus; tranparan; (2) ba ~ an: berhubungan tanpa
pembatas (sekat)
lampin (^): 1 ambet; kain (selimut) untuk bayi; popok; 2 (1) gambas;
kelola; Luffacylindrica; (2) konon buahnya dapat mengurangi
kadar gula dalam darah
lampir x: 1 kelemping; lembut tipis (seperi keadaan buah zakar) terurai
menggelantung; 2 (1) kendur pada benda lebar tipis; kopek; lepe;
menggelemping; terkelepai; (2) suara sember pada beduk
lampu =: 1 suar laut; 2 (1) ~ kulit bikin; celupa; (2) ~ miskin: lampu hias
(tempo dulu) yang cukup terang, karena kerjanya mirip stormking;
3 busak ~: bunga raja; Hibiscus; kembang sepatu; uribang
lampuyang =: temu kunci; Zingeber konon dapat untuk obat malaria,
karena rimpangnya terasa sangat pahit
lamun: (1) andaikan; jika; kalau; seandainya; (2) namun; tetapi
lanak: ajur; ancai; hancur luluh; hancur sekali, ajur; remak; remuk menjadi
kecil-kecil
lancang x: anak ~: ikan patin berukuran kecil
lancap x: cepat datangnya
lancar x: lancip; mencos; rancung; runcing; tajam
lancing x: pergi dengan cepat; sangat laju
lancu: 1 menyiram cepat dan banyak agar yang disiram hilang terbawa air;
2 ta ~: (1) tersiram air; (2) keceplosan; lancap; terlanjur berkata,
yang seharusnya ditahan
lancung =: piknik; pesiar
landahur (^): orang besar dan kuat (lih. ayus); raksasa
landak =: 1 ajjang ~: bulu landak; 2 ma ~: pengobatan dengan
menggunakan bulu landak yang diulesi minyak makan (lih.
langnga) dan dijepitkan pada jari-jari dan diputar
landang (randang*): singkong putih dibusukkan baru diolah makanan (lih.
kubal) rasanya lebih sedap
landas x: lantam; lantang; nyaring
155
landau x: memukulkan kaki kepada kaki (dari seseorang kepada
seseorang) dari arah samping; sauk
landi: pengasinan (misalnya telur diasinkan menggunakan campuran
garam dan abu)
landir =: lecat; lecok; licin sekali
landu x: kendur; longgar
langadai: Ceriops decundra; jenis kayu laut (pantai) keluarga bakau, dulu
dibuat tongkat lubang tambang batu bara; tengadai
langas: 1 lumpur (endapan) di sepanjang tepian sungai, kalau air pasang
naik akan tenggelam; 2 ma ~: lahan terbakar habis pohon dan
ranting yang ada di atasnya, sehingga mudah untuk ditanami padi
atau tanaman lainnya (lih. kirai)
langau #: 1 lalat (lih. buta); laler; 2 ~ ~ an: kosong dan hanya ada
beberapa gelintir di sana; 3 buaya ~: laba-laba rumah pemakan
serangga, terutama lalat; predator lalat; 4 kullat ~: nori; rumpai; 5
dipadayi ~ ~ ku prb: ada (semacam) pirasat yang memberi tahu
sesuatu terjadi; telesia
langga =: carak; menelan langsung; tenggak
langgar: 1 mushalla; rumah ibadah tempat salat; surau; zawiat; 2 (1)
landa; tabrak; (2) hingga; mencapai waktu (“malanggar
satahwun”)
langgung x: suara besar dan bergaung
langir (^): 1 kejamas; keramas; membersihkan rambut dengan air dan
pembersih rambut; 2 bahan untuk keramas, biasanya dengan
santan kelapa atau rajangan buah “jangnging” (lih. jangnging);
ramuan untuk mencuci rambut
langit =: 1 (1) ~ ~ pangadangan: kain hias penutup pelaminan; (2) la ~:
flapon kain (sementara) selagi ada kenduri (pengantinan dll.); 2 di
~ ijjau prb: berada ditempat yang sangat jauh
langkai x: arik; gapai; jemba; jangkau; jeramba; mengulurkan tangan
untuk menggapai sesuatu; merengkuh dengan tangan
langkis: cepat; lekas; pesat; segera
langkisau =: angin kencang yang arahnya berubah-ubah
langkuas =: Alpinda galanga; gadalama; laja; laos
langkuda: 1 yang mengepalai; 2 jagoan di antara anggota yang ada dan
selalu mengambil inisiatif provokasi
langnga: 1 (1) kelentik; keletik; minyak kelapa; minyak makan (lih.
minyak); tanak; (2) dahulu juga dijadikan minyak lampu dengan
menggunakan kulit tudai sebagai wadah dan dibwri bersumbu; 2
(1) ~ laksamana: minyak urut mujarab untuk patah tulang dan
156
keseleo; (2) ~ panimbul: minyak urut keseleo dan konon
pemakainya tahan benturan
langngaiji: bijan; lenga; Sesamun indicum; wijen
langngak x: 1 suara “ngak” akibat tterjatuk, atau terpukul; 2 pi ~:
menangis tiba-tiba dan terhenti
langngan =: pergelangan tangan
langngap: cangah; celanga; langah; terbuka (adah), membiarkan terbuka;
ternganga
langngis (^): jilah; habis sama sekali; kalas; labas; ludes; lindang; lingkap;
tak ada yang tersisa; tandas
langngur: (1) longgor (lekas tumbuh menjadi besar dan tinggi); jagur
(besar tubuhnya tidak sebanding dengan umurnya); (2) besar tapi
lemah (lih. rappas); lemah seperti rapuh
langui x: (1) berenang menyeberang; (2) kuma sa ~ an: banyak yang
berenang menyeberang
lanjan: anjang; mengunjungi sejenak; meninjau
lanjar x: daras; membaca ulang alipan atau Al-Qur’an yang telah
dipelajari sebelumnya, supaya semakin lancer kajinya
lanji #: centil; ganjen; ganjeng; genit; jentat; suka bergaya manja
lanjung x: (1) ambung; gendongan petani (lih. sikut) terbuat dari daun
nipah muda (lih. sisik) dipakai saat panen untuk membawa buah
padi yang sudah di petik dan kala memetik; (2) ~ jawa: bakul
lanjur =: dipa ~: anak-anak yang dibiarkan terus berbuat salah, hingga
menjadi kebiasaan sampai dewasa
lanjut x: kecil dan panjang; lanjang; molor memanjang menggelayut
langadai: 1 tengar; tenggadai; tumbuhan bakau yang tumbuh di rawa-rawa
bagian hutan bakau; 2 (a) dulu jaman tambang tertutup (lih. sMP)
kayu ini menjadi mata pencaharian penduduk Berau, dibeli oleh
perusahaan tambang untuk tongkat lubang galian batu bara; (b)
waktu itu kelestarian alam terpelihara dengan baik, karena tak ada
pengupasan tanah
langit =: ujung ~: aksa; jauh sekali
langka x: bagian gerakan dalam silat (lih. kuntau)
langkai: arih; gapai
langkuda: pimpinan gerombolan (lih. mundu)
langnga: minyak makan (lih. dadda)
langngaiji: bijan; wejen
langngap: celengak (pintu); cloengap
lannyir +: nampak bagus, enak dan seperti basah berair (tentang buah atau
gadis putih bersih dan manis)
157
lannyut: gayal; kenyal; kial; liat; sulit untuk diputus (diiris dsb.)
lansai (^): lunas; hutang sudah terbayar semua
lansam =: berjalan lambat untuk kapal; mengurangi kecepatan
lansat =: (1) kakosan (buah); langsep; (2) ~ tallur: langsat; (3) ~ ruku:
duku
lansir #: diantar sedikit demi sedikit; sedang memindahkan banyak barang,
mis. kayu log dari hulu sungai ke hilir, atau buah yang banyak
pada musim buah dari kebun ke tempat penampungan
lanta: (1) kebanyakan menggunakan minyak; (2) rambut ~: penggunaan
minyak rambut terlalu banyak, sehingga nampak klimis; (3)
menggunakan minyak makan terlalu banyak pada panganan,
sehingga nampak basah (lih. wajib, sukku dll.)
lantak x: 1 datar rendah; leler; rata; 2 ba ~: (1) duduk tanpa alas; gelosot;
klesot; (2) rumah atau lainnya tanpa tiang penyangga dari bawah;
3 lulun ~: duduk atau berbaring sepanjang hari di suatu tempat
(lih. disal)
lantanalul”: juz keempat dari kitab suci Al-Qur’an
lantik =: 1 (1) lengkung; (2) mandau ma ~: golok melengkung keluar
(kalau sabit melengkung ke dalam); latuk; sewar; 3 memulas jari
(sebagai hukuman pada anak-anak) dengan melentikkan ke
belakang jari
lanting x: camplungan; jamban; kakus; WC (water closet) di atas sungai
lantir: ba ~ an: balur; bilai (luka panjang karena bekas pukulan benda
panjang kecil); bilir (bengkak bekas cambuk); bilur; jalur merah
bekas cambukan yang tertinggal di permukaan kulit
lantung: minyak bumi (mentah)
lantur =: (1) jerungkau; ledung, terlengkung ke bawah; lendut, lekuk ke
bawah karena berat; (2) menarik kayu agak membengkokkan
lanut: agal; serat pelepah batang pisang atau daun nenas yang bisa
dijadikan benang (lih. kurindan); sisal
lapak: 1 ba ~: duduk melantai; 2 (1) berdagang di kaki lima secara tidak
menetap; (2) pa ~: pedagang kain kaki lima yang tidak menetap,
datang dari tempat lain
lapai: memercikkan air supaya sedikit lembap (dahulu saat akan
menyetrika kain, karena kainnya kaku habis di “kanji” (lih. kanji)
lapan: setelah tujuh sebelum sembilan (lih. walu)
lapang =: 1 (1) lega; luas; (2) tana ~: lapangan; 2 berezeki lebih; orang
berada; 3 ada ka ~ an: (1) ada waktu terluang; senggang; (2) ada
rezeki lebih untuk itu
158
lapar =: ~ mata: saat melihat makanan, ingin sekali memakannya dengan
lahap, tapi setelah makanan tsb. diperoleh tak ada selera untuk
memakannya
lapau x: danger; dangau; gubuk; kappa-kapa; rumah kecil; saung;
sengkup; sudung; teratak
lapi: seri dalam perlombaan sehingga perlu diulang (lih. lugu) pada
permainan anak-anak
lapik (^): alas; jejabah (alas tidur hewan)
lapindir #: minyak wangi buatan pabrik; wewangian
lapis =: lembar tikar pandan yang bilah anyamannya lebih kasar (lih.
sararra) untuk lapisan luar/bawah; tala
lappak: 1 (1) depap; suara benda tipis lebar tertangkup (seperti papan,
daun pintu dll.); (2) pi ~; dentam, suara tamparan; (3) ~ ~: banyak
suara “pak” berulang-ulang; (4) kuma ~: banyak suara gemerepak;
2 ~ laggir: berkata dengan terang-terangan; blak-blakan; terus
terang; gamblang (lih. laggir); talar
lappas =: 1 ~ i: gasak; 2 ba ~: (1) melepaskan diri (menghanyutkan diri);
(2) meninggal;
lappat +: ketupat kecil panjang terbuat dari janur kuning; panganan dari
beras ketan yang direbus, biasanya dibuat untuk acara tertentu,
seperti acara “babuang naas,” peringatan hari ke-40 wafatnya
seseorang dll.; lepat; leper
lappik: suara “pik” karena benturan benda tipis panjang
lapping: kempes tak berisi; kempeng; kerempeng; kering dan kosong di
dalamnya; krepes; mambung; mampung
lappir: kelebihan material yang tidak habis terpakai; sisa
lappit =: terjepit kecil (lih. kulappit)
lappiyau: pohon dan buah-buah hutan yang bisa dimakan
lappuk: 1 suara “puk”; 2 ikan sungai (berwarna kehitaman) (lih. lais); 3 ~
~: (1) cipu’an; tumbuhan rumput berkayu yang buahnya dapat
dimakan seperti buah ceri; (2) daun serta batangnya direbus dan
diminum konon untuk obat herbal mengatasi hipertensi
lappung: encang; memukul dengan keras, baik dengan tangan kosong
(tinju) ataupun dengan benda besar dan berat
lapput #: 1 suara udara yang keluar dari pelepasan (suara kentut); 2 ~ ~:
(1) keluput; (2) ngomong terus tanpa mendapat perhatian atau
tanggapan dari lawan bicaranya; (2) sa ~ ~ nya: seomongomongnya saja; asal bunyi
larik: bindu; bubut; membentuk kayu dengan cara memutar kencang dan
mengeriknya, sehingga terjadi seperti bulatan-bulatan
159
laruk: bukau; ceruk; lembah; lembang
lasang: abnas; arang kayu
lassan x: (1) nama sungai kecil anak sungai di Kelay, (2) nama kampung
(dulu ibu kota Kecamatan Kelay) sebelum pindah ke kampung
Lesan sekarang di sungai ----- supit; (3) di kampung (lassan lama)
ini ada stik (tongkat/ujanan) pancing si “ayus”
lassap #: 1 hilang lenyap; sirna; 2 barang gadaian yang lama tak tertebus,
dianggap sudah hilang oleh orang tempat bergadai (lihgadi)
lassing + x: cengking; dedau; erik; gegaokan; jengek; jerit; keriau;
lengking; memekik; mengking; pekau; tempik; teriak keras
lassung =: 1 lumpang; 2 ma ~: cekung; cengkarung; jeluk; koncaf; kelung;
legok, lekuk lebih rendah dari sekitarnya; menjadi berlubang agak
dangkal akibat sesuatu
lassut: 1 keluar atau masuk dari tempat (pintu atau lubang) kecil; 2 sempat
meluangkan waktu; menyempatkan untuk
lastian: latihan; terenem
lastip: karet penghapus; setip
lasuk: jongki; ketiding; lanjung besar, lanjung ini digunakan untuk wadah
mengangkut padi; rombong
latap: ba ~ an: berjatuhan (seperti buah, daun atau jari jemari yang
berlepasan akibat penyakit lepra); gobrok; rabas; rontok
lati: 1 nama sungai di hilir Kampung Sambakungan Kecamatan Gunung
Tabur; 2 nama pemukiman salah satu dari tujuh banua pendiri
Kerajaan Berau dipimpin oleh Inni Baritu, tempat lahirnya Aji
Surya Nata Kesuma (lih. baddit) yang bertakhta dari tahun 1400
hingga tahun 1432 M
lating =: alat pemantik api berupa sepotong besi, yang dipantikkan pada
batu sehingga mengeluarkan bunga api
lattak x: menggerakkan, memainkan lidah sehingga nyaring bunyinya
(suara “tak”)
lattang +: panas dobrak; tengah hari yang panas terik (matahari bersinar
penuh dan tak ada awan)
lattap +: sunyi sekali; sunyi senyap
lattar: 1 pecah; retak; 2 pecah bergetar tentang bunyi gong; sember
latti #: lejar; tak kuat lagi bergerak karena sangat kelelahan; tenat; terasa
lelah sekali
lattik: 1 suara “tik” karena terkena lentingan; 2 bu ~: lanting; lenting; 3 pi
~: (1) tiba-tiba bersuara “tik”; (2) benda kecil tiba-tiba
terpelanting; geletik; keletik
160
latting: (1) bunyi uang logam jatuh di atas talam; suara “ting” yang
nyaring; (2) pi ~: decing; dencang; denting
lattir: 1 ledus; pukulan benda kecil panjang pada benda yang lebar; 2
suara petir yang tajam (lih. garugum); 3 umpatan terhadap orang
yang makan (lih. bangkak)
lattuk: (1) terantuk; suara terantuk; (2) ~ ~: hetak-getuk; suara orang
berdayung (lih. bassai); (3) pi ~: keletuk
lattung: (1) denting; lantung; suara terantuk yang nyaring; (2) ~ ~:
gerentang; (3) pi ~: kedengking; kedengkung; keletung
lattup: 1 lepuh; luka bakar; 2 (1) detup; detus; suara ledakan kecil; (2) ma
~: jebluk; meletus
lattus =: 1 ma ~: kulit berbintil yang mengandung air, karena kena api,
atau karena memakai sandal baru yang belum menyesuaikan
dengan kaki; lecur; latur; lepuh; 2 ~ an: penyakit cacar (lih.
attusan)
laung x: 1 (1) pohon sejenis durian (buahnya bulat merah marun); (2) ~
paisan: famili durian, yang buahnya tidak pernah jatuh, mekar di
atas, sehingga isi dan buijinya berkjatuhan ke tanah, dapat
dimakan dengan cara membuatnya tumis; 2 kain sarung (pelikat)
dibungkuskan pada kepala; keredong; kerondong; kerudung;
undung-undung; (1) untuk melindungi dari sengatan matahari; (2)
(a) dipakai kaum perempuan saat memandikan mayat (sebagai
penutup aurat); kerudung; (b) salah satu pantang (lih. gali)
“balaung” dalam rumah, juga berpayung, kecuali ada orang
meninggal yang perlu dimandikan dan harus memakai “laung”
demikian juga memakai payung
laup +: ambang timbul di atas permukaan air terkatung-katung; kambang;
melampung; rapung
laut x: 1 benda buatan ataupun bahasa orang kulit putih (bule); 2 (1) hilir;
ilir; (2) sungai besar; 3 ~ an: air tengah sungai besar; laut; 4 (1)
jallau ~: sidat; (2) kangkang ~: anjing laut jadi-jadian yang konon
menggali dan memakan mayat yang baru di makamkan, yaitu
makam di perkampungan pesisir pantai atau pulau-pulau di tepi
laut; (3) paria ~: sayuran buah memanjang seperti ular dab
berbelang hijau putih seperti semangka, sepanjang 50 cm dan
berdiameter 6 cm; (4) taddung ~: selimpat; ular laut; 5 kata sandi
seruan/panggilan/mengajak pulang/makan/istirahat untuk orangorang yang sedang bekerja/berada di ladang/kebun, dengan
maksud agar hewan/hama tidak ikut, karena panggilan tersebut
161
lawai: (1) benang (lih. manjalili); (2) ~ gudang: tali benang yang agak
besar dan pintalannya berbentuk bola kecil putih
lawan =: ma ~ kan: membantu untuk membela
lawang: 1 jenis kayu hutan kulitnya bahan obat (ramuan), Cinnamomum;
2 ~ sakapping: lawang seketeng; pintu gerbang; regol
lawar: 1 (1) lauk terbuat dari cacahan mentimun atau lainnya (daun
singkil, jambu dll.) dan dicampur udang bakar serta diberi sambal
(lih. cuka); (2) ~ jawa: pecal; pecel; 2 di ~ prb: (1) dibuat lawar
dan disantap; (2) diomeli habis-habisan
lawas (^): 1 (1) lama; (2) sa ~ an: abadi; selama-lamanya; 2 umpan ~
vulg: unpan memancing dari tinja
lawat #: mengontrol dengan mengunjungi dan memungut hasilnya (lih.
sarakkap; panjut dll.)
lawi =: benang untuk tenunan
lawit +: (1) berjuntai terayun-ayun bergantung meliuk-liuk; jela; jerambai;
menggantung ke bawah (benda kecil panjang) bergoyang-goyang;
(2) kuma ~: banyak yang bergelantungan kecil-kecil panjang
layak x: 1 (1) ~ ~: berbaring tertelentang; (2) ba ~: (a) telentang; (b)
terbuka; tak bertutup; (3) bangun ba ~: bangun mendadak dari
berbaring/tidur karena kaget; (4) ta ~: celentang; jatuh
tertelentang; jelapak; terjeblok; 2 halaman (Al-Qur’an); vagina
(halaman buku)
layang =: lai; helai; lembar
layas x: sidai; terbuka-buka biar kena-kena angin (biar dingin);
mengangin-anginkan agar mengering
layir (lahir*) =: (1) air; (2) ba ~: banyak airnya; berair; mengandung air
layu #: tidak segar lagi (tentang ikan)
layur x: memanaskan dengan memanggang sekadarnya (supaya layu dll.)
layyuk #: 1 layah; lemah terkulai-kulai; 2 lamma ~: gemulai -----
layak: 1 lentang; terbaring depan badan ke arah atas; telentang; 2 halaman
(Al-Qur’an) bagian dalam
layang =: 1 helai; lembar; 2 ampik sa ~: pakaian khas Berau; 3
bagantung dir abut sa ~ prb: rasa sangat khawatir
layas: berada di tempat terbuka tanpa penutup, biasanya sambil bersantai
layu =: (1) bonto; bonyok (tentang ikan dsb.); (2) tidak segar lagi
(umumnya pada daun dan sayuran, yang mulai melemah)
layuibbul” (layuhibbul*): juz ke 6 dari kitab suci Al-Qur’an
layur x: 1 Melayukan daun dengan memanggang sedikit di atas bara api; 2
untuk mempermudah melengkungkan kayu yang akan dibuat
perahu dll.
162
layyuk: (1) meliuk-liuk tertiup angin; (2) lamma ~: gemulai
liang =: 1 (1) lohong; tinkepan batu ditepi gunung (dapat tempat
berlindung dari hujan dll.); (2) dijadikan tempat tinggal suku basab
batu; 2 ~ ~: empot-empotangamang; trauma
liap +: benda lebar penutup terangkat sebagian
lias x: 1 (2) nabi Ilyas (dalam aksen bahasa Berau); (2) (a) konon nabi
untuk tumbuh-tumbuhan; (2) kalau ingin memanfaatkan tumbuhtumbuhan terutama untuk obat, maka meminta ijin dulu pada nabi
Ilyas agar lebih berkah; 2 ~ ~ an: (1) tipis sekali seperti kulit ari
yang terkelupas; (2) ~ ~ an daun (prb): tipis sekali laksana
tebalnya daun
liat =: 1 ba ~: kihamat; menetung; minta diramalkan (umumnya untuk
menemukan barang-barang yang hiolang) tentang nasip dan
peruntungan; 2 ~ ma ~ prb: tidak bertindak serampangan terhadap
orang, karena segan dengan orang tertentu (lih. pandang)
libai +: berjalan santai tanpa membawa atau berbuat sesuatu
libas x: lewat
libau: bagian terlebar dan terdalam dari anak sungai (biasanya tempat
ikan); kebe-kebe; kedung; lombong; lubuk; paluh; palung;
sempon; sipona
libbas: 1 cuma; cuman; hanya; 2 tapi; namun
libi: ba ~ an: benda cair berceceran di tepi-tepi wadahnya; menjelejeh;
meleleh keluar dari bibir wadahnya
libuk: 1 (1) keliling (lih. pasilli); (2) ba ~ ~: beterbangan berkeliling;
kelibang; putar-putar: 2 dinding membulat (biasanya tempat
menyimpan padi); godong (nipah)
liccin =: 1 (1) habis sama sekali (lih. langngis); (2) lencong; lencun; ludes;
2 bakkut ~: ikan betutu
licuk x: mengutak-atik, menggosok dari luar (lih. lucik)
licu (^): agak layu
lidak: endapan (butiran yang mengendap, seperti pada endapan kopi
tubruk, endapat tanah akibat banjir)
lidas x: gerbus; menumbuk padi sedikit sekadar untuk menanak waktu itu
liddai: becek kental berserakan di piring atau muara bejana; gelomang;
gelumang
ligar: kuma ~: banyak suara bergelegar-gelegar dalam ruangan (rumah,
peti besar, perahu besar); gerodak
ligasa: ma ~: menggerayang kesana-kemari
ligata: kelengkiak; selembada; selempada; semut tanah hitam panjang dan
beracun; tantaman
163
ligau: 1 mengulurkan tangan ke bawah (ke dalam tempayan dll.) dan
memutar-mutarkan tangan, untuk mencari sesuatu; ubek; 2 (1) ~
bassar: tempat ikan berkumpul menuju tebat kelong yang lenih
kecil; (2) ~ annik: bagian kecil dari tebat kelong tempat
menangkap ikan (lih. bunuan) pada kelong
likar: lekar; lesnar; lisnar; rehal; rekal; sair
likas #: antih; gantih; memintal; menggulung (tali; benang); untir
likik : (1) ~ ~: cekikik; dekih; geleket; kekek; kekih; kiki; terkikik-kikik;
kelikik; tertawa; tertawa ngikik (sendiri); (2) kuma ~: banyak
yang tertawa ngikik
likkat: kental; lekat; pekat
likung: jodong; kulit kayu besar atau juga “samir” (lih. kajang) yang
dilingkarkan menyerupai derum besar untuk tempat menyimpan
padi hasil panen; kapuk lumbung; lengkiang
likur #: untuk menyatakan bilangan hari bulan (hijriyah) antara 20 dan 30,
contoh “selikur” sama dengan dua puluh satu, dua likur sama
dengan dua puluh dua
lila: ma ~ ~: meraja lela
lili x: 1 berjalan rendah; jalar; jolor; lata; loso; melata; mengosel; selar; 2
ma ~ ~: (1) merayak kian kemari; (2) menjalar ke sana ke mari; 3
ubi ma ~: ubi rambat; ubi jalar
lilin: 1 (1) wadah penyimpanan madu oleh lebah; (2) dibuat obat koreng
menahun (lih. muning); (3) dibuat “dian,” pelengkap upacara adat;
2 pisang ~: pisang dengan bilah buah kecil-kecil
lilipan: 1 halipan; kelabang; lipan; 2 buntat ~: batu bertuah yang menjadi
piaraan lipan dan diletakkan di mulutnya (lih. kumala) biasanya
binatang yang merawak kumala (buntat) tsb. akan kurus badannya,
karena sibuk dengan piaraannya tsb., sehingga makannya
terganggu
lillai #: dayuk; lampai; lentur lengkung karena lemah; lelai; terkulai-kulai
lillik: kepala mereng; teleng
lillis: jewar; jewer; memulas daun telinga
lima =: bilangan sesudah empat dan sebelum enam; panca; penta
limas =: pa ~ an: atap rumah berbentuk limas (lih. bini)
limatak: 1 pacet; binatang penghisap darah berwarna cokelat kehitaman,
panjang 5 cm, pada kepalanya terdapat 5 pasang mata dan sebuah
alat penghisap; sebangsa linta (lebih kecil) hidup di darat; 2
ukiran ~ kannyang: salah satu ukiran khas (Melayu) Berau,
ditempatkan pada haluan dan buritan perahu
164
limau =: (1) jeruk; pohon perdu berduri dan buahnya asam; (2) ~ Cina:
limau kecil dalamnya kuning, cocok untuk penyedap soto; (3) ~
tallur: (a) jeruk nipis (lih. tallur); (b) untuk mengatasi rasa pusing
berkepanjangan, konon ambil jeruk nipis sebuah ditambah jintan
putih seperempat sendok teh, bawang merah sebelah (lih. tunggal)
dan air semangkok kecil diremas semuanya dan dijadikan
pembasah kepala (lih. caracap), dilakukan dua kali dalam
seminggu; (4) ~ bali: jeruk dengan buah sebesar buah kelapa, dan
kulitnya dapat dibuat manisan (lih. lua); (5) ~ kuit: jeruk limau
(asam) sebesar genggam dengan kulit berbentol seperti buah pare
limayar*: kelemanyar; kelemayar; kalimayah; serangga ini seperti lipan
kecil agak putih kecokelatan, bila diremas atau dilindas, akan
mengeluarkan cahaya (lih. inu), dipercaya bila cahayanya ini
diusapkan ke muka, maka wajah akan nampak lebih berseri
limbai (^): (1) lenggang; (2) ba ~: tangan berayun saat berjalan
menyeimbangi langkah kaki; (3) ~ kangkung prb: pergi
meninggalkan segalanya seakan tak ada beban apa-apa (lih.
dindang)
limbak (^): lembak; melimpah tertumpah; tumpah sedikit, karena penuh
dan tergoyang-goyang
limbang x: lereng; lembah
limbar: (1) pikul dengan alat pemikul seperti neraca; (2) ~ an: alat
pemikul; angkring; galas; gandar; gander (lih. samira); pikulan
limbu: putaran air di sungai; ulak
limbuar: ka ~: gerakan besar di air akibat gerakan benda besar (seperti
buaya atau ikan besar lainnya)
limbuwai: pa ~ ~: jalan-jalan tak menentu hilir mudik
limpa =: 1 air memenuhi semua halaman; lentus; limbur; mengampuh;
penuh sekali sampai ke atas; tepu; 2 isi bagian dalam dari perut
limpai =: kelepek; kelepai; terkulai menyangkut
limpang: 1 (1) baring; rebahan; (2) ba ~ ~: berbaring santai; leyeh; 2
guling ~: banyak orang yang tidur-tiduran bergelimpangan; (3)
kuma ~: gelimpang
limpas: 1 (1) langkau; lintas; lewat; (2) lalu ~: lalu lalang, mondar-mandir;
2 (1) ka ~ an, adik lebih dulu menikah; (2) pa ~ an, hadiah dari
pengantin laki untuk sang kakak yang lebih dulu ditinggal nikah
oleh adiknya.
limpaung =: (1) pohon hutan besar buahnya menempel di batang
pohonnya, bulat (asam) sebesar jeruk manis; (2) konon buah ini
165
paling banyak dijadikan pantangan (gali) pada orang yang kena
santet dengan tumbuhan hutan (lih. labbu)
limping =: 1 bulat tipis; lemping; 2 ba ~: (1) menyatu bergumpal-gumpal
menjadi sebuah lempengan (tentang rambut dll.); (2) sudah dibuat
panganan; 3 panganan dari tepung dan gula yang dimasak dalam
kuali (lih. sugun) dapt ditambah buah pisang dll.
limpung +: lampung; mengapung-apung besar di atas air; rapun; terapung
ringan dan besar di permukaan (air dll.); umbang
limpungat: (1) kelulut; lebah kecil yang bisa bersarang di lubang-lubang
kayu ataupun di rumah; (2) pinyangngat ~: madu towel
limun #: (1) minuman ringan dalam botol, tempo dulu; (2) minuman air
bergula ditambah perasan jeruk nipis (lih. tallur)
limuwup: rotan yang kurang baik, rapuh dan lemah (lih. pinjalin)
linang x: 1 bening; jelang; jernih (air); 2 (1) mata terbelalak dan melihat
kesana kemari; pecicilan; (2) jegil; menteleng; nanap; nyalang;
mata terbuka lebar (karena marah) (lih. mata); (2) ~ mata:
buntang; melotot; (3) ma ~ i mata: melototkan mata, agar yang
dipelototi berhenti berbuat, terutama pada anak-anak
linas: duduk tanpa alas
lincai: mengharu biru yang ada di lantai (seperti tempat tidur dll.)
lincung x: tinja ayam yang basah dan kental
lindung #: 1 kasa ~ an: ada penghalang sehingga pandangan terhalang;
kalingan; 2 ba ~: almarhum; sebutan pada orang yang dihormati
dan telah meninggal
lindur x: (1) gempa; lindu; (2) pernah terjadi gempa besar selama sepekan
(sekitar tahun 1833) di Berau, sehingga tak ada orang yang berani
diam di rumah, tapi tak satu pun ada rumah yang roboh, karena
rumah semua terbuat dari kayu dan pembuatannya pun cukup kuat
dan apik; (3) kampung batu-batu di Kecamatan Gunung Tabor
digoncang gempa cukup kuat tahun 1987, penyebab dan
ukurannya tidak diketahui, karena alat dan peneliti di Berau belum
ada kala itu
linga: 1 (1) meleng; memalingkan kepala untuk melihat sesuatu;
menggerakkan kepala ke suatu arah; toleh; (2) pa ~ ~: celingakcelinguk; celingukan; cingak-cinguk; langak-languk; langaklongok; 2 alpa; lalai; leka; lengah; perhatian terarah ke lain
sebentar
lingga: alat pengerik (pembersih) rumput berbentuk siku-siku di sawah
ataupun kebun (lih. sussul)
166
linggang =: (1) koleng; (2) salah satu cara menimba air di perahu yang
lagi penuh, dengan melenggangkannya agar airnya keluar
lingganna x: empo; empoh; ides; kayau; luber; sebak
linggar =: goyah; labil; tidak konsisten
linggi: binuang ~: kau “binuang” yang keras dapat untuk bahan bangunan
lingka: jangkah; langkah
lingkap x: membalik sebelah, sehingga terbuka dan terlipat sebelah
lingkis (^): menyingsingkan lengan baju
lingkuar: (1) mengobok-obok sambil terputar-putar; (2) air bergerak
terputar-putar, akibat gerakan di dalamnya
lingkuk: bengkok; bengkuk; kelok; keluk; lekuk; lengkung; tekuk
lingkukup: ma ~: bakup; bengkak yang besar sekali (lih. bantat)
lingkung #: terlindung; tidak strategis
lingus (^): (1) lingar; (2) ma ~ prb: buang muka; berpaling muka dan terus
pergi
linja: 1 tambahan sedikit pada timbangan dll.; 2 mengira-ngirakan terlebih
dahulu
linjing: (1) sergam; tegak mulus; (2) kuma ~: kayu lurus dan mulus
banyak yang berdiri tegak
linjuang =: hanjuang; tumbuhan pemedas (lih. jahe) berbatang berdaun
lebar sebesar daun kunyit (tebal) berwarna hijau dan ada yang
merah, digunakan untuk pelengkap acara-acara adap disertai
linjuang dan mayang pinang, diikat kain kuning, seperti pada
sukuran kelahiran (lih. balabbas) atau acara-mandi-mandi,
mendirikan rumah (diikatkan di ujung atas tiang) (lih. tajak) dll.,
diikatkan bersama sarimbangun dan mayang pinang
linna: 1 habis; musnah; 2 sama ~ nya: berkelakuan yang sama
(buruknya); kurang lebih; tak ada bedanya
linsap: (1) menghisap dan melenyapkan; (2) perilaku “naga” dalam cerita
rakyat, kala menyerang dan membinasakan kampung
linsur: bunga bakal buah tanaman sayur merambat (mentimun, labu dll.)
lintap + x: 1 tanang dan sunyi, tak ada gerakan; 2 sudah tidak ada reaksi
lagi, karena sedang sekarat
lintar: 1 kesana kemari; 2 ba ~: gelintar; sudah atau sedang berkeliling
kesana kemari mencari sesuatu
lintas =: mendahului; menyalip
linti: (1) berjalan di atas gelandar atau jembatan kecil; titi; (2) ~ an:
tongkah, papan untuk titian;
lintuang: 1 tergeletak serampangan; 2 kuma ~ an: bergelimpangan tak
teratur; kampai; kampal
167
linung: kuma ~: klenengan; banyak suara “nung-nung”
linyai: lanyak; menginjak-injak, melumat-lumat tanah agar berlumpur
linyau x: berkilap; berkilau-kilau; gemilap; gilap; licau
lipa x: litup; tertutup rapat sehingga tidak kelihatan; tidak ada cahaya
dapat masuk
lipai: (1) gelepai; gelepek; kulai; lentok; terbaring dengan lemah lunglai;
terkulai kesamping seperti posisi kepala orang pingsan; (2) ~ ~:
lepai; lempai
lipak x: sekali tempelengan
lipas (^): blalodio; cecunguk; coro; kecoa; kekerlak; kepuyuk
lipau: linglung; orang yang terkena serangan Alzheimer; orang tua yang
sudah berperilaku seperti anak-anak (tidak sadar diri); pikun
lipit: biku; lipatan-lipatan pada tepi kain
lippat =: lempit
lipus: 1 mencium pipi dengan sekali sentuh; 2 mengisap rokok dan
menghembuskannya berulang-ulang
liput x: (1) gelintar; (2) ka ~ an: terkelilingi
lisa +: (1) duduk, berdiri atau berbaring dengan keadaan tidak tenang; (2)
perasaan gelisah; (3) terasa ada yang menyibuki
lisi +: nampak putih karena terkelupas atau karena gundul
lisnar x: peti kuningan berukir (bertatah)
lisu: (1) sudut menonjol; (2) ~ ~: berbuncu-buncu; bersudut sudut
lisuk: (1) pelosok (lih. apput); (2) ma ~ ~: menyeruak ke tempat sempitsempit
lisung +: lubang-lubang buncu
littak: becek; belacak; belok; bukat; lecah; lecak; lumpur; gejah; lecah
lituk +: endon; gelinting; geplek; goler; jilah; tergeletak begiyu saja
liuk : (1) belikuk; pengkul; (2) simpang; tekong; tikung
liung: 1 ba ~: belok; gelimpat; tikung, menikung; 2 ~ ~: (1) menangis
sejadi-jadinya; (2) garung; gerung
liur x: (1) alir (aliran kecil); leleh (cair dan mengalir); (2) ba ~ an:
berleleran; melileh-lileh; seleler
liut x: tak bertenaga lagi akibat serangan demam/sakit
liwan: anggan; nikah dengan saudara kandung mantan istri (yang sudah
meninggal dunia); turun ranjang
liwar x: (1) jember; lebar; luas; (2) jebab (tentang muka) (lih. kibang)
liyir: 1 (1) gela; leher; (2) ~ baju: kokah; kerah; 2 (1) diliyir-liyir: rasa
rindu pada sesuatu makanan; (2) ~ alus prb: (a) leher kecil; (b)
memilih-milih makanan; tidak makan sembarangan makanan, tapi
makanan terpilih untuk orang martabatnya lebih; (3) kambang ~
168
prb: luik; merasa jijik dengan apa yang dilihat, sehingga terasa
mau muntah
liyis: undangan tertulis di kertas selembar ditambah daftar nama orang
yang diundang dan diminta untuk membubuhkan tanda tangan
masing-masing atau keterangan lainnya, sebagai tanda telah
diundang dan telah mengetahui
lua: 1 (1) buah-buahan yang dimaniskan dengan air gula; halua; halwa;
manisan; setup; tangkue; (2) ~ jambu palimbang: halua jambu
bol; (3) ~ bulabu: halwa buah labu; (4) dan banyak lagi buahbuahan yang bisa dibuat halwa; 2 padi ma ~: padi di lading/sawah
sudah mulai menguning buahnya; 3 ma ~ air mata: air mata mulai
keluar karena sedih; merebak; gelenang
luak x: 1 (1) dituang ke lantai; (2) ma ~: lebak; 2 lekukan tanah berisi air
tergenang; londong; lopak; lubang besar ditanah (berair dan
berlumpur); paya; rawa yang dalam; redang; tanah berlubang;
tanah jeluk berair dan berlumpur
luang x: 1 gegua; goa; kahap; lubang; 2 (1) ~ burit vulg: (a) anus;
abaimana; abimana; gubur; lubang pelepasan; (b) ucapan “ah
omong kosong itu”; (2) ~ parrut: makian yang terkait dengan
masalah perut (3) ~ puki vulg: (a) liang senggama; vagina; (b) ~
pukimu: kata makian untuk wanita; (4) ~ sungut: makian yang
terkait dengan ulah mulut yang kasar (lih. sungut); 3 (1) goha;
gegua; (2) tana ~: kaolin; tanah liat lunak halus dan putih (biasa
dibuat bedak pemutih dan pelindung sengatan matahari/tabir
surya) (lih. tana); 4 ~ lajjup: celam-celum; celas-celus; ulang-alik
(lih. lajjup); julur; 5 ~ àn: damak; pimping (kayu lembut) untuk
klep anak sumpit): 6 ~ lajjub: celam-celum; celas-celus (keluar
masuk); 7 tungkat ~: kayu untuk penyangga lubang galian batu
bara (dahulu) (lih. sMP); tekang
lubak =: menendang dengan tumit, sambil duduk atau berbaring
lubur x: tertimbun bergeletakan (tentang buah; padi dll.)
luccut x: berosot; lepas di ujung (ikatan, pegangan dll.)
lucik: gerepes; gerupis; menguit-nguit dengan jari; utak-atik dengan jari
terus-menerus
lucing: sudah rombeng (tentang besi)
lucuk: menggosok benda kecil panjang turun naik; rancap; sab-sab
ludu: anyaman daun nipah untuk di keringkan agar tidak menggulung
sehingga mudah untuk dijahit menjadi “samir” (lih. samir)
lugar: mengaduk lubang besar dengan benda panjang
lugat =: aksen; lagan; lentong
169
lugit: menggaruk sambil menggesek
lugu x: (*sbw) mainan anak-anak dari tempurung dibentuk seperti layanglayang dengan diameter 10 hingga 15 cm (lih. acam)
lujja: (1) ludah; (2) pa ~ an: jambangan dari kuningan atau lainnya tempat
berludah (pemakan sirih); ketur; paidon; tempolong
luju +: keringat ataupun air yang keluar dengan banyak; jujuh
lujur: 1 (1) lurus; (2) kuma ~: banyak yang membujur; 2 taba ~ urat prb:
nasip
luka =: 1 kena sesuatu yang merugikan dari orang lain (barangnya dicuri
orang, kena pukul oleh seseorang, diomongkan orang dll.); 2
keteton; kulit dan daging terbelah, mengeluarkan darah; terkena
benda tajam; (1) secara tradisional kalau lukanya kecil konon
dapat diobati dengan daun rumput “banjar” dan sedikit kapur sirih,
diulek dan di tutupkan pada mata luka; (2) mengkonsumsi daging
ikan haruan/gabus (luka besar atau kecil termasuk bedah operasi),
karena konon ikan ini mengandung bahan penyembuh luka
lukkan: kapah; keluarga tudai; kerang pipih kulitnya agak tipis di dalam
lumpur pantai laut; pensi
luklak: terdapat banyak di mana-mana
luku x: makena; mukena; pakaian salat muslimah; telekung
lukup: lungkup; menutup dengan tiarap
lulai: (1) kulai; kelempai; lunglai; teklok terkulai; (2) ~ ~: lemas sekali;
lumpuh; (3) lamma ~: kelemek-kelemek; tak bersemangat
lullu: terkelupas (seperti daki yang digosok-gosok dengan jari tangan)
lullus x: erosi; bundas; jejas; kelus; lecet; lelas; luka tipis pada kulit karena
tergesek benda lain yang keras; tergerus sedikit; terkelupas sedikit
kulitnya
lullup =: kulit kayu berserat yang dipilih untuk dijadikan tali
lullut (^): (1) lulur; mangir; pupur basah yang kasar ulakannya, dipakai
untuk pembersih kulit saat mandi tertentu; (a) menjelang hari raya;
(b) saat akan upacara pernikahan dan hari ke tiga setelah
pernikahan (bagi pengantin); (c) mandi tujuh bulanan (bagi ibu
hamil); (2) untuk acara pindah rumah dll.; (a) ada lullut kuning
(dibuat dari rendaman beras sebagai bahan dasar, tunas umbi
kunyit, jintan putih, kulit kayu manis, pucuk gantau mangsuwi);
(b) dan lullut putih (bahannya sama dengan lullut kuning hanya
tidak menggunakan kunyit)
lului: (1) dodor; (2) taba ~: melorot (lih. balului)
170
lulum: (1) memakan dengan mengulum dan nantinya membuang bijinya
yang tidak ikut dimakan (durian dll.); (2) ~ an: isi buah yang
dimakan langsung dari bijinya, seperti durian, rambutan dll.
lulun: (1) menindis dengan badan; (2) ~ lantak: berbaring-baring dengan
enaknya sepanjang waktu
lumai: mengusap-usap sambil menekan-nekan (seperti sedang mengadon
bahan kue)
lumak: (1) tergeletak di lantai (kain dll.); (2) kain atau lainnya yang
tergerai kepanjangan, sampai menyentuh lantai (lih. caccal)
lumakung: banyak tergenang (darajh dll.)
lumambut: lemah lembut dalam bertutur kata
lumbar =: (1) mengulur tali pancing yang ditarik ikan agar tidak putus; (2)
mengulur tali dalam adu layangan (lih. gual)
lumiccak: banyak terhampar dan becrek (buah yang berjatuhan di
pohonnya, seperti langsat dll.)
lumpai: 1 ikut, serta; (lih. lumpat); 2 ~ ~ an: (1) timbrung; (2) terlibat
lumpat x: ikut (lih. lumpai)
lumpur =: loncor; longgar (tentang sekrup)
lumu: 1 (1) dikulum sambil diisap-isap menyedot rasa manisnya; (2) ~ an:
rambutan yang isinya tak dapat lepas dari bijinya (lih. kuyakan); 2
~ ~: alangkah sudah bersusah payahnya
lumus: 1 dogol; licin tak berbentuk; limas (lih. lunsu); 2 klimis; tak berias;
tanpa make up
lumut =: 1 daki (serpihan kulit mati menempel pada kulit); 2 jamur;
tumbuhan hijau yang menempel pada benda seperti kayu, batu,
permukaan tanah dll.
lunas #: 1 lapisan dalam tikar dengan bilah dan anyaman kecil dan
biasanya diberi warna warni (lih. lapis); 2 bagian paling bawah
dari perahu, kapal dll.
luncang: kendor sekali (tentang benda keras besi, atau golok pada
hulunya) tergoyang-goyang
luncing =: (1) bel; genta; (2) di SDN 001 Gunung Tabur ada sebuah
lonceng yang cukup tua, konon terbuat dari kepala bom waktu
perang dunia kedua; (3) lonceng ini telah banyak didengar dan
dijadikan pedoman oleh para murid yang dulu bersekolah di sana
dan telah mengantarkan mereka jadi tokoh di pemerintahan dan di
tengah masyarakat; (4) guru-guru termasuk kepala sekolah (lih.
satu) yang dulu berpedoman pada lonceng ini banyak yang telah
tutup usia membawa jasa-jasa mereka dalam mendidik dan
memajukan anak bangsa; (5) lonceng ini dengan nilai
171
kesejarahannya telah pantas untuk masuk museum sebagai benda
bersejarah
luncu: gelontor; mengguyur sesuatu dengan air banyak-banyak supaya
yang disiram jatuh atau hanyut terbawa air
luncup: luncos
lundang x: (1) banyak air tergenang-genang; (2) ba ~: banyak air yang
tergenang
lundus: melucuti atau menanggalkan pakaian; papas; tidak berpakaian
atau menurunkan pakaian kerah bawah sehingga telanjang dada
lunggar =: agak besar ari ukuran semestinya, sehingga kedodoran
lungging: (1) pi ~: terjatuh dengan bokong terarah ke atas (pada manusia
dan hewan); (2) kuma ~: banyak yang berebahan (tentang pohon
dan orang ataupun hewan)
lungkiat: geliat; kejai; kejal; menggeliat dan merentang-rentangkan
tangan, sehabis duduk lama atau bangun tidur
lungku: 1 mateng dengan baik dan enak (tentang masakan singkong, ubi,
keladi dll.); pulen; 2 (1) benyai; habis tenaganya (tak bertenaga
lagi); kaku karena kelelahan; kebas; lemah lunglai karena
kelelahan; loyo; lumpuh; rengsu; (2) mangalau ~ nya prb: (a)
mengambil yang sudah baik matangnya; (b) terus berupaya
mengalahkan lawan sampai lawan menjadi kepayahan, dulu untuk
lomba perahu lomba khas Berau yang tanpa phinis (juga tanpa
paris) (lih. paris)
lungkup: muka tertutup ke bawah; telungkup
lungun: 1 peti mati suku Dayak (*sgy); 2 tangkup ~: salah satu pantangan
dalam kerangka dan lainnya dari rumah, yaitu kiri menindis kanan,
seharusnya kanan menindis kiri
lungur (^): botak; gundul tak berambut, akibat rontok; pelonco; sulah
lunjuk: susunan daun sirih (ukuran jumlah lembar)
lunjur #: (1) duduk dengan kaki lurus ke depan (lih. unjur); (2) cara
pemberian hormat kepada tamu dari salah satu suku Dayak Berau
(kaki lurus ke depan dan ujungnya disilangkan)
lunsu: 1 limas; datar lebar mereng; 2 guyur (lih. luncu)
lunsur: 1 (1) bergerak ke bawah; longsor; melorot ke bawah; meluncur;
(2) ~: gelangsar; 2 lengser; makzul; melengser; turun takhta; 3
lamin ta ~: (1) area di hulu Teluk Bayur; (2) legenda sebuah
kampung longsor ke dasar sungai, akibat kemarahan alam (lih.
nyaruan), konon bila air sungai sedang jernih akan nampak
kesibukan penduduk kampung tersebut dalam kesehariannya
(hanya saja sudah menjadi batu); 4 ~ an naga: (1) area di hilir
172
kampung Sukan dulu di sini ada kebun kelapa besar milik orang
(keturunan) belgia (Budiman dan Andry) (lih. naga); (2) legenda
jejak naga meluncur, terdapat tanah gundul (di tepian Sungai
Berau) sepanjang ratusan meter dengan lebar puluhan meter (lih.
naga); (3) nama air terjun nan indah di sungai binungan anak
Sungai Kelay; (4) model pakaian adat Berau yang memenangkan
kontes rancangan pakaian adat Kalimantan Timur tahun 2007 (lih.
naga); 5 ~ gallang: ukuran ketinggian bintang (lih. pariama),
sekitar empat puluh lima derajat
luntai: 1 celih; enggan; jengah; ogah; 2 malas-malas; segan (lih. paluntai)
luntang: 1 empulur tangkai buah jagung (tempat biji jagung melekat); 2
manisan (bonbon) masakan rebusan air madu
luntar =: salah satu pusaka dari Keraton Sambaliung (lih. anak)
luntas: beluntas; tanaman pagar (daunnya dapat dilalap ataupun dijadikan
olbat)
lunyai: (1) menginjak-injak banyak-banyak; (2) berantakan terinjak-injak
lunyat: lanyak; latam; lunyah; menginjak-injak agar rata, manpat
lunyur: bonyok; buah yang terlalu masak sehingga lembek; ranum; sula
lupa + x: kantong udara yang terdapat dalam perut ikan; kempung
luppak: caung; kempot; kempeng pipinya (karena tak bergigi lagi);
kempung; kepat; ompong
lupput =: 1 lepas; lolos; lepas dari tempatnya; keluar dari kepungan; 2
tidak tepat pada sasaran tembak
lusa x: empat hari sejak hari ini; tiga hari setelah hari ini; tulat; tungging
lusin: dosin; satuan yang terdiri dari 12 buah, 1/12 dari gros
lusmin =: rumah penginapan kecil, dulu losmen pertama di Berau adalah
losmen Nusantara di jalan ahmad yani sekarang milik Haji Adji
Radin Datu Hamid, musnah ikut terbakar tahun 1978
lusung: 1 (1) meilir; menghilir; pergi ke hilir sungai dengan perahu; (2) ~
masuk: hilir-mudik; 2 masi-masi kau ~ prb: banyak-banyaklah
memperoleh informasi, sehingga banyak yang diketahui dan tidak
ketinggalan jaman
lutting: ba ~: 1 mengerjakan terus hingga selesai; 2 berlomba mengejar
kemenangan sampai sama-sama kelelahan
lutung x: ma ~: hitam sekali sekujur tubuh
lutut =: 1 (1) badiri ~: duduk dengan lutut sebelah ditegakkan; jerongkok;
(2) takkap ~: duduk dengan merengkuh lutut, karena kedinginan
atau ketakutan; 2 tangkup ~: cencawan
luwai: antar dengan cara estapet; diantar sedikit-sedikit (ditumpuk dulu di
perjalanan, kemudian baru diantar lagi sampai tujuan)
173
luwum: 1 (1) lindap; naung; taung; (2) terlindung dari sengatan panas
matahari; 2 sifat seseorang yang kalem tapi berbahaya (seperti
pembunuh berdarah dingin)
luwur (luhur*): 1 salat zhuhur; 2 waktu setelah tergelincir matahari
luya: (1) menumpuk terurai; (2) ~ ~: terburai lembek
luyak + #: terlalu lembek dan lunak teronggok rendah dilantai
luyang x: gelang kaki terbuat dari logam mulia campuran (dikenakan
melingkar di pergelangan kaki) pakaian resmi putra putri raja pada
saat ada acara; halkah
M.
mabai: 1 anyep; cahang; campah; cemplang; hambar; hambari; tidak sedap
karena kurang bumbu; 2 cemplang (tentang suara kala berdendang
atau bersenandung)
mabbang: ambreng; bacin; berbau busuk menyengat hidung yang
menyebar; gerbak; semerbak
mabbuk: mengepulkan asap tebal (seperti orang merokok)
mabbur: berlarian keluar (hambur); gelepar
mabuk: 1 kesurupan (pada pemain kuda lumping); 2 hilang ingatan,
karena minum-minuman keras; pening
macca: ~ ~: melak-melak; terang-terangan di hadapan mata
maccur: lancur; memancur
maccus: bunyi bara api yang disiram air, atau besi panas yang dicelupkan
ke air; gejas
maddam: kirau; magel; mengkal; masih keras tapi hendak matang
(tentang buah), setengah matang
maddang: pohon yang batang dan kulitnya bermiang; (1) kulitnya
dijadikan bahan pembuat obat nyamuk bakar; (2) buahnya dapat
dimakan seperti biji durian
maddat: sedap; enak; terasa
madu =: poligami
magi: penyedap masakan dari ekstrak daging dalam bentuk cairan
setengah kental berwarna cokelat muda
magrib: 1 saat dan pelaksanaan salat (lih. sambayyang); 2 barat; tempat
kala tenggelamnya matahari di ufuk barat (lih. masuk)
maidan: persandingan (penganten)
174
mairat x: (1) Mi’raj; hikayat Isra Mi’raj (lih. ikayat); (2) ba ~: (a) acara
membaca kitab hikayat Isra Mi’raj oleh orang tua (“pagawai dua
ballas” ataupun “tuan-tuan”) yang dapat membaca huruf jawi,
dihadiri oleh para undangan khusus; (b) acara membaca ini
diselingi dengan beberapa kali hidangan dan berlangsung hingga
subuh
majana (mahjana*): khalayak ramai
makan =: 1 ka ~ an: termakan modal; 2 pa ~: (1) suka makan (lih. jallak);
(2) lauk; teman makan nasi; 3 ~ ati: (1) (a) memakan hati hewan;
(b) makan berlauk masakan hati hewan; (2) terus merasa tertekan
oleh kelakuan orang lain; 4 ~ pinang: kinang; makan daun sirih,
pinang, gambir, kapur dan sugi; menginang; 5 mamarri ~: (1)
memberi makanan; menghidangkan makanan; (2) semahan (lih.
kalangkang)
makka (makkah*): bakkah; kota suci tempat Ka’bah dan untuk menaikan
umroh dan haji
makul x: anteng; jinak; lulut tidak galal; manut; patuh; tidak liar
makutta =: diadem; hiasan kebesaran kerajaan dipasang di topi (kopiah)
raja; insinye; karona; keron; lencana
malai: 1 bunga padi; 2 bunga kertas; bendera-bendera kecil untuk acara
khataman dll.
malaikat: roh (orang yang sudah berpulang, meninggal dunia)
malaka =: (1) nenas, daunnya yang mengandung serat yang dapat dibuat
benang ataupun tali (lih. kurindan); (2) buahnya konon dapat
mengatasi asam urat, hipertensi, kanker, dll.
malam =: 1 (1) pasar ~: acara pecan keramaian di malam hari untuk
menyambut dan merayakan hari besar; (2) acara ini disertai
berbagai permainan ketangkasan berhadiah, seperti lempar gelang,
lotray, dan bermacam-macam permainan ketangkasan lainnya; 2
batallu ~: (1) kenduri malam ketiga acara pengantinan; (2) malam
pertama bagi pasangan pengantin baru
malar x: lumayan masih dapat memberikan manfaat
malatai: (*bgs) sakit parah, sudah tak dapat bergerak
malayu: 1 suku bangsa dan bahasa di Berau, Brunei, Kalimantan Barat;
Riau Kepulauan (Batam dan sekitarnya) Sumatra, dan pelbagai
daerah di Asia Tenggara (Semenanjung Malaka, Siam Selatan
dll.); 2 tumbit ~: nama kampung di tepian Sungai Kelay didiami
komunitas masyarakat Melayu Berau dan di seberangnya tumbit
Dayak (yang dihuni komunitas suku Dayak Gaai)
175
mali + x: pohon perdu berduri, biasa digunakan untuk panampunan (lih.
tampun)
maligai (mahligai*) =: 1 bangunan tinggi di istana; 2 batu ~: gundukan
batu alam (mirip Candi Prambanan) di Teluk Pea Kampung Bohe
Bukkut Kecamatan Maratua Kabupaten Berau, tempat orang
bernazar dan menempatkan sesaji dan kain bendera putih ataupun
kuning agar mendapat kebaikan dan keberuntungan dalam usaha
dan perjalanan, menempuh laut (lih. payung)
malingganna: empo
malirrang: barang tambang berwarna kuning di sekitar kawah gunung
berapi, konon untuk keperluan obat-obatan; belirang, dapat
mengatasi berbagai penyakit kulit (eksim); welirang
malis (^): luntur (warna memudar)
malli (beli): (1) mendapatkan suatu barang dengan membayar pada
penjual; (2) pa ~: alat (barang) untuk membeli
mallur (^) =: melati; mendur; Rubiaceace; selupan
malua: 1 membuat halua; 2 ~ air mata prb: air mata mulai merebak;
berkaca-kaca
mamanda: (1) kesenian daerah bercerita tentang cerita di kerajaan;
manda; (2) seni ini lengkap di antaranya ada seni drama, seni
sastra, seni suara, seni tari, seni musik, lawak
mammas: rapi terhenyak
mammat: mampat (lih. mammas)
mampallan: empelam; jenis pohon asam; buah pawu; Mangefera
maengayi
mampin: berantakan; cerabah; cerakah; jangkah-mangkih; lambak; mabul;
tidak tersusun rapi, berserakan banyak
manakkal: ~ maut: 1 malaikatul maut; malikul maut; malaikat pencabut
nyawa; (2) (a) orang yang berkelakuan jahat dan berbahaya; (b)
sesuatu yang membahayakan
manara: kubah masjid: bangunan paling atas pada masjid
manassa: gigivitas; radang gusi
mancak: 1 kuntau yang gerakannya sangat lincah; 2 (1) ~ kau
panangngang prb: (saatnya) berbuat sesukamu (lih.
panangngang); (2) ~ kau kadabang prb: teruslah menari (lih.
kadabang); seruan pemberi semangat pada orang yang sedang
berlaga di pentas
mancung =: 1 idung ~: siku pada ujung figura (lih. idung); 2 ~ pulangka
pipi andai idung prb: tidaklah pada tempatnya kita lebih
mengutamakan orang lain dari pada keluarga dekat
176
mandalian: rumput berkayu seperti bayam, tumbuh di rawa-rawa
mandam #: duduk diam termangu (karena pikiran terbebani sesuatu);
longok; lunging; masygul; sugul; terbengong-bengung; terenyuh,
larut dalam perasaan sedih dan kasihan; tercenung, terharu
bercampur sedih dan terdiam
mandau: (1) bedana; bendo; blangkas; golok; parang (khas Kalimantan)
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari; (2) ~ malantik:
latuk; parang panjang melengkung ke luar untuk digunakan
menebas rumput dan semak di tanah sawah; sewar; (3) ~ pakaian:
cenderasa; gaman; pedang bertuah
mandarsa: bandarsah; masjid kecil (surau; langgar; mushalla)
mandi =: 1 (1) ma ~ yi: (a) balneo therapy; (b) memandikan mayat; (2) ~
surat: mandi tolak bala pada rabu terakhir bulan Syafar bulan
kedua hijriah; (3) ~ salalamun: sama dengan mandi surat, yaitu
ayat ke 58 dari surat yasin ditulis pada selembar janur, kemudian
dimasukkan dalam timba/gayung untuk dipakai mandi di Rabu
terakhir bulan Syafar (lih. cappu); 2 (1) salah satu cara pengobatan
tradisional yaitu dengan mandi yang dilakukan dukun (lih. sanru)
terhadap pasiennya, dengan upacara tertentu, kain telasan,
mangkok timba dan “pikarrasnya”; (2) ~ panimbul: setelah
dimandikan, si pasien menjad9i tahan pikul; (3) ~ parmanis:
mandi aura agar yang dimandikan tampak lebih manis; (4) dan
mandi-mandi dengan maksud lainnya
mandikai =: Citruluss vulgaris; famili Cucur betaceae; karamboja;
kemendikai; semangka; tembikai
mandung (^): ayam jantan
mangarris: 1 bengris, pohon biasa jadi tempat bersarang lebah (lih.
inggapan), pohon raksasa di hutan; tandikat; 2 pohon sebagai
legenda joran pancing si Ayus ada di muara lesan, tepian Sungai
Kelay
mangat: ceo; gurih; berasa enak; penak; pinak; terasa enak
manggala x: pisang ~: pisang biji, untuk campuran bumbu rujak
manggu +: cengut; cenung; duduk termenung; inga; mangun; manyau;
lengung; termangu-mangu
mangngus: lewas dengan cepat, sehingga meninggal suara “ngus”
mangngut +: terus menangis-nangis kecil mengharapkan diberi sesuatu
yang dikehendaki
mangka x: 1 apa sebab; kenapa; 2 “tidak” (menyangkal pernyataan
seseorang tentang suatu keadaan), tapi mestinya begitu; 3 sinyuru
~: biar saja terus begitu, agar merasakan akibatnya
177
mangkalanguran: (a) kampung dekat dengan area Mangkajang; (b)
trilogi kampung, Mangkalanguran, Kampung Baru dan Pasayan,
terletak di tepian kanan Sungai Berau
mangkar x: ma ~: jarem; rasa keram, karena kerja atau gerak badan yang
keras
mangkasar =: 1 suku bangsa Indonesia yang berada di Berau berasal dari
Sulsel; 2 bugis ~: sebutan untuk orang jauh (suku lain) yang beda
adat istiadat dan beda cara hidup dengan penduduk asli
mangkir #: masuk dan dirawat rumah sakit; opname
mangkuddu: (1) bengkudu; kemudu; kudu; Morinda citrifolia L; pace;
pacekap; Rubiaceae; (2) (a) konon buahnya dapat untuk mengatasi
mules, peluruh kencing; radang amandel, masuk angin, biri-biri,
batuk rejan, batuk darah, diabetis mellitus, sariawan, sakit perut;
hipertensi, jantung, rematik, kanker dan lainnya; (b) daunnya dapat
untuk lalapan (setelah terlebih dahulu direbus); (c) daunnya juga
dapat untuk penyakit dalam di perut dll., dengan sedikit
memanaskan dan mengulas dengan minyak kelapa, kemudian
ditempelkan helaiannya pada perut atau pada bagian yang sakit;
(3) akarnya dapat untuk pewarna merah kain
mangkuk + x: tanaman pagar/hias yang daunnya cekung dengan lebar di
atas 10 cm; (2) konon daunnya dapat menjadi penyubur dan
pengharum rambut dengan mencampurnya dengan minyak kelapa
sebagai minyak rambut
mangnging: 1 suara mendenging: 2 rasa pedas yang amat sangat
mangngus: 1 berjalan cepat sekali; jalannya sangat laju; lewat dengan
cepat; 2 desing; desut; lesing
mangngut +: merengek-rengek perlahan, karena ada yang diminta
manikam: muttu ~: batu mulia; permeta
manis =: 1 (1) ~ jambu: ada rasa manisnya sedikit; kelengit; (2) kalang ~
an: buah yang agak manis; mulai terasa ada manisnya; 2 (1) par ~:
mantra ataupun azimat kecantikan; (2) sumping par ~: sesuatu
diselipkan di daun telinga atas, konon berkhasiat menambah
kecantikan, keayuwan, ataupun keagungan dan kewibawaan; 3
kayu ~: Cinnamomum burmanni; kayu yang kulitnya dikeringkan
untuk dijadikan rempah (lih. issi)
manja =: (1) aleman; kolokan; (2) ~ bubuk: anak yang merajuk sambil
menggelinding-gelinding
manjakalling: (1) buah yang dikeringkan dari pohon Terminalia arborea;
malabuai; (2) konon dipakai sebagai campuran obat
178
manjakani: (1) bahan rempah-rempah (lih. issi); majakane; (2) buahnya
keras; (a) konon dipakai untuk bahan ramuan obat; (b) arang
penghitam gigi (lih. pabanyul)
manjalili: benang jahit yang ada gelindongnya, bisa pula untuk tali
layang-layang (lih. kalayangan)
manjalutung: 1 kayu hutan; 2 rumput yang sakit dan gatal bila mengenai
pada kulit
manjurikkat: 1 tumbuhan semak yang buahnya lengket bila tersentuh; 2
pullut-pullut si manjurikkat, gala-gala dalam parawu:
sampiran salah satu pantun, yang mengharapkan kelengketan hati
seseorang pada yang berpantun
manni vulg: jauhar; semen; sperma
mannung x: ikan laut, paling enak dimasak pindang
mannyan: benzoin; dupa; luban jawi; kemenyan; mandung; setanggi
mannyar: geranyam; rasa berdiri bulu roma; senyar
mannyat: dalam suasana hening, ada rasa gerakan perlahan dan berat
mansabbi: tumbuhan seperti jelai, buahnya berbiji keras
manta: (1) bio filter; ikan setan (karena bentuk dan penampilan geraknya);
Manta birostri; mantarai; pari raksasa, yang makanannya hanya
plankton; (2) ikan pari ini besarnya sampai tujuh meter dengan
berat mencapai dua ton; (3) ikan pari manta ini ada 22 jenis; (4) di
Berau ikan pari manta ini banyak terdapat di perairan Pulau
Sangalaki
mantap x: (1) tertancap agak dalam; (2) dapat dilukai; leash; mempan;
telap; telapa; telup; telut; terlap; (3) ta ~: amblas; melesek; tiang
atau rumah yang turun akibat keberatan
mantaruning: bukit di muara sungai birang Kecamatan Gunung Tabur
(dikeramatkan, karena konon kampungnya kaum gaib seperti jin
dll.) (lih. Gunung Padai)
mantri =: 1 pendamping sultan dalam pemerintahan kerajaan; 2 anak dari
buah catur
mantua (^): (1) mertua, yang harus dipapatik, dipakami” dll. sesuai
dengan derajat mertua dan menantu tersebut dalam status
kemasyarakatan (kebangsawanan ybs.); (2) semua keluarga istri
atau suami yang peringkatnya lebih tinggi, seperti kakek, nenek,
paman, tante dll.: (3) ~ lambung: mertua dari pihak keluarga istri
atau sumi (paman, tante, dll.) yang kekerabatannya sudah agak
jauh
mantul: bergerak balik karena membentur sesuatu atau karena refleksi;
melenting; pantul
179
manuk x: 1 ayam; 2 (1) ~ panci: ayam kate; ayam katay; bantam; (2) ~
pukkung: ayam tak berekor (3) ~ uttan: ayam hutan; beroga;
berogo; kasintu; 3 kurinjit ~: (lih. kurinjit); 4 untuk “pallas”
rumah, kendaraan dll.
manunsia: insan; jalma; orang; manusia
manurun: pisang ~: pisang kepok; pisang “sanggar”
manyala #: 1 bagus; keren; mentereng; 2 ~: ucapan ungkapan pada
seseorang yang berpenampilan mentereng atau minor
mapulu: nama kampung (lih. marabbu)
mara x: kuala; muara (lih. umara)
marabbu: nama sungai kecil, cabang sungai kelai dan nama kampung di
tepian sungai kelai (lih. marappun)
marabbung: 1 mulai tumbuh bulu (pada anak burung); 2 anak baru gede
(dengan tingkah polahnya)
maraccun =: (1) low explosive disaster; petasan, banyak dimainkan anakanak ketika bulan puasa (lih. sinapang); (2) ditemukan oleh
seorang tukang masak di Cina pada abad ke-19
marambung #: baraksa; jawi; jenis pohon beringin besar, rambung
marancang: kampung di Kecamatan Gunung Tabur berhadapan dengan
Kampung Pulau Bassing; 2 banua ~: salah satu kampung (bannua)
pendiri Kerajaan Berau, yang kala itu dipimpin oleh Rangga Sari
Banua
marangau: udang berbadan besar (dewasa); graguk
marappun: nama sungai cabang sungai kelai dan nama kampung di tepian
sungai kelai yang didiami komunitas masyarakat labbu (salah satu
suku Dayak asli Berau, berkulit sawo mateng)
Maratua: (1) nama pulau terluar di lepas pantai Berau; (2) salah satu
kecamatan di Kabupaten Berau, yang beranggotakan 37 pulaupulau kecil di sekitarnya; (3) pulau ini pernah sisatroni “mundu”
tahun 1985 (4) di pulau ini terdapat sebuah danau bernama “danau
aji buang”; (5) terdapat juga pulau terluar bernama “Pulau
Bakungan Bassar” dan “Pulau Balkungan Alus”
marawalli*: (1) brotowali; putrawali; seruntum, tumbuhan merambat,
batangnya berbintil-bintil sebesar jari kelingking, daunnya seperti
bentuk hati, kecil bertangkai panjang, sangat pahit; (2) konon
bahan obat, dan bila batangnya diambil sepanjang lingkaran
pinggang, direbus dan airnya diminum, maka nyamuk tidak akan
menggigit, sehingga semua penyakit yang disebarkan melalui
gigitan nyamuk tak akan menjangkiti
180
marawastu: akar yang baunya wangi (seperti pohon serai) (lih. raksi);
Dianella bancana narwastu; usar
mardika #: orang bebas, bukan budak
mari +: ada ~ nya: lebih baik dari biasanya (tentang penyakit atau
kecantikan)
marindi: berkurang banyak
maris: ma ~: air pasang yang (mulai) deras (lih. paris)
marittam: pohon yang buahnya seperti rambutan, tidak berbulu justru
seperti berduri, isi buahnya sangat manis dan tidak bisa dilepas
dari bijinya, memakannya langsung ditelan dengan bijinya
marjan (^): manik-manik untuk dibuat perhiasan, kalung dsb.
markas =: alat musik yang digoncang-goncangkan, terbuat dari labu
kering atau tempurung kelapa diberi bertangkai, diisi biji kacang
hijau atau kerikil kecil
marrak =: 1 nama burung besar berbulu indah (lih. aruwai); 2 layanglayang hias yang besar dan dapat disertakan bunyi-bunyian yang
indah suaranya bila diterpa angin; (lih. waw)
marrang: gembira; gemirang; girang; riang; senang; suka cita; suka ria
marring: (1) suara gemerincing yang banyak dan rame; (2) gelemprang;
suara benda pecah belah (kaca/keramik) banyak pecah atau
berjatuhan
marruk: bersut; bengut; berungut; cemberut; masam muka; rengus
marrum: semerbak
maruagan: gereget; rasa geram
marudut: bengkak menggelembung karena membusuk
marukui: terbungkuk-bungkuk karena semakin tidak sehat lagi; semakin
tua bangka
marum (marhum*) #: 1 almarhum (sebutan untuk sultan); mendiang; 2 (1)
(a) ~ di karanda: sultan yang ditempatkan di keranda selama
beberapa hari setelah wafatnya, karena penggantinya belum
ditetapkan, sedangkan putra mendiang masih kecil; (b) ~ di
kuran: Sultan Hasanuddin yang wafat tahun 1767 dimakamkan di
Kampung Kuran di hulu Kampung Sukkan, Kecamatan
Sambaliung; (2) ~ di bangun: Sultan Zainal Abidin wafat tahun
1800 dimakamkan di Muara Bangun (Kampung di Kecamatan
Sambaliung) makam beliau dikeramatkan dan sering diziarahi; (3)
~ di rindang: Sultan Alimuddin Raja Alam wafat tahun 1852
dimakamkan di tepian sungai Rindang, Kecamatan Batu Putih
masa x: kata tanya untuk menyatakan ketidakpercayaan yang sifatnya
retorika; “kok begitu?”
181
masak +: 1 matang; 2 pa ~: dibiarkan hingga matang (tentang buah);
jerah; peram
masgit: masjid; tempat melaksanakan salat Jum’at, salat tarawih; salat ied
masi =: ~ ~: kadang kala; sering-sering
masin =: asin
masjit =: (1) rumah ibadah (lih. masgit); (2) ~ Sultan Siranuddin: masjid
jami tertua di Berau yang masih berdiri (berumur sekitar 250
tahun) sampai sekarang, karena sultan Muhammad Zainal Abidin
raja Kerajaan Gunung Tabur yang bertakhta dari tahun 1700
sampai tahu 1740, sumber lain menyebutkan bertakhta tahun 1768
sampai tahun 1800, yang pernah melaksanakan salat di masjid ini,
konon tahun pendirian masjid ini ada tertera pada tiang suko guru
asli masjid tersebut
masrik: tempat matahari terbit (lih. lua); timur
massam =: (1) asam; (2) bahan untuk mengasami masakan
massi: mendesis; besi panas kena air
massin: mesin (lih. injin); (1) ~ tangan: mesin jahit yang diputar dengan
tangan; (2) ~ kaki: mesin jahit yang diputar dengan pengayuh
pedal dengan kaki
massur: 1 melaju di atas air (lih. assur); 2 decur; air keluar bagai
dicurahkan dari ceret
masuk =: 1 tajam, mudah untuk dipakai memotong ataupun mengiris; 2 ~
~: biar agak ke dalam; 3 ~ matari: magrib tiba, setiap orang
diwajibkan (tradisi) bangkit atau duduk, kendati sedang sakit
mata =: 1 belum matang; mentah; 2 (1) ~ ari: kalbi mentari; surya; (2)
panca indra untuk melihat; (3) ba ~ an: terang-terangan; (4) sa ~:
melulu; (5) linang ~: melotot; 3 satuan ukuran berat setengah
gram (mas; logam mulia); 4 ~ sapi: (1) mata yang ada di kepala
sapi; (2) telor goreng; (3) fondasi batu dan semen; 5 (1) ~ jukutan:
cagu; caguh; canggu; katimumul; penyakit kuku yang mengandung
nanah; semacam bisul yang menyerang ibu jari; (2) ~ kawu:
bengang; gonore; kencing nanah; koci; pehong; penyakit kelamin
(raja singa, sipilis); Treponema palidum; 6 barak ~: ikan sangat
kecil berwarna putih (lih. barak); 7 ~ gawu: klimaks; puncak
acara; resepsi; 8 (1) caruccuk ~: santet perusak mata; (2) air ~
duyung: air mata ikan duyung yang diolah minyak (diambil dari
duyung dimasak dengan kelapa dan cara tertentu) sehingga dapat
menjadi pemikat (baik untuk dagang maupun wanita/pria dll.); 9
puti ~ prb: gigit jari; tak mendapatkan yang diharapkan; 10 lain
manunjuk ~ prb: ucapan halus pengantar gerak tangan saat
182
berbicara pada orang lebih dihormati ketika menunjukkan sesuatu;
11 balik ~: kejadian ganjil akibat sulap (lih. balik); 12 linang ~:
melotot; 13 ba ~ ~ an: tanpa tedeng aling-aling (lih. macca); 14
sawar ~: bulu pada kelopak mata; idep; kelijak; 15 (1) cada ba ~
prb: (a) sudah kurang penglihatan; rabun; (b) kurang
memperhatikan sekitar sehingga menabrak-nabrak; (2) diajuk ~
indada tampak prb: gelap sekali, sampai sesuatu menyentuh mata
pun tak tampak; (3) malua air ~ prb: air mata mulai keluar;
berkaca-kaca; rabas; (4) cada barani mangangkat ~ prb: tak
berani melawan; tak berkutik
mataa (mataha*): nama salah satu pulau telur di pesisir Berau
matakawu: bengang; gonore; kencing nanah; penyakit kelamin;
Treponema palidum
matari =: 1 (1) baskara; kalbi; mentari; surya; (2) gas pijar yang sangat
panas (6000 derajat celcius); sumber kalor utama di dunia; (3)
jarak antara matahari dan bumi ada 149,6 juta km, dengan masa
perjalanan cahayanya sampai ke bumi selama 8,31 detik; 2 (1)
babulik ~: matahari mulai bersinar; (2) tabulik ~: (a) matahari
mulai terbit; (b) matahari mulai bersinar setelah awan tebal yang
menutupinya pergi; (3) malua ~: matahari mulai terbit
(menampakkan cahayanya) (lih. sinang); (4) ~ malua: (a) matahari
mulai nampak (lih. dangai); (b) tempat matahari terbit di ufuk
timur; 3 naik ~: matahari mulai meninggi (sekitar pukul 09.00
pagi); 4 manangnga ~: tengah hari (sekitar pukul 11.30 sampai
pukul 14.00 siang); 5 tunjung-tunjung ~: matahari mulai bergeser
ke ufuk barat (sekitar pukul 14.00 sampai pukul 16.00 sore) siang
(lih. karamian); rembang senja; 6 lamma-lamma ~: sudut elevasi
matahari makin besar dan panas matahari sudah makin berkurang
di sore hari; 7 masuk ~: terbenam matahari di ufuk barat (waktu
magrib) (lih. kilallan); 8 ~ padam: (1) matahari tenggelam; (2)
barat (tempat matahari terbenam)
mati =: 1 lumpuh; paralisis; paralitis; tepok; 2 ~ angin: (1) angin tidak
lagi bertiup; (2) kalah strategi; 3 (1) ~ mu: rasakan itu olehmu; (2)
~ ngku kau: “wah tak sanggup aku mendengarnya”; 4 ~ pucuk:
impoten; peloh; 5 ~ tangan: gagal, tidak lagi mujur; 6 layuh;
lumpuh; struk; tidak berfungsinya anggota tubuh, sehingga tidak
bisa bergerak sama sekali; 7 air ~: air walaupun naik tidak tinggi,
ini terjadi antara satu sampai delapan hari bulan dan kemudian
antara; 8 (1) ~ di unjuran prb: meninggal saat dilahirkan (lih.
bajang); (2) manggaman urang ~ prb: memandikan dan
183
mengafankan mayat; (2) idup sungut ~ urat prb: banyak bicara
tapi tak dapat berbuat apa-apa
mattum: bersut; merengut (lih. marruk) karena rasa marah
mattut: ketawa pecah dan rame
mauli (mahuli*): pisang ~: pisang enak yang bilah buahnya kecil pendek
mauk: 1 keracunan barang yang dimakan; 2 mabuk; merasa perut mual
mau muntah, kepala pusing dan pening
maung (mahung*): berbau agak sengak dan seperti bau memabukkan
maupakkat =: (1) sekongkol; (2) di ~ kan: bersekongkol akan
mengeroyok (bukan secara fisik)
maung (mahung*): bau tak sedap; melabu
maut =: (1) ajal (2) manakkal ~: pencabut nyawa; malaikat Izra’il
mawar =: American beauty; bunga yang indah dan batangnya berduri;
rose
mawat: masih ada waktu; sempat (lih. sawat)
maya x: 1 ~ ~: bayang-bayang; 2 parang ~: sejenis santet konon yang
memutus peralatan dalam (jantung dll.) sehingga orang kena santet
ini tidak berumur panjang
mayang =: (1) aria; tongkol bunga palem; (2) ~ pinang: kelengkapan
utama upacara adat Berau
mayas: merata (tentang padi menguning)
mayi: 1 (1) bawa ke sini; berikan pada saya; mari; sini; (2) ka ~: ke sini;
mari sini; (3) ka ~ kau dullu: “ke sini sebentar,” ucapan
memanggil untuk memberikan sesuatu (lih. alau); 2 (1) bukankah;
(2) ~ ada antayi: bukankah tadi ada
miyin: damotin; dinamit ammonia; gelatar (lih. immin)
mayir (mahir*) #: sering terbiasa melakukan hal yang kurang patut
mayung: 1 (1) bangsat; kepinding; kutu busuk; (2) (a) konon kutu busuk
takut pada bau kambing, sehingga bila terdapat banyak kutu busuk
di rumah, maka kambing dibawa naik ke rumah selama beberapa
saat, sebagai obatnya; (b) obat kutu busuk lainnya tumbuhan
“lagundi” (lih. lagundi); 2 jenis ikan laut
mayyat =: 1 jasad yang sudah tidak bernyawa; mayit; 2 kumpa ~: (1)
pohon besar bercabang dua seperti bentuk mata garpu, berimpit
lurus ke atas; (2) keadaan kayu seperti ini cukup ditakuti, sebab
bila ditebang rebahnya tak dapat dirarahkan, sehingga bisa
membahayakan penebangnya atau orang di sekitarnya (lih. awa)
miang =: 1 (1) bulu-bulu pendek dan gatal yang dapat dijumpai pada
bambu, padi, tebu dll.; selara; (2) gerinyau; rasa gatal-gatal; 2 batu
184
~: (1) batu yang gatal bila tersentuh kulit; (2) nama wilayah bagian
hulu kota Tanjung Redeb
midali: (1) logam berbentuk bulat pipih sebagai tanda penghargaan atas
prestasi yang telah diraih; (2) (a) bintang tanda penghargaan
(biasanya oleh ratu Belanda) kepada orang di Hindia Belanda; (b)
yang pernah menerima penghargaan ini di Berau waktu itu adalah
Pangeran Dipati (adipati)
mija =: 1 perkakas rumah tangga dari bilah-bilah papan yang diberi
berkaki untuk tempat makan dll.; 2 kapala ~: (1) sebutan lain
terhadap terasi, sebagai menu utama lauk makan; (2) kepala kerja
pada mesin gergaji di penggergajian kayu (saw mill)
mina =: (1) gaja ~: jenis ikan sangat besar di laut dan langka; (2) konon
muntahnya dicari dan sangat bernilai tinggi sebagai obat
minbal: main bola kaki; sepak bola (slang dari kata: main bal)
mingau: orang yang suka (banyak) bingung; linglung; sano; sarsar; sasar;
sasau; sedat; suka lupa; tidak beres ingatannya
minggu #: ~ gajian: (1) hari buruh tambang batu bara (SMP) teluk bayur
dahulu jaman Belanda, menerima gaji; (2) saat itu akan ada
keramaian, pasar malam dan penampilan kesenian (*jwa) berupa
seni drama ketoprak, wayang orang, wayang kulit, dogir, kuda
lumping dll.
mingking: kerdil; komeng; leco; tengkes; tak dapat menjadi gemuk;
mingngis: membuka bibir sedikit hingga nampak gigi sedikit;
menyeringai; meringis; sengih
mintun: badminton; bulu tangkis
minyak =: 1 (1) ~ gas: minyak tanah; (2) ~ arum (harum*): parfum (lih.
lapindir); (3) ~ jambul: minyak rambut pria (lih. atum); 2 (1) ~
bubbut: minyak urut dibuat dari kelapa dan anak burung bubut,
konon mujarab untuk urut orang keseleo ataupun patah; (2) ~
kura-kura: minyak (guna-guna) yang dapat konon membuat
orang sakit parah dengan kemaluan masuk ke dalam seperti kepala
kura-kura sedang menyembunyikan kepalanya; (3) ~ duyung:
minyak (guna-guna) yang konon dapat membuat orang menjadi
tergila-gila, atau dapat sebagai jimat penglaris dagangan, terbuat
dari minyak kelapa (lih. dadda) dengan air mata ikan duyung; (4) ~
kurapu: minyak/lemak dari kulit ikan kerapu, konon dapat untuk
mengobati penyakit kulit (lih. kerapu), anti oksidan dan anti
kanker (Trans 7 asal usul 16.00 wib10-6-2009); (5) ~ bintang: (a)
minyak (berasal) dari luar Berau (*bjr), yang konon dapat
membuat orang yang mati terbunuh hidup kembali bila bintang
185
telah muncul di langit malam (b) konon juga dapat digunakan
sebagai obat bagi orang yang mengalami luka dan patah dengan
cara ditelan (lih. untal); (6) ~ muning: lilin madu
dimasak/dicairkan dan diuleskan pada kain tipis, kemudian
ditempelkan pada mata borok (lih. rungking), konon sebagai
obatnya, dan setelah itu didirus dengan air rebusan daun jambu
klotok (lih. partukal) dilakukan beberapa kali hingga sembuh; (7) ~
tampurung: getah tempurung yang keluar bila tempurungnya
dipanaskan, konon minyak ini dapat untuk mengatasi sakit gigi
(lih. katunai); (8) ~ gami: minyak guna-guna yang konon
membuat orang benci menjadi selalu merasa sangat sayang
sehingga selalu berdekatan; 3 ~ tiri: belangkin; pelangkin; ter
mira =: 1 ~ jambu: dadu; jambon; merah muda; pink; 2 (1) bawang ~:
berambang; (2) gallang ~: kata kiasan untuk menyembelih ternak;
(3) jukut ~: ikan karang: (4) pinjalin ~: rotan yang berwarna
merah dan kurang baik untuk perlengkapan rotan, tapi paling
cocok untuk bilah tebat (lih. tamba)
miri: anak itik
miris: 1 giur; ingin; kepengen; kepingin; ngiler; 2 bocor; gela; gelah;
kelebu; masuk air dari luar di celah-celah atap (rumah) atau
dinding (perahu/kapal dll.) peles; tiris
misai: ramus, tebal dan panjang (kumis dan janggut)
misar: mujarab; kontan sembuh
mistar (^): alat untuk mengaris; jibar; jidas; penggaris; tasawut
mitraliur #: senapan mesin yang digunakan sekutu menyerbu Berau lewat
udara pada perang dunia kedua
miyi =: (1) (a) lauk berbentuk bulatan-bulatan kecil panjang terbuat dari
tepung gandum (b) makanan ini berasal dari Cina; (c) dulu mie ini
di Berau dibuat oleh Go Gong di Tanjung Redeb; (d) mie kuah
kemudian yang terkenal adalah buatan Lee Kie Tjan di Pasar batu
Tanjung Redeb; (2) (a) sejak tahun 70-an mie instan telah dibuat di
Indonesia; (b) mie instan ini pertama dibuat oleh Momo Foko
Ondo dari jepang pada tahun 1958
miyin (min*); alat peledak; dinamit
muak #: muntak sedikit
mu alau: 1 engkau ambil; 2 ini ~: “ke sini sebentar (panggilan akan
disuruh)” (lih. kalamayi)
muat =: dapat masuk; masih dapat dimasukkan
muda =: 1 (1) belum tua; (2) urang ~: gadis; 2 ammas ~: emas campuran
logam mulia lain
186
mukaddam: (1) kitab Al-Qur’an dibukukan perjus, ada sebanyak 30 juz
atau 30 kitab; (2) ba ~: membaca Al-Qur’an masing-masing 1 juz
per orang, dilakukan dalam 7 hari sesorang setelah dikebumikan
mukarram (muharram*): bulan Muharam (bulan pertama hijriah)
mukarun: malaikat penanya dalam kubur; mungkar dan nakir
mukas: sunyah dianyam, atau dijalin (gampang terbuka, terurai atau lepas
dari jalinannya)
muktamat: afdal; utama; valid
mukung: bakup; cembung besar (biasanya pinggul, depan pinggul dada
dll.)
mulang: 1 (1) pulang; (2) ~ ~ an: (a) selalu pulang; (b) pulang-pergi;
ulang alik; ulang-aling; 2 tumbuh kembali tanpa ditanam; (1) padi
~: padi (buahnya) tumbuh kembali tanpa ditanam (lih. turiang); (2)
ubi ~: singkong tumbuh dan ada umbinya tanpa ditanam dapat
dimakan lagi; (3) tanamman ~: tumbuhan/tanaman yang buahnya
tumbuh kembali tanpa ditanam, dan dapat dipanen lagi
mulla =: sa ~ antayi: sejak dari tadi
mullia =: agung; bermartabat tinggi; luhung; luhur
mummuk x: hancur; kecai; mendira; pecah berkeping kecil-kecil; rapun;
remuk
munara: bagian paling atas atap masjid; gabah; kubah
mundu: 1 (1) bajak laut; ilanun; lanun; perompak (lih. gurap); sakar; (2) ~
takka: lanun yang tak kenal kompromi; 2 (1) pertama menyatroni
Pulau Balikkukup tahun 1952; (2) sekitar tahun 1954 pernah pula
menyatroni Pulau Derawan; (3) (a) Pulau Balikkkukup untuk
kedua kalinya disatroni “mundu” tahun 1956; (b) menelan empat
orang korban anggota kepolisian resort Berau (lih. kukup); (c)
makam keempat korban tersebut sekarang berada di makam
pahlawan wijaya kesuma Tanjung Redeb, Berau; (4) dan tahun
1985 menyatroni Pulau Maratua dan menelan satu korban jiwa; 3
garong; maling
munggur: berisi penuh dan meninggi
mungkalla: buah yang masih utuh, belum pernah dipanen (diganggu)
mungkur x: ~ ~ i: diseriusi; dikerjakan dengan sungguh-sungguh
sepanjang hari (lih. astun)
muning: 1 musang hutan berbadan kecil. Biasanya dijadikan pertanda atau
pirasat bahwa ada keluarga yang berada ditempat jauh kena
musibah atau sakit, kalau muning ini berbunyi, dan apabila sampai
ada suaranya seperti muntah. maka itu pertanda keluarga tersebut
meninggal dunia; 2 minyak ~: cairan lilin madu yang digunakan
187
untuk obat borok (lih. rungking), caranan lilin madu dipanaskan
hingga cair dan disaputkan kepada kain tipis (kasa) kemudian
ditutupkan pada mata borok, setelah itu tiga hari kemudian dilepas
dan di baruh (lih. dirus) dengan air rebusan daun jambu biji
(klutuk) (lih. partukal)
munjung: 1 monyong (mulut); 2 penuh mumbung; penuh sekali
munnat: bulat berisi (tentang badan)
munsung: bangus; cecongor; congor; jingur; jungur; moncong (binatang);
ujung hidung (anjing; babi dll.)
muntar: bontok; gembil; gemuk dan bulat pipinya; montok (pipi); tembem
(pipi)
muntik: kereta api uap (pengangkut batu bara SMP – Steijnkolen
Maskapaj Prapatan - dahulu di Teluk Bayur) (lih. kandang);
lokomotip; sepur
muntui: burung hutan (keluarga rangkong) (lih. panangngang), hanya saja
burung ini ada bauknya, dan suaranya beda dengan kerabatnya
yang lain
munung: 1 pentil susu; ujung susu (lih. puting); 2 mata bisul; koreng dll.
yang tertutup kult dan mengandung nanah
mura =: 1 mudah; gampang; 2 (1) cada ~ ~ an: lamban; lelet
murakkap: nakal sekali
murat: penyebab (sejak dari itu); asal muasal masalah
murip: orang yang menuntut ilmu pada (lih. murit)
murit (^): pelajar; siswa
murukka: geram; marah; mengutuk
musakkat: kompleks; muskil; susah penyelesaiannya
musin: 1 jerah; masa; musim; waktu; 2 langka; jarang terjadi dan hanya
setahun sekali (buah; hasil panen dll.)
mustautin x: afdal; valid (lih. awayyan)
musti: harus; mesti; pasti
muta: 1 lilah; muntah; 2 ~ baira: cika; eltor; kedadak (buang-buang air
dan muntah-muntah), kolera; muntaber; penyakit yang menyerang
pencernaan; 3 ~ gaja mina: benda yang sangat berharga di laut; 4
~ kasi: (1) judul sebuah cerita rakyat; (2) personifikasi orang yang
suka mengacaukan suasana (lih. arau)
mutakasi: si ~: kemang, hantu yang suka mengganggu bayi; makhluk
pengganggu pasangan “si laing” (lih. si laing)
muttiara: dur; durat; loklok; mutiara; permata yang berasal dari isolasi
benda asing di perut kerang (mahal dan dapat dibudidayakan)
188
muttir: butir; gela; gelintiran; gentel; gramula; sesuatu yang bentuknya
kecil-kecil (mutiara; kerikil dll.)
muttu: 1 buntu akal; buntu pikiran; sontok; suntuk; tertutup pikiran; 2 ~
manikam: permata; batu mulia
mutus: buahnya sudah habis; sudah habis musimnya berbuah; sudah tidak
musim lagi
muyang: 1 (1) neneknya ayah atau ibu; juriat peringkat ke tiga dari atas
setelang “iling”; (2) juriat/kekerabatan ada sembilan kelompok
(iling, anta, muyang, inni, amma, aku, anak, cucu dan buyut); 2
inni ~: karuhum; leluhur
N.
Naas (nahas*): 1 (1) apes; celaka; malang; sial; (2) apes ini dapat
diketahui dari hitungan yang dihubungkan dengan hari, bulan dsb.
yang dianggap kurang baik menurut perhitungan; 2 ba buang ~:
bersafar; pergi untuk berdoa bersama beramai-ramai ke suatu
tempat di luar kampung, untuk menjauhkan diri dari bencana pada
bulan Syafar
nabak : Aquilari malaccensis kayu yang menghasilkan gaharu; kalambak;
kelembak; tengkarak
nabbi =: 1 orang dahulu meyakini segala sesuatu ada nabinya, sehingga
untuk menggunakan sesuatu terlebih dahulu memohon ijin pada
sang “nabi”. Diyakini “tanah” nabinya Nabi Adam, karena itu bila
akan menggarap tanah dll. meminta ijin dahulu pada nabi Adam.
Penguasa “air” diyakini adalah Nabi Haidir, penguasa “tumbuhtumbuhan” diyakini Nabi Ilyas (lih. liyas), dan penguasa “angin”
diyakini Israfil; 2 pajalanan ~ saribu taun prb: ucapan harapan
sesuatu musibah tidak menimpa atau musibah tersebut dijauhkan
oleh Tuhan sejauh perjalanan nabi selama seribu tahun
nabuk: barang ditumbuk (tepung beras, kopi, damar dll.) yang sudah
hancur betul, siap diayak
naga =: 1 (1) hewan raksasa (dalam dongeng cerita rakyat) berbadan
panjang, berkaki empat, mempunyai sirip dan ekor seperti ikan, di
kepalanya ada tanduk, taring, kumis dan janggut; sekuik; (2)
dilinsap ~: dihisap oleh naga; 2 gaksi; gugusan bintang yang
tampak seperti kabut; 3 (1) tanda lahir berwarna hitam pada tubuh;
(2) konon mempunyai pengaruh terhadap jalan hidup seseorang; 4
189
~ ~: kepala perahu lomba (perahu panjang) berukir seperti kepala
naga, perahu lomba tradisional masyarakat Berau; 5 lunsuran ~:
(1) “lokasi legenda” tempat naga meluncur di hilir dari Kampung
Sukan (Kecamatan Sambaliung), sungai di depannya memang
agak dalam dan dulu dijadikan pelabuhan loading kayu log zaman
banjirkap; (2) nama dari air terjun landai nan indah, yang terdapat
di Sungai Binungan (anak Sungai Kelay); 6 nama model pakaian
Berau yang memenangkan kontes busana penganten daerah Kaltim
tahun 2007 dengan perancangnya “Aji Yenny Liliany F. Ardha”
(lih. lunsur); 7 (1) ~ basallam: panganan dari tepung ketan yang
direbus dan diberi berkuah air gula merah; (2) (a) ~ bandung prb:
gerakan yang sangat besar; (b) ~ baulur prb: badan besar dan
makan tempat; (3) bau ~ basawung prb: aroma sangat bau pada
orang yang berkeringat dan kena sinar matahari (umumnya pada
anak-anak)
naik =: 1 ~ kajji (hajji*): pergi melaksanakan ibadah haji; 2 ~ raja: (1)
menjadi raja; naik takhta; (2) ikan sungai sedang kawin dan
bertelur; pemijahan pada dataran yang dangkal di hulu sungai; 3
ma ~ kan kanning: kernyit; 4 cada baturun ba ~ prb: tidak
saling kunjung, karena ada konflik
namung: ikan laut (lih. mayung)
nanar x: celik; dapat melihat dengan jelas (mata)
nangka =: (1) ~ balanda: (a) sirsak; (b) buahnya yang matang konon
dapat dijadikan obat asam urat (dijus/juice dan diminum secara
rutin); (2) ~ bubur: nangka yang isi buahnya lembek; (2) ~
bilulang: nangka yang isi buahnya keras (lih. kandal); (3) ~
balanda: sirsak (buahnya yang matang dapat dijadikan obat asam
urat (dijus dan diminum secara rutin))
nannak: pusing; terasa berputar-putar; pertigo
napaka =: biaya hidup
napas =: pandak ~: ampek; ashma; manggah; m engi; sesak nafas
naraka =: ~ bakubik: sebutan orang yang perbuatannya selalu
menjengkelkan
nasi =: 1 ~ bakukkut: nasi siap santap; 2 maninggalkan ~ bakukkut: (a)
makan sudah dihidangkan, tapi ditinggal pergi dan ini pantangan
(lih. kapunan), bisa mendatangkan kecelakaan dan apes; (b)
meninggalkan kampung, padahal orang sedang ada (hajatan)
kenduri, ini juga pantangan selain “kapunan” juga dapat
menimbulkan rasa kurang enak pada pemilik hajat, maupun yang
lagi pergi; 3 ~ kuning barampa: nasi berwarna kuning (lih.
190
kuning) dengan campuran 40 macam rempah dan 40 macam
tanaman obat (lih. issi)
naul: bubur sagu; jajan dari sagu atau pati singkong, yang direbus dan
diberi cairan gula merah; kepurun
ngail +: ~ an: susah antara ia dan tidak
ngalak: ~ ~: matahari bersinar terang benderang
nganga: kedah; mangap; mengap; terbuka lebar (mulut, pintu, jendela dll.)
ngangngal: (1) capai; cape; capek; erak; jerih; lelah; letih; payah; (2) ba ~:
istirahat; ngaso; pause
ngappus x: megap-megap; magep-magep; mengah; terengah-engah
ngarrang +: erang; rintihan orang sakit
ngisak +: cungap-cungip; engap; gempul-gempul; ngos-ngosan; terengahengah
ngiyau: bunyi kucing; “meong”
nguak: bunyi sapi atau kerbau; lenguh
nguang +: lengang; ruang besar (aula) yang sunyi senyap
nguap: 1 ~ ~: (1) agut-agut; bernafas pendek-pendek sambil membukabuka mulut; cengap; kapah; megap-megap; mengap-mengap;
tersengal-sengal; ungap-ungap; (2) sudah tidak berdaya; sudah
sekarat; 2 menguap
niat =: 1 kehendak yang pasti; kemauan; tekad; 2 hajat; haul; kaul; nadir;
nazar; 3 pa ~ an: (1) terkabul karena bernazar; (2) jarang-jarang
ada; langka adanya
nika =: 1 NICA; Nederland Indische Civil Administration; pemerintahan
Belanda ketika kembali ke Indonesia, membonceng pada pasukan
sekutu (inggris) saat perlucutan senjata tentara pendudukan jepang,
sesudah perang dunia kedua tahun 1945; 2 jamman ~: momen itu
sering dijadikan penanda waktu bagi peristiwa yang terjadi
bersamaan dengan waktu “nika,” misalnya kelahiran; pernikahan
dll.
nila x: (1) baras; bercak putih pada kulit yang disebabkan hilangnya
pigmen pembentuk warna kulit dan sel-sel pembuatnya
(melanosit); kedal; kulit memutih dan bebelang-belang;
leukoderma; sopak; vitiligo; (2) konon dapat diatasi dengan
minyak kulit ikan kerapu
nilam =: burung; ketilang
nippis: tidak tebal; tipis
nispu: (1) perayaan memasuki lima belas hari bulan Sya’ban (nisfu
Sya’ban), setengah bulan lagi akan tiba bulan suci Ramadan; (2)
sore menjelang malam nisfu ini orang sibuk mengantar “paruan”
191
(lih. rua); (3) (a) sehabis salat magrib orang membaca surat
Yaasiin tiga kali dan berdoa bersama; (b) doa yang pertama agar
dikuatkan iman, yang kedua agar diberi rizki yang halal dan yang
ketiga agar dipanjangkan umur, dengan maksud semuanya untuk
beramal ibadah yang banyak
nius: palem hutan rendah yang daunnya dapat dibuat atap; kajang; tudung;
pembungkus dll.
nila x: penyakit kulit (kekurangan pigmen) sehingga nampak belangbelang putih; baras
nispu: ~ Sya’ban; 1 pertengahan bulan Sya’ban; 15 hari bulan Sya’ban; 2
(a) pada malam pertengahan bulan Sya’ban tersebut, tepatnya
ba’da magrib, dilangsungkan acara “nispu” dengan membaca surat
“Yaasiin” sebanyak tiga kali; (b) setiap akan membaca surat
yaasiin didahului dengan niatan dan doa agar diberikan panjang
umur, kemudian doa agar diberi rizki yang banyak dan halal, serta
diberikan iman yang kuat untuk bekal beramal ibadah kepada
Allah Swt.; (c) besoknya dilanjutkan dengan puasa sunnat
nunnuk: (1) Ficus benjamine; sejenis beringin; waringin; (2) tumbuhan
berbahaya yang dipercaya ada penunggunya; (3) sehingga
membuat orang jadi sakit bila telah pernah bersentuhan atau
berdekatan dengannya, apalagi memotong atau menebangnya; (4)
konon yang paling berbahaya adalah anakannya yang baru berdaun
tujuh lembar
nuri =: burung; cemperling; perlin
nyakul: hitungan hari (enam hari sesudah hari ini)
nyalang: 1 mata sulit terpejam; tidak mengantuk dan perasaan tidak mau
tidur; 2 nama rumput menjalar, tebal dan agak keras (lih. jallang)
nyama: 1 nama; kata untuk memanggil atau menyebut orang, barang,
binatang, tempat dsb.; 2 duga; sangka; tuding; tuduh; (1) di ~ i:
disangka; (2) ma ~ i: menyangka; 3 bulan ampat sa ~: (1) bulan
ketiga hingga ke 6 hijriyah; (2) rabiul awal, rabiul akhir, jumadil
awal dan jumadil akhir
nyaman #: 1 (1) enak; lezat, nikmat, sedap; (2) bau ~: harum; 2 lega;
leluasa; 3 praktis; gumolugu; gunologo
nyannyat: betah; berlama-lama menikmati
nyanyak: (1) lunak terinjak-injak; (2) sudah terlalu banyak yang berlalu
lalang di sana
nyarap +: (1) cahaya matahari menjelang tenggelam atau terbenam di
ufuk barat; (2) mulai redup
nyaru: ikan hulu sungai (mirip arwana); Scleropages formesus
192
nyaruan: perbuatan aneh-aneh, sehingga alam marah, seperti yang terjadi
pada legenda lamin talunsur (ada seorang anak memancing ikan
dan mendapat ikan “jallau,” ikan tersebut dipanggang dan
menggelepar-gelepar kepanasan, ini nampak lucu sehingga si anak
dan teman-temannya ramai tertawa geli, si ikan pun konon ikut
tertawa, alam menjadi marah dan kampung si anak meluncur ke
dasar sungai beserta semua isinya, termasuk penduduk, jadilah
“lamin talunsur” (lih. lamin), atau juga peristiwa-peristiwa lainnya,
konon bila kucing dimandikan maka akan “nyaruan” dan terjadilah
banjir besar
nyata =: di ~ i: diperiksa kembali untuk meyakinkan diri; recek;
nyawa =: 1 ka ~: sendirian; 2 mamaggat ~: sekarat; nafas terakhir
nyawu: padah; pedah; pertanda, seperti suara-suara burung (lih. sissit,
muning dll.)
nyilu: 1 linu; ngilu; 2 ~ ~ kuku: agak sedikit panas; swam; 3 ditittik siku
~ lutut prb: tidak dapat bertindak apa-apa, karena yang akan
ditindak adalah kerabat sendiri (lih. tittik)
nyiur (^): (1) kelapa; kelambir; kerambil; (2) ~ sappang: (a) kelapa yang
tunasnya berwarna cokelat kemerahan; (b) kelapa yang banyak
dicari konon untuk dibuat (lih. dadda) minyak pencampur obat
tradisional
nyulat: hitungan hari (lima hari setelah hari ini); tubin; tulat
nyunya: (1) wanita Cina pemilik toko (lih. tuki); (2) wanita bule yang
sudah dewasa (ibu-ibu)
P.
Paal: 1 patok tanda (berukuran) (lih. ippal); 2 permainan anak-anak
dengan memerebukan tiang penjagaan (lih. ukam)
Paan (pahan*): benang yang dimasukkan melintang pada benang lungsin
ketika menenun
paat (pahat*) =: 1 (1) alat tukang kayu untuk membuat lubang persegi; (2)
tatah; 2 ~ ~: jenis kerang kecil di pinggir pantai berpasir
paballi: bincu; gincu; lipstick; pewarna bibir
pabanyul*: 1 air kelapa dengan bakaran besi tua atau tempurung kelapa
untuk menghitamkan gigi; banyu; banyum; banyun; bubul hitam
untuk menghitamkan gigi; gerang; mangsi; ramuan dikumurkan
untuk menghitamkan gigi; 2 gigi yang sengaja dihitamkan (lih.
193
gigi), selain sengaja menghitamkan gigi juga untuk tujuan tertentu
(lih. puti)
pabidangan =: 1 alat untuk merentangkan kain yang akan disulam; 2
wadah tempat menjahit “samir” (lih. ludu)
pabila =: bila; kapan; kata tanya untuk menanyakan waktu
pabulla: bohong; dusta; hizib; tidak jujur (lih. bulla)
pacai: serbuk cendana yang ditaburkan pada kain kafan
pacang : 1 ~ ~: menganggap remeh, sehingga berbuat seenaknya; 2 ~ an:
untuk cadangan; dicadangkan untuk; disiapkan untuk
pacar =: 1 (1) Hidrocera triflora; temegu; temegun; tumbuhan inai; (2) ~
air: jenis tumbuhan (seperti bayam) yang bunganya berwarna
merah dijadikan anak-anak untuk memacari kuku; (3) ranting dan
daun pacar ini, bila musim (penyakit) cacar tiba, digantung di
depan pintu, konon dipercayai sebagai penangkal (wabah tsb.); 2
(1) warna mencolok; (2) warna-warni pada anyaman tikar pandan
pacau: guna-guna yang digantungkan di pohon, supaya buah pohon
tersebut tidak dipetik orang
pacawangan: (1) benderang; halaman antara dua rumah; (2) antara; celah;
genggang; ruang atau tempat yang terluang di antara benda-benda;
sele-sela; selang
pacca: 1 (1) bota; buta; gangguan pada mata sehingga tidak dapat melihat;
pecak; (2) ~ saballa: pece; 2 balla ~: barang kaca; perlengkapan
dapur yang terbuat dari porselin dan kaca; 3 si ~ baru tabulik prb:
menjadi sombong karena mendadak kaya atau mendapat jabatan
paccal =: 1 makanan yang terbuat dari rebusan sayuran disiram dengan
kuah sambal kacang; 2 ~ ~ kan: tidak enak makan, sehingga
makanan dimakan seakan dipaksa-paksakan (oleh diri sendiri)
untuk dimakan
paccit: lelis; letis; menyimbur sedikit-sedikit; membersitkan cairan (air,
minyak harum dll.); pancit
pada: 1 lapor; memberi tahu; 2 di ~ ~ i langau prb: kepekaan terhadap
peristiwa yang terjadi di kejauhan; telesia; 3 ma ~ i: (1)
mengundang lisan; pelawaan; ulen; (2) menasihati
padai: (1) gunung tertinggi di muara Berau (sebelah kanan keluar); (2)
dipercaya perkampungan makhluk halus (jin dll.); (3) konon
tempat banyak orang bernazar untuk memasang bendera atau
melepas ayam bila nazarnya terkabul
padam =: hapus
padang =: ma ~: tumbuhan yang banyak, meluas dan homogen
194
padangkang: galiung; perahu layar (samudera) besar (lih. lambu) yang
memiliki banyak layar; pinisi
padayi: (1) beri tahu; (2) mengundang
padda =: ikan (lih. ruma) hasil pengawetan dengan penggaraman tanpa
dibelah dan tidak langsung dijemur
paddas =: 1 (1) air ~: air rebusan rempah-rempah untuk minuman jamu
bagi orang yang habis melahirkan; (2) ancur ~: (a) bubur
berbumbu; (b) makanan khas Berau untuk berbuka puasa; (c)
kuliner serupa terdapat juga di Kabupaten Sambas, Kalbar; 2
addas ~: rempah yang berbentuk kulit padi; 3 pa ~: (1) suka pada
yang pedas-pedas; (2) jehe; sipedas
paddi =: 1 pedis; perih; rasa sakit seperti terluka; 2 ~ ati: perasaan yang
terluka; terenyuh; terharu dan sedih sekali; 3 ~ parrut: (1) perut
perih karena lapar; (2) terasa mulai lapar
paddu x: buncu; kerah sudut
padi =: 1 Oryza sativa; 2 (1) ~ kabangkaian: (a) padi yang mulai tanam
sampai penyimpanan ada keluarga dalam rumah yang meninggal
dunia; (b) padi ini konon tak baik untuk bibit selanjutnya (lih.
gali); (2) ~ kataunan: padi yang disimpan tak habis terpakai
hingga panen berikutnya (satu tahun) masih ada dan banyak; (3) ~
mulang: tanaman padi yang tumbuh kembali dan dapat dipanen,
hasilnya memang sangat sedikit; 3 (1) ~ sassat di jalan: jenis padi
yang tumbuhnya padat sekali sehingga membuat orang nyasar
dalam tanaman padi ini; mayas
padiwakang: rumah besar (pesanggarahan) tempat para pejabat kampung
menginap sementara menunggu pertemuan agung di keraton
pagaddi: 1 jajan; kue; 2 ba ~: menjual kue (panganan)
pagar =: 1 ~ pangantin: (1) kain yang dibentang melintang pada saat
pengantin peria datang ke tempat penganten perempuan. Untuk
membuka pagar ini, pihak keluarga pengantin peria memasukkan
beberapa uang ke dalam pagar tsb. sebagai tebusan, karena derajat
kebangsawanan penganten wanita lebih tinggi. Pagar ini mulai dari
satu sampai beberapa buah, sesuai dengan tingkatan derajat si
wanita; (2) kalau pengantin harus melewati rumah bangsawan,
maka tiap rumah bangsawan atau raja yang dilewati dikenai pagar,
membukanya juga seperti perlakuan di dekat rumah penganten
wanita; 2 ~ air prb: orang yang banyak sekali kerabatnya, hingga
hampir tak bisa dihitung
pagawai #: (1) petugas masjid, lebai, modin; (2) ~ dua ballas: jajaran
pengelola keagamaan di masjid dan di tengah masyarakat (untuk
195
fardu kifayah dll.) yang diangkat oleh sultan, terdiri dari 13 orang,
satu orang suntarri (lih. suntarri), empat orang bilal (muazzin),
empat orang hatib, dan empat orang imam (satu di antaranya jadi
Penghulu) dipimpin seorang penghulu; modin
paggal x: ~ ati: dongkol; galut; kesal; masygul; sebel; susah hati
paggang: 1 lerah; lerai; mendinginkan orang yang sedang bersitegang;
mengantarai; memisahkan orang yang sedang bertikai; melerai;
peleh; 2 mengambil sebahagian kecil untuk ditinggalkan sebagai
jatah
paggat: 1 (1) pedot; putus; (2) ka ~ an: (a) tali pegangan terputus; (b)
kehabisan persediaan; 2 (1) nama kampung nelayan penghasil
terasi terbaik di Indonesia yang dikirim ke NTB 5 ton per
bulannya, mendapat kemasan dan merek ampenan, kemudian
diedarkan ke seluruh Indonesia; (2) ~ bukur: nama kampung di
tepian Sungai Kelay; (3) ~ pura: kanal dalam sungai pura dekat
muaranya; 3 ma ~: mengambil jalan pintas; memotong jalan;
rentas; 4 ma ~ nyawa: nafas terakhir; sekarat; 5 ~ bulan:
pertemuan akhir dan awal bulan
pagila: (1) terlelu-lalu (sangat sering); (2) ~ gila: sangat keterlaluan dalam
berbuat
pagul: (1) kubak; memotong kasar-kasar, seperti menebas (memotong)
duri pada buah durian, “laung, karuttungan” dll.; (2) memotong
rambut sekenanya sehingga nampak tidak berbentuk dan tidak rapi
(lih. buntal)
pailan #: bukuh; bulur; doyan; sangat lapar; terasa ingin sekali memakan
sesuatu yang diinginkan
paing x: 1 menyerupai (meniru) sesuatu; (1) ma ~: menyerupai hal-hal
yang terjadi di luar (umumnya terjadi pada anak-anak yang masih
dalam kandungan, mis. pada saat istri lagi hamil si suami mengikat
kaki binatang atau hewan, maka si jabang bayi akan lahir dengan
kaki atau tangan ada bekas ikatan); (2) dalam ~: masih dalam usia
rawan kena “paing,” yaitu beberapa hari setelah kelahiran, si anak
masih gampang jatuh sakit sesuai yang di”paing”nya
pair x: (1) ma ~: melaksanakan segera mumpung ada waktu; (2) di ~:
dilaksanakan segera mumpung ada waktu
pais: ikan bumbu dibakar dalam bungkus daun pisang; pepes
pajak x: 1 kalah dalam undian (lih. umpinsut) tugas, sehingga bertugas
menjadi penjaga (permainan anak-anak); 2 ~ ~ kan: permainan
kejar-kejaran pada anak-anak
196
pajalanan: ~ nabbi saribu taun: ucapan dengan mengharap dijauhkan
mara bahaya jauh-jauh oleh tuhan sejauh perjalanan nabi 1000
tahun
pajjar =: pagi buta
pajjat: 1 hantu orang yang dipercaya dapat mengisap darah atau isi perut
(suka pada orang hamil); 2 (1) kalau “pajjat” melihat mentimun,
maka ia akan terpengaruh untuk memainkan mentimun tersebut,
sehingga lupa pada keinginannya semula untuk menghisap
mangsa; (2) karena itu untuk menangkal pajjat mentimun
digantung di bawah lubang tempat buang air di rumah (rumah
panggung)
----pakai =: 1 (1) ~ an: (a) baju, celada dll. yang dipakai; (b) mantra atau
azimat konon penjaga/pengaman diri atau untuk penampilan (lih.
parmanis); (2) ma ~: berpakaian yang indah-indah, terutama
perhiasan (gelang cincin dll.); (3) pa ~: suka berpakaian yang
indah-indah; 2 ~ an aji: (1) untuk pria; (a) memakai baju jas
hitam; (b) celana hitam; (c) peci kuluk hitam polos (lih. tarbus);
(2) untuk wanita; (a) baju hitam dodel “miskat” -----; (b) sarung
batik cokelat gelap; (c) sanggul diselipi kembang goyang; 3 ~ an
banua (rakyat kebanyakan): (1) untuk pria: (a) baju kaus oblong
putih, diberi bersetrip; (b) celana putih “besimpul”; (c) memakai
destar (lih. singngal); (d) melingkarkan kain di bahu (lih. calung);
(2) untuk wanita: (a) baju kabaya tradisonal hitam; (b) sarung (lih.
ampik) merah: (c) sanggul (gallung tinggi) dekat ubun-ubun dan
diselipi kembang goyang; 3 (b) sarung batik cokelat gelap; (c)
sanggul diselipi kembang goyang; 4 ~ an pambakal: (1) (a) baju
jas tutup putih; (b) mamakai dasi kupu-kupu; (2) atau (a) jas buka;
(b) memakai dasi panjang; 5 (a) ~ pangiran: baju dan celana
hitam ber”dudut” serta kopiah “kuluk”; (b) ~ an pangeran diulu:
baju hitam celana hitam ba”dudut” dan mamakai kopiah “kuluk”
polos; 6 ~ an radin: (1) untuk peria; celana dan baju hitam
bersetrip dan berdudut, kupiah “kuluk” baraga-raga dan bersetrip
enam vertikal dan satu horizontal; (2) untuk wanita; sanggul
dengan sisipan 12 kembang goyang; 8 ~ sultan: --------- 8 ~ an
pagawai dua ballas: (1) baju jas hitam; (2) sarung putih (lih.
ampik); (3) kopiah hitam; 9 ~ an pangantin bangsawan: (1)
untuk prianya, memakai baju “talluk balanga”; (2) untuk
wanitanya, memekai pakaian “ampik salayang”
pakakkas =: 1 peralatan; perkakas; 2 alat vital (kemaluan)
197
pakal: ganjal lubang pada perahu/kapal agar tidak bocor; majung; serat
yang dipakai untuk menyumbat celah-celah papan
pakambangan: variasi pembukaan peragaan silat (lih. kuntau), biasanya
gerakan ini digunakan untuk memasang barikade (pagar) tak
kelihatan dan mengisi tenaga dalam
pakami: orang yang menjadi lawan bicara harus bertata kerama peringkat
ke tiga dalam tata lkerama bahasa Berau
pakapuran: 1 (1) tempat menyimpan kapur dalam kadan (tempat sirih);
(2) untuk mengurangi benjol akibat terbentur (lih. bincul); 2 si ~:
(1) orang sekenanya; suka sembarangan; (2) personifikasi dalam
dongeng rakyat
pakarangan #: halaman rumah
pakasam =: asinan ikan, tiram, kima, “kurimat”, tiram dll., yang dibiarkan
berfermentasi selama beberapa hari (sehingga menjadi terasa
asam) dan awet atau tahan lama untuk disimpan; bekasam
pakau: (1) salah satu permainan kartu (remi) dengan menghitung
(menjumlahkan) angka yang tertera pada kartu; (2) (a) angka
tertinggi 9 dan terendah kosong (nol); (b) setiap kelipatan sepuluh
dianggap nol
pakaut : ~ kaut: gugu; gulut; terburu-buru; tergesa-gesa
pakiang (pakihang*) (^): botol kecil yang diisi dengan minyak khusus
yang dianggap dapat menimbulkan kekuatan gaib
pakinja-kinja: keracak
pakis =: bengkawang; tumbuhan paku; tumbuhan lumut; paku
pakkai: enggan melakukan sesuatu; gamak; kelesa; lenggana; lumuh;
malas melakukan sesuatu; tidak sudi
pakkalau: (1) kondisi air pada hari ke 8 (delapan) dan 21 (dua puluh satu);
(2) (a) keadaan air yang menjadi perhatian nelayan untuk
menangkap ikan; (b) keadaan air cocok untuk menurunkan
pancing (lih. bintu)
pakkar: (1) lekang; (2) retak-retak banyak, seperti nampak pada benda
keramik yang sudah tua sekali
pakkat x: kelat (lih. parrat)
pakkir: afkir; apkir; tidak terpakai karena tak memenuhi syarat, sehingga
disingkirkan
pakkuk x: penakut; pengecut; tidak berdaya
pakkung =: 1 (1) cabuk; inas; koreng (besar) menahun; penyakit kulit
yang berbau busuk pada kaki (lih. rungking); (2) ~ rarat: koreng
yang sulit disembuhkan dan menjalar-jalar; 2 ba ~ aku: sumpah
198
seseorang untuk menjamin pendengarnya agar percaya dengan
yang diucapkannya
pakrul: advokad; pegawam; peguam; pembela (dalam perkara)
paksa =: (1) mau tak mau; terpaksa; (2) “sengaja,” biasa digunakan orang
yang mengundang lisan pada yang diundang; memang
dimaksudkan; memang dikehendaki; semaja; semanja
paksi: paku pada ujung gasing; pangsi
paksial: khusus; spesial
paksina: utara
paktar =: orang yang mengerjakan pengelolaan pulau telur penyu atau goa
sarang burung di Berau, dengan terlebih dahulu melakukan
penawaran dan dimenangkan pada lelang oleh pemerintah daerah
pala (pahla*) =: 1 pahala; 2 sa ~ ~ x: mumpung dilakukan jadi sekaligus
diselesaikan
palai x: penyemaian bibit padi dengan cara di semai di rumah atau tempat
lain dengan menggunakan lumpur dan lumpurnya diberi beralas,
setelah itu baru di (lih. lacak) tanam kembali masih sebagai
semaian, setelah besarnya cukup untuk di tanam, baru kemudian
ditanam kembali ke sawah
palakku: kekap; pembakaran roti berbentuk penutup terbuat dari tembikar,
yang penggunaannya dipanaskan terlebih dahulu di atas api
kemudian ditutupkan ke kue atau roti yang akan dimatangkan
tersebut
palalu: punya kesan pernah terjadi waktu-waktu yang lalu, kalau
dilakukan lagi akan membawa akibat yang sama seperti waktu
yang lalu
palanduk (^): 1 berkunang; kancil; (1) ~ batang: bengkinang; (2) ~
kacang: jenis kancil bertubuh kecil; 2 personifikasi pada fabel,
sebagai hewan cerdik; (2) banyak dongengnya pada masyarakat
Berau
palang x: ~ attu: alangkah itu, betapa sampai begitu
palappak: jenis kayu hutan yang keras; marsolok
palar #: menggunakan mumpung ada, kendati sekadarnya dan apa adanya
palas #: suara senar gambus yang kurang enak (lih. sumbang) (lih.
sumbang)
palasi: ganduh; imbuh; tambahan sedikit (ketika menimbang, mengukur
dll.); tokok; tukuk
palat vulg: 1 glubus; kepala zakar; 2 cangurruk-urruk basimpai kawat,
tuan dudduk tampak ~: sampiran sebuah pantun, agar orang hatihati dengan penampilan di depan umum
199
palating: bambu penghubung benang dalam alat tenun
palau x: (1) ikan sungai (tinggi badan sekitar 15 cm, panjang 25 cm
bersisik berwarna keperakan; wates; (2) ~ bapirik: ikan palau
bakar diulak bersama sambal terasi untuk lauk makan (lih.
saluang)
palawan (pahlawan*) =: pejuang yang talah gugur di medan juang
palbit =: tempat tidur lapangan, terbuat dari kain terpal yang disangga oleh
bagan-bagan besi, dapat dilipat sehingga mudah dan praktis
dibawa kemana-mana
pali x: 1 ahmak; bodok; dengu; dongok; dungu; imbesil; i.q. antara 40
sampai 60; tole-tole; tolol; 2 (1) ~ ~: beloh; bloon; indolensi;
tingkat kecerdasan berfikir yang rendah; i.q. hanya 25; (2) ~ ~
gila: idiot; mental terbelakang; pandir (lih. palui)
paliara (pelihara*): piara; rawat (lih. ugu)
palicuk =: ta ~: belingut; keselau; keseleo; lecok; pelekok; salah urat;
tergeliat; terkilir
palik: tumpang ~: 1 jatuh terjungkir balik (lih. tumpang); jempalik;
jempalitan; 2 banting tulang (dalam mencari nafkah)
palimasan: limas; model atap rumah (lih. ayar)
palimbang =: 1 jambu bol; jambu manis; 2 ~ an: model pakaian; 3
surdadu di ~: peribahasa: banyak (padat) orang berdiri-diri dan
lalu lalang disitu-situ juga
palimbuwai: ~ limbuwai: jalan sana sini tak menentu
paling # =: 1 ba ~: kembali; 2 ka ~ an: kena sendiri; kena bumerang
(kiasan); 3 ~ ~ an: sering kambuh
palinga: ~ linga: celingak-celingukan
palippattan: 1 (1) tempat melipat; (2) tempat menyimpan pakaian yang
dilipat; 2 persendian; sendi
palisir =: jalan-jalan bersenang-senang
palit #: 1 sapu (lap) dengan kain sambil digosok agar benda atau
kotorannya hilang; seka; 2 ~ ~: kain untuk pembersih; lap
penyeka; 3 ~ ~ bibir prb: catuh; memperoleh hasil besar (lih.
tarumbul); 3 dami di ~ prb: (1) seperti dilap; (2) cepat sekali
sembuhnya; obatnya sangat mujarap, sehingga cepat sekali
menyembuhkan
palitaan =: (1) cempor; cublik; delapak; dila; oncor; kandil; lampu kecil
untuk rumah dengan gulungan seng untuk tempat sumbu; lantin;
teplok; (2) lampu kulit tudai yang diberi minyak makan dan sumbu
palitur =: cat transparan pengilap kayu; pernis; sampang
palla: jantang; pandangan agak silau karena cahaya terang
200
pallak + x: berandang; jantang; nampak nyata; seriah
pallang x: 1 arau; belang-belang besar; 2 irisan besar-besar berdiameter
sekitar 10 cm dan panjang berhasta-hasta; 3 gumpalan-gumpalan
darah baik yang keluar dari mulut atau lainnya agak banyak dan
mengental
pallas x: 1 (1) korban yang dipersembahkan kepada sesuatu yang gaib
(makhluk halus); sajian berupa kepala hewan yang diberikan
kepada makhluk halus; semah; (2) sesuatu yang dipakai untuk
menolak penyakit (bala dsb.); 2 tumbal; wadal; (1) ~ banua:
korbannya konon sapi; (2) ~ kampung: korbannya konon
kambing; (3) ~ ruma: korbannya konon ayam: (4) ~ bidan (lih.
balabbas): korbannya konon telur ayam: 2 gunung kapur yang
nampak memutih
pallat #: piringan hitam pada gramofon
pallik +: mata menatap nanar (menimbulkan rasa iba yang melihatnya)
pallir vulg =: 1 buah zakar; kelepir; 2 ~ kambing: (1) tumbuhan merambat
tepi kali (lih. tiup); (2) tongkol bijinya yang agak muda dapat
dimakan langsung; (3) kulit buahnya konon dapat dibuat manisan
(lih. halua); (4) daunnya dapat disayur dan enak
pallu (^): (1) air (seni) yang keluar dari pori-pori kulit, akibat panas
(kegerahan) atau kerja; keringat; (2) ~ gaip: keringat dingin;
keringat orang yang akan meninggal
palui: (1) beloh; beloon; pandir; (2) si ~: (a) personifikasi “orang yang
kecerdasannya kurang” (lih. pali); (b) nama ini banyak menjadi
nama tokoh dalam dongeng (cerita rakyat) Berau
palujjaan: jambangan dari kuningan tempat berludah; ketur; paidon;
tempolong
paluncu: (1) masih terlalu mudah; (2) semangka muda
palung x: (1) binjai; pohon besar yang buahnya asam, cocok untuk
diasinkan (lih. jarruk); (2) ~ an: gatal bengkak dan korengan
akibat keracunan getah pohon ini
paluntai: malas, pemalas
pamaddas: 1 (1) orang yang suka pada masakan pedas-pedas; (2) orang
yang suka masakan olahannya selalu pedas; 2 (1) halia; jahe;
kardamunggu; sepedas; sipedas; Zingiber officimale; pertama kali
ditemukan oleh Marco Polo, tapi pemedas telah digunakan di
daratan Asia sejak 5000 tahun lalu di India dan Cina; (2) ~ udang:
jahe merah; 3 (1) selain menyedapkan makanan dan nikmat
diminum, juga bermanfaat banyak untuk tubuh, dapat
menghangatkan tubuh, menghilangkan rasa mual bagi wanita
201
hamil, batuk, masuk angin, flu dan sakit kepala ringan; (2) caranya
ambil satu jari (sebesar jari) jahe kupas, memarkan dan panggang
sedikit kemudian rebus dengan 1,5 gelas air dan gula aren, hingga
tinggal segelas dan minum setelah makan; (3) jahe merah 10 gram
iris tipis, jadikan bahan bumbu dalam ayam, daging atau tempe,
ungkep, makan sebagai lauk lakukan hingga rematik hilang. Atau
10 gram “pamaddas udang,” tambah 2 buah cengkeh, 2 buah
kapulaga, sepotong kulit kayu manis, gula aren, rebus dengan dua
gelas air hingga tingal 1,5 gelas, saring, minum pagi dan malam
setelah makan.; (4) mengurangi asam lambung, mengurangi
peradangan dalam tubuh, meningkatkan nafsu makan dan
mendongkrak gairah seksual (aphrodisiac food)
pamaki: caci maki; cerca; damprat; hanum; memaki; umam; umpat
pamali: (*snd) perbuatan yang menyebabkan kualat, karena kurang cocok
dilakukan oleh orang tertentu
paman ajlamu” (faman azlamu*): juz ke 24 dari kitab suci Al-Qur’an
pamanas: 1 musim kemarau; 2 ~ an: berangasan; gampang naik pitam
pamanis: suka lebih terasa mais; suka pada sesuatu yang banyak gulanya
pamasak: biarkan (pendam) supaya masak; peram
pamasin: suka pada yang lebih asin
pamassam: suka pada rasa yang lebih asam
pamassar: tumbuh cepat lebih besar; gampang berkembang besar-besar
pamatang =: 1 ~ ammas: (1) peraturan Kerajaan Berau, sebelum
pemekaran menjadi Kerajaan Sambaliung dan Gunung Tabur; (2)
di antaranya, akan menjatuhkan hukuman pancung pada siapa
yang melakukan pembunuhan, pencurian dan perselingkuhan; 2
galengan; pembatas tanaman padi dari petak ke petak
pamattang: mantra halimun; konon mantra (ilmu) atau azimat agar tak
terlihat
pambassar: pejabat tinggi
paminangan: (1) cepuk; cerana; kadam; kotak logam (dari kuningan) atau
lainnya; lancing; penginangan; (2) epok; anyaman pandan atau
daun nipah berbentuk kotak persegi empat pajang tempat
menyimpan sirih, pinang, kapur, gambir tembakau
paminggaran: comberan; genangan air kotor di bawah kolong pencucian
(di bawah tempayan) di rumah; pencomberan; tempat pembuangan
air sisa dapur
pampakul: ikan glodok; jenis maskiper di sungai dan rawa tepi sungai
(lih. bambangu)
202
pampan x: 1 buntu; tersumbat; 2 alat penutup; tutup; 3 ba ~ sungut:
kapurancang; tata kerama saat berbicara dengan orang yang
dihormati (lih. kupia)
pampang x: 1 cabang; 2 lokasi di sungai ulak tempat bertemunya muara
sungai pangawwan dan Sungai Lati cabang dari sungai ulak (lih.
lati)
pampikau: burung puyuh semak (hutan); selui
pampurukan: burung kecil
pamuan: durja; kepala bagian depan; muka; wajah
pamulu: (1) buyung kecil terbuat dari kuningan; guci tembaga; (2) (a)
biasa dipakai sebagai ember untuk mengangkat air (lih. sauk)
mandi mayat pada bangsawan atau raja; (b) cara mengangkatnya
pun estafet (basambutan), orang berjajar mulai dari tempat air
ditimba hingga tempayan penampungan air di rumah
pamuras: karaben; senapan mesin; senapan model kuno mulutnya lebar
seperti corong dipasang dengan tunam
pana =: jepretan; ketapel; ketekan; lestek; pelinteng; selepetan
panaju: dinding-dinding pengarah untuk ikan menuju tampungan (ligau
besar) pada kelong (lih. tamba)
panamur =: jemparing (senjata yang berasal dari luar Berau); panah
menggunakan busur (gandewa)
pananggalan: jenis pajjat (lih. pajjat) yang bisa terbang dengan perut
terburai dan bercahaya (lepas kepala dan isi perut dari badannya)
panangngang: 1 (1) Baceros vigil; Dicirus pebno serosenggang; pakuh;
rangkok; rangkong gading; tebang; (2) di dunia ada 13 jenis
rangkong; 2 bulu ~ bacarik: hiasan pada bungkus (sarung) golok
dengan membelah (merobek) bulu tersebut, konon ini berarti
pemiliknya adalah jagoan sejati, bila berperang tanpa harus
menggunakan golok lagi cukup dengan tangan kosong dan dapat
mencabik-cabik lawannya dengan tangan kosong tersebut; 3
babulu kau ~ prb: “biarlah” berbuatlah kau sesukamu (lih.
kadabang) dan sudah saatnya
panaram (^): panganan dari tepung dan gula merah diaduk dengan air,
kemudian digoreng
panas =: 1 assam ~: asam hutan yang buahnya harum dan rasanya asam,
cocok untuk sambal tersi; asam gelugur; 2 ujan ~: (1) hujan dan
ada sinar matahari; (2) konon sejenis santet dengan media
tumbuhan hutan, orang yang kena selalu merasa kepanasan dan
kedinginan silih berganti sepanjang hari
panasak: musim buah yang tengah matang keseluruhan
203
panau =: noda atau bercak-bercak putih pada kulit manusia; panu;
penyakit kulit sebangsa jamur, kalau berkeringat terasa gatal
panca x: adu kuat dengan menyilangkan jari-jari dan memutar berlawanan
arah; permainan adu kekuatan tangan dan jari-jari
pancalunga: belatar; humoris; jenaka; luwes; orang yang mudah bertegur
sapa; pandai bergaul; pandai menyesuaikan diri; supel;
pancar #: 1 sorot dengan cahaya terang; 2 (1) lampu khusus yang ada
kapnya, sehingga mengeluarkan cahaya seperti sorotan senter; (2)
dipakai orang berburu pada malam hari dahulu sebelum ada lampu
senter
pancau (^): ampai; bugik; jangkung; lampai; langkai; langsar; tinggi kurus
panci x: bantam; bertubuh kecil; cebol; katai; kate; katik; kerdil; kretin;
serana
pancilakayi: (1) tukang santet; tukang teluh; (2) bahan penyantet
panciri: menyiangi daun sayur untuk dimasak
pandai #: 1 ahli dalam bidang pertukangan dan ukir-ukiran; kipu; 2 tuan
~: orang alim dan pandai kayu tempo dulu, dan sekarang
makamnya konon jadi salah satu makam keramat di Berau
pandak (^): 1 pendek; 2 ~ napas: ampek; asma; bengek; kesak; mengih;
sesak nafas; 3 ~ kuning: jenis tanaman padi (buahnya pendek dan
padat berwarna kuning)
pandalaman: 1 dua buah tiang ulin semacam tugu bertatahkan tulisan
jawi dan lontar di depan Keraton Sambaliung; 2 inskripsi; katakata yang ditatahkan pada sesuatu
pandalamman: pelosok (hulu sungai) jauh dari keramaian kota; udik
pandak =: 1 ~ napas: ampek; asma; esak; mengi; sesak nafas; 2 saluar ~:
celana dalam (lih. saluar)
pandalaman: 1 (1) tugu ulin prasasti istiadat Keraton Sambaliung;
prasasti berbentuk tiang atau tugu dari ulin, (2) bertatahkan huruf
jawi dan huruf lontar; (3) berdiri di kanan dan kiri jalan masuk ke
Keraton Sambaliung; 2 (1) inskripsinya, ditulis langsung oleh
Sultan Muhammad Aminudin pada helaian kertas; (2) ditatahkan
oleh Haji Imam Jamal (imam masjid jami Kerajaan Sambaliung); 3
(1) sekarang tugu tersebut sudah di tempatkan dalam sebuah
bangunan pengaman tugu di samping kanan keraton; (2) sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia; (3) terjemahan tersebut
dituliskan pada papan meja di antara kedua tugu tersebut; 4 (1)
tugu pandalaman I bertatahkan huruf jawi berbunyi: “Jika Sultan
ada duduk di muka rumah atau di muka lawang sakapping, maka
siapa-siapa mau melewati maka itu orang duduk dulu tidak boleh
204
melewati”; (2) tugu pandalaman II bertatahkan huruf lontar: “1.
Apabila Sultan berada di depan istananya atau di depan pintu
gapura maka barang siapa yang lewat harus duduk dahulu
kemudian meneruskan langkahnya. Tidak boleh berjalan sebelum
memperlihatkan diri ketika Sultan sedang berada di luar.
Demikianlah menurut aturan adat; 2. Tidak boleh berselisih di
dalam wilayah istana meskipun ada perkara yang dipertentangkan;
3. Tidak boleh tertawa-ketawa saat memandang ke istana, dilarang
pula orang duduk di jalanan depan istana, tetapi di samping istana
diperbolehkan duduk; 4. Tidak boleh melihat-lihat ke istana sultan
apabila tidak ada hal yang sebaiknya dilihat; 5. jangan menutup
atau memotong arah jalan perempuan di tengah jalan meskipun di
pandanganmu adalah seorang budak, kalian para lelaki menepilah
sedikit, jika perlu turunlah dari jalanan; 6. Apabila ada perempuan
bersama dengan ibunya yang kamu lihat turun dari rumah (menuju
jalanan), maka laki-laki berhenti dahulu dan jangan langsung
memotong arah jalannya; 7. Bagi siapa saja yang tidak
melaksanakan atau mengabaikan, maka ia meninggalkan peraturan
yang ditetapkan oleh Petta Sultan La Mappata(ng)ka Sambaliung
pandalamman: udik; daerah hulu sungai
pandan: (1) andriol; tumbuhan yang hidup di tempat basah, daunnya
panjang seperti pita, dolah dan dianyam untuk dibuat tikar; (2) (a)
~ arum: pandan kecil rendah berdaun wangi (lih. raksi), untuk
pewarna dan pengharum panganan; (b) pandan tinggi yang juga
berdaun wangi dan berdaun lebar, untuk dibuat bungkus ketupat
soto (ketupat bangkahulu); (3) ~ kapai: tumbuhan pandan
berbatang tinggi berdaun lebar, pangkal tempat tumbuh daun (lih.
umbut) dapat disayur karih
pandang =: 1 tatap; 2 ma ~: (1) pandangan nanar karena sedang sekarat;
(2) melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena
memperhatikan keberadaan orang lain yang dihormati (lih. liat)
pandikar =: orang yang jago dan pandai bersilat
panding =: 1 ikat pinggang; 2 pisang ~: pisang hutan, berbuah panjang
kecil sebesar kelingking dan berbiji
pandumman: patokan arah yang dituju; pedoman; pandom
pangadangan: 1 sementara menunggu (lih. adang); 2 lalangit ~: tutup
kain pada bagian atas pelaminan
pangaddu: benalu; bendalu (lih. pangalakan); tali putri
pangalakan: jenis benalu
205
pangannik: 1 ~ ati: gampang tersinggung; hiper sensitif; lampas; 2 ~ nya:
(1) yang paling sedikit; (2) yang paling kecil; bontot
pangantin =: 1 kemanten; manten; mempelai; temanen; 2 pakaian ~:
orang kebanyakan (1) ~ laki-laki: (a) memakai setelan “talluk
balanga”; (b) peci haitam; (c) sarung pelikat disimpulkan setengah
paha; (2) ~ wanita: (a) memakai baju kebaya (b) “ampik
salayang”; 3 inda ~: penanggung jawab pengantin, mulai
perawatan kecantikan hingga keselamatan keduza mempelai,
terutama mempelai wanita (lih. cuca); pagar ~: kain (lih. baalai)
dibentangkan melintang rendah di jalan yang akan dilalui
pengantin peria; 4 pakaian ~ kebangsawanan: (1) memakai
setelan serba kuning, baju, celana dan sarung; (2) bermahkota
pasangan “kahar suhung”; (3) memakai pelaminan berpagarkan
“walu sugi walu gandi” dan” lalangit pangadangan” berhiaskan
dan bertaburkan dengan “kida-kida”
pangarau: kemarau; musim panas yang panjang di daerah tropis; tuarang
pangaut: ceduk; centong; entong; sendok kayu (besar) untuk
memindahkan nasi dll.
pangawak: badan rumah; bangunan utama; induk rumah; rumah selain
rumah dapur
panggagar #: mantra yang disertakan dalam teriakan (lih. tarais) yang
membuat orang yang mendengar menjadi lemah dan ciut
panggal x: 1 (1) patah; tetak; tuntung; (2) pa ~: gampang patah, sering
patah; 2 pa ~ an: campuran padi yang berisi dan hampa (lih.
bubu); 3 ~ sawakung: patah tidak rata (bertingkat-tingkat); 4 sa ~
ari: setengah hari; 5 ka ~ an: (1) kepatahan; (2) (a) hilang kepala
akibat “ayau” atau “culik”; (b) sesuatu kehilangan kepala akibat
sesuatu hal yang tidak diketahui; (3) ucapan yang ditujukan pada
seseorang, akibat rasa geregetan; 6 (a) gallang-gallang ~: cacing
tanah agak kecil, pendek dan banyak bergerak-gerak; (b) bangsa
gallang-gallang ~ prb: belingsat; sebutan untuk orang yang tak
bisa duduk tenang
panggalak: dopis; kacang-kacang; kecepek; lantak; senapan lantakan
(yang mesiunya diisikan dari lubang larasnya); ucis
panggang x: 1 (1) memangkalkan; ranggak; (2) ta ~: kandas; sanggat;
terdampar; 2 ~ an aji: (ukuran) ayam muda (remaja)
panggau x: balkon; langkan; tempat duduk agak tinggi dalam gedung (lih.
rk); tribun
206
panggil + x: (1) tumbuhan semak berbunga merah (bahan obat); (2)
biasanya direbus, airnya diminum untuk menghilangkan rasa sakit
akibat bekas koreng api (lih. kayap)
panggung x: arena yang lebih tinggi untuk tempat pertunjukan
panggurap: perompak (lih. mundu)
pangian: gelar kebangsawanan peringkat ke tiga setelah ratu dan putri,
yang diberikan kepada bangsawan perempuan yang berhak atas
gelar itu
pangirak: pengiring raja (sultan) saat bepergian
pangiran =: 1 gelar bangsawan tertinggi (peringkat kedua) di kerajaan
setelah sultan; 2 ~ diulu: (1) (a) salah satu model pakaian
kebangsawanan (dari empat model yang ada); (b) pakaian hitam,
ber “dudut”, kopiah kuluk polos; (2) semacam struktur organisasi
kebangsawanan di tingkat “pangiran”; 3 ~ dipati (adipati):
bangsawan Kerajaan Gunung Tabor yang pernah jadi pemangku
kerajaan, diasingkan ke Martapura (oleh Belanda) dan pernah pula
mendapat medali penghargaan dari kerajaan dari Belanda (zaman
Ratu Welhelmina)
pangissian: (1 tempat mengisi; (2) wadah berkumpulnya koloni burung
walet dalam membuat sarang di gua-gua
pangka: melempar gasing pada gasing lawan
pangkaran: (1) buyung; gentong; gombang; gumbang; kemendalam;
martaban; pedema; tapayan; tempayan; tempat penyimpanan air
minum; (2) puwun ~: lantai di sekitar tempayan
pangkui: kata seru menyatakan tidak mau (slang dari “kanapangku iya”)
pangkul: talluk ~: 1 area dekat kampung tanjung batu; 2 dulu kampung
tempat pengungsian penduduk dari kampung talassau, saat
pendudukan jepang
pangngap x: bicara selalu tersendat-sendat; gagap; kami sosolen
pangngat: kolak yang dikentalkan (dikeringkan), hanya tinggal butir-butir
singkong dan gula kentalnya
pangngus x: dis; tak dapat dianulir lagi (pada permainan anak-anak, jadi
permainan harus diteruskan)
panguk: 1 anggul; caduk; dodak; comet; congak; dongak; jelangak; kepala
agak terangkat; leding; mendongak; ranggul; 2 perahu yang
haluannya agak melengkung ke atas, terangkat
panguling: bidan kampung; dukun beranak; paragi
pangulu: penghulu (bagian dari imam empat, yang memimpin kegiatan
keagamaan, termasuk memimpin pegawai dua ballas)
207
panguluran: disentri; penyakit radang selaput lendir usus besar, dengan
gejala berak-berak bercampur lendir; buang air besar bercampur
darah
panimbul: 1 pelampang; pelampung; telampung; 2 (1) langnga ~: minyak
urut untuk mengatasi penderitaan karena benturan dan tahan
bentur (pukul); (2) mandi ~: orang yang dimandikan untuk kuat
tahan dan bentur
paningngal: bandel; bangka; bengal; dablek; gemblung; keras kepala;
susah diatur; tekak; tidak mau menurut nasihat (peringatan,
teguran, dll.); ungkal
panisilin: antibiotic yang dihasilkan beberapa jamur; obat koreng
paniti =: jarum penyemat; kawat yang dilingkukkan untuk memaut
baju/kain; kokot; pengelat
panjadian: makhluk jadi-jadian; siluman
panjang =: 1 pulau ~: pulau dekat pualu derawan; 2 rantan ~: (1) alur
sungai kecil yang panjang; (2) nama kampung dalam sungai birang
dan nama kampung di tepian Sungai Kelay
panji =: bendera-bendera kecil panjang; duaja; kalimantang; merawal;
bendera-bendera kecil sebagai tanda; ula-ula
panjukut: nelayan; telayan
panjut x: 1 haring; jerat; kilas; 2 ikkat ~: ikatan yang bisa dibuka kembali,
ikatan yang bisa dikencangkan dan dikendurkan; simpul dan dapat
bergeser; simpul pulih
pannai #: tempat (wadah) mengulak sambal (lih. ulak-ulak)
pannat x: kepecong; kesemutan; sebar; terasa keram karena lama duduk
tidak bergerak
panning x: 1 (1) pening, sakit kepala; (2) ~ ari: sakit kepala harian yang
menyerang saat matahari mulai naik sekitar pukul sembilan dan
sepuluh; 2 ~ patungut: (1) orang yang pergi atau datang sangat
cepat hampir-hampir belum sampai ke tujuan; (2) guna-guna
(menggunakan puntung api) yang dapat membuat orang kembali
segera sebelum sampai ke tujuan; 3 ba ~ surut: keadaan air mulai
berubah dari pasang naik ke pasang surut (lih. pasang); kelas
pannu =: manjua ballum pannu prb: orang yang berbuat berlebihan
padahal belum sepantasnya begitu
pannyu =: (1) Chelonia mydas; kambar; katung; (2) (a) agal; penyu besar;
(b) konon penyu ini dahulu ada kantong (semacam tembolok) di
lehernya menyimpan banyak mutiara
pansak: mengesu-gesukan; mendesakkan
pansar: mendorong dalam kepadatan
208
pansut: (1) didorong-dorong supaya melakukan sesuatu; (2) hasut
pantai =: 1 sebutan untuk kampung Babanir; 2 banua ~: salah satu dari
tujuh benua pembentuk Kerajaan Berau (lih. baddit dipattung)
yang dipimpin oleh Rangga Batara
pantak (^): 1 pantek; pasak; memaku; 2 ma ~: (1) memasang paku; (2)
pohon langsat yang mulai tumbuh (tangkai bakal bunga) buahnya
(pada musim buah akan mulai); 3 ~ batang: pasak penahan palang
lantai pada batang landasan tepian
pantas #: (1) kata jawaban dan tanya atas perlakuan orang; (2) memang,
karena itu dia berlaku begitu
pantasi #: imitasi; bukan asli; tetiron
pantau x: pancing bertali pendek untuk menangkap ikan besar patin dll.),
diberi pelampung dan dihanyutkan di tengah sungai
panting x: petik (dawai; tali gambus)
pantun =: sanjak dari empat baris, dua baris sebagai sampiran dan dua
baris lagi sebagai isinya, berirama secara teratur
panumbung: tambuh; tambuhan; nasi yang disiapkan untuk ambahan
papak #: 1 ambalan; arak; elu; gerebek; giring; menyambut atau
mengantar (melepas) beramai-ramai (biasanya dengan alat bunyibunyian); 2 papar; rata ujungnya; tidak runcing
papan =: 1 ~ punggung: punggung sebelah bawah; tongkeng; 2
balimbing ~: belimbing segi lima; 3 umbang ~: ayunan tempat
bermain anak-anak terbuat dari tali dan papan pendek (lih. apan)
papar: 1 sama ~: sampai pas kebatar atas; sejajar ujungnya
paparam: bobok; boreh; obat pelumur yang dilumurkan pada bagian
tubuh untuk menghilangkan rasa pegal setelah terbentur atau
terkilir; param; ramuan antar rempah dan tumbuhan hijau yang
diramu dan diulek, untuk pengompres bagian yang sakit, seperti
lebam, terbentur dll. penyakit dalam
paparrutan: isi perut; jeroan,
paparut: 1 (1) kukur; parut; (2) alat pemarut; parutan; 2 ~ salada: parut
khusus yang parutannya sangat kasar
papas x: 1 (1) lewat cepat menyapu seluruh permukaan; (2) layap; terbang
sangat rendah; tepis; 2 sapu bersih (semua kena)
papatik: orang diajak bicara harus menggunakan tata kerama dalam
bahasa Berau tingkat pertama dan kedua
papayyas: gigi sri (gigi depan); mahkota gigi
pappak: kunyah benda yang agak keras
209
pappal: (1) potong sampai rata dengan tanah; (2) ba ~: membersihkan
lahan sawah (lih. barayyang) dari rumput-rumput sisa tebasan,
agar mudah ditanami
pappas: memancing dengan cara di lempar-lemparkan ke atas air
umpannya, agar ikan menyambarnya
pappat: 1 guntung; kotong; lontos; papak; rata ujungnya; 2 memotong
sampai rata; 3 ~ kuku: potong kuku; pedikur; 4 pundung ~:
adaktil (lih. pundung)
pappai: gapai; sentuh
pappak x: kerjap; kunyah; memamah benda keras
pappal: (1) memotong sampai habis (lih. simpal); (2) ba ~: membersihkan
sisa-sisa tebasan di sawah dengan memotong sampai ke akarnya
(lih. uma)
pappar: cadok; lamur; penglihatan terganggu, kurang jelas; rabun
pappas: pancing dengan menggunakan tongkat pancing, penggunaannya
dengan cara umpannya dilempar-lemparkan ke atas permukaan air
pappat #: 1 guntung; lontos; memotong bagian atasnya; papak; papar;
tampas; 2 ~ kuku: ketam; potong kuku
para #: tempat mengeringkan kayu bakar di atas dapur; pagu
paracca: mengeringkan air atau keringat dengan menggunakan kain atau
kapas dengan cara menekan-nekankan kain atau kapas pada yang
permukaan yang dikeringkan tsb. (pada wajah, koreng, luka dll.)
paraggap: kancah; sepemeluk; sependekap
parak (^): 1 dekat; 2 hampir; sebentar lagi
parasangku: mungkin saja; entahlah
paras x: cada di ~ kan: tidak dirasakan (sakitnya)
paraggam: burung balam besar
paraggap: kancah; sependekap; sepemeluk (besaran diameter)
parakkat #: lem; lak; laka; lakari; lakri
paranakan: 1 tempat melahirkan; 2 indo; 3 jenis model pakaian
tradisional pria
parang x: 1 bacok; 2 ~ maya: sejenis santet yang memutus peralatan
dalam (jantung dll.) sehingga orang kena santet ini tidak berumur
panjang
parangat: 1 (1) mangruf bogem; pohon air asin di tepi sungai; pidada;
sonorotia; (2) buahnya sebesar piring kecil dan dapat dimakan; (a)
dibuat asinan; (b) cocok untuk sambal terasi; (c) dibuat sirup; (d)
dibuat selai; (e) dibuat bahan sabun; (f) dibuat bahan pewarna
batik; (3) pucuk (daun muda)nya bagus untuk campuran pupur
basah, konon mengurangi jerawat dan menghaluskan kulit; 2
210
bangsa ~ tampas prb: ejekan terhadap orang (perempuan) gembil,
berwajah gemuk dan lebar (lih. apung)
paranginan: 1 lubang angin; ventilasi; 2 bangunan terbuka yang mudah
dilalui angin sehingga orang yang berada di sana menjadi sejuk
parangmadani: ambal; babut; jentang; karpet; katipah; permadani
parangngan: berui; ikan todak; hiu gergaji; hiu parang;
parangngat: sering sekali kena rasa sakit pada bagian tertentu dari tubuh
(gigi, kepala. perut, pinggang dll.)
parangmadani: ambal; babut; gudeeri; hambal; permadani
parannya: bertepatan; tatkala
parantun: sangkal, tangkai beliung
parappat: 1 pohon pantai keluarga bakau; 2 tanjung ~: nama kampung di
pesisir pantai tenggara Berau
paras x: (1) rasa (peduli); (2) cada di ~ kan: tidak dirasakan (tidak marah
dsb.)
parasangku: 1 barangkali; dugaanku; kalis; mengkali; mentak; mungkin;
2 entahlah
paraslin: porselin, tembikar keramik
parassappan #: anglo; nyolo; pedupaan
parau = garau; serak
paraung: ta ~: bersamaan datangnya; bersamaan waktunya
parawu =: 1 arumbai; kelulus; kelumit; ketiap; (1) ~ bakarut: perahu
yang dibuat tanpa menggunakan paku (karena waktu itu paku
belum ada); (2) ~ sabukuan: jongkong; kolek; sampan yang
dibuat dari kayu utuh yang bagian tengahnya dilubangi berceruk
seperti lesung (alat penumbuk padi); (3) ~ kulit: perahu yang
dibuat dari kulit batang kayu (perahu ini juga di”karut”) (lih.
karut); (4) ~ palumbaan: perahu naga khas Berau untuk lomba
(lih. kukus) pada perayaan hari-hari besar dan (lih. irau); (5)
kapala ~: bagian perahu paling depan dan belakang yang diukir
dengan ukiran “limatak kannyang”; (6) tangan ~: cadik; (7) ~
rawwan: (a) perahu kecil mainan; (b) perahu kecil berisi sesajen
untuk dilarung; 2 pullut-pullut si manjurikkat, gala-gala dalam
~: sampiran pantun dengan harapan agar seseorang jatuh hati
parca: azimat kekebalan (berupa tulisan pada kain atau kertas) (lih.
wapak); sangga, azimat kebal terhadap senjata tajam
parcis #: persis; mirip benar
pari =: 1 (1) ~ ampau: pari kecil yang berbisa; stoke; (2) ~ daun: pari
yang agak tipis; (3) ~ manta: pari yang besar dan hanya makan
plankton; pari hantu: (4) ~ manuk: pari yang paling enak
211
dagingnya; (5) ~ minjar: pari besar yang rasanya kurang enak
(cenderung pesinga); 2 di ~ ~ kan: (1) dirasakan rasanya
(penderitaan); (2) diperhatikan; diutamakan
paria =: 1 (1) Momordica charantia Linn; pare; peria; (2) ~ laut:
tumbuhan merambat seperti mentimun, buahnya panjang (seperti
badan ular) dapat disayur (seperti labu putih); 2 bua ~: (1) buah
pare; kambeh; (2) panganan tepung ketan diisi kelapa parut dan
gula merah dibentuk seperti buah pare dan direbus.
pariama: 1 bintang belantik; bintang beluku bintang nampak dari bumi di
malam hari (lih. sulu), tiga sejajar dan besar; dijadikan pedoman
petani tradisional Berau untuk mengerjakan pertanian padi di
ladang atau sawah (lih. barayyang); 2 (1) ada legenda “pariama”
dari petani Berau, pariama itu (ceritanya) berasal dari satu orang
lelaki petani yang miskin karena sering gagal panen karena
kesulitan menentukan waktu yang tepat untuk menggarap lahan
pertaniannya, sehingga ia naik ke langit untuk menjadi pertanda
pelaksanaan penanaman padi, kemudian dua istrinya juga ikut
naik, sehingga menjadi tiga bintang tersebut (bintang tsb. pertama
muncul satu buah, kemudian muncul yang kedua dan seterusnya
yang ke tiga); (2) para petani di awal malam (beberapa saat setelah
magrib) melihat posisi ketiga bintang itu untuk dijadikan pedoman
kapan mulai membabat (menebas) kapan mulai menebang (pohonpohon, hutan), kapan membakar dan kapan menabur benih
paribasa x: 1 basa-basi; 2 formalitas
paribau: (1) dulu kampung di tepian Sungai Berau di hilir Gunung Tabor;
(2) kemudian menjadi daerah perladangan (lih. uma) dan kebun
tradisional; (3) sekarang Kampung Paribau berada di atas
menempati jalan provinsi dari Berau menuju bulungan
parijjak: Aleuritas moluccana; keminting; kemiri; kerambik; pohon yang
biji buahnya dipakai untuk campuran bumbu masakan
pariksa =: kurang ~: tidak tahu persis
parinaian: ba ~: berlambat-lambat; tidak segera
paringkuatan: gaya gerak seseorang (lamban atau cepat)
parinta =: penugasan; titah
paris #: 1 ~ ~ an: lomba berhadiah (piala dll.); 2 ma ~: air pasang mulai
deras (lih. maris)
parisdin: 1 kepala Negara; presiden; 2 tangga ~: cele; motif kain (petakpetak dan warna warni)
pariuk =: 1 kendil; tempat menanak nasi terbuat dari bejana besi; 2 ~
billau: kantong semar; Nepenthes; sencerek
212
parlak x: tikar plastik tak tembus air, untuk alas tidur anak-anak atau
untuk taplah meja
parlu =: ~ ngku: apa untungnya bagiku; buat apa melakukannya; percuma
saja; tidak mau menurutinya
parman: firman; kalam; sabda; titah
parmanis: cendui; japa; mantra-mantra membuat orang tampak manis
mempesona; mantra pengasihan
parra (^): 1 peras; 2 ba ~: (1) sudah diperas; (2) gurah
parrai: 1 (1) libur; liburan; mangkir; mengaso; tempoh; vakansi; (2) ~ an:
jam istirahat dari jam pelajaran di sekolah; 2 geratis
parrang =: ~ pijar: perselisihan sengit
parrat: kelat; sepat
parri: (1) ruku-ruku ~: tumbuhan rumput; (2) cabi ~: cengek; lombok
rawit, abad ke-15 berasal dari Amerika Selatan
parring: jenis bambu kecil (semak); pring; sarik
parrut =: 1 (1) usus (lih. ucus); (2) ~ balanak: asinan perut ikan (lih.
balanak) yang enak untuk lauk; 2 kacang ~: jenis kacang panjang
yang buahnya panjang dan besar (lih. kacang)
parsin =: fee; hadiah; kamsen; komisi; tip
partikulir: perorangan; pribadi; swasta;
partukal: (1) biawas; jambu biji; jambu kelutuk; Psidium guajava; (2)
jenis jambu yang konon berkhasiat obat diare
paruan: (1) (a) sesuatu pelengkap untuk dibacakan doa untuk arwah orang
yang sudah meninggal (lih. rua); (b) paruan barupa makan masak
atau bahan makanan, berupa beras sepiring dan telur sutir atau
garam sebata; (2) (a) paruan di rumah orang yang meninggal dan
pembaca doanya yang datang; (b) ini berlangsung selama 7 hari,
hari pertama sampai hari ke-7 sejak dikebumikan; (c) paruan
diantar ke rumah pembaca doa sejak hari ke 8 hingga ke-14
parukuan: dompet/kotak tampat rokok
parukunan: kitap pelajaran peribadatan (tulisan Arab Melayu)
parundutan: sa ~: sekeluarga (anak pinak)
parung +: para-para
parunguan: bentuk perwajahan; mimik; paras; roman; rupa air muka
parungut: murbili, penyakit sampar pada anak-anak yang belum pernah
kejangkitan, berupa panas tinggi dan keluar seperti kembang
keringat sekujur tubuh
pasambutan: ciriwangi; mas kawin yang diberikan oleh pengantin peria
pada pengantin wanita, saat pernikahan
213
pasang =: (1) air naik pengaruh gaya tarik bulan dengan daur waktu setiap
dua mingguan; (2) ~ gila-gila: (a) air gerakannya tidak menentu
kadang pasang, kadang surut dalam waktu yang hampir
bersamaan, relatif pendek (tidak normal) (lih. pakkalau); (b)
berlangsung pada 7 hari bulan dan 22 hari bulan hijriah; (3)
mangambang ~: keadaan air mulai berubah dari surut ke pasang
naik; (4) bapanning ~: air mulai akan surut (lih. panning)
pasanggaraan (pasanggarahan*) #: jambar; manzil; manzilah; mess;
rumah singgah; tempat menginap gratis yang disediakan kampungkampung jauh (lih. padiwakang)
pasar =: ~ malam: keramaian hiburan rakyat yang diadakan pada malam
hari dalam rengka perayaan hari besar tertentu (hari kemerdekaan
dll.) (lih. irau)
pasarakan: 1 (1) tempat bertemu dua aliran sungai (lih. pampang);
tempuran; (2) tempat bertemunya air Sungai Segah dan Sungai
Kelay di ujung Tanjung Redeb, antara Gunung Tabur dan
Sambaliung; 2 tradisi masyarakat Berau, di lokasi tersebut konon
tidak boleh dilewati orang yang sedang hamil, anak yang
dikandungnya akan gaib (hilang), seperti juga gunung “Pegat”
antara Lamongan dan Jombang, kalau pasangan pengantin yang
lewat di sini diyakini akan berpisah (cerai)
pasat: penangkap ikan dari jaring bertangkai kayu
pasayan: (1) nama kampung di sekitar Mangkajang; (2) di sekitar
kampung ini ada dua kampung lagi, yaitu Kampung
Mangkalanuran dan Kampung Baru (eksodus) Kampung
Mangkajang yang menjadi lokasi pabrik pulp
pasi x: buah yang isinya mais; kepundung
pasiang: kepres; menyiangi ikan atau hewan-hewan kecil lainnya sebelum
di masak (lih. panciri)
pasiapan: bentuk tubuh; gaya badan; sikap tubuh
pasigayan: sudah sedang untuk dipergunakan
pasilli-silli: ba ~: bega; berkeliling-keliling di sekitar situ-situ saja
pasinggar: jenis kerang laut, hidup dipantai berpasir, rasanya enak dan
agak pahit sedikit
pasinunnu-sinunnu: tersipu-sipu
pasisi: pedulikan; dipandang (disegani)
pasisir (^): penumpang kapal
pasla: 1 pahala; 2 ~ wan: pahlawan
passal x: penyebab; perihal; sebab; tentang
214
passan =: 1 ~ ~: laba-laba hutan yang sangat beracun; 2 salundang ba ~
di mayang prb: yang seharusnya dinasihati justru memberi nasihat
passing =: aring; bering; (bau) hancing; haring
passut: nama goha sarang burung walet (lih. battan) milik pemda
pasu: capah; capar; takaran untuk padi atau beras khas Berau tempo dulu
(hampir satu kaleng minyak makan persegi empat atau seberat 12
kg beras)
pasung =: 1 dua kayu besar berceruk untuk menjepit kaki seseorang yang
gila agar tidak dapat mengamuk; 2 di Berau pasung dijadikan
sebagai obat penyembuh bagi orang yang terganggu pikirannya
bila terbuat dari kayu khusus (lih. radab)
pata =: 1 patah terlipat (tapi tidak terlepas): 2 ~ saribu: tanaman hias
dalam pot, hijau tua dan tiap ruasnya ditumbuhi daun
patal +: ~ an: gempal dan kencang; bodi yang bagus
patalian: barang-barang tanda ikatan pertunangan dari pihak pria kepada
pihak wanita
patammu: ditemukan; ketemu
patani: 1 pica ~: salah satu tipe ukiran khas Berau; 2 si ~: (1) nama
meriam kuno kecil di Museum Batiwakkal Gunung Tabor; (2)
konon dibuat dengan pijatan tangan, sehingga menimbulkan jejak
pijatan ke seluruh meriam tersebut
patapukan: tempat persembunyian (lih. buntu)
patau: perasan parutan kelapa atau lainnya; santan
pati: (1) menurut (mendengarkan) perintah; patuh; taat; (2) ma ~ kan:
menuruti
patik (^): 1 (1) hamba; saya; (2) gaya bertutur peringkat tertinggi dalam
bahasa Berau; (3) kata “patik” ini terbagi kepada dua tingkatan; (a)
tingkat pertama: gaya bertutur kepada raja atau sultan; (b) tingkat
kedua, kepada bangsawan dan mertua; (4) mertua ada yang di
“papatik,” ada pula yang “dipakami” saja, tergantung peringkat
kebangsawanan antara “mertua dan menantu”; 2 dipa ~: orang
kalau kita bicara dengannya harus bertata kerama tingkat pertama
atau tingkat kedua; lebuah; labuh
patikaman: pamungkas; pukulan mematikan lawan (dalam pencak silat)
(lih. kuntau)
patiku: 1 hiu martil; jenis ikan hiu dengan moncong melintang seperti
huruf T (tempat mata); 2 ~ an: teko; tekoan; tiku; tempat air
minuman teh bercerek
patin =: 1 ikan sungai yang tidak bersisik, bentuk tubuhnya panjang pipih
dan ramping, punggung di belakang sirip lurus, depannya agak
215
tinggi dan menurun pada kepala, tubuh bagian atas, sirip pada ekor
berwarna kehitaman, sedangkan sirip punggung warnanya
kemerahan; 2 lammau ~ pindang sayur prb: kata-kata tempellak,
yang berarti rasakan itu, karena ulahmu juga
patina: (1) sesajen yang terdiri dari 2,5 kilogram beras, sesisir pisang
(sanggar), sebuah kelapa, sebuah gula merah bungkus, dian (dari
lilin madu bersalut kain kuning) dan kelumping (lih. ungkal); (2)
kemudian diserahkan pada orang yang membidani kelahiran,
menangani acara-acara sacral yang membutuhkan “patina”, seperti
perkawinan, sunatan, khataman dll.
pating: pasak kayu untuk tumpuan memanjat
patinung: ~ tinung: melihat-lihat sambil menajamkan mata mencari-cari
melihat dan mencari-cari sesuatu
pattak: ketel; ketes; meler; tetes; titik; titis
pattang x: (1) gelap; gelita; (2) ma ~ i: menghalangi dari sinar cahaya
yang diperlukan; (3) pa ~: doa halimun; kekuatan supranatural
yang membuat orang tak kelihatan
patti =: 1 ~ bassi tabuka prb: (1) peti simpanan barang berharga di rumah
dibuka; (2) (a) panen rotan di kebun kerajaan di sungai siduwung
dimulai; (b) rakyat menyambut dengan sukaria dan berarti akan
ketiban rezeki yang banyak
pattik: 1 benda panjang kecil terlepas ujungnya dan melenting; 2 ~ ~:
orang yang berjalan atau bekerja dengan gerakan tangan yang
ringan dan cepat
patting: (1) kondisi air tidak pasang dan tidak surut atau sebentar surut
kemudian pasang lagi dan surut lagi (panca roba); (2) ini terjadi
pada 7 hari bulan, pada 22 hari bulan; (3) keadaan ini disebut
“pasang gila-gila”
pattis =: 1 memutus (benda kecil panjang) dengan sekali bacok; 2 air
rebusan udang (lih. barras) yang dikentalkan, untuk campuran
sambal rujak dll.; sejenis terasi dari bahan cair pekat udang dll.
pattuk: (1) (a) cucuk; paruh; (b) catek (tentang ular); cagut; catuk; pacuk;
pagut; mencatuk; mencotok; (2) ba ~: (a) mempunyai paruh; (b)
saling pematuk (berkelahi)
pattung: 1 betung; bambu besar yang tumbuh di hutan (lih. baddit); 2
“rantau” yang ada di sungai ulak
patuan : emang; paman atau tante; saudara atau sepupu dari kedua orang
tua
216
patukan x: 1 alat pembidik (dalam permainan gundu) (lih. kullai); alung;
2 ~ dalam: menggunakan buah terakhir untuk alat bermain,
sekaligus bila kalah menjadi alat pembayar
patung =: ikut membeli sedikit sesuatu yang sudah dibeli pada pembelinya
patungut: 1 puntung api; tumber; 2 panning ~: (1) punting yang diputar
arahnya; (2) mantra dan santet yang konon dapat mengubah arah
orang untuk kembali ataupun arah angin bagi orang yang sedang
berlayar
patut #: layak; pantas
paut # (^): 1 (1) tikai; (2) tidak sefaham; 2 selisih; beda
paya x: klembar besar (pukat)
payama =: pakaian rumah; pakaian tibur; piyama
payang: 1 keluak; keluwek; kepayang; kepecung; pucung; simaung; 2
assam ~: pohon asam hutan yang buahnya terbesar di antara buah
asam, berdiameter 12 cm dan panjang 16 cm dan kalau sudah
masak rasanya manis; 3 (1) biring; merah kekuning-kuningan;
banyak warna merahnya; (2) manuk ~: ayam banyak bulunya
yang kemerahan; (3) taddung ~: ular bersisik kemerahan yang
banyak
payau: rusa; sangsam
payit =: 1 pahit; rasa getir; 2 ~ dara: immune; tidak gampang sakit
payu (^): (1) kayun; laku; laris; (2) ka ~ an: larap; laris manis
payuk: mengikat keempat kaki (hewan) dan tangan (manusia atau
primata); rapus; telikung
payung =: 1 lambang kebesaran kerajaan sebagai pengayom rakyat; 2 (1)
pada saat melalui keraton adat meminta menutupkan payung
tersebut: (2) demikian pula pada saat melintas di dekat batu
mahligai sekitar jembatan Pelabuhan Teluk Pea Kampung Bohe
Bukkut, dipercayai masyarakat setempat, kalau lewat berpayung
terkembang di sekitar area ini, konon yang bersangkutan akan
jatuh sakit (biasanya sakit kepala yang keras); 3 ~ ~: (1) nama
kampung di Pulau Maratua (2) di tepi pantainya terdapat batu
berbentuk payung, akibat erosi ombak laut; (3) inilah yang diambil
menjadi nama kampung tsb.
pia: (1) gatta ~: karet (buahnya); (2) isi buahnya dapat dibuat sambal
(ganti kacang tanah); (3) (a) buahnya, sering dimainkan anak-anak
sebagai gundu (lih. kalikir); (b) diadu kekuatannya dengan
menindiskan dan memecahkannya, yang mana lebih dulu pecah itu
yang kalah; simecah; (c) kulit buahnya dapat dijadikan kipas
mainan (lih. pinannak)
217
pial: cengger; jengnger; balung
pialing: jenis burung; Psitacula inserta; teraling
pialip: lenyap seketika; menghilang tiba-tiba
pias = 1 terkelupas kesamping; 2 ~ ~: nampak terkelupas besar; 3 ma ~:
(1) mengupas membelah kesamping (tipis); (2) membelah kayu api
(kayu baker); (3) sa ~: sepotong kayu bakar
picamit: cepat seketika
picangngik: tiba-tiba bersuara nyaring seperti menangis nyaring dan
terhenti
picca =: 1 ledak (kecil); pecah; (1) ma ~: (a) memecah; (b) menetas; tetas;
2 (1) ~ di ilat: kue lembut, sehingga tidak memerlukan
pemamahan lagi (seperti kue salju dll.); (2) ~ abu: lahan yang
sudah disiram hujan (lih. abu), sudah dapat ditanami bibit padi
atau tanaman lainnya (lih. uma); (3) ~ patani: model salah satu
ukiran khas Berau
piccak +: sangat sedikit bila dibanding tempat penyimpanannya
pidak: biji buah karet (lih. pia)
pidat: gombeng; membuka dan menahan bukaan benda yang tertutup
piddak: 1 duduk rata dengan seluruh bokong dilantai; 2 ~ ~: duduk enek
dilantai dengan santai
pidungkam: (1) aji pembungkeman; doa pematah lidah; mantra membuat
musuh tdak berkutik; (guna-guna) membuat orang terdiam tak
berkutik, terdiam tak bisa bergerak seperti terhipnotis;
pembungkam; (2) ~ buaya: pada saat buaya menerkam manusia,
biasanya orang di sekitarnya terdiam tak dapat berbuat apa-apa
pigis: afkir; depak; ditolak; singkir; tidak diterima
pii partikal: kata di awal kata sebagai sesuatu yang terjadi tiba-tiba yang
ditunjukkan pada kata di belakangnya; (1) ~ alip: tiba-tiba lenyap;
(2) ~ laggum: ~ tungil: tiba-tiba terjungkang
pi il: korenah; perugai; perujai; sifat dan kebiasaan yang kurang baik;
tabiat jelek
piis (pis*): kata seru untuk mengusir kucing dll. (lih. us)
pijammil: dingin lembut yang enak; jalad; sejuk
pijar =: 1 nyala putih karena pembakaran dengan panas tinggi; 2 parrang
~: perselisihan yang sengit
pika: kaki x (eks) atau bentuk 0; kaki tidak simetris
pikaccal*: konon jenis santet menggunakan benda tertentu
pikaccang*: konon jenis santet yang membuat alat vital kaum lelaku
masuk ke dalam (lih. lajjab)
218
pikang: ~ ~ an: celah antara dua paha (di atas paha); kelangkang;
selangkangan
pikarras: (1) pengeras agar obat yang diobatkan mujarab; (b) pemberian
(upah) pada orang yang mengobati (dukun) (lih. jarum)
pikat: (1) lalat kuning penghisap darah; (2) ~ bayi: lalat penghisap darah
berwarna hitam dan bertubuh besar (biasanya pada hewan ternak
dan hewan hutan); langau
piknik: jalan-jalan berlibur; pergi keluar kota bersama-sama sambil
membawa bekal dan makan-makan bersama
pikuk: erot; membengkok, pada kaki (sindrom kaki gajah), buah
mentimun, buah durian yang membengkok sangat
pikul =: 1 membawa di atas bahu; panggul; 2 satuan ukuran berat 100 kati
atau 61,75 kg; 3 ubi sa ~: singkong yang umbinya sangat besar
berusia tahunan
pilabur: senjata api tradisional dengan peluru keluar menyembur, bila
ditembakkan
pilai: 1 gempor; kandi; timpang, karena kaki sebelah cacat atau sakit; 2
kamudi ~: kemudi yang digantungkan di samping kanan perahu
kecil (lih. kemudi)
pilang: 1 belang; loreng; pelangai; 2 sebutan untuk kucing besar berbelang
pilangngak: suara “ngak” yang keluar dan terhenti karena kesakitan
pilanning: (1) logam atau benda lainnya seperti porselin dll. kejatuhan
benda keras dan kecil; (2) suara “ning” yang keras
pilantau: guntang; pelampung pancing; ranggung
pilappak: (1) benda pipih panjang terantuk pada benda pipih panjang
lainnya; (2) suara “pak” akibat benda pipih panjang bersentuhan; 2
tamparan (tempelengan) yang keras (lih. daddas)
pilatting: suara benda keras kecil jauh ke atas logam lebar tipis (lih. talam)
pilattuk: (1) terkena benda jatuh atau tersantuk kepala; (2) suara “tuk”
piliang: (1) terasa perasaan melayang seketika akibat terkejut atau kaget;
(2) ~ ati: terkejut berat tiba-tiba
piling: ~ ~ an: pdelengan; pelipis; tempelengan; ujung kiri dan kanan dahi,
antara mata dan telinga
pilis: pantis; penghitam alis
pillat: cadal; dengkal; kelu pelat; suara bicara tidak jelas akibat lidah dan
bibir kaku, karena usia tua atau kena serangan penyakit
pilluk: 1 beliut; membengkok; kelok; keluk; killik; 2 kan pillukpillukkannya prb: mudah dipermainkan orang; tanpa mempunyai
pendirian yang kuat terhadap pengaruh seseorang
219
piluang: anderak; keluburan; lubang jebakan untuk menangkap rusa,
banteng dll.; lebur; serling
pilunsur: mantra (pada air dan diminumkan) konon untuk memperlancar
dan mempermudah orang yang melahirkan; selusuh
pilur (^): mimis; peluru;
pimmik: pipik seperti kaleng (roti, minuman dll.) terinjak
pimping: gabal; hapu-hapu; kayu apung, bagian paling ringan dari kayu
“pulai,” dapat digunakan untuk pelampung pancing (pantau
termasuk pukat dll.); Sonneratia acida
pimpung: tennis meja
pina: mengenai sesuatu dengan peluru jepretan atau selepetan
pinai #: nasi dsb. yang bagus matangnya, pulen (empuk dan enak)
pinang =: 1 Actimorphylus calaparia; jembet; senawar; 2 (1) makan ~:
mengiang; (2) pa ~ an: cerana; kadam; lancang; 3 (1) kula disiri
di ~ prb: keluarga dekat (lih. kula); (2) dami ~ diballa dua prb:
sama cantik dan tampannya (tentang pasangan)
pinannak: mainan yang berputar; kipas kecil mainan yang dapat berputar
kencang
pinawar: jenis padi
pinda =: 1 ba ~: beralih dari satu tempat ke tempat lain; 2 pindah bacaan
atas bimbingan guru pada bacaan Al-Qur’an bagi murid mengaji
dari ayat yang sudah dipelajari bacaannya ke ayat selanjutnya yang
akan dipelajari lebih lanjud
pindang =: 1 (1) ~ mannung: ikan pindang yang paling enak; (2) ~
nangka: gudeg khas Berau; (3) ~ sakkul: kuliner (masakan) ikan
teri khas Berau; 2 bahan masakan yang bisa dipindang di
antaranya “buah nangka muda, pakis, piyai dll.”; 3 lammau patin
~ sayur prb: ucapan yang berarti, “rasakanlah akibat
kesemberonoanmu” (lih. patin)
pindiknya: ringkas ceritanya adalah peristiwa yang sangat mengasyikkan
pinga: angga; cabang dahan pohon; cawang; jipang; sangkak
pinggan: 1 piring besar dan tebal; 2 balla ~: (1) tumbuhan merambat
dengan daun bunga berwarna putih berbentuk lembaran daun; (2)
bila tumbuhan ini tumbuh berseberangan pada kali, maka dapat
dijadikan bahan campuran pupur basah (lih. amut)
pingkung: bengkok pada tangan; dengkol; pengkor;
pingu: pohon buahnya merah tua kecil-kecil asam (jenis belimbing asam),
konon buahnya dapat menjadi pencuri darah (lih. pikat)
pingut : cacah; cibit; cubit; jiwit (lih. gattil)
220
pinggan =: 1 piring besar, tebal dan berat; 2 balla ~: tumbuhan merambat
bunganya berbentuk daun putih, kalau tumbuhnya bersebelahan
sungai, dibuat campuran bedak dingin
pingut: 1 cibit; cubit; jentik; 2 ma ~ i: (1) mencubiti; (2) menyiangi
benda-benda kecil (lih. buntalli)
pining =: bulatan timah bertera, sebagai tanda sudah membayar pajak
sepeda, anjing dsb.
pinjalin: 1 rotan: 2 (1) ~ danau: rotan yang tumbuh subur di sekitar danau
(lih. patti); (2) ~ mira: jernang (untuk penjahit kajang, dibuat tebat
dll.); (2) ~ sangai: rotan dengan jenis terbaik; (3) ~ sagga:
Calamus caesius; rotan dengan kualitas mirip sangai; sega; (4) ~
lambir: rotan dengan kualitas sedang; (5) ~ lilin: Calamus
javensisi; rotan dengan bilah sangat kecil; (6) ~ sabut: rotan yang
berserabut banyak dalam bilahnya; (7) ~ bini: tumbuhan merambat
seperti rotan (lemah dan tak berduri) tumbuh di rawa-rawa
pinjamma: dua hari setelah hari ini; langkat; lusa
pinjarra: 1 biarkan (lih. sinjarra); layas; tidak menghiraukan; 2 meliarkan
pinnyak: demes; hidung batangnya rendah; kepek; pesek
pinnyik: pijit; pencet; penyet; tekan (seperti menekan tombol)
pinsak: berdesak-desakan; dingkit; empet; jejal; jubel; pepet memepet
dalam suatu tempat yang telah penuh
pintan: menilai dengan angka-angka
pintat: bekerja menjadi lambat; kanceh; terhalang-halang
pinyangngat: 1 lebah; madukara; tawon; 2 cairan manis sekali yang
dihasilkan oleh lebah; madu
pipa #: cangklong; gudu-gudu; honcoe; once (tembakau, rokok); tempat
mengisap tembakau yang dibakar untuk dijadikan rokok
pipak: besar-besar, persegi-persegi, seperti daging yang irisnya besarbesar atau benda lainnya
pipi =: 1 ~ burit: bokong; kibul; pinggul; 2 mancung pulangkah ~ andai
idung prb: pantaskan kita mendahulukan orang lain dari pada
keluarga sendiri
pipir: terpinggir merapat, akibat terpaan angina atau arus air
pipis: 1 menggeser kotoran di permukaan air dengan benda pipih panjang;
2 sebutan halus untuk anak kecil yang buang air kecil
pipisan: sengkalan; wadah untuk mengulak pupur, terbuat dari batu lebar
ataupun kayu (dibuat dari papan lebar dan tebal) (lih. banir)
berbentuk daun atau bulat panjang dan lebar)
pipit =: 1 (1) burung kecil pemakan padi di ladang atau sawah; (2) padi ~:
rumput menyerupai tanaman padi; (3) tarrung ~ *: terung hutan
221
berbuah kecil-kecil (kecil dari buah kopi) dapat dilalap ditumis
atau disayur; 2 (1) dampil; damping; dempet; himpit; impit; kepil,
berdekatan sekali; lancer-lancar; mepet; (2) dompak (rumah
berdempetan); 3 serempet; salah satu strategi (dahulu) untuk
memenangkan lomba perahu
pippi =: gepeng; kerepes; leper; tipis
pippil: 1 (1) melepas sedikit-sedikit dan tipis, mis. melepas daging yang
masih melengket pada tulangnya, daging besarnya sudah diambil;
(2) melepas butiran jagung dari tongkolnya; 2 ka ~ an: persediaan
semakin menipis
pippir: melepas benda tipis kecil seperti jamur dll.
pira: kelarah; koreng pada daging buah asam (mangga, kuini, mempelam
dll.) akibat dimakan ulat larva kumbang kecil (kumbang penggirik
buah) dalam buah
piraap: sakali ba ~: rampak; sedarun; sekaligus; serempak; serentak saja
pirabbing: jatuh rebah dari berdiri
pirak =: 1 argentum logam putih berkilap dengan nomor atom 47
berlambang Ag, dan berat atom 107,868; fidah; 2 perak di Berau
menempati urutan kedua setelah emas sebagai logam mulia untuk
barang perhiasan
pirakut*: azimat ini biasanya digantung di rumah kosong atau pohon di
kebun (penjaga gaib); pucai; ramuan obat yang dipakai sebagai
penangkal di kebun; semacam azimat yang membuat orang yang
akan mencuri tidak bergerak (lengket);
pirambut =: tali antara mata pancing dengan talinya, dibuat agak kuat
sehingga tidak mudah putus walau tergigit ikan, untuk pancing hiu
biasanya menggunakan kawat
piranggas *: “santet” yang membuat orang yang terkena santet ini
menjadi terus kurus dan tidak sehat hingga ajal menjemput
pirik: 1 gilas; gerus; menggiling hingga kecil dengan alat pengulak (lih.
ulak); 2 palau ba ~: lauk makan dari ikan palau yang dibakar
kemudian diulek dengan sambal terasi (lih. saluang)
piring x: 1 piring kecil (alas cangkir); 2 kaca ~: Gardenia jasmine ides;
tumbuhan perdu tegak (berasal dari Cina) berbunga tunggal putih
dan harum, berkhasiat obat (untuk diabetes, demam, sariawan dll.).
Untuk diabetes rebus 12 lembar daunnya dengan 2 gelas air hingga
menjadi 1 gelas dan minum setiap hari secara rutin.
pirrai + =: tertawa lebar dengan wajah melebar dan terus menerus pada
anak-anak (lih. acak)
pirri: berjalan agak miring, hingga dekat ketepi; mereng ke pinggir
222
piruai: ali-ali; bendering; bandring; tali kecil (biasanya rotan yang telah
diraut kecil) yang di ujungnya diletakkan pemberat (biasanya
timah) untuk dipakai melempar dahan pohon bengris tempat
sarang lebah (lih. inggapan) agar dapat menarik tali besar (rotan)
untuk tempat memanjat; umban
piruccuk: julang; kecil tinggi; lanjung
pirup: langsung pergi meninggalkan barisan (rombongan)
piruru: 1 (1) kertus; mimis; pelor; peluru; (2) di ~: dilempar bertubi-tubi;
2 ma ~: (1) seperti peluru; 2 cepat pergi; lari kencang (menghindar
dsb.)
pisaggap: tiba-tiba tersentak dan jantung jadi berdebar
pisagi: persegi; segi
pisak: bagian bawah celana, antara dua kaki dan badan celana
pisallup: kelelep; tercelup (tenggelam) tiba-tiba
----pisang =: 1 (1) ~ ambun: --- (2) ~ awa (hawa*): pisang yang buahnya
enak agak pendek dan sedikit berbiji; (3) ~ kapas: ---- (4) ~
kappal; (a) pisang yang batangnya rendah; (b) konon dahulu
orang berlayar menanam pisang ini dalam peti di perahu layar; (5)
~ lilin: pisang yang bilah buahnya kecil-kecil dan kuning sekali
(lih. panding): (6) ~ manggala: pisang batu, campuran bumbu
rujak; (7) ~ manurun: pisang kapuh; pisang sanggar; (8) ~ masak
ijjau: pisang yang bilah buahnya besar dan selalu berwarna hijau
walaupun sudah matang; (9) ~ mauli (mahuli*): pisang yang
buahnya enak seperti pisang susu dan agak kecil; (10) ~ panding:
kiru; pisang hutan buahnya kecil-kecil panjang dan banyak biji;
(11) ~ raja: ------; (12) ~ susu: pisang yang buahnya paling enak
dan agak besar; (13) ~ tambaga: pisang yang buahnya besar dan
berwarna kecokelatan pada kulitnya, sedangkan isi buahnya
kuning kemerahan: (14) ~ tanduk: pisang besar yang buahnya
sebesar tandauk dan hanya satu tangkai (sisir); 2 batang ~: (1)
kumpulan pelepah pisang yang nampak seperti batang; (2) orang
yang berfungsi sebagai batang pisang tempat meletakkan mayat
yang akan dimandikan; 3 pucuk ~: (1) daun pisang yang masih
muda; (2) warna hijau muda kekuningan; 4 ~ ~ an: nama kampung
di tepian muara Berau
pisau #: 1 bayung; gobet; pisau khusus pendamping “mandau” panjang 10
cm dan lebar 3 cm berhulu kecil panjang (lih. mandau); 2 ~ ~:
rumput rawa berdaun kecil dan berduri kecil yang gatal
pisawat #: mekanik pada perangkap
223
pisi: (1) buka dan buang kulitnya; gerbus; kupas; kelupas; keset (menguliti
binatang); lopah; (2) ta ~: beset; besot; calar
pisit: ketat (tentang penyumbat); kencang sekali (tutup botol)
pissuk: (1) penjuru; pojok; sudut; (2) tempat yang gelap dan apek; tempat
yang terisolir jauh; 2 bawu ~: apek; tengik
pitang: (1) emong; menanggung, tanggungan (orang yang menjadi
tanggung jawab kepala rumah tangga); (2) ~ an: babaring;
bimbingan; jonggolan; tanggungan
pitanna =: jujah; ulah jelek (menjelek-jelekkan seseorang)
pitar: 1 (1) zakat fitrah, diberikan kepada orang yang dianggap bertuah
dan cocok (lih. sabulu): (2) sehingga dapat mendatangkan
kebaikan selama satu tahun ke depan; 2 ma ~ i: (1) memberikan
bahan untuk zakat fitrah ditambah bahan lainnya, serta pakaian
selengkapnya pada calon istri dari calon suami; (2) membayarkan
zakat fitrah untuk anak yang secara adat dijadikan anak angkat,
tapi si anak tetap dipelihara oleh orang tua yang bersangkutan (si
anak)
pitis: 1 uang logam senilai 10 sen atau sepersepuluh rupiah; 2 batu alat
bantu bermain pada anak-anak (umumnya anak perempuan) (lih.
asam); 3 ~ ~: (1) tumbuhan menjalar ban menumpang pada kayu
(tapi tak mengganggu induk semangnya); (2) daunnya konon dapat
untuk campuran pupur basah
pitrum (^): isi bedil berisi mesiu; partum; selongsong peluru, terbuat dari
kuningan
pitua: 1 sanggup; mampu; 2 advis; nasihat; petuah; sesanti
pitugu: keluarga tumbuhan sikas revolute (tumbuhan purba seusia
dinosaurus) berumur ratusan juta tahun (PKK SNN 8-6-2009)
pitukkun =: tumbuhan hutan (lih. jaung) berbau menyengat, batang
daunnya dapat untuk obat (lih. tapal) orang yang patah tulang
piul =: biola; salah satu alat musik gesek yang mendayu; viol
piung +: nampak menonjol (lih. pallak) pada bokong yang tidak
terbungkus celana ataupun pakaian lainnya (lih. ampik, saluar dll.)
piyai: tumbuhan pakis berumpun, hidup di rawa-rawa tepi sungai dapat
dijadikan lauk (disayur atau dipindang)
piyil =: gentel; pel; pil (obat telan); tablet
piyu: 1 (1) (a) pelintir (benda-benda kecil); (b) jewer; jiwit; memelintir
daun telinga, menimbulkan rasa sakit sebagai hukuman pada anakanak; (2) balillit ba ~: badan terliuk-liuk, karena menahan rasa
sakit yang sangat; 2 jewer, memelintir telinga
224
pua +: (1) tumbuhan merambat di hutan rimba; (2) (a) alat pengusir lebah
dari sarangnya di atas pohon (lih. inggapan) saat akan diambil
madunya; (b) terbuat dari batang tumbuhan “pua-pua” yang sudah
diraut dan diikat dalam berkasan sedemikian rupa, sehingga
menjadi obor berbara; (3) setelah itu ua-pua ini dilempar ke tanah
dan lebah pun ikut ke bawah mengejarnya dan titanah pun juga
dinyalakan banyak api dan obor
puan x: 1 empunya; pemilik; yang punya; 2 (1) bupala; kanjeng, yang
punya kerajaan (lih. puun); raja; sultan; (2) upas ~: (a) petugas
kerajaan (b) polisi kerajaan (c) penjaga pintu keratin; 3 ~ si
panaik: makam keramat (lih. sipanaik) di tepian Sungai Segah; 4
tuan pemilik budak (pada zaman perbudakan dahulu)
puang: (1) berlubang; (2) ~ ~: (a) ada lubang-lubangnya; (b) berlubang
besar dan nampak walau dari kejauhan
puar +: ta ~: mencari atau berbuat sesuatu dengan sangat tergesa-gesa
puasa =: 1 menahan makan dan minum seharian penuh sejak fajar hingga
terbenam matahari; upawasa; 2 bulan puasa (bulan terakhir
menurut perhitungan Berau); bulan Ramadan
puccat =: manai
pucuk =: 1 ~ ~ an: bahan sayuran (lih. taruk); 2 daun nipah muda (yang
dibuat tappau, ambi, tingkur dll. anyaman daun nipah); 3 ~ pisang:
(1) daun pisang yang sangat buda; (2) warna hijau muda
kekuningan; 4 ~ gantau mangsuwi: tiga serangkai bahan ramuan
obat (lih. issi); 5 ~ air: puncak ketinggian air pasang naik (15 dan
30 hari bulan); 6 mati ~: lemah syahwat; impoten; peloh
pudak: 1 tumbuhan pengharum panganan; 2 padi ~: jenis tanaman padi
puga: utuh (masih baru) belum terganggu apa-apa; belum berkurang sama
sekali
puggas: bangun mendadak dari tidur atau berbaring; gegau
pugut: ~ ~ an: acat; kalkasa; kalkasar; kambali; kameli; puing (bekasbahan bangunan); sisa-sisa besi dll.
puji + =: 1 burung telan; ketinjau; kutilang; 2 (1) ka ~ an: ucapan untuk
orang yang bertingkah aneh seakan-akan habis memenangkan
sesuatu (lih. kumpau); (2) minta di ~: ucapan celaan untuk orang
atau anak yang berlaku berlebihan
pujjuk x: gunduk; tumpukan kecil agak tinggi
pukau x: 1 guna-guna yang konon dapat menyebabkan orang mengantuk
berat dan tertidur; sirep; 2 (1) pusing; (2) ~ ~ an: belum awas
benar matanya (belum celik) seperti baru bangun tidur; kelat mata;
silok
225
puki vulg : 1 alat kelamin wanita; faraj; farji; parji; vagina; 2 tampal ~: (1)
kain pengaman; softex; (2) ikan sebelah
pukkak vulg: kata lain (secara halus) dari alat vital wanita
pukkung: 1 bukung; dogel; kotong; kudung; kompong; kuntuk; pongok;
tidak berekor; togel; tokong; tukung; 2 manuk ~: ayam: tak
berekor; 3 sikap tubuh akibat rasa takut; 3 saluar ~: celana
setengah kaki (biasanya pakaian dalam) (lih. saluar)
pula x: begitu sekalinya
pulalat vulg: tersingsing ke bawah (tentang kulit kemaluan dll.), sehingga
tampak isinya
pulalau: omong banyak dan asal ngomong (bunyi)
pulang x: 1 pula; 2 mancung ~ ka pipi andai idung prb: tentu tidak pada
tempatnya memberikan fasilitas lebih luas pada orang lain, dari
pada keluarga sendiri
pulannis: kepuh; kulit menggelembung berisi air, akibat terbakar dll.);
lecur; lempuh; lepuh
pulas #: 1 pilin; punter; puntir; 2 ba ~ ati: (1) sakit hati amat sangat; (2)
diaku cada di kawu cada, sama-sama ba ~ ati: konon isi pantun
kuntilanak saat sesorang/ibu sedang melahirkan
pulasau: 1 mengambil isinya secara keseluruhan; 2 ma ~ tannang:
mengambil ikan yang ada di tebat tepi sungai (lih. tannang)
pulau =: 1 di lepas pantai kaltim ada 378 buah pulau, dan baru 44 buah
yang berpenghuni; (1) ~ tallur: pulau-pulau di lepas pantai Berau
yang banyak tempat bertelurnya penyu, di antaranya pulau bilangbilangan, mataha, sambit, sangalaki, dll. (lih. tallur); (2) ~ aji: (a)
pulau dalam Sungai Berau di hilir Sambaliung, hamparan datar
cocok untuk sawah tadah hujan dan di sini banyak penduduk yang
menyawah (lih. aji); (b) juga menjadi sarang dan habitat burung
bangau putih (lih. kuju); (3) Kecamatan Maratua terdapat 37 buah
pulau, antaranya; (a) ~ bakungan bassar ~: pulau terluar di
sekitar Kecamatan Maratua; (b) ~ bakungan annik: Pulau
Bakungan lainnya yang lebih kecil; (c) ~ babahanan: pulau
sekitar Kecamatan Maratua (d) ~ kakaban: pulau terunik di
Kecamatan Maratua, dan beberapa pulau lainnya; (4) ~ panjang:
(a) pulau di dekat Pulau Derawan; (b) ~ panjang maranjangranjang kaliatan andai samarinda: sampiran pantun, untuk
pujian pada gadis putih berambut panjang; (5) ~ tampurung:
pulau kecil dilepas pantai Berau; 2 ba ~ ~: gundukan rumput atau
hutan yang masih belum tertebas atau terpotong yang perlu segera
ditebas lagi; (2) ma ~: (a) nampak seperti pulau; (b) menebas
226
rumput lahan sawah (lih. barayyang) dengan cara berkeliling,
sehingga berbentuk seperti pulau kecil yang kemudian dibabat
keseluruhannya
pulaus: 1 ambul; timbul mengambang dari dalam air; 2 ma ~: tiba-tiba
menggendut seperti balon ditiup, atau perut masuk angin
pulawarga: batih; famili; familia; kadang; kelompok keluarga;
kulawangsa; kerabat; famili; sanak saudara
pulayi: (1) Alstonia scholaris; kayu busung; kayu ringan dan lunak, mudah
diraut dan dibentuk; lempung; (2) kayu yang cocok untuk
kerajinan tangan, atau industri kecil kerajinan, karena mudah
dibentuk
puli: 1 pula; 2 (1) ba ~: terbalaskan; terpuaskan; (2) mangalau ~:
mengambil balas
pulias =: (1) mantra penangkis serangan gaib (guna-guna, santet dll.); (2)
mantra atau juga azimat untuk menghindari serangan peluru
senjata
pulikkat =: sarung bercorak silang seling (lih. calung, candur), corak
sarung Samarinda
pulitik #: akal-akalan; akal bulus; muslihat
pullu +: kue kering berisi campuran remah kacang (lih. apullu)
pulluk +: nangkring menonjol
pullut +: (1) rumput yang buahnya bergetah sehingga dapat lengket kalau
tersentuh; (2) rumput ini seperti bayam dan berguna untuk
campuran pupur pemutih; 2 ~ simanjurikkat, gala-gala dalam
parawu: sampiran pantun yang mengharapkan seseorang jatuh
hati
pului: bagian celana berupa lipatan di depan perut; golbi
pulung: (1) (a) bajang; belalang kecil; pelesik; pelesit; (b) konon
semacam santet yang dikirim melalui belalang hijau dan
menyebabkan orang yang kena akan sakit perut berat; (2) ~ angin:
sakit perut karena masuk angin
pulut: getah untuk menangkap burung (lih. gannis)
pummur: 1 kecai; remuk hingga menjadi kecil-kecil; 2 kupil; melepas
butiran dari tangkainya
pumpun x: 1 ulat air yang sangat lembut (kalau tersentuh akan segera
hancur), muncul saat air sungai pasang menutup daratan (lih.
pucuk); 2 bangsa ~: sensitif; gampang merajuk
punai =: burung balam; burung besarnya seperti merpati dan berbulu
hijau; katik; limbukan
227
punang: 1 pangkal yang tertancap (lih. puting); 2 nama salah satu anak
sungai
punca (^): kunca; pancung (ujung kain dll.)
puncakrasul: semacam tumpeng, terbuat dari ketan bertingkat, berwarna
setiap tingkatnya (merah, kuning, hijau), ini dipakai pada acara
peringatan maulid atau kenduri lainnya, biasanya dihiasi dengan
bendera-bendera kertas minyak dan diberi telur rebus
pundakkal: bayak; bongok; dongok; gemuk pendek dengan leher juga
pendek, sehingga nampak sangat pendek
pundang: 1 (1) cara mengiris ikan; (2) ikan khas beraroma menyengat; (3)
membuatnya biasanya di tengah karang pada saat musim
berkarang (lih. karang); 2 (1) ikan yang bisa dipundang ini ada
kumai atau dodong banyak terdapat di perairan Pulau Derawan;
(B) indangan banyak terdapat di perairan Pulau Balikkukup,
ikannya lebih tebal isinya dan lebih enak
pundung: 1(1) abtar; buntung; kotong; kutung; (2) adaktil; tidak memiliki
jari tangan atau kaki; 2 ~ pappat: (1) adaktil; kutung sama sekali
(lih. pappat); tidak memiliki jari tangan atau kaki; (2) ucapan
sumpah, artinya yang disangkakan pada yang bersangkutan tidak
benar, bila benar maka yang bersangkutan akan kena tulah
“puntung pappat” tsb.; (3) tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak
punya sarana pendukung sama sekali; 3 ullang ~: (1) makhluk
jadi-jadian yang jari jemarinya berdarah karena luka putus dan
“mengicau” (mengaduk-aduk) makanan orang yang makan dalam
gelap; (2) di buat penakut-nakuti anak-anak agar tidak makan di
tempat gelap
pundut: denok; donto; gempol; gemuk subur (biasanya pada anak-anak);
montok
punggung =: papan ~: punggung belahan bawah, dekat dengan bokong;
tongkeng
punggur: (1) pohon kayu besar di hutan, sudah mati, tidak memiliki
cabang dan ranting lagi tapi masih tegak berdiri; (2) ~ an: tanaman
mati menjadi “punggur”
pung-pung: ~ alui: (1) dolanan untuk menyenangkan anak balita; (2) yang
memainkan berbaring dan melipat kaki, sedang balita yang dihibur
duduk di ujung kaki; (3) si pemain sambil mengangkat ujung kaki
turun naik kemudian bernyanyi lagu “pung-pung alui” tersebut,
lihat permainan odong-odong
punjul x: dorong dengan telapak tangan; jengguk; menyendul; sorong;
tonjol
228
puntianak =: cindai; hantu yang suka mengganggu orang hamil ataupun
melahirkan; kuntilanak
puntil: dot tanpa botol; empeng; pentil
pupa: kepompong
pupu x: Bajau; gebuk; lakak; pukulan; pepah (memukul dengan tongkat,
kayu dll.); takak; takol; tian
pupur: (1) bedak cair; boreh; urep (lih. samak); (2) amut ~: bahan
campuran pembuatan pupur (lih. pullut)
pupurrim: kopolrem; sabuk besar yang masing-masing ujungnya ada
kaitannya
pupus x: selesai secara menyeluruh; rampuh; rampung; tuntas (tentang
pekerjaan)
puputan =: alat untuk menghembus api (biasa dipakai pandai besi);
embusan; ubub; ubuhan
pura =: 1 (1) nama sungai di Segah; (2) paggat ~: kanal pendekat di
Sungai Pura; 2 ~ ammas: nama lain dari Kampung Maluang
(tempo dulu) di Kematian Gunung Tabur
puraccit: basut; bersit; ciprat; curat; jeprat; kepret; keprat; lesit; letis;
percik; percit; recik; recit; semburat
puraggassan: suka terburu-buru
purangngas: ma ~: tidur dengan lelapnya berlama-lama
puratti: 1 percik; memercik; 2 ma ~: cercak; cercap; recup; timbul dan
berlompatan (pada ikan kecil, udang kecil) (lih. buntalli)
purattik: memercik beterbangan
puraggassan: gerak cepat; selalu tergesa-gesa
puri x: 1 bagus: baik: hebat; 2 ranji ~: gadis yang tak mau menikah;
perempuan yang tak menikah sampai akhir hayat
purikkat: jereket; lengket-lengket seperti kena getah
purrai: cempera; pecah berantakan; tidak saling melengket
purruk: (1) kecut; takut; (2) ~ kan: pengecut; penakut
purrus: 1 bulat lurus (tanpa ada benjolan atau lainnya); selodang; 2
sepukal; keris yang lurus bilahnya
puru =: 1 panen (sarang burung walet dll.); petik; 2 frambusia; nambi;
patek; penyakit kulit yang disebabkan spora
purun: Cyperaceae; kercut; rumput mendong; rumput rawa yang daunnya
bulat panjang dapat dibuat tikar, kantong (tas) dll.
pusang =: susah pikiran karena banyak yang harus diurusi
pusarran: pusat kepala (rambut); puser-puser; user-useran
pusat =: pusar; puser; udel; uder; Umbilitikus
putar =: ~ kamudi: nama rumput seperti bayam (lih. batawi)
229
putat: tumbuhan tepi sungai (kayu rendah)
puti =: 1 (1) warna dipakai untuk orang kebanyakan (rakyat); (2) pada
acara-acara umumnya warna putih adalah untuk rakyat; (a) untuk
bangsawan dan raja adalah warna kuning (b) termasuk
penggunaan sapra (lih. sapra); piring mangkok dll.; 2 jambu ~:
jambu yang buahnya besar putih dan asam, cocok untuk sambal
terasi; 3 bandira puti: kelompok orang (31 personil) (lih. bandira);
4 gigi ~ annam: setelah gigi di hitamkan dengan banyun atau
gerang (lih. pabanyul), kemudian 6 buah di depan (lih. papayyas)
diputihkan, konon disisipi hikmah mantra kanuragan; (1) ~ mata
prb: gigit jari (lih. mata); (2) ~ kalapak battis prb: lari ketakutan
(lih. kaklapak); (3) ~ tullang prb: (1) berjuang sampai tetes darah
penghabisan; (2) selalu mengingat kejadian yang sudah terjadi
hingga akhir hayat, bahkan konon sampai ke dalam kubur
putik x: 1 ambil (benda jatuh); kutip; petik; pungut (lih. alau); 2 ~ ~ an:
(1) gampang tersinggung; (2) gampang jatuh sakit (lih.
kapirammisan)
puting: 1 sisa pangkal (sisa sabun batangan, sisa pisau, mandau yang
sudah mengecil dan tinggal pangkalnya); 2 ~ ruku: puntung
rokok; 3 ~ susu: cembul kecil; pentil; pentil susu (lih. munung)
putlut (^): alat penulis yang tulisannya bisa dihapus; alat tulis ini
ditemukan di Eropa tahun 1960; grafit; pensil
putri x: 1 (1) anak sultan (anak raja); (2) gelar tertinggi peringkat kedua
setelah ratu (permaisuri raja); 2 agar-agar ~ mandi: panganan/kue
agar-agar yang diberi berkuah (fla), kuah tersebut terbuat dari
tepung masina gula, telur susu dll.; 3 ambai; benalu; dedalu; (1) ~
mengadap: kayu angin; pasilan; (2) ~ manjuntai: tali putri (lih.
sipangaddu);
puttut: tumpul (tidak tuncing)
putu =: 1 panganan: (1) ~ kacang: kue kacang hijau (lih,satu); (2) ~
labbu: panganan dari tepung beras yang dikukus dan ditaburu
parutan ketan; (3) ~ mayang: panganan dari tepung beras (seperti
mihun) diberi berkuah (gula merah dan santan); 2 gambar dengan
alat pemotret; potret
putung =: 1 ~ kapala: ikan kering kecil-kecil campuran yang kepalanya di
buang; 2 ~ pindik: ringkas cerita; 4 ~ sikat: cepak; rambut
dipotong pendek sekali; 5 ~ raya: gotong royong; gugur gunung;
kerja bhakti membersihkan jalan kampung; kerocak; mabriuk;
weharima
230
puun (pun*): ucapan “ya” sebagai sahutan pada panggilan atau sapaan
sultan (raja) (lih. puan)
puwau: gembur; lambuk; lebuk
puwun =: 1 (pun*) kata sautan untuk sultan; 2 (1) pangkal; (2) pohon; 3
(1) ~ ari-arian: berok; daerah antara perut dan alat vital; (2) ~
kumpa: panggul; pangkal paha; (3) ~ pangkaran: lantai di sekitar
tempayan berada; (4) ~ rajjan: (a) tangga rumah paling bawah; (b)
tanah di sekitar bawah tangga
R.
Rabai: jerambai; tergerai (seperti rambut, benang dll.)
rabak #: 1 mencelupkan tangan ke dalam air untuk mencari sesuatu; 2
gropyoh; kacar; lubuk larangan; menangkap ikan di sungai kecil
(kali) dengan cara membuat ikan mabuk dengan mengeruhkan air
di sungai yang “dirabak” dan di muara sungainya dipasangi tebat
penghalang ikan supaya tidak lepas keluar sungai (kali)
rabana: gerbang besar; gontai; jenis rebana yang besar (lih. tarbang);
tangsa
rabba =: 1 (1) ba ~ rabba: mulai belajar berjalan pada anak-anak; tatih;
(2) ~ rampiung: kudek; gelayar; berjalan terhuyung-huyung
hendak jatuh; seloyong; (3) ~ bangun: berbaring dan bangun lagi,
kemudian berbaring lagi (lih. bangun); (4) ~ dammam: mulai
jatuh sakit; (5) ~ dudduk: (a) rebah selagi duduk; (b) berbaring
kemudian duduk dan berbaring lagi dan duduk lagi; 2 ~ ~ tua:
setengah baya; mulai tua
rabbai: ba ~: jerambai; jerangkau; jereng; mengurai (kain dll.) di tempat
jemuran
rabbak x: ba ~: gelembung-gelembung udara yang keluar dari air akibat
benda tenggelam atau ada gerakan di bawah air ttsb.
rabban +: kain besar menutupi benda besar, nampak menakutkan (seperti
pocong dll.); tabun
rabbil: (1) ~ awwal: bulan ketiga tahun hijriah; bulan maulid nabi besar
Muhammad saw.; bulan rabiul awal; (2) ~ akir: bulan keempat
tahun hijriah; bulan rabiul akhir; (3) bagian dari bulan “ampat
sanyama”
rabbing: (1) rebah mendadak; (2) pi ~: gelentang; rebah dari berdiri
231
rabbis =: 1 bedal; belasah; gitik; lebas; lacut; lecut; memukul dengan
benda panjang dan kecil (rotan dsb.); rangket; rangkit; sebat;
sesah; 2 ~ ~: suara orang menebas (membabat) rumput
rabbuk x: bobok; melubangi (agak besar), misalnya membuat perahu dari
pohon tunggal yang dilubangi, membuat lesung dll.
rabbun +: asap putih mengepul banyak dari tumpukan unggun; kebul;
kelum; kepul; membumbung berkepul-kepul (tentang asap); tabun
rabbung =: 1 ma ~: (1) unggas yang baru menetas dan mulai tumbuh
bulu; (2) anak yang baru gede (ABG) mulai berulah; 2 puncak ~:
salah satu motif hias pewarnaan layang-layang; 3 kawu jadi si ~
sain kamarrang sain gila prb: sifat aneh seseorang yang makin
diberi hati (dibaiki) makin melonjak kelakuannya
rabu +: nama pulau kecil dilepas pantai utara Berau. Pulau ini dianggap
angker, karena dahulu konon banyak nelayan yang lenyap di
perairan tersebut
rabuk: 1 bubuk (menjadi tepung); 2 kambing ~: randuk (kambing
berbadan besar tebal bulunya dan berjanggut lebat)
rabun #: (1) mengasapi dengan bakaran bau-bauwan wangi ataupun
rempah rempah ataupun tumbuhan obat; ukup; (2) pengobatan
dengan pengasapan bakaran tanaman obat dan rempah-rempah
rabuwis: surat ijin menjalankan kendaraan long boat bermesin tempel (lih.
timpil); rebewes
racap: basah tersaput air: air sampai (menyentuh) pada permukaan benda
raccak +:
raccap: perlakuan berulang-ulang dan cepat
raccit: percik
raccup: bersuara seperti mengisap dengan cepat (biasanya orang makan
siput kecil panjang dipotong buntutnya dan direbus); decut; lecup;
tiruan suara bayi menyusu
radak x: endapan yang tidak terpakai; kekat; keladak; kotoran yang
mengendap pada bagian bawah benda cair
radar x: dedap; hangat, agak panas badan (demam panas)
radap: 1 pohon, kayunya (radap) baik untuk pasung (pengobatan orang
gila); sengkela; 2 nama pohon ini menjadi cikal bakal nama kota
Tanjung Redeb, dulu tumbuh subur tepat di ujung tanjung antara
Sungai Segah dan Kelay seperti juga nama manila yang berasal
dari nama bunga bakau terdiri dari kata “mani” dan “la” dalam
bahasa tagalong;
raddan: pingsan (akibat rasa sakit)
232
raddap x: 1 (1) nama pohon kayu yang dulu pernah tumbuh dengan baik
di ujung tanjung yang memisahkan Kelay dengan Segah (lih.
pampang); (2) kata yang berasal dari kata “radab”, kemudian
mengikuti aksen Melayu menjadi “redeb” dan dalam aksen Berau
menjadi raddap; 2 nama ibukota Kabupaten Berau (Tanjung
Redeb) (lih. alphabetes), dengan luas 21.140 km persegi, hutan
lindung seluas 353.775 hektare, hutan produksi tetap 752.925
hektare, hutan produksi terbatas seluas 786.975 hektare, hutan
yang dapat dikonversi seluas 334.025 hektare, dan taman hutan
tangap seluas 685 hektare
raddi x: ceding; kedengkik; nampak agak kurus dari biasanya, karena
didera sakit-sakitan; mering
raddik: agak genit (pria); celutak
raddung +: besar (rumah; perahu; dll. yang berongga)
radin = : 1 (1) (a) gelar kebangsawanan peringkat ke tiga; (b) gelar
kehormatan yang diberikan sultan pada orang yang pantas dan
telah berjasa, dan gelarnya “radin” saja (2) ada pula yang digabung
dengan aji, sehingga gelar tersebut menjadi “aji radin,” yaitu bagi
bangsawan atau putra raja yang sejak lahir telah bergelar aji; (3)
setelah dewasa dan mapan jiwa dan kehidupannya, kemudian di
beri lagi gelar “radin,” sehingga menjadi “aji radin”); (4) makin
baik posisi “aji radin” tersebut akan, diberi lagi gelar “pangeran”
dan gelar “aji radin” ditanggalkan; 2 pakaian ~: model pakaian
kebangsawanan dari beberapa model busana yang ada (lih.
pangiran)
radu x: ba ~: bertanding
raduk +: duduk sejak lama dan terlihat jelas (lih. aduk)
raga x: 1 bola takrau (main takrau tradisional); bola yang terbuat dari
anyaman rotan; 2 sarau; 3 ~ ~: rongga-rongga kerangka, biasanya
dari anyaman rotan atau bambu dan sejenisnya (lih. ringka)
ragga: 1 harga; 2 ba ~: mahal
ragu + x: ma ~: terburai-burai; banyak seperti bertali-tali terurai-urai
raggin (^): adipati; bupati; regen
ragguk #: menelan air (banyak sekali telan); raguk; regup teguk
raggum: (1) suara “gum” suara benda besar yang jatuh (seperti pohon
besar yang rebah) lih. punggur); (2) kuma ~: banyak suara bendabenda besar yang berjatuhan
raggup: suara “gub,” karena ada benda berat yang jatuh ke benda datar
(papan dalam perahu dll.); (2) kuma ~: banyak suara-suara “gub”
233
raggut: 1 menarik dengan menyentak; 2 ~ ~: kepala terangguk-angguk
karena terserang rasa kantuk berat; lenggut
ragu + x: ma ~: banyak tali-temali bergelantungan serabutan
ragut + x: orangnya ada (datang atau duduk-duduk)
raja x: 1 aristokrat; hurah; kaum bangsawan; kaum ningrat; menak;
permasan; sentana; 2 pisang ~: pisang yang bilah buahnya agak
besar; 3 (1) ~ udang: burung sungai pemakan ikan; pekakak;
tengkek; (2) ~ walli: burung buas; uktab; 4 naik ~: (1) musim ikan
kawin dan memijah telur; salin; (2) di daerah hulu sungai, ikanikan naik ke atas air dangkal; (3) kumpulan ikan yang banyak ini
menjadi sasaran orang untuk menangkapnya
rajiki: nafkah sehari-hari, rizki
rajin =: giat; kerap; sering; suka
rajjab: bulan ke tujuh hijriah; bulan rajab
rajjan x: (1) janjang; jenjang; tangga, tumpuan untuk turun naik rumah
dan sebagainya dibuat dari kayu papan atau batu semen berundak
undak; (2) ~ tunggal: tangga pada rumah Dayak (lih. sagayi);
tangga terbuat dari sepotong kayu bulat yang diberi bertakuk
rajjut x: 1 menarik dengan cepat dan menyentak; 2 ta ~: tergetar kaget; 3
bergetarnya urat-urat pada kelopak mata dsb. yang dianggap
sebagai pertanda; gerakan pada bagian-bagian yang mempunyai
isyarat tertentu; kedutan; kerdut; sasmita
rajuk +: (1) tegakan-tegakan; (2) kuma ~: banyak tonggak-tonggak
berdiri; rancang; 2 sa ~ ~: asal maju merujuk kemana-mana
rajungan =: kepiting laut bercangkang panjang dan berwarna-warni dapat
dimakan; Purtunus regunus; ranjungan
rakaat: bagian tahapan dari salat; raka’at
rakap: 1 ~ ~: jerakap; rendah sekali (rumah dll.); 2 kain penutup mayat
rakapan: (1) alat pemotong buah padi; ani-ani; pisau tipis kecil berlandas
kayu; (2) ~ tanduk karabbau: model ani-ani dengan tangkai
melingkar dan berukir
rakat x: 1 rukun; kompak; 2 lubang pada kain yang di tambal dengan
rajutan jahitan benang
rakit =: 1 ba ~: dampit, dalam keadaan lengket; jereket; saling melengket
satu sama lain; 2 kaladi ~: keladi yang rimpangnya berdempetdempet
rakka: membelah dengan paksaan
rakkak +: (1) tertawa renyah berulang-ulang; (2) kuma ~: banyak yang
tertawa ngakak
234
rakkang: 1 (1) bekah; cekah; lekang; lengkang; rekah; (2) membelah
dengan menekan kiri kanan (durian, tudai “kima” dll.); merekah; 2
jebakan penangkap kepiting (lih. ambau)
rakkap: berlutut dan merunduk; dekam; tiarap mendekap;
rakkit =: 1 alat olah raga untuk pemukul bola pada tennis, bulu tangkis,
squash dll. berbentuk oval berjaring, bergagang dilengkapi dengan
pegangannya; 2 ~ ~: terasa menggerogoti perasaan (hati), sehingga
perlu segera diselesaikan
rakkup +: (1) suara “kup-kup”; (2) karena lemah (rawan) sehingga bila
dikunyah bersuara “kup-kup”
raksi # : gangsi; wewangian dari bunga, daun akar wangi yang diracik dan
dikeringkan
rama: 1 milik bersama; biaya bersama; 2 ~ tama: acara resepsi penganten
untuk muda mudi dan diselenggarakan malam hari (lih. gawu)
ramang: ma ~: dribel; gocek; menggoreng (bola)
ramas =: kucek pakai jari untuk kain, kertas atau daun
rambai =: (1) pohon setinggi 20 m, yang buahnya seperti buah langsat
tersusun dalam bentuk malai, hanya saja bertangkai panjang dan
berumbai; (2) kulit buahnya tipis berwarna kuning gading, enak di
tumis
rambakkan x: kullat ~: jenis jamur yang tumbuh dari sarang rayap dan
rasanya paling enak
rambang x: 1 berjalan bersama dengan saling merangkul bahu; 2 ~ an
mata: banyak yang dipilih; mata keranjang; 3 sa ~: permainan
anak-anak dengan petak segi tiga sama kaki dengan buah “kullai”
atau kereleng; 4 (1) jala ~: jala yang agak besar, dan
menggunakannya tanpa umpanma; (2) ~: menjala ikan atau udang
dll. di sungai tanpa memberi umpan terlebih dahulu dan jalanya
ukuran lebih besar
rambania: kenikir; tanaman sayur dan bisa dilalap mentah
rambas: kusut; lilit-melilit; mangsal; selirat; sengkarut
rambat =: ~ an: pagar-pagar dibuat mereng untuk tempat tanaman
merambat (labu, mentimun dll.) (lih. turus)
rambau: bertopang pada (biasanya menggunakan dua tangan yang dilipat)
rambi + x: membopong seseorang untuk menahan agar tidak rebah; papah
rambing: anduh; tali pengikat antara satu cabang pohon dengan cabang
lainnya, supaya kuat menahan berat, terutama pada saat memanjat
untuk mengambil buah
rambit: memaurkan dua lembaran (kain dll.) dengan menjahit
235
rambu + x: rambut-rambut hiasan dari benang; (2) kertas seperti
guntingan kembang serai untuk penyeimbang layangan (lih.
kalayangan)
rambung: beraksa; besaksa; Calliandra colothyrsus; kaliandra; keluarga
beringin (besar)
rambunnai x: geremik; rendah kecil manis (gadis)
rambut =: 1 ~ panjang: adat yang dikenakan pada anak laki-laki dari
kelompok tertentu untuk tidak memotong rambut hingga berusia
tujuh tahun atau setelah tanggal gigi kuncung; (2) bila potong
rambut tersebut dilakukan, maka si anak konon diyakini akan jatuh
sakit atau sengkala (tulah) lainnya; 2 (1) ~ dua gigi dua prb:
sudah menjadi tua; pengalaman dalam usia (ketuaan); (2)
bagantung di ~ salayang prb: bagai telur di ujung tanduk
rami: bising; galau; hiruk; ramai
rammis: debu/kotoran rumah (lih. radak); sarap
rampa: 1 bahan (kering) bumbu masak (lih. issi); 2 ba ~: pengobatan
alternatif, dan yang mengobati sambil kesurupan dan menari
rampai x: 1 gombal (kain); 2 buruk ~: gombal; kain bekas; kain usang
rampak = ~ saggut: menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus dan
terburu-buru
rampin: mengasah mandau atau benda tajam alat kerja lainnya, dengan
setajam-tajamnya
rampitik: gatal sekali; lidas
rampiung: (1) gentayang; seloyong; sempoyongan; terhuyung-huyung;
(2) rabba ~: gelayar; huyung; kedek-kedek
ramu #: 1 mengambil sekaligus semuanya; rangkus; raup; (1) ba ~:
mengambil kayu di hutan untuk bahan bangunan atau untuk kayu
api pada acara kenduri dll.; (2) ~ an: kayu yang sudah terkumpul,
tinggal mengolahnya menjadi rumah, pondok atau serobong
ranak: 1 (1) pa ~: sering sekali melahirkan anak; (2) pa ~ ~: menyebut
orang yang lebih muda dengan “nak” (anak); 2 si gandaria
bangun ba ~: (1) salah satu cerita rakyat; (2) sebutan orang kuat
makannya
rancak x: sering
randam =: air menggenangi
rangai: panganan dari tepung ketan yang disangrai diberi gula dan parutan
kelapa, dicetak kemudian dipanggang (lih. tutung) atau juga
dijemur saja
rangau: udang ma~: udang yang sudah sedang besarnya (dewasa) (lih.
gala)
236
ranggas x: 1 (1) cangkrang; ranting kering; (2) ~ an: cangkrang; menjadi
ranting; sudah rontok daunnya; reges; 2 pi ~: santet dengan
tumbuhan hutan yang konon dapat membuat orang terus mengurus
dan makin tak berdaya; 3 samba-samba ~: serangga yang
berbadan kurus panjang persis ranting, serangga terpanjang di
dunia; serangga hantu;
ranggui: menggoyang benda berdiri (lih. ruyau)
rangka (^): 1 bawak; tengkorak; tulang belulang; tulang-tulangan; 2 (1)
bagan; kerangka (rumah dll.); (2) tulang layang-layang (lih.
kalayangan); 3 ma ~ ~: banyak cabang-cabang ranting menganjur
ke atas; jerangkah
rangkat: 1 umpil; 2 ba ~: (1) pergi berlayar ke negeri lain; (2) berdiri
(pergi atau bergeser pindah) dari tempat duduk; 3 badiri ba ~ prb:
sibuk, sehingga harus berdiri dan duduk dalam mengerjakan
pekerjaannya
rangkut #: 1 angkut; boyong; mengangkat atau memindahkan barang dari
satu tempat ke tempat lain; 2 ba ~ nana: terasa sangat sakit; pase
bisul mulai tumbuh membesar, dan terasa sakit sekali; 3 bangsa si
~ bangun dammam prb: (1) sindiran terhadap orang yang terlalu
kuat makan; (2) salah satu cerita rakyat
rangngam: cakuk; cakup; cangam; caplok; cengam; mencakup/menerkam
dengan mulut
rangngas: 1 (1) cengkrang; hawar; perdu tepi sungai, berpucuk merah
keunguan, dan buahnya sebesar genggam; (2) ~ an*:
alergi/keracunan getah “rangngas: badan korengan gatal sekali
seperti terkena kurap, karena keracunan getah tumbuhan
“ranggas”; 2 (1) secara tradisi untuk mengobatinya, yang
bersangkutan kawin dengan pohon “ranggas” tsb.; (2) caranya ybs.
membawa puntung api (lih. patungut) dan kalung kain hitam
dengan liontin dari kulit tudai (lih. bikin) sebanyak 5 buah ke
dekat pohon tsb. kemudian berkata, “rangngas ini aku datang, kita
kawin,” atau “rangngas kau jadi istriku, kita kawin,” kalung kain
hitam tadi diikatkan pada pohon rangngas tsb. sebagai kalung,
maka ybs. konon akan segera tersembuhkan
rangngat #: 1 terasa sakit; 2 (1) ~ ati: anyel; dongkol; jelu; jengkel; kesal;
mengkal; redut; (2) ~ kapala: jangar; puyeng; sakit kepala; (3) ~
mata: gangguan pada mata yang disebabkan virus, dengan gejala
selaput mata berbintik-bintik merah dan penyakit ini dapat
menular; trakhoma; trakom; 3 ma ~ i: (1) memberikan rasa sakit;
237
(2) salah satu cara memasak buah “kala-kala” (lih. kala); 4 ma ~ i
ati: membuat perasaan hati sakit; menjengkelkan
rangngit: 1 nyamuk; 2 ~ ~: merengek-rengek kecil karena mengharap
sesuatu
rangnguk + x: (1) suara “nguk-nguk” pada orang yang radang
tenggorokan; (2) suara hewan, seperti anjing, monyet; musang dll.
rangngut + x: diconcang sambil di sentak-sentak
ranji: ~ puri: gadis yang tidak menikah, atau tak mau menikah sampai
akhir hayat
rannas: (1) menurun seperti gelembung kena tekanan dari atas; (2) ba ~:
duduk langsung ke lantai; mendeprok; (3) ma ~: (a) duduk turun
ke lantai; (b) bangkrut; menjadi miskin
rannik #: alit; kecik; kicik; kecil; mungil
rannya: (1) nyana; (2) cada ba ~ ~: tidak terduga-duga sudah habis atau
terselesaikan dengan cepat
rannyang +: geranyam; rasa sakit menusuk-nusuk, seperti mulai tumbuh
bisul (lih. rangkut), atau seperti terkena tumbuhan “rappai” (lih.
rappai)
rannyit: 1 cicit; denyit; suara “nyit-nyit”; 2 kuma ~: denyit; banyak suara
“nyit-nyit” (suara tikus)
ransum =: 1 jatah makanan; 2 beras lama yang sudah diberi bahan
pengawet (lih. balanda) agar tidak dimakan kutu beras (lih.
karussung), sehingga bila dimasak tidak pulen dan kurang sedap
rantai =: 1 tawang; 2 (1) bua ~: gandulan; liontin; (2) ~ kipas: (a)
aksesoris berupa rantai emas panjang dari leher hingga hampir
menyentuh lantai dan memakai liontin; (b) rantai ini biasa dipakai
para gadis penerima tamu di acara penganten kerabat dekat
kerajaan; (c) pelengkap dari “rantai panjang” ini, yaitu baju
kebaya, memakai sanggul, bawahan kain batik berwiru
rantau x: 1 dusun; pedesaan (lih. banua); pedalaman; 2 ruas antara tanjung
yang satu dengan tanjung yang lain (dalam sungai); 3 hanif;
kampungan; kulot; ortodok; norak; 4 (1) ~ panjang =: nama
kampung di Sungai Kelay dan ada juga di sungai Birang (nama ibu
kota Kampung Birang di Kecamatan Gunung Tabur); (2) ~
kasiangan: rantau di sungai birang, di tempat ini kisah
terselamatkannya seseorang dari kejaran hantu penunggu hutan,
karena hari sempat siang, padahal yang bersangkutan ada dibalik
telungkupan perahu tsb.; (3) ~ gallap: juga di Birang, lokasi ini
agak cepat menjadi gelap walau sore belum rembang; 5
238
kampungan; kolot; konservatif; kuna; norak; udik (tentang gaya
hidup)
ranti: berhenti; dihentikan; stop
rantung: istirahat mendayung perahu sambil menunggu (dingah sungai);
katung
rapak x: air tergenang di tengah tanah rendah (rawa) (lih. barayyang)
rapal: membaca di luar kepala; mengucap hafalan
rapas: 1 kuma ~: banyak sura kresekan, orang lewat di tengah semaksemak; 2 kap-kap udang, udang ditangkap lappas,
mandangngar suara urang barari kuma ~: nyanyian dolanan
untuk mengajar anak bayi menggerak-gerakkan jari tangan
rapat: 1 tidak jarang; berhimpitan; 2 ma ~: (1) singgah di dermaga; (2)
menyetel papan agar rapat dan rapi sebelum dikenakan (dijadikan)
dinding; 3 pa ~ an: (1) wadah untuk merapatkan papan untuk
dinding; (2) perempatan; persimpangan simpang empat; (3) lokasi
tambang batu bara dahulu di dekat bajangga sebelum dipusatkan di
teluk bayur
rappa: rebah merata dan luas pada padang rumput, pohon (hutan) atau
tanaman kebun dan lading dll.
rappai: jelatang; jelotong; jelutung; kelembahan; latang; linggata;
tumbuhan perdu tegak, daun dan batangnya berbulu duri bulu-bulu
kecil yang berbisa, bila mengenai kulit terasa sakit dan gatal
rappak: kuma ~: suara “pak” ramai dan serentak
rappan +: berharap-harap akan sesuatu tapi tak kesampaian
rappas: gampang patah; lapuk; mudah pecah
rappi: patah kesamping dan tidak putus (seperti patah pada ranting dll.)
rappik +: ngomong bertubi-tubi
rappis: 1 kelembahang; pohon dan buah pawu (mempelam); 2 ~ an:
kerumut, murbili, penyekit demam panas dengan tumbuh bintikbintik merah
rappu +: gembok; kunci gantung
rappuk: (1) mematahkan benda besar dan lemah (seperti menebang atau
mematah tebu hanya dengan tangan kosong); (2) pi ~: (a) kerpak;
suara benda besar patah; (b) tiba-tiba patah
rappun x: rumpun; umpun
rappus +: mencium dengan sungguh-sungguh dan berulang-ulang, dan
benda yang dicium tersentuh dengan hidung
rapput (^): 1 camping; copot; lepas dari tangkainya; terputus ujungnya; 2
~ ati: rara terkecewakan berat; 3 buku yang memuat hasil prestasi
pendidikan murid; rapor; raport
239
rapu x: 1 gorengan renyah; 2 krepes; kropos; mubut; mudah patah (dan
gampang putus); rangup; repih (gampang patah)
rapus x: tertutup merata dengan sesuatu;
rara: 1 agak padam; keru; tidak menyala lagi tapi masih ada baranya; 2
lerai
raran: cabi ~: jenis lombok kecil pedas; lombok rawit
rarang: 1 larang; 2 buta ~ an: penyakit rabun senja
rarat: 1 jalar (api); rebet; rembet; 2 pakkung ~: koreng menahun yang
menjalar-jalar pada tubuh
rari =: 1 (1) ba ~: berlari; (a) pergi menghilang; (b) pergi menjauh; (3) sa
~ ~ nya: lari pontang-panting tak tentu arah, karena ketakutan; 2
andak ba ~ jadi baduang prb: maunya cepat tapi karena salah
perhitungan atau salah langkah malah jadi sangat lambat dan
terlambat
rarik =: bubut; membuat kayu dll. menjadi bulat berbentuk
rarrak x: caing; camping; robek besar dan memanjang, akibat besarnya
yang muat
rasa =: 1 (1) diri sendiri; (2) ~ nya: dirinya; 2 babunu ~: bekerja tak ingat
(lelah) diri
rasau: pandan harum berbatang tinggi tumbuh di tepi sungai; (2) daunnya
harum sangat bagus untuk ketupat bangka hulu ketupat (besar)
soto
rasi: kandang ~: (*bjr) langkan yang berkisi-kisi; pagar rendah pada teras;
terali
rasia (rahsia*): rahasia; sesuatu yang orang lain (umum) tak boleh tahu
rasmi =: ma ~ kan: puncak acara pengantenan yang mengundang banyak
hadirin (lih. matagawu); resepsi pernikahan
rassa: meresap keluar atau ke dalam; rembes
rassak: 1 pohon besar dan keras; kayu hutan; 2 kayu ~ kayu binuang,
pinjalin sabut banyak runtinya: sampiran pantun yang berarti
tak kecewa walau dipinggirkan, karena masih banyak yang akan
memperhatikannya
rassam x: bagan gambar rancangan; konsep; oret-oretan; rancangan;
rangrangan; rengrengan; sket
rassap #: basah kuyup tersiram air; lacap; lincum; ranai; simbah;
rassin: bangkis; bersin; reaksi secara repleks udara keluar dari hidung
rassit: 1 terasa basah dan lembut; 2 ~ ~: digigit terasa kenyal dan lembut
rassuk: (1) masuk dengan gampang; (2) sekonyong-konyong masuk
240
rastung =: 1 lesterung; penyakit seperti tumbuh bisul pada hidung; 2 (1)
serangan ~: konon menjadikan rambut lebih cepat memutih; (2)
serangan ~: konon membuat orang sering mimisan
rasuk: 1 cocok; 2 gampang bergaul; supel; 3 membuat kerangka rumah
dll.; rangsuk; 4 ka ~ an: (1) kesurupan; (2) sering terjadi
kesurupan misal atau kesurupan berjangkit, maka mengatasinya
konon adalah dengan lebih banyak mengkonsumsi nutrisi dan
vitamin B kompleks
ratai: 1 gumpalan akar rumput yang saling tindih dan menebal di tanah
rawa dan mengering (lih. guggup); 2 menangkap ikan kecil udang
(lih. buntalli) dengan tangguk (jala bertangkai) atau tanggok rotan
(lih. antiling) di sepanjang tepian sungai (kali)
ratap x: (1) ~ ~: suara air hujan yang jatuh satu-satu; (2) kuma ~: banyak
suara “titik” air hujan, di atas atap atau di atas daun dll.
ratas: dedel; rabik; rantas; retas; sobek pada jahitan; terlepas jahitannya;
ratik: (1) latak; serpihan kecil sisa pengerjaan sesuatu yang bisa terserpih
(lih. radak); (2) daun, ranting kecil, buih dan kotoran lainnya yang
terapung di permukaan air; kekam; kekot
ratip (^): wiridan dan zikir (tahlilan)
rattap: memutus benda kecil panjang (lih. kattap)
ratti: 1 arti; erti; makna; 2 guna; manfaat
rattik: peletih; tiruan bunyi benda mulai patah sedikit
ratting +: ganjat; tali yang tertarik kencang sekali, seakan mau putus
rattu: buah padi yang sudah cukup matang terlambat di panen dari
ladang/sawah (lih. uma)
rattup: (1) memecah benda bulat (berbentuk butiran) kering dan keras; (2)
kuma ~: banyak suara “tup,” akibat pecahnya benda-benda kecil
yang agak keras
rattus: putus akibat tarikan keras (pada sesuatu yang berbentuk tali);
ratu =: 1 istri sultan atau istri raja; 2 gelar tertinggi wanita dalam kerajaan
raup =: sa ~: segenggam
rawa (^) x: ~ ~: pohon asam (lih. mampallan) besar, berbuah kecil-kecil
sebesar pinang
rawai =: 1 pancing yang dibentang ke tengah sungai dengan banyak mata
pancingnya; 2 kuma ~ an: banyak yang panjang kecil bergerakgerak bergelantungan
rawat +: ~ an: dinding tipis dan bercelah-celah; hampir transparan;
semerawang
rawis: golok besar bentuknya melengkung; khanjar
241
rawu: dimakan ~: buah kelapa yang isinya agak tipis dan tidak sempurna;
kelapa kopyor
rayak: (1) teman bermain; teman sepermainan; (2) ba ~: bermain-main
sma-sama teman
ria + x: ma ~: tumbuh menjadi jadi (tumbuhan/tanaman); menjadi banyak
sekali (ternak piara); semakin banyak dan melebar (koreng dll.)
(lih. rungking)
ribang: luka besar menganga
ricuk x: banyak pendapat yang berbeda; kacau balau
ridis:agak kurusan (biasanya akibat kesehatan terganggu)
rigu: (1) gerak badan; gimnastik; (2) beregang-regang
rigup: (1) sura benda besar yang jatuh dalam wadah besar (lih. bandala,
perahu dll.); (2) kuma ~: suara “gub” yang banyak akibat sentuhan
keras benda besar
rijang: 1 gerigi, berduri-duri besar; 2 nama kampung di Kecamatan
Sambaliung dekat Kampung Gurimbang (sebelah hulu)
rikin (^): 1 gunggung; hitung; 2 ~ an: kikir (lih. itungan)
rikit: mau menyala; nyala
rikut: gentas; menarik (tali, pancing dll.) dengan cepat dan keras; sembat
rilla = : ikhlas
rimaung: 1 (1) asad; harimau; macan; raja hutan; (2) ~ daan (dahan*):
macan tutul jenis kecil suka di atas pohon; 2 ~ bakalluk: batu
menyerupai harimau seekor sedang berbaring (lih. kalluk) di
muara gua Kacawak (Inaran) Sungai Kelay dalam gopa ini ada
pengisian sarang burung (walet); 3 bagian gambar lambang
Kerajaan Gunung Tabur (dua harimau), gambar lainnya ada
pedang, baddil, keris dan gong; 4 bangsa ~ manapuk kukunya
prb: orng yang menyembunyikan keahliannya
rimbas: latis; menebas banyak sekali kenanya; menebas dalam jumlah
banyak; papras; rambah; redah
rimbit #: tidak dapat bergerak dengan leluasa, karena banyak yang
menggandol
rimis: cepeng; keteng; mata uang senilai seperdua ratus rupiah setengah
sen); peser; rimih; rini; uang terbuat dari tembaga senilai setengah
sen (uang lama)
rimpa: 1 melakukan serentak; 2 rabba ~: kesibukan sehari-hari menjelang
hari puncak acara (lih. Matagawu), semua yang hadir atau
mengerjakan pekerjaan saat itu dijamin makannya, biasanya
“rabba rimpa” ini yang paling makan biaya dan mengesankan,
yaitu semua keluarga baik yang dekat maupun jauh tempat
242
tinggalnya berkumpul bersama selama beberapa hari (silaturrahmi
keluarga)
rimpi: panganan terbuat dari pisang matang yang di jemur atau di
panggang (lih. salai)
rimpung: menimpas (menebas) benda-benda besar; marubas banyakbanyak; rampat; redak
rinang: (1) kayu ulin yang dipasang melintang menahan “sapatu” tiang
(lih. sapatu); fondasi terpendam untuk menahan tiang dan “tugul”
rumah kayu; (2) kalang ~: ulin kembar dipasang lurus sejajar tiang
untuk penahan rinang dan tiang
rinat: 1 bagian keras pada daging buah yang melekat pada bijinya (sudah
mulai tua) pada buah mangga, pawu (mempelam) dll.; 2 bekas
luka atau koreng yang menghitam dan menonjol; codet; lampang;
palau; parut; bekas luka pada kulit
rincing: 1 kurus langsing; lanjai; 2 kuma ~: (1) geme rencang;
gemerincing; gerincing; (2) banyak suara berdencang
rincit: terbagi-bagi atas bagian-bagian kecil
rindak: (1) ta ~: menghentak-hentakkan kaki karena marah; (2) kuma ~:
suara hentakan-hentakan kaki yang banyak bersamaan
rindang x: perasaan khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
rindi: ma ~: berkurang banyak, akibat diambili atau dimakan
rinding: nama salah satu kelurahan di kecamatan Teluk bayur
ringgi: angguh; pukat; jaring (jala) penangkap ikan (lih. paya)
ringgit: mata uang tempo dulu bernilai dua setengah rupiah
ringgung: 1 kosong geronggang; 2 ~ an: bandusa; jempana; keranda;
usungan mayat
ringi: rasa malu karena tidak berhasil, biasanya pada anak-anak yang tidak
mendapat pemberian, atau kalah dalam permainan; tersipu-sipu
ringngi +: menangis-nangis kecil, karena meminta sesuatu (pada anakanak); rengek
ringka: anyaman lidi daun nipah (kelapa dll.) membentuk nampan; bakul
dari lidi yang dianyam untuk tempat kuali, periuk, dsb.; lekar;
sanggan (lih. raga)
rinnyi +: menangis-nangis kecil sepanjang hati, karena meminta sesuatu
atau karena rasa sakit (pada anak-anak)
rintak: (1) memukulkan dayung ke tepi perahu secara horizontal; (2) suara
pukulan dayung pada tepi perahu sebagai pertanda ajakan
bepergian ke kebun, sawah atau turun bekerja, atau untuk
mengusir hewan yang bergelayutan di atas-atas pohon ditepi
sungai (lih. bakantan, karra)
243
rinuang: asad; jejak jalan binatang di hutan (biasanya babi); denai;
selarung
rinut: mengerjakan perlahan-lahan dan bertahap-tahap
rinyut: rasa “nyut-nyut,” seperti bisul mulai akan tumbuh
ripak: (1) suara seperti seikat kayu yang dijatuhkan ke lantai; (2) kuma ~:
banyak yang berkerepakan
ripu: rasa badan sakit-sakit seperti habis dipukul, karena habis kerja keras
rirak: bergerak atau membuka luas-luas
ririt: keler; menarik sambil membawa berjalan atau berlari; menghela
maju; seret
rirrik: kotoran mata yang menempel banyak sekali (sebagai penyakit
mata); rebek
risap: gagau (meraba-raba dalam gelap atau kegelapan); gerayah;
gerayang; meraba-raba untuk mencari sesuatu; rayau
risik: (1) gerisik; suara berisik (kesek-kesek); (2) kuma ~: banyak suara
kresek-kresek; gemerisik; gerisik; gersak
ritik: (1) suara “tik-tik” kecil; (2) kuma ~: gemeritik
rituk: (1) suara “tuk-tuk”; (2) kuma ~: banyak suara “tuk-tuk”; suara
benda kaca atau keramik (peralatan makan) bersentuhan
riut: ma ~: mereng; terbang mereng pada layang-layang
riwas: menimpas besar
riyau: 1 ~ ~: berteriak; kedau; kedu; laung; pekik; teriak-teriak; uar-uar; 2
kuma ~: banyak yang berteriak; saling teriak
riying: jerjau; kayu kecil penahan atap sirap
rk: gedung kesenian dahulu di Gunung Tabor (lih. erka); graha
rua x: 1 gembur (tentang tanah subur); 2 cabar; hilang daya (ampuh)nya;
tidak manjur (tidak mujarab) lagi; 3 (1) seserahan untuk dibacakan
doa arwah, baik dengan memanggil ataupun mengantarkannya
kepada pembaca doa (lih. tuan-tuan, pagawai dua ballas); (2) ba ~:
acara berdoa bersama untuk arwah yang telah meninggal dunia,
dengan hidangan makanan. Barua tersebut dimulai dari hari
pertama yang bersangkutan meninggal dunia hari ke tiga sampai
hari ke tujuh, dilanjutkan pada hari ke-14, hari ke-40 sampai hari
ke-100, puncak acara ini pada hari ke tujuh yang di peringati
secara maksimal, dan pada hari ini semua perangkat milik yang
meninggal disedekahkan kepada yang melayani penanganan saat
yang bersangkutan dalam persiapan pemakaman hingga
dimakamkan (yang memandikan, mengafankan, penggali kubur
dan menguburkan, yang membaca doa setelah makam ditutup).
Pada hari ke-40 acara doanya makanan ditambah dengan kue-kue
244
(dippa, tumpi dll.). Pada hari ke-100 acaranya sederhana sama
seperti pada acara hari ketiga dan ke-14
ruak + x: muntah bersuara dan berulang-ulang
ruang x: kolong parahu; tempat air tergenang di dasar perahu (lih. gubang)
ruap x: 1 geriak; germut; rambak; 2 ma ~ ~: mengeriap banyak sekali;
muncul kecil-kecil banyak sekali
ruat +: (1) bergerak-gerak seperti ulat atau gerakan bayi (lih. juar); (2) ka
~ bergerak-gerak tentang sesuatu yang kecil panjang (ulat dll.);
ubit
rubama: juz ke-14 dari kitab suci Al-Qur’an
ruban (^): mengendapkan santan supaya mudah dibuat minyak makan
(lih. dadda)
rubbut: 1 pakaian yang berukuran besar sehingga nampak bergelumuk; 2
suma ~: banyak yang terurai-urai seakan bergelumuk
rubit: 1 cebir; cebis; merobek sedikit; mengambil sedikit (benda tipis); 2
sa ~: kelomet; secuil; sedikit
rubuk: 1 bergolak di dalam; 2 ma ~ di dalam: (1) bagai kerja api dalam
sekam; (2) menggerogoti dari dalam dan tak nampak
rubut + x: sarung atau kain dipakai cukup besar sehingga nampak seperti
kedodoran
rudai: cetai; luka memanjang, akibat tergerus benda tajam; robek panjang
di beberapa tempat (tentang kain dsb.)
rudas: benda (gendut) berisi, terbongkar atau terbuka dengan
menggunakan benda tajam
ruding: sudah mulai menurun hasilnya (tentang buah-buahan atau lainnya)
rudung: (1) makan bersama-sama dalam satu wadah, atau menikmati
sama-sama sesuatu; (2) ba ~: bajamba
rudut: 1 ma ~: gendut karena membusuk; 2 ka ~: (1) bengkak karena
busuk; (2) suara mesin yang nyaring sedang dihidupkan
rugai: (1) jembak; menjurai dan tergerai; rambut terurai panjang; (2) ~ ~:
geriap
rugum: kuma ~: banyak suara seperti gemuruh petir, atau benda-benda
berat berjatuhan ke lantai papan
rugup: (1) suara benda berat jatuh ke lantai; (2) kuma ~: banyak suarasuara hentakan kaki orang yang berlari; gerabak
ruis: menggeser dengan tongkat panjang (lih. aspak) atau tombak
ruit: duri pengait yang dibuat pada ujung mata pancing (lih. sarapang)
rujak x: (1) menusuk dengan lembing atau tombak ke arah bawah; tujah;
(2) ~ damar: tumbak bermata kecil tajam (seperti kawat lancip)
pangkalnya sebesar ibu jari
245
rukak: inni ~: kelembai (lih. inni)
rukkam: pohon berduri berbuah merah tua manis dan enak dimakan
rukku =: 1 salah satu rukun dalam sembahyang, yaitu dengan
membungkukkan badan secara lurus berbentuk siku-siku; 2 jura;
tunduk dan membungkuk memberi hornat; soja; 3 berjalan
membungkuk sambil mengulurkan tangan kanan lurus ke bawah,
sebagai tanda mohon permisi lewat dengan memberikan
penghormatan kepada yang dilalui
ruku =: 1 abu ~: (1) abu bakaran rokok; (2) abu-abu; dauk; kelabu; 2
daun ~: kirai; 3 (1) ~ ~: Ocimum sanctum; lempes; (2) ~ ~ parri:
nama rumput; 4 kuwai (kue*) ~: kue semprong; 5 langsat ~:
duku; langsat yang kulit buahnya agak keras dan rasanya manis,
hingga bisa dibuat bunga hiasan (selama belum membusuk); 6 tali
~: gudek; rambut yang tumbuhnya antara mata dan telinga; 7 tima
~: kertas tipis berselaput kertas logam untuk pelapis rokok agar
tidak cepat hapak (lih. tima sari)
rukun =: 1 ~ kampung: nama gedung kesenian di Gunung Tabor yang
dibangun tahun 1957 di Kampung Kuran Gunung Tabor; 2 ~ tiga
ballas: syarat wajib yang harus dilakukan dalam salat
ruma =: 1 (1) geria; geraham; (2) bawa ~: kolong; (3) ~ ~ ian: alat
pemanjat bangunan; andang untuk menebang kayu besar; aranaran; rancah; 2 ~ ~: ikan gembong; ikan kembung; ikan laut (yang
hidup bergerombol); pelata
rumbai: gunci; gunjai; jumbai
rumbia =: pohon palam penghasil sagu lih. ambulung)
rumbu: kuma ~: banyak yang tumbuh seperti bintil-bintil kecil dan penuh
rumbuk: 1 menumbak; radak; tohok; tujah; 2 ~ ~: alat untuk
“merumbuk”; 3 ba ~: campuk; saling menghunjamkan tombak
rumbun +: berjalan atau duduk masih berselimut kain yang agak besar
menutupi tubuh
rumpai: 1 Algae aquatic; karagan; latu; sangau; tumbuhan laut yang
dibuat menjadi agar-agar
rumpak x: dobrak; landa; langgar; simpuk; tabrak; tubruk
rumpang: kudung; kompong; ompong; rebes; rompal; sebagian gigi depan
sudah rusak atau hilang
rumpung: 1 edentat; tak berbatang lagi; rebes (lih. rumpang); 2
gerumpang; rusak hidung
rumput =: (1) ~ banjar; rumput menjalar; (a) daunnya diulek dengan
sedikit kapur sirih, dapat untuk mengobati luka kecil; (b) buahnya
dapat untuk mengobati luka tertusuk benda kecil, yaitu dengan
246
mengeluarkan air batang buah tersebut, dan memasukkannya pada
mata luka tusuk tersebut; (2) ~ batawi: rumput seperti bayam,
enak untuk lalapan ataupun disajur; (3) ~ lamma: (a) rumput yang
berbatang kecil-kecil, lemah, mudah untuk dipotong (lih. pisau);
(b) dapat untuk makanan ternak (sapi dll.); (4) ~ tawar-tawar:
rumput seperti rumput banjar, dan banyak mengandung air dapat
dilalap; (3) ~ aur-aur battat pisang mangala: sampiran pantun
anak-anak saat makan untuk sahur
rumu +: ba ~: bersama-sama mengerjakan atau memakan secara beramerame (banyak orang)
rumus x: (1) ~: basah; (2) ~ ~: basah kuyup; lecap; lincong, lepek;
runcam: banyak oretan tak menentu; gambar atau tulisan coreng moreng
runcing x: betak-betak; kain atau pakaian lusuh yang sudah tercabikcabik; koyak-koyak
runda #: pergi kian kemari bolak-balik
runduk x: kuma ~: banyak yang hanya duduk-duduk; semuanya hanya
duduk-duduk saja
rundum: naung; terlindung dari sengatan sinar matahari (baik oleh awan
ataupun bayangan pohon)
rundut: sapa ~ an: satu rombongan anak beranak (lih. karamun)
rungis: mencabik dengan gigi; menggigit hingga koyak; unggis
runggang: masih terdapat rongga-rongga; tidak padat
runggu: antenin; dengkik; gontai; loyo; nampak lesu dan lemah; sayu;
tidak bertenaga
runggus: 1 tarik ke bawah dengan kuat hingga lepas; 2 ~ an: calang;
longkos; rontok semua daunnya; runggas; tidak berdaun lagi;
tinggal cabang dan ranting serta daun dan pucuk sedikit
rungkak: renggang; roha; tidak padat
rungkap: semak yang sukar dilalui
rungking: borok; koreng besar; tukak
rungkup: (1) ba ~: berkelahi keras dengan saling terkam; (2) ma ~:
jemba; melompat ke muka dan menangkap; rejuk; sergap terajang;
terjang; terkam; terkap; (3) ta ~: terjatuh selagi berjalan
rungngap: bingkam; pesok ke dalam akibat pukulan atau tabrakan
runnus: mengempes (bengkak, bisul dll.); seruh
runsun: duru; berbondong-bondong; berduyun-duyun; turun beriringan
banyak (lih. runut)
runtai: untaian buah bertangkai dan berbilah kecil (lih. tingkil)
247
runtas: (1) latas; menebas rumput atau semak secara vertikal sekadar
rintisan untuk tempat lewat; (2) mengurangi kerimbunan tanaman
atau pohon rendah dengan menebas
runti: 1 kulit (ari) tipis pada batang rotan; 2 ka ~ an: kena sakit akibat
kerja berat
runtubuan: bangsai; membusuk karena kehujanan dan kepanasan atau
dibiarkan terus menerus dalam keadaan (basah) terkena air
runtun: gelandut, gemulai, menarik ke bawah dengan membebani
rup +: suara orang yang mendayung perahu bersama
ruru =: jelabak; roboh; runtuh
rurum: buah yang terlalu matang hingga menjadi lembek; kempuh; ranum
ruti =: ~ kalung: kerakeling; besi melingkar digenggam sebagai senjata
untuk peninju
rutus: mentolo sampai hati; tega
runum: kuma ~: banyak suara orang berbicara tapi tak jelas
runut + x: ba ~ : berjalan beriring-iringan banyak (lih. runsun)
runyam + x: mengomel terus-terusan
runyut: hampir hancur karena terlindas (benda mengandung air) (lih.
lanak)
rupa =: 1 warna wajah; 2 di ~ ~ kan: dinampak-nampakkan keadaannya;
3 inda ~: beraneka macam (lih. inda); 4 manya ~: menjelma
menjadi
rupia (rupiah*): mata uang bernilai 100 sen, atau 20 kelip, atau 10 ketip,
atau 2 suku
rurruk: menyingsing ke arah bawah benda yang terbungkus (seperti alat
kelamin anak pria yang belum dikhitan kemudian dibuka kulitnya)
rurrus: lorot; meluncur ke bawah; menarik ke atas atau ke bawah sesuatu
yang melekat pada benda panjang (seperti cincin pada jari atau
gelang pada pergelangan tangan); pelorot; pelosot
ruru: amblek; ambles; ambruk; longsor; luruh; raras; roboh; runtuh;
terban; terbis
rurum: terlalu matang (buah); dalu; magang; ranum
rurut: 1 (1) (a) serut (untuk bahan tikar seperti pandan daun rumput purun
dll.) supaya pipih; (b) serut pada usus hewan supaya isinya keluar
(lih. parrut, ucus); (2) ~ ~ : potongan bilah bambu untuk penyerut
daun pandan gahan tikar; 2 ~ an: tali untuk pengencang celana
dalam
ruti =: 1 kue kering buatan pabrik; 2 ~ kalung: karaketing; senjata
genggam dari logam untuk meninju (lih. kalung)
rutik: bintik- bintik pada bulu hewan (utamanya pada ayam dan unggas)
248
rutuk: bintik-bintik hitam kecil pada pakaian, akibat terkena keringat atau
air dan lama dibiarkan sehingga berjamur
rutun: (1) tumbuhan berduri di tepi sungai (daun dan bunga mudanya)
dapat disayur, dapat pula ditambah daun singkil dan kacang hijau
serta santan kelapa (sayur khas Berau); (2) butu ~: bunga
tumbuhan “rutun”; (3) buahnya yang tua dapat menjadi bahan
peluru senapan bambu (mainan anak-anak)
rutus: sampai hati; tega; tidak berbelas kasih
ruyau: antak; goyah; goyang; hingut; inggung; menggoyang-goyang
dengan menarik-narik dan mendorong-dorong benda tinggi (lih.
ranggui)
S.
Saang (sahang*): lada; ladam merica; Piper subeba; Piper ractro fractum
(lada putih)
saung: lala; sabung
saban =: 1 saben; tiap; 2 (1) bulan kedelapan hijriah; bulan Sya’ban; (2)
nispu ~: (a) lima belas hari bulan Sya’ban; (b) acara pembacaan
doa pertengahan bulan Sya’ban ba’da magrib (lih. nispu); (c)
dilakukan secara berjamaah dengan membaca surat Yaasiin
sebanyak tiga kali disertai doa masing-masing minta panjangkan
umur, minta murahkan rizki dan minta dikuatkan iman untuk bekal
beramal ibadah kepada Allah Swt.
sabang: pantas (dia) begitu kejadiannya, karena ada sesuatu di baliknya
sabarang: terserah anda memilih; yang mana-mana saja
sabarangga: kulakasar; tektek; tetek bengek
sabat x: gungliwang-liwung; penuh dan banyak rumput ataupun pohonpohon perdu; rapat dan tebal semaknya
sabbab =: lantaran
sabbak +: ~ an: tergerak-gerak dada karena habis menangis
sabbal x: 1 begah; medu; mules; perut terasa tidak enak; senak; 2 dongkol;
jelo; kesal hati
sabbar =: 1 tabah; 2 ~ pagar iman prb: “sabarlah, sabar membawa pada
keselamatan”
sabbil : sahid (selang) membela harta (kehormatan, agama)
sabbit: 1 (1) jepit-jepit; pinset; sepit; (2) alat makan (*cna); supit; 2 tangan
besar udang, kepiting dll.; capit
249
sabbut: zikir (mengucapkan zikir) saat kritis
sabit x: babit; cocok; labut; layak; libat; logis; makul; masuk akal; pantas;
patut
sabuku: 1 sepatah kata; 2 ~ an: sekujur tubuh; 3 parawu ~ an: jongkong;
perahu terbuat dari sepotong kayu; sampan yang dibuat dari kayu
utuh yang dilubangi hingga berceruk dan berbentuk perahu; 4 (1)
nama kecamatan di Kabupaten Nunukan tempat gajah kalimantan
terakhir berada, tepatnya di sekikilan; (2) di Berau dulu pernah
gajah bermukim, karena itu ada gunung gajah di tepian Sungai
Berau dekat Kampung Sambakungan; 5 ~ cada ia manyambung
prb: tak berkata (memberikan bantahan) sekata pun
sabuli: ~ buli: harap sungguh (ucapan mengokohkan perintah); kudu;
labuda; mesti; sedapat mungkin; tidak boleh tidak
sabulu: cocok (dalam berobat ke seseorang); cepat sembuh dari sakit bila
orang yang cocok mengobati (lih. sanru)
sabut =: pinjalin ~: rotan bersabut kalau dibelah
sadai +: lendeh; leyeh; duduk santai sambil bersandar, sehingga dada dan
perut nampak membusung
sadakka =: 1 infak; sedekah; 2 (1) sesembahan yang dilaksanakan setiap
tahun selama tiga tahun berturut-turut setelah orang yang
bersangkutan meninggal dunia; (2) (a) tahun pertama sedekah
berupa makanan masak dan kue-kue: (b) tahun kedua berupa
bahan mentah (sembako): (c) tahun ketiga (terakhir) berupa
makanan masak (ikan, daging dan lauk); (d) sedekah ini biasanya
diantar kepada pagawai dua ballas ataupun tuan-tuan yang tertentu
(pada satu orang saja); (3) namun sebelumnya di rumah yang
bersedekah tersebut juga ada pembacaan doa arwah dan makan
bersama di antara keluarga dan undangan (tetangga); 3 di Berau
sebelum doa dibacakan makanan dihidangkan terlebih dahulu (lih.
dua)
sadat (*sahdat): (1) syahadat; (2) syahadat diucapkan kembali pada saat
seseorang akan dikhitan (lih. katam)
saddak =: (1) ka ~ kan: tersedak; (2) konon kalau tersedak di waktu
makan, pertanda ada orang jauh yang terkenang dan sedang
membicarakan orang yang tersedak tersebut
saddang =: kelakuan telah melampaui batas sehingga perlu dihukum
saddat: kekenyangan; perut terasa penuh, karena banyak makan
saddi #: rasa susah hati akibat olah seseorang yang tidak menaruh rasa
hormat (lih. jampa) atau tidak menaruh rasa simpati atas kesulitan
orang lain
250
saddui: Mydaus meliceps; musang kesturi; sadu; hewan yang
bersenjatakan bau kentutnya untuk menghindar dari pemangsa
sadiri: ~ ati: rasa takut (ngeri)
sadu: pada tiap; selerak; tersebar berserak di mana-mana
sagabuk: bertingkah polah berlebihan seakan sangat hebat, padahal
diketahui kemampuan ybs. terbatas (lih. sagana)
sagana: bertingkah ia-ianya, padahal tidak ada apa-apanya (lih. sagabuk)
sagar: alat untuk menulis; bolpoin; pen; pena; polpen
sagayi x: 1 (1) ada 18 suku Dayak di kalimantan dan ada 4 suku (dayak)
ada di Berau termasuk “sagayi”; (2) (a) gaai; salah satu suku
Dayak Berau; (b) memiliki adat istiadat dan kesenian, termasuk
bertato (lih. ukir) dan bertelinga caping yang dipanjangkan (lih.
lambing); 2 talinga ~: kue berbentuk angka delapan, terbuat dari
tepung beras tegalan, gula merah dll., kemudian digoreng hingga
matang, nama lainnya adalah “tallur biawan”
sagga: 1 salah satu cabang Sungai Berau (cabang kanan); 2 nama
kecamatan di Kabupaten Berau yang terletak di Sungai Segah; 3
pinjalin ~: Calamus caesius; jenis rotan (lih. pinjalin); 4 perut
terasa penuh sekali
saggap: pi ~: jantung berdebar keras karena kaget dan takut; kesiap;
teratap; terperanjat
saggu: ~ ~ an: (1) cegukan, gangguan pada organ tenggorokan; (2) kalau
cegukan pada anak-anak konon akan tumbuh besar lebih cepat atau
akan besar badannya
saggut: rampak ~: melaksanakan pekerjaan serempak dan cepat-cepat,
sehingga kurang sempurna
sagutuk: segenap; sekotah; setiap; pada tiap-tiap
sain: kian; makin; semakin; semangkin; bertambah
saing x: 1 (1) alias; epitel; julukan; nama panggilan (sebutan); lakap; (2)
pengguaan nama ayah atau ibu berdasarkan nama anaknya;
teknomini; 2 ~ ~: ular (daun) kecil berwarna hijau
sair =: cerita bersajak dan dapat dilagukan
sait x:1 cantel; cantal; cangkel; cengkel; gantel; gantol; ringgit; sangkut; 2
(1) ta ~: kecantol; kesansang; tersangkut; (2) ~ an: cantol;
kapstok; wadah mencantol; 3 meninggal di jalan Allah; sahid; 4
battis ta ~ battis ditattak: kerja harus terus dilanjutkan, walau
apapun rintangannya
saitan =: 1 (1) makhluk halus yang dapat menggoda manusia menjadi jauh
dari tuhan dan berbuat menjadi berbuat buruk/dosa; (2) buru-buru
~: mantra/doa yang dapat menjauhkan setan dan hantu dari
251
pembacanya; 2 cacca ~: kata lain untuk menunjukkan pusat (useruser)
saji x: ~ bassi: sendok penggoreng terbuat dari besi; sutil (lih. sasaji)
saka x: anak sungai kecil; cabang kali
sakaddup: (1) syakduf; tempat duduk dibuat di punggung unta; (2) dahulu
sering ditemukan orang Berau yang lagi naik haji
sakali =: 1 ~ batarru: serempak hanya sekali; 2 ~ bapiraap: sedarum;
serentak; 3 ~ turun: (1) turun serentak: (2) seberbana; pakaian
selengkapnya; seperangkat pakaian
sakarang x: 1 jemang; jenak; sebentar; sejemang; sejenak; sejurus;
sekelumit; sesaat; 2 entar; tunggu dulu sebentar
sakat x: memasang atau mengikat atap (lih. atap) pada rumah, biasanya
menggunakan bamban atau rotan
sakaut: anggota (pasukan) keamanan tempo dulu
sakiranya: andai; jika
sakit =: 1 (1) ba ~: sulit; (2) ba ~ ~ pagila: sulit, sudahlah tak usah
digubris; 2 (1) ~ karra: bundung; sakit bengkak di leher; susilat;
(2) konon penyakit ini bisa turun ke buah zakar, dan kalau itu
terjadi akan membuat seseorang menjadi steril (mandul)
sakka: serkah; terbelah ujungnya (pada dahan kayu yang satu dari dahan
lainnya)
sakkar =: jenis gula pasir berwarna kemerahan
sakkul: 1 ikan teri sungai (kuliner khas Berau), biasanya akan banyak
pada saat banjir (banyak terdapat di tepian Sambaliung),
menangkapnya menggunakan (tangguk) “panyakkulan”; 2 pa ~
an: tangguk bertangkai dan bertulang agar tetap mengembang saat
digunakan, karena ikan sakkul ini berenang menyongsong arus
sakkun: jarum kecil pada arloji, yang tiap detiknya bergerak
sakkup =: 1 memukul dengan tinju dari arah bawah ke atas mengenai
dagu atau lainnya; swing; 2 mengelupas kulit yang tebal dengan
linggis dll.
sakrai (sahrai*): (1) pabrik penggergajian kayu peninggalan jepang; (2)
area di daerah rinding
sakrun: kue kering (jenis panganan kelas atas tempo dulu)
sakrup =: ban ~: landasan besi untuk penjepit di bengkel
sakuci: 1 ~ kappal: perahu perantara; sampan; 2 ~ massin: pintalan
benang dalam mesin jahit di bawah jarum (lih. takki)
sakulaan (sakulahan*) =: sekolah
sakuncang: baju ~: model pakaian kehormatan (kebesaran) peria (lih.
balanga)
252
sakungkul =: berkomplot (lih. maupakkat)
sakunyar: kapal mewah kecil tempo dulu milik sultan
sakutu =: tentara beberapa negara yang dulu pernah membombardir Berau
pada akhir perang dunia kedua, yang menyebabkan Tanjung Redeb
dibumihanguskan, Masjid Jami Sambaliung terbakar dan Keraton
Gunung Tabur bersama beberapa rumah para bangsawan ikut
terbakar
sala =: 1 kepalang; 2 ma ~ kan: (1) egos; elak; gelicik; hindar; mengelak;
menyingkir; (2) sebutan untuk yang telah meninggal dan masih
muda; 3 ta ~: sakit karena keseleo 4 tabbu ~: tumbuhan yang
mirip tebu bergerombol banyak di tepi sungai, tak dapat dimakan
karena tak berair; 5 ~ ~ kilallan: aram; mulai gelap petang hari
(lih. kilallan) remang-remang; temaram
salabar x: mengambil bagian atas (pada air)
salabbar: kuma ~ an: banyak yang bertebaran
salabbus: ~ labbus: asal ngomong; berkata sembarangan
salabbut: ~ labbut: (1) berkata asal bunyi; (2) banyak suara kentutnya
(sering)
salabu: tarabbang gagak ~ tukil prb: terkena tuduh, karena kebetulan
berada di tempat kejadian peristiwa
salada =: paparut ~: parutan untuk singkong, buah dll. yang hasil
parutannya kasar-kasar
salagut: kuma ~ an: banyak yang bergantungan
salai =: garang; mengeringkan di atas api
salajur: sekalian mumpung
salai (^): 1 panggang; sesuatu yang dimasak dan kering di atas panas api;
diasapi; sale; (1) jukut ba ~: ikan panggang kering; (2) pisang ba
~: rimpi pisang: 2 ~ udang: kayu kering kecil berwarna hitam (lih.
kampar) kalau dibakar berbau harum
salak (^): gonggong
salaku =: ~ laku: berbuat tak tentu arah; berbuat di luar pemikiran yang
baik
salalang: sa ~ : pergi kian kemari tak tentu arah
salalu: 1 sekalian; 2 ~ an: selamanya (lih. salajur); 3 ~ kan: membawakan
sekalian
salambau: (1) alat penangkap ikan seluang menggunakan sarung pelikat,
ujung bawahnya diikat (disatukan), sedangkan bagian atasnya di
buka dan diberi berpenyangga kayu bersilang, (2) kemudian diberi
tali dan di atasnya diletakkan “bungal” untuk tempat menyimpan
umpan berupa dedak padi; (3) direndam ke dalam air di sungai
253
dengan diberi batu pemberat, sehingga ikan seluang banyak datang
makan umpan dan masuk dalam sarung perangkap tersebut; (4)
kemudian diangkat, setelah cukup banyak saluang yang masuk
salamun: mandi ~: mandi-mandi buang naas menggunakan janur
bertuliskan ayat ke 53 surat Yaasin dari Al-Qur’an (lih. surat)
dimasukkan ke dalam gayung (lih. cabbuk) untuk dipakai mandi
pada Rabu terakhir di bulan Syafar. Biasanya setelah acara mandimandi ini, dilanjutkan dengan acara “babuang naas” yaitu pergi
keluar rumah (tempat-tempat tertentu–semacam piknik) untuk
membaca doa dan makan-makan
salangka: 1 alat bernafas pada ikan; insang; 2 tulang dagu
salangui: kuma ~ an: banyak (berbadan besar) yang berenang kian kemari
salara: anak ikan sembilang; sembilang berukuran kecil
salasa: (1) hari ketiga; selasa; (2) hari yang dianggap kurang baik untuk
memulai sesuatu kegiatan
salap: 1 ikan air tawar, badannya putih keperakan, bagian punggung
kehitaman, sirip perut dan ekor berwarna merah; tembra; ikan
tengadak; jelawat; Leptobarbus hoeveni; tembra; 2 kream obat luar
untuk mengolesi borok; kudis; luka dll.
salappa (^): kepuh; kotak (tembaga kayu dll.) tempat pinang sirih;
lampam
salapput: ~ lapput: asal omong saja tanpa dipikir dulu
salara =: daun yang telah tua dan kering, silarah (lih. karukkus)
salatan =: 1 daksina; 2 ~ bini: dongeng (lih. susuran) tentang negeri yang
penghuninya terdiri dari perempuan semua
salau: (1) asap yang menjadi jelaga; bidu; jelaga; sulang; (2) ~ para: (a)
jelaga yang menempel pada para-para dapur (tempat menyalakan
api kayu bakr); (b) konon bisa digunakan untuk obat campak susu
salawas (^): selagi; selama
salawat =: (1) permohonan doa kepada Allah Swt. untuk Nabi Muhammad
saw. beserta keluarga dan kerabatnya; (2) bacaan yang menjadi
“mantara,” setiap melakukan pengobatan, penyembuhan penyakit
atau rasa sakit, makan obat atau menempelkan obat (lih. tapal)
pada yang sakit
sali + x: aling-aling; membayang-bayangi, menghalang-halangi, termasuk
menghalang-halangi pandangan, sehingga yang ingin dilihat tidak
tampak jelas
salia: menyingkir ke pinggir
salial: (1) kajang dari daun palam hutan (lih. nius); (2) ~ bungkuk: paying
daun palan hutan
254
saligun: abah-abah; embel-embel; peralatan pelengkap pada suatu alat;
perkakas; tali temali
salikur: hari bulan ke 21
salimma: (1) influenza; pilek; sakit kesejukan; selesma; sema-sema; (2)
(a) penyakit ini sangat ditakuti oleh suku basap (salah satu suku
asli di Berau yang hidup sangat sederhana); (b) bisa menyebabkan
satu keluarga menderita parah atau bahkan meninggal dunia
salimput: (1) kain sarung yang digunakan membungkus tubuh hingga ke
leher; sal; (2) ba ~: membungkus seluruh badan dari ujung kaki
hingga leher, akibat rasa dingin
salin =: timpak ~: mirip sekali; persis (lih. timpak)
salindir: alat dalam mesin; silinder
salindung #: (1) ba ~: bersembunyi di balik sesuatu; (2) ka ~ an:
terlindung
salingar =: engkol; menghidupkan mesin dengan jalan memutar kuat-kuat
saliput: area disebelah kiri muara sungai birang beserta bukitnya (Gunung
Saliput) pernah menjadi benteng (lih. kubu) pertahanan Kerajaan
Gunung Tabur dari serangan penyerang, beberapa waktu lalu di
lereng bukit ini menghadap ke sungai terdapat 2 buah tiang ulin
tempat sandaran meriam, sekarang bukit ini telah berubah bentuk
dan tonggak ulin tersebut pun telah pula hilang (tercerabut dari
tempatnya berpijak selama ini sebagai saksi bisu sejarah tingkah
polah manusia Berau)
salisir: pelisir; pita dsb. yang dijahitkan pada tepi pakaian; setrip
salissi =: tidak dapat berjumpa
salla +: pa ~: elak; mengelak-elak
sallai =: 1 selai; sele; 2 busak ~: Hibiscus sabdariffa; rosella
sallam =: ba ~ cada bausar prb: berkata tanpa dasar
sallan: ganjal (benda penahan agar tidak jatuh atau tergeser dan tidak
mereng); tangsel
sallat =: 1 celah; 2 terjepit antara dua benda; 3 pohon buah yang berbuah
di luar musim buah dan jumlahnya sedikit sekali; 4 ma ~: (1)
menyelip; (2) mengambil sebagian yang sudah matang (tentang
buah) di antara yang masih hijau; 5 sa ~: sesiung (bawang, durian,
langsat dll.); 5 ma ~ kan: menyempatkan waktu, di antara waktu
yang sedikit
salling x: derek; kapi; katrol; kerek; lorah; takal
sallip: terlupa; silap;
sallu: (1) gerah dan rasa tidak enak; larau; terganggu karena banyang yang
usil dan berisik; (2) ma ~ i: gerocok
255
salluk x: 1 celok; celuk; memasukkan tangan ke dalam sesuatu; rogoh; 2
pa ~ kan: jala (jaring) bertangkai penangkap ikan (lih. sakkul)
sallum: ~ ~ an: agak gila; junum; kurang waras, kadang-kadang kumat;
senewan
sallup: 1 gelandar penahan dinding rumah bagian bawah dan atas; 2 (1)
menyelam ke dalam air; selulup; (2) ~ ~: ambul; timbul tenggelam
(3) pi ~: tenggelam tiba-tiba (lih. pisallup)
sallur #: 1 menyelam sambil berenang dalam air; 2 ~ an: kanal
sallut: (1) ma ~ kan: (a) memasukkan ke lubang; membuang atau
memindahkan sesuatu yang kesil melalui celah; (b) menyempatkan
selagi ada wakyu sedikit; (2) ta ~: terikut lolos
salu +: (1) ikut-ikutan dengan kesibukan orang banyak, sebagai
kamuflase; (2) masuk menyusup dalam kerumunan; (3) turut
campur dalam percakapan
saluang =: 1 (1) baham; ikan kecil air tawar; blume kurz; Lavana
sarmentosa; (2) ~ bapirik: lauk khas rakyat jelata, ikan “saluang”
dibakar hingga matang, diulak ke dalam sambal terasi, dengan
perbandingan ikan lebih banyak dari pada sambalnya (lih. pirik); 2
padi ~: padi yang beras isinya panjang dan kecil; 3 baik ~ pacca
cada mamattuk prb: apes sekali; sial betul
saluar (^): 1 (1) celana; lancing; sarwal; serawal; (2) celana dalam;
kancut; 2 (1) (a) ~ basimpul: celana komprang besar, yang
digunakan dengan membelitkan bagian atasnya (lih. candur); (b) ~
bapisak ampat: celana komprang besar dengan cawat yang empat
buah, sehingga terlihat lebih besar dan mudah untuk dipakai
bergerak maupun duduk lesehan; (2) ~ pukkung: celana setengah
kaki (biasanya pakaian dalam); (3) ~ pandak: celana dalam
salubung =: bungkus dari atas; jerubung; penutup muatan pada perahu
(lih. sibugai)
saludup =: mengantar/mengantar diam-diam, sembunyi-sembunyi
saluka #: bahasa sindiran; insinuatif; jelentik; kias; menegur secara tidak
langsung; menyindir secara halus; satir; satire; (2) ba ~: insinuasi;
tuduhan terselubung
saluki: jalentik; takaran minuman obat cair (sirup) kira –kira 50 cc,
salukup: (1) kelopak; lapisan penutup atau penyanggah, seperti kulit
jagung, kulit mayang; (2) ~ mata: pelupuk; pupil (pada mata)
salumbung: (1) pipa sambungan agar menjadi panjang (untuk grip, pensil
dll.) terbuat dari bambu kecil atau lainnya; (2) bungkus bulat
panjang
256
salundang: 1 bungkus mayang (pinang; kelapa dll.); saludang; seludung; 2
~ bapassan di mayang prb: orang yang pantas menerima nasihat,
tapi justru menasihati, sehingga menjadi tidak pas
salungui: kuma ~ an: banyak yang tiba-tiba berdatangan
salut x: 1 tadah; tampung; tanai; 2 bilga tempat penambung cairan, agar
lantai yang kena tetesan tidak basah
sama =: 1 ~ bumbung: sama besar antara ujung dan pangkal pada benda
bulat panjang; 2 ~ papar: antara isi dan tempat sama tingginya; 3
~ tuttuk: berhadap-hadapan dengan pas; 4 ~ linnanya: (1) samasama habis; (2) sama saja kelakuannya
samak: 1 bedak; pupur kering (lih. pupur) buatan pabrik; 2 mengkirai;
pohon kulitnya dibuat atau dijadikan bahan warna untuk mencelup
jala (pukat dll.) dari benang; ubar; Ulmaceae
samali: salah satu mata angin; utara
samamma: pulau di perairan laut Berau (lih. tallur)
saman x: 1 agar; supaya; 2 biar
samananya: sekalinya, padahal tidak biasa begitu; tumben
samantar: mumpung selagi
samarlayun: nama raja bajak laut (lih. mundu) dalam ceritanya
samata #: 1 lulu; melulu; 2 (1) (a) satu mata; (b) satuan berat emas senilai
setengah gram; (2) mata bersama; penglihatan sama
samba + =: serangga (belalang); walang kadung
sambai: “ucapan-ucapan serampangan dan spontan,” ketika seseorang
terkejut
sambal: bumbu; sejumlah rempah-rempah yang dicampur dan diulek
sebagai bahan penyedap masakan
samballi =: 1 gorok; potong sembelih; 2 bumbui; memberi berbumbu
sambang #: cegat; hadang; pegat
sambakungan: kampung yang terletak di samping hulu sungai ulak (lih.
lati), yang didiami antara penduduk asli Berau dan penduduk asli
Berau yang berasal dari Kalimantan selatan
sambal x: bumbu; bahan penyedap masakan yang terdiri dari berbagai
rempah-rempah
sambaliung: 1 (1) nama salah satu kerajaan di Berau tempo dulu; (2)
nama Kematan di Kabupaten Berau; (3) nama kelurahan di
Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau
samballi =: 1 memberi bumbu; membumbui; 2 gorok; zabah
samballit: (1) melilit; (2) ~ damar: taliwangsa (nama ular); ular pohon
(sering ditemukan di pohon parangat)
sambang x: cegat; menghadang
257
sambarani =: kuda ~: beraksa; kuda terbang (lih. susuran)
sambaratta: (1) anak Sungai Segah di hulu Kecamatan Gunung Tabur; (2)
di sini (diudiknya) banyak terdapat goa sarang burung walet; (3)
sementara di sini jadi areal galian tambang batu bara
sambat x:1 pagi; 2 ~ karamian: (1) pagi sore; (2) setiap waktu; 3 ~ i:
gibang; halangi; menunggu di muka; 4 ka ~ an: (1) terlalu pagi;
kepagian; (2) sempat teratasi, sempat ditangai, sempat
disembuhkan; sempat dihambat
sambayyang: ibadah; salat
sambil =: (1) ma ~: melakukan pekerjaan lain di samping pekerjaan
pokok; samba; (2) ~ kan diaku: kerjakan juga untukku
sambilu =: kulit bambu yang dibuat tajam sebagai pisau; selumbar buluh,
dulu dipakai untuk memotong tali pusat
sambu =: puas (terpuaskan)
sambuang x: 1 buang suara; koar; 2 batulah cada ba ~ prb: pergi tiada
pesan; pergi tanpa basa-basi dengan orang sekitar
sambulayang: tombak lempar (melempar dengan tombak ataupun tongkat
panjang)
sambuluran: 1 pandan hutan biasa dibuat topi Berau (lih. tudung) dan
hasilnya bagus; 2 bakkut ~: ikan sungai, yang biasa dimakan
sebagian orang Berau
sambung =: 1 (1) Blumea balsamefera; jenis tumbuhan mirip tembakau;
Vernonia cirerca; (2) (a) konon dapat untuk obat batuk, mencret,
melancarkan kencing dan pembangkit selera; (b) untuk mengatasi
hipertensi, dengan mengeringkan daunnya dan dibuat minuman
seperti minum teh; dan berbagai obat lainnya; 2 jawab; 3 ba ~ an:
bantah-berbantah; bercekcok; berselih; caran; pangkai; setori;
sisalak; tingkah; 4 pa ~ an: sendi
sambur =: 1 mengobati penyakit dengan cara menyemburkan bahan obat
herbal yang dimamah terlebih dahulu; 2 menghukum anak-anak
agar menjadi patuh dan matanya menjadi terang, yaitu dengan
kunyahan jahe disemburkan ke mata si anak; 3 ~ ~: nama ular
yang dapat menyemburkan bisa racun
samburakat: kampung di hilir maluang, Kecamatan Gunung Tabur
sambut =: 1 ba ~ an: saling menyambut; estafet (lih. pamulu); 2 ma ~ i;
memberi diam-diam; 3 pa ~ an: cincin, gelang (emas) sebagai
seserahan saat pernikahan, diserahkan penganten pria kepada
penganten wanita saat pernikahan
samir #: lembar jahitan daun nipah (untuk dinding atau tutup), cikal bakal
kajang (lih. kajang)
258
samira: nama pulau bukit di muara dalam Sungai Berau (di gugusan
Gunung Padai), gunung legenda, konon gunung ini jin melembar
(lih. limbar) dan talinya putus tanahnya jatuh di seputar semera
tersebut dan menjadi bukit
samming: hama cendawan (umumnya pada tanaman padi ataupun
palawija)
sammut =: (1) Formicadae; serangga kecil berjalan merayap; (2) ~ api:
kelik-kelik; semut merah
sampai #: 1 menyampai; sangkut pada; 2 ~ ~: (1) gantung-gantung
tersangkut; (2) serangga berbisa (beracun)
sampaian: (1) arkitraf; balok koi sontal utama yang langsung disangga
tiang; gelagar bagian atas rumah; (2) biasanya kalau orang tidur di
bawah bendolan ini akan mimpi menakutkan (lih. daddap)
sampak x: cukup ukuran sehingga sampai dengan baik dari ujung ke
ujung; ragung; sampai ujungnya; suntuk
sampalit: kena getahnya (peribahasa); terikut kena masalah (padahal tidak
ikut berbuat)
sampan =: perahu kecil yang dipergunakan untuk pendaratan dari perahu
besar (lih. sappit) atau kapal ke daratan (lebih tohor)
sampar (^): epidemi; hawar; musim ada penyakit menular; penyakit yang
menyerang dan berjangkit dengan cepat di suatu daerah; wabah
samparantu: bahan obat-obatan berasal dari pohon; saparantau; Sindara
sumatrana; tampar hantu
samping x: 1 luka kecil akibat tersembilu (oleh belahan bambu, rotan,
batang rumput dll.); 2 sakit pada ibu-ibu, akibat melahirkan
sampir: alas tambahan di samping/di sisi alas yang telah ada; lampir
samprut =: nama kue kering terbuat dari tepung gandum, tepung meisina,
gula halus, susu bubuk, mentega, telur, vanili, backing powder dll.
samprung: 1 cerobong; 2 kaca pembungkus nyala lampu
sampua: abacus; alat hitung dari bulir-bulir kayu; dekak-dekak Cina;
sepoa; sipoa; swipoa
sampuk*: 1 ujungnya sampai (bersentuhan, menyentuh); 2 (1) Curcuma
anthorrhiza; Curcumalonga; lawak-lawak; temu lawak (lih. issi);
tanaman obat, konon direbus, airnya diminum untuk mengatasi
asam urat, kolesterol dan darah tinggi; (2) caranya temu lawak
direbus dan airnya diminum, dapat pula diulek dan diperas,
kemudian airnya diminum; (3) dapat untuk pewarna (kuning)
alami
sampurunna =: 1 kamal; 2 berhasil dengan baik; selesai dengan baik dan
lengkap
259
sampurut: usap dari atas sampai ke bawah; usap
samsing: pendekar Cina
samu: 1 pupur (lulur) hitam kasar dari gorengan beras dan rempah-rempah
(lih. lullut), dibalurkan saat mandi (untuk pemutih dan pembersih
kulit); 2 sungai ~: anak sungai (kali) dalam sungai birang; lokasi
areal kebun buah musiman (lih. kampung)
samukal: penyelundupan; dulu pergi ke Tawau Malaysia, secara diamdiam dan tidak resmi membawa barang dagangan bolak balik dari
Berau ke Tawau dan sebaliknya, karena bahan mentah murah di
Berau dan bahan jadi murah di Tawau
samun #: penuh semak
sana =: di ~: pada saat yang bersamaan
sanangin: Eleutheromar tetradacylum; ikan laut; menangin
sani: di ~: di sana; kata penunjuk jauh
sandal =: sangga; sesuatu yang dipergunakan untuk menopang/menahan
dari bawah
sandar =: (1) bersangga; sender; tumpu; 2 ~ ~ tabbu prb: berdiri atau
duduk-duduk sambil agak tersandar; orang yang tak banyak
dibebani pikiran (lih. sadai)
sandat =: (1) bumpet; buntel; kopet; sempit; sesak; sibu; tidak longgar;
tidak muat; (2) ~ idung: sulit bernafas karena sesak hidung
sandawar =: pinang raja; Psichosperma silvertris; sinawar
sandiwara =: seni drama (lih. erka)
sandung x: (1) memimpin dan melindungi; (2) ma ~: biasanya istilah ini
ada pada saat lomba perahu naga, yaitu orang yang duduk paling
depan di haluan perahu tersebut, dengan kekuatan supra naturalnya
melindungi semua orang yang ada dalam perahu tersebut dari
serangan gaip
sanga =: hitungan setelah delapan; samben; sembilan
sangai x: jenis tumbuhan rotan terbaik (lih. pinjalin)
sangalaku: salah satu pulau penghasil telur penyu terbesar di lepas pantai
Berau
sangat x: 1 deras (air pasang, surut atau arus banjir); 2 gunung ~: tepian
bukit di hilir Gunung Tabur, tumpuan arus dari Sungai Kelay dan
segah; 3 alat pembelah dan pengatur besarnya bilah pandan dll.
untuk dianyam.
sangau x: lalat kecil (biasa berkerumun di kayu tonggak habis terendam)
(lih. usar)
sanggam x: 1 bisai; boto; cakep; cantik; cendayam; elok; geulis; indah;
jelita; jombang; kece; kecek; krana; laksmi; latif; sahdal; tampan; 2
260
motto kota Tanjung Redeb, “sehat, anggun, gairah, dan
manusiawi; 3 nama pasar induk Kabupaten Berau di Tanjung
Redeb (sanggam adji dilayas)
sanggar x: (1) gorengan (kacang, pisang, sengkong dll.) berbungkus
tepung; (2) ~ kacang: gandasturi; kue yang terbuat dari kacang
hijau rebus dan gula merah, dibentuk bulat pipih dilapisi dengan
cairan terigu kemudian digoreng; (3) ~ ubi: pilus; umbi singkong
rebus dilumatkan dan dicampur gula kemudian dibulatkan dan
digoreng
sanggu: sebut
sanggul x: intai; intip kemudian menyerang; jingo; jungu; silik
sanggaung: mengangkat barang berat dengan kedua tangan, seperti karung
beras dll.
sangkap: 1 tombak yang mata besinya berkait untuk menangkap ikan,
hewan kecil dll.; 2 bilah bambu sepanjang galah yang ujung
bawahnya dibelah dan ada alat mekaniknya (lih. pisawat) untuk
dipakai menangkap anak buaya di tepi sungai atau lainnya; geragai
sangkil: sulit penyelesaian (pengurusan)nya
sangku: 1 mengangkat parang akan membacok (jarak dekat); 2 slang dari
“parasangku”: barangkali; mungkin
sangkul x: menyembunyikan sesuatu; tidak terus terang
sangkur x: (1) gelandar penahan perahu diletakkan melintang kemudian
dipaku di atas perahu agar perahu tak lekang walaupun muatannya
penuh (lih. tajuk); 2 tumbuk ~: posisi rumah/lahan lurus
berhadap-hadapan, baik berseberangan jalan ataupun sungai di
antara lahan keluarga/saudara, dan ini salah satu pantangan (lih.
gali)
sangnga +: pa ~: mengap-mengap mendesah-desah, karena kepedasan;
mengeluar-ngeluarkan angin dari mulut karena kepedasan
sangngak x: berbau menyengat dan menyesakkan; haring
sangngar #: berbau menyengat seperti bau basi
sangngat =: 1antup; gigit (binatang berbisa); tandik; 2 pi ~: (1) lebah; (2)
madu
sangkalan: landasan untuk mencincang, memotong, mengiris dll.; telenan
sangkap: tombak bermata banyak (bercabang) untuk menangkap ikan,
buruan dll.
sangkur x: tiang penyangga dinding perahu (lih. kapi)
sani: (1) kata penunjuk tempat yang jauh dari pembicara; sana; (2) di ~: di
sana; di situ
sannai: berdiam diri
261
sannam x: menahan dengan sekuat tenaga
sannang x: kaya; orang berada
sannyap =: (1) sunyi tiba-tiba hening; (2) sunyi sekali karena ditinggal
penghuninya bersembunyi/mengungsi
sanru: (*sbw) dukun; tabib (lih. uat)
sansang: majung; serat dan sebagainya untuk menyumbat celah-celah
papan, perahu dll.; pakal; sesuatu yang dipergunakan untuk
menutup celah-celah sambungan papan pada badan perahu (lih.
kapi)
sansara #: derita; jentaka; samsara; perasaan agak tersiksa
santak x: dimasukkan sampai ke pangkal ditepuk dengan telapak tangan
agar tertancap; seluruhnya
sapa =: tegur dan beri sedikit nasihat (lih. labu)
sapala: ~ pala: mumpung selagi dan berbuatlah; mumpung sudah terlanjur
berbuatlah lagi dengan baik
sapan: ikan hulu sungai (lih. nyaru)
sapanjadi: dadak; instan; otomatis; swalayan
saparadian: (1) bersaudara, saudara kandung; (2) baangkat ~: Bersaudara
angkat
saparian: biasanya
saparitus: (1) alkohol; ethanol; spiritus; (2) zat cair yang mudah terbakar,
mudah panas dan mudah menguap, digunakan untuk membantu
memanaskan dan menyalakan lampu petromaks (lih. satarungking)
sapatu =: kayu (ulin) yang ditusukkan melintang pada tiang atau “tugul”
yang terbenam dalam tanah (lih. rinang), berfungsi sebagai fondasi
atau penahan tiang dan tugul tersebut agar tidak turun (terbenam
lebih dalam) (lih. mantap)
sapdu: tanda yang menyatakan huruf hijaiyah yang diberi tanda “sapdu”
didobelkan penyebutannya; tasydid
sapi =: 1 mata ~: (1) fondasi batu gunung dengan semen; (2) telur goring;
2 rumput tatayi ~: rumput rawa rendah berumpun
sapii: ikan bawal laut agak besar dan kehitaman; kelambak; selekor
sapikul: 1 seratus kati atau seberat 64 kg ---; 2 ubi ~: singkong yang lama
baru dapat dipanen dan umbinya ratusan kg per pohon
sapilut: aula tak berdinding; pendopo
sapinang: 1 pulau kecil di depan (lih. srundung) Kampung Gurimbang; 2
nama sebuah kapal kecil di Berau dahulu, jalannya lambat sekali
karena menggunakan mesin bakar, mesinnya dipanaskan dulu
dengan kompor semprot (pompa), setelah baru dihidupkan
262
sapiyi: cancaru; jenis ikan bawal berwarna kehitaman berbintik dan
bertulang keras
sappa = : ma ~: kepah; memamah dan mengisap air sarinya
sappan =: pakaian rok mini; pakaian sempit, pas-pasan, tidak longgar
sappang: 1 Caesalpinia sappan; kayu pemerah air rebusan (obat dan
pewarna); secang; sepang; setanggi; 2 nyiur ~: (1) kelapa yang
buahnya berwarna merah kecokelatan; (2) banyak digunakan untuk
bahan baku obat dan minyak tertentu
sappar: 1 (1) belahan; pecahan; (2) pinang ba ~: buah pinang yang sudah
dikupas dan dibelah-belah siap untuk dimakan (lih. pinang); 2 (1)
bulan kedua tahun hijriah; Syafar (bulan yang dianggap bulan
panas); (2) dan hari rabu dianggap hari paling panas dalam bulan
ini, sehingga hari rabu terakhir atau keempat ada ritual “babuang
naas,” (3) pada hari itu bepergian ke luar kampung atau ke suatu
tempat beramai-ramai dengan membaca doa selamat dan tolak bala
sambil makan ramai-ramai
sappat: 1 (1) batas (biasanya dibuat dari hampan kayu); (2) garis
perbatasan; 2 ~ an: batas ladang; bintalak; peminggir; sempadan;
patok perbatasan; perbatasan perwatasan; 3 jukut ~ ~: ikan rawa
kecil putih pipih yang memiliki antenna (janggut); Tricogaster
trichopterus
sappau x: padi direbus supaya mudah ditumbuk untuk dijadikan beras, ini
dilakukan bila matahari tertutup awan sepanjang hari, jadi hanya
dipanaskan sebentar di panas matahari sudah bisa ditumbuk jadi
beras, dan nasinya lebih enak serta beraroma
sappi x: (1) patah (tidak lepas) pada ranting dan sejenisnya; (2) mengambil
ujung pucuk; punggal
sappir: bui; jel; jil; lukap; penjara; terungo
sappit =: 1 perahu layar kecil (tonase 20 ton ke atas); 2 perahu motor laju;
3 ~ ~: serangga kecil kehitaman, panjang 3 cm dan diameter 3 mm,
menggigit dengan menjepit
sappu =: memberikan lapisan emas pada perhiasan yang bukan emas, agar
nampak seperti emas dan bagus; sangling; upam
sappung: (1) kopak; pukah; patah bagian atas; (2) ma ~: campung
sapput #: (1) buru-buru (pulang pergi dengan cepat-cepat); (2) cepat dan
laju; semel
sapra (^): hamparan kain putih memanjang untuk tempat meletakkan
hidangan pada acara kenduri (lih. abut); sufrah; saperah
saprai =: kain berhias sulaman untuk penutup depan kolong ranjang
saptu: hari ke tujuh; sabtu
263
sapu =: angin ~ ~: alimbubu; angin puting beliung; halimbubu; pusaran
angin; selembubu; selimbu
sapul: (1) ma ~: menolong (dalam keadaan darurat); (2) ka ~ an:
tertolong; dapat teratasi (tentang penyakit)
sapurut: 1 bina raga; 2 bermain akrobat; tambul
sarabbak: ka ~ an: kesisiran; selumber; suban; tertusuk benda kecil pada
jari-jari, telapak tangan atau kaki
saraddak: bunyi yang keluar dari kerongkongan sehabis makan; glegek;
sendawa; serdawa; betahak; saltpeter; tahak
saraddang =: pohon palem hutan; Pholidocarpus sumatrana
saragan: nama kampung dekat Kampung Tanjung Parangat, Kecamatan
Sambaliung
sarak (^): cerai; pisah suami istri
sarakal: (1) asrakal; (2) ba ~: (a) membaca asrakal sambil seluruh hadirin
berdiri, karena asrakal tersebut menceritakan kedatangan nabi pada
saat hijrah dahulu; (b) pada acara ini ada prosesi bayi yang
diselamati akan dibopong mengelilingi hadirin untuk dipotong
sedikit rambut(bayi)nya atau sekadar diusap sambil didoakan
untuk keselamatan sang bayi; (c) sebelumnya hadirin yang
mendapat tugas memotong sedikit rambut ataupun mengusap
kepala sang bayi, akan mendapat percikan minyak wangi terlebih
dahulu
sarakkap: perangkap yang menutup dari atas, terbuat dari kayu keil bulat
berbentuk segi empat peti terbalik
sarambang: jenis permainan gundu, dengan meletakkan buah permainan
dalam gambar segi tiga di lahan permainan, kemudian
melemparkan buah pembidik (lih. patukan), yang buah
pembidiknya paling dekat akan bermain duluan
saranai: kayu yang baik untuk bahan pembuat perahu, tahan sampai dua
puluhan tahun, syaratnya jangan terkena air sabun, ia akan segera
menjadi lapuk (rusak)
saranak: 1 punya anak yang sama; 2 (1) ada suara kecil dari suara besar
(ada jeda sebentar) (lih. garaganta); (2) cada ba ~: terus menerus
tak terhenti (saat berdayung); tak ada jeda
sarandu: membuat tanda-tanda ukuran, menggunakan benang (lih. lawai)
pada petak tanah yang akan didirikan rumah (bangunan) di atasnya
sarang x: 1 (1) ~ an: sangkar; susuh; tempat; wadah; (2) ~ an wadai:
cetakan kue; 2 (1) Collocalia; kolefasia colefaga; walet (burung);
(2) sarang walet yang terbuat dari liur walet (lih. talis)
264
saranggalli*: guna-guna (santet) yang membuat suami - istri berpisah;
kebaji
sarapang: sedampang; serampang; tekpi; trihujung; trisula; tumbak
bermata tiga,
saraping: alat penampi terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat lebar
seperti nampan; niru; nyiru; tampah
sarappu: menipiskan mata peralan besi (mandau, kampak dll.) supaya
tajam dan mudah diasa (lih. susur)
sararra: jahitan tepi tikar (tikar Berau terdiri dari dua lapis, lunas dan
lapis, karena itu untuk menyatukannya perlu dijahit pada tepinya)
sarasat: jujut; mengulur sambil menahan
saratta =: (1) di ~ i tuhan: mendapat kemujuran dan kebaikan (harapan
yang dikabulkan); (2) di ~ i saitan: mendapat kecelakaan dan
kerugian (omongan sekenanya yang kurang pantas jadi kenyataan)
sarattu: mencuci dengan menggunakan air dan tanah karena tersentuh
najis berat; sertu
sarau x: garau; serak; suara parau
sarbit =: lap tangan
sardincis =: ikan (makerel) yang diawetkan dalam kaleng
sariattu: dulu; waktu itu (beberapa waktu lalu)
saribu =: 1 pata ~: tanaman hias berbatang dan berdaun hijau tanpa bunga
(lih. pata); 2 sukang ~: benda yang konon dapat digunakan untuk
mengobati banyak penyakit
sariding: hiasan rumbai-rumbai pada teras rumah atau tarup (lih.
sarubung), sementara untuk acara pengantenan terbuat dari daun
kelapa yang lidinya telah dibuang
sarikat: kuburan ~: pemakaman di tepian (kali) Sungai Basumangat (lih.
kubur) di hilir Gunung Tabur
sarimbangun: (1) tumbuhan rendah berkayu, dipergunakan sebagai
pelengkap acara adat (lih. linjuang); (2) ~ puti: tumbuhan
“sarimbangun yang daunnya agak hijau muda, konon obat pemutih
kulit sebagai campuran pupur basah
sarimuka: panganan dari tepung beras santan dan gula merah (lih.
summapan)
sarimummu: kelemur; kelumur; ketombe
saringkaduk: kadok; sirih hutan; tumbuhan hutan merambat pada batang
kayu seperti sirih
sarini: hari ini; sekarang juga
sarrai =: (1) (a) Andropogon nardus; (b) konon dapat untuk mengatasi
sakit-sakit pada tulang, dengan mencampurkannya dalam pupur
265
dingin (lih. baddak); (c) dapat untuk mengobati kaki ayam yang
keselau ataupun patah; (2) ~ gaja: sejenis (ilalang) berumpun
seperti serai, tapi agak keras dan tak beraroma, bunganya
berbatang tinggi; (3) ~ wangi: Cymbo pogonnardas; serai yang
baunya harum dan dibuat minyak wangi
sarrak x: (1) warna cerah dan tajam (misal merah tua cerah, hijau tua dll.);
(2) mira ~: jerau; merah tua menyala
sarrau (^): (1) apes; naas; sial; (2) menjauhkan dari kemujuran
sarri =: tidak kalah, tidak menang
sarring =: 1 burung jenis layang-layang (biasa tidur di bentangan kabel
listrik); kelayang; sengangkar; 2 ~ an: (1) alat penyaring (lihat
tapis); (2) batu tetes diisi air untuk menjernihkan air setetes demi
setetes yang ditampung
sarrip: 1 juriat nabi yang konon sampai ada di Berau (lih. abib); dipercaya
berdarah biru dan dapat membuat kualat; 2 (1) bekas
istri(janda)nya, orang tak berani mengambil untuk istri takut
kuwalat; (2) bekas ladang atau kebunnya orang tak berani
menggarapnya selama beberapa tahun, takut terinjak atau
terlangkahi bekas keringatnya yang masih tersisa di sana
sarrit x: ba ~: memakan berhemat sedikit-sedikit, seperti menahan rasa
lapar, karena persediaan barangnya sangat terbatas (sedikit); tagan
sarrut x: gerapu; kesat agak kasar; keset; terhalang-halang jalannya
karena laluannya tidak licin, tidak mulus
sarubit: sedikit; semiang; tidak banyak
sarubung: bangunan (pendopo) tambahan sementara di bagian depan
rumah (untuk menampung tamu pada acara hajatan pernikahan
dll.); pelampang; pelampung; tarup
saruding: “rantau” (lih. rantau) di Sungai Ulak, biasa tempat orang
berladang dan berkebun
saruduk =: berjalan membungkuk dan menabrak
sarudung: (1) (a) selendang tutup kepala; tekudung; (b) sering dijadikan
umbul-umbul (lih. kappar); (2) ba ~: mengenakan kain tutup
kepala
sarugung: lepau; rumah tempat dapur; tanggah
sarumu: berangas; membakar badan hewan yang sudah disembelih agar
bulu-bulu kecilnya hilang, terutama pada unggas (ayam, bebek,
burung dll.)
sarunai =: 1 alat musik tiup tradisional, biasa digunakan pada saat parade
taaruf perahu lomba (perahu naga khas Berau), sebelum
perlombaan dimulai; selumpret; 2 kembang teluk; tumbuhan
266
semak (tepi sungai); (1) dapat dibuat untuk mengeraskan daging
ikan yang sudah lemah, karena kelamaan belum dimasak, caranya
cabang dan daun “sarunai” dijadikan alas ikan saat memasaknya
dalam panci; (2) tumbuhan ini dapat pula dijadikan obat “lever”,
yaitu dengan merebus daun “sarunai” tsb. dalam periuk tanah
bersama gula batu (bukan bombon) secukupnya dengan 5 gelas air
dan hingga menjadi 3 atau 2 gelas kemudian diminum rutin 3 kali
sehari dan malam ditambah lagi minumnya
sarunding =: lauk dari kelapa paut berbumbu yang disangrai
sarundung: nama pulau kecil dalam Sungai Berau (lih. sapinang) di dekat
Kampung Sambakungan
sarung =: 1 selongsong tempat memasukkan senjata tajam; (1) ~ mandau:
bungkus atau wadah mandau, biasanya terbuat dari kayu berhias
dan berukir serta ditempeli bulu-bulu burung (lih. carik); (2) ~
tumbak: tombak pusaka selalu diberi sarung pada mata besinya; 2
~ kuku: (1) bidal; jedal; hiasan bungkus kuku; (2) kesenian
(sastra) (lih. kuku); 3 ~ tangan: kain penutup jari belakang telapak
tangan dipakai saat bekerja di ladang
saruru =: segenap; seluruh; semua (lih. kaparais)
sarutu: cerutu; lisong; serut
saruyuk: 1 berjalan merundu, karena melalui sesuatu yang lebih tinggi dan
melintang; 2 (1) alat penangkap ikan seperti jala tapi pertangkai
bambu; (2) menangkap ikan kecil dengan tangguk jala
sasaddan: ka ~: merasa sesak (dada) kewalahan akibat terdesak
pembicaraan; terpojokkan
sasagun: panganan kering (berupa tepung beras disangrai) dari beras,
parutan kelapa dan gula; sagon; sagun
sasaji: sendok penggorengan (lih. saji)
sasamma: kaca mata; sepasang kaca tipis berbingkai untuk membantu
mempertajam penglihatan dan untuk pelindung mata; tesmak
sasanggan: alas cawan; lapik cangkir; lepek; leper; piring kecil alas
cangkir; tatak; tatakan
sasat: ma ~: berjalan menyongsong berlawanan arah dengan gerak orang
banyak, mis. menyongsong perjalanan orang banyak yang
mengarah ke hulu sedangkan yang berjalan tsb. menuju ke hilir;
menyongsong angin dan hujan badai dll.
sasawi: (1) bahan sayur; Brassica rugosa; casim; sawi; (1) ~ payit (sawi
pahit*): konon dapat untuk mengurangi rasa sakit kepala dengan
melumat(menggosok)kannya pada bagian yang sakit
sassak x: 1 sempit; 2 ka ~ kan: kewalahan
267
sassap: 1 menimpas untuk membuang (memotong) duri pada batang
pohon; 2 belukar bekas ladang yang sudah tidak digarap lagi satu
daur kemudian digarap lagi; delas
sassar: 1 sapu kecil (duduk) dari tangkai buah padi bekas “mengamping”
(lih. amping); 2 ~ ~ i: acum; datangi; memajui ke depan;
membidas; menghadang; serang
sassat =: padi ~ di jalan: jenis tanaman padi yang tumbuhnya lebat;
mayas
sata: salah satu kawasan di Sungai Lati; area sekitar kilometer 18 jalan
Provinsi Berau Bulungan
satarru: kebetulan bertepatan; selagi
satarungking: (1) lampu petromaks (lih. saparitus); (2) standar hitung
terangnya cahaya lampu ini dengan standar lilin (3) ukuran 100
lilin yang terkecil dan 300 lilin yang paling terang
sataun =: ubi ~: singkong yang lama (tahunan) baru dapat dipanen (lih.
ubi)
satayu: ~ tayu: sebatang kara tanpa ada yang
memelihara/merawat/menghiraukan
satrap: hukuman di sekolah (berdiri di depan kelas dll.)
satrat =: (*bld) jalan raya
satring: sangat keras dan tegas dalam mengawasi sekitarnya
satrup =: 1 air gula ditambah vanili dan pewarna makanan (lih. kasumba);
sirop; 2 dulu air sirop ini dimasukkan dalam kantong plastic kecil,
disimpan dala toples berisi air dan dijual (lih. agogo)
sattil #: dendi dalam berpakaian (lih. jajjak)
satting: antelas; kain sutra lembut yang mengkilat; satin
sattur =: menyerahkan uang sebagai pembayaran
satu: 1 utama; kepala sekolah (lih. guru); 2 nama kue kering (lihrngai)
satuyuk: keropok; seonggok
saudang: delta dalam Sungai Berau dekat kampung Batu-Batu, yang
menjadi habitat tumbuhan nipah, yang subur dan daunnya panjangpanjang, sehingga sangat baik untuk dibuat atap atau samir
(kajang). Delta ini banyak menjadi sumber penghidupan bagi
masyarakat sekitar dengan memanfaatkan daun nipah tersebut
saujana =: (1) luas dan jauh; (2) ~ mata mamandang: sejauh dan seluas
kemampuan memandang
sauk #: mengangkat air dari tempat air (sumur; sungai; dll.) ke tempayan
di rumah atau tempat lain.
saung: 1 agah; kabruk; laga; lala; sabung; 2 ~ ~: (1) jenis rumput seperti
serai akarnya kuat; (2) dulu rumput ini direndam di tempurung
268
atau bejana, airnya disiramkan ke rambut agar akar rambut
menjadi kuat tidak mudah rontok dan rambut menjadi tebal; 3
naga ba ~ prb: bau badan yang menyengat (lih. naga)
saur (sahur*) =: makan malam dari pukul 00.00 hingga menjelang subuh
dengan niat akan puasa esok harinya
saut =: 1 ikut tender dalam lelang; 2 ma ~ i: menjawab panggilan
saurang +: masing-masing orang; tiap-tiap orang
sawa x: taddung ~: ular piton; ular sanca; ular sawah
sawakung: 1 nama salah satu dari tujuh banua pendiri Kerajaan Berau
yang dipimpin oleh Kahar janggi (lih. banua) berlokasi dekat
mantan Kampung Ulingan di Kecamatan Pulau Derawan, Berau; 2
panggal ~: (1) kerot; patah tak rata ujungnya; (2) atas atau bagian
bawah lahan/rumah yang tidak simetris antar keluarga/saudara dan
ini merupakan salah satu pantangan (lih. gali)
sawan (^): 1 idap; kekejangan; stip; 2 ketakutan sekali
sawar: 1 ~ mata: bulu mata; idep; kelijak; 2 (1) ~ nangka: kulit bagian
dalam dari nangka; (2) ~ tiwaddak: kulit dalam cempedak
sawasa: (1) logam campuran emas dan tembaga; suasa; (2) dulu bila dawai
alat musik petik menggunakan tali suasa ini, apalagi disertai
mantra akan membuat pendengarnya terhanyut tak sadarkan diri,
sehingga dulu pernah dilarang
sawat: masih ada waktu sedikit; sempat (lih. mawat)
sawu =: Achras zapota; ciku; kecik
sawuk (^): 1 mengangkat air dari sungai ke rumah; 2 ambau ~: alat
pemancing udang kecil (lih. buntalli) dibuat dari ikatan daun paku
(lih. kapurattik) diberi umpan dedak, kemudian ditangguk (lihat
laggu)
sawut (^): makanan dari singkong yang diparut kasar, dikukus dan
dimakan dengan kelapa parut dll.
sawwal: bulan pertama (menurut hitungan Berau); bulan Hari Raya Iedul
Fitri; bulan ke sepuluh hijriah; syawal
sayakulus”: juz ke-2 dari kitab suci Al-Qur’an
sayat #: menggergaji kayu untuk membuat papan, balok dll. secara manual
sayyit: gelar atau sebutan untuk orang laki-laki keturunan Arab
sayyuman: (1) baru terasa sehat; baru terasa bebas dari kekalutan: (2)
cada ~: perasaan tidak enak badan (tidak karuan, perasaan
meriang, dingin panas)
sayyung: (1) simpang siur dalam perjalanan; saling silang; (2) ba ~:
geratak; sibuk mencari kesana kemari; (3) ba ~ an: silang sengketa
269
sayur =: 1 anu di ~: bahan sayur mayor; 2 lammau patin pindang ~ prb:
ucapan tempelak yang berarti, “rasain deh itu” (lih. patin)
si: 1 kata sandang untuk menyebutkan nama orang atau nama tokoh; kata
penyerta yang dipakai; (1) ~ ayus: legenda orang besar dan kuat
(fisik) di Berau (lih. ayus); (2) ~ arau-arau: pengganggu (lih.
arau); (3) ~ bincanna: seseorang yang selalu menimbulkan
masalah; (4) ~ bungkuk baru tabujur: tingkah polah orang yang
baru merasa senag; (5) ~ gandaria bangun baranak: sebutan
terhadap orang makannya kuat sekali; (6) ~ pacca baru tabulik:
tingkah polah orang yang baru merasa senang: (7) ~ palui: (a) si
pandir; (b) tokoh yang berperan bodok-bodok dalam dongeng
anak-anak; (8) ~ pakapuran: (a) sebuah cerita rakyat; (b) sindiran
terhadap orang yang berbuat seadanya dan semberono; (9) puan ~
panaik: seorang guru mengaji yang sangat baik hati dan sangat
jujur (lih. sukkar); (10) ~ rabbung: (a) sebuah cerita rakyat; (11)
sindiran tentang orang yang diharap kebaikannya justru berbuat
jelek; (12) ~ rangkut bangun dammam: sindiran terhadap orang
yang kuat sekali makannya; (13) ~ ullang pundung: (a) makhluk
jadi-jadian yang konon mengganggu makanan anak, dengan
jarinya yang terpotong, sehingga penuh darah; (b) memberikan
motivasi pada anak-anak dan siapa pun agar makan dalam sinar
yang cukup; 2 ~ unduk-unduk: biota laut seperti bentuk kuda
kepang; kuda laut (lambang pertamina tempo dulu)
sia x: 1 mengais ke pinggir; seruak; sibak; 2 menyisir rambut dengan jari
tangan berulang-ulang (lih. sugar)
siagan: cantas; cegak; cekatan; berani dan tangkas; gapah; perkasa; sigap;
tangkas dan kuat dalam bekerja (lih. silakkup)
siam =: 1 sembilan; 2 barras ~: beras berbulir-bulir merah berasal dari
Muangthai atau Thailand
sian x: iba; belas
sibak + x: ~ an: gerak-gerak dada setelah menangis berat, sambil bernafas
tersengal-sengal
siduwung: 1 (1) nama sungai di kecamatan segah; (2) areal kebun rotan
milik kerajaan bersama rakyatnya; 2 (a) drowe; lahan perkebunan
rotan (lih. pinjalin) tempo dulu, milik pemerintah Kerajaan
Gunung Tabur; (b) ~ tabuka prb: musim panen rotan, semua
orang memperoleh penghasilan lumayan, sehingga di lokasi ini
menjadi ramai dan orang menikmati kecukupan untuk dibawa
pulang
270
sigak: (1) campin; cekak; cekatan; cepat (dalam bekerja dll.); cergas;
gancang; jeraus; sebet; sigap; tangkas dan cekatan; (2) cakap dan
cekatan dalam menyelesaikan tugas; terampil
sigantung: 1 sengaja bergantung; (2) ba ~: bergantung pada
sigarutu: (1) baureksa; (2) makhluk halus yang konon berbadan raksasa
pelindung Keraton Sambaliung; (3) konon pada serangan
bombardir sekutu di Berau dahulu, Keraton Sambaliung ini
diselamatkan oleh “sigarutu”; (4) bermukim di gunung (bukit)
ilanun yang terletak di belakang Kota Sambaliung
sigra =: buru-buru; gesa-gesa; lekas-lekas; utamanya mempercepat proses
pelaksanaan pemakaman orang meninggal, mulai dari
memandikan, mengafankan dan memakamkan
siguk +: menangis tersedu-sedu; sedu sedan; sengguk
sigul: 1 menyondol ke sisi menumbuk dengan siku; senggol; sigung;
singgul; 2 mesin tempel kecil produk Mc Collock berbahan bakar
minyak tanah (lih. gas)
sigunggu (^): benalu; pasilan (lih. putri)
sigunja: ba ~: sibuk kesana kemari mencari penghidupan
sikadawwang: (1) kedaung; pohon kayu besar yang buahnya berpolongpolong seperti petai berbijinya berwarna hitam; Parkia bigolososa;
(2) biji buahnya konon untuk obat
sikat =: gunting ~: keukat; model rambut cepak
sikindanya: pukimai (kata untuk memaki), slang dari “mangancik
indanya” (lih. cikindanya)
siksa =: 1 menyusahkan: 2 ~ jua kita prb: mengapa mesti begitu,
seharusnya tidak
siku =: 1 batungkat ~: bertelakan dengan siku; teleku; 2 ditittik ~ nyilu
lutut prb: tidak bisa berbuat apa-apa dala pembelaan, karena
semuanya adalah keluarga dekat
sikut x: 1 sandang; 2 (1) ma ~: pemukul ke arah samping dengan siku; (2)
memikul di punggung belakang dengan mengikat dengan tali ke
bahu; 3 ~ an: alat dan tali khusus untuk mengendong sesuatu (lih.
bayyung, bangkat); jangki; 4 ba ~ kapala: jari-jemari tangan
kanan dan kiri yang ditautkan di belakang kepala dan seakan di
sandari; (2) ini juga salah satu pantangan (lih. gali)
sila: duduk bersimpuh (pada pria) dengan melipat kaki di depan (lih.
sumpippi); (2) ba ~ lantak: duduk bersila dengan takzim
silakkup: jagoan; tahan banting; tahan segalanya (kerja); tegar
silang x: ~ ~ an: gambling; nekad; untung-untungan
271
siling: (1) garis mega yang pekat (akan ada badai dan hujan lebat); (2) ba
~: awan gelap sekali tanda akan turun badai
sillik: (1) tegak miring; (2) pa ~ ~: melihat, memperhatikan sampai
termereng-mereng
sillip: (1) pisau kecil segi empat panjang tajam untuk mencukur; selet;
silet; (2) ditemukan/diciptakan oleh King Kang Gillette tahun 1953
silu =: bangunan dan mesin listrik di tepian segah teluk bayur jaman
Belanda (lih. smp)
sima: 1 mendengarkan dengan seksama orang (atau murid mengaji) yang
sedang membaca Al-Qur’an; simak; 2 memperhatikan kelakuan
orang dan menilainya
simban: (1) melambung-lambungkan, membanting ke atas; simbang; (2)
permainan anak perempuan dengan melambung batu kerikil atau
kulit tudai yang kecil-kecil dan sejenisnya, kemudian
menangkapnya kembali
simbar x: 1 lendir yang menggumpal membulat di bawah kulit; 2 jahitan
pada kaki kajang (lih. samir)
simbung: camur; terhamburan ke atas, seakan beterbangan
simbur =: 1 ba ~ an: hambur; 2 siram dengan banyak air seperti
disemprotkan;
simmak: asak; sesak penuh
simpai: bingkai pengikat; cincin logam yang dipasang pada hulu senjata
tajam sebagai penguat; dongkak; gelang-gelang dari rotan (besi
dll.) dipasang pada hulu pisau (mandau dll.); dongkah; dongkok;
sampak
simpak: depak; dupak; lejang; sepak; tendang
simpal: putus atau hilang sampai ke pangkalnya
simpar: (1) batas; khad; takat; (2) garis batas tempat memulai melempar
dsb. dalam permainan anak-anak (lih. kullai); paduk; (3) hingga
simpul =: saluar ba ~: celana komprang besar, yang digunakan dengan
membelitkan bagian atasnya (lih. candur);
simpullak: jejal; bertumpuk-tumpuk tidak teratur; penuh, padat
berhamburan tak keruan; sebu; tindam
simpun: rapi tertata
simpur: kayu tumbuhan semak berdaun lebar
simu: air muka; derja; roman muka
simuduk: bodok-bodok tak bergairah
sinakuri*: rumput berkayu dan berakar kuat putih (dapat dibuat obat)
sinambung x: (1) alat untuk menombak jarak jauh; kunta; lembing yang
cara penggunaannya dilemparkan kepada sasaran; seligi (tombak
272
dari nibung yang dilancipkan untuk dilemparkan pada objek);
serenjang (tombak kayu); tembiang; tombak; (2) melemparkan
tombak agak ke atas untuk mengenai sasaran di bawah yang jauh
(seperti menombak hewan buruan atau ikan besar)
sinang: (1) agak bercahaya sedikit; derang; (2) ba ~: mencarak; mulai
nampak cahayanya (belum terlalu terang)
sinangngap: hawa panas yang keluar berhembus
sinapang =: 1 senjata api laras panjang (lih. baddil); 2 ~ bulu: meriam
bambu, bambu yang dilubangi dan diisi minyak tanah kemudian
diletupkan
sinar x: ma ~: melihat ke arah cahaya dengan menempelkan tangan di atas
mata (seperti salut/menghormat), agar tidak silau
sinau: kumbang janti; seminau; serangga bersayap warna indah, biru tua
metalik
sinaubari: (1) hati sanubari; perasaan batin; (2) dahulu sebagian orang
yang salat meletakkan telapak tangan kiri pada lambung sebelah
kiri, kala beriri membaca Al Fatihah dan surat-surat Al-Qur’an,
hakikatnya konon agar hati sanubari tertutup dari godaan setan,
jadi dapat konsentrasi penuh dalam salat
sindang + x: 1 duduk santai dan tinggal terima beres; ongkang-ongkang;
ungkang-ungkang; 2 leha-leha dalam keadaan santai, sementara
orang lain sedang dalam keadaan sibuk
sindir #: 1 ba ~ an: 1 hilau; menangis meraung-raung sambil berkata-kata
(menceritakan) tentang orang yang ditangisi; 2 (1) dahulu
“basindiran” menjadi budaya (adat) yang dilakukan ibu-ibu untuk
melepas jenazah yang akan diantar ke pemakaman; (2) dahulu itu
tidak pernah ada orang yang pingsan (karena sangat sedihnya) saat
jenazah diberangkatkan ke pemakaman, karena orang dapat
menangis sepuasnya dalam acara “basindiran” tersebut
sindukkung: duduk jongkok sambil melipat tangan di muka lutut
singap: (1) menarik nafas saat hampir terlelap, atau pada saat sulit
bernafas karena terkurung; (2) cada ta ~: sempit seakan sulit
bernafas; sulit terbebas; tidak sempat lagi berbuat lain
singga =: (1) ma ~ i: mampir untuk membawa atau mengambil; (2) mama
~: menyuruh mampir; menyuruh singgah untuk membeli (lih.
bassai)
singgaggau: gerayak; gerayang; mencari sesuatu sambil mengobok-obok
singgan: (1) harus; mesti; (2) perlu; usah
singgang #: masakan tanpa air (cukup dari air yang terdapat pada yang
dimasak (udang dll.) (lih. buntalli, tampassik, udang, gattam dll.)
273
singgayut: bergantung terayun-ayun pada sesuatu; bergayutan
singgugut* =: 1 menarik sambil bergelayut (supaya tertahan atau supaya
terikut); 2 (1) dismenorea; penyakit orang perempuan ketika haid;
(2) sulit hamil karena konon janin dalam rahim ada mahluk kecil
berwarna darah (darah beku) berbentuk cecak yang memakan
calon janin; senggugut
singkang x: (1) bengkang; terbuka ke bawah (lih. kingkang); (2) ~
kalitak: ketiak terbuka (tangan terbuka ke atas, sehingga ketiak
terbuka)
singkap =: mengangkat lembaran yang menutup; sebak; sibak
singkat x: erat; kencang; kentat; ketat; melekat; sendat; seret; tegang (tali)
singkil x: (1) tumbuhan perdu; (2) daun muda (pucuk)nya dapat dimakan
mentah untuk lalap; (3) daunnya juga dapat untuk pelengkap sayur
rutun dan kacang hijau (makanan khas Berau); (4) (a) daun
“singkil merah” konon dapat dijadikan bahan obat untuk kayap
(lih. kakapan); (b) daunnya dimamah bersama bekatul dan
rempah-rempah dan disemburkan pada mata penyakit
singkuang: Pachynhinienosus; Pachyrhirierosus; sengkuang; shorea;
singkawang; (2) pohon tepi sungai buahnya asam disukai ikan
patin; (3) (a) batangnya agak pipih dan cenderung mengarah
(condong) ke hilir pada tepian Sungai Kelay dan mengarah ke hulu
diSungai Segah; (b) keadaan ini konon legendanya, si Ayus
memancing, pancingnya dimakan ikan, ikannya besar dan kuat,
sehingga si Ayus terseret ke arah hilir sepanjang Sungai Kelay dan
ia menahan dengan menginjakkan kakinya pada pohon
singkawang tersebut, di pasarakan ikan itu berbalik ke hulu Sungai
Segah, sehingga pohon singkuang tersebut condong ke hulu pula)
(lih. si Ayus)
singngal: (1) destar; kain ikat kepala; ketu; saluki; seluk; tengkuluk;
udeng; (2) mananjak ~ *: (a) memasang dan menjalin kain
singgal di kepala; (b) konon ada mantra tertentu pada saat
“mananjak singgal” tersebut; (c) sehingga pemakainya nampak
gagah, anggun dan berwibawa
singngit (^): ereng; erot; jeneng; mereng; miring ke sebelah; sendeng
singngut: 1 menghisap ingus kembali ke dalam hidung (pada anak-anak)
(lih. tingngus); 2 ~ ~: isak; merengek-rengek kecil terus-menerus
singut +: menangis-nangis kecil; sengut
sinjarra: abai; diar; dibiarkan; didiamkan; ditelantarkan; gubris; jerahak
sinjata =: alat bantu untuk mengalahkan lawan; pekarang
sinsing =: cincing; kain diangkat ke atas; singsing
274
sinsat #: ginding; pakaian rapi dan ramping (lih. tiggas); rapi dan bagus
(tentang pakaian
sintak =: 1 ganjur; hela; jenggut; sentak; 2 ~ babut: kalang kabut;
kelabakan; terburu-buru harus menyelesaikan pekerjaan yang
bertumpuk
sintal: padat berisi
sintir =: 1 lampu sorot berbaterai; 2 berada pada satu garis lurus
sinuccung: galagasi; gonggo; katel; laba-laba; lawah-lawah; serangga
berkaki delapan dan berjaring, ada pula yang berbisa; tedongtedong
sinuk +: (1) ucapan membujuk berulang-ulang; (2) pa ~: membujuk-bujuk
sambil mengharap-harap
sinunnu +: pa ~: cengis-cengis; bertingkah salah, karena ketahuan
perbuatannya; jengah; tersipu kemalu-maluan
sinunuan: telaten; menyimpan sesuatu dengan teliti
sinyuru: (1) semoga begitu; (2) ~ mangka: lebih baik dia begitulah, agar
merasakan bagaimana sakitnya
sipa +: memotong-motong besar (pada hewan sembelihan); melepas paha
dan tangan hewan sembelihan/buruan
sipanaik: puan ~: orang yang makamnya dipercaya menjadi makam
keramat, terletak di hulu Teluk Bayur. Konon puan si panaik ini,
hanya seorang guru mengaji, tapi baik hati dan sangat jujur, apa
yang diucapkannya itulah yang terjadi. Apa yang ada padanya,
kalau orang minta akan diberikan oleh yang bersangkutan. Konon
walau ia sudah duduk di perahu akan berangkat, tapi kalau ada
orang yang meminjam perahu tersebut, puan si panaik kembali
naik dan meminjamkan terahunya tersebut. Karena kebaikannya
tersebut makamnya jadi makam keramat
sipangaddu: jenis benalu (lih. putri mangadap putri manjuntai); tali putri
sipangalakan: jenis benalu (lih. sipangaddu)
sipat =: ~ an: alat tukang kayu pemberi tanda garis lurus hitam pada kayu
(menggunakan tali bertintah) yang akan digergaji ataupun ditarah
supaya nampak lurus; benang arang
sipatani*: meriam kuno koleksi Museum Batiwakkal Gunung Tabur, yang
diyakini pembuatannya menggunakan pijatan tangan pembuatnya
sipi x: pecah atau sobek pinggirnya
sipil x: sepele; tidak berarti
siranuddin: 1 nama sultan ke tujuh dari Kerajaan Gunung Tabur (lih.
atas), bertakhta dari tahun 1892- 1921, masjid ini telah berumur
250 tahun dan pernah disalati Sultan Muhammad Zainal Abidin
275
yang bertakhta tahun 1768-1800 masehi; 2 (1) nama yang
diabadikan pada masjid jami tertua (salah satu cagar budaya di
Berau) terletak di Gunung Tabur (lih. masjid), yang diharapkan
dapat dijadikan museum Islam Berau, karena di sampingnya telah
berdiri masjid jami baru (masjid besar Al Hijrah); (2) juga
diabadikan sebagai nama lapangan sepak bola di Gunung Tabur
sirap x: bahan atap rumah terbuat dari bilah tipis kayu ulin; genteng kayu
sirarraan: ba ~: yang semula sakit, terasa perlahan-lahan semakin enak
(berkurang sakitnya)
sirat x: ikat berulang dan beranyam seperti pada tangkai sapu lidi, atau
penahan kepala parang, beliung dll. (lih. mandau); kerawat; simpul
tali untuk mengeratkan agar tidak pecah
sirgunggu*: (1) Clerodendrun serratum; (2) konon akar bahan campuran
obat gurah
siri =: 1 (1) Piper betle; daun beraroma dan pedas, bahan utama makan
pinang (menginang); (2) konon dapat untuk mengatasi serangan
batuk, yaitu daun sirih, pala, kulit kayu manis, direbus dan airnya
diminum; 2 lain kura di ~ dipinang prb: benar-benar keluarga,
bukan basa basi
sirik: (1) alat untuk berenang pada ikan; sirip ikan; sayap pada ikan untuk
berenang; (2) ~ karitan: (a) sirip ikan hiu; (b) konon berguna
untuk peremajaan kulit, mengatasi sakit persendian, dan
menaikkan nafsu makan
sirip =: ma ~: tiduran sambil miring
siring x: 1 di ~: di dekat; 2 dinding (pagar ulin) tepi sungai agar tidak
runtuh; turap
sirrut: desir; desit; mengisap udara supaya terasa dingin dan hilang rasa
pedas, atau rasa sakit pada gigi
siruk: sendok besar berlubang-lubang untuk pengangkat bahan gorengan
sirung =: 1 berselingkuh: 2 culas; tidak jujur hati; tidak tulus hati
sisai: berhamburan terbuka-buka (tentang anyaman dll.); burai; rabik-rabik
sisik =: 1 lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai pada ikan, trenggiling,
ular, dll.; 2 penyu ~: (1) Eritmochelys imbricata; penyu kecil
berkulit bagus biasa dibuat souvenir; (2) tallur ~: sebutan telur
penyu, dalam perbendaharaan bahasa Berau; 3 ~ lalu*: tidak
berkemampuan dalam pertahanan gaib dari serangan santet, teluh
atau guna-guna (lih. laja)
sisir x: 1 satuan bantu hitung pada buah pisang yang masih berangkai; 2
pa ~: alat seperti tebat digunakan untuk menggeser ikan dalam
kelong ke tempat tangkapannya (lih. bunuan)
276
sisit: menarik sambil menyentak (seperti menarik pancing pada saat
dimakan ikan)
sissil: agas; nyamuk kecil bila menggigit gatal sekali (nyamuk hutan)
sissip: cuil sedikit; guing; pecah sedikit; tergores sedikit; terkelupas sedikit
sissit: (1) burung kecil di hutan; (2) ada tiga jenis burung “sissit” ini; (3)
burung ini memberikan pertanda kurang baik, terutama bila
melintas di haluan depan perahu yang sedang melaju, dari arah
kanan ke kiri, juga tanda-tanda lain yang diberikannya (lih. nyawu)
sitti =: 1 nama untuk wanita; (2) ~ buru: meriam kuna peninggalan VOC
bahari ada di Museum Batiwakkal Gunung Tabur
siuk +: berjalan tergoyang-goyang karena tidak kuat (lih. uyang)
siup: kelenger; murca; pingsan; selap; semaput
siur + x: capung; kinjeng; kotrek; pepatung; sepatung; sibur-sibur
siut x: 1 alat penangkap udang ribbon, dengan cara didorong di pantai
berpasir; sugu; 2 suara angin pada bibir sebagai bunyi peluit yang
nyaring suaranya; 3 ~ ~ an: tidak kuat (lih. jummik); gampang
roboh; mudah rusak
siwaka #: bekerja (di ladang) membantu calon mertua sebelum menjadi
menantu dan menunjukkan bhakti; manuwa
siwalla: berkenan: kasdu: sudi; suka sekali melaksanakan atau
memperoleh
siyau: burung hutan sebesar ayam hutan berwarna biru mengkilat (metalik)
siyin: alat bayar yang sah; duit; fulus; uang; wang (lih. issin)
sua x: memburu menyuruh pergi pada hewan (pada unggas)
suak: 1 ~ ~: air atau lainnya keluar banyak-banyak dan terus menerus (lih.
bulansak); 2 habis tenaganya (batteray)
suar x: galah untuk pendorong perahu di sungai; satang (lih. tanggar)
suban: barter; belanja dengan tukar menukar barang; berpalu-palu; urupurupan
subana (subhana): juz 15 dari kitab suci Al-Qur’an
subbi: injeksi; jeksi; suntik
subin: (1) kaleng roti jaman dulu; (2) dijadikan satuan unit hitung berat
sebesar 6 kg persubin; (3) setengah pasu; sepasu beratnya ada
tujuh setengah kg; (4) lima per dua kaleng (1 kaleng berisi 15 kg
beras)
subu =: 1 salat subuh (lih. sambayyang); 2 ~ ~: waktu pagi sekali
succi =: 1 ma ~ kan: memandikan mayat; 2 ~ ~ udang prb: maling yang
teriak maling; nampak(gaya)nya sok bersih, padahal juga
bermasalah (kotor)
sudaggar: pedagang besar; orang kaya raya; saudagar
277
sudak: (1) terantuk/tertusuk ujung benda besar dan panjang; (2) ta ~: tak
sengaja terduduk pada bonggolan berdiri
sudir: patri; solder
sudu (^): 1 camra; cikok; sendok; 2 ~ ~ *: (1) Euphorbia antiquarum;
Euphorbia merifolia; jenis kaktus yang daunnya banyak dan
seperti sendok Cina; (2) daunnya dimemarkan konon dapat dibuat
obat bisul dengan menempelkannya di atas mata bisul
suduk (^): 1 gocoh; menyeluduh; radok; tikam; 2 serodok; seruduk
sudur x: 1 sungkur; 2 (1) mendorong dengan (kepala) moncong;
menyerang dengan paruh; (2) seperti itik sedang mencari makan
dalam lumpur; sosor; 3 cocor; sudu; paruh besar, seperti paruh
angsa, entok, bebek dll.
sugai: (1) alat untuk merapikan rambut; sisir; suri; (2) ~ Cina: serit; sisir
yang halus dan kerap giginya untuk mencari kutu (biasanya dari
bambu)
sugar =: menyisir rambut dengan jari tangan
sugi x: walu ~ walu gandi: pelaminan pengantin kerajaan dan bangsawan
sugun: bajan; kuali; penggorengan; rawah; wajan
suil: kesiur; mengeluarkan bunyi dari mulut dengan cara mengeluarkan
angin, meniup dengan cara tertentu; siul (lih. suit)
suit: bunyi tiupan mulut yang dimasukkan jari tangan untuk melipat lidah,
sehingga keluar suara nyaring
suja: 1 (1) (a) menyamakan bunyi ujung kalimat (syair, pantun, karangkarangan dll.); sajak; sanjak; (b) di ~ ~ kan: diupayakan berbunyi
sama pada ujung kalimatnya; dicocok-cocokkan; (2) sama model
dan warna; 2 sama gerak dan irama dalam berbuat dan berlaku
sujin x: caung; cawak; dekik; lesung pipi
sujjada x: lampin sembahyang (lih. sambayyang); masala; sajadah
sujjud =: pa ~ an: (1) tempat sujud; sajadah; (2) arah sujud; arah kiblat
suju: coban; jarum perajut anyaman jala atau jaring (pukat, ringgi) dll.
sukang* x: (1) ketuir; konon anti bisa racun binatang (kalajengking lipan,
ular dll.); ketuir; konon obat penawar atau obat (anti) penyakit
tertentu; tambar; tangkal; (2) konon bahan anti santet berupa
benda-benda (bukan mantra); ketuir; tambar; (3) ~ saribu: satu
jenis sukang konon dapat menawarkan berbagai penyakit
sukat #: ukur; takar
sukkan x: kampung di Kecamatan Sambaliung, kampung ini pada
mulanya penghasil kelapa, karena orang banjar dari Kalimantan
Selatan di sisi memulainya dengan berkebun kelapa
278
sukkar #: 1 sulit; 2 sungai ~: sungai (kali) kecil di hulu Teluk Bayur, yang
di tepiannya terdapat makam keramat “puan sipanaik” (lih.
sipanaik)
sukkur =: 1 sambalewa; 2 rasa terima kasih; 3 ~ ~: ecek-ecek; sekadarnya
saja; tidak sungguh-sungguh
suklat: 1 cokelat; thocobromocacao; pohon perdu yang buahnya dapat
dibuat makanan atau minuman, pohon tersebut berasal dari
Amerika selatan; 2 warna cokelat; warna hitam dicampur dengan
warna merah
suku x: ~ ~: (1) (a) jampal; uang emas senilai 50 sen; (b) uang emas
bernilai lima puluh rupiah (uang jaman dulu); (2) ada juga uang
logam terbuat dari perak
sukui +: berjalan lambat-lambat dengan membungkuk; ojok
sukun =: Artocarpus communis; keluih
sukung x: (1) galah berpengait (biasa dibuat kait dari besi) untuk dipakai
mengait atau kayu berpengait berukuran se hasta lebih, alat bantu
menebas rumput; (2) gancu; pauk
sula x: pucuk nipah yang berwarna lebih putih dari yang lain dalam satu
pelepah dan agak lemah
sulai: 1 (1) aplos; gonta-ganti; seling; silih berganti; (2) ba ~ an:
menggunakan secar bergantian; ba ~ basundung: banyak yang
datang pulang dan pergi; 2 ~ bulus: pantangan (lih. gali) bisa
menimbulkan seseorang jatuh sakit. Prosesnya satu orang datang
dan satu orang lainnya pergi menginap dari rumah yang sama dan
hari waktu yang bersamaan
sulang x: ka ~ an: batal (menjadi hambar) karena terobati atau terganggu
keadaan (lih. sukang)
sulau: 1 gelang (dari batu); giok; 2 benjolan pada bokong monyet dan
sejenisnya)
suli x: pedapa; trubus; tumbuhan muda yang tumbuh dari tunggul; tunas
sulibat: melilit bersilang-silang (tentang kain, tali ataupun akar)
sulimbar: 1 (1) talut; tempat tidur orang yang baru melahirkan (biasanya
selama seminggu) dengan kemiringan 15 derajat dengan posisi
kaki ke bawah; (2) di sisinya diletakkan perapian (lih. dapur
tandang), untuk pemanas badan sekaligus tempat memanaskan air
rebusan (lih. air paddas); 2 balabbas ~: kenduri perayaan
kelahiran, “sulimbar” tsb. akan diturunkan atau di”labbas” dari
posisi kemiringannya pada hari ke tujuh, sekaligus selamatan
kelahiran.
sulimpai: kain (selendang, sarung) yang dipasang di bahu (lih. ampik)
279
suling =: (1) bangsi; buluh perindu; seruling; (2) (a) peluit; (b) sirene
sulipi: alas kepala terbuat dari kain berisi kapuk; bantal
sullit =: 1 rumit; sukar; 2 selalu berdekatan dan bersentuhan (seperti
kucing dengan anaknya)
sultan: adiraja; kepala kerajaan (lih. puan); maharaja
sulu: (1) bintang pendamping “pariama” (lih. pariama); 2 ~ panggang:
panganan dari ketan yang dimasak kemudian dibungkus daun
pisang berbentuk segi tiga dan dijepit (bambu atau kayu kecil) dan
dipanggang, kemudian diberi berkuah larutan gula merah, santan
dan telur
sului: kampung terjauh di tepian Sungai Kelay, perlu waktu beberapa hari
untuk datang ke sana
suluk: 1 suku bangsa berasal dari Piliphina Selatan yang banyak mendiami
pesisir timur Berau, dan pulau-pulau di sekitar perairan Berau; 2
tumbak ~: tombak pusaka berhulu pendek dan bersarung matanya;
3 pada saat peperangan Raja Alam melawan penjajah Belanda,
suku ini juga turut berperan membantu pasukan Raja Alam
sulur: 1 (1) cabang yang tumbuh memanjang; (2) ~ kaladi: akar keladi
yang memanjang dan di ujungnya ada tunas bakal tumbuhan baru;
2 ~ daging: (1) daging tumbuh pad lubang bekas ulka atau bekas
koreng besar (lih. rungking); kerumkel, pertumbuhan daging
seperti bentuk balung ayam; keloid; (2) tumbuhan rumput
berbatang, bunga dan buahnya seperti sugi
suma partikel: 1 partikel kata: 2 mahar; maskawin; uang atau benda yang
diberikan pada calon mertua sebagai penebus calon istri
sumalunggun: nampak rimbun tertutup
sumambu +: Calamus manu; Calamus spianum; manau; rotan besar
sumampallu: basah keringat; kebah, karena pengaruh kerja berat atau
pikiran
suman: lemang; panganan dari beras ketan dicampur santan dipanggang
atau dimasak di dalam bambu, biasanya dilapisi daun tebu muda
atau daun (pucuk) pisang
sumangat =: (1) roh; (2) (a) hantu (kahin) orang yang telah meninggal;
(b) ma ~: menghantui
sumanggiring: berdiri bulu roma; meremang; merinding; sangkah
sumangingi: meriang; sakit demam (dingin panas)
sumar: menyodor (seperti babi) dengan moncong atau hidung ke bawah
sumarubbut: banyak yang benda tipis (kain dll.) yang menyelimuti atau
bergelayutan pada sesuatu yang berdiri atau duduk
280
sumat: (1) menelisip disela-sela; menyelip di antara banyak barang; selak;
seliap; selinap; sisip; (2) ma ~ i: menyisipkan atap pada bagianbagian yang bocor; salulap; (3) ta ~; lesak; (4) ~ ~: alat untuk
menyisipi
sumbal: memasukkan ke mulut banyak-banyak (sekaligus)
sumbang #: 1 (1) inses; (2) ~ di mata: cara bergaul yang berlebihan;
kelakuan yang menjijikkan; kurang enak dilihat; 2 (1) fals; pales;
suara tak sedap; (2) di Museum Batiwakkal Gunung Tabur, ada
meriam sumbing (lih. sitti)
sumbiang: seligi; tembiang; tombak bermata tiga dan berkait seperti ujung
mata pancing, untuk menangkap hewan atau ikan
sumbibitan: bintil; bisul kecil pada tepi pelupuk mata; ketimbis; tembel;
timbil
sumbilang =: 1 (1) ikan laut mirip ikan lele dan memiliki sengat pada
siripnya (lih. ajjang); Plotosus anguilatis; Plotosus conius; (2)
anak ~: klaras; 2 bangsa ~ lammau ka bibir prb: sindiran (lih.
saluka) terhadap orang yang omongannya banyak dan selalu
manis, tapi kenyataannya lain
sumbing =: 1 terbelah bibir sejak dari kandungan; 2 rompes; sopek
sumbirit: ma ~: berjalan atau berperahu sambil singgah-singgah untuk
memetik atau mengambil sesuatu yang dapat dibawa pulang atau
pergi ke tujuan
sumbul: cerana kuningan berbentuk bulat dan besar
sumbung =: ba ~: sisalak*
sumbut: 1 ampu; ampuh; ditahan dari bawah agar tidak ambruk atau jatuh;
sangga; tatang; tating; topang; 2 mencukur alis (biasanya pada
wanita, sedangkan pada pria yaitu saat akan dinikahkan saja)
sumil: mesin penggergajian kayu untuk membuat balok, papan dll. (lih.
sakrai); saw mill
summap: 1 panas terkurung (tertutup); 2 memasak dengan mengukus (kue
bakpao dll.)
sumpa =: 1 ba ~: (1) berjanji tak akan mau lagi; (2) mengucapkan sesuatu
yang mengerikan, akan terjadi bila si pembicara melakukan hal
yang tidak dilakukannya, agar lawan bicara menjadi yakin akan
kebenaran yang sedang diucapkan yang bersangkutan; 2 ~ ~:
sumpah serapah
sumpak: (1) mentok; ujungnya sudah tersantuk dengan ujung yang lain;
suntuk; (2) ta ~: gelincuh; kesandung; ragung; serandung;
tersandung; tersaruk; tadung
281
sumpal: (1) bekap; sempal; (2) (a) muara lubang yang diisi dengan serabut
agar tertutup padat; (b) menutup dengan sesuatu yang dijejalkan
sumping #: bunga atau daun dll. yang diselipkan di telinga; sunting
sumpippi: duduk bersimpuh khusus wanita (duduk seperti pada duduk
tawarruk atau tahiyat akhir, kala salat) (lih. sila)
sumpit =: 1 ~ an: senjata tiup dayak; tulup; 2 ~ ~: ikan sungai pemakan
serangga, dengan menyumpitkan air pada serangga mangsanya di
atas ranting dekat permukaan air; 2 sungai ~: eksodus kampung
lesan yang semula di muara Sungai Lassan
sunat =: berpotong kulup; khitan; memotong kulit atas dari kemaluan (lih.
butu) laki-laki; sirkumsisi (lih. islam)
sundilat: merapatkan badan ke seseorang atau sesuatu sambil menggosokgosokkan badan atau anggota tubuh (tangan, kaki dll.)
sundip: bilah bambu yang dibuat lancip untuk pengikis kutu rambut
dikepala; sudip
sundul x: ka ~ an: gelagapan
sundung: basulai ba ~: yang datang silih berganti
sundur: (*bld) tanpa; tarak; tidak dengan; tidak mempergunakan; zonder
sungai #: 1 (1) kali; (2) sungai besar (Sungai Berau atau Segah dan Kelay
disebut “lautan” atau “tamparan”); 2 ~ sukkar: sungai (kali) di
tepiannya terletak makam keramat puan sipanaik
sungar x: mendadak marah
sunggamat: alap-alap; burung rajawali; uktab
sunggigi: 1 sugi; susur; tembaku pelengkap makan sirih, diselipkan antara
bibir dan gusi; 2 busak ~: tanaman bunga hias yang bunga dan
buahnya sebesar dan seperti sugi
sungil #: gigi taring tumbuh agak ke depan; gigi yang tumbuh di luar
barisan gigi (lih. papayyas), sehingga nampak menonjol; gingsul
sungkai =: 1 Peronema canescens: jenis kayu; 2 (1) padi ~: jenis tanaman
padi (2) ubi ~: singkong berdaun kecil-kecil panjang seperti jari
tangan
sungkang: gigi atas maju ke muka; jongang; tonggos
sungkap: terbuka akibat terbentur
sungkil: tongkat kayu agak panjang sebagai alat bantu menebas rumput
sungkilang: 1 saling silang (letak kayu dll.); 2 canda kemudi; kayu
melintang di perahu (lih. jungkung) untuk tempat mengikatkan
kemudi dan sekaligus penyangga katu atap perahu (lih. kajang);
ketaban
sungkit: 1 (1) congkel; cungkil; dongkel; egol; (2) ~ gigi: kayu kecil atau
lidi untuk membuang sisa makanan yang menyelip di gigi saat
282
makan; 2 di ~ burit baru tarangkat prb: orang yang tidak ringan
tangan; tidak mudah berbuat sesuatu, kecuali sudah ditegur dan
diperintah berulang-ulang
sungu x: (1) bekam; canduk; pengobatan dengan menyalakan api kecil di
atas perut atau badan lainnya, kemudian ditutup dengan gelas
(untuk mengisap angin yang ada dalam badan); (2) kulit dilukai
sedikit kemudian diisap darahnya untuk dibuang menggunakan
alat (tanduk kerbau yang sudah diolah) dengan tujuan pengobatan;
memantik
sungut x: 1 bacot; mulut; 2 (1) ~ an: suka mengomel (banyak omong
kasar): (2) luang ~: (berkata kasar) tentang makan atau ucapan
seseorang; 3 bapampan ~: (1) mulut ditutup dengan jari dan
telapak tangan; (2) adab kesopanan dalam berbicara dengan orang
yang lebih dituakan atau dihormati; 4 idup ~ mati urat prb: hanya
pandai ngomong tapi tak dapat berbuat apa-apa
sunggamat: alap-alap; burung kecil yang sering menyerang burung elang
(di udara); rajawali
sunggigi: 1 sugi; susur; tembaku yang diselipkan di gusi saat makan sirih;
2 busak ~: kembang hias yang bunganya seperti sugi dan
berwarna merah
sungkai =: 1 jenis kayu dengan urat kayu yang bagus; 2 padi ~: padi yang
bilah buahnya agak panjang (lih. saluang); 3 ubi ~: singkong yang
daunnya seperti jari-jari tangan, tipis seperti aun umumnya dan
panjang-panjang seperti daun “kayu sungkai”
sungkang: jongang; jongkang; tonggos
sungkap: membuka terangkat ke atas; menjungkap; singgir
sungkil: 1 congkel egol; 2 kayu sebesar pergelangan dengan panjang
sedepa, untuk alat bantu menebas rumput sawah (lih. sukung)
sungkilang #: 1 malang melintang: 2 landasan kemudi sekaligus landasan
atap perahu (lih. kajang) pada perahu jukung; sengkelang
sungkit: (1) dongkel; membuka dengan alat pengungkit secara paksa; (2)
mencabut duri dari kulit menggunakan besi jarum atau peniti (lih.
kasarabbakkan)
sungut: 1 bacot; mulut; 2 ~ an: banyak bacot; banyak omong yang selalu
menyakitkan
sunnat =: sekadar tambahan, tak tersedia tak apa-apa
sunsang (^): terbalik (kaki ke atas, kepala ke bawah)
sunsum =: (1) salak; Zalacca edulis; (2) salak hutan, Zalacca blumeana;
(3) konon dapat untuk mengatasi diabetes
283
sunsung =: 1 melawan arus air atau angin dll.; 2 ma ~ i: menentang;
mendatangi lawan/penyerang
sunta: jambur; rumah penempaan/penggemblengan pemuda untuk menjadi
dewasa (*sgy)
suntak: tiba-tiba digagalkan
suntarri: 1 lebai; marbut; pemelihara (perawat) masjid; siak; (2) ma ~:
“suntarri” berkeliling kampung dari rumah ke rumah dengan
memungut sedekah untuk perawatan masjid; (3) “suntarri” sangat
dibutuhkan masyarakat kampung; (a) untuk tempat bertanya
tentang berbagai informasi keagamaan dan kemasyarakatan; (b)
dan yang lebih utama “suntarri” untuk tempat meminta dibacakan
doa selamat, tulak basla ataupun doa arwah; 2 ~ gila: jenis
panganan berkuah manis
suntat vulg: entot
sunting: gerakan menukik layang-layang atau burung dalam mengejar
musuh yang menjadi sasaran serangan
sunut: 1 geremak; gerumit; lambat sekali jalannya; 2 surung kita ba ~ ~
prb: ajakan untuk memulai atau melanjutkan perjalanan; “ayo kita
mulai lagi”
suppan: 1 (1) bera; malu; worang; (2) pa ~: celigus; pemalu; 2 ~ ~: (1)
kejut-kejut; keman; Mimosa pudica; malu; semalu; sikejut; simalu;
rumput putri malu; tumbuhan kecil merayap berduri, berdaun sirip,
jik tersentuh daunnya melipat atau tertutup, demikian pula pada
malam hari; (2) dua rumpun akar “putri malu” direbus dan airnya
diminum, konon dapat mengatasi gangguan struk
surabai: serabi; panganan terbuat dari tepung beras, santan dan garam
secukupnya, dimasak dalam kuali (lih. jantai); serabai; serabi
surak x: 1 pangsa; 2 membelah (durian, lay dll.)
suramai: (1) madah; maddah; ratap; (2) mengucapkan mantra-mantra
syair seperti berpantun, biasanya dengan itu sesuatu akan terjadi
(lih. susuran), sesuai permintaan dalam “suramai” tsb.
surat =: 1 catat; tulis; 2 ~ an: (1) jodoh; (2) takdir; 3 mandi ~: mandi rabu
terakhir (lih. cappu) di bulan Syafar dengan menggunakan janur
bertuliskan ayat ke 58 dari surah Yaasin (lih. salamun)
surati =: entok; itik manila; itik mentok; itik serati; itik yang bisa terbang
dan mengerami telurnya
surayi: (1) peles; setoples; tabung kaca untuk menyimpan gula, kue, dll.;
toples; (2) biasa digunakan penduduk untuk akuarium di rumah
(lih. burung)
surdadu =: sema; soldadu; tentara
284
suru =: 1 (1) banjir; air bah; ampul; (2) ka ~ an: kebanjiran; larap;
tergenang air bah; terkena banjir; 2 ~ air liur prb: menetes liur
melihat makanan
surubban: kain yang dililitkan dikepala; saluki; serban; sorban
surugga =: 1 aden; adnan; jannah; paradiso; surga; 2 ~ manunsia: orang
yang sangat baik, pendiam lembut, ramah-tamah dan sabar;
palamarta
suruk x: 1 pelecet; suap; sogok; 2 (1) berjalan merunduk; (2) ~ ~ bayi:
bentuk badan agak bungkuk sedikit; 3 kekol; menyeluduk;
menyusuk; seruduk; 4 serangga pemakan batang rumpun padi di
sawah
surung =: 1 ayo; 2 laju; 3 ba ~: (1) berdorong; keracak; mendorong: (2)
mudik; 4 ~ ganjuran: sulat-sulit; tidak rata; 5 ~ tangan: (1)
pernyataan minta maaf; (2) pernyataan salut; 6 pa ~ liur:
pembangkit selera; 7 (1) badan lagi ma ~ prb: remaja yang masih
dalam pertumbuhan sehingga bekerja sangat kuat-kuatnya juga
makannya; (2) ma ~ ati birayi saja prb: tidak melihat lagi akibat
yang akan terjadi
surup: 1 menyulut; sunu; 2 memetik madu alam
suru =: 1 air bah; banjir; 2 (1) ampuh; perintah; (2) ba ~ ~ an: sudah dapat
perintah, diperintahkan lagi pada orang lain dan seterusnya
surubban: serban; sorban; ubel
surugga: janah; janat; paradise; surga
suruk #: 1 (1) merunduk melewati sesuatu dari bawah, menunduk; (2) ma
~: kekol, menyeluduk, menyusuk; (3) ~ ~ bayi: bentuk tubuh agak
bungkuk dan menjorok ke depan; bungkuk udang; 2 rasywah;
rogok; sogok; 3 serangga pemakan batang padi di sawah
surung =: 1 dorong; 2 “ayo”; “hayo” (kata seru yang berarti ayo kita
kerjakan); 3 ba ~: mudik bepergian ke arah hulu sungai; 4 ma ~
ati birayi saja prb:
surup x: menyulut; sunu
surut #: 1 (1) air turun bergerak ke hilir; (2) bapanning ~: air mulai
bergerak ke arah muara dan akan turun; 2 sa ~ sapasang prb: lama
sekali, tak berhenti-henti
susa #: dluafa; melarat; miskin; papa (lih. sannang); sansai
sussu: mengikis (membersihkan) dengan sussul dan semacamnya
sussui: menanya sampai sekecil-kecilnya (detail), teliti dan apik dalam
menggali informasi
285
sussul: (1) golok khusus untuk merumput di kebun (sawah) berujung
lebar, tajam dan rata; (2) ~ tattak: golok “sussul” yang agak kecil
dan panjang
sussun =: atur; susun; tata
susu =: 1 ~ cirrit: cerak; moncong cerek; tempat menuang air dari cerek; 2
~ incir: susu cair kaleng cap beruang, konon obat panas dalam; 3 ~
indikan: sarang belut sungai (moa); 4 (1) recup; tunas: (2) ~
kunyit: tunas yang baru mulai berbentuk dari rimpang kunyit,
demikian pula pada tanaman berimpang lainnya
susuk: 1 ganti dengan yang lain; tukar; 2 gelagar; jerjau; kayu kalang
lantai papan; 3 (1) konon prosesi pengobatan kesambet (lih.
kapirammisana), yaitu dengan menukar/menebus orang yang
kesambet tersebut dengan seperangkat sesajen; (2) berupa beras
kuning, telur, kelumping (lih. ungkal) dan dian (terbuat dari lilin
madu dibalut kain kuning); (3) dibawa ke tempat peristiwa
“kapirammisan” terjadi untuk diupacarakan penukaran
susup x: sisip (lih. sumat)
susur =: 1 (1) lewat ditepi; menepi; (2) selisir; telusur; 2 cocor; 3 ~ mata:
menempa menipiskan (mata) parang kampak dll. agar tajam lagi
(lih. sarappu); 4 susuran: dongeng
sutarra =: kain bagus berasal dari benang kepompong; kain halus dari
bahan ulat sutera
sutu =: ~ barrau: soto dengan ciri khas irisan kecil-kecil dadar telur
suup: Apium graveolens L; seledri
suwai x: (1) sangga; sokang; tiang (tongkat) penunjang yang dipasang
mereng atau penyanga agar tidak gampang rebah; tumpil; tunjang;
(2) kayu penyokong atau penahan perahu di darat supaya tidak
terguling; sembetu
suwi: cermat sabar dan teliti dalam mengerjakan sesuatu; selia; telaten;
teratur rapi
suwuk: 1 endap-endap; indap; indik, mendekati dengan perlahan-lahan;
mendatangi dengan sembunyi-sembunyi (dengan maksud
mencelakakan); endap-endap; 2 ~ ~: bisik (berbisik); glenik; kisik
suwung (suhung*): kaar ~: model pakaian dengan hiasan kepala
kebesaran kerajaan (tempo dulu), beserta kain pakaian (ampik
salayang kuning (lih. balanga)nya dan ini salah satu model pakaian
untuk penganten kerajaan yang dilengkapi dengan gelang tangan
(lih. karuncung) dan gelang kaki (lih. luyang)
suyi +: di ~ kan: diperhatikan sungguh-sungguh penanganannya; diutamautamakan
286
T.
Taa =: huruf hijaiyah dan huruf jawi ke tiga
taan (tahan*) =: 1 ~ ati: bersabar terhadap perlakuan; 2 memasang, bubu,
jerat; perangkap dll.;
taar: “beng-beng”; “dor”; bunyi letusan senjata api; “tor”
taas: 1 rok khas wanita dayak; 2 (1) tas (lih. ittas); (2) ~ karisik: tas
plastik tipis
tabak #: cerana; kerikal; meja bulat (kuningan) untuk tempat hidangan
raja atau bangsawan; nampan berkaki; pahar; talam besar
(kuningan) berkaki
tabalujur: (1) menjadi lurus; menjadi membujur; (2) ~ urat-uratan;
bernasib mujur
tabalului: melorot
tabarak”: juz ke 29 dari kitab suci Al-Qur’an
tabas: (1) memotong model pakaian; (2) pa ~: kupir; tukang potong
pakaian yang akan dijahit
tabattik:
tabba #: 1 menggebrak dengan benda besar (seperti menggunakan papan,
kayu dll.); 2 bangsa buaya ma ~ anaknya prb: berhamburan tak
menentu; kucar kacir
tabbak x: gebok; hembalang; lempar; sambit; tembuk; timpuk
tabbal =: (1) ~ bibir: iakan laut; Plector hyncidae; (2) ~ pipi: ikan laut;
Pamadasys spp; (3) ~ sisik: ikan air tawar; Puntius binotalus
tabbas (^): babat; rintis; tembus
tabbik: (1) dentuman benda besar dan berat jatuh; (2) langkah-langkah
berat
tabbir: (1) cuil; gropis sedikit pada tepinya; gempil; geripis; gompal;
gumpil; gunsing; guwing; rompal; rompes; sempak; serpih;
sompek; sumbing pada tepinya; (2) di ~: bongkahan besar dibelah
sedikit-sedikit; tekik; (3) ~ ~ an: serpihan
tabbu =: 1 famili rumput-rumputan; Succharum offivinarum; (1) ~ banjar:
tebu yang kulitnya agak lunak (lih. rappas); (2) ~ batang: jenis
tebu yang besar; (3) ~ jawa: tebu agak kecil dan manis; tebu bahan
baku gula; (4) ~ mira: (a) tebu yang batangnya merah dan
daunnya kemerahan juga; (b) konon untuk obat ibu yang lagi
hamil; (5) ~ sala: (a) jenis tebu (tidak ada airnya, tidak dapat
dimakan) tumbuh ditepi sungai; pedendang; tebu air; (b) konon
dahulu puan “si panaik” (lih. karamat) membawa murid
287
mengajinya bepergian naik perahu, di tengah terik matahari itu si
murid melihat hamparan “tabbu sala”, kemudian berkata,
“seandainya tumbuhan itu tebu alangkah enaknya,” siguru (puan si
panaik) berkata, “ambillah,” maka si murid mengambil tebu
tersebut ternyata menjadi tebu sungguhan, tapi besoknya sudah
tidak lagi; (c) konon karena “puan di panaik” orang yang selalu
jujur dan tak pernah dusta sekalipun, maka apa yang dikatakannya
akan menjadi kenyataan dan terwujud; (6) ~ tallur: tebu yang
bunganya enak dibuat lauk (tumis dll.); 2 ~ sala, ~ sarimpun:
sampiran pantun saat memulai percakapan saat menghadap raja
dalam seni “mamanda”; yang berarti “mohon ampunan bila ada
salah ataupun tidak”
tabbuk x: 1 bocor; berlubang; tembuk; tembus; 2 (1) suara benda berat
jatuh; (2) pi ~: benda berat tiba-tiba jatuh; dembam;
tabbur: 1 longsor; rontok; 2 gunung ~: salah satu dari dua kerajaan di
Berau
tabi #: (1) gerakan menghormati orang (seperti memberi hormat pada
apel); (2) ma ~: gerakan mengangkat tangan dan menempatkannya
dekat dahi
tabiat #: biasa berlaku agak jelek
tabir =: langsai; tirai berhias (tanda-tanda kebesaran)
tabit: ba ~: berkali-kali; rutin
tabla =: peti mati (*cna); peti mayat
tabu x: 1 beduk; dulag; gendang raya; jidor; tabuh; tradisional drum; 2
tittik ~: tabuh beduk; (2) informasi pencanangan; 3 ~ ~: rantai
perhiasan dengan manik-manik emas besar dan mengecil-mengecil
ke pangkalnya
tabulaccit: keluar terlontar, karena licin dan terpijat
tabuliak: menceleng
tabulus: jenis tanaman merambat, buahnya untuk obat
tabur #: hiasan dari logam yang dipahatkan/ditatahkan ke tiang atau
dinding dll.
taburaut: ~ buraut: tergesa-gesa; tergopoh-gopoh; tersanga-sanga
taburi: alat tiup dari kulit siput (laut) besar untuk terompet; bia; fu;
sangka; sangkakala
tadan: (1) Barassus flambelliber; langkap; palam hutan; (2) buahnya dapat
dimakan, dan dibuat panganan (pais dll.) dengan terlebih dahulu
direbus; (3) batangnya yang keras dibuat alat pengangkut kayu
logs (lih. kuda) di hutan
288
tadarus =: membaca Al-Qur’an selama 7 hari di rumah orang yang
meninggal sejak hari dikebumikan (lih. mukaddam) hingga malam
hari ke tujuh; (2) mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an tersebut
konon harus ganjil, yaitu khatam sekali, 3 kali 5 kali atau 7 kali
khatam
taddu =: reda; tenang
taddung #: (1) ular (lih. samballit); (2) ~ laut: selimpat; (3) ~ sawa: piton
tadudduk =: jatuh terduduk; mengenjal
tagai: ba ~ an: bersimbah keringat; kebah,
tagar + x: 1 berdiri kekar; cuar; jegang; keras (kayu; tiang pancang
tertancap kuat; dll.); 2 ereksi
tagarri x: cekau; pacik; pegang
tagga =: (1) gendala factor yang membatasi; halangan; kendala; (2) cegah;
cuar; larang; pelawa; tangap: (3) (a) keadaan sekitar yang
menandakan tidak boleh melakukan sesuatu yang akan dilakukan,
termasuk rencana bepergian; (b) dihentikan sementara sampai
tanda-tanda tersebut menghentikan pertandanya
taggar: 1 bagar; cegak; gagah; kokoh; kuat badannya; kukuh; sasa; sasan;
tegap; 2 (1) karat (senyawa oksigen dengan logam); (2) ~
tambaga: dioptase; patina; selekat; silikat dari tembaga yang
berwarna hijau jamrud
taggap =: kokoh dan kuat
taggu #: kokoh; kuat; kukuh; liat; pagan; pagun
taggum: bunyi bergema, seperti benda jatuh ke dalam peti besar; dembum;
gerdam; gerdum; kerdam (1) suara hentakan-hentakan kaki yang
berat; (2) kuma ~: suara-suara kentakan kaki yang banyak
tagunggu: bekerja keras mendayung perahu melawan arus air yang lagi
banjir
taggup: (1) suara benda bulat berat yang jatuh; (2) kuma ~: suara jatuh
yang banyak (seperti) berjatuhannya buah mangga yang sudah
matang
taibabas: bintik-bintik hitam di muka; plek-plek di wajah; tetua
tail =: satuan hitung berat emas seberat 37,8 gram
taing +: pa ~: meminta dengan bersuara berkali-kali, tapi tak diberi (tak
dihiraukan)
tajak: 1 hunjam; tancap; tunjam; 2 ma ~: (1) menancapkan; pacuk; (2) (a)
mendirikan rumah (tiang pertama); (b) terlebih dahulu dilakukan
dengan salat magrib bersama di lokasi rumah yang akan dibangun
tersebut, kemudian diadakan acara selamatan dan doa bersama; (c)
ada 6 buah tiang utama yang didirikan, dilakukan dini hari setelah
289
salat subuh; (d) untuk mendirikan setiap tiang diawali dengan
pembacaan selawat secara bersahutan; 3 alat pengolah (pemotong
sisa-sisa batang rumput) lahan sawah (lih. pappal); cangkul
bertangkai lurus untuk mengerjakan sawah, membersihkan rumput
dsb.
tajam x: sakit menyentak pada ulu hati dan sakit sekali waktunya pun bisa
lama (mag)
tajar: ajir-ajir; anjir; calecer; pancang; patok perwatasan (biasanya dengan
tonggak tinggi di sawah, huma atau kebun dll.); tonggak tapal
batas
tajarammak: sakit akibat terlambat (terganggu) makan. Mengobatinya
menggunakan pucuk gantau mangsuwi (nama rempah) (lih. issi),
jintan hitam, bawang merah dan tunas pada umbi kunyit, diulek,
kemudian airnya diperas dan diminum, ampasnya digosokkan pada
persendian tangan kaki, dahi dan bawah daun telinga
tajau: (1) guci; gumbang; siton; situ; tempayan hias antik; tempayan yang
terbuat dari tanah/tembikar yang berlapis semacam porselin; (2)
(1) bagi masyarakat Dayak di pedalaman guci ini dipergunakan
untuk menyimpan barang berharga yang disertakan pada makam
mayat atau tempat penyimpanan tulang belulang (lih. lungun); (b)
untuk warga Dayak “basab” yang nomaden, tempo dulu guci ini
untuk tempat menyimpan madu dan dikubur dalam tanah sebagai
cadangan pada musim paceklik; (c) guci-guci ini banyak sekali
tersimpan di hutan-hutan tidak jauh dari sekitar bekas-bekas
pemukiman mereka dahulu
taji x: jalu (tanduk) pada kaki ayam jantan; susuh; tegil
tajuit =: cara bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar
tajuk x: 1 kejuju; tertusuk; 2 ~ parawu: gading-gading; tulang (balok)
penyangga dinding perahu (lih. sangkur)
tajur x: pancing bertiang yang dibiarkan (ditinggal), biar ikan memakan
umpannya
takabbur =: merasa diri sudah hebat dibanding yang lain; takbur
takajanna: gumun; terpana
takal: tuttuk ~: berdiam di suatu tempat sejak awal hingga akhir (lih.
tuttuk)
takipat: ~ mata: sekelebatan
takis x: 1 elak dengan menangkis; kalicau; 2 dalih; kilah, yang dipakai
untuk pembenaran
takka: mundu ~: bajak laut yang paling menakutkan
290
takkap: (1) dekap; sedekap; (2) ~ lutut: berpeluk lutut kala duduk; (2) ~
tubu: berdekap tangan di dada; sedekap
takki: alat pintalan benang pada mesin jahit (lih. sakuci)
takkil +: (1) sulit sekali dikerjakan; (2) mendayung perahu berat
menentang arus, sehingga geraknya lambat sekali, walau telah
didayung sekuat tenaga
takkul: 1 kayu logs rawa yang sempat memberikan penghasilan terhadap
masyarakat Berau; 2 ~ ~: batuk terus menerus; kohol
takkur #: 1 tombok; mengeluarkan uang lagi, karena uang yang
disediakan tidak mencukupi; 2 bengkarup; kalah besar; labres
takkul: 1 batuk kuat; kokol; 2 jenis pohon (log)
takluk #: tak berani berbuat apa-apa lagi
taksir x: 1 menginginkan; 2 memperkira-kirakan
takuin: papan ramalan waktu (hari baik, bulan baik dll.)
takulabbak: terkelupas (agak tebal) (lih. kulabbak)
takulipar: terpelanting kesamping dan tidak tepat sasaran
takulisi: terkelupas (agak tipis)
takur x: bakul dari kulit kayu untuk mengumpulkan madu di hutan;
bongkor; temalang (lih. talakur)
takuwin: perhitungan waktu (hari-hari baik)
talacak: bekas telapak kaki
talaga =: (1) perigi; sumur; (2) ~ babuak: air tawar yang keluar di air laut
asin pantai talisayan
talajuk: anak buah catur dalam permainan catur; pion
talak =: serbuk halus untuk membedaki badan bayi; talek; talk;
talakkan #: duduk sambil bertumpu pada jari-jari tangan yang terurai;
telukan
talakkin: talkin; wirid di atas pusara, sesudah jenazah dimakamkan
talakkung #: lapisan dalam mukena (kain tersendiri, mukena pendek
seperti jilbab)
talakur: bongkor; temalang (lih. takur)
talam (^): bendea; nampan; tampan
talamba: jahit (kasar) tangan; jahit sementara yang akan dibuka kemudian
setelah jahitan sebenarnya dilakukan; jelujur; jerumat; menisik;
tesik
talang + =: Chorenemus; ikan laut; ikan talang; seliat
talantang #: kelantang; memutihkan kain dengan cara dibentangkan di
tempat terbuka (setelah pencucian pertama) biar terkena hujan dan
panas matahari, kemudian dicuci kembali (lih. tappas)
talasan: lasah; lesah; pakaian dipakai setiap hari (lih. ampi); pelesah
291
talassau: 1 (1) nama sungai di hulu kampung Batu-Batu, Kecamatan
Gunung Tabur; (2) sungai ini airnya tawar, sehingga bila
penduduk kampung Batu-batu dan kampung-kampung lainnya di
sekitarnya kesulitan air tawar dapat mengambil air dari sungai ini;
2 (1) pada jaman pendudukan Jepang, atas perintah tentara Dai
Nippon (waktu itu hanya tersisa sebanyak 17 personil saja lagi)
untuk mengambil harta benda (terutama bahan makanan) yang
telah ditinggalkan penduduk setempat untuk mengungsi ke
kampung Teluk Pangkul (sekarang kampungnya tak ada lagi)
dekat kampung Tanjung Batu; (2) sehingga terjadi peristiwa
“talassau” yang memakan beberapa (lima orang) korban dari
anggota suruhan jepang tersebut
talatap #: atap-atap atau tutup-tutup sedikit dan sementara
tali =: 1 kenur; 2 mata uang tempo dulu senilai 25 sen; talen; 3 ~ ~:
perhiasan emas (liontin atau bros yang dilekatkan sebagai kancing
baju); 4 pa ~ an: barang-barang tanda ikatan pertunangan; acaram
taliayar: tutup atas penampang atap (lih. ballai) yang berbentuk segi tiga
sama kaki
talidus: tumbuhan semak, daun dan batangnya seperti pemedas buahnya
keluar dari umbi dapat dimakan (disenangi kancil) (lih. pitukkun)
taliktur: buldoser; traktor
talikur: ambal; cerling; jelling; kerling; lirik; mamalis
talimban: semacam tarkasy (tabung tempat penyimpanan anak sumpit)
(lih. luangan)
talimbungan: bubungan atap; perabungan; rabung; radak; wuwungan
talimpung: botol dari kulit buah kering tempat kayu pasak anak sumpit
(lih. luangan)
talinga =: 1 alat pendengar yang ada di samping kiri dan kanan kepala; 4
timbatu ~: cuping; 2 terlihat tidak sengaja; 3 ~ sagayi: kue cincin;
panganan dari gorengan tepung beras dan gula merah (lih. sagayi)
talingkasa: bonglon; Bronchosila; bunglon (jenis kadal pohon); Draco
volans; kelelasa; kubin
talinjang =: bugil; loncos; tak memakai pakaian; terbuka
talinsing: rumput rawa
talinting: orang-orangan sawah (huma) yang dapat digerak-gerakkan
dengan menarik tali; selayun; selayut; tali yang direntangkan di
sawah, digantungi berbagai-bagai untuk menghalau burung
talippun =: alat pemanggil jarak jauh; telephone; telepo; telpon
talipuk: (1) eceng; Eichhormia crassipes; enceng gondok; kiambang;
lepok; Nymphaca stellata; telepok; teratai kecil; (2) tumbuhan air
292
tawar ini berasal dari sungai mahakam, konon dibawa oleh sultan
yang akan membudidayakan ikan biawan di Berau (lih. siduwung)
taliruku: godek; rambut kecil di depan telinga
talis: 1 lotek; mendempul sela-sela; 2 membentang warna atau campuran
lainnya, seperti orang yang mengecatkan warna pembatas; 3
burung walet sedang membuat sarang (lih. sarang)
talisai: (1) Aqullaria malaccencis; bebaru; ketapang; pohon ketapang
pantai; (2) konon buahnya bisa untuk ramuan obat
talisak: burung parkit
talisayan: 1 kecamatan di pesisir pantai tenggara Berau; 2 (1) konon kata
“talisayan” terambil dari kata “talisai”, yang berarti pohon
“ketapang” pohon tepi pantai, bila pohon ini daunnya memerah
(pertanda akan rontok dan berganti dengan daun baru) maka itu
berarti ada banyak sejenis ikan laut yang merapat ke tapi pantai;
(2) konon kata talisayang terambil dari kata “talisayang”
talisik #: mencari kutu dengan cara meraba-raba di rambut, karena malam
hari atau saat keadaan gelap; selisik
talla #: 1 (1) sudah; (2) ~ yya: sudahlah kalau begitu; 2 (1) ~ tantuk baru
tingada prb: sudah terjadi baru menyadari kekurangan yang ada;
(2) urang baru manarik bassai kita ~ datang ka saballa prb:
orang baru berencana kita sudah dapat menebaknya
talli: kain berokat (tempo dulu)
tallu =: (1) hitungan setelah dua; tiga; (2) ~ malam: malam ketiga setelah
pernikahan (biasanya ada acara tersendiri dihadiri para undangan
muda-mudi); sampat; (3) ~ ari: peringatan (doa) untuk orang
meninggal pada hari ke tiganya (lih. arua)
talluk =: 1 ~ bayur: (1) salah satu kecamatan di Kabupaten Berau; (2) di
sini dulu pusat pertambangan batu bara (SMP) (lih. jawa) Berau; 2
~ balanga: model baju muslim (untuk pria); baju koko (lih.
balanga); pakaian ini merupakan pakaian resmi dan pakaian
penganten pria dan wanitanya menggunakan pakaian ampik
salayang dengan hiasan “kalung-kalung” di dada (lih. kalungkalung); 3 ~ bangkai: (1) teluk (rantau) di hilir kampung Batubatu; (2) di sini ada legendanya atau peristiwa sejarah tempo dulu
(lih. tambun bangkai): 3 (1) ~ pangkul: tempat pengungsian
penduduk talassau, beberapa hari sebelum peristiwa “talassau”
terjadi; (2) sulaiman: wilayah pantai tenggara Kabupaten Berau
kecamatan Biduk-biduk, memiliki potensi bukit kapur yang bagus
untuk bahan semen putih, di sini juga ada jejak si ayus; (3) ~
293
sumanting: kampung nalayan di kecamatan Pulau Derawan; (4) ~
sumbang: wilayah di kecamatan Biduk-biduk (lih. luangan)
tallur =: 1 benda bulat bercangkang yang mengandung zat hidup bakal
anak yang dihasilkan oleh unggas; telur; 2 (1) ~ baddung: daging
pada kaki dibelakang tulang kering; kaki bagian bawah belakang
(lih. battis); (2) ~ battis: kaki bagian belakang di bawah lutut
sampai ke tumit (lih. buku); (3) ~ biawan: kue cincin; kue terbuat
dari tepung beras dan gula merah yang digoreng (lih. talinga); (4)
~ caccakkan: radang pada celah paha atau ketiak, akibat ada
infeksi pada kaki atau tangan; (5) ~ gaguk: (a) telur ikan “gaguk”;
(b) panganan dari tepung ketan dibuat bulat-bulat kecil dimasak
dengan rebusan air santan dan gula merah; (c) ~ karuang: mirip
panganan bernama “tallur gaguk”; 3 (1) gunung ~: nama bukit di
wilayah Berau, dekat perbatasan Berau - kutim; kawasan jalan
lintas Provinsi Berau - kutim; (2) lansat ~: langsat yang buahnya
berkulit agak tipis; (3) limau ~: jeruk nipis; (4) pulau ~: pulau
pasir tempat penyu bertelur (lih. pulau); (5) tabbu ~: tebu yang di
makan bunganya (untuk sayur), sedangkan batangnya tak dapat
dimakan
talungkayang: lidi; tulang daun palam (nipah, kelapa dll.)
talunsung: ikan laut, berbadan bulat panjang
talusur: jelujur; menjahit dengan tangan
talutup: 1 atap penutup sementara dan sekadarnya; pelindung tanaman
yang baru tumbuh dari sengatan sinar matahari; 2 jerubung;
penutup sementara di perahu
tama: 1 cada ka ~ ~ an: tidak dapat berbuat leluasa karena banyaknya
yang harus dikerjakan; 2 ~ a =: memakan (memakai, mengambil)
kembali yang sudah diberikan kepada orang (lih. siku)
tamba =: 1 imbuh; takak; 2 ma ~ cada mangurangi prb: seharusnya
datang membantu, tapi justru mengeruhkan suasana; 3 bangunan
perangkap ikan di laut; belat besar yang di dalamnya memakai
belat sekatan (kurung); kelong
tambaga =: 1 taggar ~: karat hijau pada tembaga; verdigris; 2 allai ~:
jenis buah durian berwarna kuning dan hanya ada di Kalimantan,
“allai” jenis ini isinya berwarna kuning kejinggaan dan yang
paling enak di antara jenis “allai” lainnya; 3 jamman kuda
makan ~ prb: “zaman kuda gigit besi”; dahulu kala (lih. jamman)
tambak #: gundukan tanah yang ditinggikan dengan menggali dan
menaikkan tanah di sampingnya (lih. timbuk)
294
tambalun*: (1) jenis santet menggunakan media kayu, konon yang paling
ganas di antara jenisnya; (2) perawatannya juga menggunakan
cara-cara khusus, yaitu menajikan 7 butir beras dan kikisan emas
dll.
tamban: jenis ikan laut (seperti ikan layang) dalam kawanan besar di
permukaan laut; ikan tembang
tambaru: imlek; konglan; tahun baru Cina
tambarukki: rayap (famili semut tanah)
tambi #: penduduk Berau yang berasal dari india selatan; orang keling
tambilang =: alat penggali lubang yang bertangkai panjang
tambilungkung: gunung membiru yang tampak dari Tanjung Redeb dan
seputarnya (lih. pasarakan) terbentang di tepian Sungai Kelay,
gunung ini berderet-deret muai dari Gunung Nyawan, Gunung
Longdam, Gunung Tambilungkung, Gunung Nyapa dan Gunung
Batu Balla (ada goha waletnya), yang tertinggi dan ada di tengah
di antara gunung-gunung tsb. adalah Gunung Tambilungkung
tambing: 1 pinggir; pelipir; sisi; tepi; 2 ~ langit: horizon; ufuk
tambira: --------
tambirang: laberang; labrang; tali pengencang tiang ke kiri - kanan, muka
- belakang, agar tidak rebah; tali menguatkan tiang
tambu + x: 1 timba bertali, untuk penimba air yang jauh di bawah; 2 ~
laut: orang yang selalu pulang pergi bolak balik dalam waktu
dekat
tambun x: 1 (1) onggok; timbun; timpali; (2) ba~: (a) tersusun tindih
menindih; (b) banyak sekali; jibun; 2 ~ tullang: (1) area terletak di
hilir kampung Sukan (2) ceritanya orang bahari kala kontes
banyak-banyakan mati di tiap kampung, dibuat lubang besar
kemudian ditancapi banyak tombak, lantas masyarakat
berbondong- bondong loncat ke dalamnya, dan dihitung berapa
kampung ini yang mati hari ini, dan berikutnya kampung lain
mengadakan hal yang sama dan lebih banyak lagi (lih. talluk
bangkai), konon peristiwa ini ada kaitannya dengan riwayat Aji
Kannik Barrau Sanipa, setelah berhasil menyiasati serangan ikan
“julung-julung”; (3) tumpukan tulang-tulang hewan (rusa, banteng
dll.) sisa-sisa makan harimau (lih. rimaung) di tepian Sungai
Inaran Kecamatan Kelay
tambung #: 1 lembing; semiang; tembung; toja; tojah; tojak; tongkat
panjang untuk senjata (diputar seperti kipas di seputar badan);
toya; 2 ali-ali; pelontar tali kapal
tambur (^): gendang besar; genderang
295
tambuyang: menanami kembali lahan yang tak tertanami sebelumnya
akibat terlupa saat menanam padi (lih. dapur) di sawah (lih.
barayyang)
tammal: agak basah-basah (kain dll.); demek; kemal; lembap
tammat =: 1 khatam; selesai; 2 ba ~: acara khataman Al-Qur’an, yang
disertai dengan acara selamatan (lih. puncak)
tammik: jember, kotor dan basah; tergelatak bertumpuk dilantai
tammis: jember; kotor dan lembap; tergelatak bertumpuk dan basah (lih.
tammik); tumpuk demak
tammu =: 1 jumpa; sua; 2 ma ~ i: (1) menjumpai; (2) mengunjungi orang
yang dianggap tua oleh mempelai yang baru saja menikah; sowan;
3 pa ~: didapat kembali setelah hilang
tampa =: inden; (sudah) memesan (tempat atau barang) terlebih dahulu;
minta dibuatkan dengan model sesuai pesanan
tampak =: 1 nampak terlihat; 2 dapat melihat dengan jelas; mata masih
berfungsi dengan baik
tampal: 1 penutup yang ditempelkan; lepa; 2 ~ puki: (1) ikan lidah; ikan
sebelah; jenis ikan yang nampaknya seperti hanya sebelah; (2)
konon dahulu kala salah seorang nabi makan ikan tersebut, namun
tidak dihabiskan, makannya hanya sebelah dan sebelahnya lagi
dibuang ke air dan konon terjelmalah ikan tersebut
tampar =: 1 gaplok; pukulan dengan telapak tangan; tempeleng; 2 ~
baung: tanda hitam di wajah; tompel; (2) benjolan pada pipi
undang (lih. tampassik) di dalamnya ada kepiting kecil; 3 (1) ~ an:
(a) sesuatu yang menjadi sasaran tempelengan; (b) tempat
hempasan arus air atau angin deras; (2) ~ ran: bahar; laut luas
(lepas) dalam sungai; sungai yang besar
tampas: 1 enjal; jatuh terhempas; jatuh terperanyak; jatuh yang terasa
sakit sekali, karena terbentur pada benda keras; 2 parangat ~ prb:
wajah lebar bulat tak berbentuk (jelek)
tampassik: geragau; graguk; selatamam; udang kecil sungai yang lebih
besar dari “buntalli”
tampayak: anak lebah yang masih sebagai larva
tampi =: (1) memisahkan bulir padi dari sekamnya; (2) memisah kulit padi
dari berasnya yang sudah di tumbuk, dengan menggunakan tampah
(lih. saraping)
tampias =: air jatuh (hujan) yang bias, sehingga dapat membasahi,
percikan air yang terbawa olah angin dll.
296
tampik x: 1 membelah kecil-kecil buah pinang atau batang tebu untuk
dimakan; 2 (1) cada ma ~: pantang menolak tugas, walaupun sulit
dan berat; (2) cada di ~: tidak pilih tugas berat atau ringan
tampikung: kelantang; kelenteng; rumah ibadah kong hu cu (konfusius);
laocu (taoisme); taopekong; tepekong; tokong; topekong
tampiras: (1) serangga famili gurem, mirip laba-laba kecil dan kulitnya
agak keras; kutu babi; (2) bila menggigit akan susah lepas, kalau
dilepas secara paksa giginya akan tertinggal dan abses menjadi
bisul kecil; (3) untuk mempermudah lepasnya dan tanpa efek
samping, konon dengan menggunakan perasan air tembakau
tampirrai: (1) mengupas kerang (tudai) yang masih (hidup) mentah
dengan cara dipecahkan kulitnya; (2) kerang kupas, yang sudah
terlepas dari kulitnya dngan cara di”tampirrai”
tampuk x: diameter; penampang
tampuling #: campuling; cempuling; harpoon; tombak bermata (tiga)
bertali, untuk menombak buaya dan ikan besar
tampun: 1 (1) mulai; memulai; (2) lagang; memulai menganyam (tikar
dll.); 2 (1) ma ~ i: melagang; (2) pa ~ an: (1) permulaan; (2)
tempat penanaman padi pertama di tengah ladang atau sawah
dengan upacara tertentu (lih. mali)
tampurung =: 1 (1) ~ laki: tempurung kelapa belahan bayah yang tak ada
bakal tunasnya; (2) ~ bini: tempurung kelapa sebelah atas yang
ada lubang bakal tumbuh tunas; (3) ~ buta: (a) tempurung kelapa
yang tak ada lubang bakal tunasnya; (b) konon ditambah “tunggul
buta” dan tambahan lainnya serta mantra-mantra serta perlakuan
khusus, dapat untuk azimat halimun; (4) ~ lutut: patella; 2
gunting ~: rambut dipotong rata keluling kepala; 3 minyak ~: (1)
minyak yang keluar dari tempurung kelapa yang dipanaskan; (2)
konon untuk obat sakit gigi (lih. katunai); 4 ~ kapala: tengkorak; 5
pulau ~: pulau di perairan Berau; 6 ma ~ bali vulg: (1) buah dada
yang montok; (2) alat vital (wanita) yang mumbung bagian
pangkalnya
tampuyak: (1) lembek basah terhampar (seperti kotoran ayam atau serati
yang lagi mengeram dan buang air besar) (lih. baira); (2) asinan
buah durian (lih. jarruk)
tamsil #: ajaran yang terkandung dalam sebuah cerita atau peristiwa;
contoh yang harus dijauhi dan tidak patut ditiru; peristiwa/keadaan
kurang baik yang menimpa seseorang, dapat dijadikan pelajaran
agar tidak menimpa kita pula
tamtam: alat musik pukul yang berdempet; bongngo
297
tana =: 1 ka ~ an: (1) watak; sifat dasar; (2) latar; matar; warna dasar;
warna utama/dominan; (3) kontur dan kesuburan tanah; 2 (1)
impaddu ~: senawar; ular hitam kecil dan berbisa; (2) issi ~:
tanaman obat yang berimpang (jahe, kencur, lengkuas dll.; (3)
kutu ~ =: (a) undur-undur; (b) orang/anak yang selalu berada di
luar rumah (lih. kutu) hampir setiap hari dan sepanjang hari; (4) ~
luang: kaolin; tanah kapur dalam goa, yang baik dijadikan pupur
sebagai pemutih sekaligus sebagai tabir surya (lih. luang); tanah
liat, lunak, halus dan putih; 3 unjuran ~: lahan yang dekat dengan
sungai jalur transportasi atau dekat dengan jalan raya
tanaga =: 1 kuat; 2 ba~: (1) nampak anggun dan fit; nampak masih gaya;
(2) flamboyan; tampan
tanam =: 1 menaruh bibit, benih, stek dsb. di dalam tanah supaya tumbuh;
2 ba ~: tanam padi (lih, barayyang); tandur; 3 (1) ~ ~ an: palawija;
(2) bawang ~ an: bawang rambut; bawang kecil berdaun panjang
yang biasa dibudidayakan petani Berau untuk ditumis atau usinguseng, terutama daunnya
tanda: 1 ~ mata: cendera mata; cindur; kenang-kenangan; souvenir; 2
cada ka ~ an: pangling; tidak mudah dikenali
tandak: terperenyak
tandang =: 1 sepak; 2 dapur ~: dapur kecil (perapian) yang bisa dipindahpindah dan digunakan pada keadaan tertentu (lih. sulimbar)
tanduk =: pisang ~: pisang yang buahnya hanya sesisir dan besar seperti
tanduk
tangan =: 1 anggota badan untuk bekerja dan memegang; 2 sarung ~:
kain untuk menutupi belakang tangan saat bekerja di huma agar
tak tergerus rumput atau gosong terpanggang matahari; 3 surung
~: (1) sebagai tanda salut atas kehebatan seseorang; (2) tanda
minta maaf; 4 ~ ~ : (1) akar puntianak; tumbuhan merambat di
pohon tepi sungai, cabangnya bila di lepas dari batangnya nampak
seperti jari-jemari (dipercaya dapat menangkal kuntilanak); udani;
(2) daunnya konon dapat untuk obat cacing; 5 ~ parawu: alat
penahan perahu kecil agar tidak mudah terbalik; ambau; cadik;
katir; (2) parawu ba~: kater; perahu yang menggunakan kayu di
kiri kanan perahu untuk penahan gelombang agar tidak oleng dan
terbalik
tangap: hutan taman di dekat teluk bayur dengan luas 685 hektare; (2)
KRUS (Kebun Raya Unmul Samarinda) terinspirasi dari taman
hutan tangap ini
298
tanggal =: 1 ma ~: mulai lepasnya gigi susu (pada anak-anak); 2 ada
sebagian masyarakat asli Berau yang baru mencukur rambut anak
laki-lakinya, setelah gigi susu sang anak mulai tanggal; 2 pa ~ an:
hantu kepala yang ususnya terbang bersama kepala dan terburai
(lih. pajjat)
tanggar x: galah yang dipakai untuk pendorong perahu (lih. sappit) pada
air dangkal di laut; satang
tanggalulu: semut batu; semut tanah (perut putih besar, bundar) besar
pendek
tanggiling: senggiling; trengiling
tanggirik: 1 (1) alat untuk membuat lubang kecil seperti mata bor; (2)
melubangi dengan tanggirik; (3) memutar-mutar bulu ayam dalam
telinga; 2 ~ buaya: ikan kecil panjang, bertubuh persegi,
berbentuk seperti buaya kecil berdiameter hingga 2 cm dan
panjang hingga 15 cm
tanggung x: gondol; lantah; membawa sesuatu dengan mulut (lih. kuyuk)
tangiri: ikan laut; langsi; tenggiri; tenggiring
tangkalbaju: jenis ular berbisa
tangkalukuk: (1) bengkarak; tulang belulang agak besar-besar; (2) tulang
kepala ikan (besar), biasanya hidangan yang terdiri dari tulangan
(rebusan ikan, sup kikil, sup buntut dll.)
tangkang: (1) kain putih (atau sejenisnya) diikatkan pada lengan baju atau
ditempel sebagai tanda ada kegiatan khusus; 2 bila sultan
meninggal maka para bangsawan dan kerabat sultan memakai
“tangkang”; (1) untuk pangeran dan raden dikenakan di lengan
sebelah kanan; (2) untuk aji, kemas (lih. kiammas), mas (lih.
ammas) dan tokoh masyarakat (lih. tuan-tuan) mengenakannya
disebelah kiri
tangkap =: ba ~: (1) sudah ditangkap (hewan, ikan dll.); (2) saling
menangkap; (3) nikah kilat karena sesuatu supaya segera nikah
tanpa acara “mata gawu” dan sebagainya
tangkar #: bantah; mengingkari (tidak mengakui)
tangkarawa: sejenis tupai kecil yang bisa memakan hati binatang dengan
melubangi tubuh hewan tersebut
tangkaruak: burak-burak; cengkerawak
tangkikki: kutil yang dapat tumbuh banyak (beranak pinak) di kulit
tangkir: belat; bidai; kayu penjepit pada benda panjang yang patah/retak,
agar kuat lagi
tangkup =: 1 saling menutup; 2 (1) ~ lungun: (a) kiri menindih kanan; (b)
salah satu pantangan dalam membuat kerangka rumah; (2) ~ lutut:
299
cencawan; tempurung lutut; tulang berbentuk bulat pipih yang
terletak pada sisi depan lutut; tulang pakta
tanglung: lampion; lentera kertas; telong-telong, yang dibawa anak-anak
peserta pawai obor pada malam hari
tanggar x: tongkat pendorong perahu (lih. sappit) di karang atau pasir
dangkal di laut
tanggiling: keluarga Armadilos (binatang pemakan serangga); Manis
javanicus; trenggiling
tanggung x: gondola; gonggong; gotong (biasanya oleh anjing atau
kucing) dibawa pergi; membawa dengan mulut dan tergantung di
luar
tangiri: ikan laut; tenggriri; tenggiring
tangkal baju: jenis ular berbisa (kalau tergigit tidak sempat melepas baju
yang bersangkutan akan meninggal)
tangkalidung: empar; perahu yang arahnya lintang pukang
tangkalukuk: jemala; tulang belulang besar; tulang tengkorak kepala
tangkang: ikat lengan (berupa kain)
tangkap =: ba~: pernikahan dengan cara tidak lazim (darurat), biasanya
lelaki dan wanita langsung dibawa ke penghulu untuk dinikahkan
tangkapa: jenis anggrek, berdaun lebar dan panjang tumbuh di pohon
(bukan benalu); sarokko
tangkarawa: tupai hutan pemakan daging (hati), melubangi badan rusa,
lembu dll. kemudian masuk untuk memakan hatinya
tangkaruak: burung semak (rawa-rawa); cengkerawak
tangkikki: ketuat; kutil, yang tumbuhnya bisa beranak pinak
tangkir: geribik; menegakkan yang patah dengan bantuan benda lain
ditempelkan dan diikat atau dengan pengerat lainnya
tangkup =: 1 mempertemukan dua permukaan cekung menjadi tertutup; 2
~ lutut: cencawan; tulang tempurung di atas lutut
tanglung: (1) lampion; lentera kertas; loleng; palito; tengroling; (2) pawai
malam dengan boneka kertas yang diberi lampu di dalamnya;
telong-telong
tangnga =: 1 ka ~: basa basi dalam penerimaan tamu, yang berarti
“silahkan masuk”; 2 pa ~: madya; menengah; yang tengah (untuk
kata bantu bilangan); 3 (1) setengah menuju angka yang
berikutnya; (2) (a) paro; (b) ~ dua ribu: berarti seri bu lima ratus;
(3) ~ tiga pasu: berarti dua “pasu” setengah; (4) dan seterusnya; 4
tini ari ~ malam prb: kapan saja siang dan malam
tangngar: kullat ~: (1) jamur yang enak dimakan, tapi dapat
memabukkan) kalau pengolahannya kurang teliti (racunnya dapat
300
membuat orang tertawa terus menerus (semua yang nampak di
mata seperti menari dan lucu, sehingga membuat perasaan geli dan
tertawa); (2) jamur merah keras dan tak dapat dimakan, tapi dapat
dijadikan obat, mis. mengobati rasa pusing dengan cara dibakar
dan asapnya dikenakan (biar mengepul) ke kepala (lih. rabun)
tangngi: getir; pedar; minyak makan yang sudah berubah rasa dan aroma,
karena kelamaan tersimpan; rasa sudah tidak enak pada minyak
makan dll., akibat kedaluwarsa atau salah dalam pengemasan;
tengik
tangngir: (1) cenggeret; gareng; keriang; serangga bulat panjang bersuara
nyaring; tonggeret; (2) ~ uttan: serangga seperti keriang dan hitam
besar bersuara sangat nyaring; uir-uir; 2 ma ~: senja sekali (hampir
magrib) kala “tangngir mulai berbunyi bersahut-sahutan, petani
atau pekerja baru pulang istirahat malam
tangsa: ba ~: 1 membanting-banting diri agar diberi atau dibelikan sesuatu
yang dikehendaki; 2 mengharu biru ruangan, sehingga tampak
berantakan (lih. kunjarang)
tangsi (^): kampemen; kompleks tentara; markas
tani =: jenis professi kebanyakan orang/masyarakat Berau
tanjak #: ~ singngal; (1) memasang (destar) ikat kepala sebagai hiasan
(lih. singgal) untuk pria; (2) disertai mantra tertentu membuat
pemakainya nampak anggun dan berwibawa
tanju #: lampu botol tanggung diberi bersumbu dan diisi minyak tanah
tanjung =: 1 tanah/daratan yang menganjur ke tengah air; jazirah; (1) ~
raddab: Tanjung Redeb (ibu kota Kabupaten Berau); (2) ~ batu:
nama kampung ibu kota kecamatan Pulau Derawan, di sini
terdapat objek wisata bahari Berau; (4) ~ mangkaliat: batas pesisir
Kabupaten Berau dengan kabupaten Kutai Timur; 2 ma~: (1)
menjorok seperti tanjung; (2) berpeleseran ke Tanjung Redeb
tannang =: alat penangkap ikan dari bilah bambu yang dijalin dengan
rotan ataupun dengan akar batang “lamiding” (lih. pulasau);
banjang; belat
tantabuan: (1) aming-aming; kerawai; lebah besar yang sangat beracun;
tabuhan; (2) (a) ~ baimbarrat mira: aming-aming yang sangat
berbisa; (b) ~ baimbarrat kuning: aming-aming yang juga
berbisa
tantram: aman hati; jenjam; karar; lembut tidak beringas; tenang
tantu =: 1 niscaya; pasti; sudah jelas; sudah tetap; 2 ma ~ kan:
perundingan antara utusan pihak mempelai peria pada pihak
301
mempelai wanita untuk menetapkan waktu dilangsungkan kenduri
pernikahan (lih. matagawu)
tantudur: ikan laut yang nampak seperti suka tertidur, sehingga sering
tertabrak perahu layar; kakap tidur (nama lain)
tantuk: 1 terantuk; 2 talla ~ baru tingada prb: sudah terkena baru
menyadari
tanyik +: benda kecil panjang (seperti lidi dsb.) jatuh tertancap di tanah
atau di lumpur
tapai =: panganan yang terbuat dari ketan atau singkong rebus yang
difermentasikan dengan ragi (lih. burak); tape; tapui
tapak: 1 dampal; telapak kaki (lih. kalapak); 2 alat bantu satuan hitung
panjang tikar pandan (lih. kilan)
tapakkur =: 1 menimbang dengan sungguh-sungguh; merenung
memikirkan; tafakkur; tapekur; 2 ceratuk; tercanduk; tercatuk;
duduk dengan kepala tertunduk
tapal*: jaram; obat yang ditempel, baik berupa racikan, maupun berupa
daun yang telah dilayukan dengan memanaskan (lih. diang) untuk
melumaskan
tapalicuk: keseleo; tergeliat
tapian x: (1) tandas; tempat mandi, cuci dan kakus di tepian sungai; (2)
terbuat dari dua buah batang kayu logs besar; (3) diberi berlantai
dan dibuatkan kamar kecil (lih. lanting)
taping: (1) benda melengket lebar agak tebal (lih. tapal); (2) ba~:
melengket agak banyak dan tebal seperti pupur yang tebal pada
muka, atau gumpalan tanah liat yang menempel pada benda datar
dan lebar
tapis =: saring (menggunakan kain tipis) untuk memisahkan pati dari
ampasnya (misal sagu, singkong parut dll.)
tapisi: kalus; terkelupas kulitnya
tappa: (1) rebah rata (pada rumput, padi, ilalang, semak dll.); (2) ma~:
merebahkan rumput dsb. (dapat menggunakan galah) hingga rata
dengan tanah
tappak: 1 (a) cekup; dekik; gaplok; lampang; menampar muka (mulut);
menepuk dengan telapak tangan tampuk; tapuk; tepuk; (2) ba ~:
keplok; tepuk tangan (lih. tarri); 2 ~ ~: (a) alat pemukul bola tenis;
alat pemukul shuttle cock; raket; (b) alat pemukul bola pimpong;
bet; (c) stik pemukul; (2) ~ ~ kasur: (a) alat pembuang debu pada
kasur atau bantal yang sedang dijemur; (b) terbuat dari anyaman
bilah rotan
tappas x: cuci (kain, baju dll.)
302
tappau: tikar anyaman dari daun nipah muda (lih. pucuk) untuk alas
menjemur padi
tappi #: (1) ba ~: duduk rapat ke dekat dinding; (2) ma ~ kan: (a)
meminggirkan sesuatu; (b) menyimpan sesuatu untuk
mengamankan
tappik: benda kecil pipih jatuh sehingga mengeluarkan suara “pik;”
celepik
tappis: memukul dengan telapak tangan, ataupun benda pipih lainnya
tappuk: 1 cekup; damik; memukul dengan telapak tangan yang
dicekungkan; 2 ~ ~: suara benda berjatuhan banyak
tappun: (1) banyak dan tindih menindih; (2) mengumpul berhimpitan; (3)
terkumpul tumpuk menumpuk
tappung =: kain ~: belacu: marikan (lih. kain)
tappus x: copot (dari tangkai, hulu); coplok; gelup; kelokak; lepas; tanggal
tapu: (1) di ~ kan: dipadukan; (2) ba ~ ~: (a) berurunan; (b) disatusatukan
tapuk x: 1 (1) liku; sembuni; sembunyi; (2) menyembunyikan; sekap;
sembunyikan; (3) ba ~: (a) berondok; bersembunyi; ngumpet;
umpet; (b) ili; imbit; menyelamatkan diri; ungsi; 2 (1) ~ ~ an:
delikan; pitak umpet (permainan anak-anak); (2) ba ~ ~ an: (a)
main sembunyi-sembunyian; (b) acara keramaian dan ada
kelucuan di dalamnya, acara pengantin yang diadakan pada malam
ketiga, yaitu penganten putri bersembunyi dan penganten peria
mencari di tengah kerumunan pengunjung sampai dapat; 3 pa ~
an: tempat pengungsian saat masuk tentara dai Nippon (jepang)
dan bombardir tentara sekutu di Berau pada masa perang dunia
kedua (lih. buntu, tidung); wadah sembunyi; 4 bangsa rimaung
ma ~ kukunya prb: orang seharusnya dapat menolong tapi-pura
pura tak mampu menolong
tara =: ma ~: membentuk kasar (kayu) sebelum dihaluskan (lih. balau)
tarabbang: 1 melayang pergi; terbang; 2 ~ gagak salabu tukil prb:
dianggap sebagai penyebab terjadi suatu peristiwa, padahal tidak
tahu menahu, hanya saja kebetulan berada ditempat yang sama
dengan kejadian peristiwa tersebut
tarabbas: (1) gelembung-gelembung air banyak dan besar, akibat gerakan
di bawah air (lih. burinik); (2) cadada ~~ nya: orang yang pergi
dengan meninggalkan masalah tanpa diketahui kabar berita dan
keberadaannya lagi.
taradak: menugal benih padi, kemudian untuk ditanam di sawah, setelah
agak tinggi; redih
303
tarai: ma ~: (1) lantun; menyanyi/berdendang dengan suara lantang dan
nyaring; (2) menangis keras-keras
tarais: teriak dengan nada tertentu sebagai penyemangat.
taraju #: 1 alat pengukur berat, bertangan (berbentuk T); neraca; 2 (1) alat
ini dipakai untuk acara “batimbang” yaitu upacara menebus bayi
yang lahir pada bulan Syafar dari segala kesialan; (2) prosesinya
dilakukan dengan meletakkan sang bayi pada salah satu tangan
neraca dan satunya lagi diletakkan kitab suci Al-Qur’an ditambah
air, bila sudah seimbang maka si bayi diambil dan diganti dengan
benda lain yang nantinya akan disedekahkan; (3) pengisian benda
lain (buah-buahan, sayur mayor dll.) ini dilakukan berulang-ulang,
hingga cukup untuk dibagi-bagikan
tarang =: menggantung agar tahan lama (jagung dll.) (lih. layas)
tarannak: kayu kecil-kecil panjang lurus
tarap =: Artocarpus elastica; pohon sukun hutan; sejenis pohon kulur
(buahnya harum dan dapat dimakan)
tarappak: gerakan seperti menggebrak (meja); membuang benda-benda
yang menempel pada sesuatu (niru dll.) dengan memukulmukulkan atau memukul-mukul bendanya
taratai =: bunga padma; lotus; pekaja; seroja
tarawi =: sembahyang sunnat berjamaah di malam-malam Ramadan
tarbang: rebana kecil, biasa dipakai untuk mengarak pengantin (lih.
papak) dan dimainkan oleh para lelaki, juga untuk kesenian rudat
dan kesenian bernafas islam lainnya
tarbas +: abrasi; runtuh-runtuh (pada tanah-tanah ditepi sungai), konon
bila kondisi tanah seperti ini kurang baik untuk ditempati, baik
berladang, berkebun ataupun tempat perkampungan, orangnya tak
bisa betah di sana; terbis
tarbus: (1) kopiah pakaian para penghulu (lih. pangulu); (2) kopiah bulat
mengecil ke atas terbuat dari kain lakan merah yang berjambul
berjumbai; (3) kopiah stambul; kopiah turki
tarias: ujan ~: 1 gerimis di tengah sinar matahari; hujan rintik agak lebat;
2 konon nama jenis santet, membuat yang terkena sakit dingin
panas tak karuan
taribbis: kerang yang biasa menempel pada tiang-tiang kayu di laut (iang
pelabuhan dll.)
taridu: (1) air tetesan daun kayu; rabas; (2) hidatod; kelenjar yang terdapat
pada daun dan mengeluarkan air
tarik =: 1 ~ pinggang: bercekak pinggang; kecak pinggang; telekan
pinggang; tolak pinggang; 2 ~ kalat: tarik tambang; 3 urang baru
304
ma ~ bassai kita talla datang ka saballa prb: apa gerak orang,
kita sudah tahu maksudnya
tarindak: bentak; geratak; gerantak; geratak; hardik; menghentakhentakkan kaki, karena marah; tembis
taripang =: beronok; Hololoroisdar; mentimun laut; ulat laut
tarittik: memukul-mukulkan tangan atau kayu kecil pada papan atau
benda-benda lainnya
tarpal =: kain tebal kedap air karena dibalut cat atau ter; terpeulin
tarrak x: 1 rontok; bergujuran (buah, daun dll.); 2 (a) prahoto; mobil
angkutan barang; (b) “truk” (sekarang dengan masuknya alat
mekanik ke Berau dan pengaruh logat bahasa Berau, sehingga kata
“truk” diucapkan “tarrak”) (lih. tarran)
tarran =: 1 (1) ejan; merejan; (2) ~ ~ an: orang hamil yang sulit
melahirkan; 2 “transmigrasi” (lih. tarrak)
tarrang =: 1 cerah; tidak gelap; 2 bersih dari semak atau rerumputan dll.;
3 pa ~ ati: doa atau mantra yang membuat orang menjadi cerdas
dan lapang hati
tarras =: bagian tengah dan keras dari batang kayu
tarrau x: bentak dengan suara keras
tarri x: (1) aplaus; semarai; sorak sorai; tepuk tangan; (2) mencemooh dan
mengejek dengan teriakan dan tepuk tangan
tarru: berjalan menempuh dengan tidak mempedulikan apapun; berusaha
melintas deru angin dan hujan lebat; maju menghadang; radak;
redah; recat; rajah; tahar; terobos; terombol; tobros
tarrung =: (1) Solanum belongena; terong cepokak; terong pokat; (2) ~
burung: Solamun turvum swartz; tekokak; (3) ~ pipit: Solamun
sorvan; terung tekokak; (a) daun terung cepokak konon dapat
mengatasi jantung berdebar; (b) buahnya dapat untuk mengatasi
hipertensi, kurang nafsu makan, dan liver
tarran: 1 (1) ejan; (2) ~ ~ an: susah kala dilahirkan (bayi); 2 transmigrasi;
transmigran (lih. truck)
tarrang =: 1 bening; cerah; transparan; 2 bersih dari rerumputan ataupun
semak; 3 pa ~ ati: mantra yang konon dapat membuat orang
berfikir jernih, menjadi cerdas dan kuat ingatannya
tarras =: bagian tengah kayu yang keras (lih. balaka)
tarrau: bentak dengan suara nyaring
tarri: sorai; sorak; (1) ba ~: aplaus dengan tepuk tangan; (2) di ~ kan:
diejek dengan teriakan dan tepuk tangan
305
tarru: 1 harung; radak; tahar (berlayar menentang badai); tempuh; terjang
(angin, badai dll.), terobos; terombol; tobros; 2 sakali ba ~:
serempak sekaligus
tarrung =: (1) Solanum belongenu; (2) (a) ~ burung: terung yang
buahnya kecil-kecil berenteng (lih. pipit); (b) ~ pipit: tumbuhan
semak, berdaun seperti daun terung, batangnya berduri jarang,
buahnya kecil, bulat, hijau dan dapat dimakan; (3) ~ massam:
terung asam (bahan sayur); (4) ~ susu: terung tanaman hias (tak
dapat dimakan) yang banyak pentilnya (seperti susu sapi)
tarsila: (1) daftar asal-usul suatu keluarga/turunan; (2) silah-silah; silsilah;
tasalsul; tasasul
tartib =: ba ~: duduk tenang, diam tanpa gerak dan suara
taru =: 1 meletakkan di tempat yang aman; simpan; 2 ma ~ ati: (1)
dendam; (2) jatuh hati; terpikat
taruk #: daun muda; pucuk (yang bisa dimakan, dilalap, disayur dll.)
tarum: 1 Indigovera; Marsdenia tinctoria; nila; santum; (1) tumbuhan
yang daunnya (ditumbuk) dapat digunakan untuk pewarna pandan
(nila) (bahan tikar), makanan (tapai); (2) juga untuk obat malaria,
diulek (di”patau”) dan airnya diminum; 2 nama sungai (kali) di
Kelurahan Badungun
tarumbul (^): memperoleh hasil banyak; untung besar
taruna x: (1) jejaka; pasca yuwana; pemuda; (2) urang ~: anak muda
(laki-laki); lelaki yang belm pernah menikah; bujangan; lajang;
pejaka; perjaka
tarungkup: jatuh; terjatuh waktu sedang berjalan atau berlari
tasala: 1 salah; tidak benar; tidak tepat; 2 keseleo; kiat; salah urat; terkilir
tasbi =: sebih; untaian butiran manik untuk menghitung zikir
tasi: senar; tapi pancing dari plastik kenyal; tausi
tasumpak: tersandung
tasuwur (sasuhur*): kesohor; masyhur
tatajung #: sarung batik agak kecil dan berjahit, sehingga membentuk
lingkaran (lih. ampik)
tatat: lambat jalannya, tertatih-tatih (lih. sapinang)
tatawa: mengeluarkan suara meledak-ledak dalam alat ucap karena rasa
geli atau rasa suka; ketawa; tawa; tertawa
tatayi: 1 faeces; pases; tinja; kotoran buang air besar (lih. tayi); 2
kumbang ~: kaboy; 3 rumput ~ sapi: rumput kecil rendah
berumpun di tanah rawa
tattak: 1 kabung; penggal; potong; 2 sussul ~: golok yang ujungnya rata
(lih. sussul); 3 ~ ammas: (1) dapat untuk mengusir kecoa; tuba
306
lipas; (2) (a) tumbuhan (semak) merambat di pinggir sungai; (b)
biji buahnya dapat dimakan seperti kacang merah, dengan cara
pengolahan tertentu (agar tidak keracunan); 4 kalibung ~: duduk
berkeliling berbentuk satu lingkaran; 5 batti tasait batti di ~ prb:
anjing menggonggong kafilah tetap berlalu (lih. sait)
tattal =: 1 seperti lem pekat kental; menempel dengan baik; 2 mengerjakan
dengan sungguh-sungguh tanpa kemana-mana lagi sambil
mengerjakan yang lain
tattap =: ba~: diam menyepi; hening; sepi (duduk diam)
tatuban =: air yang keluar mendahului bayi saat dilahirkan; ketuban
tatuttung: jatuh tersungkur, dengan kepala terhempas ke benda keras di
bawah
tatuwung: 1 bejana porselin berbentuk elips bertangkai dan bertutup; 2
mangkok porselin putih polos, konon dijadikan timba dalam mandi
berobat
taubat =: jera; kapok; kanji; lasi; serik; tak mau lagi melakukannya
taun (tahun*) =: 1 (1) daur waktu yang lamanya 12 bulan, atau 365 hari
dan 6 jam untuk tahun miladiyah; (2) atau 366 hari pada tahun
kabisat, perhitungan tahun yang dapat bila dibagi dengan empat;
(2) tahun kabisat terjadi tiap 4 tahun sekali dan bulan februari
dijadikan 29 hari, yaitu disatukannya kelebihan waktu seperempat
hari setiap tahun kepada tahun keempat; (3) sedangkan untuk
tahun hijriyah ada 351 hari dan juga terdiri dari 12 bulan; 2 turun
di ~: habis panen padi; ada penghasilan; 3 ubi sa ~: singkong yang
batang dan bongkahnya sangat besar; singkong yang dipanen
setelah bertahun-tahun ditanam; 4 panas sa ~ ujan sari littak
tana prb: kebaikan yang telah diberikan selama ini tak menjadi
berarti apa-apa, akibat kesalahan yang hanya sedikit; suul
khatimah
taus: (1) mengeluarkan angina; (2) mengukus
tawar* =: 1 hambar (rasa); (2) tawar liyir: anoreksia; nir selera; 2 jampi
(obat); mantra penawar; perkataan dan ucapan yang dapat
mendatangkan daya gaib untuk penawar penyakit; 3 ~ ~: (1)
setawar; sitawar; tabar; tumbuhan semak (rumput besar): (2) (a)
pucuk mudanya dapat dibuat lalap; (b) konon daunnya untuk obat
tawarruk =: duduk terakhir dalam salat (lih. sambayyang) untuk
membaca tahiyat akhir dan salam
tawu (tahu*) =: 1 (1) faham; maklum; mengerti; mengetahui; (2) entahlah;
2 ba ~ ~: berbuat sesuatu tanpa konsultasi dan memberi tahu
307
terlebih dahulu; 3 ~ mangacak: bayi yang mulai bisa
berkomunikasi dengan sekitarnya
tawwap =: ibadah keliling Ka’bah sebanyak 7 kali memutar ke arah kiri
tawwau: 1 (1) nama kota di utara Kalimantan; (2) dulu nampak sebagai
kota terpuji, baik bangunan maupun kebersihannya oleh orang
Berau yang pernah ke sana; 2 ma~: pergi ke tawao, semokal
tayammum =: wudlu dengan debu tanah
tayi (tay*) =: 1 ~ babas: bercak hitam di wajah; melanoderma; tetua;
vleks; 2 ~ bassi: besi buangan sisa kerja (larik, cor dll.); 3 ~
dadda: residu minyak kelapa yang sesudah dimasak; tahi lala; 4
(1) ~ gigi: jigong; kotoran kuning pada gigi; (2) ~ idung: ingus
kering dalam hidung; upil; (3) ~ kupi: sisa endapan kopi pada
bawah gelas setelah kopinya diminum (lih. lidak); (4) ~ lalat:
landung; bintil hitam yang tumbuh abadi, kadang konon sebagai
pertanda; (5) ~ lincung: kotoran ayam yang basah dan kental; (6)
~ mata: kotoran pada mata yang timbul saat tidur (lih. rirrik)
tayu: (1) telantar; (2) sa ~ ~ nya: tak ada yang membimbing; tak ada yang
menghiraukan; tak ada yang memelihara (merawat)
tian: bunting; hamil; kandut
tiang # : 1 tiang pancang; tiang utama yang langsung terhunjam ke tanah
(lih. dirian); tiang tua (lih. tajak); 2 ma ~: (1) memanjat; panjat; (2)
menaiki tebing yang curam
tias: reda (hujan) (lih. taddu)
tibak: membacok besar-besar
tibbal: bergelombang-gelombang; gerugut; tidak rata
tidung: 1 suku bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Bulungan, di
antara mereka ada juga yang bermukim di Berau walau jumlahnya
hampir tak nampak dan telah menyatu dengan masyarakat Berau; 2
sungai ~: (1) kali kecil dalam sungai birang (anak Sungai Segah);
(2) tempat pengungsian keluarga Keraton Gunung Tabur, saat
serbuan bombardir tentara sekutu (di Berau) menjelang akhir
perang dunia kedua; 3 pulau ~: (1) pulau yang terdapat di
Kabupaten Kepulauan Seribu, di Teluk Jakarta; (2) terdiri dari
Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil
tidur =: ka~an x: pangkin; pangking (tempat tidur yang lengkap dan telah
dibuat khusus)
tiga =: ma~ ari: selamatan doa hari ke tiga setelah seseorang meninggal
(dikebumikan)
tigai: ba ~: memangkas dahan-dahan kayu pada lahan yang baru ditebangi
(lih. kirai) agar saat dibakar terbakar semua (lih. langas)
308
tigak: dengkol; encot; incang; incut; jengkat; jengkot; kipa; timpang
tigarrang: rusuk; tulang iga
tiggam: ceruk yang curam; lamping; lereng yang terjal
tiggas x: pakaian atau bentuk tubuh yang rapi (lih. sinsat); span
tigup: meninju orang dari belakang (suatu waktu terjadi juga pukulan dari
depan)
tikin =: tanda sebagai lambang nama yang dituliskan dengan tangan
sebagai tanda pribadi manusia; tanda tangan
tikkas x: 1 (1) berbekas, bekas ketinggian air; jengat; kesan; tenggan; (2)
batas; batas terjauh; 2 ada perubahan lebih putih setelah dirawat
(lih. kandang); berbekas
tiku =: kapsiau; tempat air minum yang siap konsumsi (air segar, kopi
panas, teh dll.) (lih. patikuan)
tikus: 1 (1) ~ bamburutan: tikus besar; (2) ~ cacurut: tikus kesturi; tikus
tanah; 2 antimun ~: mentimun kecil sebesar kelingking (lih.
antimun) tumbuh liar di ladang
tilkarrus”: juz ke-3 dari kitab suci Al-Qur’an
tilur: cadel; orang yang tak bisa melafalkan huruf “R”; pelah
tikar =: alas dari anyaman daun pandan yang sudah diolah (lih. tappau)
tima =: 1 (1) logam yang lemah sekali, mudah dibentuk dan lebur dalam
suhu nyang tidak terlalu tinggi; rejasa; (2) sering dijadikan batu
pemberat pancing, jaring ikan dll.; 2 ~ ruku: kertas bersaput
keperakan dalam bungkus rokok (lih. ruku), agar tidak mudah
hapak; 3 ~ sari: aluminium foil yang tipis sekali; gerenjang
timang =: imang-imang
timas: 1 rapi terbungkus; 2 habis terambil (lih. langngis)
timba #: (1) alat untuk membuang air dalam perahu; (2) menjuras air di
perahu
timbabbal: babal; kebabal; kebahal; kembang (bunga nangka; cempedak;
kelor dll.); putik
timbak =: dami suara ~: menggelegar
timbaku: 1 Nicotiana tabacum; bako; tembakau; 2 luang (gua) ~: (1) gua
yang terletak di area Sungai Marasa (Kelay); (2) goha ini diberi
nama gua timbaku, karena di tepi gua tersebut tumbuh pohon
tembakau
timbalu: ka~an: mumpung selagi (terasa tidak enak di hati bila tidak
melakukannya)
timbang =: 1 ~ an x: (1) alat untuk menimbang; dacing; (2) searah
berhadapan; (3) toleransi tinggi; imbalan setimpal bagi perbuatan
309
baik orang; 2 ~ ~: dari pada; 3 ~ bara: (1) bandul; dapra; gandul;
(2) pemberat penyeimbang (perahu layar, kapal dll.)
timbarbadak: (1) bintaro; tumbuhan kayu tepi sungai berbunga putih,
buahnya sebesar buahi kuini (tak dapat dimakan); (2) yang dapat
dimakan hanyalah calon biji yang masih berbentuk agar-agar; (3)
itu pun perlu kehati-hatian ekstra, karena getahnya bisa sangat
memabukkan
timbarbauk: (1) hantu berwujud dan bersuara seperti kambing; jembalang
(hantu tanah yang suka menjelma menjadi binatang); (2) konon
kalau ditegur atau diganggu akan menjadi lebih besar (sapi) dan
terus begitu hingga dapat memangsa manusia
timbatu: 1 pemberat; 2 buah tumbuhan nipah; 3 ~ talinga: cuping
timbubuk: penyakit kulit menahun
timbuk: tanah yang ditinggikan dengan menggali di sekitarnya, kemudian
dinaikkan ke tempat tanah yang ditinggikan terebut (lih. tambak)
timbukkur: duduk (seperti diam) sambil kepala tertunduk
timbul =: ~ ~ tatayi: melayang dalam air (berat jenisnya sama dengan
berat jenis air; permukaan timbulnya sejajar dengan permukaan air
timbus (^): menimbun lubang atau rawa
timpak: 1 tumpah; 2 ~ salin: wajah badan dll.nya persis sama ada di
antara anggota keluarga
timpang =: incut
timpara: permainan anak-anak waktu lampau
timpas: 1 potong dengan menimpas; 2 kencong; mereng
timpasung: bungkus berbentuk kerucut; cerucup; contong; kerucut; konos;
serkup
timpil =: mesin perahu (dan perahunya) long boat yang menempel di
belakang perahu (lih. rabuis)
timpu #: 1 ~ ~: kadang-kadang; 2 minta ~: menunda waktu
timpusu: busut; gundukan tanah sarang rayap; longgok tanah sarang anaianai (lih. tambarukki), sering dipercaya ada penunggunya (lih.
kapirammisan)
timu + x: naga-naga; tanda-tanda akan melakukan sesuatu atau akan
terjadi sesuatu
timung =: (1) kidnap; mengukus; perapian ataupun air panas rebusan
rempah-rempah uap (asap)nya untuk memanaskan tubuh sehingga
berkeringat; tangas; (2) dadan dibungkus atau ditutup bersamanya;
(3) (a) konon untuk pengobatan lanjutan dari orang sakit yang baru
sembuh agar semua keringat selama sakit dapat keluar; (b) orang
310
yang akan dinikahkan agar segala keringat yang berbau jelek
keluar dan tubuh beraroma harum semerbak
tinda =: layar pendinding; markis
tindas x: mematikan kutu dengan memicik menggunakan kuku dan sundip
(lih. sundip); getu; gites
tindi =: (1) tindis; (2) ~ ~: benda berat (besi, batu) untuk penahan kala
menganyam tikar atau sejenisnya
tingada: 1 codak; dongak; jelangak; lenggak; mendongak; tengadah; 2
talla tantuk baru ~ prb: tanpa persiapan terlebih dahulu, sehingga
rapuh
tingangngar: bahana; gaung; gelora; gema; gemaung; kumandang;
sipongang; suara yang memantul (biasanya di hutan-hutan)
tinggal =: ~ batang: tertinggal jauh; lambat sekali jalannya
tinggalung: famili musang
tinggi =: 1 ~ dawa: perasaan gingsi yang tinggi pada seseorang; tinggi
hati; 2 gallung ~: sanggul terletak dekat ubun-ubun; sanggul
kehormatan; 3 ~ ari: tengah hari
tinggir =: duduk atau berdiri di atas tempat yang menjorok ke atas;
junggring; nangkring; tenggek; tinggung
tingguang: (1) kesendirian; sendiri; solo; (2) ma~: sendirian; (3) ka ~ an:
tinggal sendirian (orang-orang sudah pergi atau menjauh)
tingka x: 1 kelakuan yang tidak-tidak; 2 jenis pukulan bernuansa lain pada
gendang atau alat musing lainnya
tingkai: agak pendek; kependekan (tentang kain dll.)
tingkap #: tutup jendela yang berengsel pada bagian atasnya, sehingga bila
membukanya dengan memberi tongkat penyangga
tingkil x: sa ~: setangkai; seuntai (buah/daun)
tingkual: kepala ikat pinggang gantungan mandau (golok Berau)
tingkukkur: balam; burung tekukur; dederuk; jerun
tingkur: tas dari anyaman daun nipah, pandan dll.
tingnguk =: (1) jelang; jelau; jenguk; (2) melihat dari celah kecil yang
agak tinggi
tingngus: kesang; membuang ingus dari hidung dengan cara menekan
dengan angin dari paru-paru, sementara lubang hidung lainnya
ditutup, dilakukan secara bergantian antara lubang hidung yang
kanan dan kiri
tiniari: 1 dini hari menjelang pagi, sekitar pukul 05.00; 2 ~ bassar: pagi
sekali, masih gelap sekitar pukul 04.00 pagi; 3 ~ tangga malam:
kapan saja (tetap melaksanakan tugas) walaupun malam hari tetap
sibuk)
311
tinjak (^): 1 (1) enjak; injak; menggenjet dengan telapak kaki; pijak; (2)
ka ~ kan: batu loncatan; sesuatu yang menjadi pengampu kaki;
tumpuan; 2 ~ tana: upacara turun tanah, menginjakkan ke tanah
pada balita untuk pertama kalinya
tinting x: 1 saring; ayak; 2 ~ an: ayakan (lih. irrang)
tinung +: 1 pa ~: melihat-lihat seperti serius sambil menggerak-gerakkan
kepala agar lebih jelas terlihatnya; 2 di ~ kan: dipertontonkan
seperti diiming-imingkan; ogok
tipai: (1) kerang mutiara; (2) sering dibuat kancing baju dll.
tipu =: sa ~ daya: diusahakan sedapat mungkin harus dapat
tipung: kain hias penutup dada pada pakaian resmi di acara resmi pula
tiri =: 1 bukan kandung; 2 ~ tiri: belangkin; pelangkin; ter, biasa untuk
melapisi bawah perahu agar tidak dimakan kapang
tiring: penyakit paru-paru (batuk berkepanjangan dan sesak nafas);
tuberculosis.
tiris #: atus; mengeringkan dengan cara menggantung atau menempatkan
ditempat yang agak tinggi agar airnya turun
tiru x: 1 lihat dengan sungguh-sungguh; 2 gampang memperoleh hasil
(tentang pancing, perangkap dll.); 3 jitu; kena benar (tepat)
tiruk x: menakik; menukik; sunam; tukik (terjun); terbang ke arah bawah
tirus #: jirus; gonjong; lancip; loncos; runcing; tajam pada ujungnya.
titi x: berkali-kali; berulang-ulang; talu; tubi;
titir #: 1 bertubi-tubi; talu; tabuh; 2 jenis pukulan pada beduk (menjelang
puasa, hari raya atau malam-malam bulan puasa); 3 tabuhan ketika
peresmian penobatan raja, atau ketika raja memberi gelar dan
mengangkat perangkat kemasyarakatan kerajaan (lih. tabu)
tittik: 1 (1) guyuh; pukul (dengan benda panjang); (2) gebot, memukul
batang-batang berserat untuk memisahkan serat dengan bagian
lainnya (lih. kumut); 2 ~ tabu: (1) tabal; (2) pencanangan,
biasanya dilakukan setelah salat Ied, yang saat pemberian gelar
kebangsawanan kepada masyarakat yang berhak memperoleh gelar
oleh sultan dengan mengumumkannya di masjid sambil memukul
beduk. Atau juga pengangkatan pagawai dua ballas (lih. pagawai);
2 di ~ siku nyilu lutut prb: kalau diomongkan (tentang kesalahan)
tidak enak, karena keluarga atau kerabat dekat
tiung =: beo; burung yang badannya menyerupai burung jalak, di kiri dan
kanan kepalanya ada balung; burung yang dapat meniru-niru suara
ataupun kata-kata; kolila; Craula intermedia javanensia; kakila
312
tiup =: 1 embus; hembusan angin; 2 ~ ~ an: pelesit; peluit; 3 ~ ~:
tumbuhan merambat, yang daunnya dapat dibuat tiupan mainan
anak-anak
tiwaddak: cempedak, keluarga nangka berbuah musiman (yaitu pada
musim buah)
tiwakkal: 1 terus berupaya intensif dan mengupayakan (perlahan tapi
pasti) sedapat-dapatnya sampai dapat; jerih; 2 gunung si ~: nama
salah satu bukit di Gunung Tabur, yang terambil dari nama “si
tiwakkal” yang meninggal terkepung api (konon di atas pohon) di
atas bukit tersebut pada saat membakar lahan untuk ladang
tiwas x: “ucapan” yang berarti atau menyatakan orang tersebut semestinya
kena sanksi demikian, karena memang telah berbuat sesuatu
ataupun suatu kesalahan
tiyi: 1 (1) pohon kecil tumbuh di alam bebas; (2) pucuknya dilayukan dan
dikeringkan, dibuat minuman yang diseduh dengan air panas; (3)
daun kering untuk campuran minuman; teh; 2 tanaman pagar
berdaun keriting, yang bagus untuk campuran (lih. amut) pupur
basah; teh-tehan
tua =: 1 sanggup mengatasi; 2 ambun ~: gerimis kecil-kecil dan agak
lebat; 3 (1) ~ bangka: (a) kawak; renta; (b) sindiran untuk orang
yang bertingkah laku masih seperti anak muda; (2) mangalau ~
nya: (a) mengambil berkah dari orang yang sudah tua; (b) tua
percuma, tak bisa diharap; (3) rabba-rabba ~: memasuki usia
senja; 4 dami gaddang anu ~ di bawa prb: sindiran terhadap
orang yang kurang menghormati yang lebih senior
tual x: ba ~ ~: (1) berbintik-bintik besar; bertotol-totol (tidak merata); (2)
warna-warni tidak merata
tuan =: 1 panggilan dan sapaan untuk orang yang telah menunaikan ibadah
haji; (2) kata yang dipergunakan dalam tata kerama berbahasa
dengan tata kerama bahasa “baamba”; 2 ~ ~: (1) (para) tokoh
masyarakat yang faham fardu kifayah dan kegiatan keagamaan
lainnya; (2) pengetua; sesepuh; tua-tua; 3 sebutan dan panggilan
kepada orang yang sudah menunaikan ibadah haji dan para habib;
4 (1) ~ guru: seorang ulama dan menjadi guru agama yang berasal
dari kalimantan selatan (lih. guru); (2) ~ pandai: (1) salah satu
orang alim yang pandai agama sekaligus pandai mengukir di
Berau; (2) konon makamnya dikeramatkan, terletak di tepian
Teluk Tembiluk, di hilir gosong batu bual Sungai Kelay
tuangan: 1 tempat mencurahkan; 2 (1) cetakan kue; (2) cetakan tempat
mencetak logam; damak
313
tuba =: 1 ~ lipas: tumbuhan merambat berdaun lebar hijau dan berkayu di
tepi sungai (lih. tattak); 2 (1) di ~: (a) dimabukkan dengan tuba;
(b) dibuat kekenyangan sekali; djemui; (2) indada dapai di ~
sakarrang du karrang prb: untuk menghadapi seseorang yang
rakus, persiapan harus banyak; tidak boleh sekadarnya saja
tubu =: takkap ~: melipat tangan di dada dan memasukkan telapak tangan
ke dalam ketiak; sedekap
tudan: kayu mengandung damar, sehingga dapat dinyalakan dan dijadikan
obor; obor yang dibuat dari kayu berdamar; sigi
tudung #: (1) (a) tutup; (b) penutup; (2) capelin; capil; caping besar; topi
petani (bulat krucut); (3) ~ dulang: ketumbu; sangai; tudung/tutup
saji
tugal =: 1 (1) ~ ~: alat penugal; gejik; (2) ~ bagaraganta: alat tugal
berhias dan ada pahatan untuk mainannya, sehingga pada saat
digunakan berbunyi “trak-trak”; 2 ma ~: melubangi tanah dengan
“tugal” untuk tempat menanam bibit (lih. uma); tukai; 3 ~ an: (1)
gaga; tegalan; (2) bekas “menugal”
tugul: cagak; tiang penyangga lantai pada rumah panggung (lih. sapatu)
tuil: pohon perdu tumbuh tepi sungai; siantan; soka; tumbuhan famili
angsana
tuit x: berjalan agak terangkat (manaik) bokong, karena cacat pada pinggul
atau kaki, atau terasa sakit pada pinggul atau kaki saat berjalan,
sehingga pinggul agak dinaikkan
tujjir: 1 (1) berdiri tegak; camcang; pegun; serenjang; (2) berdiri tegak
(tak bergerak-gerak); serenjang; 2 ~ ~ bangsa tumbak digadikan
prb: orang berdiri-diri dan seharusnya duduk dulu; teguran pada
tamu yang hanya berdiri saja
tuju =: 1 hitungan sesudah enam; 2 arah; paran; 3 ma ~: (1) akan
meminjam uang pada seseorang; (2) melamar; (3) di ~ kan: (a)
ditunjukkan arah; (b) dilamarkan
tuki: orang Cina (laki-laki) pemilik toko; tauke; tekek; toke (lih. nyunya)
tukil x: 1 tekun; terus berupaya dengan rajin dan sungguh-sungguh untuk
mendapatkan; 2 jenis pohon hutan (lih. labu); 3 tarabbang gagak
salabu ~ prb: bertepatan dengan keberaan yang bersangkutan di
suatu empat dan peristiwa terjadi di tempat itu, maka ia tersangka
menjadi penyebabnya
tukkuk: (1) gumba; jantuk (menonjol ke depan); kening yang menonjol
(seperti pada dahi ikan laohan dll.); (2) panjul (jendul ke belakang)
tuku: 1 dekat; 2 kedai; rumah tempat berjualan barang-barang; toko
tukul =: ba ~ ~: bengkal-bengkil; benjol-benjol
314
tukung: 1 keluarga burung enggang dengan ekor agak panjang; 2 tanduk
pada burung enggang; rangkong (lih. tukkuk)
tukup: 1 tutup; menutup; penutup; 2 jebakan (lih. sarakkap)
tuladan: guna-guna dengan menggunakan boneka dll., apa yang dilakukan
terhadap boneka tersebut maka itu yang dirasakan orang yang
disantet tersebut
tulak =: 1 mendorong dengan telapak tangan; 2 pergi jauh; berangkat
meninggalkan kampung; 3 ~ bala: upaya menghindari mala petaka
(lih. bala); 4 ba ~ cada basambuang prb: orang yang pergi
menghilang begitu saja
tulas: perbuatan yang mendatangkan kesialan
tulasi: 1 hitam seluruhnya; cemani; 2 bacilikum; jenis (primata) kera
hitam; jeragih; kekah; lutung; siamang; Trachypithecus auralus; 3
(1) Linmi phita grotisima; selasih; (1) tanaman obat yang biji
buahnya hitam kecil dapat mekar dan dicampur ke minuman (es
buah); (2) (a) daunnya mengandung minyak asiri, konon sebagai
disinfektan; (b) konon juga digunakan dalam obat-obatan
tradisional
tulian: bulian; Eusiderroxylon swageri; kayu besi; ulin
tulin =: asli; murni
tuling +: di ~ kan: ditayangkan dekat-dekat dengan mata atau telinga
supaya mendapat perhatian dan dikerjakan segera
tullam: serangsang (merah sekali); warna tua (merah tua; hijau tua dll.)
kalem (lih. sarrak)
tullang =: 1 kerangka penguat; 2 ~ aring: tumbuhan rumput; orang aring;
3 ~ karitan: dirangkai menjadi gelang untuk mengatasi penyakit
kurus pada anak-anak (lih. buyu); 4 tambun ~: (1) nama lokasi
dan legendanya di hilir kampung Sukan (lih. tambun); (2) nama
lokasi di Sungai Inaran Kecamatan Kelay, tempat (di atas batubatu) menumpuknya tulang belulang hewan sisa makanan harimau
(lih. rimaung); 3 (1) bangsa ~ dibungkus daun kaladi prb:
bagaimanapun menyembunyikan kejahatan akan tampak juga; (2)
puti ~ prb: sampai kapan pun akan terus teringat (terutama
perbuatan orang yang kurang baik terhadap kita
tuluk x: pemandu dan juru bahasa; penerjemah
tuma #: kutu berwarna putih pada pakaian
tumang #: belat; jangkar bubu; pancang kecil untuk penahan bubu dalam
air
tumaring: jenis ikan laut
315
tumbak #: 1 (1) jogan, tombak kebesaran kerajaan; tombak pusaka
berhulu panjang dan ada sarung pada mata tombak tersebut; (2) ~
suluk: canda; candrik; jenis tombak (pusaka) berhulu pendek; (3)
tombak pusaka ditempatkan bersebelahan dengan payung
kebesaran di samping depan singgasana sultan (raja) di istana
(keraton); 2 tujjir-tujjir bangsaa tumbak digadikan prb: hanya
berdiri saja, seharusnya duduk dulu; teguran pada tamu yang
hanya berdiri saja
tumbal =: 1 buhul; bisul pada telapak kaki; semacam koreng yang tumbuh
pada telapak kaki; 2 ubi ~: singkong berkulit putih pada umbinya
(lih. Bajau) yang sudah dihujanpanaskan atau dikeringkan selama
berbulan-bulan
tumbang #: 1 condong; sendeng; 2 dappa ~: ukuran depa ladang dengan
panjang satu depa satu hasta per ukuran (jadi kalau 100 depa
tumbang sama dengan 100 depa 100 hasta atau sama dengan 120
depa); 3 ~ ~ allu: (1) sendeng; tegak agak miring (kemiringan
sekitar 25 derajat); (2) anu bullat datang bagulili, anu panjang
datang ~ ~ allu prb: keberuntungan orang kaya yang selalu mujur
tumbas x: balasan atas kesalahan (secara alami); kutuk
tumbibbis: mencemooh atau dicemooh sambil bersungut-sungut
memarahi ataupun mencerca dengan menceritakannya kepada
orang lain
tumbu #: 1 jenis kantong anyaman agak besar (lih. tingkur, gantang); 2 ~
an; bonggol putih lembut dalam buah kelapa (apabila sudah
bertunas); 3 ~ ~ burit: rumput kecil rendah dan berumpun; 4 ~
issian: daging yang mulai tumbuh kembali pada koreng atau mata
luka (lih. issi); 5 semakin membesar
tumbuk =: 1 ~ sangkur: posisi rumah/lahan yang menjadi pemantang (lih.
gali); 2 ~ bula: bola sodok; bola tojok; 3 si ba ~: nama kampung
nelayan dalam Sungai Berau dekat muara, penghasil terasi
tumbung: 1 benjolan wasir; bul keluar; prolupus ani; 2 bendolan dalam isi
kelapa yang sudah tumbuh; 3 ~ ~ an: semacam permainan agar
cepat menyelesaikan pekerjaan, siapa terlambat kena sakit
bendolan (prolupus ani); 4 pa ~: nasi yang disediakan untuk
tambahan (penambah) saat makan; tambuh
tunda =: ~ irit: selalu bersama bila kemana-mana; wira-wiri bersama
tumiang: bambu kecil keras dan gatal; buluh
tumis #: setiap masakan lauk makan yang menggunakan minyak makan
dan rajangan lombok
316
tummam: guntung; ketal; majal; tidak lancip; tumpul sekali (sehingga
mentul tidak nancap)
tumpallak (^): mencerca menggusari dan menyesali dengan membangkitbangkit hal-hal yang sudah-sudah; tempalak; tempelak
tumpang =: 1 kodok; katak; 2 ~ palik: (1) jatuh terpontang-panting (lih.
palik); jempalik; jempalitan; jengkelit; jengkolat; (2) banting
tulang; mencari rezeki dengan segenap kemapuan; 3 ikut-ikutan;
ikut serta
tumpi: 1 (1) bakwan; gimbal; jenis panganan (cucur) tepung beras, gula
merah dll. dicairkan dan digoreng; (2) lauk makan seperti bentuk
pergedel, terbuat dari parutan kelapa, cincang udang dan bumbubumbu, digoreng; 2 bangus (moncong babi)
tumpis: (1) cencala; gujirok; gunjing; lancang mulut; litah; suka nyerocos,
tak mampu menahan rahasia; suka menceritakan segala sesuatu
pada orang lain; (2) ma ~: bergunjing; menceritakan keaiban orang
kian kemari
tumpu x: (1) siram dengan kasar; (2) ba ~: mandi tanpa timba, hanya
menggunakan telapak tangan untuk menyiram badan
tumpung: botol bulat agak besar berbentuk seperti bohlam
tunang #: (1) lamar; (2) ~ an: gadis/wanita yang telah dilamar atau
lelaki/pemuda yang telah melamar dan telah diterima/disetujui
kedua belah pihak
tuncu =: lauk makanan yang terbuat dari kedelai, yang setelah direbus dan
diawetkan dengan garam atau difermentasikan berbentuk seperti
kecap, tapi butir kedelainya sebagian masih terlihat; taoco; taosi
(cna*)
tunda #: 1 (1) menuntun; tuntun; (2) menarik kapal/rakit/tongkang dengan
tali oleh kapal yang lebih laju; (3) berjalan sambil memegang
tangan yang dibimbing berjalan; 2 orang yang mengajari membaca
Al-Qur’an dengan cara membaca bersama dengan yang diajari; 3 ~
irit: wira wiri kesana-kemari bersama terus (lih. irit)
tundak +: ba ~: berbelang/berbintik-bintik besar-besar
tundun #: 1 janjang; tandan; tangkai yang panjang pada gugus buahbuahan (pisang, kelapa dll.); 2 bagian agak cembung di bawah
pusat; pangkal kelamin (lih. puwun)
tungau =: serangga sangat kecil (merah tua) dan sangat gatal bila
menggingit; tengu
tunggal =: 1 bawang ~: (1) umbi bawang yang hanya terdiri dari satu
bongkahan; (2) bawang semacam ini banyak dijadikan bahan
campuran obat tradisional; 2 rajjan ~: (1) tangga pada rumah
317
“sagayi”; (2) tangga terbuat dari batang pohon kayu berdiameter
30 cm dan diberi bertakuk; 3 uat-uat ~: (1) uwa-uwa jantan besar
dan hidup menyendiri; (2) bunyi uwa-uwa (suara) sendiri dan
sekali-sekali, pertanda dini hari sekali, bila menjelang fajar akan
bersuara ramai-ramai (lih. uat-uat)
tunggang x: 1 (1) curah; larih; tuang; (2) ~ an: sesuatu yang sudah
dituangkan; 2 ma ~ air: membuat minuman untuk dihidangkan
tunggara: arah mata angin antara timur dan selatan; tenggara
tungging =: (1) muara diletakkan ke bawah, agar isinya tumpah habis; (2)
~ ~: terletak terbalik, bokong ke atas terus menerus
tunggu + x: 1 besi atau benda bertuah disimpan di dekat bayi, sebagai
penjaga dari gangguan mahluk halus; 2 hantu, jin yang mendiami
sesuatu tempat (dapat mengganggu) (lih. kapirammisan)
tunggul =: (1) tungggak; bongkah kayu sisa ditebang; pangkal pohon yang
tersisa sehabis ditebang; (2) ~ buta: (a) akar hawa, yang berbentuk
tunggul; (b) konon ditambah tempurung kelapa buta dll. dapat
dijadikan azimat halimun; (c) kayu yang hanyut dengan posisi
tegak, karena sebagiannya telah menjadi berat sehingga tenggelam
dan sebagiannya lagi timbul dengan tegak di permukaan air
tunggur: 1 ma ~: berdiri tegak tinggi besar seperti tugu; 2 base camp,
dermaga pemetik sarang burung (dahulu) di sungai Birang
tungil: pi ~: tiba-tiba jatuh terjungkir
tungkakai: mengerjakan sendiri secara perlahan-lahan tanpa melibatkan
bantuan orang lain
tungkalak x: tiang pada perahu (untuk layar) atau kapal
tungkang: (1) perahu layar Cina, dengan layar seperti sayap kelelawar; (2)
biasa dipakai menangkap ikan (lih. kurau) pada musimnya
tungkat =: 1 cagak; kayu penyangga agar pohon atau bangunan yang
sudah nampak mereng agar tidak rebah; 2 ~ billau: (1) tumbuhan
hutan yang buahnya seperti tongkat pendek; (2) gambir ~ billau:
jenis bentuk gambir yang bulat selender (dan ada yang persegi
empat); 3 (1) ~ ijai: seranggung; teleku; topang dagu; (2) ~ siku:
bertelekan dengan siku; teleku (lih. siku); 4 ~ luang: kayu
penyangga lubang galian tambang batu bara tertutup agar tidak
runtuh; tekang
tungkijang: berjalan bertumpu pada ujung kaki; berjengket; jenjet;
jengkeng; jinjit; jingkat; menjejakkan ujung kaki dan mengangkat
tumit (baik saat berdiri atau ketika sedang berjalan); sejingkat;
tenjet
318
tungkit: meninggikan salah satu bagian, sehingga isinya dapat tertumpah
di bagian lain
tungur: 1 bakar; membakar kayu baker; 2 ba ~ ~: duduk-duduk saja
berdekat-dekatanan (lih. kalibung); tongkrong
tunjal #: sepak dengan menggunakan tumit (lih. simpak); tendang dengan
tumit
tunjang x: 1 egrang; enggrang; jangkungan; permainan anak-anak berupa
dua potong tongkat yang diberi tumpuan tempat berpijak anak
yang menaikinya; 2 ~ lanjung: kayu penyangga “lanjung” diukir
dengan salah satu model ukiran khas Berau “picca patani”
demikian pula pada tunjang “lasuk”
tunjuk =: 1 (1) (a) jari telunjuk; (b) personifikasi orang, yang
mengalahkan semut (jari kelingking) dalam permainan suten; (2) ~
bangkai: jari tengah; 2 ~ ~: alat penunjuk huruf atau ayat pada
kitab suci Al-Qur’an (terbuat dari bambu, lidi dll.), dipakai anakanak belajar mengaji; 3 balimbing ~: belimbing asam buahnya
bulat kecil panjang (lih. balimbing)
tunjul: dorong cepat (lih. punjul)
tunjung x: 1 condong; doyong; ereng; jeneng; mereng; sadak; 2 cenderung
tuntum: gogoh; melogok; meminum langsung dari botolnya (lih. dungu)
tuntut #: berusaha agar mendapatkan pengetahuan atau ilmu
tupai =: bajing; hewan pengerat pemakan buah; nandung
tupau: potongan kayu sisa bahan gergajian, batang kalu bulat besar
sebelum digergaji menjadi papan atau balok terlebih dahulu
dibentuk segi empat, agar gergaji mudah digunakan
turas x: kabbal ~: kebal (tidak mempan senjata apapun) sejak lahir. Anak
yang lahir dengan tubuh seluruhnya terbungkus bulat selaput tipis,
selaput tersebut dikeringkan dan dicampurkan pada makanan si
bayi saat kecil sedikit demi sedikit, konon si anak akan menjadi
kebal sejati (lih. kabbal)
turi =: tumbuhan perdu berbuah polong dan berbunga putih, bunganya
dapat dimakan (disayur atau dilalap)
turiang (^): (1) anak tanaman padi yang berbuah kembali dan dapat
dipanen lagi; luru; selibu; (2) ma ~: gresek-gresek;
mencari/memanen kembali sisa-sisa panen padi
turing: doreng; loreng; pelung
turni (^): bepergian dalam rangka tugas meninjau daerah di bawah tugas
kerjanya; kunjungan kerja
turun = : 1 jiblak; jiplak; meniru; 2 ma ~ kan kalangkang: (1) ada benda
yang diturunkan; (2) (a) memberikan sesaji kepada makhluk halus
319
sahabat/piaraan yang ada di tanah, dengan mengantar sesajen ke
belakang rumah, dan menggantungkannya di atas pohon; (b)
makhluk piaraan yang di atas/angkasa dengan menggantungkan
sesajen di bubungan rumah bagian dalam; (c) piaraan yang di air
dengan melarung sesajen di air atau di sungai; 3 ma ~ paraurauwan: membuat perahu kecil diberi layar dan warna kuning,
yang diisi sesajen lengkap dan diturunkan/dilarung di air; 4 ~ di
taun: (1) selesai musim panen padi; (2) selesai panen ini sudah ada
penghasilan tahunan, sehingga bisa menyelenggarakan hajatan,
pengantenan, khitanan dll.); 5 ba ~ an: kerja bersama gotong
royong dari satu lading atau sawah milik seseorang ke ladang atau
sawah milik orang lainnya pada hari berikutnya (lih. bawa) dengan
bekal (konsumsi) masing-masing; menyeraya; 6 cada ba ~ banaik
prb: tidak akur; bersengketa faham
turus #: bilah kayu yang ditancapkan untuk rambatan tumbuhan yang
menjalar; lanjar; punjung; tiang-tiang untuk penyangga tanaman
(misalnya untuk kacang panjang dll.)
turut =: ~ ~ an: ikut gaya orang
tuttuk: 1 tumbuk (lebih banyak dipakai untuk membuat beras); 2 ~ ~:
gobek; lesung dan alat penumbuk khusus (dari kuningan) untuk
sirih, alat ini berguna bagi pemakan sirih yang sudah tidak
memiliki gigi lagi atau masih memiliki gigi tapi usia sudah renta;
lumping kecil untuk menumbuk sirih; 3 ~ takal: bermukim cukup
lama edan tidak pindah-pindah ke tempat lain lagi (lih. takal)
tuttul: 1 teliti dengan yang dikerjakannya; 2 (1) mencari (mengikuti) jejak
orang yang berjalan terlebih dahulu; (2) ma ~ i: meneliti kembali
(recheck)
tuttung: (1) sembam; sungkur; sunjam; (2) ta ~: jatuh terjungkir kepala
duluan; jengkolet
tutu (^): pangkas, menebangi cabang-cabang pohon
tutuk x: 1 kental dengan logat bahasa ibu; 2 hanif; ortodok; kolot
tutung #: 1 (1) bakar; nunu; terbakar; tunu; (2) ka ~ an: kebakaran; 2 pa ~
an: (1) tempat pembakaran; (2) tempat pematangan kue, terbuat
dari kaleng minyak yang dibelah dua diberi penutup dari belahan
lainnya, di bawah dan atasnya diberi bara api di dalamnya
dimasukkan kue yang akan dimatangkan tsb.; (2) pa ~ an jukut:
pembakaran ikan dll.;
tutus: 1 menarik dengan kencang ketika pancing dimakan ikan (besar); 2
menjahitkan tiang lanjung pada lanjungnya (dengan rautan tali
320
rotan); 3 ~ an: trah; turunan langsung dari sultan ataupun
bangsawan
tuur (tuhur*): cetek; dangkal; dangkar; tidak dalam
tuwit: berjalan terseret-seret, karena cacat atau lainnya
tuwu (tuhu*): gerbang-gerbang kayu tempat memasang jaring penangkap
udang terasi (udang ribbon)
tuwung: derum; tangki; tong (lih. ittung)
tuyuk: buncak; onggok; keropok; lamun; longgok; menumpuk sesuatu
secara tidak beraturan; timbun barang; tumpuk; umpuk
U.
Ual (hual*): bermasalah antar sesama; berselisih faham
uan x: uban
uang =: alat pembayaran yang sah (lih. siyin); 2 mangatar ~: acara
memberikan uang (lih. suma) dan benda (tempat tidur dan pakaian
pengantin wanita) untuk persiapan penyelenggaraan perkawinan,
yang diantar secara beramai-ramai; antaran
uat: 1 (1) obat; sesuatu untuk menyembuhkan penyakit, diminum, ditelan,
disuntikkan atau dioleskan; (2) ~ an: orang yang dapat mengobati;
sering mengobati; (3) ~ bassar: obat yang dapat mengobati
berbagai penyakit; 2 ~ ~: jenis primate hutan; Hylobates moloch;
kera bertangan panjang dan tak berekor; ungka; uwak-uwak; wauwau; wawa
uba =: 1 menjadi lain (berbeda) dari yang semula; 2 ~ pamuannya:
berubah rona muka tiba-tiba, karena kecewa atau perasaan marah
ubai +: baya; hampir sama umurnya; pantar; sebaya
ubang: 1 membelah (membacok) besar dan kuat dengan parang, kampak
dll.; 2 mang ~ kayu: memotong dan membelah kayu api
ubar =: membuka barang yang terselubung, seperti layar dll.
ubat x: 1 racun; 2 amunisi; masoi; mesiu
ubi =: (1) ketela; singkong; (2) ~ akang: ararut; ubi hutan, tumbuh di
celah-celah batu dan merambat, umbinya panjang dan putih,
rasanya pun enak; (3) ~ Bajau: singkong putih yang sudah
berfermentasi dengan alam, sehingga sudah berwarna hitam dan
berasa enak; (4) ~ kayu: ketela pohon; singkong; (5) ~ ubi puti:
singkong yang umbinya diproses dahulu baru dapat dikonsumsi,
karena mengandung racun umbi (lih. kubal); (6) ~ malili: keledek;
321
ubi jalar; ubi rambat; (7) ~ mantiga: singkong yang umbinya
berwarna kuning dila dimasak terasa agak mengkal (lih. angkil);
(8) ~ sapikul: singkong jenis besar, lama baru dapat diambil
umbinya dan bila umbinya diambil akan menghasilkan singkong
besar mencapai ratusan kilogram, kurang enak untuk dimakan
langsung, jadi diambil patinya saja (lih. ambulung); (9) ~ sataun:
singkong yang berusia tahunan baru dapat dimanfaatkan dan
umbinya juga cukup besar, tapi rasanya kurang enak jadi cocoknya
dijadikan tiwul saja atau diambil patinya terlebih dahulu; (10) ~
sungkai: singkong biasa yang daunnya seperti jari atau berbentuk
daun sungkai
ubis: (1) kain yang dikenakan mulai dada sampai ke kaki; (2) attang ~:
memasang kain dengan menyimpulkan di dada
ubung (^): kandang
ubur #: suluh (bambu atau pipa besi yang diberi sumbu)
ubus: aus; berkurang karena tergosok atau dipakai.
ucur: 1 kucur; 2 mang ~: ziarah kubur
ucus: 1 usus (lih. parrut); 2 ban dalam (pada sepeda, sepeda motor, mobil
dll.)
udak x: 1 aduk (benda cair yang kental); arun; kebur; mengaduk agar
tercampur; 2 mengharu biru
udang =: 1 ikan bercangkang dan beruas-ruas; orthophoda; ulem; (1) ada
200 spesies udang; (2) di Berau di antaranya, “udang karang,
udang marangau, udang gala, udang barras, udang puti, tampassik,
buntalli”, udang ribbon (mysis), dll.; 2 (1) udang kulitnya
mengandung chitosan, yang konon baik untuk kesehatan; (2)
udang yang kulitnya lembut (lih. umbaring) sebaiknya dikonsumsi
bersama kulitnya; (1) ~ gala: udang besar (berkulit kehijauan
dengan sapit yang panjang); giant river crown; (2) ~ marangau:
udang galah yang sudah sedang besarnya (3) ~ barras: udang
(agak kecil dari udang sungai) air asin; (4) ~ karring: ebi; (5) ~
karang: lobster (lih. kamun); (6) ~ puti: jenis tampassik berbadan
transparan (putih) hidup agak ke tengah sungai antara sambaliung
dan Gunung Tabur (lih. pasarakan); 3 pamaddas ~: jahe merah
(berpostur kecil); 4 salai ~: kayu berfermentasi dan berbawu
wangi bila dibakar; 5 raja ~: burung berbulu hijau, pemakan ikan
kecil dan udang; pekakak; tengkek (lih. raja); 6 bungkuk ~:
bentuk postur tubuh yang cenderung seperti bungkuk (lengkung ke
depan); 7 kap-kap ~: nyanyian dan gerak untuk mengajari bayi
untuk menggerakkan jari-jari tangannya
322
udar x: 1 dipakai terus menerus sampai usang (tentang pakaian, sepatu
dll.); 2 membinasakan lawan hingga tak berkutik
uddara =: 1 angkasa; 2 kappal ~: pesawat terbang
ugama: agama; igama
ugar +: tiang pancang (sebagai tanda-tanda, patokan dan pegangan)
ugu: 1 lantan; pelihara; rawat; 2 (1) dandan; rias; solek; (2) ba ~: berantun
uit x: 1 menggerakkan dayung (lih. bassai) agak mengumpil dalam rangka
mengendalikan arah perahu saat berdayung; 2 ba ~: (1)
menggerakkan dayung dengan mengumpil; (2) secara diam-diam
sedikit berselang sengketa
ujan =: 1 (1) ~ barari: hujan yang sekadar lewat sebentar; (2) ~ tarias:
hujan mendatang-datang dan tidak lebat; 2 ~ an: joran; tangkai
pancing
ujja x: 1 titah; ujar; 2 (1) ~ patik: kata saya (ucapan bertata karma pada
raja, bangsawan, mertua, yang harus dipapatik); (2) ~ kami: kata
saya (ucapan bertata karma pada yang harus dipakami); (3) ~
amba: kata saya (ucapan kepada yang harus dituankan dalam
percakapan); 3 (1) ~ abis dipatik: kata kami semua (untuk raja,
bangsawan, mertua); (2) ~ abis dikami: kata kami semua (untuk
orang yang harus dipakami); (3) ~ abis amba: kata kami semua
(sebutan “kami” kepada orang yang harus dipertuan dalam
percakapan)
ujuk =: menyerahkan barang tanpa diminta
ujung =: 1 ~ barras: melukut; menir; pecah-pecahan beras; temukut; 2 ~
bawu: bahu; pundak; 3 ~ bulan: akhir bulan; 4 ~ jungkar: jolong;
kayu alas lantai (papan) yang keluar dari dinding (karena panjang);
5 ka ~ an: kena yang penghabisan; ujung-ujung (akibat)nya; 6 ~
langit: tempat yang sangat jauh
ujur =: ka ~ an: ada seseorang yang meninggal dalam suatu keluarga
ujut #: keluarga kandung; keluarga yang sangat dekat kekerabatannya
ukil +: pa ~ ~: kesulitan dalam mengerjakan sesuatu yang bersifat teknis
ukir =: 1 tato pada budaya dayak; 2 (1) menghias kayu atau lainnya
dengan menorah bagian-bagiannya, sehingga berbentuk timbul
atau merupakan ceruk-ceruk kecil; (2) ~ barrau pica patani: seni
ukir khas Berau
ukku: tiruan bunyi suara bayi
ukup =: 1 selimut; 2 wangi-wangian yang dibakar, asapnya untuk
mengharumkan badan
ulai: “panggilan” untuk sesama wanita setara
323
ulak: 1 pusaran air; 2 ~ ~: alat pengulak sambal (lih. cuka); 3 nama sungai
di ilir Kampung Sambakungan, yang salah satu cabangnya
bernama lati (dulu situs Banua Lati, tempat lahir Baddit Dipattung
raja Berau pertama) dan sungai pangawwan
ulas #: 1 bungkus (lapisan luar) baik berupa tepung untuk pisang goreng,
dan kain untuk hiasan (agar kayunya tidak nampak); 2 jenis kayu
(perdu) berbuku-buku sangat keras di hutan (biasanya dibuat
tongkat)
ulit x: melakukan terus menerus berulang-ulang; tahan, tidak mudah
berhenti
ulla: ~ bati: (1) mendayung perahu cepat-cepat (baik untuk lomba ataupun
supaya cepat sampai); (2) berlari cepat-cepat (lih. bati)
ullam #: daun muda atau buah mentah yang di lalap/lalapan sebagai lauk,
dengan sambal terasi dan nasi
ullang: si ~ pundung: makhluk pengganggu (lih. si laing-mutakasi), ini
disebutkan kepada anak-anak agar jangan makan ditempat gelap
“si ullang pundung ikut meraba (lih. kucau) makanan orang yang
makan dalam gelap.” Katanya “makanan tersebut akan penuh
dengan darah-darah dari tangan si ullang yang konon pundung
(putus-putus jari-jemarinya) tersebut.”
ullat =: ~ bulu: (1) ulat bulu (calon kepompong kupu-kupu); (2) barongan
ala Berau (lih. bulu)
ulli: 1 hasil; pendapatan; 2 oleh karena; karena sangat; saking; sebab; 3
mangalau ~: balas dendam; mengambil balas
ulliapa: kenapa; mengapa
ulu (hulu*): 1 udik: 2 ~ ati: lambung; mag; perut bagian atas tengah, di
bawah rusuk
ulun (^): abdi; bayuan; budak; budak belian; dapa; hamba; karical; patik;
sahaya
ulur =: 1 (1) hulur; (2) ~ an: sarana untuk menghulur; 2 (1)
keguguran(kandungan); keluron; (2) ma ~: menggugurkan
kandungan (aborsi, aburtus); 3 pang ~ an: disentri; penyakit
radang selaput lendir usus besar, dengan gejala buang-buang air
besar bercampur lendir; sakit perut dan buang-buang air (disentri);
4 ~ ~: tumbuhan merambat (ditepi sungai) dapat disayur, akar
gantungnya dapat dibuat kerajinan anyaman
uma =: 1 ladang atau sawah (tadah hujan) bersifat agrisilvikultur
(pertanian rakyat yang dilakukan di areal hutan); (1) pa ~: petani
padi, suka bertani; (2) pa ~ an: ladang padi; tipar; sawah (lih.
barayyang); 2 (1) untuk padi ladang dimulai pada bulan juni, yaitu
324
dengan proses menebas (merintis) lahan, selama 20 hari, dan pada
bulan juli mulai menebang pohon yang ada di lahan tsb. juga
selama 20 hari, kemudian bulan agustus mengeringkan tebasan dan
tebangan di lahan (lih. kirai) selama 20 hari, setelah itu pada akhir
Agustus membakar lahan, dan setelah itu membersihkan lahan (lih.
kakkas) agar siap tanam, selanjutnya menebar bibit (lih. tugal)
setelah lahan tersiram hujan (lih. picca). Proses ini berdasarkan
peredaran matahari, sedangkan masyarakat tradisional Berau
menggunakan daur lunar (perhitungan peredaran bulan), jadi
menggunakan “legenda pariama” yang beredar sesuai daur surya;
(2) sedangkan untuk sawah (barayyang) memulai prosesnya pada
akhir agustus, untuk menebas membakar, menyiangi lahan (lih.
pappal) dan menanam pada bulan September (awal musim hujan)
umang + #: keluarga laba-laba; kepiting kenari; orthophoda
umara: muara; kuala
umat x: angsur (kerjakan) sedikit demi sedikit; cicil; gradual; until; unyai
umbai x: mengayunkan atau membacok, memukul dengan benda panjang
umbang x: (1) ayunan; buaian; dondang (buaian untuk menidurkan bayi);
endul; sandung; (2) ~ apan: ayunan papan (lih. apan); bandolan
umbaring: 1 (1) (a) myses; terasi; udang ribbon; (b) acan; belacan; bumbu
penyedap masakan dan bahan utama sambal, yang duat dari udang
ribbon yang dilumatkan halus-halus; myses; terasi; udang rebon;
(2) (a) Berau termasuk salah satu daerah penghasil terasi terbesar
di Indonesia; (b) kampung “paggat” penghasil terasi untuk Berau;
(c) sekitar lima ton setiap bulannya dikirim ke Ampenan lombak
untuk diedarkan ke seluruh Indonesia, sebagai terasi terbaik; 2 (1)
obat tradisional konon dapat pencegah wabah kolera adalah terasi
dimasak dan diulek/dicampurkan kepada perasan air kunyit dan
diminum; (2) terasi ini baik untuk dikonsumsi, selain mengandung
gizi juga kulitnya mengandung chitosan yang baik untuk kesehatan
umbas x: (1) pertama; (2) ~ an: anak paling tua; anak sulung; manggala;
(3) mang ~: (a) bunting jolong; (b) melahirkan anak pertama; (4)
bertelur pertama kalinya
umbuk x: (1) bujuk rayu; gumbuk; ulai belai; (2) mang ~: berkata lemah
lembut membujuk dengan tujuan untuk mempengaruhi;
melembang
umbut x: 1 tempat tumbuh pucuk dan daun palam; 2 ~ ~: jenis rumput
berumpun
umpan =: ~ lawas: (1) umpan menggunakan tinja; (2) konon umpan ini
yang paling digemari ikan tertentu
325
umpil : 1 menaikkan sedikit dengan ujung tongkat; ungkil; ungkit; 2 ~ ~:
rokok yang selalu terpasang pada bibir
umpimpa =: mengundi dengan mempermainkan telapak tangan di antara
para pemain
umpinsut: bersuten; mengundi dengan mempermainkan jari-jari antara
pemain (ibu jari diumpamakan gajah, telunjuk sebagai orang dan
kelingking sebagai semut, semut mengalahkan gajah, gajah
mengalahkan orang dan orang mengalahkan semut); suten
umur =: 1 usia; 2 sudah tua (dewasa); 3 sejak itu; 4 mamawa ~:
menyebabkan meninggal dunia (lih. bawa)
unak =: 1 duri kecil berkain yang terdapat pada ujung tangkai daun rotan;
2 mang ~: mencari orang yang mati tenggelam dalam air dengan
onak, yang diberi galah dan dimasukkan ke dalam air, agar jasad
orang yang lemas tersebut terkait pada onak dan dapat diangkat
uncang: hiasan (ukir-ukiran) pada puncak
uncit: bontot; corot; penghabisan memainkan permainan (lih. patukan)
pada anak-anak
undak + x: besar, lebar dan gemuk berjalan tergoyang-goyang turun naik
undam: bokor besar dari kuningan; munjam
unduk +: 1 duduk-duduk; duduk agak lama; 2 si ~ ~: kuda laut; tangkur
undur =: 1 mundur; pergi ke belakang; 2 ~ jappang: peristiwa itu terjadi
saat sesudah pendudukan jepang berlalu
ungar: jenis gaharu kelas dua
unggai: menjuntai bulat (seperti alat vital orang laki-laki yang
bertelanjang, sehingga kelihatan terjuntai-juntai)
unggul x: 1 tanpa penutup kepala, tidak memakai songkok ataupun topi
(lih. singngal); 2 dalam sopan santun pergaulan, bila seseorang
bersalaman (berjabat tangan) dengan orang yang lebih tua dan
penyalam tidak memakai songkok, maka yang bersangkutan harus
meletakkan telapak tangan kirinya di atas kepala, sebagai ganti
kopiah dan tangan kanan menjabat tangan yang disalami
unggum: catut; kakatua (tang besi pencabut paku)
ungil + =: agil; gail; gual; ugal; benda kecil hampir lepas (seperti gigi
goyang mau copot)
ungkai x: kejadian (kurang baik) lama disebut-sebut kembali (lih. basak);
mengungkit yang telah dilupakan
ungkal x: gantal; perlengkapan sesaji terbuat dari daun sirih yang sudah
diberi kapur, pinang, gambir dilipat dan diselipi rokok daun nipah
berisi tembaku lempeng (lih. gandang) dan paku kecil
326
unjai x: Felislybica domestika; kucing; hewan rumah piaraan penangkap
tikus
unjang: ~ unjit: jalan-jalan kesana kemari tak menentu; luntang lantung;
wira wiri
unjar: buru; kejar; susul (lih. dagan); oyak; uber (lih. dagan)
unjat: 1 ayunan dapat berayun turun naik (pegas) untuk ayunan bayi,
terbuat dari bilah kayu (lih. tarannak); 2 mengayun ayunan bayi
unjit: 1 mengajun ke atas dan ke bawah akibat ditekan dan diangkat; 2
unjang ~: wira wiri (lih. unjit)
unjuk #: 1 memberikan; menyodorkan supaya diambil; unjung; 2 ~ ~
appang: (1) dolanan anak-anak bermain telunjuk sambil
bernyanyi; (2) cara bermainnya, tangan dikepalkan dengan
telunjuk ditegakkan, peserta lainnya juga mengepalkan tangan
dengan menggenggam telunjuk yang tertegakkan tadi demikian
seterusnya untuk seluruh peserta; (3) setiap selesai satu lagu
dinyanyikan tangan yang paling bawah harus diurai; (4) demikian
seterusnya hingga seluruh peserta terurai telapak dan jari
tangannya
unjur (^): 1 (1) belunjur; kedua kaki belah diluruskan; lonjor; terunjur (lih.
lunjur); (2) ka ~: (a) kerah ujung kaki; (b) duduk/bertempat di
arah ujung kaki; 2 ~ an tana: lahan dekat arus lalu lintas (jalan,
sungai dll.)
unta =: Camelus; hewan padang pasir, yang sering dijumpai orang Berau
yang lagi naik haji
untai +: benda agak panjang tergantung-gantung
untal (^): ganyang; menelan mentah-mentah; telan tanpa dikunyah
unting: membidik
untui: bayi ~: celeng; jenis babi hutan (berbadan kecil); nangui; nangul
untuk + x: panganan dari tepung terigu dibulatkan, diisi kelapa parut dan
gula merah yang telah dimasak, kemudian digoreng, bentuknya
seperti donat, tapi tidak berlubang
unyai: lusuh dan kusut masai akibat terinjak-injak
upa =: (1) bayaran atas tenaga yang telah diberikan oleh seseorang; (2)
mangalau ~: bekerja untuk mendapatkan bayaran harian/borongan
upak #: kemplang; kerupuk sengkong yang berukuran besar
upama =: andai kata; misalnya
upas #: 1 damak; peluru sumpitan (lih. luangan); 2 (1) petugas kerajaan
yang menyampaikan perintah-perintah raja kepada rakyat; (2) ~
sultan: petugas khusus raja kepada para pembesar kerajaan; (3) ~
327
karaton: penjaga pintu keraton, dengan pakaian lengkap dan
pedang lengkungnya
upat: fitnah; mengata-ngatai orang
upatti: (1) barang persembahan sebagai tanda berada di bawah
pengayoman atau sebagai tanda penghormatan; (2) dulu Kerajaan
Berau konon mendapat persembahan ini dari beberapa kerajaan di
sekitarnya
upau #: gagal; hampa; tak jadi apa-apa
urai =: bentang; hampar
urang =: 1 (1) ~ alus: lelembut; makhluk halus; (2) ~ banua: adi wangsa;
penduduk Berau asli yang bermukim di sekitar Sambaliung dan
Gunung Tabur; (3) ~ muda: gadis; orang perempuan belum pernah
nikah; (4) ~ taruna: jejaka; 2 ka ~ an: disatroni maling; didatangi
hantu jadi-jadian; kedatangan (didatangi) tamu tak diundang; 3 ~ ~
an: (1) boneka besar seperti aslinya; (2) ~ ~ an ruma: tiang
penyangga bubungan; (3) ~ ~ an mata: bulatan hitam pada mata;
teleng; 4 mang~ urang mati: memandikan dan mengafani mayat;
5 ~ baru manarik bassai kita talla datang ka saballa prb:
gelagat orang sudah dapat kita mengerti kehendaknya
urap x: (1) rebusan sayuran (tanpa air, kering) dengan bumbu kelapa
(lalapan); (2) ~ jawa: pecal; pecel
urat =: 1 (1) gurat; raka; rengat; retak; (2) ba ~: bentet; retak karena
terantuk dengan benda keras yang lain; 2 amat kikir; amat pelit;
kedekut; kedikit; kekel; kerekot; medit; tokek; 3 mandi ~ *:
amalan orang-orang tua, konon supaya terasa dan nampak selalu
kuat dan segar; 4 idup sungut mati ~ prb: banya pandai
membicarakan tapi tak dapat berbuat apa-apa
uri: ari-ari; plasenta; tembuni; temuni
urik x: belirik (bercorak bintik-bintik, biasanya pada bulu unggas); boreh;
burat; burik; capak; kurik; lorek; lurik; warna putih berbintikbintik (biasanya pada bulu binatang)
urrak: erak; melepas simpul tali; mencopot; ungkah
urung =: 1 batal; (1) bisul yang tak jadi tumbuh (lih. sudu); (2) bakal buah
yang gagal jadi buah; 2 ~ an: ikan laut
urup x: ma ~ ~: berkobar-kobar (api); gejolak
urus: harmonos; rukun
uus (hus*): kata seru “syuh-syuh” untuk memburu hewan agar pergi
usai + x: ma ~: terhambur berserakan masih dalam satu tempat (mis. usus
hewan yang terkeluar dari perutnya, terburai tak keruan, atau
328
benda-benda yang harus tersimpan rapi terbungkus berhamburan
keluar) (lih. pis)
usak x: 1 mengisi kasur atau bantal dengan kapuk; 2 menyatakan “makan”
dengan kasar
usar x: (1) jojol; pancang didirikan di tengah air; sembuang; tumang;
terucak; 2 basallam cada ba ~ prb: berkata tanpa dasar; berbuat
tanpa pegangan
uspital: rumah sakit
usul x: mang ~: tidak laju karena bagian buritan rata, sehingga seakanakan diisap air untuk mundur (tentang perahu, kapal dll.)
utlu ma” (utlu ma uhi*): juz ke 21 dari kitab suci Al-Qur’an
uttan (hutan*): 1 rimba; wana; 2 bawang ~: kayu hutan yang buahnya
bisa untuk camilan dan konon obat penghangat perut; 3
kamarangga ~: laba-laba hutan yang besar dan berbisa; 4 manuk
~: beraga; beroga; kasintu; 5 urang ~: mawas
uus (hus*): “hus” kata seru untuk mengusir hewan agar menjauh (lih. piis,
sua)
uwai x: 1 suara burung merak hutan (lih. aruai); 2 ba ~: memanggilmanggil dari jarak jauh (biasanya di huma atau ladang) dengan
mengeluarkan ucapan “uway”
uwit: 1 mengumpulkan dayung saat mendayung perahu; 2 ba ~: berselisih
paham terus
uy: 1 “ya” (sahutan atas panggilan); 2 panggilan untuk pasangan (dari
suami kepada istri atau sebaliknya)
uyang: (1) perasaan bergoyang; (2) ~ ~: agil; gail; goyah; gual; ugal; (3) ~
~ an: keseimbangan perasaan terganggu, sempoyongan,
terhuyung-huyung hendak jatuh
uyung: anjang; datangi; kunjungi
W.
Wadai: panganan (lih. pagaddi)
waddu: “alamak” (kata seru)
waija samiu” (waiza sami’u*): juz ke-7 dari kitab suci Al-Qur’an
waima (^): meskipun; walaupun; walhal
waina: (1) gerakan tersendiri dari tari jepen; kunsat; (2) ibarat “refrain”
pada tari jepen
waja: besi baja, besi yang kuat; keluli
329
wajib x: 1 panganan dari nasi ketan, santan dan gula merah, kemudian
diiris dengan bentuk jajaran genjang; wajid; wajik; 2 gambar belah
ketupat (diamond) merah pada kartu remi (lih. buyang)
wakalillaji (wakalillazi*): juz ke-19 dari kitab suci Al-Qur’an
wala +: arena; gelanggang; kalang; medan pertarungan; palangan
walaikum”: ~ salam: “selamat sejahtera atasmu”; jawaban atas salam
yang diucapkan seseorang
wa lamu” (wa’lamu): juz ke-10 dari kitab suci Al-Qur’an
walau annana”: juz ke 8 dari kitab suci Al-Qur’an
walla : kurang waras; sableng; senewan
walli: 1 orang yang nampak aneh, tapi selalu ucapannya jadi kenyataan
karena kejujurannya; 2 ~ gila-gila: anak balita yang masih polos
walmusanatu” (walmuhsanatu*): juz ke 5 dari kitab suci Al-Qur’an
walu: 1 asta; delapan; 2 ~ sugi ~ gandi: (1) astakona; (2) pelaminan
kerajaan yang perpagar segi delapan dengan hiasan “buttunbuttun” (lih. buttun) pada ujung atas tiang-tiang pagarnya, disertai
“lalangit pangadangan” dan “kida-kida”
wamali”: juz ke 23 dari kitab suci Al-Qur’an
wamayyahmut”: juz ke 22 dari kitab suci Al-Qur’an
wama mindabba” (wama min dabbah*): juz ke-12 dari kitab sucio AlQur’an
wama ubari”: juz ke-13 dari kitab suci Al-Qur’an
wantik =: (1) pewarna pakaian; wenter; (2) bila ingin mengubah warna
pakaian, maka wantex direbus dengan air mendidih dan pakaian
yang akan diubah warnanya dicelupkan ke dalam rebusan tersebut
kemudian dikeringkan; (3) dahulu kain sangat gampang diberi
warna, karena terbuat dari katun
wapak x: rajah; coretan (tulisan biasanya menggunakan huruf hijaiyah)
bertuah (lih. jimat)
wapat =: (1) mangkat; (2) ~ ini: almarhum; mendiang
warna =: inda ~: (1) aneka warna; pelbagai; (2) bermacam-macam,
banyak sekali (lih. rupa)
warung #: dukan; kedai makanan dan minuman
waswiswus: bercakap-cakap menggunakan bahasa asing; kereseh-peseh;
keresepese; wiswus
waw: layang-layang hias yang besar dan inda (lih. marrak)
waya: bayangan wajah agak mirip dengan seseorang
wayang x: kertas karton bergambar mainan anak anak
330
wiri: (1) bakat; ciri pertanda pada seseorang yang kemudian nantinya akan
terjadi padanya; (2) tanda khusus yang membedakan sesuatu
dengan yang lain
wirun: lipatan-lipatan pada kain; wiru
Y.
Ya tajiru” (ya’ taziru*): juz ke-11 dari kitab suci Al-Qur’an
yakin =: (1) percaya betul sepenuh hati; (2) kalau sudah yakin pada
sesuatu, maka keyakinan itu akan terwujud
yakut =: batu mulia; batu permata berwarna biru atau hijau
yasin” =: surat ke-37 dalam Al-Qur’an; surat “Yaasiin”, terdiri dari 83
ayat
yatim =: anak yang sudah tidak memiliki ayah lagi, karena telah
meninggal dunia
yattu: yaitu; memang begitu
331
REFERENSI SUMBER
1. Sadung glr. Adji Panglima bin Kiammas Uda (Buar, Berau, 1869)
1958-1965
2. Siti Fatimah glr. Adji Suri binti Kiammas Kahar (Buar, Berau,
1875) 1958-1970
3. Achmad Bilal Muallam (Andung) bin Sadung glr. Adji Panglima
(Buar, Berau, 1907) 1958-1991
4. Nursiah A.B. Muallam binti Abu Bakar (Sengkawit, Bulungan,
Kaltara, 1911) 1958-2001
5. Halimatus Sa’diyah Achmad B.M. binti Liyung (Sambaratta, Berau,
1944) 1958- 2011
6. Gr. H. Kamrani bin Djanit glr. Adji Mas Kesuma (Gunung Tabur,
11-10-1931) 1964
7. Muhammad Basyara bin Achmad Bilal Muallam (Gunung Tabur,
22-8-1956) (15-2-1958)
8. Ani Kurnia, S.Pd. binti Ismail (Tarakan, Kaltara, 24-8-1971) 1987
9. Abbai bin Abdul (Tarakan, Kaltara, 12-3-1983) 2012 (25-3-2012)
10. Drs. Ec. Abi Qifly Hanafi bin Enci’ Muhammad Sidik Hanafi
(Samarinda, Kaltim. 3-12-1955) 1977
11. Abdul Aziz bin Diris (Samarinda, 1-1-1947) 1983 (13-5-2012)
12. Abdul Gani bin Alik (Sambaliung, 1945) 1976
13. H. Abdul Gani bin Pambakal Thalib (Kuran, Berau, 1924) 1995
14. Abdul Hamid Darama Putra bin Abdullah (Gunung Tabur, 1925)
1967 (16-4-2012)
15. Abdul Hamid bin Suratmin (Balikpapan, Kaltim, 26-10-1954) 2011
(5-11-2011)
16. Abdul Kadir bin Kapitan Pahlawan (Acai) (Gunung Tabur, 1-7-
1943) 1970 (12-1-2012)
17. Abdullah B. (Abdullah Saniansjah) bin Bangai (Batu-Batu, Berau,
1950) 1970
18. H. Abdullah Usman bin Usman glr. Adji Kasan (Gunung Tabur, 11-
6-1943) 1970
19. Abdul maman bin Djapri A.P. (Bebanir. Berau, 8-6-1948) 1968 (12-
1-2012)
332
20. H. Abdul Rasjid bin H. Djapar (Teluk Bayur, Berau 6-9-1956) 1969
21. Gr. Abdurrahman bin Giring (Gunung Tabur, 4-7-1948) 1970 (5-2-
2012)
22. H. Abdul Razak (Atu) bin Aji Peterawang (Gunung Tabur, 28-8-
1944) 1970
23. Abdurrahman bin Maksum (Muara lesan, Berau 1958) 2009
24. Abdurrahman bin Sidik bin M. Jusup (Gunung Tabur, 23-3-1932)
1960
25. Abdul Samat bin Amman glr. Adji Mantarri (Gubung Tabur 1932)
1960
26. Drs. H. Abdul Sani, M.Si. bin Ipat Talang (Samarinda 12-3-1962)
1986
27. Abdurrahman glr. Adji Raden Kesuma bin Pangeran Perwiro
(Gunung Tabur, 1889) 1966
28. Abidinsyah bin H. Abdul Hamid (Tarakan, Kaltara, 19-5-1954)
1977 (10-2-2012)
29. Abu Bakar bin Pangeran Bendahara (Tanjung Selor, Bulungan,
Kaltara, 1911) 1960
30. Abu Bakar Sidik bin Idris (Ammay) glr. Adji Bangsa (Gunug Tabur,
13-3-1940) 1970
31. Abu Djarrin bin Tinggalan glr. Adji Darama (Sungai Bapasir, Berau,
1937)1980 (15-6-2009)
32. Abtar bin Mujaki (Tanjung Batu, Berau, 4-2–1985) 2011 (19-12-
2011)
33. Achmad bin Gaja (Gunubg tabur, 12-8-1939) 1972 (12-4-2012)
34. H. Achmad bin Daeng Mappuna (Radak, Tabalar, Berau,23-3-1953)
2010
35. Achmad Badrin bin Maulana (Samburakat, Berau, 15 -8- 1949)
2003
36. Achmad Baharuddin bin Abdul Hamid Derama Putra (Gunung
Tabur, 13-12-1963) 1988 (16-4-2012)
37. H. Achmad Dursina bin Danau (Batu-Batu, Berau, 1945) 1969 (8-8-
2004)
38. Achmad Gamiek bin Rasjid (Long Bia, Bulungan, Kaltara, 1947)
2012 (16-2-2012)
39. Drs. H. Achmad Maulana bin Adji Raden Nata (Bajangga, Berau,
13-7-1939) 1980
40. H. Achmad Mubarak bin Mustafa (Handil Baru, Samboja, Kukar, 5-
5-1959) 2011 (11-12-2011)
41. Adam Herman bin Iskandar (Soppeng, Sulsel, 19-11-1979) 2002
333
42. Adamsari bin Jusransjah (Gunung Sari, Berau, 5-10-1982) 2012 (23-
3-2012)
43. H. Adji Amir bin Adji Raden Abdul Kadir (Gunung Tabur, 14-4-
1946) 1980
44. Adji Bakhrun bin Adji Raden Hamzah (Gunung Tabur, 12 -8- 1964)
1968
45. H. Adji Bambang Kusuma bin Adji Raden Surya (Gunung Tabur,
20-8-1958)1965 (21-4-2012)
46. H. Adji Burhanudn bin Adji Muda (Sambaliung, 5-5-1940) 2012
(11-4-2012)
47. Adji Hadiningrat bin Pangeran Kasimudin (Gunung Tabur, 6-4-
1953) 1968 (12-5-2012)
48. Adji Haslinda binti Adji Raden Muhammad Husin (Gunung Tabur,
5-101952) 1990 (18-2-2012)
49. Hj. Adji Kannik Barrau Sanipa bin Sultan Achmad Maulana
Chalifatullah (Gunung Tabur, 1921) 1970
50. Adji Kasdar bin Adji Raden Kammat (Gunung Tabur, 11-10-1944)
1965 (18-2-2012)
51. Hj. Adji Mandjannai binti H. Adji Raden Ibrahim (Gunung Tabur,
1942) 1970 (13-2-2012)
52. Djanit glr. Adji Mas Kesuma bin Usman (Gunung Tabur,1900)
1964-1970
53. Adji Masriah binti Adji Raden Hamzah (Gunung Tabur, 1946) 1975
54. Hj. Adji Nurjdanna Azis bin Adji Raden Abdul Kadir (Gunung
Tabur, 1950) 1983 (16-4-2012)
55. Hj. Adji Nursiah binti Hj. Adji Raden Hasan (Gunung Tabur,1938)
1975
56. H. Adji Pitro (Ammay) binti Tajjuk glr. Adji Sjaripuddin (Gunung
Tabur, 22-6-1923)1960 -2008
57. Hj. Adji Rukiah binti Hj. Adji Raden Ismail (Radin Ibbil)
(Bajangga, Berau,18-3-1946) 1970
58. H. Adji Muhammad Darham bin Adji Raden Kesuma (Gunung
Tabur, 27-2-1957) 1960
59. Adji Putara Sabran bin Ambung glr. Adji Putara (Tua, Senior)
(Gunung Tabur 1931) 1968
60. Adji Rosliana Hamid binti Adji Raden Muhammad Thaib (Gunung
Tabur, 2-4-1941) 1960 (12-4-2012)
61. Adji Yordan bin Pangeran Prodjo (Gunung Tabur,12-11-1949) 29-4-
1945) 1964 (15-2-2012)
62. Adji Yusranuddin bin Pangeran Prodjoe (Gunung Tabur, 21-4-2012)
334
63. Agus Hairuddin, S.E. bin H. Muhammad Rais (Gunung Tabur, 15-8-
1955) 1974
64. H. Aguslan bin Adji Mukammat (Sambaliung, 2-4-1955) 1990 (11-
4-2012)
65. Agus Salim bin Abdullah Abu Dakar (Birang, Barau. 17-8-1966)
1987
66. Agustinus Ijin bin Ijin Bilung (Lepu Undang Kerayan, Malinau,
Kaltara, 12-8-1975) 2012 (23-3-2012)
67. Ahmad Delmi bin Datu Khasbullah (Gunung Tabur, 17-8-1954)
1965
68. Ahmad Sofyan bin Danil B. (Gunung Tabur, 15-4-1975) 1975
69. Ahmad Yani bin Ding Pai (Tumbit Dayak, Berau 20-8-1973) 2009
70. Drs. Aidul Djumrillah bin Amrah (Talisayan, Berau, 28-2-1964)
1984
71. Aji Hanisa Rasidi binti Adji Hadiningrat (Gunung Tabur, 7-4-1986)
2005 (12-5-2012)
72. Aji Suhaidi bin Adji Kadjang (Pulau Besing, Berau, 10-5-1973)
2003
73. Ahdiansyah, S.E. bin Mustapa K. (Sambaliung, 16-5-1968) 2003
(22-3-2012)
74. Albuddin Noor bin Saleh Agung (Gunung Tabur, 4-6-1955) 1968
(23-4-2012)
75. Aleks (M. Idris) bin Pati (Larantuka, NTT, 14-4-1945)2010
76. H. Ali Badrun bin Hattip Akup (Sambaliung, 12 -2- 1931) 1977 (21-
6-2009) 2012)
77. Alwiyansyah bin Adenan Achmad (Teluk Bayur, Berau, 22-10-
1959) 1983 (27-3-2012)
78. Aman A.S. bin Tajjuk glr. Adji Sarapuddin (Gunung Tabur, 9-9-
1942) 1967 (12-1-2012)
79. Gr. H. Amir Faisal bin Tikka glr. Kiammas Salehudin (Gunung
Tabur, 17-8-1937) 1960
80. Hj. Aminah A.R. binti Abdul Razak (Tanjung Palas, Bulungan,
Kaltara, 17-8-1945) 2011
81. Amir Hamzah (Anjang) bin Appal. (Batu-Batu, Berau, 1935) 1967
82. Amirullah bin Demuruddin (Lombok, NTB, 12-9-1976) 2003 (27-
11-2003)
83. Ami Tengteng bin Habib Al Baiti --- (Talisayan, Berau, 1927) 2003
84. Ammas Innir binti Achmad glr. Adji Pahlawan (Sambaliung, 20-5-
1938) 1975 (3-11-2011)
335
85. Andi Agussalim bin Andi Padjri (Patimpa, Ponri, Bone, Sulsel, 5-1-
1965) 1999
86. H. Anwar (Nuar) bin Kammat (Gunung Tabur, 1945) 1975 2010
87. Arbain bin Samade (Balikpapan, Kaltim, 8-3-1878) 2005 (14-2-
2012)
88. Ardiansyah bin Ardjan (Sambakungan, Berau,7-8-1979) 2012 (27-3-
2012)
89. Hj. Arfiah Hakim Hakim binti Matnuh Abdullah (Martapura, Kalsel,
3-12-197) 1990 (23-1-2012)
90. Arkani K.B.A. bin Kayang (Long Iram, Kubar, 11-4-1950) 1978-
2001
91. Hj. Armala Hermansjah A.P. binti Adji Muallam (Sambaliung, 30-
12-1942) 1983 (13-2-2019)
92. Drs. Ec. Armyn Zulkiflie bin H. Asrul Sani (Teluk Bayur, Berau,
28-12-1958) 1971 (2-4-2012)
93. Drs. H. Asmuni bin H. Idar (Tenggarong, Kukar, Kaltim, 7-8-1964)
2009 (19-5-2012) 1956 (12-5-2012)
94. Hj. Aslamiah Muhammad binti Dimiati (Sambaliung, 1956) (12-5-
2012)
95. Asmaran bin Lukman (Sukkan, Berau,1935) 2004
96. Asnah binti Madun (Lua Kulu, Kukar, 8-10-1948)1980 (15-1-2012)
97. Aspihani bin Danil B. (Gunung Tabur, 31-5-1976) 1977 (24-4-2012)
98. Aspiran bin Abdul Madjid (Samarinda, 4-3-1964) 2004 (22-1-2012)
99. H. Asrul Sani bin Muluk (Teluk Bayur, Berau, 30-3-1930) 1972 (7-
5-2012)
100. Astip S. bin Manap (Babanir, Berau, 6-8-1964) 2004
101. H. Bachrun A.D. bin Tantung glr. Adji Djaja (Paribau, Berau, 14-8-
1947) 1964 (15-1-2012)
102. Bachtiar U. bin Udin (Kasai, Berau, 1953) 1975 (31-3-2012)
103. Baharuddin A.L. bin Umbin glr. Adji Limuddin (Gunung Tabur, 7-
11-1943) 1974 (18-1-2012)
104. Bahrunsyah bin Ambung (Tanjung Redeb, 9-2-1965) 1987 (19-5-
2012)
105. Bakir Dandan Setia bin Akup (Gurimbang, Berau, 17-8-1943) 1967
(12-1-2012)
106. Bandiun (Andut) bin Adangan (Batu-Hatu, Berau, 1930) 2011
107. H. Bekar U. bin Udin (Pulau Besing, Berau, 10-12-1957) 2003 (22-
2-2012)
108. Berlian Zainal Abidin binti Ismail (Tanjung Palas, Bulungan,
Kaltara, 7-10-1972) 2003 (15-2-2012)
336
109. Drs. H. Bihamdi bin Bustan (Tanjung Batu, Berau 19-9-1964)1998
110. Budiman bin M. Sidik (Tenggarong, Kukar, 2-7-1957) 1978 (22-4-
2012)
111. Burhan bin Mustakim (Tumpu, Bolo, Bima NTB, 7-2-1968) 2012
(2-1-2012)
112. Chairuanisah Muhammad A.B. binti Muhammad Sarpi (Sukan,
Sambaliung, 1943) Rinding 1968
113. Dahlan bin Saad (Batu-Batu, Berau, 1952) 1960
114. Dahliana binti Abdurrahim (Samarinda, Kaltim, 13-1-1969) 2010
115. Hj. Dakula binti Adji Diangkat (Gunung Tabur, 1935) 1970 (11-7-
2009) Badungun
116. Danil B. bin Bagian (Batu-Batu, Berau, 1947) 1960 - (20 -11- 2002)
- 2010
117. Danus bin Sarna (Marappun, Kelay, Berau, 1950) 2010
118. Darwis Al Amin bin Umar (Angkuwe, Bone, Sulsel 14-9-1952)
2011 (15-2-2012)
119. Datu Amiruddin bin Sultan Muhammad Aminuddin (Sambaliung, 5-
5-1952) 1975 (11-4-2012)
120. H. Datu Fachruddin bin Sultan Muahammad Aminuddin
(Sambaliung, 12-7-1943) 2003
121. Datu Haidar Saleh, S.Pd. bin Datu Saleh (Sambaliung, 6-7-1969)
2007
122. H. Datu Hajaluddin bin Adji Raden Kasim (Sambaliung. 1932) 1970
(21-22012)
123. H. Datu Illa Kamal Pasah bin Sultan Muhammad
Aminuddin(Sambaliung, 15-9-1942) 2011
124. H. Datu Indra Bangsawan (Datu Gambar) bin Datu Kemat
(Sambaliung, 1-11939) 2004
125. H. Datu Indra Safri bin Datu Kemat (Sambaliung, 23-7-1951) 2003
126. H. Datu Kasmuni bin Datu Ullang (Sambaliung, 21-3-1931) 1970
(1-10-2009)
127. Drs. H. Datu Muhammad Atas, M.B.A. bin Datu Kumang
(Bulungan, 7-41947) 1958
128. H. Datu Muhammad Kasimuddin bin Sultan Muhammad Ainuddin
(Sambaliung, 14-4-1936) 1975 (10 4-2012)
129. H. Datu Supriatma, S.I.P., M.M. bin Datu Bambang Tjili
(Sambaliung, 11-6 1956)
130. Daeng Masesseng bin Uparulaka (Palengi, Bone, Sulsel, 1935) 1975
131. David Pamuji, S.S.T.P., M.Si. bin Murdiyo (Balikpapan, Kaltim, 28-
1-1977)2004(30-3-2012)
337
132. Desi Noraz Adji Suhaidi binti Abdul Aziz (Samarinda, Kaltim, 10-
12-1979) 1983 (8-12-2012)
133. Dewi Masithah binti Muhammad Asjari (Gunung Tabur, 25-3-1958)
2004 (26-3-2012)
134. Didik Sutariyanto, S.H. bin Sukaryono (Jombang, Jatim. 1-10-1966)
2008 (30-3-2012)
135. Djagat bin Ismail (Gunung Tabur, 1-1- 1930) 1965
136. Djailani Adu bin Adji Muhammad, Adu (Sambaliung, 23-3-1950)
1969
137. H. Djam’ani bin Maulana (Sambaliung, 20-9-1953) 2011
138. Hj. Djamiati M. Saleh binti Udin (Teluk Bayur, Berau 1957) 1968
(12-12012)
139. Djamrah bin Gulu (Gurimbang, Berau, 8-9-1972) 1999 (22-1-2012)
140. Djamrah R.D. bin Gusti Nanang Tawab (Balikpapan, Kaltim, 9-7-
1945) 1980 - (15-1-2012)
141. Djanit glr. Adji Mas Kesuma bin Usman (Gunung Tabur, 1897)
1960- 1965
142. Djawiah bin Husin (Rinding, Berau, 1945) 1965 (31-3-2012)
143. H. Djohansjah bin Abdurrahman (Banjarmasin, Kalsel, 3-8-1949)
2004
144. Djumadi bin Arifin (Teluk Bayur, Berau, 3-4-1965) 2012 (26-2-
2012)
145. Eben Eser H. Aks bin S. Hutauruk (Pulau Nias, Sumut, 6-6-1964)
2008 (25-12-2011)
146. Ebrahim Estur bin Bekar (Samburakat, Berau, 8-2-1971) 2003 (23-
3-2012)
147. Edy Haryanto bin Abdul Karim (Melak, Kubar, 12-8-1961) 1980
(21-4-2012)
148. Elma binti H. Hasan Tolong (Air Tiris, Kampar, Riau 15-12-1965)
2010
149. Endin Supandi A.P., S.E., M.Pd. bin Adji Putara Sabran (Gunung
Tabur, 8-71962) 1976 (20-1-2012)
150. Endra Gunawan bin Abdul Rauf (Sijujung,Sumbar, 29-3-1972) 2010
151. Endry Samsul Alamin bin Sudjadi (Malang Jatim. 27-5-1963) 2011
(212012)
152. Eng San bin A Qi (Tanjung Redeb, 1953) 2003 (22-2-2012)
153. Erhamsjah bin Abu Bakar (Sukan Tengah, Berau, 16-7-1954) 2010
154. Esther Rahmawati bin Robin (Long Bawan, Kerayan, Kaltara, 15-1-
1969) 2011 (21-2-2012)
155. H. Fakhrul Uddin bin Husain M.M. (Sambaliung 13-8-1952) 2003
338
156. Faridah Widuri binti Ali Karim (Mara Badak, Kukar, Kaltim,1950)
2011 (5-11-2011)
157. Fatimah Abu Bekar binti Ismail (Sengkawit Bulungan, Kaltara,
1919) 1964-1969
158. Fatmawati Bachrun A.D. binti Lalang (Tanjung Selor, Bulungan,
Kaltara, (2-11-1950) 1970 (15- 12021)
159. Fuadi, S.E. bin Anis Darwami (Sleman, Yogyakarta, 10-5-1975)
2003 (15-1-2012) 1960
160. Gismun (Djappang) bin Sabung glr. Mantarri Kahar (Buar, Berau
1923) 1960-1998
161. H. Gufransyah bin gr Uttung glr. Perwiro (Gunung Tabur, 31-5-
2009)1969
162. Gusman Setia Budi (Onggeng) bin Lamoni (Kombo Cendrana, ToliToli Sulteng 5-5-1983) 2004
163. Hj. Gusti Raspiah D.M. atas binti Gusti Djohansjah (Anggana,
Kaltim, 15-10-1950) 1975
164. Hadijah binti Abubakar (Bima, NTB, 1-9-1968) 1998 (12-2-2012)
165. Hadi Us bin Usman bin Abdu (Samarinda, Kaltim, 24-9-1955) 1986
166. Hairudin bin H. Nasri (Martapura, Kalsel 1953) 1999 (23-1-2012)
167. H. Hakim Priadi Efendy bin H. Sulaiman Diris (Samarinda, Kaltim,
29-4-1965) 1986 (23-1-2012)
168. Halidjah Ibrahim (Macci) binti Lahamma (Tarakan, Kaltara, 7-10-
1955) 1964
169. Hanapiah (Tuna) bin Abdul Kadir (Gunung Tabur, 11-9-1960) 1970
(22-2-2012)
170. H. Hasanah (Olloy) bin Imam Unsju (Derawan, Berau, 15 -6- 1948)
2010
171. Hasanuddin AM. bin Adji Mangku (Sambaliung, 15-9-1939) 1970
(3-11-2011)
172. Hasan B. bin Abu Bakar (Sengkawit, Tanjung Selor, Bulungan,
Kaltara, 7-10-1939) 1968-2004
173. H. Hasan Kamrun (Tanjung Palas, Bulungan, Kaltara, 1938) 2012
(17-2-2012)
174. Drs. H. Hasbi Kamran bin gr Kamrani (Gunung Tabur, 16-11-1961)
1971
175. Hasanuddin bin Baharuddin (Samarinda, Kaltim, 6-5-1971)2004(18-
3-2012)
176. Hasnawati (Desi) Mahmud binti Sariddin (Muara Badak, Kaltim,
26-12-1976) 2003
339
177. Hasjim bin Ackmad (Pebeliangan, Sebuku, Nunukan, Kaltara, 1-12-
1949) 2010
178. Heliansyah bin Muhammad A.B. (Rinding, Berau, 27-3-1973) 1975
179. Hj. Herawati Asdja binti M. Asjari (Gunung Tabur, 26-2-1951)
1972 (8-12-2012)
180. Herman bin Hamid (Sesayap, KTT, Kaltara, 1961) 2011
181. H. Hermansjah A.P. bin Adji Perkasa (Sambaliung 19-11-1935)
1974 (13-2-2012)
182. Herman bin Tujung (Pulau Derawan, Berau, 1948) 2005
183. Hermansjah bin Muhammad Kammay (Tarakan, Kaltara, 12 -7-
1959) 1970
184. H. Husin Adu bin Adji Muhammad Adu (Tanjung Baru,
Sambaliung, 15-2-1955) 1966 (23-1-2012)
185. Ibrahim (Ibuk) bin Adji Sabandar (Gunung Tabur, 1941) 1973-2010
186. Ibrahim Istur bin Anwar (Kampung Nakip Gunung Tabur, 10-10-
1951)1973
187. H. Ibrahim Istur bin Adji Djalaluddin (Gunung Tabur, 19-11-
1944)1971
188. Ibramsyah Kelana bin Andja glr. Kiammas Kelana (Gunung Tabur,
1-7-1954) 1985 (12-4-2012)
189. Ibramsyah, S.E. bin Abidinsyah (Merancang. Sambaliung, 21-6-
1974) 1995
190. H. Ideramsayah Husein, S.H. bin Husein M.M. (Sambaliung, 1-1-
1962)
191. Idris bin Anwar glr. H. Adji Sabandar (Gunung Tabur, 1948)2011
192. Idrus Ma’aris bin H. Dursina (Batu-Batu, Berau15-1-1975)1980(11-
4-1012)
193. Ilham Susilo bin Herman Ty (Pualau Derawan, Berau, 2-3-1975)
2003
194. Drs. Ilyas bin (Sanga-Sanga Kukar 24-1-1961) 20032-4-1912)
195. H. Imam Ambuy bin Adji Sapul Muluk (sungai Bepasir,
Berau,1901) 1965
196. Imam Hari Susikno bin R., Sutikno (Yogyakarta, 14-4-1959) 2012
(23-4-2012
197. Intan Suryani Hasbi binti Wahel Tantawi, (Samarinda,23-11-1959)
2013
198. Indra Ratna Dewi A.S. BintiIbrahim (Samarinda, Kaltim, 9-10-
1977) 1998 (12-2-2012)
199. Ishak Iskandar bin Muhammad B. (Rinding, Berau, 26-9-1982)
1987 (17-12-20011)
340
200. H. Ishak Rahmat bin H. Rahmat Asma (Teluk Bayur, Berau, 6-6-
1936) 1986
201. H. Iskandar bin H. Adji Raden Muhammad Ajoep (Gunung Tabur,
18-9-1947) 2009-2011
202. Ismail A.P. bin Djapri (Aping) (Babanir, Berau, 7- 8-1948) 1970
203. Drs. H. Ismail B., A.Md.Kep. bin Bagian (Kampung Nakip, Gunung
Tabur 258-1952) 1966
204. Ismail bin Sunjai (Tanjung Palas, Bulungan, Kaltara, 1927) 1987
205. Ismail Us bin Usman glr. Adji Kasan (Gunung Tabur, 12-1-1938)
1960 (12-52012)
206. H. Ismet Inonoh bin Muhammad Ridwan (Muara Lesan, Kelay,
Berau, 2205-1942) 1975 (19-1-2012)
207. Isnaini binti Haryono (Jember, Jatim, 7-7-1967) 1995
208. Jainudin bin Berahim (Tawao, Sabah, Malaysia, 14-9-1963) 1993
(11-22012)
209. Jainuddin, S.T. bin H. Suding (Tawao, Sabah, Malaysia, 29-4-1962)
2005 (145-2012)
210. Januar Ishak bin Muhammad Japri (Tanjung Redeb, 13-1-1992)
2006 (24-42012)
211. Ir. Jiang Bith bin Bith Dom (Long Laai, Berau, 21-4-1965) 2004
(26-102009)
212. Joniery bin Sukran (Pulau Derawan, Berau, 15-6-1985) 2011
213. Juliansyah, S.E. bin Penta (Biduk-biduk, Berau, 10-8-1963) 2003
(12-5-2012)
214. Juliansyah, S.H. bin Muhammad Nasir Umar (Tanjung Redeb, 16-7-
1962) 1975 (16-4-2012)
215. Kalsumiah binti Abu Bakar (Sengkawit, Tanjung Selor, Bulungan,
Kaltara, 1946) 1968
216. Kim Cun (Kartini) binti Kin Swiy Gi (Wiro Surjo) (Blitar. 1930)
1986 (22-32012)
217. Kusnadi A.N., S.Pd. bin Kadjin (Mojokerto, Jateng, 20-8-1951)
2003 (8-1-2012)
218. Kus Sariman bin Surja (Balikpapan, Kaltim, 8-6-1950) 2003 (17-3-
2013)
219. Kuyyung bin Ammang Wajir Putara (Sambaliung, 4-7-1940) 2003
(12-6-2009)
220. Hj. Laila Sapina binti Datu kumang (Tanjung Palas, Bulungan,
Kaltara, 1942)
221. Laily Demiyati Rahmat Kurniawan binti Abdullah A.B. (Tarakan,
Kaltara, 19-8-1972)1987
341
222. Lisnawati Eramli binti Lukman Thoha (Bojonegoro, Jateng, 23-8-
1978) 2003
223. H. Madin K. bin Kammat (Batu-Batu, Berau 1947) 1970 (26-2-
2012)
224. Maimuna binti Udin (Pulau Bessing, Berau 1952) 2003 (22-2-2012)
225. Makhmud bin Hasan (Samburakat, Berau 2-5-1964) 2003 (11-4-
2012)
226. Makki bin Sulaiman (Maluang, Berau 1946) 1970
227. H. Maksir Adji Stia bin Sabung glr. Adji mantarri Kahar (Maluang,
Berau, 28-3-1938) 1960
228. Maksum U.A. bin Umar Alie (Gunung Tabur, 17-8143) 1965 (18-1-
2012)
229. Mansah bin Djaja (Rijang, Gurimbang, Berau 1968) 2011
230. Mansjur bin Salim (Ketua Adat Desa Pebeliangan) (Sebaku,
Nunukan, Kaltara, 12-1-1958)2010
231. Mardiah Ruspandi binti Iman (Sungai Salai, Candi Laras Utara,
Margasari, Banjarmasin, Kalsel, 1958) 2004
232. Marsiah Puji Syamsuri, S.P. binti Latoke (Samarinda, Kaltim, 15-
10-1963) 1989 (8-2-2012)
233. H. Marzuki bin Illi (Gunung Tabur, 1936) 1968
234. Mas’at Mashud binti Ubiet Sebi (Kampung Arab, Tanjung Selor,
Bulungan, Kaltara, 1960) 2003
235. H. Masdar bin Sulaiman glr. Adji Panglima (Rantau Panjang, Berau,
1949)2004
236. Mashud Al Hasin bin Hasan Umayir (Tanjung Selor, Bulungan,
Kaltara, 1-71962) 1960
237. Mashuri M.S. bin H. Muhammad Setar (Kampung Kuran, Gunung
Tabur 11-3-1977) 1980 (12-1-2012)
238. H. Masjhur R.B. bin Adji Radin Bandara (Sambaliung, 21-5-1936)
2012 (11-42012)
239. Maslian (Barlian) Ibrahim binti Djamaluddin (Muara Lesan, Kelay,
Berau, 1946) 1980
240. Hj. Masriah bin Arapah (Kasai, Berau, 1942) 2012 (23-4-2012)
241. Masriansyah bin Muhammad Djumput (Teluk Bayur, Berau, 30-11-
1960) 2011
242. Hj. Mastinah Juliansyah, S.Pd. binti Makmur UA (Gunung Tabur, 9-
1-2012) 2003 (12-5-2012)
243. Dr. Mis Djoni, S.E., S.H., M.H. bin Ideham (Samarinda, Kaltim, 12-
6-1963) 1986(18-4-2012)
342
244. Misriani Muhammad Daud binti Misno (Pulau Bunyu, Bulungan,
Kaltara, 141-1963) 200? (15-12-20011)
245. H. Muchdar B., S.Pd. bin Imam Barung (Gunung Tabur, 2-10-
1951)2009
246. Muhammad A.B. bin Abu Bakar (Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara,
1923)1960
247. H. Muhammad (gr Kammay) bin Amman (Rantau Panjang Kelay,
Berau, 28-7-1946) 2010
248. Muhammad Ali bin Muhammad (Birang, Berau, 1914),
Mangkalangurang 2010
249. Muhammad Ali Hanafia bin Tuntun (Tanjung Baru, Sambaliung, 1-
7-1950)1964(29-12-1011)
250. Muhammad Asis M. bin Mallawa (Pinrang Sulsel, 10-7-1962) 2012
(3-4-2012)
251. Muhammad Ashari bin said Mangki (Kampung Nakip, Gunung
Tabur, 28-6-1963) 2004 (20-2-2012)
252. Muhammad Busran R. bin Acing glr. Raden Parwira (Rantai
Panjang, Kelay, Berau 15-5-1933) 31-3-2012
253. Muahammad Daud bin Muahammad B. (Rinding, Berau, 27-12-
1974)1977(15-12-2011)
254. Muhammad Fadlan, S.E., M.M. bin Abdul Chair (Sukan, Berau,28-
8-1965)
255. H. Muhammad Halikin, S.E., M.M. bin H. Amrah (Talisayan,
Berau, 9-4-1957)2003
256. Ir. H. Muhammad Hatta Arsjad bin Muhammad Arsjad (Kampung
Banjar Tanjung Redab, 21-9-1951) 1980 (9-1-2012)
257. Muhammad Hendratno, A.P. bin M. Hatta (Mempawah, Kalbar. 3-
4-1974) 2004 (30-3-2012)
258. Drs. H. Muhammad Husni, M.A.P. bin Muhammad Djapar
(Balikpapan, Kaltim, 6-6-1966) 1986
259. Muhammad Ilyas bin Abdussalam (Malang, Jatim, 20-12-1955)
1983 (4-42012)
260. Muhammad Kasim K.A. bin Kiammas Abdullah (Kampung Nakip,
Gunung Tabur, 8-9-1937) 1960 (14-1-2012)
261. H. Muhammad Kunnang bin Imau (Kampung Kuran, Gunung
Tabur, 1-6-1935) 1972 (19-1-2012)
262. Muhammad Ramli bin Djanta (Makasar, Sulsel, 6-12-1954) 1999
(12-2-2012)
263. Muhammad Marsil A.P. bin Djapri (Babanir, Berau, 10-7-1954)
1969 (12-1-2012)
343
264. Muhammad Nasrun bin Muhammad Nakal (Gurimbang, Berau,
1954) 1960-1990
265. H. Muhammad Noor bin Adji Raden Soeparta (Sambaliung, 22-6-
1914) 1978
266. Muhammad Nur bin Danang (Batu-Batu, Berau, 1945) 1960
267. H. Muhammad Ramlie bin Adji Radin Perbatasari (Sambaliung, 10-
6-1933) 1974 (29-9-2011)
268. H. Muhammad Saleh A.L. bin Umbin glr. Adji Limuddin (Gunung
Tabur, 8-8-1951) 1969 (12-1-2012)
269. Gr. H. Muhammad Seradji bin Djanit glr. Adji Mas Kesuma
(Gunung Tabur, 28-1-1938) 1965
270. H. Muhammad Setar (Ammay) bin Adji Mas Kesuma (Gunung
Tabur, 1935)1965
271. H. Muhammad Sjafi’i bin H. Sulaiman Diris (Samarinda, Kaltim, 5-
1-1958) 1986
272. H. Muhammad Taher bin Muhammad (Pulau Bassing, Berau, 17-8-
1948)2010
273. Muhammad Taib bin Gaja (Gunung Tabur, 7-10-1923) 1968 (16-4-
2012)
274. Muhammad Tambur bin Galing (Pulau Derawan, Berau, 2-9-1937)
2011 (3-11-2011)
275. H. Muhammad Tazkir bin H. Adji Panglima Kahar (Batu-Batu,
Berau, 1-4-190) 1960 (18-2-2012)
276. Muhammad Taib bin Batjo Alkap (Antutan, Bulungan, 10-1-1942)
2003 (12-4-2012)
277. H. Muhammad Thamrin K. bin Kayang (Long Iram Kubar, 7-7-
1968) 1983 (21-1-2012)
278. Dra. Mudjiati, M.Si. binti Alim Suwadji (Palaran, Samarinda, 10-8-
1966)1991 (21-1-2012)
279. Muhlis Budianto Dini, S.E. bin Dini (Tanjung Redeb, 14 -11-1981)
2003
280. Muluk Kahar binti Husin M.M. (Sambaliung, 1-1-1960) 2003 (11-4-
2012)
281. Mulyani Aspihani binti Nurdin (Tanjung Batu, Berau, 23-10-1988)
2010 (24-4-2012)
282. Murjani A. bin Abdullah (Tanjung Baru, Sambaliung, 10-10-1956).
1971 (22-2-2011)
283. Murdjani A.P. bin Adji Pitro (Kampung Kuran, Gunung Tabur, 3-8-
1953) 1970
344
284. H. Murdjani K.S. bin Kiammas Saleh (Sambaliung, 7-8-1952) 2004
(1-4-2011)
285. Mustafa K bin Kandurung (Sambaliung, 1929) 2004 (7-9-2005)
286. Hj. Naharsijah Asrul Sani (Teluk Bayur, Berau, 4-8-1934) 1972 (7-
5-2012)
287. Nanang B. bin Ideriansyah (Kandangan, Kalsel. 1-8-1972) 2011
288. Ir. Ngatiman bin Sanadi (Teluk Beyur, Berau, 7-8-1958) 1978 (24-
1-12012)
289. Normansjah bin Bustaman (Gunung Tabur, 15-11-1950) 2003 (16-
4-2012)
290. Hj. Norsiah binti H. Adji Raden Muhammad Hasan (Gunung Tabur,
7-3-1939) 1974 (124-2012)
291. Nur Hayati binti Nur Saleh (Gunung Sari, Berau, 14-1-1979) 2012
(13-3-2012)
292. Nurilah Idrus M binti Matnur (Serang, Banten, 28-9-1984) 2003
(11-4-2012)
293. Hj. Nurdjanna Abdul Aziz bin Adji Raden Abdul Kadir (Gunung
Tabur, 25-5-1949) 1983 (13-5-2012)
294. Nurmani binti Kadri (Teluk Bayur, Berau, 1945) 2007
295. Nurul Alfiah binti Syarif Efendi (Ngawi, 9-4-1968) 2012 (21-4-
2012)
296. H. Padlan (Djarman) glr. Adji Panglima Kahar bin Sabung glr.
Mantarri Kahar (Buar, Berau, 1913) 1960
297. Pangeran Sulaiman bin Pangeran Kahar (Betayau, KTT, 1921) 1974
298. Patmawati binti Bagian (Kasai, Berau, 1953) 1960
299. Hj. Patmawati binti Muchdar (Gunung Tabur, 1-4-1959) 1960 (12-
5-2012)
300. Pauzul Ohra Azhari binti Datu Asjik Sjarifuddin (Teluk Semanting,
Berau, 5-3-1967) 2004 (20-2-2012)
301. Puan Sillun binti Sadung glr. Adji Panglima (Buar, Berau, 1911)
1958-1982
302. Dr. H. Puji Syamsuri, M.Pd. bin Badi (Lampung, 2-4-1963) 1986
(8-2-2012)
303. Rahmah bin Adji Badrun (Tarakan, Kaltara, 1954) 2012 (4-4-2012)
304. Rakbah A. Rasjid binti Sjamsu (Gunung Tabur, 6-1-1964) 2008
305. Rakiman bin Usman (Bukuan, Berau, 9 -7- 1953) 2010
306. Ramlah (indailay) binti Balling glr. Punggawa Istana (Samburakat,
Berau, 1939) 2003
307. Rasidi bin Danil B. (Gunung Tabur, 20-10-1978) 1980 (12-5-2012)
345
308. Rigo Djuani Bertho binti Bartho Kadam (Long Sepayang, Malinau
16-11-1967) 2003
309. Riduansjah bin Pandita (Babanir, Berau, 7-6-1962) 2011
310. H. Rino Halim bin Abdul Kadir Aman (Nunukan, 17-8-1972) 2011
311. Hj. Rita Marlina binti H. Muhammad Jusran (Muara Muntai, Kukar,
23-12-1962) 1986
312. Rugayah (ayyuk) Abdullah Sani binti Adji Ismail (Gunung Tabur,
1932)1960 (22-2-2012)
313. Hj. Rumintan binti Talang (Samarinda, Kaltim, 15-6-1933) 1986
(21-12-2008)
314. Rusliansjah bin Abung (Rinding, Berau, 1949) 2008 (9-6-2009)
315. Dra. Hj. Rusniah (Ros Zakaria) binti K.H. Zakaria (Samarinda,
Kaltim, 23-10-1951) 1978
316. H. Ruspandi bin Imberan (Banjarmasin, Kalsel, 1958) 2004
317. Rustam M. bin Mosa (Pantai, Harapan, Biduk-biduk, Berau, 9-6-
1964) 2012 (31-3-2012)
318. Sabran glr. Adji Putara bin Adji Putara Tua (Gunung Tabur, 1930)
1965-1997
319. H. Saderiansjah Arif bin Arif (Tanjung Redeb, 14-6-1935)1975(19-
1-1935)
320. Hj. Sadi Haryati, A.Md.Kep. binti Mahdeli Perwiro (Samarinda. 11-
7-1955)1977 (23-1-2012)
321. Sahran bin Abdul Gani (Gunung Sari, Berau, 1932) 2011
322. Hj. Saidah binti Umar Saleh (Tarakan, Kaltara, 17-1-1967) 1990
(21-4-2012)
323. Drs. H. Saily bin Sjahri (Siak Indrapuri, Riau 1950) 2010
324. Saini bin Parti (Buar, Berau, 1938) 2003 - 2010
325. Sakiman bin Kasimun (Gedebeg, Blora, Jateng 25-11-1960) 2003
326. Salehudin bin Sanusi Ackmad (Tenggarong, Kukar, Kaltim, 10-10-
1952)1977
327. Salim A. bin Achmad (Sesayap, Nunukan, Kaltara, 5-6-1964) 2012
(12-2-2012)
328. Salmiah, S.Pd., binti Manaf (Babanir, Berau 1-12-1968) 2010
329. Salmiah binti Saling (Teluk Pangkul, Berau, 1932) 2012 (23-4-
2012)
330. Sariddin bin Muhammad Nur (Pagatan, Kalsel 1942) 2010 (23-4-
2012)
331. Sariada Murni binti Dulla Radja (Gurimbang, Sambaliung. 21-3-
1950) 2009 (29-12-2011)
346
332. Hj. Sari Fauziah binti Arapah (Kasai, Berau, 1929) 2012 (23-4-
2012)
333. Sherly Pabendon binti Matheus Danu (Pongraka, Palu, Sulteng, 16-
12-1972) 1997 (22-1-2012)
334. Siang R.S. bin Runti Simpai (Tewang, Pajangan, Kalteng 19-70-
1969) 2011 (2-2-2012)
335. Sidik bin Abung (Marancang, Berau 1942) 2010
336. Sinar Achmad Ayu Lestari bin Asak Efendi (Lombok, NTB, 29-8-
1970) 2012 (24-4-2012)
337. Sitti Barlian (Dayang Lidang) bin Achmad Bilal Muallam (Tanah
Kuning, Bulungan, Kaltara, 1949) 1958-1983
338. Siti Djawiah A.M. Kesuma binti Pangeran Perwiro (Gunung Tabur,
1905) 1960
339. Sitti Hadjariah Mustapa K. binti Adji Syamsu (Sambaliung, 1937)
2003
340. H. Siti Hadjrah binti Taib (Balikpapan, Kaltim, 19-5-1949) 1987 (4-
4-2012)
341. Sitti Rabiah Said Basjkur binti Adji Sjamsu (Sambaliung, 1940)
1990
342. Siti Nuraini binti Muhammad Saleh (Kampung Kuran, Gunung
Tabur, 1-1-1980) 2003 (12-1-2012)
343. H. Sjahdan bin Achmad (Rinding, Berau, 5-7-1935) 2007
344. H. Sjahdan Udin bin Uhui (Salimbatu, Bulungan, Kaltara, 15-9-
1944) 2003
345. Sjahdan bin Abu Nawas (Tabalar, Berau, 7-6-1950) 2009
346. Sjahdan bin Pardi (Batu-Batu, Berau, 1944) 1962
347. Sjahrani bin Laiti (Singkuang, Berau, 9 -3-1965) 2010
348. Sjamsiah Lahamma binti Abu Bakar (Bulungan, Kaltara, 1941)
1960
349. Sjarif Arifin bin Arsad glr. Aji Anum (Gunung Tabur, 1933) 1960–
2000
350. Slamet Kartika Makmur bin Karmen Siswosunarto (Pemalang
Jateng, 3-9-1974) 2004
351. Stanislaus Hadur (Rahmat Kurniawan) bin Petrus Benar (Raca,
Manggarai, NTT 4-3-1966) 2010
352. Sudarto, S.H. bin Sarkawi (Samburakat, Berau, 27-5-1975) 2010
(31-3-2012)
353. Sugiantoro bin Sutjipto (Kuala Kapuas, Kalteng, 5-5-1972) 2005 (4-
4-2012)
347
354. Sukarno D.S. bin Derama Setia (Djailani) (Gunung Tabur, 19-8-
1945) 1967 (12-1-2012)
355. Drs. Sudirman Madjid bin Abdul Madjid (Sanga-sanga, Kutai,
Kaltim, 17-8-1955) 1978
356. Suhaili bin Masliansjah (Amuntai, Kalsel. 7-2-1982) 2012 (17-3-
2012)
357. Suhandi bin Kamal (Gunung Tabur, 24-8-1963) 2004 (26-3-2012)
358. Sulaiman bin Anwari (Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel, 28-9-
1960)1998
359. H. Sulaiman bin Diris (Muara Pintap, Paringin, Kalsel 10-5-
1928)1986-2006
360. H. Sulaiman M. bin Maulana glr. Ammas Raden (Gunung Tabur,
12-8-1922)1967 (12-5-2012)
361. Ir.H. Suparno Kasim bin Kasim glr. Adji Mustapa (Sambaliung, 15-
2-1959)1973
362. Supiah Ibramsyah binti Saleh Achmad (Pelandro, Makasar, Sulsel,
1-7-1956) 2010 (12-4-2012)
363. Supriono bin Mitro Sudarmo (Panda, Bantul. Yogyakarta, 18-5-
1960) 1999
364. Supripadmini, S.Sos. binti Noto Pawiro (Purwodadi, Jateng. 17-2-
1957) 1978
365. Suratmin bin Sumar (Surabaya, Jatim, 15-6-1960) (19-5-2012)
366. Surayya Saini (tayyang) binti Taupan (Gunung Tabur, 1943) 2003
(22-2-2012)
367. Suriansyah, S.Pd. bin Yahya (Muara Lassan, Kelay, Berau 20 -10-
1962) 2009
368. Suriansyah Yudi, S.E. bin Karno (Sanga-sanga, Kukar, Kaltim, 23-
9-1962) 1986
369. Syahrani A.M. bin Adji Mangku (Sambaliung, 20-7-1944) 2003
(20-2-2012)
370. Syahridal, S.Pd. bin H. Sjachril M.P. (Berau, 01-04-1962) 2003 (21-
5-2012)
371. Syamsuddin bin Awal (Banjarmasin, Kalsel, 20-12-1968) 2003
372. Syamsul, S.Pd. bin H. Djaini (Paringin Kalsel. 30-6-1971) 1999
373. Syarifuddin bin Barakkat (Gunung Tabur, 10-9-1957) 1967 (18-1-
2012)
374. Tadjuddin bin Murat (Martapura, Kalsel 1946) 31-12-2011
375. Takari Anto bin Suwadi (Malang, Jatim. 3-9-1965) 2003
376. Thamrin bin Jismun (Jappang) (Batu-Batu, Berau, 20-4-1965) 1970
348
377. Therpi binti Padan (Long Budung, Kerayan, Nunukan, Kaltara,
1942) 2011 (21-3-2012)
378. Toni Djunaidi bin Hasan (Kampung Nakip, Gunung Tabur, 1947) 4-
2-2012
379. Toni Hartono, M.Pd. bin Machali (Pasuruan, Jatim, 23-7-1972)
2011 (19-5-2012)
380. Umar Maya bin Tiang glr. Punggawa Setiawan (Batu Putih, Berau,
10-7-1955) 2010
381. Ummay binti Dandang (Muara Santul, Berau, 1941) 1960
382. Usman (baco) bin Abang (Singkuang, Berau, 1925) 2010
383. H. Usman bin Sulaiman Diris (Samarinda, Kaltim, 28-10-1953)
1989
384. Usman A.T. bin Adi Tampasana (Kampung Laksamana, Gunung
Tabur, 18-5-1948) 1970 (18-1-2012)
385. H. Usmansjah A.B. bin Adji Bandara (Sambaliung, 16-6-1931) 2003
(2-4-2012)
386. Umar glr. Pangeran Prodjoe bin Pangeran Perwiro (Gunung Tabur,
1887) 1963- 1966
387. H. Uning bin Imbang (Gunung Tabur, 31-7-1930) 18-5-2012
388. Wagiran Dipo Wardojo bin Reso Dikromo (Takeran, Magetan,
Jatim 7-6-1954) 2003
389. Drs. Wardjiono bin Somo Prawiro (Yogyakarta, 25-6-1953) 1978
390. Hj. Yusnaniah Ibrahim Istur binti Adji Putara Sabran (Gunung
Tabur, 1-3-1948) 1970 (19-2-2012)
391. Zainal Abidin bin Abdul Rachman (Kapuh Barikin, Barabai, Kalsel,
1959)2007 (5-11-2011)
392. Zainal Abidin, S.E. bin Muchsin (Tanjung Palas, Bulungan, Kaltara,
1-3-1964)2005
393. Zulkarnaen S. bin H. Sanusi (Tanjung Redeb, 12-9-1956) 1977
394. Zulkiflie bin Kamaruddin Ajung (Tarakan, Kaltara 25-12-1974)
2003 (17-2-2012)
349
BIODATA
Muhammad Basyara (alm), Lahir di Gunung Tabur
tanggal 22 Agustus 1956. Selama karir beliau
sebagai Aparatur Sipil Negara, pernah bertugas di
Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah
Kabupaten Berau sampai beliau wafat pada tanggal
23 Desember 2012. Dengan lingkungan kerja yang
banyak bersentuhan dengan dunia jurnalistik
tentunya banyak pengalaman pengalaman yang
didapat. Selain itu beliau juga aktif dalam organisasi
kemasyarakatan dan Pemuda, karena semasa hidup
beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris KONI Propinsi Kaltim.
Salah satu karya beliau yang luar biasa ini yaitu Kamus Bahasa
Barrau. Nanti akan dilanjutkan lagi dengan penerbitan karya-karya beliau
yang lain yang belum sempat diterbitkan berupa Karya konten lokal Berau
tentang Tata Krama, Pematang Ammas – Addat dan Kosa Kata Bahasa
Barrau.
349
BIODATA
Muhammad Basyara (alm), Lahir di Gunung Tabur
tanggal 22 Agustus 1956. Selama karir beliau
sebagai Aparatur Sipil Negara, pernah bertugas di
Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah
Kabupaten Berau sampai beliau wafat pada tanggal
23 Desember 2012. Dengan lingkungan kerja yang
banyak bersentuhan dengan dunia jurnalistik
tentunya banyak pengalaman pengalaman yang
didapat. Selain itu beliau juga aktif dalam organisasi
kemasyarakatan dan Pemuda, karena semasa hidup
beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris KONI Propinsi Kaltim.
Salah satu karya beliau yang luar biasa ini yaitu Kamus Bahasa
Barrau. Nanti akan dilanjutkan lagi dengan penerbitan karya-karya beliau
yang lain yang belum sempat diterbitkan berupa Karya konten lokal Berau
tentang Tata Krama, Pematang Ammas – Addat dan Kosa Kata Bahasa
Barrau.