Enjoying your free trial? Only 9 days left! Upgrade Now
Brand-New
Dashboard lnterface
ln the Making
We are proud to announce that we are developing a fresh new dashboard interface to improve user experience.
We invite you to preview our new dashboard and have a try. Some features will become unavailable, but they will be added in the future.
Don't hesitate to try it out as it's easy to switch back to the interface you're used to.
No, try later
Go to new dashboard
Published on Aug 30,2023
Like
Share
Download
Create a Flipbook Now
Read more
Published on Aug 30,2023
No description
Home Explore Kamus Bahasa Barrau_full
Publications:
Followers:
Follow
Publications
Read Text Version
More from pracetak Hub
P:01

KAMUS

BAHASA BARRAU

P:02

KAMUS

BAHASA BARRAU

P:03

UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4

Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang

terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.

Pembatasan Pelindungan Pasal 26

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku

terhadap:

i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan

peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;

ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian

ilmu pengetahuan;

iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran,

kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan

ajar; dan

iv. Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang

memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin

Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana

dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak

Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak

Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal

9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara

Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana

denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

P:04

KAMUS

BAHASA BARRAU

Muhammad Basyara, B.Sc. (Alm.)

Tim Koreksi Isi Kamus Bahasa Barrau :

Endin Supandi A.P., S.E., M.Pd.

H. Syakhran, S.Pd.

Surya Darma, S.Pd.

P:05

KAMUS BAHASA BARRAU

Muhammad Basyara

Desain Cover :

Syarif Hidayatullah

Sumber :

Muhammad Basyara

Tata Letak :

G.D. Ayu

Proofreader :

Mira Muarifah

Ukuran :

viii, 349 hlm, Uk: 15.5x23 cm

ISBN :

978-623-02-6158-9

Cetakan Pertama :

Maret 2023

Hak Cipta 2023, Pada Penulis

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Copyright © 2023 by Deepublish Publisher

All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau

memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT DEEPUBLISH

(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)

Anggota IKAPI (076/DIY/2012)

Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman

Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581

Telp/Faks: (0274) 4533427

Website: www.deepublish.co.id

www.penerbitdeepublish.com

E-mail: [email protected]

Bekerja sama dengan :

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Berau

P:06

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Puji Syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas terbitnya

karya pustaka “KAMUS BAHASA BARRAU \". Buku ini merupakan

buah pikiran dan kerja intelektual dari Almarhum Bapak Muhamad

Basyara, B.Sc. Beliau merupakan salah seorang budayawan yang telah

mendedikasikan sebagian kehidupannya bagi pelestarian dan

pengembangan kekayaan budaya Tanah Banua.

Kami sangat mengapresiasi kehadiran \"KAMUS BAHASA

BARRAU\" dalam khasanah kepustakaan Kita. Hal ini sangat selaras

dengan program Pemerintah Kabupaten Berau baik dalam pengembangan

budaya lokal maupun dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. Dinas

Perpustkaan dan Kearsipan Kabupaten Berau memiliki kepentingan untuk

menjadikan buku ini sebagai rujukan dalam setiap upaya mengenalkan

serta melestarikan bahasa daerah Banua/Barrau. Kami berharap buku ini

dapat menjadi sumber pengetahuan masyarakat, khususnya generasi muda

yang berminat mengembangkan penggunaan bahasa Barrau.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami haturkan kepada

Keluarga Besar Almarhum Bapak Basyara, B.Sc. Berkat peran Ibu Ani

Kurnia, S.Pd, istri almarhum, naskah yang sangat berharga tersebut dapat

diterima dan berhasil diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan

Kabupaten Berau. Terima kasih juga Kami sampaikan kepada Tim Editor

yang terdiri dari Bapak Endin Supandi AP, SE, M.Pd, Bapak H. Syakram,

S.Pd dan Bapak Surya Darma S.Pd. Ketelatenan dan Ketelitian para

akademisi ini sangat membantu membuat naskah \"Kamus Bahasa Barrau\"

menjadi lebih sempurna dan layak dikonsumsi publik.

P:07

vi

Sebagai Kepala Daerah, Kami berharap terbitnya \"KAMUS

BAHASA BARRAU\" yang diinisiasi oleh Program Pembinaan

Perpustakaan pada Sub Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Bahan

Pustaka dapat memantik lahirnya karya karya pustaka bernafas kearifan

lokal lainnya. Terbitnya karya karya pustaka dengan cita rasa Berau akan

meningkatkan minat masyarakat untuk membaca. Yakinlah bahwa budaya

gemar membaca yang tumbuh pesat akan sangat berarti bagi terwujudnya

Bumi Battiwakal yang lebih maju di masa depan.

Tanjung Redeb, Desember 2022

Bupati Berau

Hj. Sri Juniarsih Mas, M.Pd

P:08

vii

SAMBUTAN

KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

KABUPATEN BERAU

Bahasa daerah adalah kekayaan budaya suatu bangsa. Bahasa daerah

juga sebagai lambang Kebanggaan dan sekaligus identitas daerah tersebut.

Indonesia memiliki keragaman Bahasa daerah. Ada ratusan Bahasa daerah

di Indonesia. Menurut Summer Institut of Linguistik, jumlah bahasa

daerah di Indonesia ada 719 dan sebagian besar atau sebanyak 707 masih

aktif dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah masing masing

dimana bahasa daerah tersebut berasal.

Namun demikian, seiring berjalannya waktu berdasarkan pemetaan

oleh Badan Bahasa yang bersumber dari laman Kemendikbud.go.id. maka

saat ini beberapa bahasa daerah terancam punah di Indonesia. Oleh karena

itu, hadirnya Kamus Bahasa Barrau (Banua) yang ditulis oleh Alm.

Muhammad Basyara, M.Sc sangat tepat sekali. Untuk lebih memudahkan

dan memahami suatu bahasa kehadiran kamus tentu sangat dibutuhkan

karena akan sangat membantu para penuturnya. Demikian juga untuk

warga lain yang ingin mempelajarinya.

Harapan saya selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kabupaten Berau Kamus Bahasa Barrau ini akan menggairahkan warga

asli Berau selaku penutur dan warga Berau pada umumnya untuk

menggunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga Bahasa Berau akan

semakin banyak penuturnya, semakin maju dan berkembang dan lebih

penting lagi akan lestari keberadaannya ditengah majunya peradaban

masyarakat digital saat ini.

P:09

viii

Kamus Bahasa Barrau ini disusun oleh Alm. Bapak Muhammad

Basyara, B.Sc. Kamus ini merupakan penerbitan dari Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Kabupaten Berau tahun 2022 yang bertujuan selain

menambah jenis koleksi konten lokal, sebagai bahan rujukan koleksi

perpustakaan juga sebagai upaya melestarikan Bahasa daerah agar lebih

dikenal dan didayagunakan oleh masyarakat.

Tanjung Redeb, Desember 2022

Drs. Yudha Budi Santosa, M.Si

Pembina Tingkat 1

Nip. 19681124 198803 1 002

P:10

ix

SEUNTAI KENANGAN KATA PENGANTAR

EDISI PERDANA DARI PENULIS

Alhamdulillah referensi kumpulan perbendaharaan kosa kata bahasa

Berau ini,dapat penyusun persembahkan kepada sidang pembaca yang

terhormat. Kumpulan perbendaharaan kosa kata ini telah penulis

pergunakan dalam keseharian sejak tahun 1958. Penyusun mulai menulis

sejak tahun 1993 dan waktu itu masih ditulis tangan. Jadi sudah lima kali

proses pengumpulan referensi perbendaharaan kosa kata bahasa berau ini.

Akhir tahun 2002 naskah tulisan tangan tersebut hilang dalam

perjalanan kargo dari Samarinda menuju Berau. Tahun 2003 dituliskan

kembali dengan bantuan computer, karena kemudian komputernya error,

tulisan tersebut kembali raib. Kemudian ditulis lagi dan disimpan dalam

disket, pula karena kemajuan tekhnologi, sarana untuk mengaplikasikan

disketpun tidak dibuat (Produksi) lagi, sudah ketinggalan dan diganti

dengan sarana flashdisk. Juga karena kemajuan tekhnologi, flashdisk kena

virus, sehingga kembali tulisan tersebut raib.

Alhamdulillah chip di benak belum hilang dan baru tahun 2010

dapat disusun dan dituliskan lagi dengan bantuan laptop, yang sekarang

sampai kehadapan sidang pembaca yang mulia.

Kumpulan kosa kata ini kami petik dari penuturan yang berkembang

dilingkungan keluarga besar Achmad Bilal Musllam dan sekitarnya,

dengan dilengkapi berbagai tambahan dari berbagai narasumber tempat

penulis belajar dan mempelajari perbendaharaan kosa kata bahasa Berau,

mereka tidak hanya orang Berau, tapi juga penutur bahasa lain dari suku

lain. baik yang berdomisili di Berau maupun tempat lain. Karena itu

tulisan ini hanya referensi dan debatable, untuk itu penulis sangat

mengharapkan masukan dan saran dari sidang pembaca, untuk perbaikan

(penyempurnaan) disaat akan datang (Edisi berikutnya).

Kumpulan kosa kata ini, kata demi kata diartikan (terjemah) ke

dalam bahasa Indonesia, agar mudah dipahami, walau bahasa ini nantinya

telah punah atau tidak terpakai lagi oleh penuturnya (masyarakat Berau).

Menurut UNESCO (United Nastions Educational, Scientific and Culture

Organization - badan dunia untuk Pendidikan dan Kebudayaan ) ada 250

P:11

x

bahasa yang akan segera punah, mungkin juga bahasa Berau dan bahasa

Indonesia. Konon di Irian (Papua) ada bahasa suku yang diketahui oleh

satu orang saja lagi. kalau orang tersebut tidak ada lagi, maka bahasa itu

telah lenyap dari muka bumi ini, berarti pula hilangnya satu bahasa dan

budaya yang merupakan kekayaan muzaik budaya bangsa.

Yang nampak sekarang juga bahwa bahasa Indonesia hanya tinggal

gramatiknya saja lagi, sedangkan konten kosa katanya sudah menggunakan

bahasa asing yang di Indonesiakan termasuk bahasa daerah yang

memperkaya bahasa Indonesia. Terutama bahasa ke Betawi betawian

(bahasa gaul Jakarta).

Akhirnya semoga tulisan ini mengingatkan kita bersama bahwa

bahasa dan budaya Berau pernah ada, terima kasih.

Penulis,

Muhammad Basyara (Alm)

P:12

xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................v

SAMBUTAN KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN DAN

KEARSIPAN KABUPATEN BERAU.....................................................vii

SEUNTAI KENANGAN KATA PENGANTAR EDISI

PERDANA DARI PENULIS .....................................................................ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................xi

VOCABULARY .........................................................................................1

A........................................................................................................1

B. .....................................................................................................21

C. .....................................................................................................56

D......................................................................................................64

G......................................................................................................72

I. ......................................................................................................86

J. ......................................................................................................93

K....................................................................................................103

L. ...................................................................................................146

M. ..................................................................................................173

N....................................................................................................188

P.....................................................................................................192

R. ...................................................................................................230

S.....................................................................................................248

T. ...................................................................................................286

U....................................................................................................320

W...................................................................................................328

Y....................................................................................................330

REFERENSI SUMBER ..........................................................................331

BIODATA...............................................................................................349

P:13

xii

P:14

1

VOCABULARY

A.

A’a ksr : “ya” (lih.awu)

aaa ksr : “oh ya”;”oh begitu”; ucp jawaban atas pernyataan seseorang

(diucapkan panjang tanpa diftong)

aaay : ~ kau ucp : erangan kala didera rasa sakit (diucapkan panjang tanpa

diftong)

Aa: oh ya; oh begitu

abar x: 1 penghambat lajunya perahu atau sesuatu; 2 (^) rem; 3 ~ ~: (1)

alat peng“abar” menyembak; mengurai dan berkibar

abba: tanda yang datang ada seseorang yang jauh tenpanya telah

meninggal

abbak: berjalan di dalam lumpur

abbang: bau yang datang dan menyengat; ambreng

abbau: tababbak kau si ~ prb: ucapan tempelak pada orang yang

kehabisan perbekalan akibat sesuatu

abbuk: merepoti dengan perlakuan

abbur: berhamburan keluar dari wadah

abbus: bau yang datang

abib (habib*): (1) orang laki dewasa, keturunan Arab (nabi); (2) dalam

berbicara dengan mereka menggunakan bahasa baamba (lihat.

baamba)

abis =: 1 kami (kata terikat); 2 (1) ~ dipatik: kami semua (bila berkata

kepada raja, bangsawan, mertua); (2) ~ dikami: (bila berkata

kepada orang yang dipakami)

abisia: 1 kata ganti orang ketiga; mereka (orang ke tiga jamak); 2 habislah

(biarlah) sudah

ablur (hablur*): kaca pembesar bayangan di baliknya; luv

abu =: 1 ~ ruku: (1) abu rokok; (2) abu-abu; dauk; kelabu (warna); 2 ati

~: abu dapur bagian tengah, untuk dicampur sebagai obat sakit

perut dengan menggosokkannya pada bagian yang sakit, yang

sebelumnya dicampur dengan deringo, kulit jeruk nipis, bawang

P:15

2

merah, jinten hitam; 2 picca ~: abu bakaran di lahan ladang, yang

sudah terkena hujan, sehingga sudah (bisa) baik untuk ditanami

(lih. kirai); 3 mang ~ ~ i: membuat khawatir; membuat was-was

abuk (habuk*) x: warna kelabu yang lebih gelap

abur: boros; israf; lembok; royal; sokak; suka menghambur-hamburkan

uang; tidak hemat

abut: 1 (1) sibuk; (2) pesta selamatan (pengantenan dll.) (lih. jikkir); 2 (1)

acuh; gubris; hirau; mempedulikan; (2) ~ ati: resah akan sesuatu;

kelasah; kelusuh

acak x: 1 menggoda dengan cara mengolok (terutama pada anak-anak); 2

tawu mang ~: anak bayi yang mulai dapat diajak tertawa bersama

acam: alat pengetek; tongkat pemukul lugu (lih. lugu)

accit: corak kain (batik) dengan gambar bulat-bulat kecil-kecil; geringsing;

gerinsing; gerising

accuk: pecuk; sejenis burung bangau kecil berwarna putih (lih. kuju);

sekendi

accur: mancur

ada =: ~ mari-marinya: agak lebih baik keadaannya (orang sakit)

adak: (1) terletak di atas tunggul ataupun tiang; (2) ~ ~: benda besar

tergeletak di ujung atas tonggakan (berdiri)

adang x: menanti; menunggu

adap (hadap*) =: ~ an: 1 muka; depan; hadapan; 2 kelamin; kemaluan;

genitalia (lih. anu)

addai: aduhai; alamak; alangkah; amboi; (kata seru), berarti “bukan main”

addas: 1 datang ke suatu tempat untuk memuaskan diri (misalnya makan

dll.); 2 ijjau kuning ~ kudarrang: warna warni (lih. ijjau); 3 ~

manis: bahan rempah (bumbu masak, bahan kue dan obat)

addat =: 1 (1) aturan etika; jatmika; rasam; rasan; sopan santun; tata

kerama; tradisi; (2) gaya; habitus; sifat; sikap; 2 ~ nya: dia

memang begitu

addi: mang ~: merasakan dan menahani sakit (terpukul; sakit perut dll.)

sambil merintih kecil

addu: 1 aduh; waduh; 2 rumput ~ ~: rambut yang tumbuh menjulur di

depan telinga (lih. tali), kalau ditarik terasa sangat sakit, sehingga

jadi bahan teka-teki anak-anak

adduk: serabut hitam pada pohon aren; ijuk

addul: ~ muluk: kesenian Melayu Berau tempo dulu (lih. mamanda)

adi x: adik; lebih muda

aduk x: ~ ~: duduk agak lama dan nampak menonjol (lih. raduk)

adun x: olen; mencampur sambil meremas-remas agar nerata (roti; “galagala” dll.)

P:16

3

agai: sapaan untuk teman sepantar (sesama lelaki)

agak (hagak*)x: bagak, bangga; besar hati; lagak; sok (bergaya, berlagak);

pongah

agar + =: (1) ~ tulban: kue agar-agar yang terbuat dari campuran bahan

dasar agar-agar, tepung, telur, gula dan mentega; (2) ~ putri

mandi: agar-agar yang diberi berkuah

aggit: (1) wadah memasak nasi (merebus ketupat) yang besar; dandang;

sablokan; (2) sandal ~: lapisan penahan agar nasi atau yang

direbus tidak terendam air di dasar dandang

aggung: (1) alat musik pukul tradisional; gong; gung; (2) (a) gong

perdamaian dunia pertama diletakkan di bali diresmikan oleh

presiden RI ke 5 dan gong ini konon telah berumur 400 tahun; (b)

gong yang kedua di letakkan di kota ambon awal tahun 2011 yang

diresmikan oleh presiden ke 6 RI, bahan bakunya dari gunung

muria

agugu =: 1 tarian popular tahun 1970-an, kepopulerannya ini menjadi

“mark brand” di Berau, padahal tarian diskotik ini tidak pernah

sampai ke Berau; 2 air kemasan bergula (manis) warna warni

dalam plastik kecil, ditempatkan dalam toples berisi air

agut: (1) ganggut; kedut; mengambil dengan menarik; renggut; sentak;

tarik; unggut; (2) ma ~: mengganjur; merebut dengan paksa;

merenggut; ragum

air =: 1 (1) ~ bassar: pasang naik menutupi permukaan tanah (lih. pucuk);

(2) (a) ~ jadi: air yang pasang naiknya setiap harinya makin dalam

terjadi antara 9 sampai 15 hari bulan dan 25 sampai 30 hari bulan

(lunar); (b) ~ mati: keadaan air pasang naik yang semakin

mengecil (rendah) setiap harinya, menurut peredaran dan gravitasi

bulan terhadap air, antara 1 sampai 8 hari bulan dan antara 16

sampai 24 hari bulan (lunar); 2 (1) ~ paddas: air rebusan rempahrempah; sekoteng; (2) ~ patau: santan (lih. patau); (3) ~ barras:

air bekas cucian beras; 3 ~ tawar: (1) air hambar; (2) air yang

sudah dibacakan doa-doa (untuk obat); 4 ~ ammas: warna

keemasan (cat keemasan) (lih. ammas); 5 ~ mata duyung: (1) air

mata ikan duyung; (2) konon sebutan untuk minyak guna-guna

(penglaris); 6 babarabbai ~ mata: bercucuran air mata; 7 ~

babuak: air hambar yang keluar dari dalam tanah tepi pantai

talisayan; 8 pacar ~: (1) tumbuhan bunga kecil (seperti bayam)

berbunga warna pink; (2) kelopak bunganya sering dibuat anakanak pacar kuku; 9 bangsa pagar ~ prb: (1) kerabat dekatnya tak

terhitung lagi banyaknya; (2) pagar untuk air

P:17

4

ajaib =: 1 aneh; menakjubkan; 2 ucapan karena rasa marah pada kelakuan

seseorang, yang seharusnya tidak berbuat seperti itu

ajap =: membuat susah

aji: 1 (1) gelar kebangsawanan peringkat ke tiga; (2) (a) gelar sejak lahir

(untuk putra/putri keturunan sultan, raja) dan nama mengikuti

gelar ini, sampai dewasa yang bersangkutan tidak diganti; (b) lain

halnya orang kebanyakan yang diberi gelar ini, maka nama yang

bersangkutan diganti dengan nama lain (oleh Sultan) menyusul

gelar tsb.; (c) kaum wanita juga hanya bergelar (aji) ini (lih.

pangian); 2 (1) ~ Surya Nata Kasuma: raja Berau pertama (lih.

baddit dipattung) yang berkuasa tahun 1400 sampai 1432 dan

namanya diabadikan menjadi nama Korem 091/ASN Kaltim; (2) ~

kannik barrau sanipa: putri penguasa “banua pantai,” yang

berperan dalam legenda gunung ajjung (lih. ajjung), serangan

“julung-julung” dan peristiwa “tambun bangkai dan teluk

bangkai”; (3) ~ jantai: cerita rakyat tentang seorang ibu beranak 7

dan 7 “surabai”; 3 panggangan ~: ayam muda (lih.

panggangngan); 4 (1) pulau ~: pulau endapan di hilir Sambaliung

tempat masyarakat sekitar bersawah, dan tempat bersarang dan

tidurnya burung bangau putih (lih. kuju); (2) danau ~ buang:

danau di Pulau Maratua

ajjang: 1 patil; sengat pada ikan; 2 ~ landak: bulu landak (yang seperti

duri tumbuh dibelakang hewan landak

ajjat: jangkang; jengkang; koit; lampus; mati mendadak; pingsan sendiri;

mampus; modar; tewas mendadak

ajjin: 1 ejan; ejas; kejan; kejas; memberikan tekanan dalam tubuh bagian

bawah seperti buang hajat atau sedang akan melahirkan (lih.

tarran); 2 jin; makhluk halus (lih. jiyin)

ajjung: jung; perahu besar untuk berlayar

ajuk: 1 codok; jolok; radak; renggah (mengambil buah yang letaknya

tinggi); tusuk dari bawah; 2 ceku (menusuk dengan benda kecil

yang tajam); radak; tikam; tusuk; 3 di ~ mata cada tampak prb:

gelap sekali; gulita

akal =: 1 inisiatif; prakarsa; 2 meng ~ i: kecoh; kecong; lebun; muslihat;

tipu

akang x: ubi ~: ararut; ubi rambat hutan yang tumbuh di celah-celah batu

dan umbinya berwarna putih

akat (ahad*): 1 hari pertama (ahad); hari minggu; 2 mang ~: melebihi dari

batas yang sudah ditentukan (pada tanah perwatasan ataupun pada

permainan anak-anak)

akir (ahir*) =: 1 penghabisan; 2 jumadil akhir; bulan ke 6 tahun hijriyah

P:18

5

akkap: mengintai hendak menerkam

aksi x: plamboyan; nampak indah dan rapi (tentang penampilan orang

laki-laki)

aku =: 1 daku; diriku; kata ganti orang pertama; saya; 2 ba ~ bakawu:

salah satu tata kerama bertutur orang sepantar; tata kerama bertutur

bahasa Berau tingkat paling demokratis (setara tanpa diskriminasi

dan kasta) antar penutur (lih. patik), sehingga rasa salaing

menyayangi sangat besar; 3 cada ~ idup prb: kalau seperti itu tak

sangguplah aku

ala: kalah; tidak menang

alak: (1) ~ ~ an: laklakan; langit-langit pada mulut; tekak; velar; velum;

uvula; (2) anak ~ ~ an: papila

alalang: 1 (1) alang-alang; ilalang; lalang; (2) butu ~: tunas tumbuhan

alang-alang yang berbentuk taji (duri) kalau terinjak tanpa alas

kaki akan dapat membuat luka tusukan; 2 dengan mantra tertentu

dan perlakuan tertentu konon orang dapat berjalan dalam

tumbuhan alang dengan aman tanpa tertusuk atau menjadi kebal

tunas alang-alang

alamat x: firasat; tanda-tanda

alau x: 1 ambil; jemput; pungut; 2 (1) mang ~ tuanya: (a) mengambil

berkah dari ketuaannya; (b) tua percuma (tak bisa diharap sebagai

orang yang sepantasnya dapat diharap karena sudah cukup dewasa;

(2) mang ~ tingginya: (a) mengharapkan manfaat dari

ketinggiannya; (b) sekadar tinggi tapi tak bisa diharapkan bantuan

dari ketinggian tersebut; 3 mang ~ ati: tersinggung sendiri; 3

mang ~ ulli: mengambil balas (lih. ulli); 3 ini mu ~: ucapan

“panggilan” pada anak-anak atau orang sepantaran (biasanya akan

ditunjukkan kesalahan yang bersangkutan) (lih. kamayi); 4 mang

~ : kendati; meski (mis: “mangalau bassarnya,” berarti: meski

besar tapi tak berfungsi sebagai mana mestinya)

ali: 1 nama khalifah keempat dari sahabat Nabi Muhammad saw.; 2 buku

~: maliolus; tulang menonjol dekat atas telapak tangan atau kaki

alikulakmar: angin merah (kalau orang terkena atau tertabrak angina ini

akan jatuh sakit seperti terbakar setrum listrik)

alim: pendiam dan penurut

alip”: 1 (1) huruf hijaiyah pertama (alif); huruf jawi pertama; (2) ~ bata:

abjad hijaiah; (3) ~ lam mim”: juz pertama dari (30 juz) AlQur’an; (4) ~ ~ an”: kitab kecil pelajaran anak-anak membaca AlQur’an; 2 lenyap

alkamdulillah (alhamdulillah*): (1) surat Alfatihah; (2) ucapan rasa

syukur

P:19

6

alla: 1 ~ tala: nama tuhan dalam aksen Berau; 2 tertiarap; pada permainan

lugu (berarti langkah permainan mati); 3 kata seru “walah”; kata

seru yang menyatakan keheranan, kekhawatiran

allai: 1 keluarga durian yang buahnya berwarna kuning dan isi buahnya

berwarna jingga, serta hanya ada di kalimantan; pempukem; 2 batu

tulis (lih. garip); sabak

allak: ciar; menangis keras pada anak-anak, sehingga tak bersuara, yang

terlihat hanya mangap atau mulut terbuka lebar tapi tanpa suara

yang terdengar

allan: eleng; enggan; gerun; gilang-gemilang; jengah; kewuh; malu-malu;

segan; sungngit; sungkan;

allang x: kimbang

allat: 1 batas; sekat; 2 bua ~: buah musim yang berbuah bukan musimnya

allit: lebih dulu dari waktu semestinya dengan tujuan supaya lebih baik

allu =: 1 antan; antang; galah dari kayu (biasanya ulin) untuk menumbuk

padi menjadikan beras; lenjing; 2 (1) tumbang-tumbang ~:

sendeng; (2) anu panjang datang tumbang-tumbang ~ anu

bullat datang bagulili prb: sindiran terhadap orang yang hidup

enak tanpa harus kerja

almanak =: daftar angka pada bulan januari hingga desember; tanggalan

alu +: haring; ikan laut; semuk

aluan (haluan*): 1 bagian depan perahu/kapal; 2 pang ~: (1) orang yang

duduk paling depang dalam perahu; (2) ikan laut berbadan panjang

alui: kecil; yang tidak besar (ucapan melembutkan kata)

alus (halus*): kecil; tidak besar; 2 liyir ~: (1) leher yang kecil; (2)

gampang merasa jijik sehingga tidak makan makanan secara

sembarangan, pilih-pilih dulu

ama: gurem (lih. karau); kuman; tungau dll. (biasanya menyebabkan rasa

gatal-gatal)

amat: urang ~: sebutan untuk orang Berau dari suku basap (lih. banua)

amba (hamba*): 1 dukung; gendong dengan duduk di punggung; 2 gaya

bertutur (berbahasa) peringkat ke tiga (lih. patik), dari enam

tingkatan cara bertutur baha sa Berau; 3 ~ ra’yat: pengikut yang

banyak orangnya

ambal + x: berada di muara pintu atau lubang ataupun sungai dengan

mencolok

ambang + x: 1 tampak mencolok di depan, karena agak besar atau besar; 2

berdiri (berada) atau duduk di depan pintu

ambat: 1 gibang; hambat; haling; merintangi jalan orang; 2 ~ jalan:

leluing; lintibang; luing; serangga kaki seribu (seperti lipan)

P:20

7

ambau x: 1 (1) alat penangkap udang kecil (lih. buntalli) terbuat dari

karung goni, yang diberi bertali dan ditenggelamkan ke dalam air;

(2) ~ sawuk: alat penangkap buntalli dari daun famili pakispakisan rawa (lih. kapurattik) menangkap ikannya menggiunakan

tangguk (lih. antiling); 2 tangan perahu; 3 kera jantan dewasa yang

berbadan besar

ambi: tikar kecil dari daun nipah (lih. sisik), tempat merontok padi

(mangirik)

ambik: lentur; bergoyang turun naik (jembatan, tanah berlumpur dll.)

ambin x: 1 (1) cara membawa mandau, diikatkan pada pinggang (dengan

kabbau); (2) menggendong anak di pinggang (lih. kilik); 2 ~ anak:

gosaumadungi; jenis rumput rawa, menyerupai pohon kecil

buahnya bulat-bulat hijau kecil sebesar biji sawi; meniran;

Phylantus unimaria L; tumbuhan terna; (1) konon perasan batang

dan akarnya dapat mengatasi batuk dan melancarkan buang air

kecil; (2) konon dapat dibuat obat pada sakit-sakit (nyeri) tulang,

dengan cara direbus bersama jinten hitam (dibungkus kain tipis

agar tidak berhamburan) diminum rutin setiap hari; (3) konon

untuk kencing manis, direbus bersama rumput “betawi”

ambing + #: goyang-goyang berat tergantung

ambir: gandok; emper; langkan; rumah tambahan (samping kiri atau

kanan) (lih. awak); serambi; sibar; paviliun

ambualang: (1) bekicot; siput darat yang hidup di sekitar pohon-pohon

pisang; (2) lendirnya konon dapat dijadikan obat sakit gigi, dengan

memotong buntutnya kemudian mengambil lendirnya dengan

kapas dan meletakkannya pada gigi yang sakit

ambulung: aci; intipati; sari pati; tepung pati (singkong, sagu dan

sejenisnya); tapioka

ambun =: 1 (1) ibun; (2) ~ tua: hujan gerimis; hujan rintik agak lebat; 2

karang ~: salah satu kelurahan di Kecamatan Tanjung Redeb; 3

pisang ~: pisang yang buahnya cukup besar dan enak

ambung =: (1) lempar ke atas; (2) ma ~ jala: tebar jala

ambur x: 1 hambur; sebar; tebar; menabur benih; (1) ~ barrai: pecah

keluarga ke mana-mana; (2) ~ kaut: acak-acakan; berantakan;

centang perenang; congkah-cangkih; kacau balau; semraut; tidak

karuan; (3) ba ~: centang perenang; 2 (1) benang besar; kenur; (2)

pancing dengan tali besar dan sangat panjang untuk ikan besar (lih.

kalintung)

ambus x: 1 (1) hembus; (2) imbas; 2 ambreng-ambrengan (bau tersebar)

(lih. abbus); 3 sebab, sebagai akibat, contoh karena terlalu banyak

begadang akhirnya sakit; 4 ma ~ kan: melampiaskan

P:21

8

amim” (hamim*): juz ke 26 dari kitab suci Al-Qur’an

amma”: 1 juz ke-30 dari kitab suci Al Quir’an; 2 (1) (a) ayah; bapak (lih.

inda); empek; (b) keturunan keluarga urutan ke-4; (2) ~ aji

(pangiran, raden, tuan): sebutan bapak untuk orang yang memiliki

status atau gelar tersebut); 3 kapala ~ mu(nya): “kata makian”

(lih. sikindanya)

ammak: (1) gasak; hantam; menikmati dengan sungguh-sungguh; (2)

vulg: entot; gitik

amman alaka” (halaka*): juz ke 20 dari kitab suci Al-Qur’an

ammas (mas*): 1 (1) emanasi; kencana; logam adi; logam mulia berwarna

kuning; aurum dengan kode logam Au, nomor atomnya 79, dengan

bobot atom 196,9666; (2) air ~: warna kuning keemasan (lih. air);

(3) ~ muda: logam campuran (swasa), biasa dipakai untuk pakaian

kebesaran (lih. kahar suhung, luyang, makutta); (4) ~ ~ an:

permainan anak-anak, dengan menyembunyikan batu kecil pada

petak (garis di tanah), kemudian yang lain mencari 2 (1) gelar

terakhir (peringkat pertama dari bawah atau peringkat ke enam)

dari sistem penggelaran yang ada (Gunung Tabur), orang yang

mendapat gelar ini adalah mereka yang telah cukup mapan baik

usia maupun status sosial; (2) gelar ini diberikan kepada mereka

yang berstatus sebagai pegawai pemerintah (pejabat PNS); 3

pamatang ~: aturan yang ada dalam Kerajaan Berau; (2) isinya:

(a) mengambil hak orang tanpa sepengetahuan pemiliknya akan

dijatuhi hukuman potong tangan; (b) membawa lari istri orang,

dihukum takzir sebanyak 40 kali; (c) apabila ada yang berhutang,

maka si empunya piutang mengambil barang si pemilik sebagai

tebusan pembayaran utang tsb., maka barang tersebut harus

dikembalikan kepada pemiliknya; 4 tattak ~: tumbuhan semak

menjalar tepi sungai, buahnya dapat dimakan dan sangat enak,

dengan cara direbus dengan cara tertentu pula (agar tidak

keracunan) (lih. tattak)

ammisan: batu nisan; jirat; maesan; mesan; misan; nisan; patok makam

(kuburan)

ammu: jelli yang ada pada sarang lebah madu.

ammuk: kaleng takaran beras (dari kaleng bekas susu kental manis)

senilai seperempat kilogram.

ampa =: (1) kulit padi; sekam; (2) buah padi yang tak berisi bilah beras

ampak: 1 ditumpuk-tumpuk sambil dipukul-pukulkan; 2 ~ ~: diberi

segalanya sebanyak-banyaknya

ampar: hampar

P:22

9

ampas =: ~ burubudan: isi perut; jeroan

ampassi: belasah; besit; cemuk; embat; gitik; lebas; lecut; pepah; pukul

(menggunakan bahan kecil panjang seperti lidi, rotan dll.) l; sebat

ampat =: 1 hitungan setelah tiga dan sebelum lima; 2 (1) bulan ~ ballas:

purnama yang paling terang; (2) kalau purnama ini jatuh pada

malam Jum’at, maka banyak anak gadis (lih. muda) melakukan

ritual membuat minyak rambut (lih. dadda) dan pupur basah

(konon ada mantranya) dengan hakikat bila menggunakan minyak

dan pupur tersebut akan nampak seperti bercahaya sempurna

laksana bulan purnama; 3 mang ~ pulu ari: (1) selamatan

peringatan 40 hari wafatnya seseorang dengan mengundang

tetangga dan membaca doa arwah; (2) konon pada hari ke-40 ini

arwah yang meninggal tersebut telah pergi jauh ke alamnya

ampau: jenis pari kecil dan bebisa (lih. ajjang); setoka; setoke;

ampi: menghemat; menggunakan yang lain dulu (agar yang utama tidak

cepat rusak)

ampik x: 1 kain sarung; 2 (1) ~ kalibung: kain pelekat; kain yang dijahit

sambung ujungnya, sehingga menjadi lingkaran; (2) ~ salayang:

(a) model pakaian bangsawan (kaum wanita) tempo dulu, yakni

setelah pakaian yang ada ditambah lagi dengan mengenakan

sehelai sarung (kain pelikat) yang terjulur ke bawah dan dipegang

bagian atasnya dengan disangkutkan di salah satu lengan; (b)

pakaian penganten kerajaan (“ampik”nya seperti selimut dan

berwarna kuning keemasan) (lih. balanga); (3) ba ~ dua: pakaian

kehormatan (resmi) orang (kaum ibu) kebanyakan, satu sarung

sebagai bawahan dan satu lagi dilipat disangkutkan di bahu dengan

memakai baju kebaya

ampilut: membengkokkan atau terbengkokkan pada dua benda

amping: 1 panganan ketan muda (ketan yang disangrai kemudian

ditumbuk dengan cara tertentu); 2 ~ an: buah padi ketan muda

yang sudah bisa diamping; dalu; galu-galu

ampir (hampir*) #: famili dekat

ampuk #: cepo; getas; getis; hassi; keropos; rapuh karena ketuaan (kain;

rotan; tali dll.)

ampul x: 1 enteng (timbangannya), jenis kayu atau lainnya yang ringan; 2

ati ~: limpa

ampuluk: anvelope; sampul surat

ampung: memukul dengan benda besar dan panjang

amput (^) vulg: ancok; entot; gatik; senggama; menggagahi; menggasak;

menyenggama; menyetubuhi

P:23

10

amuk =: ~ bayi baranak prb: meta; marah sejadi-jadinya tanpa peduli

dengan sekitar lagi

amut: 1 bahan-bahan (rempah dll.) campuran pupur (lih. sarimbangun);

bancuh; 2 ba ~ ~: campur aduk; campur baur; 3 mang ~: aduk;

mencampur; karau; kincau; sabur

anai + =: keleketu; laron

anak =: 1 keturunan keluarga urutan ke 5;(1) ~ ~ an: boneka; (2) ~ ~ an

bidaddari: apsari; bidadari; gadis penjaga sorga; hauri; huri; 2 (1)

~ bajang: kancit; makhluk halus berbentuk anak-anak (seperti

tuyul); anak kampang yang meninggal saat dilahirkan (orok); (2) ~

kampang: anak yang dilahirkan tanpa ayah yang sah; haram

jadah; 3 ~ lancang: anak ikan patin (patin masih kecil); 4 ~ batu:

anak sengkalan; batu bulat untuk mengulak (lih. pirik); 5 ~ jala:

anyaman tambahan pada jala agar dapat mengembang; 6 ~ alakalakan: papilla; 7 bulu ~: andam; kerajat; rambut kecil pada

kening; 8 ambin ~: (a) meniran; rumput berdaun kecil-kecil bulat

seperti daun kelor (lih. ambin); (b) konon berkhasiat obat; 9 ~

baccing: (1) alat musik tradisional berasal dari luar Berau (bgs*);

(2) salah satu pusaka peninggalan Keraton Sambaliung (lih.

luntar); 10 (1) mang ~ gunung prb: menumpuk banyak sekali; (2)

amuk bayi bar ~ prb: marah dilengkapi dengan tindakan brutal;

(3) si gandaria bangun baranak prb: (a) sindiran untuk orang

kuat sekali makannya; kemaruk; (b) judul sebuah cerita rakyat di

Berau; 11 ~ murip: siswa dari seorang guru

ancak: hiasan pada sesaji, atau kain kecil (sebesar sapu tangan) dilipat

berbentuk hiasan; langse

ancik vulg: ancuk; ancut; entot; koitus; jimak; nisan; senggama; 2 (1) ~

bicara: bersilat lidah; hiperbalis; pandai berdalih dan berhelat; (2)

mang ~ bunyi prb: pandai memutarbalikkan bicara dan mengadaada.

ancung: sentuh dengn ujung

ancur x: (a) bubur; (b) ~ bapatau: panganan dari bubur yang diberi

bersantan dan gula

andai x: 1 dari (lih. dira); 2 mancung pulangka pipi ~ idung prb:

tolonglah terlebih dahulu keluarga atau tetangga dekat, baru

kemudian yang jauh

andak x: 1 mau; hendak; akan; 2 (1) hentak; (2) ta ~: terperenyak;

terhempas terduduk; 3 ~ barari jadi baduang prb: ingin

melakukan sesuatu sesegera mungkin, karena salah langkah,

akhirnya jadi sangat terlambat; 4 kilat apa kilat antayi, kilat

P:24

11

tanda ari ~ ujan: sampiran sebuah pantun; 5 bangsa apung di ~

kan prb: sindiran terhadap wanita yang berbadan lebar gemuk

yang berlebihan dan berpustor pendek

andal x: (1) menempatkan periuk (panci, ceret dll.) di atas tungku dan

memasak (tanak)isi nya; (2) selalu berada di atas tungku perapian

andang x: 1 emang; memang; saja; sebenarnya; selalu; 2 hidangan yang

sudah sediakan, menghidangkan, menyediakan makanan dll.; saji;

suguh; terhidang

andau: jenis hantu, berjalan-jalan tanpa kepala; lawean

andika: engkau (sebutan ini digunakan untuk raja, bangsawan dan

mertua); paduka

andu: (kata seru) menyatakan senang karena kemulekan, atau lucu

menggemaskan

anduk x: 1 handuk; taula; tola; tuala; 2 mang ~: berhutang

andus: tali ditarik dengan kuat dan cepat

angan =: ~ ~: kayal

angau: kesambet; sakit pingsan karena gangguan makhluk halus

anggal x: ~ ~: ada di muara (mulut, lubang dll.) tidak mau masuk dan

tidak juga keluar

anggat: kanjal; mandek; tertahan-tahan,

anggit x: egat; ikat seadanya, tapi kuat; kebat; kebit; kerbat; mengalit;

mengikat dengan membelit

anggui: (1) goyang (benda berdiri); (2) ~ ~: ungah angih (gigi yang akan

tanggal)

anggur + x: (1) bongsor; jagur; (2) besar tubuhnya, tapi belum ada

aktivitas (pekerjaan)

anggus: ragut; renggut

anggut: 1 (1) angguk; anggipanggung; sengguk; (2) ~ ~: jenggut; 2

menggoyang (ke bawah)

angin =: 1 (1) udara; (2) udara yang bergerak; 2 (1) ~ dudduk: serangan

jantung; (2) ~ aluan: angin bertiup dari arah depan perahu layar;

sakal; sakat; (3) ~ sapu-sapu: (a) angin puting beliung;

selembubu; (b) konon pusaran angin ini kalau di laut lepas pantai

dikejar dan ditusuk untuk mendapatkan air tawar; 3 balik ~:

Fagaceae; pohon perdu yang daunnya bagian bawah berwarna

putih, sehingga bila ditiup angin akan nampak putih

angit: bau badan pada ketiak; engos

angkat =: 1 ada ~ ~ nya: agak lebih besar sedikit: 2 (1) bar ~ muda:

remaja putri (ABG); (2) bar ~ taruna: remaja putra (ABG); 3 bar

P:25

12

~: ingkah; 4 cada arram mang ~ mata prb: tak berani melawan;

tidak berkutik;

angkil: bangkar; bantat; begar; basau; ganyar; ganyut; mangkah; mangkar;

mangkas; tidak pulen (singkong dan sejenisnya) saat direbus atau

dimasak

angku + x: tanggung; seakan-akan

angkup: 1 alat pengatup, seperti perangkap; 2 jepitan pencabut janggut; 3

gasak

angup: bau (badan dsb.) agak sengap; bengu; langu; pahang

angur: malahan (lih. kapuan)

angus =: (1) angit; berbau sangit; berbau seperti terbakar; cengis; hangit

(bau); (2) terbakar terlalu matang; menjadi arang (menghitam);

gosong

animar =: kontraktor; pemborong pekerjaan bangunan

anip: alat pelengket dinding tebat dengan tiangnya, berbentuk seperti

“sundip”

aniung: (1) Oncosperma filamentosa; nibung; palem butan; (a) pucuk

muda (umbut) dapat dibuat sayur atau dimakan (rasanya manis);

(b) batang kerasnya dapat untuk bahan bangunan (lih. galagan);

(2) ~ tunggal: nibung yang tumbuhnya satu-satu (tidak

berkelompok seperti biasanya)

anja + x: (1) ancang-ancang; (2) kira-kira (dicoba-coba) sebelum dilempar

atau dilepas (supaya tepat sasaran)

anji: ~ ~ an: cicih; jejap; risih; terasa agak jijik pada sesuatu

anjil +: (1) berenggil; (2) mang ~: bersil; menonjol; menyembul

anjilalat: senis siput kecil yang tidak bercangkang; study branch

anju x: 1 mendorong orang supaya bertikai (berkelahi); menghasut; 2

acung (senjata); amang; mengancam dengan senjata; tetar; oja;

todong; 3 acu; memegangkan layangan agar siap diterbangkan; 4

asong; 5 merodokkan ke depan; sodor

anjul: menyentak dengan dorongan menggunakan pinggul depan (lih.

puwun ari-arian)

anjung: 1 anjung di haluan perahu; tinau karang; 2 ~ ~ #: anjur; menjorok;

menjorong; menonjol ke atas atau keluar

annam: 1 bilangan sesudah lima dan sebelum tujuh; 2 gigi puti ~: (1)

setelah gigi di hitamkan seluruhnya (lih. pabanyul) maka enam

gigi mahkota (lih. papayyas) diputihkan; (2) selain untuk

memperindah penampilan gigi, konon juga untuk menempatkan

aji-aji kekuatan dan pesona (lih. parmanis)

P:26

13

annang: 1 iling; menuang perlahan-lahan agar endapannya tidak ikut

tertuang; 2 ucapan pada anak balita yang lagi terkena rasa sakit

annap #: ada jedanya; enap

annat: mengepaskan pada waktu yang ada; menunggu waktu yang tepat

keberadaan seseorang atau keadaan untuk berbuat sesuatu

annau =: bogor; kabung; kaung; kawung; mergat; peluluk; pohon aren

annik: 1 boncel; kecik; kecil; kicik; 2 sedikit; semiang; sikit; tidak banyak;

kelumit; sekelumit; 3 lakanak ~: bayi; anak kecil; 4 ligau ~:

tempat ikan di kumpul untuk kemudian diangkat (tangguk) dalam

kelong (lih. bunuan); 5 ~ ati: resan; meresan; tersinggung; berkecil

hati

anning: mengintai dari jauh dengan memperhatikan/melihat sungguhsungguh sambil mendekat

annyak (^): 1 enyak; gencet; tekan; bertumpu pada; 2 ~ i: (1) menekan; (2)

menekankan (memastikan tentang kesediaan)

ansang: alat bernafas pada ikan (lih. salangka)

ansuk: adu; agitasi; asung; atut; hasut; memanas-manasi (membisiki)

supaya orang berbuat sesuatu (negatif);

ansul =: uang kembali; uang penyongsong; susak

anta: (1) kakeknya kakek atau neneknya nenek (neneknya nenek atau

neneknya kakek); (2) turunan keluarga urutan kedua dari atas

setelah “iling”

antang + x: nampak dengan jelas tergeletak

antayi: 1 tadi; tahadi; yang baru lalu; 2 ada kunun ~ ini: pada suatu hari;

syahdan (kata pembuka dongeng) (lih. susuran); 3 kilat apa kilat

~, kilat tada ari andak ujan: sampiran sebuah pantun jenaka

antiling: bintur; penangguk; penangkap udang kecil (buntalli, tampassik)

dari rotan; seser; siring; tangguk, semacam keranjang untuk

menangkap ikan (lih. ratai)

antimun: 1 (1) (a) Cucumermelo; Cucurmis sativus L; ketimun;

mentimun; timun; (b) linsur ~: bunga bakal buah mentimun

(kembang betina); (2) ~ jatu: (a) belewah; Curcumis lativus ity;

mentimun suri; timun mas; (b) konon dapat mencegah kanker

saluran pencernaan, penuaan dini, flu, infeksi, hipertensi) (pk

kaltim); (3) ~ tikus: mentimun yang tumbuh setelah hutan terbuka

besar buahnya sebesar satu kali dua setengah cm kalau matang

berwarna merah tua; 2 mentimun konon dapat menghindari dari

gangguan “pajjat”, konon digantung di bawah kolong dan “pajjat”

tidak mengganggu manusia lagi, karena asyik bermain dengan

buah mentimun tersebut (konon seperti tuyul suka bermain dengan

biji kacang hijau)

P:27

14

antin +: kelapa parut dicampur gula merah dan dimasak (dioseng-oseng),

untuk isi panganan; unti

antu (hantu*) =: 1 gandarwa; lelembut; makhluk halus; 2 (1) ~ air: hantu

sungai yang sering membawa anak-anak tengelam; jalannun; (2) ~

laut: (a) hantu laut lepas yang sering mengganggu orang berlayar

di laut dengan hinggap di ujung tiang perahu (nampak seperti

chaya), kemudian turun ke bawah dan membuat perahu layar

tenggelam; (b) antinya konon dengan memasang ijuk pada ujung

tiang layar tersebut, sehingga hantu laut tak berani hinggap; (3) ~

tana: jembalang; timbar bauk; (4) ~ uttan: banyak macamnya,

yang sering muncul adalah “billau”, hantu berbentuk kecil

mengajak orang di hutan terputar-putar jalannya dan tersesat (lih.

billau)

antui: 1 untai; rending; 2 ~ ~: vulg terlimpai tergantung-gantung (seperti

kemaluan orang yang tidak mengenakan pakaian)

antuk: 1 cintuh; jamah; lentung; sentuh (benda keras); singgung; 2 kantuk;

rasa mau tidur

antung: 1 ~ ~: empul; imbak; kapung; kampul; ombang-ambing;

terkatung-katung di tengah sungai; 2 tergantung-gantung

anu =: 1 nan; yang; 2 sebutan (kiasan) halus (kiasan) dari alat kelamin; 3 ~

: bahan; (1) ~ disayur: bahan sayuran; sayur mayor; syur-sayuran;

(2) ~ dimakan: bahan makanan; 4 ~ diunjar cada dapat, ~

dikandung bamburan prb: perbuatan yang sia-sia dan gagal,

sama seperti cerita si lebay malang

anya +: mengira-ngira dengan menekan-nekankan ujung kaki atau tangan

untuk mengukur kekuatan atau kelembutan sesuatu

anyir: 1 bau amis (ikan dll.); 2 ~ an: gampang tergoda dan menggoda

lawan jenis

anyut (hanyut*) =: 1 larut; 2 terasa kurang bumbu; hambar; 3 terlelap; 4

hilang keseimbangan; pusing

apa =: 1 ~ jatta: apa lacur; apa boleh buat; apa mau dikata; 2 tumbuhan

hutan yang daunnya dibuat bumbu sayur daun sengkong; 3 kilat ~

kilat antayi, kilat tanda ari andak ujan: sampiran sebuah pantun

apak (hapak*): apek; bengu; kualitasnya sudah menurun

apal (hapal*) =: (1) dapat mengucapkan di luar kepala; telah masuk dalam

ingatan; (2) sudah menjadi kebiasaan (lih. lajim)

apan: umbang ~: ayunan papan; bandolan; bandulan

apar + x: 1 ancah; jerambah; para-para; rak; 2 lantai-lantai kecil bersifat

sementara

P:28

15

api =: 1 ~ ~: famili tumbuhan bakau yang buahnya pahit, dan bila berbuah

maka keong (siput) di sekitarnya terasa agak pahit; 2 sammut ~:

semut merah yang sakit kalau menggigit

apik #: hemat dan hati-hati; rapi dan baik

apit: 1 (1) jepit; (2) ~ an #: jepitan pengolah tebu menjadi air tebu; kempa;

kilang; 2 bulan di ~ kutba prb: bulan ke-11 tahun hijriyah;

dulkaidah; 3 di ~ bangkai prb: orang yang kakak dan adiknya

telah lebih dulu meninggal

appak: (1) dinding rendah, biasanya sekeping papan (pada perahu atau

lainnya); (2) ~ jandila: bingkai jendela bagian bawah; kayu

sebelah atas dan bawah jendela; regan; (3) ~ pintu: bandulan

bagian bawah pintu

appang: 1 (1) mal penganyam jala, pukat dan sejenisnya; (2) terbuat dari

bilah bambu sebesar jari atau disesuaikan dengan besar mata jaring

yang dikehendaki; 2 unjuk-unjuk ~: permainan dan nyanyian

dolanan anak-anak

appat: 1 abar; pembatas (penghalang) dibuat seperti pengotakan, agar

yang didapat tidak keluar batas; 2 ~ tana: petak penanda batas

salah satu makam; batur

appuk: 1 ampruk; burung hantu; burung jampuk; celepuk; elang malam;

Eleutherine americana aubl; jampuk; jempuk; ketampi; ketupa;

kokok helok; Neylonencis leschenault; 2 bawang ~: (1) jenis

tumbukan (rumput) hutan, umbi batangnya dapat dibuat lauk

(tumis), atau untuk bumbu pepes dan tulang ikan dapat menjadi

lunak; (2) ataupun obat antisitel, menurut penelitian sejak tahun

2005 konon dapat mengobati penderita kanker rahim, payudara,

tumor, impotensi dan kista (KP Mgg 21-3-2010); 3 mang ~:

bopeng; borek; pupur di wajah yang terlalu tebal pasangannya

(nampak seperti masker)

appus: 1 tanaman padi yang buah mudanya mengering, karena kena hama

larva kupu ptih; dengkus; 2 orang (yang tidak ada lagi giginya)

tidur bernapas dari mulut, sehingga mengeluarkan suara “pus”; 3

mangassa mang ~: (1) engah; engap; (2) keluh kesah

apput: bagian paling ujung pada hulu sungai; pelojak; pelosok; pencil;

udik

apu + x: pang ~: (1) penolong sementara; (2) penahan sekadarnya dulu,

sebelum ada yang permanen

apua (apuah*): beberkat; keramat; sakti; bertuah

apul: kayu ~: panganan berkuah seperti cendol

apullu: kue kering khas Berau (lih. pullu-pullu)

P:29

16

apung x: 1 nipah; meroxylon; 2 dami ~ diandakkan prb: sindiran

terhadap orang yang gemuk pendek (lebar sekali badannya)

ara =: 1 kelebuk; kiara; 2 aru ~: huru-hara; kalibut

arak =: minuman beralkohol yang dilarang (diharamkan) untuk

dikonsumsi, dibuat dari beras yang difermentasikan

aramappun (haramappun*): (1) mesin bunyi yang menggunakan getaran

jarum pada piringan (hiburan orang tempo dulu); gramofon; (2)

salah satu dari ribuan hak peten Thomas Alpha Edyson

arang: 1 baham; gerham; gigi bagian belakang yang fungsinya untuk

mengunyah; gigi gerham; geraham; rahang; 2 batu bara; 3 ~ ~ an:

ramuan obat tradisional Berau (berbentuk arang) terbuat dari

bakaran empat puluh macam rempah-rempah, sebagai pelengkap

obat tradisional; 4 cada manyallat di ~ prb: tidak dapat

mengenyangkan; terlalu sedikit dari semestinya (makanan)

arangngan: berang-berang (sejenis anjing laut di sungai)

arap (harap*) =: 1 Arab; 2 ~ Melayu: huruf Arab dalam aksara (sastra)

Melayu; huruf jawi; 3 ~ di urang takurang, ~ didiri baru tadiri

prb: kita harus percaya diri

aras #: 1 takhta Tuhan; 2 abah; arah; hala; incar; jurus

arau x: si ~ ~: (kecil-kecilan) pengganggu; perusuh (lih. si)

arba: 1 arba’a (hari keempat); hari ke tiga; rabu; rebo; 2 cappu ~: hari

ternaas di bulan safar (lih. cappu)

ari =: 1 ~ kamuddian: akhirat; darul akhirat; darul baka; darussalam;

yaumil akhir; yaumuddin; 2 kulit ~: kulit yang tipis, sekadar

membungkus isi ataupun biji; selukat; 3 mandatangkan ~:

menyelenggarakan pembacaan doa arwah peringatan hari ke tiga,

ke tujuh, ke-14, ke-40 dan ke-100, seseorang setelah dikebumikan;

3 bulan ari raya puasa: bulan ke-10 hijriyah; Ramadan; 4 puwun

~ ~ an: area bawah pusat (sebelum alat vital) bagian tubuh; 4

mulang ~: (1) kembali hari itu juga; (2) cepat sekali rusaknya; 5

panning ~: sakit kepala setiap matahari mulai meninggi, dan

mengurang kembali setelah matahari menurun; 5 tini ~: dini hari;

subuh; 6 kilat apa kilat antayi, kilat tanda ~ andak ujan:

sampiran sebuah pantun jenaka; 7 panas sataun ujan sa ~, littak

tana prb: kebaikan yang dilakukan selama ini, terhapus oleh

sekelumit kekeluruan

aria: 1 ulur perlahan sambil ditahan; 2 (1) ~ ningsun: adindaku

(perempuan); (2) ~ ningsun intan ku sayang: sampiran bait

pantun yang mengandung makna kesetiaan cinta seorasng pria

pada pasangannya

P:30

17

arini: bahari; baheula; dahulu; tandun; masa dahulu kala; tempo dulu

aring: tullang ~: orang aring (tumbuhan rumput untuk menghitamkan

rambut)

aris =: 1 tali paris; tali pengencang (pada layar atau pancing); 2 pancangpancang (pagar)yang dipasang di tepi laut untuk menahan dan

menggiring ikan supaya masuk ke tempat terkurung (lih. bunuan);

sero

arnal: canduk; hair nail; kawat konde; tusuk konde

arnit: hair net; jala-jala penahan rambut (konde); jaring penahan gulungan

rambut

arpus: damar penggosok senar biola

arra: ~ kan: merasakan; membiarkan rasa sakit mendera

arram: 1 berani; 2 candang; eram (ayam, burung dll.); 3 mendekam

arru +: eru; pohon cemara laut; pohon sejenis pinus; saru

arrum: bau semerbak yang datang dari tempat lain

aru: ~ ara: huru-hara; kalibut

arua: 1 roh; 2 acara doa bersama untuk orang yang telah meninggal; 3 ~

nya: almarhum; rohnya

aruai: 1 burung merak hutan; 2 ~ an: ayan; epilepsi; gila babi (penyakit

pada manusia); sekalor

aruan: (1) Chanidae; Channa striata; ikan gabus; haruan; jambian; kedok;

(2) konon baik dimakan orang yang habis operasi atau untuk

penyembuhan luka, juga untuk tiphus, karena mengandung

albinum, protein dan salmonellla

aruman: tangkai buah padi, setelah buahnya dirontok; merang

arun =: 1 acah; karu; memasak nasi setengah mateng, kemudian dimasak

kembali sampai mateng; 2 ~ ~: kamuflase; kedok; sekadar tameng

dari kehendak sesungguhnya

arus =: 1 (1) di ~ kan: dipakai untuk ditampilkan; (2) mang ~ kan:

memakai dan menampilkan sesuatu (pakaian atau benda-benda); 2

bujur ~: berhati lurus; selalu jujur

arut: jenis ikan laut

asam: permainan anak-anak (biasanya perempuan) dengan menggunakan

batu tipis dll. (lih. picis) dan gambar petak-petak dilantai atau

tanah)

asar: (1) (a) salat asar; (b) waktu asyar; (2) ~ ~: (waktunya) sesudah lewat

asar

asi: aci; legal; sah

asin: gol (dapat poin dari permainan) main laga, orang yang dijaga lolos

dan memetik nilai (poin)

P:31

18

aspak: 1 menggeser benda berat dengan tongkat khusus; 2 tongkat kayu

berukuran besar untuk meng“aspak”; tuas; umpil

assa #: 1 esa; satu (bilangan); 2 mang ~: mendengus; mendesah; 3 mang ~

kan: minta diikhlaskan pengajaran dari guru

assak x: belisat; cemas; gelisah hati; gundah; maras; resah

assal =: 1 awal; mula dari; 2 apabila; dengan syarat

assalamualaikum =: (1) ucapan salam; (2) sapaan sehari-hari dengan

penuh hormat kepada yang disapa

assam =: (1) ~ jawa: tamar hindi; tamarinda; Tamarin kamika; (2) ~

panas: asam gelugur; asam hutan yang buahnya sebesar buah

pelam dan bentuknya bulat kekuningan, terasa sangat asam dengan

aroma menarik, cocok untuk asam sambal terasi; (3) ~ payang:

asam hutan yang buahnya paling besar buahnya (hampir sebesar

tempurung kelapa) berkulit tebal, bila cukup matang terasa sangat

manis dan beraroma khas

assan +: asa; harap

assur: (1) laju meluncur (seperti perahu di atas air atau cairan yang

tercurah dengan deras); (2) ma ~: gladir

asta =: seta; ukuran panjang seruas tangan, dari ujung jari tangan sampai

kesiku (lih. tapak)

astun: di ~ ~ i: dikerjakan dengan sungguh-sungguh sepanjang waktu

(hanya itu yang dikerjakan); disungguh-sungguhi; diseriusi

asura =: bubur ~: bubur yang khusus untuk perayaan muharram; bubur

keprihatinan (banyak dicampur daun-daun sayur)

atap =: (1) atap yang terbuat dari daun nipah; (2) ~ sirap: atap dari bilah

ulin; 2 cucuran ~: (1) bagian terendah dari atap tempat air turun;

(2) tempat terjatuhnya air di tanah samping rumah (ujung atap)

atar x: (1) antar (diantar); (2) ma ~ uang: acara mengantar jujuran – mas

kawin - mahar (barang dan uang untuk pelaksanaan pernikahan

dari pihak laki-laki kepada pihak wanita); antaran

atas =: 1 tidak di bawah; 2 di ~: fathah; tanda baca huruf (hijaiyah) AlQur’an baris di atas yang berbunyi “a”; 3 nama kecil sultan

Siranuddin dari Kerajaan Gunuing Tabur (lih. siranuddin)

ati (hati*) =: 1 ~ ampul: limpa; 2 ~ abu: bagian tengah dari tumpukan

abu; 3 (1) labu ~: mutung; terkecewakan berat; (2) manaru ~: (a)

dendam kesumat; (b) ada rasa tertarik terhadap lawan jenis; (4)

pangannik ~: gampang merasa; gampang tersinggung; (5) di ~ ~

kan: diperhatikan dengan baik; diutamakan; (6) piliang ~: kaget

sekali; (7) kandak ~: meminta sambil merengek; (8) ilang di ~

prb: alpa; sahi; terlupa

P:32

19

attang: 1 (1) bando; (2) pin penahan rambut; (2) tang (penjepit)

attak: 1 entak; kempa; tekan; 2 (1) ma ~ kan: menuduh; (2) ma ~ kan

parrut: jerongkong

attang: 1 bando; penahan kecil (rambut dll.); 2 alat penahan (jepitan); 3 ~

ubis: menggunakan kain sarung yang diikatkan di dada (pada

perempuan)

attu: 1 itu; 2 ~ iyya: ks “nah, begitulah adanya”

attusan: cacar (lih. lattusan); (1) ~ dingin: cacar air; jeluntung; paricella;

(2) ~ ganas: cacar api; variola

atum: kasimutik; minyak rambut (kream kental buatan pabrik) untuk pria

(lih. jambul); pomade (lih. kamiri)

aur =: 1 bambu yang batangnya sedang untuk tangkai jaring (jala)

penangkap ikan (lih. laggu); (2) ~ ~: (a) jenis tumbuhan rumput

berbatang besar dan tinggi (banyak mengandung air); (b)

tumbuhan mudanya dapat disayur atau dilalap

awa (hawa*) x =: 1 panas dingin; suhu; temperatur; 2 (1) ambisi;

keinginan hati; nafsu; (2) ~ an: rakus; tamak; (3) mang ~:

sontoloyo; ucapan (gurauan) untuk seseorang yang bertingkah

aneh; (4) mang ~ kan ajalnya prb: bertingkah laku aneh yang

akan berakibat kurang baik; kelakuan mengundang bencana untuk

diri; 2 takik; takuk; rakuk; toreh (lih. gattak); 3 (1) bagian pohon

yang ditoreh sebagian supaya mudah patah (rebah) dan rebahnya

dapat diarahkan, sesuai penempatan “awa”; kelar; ubang; menakuk

pohon yang akan ditebang; (2) cara menebang kayu besar dengan

menakik sebelah terlebih dahulu untuk mengarahkan rebah kayu

tersebut, agar tidak membahayakan penebangnya; takik; toreh

pada kayu yang agak dalam; ubang; 4 ~ awa: pisang yang

matangnya manis dan sedikit berbiji, bilah buahnya bulat-bulat

pendek

awak: 1 badan; daksa; tubuh; 2 pang ~: bangunan utama (rumah) (lih.

ambir)

awar x: (1) tanda lamaran, biasanya pada kawasan yang akan dijadikan

ladang atau kebun; (2) ucapan penghalus dari kata “melamar”

awas: 1 mata masih berfungsi baik; penglihatan masih jelas; 2 (1) hatihati; menjauhlah; (2) ~ kau: kata-kata ancaman akan terjadi

sesuatu yang kurang menyenangkan dari seseorang pada orang

tersebut

awat: sempat (lih. mawat)

awayyan (hawayyan*): tidak utama; tidak valid; sekadarnya; asal-asalan

awar: tanda melamar lahan (lokasi) untuk berladang atau berkebun,

biasanya dibuat dengan menancapkan kayu yang diberi tanda

P:33

20

dengan sejumlah toreh yang mengartikan sebanyak toreh itu

berarti kali sepuluh depa

awu: ucapan “ya”; setuju; tidak menyangkal

awwal =: 1 masih pagi sekali; belum waktunya; 2 jumadil ~: bulan ke 5

tahun hijriyah

ay: “tak mau” kata seru mengatakan tidak mau

ayang: 1aruk; tari mandau (tari perang suku Dayak) ayau; 2

menganjungkan ke atas tinggi-tinggi

ayar: tali ~: penutup penampang atap (lih. ballai)

ayau: budaya leluhur suku Dayak Gaai memenggal dan kepala musuh

untuk ritual tertentu; kayau

ayu: (1) “seruan” memanggil atau menyapa supaya orang membeli yang

sedang dijajakan dengan cara dibawa jalan (lih. bassai); (2) (a) “~

sanggar”: srn “mari membeli, saya menjual pisang goreng

(sanggar)”; (b) “~ apam”: srn “mari membeli saya jual kue apem”;

(c) dll.

ayus: 1 landahur; orang kuat bertubuh besar seperti raksasa; 2 legenda

orang besar dan sangat kuat di Berau (mengembara dari Bulungan,

Berau hingga Kutai), jejaknya ada di Bulungan berupa tancapan

ulin di Sungai Sajau. Di Berau ada di Sungai Kelay, berupa batu

pagar, stik pancing - bengris, kayu pijakan – singkuang dll., di

Sungai Segah berupa batu pancing dan bentangan jejak tali

pancingnya di hilir kampung Long Laai. Di Sungai Berau (orangorang kuat di Kampung Kuran, batu tempat duduk memancing di

Batu-batu). Di pesisir pantai Tenggara (gunung sekrap-bekas

ladang dan batu berlubang bekas tanggar si Ayus) Berau. Di Kutai

jejaknya ada di sekitar Kota Bangun, menurut masyarakat

setempat si Ayus ini mempunyai 2 lagi saudara, satu orang

perempuan bernama “Silu” (menetap di Kota Bangun (silu ngarai)

dan satu orang lagi laku-laki bernama Ungo (krong), jejaknya

berupa bekas telapak tangan, bekas bokong, dan bekas kemaluan

tertancap, konon si Ungo (lih. pali) ini marah-marah menyepak

bukit dan bukit tersebut terpelanting ke tengah Danau Semayang

menjadi Bukit Tinjauan dan Bukit Uleng, kemudian saat

menyepak tersebut si Ungo terpeleset sehingga ada jejak bekas

tangan, jejak bekas bokong dan kemaluan (lih. butu)

215

186

P:34

21

B.

Baa: 1 huruf kedua hijaiyah dan huruf jawi; 2 “lah”; “yah,” kata yang

dipergunakan untuk mengukuhkan (menyatakan perintah tersirat),

kesungguhan

baal: 1 embal; belum kering benar; demek; lembap; tidak terlalu kering; 2

antara asin dan tidak (tentang rasa air); estuari; payau

baalai (bahalai*): kain batik panjang untuk sarung perempuan; tapih

baamba (bahamba*): salah satu cara bertutur (bercakap-cakap) dengan

mereka yang dianggap keturunan nabi (lih. sarrip)

baan (ban*) =: 1 tali pengencang; 2 ~ sakrup: alat penjepit dari besi dan

berukuran besar

baang =: adan; azan (lih. bilal)

babaanan (babahanan*): salah satu dari 37 pulau di Kecamatan Maratua

babak x: 1 gempar; heboh; marak; semua orang menjadi tahu; 2 kata

bantu bilangan “butir” untuk jarum dan sejenisnya; 3 ~ an:

derama; sandiwara

babal: gelembung

babang: tempat madu pada sarang lebah madu; sialang

babas #: 1 hanyut; lenceng; lencong; lencun; lewat; meleset; 2 kalau

berbicara dalam suatu bahasa akan terikut bahasa lain; 3 tayi ~:

bintik-bintik hitam di wajah; vlek; tetua

babat x: 1 angkin; epek; ikat pinggang panjang dari kain untuk ibu-ibu;

kendit; stagen; stagi; 2 penglihatan agak terganggu karena kondisi

tubuh menurun

babawu: beraroma tidak sedap

babaya: bersamaan

babbai: gerabang; jerabai; rebak; robek besar mendatar (pada kain dan

sejenisnya)

babbak: 1 kupas (agak tebal), dengan cara ditarik ke atas; gerabang; 2 ta ~

kau si abbau prb: rugi besar akibat ulah sendiri

babbal: lambat menerima pelajaran, lambat hafal

babbas: cabik; cabir; gerabang; germut; koyak (panjang dan lebar); rabak;

sobek memanjang

babut: (1) repot; (2) sintak ~: gerasah-gerusuh; pontang-panting

baca =: 1 ba ~ ~ an: (1) komat kamit berdoa; membaca isim atau mantra

supaya terhindar dari bahaya keadaan yang tidak menguntungkan;

(2) membaca ayat-ayat atau kitab-kitab; 2 ma ~ kawin: akad

nikah; ijab kabul

P:35

22

baccing: (1) anak ~: alat musik sacral berasal dari luar Berau (lih. anak);

(2) benda pusaka di Keraton Sambaliung

badak =: Rhinocerotidae; warak

badan =: 1 tubuh; raga; 2 ~ lagi manyurung prb: remaja sedang dalam

pertumbuhan fisik

baddak: bobok; boreh; burat; mangir; pupur basah buatan sendiri terdiri

dari tepung beras dicampur rempah-rempah; pupur basah dengan

rempah-rempah sebagai obat

baddil: 1 delap; lela; senapan; senjata api; 2 ~ kuning: benda

dikeramatkan (meriam kecil) ada di Keraton Gunung Tabur, punya

sejarah dan riwayat yang panjang; lela (lih. anak)

baddit: 1 pecah dengan isinya keluar tersembur, seperti bantal, balon dll.;

2 ma ~: makan habis-habisan; rakus; sengam; 3 ~ dipattung:

sejarah awal terbentuknya Kerajaan Berau yang berasal dari tujuh

banua (wilayah puak), dengan peristiwa baddit dipattung (seorang

bayi yang lahir dari dalam betung di Kampung Pattung,

Pangawwan) yang disepakati dan dinobatkan (oleh punggawa

tujuh banua) jadi raja pertama dan dipersatukannya Berau jadi satu

kerajaan. Baddit dipatung diberi gelar Aji Surya Nata Kesuma

bertakhta dari tahun 1400 sampai 1432 m.

baddung: 1 betis, tallur baddung (betis bagian belakang); 2 bungkus bayi

(membungkus bayi dari kaki hingga dada) agar nyenyak tidur

badik =: (1) pisau kecil bertuah sebagai azimat dan untuk membela diri;

(2) setiap lelaki diharuskan ada besi menyertainya sebagai penguat

semangat

badut #: (1) selingan adegan lelucon dalam pementasan “mamanda”

pelaku yang berperan sebagai pemain yang menjadi bahan

tertawaan; (2) agroikos; alan-alan; bodor; dogel; ogak-ogak;

pelakon yang berperan sebagai pemain yang menjadi bulanbulanan oleh pemain lain, sehingga nampak lucu dan menjadi

bahan tertawaan penonton; pelawak

baga +: berada dalam bayang-bayang; kelang; lundap; remang-remang

bagar +: agam; bagal; begap; besar gagah dan kuat; kekar, tinggi besar

(tubuh, badan)

bagguk: (1) bengok; benjolan besar pada leher, akibat kekurangan

yodium; gondok; gondong; (2) penyakit yang terjadi karena

gangguan pada kelenjar tiroid atau gondok manusia yang

bentuknya seperti kupu-kupu, terletak di daerah leher sebelah

depan pada ruas ke 2 dan 3 dari tenggorokan (KP Sls 8-12-2009)

P:36

23

bagi =: ~ ~ balanak: kata sindiran yang berarti, “yang membagi dapat

lebih banyak”

bagung: 1 biji buah duku, langsat; 2 bongkahan-bongkahan seperti batu

kerikil yang besar

baik =: 1 sembuh dari sakit dan sebagainya; 2 ba ~ an: berdamai; terah

akur dari perselisihan

baikin: walau; walaupun

baira vulg: 1 (1) berak; buang air besar; buang hajat (berak) (lih. biraira);

defekasi; kadahajat; 2 (1) muta ~: kolera; penyakit yang

menyerang pencernaan (lih. biraira); (2) wabah yang paling

memakan korban penduduk Berau sekitar tahun 40 an; (3) (a)

pengantar jenazah waktu itu, juga akan menjadi jenazah beberapa

saat kemudian, demikian juga yang lain-lainnya; (b) ini

dikarenakan saat itu hingga sebelum masuknya tambang terbuka di

Berau, masyarakat minum air sungai secara langsung tanpa

terlebih dahulu dimasak; (c) vaksinnya secara tradisional konon

kunir dan sedikit terasi bakar diulek dan diperas, air perasan(lih.

patau)nya diminum sebanyak 5 cc

baitulla”: Ka’bah; tempat arah kiblat

baja (^): 1 pupuk; penyubur tanaman pupuk; 2 mengukur jarak terjauh

siapa yang main duluan pada permainan anak-anak (lih. kullai)

bajang #: 1 orok; 2 anak ~: (1) hantu anak-anak yang meninggal saat

dilahirkan; kencit; (2) sering terdengar tangisannya di tepi-tepi

hutan dekat kampung

bajau x: 1 (1) suku sekah, suku bangsa yang tinggal antara pulau bangka

dan belitung, hidupnya di perahu dan mengembara di daerah kedua

pulau tersebut; (2) ~ kubang: kelompok sosial yang hidupnya

hanya di perahu-perahu saja, berdiam di perairan laut selat-selat

sekitar pantai timur Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Flores;

(2) (a) suku laut berada sekitar kepulauan dan pesisir Berau, konon

sebagian berasal dari Philipina (Solok); (b) ada juga cerita, bahwa

suku ini berasal dari Johor baru Semenanjung Malaka, yang

bertekad tak akan kembali ke malaka sebelum menemukan putri

raja (anak putri papu) yang pergi dibawa oleh kekasihnya (c) untuk

itu mereka tetap mengembara di perairan Nusantara sampai

sekarang; 2 jukut ~: ikan kering tanpa proses pengasinan, rasanya

sangat enak dan aromanya khas dan tahan lama (lengket), biasanya

dibakar dan dimemarkan kemudian direndam dengan air jeruk

nipis, garam dan lombok rawit untuk dimakan bersama nasi panas;

(1) indangan: dagingnya lebih tebal dan bagus, terdapat di Pulau

P:37

24

Balikkukup; (2) kumai: disebut juga “dodong” agak tipis dan

kulitnya hitam, banyak terdapat di seputar Pulau Derawan; 3 ubi

~: singkong putih, yang sudah dibuang kulitnya dan dihamparkan

berbulan-bulan dihujan-panaskan di alam terbuka sehingga

berubah warna menjadi hitam, direndam terlebih dahulu dan

direbus, enak dimakan bersama parutan kelapa, ataupun lauk

lainnya

baji: besi seperti pahat besar untuk membelah kayu dll. dengan cara

ditancapkan dan di palu (digodam)

bajja: arung; gentayangan ke mana-mana; gerayang; haibing; jelajah;

teroka

baju =: 1 (1) ~ kaus bundar liyir: kaus oblong; (2) ~ kaus kutang:

singlet; baju dalam (underwear); 2 (1) ~ kambang: baju rok dan

terusannya; gaun; longdress; pakaian remaja putri; (2) ~ kurung:

baju wanita yang panjang (baju Melayu); 3 balik ~: (1) (a) orang

yang sengaja memakai baju terbalik; (b) baju dibalik; (2) jenis ular

berbisa, konon kalau digigit ular jenis ini, segera baju dibalik, tapi

kadang baju belum sempat dibalik yang bersangkutan telah

meninggal

bakai: semut ranting semak yang terbawa ke rumah melalui kayu api,

berkembang biak dengan cepat di rumah-rumah

bakantan =: bekantan; kelasi; kera berbadan besar berhidung mancung

berwarna kemerahan; Natalis larpatus; Pongo pigmaeus

bakatunai: obat sakit gigi dari minyak tempurung

bakau =: mangruf; ada 18 jenis bakau, di antaranya “langadai, parangat,

parappat dll.”

bakaya: 1 amat; kebacut; lajat; luar biasa; sangat; 2 akut (tentang sakit);

lasut; parah; payah

baki: nampan; bandes (^)

bakimpan: wadah (cetakan) pembakaran kue bolu, yang tengahnya

kosong seperti pada donat

bakka +: ba ~: bertumpuk-tumpuk tebal

bakkal =: 1 sangu; timbel; 2 ~ ~ an: bahan makanan (masak) dibawa dari

rumah (bagi murid SR) untuk disantap di sekolah ataupun di luar

di tempat rekreasi (piknik) menjelang libur sekolah

bakkut x: Oxylleotris marmoreta; (1) ~ sambuluran; blunguran; jenis

ikan sungai; (2) ~ liccin; ikan betutu; ikan malas; ikan yang suka

hidup di lumpur; Oxyeleotris marmorate

baksil: jaram; keruma; kuman (lih. basil)

bakung =: ~ cirrit: bakung jenis kecil di tepi sungai

P:38

25

bakungan: (1) ~ bassar (besar): pulau terluar dekat Maratua; (2) ~ annik

(kecil): pulau kecil di perairan Maratua

bala =: tulak ~: upaya menghindarkan malapetaka (biasanya berupa

sepiring beras diisi garam sebata atau telur sebutir, diantar ke

tempat orang yang bisa membaca doa menghindar dari mara

bahaya (lih. tuan-tuan dan pegawai dua balllas)

balaan: 1 (1) tumbuhan akar (merambat); (2) ~ bair; riama; 2 sebutan lain

untuk ular

balabak: “lanjung” kecil dan rendah

balabbas x: kenduri (upacara tradisional) perayaan kelahiran anak (pada

hari ke tujuh)

balabbat x: beremban; kayu yang dipasang melintang untuk memperkuat

dinding atau pagar; tempat merambat anak (orang lumpuh) yang

baru belajar jalan, berupa kayu panjang ditempatkan ditepi dinding

setinggi pemakainya; untaran

baladau: dodong; golok pendek yang tebal, ujungnya lancip ke atas

(belakang)

balak: gambar pada kartu domino dengan jumlah sama antara bulatan

merah di bagian atas dan bawah (misalnya bulatan atas enam buah,

maka bulatan bawah juga enam buah dst)

balaka x: daging batang kayu lapisan terluar berwarna lebih muda (kurang

baik untuk bahan bangunan, cepat lapuk)

balallatala: kutuk; laknat

balambangan: 1 balok kayu yang akan digergaji menjadi bahan bangunan

(balok papan dll.); 2 nama salah satu pulau penghasil telur penyu

di perairan laut Berau

balamman: bahan bakar kayu yang biasa terus mengepulkan api

sepanjang waktu, sebagai api cadangan

balanak: 1 (1) jenis ikan laut (mirip bandeng) berlemak; (2) sudah

(dihancur) diolah (lih. lanak); 2 bagi ~: kebiasaan yang kurang

baik, karena tukang bagilah yang lebih banyak terima bagian

balanda: 1 salah satu bangsa di Eropa yang menjajah Indonesia dan masuk

ke Berau baru pada tahun 1800 (abad ke-19), walau Belanda telah

datang di bumi Nusantara sejak abad ke-17; 2 (1) antimun ~:

belewah; (2) barras ~: beras ransum untuk pegawai; (3) nangka

~: (1) nangka durian; sirsak; tumbuhan berasal dari amerika tengah

dan amerika selatan; (2) selain buahnya dapat dimakan dan manis,

juga dapat untuk obat, demikian pula pada daunnya, bila direbus

dengan 1000 cc air hingga menjadi 200 cc dalam periuk tanah, dan

airnya diminum, konon akan dapat menjaga stamina dan mengatasi

P:39

26

berbagai penyakit antaranya kanker, hipertensi dll.; (4) terung ~:

terung untuk jus

balang x: 1 (1) belalang; kacung; sentadu; serangga pemakan daun yang

mempunyai sepasang kaki panjang di belakang (untuk pegas saat

melompat maupun untuk terbang); walang; (2) ~ ranggas:

serangga (belalang) hantu; 2 dami ~ mamuji kumpanya bassar

(prb): orang yang membangga-banggakan dirinya di depan umum,

sebenarnya orang tsb. tidak ada apa-apanya. Ceritanya sang

belalang sering menepuk-nepuk pahanya, katanya “pahanya paling

besar,” ternyata paha tersebut gempang lepas dan terlepas saat di

tepuk-tepuk (lih. tappak)

balanga (^): 1 manci; panci; 2 talluk ~: baju koko (baju muslim), biasa

dipakai untuk pakaian penganten, buila penganten (peria) kerabat

kerajaan pakaian ini berwarna kuning dan wanitanya juga

menggunakan ampik salayang (juga warna kuning) dilengkapi

dengan “kalung-kalung” (lih. kalung)

balangian: bayi ~: babi hutan yang besar tubuhnya (lih. untui)

balantik x: pedagang yang memborong hasil tangkapan nelayan,

kemudian untuk dijual kembali; tengkulak

balanting: pagar besar seadanya, untuk memagar hewan pemakan

tanaman seperti babi, sapi kambing dll.

balantiran: bentangan bekas pukulan benda panjang; bilai; bilur

balap: perahu bermesin dengan kecepatan tinggi (speed boat)

balatuk: burung pemakan serangga, yang biasa membuat lubang pada

kayu dengan mematuk; burung pelatuk

balau x: 1 (1) bentukan kasar sebelum dirapikan dan dihaluskan (perahu,

dayung, gambus, alu dll.); (2) ~ ~ an: beggar; gabas; masih besar

dan kasar (belum dihaluskan); subal; 2 basa ~: (1) berperibahasa

dengan orang yang status kemasyarakatannya belum diketahui

(apakah bangsawan atau siapa); (2) cara bercakap/bertutur

menggunakan gaya bahasa antara, karena lawan bicara belum

diketahui statusnya. Gaya bicara ini tidak menyebut “ya”, tapi

dengan mengulang apa yang diucapkan lawan bicara yang berarti

juga “ya” atau membenarkan (meng “iyakan”); 3 gaya bertutur tata

kerama urutan ke 5 dalam bahasa Berau

balawu =: 1 bahan pewarna pakaian; kebam; 2 biru muda; biru cerah

balbalan: 1 bola mainan (bukan bola sungguhan); 2 sering menjadi

sasaran gangguan (bulan-bulanan

baldi (^): ember; wadah tempat mengambil (mengangkat) air

P:40

27

bali =: 1 suku bangsa di Indonesia sebagiannya ada bermukim di Berau,

baik sebagai transmigrasi spontan, maupun transmigran umum; 2

(1) tampurung ~: cembung sekali (lih. tundun); (2) limau ~: jeruk

manis besar, kulit buahnya bisa dibuat manisan

baliau: anda (panggilan “bapak” untuk orang kedua)

balibis =: manuk meliwis

balik =: 1 basa ~: argot; perbendaharaan kata dan idiom yang kurang lebih

bersifat rahasia dari suatu kelompok orang; 2 ~ ~: (1) bolak-balik;

pulang pergi (PP); sering datang; (2) sering datang; (3) ba ~:

kembali; 3 ~ bulinsa: gelisah (lih. bulinsa); 4 ~ baju: (1) baju di

balik; (2) sejenis ular berbisa; 5 ~ angin: Fagaceae; perdu dengan

daun berwarna hijau di sebelah atas dan putih sebelah bawah, bila

ditiup angin daunnya yang hijau terlihat putih (karena terbalik dan

putihnya yang nampak); 6 ~ mata: jenis permainan sulap yang

mempengaruhi penglihatan dan kerja otak, sehingga kenyataan

tampak menjadi lain (lih. mata); 7 ~ kukup: nama pulau (lih.

kukup)

balikkukup: nama pulau kecil berpenghuni dilepas pantai tenggara Berau

(lih. kukup) dan mengukir sejarah heroisme di Berau, tahun 1956

pernah disatroni bajak laut (lih. mundu) dan terjadi pertumpahan

darah di sini dengan menelan 4 orang korban dari anggota polisi

Berau dan satu orang selamat

balikuk: gaja ~: salah satu model rumah bangsawan Berau

balilu: gonggang; siput laut yang dapat dimakan dan enak, konon paling

cocok direbus dan dimakan dengan sambal terasi untuk lauk

makan

balimbing =: 1 Averrhoa carambola L; konon dapat untuk mengatasi

batuk, pening dan hipertensi; Oxalidaceae; (1) ~ papan: belimbing

persegi lima yang buahnya terasa asam sekali; (2) ~ manis: seperti

belimbing papan tapi rasa buahnya manis; (3) ~ tunjuk: Averrhoa

balimbi L; belimbing asam yang buahnya sebesar ibu jari

berbentuk bulat panjang hijau, bunganya konon dapat untuk pereda

batuk. buahnya dapat untuk obat hipertensi dan seriawan, juga

untuk bahan pembersih keramik dan bahan plastic, daunnya biasa

dijadikan obat pusing kepala (lih. caracap), penurun panas dan

peluruh lemak, termasuk mengatasi gondok dan encok. Atau ambil

5 buah belimbing ini, diiris-iris direndam di air panas tambah 1

ons gula merah untuk meredakan hipertensi; 2 pannyu ~:

Dermochelys coreaceae; penyu dengan cangkang belakangnya

seperti berbelimbing

P:41

28

baliung #: 1 sejenis kapak khusus untuk penebang pohon; wadung; 2

kapak manyallam ~ prb: yang dicari tak nampak yang mencari

pun tak muncul; tak ada yang bisa diharap

balla =: 1 getap; pecah; (1) ~ ~ an: beling; pecahan kaca; tembereng; dll.;

2 (1) diamond; gambar hati merah pada kartu bridge (remi); heart

(lih. buyang); (2) sa ~: (a) separuh; (b) seberang; 3 (1) ~ bibir:

gumun; lebuah pada bibir tepat di bawah garis sekat hidung; (2) ~

bulu: (a) pantangan (fatal dalam tradisi Berau, pengaruhnya

kontan terjadi) bepergian dengan arah seratus delapan puluh

derajat, bagi dua orang (kelompok) bepergian yang berlawanan

arah dari satu tempat (rumah) yang sama; (b) genggang; corak

garis-garis (motif kain); 4 ~ imbangan: (1) sama dengan balla

bulu hanya arahnya tiga puluh derajat; (2) ~ pinggan: tumbuhan

merambat dengan bunga seperti daun berwarna putih; 5 (1) batu ~:

bukit di sekitar kampung nyapa kelay; (2) gunung ~: pegunungan

di hulu Sungai Kelay (lih. tambilungkung); 6 (1) dami pinang di

~ dua prb: kedua mempelai sama baiknya, cantik dan tampan

sekali: (2) urang baru manarik bassai, kita talla datang ka ~

prb: orang baru berencana kita sudah bisa menebaknya

ballai =: 1 gedung pertemuan; 2 (1) ~ laki: bentuk atap rumah yang

ujungnya pakai dinding; (2) ~ bini: bentuk atap rumah limas; 3 ~

rungsari: ruang hias atau ruang tempat istirahat para pelakon

dalam kesenian “mamanda” sebelum berlakon

ballas: 1 bilangan di atas sepuluh dan di bawah dua puluh; 2 pagawai dua

~: petugas keagamaan di masjid dan kampung, ditambah “tuantuan”; 3 bulan ampat ~: purnama; bulan bercahaya paling terang,

saatnya orang ramai-ramai keluar rumah untuk mandi cahaya

bulan, dan melihat panorama bulan purnama

ballit =: ~ samban: tali pusat melilit bayi sejak dalam kandungan sampai

saat dilahirkan

ballum =: 1 ~ ~ an: lama lagi baru selesai; 2 manjua ~ pannu prb:

sindiran terhadap orang telah berbuat berlebihan padahal; belum

ada apa-apanya

ballus + x: mulus putih (pada perut atau paha)

balsam: obat gosok berbentuk krem berwarna cokelat kemerahan, untuk

menghilangkan capai atau pegal-pegal dan dapat juga untuk

mengatasi rasa gatal-gatal akibat gigitan serangga

balu +: janda atau duda; balu; sayib

balubbu x: anyaman pengikat pinggiran pada lampit; bilah tikar rotan (lih.

kalasa)

P:42

29

balubur x:

balujur: 1 bentuknya lurus-lurus (lih. lujur); 2 ta ~ uratnya prb: nasib

selalu mujur; maimun

baluk x: 1 bagul; julang (membawa anak di atas bahu); membopong anak

(orang) pada bahu bersebelahan, sompoh; 2 pucuk muda berbentuk

batangan pada tumbuhan pakis-pakisan

balului: ta ~: lorot; terpelorot (lih. lului)

balun: 1 parasut; terjun payung; 2 ~an: padang rumput pada lahan berawa

(lih. jampiring)

baluwu: balok palang yang dipasang di antara tiang rumah untuk penahan

lantai; rasuk

bamban: 1 tumbuhan rawa (batangnya untuk menjahit atap daun nepah; 2

i’iy ~: ucapan pengantar bayi saat buang air besar (lih. baira)

bambangan: kiong

bambangu: (1) baji-baji; belodok; belontang; glodok; ikan yang sebagian

besar hisupnya di darat (lih. langas) pantai tanah; lelodok;

maskiper (lih. pampakul); Periopthadmus schlosseri; (2) ikan laut

yang badannya sebesar “bambangu” dan dapat dimakan

bambung #: luntang-lantung; menganggur (tidak mau kerja)

bambunut: 1 gumpalan rambut berbentuk bola dalam perut buaya; 2

penyakit atau rasa sakit akibat gumpalan rambut dalam perut;

sindrom Rapunzel; 3 rambut awut-awutan tak tertata

bamburutan: tikus ~: rat; tikus besar;

bandala: peti besar tempat penyimpan padi; saharah

bandira #: 1 kain warna warni sepanjang satu meter, dikibarkan sebagai

bendera keberhasilan sehabis panen. Bendera ini sebanyak hasil

penen yang diperoleh setiap kelipatan 100 kaleng (@15 leter); 2 ~

puti (bendera putih*): nama pasukan yang beranggotakan 31

orang dipimpin KH. Achmad Badjoeri dengan komandan

operasional Gazali (bermarkas – pos - di Gunung “Tarumpit” atau

Gunung Lambau, sekarang lebih dikenal dengan gunung inhutani)

yang mengisi kevakuman pemerintahan di Berau selama 21 hari.

Hal ini dikarenakan para sultan lagi di pengungsian (lih. tapuk)

tentara jepang telah angkat kaki lewat darat ke Samarinda, dan

kekuasaan sekutu (Belanda) juga belum masuk

bandring: menjual atau membeli secara angsuran (keridit)

bandul (^): kayu yang dipasang pada batas lantai, ditepi

bandung: 1 (1) kembar; (2) ~ sumbang: dampit; kembar sepasang (laki -

perempuan); 2 naga ~: (1) sebuah cerita rakyat; (2) berbadan

sangat besar

P:43

30

bangallai =: bangle; benglai; bonglai; tanaman obat berimpang (lih. issi)

bangar #: buah, makanan dsb. mulai membusuk (tentang bau); mambu

bangas x: basi; rasan

bangka =: tua ~: renta

bangkai =: 1 jenazah; mayat (lih. talluk) (lih. mayyat); 2 talluk ~: (1)

wilayah di hilir kampung batu-batu; (2) konon dahulu tempat

banyak tertimbun mayat akibat bunuh diri misal (lih. tambun),

dengan cara menggali lubang besar kemudian ditancapi tombak

dan diloncati beramai-ramai

bangkak x: ~ bara: 1 makan yang terlalu banyak tidak semestinya; 2

sumpah serapah semoga sakit dan menggendut

bangkallan: ka ~: tersangkut benda yang ditelan dalam krongkongan;

tersekang; tersumbat

bangkang x: kangkang (posisi kaki)

bangkat: gronjong; kemasan benda (hasil hutan) besar (damar, kayu,

gaharu dll.) untuk dipikul, diangkut, terbuat dari kulit kayu yang

dianyam atau dijalin (lih. lanjung, lambutan); kambut

bangkawan: bilah untuk penyemat atap daun; tulang atap, dibuat dari

belahan bilah jenis palam kecil (lih. pinang karra) untuk tempat

menjalin atap daun (nipah, rumbia, nius dll.)

bangkinang: jenis pohon yang buahnya berwarna kuning kecil-kecil dan

dapat dimakan

bangkit x: angkat (jemuran; masakan; gorengan; kail dll.); angkit

bangku +: 1 endasan; jejengkot (dibuat dari papan tiang juga papan atau

balok setinggi lebih kurang du puluh lima cm); talenan; 2 meja

panjang dan kursinya (untuk dua orang anak) menjadi satu untuk

bangku belajar di sekolah tempo dulu

bangkuat: protes; pernyataan tidak setuju

bangkul: balut; bengul; sembab (pada mata) akibat menangis atau

kesedihan lainnya

bangkulau: 1 (1) keladi raksasa; (2) ada yang dapat dimakan dan ada yang

sangat gatal, sehingga tak dapat dimakan; 2 (1) birang endemik

malaria; (2) sehingga ada cerita yang konon menyebutkan bibit

malaria tersebut berasal dari padang “bangkulau” yang berada di

delta hulu sungai birang; (3) bila banjir datang “bangkulau”

tersebut terendam, dan airnya hanyut membawa bibit malaria yang

menempel pada “bangkulau” tersebut ikut hanyut dan lantas

menyerang masyarakat setempat (lih. birang)

bangkulit: salah satu bagian dari suku Dayak

P:44

31

bangkai =: 1 jenazah; layon; mayat; mayit; 2 (1) diapit ~ prb: orang yang

kakak dan adiknya meninggal; (2) buaya cada manulak bangkai

prb: orang yang suka menyantap apa saja yang bisa di lalap tak

pandang bulu

bangkang =: terbuka lebar; terkangkang

bangkat: alat pengangkut (alat pemberkas) dibuat dari kulit kayu dianyam

jarang-jarang (lih. bayyung, lanjung); beronjong; gronjong;

jangkat; kisa (anyamat daun kelapa); kotong-kotong

bangkawan: bingkai pengeras untuk anyaman atap (lih. karra)

bangkinang: benda-benda bulat kecil menumpuk banyak di atas lantai

bangkirai =: Depterco carpus; keruing

bangkit #: (1) mengangkat jemuran; (2) mengangkat alat penangkap ikan

(lih. ambau), pancing dll.

bangku =: 1 meja dan kursinya untuk belajar murid; 2 ~ ~: bangku kecil

dari papan berbentuk U untuk tempat duduk saat bekerja di dapur;

dampar; dingklik; jejengkok

bangkul: bengep; bengkak pada pelupuk mata akibat kebanyakan tidur;

sembab mata, akibat banyak menangis

bangkulau: 1 jenis keladi raksasa, ada yang sangat gatal, ada pula yang

tidak dan justru dapat dimakan; 2 inni ~: sebuah cerita rakyat di

Berau; 3 legenda asal penyakit malaria di sungai birang, daerah

yang sampai sekarang dengan indemik malaria yang tinggi (lih.

rabbunalau)

bangkung: (1) bendo; pisau dapur, untuk memotong benda keras; pisau

kecil ataupun besar agak tebal terbuat dari besi seluruhnya

(biasanya hasil kerajinan pandai besi); (2) candung; golok pendek

dan lebar

bangnga: babang; belangah; glohok; langah; terbuka menganga

bangngal x: budek; kurang pendengaran; pekak; pendengaran terganggu;

tuli; turek; tidak bisa mendengar;

bangngu: 1 biru kehitaman; 2 lebam (lih. barram)

bangnguk: (1) ma ~: minum banyak-banyak; (2) ta ~ ~: minum cepatcepat sehingga terasa kurang enak masuknya minuman terebut

bangngut +: merengek-rengek pelan berkepanjangan

bangsa #: 1 bagai; kayak; seperti; 2 (1) ~ puki dikappuk prb: diam tak

berkutik (berbuat); (2) ~ sumbilang lammau ka bibir prb: orang

yang selalu bicara manis, tapi kenyataannya lain; manis dibibir

saja; (3) ~ tumbak digadikan prb: orang yang terus berdiri pada

saat datang ke rumah; lupa harus duduk dulu; (4) ~ rimaung

manapuk kukunya prb: orang yang menyembunyikan

P:45

32

kemampuannya, padahal yang bersangkutan sesungguhnya dapat

berbuat lebih

bangsawan #: kapala ~: (1) protokol kerajaan di tengah masyarakat; (2)

orang yang mengerti tata kerama kerajaan dan mengatur tata letak

orang-orang dalam acara (kenduri)

bangun =: 1 (1) ~ balayak: kaget selagi tidur, sehingga cepat bergerak;(2)

~ rabba: duduk kemudian berbaring lagi dan duduk lagi untuk

sesuatu berulang-ulang, dialami oleh orang yang tengah jatuh sakit

ataupun orang yang sibuk dengan pekerjaan sehingga sebentar

istirahat (berbaring) dan sebentar lagi bangun untuk melanjutkan

pekerjaannya (lih. rabba); (3) ~ rabba: (a) bangkit dari terjatuh;

(b) hidup kembali usahanya; 2 (1) si gandaria ~ baranak prb: (a)

sindiran untuk orang perempuan yang makannya banyak sekali;

(b) sebuah cerita rakyat; (2) si rangkut ~ dammam prb: (a)

sindiran untuk orang pria yang makannya banyak sekali; (b) judul

sebuah cerita rakyat

baniapa: (1) ancoa; bagai mana; (2) ~ lakunya: bagaimana seharusnya

baning: (1) abau; dari-dari; kura-kura bercangkang kecil; lasi-lasi; (2)

konon empedunya dapat mengatasi rabun mata ringan

banir (^): akar pohon besar yang tumbuh (berbentuk) mendinding di

hutan rimba untuk menahan tegaknya pohon

banitan: kayu yang berarat dan alot, cocok untuk tiang kapal

banjar =: 1 salah satu suku bangsa Indonesia yang berasal dari Kalsel dan

banyak tersebar di Berau; 2 rumput ~: rumput rendah menjalar

yang konon berkhasiat obat: (1) luka kecil, daun rumput ini

dimamah atau diulek dan ditempelkan pada mata luka tersebut; (2)

atau bila tertusuk benda tajam dan kecil, buahnya dapat diperas

(lih. rurut) dan airnya dimasukkan ke dalam luka tusuk tersebut; 3

tabbu ~: tebu berukuran sedang dengan air yang lebih manis

banlon: kain nilon yang tenunannya seperti kaus, bila selesai di cuci dapat

langsung dipakai lagi tanpa harus dijemur, cukup dengan di kibarkibarkan saja

bannam x: bembam; sembam; memasak dalam abu/bara panas; tambus;

timbus

bannang #: ubur-ubur beracun dan bertali panjang

bannar =: 1 (1) betul; tidak salah; (2) sekaligus; sekalian saja; 2 batanda

~: menunggu hukuman tuhan terhadap siapa yang salah atau siapa

yang benar (biasanya yang salah akan meninggal lebih cepat)

P:46

33

bannas: 1 berkas, memberkas sesuatu dengan rapi dan kuat; epuk; lintuh;

2 kedap; tertutup rapat-rapat, sehingga tidak dapat ditembus air

ataupun udara

bannus: akar hawa berbentuk runcing yang tumbuh dari dalam tanah (lih.

parangat)

bannyut +: kenyat-kenyit

bansakrup: penjepit besar dari besi untuk menjepit besi yang akan dikikir

atau digergaji dll.; ragum

banta: rumput menjalar

bantai x: (1) bentangan tali yang agak kendur; (2) dataran yang agak rata;

landai; landung; landur;

bantat x: abuh; abses; bakap; bengkak; bokop

bantilan: tempat menggergaji kayu untuk membuat papan, balok dll.;

wantilan

bantuk x: 1 kupasan tebu yang sudah dipotong kecil-kecil siap dimamah;

2 laur; alat bantu hitung perhiasan emas (cincin, gelang, rantai dll.)

bantun: bentuk kasar dulu, sebelum dihaluskan dan dirapikan; sketsa

bantung: membakar dengan melemparkan benda yang akan dibakar ke

dekat api

bantut x: 1 banci; kedi; sangkan; wandu; wadam; waria (wanita pria); 2

aneh; janggal; 3 bengkil; tidak matang dengan baik

banua: 1 (1) balad; kota; polis; pusat-pusat pemukiman; wanua; (2) sejak

abad ke-13 sudah ada 7 “banua” yang berdiri di Berau, yang

kemudian pada abad ke-14 bersepakat membentuk satu Kerajaan

Berau dengan mengangkat baddit di Pattung dengan gelar Aji

Surya Nata Kesuma sebagai raja yang bertakhta dari tahun 1400

sampai tahun 1432 M; 2 (1) ~ lain: mendonan; suku lain di luar

orang Berau (pendatang); (2) kota lain; (3) urang ~: (a)

adiwangsa; orang kota (sekitar ibu kota Kerajaan Sambaliung dan

Gunung Tabur) (lih. rantau); (b) sebutan untuk orang Berau asli

yang berdiam di seputar kota (lih. amat); 3 pallas ~: untuk sesajen

keselamatan kota ini, konon menggunakan kurban sapi (lih.

pallas); 4 jawu ~ nya prb: (1) bertempat tinggal jang jauh di

negeri lain; (2) (a) sudah kurang pendengaran; (b) tidak terlalu

memperhatikan pembicaraan orang, sehingga tak tahu persis apa

yang sedang dibicarakan orang

bapasir: sungai ~: (1) kali kecil di hilir Kecamatan Gunung Tabur; (2)

kampung (yang sejak beberapa waktu lalu telah tidak berpenghuni

lagi) terletak antara Kampung Maluang dan Samburakat; (3) di sini

P:47

34

terdapat tempat persembunyian (lih. tapuk) yang dapat

menampung lebih dari 70-an orang pengungsi

bara =: 1 bangkak ~: makan sangat berlebihan; 2 timbang ~: dapra;

sesuatu penyeimbang berat di kiri kanan perahu besar atau kapal

barabbai: 1 mengurai jemuran pada tali (tempat) jemuran; 2 ba ~ air

mata: cucur; gerabak; rabas (air mata); serembab-serembib

(berlelehan air mata)

barabbak: gelembung-gelembung udara yang keluar di air akibat ada

benda tenggelam atau ada sesuatu di dasar sungai atau di dalam air

tersebut

barak x: ~ mata: ikan teri sangat kecil putih dan jumlahnya banyak (di

anak-anak sungai) dan dapat dimakan, biasanya dijaring pakai kain

tipis; linguak; nikey

barakkas: gebung; ikatan secara banyak-banyak; jaras

barakkat: oleh-oleh; buah tangan; biasanya pulang dari acara kenduri dll.

barang: 1 anjuing air; berang-berang; linsang; Prionodon gracilis; 2 kati

~: percuma; sia-sia

barangkat: 1 beranjak; 2 bepergian keluar daerah dengan kapal atau

lainnya

barapa =: ~ lawasnya: sebentar saja

barayyang: 1 sawah tadah hujan dilaksanakan mulai akhir agustus,

menjelang memasuki musim hujan; 2 (1) bendang; paya; rawa;

rawang; (2) ~ ngan: rancah; rencah; tanah berpaya-paya

bari: agak basi; mulai basi (lih. bangar)

barian: buang ~: terlantar berhari-hari

barintak ~: kerja sama; sebuah lagu; memanggil

barjanji: 1 kitab yang memuat riwayat Nabi Muhammad saw. dalam

bentuk syair berbahasa Arab, karya Imam Al Barzanji; 2 kenduri

dengan membaca kitab “barzanji” sebagai pemenuhan nazar (bagi

masyarakat Berau) ataupun untuk memulai sesuatu, dengan

mengundang banyak orang untuk membacanya secara bergiliran

barkat =: tuah

barra +: birit-birit; dugas; gopoh; ibrit; iprit; lari terburu-buru (karena rasa

cemas atau takut)

barrai =: ambur ~: 1 pecah berhamburan; 2 keluarga yang tersebar di

beberapa tempat berjauhan

barram: bindam; lebam; memar; membiru dan terasa sakit akibat terpukul

benda tumpul (lih. banggu); memor

barrang: 1 (1) jenis tumbuhan rumput, menyerupai bambu kecil, biasa

dibuat wadah sesajen (lih. kalangkang); (2) bulu ~: (a) bambu

P:48

35

jenis kecil; (b) nama area (lih. rantau) dalam sungai birang; 2 ~ ~:

(1) bayan; terang benderang; temarang; (2) kuma ~: banyak yang

terang benderang

barras =: 1 padi yang sudah tidak berkulit dan siap dimasak untuk jadi

nasi; (1) ~ balanda: (a) beras dolog; beras pembagian untuk

pegawai; beras dengan aroma khas, karena telah diberi obat

pengawet dari gangguan serangga (kutu beras); (b) beras ini cocok

untuk bahan dasar pupur basah;(2) ~ saluang: beras enak dengan

bilah kecil dan panjang; 2 (1) pa ~ an: asil; pendaringan; tempat

penyimpan beras untuk dimasak sehari-hari; (2) ujung ~: melukut;

menir; patahan beras yang kecil-kecil; sering disebut “ujung” saja;

temukut; 3 ~ ~ an: (1) benda seperti beras; tiruan beras; (2) mainan

anak-anak (perempuan)

barrat =: beban

barrau = : 1 nama sungai kecil agak di muara Sungai Berau; 2 nama

kerajaan di Berau dahulu setelah tujuh banua (Banua Kuran,

Banua Lati, Banua Marancang, Banua Pantai, Banua Bunnyut,

Banua Bulalung, Banua Sawakung) tahun 1400 melebur jadi satu

kerajaan, di bawah Baddit Dipattung – yang bergelar Aji Surya

Nata Kesuma tahun 1400 sampai 1432 M; 3 Berau di daerah utara

(Bulungan) dan pantai (pesisir timur dan kepulauan perairan

Berau) lebih dikenal dengan sebutan “Kuran” oleh penduduk

setempat tempo dulu

barri =: 1 (1) kasih; (2) ma ~ makan: penyerahan sesajen; sajian kepada

makhluk halus; semakan; 2 ma ~: elastis; melar; melur; 3 ~ ~:

jenis serangga (lalat) kecil putih dengan kepala kemerahan yang

mengerubungi makanan atau buah membusuk

barrus: 1 cerbak; gegaos; gelojah; geramus; kemaruk; kemlandingan; kuat

makan; majuh; pajuh; rakus (lih. jallak); sengam; 2 gurau ~:

gurauan yang dapat menyakiti fisik (lih. gurau)

baru =: 1 Hibiscus tetiaceus; tumbuhan perdu yang serat kulitnya dapat

dibuat tali, dan daunnya digunakan untuk alas sesaji (lih.

kalangkang) serta bungkus gula aren; waru; 2 (1) kampung ~:

kampung pindahan dari Kampung Mangkajang, yang lokasinya

jadi areal pabrik pulp; (2) tanjung ~: Sambaliung bagian hilir; 3

ka ~ an prb: terkenang kembali peristiwa menyentuh hati yang

telah lalu, disebabkan adanya atau terlihatnya sesuatu yang mirip

dengan penyebab atau peristiwa yang lalu itu; 4 (1) ~ bakantut

prb: panganan tapai yang baru mulai berfermentasi, belum manis

betul; (2) si bungkuk ~ tabujur prb: orang yang telah lama

P:49

36

sengsara, dan mulai hidup enak, sehingga sering bertingkah aneh;

(3) talla tantuk ~ tingada prb: tidak berhati-hati (waspada)

terlebih dahulu; (4) urang ~ manarik bassai kita talla datang ka

saballa prb: sudah tahu duluan, apa yang disiasatkan orang

barubbut: tercerabut

barukang: ikan laut

barumbung #: batang kayu atau semacamnya yang berlubang besar

barung x: 1 (1) bersamaan waktu; (2) ta ~: ampruk; bersua secara

mendadak; jerampak; kebetulan ketemu pada tempat dan waktu

yang sama); kepergok; tembuk; 2 palem butan

barungkus: selungkup; tutup seluruh badan sampai ke kepala, dapat

berupa sarung, selimut dll.

barungusan: kucel; muka coreng-moreng tidak segar

baruning: beceng; pistol; revolver

barunnuk #: jenis ulat besar dan lamban geraknya

barurrus: gelongsor; melorot; turun meluncur tanpa ada yang menahannahan

barussuk: gerupuk; jerohok; perosok

barut (^): ikat (kutang, bungkus) pada perut bayi

basa =: 1 (1) bahasa (*bli); (2) ~ balik: bahasa sandi di antara para remaja

(permainan) (lih. balik); (3) ~ burung: bahasa yang tidak dapat

dipahami (bahasa suku lain); 2 ~ an: (1) kain basahan (untuk

mandi berobat); telasan; (2) kain lapis untuk mandi; telasan

basak: buah bibir; jadi bahan omongan, selau diungkit-ungkit terus

basap: (1) bagian dari suku Dayak Berau, hidup apa adanya di tengah

belantara Berau, dengan konsentrasi di hulu Sungai Lati, Birang,

dan Sambarattta (Kecamatan Gunung Tabur), serta di Teluk

Sumbang (Kecamatan Biduk-biduk); (2) (a) ~ batu: “basap” yang

bermukim jauh dari orang luar dan hidup di liang-liang batu,

walaupun mereka tak pernah dicukur tapi rambutnya tidak terlalu

panjang; (b) selain basap batu masih ada kerabat mereka yang

berdiam nomaden dalam hutan, tapi sangat sulit, bahkan tak

pernah kontak dengan manusia luar, dalam hutan mereka hanya

nampak membayang-bayangi saja, tapi tak pernah menampakkan

diri secara langsung, serta pemukiman mereka pun tak pernah

ditemukan; (c) konon orang dahulu berkomunikasi dengan mereka

melalui isyarat dengan meninggalkan perbekalan yang mereka

butuhkan dan contoh barang yang diperlukan orang luar tsb.,

seperti potongan rotan, bongkahan damar dll., beberapa hari

kemudian ditempat yang sama barang yang diminta sudah tersedia;

P:50

37

(d) keberadaan mereka pernah terlihat di sekitar di Sungai Merah

di atas Kampung Long Pai, pedalaman Sungai Segah

basi #: tempat nasi tambahan

basil #: (1) kuman penyebab rusaknya makanan, buah dll.; (2) kuman

penyakit (lih. baksil)

bassai: 1 campung; lesa (dayung pendek); pendayung (perahu); 2 ba ~: (1)

bepergian; (2) kabir; kayuh; lais; melais; 3 diayah; menceritakan

kesana-kemari; penyebarluasan; 4 ma ~: (1) ecer; jaja; berjualan,

baik menggunakan perahu, maupun jalan kaki dan membawanya

berkeliling; (2) menceritakan kesana ke sini “aib” orang lain; 5

kapala ~: (1) pegangan dayung bagian atas (berbentuk huruf T);

(2) lokasi lahan berbentuk “T” yang dimiliki seseorang atau satu

kerabat dan ini salah satu pantangan (lih. gali); 6 orang baru

manarik ~ kita talla datang ka saballa prb: siasat orang telah

dapat kita tebak terlebih dahulu

bassar =: 1 uat ~: rempah ataupun tanaman obat yang dapat dijadikan

penawar berbagai penyakit; 2 (1) ~ air: air pasang naik; (2) air ~:

air tengah tinggi karena pasang naik; 3 ka ~ an: (1) terlalu besar;

(2) air naik hingga tergenang (lih. callap)

bassi =: 1 benda logam yang banyak dipakai; ferum dengan kode Fe dan

nomor atom 26 dengan bobot atom 55,847; (1) ~ kursani: besi

yang mutunya baik; (2) ~ bilai: besi lemah; (3) saji ~: alat/sendok

penggoreng; sutil; (4) tatayi (tay*)~: remah-remah besi bekas

pekerjaan (bubut, cor dll.); 2 patti ~ tabuka prb: saat panen rotan

di kebun rotan kerajaan (Gunung Tabur), karena rotan sedang

mahal-mahalnya, juga sedang bagus-bagus batangnya, sehingga

rakyat menjadi makmur. Panen ini dilakukan pada periode tertentu

dan saat menguntungkan

bassing: pulau ~: 1 pulau kecil dalam Sungai Berau di depan Kampung

Marancang; 2 nama kampung di Kecamatan Gunung Tabor

bastari (^): (1) baik budi pekerti; intelek; luas pengetahuan dan

pandangan; pandai dalam berbagai bidang; (2) nama pelengkap

gelar

basu (^) =: (1) cuci; (2) ba ~ ~ an: mencuci peralatan dapur; (3) ~ ~ an:

alat-alat dapur yang kotor dan siap dicuci

basung +: contong; kerucut besar untuk wadah baik dari daun lebar atau

kulit kayu; pincuk

bata + (^): bengap; bimbang; curiga; gamak; khawatir; kurang yakin;

lewa; maras; ragu-ragu; sangsi; segan syak tidak yakin; waswas

P:51

38

batak: 1 betot; cabut; hunus; rabut; 2 salah satu suku dari Sumatra Utara

yang juga ada beberapa bermukim di Berau

batang =: 1 satuan hitung untuk sabun berbentuk bata; 2 ~ pisang: (1)

pokok pisang; (2) orang-orang yang memangku mayat saat

dimandikan; 3 tinggal ~: (1) kalah telak dalam perlombaan; (2)

tertinggal jauh di belakang; lambat sekali jalannya, walau sudah

mengerahkan tenaga, sehingga tertinggal dari yang lain

batangan: 1 memiliki tangan; 2 kina ~: wilayah yang sekarang terletak di

wilayah Malaysia timur, dulunya konon termasuk kekuasaan

Kerajaan Berau (kuran)

batawi =: rumput ~: nama tumbuhan dalam bahasa Berau; rumput seperti

bayam dapat dilalap atau disayur

batin =: kawin ~: (1) upacara akad nikah, biasanya dilakukan pada malam

hari (lih. kawin); (2) pengantin peria memakai baju “teluk

balanga” (baju koko), sarung, celana panjang senada dan

bersongkok, sementara pengantin wanita terbungkus dengan

selimut besar kuning (khusus untuk penganten), sehingga wajah

dan tubuhnya tidak nampak

batta x: lama berada

battal =: ma ~ i: menyentuhkan jari pada dahi istri saat setelah ijab kabul

akad nikah dan saat itu sang penganten boleh bergaul dan

bersentuhan dengan bebas (lih. kawin)

battan: nama goha sarang walet milik pemerintah (lih. buruni)

battik: (1) campak; (2) ba ~: segera pergi; (3) ta ~: pental; terpelanting

jauh

battis x: 1 (1) kaki; salah satu bagian anggota tubuh yang berfungsi untuk

tumpuan berdiri dan untuk berjalan; (2) indu ~: ibu jari kaki; (3)

kalapak ~: delamak; kadam; telapak kaki; 2 (1) puti kalapak ~

prb: lari terbirit-birit, karena ketakutan; (2) ~ manyangkut ~

ditattak prb: tugas harus dilaksanakan, apapun risikonya

battu +: jenis pohon perdu

battuk +: cuk; jentik-jentik; telur dan anak nyamuk; uget-uget

batu =: 1 ~ ~: (1) nama kampung di Kecamatan Gunung Tabur; (2)

kampung ini dulu penghasil kerajinan dari daun nipah (atap,

samir/kajang dll.); (3) (a) agak ke hilir dari kampung ini terdapat

gundukan-gundukan (ada tiga buah) batu di tengah sungai; (b)

konon dahulu kala tempat si Ayus (lih. ayus) duduk memancing;

(c) sampai saat ini masyarakat setempat memancing ditempat

tersebut, bila musim memancing tiba (lih. bintu); 2 ~ bini: batubatu tajam di perbukitan batu dalam hutan; 3 (1) ~ balla: bukit di

P:52

39

sekitar wilayah Nyapa Sungai Kelay; (2) ~ bual: gundukan

endapan batu di tengah Sungai Kelay, biasa tempat orang ziarah

dan bernazar (dikeramatkan), di tengah gosong ini terdapat batu

pipih dan batu bulat kecil untuk mengulak pupur sebagai obat

untuk dibawa pulang penziarah; (3) ~ karassik: gragal; kerakal;

kerikil; (4) ~ maligai (mahligai*): batu berdiri di permukaan air di

Kampung Teluk Harapan Maratua (lih. maligai); 4 (1) ~ sintir:

batteray; (2) ~ culu: besi pemantik api pada korek; (3) ~ patti:

benda bertuah yang disimpan di dalam peti; 5 (1) pemberat; (2) ~

jala: bungkalan; pemberat jala berupa rantai-rantai besi; (3) ~ kail:

pemberat tali pancing agar tenggelam ke dasar air; (4) ~ kail si

Ayus: legenda batu pancing si Ayus saat memancing di Sungai

Kelay, konon karena menarik pancingnya terlalu kuat sehingga

terlempar sampai ke tepian Segah (bongkahan batu bulat dengan

diameter sedepa, tergeletak di tepian Sungai Segah, di hilir

kampung Long Laay, satu-satunya batu bulat di sini, batu bulat

seperti ini memang banyak terdapat di Sungai Kelay); (5) ~ pagar:

batu berjajar berdiri seperti pagar membelah Sungai Kelay, konon

ketika anak si Ayus hanyut di Sungai Kelay, batu tersebut dibuat

pagar agar anaknya tidak hanyut lebih ke muara lagi; 6 ~ lili:

permainan anak-anak dengan menggunakan 2 bilah kayu panjang

dan pendek (lih. butu); 7 injallai ~: jelai yang buahnya keras dan

dapat dijadikan manik-manik; 8 pisang ~: kapok; pisang yang

bijinya keras dan banyak

batuk =: 1 uat ~: (1) sirih, kulit katu manis, pala, direbus dengan air, dan

airnya diminum (2) kencur di parut dicampur sedikit garam (lih.

tunggal) airnya disaring dan diminum, konon dapat untuk

mengatasi serangan batuk (lih. lattuk); 2 sinjal-sinjal pada jalannya

mesin; 3 lattuk-lattuk bassai patungut, kamarangga umpan

mangail: sampran sebuah pantun pengajaran tata kerama yang

menghendaki orang batuk degan suara pelan hati-hati dan sopan

batulai: sekonyong-konyong; ujug-ujug; sesuatu yang seharusnya belum

dilakukan sesegera itu

bauk (^): 1 bulu lebat yang tumbuh di bawah dagu, baik pada manusia

maupun hewan; 2 timbar ~: hantu tanah; jembalang; hantu yang

bersuara seperti kambing; (2) kalau ditegur konon bertambah besar

berubah jadi sapi/lembu, dan ini sudah berbahaya karena sudah

dapat makan manusia

baulu: kue bolu

P:53

40

baung =: 1 jenis ikan sungai seperti ikan patin; 2 ~ ~: menangis sejadi

jadinya; garung; gerung; 3 tampar ~: (1) tanda hitam di muka;

tompel; (2) bintil hitam pada pipi udang (di dalamnya ada

semacam kepiting kecil)

bawa =: 1 bawah; tidak di atas; 2 kasrah; tanda baca baris bawah huruf

(hijaiyah) Al-Qur’an yang berbunyi “i”; 3 ~ ruma: kolong (rumah

panggung); 4 ma ~: mengundang orang untuk bekerja di ladang

pengundang, dengan memberikan hidangan jamuan (lih. turun); 5

(1) ma ~ umur prb: menyebabkan (penyebab) meninggal dunia;

(2) dami gadding tua di ~ prb: perbuatan kurang sopan tidak

mendahulukan yang senior

bawal =: dorang; ikan laut; selekor

bawang =: 1 Allium odorum; sigando; 2 (1) ~ mira: berambang; (2) ~

puti: dasun; (3) ~ tunggal: bawang yang tak ada rempetannya,

sering untuk bahan obat; (4) ~ appuk: bawang tiwey (lih. appuk);

(5) ~ tanamman: bawang rambut (biasa dibudidayakan petani

Berau) untuk tumis dan using-useng; (6) ~ uttan: pohon hutan

buahnya sebesar jeruk, dapat dimakan dengan terlebih dahulu

dibakar, konon untuk obat penghangat perut (masuk angin); 3

kulas ~: kulit bawang merah (dibakar saat cuaca buruk atau dalam

keadaan alam sedang mencekam)

bawing: tanaman berbawu harum (lih. raksi)

bawu =: 1 aroma; (1) ~ buntu: bangan; bau busuk (lih. buntu); kahang;

kohongdan; (2) ~ cakkur: (a) aroma kencur; (b) anak masih

terlalu muda belum berpengalaman apa-apa; (3) ~ nyaman: atos;

harum; (4) ~ pissuk: bau apek; tengik; 2 ~ ~ an: wangi-wangian

bawwan: 1 kaput ~: luka atau koreng yang nampak di luar sudah sembuh,

tapi dalamnya masih bernanah (belum sembuh); infeksi; (2) baw

~: (a) gangsi; (b) tanaman-tanaman berbau harum (lih. raksi)

bayang x: 1 divan; ranjang kecil (tempat tidur) tanpa tiang kelambu; 2 ma

~: menyalin gambar dengan menindis (pakai kertas karbon)

sehingga berbekas ke bawah dan mudah untuk digambar kembali

bayat: kelelawar gua (badannya lebih besar dari kelelawar biasa)

bayi x: 1 babi; celeng; Sus sirratus; (1) ~ balangian: babi bertubuh besar;

babi singa; bagong; (2) ~ untui: babi hutan kecil dan lincah (bisa

memanjat pagar); celeng; 2 (1) burung ~: burung keluarga

rangkong (lih. panangngang); (2) pikat ~: langau; sebangsa lalat

besar penghisap darah hewan (kerbau; sapi dll.) 3 (1) busung ~:

ucapan semoga tidak kena tulah atau kuwalat; (2) jadi ~: sumpah

seseorang untuk meyakinkan pendengarnya, yang berarti kalau dia

P:54

41

dusta maka matinya akan menjadi babi; 4 amuk ~ baranak prb:

marah sejadi-jadinya

bayur: 1 kayu hutan, buahnya nampak seperti buah kakao; pohon yang

tingginya mencapai 50 m, termasuk kayu lunak; 2 talluk ~: pusat

pertambangan Belanda di Kabupaten Berau tempo dulu (lih.

talluk)

bayyung: belah bilah rotan yang dijalin berbentuk segi empat panjang

dengan ukuran 40 kali 65 cm, hingga menjadi wadah pengangkut

diletakkan di punggung dan tali penggendongnya disangkutkan di

bahu (lih. sikut); berumang

biak +: banyak omong (terdengar keras)

biasa =: ta ~: (1) sudah lazim; (2) ucapan teguran terhadap anak yang lagi

berbuat kesalahan

biawan =: 1 tallur ~ : (1) telur ikan biawan; (2) nama kue panganan

Berau (lih. talinga) terbuat dari tepung beras, gula merah, dan

digoreng; 2 ikan air tawar penghasil telur ikan, berasal dari sungai

Mahakam, dahulu konon dibawa oleh sultan ke Berau sebagai ikan

piaraan sekaligus dengan enceng gondok sebagai tempat bermain

ikan ini. Itulah muasal enceng gondok ada di Berau, walau tidak

terlalu subur dan tumbuh banyak seperti di sungai mahakam

bibbir: 1 lembar kecil agak tebal; 2 kata Bantu bilangan untuk sarang

walet (lih. sarang)

bibir =: 1 (1) pinggir sesuatu yang menyerupai bibir; tepi sesuatu yang

landai atau tipis; (2) balla ~: gumun; lebuah pada bibir bagian atas

tepat di bawah hidung; (3) kattap ~: bibir bawah dimasukkan ke

celah gigi seakan digigit kecil; 2 (1) palit-palit ~ prb: catuh; telah

memperoleh hasil lumayan; (2) bangsa sumbilang lammau ka ~:

sindiran untuk orang yang banyak berkata-kata selalu manis, tapi

realisasinya tidak ada

bica =: (1) be chia (*hokkian cna); sepeda roda tiga; trica; (2) pernah

merajai jalan-jalan di Tanjung Redeb sebagai angkutan umum

sejak tahun 1970, kemudian tahun 2003 Berau dinyatakan bebas

becak, menyusul setelah DKI Jakarta tahun 1980, karena dianggap

eksploitasi manusia atas manusia, jalannya lambat sehingga

mengganggu kelancaran lalu lintas; (3) selanjutnya beca diangkut

dan dibuang ke laut perairan Pulau Derawan untuk dijadikan

rumpon (sarang ikan untuk bermain)

bicara =: 1 ancik ~ : hiperbolis; 2 labu-labui ~ prb: tolong beri nasihat

bidaddari: anak-anakan ~: bida; bidadari (lih. anak); widodari

P:55

42

bidak: 1 sarung yang dikenakan di pinggang; 2 anak dari buah catur yang

paling depan; pion

bidara =: perdu berbuah kecil-kecil (sebesar sedikit dari lada) kuning,

daunnya untuk campuran air mandi untuk memandikan orang

meninggal (dulu ada tumbuh di halaman Keraton Gunung Tabur

bersama “pitugu”) (lih. pitugu)

bidik #: orang yang selalu tepat sasaran dalam melempar, menembak,

menyumpit dll.

biding x: bagian tajam dari sisi balok (ada 4 “biding” pada sisi sebuah

balok)

bigi: 1 biji; 2 butir (alat bantu hitung); 3 ~ assam: (1) (a) biji buah asam;

(b) pasu-pasu; tonjolan di pipi (tulang pipi); (2) ~ pallir: biji buah

zakar; kelepir; 4 (1) ~ kabu-kabu: biji buah randu; klenteng; (2) ~

kapas: konon ditakuti “pajjat”

bigul: bendol; bonggol; bongkol; jendul; jenggul

bigung: berbonggol

bija x: beleter; banyak kata dan suka mencela; besar mulut; buruk ucapan;

ceriwis; cerewet; gelatah; jahil; judes; kabiat; kabihat; ogah-agih;

usil; nyinyir; selalu omong pedas; suka mengurusi orang lain yang

tidak semestinya

bijjing: berdiri tegak; cacak; conggok tegak lurus

bikin x: (1) Ammadara granosa; kerang darah; kapis; kopis; tudai

(kulitnya dibakar sampai matang dan dibuat kapur sirih); (2) ~

babulu: tudai dengan bilah lebih besar dan kulitnya terdapat bulubulu jarang, banyak terdapat di perairan Teluk Alulu, Maratua; 2

paraw-rauwan ~: papan tudai; papan berbentuk perahu kecil tipis

untuk dipakai mencari tudai; tongkah

bikut: boikut; diasingkan dari pergaulan

bilai x: 1 air minum yang kurAng kadar campuran (cokelat, kopi, susu, teh

dll.)nya, sehingga tampak lebih jernih dari semestinya; 2 besi

lemah (bukan baja)

bilal: 1 muazzin; 2 bagian dari pegawai dua ballas (tingkat pertama, awal

karier seorang pegawai dua ballas, sebelum meningkat menjadi

khatib dan imam ataupun penghulu)

bilang #: 1 hitung; mencacah; 2 ka ~ an: terpuji; merasa terpuji; 3 ~ ~ an:

nama pulau penyu di lepas pantai muara Berau (penghasil telur

penyu, pulau pasir tempat penyu bertelur)

bilangku =: anstain; tidak ikut bicara; tidak memilih salah satunya

bildu: baldu; beldu; beledu; beludru; beludu

P:56

43

bilik: belek; kaleng berbentuk kubus (kaleng minyak makan) muat 15 liter

(lih. subin)

billau: 1 (1) mahluk halus di tengah hutan yang suka membuat

sesat(nyasar) orang yang sedang berjalan di hutan; (2) berbadan

mini membawa kantong dan tongkat; (3) kalau gangguan ini mulai

terasa, cabutlah pohon kecil bawa dengan terbalik, akarnya ke atas

dan daunnya ke bawah, konon perhatian “billau tertuju pada kayu

kecil yang terbalik tersebut, sehingga lupa sedang membuat kita

tersesat; 2 tungkat ~: (1) buah pohon hutan seperti bentuk tongkat,

sebesar telunjuk, panjang kurang lebih satu hasta; (2) bentuk

olahan bongkah gambir yang enak gambirnya; 3 periuk ~:

Nepenthes; sencerek; kantong semar (tumbuhan hutan)

billik: kaleng; seng; logam tipis

biludar: jenis kue tar; boulo

bilulang: 1 bagian kulit yang menebal (di telapak tangan dan kaki);

belulang; bendolan pada telapak tangan atau pada jari (akibat kerja

terus menerus); bawak; kalus; lumping; kapalan; 2 nangka ~: jenis

nangka yang isi buahnya agak keras

biluli: buah hutan berwarna merah dan rasanya asan, sebesar jeruk bali

bilulluk: bunga (cikal bakal) buah nangka; cempedak dan sejenisnya; cikal

bakal buah kelapa

bimbal =: 1 gibas; kambing berbulu tebal; 2 ikkung ~: jenis tanaman padi

(lih. gimbal)

binantu: menantu; mantu

binatang =: 1 haiwan; hewan; sato; satwa; 2 insek; serangga; 3 ucapan

makian pada seseorang

bincanna #: 1 adu doma; fitnah; 2 si kutuk mam ~ prb: (1) jangan lambat

nanti sempat datang masalah; (2) sebuah judul cerita rakyat Berau

bincul: benjol

bindai; 1 jenis tudai (kerang-kerangan); 2 bahasa kiasan untuk alat

kelamin anak wanita kecil

bingar x: (bentuk) hidung mekar

binggan: berhenti; bencat; gencat; usai

binggul (^): (1) koin; (2) gobang; uang tempo dulu senilai dua setengah

sen

bingkalung: melempar dengan benda panjang

bingkam: pesok

bingkang: kangkang; keadaan kaki yang terbuka lebar-lebar ketika berdiri

bingkarung =: kadal; tekik

bingking x: berhias

P:57

44

bingkuang =: besusu; mengkuang; sangai; umbinya putih banyak

mengandung air dan dapat dimakan

bingkung: cangkul; pacul; pangkur

bini: 1 (1) ~ ~: gadis; perempuan; wadon; wamodya; wanita; (2) istri;

jatukrama (lih. dangngan); pedusi; (3) ma ~ kan: khitbah;

penunangan kepada seorang wanita untuk dijadikan istri; 2 batu ~:

batu-batu bergerigi di bukit-bukit dalam hutan; 3 ballai ~: model

rumah dengan bentuk atap limas

binnis: tambahan kayu atau lainnya untuk memperhalus, memperindah

atau mempercantik, terutama pada perahu

binsang: (1) mengangkangi sesuatu dan mendudukinya; (2) ta ~: sangsang

bintang =: ~ timur: bintang yang muncul di waktu subuh; kejora

bintangngur: 1 jenis tumbuhan kayu di muara (tepi pantai); tumbuhan

yang daunnya kaku dan hijau tua, buahnya bulat dan kayunya kuat,

baik untuk bahan bangunan; 2 caccak ~: cecak besar, selalu hidup

bersembunyi di balik lemari atau lainnya

binti x: berlaga sepak kaki (lih. landau)

binting: anak dari buah catur; ter

bintu: memancing ikan (air asin) (lih. guris)

bintur x: ka ~ an: luka atau penyakit yang kambuh kembali akibat sesuatu

binuang x: 1 pohon hutan yang bisa dijadikan fondasi rumah (tempo dulu)

di tanah berlumpur: 2 kayu rassak kayu ~: sampiran pantun, yang

berarti tak gentar bila akan di kucilkan

biradan: lengar; terasa binasa, sakit-sakit sekujur badan oleh sebab

sesuatu

birai x : 1 muka memerah menahan kesal (takut) karena kena marah; 2 ~

~: cengeh; congah; koyak-koyak terburai (koreng besar; luka dll.);

terbuka; ternganga (tentang luka)

biraira vulg: berak-berak; curu; diare; kedadak; mencecer; menceret;

mencret

birajung: duri-duri jebakan (berbentuk tombak-tombak); boring; pancang

kecil-kecil dan tajam yang ditempatkan di tanah untuk melukai

orang (lih. kangkang); ranjau

biran: (1) comel; omel; (2) ba ~: berceloteh; nggerundel; sunggut

birang x: 1 nama anak Sungai Segah di bagian hulu Gunung Tabor; (2) di

kiri kanan tepian sungai ini merupakan sentra buah (langsat,

durian, elai, cempedak, dll.) bagi masyarakat Berau (3) di sini

lokasi petak kebun buah tersebut dinamakan kampung, satu pekak

sama dengan satu kampung yang terdiri dari puluhan pohon buahbuahan; 2 (1) di sungai ini pula terletak Gunung Mantaruning,

P:58

45

gunung dikeramatkan di Berau (lih. padai); (2) dipercaya jadi

perkampungan makhluk halus (jin), sehingga banyak orang

memberi sesaji atau memasang panji-panji nazar di tepiannya; 3 di

sungai ini merupakan tempat pengungsian sultan (Kerajaan

Gunung Tabur) dan kerabatnya pada saat perang dunia kedua yang

lalu, menghindar dari bombardir pesawat sekutu (lih. tidung)

biraran: tumbuhan (rumput) merambat, biasanya tumbuh di sela-sela

tanaman padi di huma tegalan

biras: lago; suami dari masing-masing orang bersaudara (lih. iras)

birayi: doyan; gemar; menyenangi; suka

biri + =: (1) beri-beri; penyakit membengkak pada anggota tubuh,

terutama kaki; (2) konon yang biasanya diatasi dengan

memperbanyak makan makanan yang mengandung vitamin B

seperti kacang hijau atau lainnya

biring x: bisul bulat-bulat menonjol (pada anak-anak) di kepala

birit: mencret tak sengaja

birrai: jenis kerang-kerangan (di muara) air asin

birrak: jangkang; terkangkang lebar

birrik: 1 beleh; sakit mata yang menyebabkan mata serta berair; 2 (1) ajak

(permainan anak-anak); (2) ~ ~ an: main ajakan; main kejarkejaran

biru x: 1 lipat-lipatan pada hiasan kain; wiru; 2 dalam perbendaharaan

kosakata bahasa Berau kata “biru” tidak terdapat, tapi diwakili

oleh kata “hijau (ijjau)”

birung: erot; genjang; genyol; mencong; mengot; miring; sayung; serong

bisan =: orang tua menantu

bising x: (1) amarah; berang; donder; gusar; marah; rampang; (2) ~

sunggu: marah besar; serangsang

biskum =: baskom; waskom

bismilla” (bismillah*): basmalah

bisul =: ~ sahang: bintat; bisul kecil dan sakit sekali

bisusu x: 1 hantu air berkepala seperti anjing dan bercakar seperti buaya; 2

jenis anjing laut (air tawar) di sungai; memberang; sadin

bitbit: ucapan saat melihat makanan atau teringat dan membicarakannya,

maka diucapkan kata “bit-bit” sambil menjilat sedikit telapak

tangan, agar terhindar dari bahaya (lih. kapunan)

bius x: jenis tumbuhan dari famili bakau

biut +: ta ~: gerak-gerak bibir karena mau menangis

bua =: 1 (1) buah-buahan musim buah; (2) ~ allat: buah di luar musimnya;

2 (1) ~ baju: benda bulat pipih untuk menautkan baju; (2) ~

P:59

46

rambut: (a) bintil-bintil kecil pada helaian rambut, akibat rambut

selalu basah; (b) emas tipis kecil berbentuk hati, untuk digantung

pada lembaran-lembaran rambut anak lelaki, saat acara potong

rambut, emas-emas ini dapat jadi oleh-oleh yang mendapat

kesempatan memotong mengawali prosesi tersebut; (3) ~ rantai:

gandulan; liontin; medallion; (4) ~ paria: (a) buah pare (bahan

sayuran); (b) nama panganan basah diberi warna hijau seperti buah

pare; 3 alat pencernaan unggas yang berfungsi sebagai penggiling

bahan makanan; empedal; empela; jeroan pada unggas; pedal

buak: 1 bual (air, benda cair); bulak; air yang menyembul (keluar

menonjol dari dalam); 2 air ba ~: air hambar (tidak asin) di tengah

air asin di pantai Kampung Talisayan; disebut juga “telaga buak”

bual: 1 agak dusta karena bergurau; 2 batu ~: (1) gundukan endapan batubatu di tengah Sungai Kelay yang dianggap bertuah; (2) nama area

(kampung) di tepian Sungai Kelay

buang =: 1 ma ~: (1) membuang; menyingkirkan; (2) memakamkan;

penguburan mayat; (3) memberi sesaji (lih. kalangkang); 2 ~

barian: telantar; terlantar; 3 ~ buruk: buah muda yang berjatuhan

sebelum cukup masanya (masak) pada buah pohon seperti durian

dll.; 4 ka ~ an: berlebihan; kelebihan; mubazir; 5 ba ~ naas:

eksodus (sekampungan) pergi sehari ke suatu tempat dengan

membawa perbekalan makanan untuk dibacakan doa selamat dan

tolak bala, biasanya tempat-tempat indah sekalian rekreasi dan

silaturrahmi (lih. cappu)

buar x: 1 kali kecil antara kampung kasai dan batu-batu; 2 dahulu

kampung berpenduduk, di hilir kampung batu-batu sekarang

Kecamatan Gunung Tabur

buat x: 1 (1) mengisi; (2) dapat masuk; 2 ~ ~: laun; dibuat atau diangkut

perlahan-lahan; semakin; 3 ka ~ an: (1) termuati tidak sengaja; (2)

emosi; kalap; marah mendadak akibat ada perbuatan orang lain

yang tidak menyenangkan

buaya =: 1 bajul; (1) ~ langau: laba-laba kecil di rumah pemakan

serangga (lalat); (2) tanggirik ~: ikan sungai, kecil badannya

(berdiameter 1 inci dan panjang 5 inci), seperti bentuk anak buaya

namun kurus panjang tanpa kaki dan tangan; 2 (1) sambar ~:

sumpah seseorang untuk meyakinkan pendengarnya tentang

kebenaran informasi/pembicaraan yang disampaikannya; (2) ~

cada manulak bangkai prb: sindiran pada orang yang rakus dan

tamak

bubbul: menyilih tanaman yang mati dengan bibit baru yang lebih sehat

P:60

47

bubbut: 1 agut; burung bubut; burung yang bersuara “buuut-buuut,”

konon dipercaya dapat memanggil hujan, berwarna hitam dan

cokelat tua; terakup; 2 langnga ~: (1) minyak kelapa untuk urut

yang terbuat dari campuran kelapa (dada) dan anak burung bubut

yang digoreng sampai mengeluarkan minyak; (2) konon mujarab

untuk mengatasi keseleo ataupun patah tulang

bubu =: 1 ma ~: menjatuhkan padi dari tempat tinggi dalam tiupan angin

(biasanya menggunakan nyiru) untuk memisahkan bulir padi dari

sekamnya (lih. panggal); 2 (1) ~ i: banjur; guyur; siram dari atas;

(2) ba ~: bersiram (sendiri)

bubuk: 1 abuk; butir-butir yang halus; serbuk; 2 asai; karaf; ngengat

pengerogot kayu; 3 tempat air dari batok kelapa; geluk; sekol; 4

manja ~: menggelinding berguling-guling karena merajuk

bubung x: guguk; gundukan tanah pada rawa-rawa; tanah tinggi

(menonjol) di antara tanah rawa-rawa;

bubur x: 1 (1) ~ asura: bubur yang dicampur banyak sayur pada

peringatan hari asura; (2) ~ kacang: burjo; kacang hijau direbus

bersama gula, santan dll.; (3) ~ paddas: bubur bumbu khas untuk

buka puasa (bubur ini juga terdapat di Kabupaten Sambas; 2

nangka ~: nangka yang isi buahnya biasa lembek dan liat berserat;

3 bangsa caccak tajilat ~ prb: mendadak hidup enak, sehingga

bertingkah lain dari biasa

bubus (^): curah; jebol; jebrol; tumpah sekaligus ke bawah atau dari arah

bawah (seperti kantong berisi beras atau lainnya yang

menumpahkan isinya sekaligus), tumplak, tumplek, tercurah

semua, alasnya lepas dan isinya runtuh ke bawah

bubut x: rontok (rambut; bulu dll.)

buddi #: jasa baik; perbuatan baik dan bermanfaat bagi seseorang atau

pada orang lain

budu: ba ~: celomok; celemotan; cemoas; cemong; jemuas; kotor karena

berlumur; lepot; lumang; muka kotor hitam-hitam akibat ingusan

(umumnya anak-anak); selumu; sememeh; sempuras

bugai: kajang si ~: terpal (lih. samir) dari daun nipah muda (lih. pucuk)

untuk tutup perahu (lih. sappait) dengan cara penjahitan secara

khusus

buibuina: tanaman merayap berdaun harum (lih. raksi)

bujak: ganjur; lembing bermata; tombak

bujal x: bodong; puser yang menonjol; umbo

bujang x: hymen; kegadisan; keperawanan; kerop; perawan (kesucian

seorang gadis); selaput dara

P:61

48

bujur x: 1 benar; betul; lurus; sungguh; 2 ~ arus: selalu jujur; 3 si

bungkuk baru ta ~ prb: sindiran terhadap sikap aneh dari orang

yang baru merasakan hidup enak

buka =: 1 (1) lebar; (2) lebih lebar dari biasanya; 2 minum dan makan di

waktu magrib pada bulan Ramadan setelah berpuasa di siang

harinya; 3 patti bassi ta ~: panen rotan di kebun rotan kerajaan

dimulai

bukakak: jenis burung sebangsa gagak

bukkan: ~ main: luar biasa

bukkat (^): 1 (1) kental; (2) keruh sekali; 2 massa yang banyak lalu lalang

dan berkerumun

bukkul +: duduk jongkok atau jalan perlahan tatih-tatih sambil

terbungkuk-bungkuk

buksan: olah raga tinju

buku =: 1 sa ~: (1) se kata (sepatah kata); (2) satu badan utuh; (3) sa ~ an:

satu unit utuh; (3) parawu sa ~ an: perahu kecil yang terbuat dari

satu buah batang kayu; sagur; 2 ~ ali: Maleulus; tonjolan bulat

pada tulang pergelangan kaki; (3) pertemuan ruas pada bambu; (4)

benjolan-benjolan pada kayu; 3 ka ~ an: dapat dimengerti;

terdengar dengan baik

bukur: paggat ~: nama kampung di dekat “batu bual” yang juga terkenal

dengan sebutan “mangarris batian (bengris hamil)” terletak di

tepian Sungai Kelay

bula (^): 1 alat main (shuttle cocks) bulu tangkis (lih. mintun); 2 kamar ~:

ruang tempat bermain snocker (semacam billyard bola tiga); 3 (1)

~ lampu: bohlam; bola lampu pijar; (2) ~ sinter: pemantik cahaya

pada lampu senter

bulabu: (1) Cucurbita moschata; labu merah; waluh; (2) konon dapat

sebagai penyembuhan beberapa jenis jamur yang menyerang

tanaman; (3) konon dapat pula kulit labu untuk obat alami

mengatasi infeksi jamur pada manusia (pk kaltim)

bulaccit: bersit; jebrol; jerojol; lejit; lencit; melejit keluar; melonjak

dengan cepat; pelenci; terlontar (loncat) dari lubangnya (akibat

tekanan untuk benda-benda kecil, seperti biji dan lain)

bulaccut: lepas (loncat) dari ikatannya, ataupun seperti ikan yang

dipegang terlepas

buladut: 1 gemuk berisi; tambun; 2 konon jenis santet yang menyebabkan

orang sakit bengkak di mana-mana

bulakawan: gundang; karakter (emosional) tak karuan; kurang waras;

sableng; senewan

P:62

49

bulalung: area di kecamatan Pulau Derawan, salah satu kampung besar

pada masa pra Kerajaan Berau (banua Bulalung) terletak antara

Kampung Kasai dengan Tanjung Batu dipimpin oleh Angka

Yudha Banua

bulan =: 1 alkamar; candra; kamariah; 2 ~ ~: tiap bulan; 2 (1) ~ ampat

sanyama: Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil

Akhir; (2) ~ diapit kutba: bulan ke-11 tahun hijriyah; Dulkaidah;

3 ujung ~: akhir bulan; tanggung bulan; 4 ~ kajji: bulan haji,

bulan di mana banyak orang melangsungkan pernikahan; 5 ~

ampat ballas: (1) bulan purnama; bulan bercahaya paling terang:

(2) dahulu orang percaya cahaya bulan adalah cahaya yang paling

indah dan sejuk; (3) sehingga 14 hari bulan yang jatuh pada hari

kamis malam Jum’at dijadikan waktu untuk menikmati cahaya

bulan di luar rumah sambil membuat pupur basah dan membuat

minyak rambut (lih. dadda) di bawah sinaran bulan purnama,

konon dilengkapi dengan mantra “permanis”; (4) dengan hakikat

penggunanya nampak anggun seakan seperti bulan 14 yang sedang

bersinar

bulanang: Abrus precatorius (pohon biji); Adenanthera microsperma

(pohon kayu); jenis perdu; kundi; biji saga; kundi

bulandang: cokluk; gelengser; jelopok; jerongkang; terceluk; tergelincir

dan jatuh (ditempat licin)

bulangan: jenis perdu merambat berduri dan berbisa

bulansak: gelogok; gelongong

bulanting: pelanting

bular: lapisan tipis putih yang menutupi bola mata

bulattik: bingkas; lanting; mental

bulatut: buntak; bundar pendek dan gemuk bulat pendek (bentuk tubuh):

gempal pendek

bulau: abu-abu; kebana (warna yang suram); kelabu; sebam; subam

bulgur: biji gandum (pernah menjadi pengganti beras di Berau tahun 70-

an)

buli +: sa ~: srn “sangat diharap jangan tiada”

buliak: (1) belalak; belelang celeng (tentang mata); jegil; melotot;

membeliak; (2) ta ~: lalak; terbeliak; terbuka melotot;

bulik +: (1) mata terbuka; nyalang; (2) ba ~ matari: matahari baru

bersinar; (3) ta ~: (a) terbelalak; terbuka melotot; (b) baru saja

terbangun dari tidur; 2 si pacca baru ta ~ prb: sindiran terhadap

orang yang mendadak kaya dan bertingkah aneh

bulikkat: belikat (lih. kipit)

P:63

50

bulilikan: kambang ~: nasi masaknya tidak sempurna

bulinsa: balik ~: gelisah (bergerak-gerak) tak menentu di pembaringan

akibat sakit keras (lih. balik)

bulinsing: terpeleset (lih. bulandang; gulinsing)

bulitta: (1) gelu; kental liat; (2) tanah ~: lempung; tanah liat

bulla: dusta (lih. pabulla)

bullat =: bundar; buntar

bulli x: 1 memperoleh hasil (slang dari “baulli”); 2 barangkali;

kemungkinan; mentak; mungkin; senyampang

bulluk: 1 sejenis botol (toples) tembikar tempo dulu; 2 ceceh; sebutan

kemaluan pada anak laki-laki yang masih kecil (balita)

bullung: binatang laut transparan yang badannya mirip pinggan agar-gar

berjumbai-jumbai; buwung; lambur; ubur-ubur

bulu =: 1 bambu; giant goose; (1) ~ barrang: jenis bambu kecil; (2) nama

area dalam sungai birang; (3) ~ anak: andam; kerajuat; rambut

pendek kecil di atas kening; (4) ~ mata: alis; 2 ~ ~: randa;

tumbuhan merambat yang batang dan daunnya berbulu; 3 (1) sa ~:

gatuh; pengobatannya cocok dengan yang diobati sehingga cepat

sembuh; (2) ~ ~ an: (1) berbagai jenis bulu; (2) cocok-cocokan

tentang orang yang mengonati (lih. sanru); 4 balla ~: (1) motif

kain liris-liris (pada kain piyama); (2) salah satu pantangan (lih.

gali); 5 ulat ~: (1) ulat bulu; (2) permainan seperti barongan (bali)

atau seperti barongsai (Cina); (3) bikin ba ~: tudai agak besar dari

tudai biasa dan sedikit berbulu pada kulitnya, banyak terdapat di

perairan Teluk Alulu, Maratua; 6 ~ ~ an: (1) cocok-cocokan

tentang obat dan kesembuhannya; (2) berbagai macam bulu; 7

lamma ~: lemah semangat (1) ~ anak: andam; rambut pendek di

atas dahi; (2) (a) ~ mata: alis; (b) ~ butu vulg: jembut; rambut

yang tumbuh di sekitar kemaluan pria; 8 (1) ~ pananggang

bacarik: hiasan bulu pada sarung golok (lih. pananggang); (2) ba

~ kau panangngang prb: nah, makin menjadi-jadilah

kelakuanmu, terserah engkau

bulungan: (1) wilayah perbatasan utara Kabupaten Berau; (2) suku bangsa

Indonesia (rumpun Melayu) yang mendiami wilayah Kabupaten

Bulungan, masyarakatnya ada yang tinggal di Berau dan membaur

dengan masyarakat Berau

bulus x: sulai ~: 1 orang datang dan pergi dari suatu rumah secara

bersamaan; 2 ini salah satu pantangan (lih. sulai)

bumbunan: bagian atas kepala dekat dengan dahi; bubun-bubun; ubunubun; umbun-umbun

P:64

51

bumbung: 1 tabung; toples agak panjang; 2 sama ~: dari bawah ke atas

sama besarnya

bundal #: ikatan paja ujung tali

bundar =: 1 bulat; 2 (1) gelondongan; kayu log; (2) mam ~: banjirkap;

mengambil kayu log di hutan; 3 baju kaus ~ liyir: kaus oblong

bungal: bagian dalam (berbentuk lingkaran seperti kopiah) dari topi

tradisional Berau (lih. tudung) terbuat dari anyaman daun nipah,

tempat menempatkan kepala agar posisi tudung tegak di kepala

bungalun: tumbuhan perdu hutan daun muda dan bunganya indah

berwarna ungu

bungat: jenis (primata) kera berbulu (warna) merah

bungingngis: 1 (1) kereseng; meringis lebar; sengingih; (2) tertawa lebar

tanpa suara; 2 tersingkap lebar pada benda-benda atau sesuatu

yang terkoyak

bungkak x: 1 binatang laut; blangkas; kepiting tapal kuda; mimi; 2 hiasan

puncak topi Berau (lih. tudung)

bungkam* #: gendam; guna-guna yang membuat orang terdiam lemas tak

bisa berbuat apa-apa

bungkang*: (1) (a) barah; jenis bisul yang besar dan sulit pecah; (b)

penyakit bisul akibat olah santet; (2) (a) ~ kunyit: konon hanya

dengan sarana kunyit dan mantra-matra, yang bila terlangkahi, si

pelangkah akan terkena santet tsb.; (b) ~ tallur: “bungkang” yang

konon menggunakan media telur, pengobatannya pun

menggunakan telur; (c) ~ karang: “bungkang” dengan medianya

konon bunga karang, dan ini yang paling berbahaya dan sulit

obatnya, harus juga dengan bunga karang

bungkar #: 1 (1) menceraikan bangunan; mengurai tumpukan; (2)

mengangkat atau mengeluarkan muatan perahu; 2 ma ~ ~:

mencaci maki; 3 ba ~ ~ an: saling caci maki; saling mengungkit

keburukan masing-masing; temparau

bungkas x: terbongkar akibat tekanan tinggi

bungking: obrak-abrik; jerungkis; terbongkar berhamburan, akibat

dibongkar-bangkir

bungkuk =: 1 melengkung dengan posisi tegak; (1) ~ udang: bentuk

tubuh yang agak melengkung ke depan; (2) cabi ~: bahan ramuan

(obat) bulat panjang bengkok sebesar pencil (lih. cabi); cabai

hutan; 2 si ~ baru tabujur prb: kelakuan aneh orang yang baru

merasakan hidup berkecukupan

bungkul x: jenis parang (lih. lantik) biasa dipakai suku banjar (lih.

burrang) di Berau

P:65

52

bungkung x: 1 jenis serangga (kumbang); (2) diancik ~: penyakit pada

dubur ayam; 2 nama pulau kecil (delta) di depan pulau besing

dalam Sungai Berau

bungnguk: pungguk; tetagut

bungsai: ambring-ambringan; berantakan tak karuan; guar-guar

bunia: burung buas; dadali; elang; kangar; ulung; ulung-ulung; wulung

bunjal: 1 mentul; 2 ta ~: eneg

bunnu +: barang-barang tidak menentu (tumpukan alat-alat perlengkapan)

bunnyut: 1 nama lokasi di muara Berau di Kecamatan Tanjung Batu dekat

tanjung Karang Tigau; 2 banua ~: salah satu dari tujuh puak

(banua) pendiri Kerajaan Berau yang dipimpin oleh Jaya Pati; 3

masi-masi lusung ka ~ prb: banyak-banyaklah belajar agar tidak

ketinggalan pengetahuan

buntal =: 1 (1) bunjai; ikan beracun (di air tawar agak kecil-kecil dan di

air asin cukup besar) yang bisa menggendutkan badannya; (2) ikan

kudu-kudu; 2 kattap ~: rambut dipotong sekenanya, sehingga

tidak rapi dan baik kelihatannya

buntalli: (1) geragau; jenis udang kecil (lih. tampassik); senggugu; (2)

udang kecil tengah sungai besar, agak putih transparan (lebih besar

dari tampassik) dan banyak, menangkapnya melalui bubu besar

yang dibenamkan di tengah sungai (antara Gunung Tabur dan

Sambaliung). Sekarang karena telah banyak lalu lalang kapal dan

perahu bermesin udang dan alat penangkapnya tidak lagi

digunakan

buntat #: abuh; batu mulia berkhasiat (lih. kumala); batu yang didapat dari

badan hewan atau tumbuhan yang dianggap bertuah dan banyak

khasiatnya; guliga; kemala

buntu x: 1 (1) busuk; lapuk; lohok; using; tepok (tentang kayu dsb.); (2)

bawu ~: kahang; kohong; lahak; 2 lapuk; reput; 3 sungai ~: (1)

kali di hulu kampung sambaliung, dulu sering bau busuk, karena

banyak hewan liar yang mati (lembu, payau dll.) akibat banyak

perangkap (lih. piluang) di daerah tsb. juga buaya sering

menyimpan mangsanya di sungai ini; (2) (a) tempat raja dan

keluarga (kerabat Keraton Sambaliung) mengungsi pada saat

serangan pesawat tempur sekutu pada perang dunia kedua tahun

1945 yang lalu (lih. birang); (b) peristiwa ini terjadi hari selasa

tanggal 12 juli 1948 selama 5 jam dengan 19 buah pesawat tempur

sekutu

P:66

53

bunu =: 1 ~ an: tempat terkumpulnya ikan dalam kelong dan siap untuk

diangkat (dipanen) (lih. tamba); 2 ba ~ rasa: bekerja mati-matian

tak peduli waktu dan keadaan (lih. rasa); benyoh

bunyi =: 1 ba ~ ~ an: saling menghujat; saling mengumpat; 2 sa ~ ~:

celoteh; kecek; omong yang bukan-bukan; 3 cada sa ~ prb: tidak

saling bertegur sapa, akibat berselisih paham

buragan: 1 jenis siput ladang; 2 lajang; membujang; tidak kawin; wadat; 3

mati ~: mati muda (sebelum sempat beristri/bersuami)

burak x: 1 bahan pembuat tapai; ragi, yang membusukkan sekaligus

memaniskan; 2 bakaya ~ nya prb: terlalu gaya (tentang tingkah

seseorang)

burakat: akar; bagian tumbuhan yang tertancap ke bumi; radiks

burangat: famili primate (lih. bungat)

burangnguk: (1) cecak pohon (diam di lubang-lubang pohon); gecko;

tekek; tokak; tokay gecko; toke; tucktoo; (2) konon dapat untuk

mengobati gatal-gatal, aids empedu (sk rb 7-10-2009)

burangkit: cabut; terangkat; tercerabut

burannak: menurun akibat tekanan berat; ambelas

buransut: didorong-dorong (dipaksa-paksa) supaya berbuat sesuatu

buratak: bedol; cabut (lih. burangkit)

buraut +: (1) acak-acak; gulut; kencar; kesusu; raba-rubu; sera; terserasera; (2) ta ~ ~: gabas; kesusu; terburu-buru; tergesa-gesa;

tergopoh-gopoh

burda (burdah*) =: kesenian tradisional dengan lantunan dari kitab

burdah, yang diiringi dentuman rebana

burdan: anak tikus; candil

buringngisan: aseran; bingas; cepat naik darah (pemarah; naik pitam);

rongos; temperamental

burit vulg: 1 (1) abaimana;1anus; pantat; (2) luang ~: abai mana;

abimana; pelepasan; (3) pipi ~: bokong; 2 tumbu ~: rumput

rendah; 3 bangsa ~ sugun prb: (2) hitam sekali; (2) orang kulitnya

terlalu hitam

buringngisan: aseran; baran; berangasan; cepat emosi dan marah-marah;

rongan; tartar; temperamental

burinik: 1 rintik-rintik gelembung dalam air, akibat benda (sesuatu)

tenggelang (lih. tarabbas); 2 cadada ~ ~ nya: tak ada kabar berita

lagi dari orang yang tengah pergi

burrak =: 1 kendaraan Nabi Muhammad saw. saat isro mi’raj; 2 sudah

terbuka ikatannya

burrang x: golok suku Dayak Basap (lih. bungkul)

P:67

54

buru: 1 ~ ~ saitan: mantra yang dapat mengusir setan ataupun hantu; 2

sitti ~: kanon; meriam VOC di museum Gn. Tabur

burubudan: (1) dalaman; jeroan; visera; (2) ampas ~: isi perut hewan

(sapi, kambing dll.); tinja (lih. tatayi)

buruk x: 1 lusuh; usang; 2 (1) rampai: sisa-sisa kain yang sudah using;

(2) ~ jala: bekas jala; 3 ~ ~ an: pakaian bekas yang sudah tak

terpakai lagi; 3 buang ~: buah yang jatuh selagi muda (durian, lai

dll.); 4 ~ sikuan prb: sesuatu yang sudah diberikan diminta lagi

(sehingga kewalat dan korengan pada siku)

burung =: 1 borong; membeli semuanya; mengambil semuanya; 2 ~ ~ an:

boneka berbentuk burung (burung imitasi, mainan); 3 cacak ~:

tanda silang dengan kapur sirih umumnya pada tubuh (dahi dll.)

atau lainnya (lih. cacak), konon dapat mengusir gangguan makhluk

halus dan penyebab sakit lainnya; 4 dami ~ ~ an: (1) seperti

burung mainan; (2) berlari laju sekali, laksana burung terbang; 5 ~

bayi: burung hutan berbadan besar seperti itik (lih. bayi); 6 ~

dara: perpati; selaya; 7 ~ kading: Anabas tesludineus block; ikan

sungai, tahan di segala air (kecuali air laut) biasa untuk hiasan di

rumah (lih. surayi): 7 tarrung ~: terung pokat; 8 ~ an: satuan

ukuran luas (10 depa kali 10 depa) (lih. dappa) lahan pertanian; 9

(1) ~ dingin prb: orang yang menderita karena mulutnya sendiri

(banyak bicara yang tidak semestinya diomongkan); (2) basa ~

prb: bahasa yang sedang dipercakapkan antar orang dan kita tidak

mengertinya

buruni: nama goha sarang burung walet, milik pemerintah (lih. passut)

burung =: 1 alau; hewan yang dapat terbang; 2 sebutan penghalus ucapan

tentang alat vital peria

burunnai: (1) berunai darussalam; (2) konon penduduk asli Berau

sebagian besar berasal dari Brunei, yang sebelumnya dari Sungai

Kampar, Riau, Sumatra Timur

burusia: barang kali; jangan-jangan (kalau-kalau akan terjadi sesuatu

akibat perlakuan itu); khawatir; senyampang

burut =: hernia; kondor; turun berok

busak: 1 (1) bunga; kembang; kujarat; lekonesia; puspa; puspita; sari;

sekar; (2) ~ karatun: alamanda; tumbuhan semak bergetah yang

banyak ditanam sebagai tanaman hias, bunganya besar-besar

berwarna kuning berbentuk terompet; (3) ~ kulambu; bunga

imitasi hiasan yang digantung pada wiru (lih. gagumbak) kelambu

secara vertikal dan per tangkai: (4) ~ lampu: Hibiscus; bunga raja;

P:68

55

kembang sepatu; 2 ~ kuku: kelainan pada kuku dengan noda

putih; leukonesia

busbang: bombastis; bomhas; cola-cola; kabiat; kasar (dalam berbicara);

omong besar; selamba; tak tahu malu (dalam percakapannya)

busla (^): sita (penyitaan)

buslit (^): surat keputusan pengangkatan (pegawai)

busung (^): (1) kasiku; kena tulah, karena perbuatan yang kurang sopan

pada orang yang lebih tua; kerama; kualat; malaun; malun; (2) ~

bayi mangka aku busung: ucapan agar terhindar dari tulah orang

tua yang sedang diomongkan keanehannya

buta x: 1 padat (isinya); kempal; mampat; masif; padat; pejal; pampat; 2 ~

~*: jenis perdu, daunnya bisa pengusir lalat, dengan meletakkan

ranting dan daunnya di tempat yang banyak lalat (lih. langau); 3 ~

rarangan: buta ayaman; hemeralopi; rabun senja; penyakit buta

malam; hameralogi; 4 tunggul ~: (1) jenis pohon hutan yang akar

hawanya seperti tunggul, tumbuh dari dalam tanah di sekitar

pohon, berukuran kecil, hingga sebesar lutut; (2) kayu yang hanyut

di air dengan posisi tegak lurus, akibat (berat jenis) pangkalnya

telah menjadi lebih berat dalam air; 5 ~ ~ an: permainan anakanak dengan mata ditutup dan mencari lawan main sambil meraba

dan menyebutkan nama yang ditemukan tersebut, kalau

tebakannya benar maka yang tertebak tersebut menggantikan

menjadi tukang cari

butak x: butek; gelodar; keadaan keruh dan mengandung lumpur; kental

sekali (kotor sekali); tingkat kekeruhan

butal: jeput; mulut penuh makanan; makanan berlebihan dalam mulut

butang (^): kancing baju

butting: (1) butir; (2) pembantu bilangan untuk benda bulat

buttun: 1 ~ ~: hiasan pada ujung tonggak kayu (lih. walu); 2 suku Buton;

salah satu suku dari Sulawesi tenggara yang juga ada berdiam di

Berau

buttur: kacang ~: jaat; kacang belimbing; kecipir; tanaman merambat

yang buahnya persegi empat panjang, setiap sisinya berembolembol seperti sayap yang bergerigi

butu vulg x: 1 (1) alat kelamin laki-laki; kontol; kalam; pacuk; palat;

patuk; penis; zakar; (2) bulu ~: jembut; rambut kemaluan; (3)

kapala ~: glubus; palat; 2 (1) ~ alalang: tunas alang-alang

(berbentuk duri); (2) ~ rutun: bunga tumbuhan tepi sungai (lih.

rutun) yang masih kuncup; 3 ~ lali: gatrik; mainan anak-anak

dengan menggunakan tongkat panjang dan pendek dari kayu atau

P:69

56

rotan dan sejenisnya (ukuran sehasta dan sejengkal dengan

diameter satu inci), yang panjang dipukulkan ke tongkat yang

pendek kemudian diukur jaraknya menggunakan tongkat yang

panjang, makin jauh terlemparnya tongkat pendek makin banyak

poin diperoleh

butur: (*kti) judi (memakai kartu)

buwu: (1) bubu; lukah; perangkap udang, biasanya terbuat dari kulit kayu

ataupun bilah-bilah bambu; tembilar (lih. garau); (2) garau ~: alat

perangkap dalam bubu, berbentuk jari-jari kerucut melingkar,

sehingga ikan dapat masuk dan tak dapat keluar kembali

buwum (bum*): 1 (*bld) dermaga bongkar muat; pelabuhan; 2 bom; alat

(bahan) peledak

buwung: 1 bubungan; 2 ~ balakang: karapak; punggung; pungkur

buwuy =: rambu-rambu laut yang timbul dan diberi berjangkar (lih. ibbuy)

buya (^): busa; buih

buyang: kartu remi

buyu: 1 penyakit yang menyerang balita; (1) ciri-cirinya, selalu nampak

kurus seperti kurang gizi, dan posisi kakinya selalu menyilang; (2)

penyakit ini konon ada yang putih (agak mudah sembuh) dan ada

yang hitam; 2 hanya disembuhkan oleh obat tradisional

buyut: anaknya cucu; cece; cicinda; cicit; denyit; piut; turunan ke tiga

setelah ayah; turunan keluarga urutan ke-7 (terakhir dalam

perbendaharaan kata bahasa Berau)

C.

Caar (cahar*): obat pencuci perut; obat urus-urus

cabbal x: campuran masakan (nasi bersama) beras dan jagung, singkong

atau lainnya, untuk memperbanyak nasi; randau

cabbing: caci; cerca; damprat (lih. kararai); lepa

cabbu: adu domba; lengkanas; mengompori

cabbuk: ceduk; cibuk; ciduk; gayung; penceduk air; sibur; tanjur; timba

cabbung: 1 cempung; dempung; gelepung; suara benda besar dan berat

jatuh ke air; 2 (1) celebur; kecibak; kedempung; (2) ~ ~: gedebargedebur (suara di air)

cabi: 1 (1) cabai; cabe; lodo; lombok; rica; riches; (2) disebutkan berasal

dari Amerika Selatan dibawa portugis ke Nusantara, tapi konon

pada abad ke-10 cabai ini telah dikenal di Indonesia (T7 12 wit 4-

P:70

57

1-20110); 2 (1) ~ bassar: cabai merah; (2) ~ parri: lombok kecil;

cabe rawit; cengek lih. parri); (2) ~ raran: lombok kecil dan

pedas; (4) ~ maulana: lombok kecil lebih besar dari lombok rawit

dan kurang pedas biasanya berwarna putih (hijau muda); (5) ~

tiung: (lih. maulana); (6) ~ gambung: lombok berbentuk seperti

bentuk buah tomat; 3 ~ bungkuk: bahan rempah untuk obat,

berbentuk bulat panjang dan bengkok seperti lada muda yang

masih di tangkainya; cabai hutan

cabul x: 1 ikut mengeruhkan suasana; 2 ka ~ an: marah sejadi-jadinya;

seperti sedang kesetanan

cabur: 1 (1) cebur; cemplung; jebur; jerumus; meloncat ke air; terjun ke

benda cair (lumbur dsb.); (2) ba ~: gelebur; 2 man ~ i: (1)

menerjuni untuk penyelamatan; (2) turun tangan; turut campur

cacabban: selalu dan sering digunakan; selalu disebut-sebut

cacak x: ~ burung: tanda silang pada dahi dengan kapur pinang dan

lainnya sebagai obat (lih. capkalawar)

cacar #: 1 ka ~ ~: bergerak-gerak banyak pada balita; 2 ba ~:

memasukkan bakteri (virus atau vaksin) ke dalam tubuh seseorang

melalui luka gores, atau alat yang digoreskan pada kulit; mokolasi;

3 bila wabah cacar (lih. attusan) sedang mewabah, konon daun dan

ranting pacar (inai) digantung di depan pintu sebagai obat

penangkal agar sampar ini tidak memasuki rumah yang

bersangkutan

cacat x: hampir tidak menyentuh landasannya, laju sekali; seperti motor

speed boat yang sedang melaju, atau mobil dll. yang sedang tancap

gas

cacca =: 1 cocol; menyentuhkan sesuatu pada sesuatu (seperti

mencelupkan makanan pada sambal; 2 ~ saitan: user-user pada

perut

caccak =: 1 cicak; Hemidactylus frenatus; 2 tallur ~ an: benjolan di sela

paha ataupun di ketiak akibat radang karena ada infeksi pada kaki

atau tangan; 3 jukut ~: ikan yang makan lumut dalam air,

sehingga di akuarium dijadikan ikan pembersih; kajul; 4 ~ tajilat

bubur prb: salah tingkahnya orang yang baru merasa hidup

senang

caccal: menyentuh ke bawah; sampai tersentuh

caccalun: bahan lalap atau lainnya untuk dicelupkan pada sambal terasi

cacing x: (1) askarid; biadi (oxirisvernecularis); entozoa (cacing perut);

(2) uat ~: antel mitik

P:71

58

cacu: takaran beras (sekitar 250 gram) terbuat dari tempurung kelapa

kecil; tersimpan ditempat beras yang siap dimasak

cacurung: 1 alat untuk penuang benda cair ke dalam botol atau bejana

yang bermuara kecil; 2 corong

cacurut: celurut; cucurut; tikus corot

cada: 1 enggak; kagak; tiada; tidak; 2 ~ badaya: (1) kehabisan tenaga; (2)

serba kekurangan (susah); 3 ~ ingat: pingsan (lih. siyup); 4 ~

lambus: (1) tidak tembus; (2) cadal (ucapan anak-anak yang baru

belajar bicara); cadel; 5 (1) batulak ~ basambuang prb: pergi

begitu saja; (2) buaya ~ manulak bangkai prb: sindiran untuk

orang tamak; (3) ~ bamata prb: rabun; sudah berkurang ketajaman

penglihatan; (4) ~ baturun banaik prb; tidak saling berkunjung,

karena selisih paham; (5) ~ ditampik prb: (a) tidak menolak tugas;

(b) tidak segan dengan siapa pun; (6) ~ aku idup prb: pasti aku

tak sanggup kalau seperti itu; (7) ~ manyallat di arang prb:

makanan yang terhidang terlalu sedikit; (8) ~ sabunyi prb: tidak

saling bertegur sapa; (9) manambai ~ mangurangi prb: yang

seharus datang menolong justru jadi membebani, mendatangkan

masalah lagi

cadada: tiada; tidak ada

cagat: berdiri tegar; cacak; tegak

caka x: begitu kan?; iya bukan?; iya kan? (kependekan dari “cadaka?”)

cakang: cabang

cakap x: 1 berkemampuan; pandai dan cekatan; sanggup melakukan

sesuatu; tangkas; 2 ba ~: berucap mengancam; gertak; sesumbar;

ugut

cakkal =: 1 cekik; 2 sapan ~: kacak; ukuran besar ikan patin, yaitu besar

pangkal ekor sebesar lingkaran genggam tangan orang dewasa

(lingkaran ujung jari tangan hingga ibu jari) dan ini ukuran ikan

patin sudah sedang besarnya, bahkan sudah lebih besar

cakki: jenis permainan kartu kecil sebanyak 180 helai, digemari

masyarakat tempo dulu (ceki)

cakkuk =: obat (herbal) ramuan tradisional untuk bayi yang dimasukkan

ke dalam mulut secara paksa

cakkup +: (1) decap; tiruan bunyi orang yang mengecap makanan;

memamah dengan keras; (2) pi ~: (a) suara memamah dengan

keras; (b) suara “kup” tiba-tiba (suara sambaran ikan)

cakkur (^): 1 (1) cakur; cekur; kencur; kaemfenagalonga; kaemiferia

galanya (lih. issi); (2) konon dapat untuk mengatasi batuk, dengan

P:72

59

cara diparut diberi garam sedikit dan diminum airnya; 2 bau ~:

belum bisa diandalkan; sangat junior

calangnga: terasa kikuk, akibat terjadi perubahan keadaan; tersa janggal

callak =: kohol; bahan penghitam tepi kelopak mata

callap: terjangkau air naik

callup #: memasukkan ke dalam air atau benda cair lainnya

calung + x: kain sarung (pelekat) yang diselempangkan di bahu kanan atau

kiri menyilang ke pinggang, selempang

camatti =: 1 cambuk; cemeti; lecut; pecut; 2 (2) tongkat bertuah

(pembuatannya memerlukan ritual khusus oleh orang-orang

tertentu) yang di dalamnya diberi rajah (lih. wapak); (2) dipercaya

bila digunakan untuk memukul, maka orang yang kena pukulan

“camatti” tersebut akan kualat (gina atau mati)

cambang =: bereo; berewok; bulu lebat yang tumbuh di pipi

cammar (^): 1 cebul; celomok; jorok; kotor; ladah; 2 ~ an: merasa jijik

dengan sesuatu; 3 cabul; tak senonoh; ucapan kotor; 4 ~ kain:

datang bulan; haid (wanita)

cancang #: 1 cencang; cincang; 2 hutan yang sudah habis kayunya; terlalu

banyak lintasan dalam hutan (rintisan)

cancau: (1) cincau; lengkong; tumbuhan yang daunnya diperas sampai

menjadi kental seperti agar-agar, untuk campuran minuman; (2)

konon bila dikonsumsi dapat mengatasi panas dalam

cancuriak: burung kecil (lebih kecil dari burung pipit) berwarna hitam dan

merah; gemak

cancut x: cawat; kancut; kain penutup kemaluan; pakaian bawah Dayak

(peria); selampit

candu =: 1 gemar sekali; selalu menyukai; 2 damar pekat dari tanaman

Cannabis sativa; hasyis

candur: sarung (pelikat) yang disimpulkan di pinggang, sebagai pakaian

bawah pria

cangap x: cabang (bentuk dahan simetris); jipang

cangkai: 1 kuat; masih bertenaga (orang); 2 rajin; merajini

cangki =: 1 bahan rempah (lih. issi); 2 gambar pada kartu remi (daun bulat

tiga hitam bertangkai); klaver

cangkallingan: berbantah-bantah dalam bergurau

cangkucaci: salah satu cengkriman

cangkurimman (^): cengkriman; teka-teki

cangngak: suara “ngak” (menangis) akibat terjatuh (anak-anak)

cangngik: pi ~: menangis keras tiba-tiba (pada bayi); recet

P:73

60

cangurruk vulg: ~ urruk basimpai kawat prb: (1) sampiran pantun dari

kancil, pada saat menyela pembicaraan pimpinan rapat dewan

hewan di hutan yang di pimpin anjing; (2) sebaiknya jadi pimpinan

itu adalah orang yang bersih dari aib

canting x: cangkir atau cawan besar bertutup terbuat dari logam (seng)

(lih. lalak)

capa x: (1) cabar; menganggap enteng (remeh) sesuatu, sehingga berbuat

tanpa kehati-hatian; randa;(2) man ~: mengentengkan;

meremehkan (mengabaikan) sesuatu yang sesungguhnya

mengandung risiko

capai =: ka ~ an: terjangkau penanganannya dengan baik

capak x: 1 (1) cap; (2) noktakh besar; 2 ~ catur: seperti petak papan catur

caparu: tanaman obat dan harum baunya (untuk pengharum)

capiyau: (1) hiasan topi Romawi; topi yang berbidang pinggir; (2) dahulu

orang Berau diharamkan memakai topi “bercapiau”

capkalawar: pangkah; tanda silang penangkal gangguan makhluk halus

(lih. cacak)

cappak: terlempar sampai (tiba); tiba secara keseluruhan

cappik: suara atau benda kecil pipih atau basah yang jatuh menimpa

dataran rata

capping: agak krempeng

cappir: gembil; muka lebar pipi besar dan tembem (lebar)

cappu + #: 1 cembul; cepuk; 2 tempat tembakau, gambir, pinang, kapur

dalam tempat sirih atau peminangan; 3 ~ arba: rabu terakhir di

bulan safar (bulan kedua penanggalan hijriah), hari ini hari yang

paling panas (naas) menurut kepercayaan orang Berau, dan pada

hari ini orang akan “mandi surat” dan bepergian keluar rumah

untuk membaca doa tolak bala di suatu tempat tertentu (lih. buang

naas)

cappuk: jatuh (dengan suara “puk”)

cappul + x: sering sekali melakukan sesuatu seperti itu (misalnya sering

sekali opergi ke suatu tempat)

cappung: campung; jatuh ke dalam air; (2) pi ~: kedempung

capput: benda kecil berat jatuh (ke air, ke lubang dll.) (lih. kincapput)

caracap x: (1) cacap; cairan yang memperlebat tumbuhnya bulu (lih.

saung); (2) ramuan obat-obatan (daun) untuk mengompres kepala;

cacap; (3) ~ rambut: cairan untuk penyubur rambut; tonik

caratai (^): mempercakapkan dengan ramai

caraddik: 1 jenaka; 2 banyak akal (tipu daya) kecil kecilan; culas lengit;

licik; lihai

P:74

61

carammin =: cermin; mirat; tempat untuk berkaca melihat diri

cari = 1 ~ an: kangen; langut; rindu; rasa ingin bertemu; 2 ~ ~ an: (rezeki

atau sesuatu itu) masih dapat diusahakan

carik #: 1 cabik; kerabik; koyak; robek; sebik; sobek; soyak; 2 bulu

pananggang ba ~: hiasan bulu pada sarung golok, yang

menandakan pemiliknya adalah orang yang hebat, sehingga orang

tersebut tidak lagi menggunakan golok kalau sedang bertempur

(lih. panangngang)

cariwit #: tidak mudah diatur dan tidak mudah akur

carrai =: ba ~ kuku dangngan issi prb: tidak akan pernah terjadi sesuatu

itu

carrap x: (1) berbaring dengan perut di bawah; jerahap; telukup;

tengkurap; tengkurap; tiarap; (2) ~ ~: telangkup; telungkup;

tungkup; (3) kuma ~: banyak yang tiarap; (4) ta ~ prb: (a) lepap;

menyungkur; serundang; terempap; terjerongkang; (b) bangkrut;

jatuh pailit

carru #: (1) ceruh; menghilangkan butir-butir padi dari beras dengan

menumbuk di lesung; sosoh; (2) memutihkan, membersihkan beras

dengan menumbuk perlahan-lahan

caruccuk x: 1 alat penusuk-nusuk; 2 ~ mata: kekuatan gaib yang

bertujuan merusak mata (guna-guna), konon menggunakan media

foto

carup: menyendok; jebar; mencepuk-cepuk air; mendayung (dengan

dayung kecil) seadanya

cattuk x: 1 alat untuk pengikalkan rambut terbuat dari logam tipis seperti

penjepit (lih. sabbit); 2 mengikalkan rambut menggunakan

“catttuk” dengan terlebih dahulu memanaskan alatnya kemudian

rambut digulungkan pada alat tersebut

caul: kain sarung agak kecil, bermotif batik (motif khusus)

cawan # : cangkir besar bertelinga; gelas bertangkai

cawang: celah (lih. pacawangan)

cawis x: cawe-cawe; ikut campur dengan suatu perbuatan; ikut nimbrung;

menyela pernyataan orang; menyelang; seletuk; turut campur

caya #: 1 cahaya; 2 percaya

ciak: ciap; suara cicit anak ayam

cici: (1) ucapan “pus”; (2) kata seru untuk memanggil kucing (lih. kur)

cicik: (1) hewan kecil-kecil; (2) kuma ~: banyak anak hewan kecil-kecil

cicip: detail; melakukan sesuatu dengan teliti dan hati-hati

cicit: 1 berhamburan menetes-netes; 2 teliti; detail; rinci; 3 suara mencicit

cidra #: perasaan hati terluka akibat olah seseorang

P:75

62

cikar #: 1 muatan penuh; sebu; 2 memuat penuh sesak

cikindanya: pukimai (kata untuk memaki); slang dari “mangancik

indanya”

cilaka x: 1 (1) badung; bandel; jelek kelakuannya; nakal; usil; (2) gapil;

gecul; jenaka; lucu; 2 man ~ i: mengguna-guna (santet; teluh); 3

pan ~ i: (1) alat untuk menyantet; (2) orang yang suka menyantet,

cina =: 1 (1) di Berau ada juga masyarakat Cina berdiam dan berusaha di

bidang perniagaan; (2) konon menurut mitosnya, “di mana ada

asap disitu ada orang Cina”; 2 ~ (kina) batangan: batas wilayah

kekuasaan Kerajaan Berau tempo dulu di sebelah Utara (wilayah

sabah, Malaysia sekarang); 2 ~ buta: (cinta buta) nikah-nikahan

setelah itu segera bercerai, agar si istri dapat nikah lagi dengan

suaminya terdahulu yang sudah pernah cerai.

cindai =: candai; kain panjang dengan motif tertentu seperti selendang,

digunakan untuk acara pengobatan orang kesurupan

cindana =: kayu beraroma harum berasal dari timor, diparut untuk

perlengkapan kafan orang yang meninggal dunia

cindul =: dawet; panganan yang terbuat dari tepung beras yang diberi

pewarna hijau dari pandan harum, dan diberi air santan yang manis

cipir =: benda pipih seperti piring terbuat dari logam seng, tempat

memasak panganan basah

cirak: memberikan (menebus) keselamatan pada sesuatu (kendaraan,

orang, dll.) dengan menempelkan darah hewan (ayam, kambing,

atau lainnya) dengan upacara tertentu pada sesuatu tersebut, agar

dalam perjalanannya selalu terselamatkan dengan baik

cirit: cairan diare (bekas, buangan mencret); fluks; gladir; kincit

cirrit =: 1 (1) cerek; ceret; gembor; tempat memasak air minum yang

terbuat dari logam dan berparuh tempat menuangkan airnya; (2)

susu ~: moncong tempat keluar air dari ceret; 2 bakung ~:

tumbuhan tepi sungai (lih. bakung)

citta: cipta; jelma (dalam pikiran, hati)

cubik +: peralatan dapur dari batu seperti bentuk piring bulat atau elips

untuk tempat mengulak sambal makan (lih. pannai)

cuca: ganggu; mengacau (mengganggu), sehingga yang telah direncanakan

dengan baik menjadi buyar

cucu: anaknya anak; juriat urutan ke-7 dari keluarga

cucur: (1) kucur; (2) ~ an atap: (a) ujung atap tempat air mengucur; (b)

tanah di samping rumah tempat tetesan air jatuh dari atap

cuccuk =: 1 coblos; semat; susuk; tikam; tusuk; 2 ~ sate: pacak; 3 ba ~:

(1) melubangi bagian bawah telinga untuk tempat menggantung

P:76

63

anting-anting (pada wanita); tindik; (2) kenduri selamatan atas

pelaksanaan bertindik; 4 ~ gallung: tusuk kundai; 5 sa ~: seikat

(ikan)

cuccul: cucuh; mencolok-colokkan api; menyalakan; membakar dengan

menyorongkan sumber api (korek; obor dll.); selomot; sulut (lih.

surup)

cucu =: anak dari anak; keluarga urutan ke 6

cucur =: 1 panggilan “lembut (halus)” untuk seorang cucu dari neneknya;

2 ~ an atap: bagian atap rumah paling ujung bawah

cuda: cacat akibat sesuatu (kejadian); cedera; ilat; invalid

cudut: berdus; boyas; buncit; gendut tak berbentuk; luncai

cuir: cair; encer; campurannya kurang; jelang; tidak kental; tidak pekat

cuka x: 1 (1) sambal (umumnya sambal mentah untuk makan); (2) di

Berau konon ada lebih dari 48 macam “cuka” tergantung dari cara

pengolahan dan bahan asam pencampurnya, sementara di Sumsel

ada 28 jenis sambel (cuka) yang ada; 2 makan ba ~ ~: makan

enak dan lengkap; 3 indu ~: barang cair rasanya asam untuk

bumbu acar, mengandung 5 % asam asetrat

cukai #: mengambil jatah sedikit (sebagian), karena melihat atau

mengetahui barang tersebut

cukki: mainan pakai buah-buah permainan kegemaran orang tempo dulu

cula: 1 tanduk badak; 2 batu azimat yang terdapat pada tubuh hewan; 3 ba

~ ~: duduk dengan menopangkan kaki pada kaki lain sambil

tergoyang-goyang; sengkelang

culas =: berbuat tidak jujur; curang; serakah

culik x: 1 pacar; tunangan; 2 colok; mata tersentuh (sedikit tertusuk) benda

panjang dan lancip; 3 memotong dan mengambil kepala manusia

untuk tumbal (konon untuk tumbal sumur minyak dan mesinmesin di jaman Belanda) (lih. pallas)

cullik: conek; congek; corek (nanah yang keluar dari telinga); kopok; torek

culu x: cakus; geretan; gorek; keretan; korek api; mancis; meces; pemantik

api

cumit: beregos; berengos; bulu yang tumbuh di atas bibir (laki-laki);

kumis; misai

cunting =: 1 centang; contreng; pengkah; 2 coretan pada dahi dengan

kapur sirih atau kunir dan kapur, untuk penangkal pengaruh roh

jahat

cupak: 1 sejenis wadah dari anyaman (lih. gantang) berukuran 6,25 kg

atau dua gantang; 2 ada cerita rakyat (lih. susuran) berjudul “si

cupak dan si gantang”

P:77

64

curai: garam ~: garam curah

cuwup (cup*): istirahat sejenak (perorangan) dari permainan yang sedang

berlangsung (lih. iccup)

D.

Daak (dahak*) =: kahak; lendir yang dikeluarkan dari tenggorokan; rahak;

daam: 1 dehem; tenggehem; 2 permainan anak-anak menggunakan papan

bergaris seperti garis union jack, dimainkan oleh 2 orang anak,

yang masing-masing memainkan 3 buah anak mainan

dabbui +: berdus; buncit perut (dan tidak memakai baju) tertiup-tiup angin

sepoi

dabbuk: 1 dabik; gepuk; memukul keras dengan genggaman tangan (lih.

laggung); 2 ka ~: suara benda berat dan besar jatuh

dacing: alat penimbang berupa tongkat berskala; dacin

dada =: man ~: menonjol ke depan dada ataupun perut; serdih

dadampar: bangku kecil dari papan; dampan; dampar

dadar =: 1 ~ bakarrat: ciri khas soto Berau, ada dadar irisnya; 2 ~

gulung: panganan dari tepung dan santan daun pandan harum,

yang diisi parutan kelapa dengan gula merah kemudian digulung

dadari (^): anak ayam; kutuk

dadda: 1 memasak kelapa untuk dibuat minyak makan, 2 tayi ~: residu

masakan dadda (tahi lala) yang dapat dimakan atau diolah menjadi

panganan

daddak =: 1 (1) tepung kering; (2) ~ rangai: tepung beras ketan yang

sudah dimatangkan untuk bahan kue “satu” dengan campuran gula

dan parutan kelapa kemudian dicetak dan dipanggang dalam oven;

2 bekatul

daddap: cacao; ceracau; igau; ingau lindur; mamai; mengabo belo;

mengigau; mimpi menakutkan dan ketakutan; raban; ranyan;

ranyau; rayan; ungam

daddas x: kena benar; pukulan telak; telak terasa

dadung (^): daduh; membuai dengan nyayian; menidurkan anak sambil

bersenandung; meninabobokkan

dagan: buru; lalah; luru; mengejar dengan cepat hendak menyerang; uber;

udak,

dagang x: 1 (1) embara; kelana; kwembara; tualang; umbara; (2)

pengembara; pengelana; petualang; 2 kulambu ~: kelambu kecil

P:78

65

bertali (lih. kulambu); 3 ba ~ nyawa prb: pekerjaan/tugas yang

sangat berisiko

daggum: lebum; suara nyaring benda besar yang jatuh

daing x: kernyih; menyeringai sambil bersuara panjang (seperti

bergumam)

da ira =: 1 kawasan; 2 kantor bupati

dajjal =: 1 makhluk jahat yang menyesatkan umat, muncul menjelang hari

kiamat; 2 sebutan untuk orang yang buruk kelakuannya

dakka + x: daki atau sejenisnya yang menumpuk-numpuk

daksina =: selatan

dal =: huruf hijaiyah dan huruf jawi ke delapan

dalam =: terjal

dalapang: perahu layar kecil bertangan

dali: cema; tuding; tuduh

dalling: tarian suku Bajau Berau

dallis: rapi buatannya (pengerjaan), sehingga menempel rapat betul (lih.

gala-gala; kalapiyai)

daluman: sungai kecil (kali) di tepian Sungai Kelay

dalundung: ceding; taruk; tunas yang tumbuh pada tunggul yang telah

ditebang

dalupang: jenis tumbuhan semak

damar =: 1 getah yang sangat kental atau keras berasal dari pohon; Sorea

javanica; 2 rujak ~: tumbak besi lancip (lih. rujak); 3 plastik

bertekstur keras (lih. kalakari); 4 samballit ~: taliwangsa (nama

ular) berbisa (lih. samballit)

dami x: 1 (1) sebagai; penaka; semacam; seperti; serupa dengan; (2) ~

kunyit dan kapur prb: cesplang; manjur sekali; 2 ~ apung

diandakkan prb: gemuk sekali dan lebar pendek sekali (tentang

bentuk badan umumnya pada wanita)

damini: begini

daminiari: begini hari; kini; kiwari; saat ini; sekarang

damitu: begitu; seperti itu

dammak x: menempel-nempel dengan benda tebal lembek

dammam #: 1 gering; (1) ba ~: sakit panas dingin, karena sengatan

berbisa atau lainnya; (2) rabba ~: mulai jatuh nsakit; 2 (1) sakit

parah; (2) ~ bakaya: akut; lajat; sudah hampir sekarat; 3 si

rangkut bangun ~ prb: (1) sindiran terhadap orang yang banyak

sekali makannya; (2) sebuah cerita rakyat

dampa: 1 amuh; mahu; manda; mau; sudi; suka; 2 mana ~ nya: mana

sukanya; paradam; persetan

P:79

66

dampar =: (1) terbawa arus lalu melanda sesuatu daratan; (2) ~ an: (a)

tempat terdampar; (b) tumpukan kayu hanyut tertumpuk yang

tertahan di tepian sungai

dampu: gaplak; lempok; lempuk; panganan dari buah durian

damus: 1 menyapu muka keseluruhan; sokom; 2 (1) dilabur dengan pupur

atau lainnya; (2) juga arang pada muka seseorang (saat akhir acara

adat “kudung”); 3 mencium agak banyak pada wajah; 4 emut;

mengisap biji buah yang masih ada isinya (biji mangga dan

sejenisnya)

danau =: 1 kawasan air yang luas dikelilingi oleh daratan; tasik: (1) ~ aji

buang: salah satu danau di Pulau Maratua; (2) ~ aji tua:

pemancingan alam, di hulu siduwung; 2 pinjalin ~: (1) jenis rotan;

(2) rotan yang tumbuh subur di sekitar danau; 3 rotan kebun

kerajaan (dahulu) di sungai siduwung, kebun ini akan dipanen

pada saat yang cocok, harga bagus dan rotannya pun kualitasnya

baik (lih. patti)

danda =: (1) satih; (2) hukum adat denda ini masih berlaku di lingkungan

masyarakat pedalaman Berau

dandam x: belas; dayuh; duka cita; galaba; gulana; iba; ikut merasakan

kesedihan dan penderitaan orang lain; kasihan; ilu; patos; petites;

pilu; rayu; sedih; sendu; terenyuh; terista

dangai x: man ~: bulan baru terbit di ufuk timur; bulan mulai bercahaya

di ufuk timur; mencarak

dangalang: pohon dan buah hutan (asam) sejenis wanyi (lih. palung)

dangkita: 1 engkau; kalian; pakanira (lih. kawu); 2 anda (bahasa halus

untuk menyebut “kamu”) (lih. kami)

dangngan =: 1 dan; 2 teman (orang yang menemani); 3 pasangan hidup

(suami/istri)

dangngus =: mengeluarkan nafas dari hidung dengan hentakan

dangsa: gengsot; sibuk dan hambur kaut (akibatnya)

danur (^): air bangkai yang telah busuk

dapai: dapat; boleh; memperoleh

dapan x: dlammah; tanda baca huruf (hijaiyah) Al-Qur’an yang berbentuk

seperti koma berbunyi “u”

dapar: (1) geladak; gelamat; papan lantai perahu; sengkar; (2) papan yang

melintang di perahu untuk tempat duduk orang yang berkayuh

dappa =: depang; rentangan kedua belah tangan

dapur x: 1 penanggakan: (1) perapian tempat memasak (terbuat dari tanah

diratakan, datar dan diberi tungku); (2) ~ tandang: dapur kecil

yang dapat dipindah-pindahkan (lih. tandang); (3) pa ~ an: anglo;

P:80

67

2 man ~ ~: tertinggal dalam mengerjakan penanaman benih padi

sebesar-besar satu pirkan dan ada beberapa (di huma) banyaknya;

3 ~ ~: (1) bagian yang rata dan agak cekung pada kepala atau

ubun-ubun buaya; (2) konon sambil menggigit buaya membawa

pergi mangsanya dengan menempatkannya pada bagian ni

dara = : 1 (1) ba ~ idung: epistaksis; keadaan hidung yang keluar darah;

mimisan; (2) ~ kijangan: orang yang melahirkan disertai dengan

banyak darah; (3) pait ~: ucapan harapan “semoga selalu sehat dan

panjang umur”; 2 burung ~: merpati; parapati; parapati; 3 ~ ~: (1)

tumbuhan rendah (tanaman obat) berwarna merah hati; (2) ulat

(mulusca) rawa berwarna merah tua tanpa cangkang (seperti darah

beku) pipih kecil (panjang 2 cm, lebar 1cm dan tebal 2 mm)

darama =: sandiwara; pertunjukan lakon cerita yang dimainkan oleh

orang; teater; tonil (lih. babakan)

darat #: 1 letaknya dibelakang atau jauh dari kampung; 2 sawah, huma,

kebun dll.

darawan: 1 nama pulau di lepas pantai utara Berau yang menjadi

primadona wisata bahari Kabupaten Berau dan pulau ini juga

adalah pulau “tallur” (lih. tallur); 2 nama kecamatan di utara

Kabupaten Berau; 3 di pulau ini pernah terjadi peristiwa heroik

antara tentara Belanda dan Sabba’ani (yang oleh masyarakat

setempat dianggap pahlawan tiga negara, yaitu Philipina, Malaysia

dan Indonesia), konon yang terkubur dalam makam sabba’ani tsb.

hanya badannya saja, sedangkan kepalanya diboyong tentara

Belanda ke Negeri Belanda; 4 sekitar tahun 1956 Pulau Derawan

ini pernah disatroni bajak laut (lih. mundu) dan menguras habishabisan harta benda penduduk setempat (tidak ada korban jiwa),

dan sejak peristiwa tsb. ibu kota kecamatan Pulau Derawan

dipindahkan ke Tanjung Batu

darijin: jeregen; jeriken; alat untuk membawa dan menyimpan minyak

berukuran 20 leter terbuat dari plastic ataupun logam

daris: 1 (1) membuat bilah rotan sama besar (untuk keranjang, kalasa dll.);

(2) ~ an: alat untuk mendaris; 2 caruk; menoreh atau menggores

kulit pohon untuk mengambil getahnya

darra #: pukul dengan pemukul panjang, seperti tongkat dll.

darras x: 1 lebat (tentang hujan); 2 membaca aji-aji dan meniupkannya;

wedar

darrat: alur pada skrup; drat

darung: garau; suara bariton (suara vokal berat laki-laki dewasa)

darup: cuci muka; menyapu muka dengan tangan

P:81

68

dasar #: bagian bawah dari bangunan; lantai

datang =: 1 sampai; tiba; 2 man ~ kan ari: penyelenggaraan acara doa

arwah pada hari ke tiga, ke tujuh, ke-14 ke-40 dan ke-100 setelah

seseorang meninggal dikebumikan (lih. rua); 3 ~ bulan: haid;

menstruasi (lih. cammar); 4 urang baru manaroik bassai kita

talla ~ ka saballa prb: orang baru berencana, tapi kita sudah dapat

menebaknya

datu x: gelar kebangsawanan dari Kerajaan Sambaliung (biasanya putra

dan trah kerabat sultan)

daun =: 1 lembar lebar tipis bagian dari sebatang pohon; (1) ~ ruku: daun

nipah yang dibuat khusus untuk bungkus tembakau bilah rokok;

(2) ~ talinga: telinga bagian luar yang nampak; (3) ~ pintu:

lembaran papan penutup pintu; (4) ~ jala-jala: tutup jendela; 2 (1)

pucuk nipah (lih. apung) yang dibuat anyaman (lih. tappau); (2)

daun nipah yang dibuat atap atau kajang (lih. ludu)

daup: 1 berpaut; bertemu ujungnya, seperti rumput atau tumbuhan di tepi

jalan setapak yang ujungnya bersentuhan dari sebelah ke sebelah

jalan tersebut, atau tumbuhan ditepi sungai, yang tumbuhannya

saling bersentuhan dari seberang ke seberang; jawat-menjawat;

taup; taut; 2 menemukan telapak tangan terbujur di depan dada

atau muka.

dawa: tinggi ~: gengsian

dawat (^): air berwarna gelap untuk menulis; mangsi; tinta

daya =: 1 tenaga; 2 cada ba ~: (1) tidak ada tenaga lagi; (2) hidup dalam

keadaan susah

dayung: alat pendayung perahu besar (lih. bassai); campang; dayung

panjang; sadau

dayyus: lemah, sehingga hak-haknya diperkosa orang lain

di =: (1) ada pada; (2) ~ andika: ada pada paduk (lih. patik); (3) ~

dangkita: (a) ada pada kalian; (b) ada pada anda (lih. kami); (3) ~

dia: ada padanya: (3) ~ kami: (a) ada pada kami (lih. pakami); (b)

menyebutkan sesuatu itu ada pada saya, tata kerama berbahasa

peringkat kedua (lih. pakami); (4) ~ kawu: ada padamu; (5) ~

patik: (a) orang yang kalau kita bicara dengannya dengan tatakrama bahasa Berau tingkat kedua; (b) ada pada saya (lih. patik);

(6) abis ~ patik: (a) kami semua (lih. patik); (b) ada pada kami

semua (lih. patik)

dian #: (1) lampu lilin lebah, biasanya untuk acara sakral dan dibungkus

kain kuning; (2) ~ kurung: lampu hias (minyak) yang dideretkan

P:82

69

di tepi jalan di depan rumah pada malam lebaran, yang membuat

kampung jadi terang dan semarak

diang x: memanaskan sesuatu (badan) dengan dekat-dekat ke api atau

perapian; sanggai

diangsanak: 1 engkau (sapaan); kalian (anda); 2 dansanak; saudara

diddis: perkataan orang tua pada anak balita yang berarti sesuatu itu

“kotor”

diking: dikawal; ada pengawal

dillam =: nilam; Pogostemon cablin; tumbuhan kecil merambat di tanah

dan harum

dindang =: 1 kidung; nyanyi; 2 ~ sayang prb: (1) kidung sambil

mendayung perahu sendirian (lagu tertentu); (2) meninggalkan

pergi dengan enteng

dinding =: (1) ~ allat: dinding sekat dalam rumah; mabir; tabir; (2) ~ ari:

daka; papan lahat; papan penyangga dalam liang kubur; papan

penutup mayat dalam liang lahat

dingin =: 1 ba ~: demam meriang; 2 pan ~ an: (1) tempat mendinginkan;

(2) orang yang tak tahan dingin

dipang: 1 jipang, panganan dari kacang atau ketan yang dikeringkan

dengan rebusan gula kental; kipang; tengteng; tingting; 2 kuda ~:

kesenian kuda lumping (*jwa), sering dipertunjukkan di Berau

oleh warga Berau yang berasal dari jawa

dippa: panganan dari tepung ketan, yang diisi inti (kelapa parut dan gula

merah) dan dibungkus daun pisang (kemudian dikukus). Panganan

ini biasanya untuk keperluan peringatan 40 hari setelah seseorang

meninggal dunia (lih. rua)

dira: dari sana; dari sini

diri =: 1 (1) ba ~ barangkat: duduk dan berdiri lagi kemudian duduk lagi

(lih. rangkat); (2) ba ~ rabba: bayi yang baru bisa berdiri (belajar

berdiri); tatah; tatih; 2 ta ~: dapat berdiri (sendirinya); 3 ba ~

lutut: duduk dengan lutut terangkat; jagang; tinggang

dirian: tiang pilar penahan dinding; tonggak gantung tidak sampai ke

tanah (lih. tiang)

diris: menyadap nira dari pohon enau

dirus (^): 1 dikucur dengan air (air obat ataupun air hangat) sedikit demi

sedikit, pada bagian luka, koreng atau yang bagian yang sakit

lainnya yang perlu perawatan; jirus; 2 idris (perubahan sebutan

nama ke dalam bahasa Berau)

disal: menekan-nekan (menggosok-gosokkan) ke bawah (ke lantai dll.)

P:83

70

disitu: bahari; dahulu kala; waktu lampau

diwa x: (1) salah satu kesenian (sastra) Berau bertutur dan berlagu; (2)

kesenian cerita yang dilagukan degan iringan gendang rebana

besar (lih. rebana)

dua =: 1 hitungan setelah satu dan sebelum tiga; 2 (1) ~ ballas pas:

tendangan bebas di depan gawang dari titik putih; pinalti; (2)

pagawai ~ ballas: (a) petugas masjid yang terdiri dari 12

orang,(b) 4 orang bilal (muazzin), 4 orang khatib, 4 orang imam;

(c) satu di antara imam dipilih jadi penghulu yang memimpin

pegawai dua ballas tersebut; (d) ditambah satu orang “suntarri”

(yang bertugas merawat masjid, memukul beduk tanda masuk

waktu salat dan “manyuntarri”); 3 doa (ucapan dalam aksen

bahasa Berau); (1) ~ rua: doa untuk arwah untuk orang yang telah

meninggal dunia; (2) ba ~ salamat: doa yang dibaca untuk mohon

keselamatan; 4 dami pinang diballa ~ prb: cocok sekali, karena

sama-sama bagusnya

duang: 1 bergerak dengan lutut dan telapak tangan; geremet; jerangkak;

loso; ngeloso; merangkak; meranggung; merangkang (bayi);

merayap; rakap; 2 ~ kangkang: merangkak tergesa-gesa; tunggang

langgang; 3 andak barari jadi ba ~ prb: pengennya cepat, tapi

karena sesuatu akhirnya jadi terlambat

dubul #: dapat lebih

dudduk =: 1 lungguh; 2 ampas yang mengendap pada bagian bawah

cairan; enap (mengumpul pada dasar air, sehingga airnya jernih;

takung (lih. lidak); 3 angin ~: kena sakit yang menyebabkan

meninggal mendadak seperti kena serangan jantung

dudi: belakangan; kemudian (lih. dullu)

dudu x: (1) bertalu-talu (lih. tabit); (2) cada ba ~: tiada henti; terus

menerus (lih. annap)

dudung x: kedengkik; lemas tidak bersemangat (biasanya setelah

mengalami suatu kegagalan); lesu; loyo; lunglai; megrekmurung;

sugul

dudut: kain sarung batik (lih. baalai) dengan motif liris dengan dasar

warna putih, yang disimpulkan pada celana panjang, sebagai

pakaian kebesaran

dugul x: berbenggol; jendul

dulang =: 1 ka ~ an: sajian (makanan) yang telah (lengkap) disiapkan; 2

tudung ~: penutup makanan di meja (biasanya dari anyaman

rotan); tudung saji

P:84

71

dulkaida: (1) bulan ke-11 hijriyah; bulan Zulkaidah; (2) anggota bulan

ampat “sanyama”

dullu =: 1 dahulu; 2 di muka (berjalan lebih di depan); 3 pan ~ ~ nya:

datang paling awal; 4 (1) ba ~ ~ an: saling mendahului; kejar

mengejar; (2) man ~ ~ i: selalu berada di depan (seperti perilaku

ikan lumba-lumba di laut); 5 kalamayi ~: dua hari sebelum hari

ini; kemarin dulu; salumbari; 6 ~ rasakan ~ dudi rasakan dudi

prb: yang ada nikmatilah dulu, masalah risiko tinggal risiko

dungkar =: biru sangat tua (lih. ijjau)

dungu x: minum langsung dari tempat penyimpanan air, seperti langsung

dari kendi, botol dll.

dungun: 1 (1) kayu rawa tepi sungai berwarna merah dan berdaun kuning

kemerahan; (2) buahnya bulat kecil memanjang, dapat dimakan;

(3) batangnya bagus untuk dibuat lesung untuk penumbuk padi; 2

nama salah satu kelurahan di Kecamatan Tanjung Redeb

dunnia =: ~ alla tala”: alam semesta; buana; cosmos

dupar: kelengkeng khas Berau (buahnya lebih kecil)

duppa: 1 berjumpa; menemui; sua; 2 man ~ i: mendatangi; menghadapi;

menentang berhadapan

duru x: (1) bakar dengan api besar; parun; (2) ~ an: tumpukan kayu yang

dibakar (api unggun) biasanya saat pembersihan lahan ladang yang

akan ditanami bibit padi

duruk +: (1) kemunting; karamunting; tumbuhan yang tingginya sampai

125 cm, berbunga indah berwarna ungu; (2) (a) buahnya yang

sudah masak dapat dimakan agak sedikit manis, hanya dapat

menyebabkan mulut menjadi ungu; (b) daunnya dapat untuk obat

luka; (c) mengurangi rasa pahit pada lalapan daun papaya bila

direbus bersamaan dengan daunnya

durum =: tong

duti: santet berasal dari luar Berau, konon ditanam di bawah rumah yang

akan disantet tersebut, bahannya konon tempurung dan telur penyu

duya =: gurita; mullusca

duyung =: 1 dugong; 2 air mata ~: (a) air mata ikan duyung; (b) minyak

yang dibuat dari campuran air mata ikan duyung dan kelapa dibuat

dengan cara tertentu konon untuk menjadi azimat penglaris, baik

untuk berdagang, maupun untuk pemikat lawan jenis

P:85

72

G.

gaam +: badan terasa kurang enak (sehat)

gaas (gas): 1 minyak ~: minyak tanah; 2 pancar ~: pesawat jet yang

mengeluarkan asap panjang di angkasa; 3 menaikkan gerak atau

putaran mesin (RPM, rotasi per minutes)

gabar: potongan pakaian kelonggaran (besar); gobor; ombor; longgar

(tentang pakaian)

gabardin: kain kenamaan (tempo dulu) untuk bahan pakaian

gabbar (^): kampuh; katifah; katifan; kemul; selimut

gabbus: 1 belendung; perut terasa berisi angin; 2 potongan baju yang tidak

ramping, nampak besar di bagian perut

gabuk x: baling tak berceret; koja; toples tembikar; besar dari gannuk

tempat bumbu dapur

gaccak: 1 gertak; 2 penipuan (kecil-kecilan)

gadda =: belantan; cokmar; tembung; tongkat agak pendek untuk

memukul

gaddang x: 1 (1) bentik; betik; caricha; gaerth; kaliki; kelikih; kates;

papaya; tanaman yang konon berasal dari Karibia; (2) buah papaya

muda konon dapat untuk mengatasi struk; (b) caranya buah papaya

yang masih muda besar dari genggam orang dewasa, dibuat jus

(juice) kemudian diminum; 2 bangsa ~ tua di bawa prb:

perbuatan yang kurang patut, karena kurang menghargai yang

senior

gadduk: cekungan ditanah tempat air tergenang; balong; erong; kamalir;

legok; lekung; palung pada dasar kolam atau sawah

gadi: 1 borg; gadai; meminjam uang dengan mempertanggungkan barang

berharga (seperti emas atau lainnya); sanda; (2) tujjir-tujjir

bangsa tumbak di ~ kan prb: datang hanya berdiri diam saja

tanpa duduk dulu

gadur: bokor; guci kecil dari kuningan

gaga x: 1 gadang; kuat, sigap dan berani; 2 orang yang suka (berani sekali)

menengkar orang tua ataupun orang lain

gagak =: Carvus enca; burung gaok; dandang

gagap x: 1 (1) gerepe; raba (lih. risap); (2) gagau; gerayah; gerayang;

kacar; (3) meraba-raba karena gelap atau tak dapat melihat; 2 ba ~:

membaca tidak lancar, berbicara tersendat-sendat; terbata-bata

gagat: genting; orang hamil sedang bergulat dengan kelahiran

P:86

73

gagattas: getas; panganan dari tepung ketan digoreng dan bersalut gula,

berbentuk jajaran genjang dengan besaran 6 cm

gagga: 1 suka sibuk sendiri dengan mengganggu segala yang nampak

(balit); 2 ~ tangan; suka mencuri (panjang tangan); 3 ~ yi:

ganggu; mengganggu dengan tangan; usik

gaggar: membuat hingar-bingar dengan nyaring

gaggas x: bongkar (anyaman, jahitan); erak

gaggat (^): (1) kutu buku; (2) ngengat; serangga pemakan kain dan kertas

yang tersimpan lama

gaggil: jenis kayu keras (di pesisir pantai), keluarga bakau

gaguk x: 1 jenis ikan sungai mempunyai duri penyengat; panting (lih.

ajjang); 2 tallur ~: (1) telur ikan “gaguk”; (2) panganan dari

tepung ketan, dibuat bulat-bulat kecil dan berkuah rebusan santan

dan gula

gaguling: bantal guling; bantal bulat panjang; golek

gagumbak: biru (bukan warna); wiru-wiru hiasan pada bagian atas

kelambu (ranjang, atau pada kelambu gantung)

gagus: mang ~: mengambil segalanya banyak-banyak; membinasakan (lih.

gasak)

gaja =: 1 biram; Elephas maximus Borneo (sekarang gajah Kalimantan

hanya ada di sekikilan dekat Sebuku dan Malaysia Timur,

Kalimantan Utara); liman; memong; 2 gunung ~: bukit tepi sungai

di hulu Kampung Sambakungan (konon dulu ada gajah hidup

berkelompok di situ; 3 sarrai ~: rumput berumpun, seperti bentuk

serai batang buahnya tinggi; 4 ~ manusu: bentuk (desain) rumah

yang hanya boleh dipakai kaum bangsawan, kalau rakyat jelata

menggunakannya akan ketiban risiko (bahaya); 5 ~ mina: (1)

ambar; ambergris; ikan paus; (2) (a) muntah ikan ini bernilai harga

sangat tinggi, karena sangat bermanfaat; (b) kalau nasib baik akan

ketemu hanyut di laut dalam bentuk beku; 6 ibu jari (sebagai

gajah) dalam permainan anak-anak (lih. umpinsut); 7 manurut ~

baira rarrak burit prb: melakukan sesuatu yang sesungguhnya

kita tidak sanggup, sehingga celaka

gala #: 1 ~ ~: dempul perahu terbuat dari damar (bubuk) dicampur minyak

tanah; gegala; 2 ~ ~ i: dihalang-halangi (biasanya dengan

membentangkan tangan lebar-lebar); 3 gobak; permainan anakanak beregu, regu pertama sebagai pemain regu kedua sebagai

penjaga; 4 udang ~ : udang dewasa

galagan: bilah dari batang nibung untuk lantai dan untuk pagar

P:87

74

galagar x: jerjau; kayu penyangga lantai (lantai papan) rumah panggung;

kayu yang dipasang membujur untuk menyangga lantai papan

pada rumah panggung; leger; pelancar

galam +: 1 ilam-ilam; kelam; nampak remang-remang; sabah; samarsamar; saru; 2 bengap (tentang suara); suara kurang jelas; hampir

tak terdengar; samar

galamanan: alat untuk jadi pegang-pegangan (pisau, keris dll.); gegaman

galambir: kulit menggelayut

galandar: (1) kayu bulat panjang untuk landasan; (2) healing; landasan

mereng yang menjorok ke dalam air untuk menyeret sesuatu yang

akan digalang

galang: (1) ambak; (2) ~ an x: bedeng; galengan (tanah ditinggikan yang

diambil dari sisi kiri-kanannya dan digemburkan, untuk tempat

bercocok tanam); garit; guludan

galanggamman: meriang; badan terasa dingin panas; tidak enak badan

(panas, dingin)

galat x: jeda; reda sejenak; terhenti sejenak

galawing +: tergoyang-goyang longgar

galawir: 1 tidak kentat; longgar sehingga bergoyang-goyang; 2 gelambir;

jambil

gali x: pamali; pantangan; tabu; tegah

galigat +: terus menggeliat-geliat

galigir: mengobok-obok ke seluruh penjuru ruangan

galindrung: kayu tempat melilit benang jahit (dari pabrik benang)

galing x: gerak menggelinding kesamping kiri atau kanan (satu kali

gerakan)

galingarran: banyak suara-suara yang membuat terganggu; panik

galinggam x: Cassia alata L.; jenis tumbuhan berkayu semak, daunnya

dapat jadi obat gosok untuk penyakit kulit (kurap, panu dll.);

gelenggang; gelinggang; kelapeng; ketepeng

galisir: bergeser menyamping sedikit; gelisik; gingsir; singkir

galitu: mengatur-ngatur, mengepas-ngepaskan (sebenarnya tidak boleh

begitu)

galiwang +: longgar; tidak pas sehingga goyang-goyang

gallang =: 1 ~ panjang: gelang yang membungkus tangan terbuat dari

emas muda (lih. karuncung) pakaian resmi putri kerajaan; 2 (1) ~

~: cacing tanah; Lumbricus rubilus (lih. giang), konon dapat

penurun panas, yaitu “gallang-gallang”, halia, madu, gula direbus

dan diminum; (2) ~ ~ gila: famili cacing tanah berukuran pendek

dan selalu menggeliat-geliat; 3 kullat ~: jamur tiram; (1) dami ~ ~

P:88

75

panggal prb: belingsat; menggelepar gelepar sendiri; banyak

bergerak-gerak; (2) ~ mira prb: gorak; goreh; memotong ayam

(bebek, serati dll.)

gallar =: nama pangkat yang diberikan Sultan

gallas: 1 pecakan (tepung) kaca untuk menajamkan benang tali layangan;

2 gelas

galli =: 1 jejap; jijik (terasa mau muntah) melihat sesuatu yang

menjijikkan; galinggamman; 2 (1) ketawa ngikik; (2) ~ mang ~:

terpingkal-pingkal

gallung: 1 (1) kundai; konde; sanggul; tongsit; (2) ~ tinggi: konde yang

dipintal dekat ubun–ubun; 2 berkas rotan (belum diolah)

gallut #: berbelit-belit; berdekatan terus (mepet; gulat); berpeluk-pelukan;

palun

galubbuk: mengobok-obok menghambur kaut

galulu: menggumpal-gumpal (tentang adonan, tepung dll.)

galulut: lebih pekat dari gelulu (lih. gelulu)

galumbungan (^): balon karet (mainan anak-anak)

galumut: dompal; gerempel; geriak; gerombol; gerompok; jubel; kelimut;

keriap; kerubung; kerumun

galung: 1 kucing jantan besar; 2 ~ ~: (1) gelang-gelang (ikatan) longgar;

(2) ikatan pada leher hewan; 3 sengkelit; tali belat yang

digelangkan pada kedua belah kaki untuk memudahkan pemanjat

pohon yang lurus

galur: alun; gelombang panjang

gaman x: 1 kakok; pegang; berteguh; 2 ba ~ di rambut salayang prb:

tipis harapan; bagai telur di ujung tanduk

gambir =: 1 endapan rebusan daun gambir untuk pelengkap makan sirih;

campuran makan sirih, terbuat dari getah daun tumbuhan;

pancasuda; 2 ~ tungkat billau: gambir yang bilahnya bulat dan

konon lebih enak bagi pemakan sirih

gambung: 1 (1) lembung; menggelembung; (2) kembung (perut); masuk

angin; 2 (1) roti hambar bakar (ada loyang pembakarannya

khusus); (2) ~ bataus: bakpau; 2 mang ~: jenis pukulan pada

rebana (lih. tarbang) dengan pukulan sederhana saja sebagai

pengiring (lih. tingka)

gamit (^): 1 colek; gamat; gamik; gemik; jawil; menyentuh dengan ujung

jari memberi isyarat; 2 mencicipi sedikit atau menyentuk agar

terhindar dari apes (lih. kapunan)

gammi: 1 ikan laut yang tulangnya dapat dipakai untuk obat dan untuk

guna-guna, biasa hidup menempel pada ikan hiu dewasa,

P:89

76

berukuran panjang 60 cm, mempunyai penghisap pada ubun-ubun

kepala, jenis ikan laut yang selalu nempel pada ikan besar; 2 orang

yang selalu berdua-duaan

gampir: 1 berdampiran; 2 (1) dirasuki (didekati) makhluk halus; (2) ~ an:

makhluk halus pendamping, yang bisa memberikan bantuan

pengobatan

gammi: 1 (1) kintil; ikan laut kecil dengan panjang mencapai 60 cm, yang

suka menempel pada ikan besar (hiu), punya alat penghisap di

ubun-ubunnya; (2) (a) konon tulangnya dapat dipakai untuk obat;

(b) dengan cara pengolahan tertentu dapat dibuat minyak “gammi”

yang konon membuat orang yang mulanya tidak suka (selalu

menolak) menjadi tergila-gila dan lengket (selalu berekatan); 2

orang yang selalu bersama berdekatan (lih. sundilat) disebut juga

“bagammi”

gammuk =: 1 fertil; subur; 2 lilin dari residu minyak mentah; 3 pelumas

korlahar

gampir: 1 mampir menempel; 2 ~ an: makhluk halus sahabat seseorang

gandang =: 1 kendang; 2 berkas daun pucuk nipah (ukuran seratus batang

rokok) yang sudah diolah untuk kulit (sebagai ganti kertas) rokok;

3 pak (satu pak) garam bata

gandar + x: ~ an: bongsor; tubuh besar (lih. bagar)

gandaria: 1 nama orang pemeran utama dalam salah satu judul cerita

rakyat Berau; 2 si ~ bangun baranak prb: (1) cerita rakyat; (2)

sindiran untuk orang yang kuat sekali makannya

gandi: (1) walu ~: asta kona; segi 8; (2) walu sugi walu ~: pelaminan

pengantin putra/putri raja dn bangsawan

gandir: permainan kelereng buah kayu (mainan anak-anak),

memainkannya dengan membuat lubang kecil di tanah seperti

lubang permainan golf untuk tempat memasukkan kelereng buah

kayu tersebut kemudian diambil lagi untuk dikenakan ke kelereng

lawan dan dihitung, yang kalah menutup lubang tersebut dengan

tangan dan biji-biji kelereng dijatuhkan ke tangan yang kalah itu

gandum =: cantel; garai; surgum; serealia

gandung #: berangkai; digandengkan; dirakit (perahu dan sejenisnya yang

dirangkaikan), biasanya untuk transportasi kebesaran, termasuk

untuk membawa mempelai (penganten); katamaran; kapal

gandeng; saing; segandeng

ganggam =: 1 rangkam; 2 (1) ba ~ kapala prb: kecut karena ada yang

selalu marah; (2) ~ bara prb: terasa sangat susah untuk diatur; (3)

air di ~ cada mamattak prb: kikir sekali; pelit

P:90

77

ganjuran: surung ~: (1) sulat-sulit; (2) tidak teratur (tentang gigi)

gannang x: (1) kenang dan rindu; (2) ba ~ an: susah hati memikirkan

seseorang yang jauh, apakah ia dalam keadaan baik-baik saja atau

sebaliknya

gannau: cukup; genap; sampai (memenuhi ukuran yang diperlukan);

sangkap

gannuk: toples tembikar (bekas tempat taoco buatan dari negeri Cina)

tempat menyimpan garam, terasi, asam dll. (lih. kiring)

gantang #: 1 keranjang anyaman daun nipah berbentuk bulat besar dan

pendek; 2 takaran berbobot isi 3,125 kg atau setengah cupak

gantar #: 1 merasa takut; 2 salah satu nama tarian suku Dayak

gantung =: ba ~ di rambut salambar prb: rasa cemas sekali, karena

kemungkinan gagalnya besar sekali

ganyau: ganyar; ganyut (lih. angkil)

ganyung =: kana; meisena; tanaman berimpang yang umbinya direbus,

manis dan bisa dimakan, berbatang seperti bunga kana dengan

tinggi mencapai 180 cm

gapit #: 1 jepit; 2 permainan anak-anak dengan menggunakan papan dan

buah catur

gappa: 1 suara-suara seperti gerah; 2 ba ~: kesana kemari mencari sesuatu

(biasanya secara beramai-ramai serampangan)

gappang: cangkum; dekap; dangkap; gaet; pagut; peluk; rangkuh;

rengkuh; rangkul

gappit: (1) capit; jepit; jepitan; (2) beroti (untuk dinding “samir”); (3) ~ ~:

benda yang dipakai untuk menjepit; kempa

garagaji =: alat pemotong kayu; garaji; harit

garaganta: 1 hiasan berbunyi pada tugal; (2) tugal ba ~: alat penugal

berhias dan ada mainannya, sehingga pada saat digunakan

berbunyi “trak-trak” (lih. tugal)

garagat: tidak mulus; tersangkut-sangkut

garaggai x: tinggal kerangka (seperti buah tinggal tangkai)

garaggak: 1 didih; hempap; jalak; jobak; mendidih; menggelegak; 2

mendengkur keras saat pingsan (koma) karena sakit atau hal lain

garaji: alat pemotong, tipis dan bergerigi; gergaji

garam =: 1 ~ curah: garam curah tak beryodium, untuk menggarami

bahan-bahan yang diawetkan; 2 ~ ~ an; 1 gemas sekali akan

memarahi; geregetan; kesal dan geram; 2 jenis permainan anak

perempuan, dengan sembunyi-sembunyian benda kecil, seperti

ujung lidi, batu kecil pada luasan tanah tertentu (sejengkal persegi)

garana: (1) gerhana; kapangan; (2) ~ matari: eklips; (3) ~ bulan: khusuf

P:91

78

garangan =: apa yang telah terjadi sesungguhnya

garantam: 1 imang; timang; menimang (dengan rasa gemas) dari

kejauhan; 2 ~ man: gemas

garappa: berbuat terburu-buru; tidak tertib

garas: 1 bergerak kasar; berlaku kasar (pada penggunaan benda-benda); 2

boros; tidak irit (lih. abur)

garasi: inni ~: daitia; denawa; gergasi; manusia besar, dalam dongengnya

suka makan manusia; raksasa; titan

garattak =: hanya ancaman; menakut-nakuti dengan ancaman

garau x: jeruji bubu (perangkap dalam bubu) agar ikan atau udang hanya

dapat masuk dan tidak dapat keluar lagi (lih. buwu)

gariggi =: enggil

garigit: ba ~: lengket seperti bergerigi

garip x: alat tulis dari batu (lih. allai) yang diimpor dari India digunakan

pada kelas rendah yang baru belajar menulis; gerit

garra #: 1 (1) buru; garah; gebah; halau; usir; (2) mang ~: halau; usir

(untuk hawan); 2 terganggu (terusik) sehingga lari (ikan, burung

dll. yang akan ditangkap)

garrak =: membangunkan orang yang lagi tidur

garruk +: ngiler, rasa kepingin sekali memakan pada suatu makanan

garu (gahru*) =: 1 garuk; 2 alwah; gahara; gaharu

garuda =: 1 burung raksasa dalam cerita rakyat Berau; dadali; gerda;

geroda; jatayu; jentayu; 2 ba ~: gaya renang dengan telentang dada

di atas dan kaki lebih aktif bergerak sedangkan tangan hanya

sebagai penyeimbang saja: 3 ~ basallam: pisang diulas dengan

tepung ketan dan direbus, kemudian dilumeri parutan kelapa, agar

tidak mudah basi kelapa parutnya dapat dikukus terlebih dahulu

garuggus: tarik ke bawah supaya rontok, benda-benda panjang yang

bergelayutan

garuggut: 1 cerowok; menggaruk sampai terkelupas; 2 dahulu kala ada

cerita tentang hantu hutan yang menggerus lunas perahu dengan

kukunya hingga hampir tembus, karena matahari telah terbit hantu

(perempuan tersebut pun menghilang (lih. rantau)

garugum: berdegar-degar; bunyi gumuruh guntur; tagar (lih. lattir)

garumbulan: pemberontak yang bergerilya

garundung (^): anak katak; berudu

garung + x: tumbuhan semak berduri

garunggang: 1 banyak rongga, keroncongan tidak padat; 2 ~ an:

gerowong; mampang; tidak mampat

P:92

79

garunggung: 1 berbunyi; gerobok; gerowong; 2 kelih; keroncongan; perut

bunyi karena belum makan

garunum: 1 suara omongan banyak dan tidak jelas; 2 suara-suara orang

banyak berbicara di tengah hujan lebat, konon suara hantu hujan; 3

~ ~: gerendeng; menggerutu

garup =: belebas tempat sisir pada alat tenun

garupuk: lekap-lekup; tiruan bunyi kayu patah (lih. karitik)

garus: beret; carut; ides; jejes; leces; luka sedikit; sureh; tergores

garutu: 1 baureksa; dangnyang; danyang; pelindung; 2 si ~: (1) makhluk

gaib penjaga istana (keraton) Sambaliung yang bermukim di

Gunung Ilanun; (2) konon pada perang dunia kedua yang lalu,

keraton ini selamat dari gempuran pesawat tempur sekutu,

sementara bangunan-bangunan besar (gedung-gedung) yang ada di

seputar sambaliung, Gunung Tabur dan Tanjung Redab habis

dibumihanguskan tentara sekutu, sedangkan Keraton Sambaliung

tersebut tetap tegak dan aman dari bombardir sekutu, karena ada

yang melindungi dan menyambut jatuhnya bom-bom sekutu dan

meletakkannya di samping keratin; (3) ada enam buah bom yang

terdapat di sana tiga buah sebelah kiri dan tiga buah lagi di sebelah

kanan, dan masih utuh tidak meledak

gasa: belai; elus; pelisit; usap

gasak =: (1) nikmati; santap; (2) hajar; hantam

gasing =: (1) mainan kayu berputar; (2) bakipak ~: memukulkan gasing

kepada gasing lawan yang sedang berputar

gassa: suasana seperti sibuk dan ribut (namun sunyi)

gassang: bahang; berinsang; dedar; gerah (badan terasa panas

berkeringat); palak; pengap; terasa panas

gasulin: lampu jenis petromaks (stormking) (lih. lampu miskin)

gatal vulg =: birahi (pada perempuan); ganjeng (lih. kajjung)

gatta = : (1) karet; kejai; (2) ~ pia: buah karet, konon dapat dimakan

dengan dibuat sambal seperti sambal kacang tanah dengan

membuatnya mateng terlebih dulu (lih. pia), tapi memakannya

sedikit saja

gattak: gobang; kowek; lubang-lubang yang dibuat pada pohon untuk

mempermudah memanjat; memotong, dengan meninggalkan

lubang bekas potongan (tapi tidak putus); takik; takuk (pada pohon

kelapa dan sejenisnya); tokak

gattam: (1) kepiting; ketam; sempada; sempata; ugui; (2) minyaknya

(lemak ugi) konon dijadikan minyak urut untuk orang yang

P:93

80

lumpuh atau anak-anak yang lamban bisa berjalan; (3) ~ kanari:

ketam kelapa; kuang, konon dapat mengatasi rematik

gatti: gentas; gotes; ketam; panen; petik; tuai

gattil (^): cekit mencubit kecil-kecil dan sakit sekali; getis; menyentik

gatting: cekikik; cengkek; genting; mengecil bagian tengahnya; mau putus

gattuk: sentuh (agak keras)

gaul =: berkumpul bersama lingkungannya

gaung x: gantang dari anyaman rotan (lih. gantang)

gawai x: (1) bikin; buat; kerjakan; membuat; mengerjakan; (2) mang ~:

kakok (3) mang ~ air: menuang (mencampur) minuman (gula, air,

kopi dll.)

gawu: 1 pegang meraba; memeriksa panas atau dingin badan, dengan

tangan; 2 mata ~: puncak acara (resepsi pernikahan; khitanan dll.)

gawwak: ba ~: berkerumun banyak

gawwang: cenak; klavikula yang menghubungkan tulang dada dan tulang

bahu; tulang selangka;

gayang: mandau gayang, golok laki

gayat: (1) memotong dengan cara menggorok; 2 mengergaji untuk

membuat papan/balok dll.

gayut: 1 gayuh: (1) ~ ~: kontal-kantil menggantung terjuntai (seperti buah

dll.); untang-unting; until; (2) kuma ~: banyak yang bergelayutan;

kerintil

gayyu x: abuh; banyak sekali yang harus dikerjakan; galau; heboh; hibuk;

repot; sibuk beramai-ramai

gian +: mang ~: mengatur dan membagi-bagi

giang +: (1) cacing tanah (berukuran besar, di hutan-hutan) berbunyi; (2)

bersuara nyaring mendenging, menjelang atau pada waktu magrib

gidut =: (1) gendut (akibat hamil); (2) ~ ~: berjalan sambil membawa

perut (hamil) yang lagi membesar

gigi =: 1 ~ puti annam: (1) gigi dihitami (lih. pabanyul), dan enam buah

gigi seri di depan (lih. papayyas) diputihkan dengan digosok

supaya hitamnya hilang; (2) tempo dulu “gigi putih enam” ini

termasuk perhiasan laksana gigi (bersaput, berlapis) emas, dan

tempat meletakkan hikmah mantra untuk kekuatan dll. kelebihan;

2 issi ~: gusi yang tidak bergigi; sukun; 3 barambut dua ~ bagigi

dua prb: sudah lanjud usia sihingga banyak makan asam garam

(banyak yang dialami) (lih. rambut)

gigiran: kebiasaan orang yang ngomong serampangan dan panjang, akibat

kaget; orang yang menderita sakit syaraf dengan suka meniru

perkataan atau ucapan orang lain; latah; litah

P:94

81

gigit =: 1 ba ~: (1) saling menggigit; (2) bertarung sama kuat, hampir tak

ada yang menang maupun kalah dalam perlombaan; sengit; 2 ~ ~

an siri: selalu bertikai

gila =: 1 erdan; gilo; 2 (1) cinta; demen; kepincut; suka; (2) ka ~:

kesukaan; yang disukai; 3 pa ~ ~: keterlaluan; terlalu-lalu; 4 pang

~ ~: guna-guna; pelet; 5 walli ~ ~: anak balita yang masih polos,

yang ucapan dan kelakuannya dapat dijadikan sebagai pertanda; 6

(1) gallang-gallang ~: jenis cacing tanah berukuran agak pendek

dan selalu bergerak menggeliat-geliat cepat

gilayan: famili rotan semambu yang buahnya dapat dimakan, rasanya

asam dan dapat dibuat asinan

gili x: ~ ~ an: 1 agak takut (perasaan); 2 terasa geli (karena tergelitik)

giling = 1 upar; menjadikan bulatan- bulatan kecil dengan memutar di

telapak tangan: 2 ~ an: (1) alat untuk menggiling; (2) mesin

pembuat beras; rice mill (lih. kitaran)

gilir =: mengasah yang sudah tajam dengan maksud lebih mempertajam,

pada batu yang lebih halus permukaannya; kilir

gilis: (1) gilas; (2) ~ an: papan cuci

gimbar: berdekatan; bersanding; berdampingan; berdempetan

ginang x: ~ ~: benda menjadi bening karena kandungan airnya penuh

(seperti mau pecah)

gindang: ambin; bopong; emban; menggendong dengan kain

gindung #: emban; gendong menggunakan kain; kundong

ginjir =: keloyan; tumbuhan rawa yang dapat dimakan (lih. labbuk)

ginnis: 1 jenis; macam-macam model; tipe; 2 dibentuk-bentuk

ginsi: selisih; tidak pas

gipak: depak; memukul dengan bahu

gipul +: gendut sekali (seperti orang sedang hamil tua); perdus

girik: 1 (1) alat besi (kawat) runcing bertangkai untuk melubangi; gurdi;

jara; obeng;(2) mang ~: melubangi dengan “girik”; 2 mang ~ ~:

suara tajam dan keras memekakkan telinga : 3 jenis pajak

jaman dahulu

giring x: ~ ~: 1 bel kecil bulat seperti kelereng terbuat dari logam biasanya

dijadikan liontin pada gelang kaki bayi, atau yang lebih besar

dikenakan pada leher hewan piaraan; 2 tumbuhan rumput berkayu,

buahnya seperti buah kacang

gisik =: harit; menggergaji kayu untuk bahan bangunan (papan, balok dll.)

giwak: 1 goyang menggetar; ular-ularan; 2 ~ an: terasa kejang-kejang

pada otot

P:95

82

gual: bergelas-gelasan; berlaga (pada benang layang-layang, hingga putus

salah satunya atau keduanya)

guam x: jamur yang tumbuh dalam mulut akibat sakit panas yang lama

guap +: gersul; megar; rambut tebal terurai-urai tak menentu

gubang x: 1 lunas perahu; 2 mata uang tempo dulu senilai dua setengah

sen; 3 sa ~ 12 jiwa: bunyi syair lagu dolanan anak-anak

gucuk: kocok (kartu); membancuh

gudam: gandin besar; martil; palu besar, yang menggunakannya

menggunakan dua tangan

gudang =: 1 pakus; 2 toko; 3 lawai ~: (1) benang yang bilahnya besar (1

mm), gulungannya berbentuk bola kecil (tennis); (2) biasa untuk

pembuatan kasur (lih. katir)

guggup: tumpukan akar dan batang rumput yang menebal (di rawa-rawa)

guggus: menarik–menyentak sesuatu yang berserabutan, ataupun yang

tertutup kain atau terpal dan sejenisnya

gugus x: panganan dari nasi ketan bersantan (seperti lempar) dibungkus

daun pisang dan dibakar atau dipanggang, berukuran panjang 15

cm dengan diameter 4 cm

gula =: 1 ~ ~: (1) campuran gula yang dimasak dan dibuat panganan (lih.

gulabatu) bulat-bulat kecil yang diemut; (2) ~ batu #: bonbon; (3)

~ lali: panganan manisan gula asal sumba (NTB); (4) ~ mira: gula

aren/nira; (5) sakkar: gula pasir kuning dan kemerahan; 2

karattas ~: (1) kertas koran bekas; pasuel; (2) koran dan media

lainnya era Orba hanya sebanyak 289 media dan sekarang sudah

lebih dari 1800 media

gulabat: banyak yang berkelabat kian kemari

gulabatu: bonbon; permen

gulak #: (1) jolak; kobar; kubar; lalak; menyala seketika; menyambar

seketika (tentang api); (2) mang ~ ~: berkobar-kobar; kantar

gulalali: manisan terbuat dari gula yang nampak berserabut

gulama: ikan laut (agak kecil)

gulambir =: 1 (1) pembungkus lembek dan longgar sehingga bergelayut

ke bawah; (2) dambir; galawir; jumbil; kelambir; kelamping;

lebihan kulit pada bawah leher sapi; 2 wiru-wiru pada hiasan

gulang + x: 1 (1) anjungan; langkan; selasar; taras; teras menganjung ke

depan; (2) panggar; para-para untuk menjemur; panggau; 2 tattaktattak pinjalin lambir, ditattak di gulang-gulang vulg: sampiran

pantun jenaka

gulappung x: serbuk; tapung; tepung

P:96

83

gulas +: cuca buruk; awan gelap berpetir sambar menyambar dan kilat;

cuaca buruk; sengangar

gulilas: mang ~: menjelajah ruangan dan mengganggu isinya

gulili: (1) gelinding; (2) ba ~ : gelantang

guling =: (1) ~ ~: golek; goler tergeletak; (2) ba ~: terbelingkang;

tergelimpang; (3) ~ limpang: tidur-tiduran sepanjang waktu; (4)

kuma ~: jelampah; tergeletak bergelimpangan di mana-mana; (5)

pi ~: jungkal

gulinsing: (1) cekluk; gelicik; peleset; (2) ta ~: selusur; tergelincir;

terlengser; terpeleset

gulisik: menelisik

gulit: aduk (gula pada air minum); karau

galulu: bergumpal-gumpal

galulut: menggumpal-gumpal lengket

galumut: berkerumun lengket

gumal: gulat; gumul

gumbira =: suka cita; senang ceria

gumi: (1) buntala; butala; bumi; tanah; (2) jarak antara bumi dan matahari

8 setengah menit perjalanan cahaya atau 15 juta km

gummam #: (1) gaman; mangu; (2) ta ~: selingar; terdiam karena kagum;

terdiam keheranan; tidak dapat berbuat apa-apa karena gugup atau

terkejut dsb.

gumpa: kompa; pompa

gumpal =: menggulung menjadi satu

gumul x: berbicara; bersuara di dalam mulut (kurang jelas); gumam

gumus: jambu kecil (jambu air)

guna =: (1) peduli: (2) mang ~ kan: memperhatikan dan melayani dengan

sebaik-baiknya; (3) pang ~ kan: selalu penuh perhatian terhadap

orang lain dan memberikan pelayanan dengan baik

guncing =: bonceng

guncu: kokot; peniti

gunggun: menarik sambil menggantung

gunja: sibuk jalan kesana jalan ke sini; ubyung-ubyung

gunjarang: menggerak-gerakkan kaki dan tangan serentak dengan keras,

karena rasa marah

guntang: pelampung pancing

gunting =: (1) ba ~: cukur rambut; pangkas rambut; (2) ~ tampurung: (a)

guntingan rambut dengan model tempurung ditutupkan di kepala;

(b) model rambut adat gaya salah satu suku di pedalaman Berau

(*sgy)

P:97

84

guntung x: jeda; kanjal; mandek; mangkrak; sebum; stagnan; tertahan

(tidak lancar) pekerjaan dll.

gunung #: 1 bukit; 2 (1) ~ gaja: bukit bertengger di tepian sungai Barau

dekat Kampung Sambakungan. Dahulu kala gunung ini didiami

oleh sekelompok gajah Kalimantan, sekarang masih terdapat di

sebuku (utara Kalimantan); (2) ~ ilanun: bukit di belakang Kota

Sambaliung (lih. ilanun) (3) ~ labuk: bukit tempat jatuhnya salah

satu pesawat tempur sekutu juga satu lagi jatuh di Maratua,

sebelum serangan 19 pesawat tempur sekutu di Berau selama 5

jam tanggal 12 juli 1948; (4) ~ mantaruning: bukit panjang curam

di tepi sungai birang (lih. mantaruning); (5) ~ padai: gunung di

muara Berau (lih. padai); (6) ~ samira: (a) bukit di tengah Sungai

Berau berdekatan dengan lokasi Gunung Padai; (b) konon dahului

kala gunung ini dipindahkan oleh jin pemiliknya dengan cara di

lembar, sampai di lokasi sekarang lembarannya putus dan

tertumpahlah tanah gunung tersebut di lokasinya sekarang (7) ~

sangat: bukit di hilir Gunung Tabor terletak di tepian sungai; (8) ~

tabur: (a) nama sebuah kerajaan di Berau; (b) sekarang menjadi

nama sebuah kecamatan di Kabupaten Berau; (c) masjid jami

tertua di Berau terletak di sini, berumur sekitar 250 tahun; (9)

tambilungkung: gunung di tepian Sungai Kelay (lih.

tambilungkung); 3 laruk ~: lembah; lereng gunung; 4 manganak

~: tumpukan yang banyak dan meninggi

gunyam: berkata dalam hati

gupai: sambuil-sambil diselesaikan; terus dikerjakan dengan perlahan

gupak: dupak; terkam dan pukul

gupit: cerowok; menggaruk rasa gatal pada sela-sela tangan, baik dengan

jari atau kain/tali besar

guplang =: boplang; susunan papan yang dipasang sekeliling pekerjaan

pembangunan rumah (lih. sarandu)

gurai: tergores besar

guramai: janggut ikan atau udang

gurap #: bajak laut; jabber; jabel; jarah; rampok; (1) mang ~: merampas

milik orang lain; merampok; (2) pang ~: perampok (lih. mundu)

gurapai x: bergerak-gerak seakan hendak mencapai sesuatu; gerapai;

kapai; menggapai; rapai

gurau =: ~ barrus: bergurau sambil main kasar (menyakitkan fisik) (lih.

barrus)

P:98

85

gurimbang: 1 (1) tebing sungai yang curam; teja yang terjal dan dalam;

tubir; (1) ~ ngan: cangkat; lembang; lereng bukit yang terjal;

topes; 2 nama kampung di Kecamatan Sambaliung bagian hilir

gurinda =: gerinda; batu asahan berputar

gurindam =: salah satu seni sastra Melayu Berau

guris: 1 perhitungan/keadaan kenaikan air pada musim pasang air (sesuai

hitungan hari bulan, ada 4 guris, 1 2 3 dan 4) atau delapan,

sembilan sampai dua belas hari bulan, guris satu yang kedua mulai

tanggal 24 hari bulan, guruis dua tanggal 25 hari bulan, guris tiga,

26 hari bulan, 27,28,29 dan 30 hari bulan disebut air jadi (lih.

pucuk air); 2 (1) garis; tergaris; (2) ~ laksamana: garis imajiner

(lih. pakambangan) yang pantang dilangkahi/dilewati, hanya yang

punya pelindung imajiner (gaib) pula yang dapat lewat dengan

aman

gurita x: barut bayi berbentuk segi tiga dan bertali; celemek

guru =: 1 (1) tenaga pengajar dan pendidik; (2) sebutan dan panggilan

sapaan untuk bapak dan ibu guru; 2 (1) mang ~: geru; gemuruh;

(2) mang ~ ~: api menyala berkobar-kobar; 3 tuan ~: seorang

ulama pengajar agama tempo dulu, berasal dari kalimantan selatan;

(2) konon makam beliau menjadi makam keramat di sungai kerbau

tepian mahakam; (3) istri beliau mengajarkan cara bertenun di

Berau

gurun x: domalan; grempel

gurung: ~ ~ an: gundang; kerongkongan; merih; rakung; rangkung;

saluran pernafasan; tenggorokan

gusukan =: setrikaan; terika; triska

gusung: agradasi; beting; busung; endapan tanah atau pasir di tengah

sungai atau tepi pantai; gumuk; lanar

gutak: genjot; goel; memutar secara manual, menggunakan tangan atau

kaki, seperti pada pedal sepeda atau mesin jahit; pancal

gutuk: sa ~: antero; segenap; setiap; tiap-tiap

gutum: 1 ~ ~: bercerita (mengomel) sendiri; bersungut-sungut; comel;

gereneng; gerendeng; gerutu; gerundel; memberengut; 2 kuma ~:

banyak yang berbicara tidak jelas kedengaran orang lain

gutus: 1 anduh; renteng buah bertangkai; 2 (1) oleh-oleh; (2) buah langsat

yang dirangkai indah dengan rotan; 3 pa ~ an: alat-alat vital dalam

tubuh

guyang =: kambang ~: bunga dari logam (emas atau campurannya)

bertangkai kawat per panjang untuk hiasan sanggul; gegetar

guyur x: molor ke bawah karena berat dan besar mengandung cairan

P:99

86

I.

Ibadat =: menjalankan kewajiban agama (sembahyang, pusa zikir dll.)

ibbal: alat permainan dari bahan dasar karet dan berbentuk bulat bola

ibbis =: mobil besar angkutan penumpang

ibbui: rambu-rambu laut yang diberi jangkar (lih. buwuy)

ibbum: abum; bom; peledaj

ibing #: 1 juluk; mengintai anak gadis; pendekatan kepada lawan jenis (lih.

inding); (2) ayam jantan sedang memainkan sayapnya di dekat

ayam betina, sebagai pertanda si ayam jantan ingin mendekati si

betina

ibus x: 1 rautan kayu, yang raut-rautannya dijadikan hiasan (suku Dayak)

acara adat; 2 meraut untuk dijadikan “ibus”

iccup (cup*): istirahat sejenak bagi seseorang peserta permainan

icit; (1) ecer; incrit; (2) ma ~ ~: berceceran; panjut

idda: idah; ihdad; masa tunggu seorang janda selama tiga bulan untuk

dapat dinikahkan lagi

iddas: pilin

iddum: domino; gaple

idung =: 1 ~ mancung: (1) hidung yang baik bentuknya; (2) hiasan pada

sudut bingkai figura atau sudut pertemuan antar kayu pada lemari,

jendela, pintu dll.; 2 badara ~: epitaksis; mimisan; 3 kambang

kimput ~ nya prb: hidung nampak memekar karena perasaan

emosional

idup (hidup*): 1 jukut ~: ikan segar; 2 (1) cada aku ~ prb: tak sanggup

aku dengan begitu; (2) ~ sungut mati urat prb: pandai omong dan

banyak omong, tapi tak dapat berbuat-apa

iga =: 1 lempeng; samping; 2 (1) bagian badan sisi kiri dan kanan; (2)

mang ~: menyamping; yang terlihat hanya sampingnya saja

igal (^): menari dengan badan dan pinggul meliuk-liuk

iggut (gut*): parit kecil ditepi jalan; pensi; selokan kecil

i’iy: (ucapan penghalus) buang air pada bayi (anak kecil) (lih. bamban)

ija =: sepel

ijai: (1) dagu; (2) tungkat ~: seranggung; teleku; topang dagu

ijjau =: 1 biru (dalam kosakata bahasa Berau tidak terdapat kata biru) (lih.

dungkar); 2 ~ kuning addas kudarrang: aneka warna (warna

warni) yang menyolok

ijjil =: anal lembu

ijjip =: jalupi (lih. jiyip)

P:100

87

ikamat x: (1) rasa sakit-sakit pada badan, perlu pijatan, konon bisa keluar

pasir-pasir kecil hitam; (2) ~ saitan: rasa sakit badan yang suka

berpindah-pindah

ikannun: (1) cerita lama (dongeng) tentang bumi, ikan ini dahulu

diceritakan sebagai tempat kerbau besar berpijak dan berdiam di

laut kalzum, kerbau ini menyangga bumi dengan tanduknya; (2)

bila dosa orang di bumi banyak kerbau ini konon keberatan

sehinga menggoyangkan kepalanya dan terjadilah gempa (lih.

lindur

ikat x: koreng (bisul) yang menjalar dalam (daging) kulit dan sulit sembuh

ikau: kemari engkau

ikayat (hikayat*): 1 (1) kitab riwayat Nabi Muhammad saw. ditulis dalam

huruf jawi berbahasa Melayu (lih. mairat); (2) biasanya dibacakan

oleh salah seorang “pagawai dua ballas” atau salah seorang “tuantuan”; (3) acara membaca “ikayat” ini berlangsung hampir

sepanjang malam dan dihadiri banyak undangan (tetangga),

diselingi dengan makanan dan minuman berkali-kali; 2 karya

sastra lama berisi cerita sejarah maupun roman

ikkun (kun*): pakaian bawah wanita; rok

ikkung: 1 (1) buntut; ekor; pulang; (2) kata bantu hitung (untuk orang,

hewan dll.); 2 ~ bimbal: (1) ekor bimbal (jenis kambing); (2) jenis

tanaman padi (seperti lebatnya ekor bimbal dan pendek tangkai

buahnya); 3 ~ unjai: (1) ekor kucing; (2) tumbuhan berbunga

(berbuah) seperti bentuk buntut kucing; 4 labbat ~: rusa atau

kambing remaja (lih. panggang)

iktaraba”: juz ke-17 dari Al-Qur’an

ilaihi yuraddu”: juz ke 25 dari Al-Qur’an

ilak: alat untuk mengukur lebar kain yang akan ditenun

ilang =: 1 ~ di ati: lupa akan; 2 lakanak ~ ini: almarhum (masih berusia

agak muda)

ilanun x: 1 nama gunung di Kota Sambaliung; 2 suku di Berau yang

berasal dari Philipina Selatan

ilat x: 1 lidah; 2 pa ~ ~: jelih; kelelot; melet; menjelirkan; menjulurjulurkan (tentang lidah); 3 takattap: (1) pada saat makan, tidak

sengaja lidah tergigit; (2) konon pertanda kita lagi menjadi bahan

pembicaraan orang lain; 4 ~ papan: papan yang diberi puritan

kecil pada tepinya kemudian dibuatkan pula tepi yang ada

pinggirannya untuk dimasukkan, sehingga papan tersebut tak

mempunyai celah; 5 ~ sapi: kue kering, terbuat dari adonan tepung

P:101

88

gandum, gula pasir, gula merah, minyak makan serta obat roti,

kemudian dibakar (dioven) (lih. tutung)

iling x: (1) cakawari (urutan pertama dari atas); kakek(nenek)nya kakek

ayah (bapak) atau ibu; ciliwang; (2) ada sembilan kelompok urutan

keluarga (iling, anta, muyang, inni, amma, kita, anak, cucu, buyut);

(3) peringkat ke enam mulai dari kita ke atas

illa =: eret; tarik dengan sekuat tenaga

illai x: 1 mendadak meliyuk-liuk (yang semula tegak); 2 mengayunkan

benda panjang; mengayunkan parang hendak menebas; 3 batu

tulis; lei

illap (khillap*) =: perbuatan di luar kesadaran dan tidak sengaja

ilmu: 1 ~ kakkal: ilmu agama; 2 (1) guna-guna; santet; (2) urang ba ~:

dukun santet (orang pinter)

iluk x: (1) gerakan badan tangan dsb. yang berirama, biasanya diiringi

bunyi-bunyian atau musik; tari (lih. igal); (2) ba ~: gengsot;

menari

imam =: 1 anggota “pagawai dua ballas” urutan teratas sebanyak 4

personil dan satu di antaranya jadi penghulu; 2 pang ~ an:

bangunan kecil tempat imam di masjid/surau

imang x: belalang yang berbau sengak (kebanyakan berwarna hijau);

cenangau; hama padi (walang sangit); jenangau; pianggang;

walang sangit; wereng

imba: 1 alaswayah; jenggala; hutan perawan; rimba; rimbu; sawang; 2

mang ~: babak; membabat rimba (untuk berladang dan lain

sebagainya); menebas menebang; rambah; membas

imbangan: berhadapan agak serong (tentang perwatasan) (lih. balla)

imbarrat: ikat pinggang dari kain untuk mengencangkan perut; kain

pembelat pinggang; obi; sabuk; sentagi; setagen; udet

imbir =: alat pengangkat air; timba

imbu +: ikan gembung yang diasinkan bulat-bulat; ikan pedda (lih. rumaruma)

imbut: angin ribut (cuaca); bacot; badai; topan

immat (himmat*) x: 1 semedi, konsentrasi; 2 sungguh-sungguh; serius

immin (min*): (1) dinamit (lih. miyin); (2) konon dahulu jaman

pendudukan jepang, gedung bioskop teluk bayur pernah akan

diledakkan jepang saat anak sekolah lagi penuh diajak menonton

pertunjukan film dengan sejenis dinamit ini, untungnya tidak

meledak, karena kabelnya tidak disambungkan oleh yang

diperintah memasangnya

P:102

89

impaddu: 1 empedu; hampedu; kuaya; nyali; 2 ~ tana: senawan; ular kecil

hitam yang berbisa

impallas =: amril; empelas; kertas gosok

impallus: tembolok; kantong (lambung) di bawah leher unggas tempat

penyimpanan sementara makanan, sebelum kemudian dicerna

lebih lanjud; tembolok

impar x: batas (lih. simpar)

inal: 1 makan banyak 2 mengisi amunisi pada meriam ataupun bedil

pelabur

inar: ~ an: 1 nama kampung di hulu Sungai Kelay; 2 ~ ~ an: lejas;

transparan (tipis sekali sehingga dapat tembus pandang)

incir =: (1) cair; tidak kental; (2) susu ~: susu murni dalam kaleng (lih.

susu)

inda: 1 emak; ibu; ina; induk; indung; mama; mandeh; uai; umi; 2 (1) ~

aji; bu aji; (2) ~ pangian; ~: bu pangian; (3) ~ tuan: bu tuan

(panggilan untuk ibu-ibu yang sudah naik haji, atau untuk

keturunan nabi); 3 (1) ~ warna: adun temadun; berbagai warna;

berbagai model; puspa warna; (2) ~ rupa: beraneka macam; 3 ~

bulabu: sebuah cerita rakyat ~ pangantin: orang (biasanya ibu)

yang bertanggung jawab terhadap penganten, termasuk merias dan

mendandani. “inda pangantin” bertanggung jawab terhadap

penganten putri sejak dipingit (lih. kandang); 4 ~ bulabu: (1)

sebuah cerita rakyat; (2) jamban ~ biyai: jembatan penyeberangan

dari Sambaliung menuju Tanjung Redeb (penuturan tetua

setempat); (3) kau jadi ~ bulabu prb: sindiran orang tidak berani

terang-terangan atas keinginannya

indada: 1 kagak; tiada; tak ada; 2 (1) ~ kacapaian: tidak semuanya

terjangkau penyelesaian; (2) ~ saada-adanya: tidak sederhana,

berlebih-lebihan; (3) ~ katama-tamaan: terasa tidak ada

ketentraman dan kenyamanan; 3 ~ mandangngar tittik tabu prb:

(1) tidak mendengar suara beduk di tabuh; (2) sindiran pada orang

yang ketinggalan informasi

indang #: memisahkan biji padi (lih. katta) dari berasnya dengan cara

diayak de nyiru)

indangan: (1) jenis ikan laut enak rasanya dan tebal dagingnya, dipundang

kemudian dikeringkan tanpa penggaraman (lih. Bajau); (2) jenis

ikan ini terdapat di perairan Pulau Balikkukup

indassinggan: (slang indada singgan) tidak perlu; tidak usah; trusa

indawarana: aneka warna

indayang =: pelepah kelapa yang sudah kering

P:103

90

indi: seri dalam ukuran (pada permainan anak-anak)

indik x: 1 menghentak-hentak ke bawah (untuk menancapkan tiang dll.); 2

~ an: (1) jenis belut, bersarang ditepi sungai (kali); moa; (2) cara

menangkapnya dengan “mangindik” yaitu menancapkan kaki ke

tanah (lih. langas) di sekeliling sarang moa tsb., sehingga moanya

terdesak keluar, dan dapat ditangkap

inding (^): memandang dekat-dekat dengan penuh hasrat; mendekati dan

melihat orang yang sedang makan atau memperoleh segala

sesuatu, dengan maksud memperoleh bagian; nebeng

indu: 1 indung; induk; 2 (1) ~ battis: jempol kaki; (2) ~ tangan: ibu jari,

jempol; 3 (1) ~ cuka: barang cair rasanya asam, mengandung asam

asetrat 5 %; (2) ~ kalli: belut; welut; (3) ~ kasi: jenis burung hutan

(kecil); ploceidae tempo (lih. kasi); (4) ~ tiyi: biang teh; air teh

yang kental untuk dicampur air lagi supaya berwarna dan berasa

sedang (tidak sepet)

indukasi: jenis burung bersarang indah menggantung; Ploceidae tempoa

indung + x: ucapan dalam senandung kidung Berau

ingar: 1 bangar (berisik; gemuruh); gaduh; hiruk; ranyak; ribut (bising;

marah); 2 ba ~ an: saling marah memarahi (frontal); cabuh; gaduh;

rusuh

ingat =: 1 (1) sadar (dari pingsan, kesurupan dll.); siuman; (2) cada ~: (a)

lupa; (b) pingsan; kesurupan; 2 (1) ~ an: orang yang gampang

mengingat, gampang teringat sesuatu; (2) panjang ~ an: teringat

dan terpikirkan

inggan: (1) hanya; cuming; (2) ~ ~ nya: hanya itu-itunya yang ada dan

tersisa

inggap =: 1 hinggap bertengger; tenggek; tonggok; 2 ~ an: pohon tempat

lebah bersarang (lih. mangarris); tandikat; 3 ka ~ an: dihinggapi,

terjangkit; tular

inggir +: berada di tepi; duduk di pinggir sekali

inggu x: aruda; rempah (lih. issi) getah kayu yang dikentalkan dan berbau

khas

inggut + #: berjalan lemas akibat sakit atau habis sakit; gontai; renta;

ungguh

ingngis +: (1) cengengesan; tertawa dengan mulut terbuka dan kelihatan

gigi, tanpa suara; (2) kuma ~: cengengesan semua (lih. kuma)

ingur: cairan air mata yang keluar dari hidung; ingus; lendir yang keluar

dari hidung

ini =: 1 ~ mu alau: (1) ambillah ini untukmu; (2) (arti sesungguhnya) ke

sini engkau dulu ada yang mau kusampai (beri tahu) kan; 2 ada

P:104

91

kunun antayi ~: kata pembuka dalam mendongeng (lih. susuran);

“pada suatu hari”; “sahdan mengatakan”

injallai: (1) jelai yang dapat dimakan (lih. batu) getas; (2) ~ batu: jelai

buahnya putih dan keras, biasa dirangkai untuk gelang atau rantai

dan kerajinan lainnya; katrosario

injang +: bogel; bugil; bertelanjang; tidak mengenakan pakaian

injarra: ~ nya: biarlah (lih. sinjarra)

injin: mesin jahit (pemutarnya masih menggunakan tangan)

inni: 1 andung; atok; datuk; datung; nenek; kakek; (1) ~ muyang:

karuhum; leluhur; umbu; zatua; (2) ~ laki: aki; engkong; datuk;

datung; kakek; (3) ~ bini: nenek; 2 ~ garasi: denawa; gergasi;

raksasa; daitia; denawa; titan; 3 (1) ~ bangkulau: cerita rakyat

Berau; (2) ~ kabayan: cerita rakyat (“inni kabayan” ini dalam

ceritanya selalu berumah di ujung kampung); (3) ~ rukak: cerita

rakyat; kelembai

insap x: iba; haru (perasaan sedih melihat penderitaan orang lain); dayuh

insar =: beringsut sedikit; ganjak; geser

insut: kesak; kesot; ngesot

intalla: semacam kepiting berbentuk udang, bersarang dalam tanah liat, di

daerah air payau, mengangkut tanah keluar dari sarangnya

sehingga berbentuk gundukan-gundukan, banyak terdapat di

kampung batu-batu

intam: menceritakan kepada orang lain

intik (^): intip; melihat dari lubang kecil

inting #: mudah; sepele (lih. sipil)

inu: (1) berwarna-warna (warna berubah-ubah); (2) bercahaya pada malam

rari (jamur, kayu-kayu kecil basah, ulat dll.); pendar

inuk: bujuk (meminta)

inyung: krenyot; mengolok dengan memonyongkan mulut; ngangut

ippal: 1 patok berukuran (lih. paal); 2 permainan anak-anak

ipus: cengkal; gitok; gituk; jilok; jitok; kuduk; tengkuk

iras: suami dari saudara istri

iratan: memerah (radang) pada lipatan kulit seperti pada celah paha

irau x: 1gaduh; heboh; ribut (banyak mulut); 2 pesta besar hari jadi (raja,

kerajaan)

irik: 1 melumat dengan kaki; 2 ilas; iles; melepas buah padi dari

tangkainya, dengan cara melumat; 3 menghajar orang yang sampai

sudah terbantai di tanah

iring: mengikuti yang telah dahulu pergi; susul

irit x: tunda ~: kesana kemari bersama (beringan) (lih. tunda)

P:105

92

irka (RK): 1 (2) graha; nama gedung kesenian dahulu di Gunung Tabur

(lih. rk); (2) berdiri sejak tahun 1957, dengan peran besar, Radin

Panji, arsitek Gunung Tabur saat itu; (3) gedung ini dibongkar

tahun 2004, karena sudah tua dan berada di daerah aliran sungai

(DAS) yang terlarang berdiri bangunan di sana; 2 walaupun

bangunan ini telah berusia hampir 50 tahun dan berdiri di atas

lumpur tepi Sungai Segah, tapi bangunan ini tetap tegak dan rata,

tanpa ada kemiringan sedikitpun, ini berkat fondasinya yang terdiri

dari kayu “binuang” salah satu warisan kearifan lokal

irrang: 1 ayakan dari anyaman bambu berbentuk seperti nyiru pada bagian

tengahnya berlubang-lubang kecil; badang; 2 ~ ~ buanya nyatu

dijual si pamanggallan: sampiran pantun tentang endemik

malaria di birang

irum: 1 (1) perolehan; (2) ba ~: mendapat hasil; 2 oleh; karena dia;

sebabnya

irup: cucup; sedu; seruput; sesap

isa =: 1 (1) bagian dari salat wajib lima waktu yang ditunaikan setelah

magrib; (2) waktu setelah habis waktu magrib; 2 nama untuk orang

perempuan di Berau (aisyah)

isakkan: ampek; bengek (pada anak-anak)

iskan: 1 tempat nasi tambahan (terbuat dari logam atau seng); 2 teko;

tempat air teh terbuat dari kaleng (lih. lalak)

islam =: 1 ma ~ kan: (1) mengkhitankan; menyunatkan (lih. sunat); (2)

kenduri selamatan atas khitanan tsb.; 2 agama yang dianut orang

Melayu di Sumatra terbawa ke Kalimantan Barat (ketapang),

Brunei dan terus ke Berau

isnin: hari kedua; senen; senin

issi =: 1 (1) yang ada di dalam (isi); (2) akar yang membesar karena berisi

sari makanan; rimpang yang menjadi besar dan berisi; umbi; (3)

daging; 3 tumbu ~ an: koreng besar (lih. rungking) yang mulai

sembuh dan cekungannya mulai tumbuh daging; 4 (1) ~ gigi: gusi;

isit; sukun (gusi yang tak bergigi); (2) ~ ruma: (a) perabot rumah

tangga; (b) rempah-rempah kering; (3) ~ tanah: (a) tanah bagian

dalam; (b) sunti; tanaman obat (rimpang); 4 ~ sungut: (1)

makanan yang ada dalam mulut; (2) buah bibir; buah mulut; buah

tutur; 5 pang ~ an: (1) tempat mengisi; (2) wadah burung walet

membuat sarang; 6 bacarrai kuku dangngan ~ prb: biar remuk

redam, namun tetap pada pendirian

issin (sin*) =: sen; uang setara seperseratus rupiah (lih. siyin)

issum: jelujur (lih. suwum)

P:106

93

istiar: ikhtiar (upaya mengobatkan); upaya penyembuhan; diusahakan

istigapar: 1 istighfar; 2 ba ~: meminta orang untuk sadar diri dari

kekalutan

istil: satu unit pakaian baju dan celana yang senada dan sewarna (lih.

turun)

istinja: membersihkan lubang pembuangan (pada manusia) dari hadas

itak +: (1) catu; dikte; mengatur-atur; menjatah-jatahkan; (2) pilah; sortir

itar (hitar*): alat musik petik; gitar

itir: alat pengukur (ukuran 4 mug, 1 leter ataupun 1 kilogram) (lih.

ammuk, cacu) terbuat dari tempurung kelapa; mali

ittam =: 1 langking; 2 jadi jintan ~ prb: orang yang selalu bergaul dengan

baik dengan siapa pun; di mana saja ada

itu x: bahari kala; jaman dulu; zaman baheula

itung (hitung*): ~ an: pelit; kalau ada jasa baru ada balas

iwang: canggung; gabior; gabir; janggal (dalam melangkah, bergerak dll.);

kaku; kekok; kikuk

iwas: 1 abah (lih. aras); mengarah; 2 hawa daba; gerakan udara yang

menandakan ada sesuatu yang bergerak

J.

Jaam (jam*): (1) pengukur waktu; tanda waktu; (2) ~ lipau: jam yang

sering tidak tepat lagi menunjukkan waktu, karena ketuaannya,

peninggalan Keraton Gunung Tabur ada di Museum Batiwakkal

Gunung Tabur

jaan: sering diucapkan sebagai slang dari kata “jangan”

jaar (jar*): ukuran yang berlaku waktu dulu (1 jar panjangnya 3 kaki atau

91,44 cm) jaman Belanda hinga awal kemerdekaan RI, sekarang

menggunakan “meter” (1000 cm) yang standar ukurannya

tersimpan di paris, perancis

jaat (jahat*) =: 1 elek; jelek; bangpak; buruk (tidak cantik; tidak elok;

tidak tampan); 2 (1) ~ ari: cuaca buruk (banyak kilat dan petir); (2)

~ ati: buruk perangai; 2 ba ~ rasa: sekarat

jabang (^): alat penangkis serangan; jebang; kelesok; perisai panjang;

rangin; telabang; tameng

jabba: jebakan kecil (tikus dll.), perangkap, serenjak

P:107

94

jabbi: cebik; cebil; cibik; cibir; grenyot mulut untuk mengejek; jodong;

grengut; menganjurkan bibir bawah ke atas (mulut tertutup)

dengan maksud merendahkan; sebik; serengeh; seringai

jabbul: 1 tombol, pundit-pundi rahasia (berbentuk kendi); 2 ~ nafas:

kendi nyawa (dalam dongeng raksasa rakyat Berau)

jabur =: kitab suci yang diturunkan kepada nabi Daud

jadi =: 1 banyak dan subur; 2 pan ~ an: (1) gampang berkembang biak;

(2) jadi-jadian; penjelmaan; siluman; 3 ~ bayi: (1) menjadi babi;

(2) sumpah untuk memberikan keyakinan atas pembicaraan

pembicara, bahwa informasinya benar adanya

jaga =: 1 (1) ba ~: bergadang; tidak tidur; (2) ba ~ ~: melekan; sengaja

tidak tidur sepanjang malam; (3) ta ~: terbangun dari tidur; 2 ~

kau: ucapan ancaman yang berarti “waspadalah engkau, akan ada

bahaya untukmu”

jagau =: hebat, kuat dan tangkas

jagul: (1) bogem (mentah); jagur; gocoh; jotos; memukul dengan kepalan

tangan; tonjok; (2) ba ~: bertinju; gocoh; sesah

jagung =: (1) (a) gandang; gandu; jalai; milu; Zea mays L; (b) keluarga

Gramineae; (2) (a) buah jagung konon untuk mengatasi kolesterol;

(b) rambut jagung konon dapat menurunkan hipertensi dengan

cara direbus dan airnya diminum

jaib #: 1 (1) ajaib; aneh; ganjil; (2) kagum akan kehebatan sesuatu; 2

perbuatan salah-salah sehingga menimbulkan kemarahan; 2 kata

ungkapan akibat rasa marah, karena kelakuan seseorang

jajaan (jajahan*) =: (1) jazirah; wilayah; (2) daerah yang sering dijelajahi

dan dikuasai keadaannya

jajabu: bubuk (abon) ikan dll. (lih. pundang)

jajar =: 1 pajang berderet; 2 man ~: menuturkan secara detil kelakuan

orang lain

jajjak: ba ~: bagus; cogah; dendi; indah (akibat dirias dan busana baru);

keren; perlente (flamboyant); tampan

jajjal: badung; bangor; nakal; usil

jaka x: 1 andaikan; jika; 2 (1) ~ ~: seolah-olah; (2) ~ ~ urang: berbuat

sesuatu sebagai orang kebanyakan atau orang baik lainnya

jakkat: sedekah wajib

jakku: kataku; ku katakana

jakkun =: gundang; halkum; lekum; lekun; merih; ujung kerongkongan

yang nampak tersembul di leher peria

P:108

95

jala =: 1 jaring penangkap udang, ikan yang penggunaannya dengan

dilemparkan ke air; (2) anak ~: tambahan anyaman pada bilah jala

agar bentuknya mengembang; 2 ~ ~ x: jendela; tingkap

jalan: 1 (1) berjalan; (2) sa ~ ~: gentayangan; 2 kediaman; 3 (1) wadah;

tempat; (2) ~ tidur: tempat tidur; 4 ~ ~: perolehan positif dan

negatif yang sama, sehingga hasilnya 0; 5 ke ~ an: mengalami;

pernah terjadi; 6 ambat ~: luing (lih. ambat); 7 padi sassat di ~:

padi mayas; tanaman padi yang tumbuhnya banyak dan berbuah

lebat

jalang =: 1 giras; liar; tidak jinak; 2 karabbau ~: (1) kerbau liar; (2)

minyak yang konon dapat membuat orang tergila-gila luar biasa

jalangkung (^): jailangkung; jelangkung; mainan megis berupa boneka

tiruan konon untuk mendatangkan roh orang yang sudah

meninggal; permainan mejik dengan menggunakan boneka khusus,

konon untuk ditanya berbagai informasi

jalannun: hantu air (sungai) yang bisa membawa orang tenggelam

jalin =: menganyam bilah-bilah kasar

jallak #: belalah; camar; gegaras; gelojah; gelojoh; gembul; kenyis; kuat

makan; lahah; lalah; lalap; majuh; pajuh; rakus; sengam

jallang + x: mata tak mau terpejam (karena banyak pikran); suhad; tidak

mengantuk; tak bisa tidur

jallau +: (1) jenis ikan sungai (semacam belut yang besar) panjang berkulit

licin (lendir); (2) ~ laut: ikan sidat; uling

jalling #: dilak; jelling; melorok; menunjukkan rasa tidak simpatik dengan

mendelik

jallung +: ~ an: gamang di ketinggian; gayat; merasa ngeri saat melihat ke

bawah dari ketinggian; kudai; tongsit

jaluak: luah; luat; muak (muntah tiba-tiba)

jamalu: tumbuhan semak menjalar yang rasanya asam

jambak x: sejenis mangkuk besar dari kuningan (lih. gadur)

jamban x: 1 (1) jambat; jembatan; jerambah; titian; (2) ~ alam: jembatan

batu alami di dekat kampung tubaan kecamatan tabular; (3) ~

bungkuk: jembatan di atas parit penghubung halaman rumah ke

jalan umum (Gunung Tabur); (3) ~ inda biyai: sebutan buat

jembatan penyeberangan (Sambaliung); (4) ~ kaladi: sulur keladi

(lih. kaladi); 2 ~ karra: tumbuhan palem hutan kecil sebesar ibu

jari untuk bingkai jahitan atap daun nipah; 3 man ~: (1) horizontal;

(2) man ~: batang atau cabang pohon yang memanjang sejajar

dengan permukaan tanah; (3) stalon; batang yang tumbuh

horizontal;

P:109

96

jambangan (^): 1 pajangan; 2 tanaman hias; baik pakai pot atau langsung

di tanah; vas bunga dan bunganya

jambatan: jalan; lebuh; setrat

jambu =: 1 (1) manis ~: agak manis sedikit; (2) mira ~: jambon; pink;

warna merah muda (lih. kasumba); 2 (1) ~ air: jenis pohon jambu

yang tumbuh ditepi sungai atau rawa (lih. barayyang), jambu yang

dapat dimakan dan manis, yang bijinya sangat besar dan isinya

tupis, disukai kelelawar; (2) ~ palimbang: jambu bol (lih.

palimbang); (3) ~ partukal: jambu klotok (lih. partukal); (4) ~

putih: jambu asam berwarna putih dan besar; 2 ~ ~: (1) ramburambu; rumbai-rumbai; (2) kertas pemberat/penyeimbang layanglayang diikatkan pada sisi kiri dan kanan layang-layang

jambul =: (1) centung; sejambak rambut; (2) minyak ~: kasimutik;

minyak rambut (cream) untuk pria (lih. atum)

jamman =: 1 ba ~: pernah punya peristiwa yang selalu teringat; 2 ~ kuda

makan tambaga: kejadian lama sekali; dahulu kala; masa lampau;

jaman primitif

jammik: lemah; lembek; goyang-goyang bila ditekan-tekan

jammu: 1 katamu; bilang(anda)mu; 2 bosan; jelak; jemu; jenuh; muak;

pasai

jampa: (1) capak; cemooh; gonjah; leceh (dilecehkan); (2) man ~:

gonyok; memandang rendah; mempermainkan; meremehkan;

jampayi: besok; hari sesudah hari ini

jampilus: sapaan untuk orang yang sifatnya kebodoh-bodohan

jampiring: mensiang; rumput gelagah berbatang segi tiga

jampiru: jatuh kesamping (ketika sedang berdiri)

jampulaan: 1 biduran; allergi; 2 ~ karabbau: abras; bodok; buduk;

dangkung (telah akut); bodol; bodot; kenohong; kusta; lepra; taiko

jamput =: man ~: 1 mengambil sedikit dengan jumputan; 2 mengundang

tidak keseluruhan, terbatas orang tertentu saja

jamrut =: jumantan; batu mulia berwarna biru

jamu =: man ~: menerima kedatangan tamu dan menghidangkan makanan

atau minuman

jamua: (1) bisul kecil yang tumbuh di wajah; jerawat; kokol; (2) ~ batu:

jerawat bintil putih kecil isinya seperti putih telur

jamung: obor yang dibuat dari daun kelapa kering

janggut =: bulu yang tumbuh di sekitar dagu (peria)

jangka x: pa ~ ~: langkah tak menentu seperti silat (karena mengelak atau

menghindar; menangkis)

jangnga: menjadi berjarak; menjadi renggang

P:110

97

jangngap: 1 gagap; gagu; 2 ~ ~: megap-megap

jangngau: cangak; jenguk; longok; melihat ke dalam dengan

memanjangkan leher atau mengangkat kepala; tengak; tengok;

jangnging: pohon belukar, berdaun lebar dan panjang, buahnya berwarna

hijau dapat dibuat bahan untuk keramas (lih. langir)

jangnguk x: 1 mendongakkan kepala untuk melihat (ke dalam); 2 ~ an:

salah satu pantangan (keyakinan orang Berau), posisi rumah atau

perwatasan (saudara, keluarga dll.) seperti langkah kuda catur,

keadaan ini bisa mendatangkan kesialan ataupun jatuh sakit di

antara keluarga

janjam: air ~: air sumur dekat Ka’bah

janjan: 1 terlelap; 2 hampir tenggelam karena penuh muatan (perahu,

kapal dll.)

jannak: 1 angler; cendera; lenyak; pulas; nyenyak (tidur); senyak; 2

jendera, ligat putaran maksimal; mejam

jantai: aji ~: cerita rakyat dari Berau, nama seorang ibu yang masih

berdarah bangsawan dengan 7 anaknya, ceritanya dengan

membuat “surabai” yang sangat besar juga sebanyak 7 buah (lih.

surabai)

jantik: bating; condong ke belakang; domplang; jengkit; kedik; lentik

sedikit ke belakang (tentang badan dll.); laur; melentik ke atas

(tentang ekor; jari dll.); selentik; tonggek

janubi: selatan

jappang =: (1) japan; jepun; nippon; (2) bangsa yang pernah menduduki

negara kita termasuk Berau menjelang perang dunia kedua selama

3 setengah tahun

jappin =: tari rakyat yang bertumpu pada gerakan kaki (lih. waina); Zapin

jarajjak: 1 derjui; deruji; jari-jari; jerigi; jerjak; kisi-kisi; terali; teralis; (2)

kelek; pegangan pada jembatan

jarak x: (1) ceraka; carakin; tumbuhan yang akar dan buahnya dapat

dipakai sebagai ramuan obat (lih. tapal), getahnya bisa untuk obat

kutil, luka dan seriawan; (2) Sekarang biji buah jarak tersebut

dapat menjadi bahan bakar mesin (bio) diesel, dahulu untuk

minyak lampu saja

jarami =: damen; rumpun batang padi yang buahnya sudah dipanen

jarammak: ta ~: sakit akibat terlambat makan

jaramun: 1 jerumun; sarang babi di hutan untuk tempat melahirkan; 2 (1)

keadaan kusut masai; (2) dami ~: rambut aut-autan tak terurus

jaramut: berbulu-bulu tak beraturan

jarang =: ~ gigi: ikan laut, berbadan besar dan bergigi jarang

P:111

98

jariangau: deringo; jaringau; tanaman obat berbau harum; tumbuhan rawa

jarijji (^): jari (jemari)

jariki: rezeki; rizki;

jaring x: 1 jerat dari rotan untuk menangkap kijang, rusa dll.; siding; 2

man ~: (1) memasang jaring untuk menangkap hewan buruan; (2)

(a) melaksanakan salat zohor setelah salat Jum’at; (b) dikarenakan

apabila jamaah salat Jum’atnya kurang dari 40 jamaah

jarrang (^): rebus; memasak (dengan api dan periuk); tanak

jarrat #: perangkap hewan (termasuk burung, kancil dll.) memakai tali

(sebagai perangkap pengikat)

jaring (^): jengkol; kabau; Pitheco jobium lobatum; Pithecolobium

lobatum

jarruk x: asinan (biasanya untuk buah, sedangkan untuk tiram, ikan dan

makhluk hidup lainnya disebut pakasam); samsiti; samsitin (asinan

sayur-sayuran)

jarrung x: biang lala; benang raja; keluwung; lengkung spektrum warna di

langit yang nampak karena pembiasan sinar matahari oleh titiktitik hujan atau embun; mengiang; pelangi; teja

jarujju =: tumbuhan berduri merambat, buahnya konon untuk obat bisul

(ditelan 7 buah)

jarukku: jatuh meringkuk; jerembab; jelepak; jelepok; kusruk; lepoh;

serundang; tersungkur (lutut lebih dulu jatuh)

jarum =: 1 ~ ~: asoka; 2 ~ ~ an: permainan anak-anak sambil berenang

dan menyelam (memperebutkan bilah kayu kecil); 3 man ~ ~:

recup (padi mulai tumbuh); 4 nama rumput kecil seperti jarum; 5

pemberian (upah, pembayaran) pada dukun setelah mengobati dan

uangnya diselipi jarum jahit (lih. pikarras)

jarungu: moncong (duri-duri, kumis dll.) pada udang

jatta: 1 kata kita; kita mengatakan (lih. jakku); 2 apa ~: apa lacur; apa

boleh buat; apa mau dikata lagi, sudah terjadi

jatu x: buah yang sudah jatuh dari pohonnya (durian, lai, “karuttungan”

dll.) karena telah matang; langkas

jau =: 1 (1) ~ kan bala ucapan: amit-amit jabang bayi; jangan sampai

kena pada kita; semoga sasalah yang sedang dibicarakan tidak

menimpa atau diajuhkan oleh Tuhan; (2) ~ kan bala pajalanan

nabbi saribu taun prb: semoga musibah itu dijauhkan dari kita

sejauh mungkin; 2 ba ~ ~ an: ada jarak cukup jauh walaupun

banyak

P:112

99

jaung: tumbuhan hutan yang buah/bunganya dapat dijadikan lalap atau

bumbu masakan (berumpun seperti jahe dan besar tinggi); katea;

kecombrong

jaup: (1) (a) jabat tangan; salaman; (b) pakaian kehormatan orang Berau

asli adalah berkopiah, bila lupa memakai kopiah saat bersalaman

harus menutup kepala dengan telapak tangan; (2) ba ~: pernyataan

saling memaafkan; (3) man ~: (a) sowan; (b) pernyataan salut

pada seseorang dengan menyalami; (4) pernyataan meminta maaf

jawa: 1 suku bangsa di Indonesia dari pulau Jawa, yang masuk ke Berau

masa penjajahan Belanda di pertambangan batu bara teluk Bayur –

SMP (Steinkolen Maskapay Parapatan), sejak 1920 an; 2 (1)

assam ~: Tamar hindi; Tamarin carica; tamarinda; (2) lawar ~:

pecal; pecel; (3) tabbu ~: tebu bahan untuk gula tebu; tebu yang

banyak manisnya

jawada: kue sarang semut (produksi daerah pesisir, kepulauan muara

Berau)

jawu =: 1 ~ malam: (1) larut malam; tengah malam; (2) ucapan yel-yel

mendukung pemain mamanda lagi pentas; 2 ~ banuanya prb; (1)

berkediaman di tempat yang jauh; (2) kurang pendengaran; tidak

memperhatikan

jibrail =: 1 (1) malaikat pembawa wahyu; (2) rukun iman ke-4; 2 urang

digasa ~ bumbunannya prb: orang yang dianggap mujur (selalu

beruntung besar)

jikkir =: kenduri besar dengan membaca zikir (salawat, ratib, wirid dan

doa-doa)

jilat =: 1 pa ~ ~: (1) jilam; menjilat-jilat (pada bekas makanan); (2)

keadaan orang yang menginginkan sesuatu dengan harapan besar

tapi tak mendapat apa-apa; 2 ~ an: laguna; telaga asin di daratan,

tempat hewan besar (lembu, rusa dll.) minum/menjilat air asin; 3

caccak baru ta ~ bubur prb: sindiran terhadap gaya hidup orang

kaya baru

jillai +: canal-cenil; dayuk; gelatis; lenggak-lenggok; banyak gaya dan

tingkah (tentang wanita) meliuk-liukkan badan seperti tak

bertulang, karena manja, bergaya dan sejenisnya, dayuk

jimat*: amulet; azimat; benda bertuah, benda yang dapat mendatangkan

keajaiban tertentu; fetis, maskot; sangga; sesuatu yang dianggap

mempunyai kekuatan gaib; tamimah

jingga: (1) kuning kemerahan; tampus; warna oranye; (2) warna untuk

sultan, misalnya lapik duduk; lapik tabak dll.) (lih. sapra)

P:113

100

jingkar: (1) kewalahan berat; (2) menangis sejadi-jadinya (pada anakanak)

jingkat #: langkah; melangkah

jinnya: (1) katanya; ujar; (2) ~ abisia: kata mereka; (3) ~ abis andika:

kata para paduka (bangsawan, atau kelompok mertua)

jintan* =: 1 tumbuhan menjalar yang biji buahnya untuk bahan rempah

(biji-biji hitam atau putih seperti biji wijen) dan untuk obat-obatan

(lih. uat); 2 wadai ~: kue kering dipotong kecil-kecil dicampur

jintan dan digoreng; 3 jadi ~ ittam prb: di mana saja ada dan

cokok (supel);

jipa: belantik; jerat; jirat (lih. panjut)

jiwa =: 1 sagubang 12 ~: bait nyanyian dolanan anak-anak; 2 caca ~:

pendataan penduduk; sensus

jiwang x: anting-anting pendek bertiang, menempel dan tertusuk pada

lubang tindik, tidak bergelantung ke bawah; gewang; giwang;

kerabu; subang kecil di cuping telinga

jiyin =: makhluk halus yang dianggap punya akal

jiyip =: 1 jalupi; layar pembantu berbentuk segi tiga pada perahu layar

(lih. lambu); terikit; zib; 2 mobil jenis jeep

jua =: 1 juga; hanya saja; pun; 2 (1) air meluap dari tempat

penyimpanannya; empoh; leber; limpah; luber; (2) meluap karena

mendidih; (3) ~ ~: lewah; meluap-luap keluar dari lubangnya; 3

man ~ ballum pannu prb: sindiran terhadap orang yang

bertingkah seperti orang kaya, padahal belum ada apa-apanya

juak +: benda cair berdesakan keluar dari lubangnya

juanan: joran; tiang pancing (lih. ujanan)

juang =: 1 julang; 2 melampaui bungkusnya; 3 ~ an: melakukan sesuatu

kegembiraan, padahal masih dalam suasana berkabung

juar +: bergerak gerak lembut (seperti gerakan-anak-anak bayi); canak;

mencanak; mencuar

jubba =: (1) baju panjang laki-laki hingga di atas mata kaki (lih. buku);

(2) dipakai para pemuka agama saat di masjid pada saat hari-hari

besar keagamaan

jubur: ambeien; bawasir; bawatir; gangguan pembengkakan pada urat-urat

dubur; hemorvoid; penyakit (radang dll.) pada pelepasan; bawatir

jujju: ta ~ ~: berjalan terhuyung-huyung; lanjur; loyong; terdorongdorong sendiri ke depan

jujjul: 1 dorong (sampai jatuh); sontek; tudak; 2 ~ an: famili ikan patin

dan berbadan besar, rasanya lebih hambar

P:114

101

jujung: asong; cangking (lih. junjung); junjung; membawa di atas kepala;

tanang, mengangkat hati-hati dengan kedua telapak tangan yang

ditinggikan; tatang; tating

jukut: 1 (1) (a) ikan; (b) lauk untum kanan nasi (sayur dll.); (2) ~ idup:

ikan basah (ikan yang belum digarami, atau dikeringkan); (3) ~

Bajau: ikan yang di“pundang” dan dikeringkan tanpa

penggaraman; (4) ~ karring: gareh; gereh; gerih; ikan asin;

kelotok; 2 pan~: nelayan (khusus ikan); 3 mata ~ an: (1)

menyerupai mata ikan; (2) bisul pada ibu jari

julai: gelibir; menjulur ke bawah (biasanya bibir lidah atau lainnya yang

menjulur); terkulai karena tebalnya (tentang bibir dll.)

julalat: man ~: merambat kesana kemari (api), jalan-jalan kemana-mana

julat #: nyala mendadak (api): golak

juliga: benda bertuah (batu) pada tubuh hewan, dapat untuk ajimat atau

obat; geliga; guliga

juling =: bola mata seseorang yang berlainan arah pandang; cendang

jullit: 1 coket; colek; colet; guil; guit; jawil; menyentuhkan telunjuk

(ambil sedikit); tonyoh; tonyok; 2 man ~: (1) mejentuhkan

telunjuk; (2) memarahi dan memberi malu pada seseorang dengan

menyentuhkan ujung telunjuk ke muka seseorang yang lagi

dimarahi tersebut

juluk + x: man ~: rasa hendak muntah yang mendesak-desak dari dalam

dan disertai muntah-muntah (lih. ruak)

julung x: 1 (1) ba ~: melompat dengan kepala duluan; (2) ta ~: terdohok;

terjatuh (rebah)dengan kepala lebih dulu; 2 (1) ~ ~: ikan julungjulung; jolong-jolong; senjolong; (2) cerita rakyat Berau tentang

serangan ikan “julung-julung” di banua pantai, terkait dengan

peran aji kannik barrau sanipa (lih. aji)

jumaat: hari kaum lelaki pergi ke masjid; hari ke enam; Jum’at

jumadil: (1) ~ akir: bulan ke 6 tahun hijriyah; (2) ~ awwal: bulan ke 5

tahun hijiyah; (3) kelompok bunan “ampat sanyama” (lih. nyama)

jumallai =: pohon hutan yang bagus untuk papan lantai rumah

jumbai x: 1 rumbai besar; 2 ujung ekor bulu ayam jantan yang panjang;

lawi

jummik: dengkik; lemah dan lamban; lemban; semantung; tak ada

semangat dan tak ada kemampuan kerja

jumpillit: sa ~: sedikit sekali; mendapat hanya sedikit

jumpu x: orang pribumi yang menjadi polisi jaman pendudukan Jepang

jumput =: 1 mengambil dengan ujung-ujung jari; 2 se ~: sedikit

P:115

102

junang: jatuh (rebah) mendadak; junam; jungkal; limbung; menukik; 2

tali ~: tali pada pangkal di layang-layang; teraju

junjung: perintang dibuat dari cabang-cabang kayu untuk membuat

binatang atau ikan masuk ke perangkap; sawar

jungkang x: 1 kayu (banyak cabang besar-besar) lintang pukang dan

menganjur ke atas; congkang; 2 ~ kalak: golak-golek; hembalang;

jempalitan; jengkang; jerongkang; jumpalit; terjungkir balik (lih.

palik); 3 kuma ~ an: conggah-canggih

jungkar: karah; ujung kayu (kayu gelagar lantai) yang keluar melebihi

dinding (menurut kepercayaan orang dulu, sering tempat mahlukmahluk halus bertengger, termasuk arwah orang meninggal selama

sebelum/dalam 40 hari)

jungkit: (1) terangkat ke atas sebelah (bagian ujung atau pangkalnya; (2) ~

~: conget

jungkung: 1 perahu khas Berau jungkung (kepala perahunya di haluan dan

buritan berukir khas gaya Melayu – Berau); 2 cangkung; duduk

dengan kaki dilipat kedua lutut bertekan pada telapak kaki dan

pantat tidak menyentuh lantai; jerongkok; jongkok; johong;

jongkang; rangkung; tinggang

jungup: 1 budur; candung; congol; cungul; embol; jangat; jengul; jungat;

keluar dari liang atau permukaan air; sembul; sempul; tersembul;

tongol; 2 recup (tanaman yang mulai muncul, tumbuh); keluar dari

liang; 3 muncul menampakkan diri; menyembul ke permukaan

junjung x: 1 (1) kain sarung atau lainnya yang digunakan kaum wanita

saat berada di tengah umum untuk melindungi muka dari

pandangan orang banyak, atau kena sinar matahari; (2) tirai kain

(sementara) diberi tiang; 2 dinding (pagar) sekadarnya untuk

mengarahkan buruan ke perangkap; sero, pancang-pancang yang

merupakan pagar dipasang di tepi laut untuk menahan dan

menggiring ikan

junnup =: janabah; junup

juntai #: 1 tergantung ke bawah; terjuntai; 2 semak di tepi sungai yang

menjulur ke tengah sungai, sehingga dapat membahayakan orang

naik perahu (saat air banjir); 3 putri man ~: (1) putri terjuntai; (2)

jenis benalu; 4 kaki-terjuntai juntai;

juragan #: bacik; juru mudi; kapitan; kapten kapal; mangkoda; mualim;

nakhoda; segani

jurai: bentangan tali

juriat =: dinasti; keluarga; kulawangsa

P:116

103

jurimbat: 1 (1) jerembab; sengkelit; hgelincuh; (2) ta ~: tersandung kaki;

tersaruk; 2 jegal; mengganggu kaki orang yang berjalan sehingga

terjatuh

juru x: lepau (rumah dibelakang untuk tempat dapur dang dang); rumah

dapur (lih. sarugung); tela

jurus x: jotos; santak; tinju (jab) lurus ke depan

jutus: menggocoh; meninju lurus ke depan (lih. jurus) dengan gerakan

cepat dan hanya sekali; tebok

juwai: ceroboh

K.

Ka ap: tempayan tempat air

kaar: 1 gambar keadaan di permukaan bumi; peta; 2 ~ (kahar*) suwung:

(1) jamang; perhiasan kepala terbuat dari emas/perak; (2) model

pakaian penganten (lih. suwung) kerajaan

kaar suwung (kahar suhung*): model pakaian dengan hiasan kepala

kebesaran kerajaan (tempo dulu), beserta kain pakaian (ampik

salayang kuning (lih. balanga)nya dan ini salah satu model pakaian

untuk penganten kerajaan

ka’ba (Ka’bah*): bangunan persegi empat di tengah masjidil haram di

mekah untuk arah kiblat

kababang: lari tunggang langgang karena ketakutan (kaget sekali)

kabangkallan: kelolong; tersangkut makanan dalam kerongkongan;

tersekang; tersumbat

kabayan: inni ~: orang tua yang digambarkan bijaksana dan selalu

berdiam di ujung kampung, dalam cerita rakyat (lih. susuran)

kabbai: (1) gubit; melambai untuk memanggil; (2) lambai (ucapan

selamat jalan (dadag)

kabbal =: (1) kedut; tak mempan senjata tajam; (2) ~ turas*: kebal sekali

tahan segala senjata tajam; sangat kebal (lih. turas)

kabbat x: 1 tutup; menutup; alat penutup; 2 empang; pamagar muara

sungai agar ikan tidak lolos; tebat;

kabbau x: ikat pinggang terbuat dari anyaman rotan untuk cantolan

mandau (lih. ambin) ketika bepergian dengan membawa mandau

kabbul =: 1 makbul; permintaan doa terwujud; terkabulkan; 2 di ~ kan

saitan prb: (1) ucapan jelek kebetulan terwujudkan (jadi

P:117

104

kenyataan); 2 teguran pada orang yang mudah omong

sembarangan

kabbung: cembung; jeluk (lih. malassung)

kabbut: 1 (1) berdenyut; gembut; (2) ~ ~: nafas turun naik tak teratur

(sekarat); temut- temut; 2 berjalan laju; ngebut

kabiassan: ucapan pembenaran terhadap hukumannya harus begitu, sesuai

dengan kejahatannya

kabu + (^): kapuk (pengisi bantal) (lih. kapuk); (2) bigi ~: biji buah randu;

klenteng

kabuan #: keracunan makanan, akibat makan bermacam-macam buah

(terutama buah hutan)

kabuatan: 1 termuati; 2 kalap; marah (naik darah) sekali

kabukuan: dapat difahami pembicaraannya

kabur =: 1 kurang terang; tidak jelas; 2 (1) jebur; (2) pi ~: suara benda

besar jatuh ke air; suara ikan besar menyambar; (3) ~ ~; berjalan di

air yang cukup dalam mendekati selutut;

kabus (^): awan yang melayang-layang dekat permukaan bumi; halimun;

kabut

kaca =: (1) ~ ~: rumput kecil berwarna hijau muda, dapat untuk campuran

pupur basah untuk pemutih dan penghalus kulit; (2) ~ piring:

bunga susun kelapa; Gardenia jasmine ides; tanaman pagar (hias),

konon daunnya dapat untuk obat (lih. piring)

kacacar +: cacau; gerak-gerak cepat (biasanya pada balita); gratak; lincah

gerakannya

kacak: (1) tipu; (2) ta ~: salah mengambil langkah sehingga rugi

kacamba =: biji yang mulai tumbuh tunas/lembaganya; tauge

kacanda: menanam sementara untuk kemudian dipindah lagi; semai

kacang =: 1 kacang tanah; (1) ~ buttur: jaat; kacan belimbing; kecipir; (2)

~ paddang: sayuran (buah) menyerupai pedang; (3) ~ parrut:

kacang panjang buahnya berwarna keputihan, yang besar dan

panjang sekali; (4) ~ puti =: kacang yang biji buahnya berwarna

putih, biasanya untuk lauk dengan bumbu bistik atau bumbu

lainnya; (5) ~ ijjau: (a) kacang yang buahnya bulat kecil-kecil dan

hijau; (b) sebutan lain untuk serdadu; (6) putu ~: kue kacang

hijau; kue satu kacang

kacapak: suara kaki terinjak air

kacawak: luang ~: gua tempat puluhan burung walet bersarang, di area

Sungai Inaran Kelay, terdapat batu seperti harimau sedang duduk

meringkuk (lih. kalluk)

kacawali =: bigair; kecuali; melainkan

P:118

105

kaci: kain mori tipis

kaciak x: sejenis ayam hutan bertubuh bentuk agak gempal dengan bulu

ekor putih pipih dan bisa menari

kacipak: suara air yang terinjak (berjalan di air dangkal), berjalan dengan

sandal/sepatu berisi air

kacipik: suara jalan agak kecil dari “kacipak” (lih. kacipak)

kacipuk: suara air yang diceluk

kacubung =: tumbuhan perdu yang bijinya bisa memabukkan

kacup: gunting yang tajam sebelah atas dan sendinya ada di ujung untuk

mengupas dan membelah pinang; kacip; kalakati; kecip; kelati;

pisau pengupas (khusus) pinang (seperti jepitan)

kacupput: (1) kuncup; kemuncup; (2) mengecil ke dalam kembali setelah

sebelumnya mekar

kadabang: 1 (1) bulus; kambar; kambau; kura-kura; (2) konon minyaknya

dapat untuk penghalus kulit wajah; 2 mancak kau ~ prb: teruslah

berjoget (lih. igal); seruan untuk menyemangati pemain (lih.

mancak)

kadallai =: (1) tumbuhan palawija bangsa kacang-kacangan, daunnya agak

lebar dan berbulu halus, yang ditanam di sawah; (2) berbuah kecil

berwarna kuning keputih-putihan atau hitam; biji buahnya untuk

bahan kecap, tahu, taoco, tempe dll.

kadam x: 1 berdiam lama di tempat terisolir; 2 dekam handam;

menyimpan lama-lama; pendam

kadang: membuang air nasi dari periuk, supaya cepat matang

kadar: lailatul ~: 1 malam kemuliaan; malam turunnya Al-Qur’an di

bulan Ramadan; 2 mu’jizat di bulan Ramadan berupa benda aneh

yang menakutkan, namun diapa berani menangkap atau

mengambilnya akan menjadi harta karun yang merupakan rezeki

nomplok

kadayau: 1 biawak; beriang; jawang; jiawang; Varanus dumerili; 2 ~

lasang prb: biawak hitam; (2) sebutan untuk anak yang bengal dan

hitam

kadidia: kepadanya

kading: burung ~: jenis ikan sungai (kecil) tahan di segala air (keruh),

sehingga banyak dipelihara orang di rumah sebagai hiasan

(akuarium) dalam toples

kadira #: 1 kursi (*ptg, bgs); seliri; 2 sandal

kadulangan: hidangan yang selalu tersedia dalam suatu tempat khusus;

penampan

kadusa: hanya; sekadar apa adanya

P:119

106

kadut #: 1 bungkusan; kekandi; buntel; pembungkus yang sudah jadi;

pundi-pundi yang terbuat dari lembaran ataupun kain; 2 (1) ~

kaca: kantong plastik bungkus gula/tepung; (2) ~ sulipi: sarung

bantal

kail (^): 1 pancing; 2 (1) ujanan ~: tiang (stick) pancing; joran (lih.

juanan); (2) batu ~: pemberat tali pancing (biasanya dibuat dari

timah); 3 ~ ~ an: angina; radang tenggorokan ringan (amandel);

tongsel; 4 lakattan ~: salah satu jenis ketan yang usia tanamnya

paling lama sampai 7 bulan dan rasanya paling enak

kain =: 1 (1) ~ talli: jenis kain brokat tempo dulu; (2) ~ tappung: belacu;

kain mori mentah berwarna kekuning-kuningan, belum diputihkan;

marikan; 2 cammar ~: haid (lih. datang)

kair: arik; kabir; kais ke arah orang yang mengais; rengkuh

kais #:

kait: 1 (1) gantol; (2) melaih dengan tongkat berkait; 2 ~ ~: (1) alat

pengait; (2) ~ kulambu: alat penahan pada pintu kelambu ranjang;

(3) jolok; (4) ~ ~: tumbuhan kayu merambat tiap ruasnya tumbuh

pengait untuk cantolan merambat

kajabat: tumbuhan semak, buahnya sebesar buah kacang hijau

kajaggan: arip; bangun kesiangan; kerinan; tidur kesiangan (akibat kurang

tidur)

kajajanga: kue kesing berbungkus gula rebusan

kajang =: 1 atap perahu dll. terbuat dari jahitan daun nipah; kapa-kapa; 2

~ sibugai: jenis kajang dengan cara penjahitan tersendiri (atap

untuk perahu besar, kompet, lambu, sappit dll.) terbuat dari daun

nipah muda (lih. pucuk)

kajanna: (1) belangah; benggang; bengong; domblong; jelengar; kesima;

lena; longo; longong; pegan; pangah; terangah; ternganga;

tertegun; tungkap; (2) ta ~: gragap; memandang dengan

terperanjat; terangah; terdiam seketika, terkelu, terkelu,

terperangah; tertegun

kajjam: (1) merem; pejam; picing tutup mata; (2) ~ kurrup: mata redup,

merem melek

kajjar: 1 (1) malaria; sakit panas dingin; panestes; penyakit yang

dijangkitkan oleh nyamuk Anopheles; (2) konon obat tradisonal

malaria adalah rimpang tumbuhan lempuyang, biji langsat, atau

daun “tarum” (lih. patau); 2 (1) ~ ~; gemetar karena takut; (2) ba ~

tullang: brigidig; gecar; gecer; menggigil karena takt yang sangat

kajji (haji) =: 1 (1) haji; (2) tuan ~ (tuanajji): pak haji; (3) inda tuan: bu

haji (lih. tuan); 2 (1) bulan Zulhijjah; (2) bulan kedua belas hijriah;

P:120

107

(3) menurut perhitungan Berau bulan ini paling baik untuk

melangsungkan pernikahan

kajjung: 1 bangka; bangkar; jegang; kaku; kanjur; keras; kicang; wagu; 2

(1) padi ~: gabah bukan ketan; (2) barras ~: beras biasa (bukan

ketan); 3 ka ~ an: (1) kekerasan, terasa keras (benda, makanan dll.

yang seharusnya lembek); (2) amor berahi; birahi (pada laki-laki)

(lih. gatal); dukana; semara

kajjut =: ma ~: mendadak

kajummut: merapatkan selimut atau pakaian dan mengecilkan tubuh,

karena takut atau perasaan dingin

kaka: abang; kakak; saudara tua

kakaban x: atol di perairan lepas pantai Berau di Kecamatan Maratua,

dipulau ini terdapat danau yang hidup ubur-ubur yang satu-satunya

di dunia (berenang terbalik) di samping banyak ubur-ubur lainnya

kakak x: ba ~: suara ayam betina yang sedang akan bertelur, sebelum

masuk kandang untuk bertelur (lih. kangkutik)

kakamban =: kain yang disimpulkan di dada (wanita) akan dan habis

(selesai) mandi; kemban

kakapan: bisul kecil-kecil yang sangat pedih dan secara medis obatnya

cukup mahal, kalau menggunakan obat alternatif ternyata sangat

sederhana dan cepat sembuh, yaitu semburan mamahan daun

“singkil merah, susu kunyit dan ujung beras, serta mantra-mantra”

pada bagian yang ditumbuhi penyakit tsb.

kakatua =: 1 burung betet berwarna putih atau hitam; 2 semacam tang

untuk pencabut paku (lih. unggum)

kakau =: koko; pohon dan buah cokelat

kakawang: Depterocarpaceae; pohon kayu yang buahnya menghasilkan

minyak; kawang; tengkawang

kaki =: ~ lima: beranda; teras (depan) rumah yang beratap dan berpagar

(lih. kandang)

kakkai: gali; keduk; sungkal

kakkal =: (1) ulet; (2) ~ li: diupayakan terus-menerus hingga didapat

kakkas x: 1 benah merapikan dan menyimpan dengan baik dan rapi,

segeh; 2 membersihkan sisa-sisa bakaran kayu di huma (lih. uma)

kakkat x: air timpas; kantang; mengering (air, rebusan, air sungai/laut

karena surut)

kakus (^): jamban; pakiwan; WC (water closet) (lih. lanting)

kala =: 1 kalajengking; ketonggeng; ketungging; 2 ~ ~ x: jenis pohon dan

buah (kebun buah), berbuah pada musim buah, buahnya berwarna

pink; (2) memakannya diolah dulu dengan disiram air mendidih

P:121

108

ditiriskan dan diberi sedikit garam; (3) konon sambil meratakan

garam pada seluruh buah yang lagi diolah tersebut, diiringi ucapan

“buang gatal, mayi lammau”

kala alam”: juz ke-16 dari kitab suci Al-Qur’an

kalabat: dayung bermata dua (lih. killian)

kalacci : ~ kan: diusahakan sedapatnya untuk diberi jatah, walau hanya

sedikitpun

kaladi =: 1 seratak; talas; tumbuhan berumbi1; (1) ~ kantang: keladi

berbonggol tunggal dan isinya berserat halus; (2) ~ rakit: keladi

yang berbonggol banyak; 2 jamban ~: sulur keladi (keladi

bersulur banyak) untuk disayur (lih. jamban); 3 ~ kararimpun:

(sampiran pantun) siapa belakangan terakhir berhenti

menyelesaikan makannya ia yang merapikan piring (peralatan)

makan tsb. (lih. kararimpun)

kalai x: 1 kelay (nama cabang Sungai Berau sebelah kiri); 2 salah satu

kecamatan di Kabupaten Berau

kalain: ma ~ kan: aneh dari yang biasa; berkelakuan lain; lain dari yang

lain

kalak =: 1 sungsang; terbalik; 2 (1) terbengkang ke atas; 2 jungkang ~:

jerongkang; tunggang langgang (lih. jungkang)

kalakari: plastik

kalakkar: minta secara terus menerus agar segera diberi

kalalabban: cupai; kelupaan; terabaikan; terlupakan tidak sengaja

kalalakau: bekas sarang laba-laba di rumah yang sudah menghitam dan

tidak terpakai lagi; sawang

kalalawar =: kampret; kelambit

kalal malau” (mala’u*): juz ke 9 dari kitab suci Al-Qur’an

kalam (^): 1 pena; polpen; 2 pendiam; bergerak lamban dan hati-hati

kalamanting: Acillis; bagian kaki antara tumit dan betis; belakang mata

kaki; ketimaha; keting; ketingurat; tendom

kalamayi x: (1) kelemarin; kemarin; kepetang; (2) ~ dullu: hari sebelum

kemarin; kemarin dulu; salumbari

kalampuri: cencaluk; udang sangat kecil (udang ribbon) yang sudah

dikeringkan (dari udang bahan terasi)

kalamun =: melamun; tercenung

kalang =: 1 bantalan; galang; kayu penyangga diletakkan melintang; 2 ~

manisan: terasa agak manis; 3 ~ kabut: sibuk sekali dikejar-kejar

waktu penyelesaian tugas

kalangkang* x: sajen; semahan; sesajen; sesaji; menggunakan alas dari

bambu (barrang) dianyam, diberi tali gantungan diisi ketan dll.,

P:122

109

digantung di atas bubungan, di pohon kayu dan ada yang

dicelupkan ke air (memberi sesajen untuk yang di darat, di laut dan

di angkasa)

kalantit vulg =: 1 bagian yang menonjol di mulut vagina bagian atas; itil;

klitoris; puting; 2 antik-antik mandau malantik tangkaruak

bajalan malam: sampiran sebuah pantun tentang klitoris

kalapa a” (qalapaha*): juz ke 27 dari kitab suci Al-Qur’an

kalapak x: 1 (1) telapak; (2) (a) ~ tangan: tempap; telempap; (b)~ battis:

kadam; (3) puti ~ battis prb: lari terbirit-birit karena takut; 2 ~

tiung: pohon dan buah kayu (buahnya sebesar kelereng isinya

seperti isi kelapa dan dapat dimakan)

kalapiyai: 1 jelutung, getah jelutung, 2 pandam; sebangsa karet untuk

melengketkan parang (pisau dll.) pada hulunya

kalar (^): kerah; krah; leher baju

kalara =: 1 anak ikan sembilang; 2 Belandar, tempat benda berat

digelindingkan (perahu, sappit, kayu log dll.)

kalasa x: kasadah; kasah; lampit; tikar bilah rotan;

kalat: tarik ~: adu tarik tambang

kalatak: suara menggelatakkan benda keras menyentuh benda keras

lainnya

kalau x: ~ ~: terang bulan yang disaput awan, sehingga tidak terang benar;

sinar bulan terhalang banyak awan

kalawar: 1 kampret; kelelawar; lawah; 2 cap ~: (1) tanda silang pada

bagian tubuh tertentu (dahi, perut, dll.) menggunakan kapur sirih;

(2) sebagai salah satu cara pengobatan dan penangkal gangguan

roh jahat

kalayangan: 1 layang-layang; wau; (1) jenis permainan tua, diperkirakan

mainan ini sejak tiga ribu tahun lalu; (2) terdapat lukisan layanglayang di dalam gua di kabupaten Muna – Buton yang konon

berusia 3000 tahun; (3) permainan ini ada di Cina sejak dua ribu

lima ratus tahun lalu; 2 (1) wau; layang-layang kertas; (2) dahulu

di Berau layang-layang ini dimainkan dan diadu (lih. gual) di

tepian Tanjung Redeb, menjulur ke luasan Sungai Segah arah

Gunung Tabur; (3) layang-layang yang kalah (putus talinya) akan

jatuh melayang ke tengah sungai; (4) di tengah sungai ini telah ada

puluhan perahu kecil menunggu untuk memperebutkannya (lih.

jatu); (5) ini tontonan tempo dulu yang paling mengasyikkan dan

menegangkan, ada puluhan pemain yang memainkannya tiap

rembang senja

kalayi: bengkelai; cekak; kelahi

P:123

110

kaliamang: (*bjw) kepiting kelapa; kepiting kenari

kalibarau: cengkerawak; cucak rowo; barau-barau; burau-burau (burung

berkicau); sebarau

kalibung: 1 (1) bungkus melengkung horizontal; (2) kain pelekat yang

sudah dijahit; 2 ~ tattak: beberapa orang duduk dengan posisi

melingkar (keliling) (lih. tungur)

kaligar: suara gelegar kecil akibat benda tersentuh-sentuh pada dinding

kalikir: guli; gundu; kelereng; kelici; keneker

kalilir: ~ an: hidup luntang-lantung tak menentu; tuna wisma

kalimanau: perdu hutan dengan buahnya dapat dimakan mirip kelengkeng

kalimbuai x: jalan mondar-mandir tak menentu

kalimbuar: gerakan besar di air (seperti gerakan ikan besar, buaya dll.)

kalimpannan (^): kelilipan; mata kemasukan benda asing

kalimpasan: 1 terlampaui (kedahuluan) dalam lomba kecepatan; 2

didahului menikah oleh yang lebih muda/adik

kalimpatan: terlupakan akibat tak kelihatan

kalimpupput: 1 buah atau lainnya yang masih terlalu kecil; 2 kecil sekali

kalingking =: 1 jari terkecil; 2 (1) simbol “semut” dalam suten (lih.

umpinsut); (2) semut dalam simbol tersebut mengalahkan gajah

(yang disimbolkan ibu jari), gajah mengalahkan orang (manusia

yang disimbolkan jari telunjuk) dan manusia dapat mengalahkan

semut

kalintang: 1 belintang; kelentung; melintang; 2 bakupia ma ~: konon

memakai kopiah seperti ini sebagai pertanda baru saja kalah di

meja judi

kalintuang: kuma ~ an: malang melintang tak karuan

kalintung: bel pancing terbuat dari kaleng dan diberi besi, agar bila

pancing dimakan ikan “kalintungnya” bunyi (lih. rawai)

kalinung: (1) bunyi gong; suara gamelan; (2) bunyi bel pada pancing (lih.

kalintung)

kalisi =: klise; negative film

kalitak: katek; ketek; ketiak

kalitau: ta ~: malang melintang akibat terpaan arus air (kalau di air)

kalitik x: geblik; geletik; geliling; gelitik; geliting; giri; kitik; mengilikngilik; sentuhan (sengaja) yang membuat rasa geli

kalituk: alat komunikasi berupa kayu yang diberi lubang (lih. rabbuk)

digantung dan dipukul sisinya, hingga mengeluarkan suara

nyaring, banyak dipergunakan di surau-surau (lih. mandarsa)

sebagai panggilan untuk berkumpul dan tanda masuk waktu salat

(lih. sambayyang); kentongan; kerantung; tong-tong

P:124

111

kalla +: berada di terik matahari tanpa pelindung

kallang* x: (1) garis pada telapak tangan melintang dari samping ke

samping; (2) konon kalau dipakai memukul/menampar terasa

sangat sakit pada orang yang kena pukulannya

kallap: 1 mengangut; tertidur sejenak (lih. janjan); 2 ~ ~ an: hampir tidak

nampak, karena objek terlalu jauh; lamat-lamat

kallas x: mengering; kosang

kalli (^): (1) Clariusmelanoderma; ikan lele; (2) indu ~: belut; lindung;

sidat

kalling =: (1) seng; (2) lalai ~: piring seng; 2 warga Berau yang berasal

dari india selatan; tamil

kallip: 1 mata uang tempo dulu terbuat dari tembaga senilai 5 sen; 2 klip;

(a) penjepit kertas; (b) penutup minyak dan udara dalam mekanik

mesin

kallit =: 1 cara menghindar dan mendribel bola (bola sepak); 2 (1) kecoh;

tokoh; (2) cara menghindar dari urusan

kalluk: (1) melengkungkan; (2) berbaring dengan badan melengkung atau

tergulung (ular, kucing, anjing dll.)

kallum: 1 perahu mesin (tempel) balap; 2 bakiak; cakiak; gamparan;

kelompen; teklek; sandal kayu; tengkelek; terompah

kaluang (^): 1 kalong; jenis kelelawar besar; kelambit; paniki; peniki; 2

(1) sebutan lain dari layang-layang; (2) ba ~: (a) banyak kalong

pada musim buah: (b) sedang main layang-layang

kalubbung: agak menggulung pada benda lebar dan tipis

kalui (^): ikan gurami

kalujut: membungkus badan rapat-rapat dai ujung kaki sampai ke leher

ataupun sampai ke kepala

kalukkut: melipat rapat-rapat tangan dan kaki ke dada

kalukkung: 1 berbaring atau duduk dengan posisi menggulung, lutut

dengan posisi mendekati data dan kadang-kadang tangan

memegang lutut; 2 ~ radin: lauk makan terbuat dari parutan

kelapa yang dimakan dengan cara tertentu

kalullut: ikal; keriting

kalumbun: 1 gelimun; kelumun; kemul; selimut; selubung; 2 cuplukan;

ermut; kelumun; markisa mambusa; rembusa; tumbuhan (rumput)

merambat yang buahnya manis dan daun mudanya (pucuknya)

dapat disayur

kalung x: 1 membawa (mengambil, membelikan) untuk diri sendiri juga

membawa (mengambilkan, turut membelikan) untuk teman; 2 ~ ~:

aguk; badung (hiasan emas berbentuk segitiga bertatah); dokoh;

P:125

112

emas muda (emas dengan campuran logam seperti perak) hiasan

dada pada pakaian (pakaian kebesaran putri bangsawan ataupun

raja) ampik salayang, hiasan ini berbentuk segi tiga terbalik

(alasnya ke atas), bertatah dan berukir, di tengahnya diletakkan

batu mulia (lih. buntat) agak besar; lemana suasa; pendiang; 3 ruti

~: karaketing; logam yang berbentuk gelang, digenggam untuk

pemukul (lih. ruti); 4 (1) ta ~: (a) terlibat; (b) dapat menyaksikan;

(2) ta ~ ~: terbawa-bawa/terlibatkan dalam suatu masalah

kalupis: mogosari; pais (panganan terbuat dari tepung beras dicampur

cacahan pisang atau terbuat dari parutan singkong, kemudian

dibungkus daun pisang dan dikyukus)

kaluppan: lupa; terlupakan

kama x: (1) kasur (khusus) tinggi buatannya (seperti spring bed sekarang)

untuk ditempatkan di depan ranjang; (2) kasur untuk tempat

pengantin bersanding, juga di depan ranjang pengantin

kamalamman: seharian (dari pagi sampai malam); sepanjang hari

kamanakan =: anak dari saudara ataupun sepupu; keponakan

kamarangga: 1 geramang; kelangrang; kerangga; keranggan; kerengga;

Oecophyilla smaragdina; semut besar (merah warna); semut

pohon; 2 ~ uttan: laba-laba berbisa; tarantula

kamarunggi: 1 pohon hutan, buahnya seperti kelereng dan berwarna

putih; 2 kemlandingan; laba-laba besar

kamat =: iqamah; seruan tanda salat akan segera dimulai (dilaksanakan)

kamayi: 1 mari ke sini; 2 ~ kawu dullu prb: (1) kemari sebentar; (2)

ambillah ini buatmu

kambal: cambul; sebangsa tempat sirih yang besar dan bulat pipih

kambalattik: jenis serangga mainan anak-anak (untuk terbang dengan

cara melentikkan diri terlebih dahulu, hingga terpelanting dan terus

terbang)

kambang =: 1 mekar; merekah; pektik; 2 baju ~: baju rok; gaun; 3 (1) ~

guyang: hiasan sanggul berbentuk bunga dengan tangkai berupa

pegas dari logam; gegetar; (2) ~ lampu: bunga sepatu; kembang

raja; wora-wari; (3) ~ samangkuk: biji buah hutan, bila direndam

akan mekar (seperti agar-agar) sepenuh mangkok, konon dapat

menjadi penurun panas dalam; 4 ma ~ pasang: air mulai pasang

naik; 5 ~ pallu: biang keringat; 6 (1) ~ liyir prb: (a) leher mekar;

(b) luik; terasa hendak muntah, karena melihat sesuatu yang

nampak menjijikkan; (2) ~ kimput idung prb: hidung mekar dan

tergerak-gerak karena pengaruh perasaan hati senang atau kaget

P:126

113

kambayau: buah hutan (lebih kecil dari buah pinang) yang isinya buahnya

berwarna kuning dan dapat dimakan, dengan terlebih dahulu

direbus. Biji dalamnya dapat disayur, dengan cara terlebih dahulu

direndam dalam air agar tunas dalam biji buah tersebut mekar

kambing =: 1 (1) sering dijadikan nazar untuk keperluan sesuatu dengan

memotong kambing (lih. jikkir); (2) juga bila untuk “mamallas

banua” (lih. cirak); 2 ~ rabuk: kambing angora; kambing jantan

berbadan besar, dengan tanduk bagus, berbulu panjang dan

berjanggut lebat; 3 pallir ~: (1) buah zakar kambing; (2) tumbuhan

merambat ditepi kali, buahnya seperti bentuk buah zakar kambing,

tangkai bijinya dapat dimakan mentah, buahnya konon dapat

dibuat manisan

kambit: jahitan kasar untuk merapatkan

kambualan: terasa bosan (neg), karena kekenyangan (memakan terlalu

banyak)

kambuasan: 1 (1) kebah; selesai serangan harian malaria; (2) biasanya

berkeringat banyak dan nampak sembuh sementara; 2 ba ~:

terpuaskan sekali

kamburukan: kemungkus; sisa telur yang tidak ikut menetas (menjadi

busuk); tembelang

kami =: 1 saya (ucapan percakan pada orang yang “dipakami”); 2 pa ~:

tingkatan keempat dalam percakapan tata kerama bahasa Berau

(lih. patik)

kamija x: rok dalam

kamir x: adonan merata; bagus dan mengembang dengan baik (kue dll.);

kalis

kamiri x: 1 nama kue kering Berau terbuat dari kanji, gula dan tai lala; 2

minyak rambut cair botolan buatan pabrik; minyak rambut untuk

wanita (lih. jambul)

kamma: (1) kelompok sendiri; (2) sa ~ ~: sekeluarga saja

kammas: rapi tidak terlalu berongga (tentang bungkusan, berkas, ikatan

dll.)

kammi: (1) buang air kecil; (2) air seni (urine)

kammis: (1) hari ke lima, hamis, khamis; (2) hari suntari jalan keliling

kampung manyuntarri (lih. suntarri)

kampang: (1) haram jadah; (2) anak ~: anak lahir di luar nikah; anak

yang tidak punya ayah yang jelas

kampar: 1 kayu kering ranting hutan yang dihanyutkan banjir (cocok

untuk kayu api); kapar; 2 ~ ~ prb: kue teman hidangan minuman;

tambul; 3 nama kabupaten (diperkirakan orang Berau berasal dari

P:127

114

daerah ini) di propinsi Riau yang bahasa dan budaya Melayunya

mirip Berau (detro Melayu)

kampil: 1 bejana kuningan tempat sirih pinang; 2 kampit; pundi-pundi dari

anyaman daun pandan

kampu: bejana kuningan bertutup, rendah dan bulat bentuknya dan

bertutup

kampung =: 1 (1) desa; dusun; karnyah; kernyat; pemukiman penduduk;

(2) ~ baru: kampung pindahan dari area mangkajuang; 2 pallas ~:

melaksanakan seseji untuk keselamatan kampung dan konon ini

mengorbankan kambing yang kepalanya ditanam (kubur) di

kampung dan badannya dimasak untuk selamatan (tolak bala); 3

petak kebun buah-buahan tradisional (lih. birang)

kamuddian =: ari ~: di akhirat; yaumuddin; yaumul akhir; yaumul azza;

yaumul jamak; yaumul mahsyar

kamudi =: 1 (1) ~ pilai: kemudi yang digantungkan disebelah kanan

perahu (lih. pilai); (2) ~ sungkilang: kemudi pada perahu yang

memiliki standar dan bertangkai pengendali; 2 putar ~: (1)

memutar kemudi; (2) tumbuhan rumput seperti bayam

kamudung: bakal tumbuhan; dungkul; lembaga; tukul; tunas yang baru

tumbuh; tunas berbentuk kuncup (seperti tunas janur dll.)

kamummu x: ketombe; sindap

kamun: lobster; udang karang

kanapa x: tidak usah (lih. singgan)

kancang =: 1 sering; 2 berkeras

kancing x: 1 kunci (mengunci); 2 alat untuk mengeratkan penutup; 3 alat

untuk menautkan baju, buah baju dll.; 5 ~ kuda: obat hisap untuk

melonggarkan pernafasan; stadler

kancung: ember dari potongan bambu; tempat air dari bambu

kandak vulg: 1 (1) fornifikasi; gendak; hubungan badan di luar nikah;

mesum; zina; (2) gundik; selingkuhan; 2 ~ ati: meminta sesuatu

pada seseorang agar dibelikan atau di beri

kandal: tebal dan enak (bentul; sengkong; ubi rambat; labu dll.)

kandang =: 1 (1) mengurung: (2) ~ ngan: kempung; kerumbu; tempat

menampung tangkapan ikan hidup dari bambu yang direndam

dalam air agar ikan dapat terus segar dan hidup; (3) ba ~: anak

andaman; memingit anak gadis pada suatu tempat selama beberapa

waktu (biasanya satu bulan) untuk dirawat agar nampak cantik,

karena persiapan pernikahan; (4) ta ~: (a) terkurung; (b) tergenang

(air) dan tak turun-turun; 2 ~ rasi: (*bjr) pagar (hiasan) kaki lima;

3 ~ muntik: hangar kereta api (dahulu) batu bara di Teluk Bayur

P:128

115

kandat: 1 jebakan mengikat (tali, biasanya pada leher); 2 untung besar

dari suatu usaha

kandi #: buyung berleher panjang; geleta; karaf

kandia: (1) kudian; nanti; tunggu dulu; (2) kemudian saja; tunggu

kandidia: khusus buat dia; untuknya

kandikawu: untukmu

kandis =: 1 Garoinia atronileta; 2 ~ karring: (1) kandis yang sudah

dikeringkan dengan terlebih dahulu diiris-iris tipis dan dijemur; (2)

kuku mati atau kena penyakit sehingga rusak (kiasan) nampak

seperti buah kandis yang telah dikeringkan

kandung =: gambol; kandut; membawa barang dibalik kain; membawa

sesuatu di dalam kain (baju, sarung) yang dipakai di depan perut;

menyimpan dalam buntalan (lih. ampik) yang melekat pada badan;

kandut; gembol

kandur =: 1 molor; tidak kencang/tegang; 2 kandul; lipatan pada ujung

bawah jala; kantong jala (tempat ikan, udang dll. terperangkap)

kandut #: buntalan yang terikat bagian atasnya

kanini =: 1 kina; kinine; tablet obat malaria; 2 konon obat ini secara tidak

sengaja menyembuhkan orang indian tua yang kena sakit malaria

tatkala minum air sungai yang di hulunya tumbang pohon kina

tersebut (ceritanya masih panjang baru obat ini sampai ke kita)

kangkang =: 1 kaki terbuka lebar saat berdiri; 2 duang ~: berlari

ketakutan sampai terjatuh-jatuh; 3 ~ laut: (1) sejenis anjing laut

yang biasa membongkar kuburan di seputar pantai atau pulaupulau kecil; (2) konon ini bukan anjing laut biasa tapi termasuk

hantu laut yang menyerupai anjing laut

kangkaput: burung hutan (sering berbunyi saat musim buah)

kangkuak: (1) berkokoh; kokok (ayam); keluruk; (2) konon kalau ayam

betina berkokok, dipercaya sebagai tanda- tanda akan ada orang

yang menjadi janda muda, karena suaminya berpulang

kangkung =: 1 tanaman rawa untuk sayur; 2 busak ~: (1) bunga tanaman

kangkung); (2) salah satu motif ukiran khas Berau; 3 linggang ~

prb: ngeloyor pergi tanpa ada rasa beban

kangkutik: ketuk; kutik (ayam betina berkutik saat akan dan sesudah

bertelur)

kanji =: 1 tepung pati parutan singkong, dapat dibuat penganan; 2 ma~:

merebus sedikit kanji dengan air agak banyak, guna mencelupkan

kain (dulu hanya ada kain jenis katun) yang nantinya akan

disetrika, supaya licin dan rapi (lih. lapai)

P:129

116

kanna =: cada ta ~: (1) tidak mengenai; (2) langkah dan perbuatan yang

menyalahi norma adat yang berlaku

kannal =: ingat; hafal; memperhatikan sampai kapan pun; mengerti dan

menghayati

kannan x: bengong; longo; pandangan kosong

kanning =: dahi; jidat; muka bagian atas

kannup =: tombol

kannya: malakan; suku bangsa Indonesia yang berasal dari pedalaman

Bulungan dan sekarang sebagian kecil di antaranya mendiami

pesisir tepian pedalaman Berau;

kannyang =: limatak ~: (1) pacet sehabis menghisap darah sampai

kenyang; (2) jenis ukiran khas Berau, biasanya pada haluan dan

buritan perahu (lih. jungkung) khas Berau (lih. babanir)

kantil x: benang tenun

kantungan =: saku baju/celana

kantut =: 1 ~ ~: kesimbukan; simbuhan; tumbuhan melilit daunnya berbau

busuk; Tylohora asthmatica; 2 baru ba ~ prb: (1) baru habis

kentut; (2) mulai berfermentasi (tentang tapai); masih terasa

hambar; (3) baru pemula

kanyawa: 1 mandiri; 2 ba~: menyendiri; sendiri; swa

kapa: “ya ~”; barangkali (jawaban untuk pertanyaan sesuatu yang kita

belum pasti jawabannya)

kapada x: fadilat keterangan, penjelasan tertulis (tentang faedah,

kegunaan, manfaat)

kapai x: 1 sayap; 2 (1) jenis pandan (besar dan memiliki batang) ditepi

sungai; (2) pangkal pucuknya dapat disayur kareh; 3 ikan sungai

(panjang dan pipih)

kapak =: (1) epak; menggerakkan kedua sayap ketika terbang; (2) ~ ~:

gelepar; kejang-kejang; kelajat; kelupur; 2 ~ manyallam baliung

prb: tak ada yang bisa diharap semuanya sirna

kapala =: 1 (1) ~ abut: ketua/orang yang dituakan untuk memimpin

kenduri; (2) ~ parawu: (a) pimpinan (komandan) di perahu

(kapal dll.); (b) kayu yang menjadi haluan perahu; (3) ~ kudi: (a)

sampel barang; (b) orang yang menggerakkan dan memimpin

keributan; 3 (1) ~ bassai: (a) pegangan dayung paling atas dan

menyilang seperti bentuk T; (b) konon salah satu pantangan (lih.

gali) di Berau yaitu posisi rumah atau perwatasan antar kerabat

atau saudara berbentuk T; (2) ~ lading; hulu pisau; 4 ~ padang:

orang yang memimpin pelaksanaan kegiatan perladangan; 5

putung ~: ikan kering campuran (kecil-kecil dan kepalanya sudah

P:130

117

dibuang; 6 ~ mija: terasi (bumbu utama) (lih. umbaring); 7 ~

bangsawan: protokol kerajaan di tengah masyarakat (banua); 8 ~

tana: lahan bagian belakang atau atas sekali; 9 ~ butu vulg: glans;

glubus; palat; 10 baganggam ~ prb: ada di antara orang atau

keluarga yang berangasan sehingga membuat orang terus merasa

takut kena marah

kapalang: ~ ka pulang: masa begitu adanya?

kapalipitan: kepepet

kapan x ksr: 1 “alangkah kalau begitu”; 2 gerangan; seandainya semoga

terjadi

kapang: 1 ~ ~: lari pontang-panting, karena ketakutan; 2 pohon ketapang

(lih. talisai)

kaparais: melulu; sekalian; sekiatah; seluruhnya; kesemuanya

kapas =: 1 katun; 2 bigi ~: konon dapat jadi azimat supaya “pajjat”

menjauh (lih. pajjat)

kapi x: berdu; bordo; dinding perahu atau kapal dan sejenisnya

kapialu (^): (1) jangar; nganelu, sakit kepala berat (demam), karena habis

terkena sengatan matahari; (2) orang yang terserang “kapialu” ini,

setelah terkena terik matahari sepanjang hari lantar mandi

berlama-lama; (3) mengatasi serangan “kapialu” di antaranya

dapat dengan membasahi (lih. caracap) kepala dengan santan

kelapa dicampur daun belimbing (lih. tunjuk) yang sudah diremasremas

kapirammisan: kesambet; sakit dsb. karena gangguan makhluk halus

(hantu, penunggu dll.); sambet

kapit x: jepit, benda penjepitnya panjang

kap-kap: ~ udang, udang ditangkap lappas, mendengar suara urang barari

kuma rapas: bait syair untuk dolanan anak bayi yang baru belajar

menggerakkan jari-jemarinya

kappak: pekak (tuli sekali); tekek

kappal =: 1 galiung; (1) ~ uddara: (2) pewawat terbang; (3) ada dua

pesawat terbang (tempur) sekutu pernah jatuh di Maratua dan di

Gunung Labuk, setelah tertembak dari darat di Tanjung Redeb; (4)

peristiwa tersebut terjadi sebelum bombardir besar-besaran sekutu

12 juli 1945 selama 5 jam, dan konon sebagai bagian dari

penyebab bombardir tersebut; 2 (1) genggaman; kepalan (tangan);

(2) satuan hitung untuk (segumpal) terasi (waktu lampau) yang

dijajakan di pasar atau warung; bingkah

kappan =: kain putih pembungkus mayat sebelum dikebumikan

P:131

118

kappar +: 1 berkibar; gelabar; gelepar; geletar; lari kencang terburu-buru;

2 bendera kain panjang ke bawah; umbul-umbul; umbur-umbur

kappas #: apuh; atus; habis keluar airnya karena diperas; segat; sejat; tidak

berair (habis diperah) lagi (cucian, tebu yang tidak berair dll.)

kapping: 1 (1) pipih karena isinya kosong (pada buah atau perut karena

kurus); kempeng; (2) kimpus; pipih kurang berisi (pada bokong)

(lih. mukung); tepos; 2 lawang sa ~: lawang seketeng; pintu

gerbang

kappis: gempes; gembos; kempes; kempis

kappit: 1 jepit; (2) kempit; membawa dengan menjepit di bawah ketiak

kappu: penyok ke dalam

kappuk: 1 damik; lepek; menepuk perlahan-lahan; memukul-mukul pantat

perlahan atau paha dengan telapak tangan dilengkungkan; tepuk; 2

dami puki di ~ prb: diam tak mau berbuat sesuatu; diam tak

berkutik

kapuan: melakukan sesuatu tidak peda tempat(galip)nya, padahal ada

yang lebih pantas dan lebih baik

kapuk: randu; kayu atau pohon kapuk

kapulaga =: pelaga (lih. issi)

kapunan: (1) apes; londong; naas; yang menyebabkan bencana;

mencelakakan; (2) kecelakaan karena meninggalkan makanan atau

yang diinginkan dan tidak menyantap atau menyentuhnya terlebih

dahulu

kapur =: 1 sadah; sedah; kapur sirih; 2 pa ~ an: (1) tempat kapur (lih.

cappu), konon dapat digunakan untuk menghilangkan bincul

(benjol akibat kepentok) dengan menekankan bagian bawahnya

pada bincul tsb.; (2) si ~ an: nama orang dalam cerita rakyat (lih.

susuran); 3 jenis kayu hutan yang baik untuk perkakas dalam

rumah (termasuk lemari, kursi dll.); 4 ~ barus:karas; kekaras;

kamfer; 5 dami kunyit dan ~ prb: cespleng; manjur sekali

kapurattik: jenis pakis dirawa-rawa (daun mudanya dapat dilalap ataupun

di useng-useng Lih.tumis)

kaput: 1 lubangnya menyempit dan tertutup; 2 ~ bawwan: luka atau

koreng yang nampak di luar sudah sembuh, tapi dalamnya masih

bernanah (belum sembuh)

karabang (^): cangkang kulit telur

karabbau =: 1 hewan sebangsa sapi berbadan bulat besar dan bertanduk

panjang; kebo; mahesa; 2 jampulaan ~: (1) kenohong; kusta;

lepra; taiko; (2) penyakit ini disebabkan oleh bakteri lepra yang

bermula berkembang di afrika tengah dan india; (3) penyakit ini

P:132

119

penyakit menular, tapi 95 % manusia kebal terhadap lepra tsb., 3

% dapat sembuh sendiri, dan 2 % dapat sembuh dengan diobati

antara 6 sampai 18 bulan; (4) untuk yang telah terserang sampai

luka-luka cara pengobatannya konon lukanya direndam dalam air

selama 30 menit, dibasuh dengan sabun dan digosok dengan katu

apung kapalannya, kemudian diolesi minyak makan (lih. dadda)

tentu disertai dengan makan obat lepra yang tersedia di puskesmas

secara rutin; (5) banyak orang yang takut berhubungan dengan

komunitas penyakit kusta, takut kejangkitan (leprafobia), walau

sesungguhnya penyakit ini tidak mudah menular; 3 minyak ~

jalang: minyak (lih. langnga) yang diolah secara kusus (gunaguna), konon dapat membuat orang menjadi mirip gila, liar dan tak

terkendali suka pada lawan jenis

karacau: kericau; teracak-acak tidak menentu

karadat: bungkus terlalu sempit; orang gemuk berpakaian kekecilan

karai =: dinding penyekat dari kain dan bertiang dan dapat dipindahpindahkan

karajja =: ~ kan: 1 binasakan (tampar, pukul, tendang dll.); hajar; kanjar;

2 ma ~ kan: memberi hukuman dengan cara memukul; memukul

dengan maksud membuat jera

karakap =: tumbuhan rendah kecil menjalar

karakka: 1 (1) memaksa untuk mendapatkan; kirau; (2) ma ~: memaksa

untuk membelah dan mengambil isinya; 2 ~ an: buah muda yang

buahnya masih bisa dimakan; tengkaluk

karakkup: ikan air tawar (lih. palau)

karam =: 1 atap atau rumah yang bocor seluruhnya, sehingga kalau hujan

akan basah semua; basah kuyup; 2 perahu kemasukan air dan

tenggelam; kelebu

karama: 1 kepiting kecil ditepi sungai (lih. rawa-rawa) air tawar atau

rawa-rawa; yuyu; 2 kurap ~: kurap akibat selalu basah, misalnya

selalu berada di air, hingga timbul koreng-koreng kecil yang gatal

pada bagian yang pakaian yang basah (celana)

karamangga: 1 kerangga; keranggan; Oecophyilla smaragdina; rangrang;

2 ~ uttan: laba-laba berbisa

karamat +: (1) makam-makam tempat ziarah (dengan nazar). Ada

beberapa makam keramat di Berau, antaranya makam marum di

Mara Bangun, makam keramat sungai sukkar (puan Si Panaik),

makam keramat di Kampung Karamat (Makam Tuan Pandai)

Kecamatan Sambaliung di hilir batu bual di “rantau” teluk

Tambiluk (lih. batu), makam sarrip Usman di bukit Gunung Tabur,

P:133

120

makam keramat di sungai bakampar, makam keramat inda Sinci

(lih. sarrip) di di kampung Rantau Panjang Kecamatan Sambaliung

dll.

karambigi: hitungan untuk satu induk ayam dengan sejumlah anaknya;

sasangkat; satu unit keluarga

karamian: 1 ketika matahari condong rendah ke barat dan sebelum

tenggelam di ufuk barat; petang; senja kala; sore; suri; 2 sambat ~:

setiap saat (lih. sambat); 3 merasa ramai; terasa ramai

karamma x: cekau; cengkam; cerkam; mencengkram; memegang keras

dengan jari; cengkeram

karamun: sa ~: banyak berkumpul tapi hanya satu keluarga dekat saja

karanda =: 1 panca raja diraja; usungan jenazah raja; 2 puan di ~: (1)

Sultan Hasanuddin (1876-1882); (2) konon seorang sultan yang

tidak langsung dimakamkan selama beberapa hari, karena saat

wafat belum ada penggantinya, sedangkan putra mahkotanya

bernama kecil si atas (sebelum diberi gelar dan belum dinobatkan)

masih kecil, sehingga perlu menunjuk pemangku sultan hingga

nantinya putra mahkota menjadi dewasa dan dapat memimpin

kerajaan; (3) konon diangkatlah Pangeran Adipati sebagai

pemangku (sultan sementara) kerajaan; (4) Pangeran Adipati ini

pernah diasingkan oleh Belanda ke Martapura (beliau sempat

berguru agama di Martapura dan menjadi orang ulama) dan pernah

pula mendapat tanda jasa tertinggi berupa medali emas dari Ratu

Welhelmina (Ratu Kerajaan Belanda) waktu itu

karandang x: bakik; kadok; kaduk; kerakap; sirih hutan

karang =: 1 ba ~: pergi ke tengah karang untuk mencari hasil laut (ikan,

kima, teripang dll.) (lih. kubang); 2 (1) jenak; (2) sa ~: sejenak;

sejurus; 3 ~ ~ an: (1) gubahan syair bercerita dan berlagu;

karangan bersajak, seni menulis (bertutur dan berlagu), syairi;

menganggit; (2) orang yang disebutkan namanya dalam karangkarangan tersebut saat dibacakan akan mendatangi si pembaca

dengan menyelipkan (tips) uang; 3 bungkang ~: (1) sebangsa

bisul besar berlubang-lubang; (2) sebangsa guna-guna

menggunakan media batu karang; (3) konon media pengobatannya

agak sulit karena perlu karang pula dan itu jauh berada di laut air

asin

karani =: dabir; juru tulis; kalerek; karkum; kelerek; klerk

karap: sisir halus peralatan tenun

P:134

121

karara: gelandar (dari batang-batang kayu berdiameter antara 25 cm)

untuk menjalankan benda berat (seperti potongan kayu log dll.)

(lih. kalara); kelarai

kararai: 1 motif anyaman melingkar; 2 (1) dimarahi (diomeli) habishabisan; (2) ma ~: memarahi (dengan kata-kata) habis-habisan

(lih. cabbing)

kararian: dapat dimengerti; dapat difahami maksudnya

karasmin: acara resmi dengan diikuti acara makan-makan

karassik #: 1 (1) gersik; masir; pasir; (2) dapat digunakan untuk

penggoreng kacang tanah ataupun kerupuk, bila tidak terdapat

minyak makan, atau ingin merasakan sensasi aroma tersendiri; 2

batu ~: gersik; gragal; kerakal; pasir kerikil

kararimpun: kaladi ~: (sampiran pantun) yang berarti, siapa terakhir dia

yang merapikan/menyimpun (lih. kaladi)

karatap +: detap; terapyak; tiruan bunyi hujan; titik-titik suara hujan

mulai

karattang: ikan laut jenis kakap (besar)

karattas =: 1 ~ gula: 1 (1) koran bekas; pesuel; (2) dulu sebelum ada

kantong plastik, koran bekas ini dijadikan kantong pembungkus

gula oleh para pedagang; 2 koran dan media lainnya jaman orba

hanya ada sekitar 289 media, sekarang sudah lebih dari 1800

media

karatun =: istana sultan, ada beberapa adab melalui keraton ini

(Sambaliung), di antaranya tidak boleh memakai

(mengembangkan) payung, tidak boleh berurai rambut, dan

diharuskan memakai peci bagi pria dewasa

karau: 1 gurem; serangga sangat kecil berwarna putih dan gatal, biasanya

mengerumuni ayam mengeram; 2 ikan laut (besar) (lih. bintu)

karawai x: bergerak-gerak kecil banyak, seperti gerak-gerak pada jari dan

tangan bayi; gerapai

karawang =: bordir; jerumat; kerancang; tekat; sujian; sulaman pada kain

dengan memberi lubang-lubang; terawang; tisik

karbul =: benda cair berwarna putih dan berbusa seperti sabun, yang

digunakan untuk mematikan kuman

karigup: suara “gub” yang banyak, akibat benturan benda keras agak

besar

karikit: rapat (lengket sekali) menggigit

karikut x: 1 (1) derak; derik; derit; kerotak; (2) geretak (suara gigi); gerut;

kereket; suara “kut”, seperti suara sentuhan gigi pada orang tengah

tidur pulas; 2 susah sekali untuk ditarik dari tempat melengketnya

P:135

122

karimbung: benturan besar di permukaan air, seperti gerakan buaya dll.

karimun: mainan anak-anak dari karet gelang yang dilempar (ambung)

sehingga menindis yang lain yang telah lebih dulu dilempar, maka

karet gelang siapa yang dapat menindis yang lain tersebut adalah

sebagai pemenang dan dapat mengambil semua karet yang telah

terlemparkan itu

karimut #: bibir atau sesuatu yang berbentuk seperti bibir, bergerak-gerak

seakan berbicara, tapi tak bersuara (lih. kimut)

karincing: 1 kerencang; kerencung; (2) kuma ~: gemerincing; 2 kacrak;

kecrek; tamborin

karinyut: bergerak-gerak kecil pada kulit atau daging; geronyot

karipak: suara gemerepak (kelepak) tiba-tiba

karis =: keris

karisik: 1 bersik; geresik; 2 kuma ~: suara gemerisik; 3 taas ~: tas plastik

tipis

karisut (^): (1) keresot; kisut; (2) jahitan hiasan pada kain yang sengaja

dibuat mengeriput

karitan: 1 (1) cucut; ikan hiu; jerung; kemejan; (2) gigi ikan ini dapat

dijadikan ujung mata damak (lih. luangan); (3) (a) sirik hiu bagian

yang paling berharga, dapat digunakan sebagai makanan mahal,

untuk meningkatkan nafsu makan dan mengurangi sakit

persendian, memperhalus kulit; (b) tulang punggungnya dirangkai

dijadikan gelang konon untuk anti “buyu” pada anak-anak; 2 ~ an:

sembelit; sulit buang air besar

karitik =: 1 (1) bunyi kayu mulai patah; (2) bunyi api memakan

bakarannya; 2 kerenteg; 3 (1) nama jenis rokok yang tembakonya

dicampur rajangan bunga cengkeh; (2) dahulu rokok ini sekadar

isapan secara iseng, rokok utama disebut rokok “putih” yaitu

rokok yang tembakaunya, hanya tembakau saja

karituk: suara gemeletuk (suara-suara bersentuhan antara kayu dan papan)

kariuk: 1 suara ayam sedang dalam suasana takut; 2 bunyi perut kosong,

akibat terlambat makan (keroncongan); geriak; geriuk

kariul: anting-anting berbentuk bulan sabit (emas tak berpermata)

karkis: karcis; kertas kecil tanda masuk; secarik kertas tanda telah

membayar untuk masuk ke suatu tempat pertunjukan; tiket

karra =: 1 cecunguk; cigak; cunguk; ketek; monyet; tekak; 2 sakit ~: sakit

bengkak di leher; susilat

karrak =: ma ~: merumu

karrang: 1 sedikit; 2 cada dapai di tuba sa ~ dua ~ prb: orang yang

harus diberi banyak

P:136

123

karrap =: 1 rapat (tengtang jajaran bilah, anyaman dll.); 2 sering

karras =: 1 (1) ba ~: bertahan tak mau menyerah/mengalah; (2) di ~ kan:

dipaksakan supaya bisa dimiliki; (3) di ~ i: mengambil dengan

kekerasan; (4) ma ~ i: memaksa supaya mendapat: 2 pi ~:

pemberian sesuatu pada dukun supaya makbul dalam upaya

pengobatannya

karrat =: 1 iris; rajang; sait; sayat; (2) racik; ramu; 2 jenis gambar

(diamond warna merah pada) kartu remi

karring =: 1 jukut ~: ikan asin; kelotok; (2) udang ~: cencaluk; ebi; 2

kandis ~ prb: (1) buah kandir yang sudah dikeringkan; (2) sebutan

untuk orang yang kuku-kuku jarinya rusak; 3 ~ ka birang prb: lagi

paceklik; 4 ~ liyir prb: dahaga; haus; mau minta air minum

karrum: argari; belenggu tangan; borgol; gari; kecrek

karrup: Dipterocarpus; keruing; lagan

kartak: jalan dibelakang kampung (tanahnya ditinggikan dengan menggali

kiri dan kanan jalan dan tanahnya ditinggikan ke tengah jalan)

karuang: 1 (1) bersuara panjang; gerung; lolong; raung; (2) ma ~: laung;

2 (1) jenis burung; (2) tallur ~: (a) telur burung “karuang”; (b)

jajanan bulat-bulat kecil berkuah, terbuat dari tepung ketan, jula

dan santan kelapa

karuat: 1 anak kutu yang baru menetas (kutu rambut); 2 ~ ~: bergerakgerak menggemaskan seperti anak bayi, anak hewan kecil, ulat

dll.; gelitis

karubut #: (1) geropyok; keroyok; konan; (2) langkeng; memukul

beramai-ramai

karucus: bacar; cerocos; berbicara tak berjeda

karuding: alat musik (*bsp) terbuat dari pelepah daun palem (lih. risi),

yang dimainkan di depan mulut; grinding; karinding; lamira

karudut: 1 busuk membengkak; 2 deru suara mesin

karukatan: bopeng; cercak; kerabak; permukaan kasar dan retak-retak

karukkus: daun pisang yang sudah tua dan kering (di pohonnya); kelaras;

kerisik; klaras

karukkut: cabau; garut; geragap; geragau; kerokot; mengerik dengan

benda cekung; menggaruk kuat-kuat

karukup: keremus; kerkah; menghancurkan benda keras (makanan dll.)

dengan gigi geraham (lih. arang)

karumbu: tumbuh bentol-bentol banyak sekali (seperti cacar, kerumut

dll.)

karummu: meremas (pada kertas); mengumalkan

karummus x: merapatkan bungkusan dengan meramu (lih. payuk)

P:137

124

karumut x: anus; bol; bagian yang berkerut-kerut pada pelepasan (buang

air besar)

karuncung x: gelang tangan dari logam mulia campuran (lih. gallang)

dikenakan putri kerajaan atau bangsawan pada acara-acara resmi

karung =: 1 kantong besar dibuat dari goni yang kasar dari serat rosela; 2

berkelahi (tentang kucing)

karungkung: cangkang

karungkup: penyakit yang mendadak menyerang anak-anak (biasanya

gawat dan langsung meninggal)

karupit: daun sirih yang kecil-kecil

karupput: berkerut; gelembur; gelembut; kelembur; kerepot; keresot;

kerimut; keriput; krepot

karussung: kutu beras

karusuk: desuk

karusut: mengericut; mengerut

karut x: (1) jahitan kasar; parwa; (2) parawu ba ~: perahu (tempo dulu)

tidak menggunakan paku, hanya dieratkan (diikat) dijahit dengan

rotan

karutu: kutu (rambut) yang sudah (dewasa) besar

karuttungan: jenis durian hutan berwarna hijau tua (yang pohon dan

buahnya besar)

karutup: 1 gerutup; gerutus; 2 (1) suara letusan senjata yang banyak; (2)

suara letupan benda terbakar; 3 masakan ikan dipanggang dalam

kuali dan diberi berbumbu

kasaddakkan: keselak; tersedak

kasai (^): 1 mengenakan pupur basah banyak-banyak, sehingga nampak

memutih sekujur tubuh; 2 nama kampung di Kecamatan Pulau

Derawan antara kampung batu-batu dan semanting

kasap (^): gerapu; terasa kasar; tidak licin (lih. sarrut)

kasar =: ~ ~: agak kasar (tentang bilah)

kasasaddan: birang; kewalahan, karena terus terdesak

kasi x: 1 indu ~: burung hutan yang pandai membuat sarang indah (seperti

kantong sutra) (lih. indu); 2 muta ~: (1) sebuah cerita rakyat; (2)

personifikasi orang yang tukang ganggu

kasiat =: kegunaan; manfaat

kasip #: telat; terlambat; waktu sudah sempit sekali

kassat =: sejat; sudah agak mengering; sudah habis airnya akibat

dipanaskan

kassung: ikan haruan sungai di hutan

P:138

125

kasti =: permainan anak-anak menggunakan lapangan, bola tenis dan kayu

pemukul

kastuk: gantungan pakaian dsb.; kapstok

kasudaan (kasudahan*): akibatnya; berakhir dengan akibat

kasundai: (lih. disal) sambil bolak-balik dan bergerak-gerak

kasur =: bolsak; tilam

kasut: 1 sandal; 2 musik (gendang dan gong) pengiring pemain mamanda

keluar dari balai rungsari (lih. ballai)

kasuwur (kasuhur*) =: masyhur; tenar; terkenal;

kat apla a” (kad aflaha*): juz ke-18 dari kitab suci Al-Qur’an

katam =: 1 alat untuk melicinkan kayu; serut; 2 khitan (pada perempuan)

katara =: kentara; lebih nampak menonjol

katibarang: 1 (1) gratis; (2) percuma; sia-sia; 2 sembarangan; asal-asalan

katibarrau: Erianthus arundinaceus; gelagah; rumput yang menyerupai

tebu (agak kecil); tebarau; tembarau

katiduran #: (1) pangkin; pangking; tempat tidur selengkapnya; (2)

tempat tidur lengkap yang di buat saat seseorang meninggal telah

dikebumikan dan tempat diletakkannya barang pakaian

peninggalan yang bersangkutan; (a) yang kemudian disedekahkan

pada orang yang terlibat dalam fardlu kifayah; (b) penggali kubur,

pemandian mayat dll.)

katimangar: pohon kayu berbunga merah muda kecil-kecil

katimbaluan: kadung; mumpung selagi, maka sebaiknya

katingkang +: (1) berjalan selangkah demi selangkah dan agak terhuyunghuyung menatih tatah; berjalan terhuyung-huyung, karena

gangguan (sakit) pada kaki; tertatih-tatih; (2) atau pada anak bayi

yang baru belajar berjalan

katinting: mesin ces; mesin pendayung perahu, mempunyai has panjang

dan diberi berbaling-baling

katipung: gendang kecil

katir x: jahitan pada kasur, yang berbentuk cincin-cincin benang agar

kasurnya rata dan datar

katiti x: kaletih; keteser; keteter

katitir: ~ an: 1 dapat diketahui/ditelusuri secara detail; 2 kewalahan; tak

sanggup lagi (lih. katiti)

kat sami a” (kad sami’a*): juz ke 28 dari kitab suci Al-Qur’an

katta x: 1 antah; butiran padi dalam beras; 2 ~ kupi: kopi sisa-sisa kopi

yang sudah diayak/saring dan masih kasar

kattap: 1 memotong (ujungnya); 2 (2) ~ bibir: memasukkan salah satu

bibir ke dalam mulut sendiri dan menahannya dengan gigi; (3) ta ~

P:139

126

ilat: (a) lidah tergigit saat makan; (b) konon pertanda kita lagi

dibicarakan orang

kattar: (1) bentar; gelatar; gentar; getar; gigil; (2) ba ~: bergetar; gemetar;

keletar

katti: ukuran berat tempo dulu (617,5 gram), ukuran ini dipakai pada

jaman Belanda dahulu hingga awal kemerdekaan RI, sekarang

menggunakan ukuran “kilogram” (1000 gram) yang standar

ukurannya disimpan di paris perancis (lih. jaar)

kattik: 1 ketis; menjentik dengan ujung jari agar melenting; mengetik;

selantik; sentil; 2 ~ an: (1) stop kontak; (2) alat pemicu pelatuk

pada senjata api untuk menembak

kattip: 1 mata uang senilai 10 sen terbuat dari perak; picis; 2 (1) (a) khatib

(lih. pagawai dua ballas); (b) penghkhotbah di masjid; (c) pagawai

dua ballas peringkat kedua setelah imam dan penghulu; (2)

khotbah yang dibacakan tersebut telah tersedia dalam bumbung

bambu, dan aslinya berbahasa Arab

kattis: sudah hampir habis (persediaan)

kattu: aglutinat; ganting; jendel; kental; tidak encer

kattuk x: getok; getuk; guguh; jitak; tekek; tekel; memukul dengan buku

jari; mengguguh; menotok dahi (kepala)

kattup: bengap; tak dapat bersuara nyaring (pada gendang dan sejenisnya)

katu: cangkok manis (pucuk dan buahnya dapat disayur), daunnya

digunakan untuk pewarna tapai dan biasanya tapainya lebih sedap

katumbi x: berbonggol-bonggol (berbiji-biji) pada tepung, atau benda

bubuk (serbuk) lainnya

katunai: 1 (1) minyak tempurung, konon untuk obat sakit gigi; (2) cara

pembuatannya, dengan memanggang tempurung di atas api

sehingga di dasarnya keluar minyak; 2 ba ~: sedang menggunakan

minyak tempurung untuk obat sakit gigi

katup =: kelip; penutup

katupat =: kupat; (1) ~ lappas: ketupat ketan berbentuk pipih panjang: (2)

~ burung: ketupat ketan berbentuk burung; (3) ~ bawang: ketupat

berbentuk umbi bawang; (4) ~ sutu: ketupat beras non ketan

berukuran besar; ketupat bangkahulu

katupung =: helem; ketopang; topi yang terbuat dari benda keras untuk

pelindung kepala; ketopang; topi logam untuk perang

kaus =: 1 baju ~: baju dalaman tipis dari bahan katun (lih. nundar); 2 ~

lampu: bola api pada lampu petromaks

kaut + x: 1 ambur ~: centang perenang; 2 pa ~: acak; gugu; gulut; rabarubu; talah; terburu-buru; tergopoh-gopoh, tergesa-gesa

P:140

127

kawal #: 1 kanti; kawan; konco; rafik; rekan; sahabat; taulan; teman; tolan;

2 istri atau suami; pendamping hidup

kawan #: (1) kelompok; pasuk; (2) ba ~: beregu; bergerombol

kawasa =: berkemampuan untuk melakukan sesuatu

kawat =: 1 logam lentur berukuran kecil dan panjang, yang mudah

dibengkokkan ~ ~: jenis pakis-pakisan yang merambat, bentuk dan

besarnya seperti kawat; 2 cangurruk-urruk basimpai ~:

sampiran pantun, yang berarti agar hati-hati dalam penampilan

kawawa: mampu berbuat sendiri; swakarya

kawin =: 1 kahwin; nikah; (1) ~ batin: akad nikah, biasanya pengantin

wanita tak diperlihatkan, karena saat bersanding yang

bersangkutan bersimpuh dan dibungkus dengan kain besar (lih.

barungkus) duduk di samping mempelai peria (lih. battal); (2)

mamaca ~: akad nikah; ijab Kabul; 2 ~ batangkap: nikah yang

dilakukan secara (terpaksa) oleh keluarga, karena keadaan tidak

mengizinkan (ada yang tidak setuju atau pendanaan kurang

mencukupi), tapi perlu segera menikah

kawu: 1 anda; engkau; ente; kamu; 2 ba aku ba ~: (1) tata kerama bahasa

Berau peringkat paling bawah dan dianggap kasar (tidak bertata

kerama); (2) padahal tata kerama “ba aku ba kawu” ini adalah

yang paling demokratis dan tidak ada batas diskriminasi antar

pembicara, sehingga orang dipandang sederajat dan sejajar dalam

kasih sayang; 3 mata ~: pdehong; penyakit kelamin; raja singa;

spilis; Treponema palidum; 4 mancak ~ kadabang prb: terserah

engkau berbuatlah sesukamu dan sejadi-jadinya; (2) babulu ~

panangngang prb: semakin hebat sajalah engkau

kaya =: ka ~ an Tuhan: (1) kuasanya Tuhan; (2) ucapan saat ada

kesembuhan dari suatu penyakit atau terjadi keselamatan dari

suatu musibah atau peristiwa lainnya; “subhanallah”

kayai (^): menguatkan diri untuk berdiri

kayang x: 1 (1) jemba; (2) ~ ~: menjulur-julurkan tangan seperti minta

diambil atau minta diberi; 2 sikap melentingkan badan bertumpu

pada kedua buah telapak tangan dan kaki hinga menyerupai busur

(seperti pada olah raga senam)

kayap: 1 (1) semacam penyakit kulit yang tersa sakit (lih. kakapan); (2)

konon dapat diatasi dengan pupur basah terdiri dari setengah gelas

beras, dibumbui (lih. amut) dengan lombok hutan (lih. cabi), pala

dan jintan putih; (3) ~ tambaga: (a) penyakit “kayap” yang terasa

sangat sakit dan berbisa (lih. kakapan); (b) bila terserang penyakit

P:141

128

ini sampai selingkar pinggang (dan perut) maka yang bersangkutan

akan habis umurnya

kayu =: 1 ~ kuning: jenis kayu seperti berpasir, sehingga membuat gergaji

cepat tumpul; (2) ~ damar: meranti; (3) ~ ammas: perdu berdaun

warna kuning dan sedikit hijau, banyak ditanam di atas makam; (4)

~ manis: Cinnamumum burmanni; kayu yang kulitnya dikeringkan

dan dijadikan rempah; 2 (1) ~ bisa: kayu beracun, yang konon

berguna untuk santet; (2) ~ labbu: kayu sangat beracun (lih. labbu)

biasa digunakan untuk menyantet; (3) ~ bapias: kayu yang sudah

dibelah dan dipotong untuk kayu api; 3 ~ apul: panganan

tradisional Berau (lih. apul); 4 ubi ~: gandaria; ketela; singkong; 5

sa ~: satu fis kain (ukuran segulung kain)

kiam x: giram; jeram; jiram; riam; teladas

kiammas: (1) gelar kehormatan diberikan sultan (raja) pada tokoh

masyarakat (gelar peringkat ke 2 dari bawah, atau peringkat ke

lima); (2) tata kerama berbicara dengan “kiammas” tersebut,

menggunakan bahasa “dipakami” (lih. patik)

kiap: (1) tersingkap (seperti terpal penutup, “kajang, atap” dll.); ungap;

ungkap; (2) kuma ~: banyak yang terbuka-buka akibat terpaan

angina; (3) ~ ~: terbuka lebar sebelahnya, yang lainnya masih

tertutup

kias x: menyisihkan atau menolak dengan belakang tangan

kiba: alat dari kayu dibuat untuk menggendong/membawa orang yang

tidak dapat berjalan sendiri, karena sakit atau lainnya

kibai: kipas (digerakkan dengan tangan untuk mendinginkan badan atau

menyalakan api)

kibang + x: nampak besar; jebab; lebar (tentang muka)

kibar =: kibas

kibas #: 1 gaya gerakan (kidal dll.); 2 mang ~ kan: ebam; melemparkan

kesamping; 3 biri-biri; domba

kibbat: penyok

kiblat =: arah jurusan Ka’bah; arah yang dijadikan patokan untuk hadapan

salat (lih. sambayyang); arah ufuk barat

kibut: belubu; buyung; jun; tempayan yang bermuara kecil (sekitar 15

cm), sedangkan badannya berdiameter sekitar 70 cm

kicak: (1) suara-suara tapakan kaki pada tanah becek; (2) kuma ~: (a)

banyak suara orang berjalan di tanah berlumpur; (b) banyak suara

mamahan makanan (panganan) berkuah

kicau x: menyentuh dengan tangan langsung, seperti mengambil ikan yang

berkuah dll. tanpa menggunakan alat pengambil (sendok)

P:142

129

kici x: membujuk supaya mendapat jatah

kicing x: bentuk mata yang sipit sebelah (lih. kipit); picing

kicuk =: 1 kicu; mengakali; tipu (kecil-kecilan); 2 tidak menunjukkan

angka dengan tepat (jarum jam, timbangan dll.)

kida + x: hiasan gantung dari logam (lambang-lambang kebesaran

kebangsawanan)

kijang =: 1 kidang; sebangsa rusa yang tubuhnya lebih kecil; 2 dara ~ an:

ibu yang melahirkan disertai banyak darah (pendarahan)

kijat: kenyut; keredep main mata

kijing: kepah sungai yang agak besar, kecil dari kerang mirip kerang hijau

dan dapat dimakan

kikir =: (1) ~ an: kekar; teropong; (2) ma ~: mengintai dengan teropong

kikkir =: 1 kekel; pelit; sekakar; 2 menajamkan alat kerja dengan kikir

besi; patar

kikkis =: habis sama sekali; ludes; tak tersisa (lih. langngis)

kikkit: ba ~: bertahan mati-matian

kilallan: sala-sala ~: aram; cahaya remang-remang, menjelang magrib

(lih. matari); temaram

kilan: 1 jengkal; ukuran dari ujung ibu jari yang direntangkan hingga

ujung jari kelingking; jengkal; 2 satuan ukuran lebar tikar pandan

kilat =: (1) gilap; kilap; kilau; 2 ~ apa kilat antayi, ~ tanda ari andak

ujan: sampiran sebuah pantun jenaka

kilau x: gado; ganyang; memakan lauk tanpa nasi; memakan kue tanpa

minuman; meratah

kili + #: rantai-rantai (besar pendek) mainan tergantung pada benda lain

kilik (^) x: cangkel; empo; gendong; kepak; membawa (menggendong)

anak dengan melingkarkan di pinggang dan memegangnya dengan

satu tangan

kilkilpa: berjalan melompat-lompat dengan kaki sebelah diangkat, hanya

menggunakan satu kaki

killian: jahur; perahu kecil terbuat dari kayu sepotong yang dibentuk dan

dilubangi, sehingga berbentuk perahu

killim: biku; jalur; lipitan pada terpi kain dan dijahit, agar tidak terbuka

anyaman kainnya (lih. gaggas)

killuk: membengkokkan dan menggulung (lih. pilluk)

kilur: Moringan oleifera; tumbuhan perdu yang buah dan daun mudanya

dapat disayur

kima: (1) kerang besar seperti tudai di atas karang; kimo; (2) konon di

dekat pulau rabu-rabu (kawasan gugusan perairan Pulau Derawan)

terdapat “kima” raksasa berdiameter 7 meter (lih. rabu-rabu)

P:143

130

kimarrut: kelambur; kerut- kerut

kimbu: 1 sapa; tegur: (2) ~ kan: hiraukan; perhatikan; 2 ~ ~ an: (1)

gampang sakit (akibat tempat-tempat angker); kenyi; (2) kesambet

kimbubbung: berlari dengan kencang karena ketakutan; langkah seribu

kimbullung: (1) gelembung; kelembung; (2) kain yang dibasahkan dan

diambang di air, seperti balon

kimburrus: berjalan terus dengan cepat tanpa menoleh ke kiri dan ke

kanan lagi; congcong; keloyor; segera pergi dengan cepat

kimburu: cemburu; curiga; jelus

kimput x: 1 mengecil ke ujung; 2 kambang ~ idungnya: hidung mekar

dan mengecil karena perasaan sedang bergejolak

kimut: 1 ~ ~: (1) mulut bersungut-sungut tanpa suara; (2) kemak; kemik;

komat kamit, gerakan bibir ketika sedang berdoa tanpa

mengeluarkan suara; 2 mengecil dan mengapit dalam sesuatu yang

berlubang

kina =: 1 kinine; obat malaria; 2 (1) bangsa Indonesia yang menetap di

Berau, berasal dari keturunan Cina; (2) sugai ~: serit; sisir rambut

yang halus dan kerap giginya untuk pencari kutu di kepala

kinannang: kudama; mengamat-amati; mengawas-awasi dari kejauhan

kinca =: air gula bahan campuran untuk mengairi halua dan boulu pica

*(bgs)

kincabbung: (1) ketimbung; suara “cebung-cebung” di air, seperti

hempasan kaki saat berenang di permukaan air yang menimbulkan

suara; (2) berenang di permukaan air, sehingga hentakan kaki

perenang menimbulkan suara

kincapput: benda kecil yang jatih ke air (lih. capput)

kincung #: concong; memotong mereng; sayung; serong

kincuccut: ma ~: berlari/berenang menjauh/menghilang

kindanya: “kata makian” (lih. sikindanya)

kindappu: jenis ikan laut

kindasuntan: (1) konon bahan obat (jamu) dari tumbuhan berimpang

seperti jahe; (2) rasanya tidak enak sehingga tidak untuk bumbu

kingkit: berjalan cepat seakan melompat-lompat dengan hanya

menginjakkan ujung jari kaki

kini +: cada sa ~: tidak cepat; memakan waktu lama

kinja #: 1 jigrah; 2 pa ~ ~: geloinjang; jingkrak-jingkrak; (1) tingkah

gerak kemanja-manjaan; (2) bertingkah polah berlebihan

kinjappan: jenis kerang-kerangan berekor, kulitnya seperti bentuk kuku

ibu jari tangan berwarna hijau tua, isinya seperti gambar mata

lengkap dengan bulu mata (lih. sawar)

P:144

131

kingkang: engkang; berjalan dengan kaki mengangkang (lih. kangkang);

sengkar

kingking: jangkang; mengangkat hanya dengan dijepit dua jari (telunjuk

dan ibu jari), jari lain disembunyikan, akibat rasa jijik

kinsar: beringsut bergeser sedikit

kinsum: (1) mesem; senyum; sungging; (2) ~ cada baddit prb: senyum

dikulum; senyum simpul; tertawa yang tidak bersuara dengan

menarik posisi bibir rapat kesamping kiri dan kanan

kinting: bibit; bimbit; cangking; cengkiwing; ceteng; jambit; jinjing;

lanting; tengteng; tenteng

kinyam: (1) cecap; cicip; icip; kinjam; mengecap; mengenyam;

mengunyam; merasai sedikit dulu untuk tahu kecukupan rasa

bumbunya; (2) mang ~: cakus; mencicipi sedikit sekadar untuk

mengetahui rasanya

kinyar: berkilau; licau; memancarkan cahaya (keemasan); mengkilap

kipai +: terkelepai-kelepai (benda tipis tergoyang-goyang akan lepas)

kipak: 1(1) anyik; gigil; gelatuk; geletuk; geligis; rasa dingin yang sangat

akibat serangan maria (2) ba ~: bergetar (menggigil) kuat (badan)

akibat serangan malaria (lih. kajjar); geletar; geletuk; 2 lepur;

menyerang dengan memukulkan sayap; 3 memukulkan gasing

(permainan) pada gasing lawan, yang kalah akan terpelanting jauh

kipar: 1 kain belacu yang agak tebal tempo dulu; 2 (1) gawang; (2)

penjaga gawang

kipas =: 1 memukul dengan belakang tangan atau benda pipih panjang; 2

(1) alat pendorong kendaraan (kapal, pesawat terbang dll.); balingbaling; (2) kincir; kitiran;

kipat: ta ~ mata: sekelebat; terlihat sekilas

kiping #: lempengan-lempengan kecil dan tebal (lih. umbaring)

kipit: 1 belikat; lemusir; punggung atau belakang bagian atas dekat dengan

bahu; 2 petet; sipit (kelat, sepat, sepet mata)

kippang: 1 kaki sakit sehingga sulit dibawa berjalan, kalau berjalan

terseok-seok dan tertatih-tatih; 2 sudah tak dapat berbuat banyak,

karena tak lagi memiliki anak buah

kira =: 1 ~ ~: agaknya; sangka-sangka; 2 (1) kosek; limbang; mencuci

benda-benda berbutir seperti beras, tudai, batu kerikil dll. dalam

tempat dan meremas-remas di dalam air; (2) ~ an x: beronang;

bronang; tempat mencuci beras sebelum ditanak

kirai x: 1 daun nipah muda (lih. pucuk) yang sudah diolah untuk bungkus

tembakau menjadi rokok (lih. gandang); 2 membiarkan tebangan

pohon terkena panas matahari selama beberapa hari (antara 7

P:145

132

sampai 15 hari) menjadi kering (lih. uma), yang kemudian akan

dibakar (lih. langas) dan menjadi lahan untuk ladang atau sawah

kirap: 1 (1) berkedip-kedip; celap; cilap; geridip; kedip; kejap; kejip;

kerdip mata; (2) ~ ~: berkedip-kedip; geridip; kelap-kelip; kelapkelik; 2 ~ ~ matanya: sikap pasrah dan hanya mata yang bisa

berkedip tak lagi berbuat apa-apa; 3 kebas; kirai; membalikkan

wadah agar isinya tertumpah (lih. tappau)

kirau =: buah masih mentah dan keras

kiri =: kidal; bekerja bermain dll., selalu menggunakan tangan kiri

kirik #: 1 gidik; 2 pa ~ ~: (1) tergidik-gidik; (2) berbuat berlebihan (lih.

kinja); 3 (1) mengangkat dengan tali; menggerek; (2) ~ an: (a)

derek; seling; (b) benda bulat pipih untuk penyandang tali berjalan

dengan berputar pada sumbunya

kiring: ~ ~: 1 grobok; lemari (rak) dapur, tempat penyimpanan bahan

keperluan dapur (seperti garam, asam dll.), juga tempat peralatan

dapur (seperti piring, gelas, sendok, mangkok dll.); pagu; sepen; 2

peti berisi perbekalan bahan makanan dan perlengkapan

perjalanan; saharah

kirruk: benda yang diraut bertakik; rautan dilengkungkan

kiru: divan besi dengan tiang kelambu hanya dua buah dan lingkaran

penahan kelambu di atasnya

kirut: kisut

kisap + #: (1) kerdil; tak subur; tengkus; terbonsai; (2) kuma ~: semuanya

tumbuh kecil-kecil tak mau besar (tumbuhan ataupun hewan)

kisar x: 1 geser; 2 ta ~ ati: tersinggung

kisat: 1 karma; kisas; pembalasan; 2 gerakan berkurang; menyusut

kismis: buah anggur yang dikeringkan, selalu jadi buah tangan orang

Berau yang pulang berhaji; Vitis vinovera; zabib, konon baik untuk

hati, mata dan kulit

kissa #: 1 (1) cerita; dongeng; hikayat; (2) bincang-bincang; labun; 2 “ayu

kita ba ~ ~ ”: (secara halus) mengajak teman untuk pamit pulang

saat bertamu

kissir +: berjalan cepat atau hampir berlari mendatangi sesuatu sambil

merapatkan/mengecilkan tubuh

kissung: berbentuk seakan berbuncu/sudut

kisut x: 1 beringsut dengan pantat; berjalan dengan bokong; esot; ngesot; 2

lisut; mengecil

kiswa (kiswah*): kain hitam bersulam penutup Ka’bah di mekah

kitang: jenis ikan sungai (berbisa) berbadan kecil pipih keperakan

berbintik-bintik hitam

P:146

133

kitab #: (1) buku tebal yang berisikan ajaran keagamaan; (2) dahulu di

Berau kitab hanya ada tiga macam kitab: (a) kitab suci Al-Qur’an

dalam huruf hijaiyah; (b) kitab barzanji yang juga dalam huruf

hijaiyah, karya imam barzanji; (c) kitab parukunan kitab kecil

berhuruf jawi pelajaran salat

kitang #: ikan sungai pipih bulat kecil putih dan berbintik-bintik,

pantingnya sangat berbisa

kitar: 1 putar; 2 ~ an: keseran; mesin pembuat beras; penggilingan padi

kitau =: memukul-mukul dari jauh dengan benda panjang; 2 (1) benda

panjang tergoyang-goyang ujungnya, sedang pangkalnya tetap

tertahan; (2) ~ ~: kupat-kapit

kitik: 1 mempelantingkan benda kecil yang menempel di tangan; 2 ~ ~:

kijai; tergelepar-gelepar (tangan) karena sakit atau terpegang

benda panas

kitil +: (1) benda kecil menggelantung; gelanting; kontal kantil; (2) kuma

~: banyak yang kecil-kecil bergelantungan; krintil

kiting: tegak tidak terlentang (pada permainan anak-anak) (lih. lugu)

kitip: ~ ~ an: merasa sangat khawatir

kitting +: cingkrang; genteng; jingkrang; kurang panjang; senteng; terlalu

ke atas (tentang celana)

kittir +: pergi cepat dengan ketar-ketir

kiyau: meminta datang; panggil

kiyik =: bingkai untuk menenun

kua =: ~ patin prb: berkuah air segar karena nasinya keras dan tak ada

lauk berkuah

kuaci =: 1 makanan kecil dari biji semangka yang diasinkan dan

dikeringkan; 2 sesuatu yang tidak asli, hanya mainan; imitasi

kuak x: (1) cabar; cakar; memagut dengan cakar; (2) cekungan; (3) ~

lambakan: banyak cekungan; kerobak; legak; legap; legok; takuh;

tidak rata

kuang +: berandang; jelepang; jimeng; jodong; kerengkiang; lumbung;

tempat penyimpanan padi (berbentuk segi empat) di rumah;

rengkiang; rengking

kuangkung: kumbang kelapa

kuar: 1 (1) aduk; arun; karih; kebur; mengaduk; mengarau; mengaduk

supaya tercampur (lih. amping); udek; (2) kais; membongkar

timbunan dan membiarkannya berserakan; uis; (3) kais; kakas

dengan cakar; menggaruk tanah dengan cakar untuk mencari

makan(ayam); 2 ba ~ ~ an tana prb: bercocok tanam; hidup dari

bertani

P:147

134

kuat =: 1 ba ~: bergerak-gerak; 3 ba ~ ~ an: menggunakan tenaga kuatkuat (memikul, menarik, mendorong dll. sepenuh tenaga)

kuatir =: khawatir; was-was

kubal: 1 inas; koreng-koreng kecil, seperti kembang keringat di tengkuk

(menghitam) akibat selalu tertutup rambut panjang; 2 ubi ~:

singkong putih beracun yang sudah menghitam dan racunnya

hilang, karena dihujan-panaskan berbulan-bulan di alam terbuka,

rasanya enak, untuk dapat dimakan terlebih dahulu direndam

kemudian baru direbus (lih. Bajau); 3 ~ ~: ikan laut

kubang =: Bajau ~: suku laut yang hidupnya mengembara hanya di

perahu dan karang

kubbak x: lubang dangkal bekal benturan (lih. lassung)

kubik x: bongkah; grempel; gubal; gumpalan besar

kubu =: (1) daerah pertahanan (2) ~ an: area dipantai utara Berau; duhulu

konon tampat pengungsian dan pertahan

kubuk x: 1 kabruk; berkelahi (tentang ayam); sabung; 2 ~ an (^):

mangkuk (tempat cuci tangan); sangku; wijik; 3 ba ~ sakula prb:

saling bertengkar sesama kerabat dekat

kubur =: 1 kuburan; makam; pasara; pusara; 2 ~ an sarikat: (1)

pemakaman umum pertama di Berau. (2) masyarakat Berau

memakamkan kerabat yang meninggal dilakukan dibelakang

rumah masing-masing; (3) (a) setelah masuknya Syarikat Islam di

Berau, maka dianjurkan untuk adanya pemakaman umum; (b)

maka mulailah diadakan tempat pemakaman umum di hilir

kampung Gunung Tabur tsb.; (4) karena itu pemakaman di

Gunung Tabur dinamakan “kuburan syarikat,” atau sering disebut

“sarikat” saja, terambil dari nama “syarikat islam” (5) pemakaman

umum ini terletak antara celah bukit di tepian kali “sungai

basumangat” (lih. sangat); 2 (1) ma ~: menyemai padi sebagai

bibit (lih. taradak); (2) padi ba ~: penyemaian bibit padi; langsung

ditugal ditanah agak tinggi, yang kemudian ditanam lagi kembali

di sawah (lih. barayyang); redih

kucai =: Allium odorum; jenis sayuran seperti tumbuhan bawang; kucal

kucapi =: alat musik petik berasal dari luar Berau (*bgs-*snd)

kucau: menyentuh langsung dengan tangan (untuk makanan dll.) tanpa

alat (sendok dll.)

kuccap: kecap; mengatup-ngatupkan mulut, hingga terdengar bunyi “capcap” atau kecap (seperti orang makan)

kuccup (^): 1 ciut; tak bernyali; kecut; 2 kuncup; kuntum bungan atau

lainnya yang belum mekar terbuka (lih. kacupput)

P:148

135

kucik x: mengutak-atik benda kecil terus-menerus (lih. lucik)

kucung + x: datang dan pulang tak memperoleh suatu apapun

kucup: cecap; kecup; menyeruput dengan bibir (seakan mengicap)

kucur =: 1 cucur, aliran menurun; 2 nyekar; ziarah kubur dengan

membawa air yang dicucurkan di atas makam setelah pembacaan

doa, sekarang orang menggun akan bunga-bungaan dan irisan daun

pandan harum

kuda =: 1 Cquulus cabales; hewan tunggangan yang berlari laju; hewan

penarik bendi/sado; jaran; 2 mang ~ i: harawan; menunggang; 3 ~

~: (1) standar kayu untuk menorah ataupun menyerut kayu; (2)

bangku kecil dari papan untuk tempat memotong daging atau

sayuran; jagruk; (3) posisi bersiap pada silat (lih. kuntau); 4 alat

untuk membawa kayu logs, terbuat dari pohon palam hutan yang

kuat (lih. tadan) dibelah dua dan diberi gelandar kayu, dan logsnya dinaikkan ke atasnya kemudian ditarik di atas rel kayu pula

agar siap menahan dipersiapkan terlebih dahulu; 5 kancing ~: obat

hisap pelega hidung dan tenggorokan; stadler; 6 ~ dipang: jatilan;

kuda kepang; kuda lumping; salah satu kesenian yang ada di Berau

berasal dari luar Berau (*jwa); 7 ~ sambarani: beraksa; kuda yang

dapat terbang (dalam dongeng); 8 lambung ~: salah satu

pantangan (lih. gali) bila lahan/perwatasan berposisi seperti posisi

langkah kuda pada papan catur; 9 ~ jamman ~ makan tambaga

prb: jaman baheula, dahulu kala

kudakan: alat pemotret untuk pembuat photo; tuestel

kudarrang: (1) layung; ledang; mamang; putih kekuningan seperti awan

pagi atau sore kena sinar matahari; teja; (2) ijjau kuning addas ~:

aneka bentuk dan warna; bermacam warna; warna warni (lih. ijjau)

kudasai: duduk, berbaring sambil berputar-putar pada suatu tempat,

sehingga menjadi kumal masai (lih. disal)

kudau: buram; kusam; sudah berwarna keabu-abuan; tidak bening; tidak

bercahaya

kuddup: gobar; malap; redeb; redup (lih. kujjup); redum

kudi =: 1 satuan hitungan sebanyak 20 lembar; 2 ~ an x: gadungan;

imitasi; lancung; tidak asli

kuduk x: eksim, semacam penyakit kulit bersisik dan gatal

kudung: 1 pamali; pantangan (lih. gali); 2 (1) upacara adat kampung suku

Dayak Berau (*sgy); (2) selama upacara berlangsung orang tidak

boleh bepergian meninggalkan kampung ataupun datang masuk

kampung tersebut dari luar kampung

kuini =: embacang; kebembem; mangga yang sedap baunya; pakel

P:149

136

kuis #: menggeser dengan benda panjang

kuit =: 1 menganyam benang; rajut; 2 kais; mencongkel benda kecil; uit

kujjup: lampu sumbu yang hampir padam; redup

kuju: jenis bangau (putih kecil); belekah; belekok; kuntul; sekendi (lih.

aji)

kujur: 1 jenis permainan menggunakan papan atau kertas bergaris (seperti

union jack) dan buah mainan (dimainkan hanya oleh dua orang); 2

~ ~: (1) kejang dan kaku; kejat; lurus terbujur kaku; (2) genjur

(tentang rambut)

kuki =: laki-laki tukang masak dan pandai memasak

kukkung: menggulung (pada kaki atau tangan); tekuk (lih. kalukkung)

kukkur: 1 (1) cukur (sampai gundul); (2) ba ~: gundul (akibat dicukur

habuis); 2 ~ an: (1) kerik (kelapa dll.); pangur; (2) antanam;

tanaman menjalar, konon cocok untuk obat batuk

kukkut: 1 kaut; mengambil isinya dengan alat pengangkat (sendok,

centong); 2 nasi ba ~: nasi yang sudah ditempatkan di piring

makan; 3 maninggalkan nasi ba ~ : pergi meningglkan

kampung padahal ada acara kenduri di sana, ini suatu pantangan

(lih. gali)

kuku =: 1 alat pengait; 2 busak ~: lekonesia; noktah putih pada kuku;

kelainan pada kuku; 3 sarung ~: (1) bidal; jedol; hiasan dari emas,

perak atau suasa untuk pembungkus kuku (wanita); (2) jenis seni

daerah Berau (berlagu) (lih. sarung); 3 nyilu-nyilu ~: air atau

lainnya yang agak sedikit panas; 4 (1) bacarrai ~ dangngan issi

prb: bersatu dan tak akan terpisahkan lagi, walau apapun menerpa,

atau apapun yang terjasi tetap bersatu; (2) bangsa rimaung

manapuk ~ nya prb: orang yang pura-pura bodoh, sehingga tidak

mengambil langkah pertolongan, yang seharusnya dia berikan

kukup: 1 dangkalan akibat endapan dan agradasi yang berasal dari

denudasi sungai; gumuk; gusung; 2 balik ~: pulau di lepas pantai

Tenggara Kabupaten Berau Kecamatan Batu Putih, pulau ini

bersejarah karena ada 4 putra terbaik bangsa (anggota polisi) gugur

di pulau tsb. akibat serangan bajak laut (lih. mundu) dan kini

makamnya menghiasi Makam Pahlawan Wijaya Kesuma Tanjung

Redeb, Kabupaten Berau

kukus #: 1 asap; keluk; uap berwarna putih yang keluar dari benda

terbakar ataupun dari rebusan; 2 ba ~: saat perahu naga

diperlombakan kelihatan hanya seperti asap, karena percikan air

dari pendayungnya yang sangat kuat; 3 ~ an: langseng; langsi;

wadah tempat mengukus dalam panci

P:150

137

kula: 1 famili; sanak saudara (lih. pulawarga); 2 ~ an: amihal; pandai

bergaul dan menyenangkan; bersahabat; akrab dan ramah; 3 kula

di siri di pinang prb: serasa keluarga karena sudah kenal baik dan

sudah sama–sama baik

kulabbak: gelopak; kelocak; keloyak; kelupas

kulait: (1) geliat; kutik; menggeliat berusaha melepaskan diri;(2) pa ~ ~:

bergerak-gerak hendak melepaskan diri dsb.; gelalar; geleser;

ketakar; kial-kial; ronta

kulak =: ulap-ulap

kulallit: 1 belat-belit; liku; palun; 2 urusan diperumit;

kulamar: (1) kulit ari; (2) lapisan tipis menutupi (benda basah seperti

lapisan tipis yang timbul pada mata, atau dll.)

kulambu =: 1 ~ dagang: (1) kelambu (kecil) gantung; (2) kait-kait ~: alat

penahan pintu kelambu pada ranjang; (3) busak ~: hiasan kelambu

terdiri dari untaian tangkai bunga imitasi (seuntai-seuntai) (lih.

busak); 2 labuan ~: pelabuhan alam di kecamatan biduk-biduk

kulapis: lapisan yang melapisi dan tipis sekali

kulappit: benda lebar lemah agak terjepit (lih. lappit), seperti kulit yang

keluar dari celah-celah celana pendek (celana dalam) tanpa

dalaman

kulas: benda-benda yang sudah (mulai) mengering luarnya; mala

kuliat: (1) bergerak-gerak menggeliat; (2) pa ~ ~: terkial-kial

kulibak: menggerakkan kaki dengan keras (lih. kunjarang)

kulidang =: (1) Artocarpus rigita; pohon dan buahnya (berdiameter sekitar

20 cm) berduri tumpul seperti elay berwarna kuning tua, isinya

seperti isi nangka namun kecil; (2) biji buahnya dapat dimakan

seperti kuaci, namun terlebih dahulu disangrai (lih. kuwai)

kulidas: terpeleset (pada benda panjang yang dihunjamkan) (lih. rumbuk)

kulik + x: (1) suara bunyi elang; (2) konon dipercaya, kalau elang

berbunyi di siang hari tanda aka nada orang meninggal dunia

kulilling =: melingkar dengan lingkaran besar; sekitar

kulim: cekun; menyembunyikan sesuatu dari orang lain; tidak berterus

terang; tidak menyampaikan (menyembunyikan) yang

sesungguhnya pada orang yang harus mengetahui informasi tsb.;

merahasiakan dari orang lain

kulimat: menghemat, penggunaannya sedikit-sedikit agar tidak cepat

habis

kulimpang: kotoran di dalam telinga (lemak), berwarna kuning atau

cokelat tua

P:151

138

kulimpapa: (1) jenis kayu agak keras, cocok untuk membuat arang kayu

dan kayu api; laban; (2) ~ nayub: jenis kulimpapa yang agak

lembut kayunya dan berbatang lurus dengan daun tunggal panjang

kulimpappat: kunang-kunang; sekebun; serangga kecil yang keluar

malam hari dan menimbulkan cahaya di bagian perutnya

kulinsa: telur kutu (di rambut, kepala)

kulintangan: gamelan (dari logam atau kayu); geloneng

kulipar: 1 gelipar; terpelanting (benda tipis); 2 ta ~: meleset seperti golok

yang ditimpaskan tidak kena dengan pas pada benda yang ditimpas

kulisar: bergerak-gerak keras, seperti mau melepaskan diri

kulit =: 1 (1) pembungkus isi; (2) bahan baku untuk membuat ikat

pinggang, sandal, sepatu, tas dll.; (3) ~ ari: kulit sangat tipis;

selupat; 2 (1) ~ kayu manis: kulit kayu bahan rempah (lih. issi);

(2) ~ lawang: kulit kayu hutan untuk bahan obat; 3 lampu ~

bikin: celupa; kulai kerang yang besar diisi minyak makan (lih.

langnga) dan diberi sumbu di tepinya

kullai x: gundu dari buah kayu hutan sebesar buah kopi; kelici

kullam: perigi tempat permandian putri para bangsawan, yang sifatnya

tertutup bagi umum

kullat: 1 (1) (a) cendawan; jamur; rangu; (b) jamur mulai mekar pada

waktu awal bulan dan akhir bulan (lunar) (lih. guris); (2) ~

ambulung: jamur tepung berwarna kuning, dapat dimakan; (3) ~

bunia: jamur besar dan tebal di hutan; (4) ~ gallang: jamur tiram;

(5) ~ kumbibbir: jamur kuping; (6) ~ langau: jamur tiram jenis

kecil; nori; rumpai; (7) ~ nasi; jamur kecil putih dan lembut

(li.langau); (8) ~ rambakkan: (a) jamur yang tumbuh di atas tanah

yang di bawahnya adalah sarang rayap; (b) jamur yang paling

enak; (8) ~ talinga barruk: jenis jamur kuping yang lebarannya

agak tebal (lih. kumbibbir) dan terdapat di hutan-hutan; (9) ~

tangngar: (a) jamur brama; jamur yang bisa dimakan (sayur) asal

diolah dengan cara yang benar, agar tidak keracunan; (b) konon

bila keracunan jamur ini, orang akan terus menerus tertawa; (c)

ada pula yang tidak dapat dimakan, konon hanya untuk obat,

misalnya sakit perut, kencing nanah, obat gosok untuk linu tulang,

dll., bentuknya pun berbeda; linche; (10) ~ tatayi manuk: bunga

bangkai (kecil dan indah); si busuk; 2 ba ~: (1) ditumbuhi jamur;

sudah berjamur; (2) mandeg (tersimpan; tergeletak terlalu lama); 3

bangsa tamakan ~ tanggar prb: teguran pada orang yang banyak

tertawanya dari pada kerjanya;

P:152

139

kullup vulg: 1 kuncup; terbungkus (kulit atau lainnya); 2 ba ~: belum

dikhitan, masih tertutup kulit (kemaluan anak laki-laki)

kuluk x: 1 kopiah khas pakaian “pangiran diulu” (lih. radin), seperti

bentuk kopiah “tarbus”; 2 ~ ~: ucapan memanggil hujan supaya

turun dengan lebat, saat hujan turun sekadarnya

kulum =: emut

kulur: 1 mandalika; tumbuhan perdu yang daun muda dan buahnya dapat

disayur (lih. kilur); 2 ~ ~ an: air mata menggantung di pelupuk

mata

kuma (partikel) x: 1 bentuk terikat yang mempunyai makna: baku (banyak

saling); geme; serba; 2 (1) ~ cicik: banyak yang keci-kecil; (2) ~

guling: banyak yang bergelimpangan; (3) ~ ingngis: banyak yang

ketawa meringis; (3) ~ kisap: tumbuhan atau tanaman yang kerdil

tak mau besar (mati segan hidup tak mau); (4) ~ kitil: banyak yang

bergelayut bulat kecil-kecil; (5) ~ laccut: cercap; banyak yang

lolos; (6) ~ lawit: banyak yang panjang-panjang kecil

bergelantungan; (7) ~ ligar: suara grabak-grubuk; (8) ~ raggum:

banyak suara benda-benda besar yang berebahan; (9) ~ rawaian:

banyak yang bergantung dan bergoyang-goyang; (10) ~ rincing:

banyak suara: gemerincing; (11) ~ ripak: suara gerepak-gerepuk;

(12) ~ rubus: banyak yang berlarian menerobos; (13) ~ rumbu:

banyak dan rapat yang tumbuh kecil-kecil; 2 dan banyak lagi kata

yang dapat diawali dengan “kuma”; (14) ~ taggum: banyak suara

“gum” (suara kaki melangkah dengan berat atau suara bendabenda berat berjatuhan); (15) ~ tugub: banyak suara-suara

hentakan kaki (berjalan atau berlari)

kumai: (1) (*bjw) ikan yang dapat dipundang dan enak rasanya; (2) ikan

ini dinamai juga ikan “dodong” banyak terdapat di perairan

Kepulauan Derawan

kumala =: permata; benda bertuah piaraan hewan (biasanya berupa batu,

konon mulanya piaraan semut setelah tumbuh besar semut tak kuat

lagi membawanya, maka direbut oleh lipan, makin besar lagi

direbut oleh tikus dan akhirnya jatuh kepada ular) (lih. lilipan)

kuman x: ~ ~ an: perlakuan anak-anak sebaya mencari bintil di bagian

belakang teman dan menggaruk-garuknya sambil dihitung

kemudian bergantian melakukannya

kumandra: Cemekian; tumbuhan yang bijinya dibuat pencuci perut

(cahar)

kumang: 1 Coenobeta; kelumang, jenis kepiting kecil yang menggunakan

kulit umam sebagai kulit, pelindung tubuhnya, hidup di pasir tepi

P:153

140

pantai; umang-umang; 2 ma ~: meminjam dan memakai pakaian

rang lain (lih. arus)

kumbayyat =: benang kecil berkualitas halus dari bombay; kain halus dari

india

kumbibbir: kullat ~: Auricularia polytricha; jamur kuping; jamur yang

kenyal dan bentuknya menyerupai kuping dan berwarna cokelat

tua bisa disayur dan dimakan

kumbil x: menyimpan di mulut sebagai cadangan (biasanya pada jenis

monyet)

kumbis: birai; jerupah; kapa-kapa; papan tambahan dinding perahu (biar

lebih tinggi) pada dalam atas

kumiku: semacam ketua rukun tetangga, dahulu jaman pendudukan

jepang (lih. jumpu)

kummas: 1 dikumpul dan digulung sekenanya; dikumal

kummu: berkerut-kerut; gumal; kerumuk; kumal; lusuh; renyuh

kumpa x: 1 bagian kaki dari lutut ke atas; paha; 2 puwun ~: panggul;

pangkal paha

kumpai: rumput yang hidup di tepi sungai (daunnya bisa untuk pakan

ternak, empulurnya bisa untuk dibuat kerajinan bunga-bungaan)

kumpal: gerumut; gerumit; kerumun; kerumut; mengerumuni; rubung

kumpang: gagang senapan; popor

kumpapak: ma ~: marah besar dengan suara dan gerak yang tak

terkendali

kumpau: agul; anggah; congkak; kibir; langguk; lantam; mangkih;

pongah; ranggah; suka bergaya agar mendapat sanjungan (pujian);

sombong; uju; umuk

kumpi x: moyang; tas dari anyaman daun nipah (lih. pucuk)

kumplit =: lengkap

kumpul #: 1 kerumun; 2 ba ~: hidup bersama karena sudah menikah

kumut: kayu yang kulitnya berserabut sehingga dapat dibuat (dengan cara

dipukul-pukul hingga kul;it luarnya lepas) pakaian, utamanya

cawat bagi masyarakat pedalaman; (di) gebot; daluang; lantung

kunannak: 1 jatuh terputar-putar; 2 rasa pusing berputar-putar

kunat: bagian kulit yang menghitam, akibat bekas koreng atau sering

tergosok; beret; birat; calar; palau

kunca: seikat pandan atau lainnya (lih. barakkas)

kuncang: 1 goncang; guncang; goyak; inggung; 2 ~ ~: (1) alat musik

terbuat dari tempurung kelapa berukuran kecil diisi batu kecil dan

diberi bertangkai; marakas; (2) alat pengocok bahan kue, terbuat

dari anyaman rotan dan bertangkai (hulu)

P:154

141

kunci =: (1) lalau; melalau; merintangi; perintang; mantra yang konon

dapat menghalangi perkawinan; (2) (a) supaya tidak ada yang mau

meminang seseorang; (b) tidak mau untuk dipinang

kuncir: jalinan (anyaman) rambut memanjang ke bawah; kepang; kucir;

kucit; selampit; tancang

kundur x: beligu; tumbuhan menjalar buahnya sebesar buah semangka

berwarna putih dapat disayur dan dibuat manisan (lih. lua)

kuning =: 1 warna untuk raja dan bangsawan (lih. jingga); 2 puti ~: kulit

putih yang bagus; kuning langsat

kungkung =: (1) tidak bebas; (2) selalu dalam pengawasan di rumah

kuning =: 1 (1) asfar; (2) warna kebesaran dan kemuliaan; warna untuk

para bangsawan; (3) warna dipakai (pada panji, kain mandi, beras

dll.) untuk penanda minta restu dan ijin dari leluhur dan segala

penguasa gaib; 2 puti ~: warna kulit seseorang yang paling bagus;

3 nasi ~ barampa: nasi untuk pemulihan tenaga dan kesembuhan;

(1) nasi ini dimakan saat pengantin selesai malam pertamanya (lih.

tallu); (2) sebagai jamu bagi yang baru selesai dari sesuatu yang

dapat mengganggu kesehatan dalam

kunjarang: jalan sambil menghentak-hentakkan kaki dan tangan, karena

marah-marah; kerinjing

kunsi #: memiliki bersama; berbuat bersama-sama

kuntai: Artocarpus communis; keluih; ketimbul; kulur; kurur; pohon

(nangka) dan buahnya untuk disayur; merunggai

kuntau (^): gentau; silat khas Berau (bela diri ini terdapat juga di Pagar

Alam - Sumatera Barat), silat ini mencerminkan perilaku/karakter

orang Berau, yaitu tidak menyerang duluan, tapi mengelak

serangan terlebih dahulu, baru kemudian membalas (tidak

langsung membalas/memukul); kwan taw (*cna)

kunu =: 1 kampungan; norak; 2 ~ ~: berharap mudah-mudahan dapat;

moga-moga; semoga

kunun =: 1 kata orang; khabarnya; 2 ada ~ ini antayi: kata pembuka

untuk dongeng pada anak-anak

kunyal: (1) baham; gunyeh; gunyel; gayem; kemut; kunyah; mamah;

memamah (lih. pappak); (2) cara memamahnya orang yang tak

bergigi lagi

kunyinnying: ba ~ an: saling omel-mengomeli balas-berbalas

kunyit =: 1 (1) Curcuma domestica; kamkama; kuma-kuma; kumkuma;

kunir; seganda; (2) tumbuhan berimpang yang umbinya dapat

menjadi pewarna alami, obat, dll. (lih. issi); (3) bungkang ~: bisul

santet konon menggunakan media kunir; 2 dami ~ dan kapur prb:

P:155

142

cespleng; manjur sekali; mudah sekali seperti membalik telapak

tangan

kupang: 1 jenis gambar (skop warna hitam pada) kartu remi (bergambar

jantung hitam bertangkai); sekopang; sekopong; 2 kerang hijau

kupi: (1) bahan pencampur minuman dari biji buah kopi yang disangrai

dan dihaluskan; kahwa; (2) ~ Arabica: Rubiaceae, berasal dari

Etiopia, masuk di Indonesia melalui Yaman tahun 1699

kupia =: 1 (1) ketu; kitu; peci; songkok; (2) ~ kajji: ketoyap; kopiah putih;

2 (1) kaum pria Berau asli selalu mengenakan peci sebagai

lambing kehormatan dan kemelayuannya; (2) bila keadaan

memaksa tidak sempat memakai songkok dan harus bersalaman

(perkenalan) dengan seseorang, maka wajib menutupkan telapak

tangan kiri pada kepala dan tangan kanan bersalaman (jabat

tangan) (lih. jaup); 3 ~ mangalintang: orang yang memakai

kopiah secara melintang di atas kepala, konon pertanda orang

tersebut baru saja kalah dalam permainan judi

kupit: kerang (sangat) kecil air tawar, banyak terdapat di pesisir Sungai

Bapasir (hilir Kampung Maluang) dapat dimakan dan kuahnya

enak

kuppang: (1) tidak mandi beberapa waktu; (2) bau badan orang sudah

beberapa hari tidak mandi

kupu +: serangga bersayap indah dan berbelalai untuk penghisap sari

bunga; rama-rama

kupun =: karcis yang akan ditukar dengan jatah sembako (jaman

berdikari, sebelum orde baru)

kura (^): 1 (1) anggota tubuh bagian dalam; limpa; (2) ba ~: buncit akibat

serangan malaria berkepanjangan (lih. birang); 2 ~ ~ i: dicuci

(sekadarnya)seadanya

kuran: 1 nama Berau tempo dulu, yang dikenal oleh orang di luar Berau

dan di pesisir Berau, yang wilayahnya dari Kina Batangan di utara

dan Tanjung Mangkaliat di selatan; 2 (1) nama kampung bagian

ilir Gunung Tabor, sekarang menjadi jalan kuran; (2) kampung

yang sekarang bernama kampung tanjung perangat

kuraan: kitab suci Al-Qur’an

kuran: 1 sebutan (nama) Berau dari orang di Kerajaan Bulungan,

Malaysia Timur, Philipina selatan, tempo dulu ataupun oleh

masyarakat Berau yang ada di pesisir dan kepulauan di perairan

lepas pantai Berau; 2 nama salah satu (banua) dari tujuh banua

(puak) pendiri Kerajaan Berau yang kala itu dipimpin oleh

Tumanggung Macan Nagara; 3 (1) nama kampung di Kecamatan

P:156

143

Sambaliung, sekarang menjadi Kampung Tanjung Parangat; (2)

nama salah satu kawasan di kampung Gunung Tabur (lih. nakip)

kurang =: 1 ~ pariksa: tidak tahu persis (lih. pariksa); teledor; 2

manambai cada ma ~ i prb: makin memperkeruh suasana,

padahal seharusnya menemukan jalan keluar yang baik

kurap =: (1) keridas; (2) ~ karama: gatal kutu air di sela-sela paha,

karena sering memakai pakaian basah berlama-lama

kurappi: kempek; kepek; tas saku tempat menyimpan uang; dompet

kurapu =: 1 (1) ikan laut; Epenephelus sp; Serranus malabarienus; (2)

Orang Berau asli tidak berani memakan ikan ini. Konon dahulu

kala ikan ini pernah menyelamatkan nenek moyang yang

tenggelam di laut ke tepi pantai, sehingga nenek moyang berjanji

(sebagai balas budi) untuk tidak memakan ikan ini. Sampai

sekarang bila anak cucu ada yang memakan ikan ini (bila da yang

melanggar) akan segera terserang koreng hebat yang gatal, karena

itu orang Berau (lih. banua) asli tidak memakan ikan kerapu ini,

karena akan terserang alergi hebat. Seperti juga pada masyarakat

salah satu desa di Kabupaten Lamongan (Jawa) yang tidak

memakan ikan lele (lih. kalli); 2 minyak ~: lemak atau minyak

yang diambil dari kulit ikan kerapu ini dapat dijadikan obat kulit,

yaitu menghilangkan bintik (noktakh) putih pada kulit, umumnya

pada orang yang telah berusia lanjud banyak terdapat bintik seperti

ini (lih. minyak)

kurau #: 1 ikan laut (besar); Polynemis; 2 dahulu (di bawah tahun 70an)

kalau lagi musim kurau ini, berpuluh-puluh perahu tongkang

(orang Berau keturunan Cina) rame-rame berbondong-bondong ke

laut untuk menangkapnya dengan menjaring atau renggi

kurias: mengupas dengan cara menarik ke bawah, seperti mengupas buah

pisang masak, bawang dll.

kuribas: getem-getem; mengibas dengan kasar, karena ada rasa jengkel

kuridat: membuka dengan mengais dengan ibu jari atau lainnya, seperti

memeriksa isi jagung muda yang ada kulitnya

kurijat: (1) kereceng; main mata; mengejap-ngejapkan mata; menggerakgerakkan tutup mata; (2) ~ ~: (a) main-main mata; (b) tutup mata

selalu bergerak-gerak sendiri, karena ada gangguan syaraf

kurik =: melubangi kecil untuk mengambil sesuatu

kurimat: (1) hewan lunak berukuran sebesar jari dan berkulit kapur,

memakan/hidup membuat lubang pada kayu yang lama terendam

di air (sungai); kapang; siput yang hidup dan berlubang pada

batang kayu di air; tembatar (ulat kayu dalam air yang suka

P:157

144

melubangi kayu); tembelok; teritip; Toredo navalis; (2) konon

salah satu lauk khas Berau tempo dulu (kurimat, rutun; sakkul;

singkil)

kurimping: kepingan lengket; mengering berkeping-keping menempel

(biasanya pada koreng dll.)

kurindan: benang buatan sendiri, biasanya dari serutan daun nenas,

pandan tinggi, batang pisang (lih. lamut), atau dari lepasan benang

kain; kelindan

kurinjit : ~ manuk: semacam kurap kecil (lih. manuk)

kuripak: suara gemerepak

kuriping: 1 kerak yang mengering pada loka atau koreng; keropeng;

lempeng-lempeng bekas ingus; bagian atas koreng (kudis) yang

mengering; 2 ma ~: (1) melepas “kuriping” dengan tangan; (2)

mengambil benda-benda yang lengket, seperti kerak panganan dll.

kuris: 1 jarab; koreng; kudis; 2 langau mancari ~ prb: orang yang sengaja

mencari-cari kesalahan orang lain, kemudian dengan itu berbuat

olah

kurising: menelisik (membuka sedikit dan mengambil isinya yang tersisa,

seperti pada sisa-sisa buah jagung yang masih ada kulitnya)

kurissingan: katai; kerempeng; kurus kering; sangat kurus (badan dll.)

kurma =: (1) palem padang pasir yang buahnya manis dikeringkan dan

tahan lama; tamar; (2) bah yang selalu jadi oleh-oleh orang Berau

yang menunaikan ibadah haji ke mekah

kurnia: ganjaran kebaikan; hadiah penghargaan berupa benda (biasanya

dari raja atau bangsawan ataupun orang berada)

kurru: 1 (1) mengucapkan suara “kur” kata seru untuk memanggil ayam;

(2) memanggil ayam (lih. cici); 2 “kurru sumangatnya”: (1) kata

pernyataan bahwa sesuatu itu bukanlah masalah yang

memberatkan, bisa ditanggulangi; (2) “kur semangat kembalilah

jiwanya,” ucapan untuk menyemangati orang yang baru terlanda

kaget atau sesuatu yang menakutkan

kurrup: 1 cahaya menyuram, lampu mau (akan) padam; malap; 2 mata

mengantuk hampir terpejam

kursani: bassi ~: besi baja yang kuat berasal dari daerah Kurasan Persia

(lih. lakan); kurasani

kuru: dengkur; geros; geruh; keruh; lengkur; sendar; (2) ba ~: geros;

ngorok

kurum +: gurah; kemu; kumur; berkumur; madmadah; mencuci mulut

dengan air dan dikocok-kocok; runyut

P:158

145

kurung =: 1 baju ~: baju panjang perempuan Melayu Berau; 2 ~ ~: kawat

alat pemanen sarang walet, dipasang di ujung galah; 3 ~ an: (1)

kandang; sangkar (ayam); tarang; (2) tempat menyimpan

sementera ikan atau udang yang baru didapat sebelum dipasarkan

kusal: 1 (1) lenyeh; meremas-remas (daun, kertas, kain dll.) agar lembut;

(2) ucek; kucek; menggosok-gosokkan (mata atau bagian badan

yang lain karena sakit sekali atau terasa amat gatal) dengan tangan;

(3) mencuci kain dengan memilin-milin dan meremas-remas; 2 ba

~: gaya atau gerakan sejadi-jadinya dalam perkelahian

kussau: 1 repot; sibuk sekali; 2 dual-daul (rambut); masai

kusuran: 1 abangan; talang; tempat aliran air di atap; 2 keran

kusut x: 1 gonyoh; kosek; membasuh sambil menggosok; 2 kain kecil (40

x 40 cm) dari sobekan kain kapan untuk mencuci bagian

tersembunyi dari mayat; paradu

kuta (^): bakurti; benteng; kubu pertahanan

kutai: 1 (1) nama wilayah di selatan Kabupaten Berau; (2) nama suku

bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Kutai, dan ada pula

penduduknya yang berada di Kabupaten Berau (walau jumlahnya

hanya beberapa gelintir); 2 buah kelapa tua yang dikeringkan

untuk bibit

kutang =: (1) pakaian dalam penutup dada wanita; (2) baju kaus ~:

pakaian dalam peria; singlet

kutapak: kelepur; keletar; mengelepar

kutapi: jenis pohon dan buahnya bulat asam sebesar buah jeruk manis

berwarna kuning kehijauan; kecapi; Sanduricum kucapi; sentul

kutba (*khutbah) =: bulan diapit ~: (1) bulan antara syawal dan zulhijjah;

(2) bulan antara Hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha; (3) bulan

ke-11 tahun hijriyah; Dzulkaidah

kutik #: ~ ~: suara ayam berkotek (lih. kangkutik)

kutika: (1) menggunakan hari baik, waktu baik, rejang; (2) papan bertulis

untuk menentukan hari baik (waktu baik untuk melaksanakan

sesuatu)

kutimbil: bentol; bintul; jendal; jendul

kutitik: bergerak cepat berputar menggelepar-gelepar, karena kesakitan

kutiting: terlalu sibuk atau banyak yang dikerjakan (hampir tak tertangani)

kutu =: 1 Pediculur humanus capitis; Pedicultus hamnusvar capitis (Ph.

capitis); (1) ma ~: didis; mencari kutu; mendedes; (2) ba ~ ~ an:

saling mencari kutu di kepala; 2 ~ tana: orang ataupun anak yang

selalu berada di tanah atau di jalan

P:159

146

kutuk x: bekerja sambil bersungut-sungut/marah, sehingga pekerjaan

dikerjakan dengan sekenanya dan kasar

kutung (^): buntung; kudung

kuur (kur*): kata seru memanggil-manggil ayam (lih. kurru)

kuwai: 1 gangsa; gongsai; gongseng; menggoreng tanpa minyak; sangrai;

2 ~ ruku: panganan kering tipis dan digulung, hinga berbentuk

lingkaran memanjang; 3 buntalli ba ~: udang kecil yang dimasak

tanpa air, hanya menggunakan air yang ada pada udang tersebut

dan diberi sedikit garang (lih. singgang)

kuwuk: ulat dalam tanah yang berkaki hanya pada bagian kepalanya saja,

dapat untuk umpan pancing

kuwung: 1 jenis musang terbang (bisa melayang, dari pohon ke pohon),

kubung, pukang yang dapat melayang; Galeopithecus volans; 2

larva/ulat putih dalam tanah; uret

kuyai: ambek; lopah; merajuk; rajuk

kuyuk (^): anjing; asu; jijit; darmonorop; draco; kumima

L.

Laal (lahal*) x: menyebabkan ada masalah; sangat terepotkan akibatnya

laat: kasip; tak ada waktu lagi; telat; terlambat

labang: 1 (1) luas; (2) lowong; 2 ~ an: jalur yang dapat dilalui perahu

karena airnya cukup dalam

labaran =: 1 Hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha; 2 abis ~: (1) setelah

hari raya; (2) setelah pelaksanaan salat Jum’at

labas: ma ~: menerabas (lih. labat)

labat: ma ~: berjalan melintasi lalang atau semak dll.; melintas di tengah

semak; randai

labban: berjalan melintas (memotong) lewat darat, berjalan memintas;

kelemban

labbar: 1 babar; berhamburan; berkeliaran; gentayangan; gerayang; kucar

kacir; pencar; 2 (1) kuma ~ an: berkeliaran banyak; bersara;

bertebaran; gelayangan; kucar-kacir; tebar; (2) ba sa ~ an:

berlarian menyebar;

labbas x: 1 jatuh terturun atau terlepas dari penahannya (ganjal, tiang,

dll.); 2 ba ~: (1) melepas atau menjatuhkan dari penahannya; (2)

upacara perayaan kelahiran bayi hari ke tujuh (lih. sulimbar)

P:160

147

ditandai dengan menjadikan rata sulimbar yang semula berposisi

mereng 15 derajat menjadi rata atau dijauhkan sama sekali; (3) si

ibu ditempatkan di atas kasur dan si anak dinaikkan ke ayunan (lih.

umbang)

labbat =: ~ ikkung: hewan (kambing, rusa, sapi dll.) mulai remaja (lih.

ikkung)

labbik: suara “bik” benda jatuh berat ke tempat yang lemah dan lembek

labbu: 1 salah satu suku (Dayak) di Sungai Kelay – Berau; 2 kayu ~ *:

jenis kayu beracun yang digunakan untuk menyantet atau

meracuni manusia (penyakit ganas berbahaya); 3 putu ~: jenis

panganan terbuat dari tepung beras dikukus dan disapuh parutan

kelapa

labbuk x: 1 (1) jenis keladi; (2) genjer; 2 gedebak, gedebuk; pukulan

dengan benda besar, menimbulkan suara “bug”

labbus: 1 berlubang bagian dasarnya; bobol; bobos; bolong karena

ditembus atau karena tekanan berat; bosor; dobol; jebol; lembus;

telus; 2 sa ~ ~: asal bunyi; asal ngomong; ceplas-ceplos

labbut vulg: (1) suara “but” seperti suara kentut yang besar; (2) ~ ~:

banyak kentutnya (berkali-kali) dan bersuara; sa ~ ~: lagiah;

lagwu; perkataan asal berkata-kata

labu x: 1 (1) jatuh; labuh; (2) ~ ati: kecewa berat; mutung; tenahak; 2 alat

bantu hitung satuan perhiasan emas (cincin, gelang, rantai dll.); 3 ~

~: alih-alih; tiba-tiba; dabak; sekonyong-konyong; tiba-tiba; tidak

dinyana; ujug-ujug; 4 bumbu penyedap (biasanya dari tulang atau

kepala ikan); 5 sa ~: (1) bumpu penyedapnya sama; (2) jatuh

ketika ada peristiwa lain yang bersamaan; 6 (1) ~ ~: dadak;

sekonyong-konyong; tiba-tiba; (2) ~ ~ i bicara: berikan teguran;

nasihati (lih. pada); wejang; 7 tarabbang gagak sa ~ tukil prb:

kebetulan berada di tempat kejadian perkara saat peristiwa terjadi,

sehingga dapat tertuduk

labuk: (1) nama salah satu bukit di Berau; (2) di Gunung Labuk ini ada

pesawat tempur yang jatuh juga di Pulau Maratua, pada perang

dunia kedua, sebelum serangan udara besar-besaran sekutu di

Berau dengan 19 pesawat tempur, dengan formasi 1, 6, 6, dan 6

pesawat

lacak x: memindahkan benih yang sudah lama berkecambah dari

persemaian lama ke persemaian baru, menanam benih setelah

disemai (lih. palai), tapi ini ditanam sementara untuk dibesarkan,

setelah agak besar dan siap tanam, akan ditanam lagi langsung di

sawah, rapih

P:161

148

laccit: mengeluarkan biji atau isi dengan cara memencit atau memijit

laccuk: bacul; lemah (tak punya kekuatan ataupun keberanian)

laccut x: (1) brosot (meluncur keluar melalui lubang atau celah); lesat; (2)

ma ~: (1) lepas terbrosot; (2) segera pergi dalam kesempatan

pertama; (3) pi ~: (a) terlepas meluncur; (b) segera pergi tanpa

pamit; (4) kuma ~: cercap

ladang x: (1) banglas; datar dan luas tanpa sekat; (2) ba ~ an: lahan

pertanian (lading/sawah) tampak menyatu tanpa sekat hutan atau

lainnya

laddum: suara dentum (seperti ledakan senjata api besar, ataupun suara

meriam bambu, yang biasa dimainkan anak-anak pada malammalam bulan puasa)

laddu: 1 (1) leler; reda (angin, hujan); teduh; (2) sudah agak tenang; 2

langkas; sudah berkurang (jumlah buah di pohon) akibat sudah

banyak yang masak, diambil atau berjatuhan

ladduk x: 1 suara “duk” seperti suara terantuk; 2 kepala tersandung bada

benda besar

laddum: dentum; detum; lentam; lentum; suara meriam

laddung: 1 suara “dung” seperti peti kayu terantuk; 2 kaki tersandung

pada benda berongga

laddup x 1 (1) ledak; letup; (2) ma~: jebluk; meledak; meletus; menjetis;

2 bertih; sangrai buah padi ketan sehingga menjadi bunga ketan

kering yang dapat dimakan

laddut +, suara atau pukulan pada benda besar berongga (seperti kasur,

samsak, bantal, batang pisang dll.)

ladin =: melayani; menyahut ajakan; merespons

lading (^): (1) bedik; belati; pisau (lih. bangkung); (2) ~ lippat: (a) gagang

pisau yang merangkap sarung, sehingga kalau pisaunya tak lagi

digunakan tinggal melipat ke dalam sarungnya; (b) pisau cukur

(tajam untuk mencukur rambut)

laga x: 1 (1) ajak: mengajak; kisain; kusai; (2) mentraktir, membayarkan

makan minum orang yang diajak ke warung; 2 jenis permainan

anak-anak beregu di lapangan dengan garis-garis tertentu, ada

yang menjaga dan ada yang bermain melewati pemain yang jaga

lagam #: aksen; dialek; gaya bicara; lagu bicara; lentong; logat; ragam

suara dalam bertutur (aksen Dayak, Berau, Bajau)

lagar: bancah; bengap; pandau; paya; rawa; tanah berlumpur kental sekali

lagau +: hana; hanar; lompong; ruang besar kosong

laggap (^): (1) debar; degup (di dada, jantung); dengap: (2) ~ ~: degdegan; jantung berdebar-debar

P:162

149

laggar x: menggelegar; suara yang keras sekali

laggir: 1 (1) denting; suara benda jatuh berat dan besar; (2) dahanam;

berdegar-degar; bertajar-tajar; gelegar; 2 lappak ~: blak-blakan;

gambling; talar

laggu: jaring bertangkai, penangkap udang, ikan-ikan kecil dll.; lambit;

tangguk

laggum: degum; dentam; dentum; deram meriam; kemantum; lentum;

sedan; suara ledakan (bomb, meriam dll.)

laggung: 1 pemukul dengan bawah tangan yang terkepal; tabok; 2 (1) pa ~

an: (a) tangan yang digenggam; (b) sebesar genggam; (2) sapa ~

an: sebesar genggam

laggup: 1 suara benda besar jatuh; 2 degup (lih. laggap)

lagi =: 1 masih; 2 (1) ~ lakanak: masih belia; (2) badan ~ manyurung

prb: remaja masih dalam pertumbuhan sehingga kuat makannya,

perlu makan yang banyak

lagundi: (1) lenggundi; tumbuhan perdu berdaun wangi; vitextrifolia; (2)

biasa dibakar (mengambil asapnya) pada saat menjelang turun

hujan yang berpetir dan kilat sambar menyambar; (3) konon

daunnya untuk ramuan jamu; (b) konon dapat dijadikan obat anti

kutu busuk (lih. mayung)

la ila: “alamak”; kata seru untuk menyatakan keheranan yang mengandung

kekecewaan

lailatul: ~ kadar: 1 malam kemuliaan; malam turunnya Al-Qur’an di

bulan Ramadan; 2 mu’jizat di bulan Ramadan berupa benda aneh

yang menakutkan, namun siapa berani menangkap atau

mengambilnya akan menjadi harta karun yang merupakan rezeki

nomplok

lain =: 1 manga ~ kan: lain dari yang lain, sehingga tidak senada dengan

orang banyak; 2 ~ manunjuk mata prb: basa-basi seseorang

berbicara di hadapan orang yang dihormati sedang menggerakgerakkan tangan sebagai kelengkapan bicara

laing: si ~: makhluk (hantu) pengganggu (lih. mutakasi)

lair: benda-benda cair; berair

lais x: ikan sungai (pipih, putih memanjang dan kecil); Kreptopterus

bichirrhis

laja x: ~ ~: datang tanpa persiapan dan tanpa peralatan (persenjataan) (lih.

sisiklalu); gosi

lajak x: 1 ~ unjur: menerjuni kancah perjuangan tanpa bekal apapun (lih.

ilmu): 2 ta ~: hujam; kejeblok

lajim #: 1 wajar: 2 di ~ ~ kan: terus digeluti, padahal kurang baik

P:163

150

lajjang: celung; cengkung; mata mencekung akibat kurang tidur atau habis

sakit

lajjap: 1 (1) masuk (benda bulat panjang); (2) ma ~: masuk ke dalam

lubangnya; 2 (1) ma ~ matari: matahari tenggelam di ufuk barat;

matahari terbenam; sun set; tayun; (2) ma ~ matari ma ~

nyawangku: pernyataan sumpah yang mengharapkan orang lain

percaya pada pernyataan pembicara

lajjup: 1 keluar; datang; 2 ~ ~: (1) celam-celum; celas-celus; keluar masuk

dengan bebas; (2) sering datang dan pergi; 3 luang ~: keluar

masuk dengan bebas; 4 pi ~: (1) hilang tiba-tiba

(menyelam/masuk); (2) lampu mati tiba-tiba

lajung +: atap kecil sementara, sekadar untuk bernaung dari sinar

matahari; tebeng; tedeng

lakak x: (1) ~ ~: bahak; dekah; dekak; gelakak; ilai; kakah; kekeh; rakah;

tertawa gelak dan bersuara nyaring; (2) ba ~: tertawa keras

terbahak; (3) kuma ~: gergeran; tertawa beramai-ramai

lakan (^): kain tenun dari bulu domba

lakanak: 1 (1) anak-anak; bocah; kanak-kanak; (2) adolesens; belia; masa

remaja; (3) belia; 2 ~ annik: bayi, anak kecil (baru lahir); (2) ~

ilang ini: almarhum untuk yang masih tergolong muda dan telah

meninggal (lih. sala)

lakattan: ketan; beras pulut; Oryxasativa linn; sipulut

lakatti: melihat dengan teliti; perhatikan, awasi dengan memandang

sungguh-sungguh; tatap; tilik

laki x: 1 (1) jantan; (2) suami; teman hidup istri secara sah; (3) inni ~:

engkong; 2 (1) tampurung ~: tempurung kelapa bagian bawah;

(2) ballai ~: bentuk atap rumah yang tidak limas (lih. ayar)

lakka x: gelakak, lepas terbuka; terlepas dari yang ditempeli

lakkas x: (1) berganti kulit, karena akan tumbuh lebih besar lagi; (2) ~ ~

an: kelonsong; kerosong; selongsong (kulit ular yang berganti

kulit); selumur; (3) ma ~: ekdisi; pertukaran kulit (pada binatang

yang bercangkang, seperti, kepiting; udang, ular dll.)

lakkat: belengket

lakkatti: di ~: ditempeli

lakku: ~ ~ an: cecengklok; jengklok; lipatan antara paha dan betis (dibalik

lutut); pelipatan lutut

lakkum: halkum, jakun, lekum; ujung kerongkongan yang nampak

menonjol

lakkung: 1 dengking; dengkung; kaing-kaing; kengkeng; suara anjing;

salak anjing yang kesakitan; 2 ~ ~: batuk keras

P:164

151

lakkup: 1 benda cekung tabal terkelupas; cepol; gelopah; jelungkap;

kelotok; selungkap; 2 ba ~: (1) buah kelapa yang sudah di kelupas

tempurungnya; (2) permainan anak-anak dengan mengadu buah

karet yang disusun kemudian dipukul dengan bawah tangan

terkepal, buah mana yang pecah itulah yang kalah; semecah; (3)

mengurangi rasa sakit kepala dengan menarik rambut sedikitsedikit dengan menyentak sehingga mengeluarkan bunyi seperti

terketuk; 3 si ~: orang yang kuat dan tahan fisiknya (lih. silakkup)

laksa: 1 panganan dari tepung beras berkuah (gula merah dan santan) (lih.

putu); 2 bilangan sepuluh ribu; ceban

laksamana: 1 (1) nama kampung di bahagian tengah Gunung Tabor; (2)

sekarang jadi jalan laksamana; (3) tambahan nama di depan gelar

pemberian sultan; 2 (1) guris ~: garis imajiner pertahanan (lih.

kuta) seorang pesilat yang konon tak akan dapat ditembus oleh

lawan; (2) langnga ~: minyak urut konon mujarab untuk

mengatasi keseleo ataupun patah tulang

laku =: 1 perbuatan; tingkah; 2 ba ~ ~: melakukan sesuatu perbuatan

dengan kebijakan sendiri, tanpa memperhatikan saran dan nasihat

terlebih dahulu; 3 sa ~ ~: berbuat secara sembrono; 4 baniapa ~

nya: -- (lih. baniapa)

lala: suka makan sembarangan

lalai: (1) piring; pinggan porselin atau kaca tempat makan; (2) ~ kalling:

piring seng

lalak: email; lolak; siput laut yang kulitnya diambil untuk bahan pelapis

peralatan dapur yang terbuat dari seng, seperti piring seng,

mangkok, cerek, kan, dll.; tiram laut

lalakau: sarang laba-laba (yang sudah tidak terpakai lagi dan hitam) (lih.

kalalakau)

lalakum: lakum, tumbuhan menjalar (semacam lembayung); Vitris trivolia

Indica

lalamman: alat sebagai contoh untuk menggaris atau menggambar; mal

lalang + x: sa ~: menerabas kian kemari tak menentu

lalangit: 1 kain untuk menutup bagian atas (plafon); kanopi; langit-langit;

2 ~ pangadangan: kain hiasan tutup atas pelaminan

lalanting: meratap-ratap (berharap-harap) panjang karena lapar, tapi

makanan tak juga ada

lalappun: kelepun; panganan (kue) berkuah dari tepung ketan, gula merah

santan dll., dibuat bulat-bulat kecil direbus, kemudian digulinggulingkan pada parutan kelapa

P:165

152

lalappung: ketimbung; memainkan (memukul-mukulkan) tangan di air,

sehingga menimbulkan suara

lalas: kayu api tak menyala baik, tidak cocok untuk menanak (lih.

bulikikan); kosang; menyala sebentar kemudian padam segera,

karena jenis kayunya (lih. ampul)

lalat: panning ~: sempoyongan; setengah mabuk

lalau x: panganan buah ketan muda yang ditumbuk, buahnya lebih muda

dari amping (lih. amping)

lali: butu ~: (1) permainan anak anak berupa tongkat kayu kecil sepanjang

25 cm dan 15 cm dengan diameter 2 setengah cm; (2) (a) cara

memainkannya dengan meletakkan tongkat pendek pada lubang

kecil kemudian dipukul dan terangkat ke atas, kemudian dipukul

lagi untuk pukulan jarak jauh, lantas dihitung jaraknya dengan

kelipatan tongkat yang panjang; (b) kalau ketukan pukulannya

sampai dua kali, maka menghitungnya pakai tongkat yang pendek,

jadi jumlah kelipatannya lebih banyak; (c) yang terbanyak jumlah

hitungannyalah yang menang

lalla: lelah kewalahan

lallai: berlama-lama; lamban; laun; lelet; perlahan; tidak segera dalam

mengatasi masalah ataupun tugas

lallam: tertahan dan disembunyikan (lih. lassap)

lallap x: (1) permukaan tertutup air; (2) ka ~ an: air naik sampai ke situ;

kelelap

lalu =: 1 (1) melewati; (2) ~ limpas: lalu lalang; lewat-lewat (lewat bolak

balik) (lih. limpas); mondar-mandir; 2 mu ~: ambilkan; bawakan

sekalian; 3 pa ~: dulu pernah terjadi peristiwa memprihatinkan

yang sama; 4 sisik ~: tanpa bekal pengetahuan ilmu kanuragan

sama sekali (lih. laja)

lamas +: astenik; lemah lemas tak bertenaga; lemau; lembik

lamba +: pertanda akan terjadi sesuatu

lambak #: 1 (1) gulut, gundukan tanah yang digemburkan untuk

menyemai bibit; (2) semai (selain benih padi), disemai ditanah

yang agak ditinggikan dan diberi humus (sisa bakaran);

pembibitan; 2 kuak ~ an: legap; legak; legok; takuh; tidak rata;

permukaan berlubang-lubang dangkal (lih. kuak)

lambau: (1) rumah (lumbung) berbentuk semi rumah minang, pada kedua

ujung atapnya meninggi terletak di atas bukit antara bajangga dan

badungun; (2) dulu bukit ini disebut juga Gunung Lambau, yang

sebelumnya bernama bukit terompet, markas pasukan bendera

P:166

153

putih; (3) sekarang dikenal dengan bukit inhutani, karena markas

inhutani sekarang berada di bukit ini

lambing x: 1 kendur, lemah terjuntai; 2 cuping telinga yang dipanjangkan

(pada suku Dayak Gaay) (lih. sagayi)

lambir: 1 gelambir; lebar lembut (lih. lampir); 2 pinjalin ~: famili rotan

kelas rendah (lih. sangai); 3 tattak-tattak pinjalin ~ di tattak di

gulang-gulang: sampiran pantun, setelah terpuaskan maka

pulanglah segera

lambis: hampir; nyaris

lambu (^): 1 andaka; banteng; sapi hutan; seladang; tembadau; 2 ~ ~:

lambo; perahu layar berukuran besar (dengan tonase di atas 20 ton)

lambung =: 1 (1) bergerak dengan menjejakkan kaki dan melayangkan

tubuh ke atas; doncang; gelompar; lompat; loncat (agak tinggi);

terjun; (2) ma ~ i: dongkat; 2 ~ kuda: posisi perwatasan/rumah

yang termasuk dalam pantangan (lih. gali); 3 mantua ~: mertua

jauh (sepupu/keluarga mertua)

lambur =: bidang; lebih melebar dari biasa (tentang kain)

lambus: 1 berlubang terus sampai ke sisi lain; bolong; tembus; 2 (1) teteh:

ucapan anak-anak yang baru belajar bicara sudah mulai dapat

dimengerti; (2) cada ~: anak-anak yang belum dapat bicara dengan

benar lafalnya; cadal (lih. cada)

lambutan: anjat; biruh; ransal dari anyaman rotan; sitak, pundi-pundi

tempat bekal dan sebagainya

lamiding: (1) lemidi; tumbuhan menjalar yang daun mudanya dapat

disayur; (2) batangnya yang memanjang sangat cocok untuk jadi

penjalin tebat

lamin x: 1 rumah besar panjang adat Dayak; 2 ~ talunsur: (1) legenda

kampung longsor ke dasar Sungai Segah (berlokasi di hulu Teluk

Bayur); (2) konon dahulu kalau air lagi jernih-jernihnya akan

terlihat kesibukan keseharian orang kampung yang telah membatu

di bawah air (dasar sungai) (lih. lunsur)

lamma =: 1 (1) lembek; lunak; (2) ~ layyuk: lemah terliuk-liuk; (3) ~

lulai: kelemek-kelemek; tidak bersemangat; (4) ~ lumambut:

lemah lembut (tutur bahasa); 2 (a) ~ bulu: lemah mental sehingga

gampang terkena pengaruh gaib (lih. bulu); (b) ~ ~ matari: sudut

elevasi sinar matahari makin kecil, sehingga panasnya

makin/gtelah berkurang; (c) tullang: (1) tulang lembek; (2) kurang

tenaga; lesu; loyo; letai; letih; 3 rumput ~: rumput kecil merambat

dan berkelompok di rawa (lih. pisau)

P:167

154

lammau x: 1 (1) lemak; berlemak; (2) enak; sedap; 2 ucapan mengejek

“rasain” “enak! rasakan itu”; 3 (1) ~ patin pindang sayur prb:

ucapan tempelak (lih. sayur); (2) bangsa sumbilang ~ ka bibir

prb: orang yang selalu manis dalam berbicara, tapi buktinya lain

lammut: dolphin air tawar; Irawadi dolphin; lumba-lumba air tawar;

mamalia air tawar (sungai); Orcaella brevirostris; pesut

lampa: ikan laut kecil dan banyak tulang dalam dagingnya; puput

lampang =: lurus; tembus pandang (lih. ladang)

lampar: hampar; dibiarkan bergeletakan serampangan

lampas x: (1) tembus; tranparan; (2) ba ~ an: berhubungan tanpa

pembatas (sekat)

lampin (^): 1 ambet; kain (selimut) untuk bayi; popok; 2 (1) gambas;

kelola; Luffacylindrica; (2) konon buahnya dapat mengurangi

kadar gula dalam darah

lampir x: 1 kelemping; lembut tipis (seperi keadaan buah zakar) terurai

menggelantung; 2 (1) kendur pada benda lebar tipis; kopek; lepe;

menggelemping; terkelepai; (2) suara sember pada beduk

lampu =: 1 suar laut; 2 (1) ~ kulit bikin; celupa; (2) ~ miskin: lampu hias

(tempo dulu) yang cukup terang, karena kerjanya mirip stormking;

3 busak ~: bunga raja; Hibiscus; kembang sepatu; uribang

lampuyang =: temu kunci; Zingeber konon dapat untuk obat malaria,

karena rimpangnya terasa sangat pahit

lamun: (1) andaikan; jika; kalau; seandainya; (2) namun; tetapi

lanak: ajur; ancai; hancur luluh; hancur sekali, ajur; remak; remuk menjadi

kecil-kecil

lancang x: anak ~: ikan patin berukuran kecil

lancap x: cepat datangnya

lancar x: lancip; mencos; rancung; runcing; tajam

lancing x: pergi dengan cepat; sangat laju

lancu: 1 menyiram cepat dan banyak agar yang disiram hilang terbawa air;

2 ta ~: (1) tersiram air; (2) keceplosan; lancap; terlanjur berkata,

yang seharusnya ditahan

lancung =: piknik; pesiar

landahur (^): orang besar dan kuat (lih. ayus); raksasa

landak =: 1 ajjang ~: bulu landak; 2 ma ~: pengobatan dengan

menggunakan bulu landak yang diulesi minyak makan (lih.

langnga) dan dijepitkan pada jari-jari dan diputar

landang (randang*): singkong putih dibusukkan baru diolah makanan (lih.

kubal) rasanya lebih sedap

landas x: lantam; lantang; nyaring

P:168

155

landau x: memukulkan kaki kepada kaki (dari seseorang kepada

seseorang) dari arah samping; sauk

landi: pengasinan (misalnya telur diasinkan menggunakan campuran

garam dan abu)

landir =: lecat; lecok; licin sekali

landu x: kendur; longgar

langadai: Ceriops decundra; jenis kayu laut (pantai) keluarga bakau, dulu

dibuat tongkat lubang tambang batu bara; tengadai

langas: 1 lumpur (endapan) di sepanjang tepian sungai, kalau air pasang

naik akan tenggelam; 2 ma ~: lahan terbakar habis pohon dan

ranting yang ada di atasnya, sehingga mudah untuk ditanami padi

atau tanaman lainnya (lih. kirai)

langau #: 1 lalat (lih. buta); laler; 2 ~ ~ an: kosong dan hanya ada

beberapa gelintir di sana; 3 buaya ~: laba-laba rumah pemakan

serangga, terutama lalat; predator lalat; 4 kullat ~: nori; rumpai; 5

dipadayi ~ ~ ku prb: ada (semacam) pirasat yang memberi tahu

sesuatu terjadi; telesia

langga =: carak; menelan langsung; tenggak

langgar: 1 mushalla; rumah ibadah tempat salat; surau; zawiat; 2 (1)

landa; tabrak; (2) hingga; mencapai waktu (“malanggar

satahwun”)

langgung x: suara besar dan bergaung

langir (^): 1 kejamas; keramas; membersihkan rambut dengan air dan

pembersih rambut; 2 bahan untuk keramas, biasanya dengan

santan kelapa atau rajangan buah “jangnging” (lih. jangnging);

ramuan untuk mencuci rambut

langit =: 1 (1) ~ ~ pangadangan: kain hias penutup pelaminan; (2) la ~:

flapon kain (sementara) selagi ada kenduri (pengantinan dll.); 2 di

~ ijjau prb: berada ditempat yang sangat jauh

langkai x: arik; gapai; jemba; jangkau; jeramba; mengulurkan tangan

untuk menggapai sesuatu; merengkuh dengan tangan

langkis: cepat; lekas; pesat; segera

langkisau =: angin kencang yang arahnya berubah-ubah

langkuas =: Alpinda galanga; gadalama; laja; laos

langkuda: 1 yang mengepalai; 2 jagoan di antara anggota yang ada dan

selalu mengambil inisiatif provokasi

langnga: 1 (1) kelentik; keletik; minyak kelapa; minyak makan (lih.

minyak); tanak; (2) dahulu juga dijadikan minyak lampu dengan

menggunakan kulit tudai sebagai wadah dan dibwri bersumbu; 2

(1) ~ laksamana: minyak urut mujarab untuk patah tulang dan

P:169

156

keseleo; (2) ~ panimbul: minyak urut keseleo dan konon

pemakainya tahan benturan

langngaiji: bijan; lenga; Sesamun indicum; wijen

langngak x: 1 suara “ngak” akibat tterjatuk, atau terpukul; 2 pi ~:

menangis tiba-tiba dan terhenti

langngan =: pergelangan tangan

langngap: cangah; celanga; langah; terbuka (adah), membiarkan terbuka;

ternganga

langngis (^): jilah; habis sama sekali; kalas; labas; ludes; lindang; lingkap;

tak ada yang tersisa; tandas

langngur: (1) longgor (lekas tumbuh menjadi besar dan tinggi); jagur

(besar tubuhnya tidak sebanding dengan umurnya); (2) besar tapi

lemah (lih. rappas); lemah seperti rapuh

langui x: (1) berenang menyeberang; (2) kuma sa ~ an: banyak yang

berenang menyeberang

lanjan: anjang; mengunjungi sejenak; meninjau

lanjar x: daras; membaca ulang alipan atau Al-Qur’an yang telah

dipelajari sebelumnya, supaya semakin lancer kajinya

lanji #: centil; ganjen; ganjeng; genit; jentat; suka bergaya manja

lanjung x: (1) ambung; gendongan petani (lih. sikut) terbuat dari daun

nipah muda (lih. sisik) dipakai saat panen untuk membawa buah

padi yang sudah di petik dan kala memetik; (2) ~ jawa: bakul

lanjur =: dipa ~: anak-anak yang dibiarkan terus berbuat salah, hingga

menjadi kebiasaan sampai dewasa

lanjut x: kecil dan panjang; lanjang; molor memanjang menggelayut

langadai: 1 tengar; tenggadai; tumbuhan bakau yang tumbuh di rawa-rawa

bagian hutan bakau; 2 (a) dulu jaman tambang tertutup (lih. sMP)

kayu ini menjadi mata pencaharian penduduk Berau, dibeli oleh

perusahaan tambang untuk tongkat lubang galian batu bara; (b)

waktu itu kelestarian alam terpelihara dengan baik, karena tak ada

pengupasan tanah

langit =: ujung ~: aksa; jauh sekali

langka x: bagian gerakan dalam silat (lih. kuntau)

langkai: arih; gapai

langkuda: pimpinan gerombolan (lih. mundu)

langnga: minyak makan (lih. dadda)

langngaiji: bijan; wejen

langngap: celengak (pintu); cloengap

lannyir +: nampak bagus, enak dan seperti basah berair (tentang buah atau

gadis putih bersih dan manis)

P:170

157

lannyut: gayal; kenyal; kial; liat; sulit untuk diputus (diiris dsb.)

lansai (^): lunas; hutang sudah terbayar semua

lansam =: berjalan lambat untuk kapal; mengurangi kecepatan

lansat =: (1) kakosan (buah); langsep; (2) ~ tallur: langsat; (3) ~ ruku:

duku

lansir #: diantar sedikit demi sedikit; sedang memindahkan banyak barang,

mis. kayu log dari hulu sungai ke hilir, atau buah yang banyak

pada musim buah dari kebun ke tempat penampungan

lanta: (1) kebanyakan menggunakan minyak; (2) rambut ~: penggunaan

minyak rambut terlalu banyak, sehingga nampak klimis; (3)

menggunakan minyak makan terlalu banyak pada panganan,

sehingga nampak basah (lih. wajib, sukku dll.)

lantak x: 1 datar rendah; leler; rata; 2 ba ~: (1) duduk tanpa alas; gelosot;

klesot; (2) rumah atau lainnya tanpa tiang penyangga dari bawah;

3 lulun ~: duduk atau berbaring sepanjang hari di suatu tempat

(lih. disal)

lantanalul”: juz keempat dari kitab suci Al-Qur’an

lantik =: 1 (1) lengkung; (2) mandau ma ~: golok melengkung keluar

(kalau sabit melengkung ke dalam); latuk; sewar; 3 memulas jari

(sebagai hukuman pada anak-anak) dengan melentikkan ke

belakang jari

lanting x: camplungan; jamban; kakus; WC (water closet) di atas sungai

lantir: ba ~ an: balur; bilai (luka panjang karena bekas pukulan benda

panjang kecil); bilir (bengkak bekas cambuk); bilur; jalur merah

bekas cambukan yang tertinggal di permukaan kulit

lantung: minyak bumi (mentah)

lantur =: (1) jerungkau; ledung, terlengkung ke bawah; lendut, lekuk ke

bawah karena berat; (2) menarik kayu agak membengkokkan

lanut: agal; serat pelepah batang pisang atau daun nenas yang bisa

dijadikan benang (lih. kurindan); sisal

lapak: 1 ba ~: duduk melantai; 2 (1) berdagang di kaki lima secara tidak

menetap; (2) pa ~: pedagang kain kaki lima yang tidak menetap,

datang dari tempat lain

lapai: memercikkan air supaya sedikit lembap (dahulu saat akan

menyetrika kain, karena kainnya kaku habis di “kanji” (lih. kanji)

lapan: setelah tujuh sebelum sembilan (lih. walu)

lapang =: 1 (1) lega; luas; (2) tana ~: lapangan; 2 berezeki lebih; orang

berada; 3 ada ka ~ an: (1) ada waktu terluang; senggang; (2) ada

rezeki lebih untuk itu

P:171

158

lapar =: ~ mata: saat melihat makanan, ingin sekali memakannya dengan

lahap, tapi setelah makanan tsb. diperoleh tak ada selera untuk

memakannya

lapau x: danger; dangau; gubuk; kappa-kapa; rumah kecil; saung;

sengkup; sudung; teratak

lapi: seri dalam perlombaan sehingga perlu diulang (lih. lugu) pada

permainan anak-anak

lapik (^): alas; jejabah (alas tidur hewan)

lapindir #: minyak wangi buatan pabrik; wewangian

lapis =: lembar tikar pandan yang bilah anyamannya lebih kasar (lih.

sararra) untuk lapisan luar/bawah; tala

lappak: 1 (1) depap; suara benda tipis lebar tertangkup (seperti papan,

daun pintu dll.); (2) pi ~; dentam, suara tamparan; (3) ~ ~: banyak

suara “pak” berulang-ulang; (4) kuma ~: banyak suara gemerepak;

2 ~ laggir: berkata dengan terang-terangan; blak-blakan; terus

terang; gamblang (lih. laggir); talar

lappas =: 1 ~ i: gasak; 2 ba ~: (1) melepaskan diri (menghanyutkan diri);

(2) meninggal;

lappat +: ketupat kecil panjang terbuat dari janur kuning; panganan dari

beras ketan yang direbus, biasanya dibuat untuk acara tertentu,

seperti acara “babuang naas,” peringatan hari ke-40 wafatnya

seseorang dll.; lepat; leper

lappik: suara “pik” karena benturan benda tipis panjang

lapping: kempes tak berisi; kempeng; kerempeng; kering dan kosong di

dalamnya; krepes; mambung; mampung

lappir: kelebihan material yang tidak habis terpakai; sisa

lappit =: terjepit kecil (lih. kulappit)

lappiyau: pohon dan buah-buah hutan yang bisa dimakan

lappuk: 1 suara “puk”; 2 ikan sungai (berwarna kehitaman) (lih. lais); 3 ~

~: (1) cipu’an; tumbuhan rumput berkayu yang buahnya dapat

dimakan seperti buah ceri; (2) daun serta batangnya direbus dan

diminum konon untuk obat herbal mengatasi hipertensi

lappung: encang; memukul dengan keras, baik dengan tangan kosong

(tinju) ataupun dengan benda besar dan berat

lapput #: 1 suara udara yang keluar dari pelepasan (suara kentut); 2 ~ ~:

(1) keluput; (2) ngomong terus tanpa mendapat perhatian atau

tanggapan dari lawan bicaranya; (2) sa ~ ~ nya: seomongomongnya saja; asal bunyi

larik: bindu; bubut; membentuk kayu dengan cara memutar kencang dan

mengeriknya, sehingga terjadi seperti bulatan-bulatan

P:172

159

laruk: bukau; ceruk; lembah; lembang

lasang: abnas; arang kayu

lassan x: (1) nama sungai kecil anak sungai di Kelay, (2) nama kampung

(dulu ibu kota Kecamatan Kelay) sebelum pindah ke kampung

Lesan sekarang di sungai ----- supit; (3) di kampung (lassan lama)

ini ada stik (tongkat/ujanan) pancing si “ayus”

lassap #: 1 hilang lenyap; sirna; 2 barang gadaian yang lama tak tertebus,

dianggap sudah hilang oleh orang tempat bergadai (lihgadi)

lassing + x: cengking; dedau; erik; gegaokan; jengek; jerit; keriau;

lengking; memekik; mengking; pekau; tempik; teriak keras

lassung =: 1 lumpang; 2 ma ~: cekung; cengkarung; jeluk; koncaf; kelung;

legok, lekuk lebih rendah dari sekitarnya; menjadi berlubang agak

dangkal akibat sesuatu

lassut: 1 keluar atau masuk dari tempat (pintu atau lubang) kecil; 2 sempat

meluangkan waktu; menyempatkan untuk

lastian: latihan; terenem

lastip: karet penghapus; setip

lasuk: jongki; ketiding; lanjung besar, lanjung ini digunakan untuk wadah

mengangkut padi; rombong

latap: ba ~ an: berjatuhan (seperti buah, daun atau jari jemari yang

berlepasan akibat penyakit lepra); gobrok; rabas; rontok

lati: 1 nama sungai di hilir Kampung Sambakungan Kecamatan Gunung

Tabur; 2 nama pemukiman salah satu dari tujuh banua pendiri

Kerajaan Berau dipimpin oleh Inni Baritu, tempat lahirnya Aji

Surya Nata Kesuma (lih. baddit) yang bertakhta dari tahun 1400

hingga tahun 1432 M

lating =: alat pemantik api berupa sepotong besi, yang dipantikkan pada

batu sehingga mengeluarkan bunga api

lattak x: menggerakkan, memainkan lidah sehingga nyaring bunyinya

(suara “tak”)

lattang +: panas dobrak; tengah hari yang panas terik (matahari bersinar

penuh dan tak ada awan)

lattap +: sunyi sekali; sunyi senyap

lattar: 1 pecah; retak; 2 pecah bergetar tentang bunyi gong; sember

latti #: lejar; tak kuat lagi bergerak karena sangat kelelahan; tenat; terasa

lelah sekali

lattik: 1 suara “tik” karena terkena lentingan; 2 bu ~: lanting; lenting; 3 pi

~: (1) tiba-tiba bersuara “tik”; (2) benda kecil tiba-tiba

terpelanting; geletik; keletik

P:173

160

latting: (1) bunyi uang logam jatuh di atas talam; suara “ting” yang

nyaring; (2) pi ~: decing; dencang; denting

lattir: 1 ledus; pukulan benda kecil panjang pada benda yang lebar; 2

suara petir yang tajam (lih. garugum); 3 umpatan terhadap orang

yang makan (lih. bangkak)

lattuk: (1) terantuk; suara terantuk; (2) ~ ~: hetak-getuk; suara orang

berdayung (lih. bassai); (3) pi ~: keletuk

lattung: (1) denting; lantung; suara terantuk yang nyaring; (2) ~ ~:

gerentang; (3) pi ~: kedengking; kedengkung; keletung

lattup: 1 lepuh; luka bakar; 2 (1) detup; detus; suara ledakan kecil; (2) ma

~: jebluk; meletus

lattus =: 1 ma ~: kulit berbintil yang mengandung air, karena kena api,

atau karena memakai sandal baru yang belum menyesuaikan

dengan kaki; lecur; latur; lepuh; 2 ~ an: penyakit cacar (lih.

attusan)

laung x: 1 (1) pohon sejenis durian (buahnya bulat merah marun); (2) ~

paisan: famili durian, yang buahnya tidak pernah jatuh, mekar di

atas, sehingga isi dan buijinya berkjatuhan ke tanah, dapat

dimakan dengan cara membuatnya tumis; 2 kain sarung (pelikat)

dibungkuskan pada kepala; keredong; kerondong; kerudung;

undung-undung; (1) untuk melindungi dari sengatan matahari; (2)

(a) dipakai kaum perempuan saat memandikan mayat (sebagai

penutup aurat); kerudung; (b) salah satu pantang (lih. gali)

“balaung” dalam rumah, juga berpayung, kecuali ada orang

meninggal yang perlu dimandikan dan harus memakai “laung”

demikian juga memakai payung

laup +: ambang timbul di atas permukaan air terkatung-katung; kambang;

melampung; rapung

laut x: 1 benda buatan ataupun bahasa orang kulit putih (bule); 2 (1) hilir;

ilir; (2) sungai besar; 3 ~ an: air tengah sungai besar; laut; 4 (1)

jallau ~: sidat; (2) kangkang ~: anjing laut jadi-jadian yang konon

menggali dan memakan mayat yang baru di makamkan, yaitu

makam di perkampungan pesisir pantai atau pulau-pulau di tepi

laut; (3) paria ~: sayuran buah memanjang seperti ular dab

berbelang hijau putih seperti semangka, sepanjang 50 cm dan

berdiameter 6 cm; (4) taddung ~: selimpat; ular laut; 5 kata sandi

seruan/panggilan/mengajak pulang/makan/istirahat untuk orangorang yang sedang bekerja/berada di ladang/kebun, dengan

maksud agar hewan/hama tidak ikut, karena panggilan tersebut

P:174

161

lawai: (1) benang (lih. manjalili); (2) ~ gudang: tali benang yang agak

besar dan pintalannya berbentuk bola kecil putih

lawan =: ma ~ kan: membantu untuk membela

lawang: 1 jenis kayu hutan kulitnya bahan obat (ramuan), Cinnamomum;

2 ~ sakapping: lawang seketeng; pintu gerbang; regol

lawar: 1 (1) lauk terbuat dari cacahan mentimun atau lainnya (daun

singkil, jambu dll.) dan dicampur udang bakar serta diberi sambal

(lih. cuka); (2) ~ jawa: pecal; pecel; 2 di ~ prb: (1) dibuat lawar

dan disantap; (2) diomeli habis-habisan

lawas (^): 1 (1) lama; (2) sa ~ an: abadi; selama-lamanya; 2 umpan ~

vulg: unpan memancing dari tinja

lawat #: mengontrol dengan mengunjungi dan memungut hasilnya (lih.

sarakkap; panjut dll.)

lawi =: benang untuk tenunan

lawit +: (1) berjuntai terayun-ayun bergantung meliuk-liuk; jela; jerambai;

menggantung ke bawah (benda kecil panjang) bergoyang-goyang;

(2) kuma ~: banyak yang bergelantungan kecil-kecil panjang

layak x: 1 (1) ~ ~: berbaring tertelentang; (2) ba ~: (a) telentang; (b)

terbuka; tak bertutup; (3) bangun ba ~: bangun mendadak dari

berbaring/tidur karena kaget; (4) ta ~: celentang; jatuh

tertelentang; jelapak; terjeblok; 2 halaman (Al-Qur’an); vagina

(halaman buku)

layang =: lai; helai; lembar

layas x: sidai; terbuka-buka biar kena-kena angin (biar dingin);

mengangin-anginkan agar mengering

layir (lahir*) =: (1) air; (2) ba ~: banyak airnya; berair; mengandung air

layu #: tidak segar lagi (tentang ikan)

layur x: memanaskan dengan memanggang sekadarnya (supaya layu dll.)

layyuk #: 1 layah; lemah terkulai-kulai; 2 lamma ~: gemulai -----

layak: 1 lentang; terbaring depan badan ke arah atas; telentang; 2 halaman

(Al-Qur’an) bagian dalam

layang =: 1 helai; lembar; 2 ampik sa ~: pakaian khas Berau; 3

bagantung dir abut sa ~ prb: rasa sangat khawatir

layas: berada di tempat terbuka tanpa penutup, biasanya sambil bersantai

layu =: (1) bonto; bonyok (tentang ikan dsb.); (2) tidak segar lagi

(umumnya pada daun dan sayuran, yang mulai melemah)

layuibbul” (layuhibbul*): juz ke 6 dari kitab suci Al-Qur’an

layur x: 1 Melayukan daun dengan memanggang sedikit di atas bara api; 2

untuk mempermudah melengkungkan kayu yang akan dibuat

perahu dll.

P:175

162

layyuk: (1) meliuk-liuk tertiup angin; (2) lamma ~: gemulai

liang =: 1 (1) lohong; tinkepan batu ditepi gunung (dapat tempat

berlindung dari hujan dll.); (2) dijadikan tempat tinggal suku basab

batu; 2 ~ ~: empot-empotangamang; trauma

liap +: benda lebar penutup terangkat sebagian

lias x: 1 (2) nabi Ilyas (dalam aksen bahasa Berau); (2) (a) konon nabi

untuk tumbuh-tumbuhan; (2) kalau ingin memanfaatkan tumbuhtumbuhan terutama untuk obat, maka meminta ijin dulu pada nabi

Ilyas agar lebih berkah; 2 ~ ~ an: (1) tipis sekali seperti kulit ari

yang terkelupas; (2) ~ ~ an daun (prb): tipis sekali laksana

tebalnya daun

liat =: 1 ba ~: kihamat; menetung; minta diramalkan (umumnya untuk

menemukan barang-barang yang hiolang) tentang nasip dan

peruntungan; 2 ~ ma ~ prb: tidak bertindak serampangan terhadap

orang, karena segan dengan orang tertentu (lih. pandang)

libai +: berjalan santai tanpa membawa atau berbuat sesuatu

libas x: lewat

libau: bagian terlebar dan terdalam dari anak sungai (biasanya tempat

ikan); kebe-kebe; kedung; lombong; lubuk; paluh; palung;

sempon; sipona

libbas: 1 cuma; cuman; hanya; 2 tapi; namun

libi: ba ~ an: benda cair berceceran di tepi-tepi wadahnya; menjelejeh;

meleleh keluar dari bibir wadahnya

libuk: 1 (1) keliling (lih. pasilli); (2) ba ~ ~: beterbangan berkeliling;

kelibang; putar-putar: 2 dinding membulat (biasanya tempat

menyimpan padi); godong (nipah)

liccin =: 1 (1) habis sama sekali (lih. langngis); (2) lencong; lencun; ludes;

2 bakkut ~: ikan betutu

licuk x: mengutak-atik, menggosok dari luar (lih. lucik)

licu (^): agak layu

lidak: endapan (butiran yang mengendap, seperti pada endapan kopi

tubruk, endapat tanah akibat banjir)

lidas x: gerbus; menumbuk padi sedikit sekadar untuk menanak waktu itu

liddai: becek kental berserakan di piring atau muara bejana; gelomang;

gelumang

ligar: kuma ~: banyak suara bergelegar-gelegar dalam ruangan (rumah,

peti besar, perahu besar); gerodak

ligasa: ma ~: menggerayang kesana-kemari

ligata: kelengkiak; selembada; selempada; semut tanah hitam panjang dan

beracun; tantaman

P:176

163

ligau: 1 mengulurkan tangan ke bawah (ke dalam tempayan dll.) dan

memutar-mutarkan tangan, untuk mencari sesuatu; ubek; 2 (1) ~

bassar: tempat ikan berkumpul menuju tebat kelong yang lenih

kecil; (2) ~ annik: bagian kecil dari tebat kelong tempat

menangkap ikan (lih. bunuan) pada kelong

likar: lekar; lesnar; lisnar; rehal; rekal; sair

likas #: antih; gantih; memintal; menggulung (tali; benang); untir

likik : (1) ~ ~: cekikik; dekih; geleket; kekek; kekih; kiki; terkikik-kikik;

kelikik; tertawa; tertawa ngikik (sendiri); (2) kuma ~: banyak

yang tertawa ngikik

likkat: kental; lekat; pekat

likung: jodong; kulit kayu besar atau juga “samir” (lih. kajang) yang

dilingkarkan menyerupai derum besar untuk tempat menyimpan

padi hasil panen; kapuk lumbung; lengkiang

likur #: untuk menyatakan bilangan hari bulan (hijriyah) antara 20 dan 30,

contoh “selikur” sama dengan dua puluh satu, dua likur sama

dengan dua puluh dua

lila: ma ~ ~: meraja lela

lili x: 1 berjalan rendah; jalar; jolor; lata; loso; melata; mengosel; selar; 2

ma ~ ~: (1) merayak kian kemari; (2) menjalar ke sana ke mari; 3

ubi ma ~: ubi rambat; ubi jalar

lilin: 1 (1) wadah penyimpanan madu oleh lebah; (2) dibuat obat koreng

menahun (lih. muning); (3) dibuat “dian,” pelengkap upacara adat;

2 pisang ~: pisang dengan bilah buah kecil-kecil

lilipan: 1 halipan; kelabang; lipan; 2 buntat ~: batu bertuah yang menjadi

piaraan lipan dan diletakkan di mulutnya (lih. kumala) biasanya

binatang yang merawak kumala (buntat) tsb. akan kurus badannya,

karena sibuk dengan piaraannya tsb., sehingga makannya

terganggu

lillai #: dayuk; lampai; lentur lengkung karena lemah; lelai; terkulai-kulai

lillik: kepala mereng; teleng

lillis: jewar; jewer; memulas daun telinga

lima =: bilangan sesudah empat dan sebelum enam; panca; penta

limas =: pa ~ an: atap rumah berbentuk limas (lih. bini)

limatak: 1 pacet; binatang penghisap darah berwarna cokelat kehitaman,

panjang 5 cm, pada kepalanya terdapat 5 pasang mata dan sebuah

alat penghisap; sebangsa linta (lebih kecil) hidup di darat; 2

ukiran ~ kannyang: salah satu ukiran khas (Melayu) Berau,

ditempatkan pada haluan dan buritan perahu

P:177

164

limau =: (1) jeruk; pohon perdu berduri dan buahnya asam; (2) ~ Cina:

limau kecil dalamnya kuning, cocok untuk penyedap soto; (3) ~

tallur: (a) jeruk nipis (lih. tallur); (b) untuk mengatasi rasa pusing

berkepanjangan, konon ambil jeruk nipis sebuah ditambah jintan

putih seperempat sendok teh, bawang merah sebelah (lih. tunggal)

dan air semangkok kecil diremas semuanya dan dijadikan

pembasah kepala (lih. caracap), dilakukan dua kali dalam

seminggu; (4) ~ bali: jeruk dengan buah sebesar buah kelapa, dan

kulitnya dapat dibuat manisan (lih. lua); (5) ~ kuit: jeruk limau

(asam) sebesar genggam dengan kulit berbentol seperti buah pare

limayar*: kelemanyar; kelemayar; kalimayah; serangga ini seperti lipan

kecil agak putih kecokelatan, bila diremas atau dilindas, akan

mengeluarkan cahaya (lih. inu), dipercaya bila cahayanya ini

diusapkan ke muka, maka wajah akan nampak lebih berseri

limbai (^): (1) lenggang; (2) ba ~: tangan berayun saat berjalan

menyeimbangi langkah kaki; (3) ~ kangkung prb: pergi

meninggalkan segalanya seakan tak ada beban apa-apa (lih.

dindang)

limbak (^): lembak; melimpah tertumpah; tumpah sedikit, karena penuh

dan tergoyang-goyang

limbang x: lereng; lembah

limbar: (1) pikul dengan alat pemikul seperti neraca; (2) ~ an: alat

pemikul; angkring; galas; gandar; gander (lih. samira); pikulan

limbu: putaran air di sungai; ulak

limbuar: ka ~: gerakan besar di air akibat gerakan benda besar (seperti

buaya atau ikan besar lainnya)

limbuwai: pa ~ ~: jalan-jalan tak menentu hilir mudik

limpa =: 1 air memenuhi semua halaman; lentus; limbur; mengampuh;

penuh sekali sampai ke atas; tepu; 2 isi bagian dalam dari perut

limpai =: kelepek; kelepai; terkulai menyangkut

limpang: 1 (1) baring; rebahan; (2) ba ~ ~: berbaring santai; leyeh; 2

guling ~: banyak orang yang tidur-tiduran bergelimpangan; (3)

kuma ~: gelimpang

limpas: 1 (1) langkau; lintas; lewat; (2) lalu ~: lalu lalang, mondar-mandir;

2 (1) ka ~ an, adik lebih dulu menikah; (2) pa ~ an, hadiah dari

pengantin laki untuk sang kakak yang lebih dulu ditinggal nikah

oleh adiknya.

limpaung =: (1) pohon hutan besar buahnya menempel di batang

pohonnya, bulat (asam) sebesar jeruk manis; (2) konon buah ini

P:178

165

paling banyak dijadikan pantangan (gali) pada orang yang kena

santet dengan tumbuhan hutan (lih. labbu)

limping =: 1 bulat tipis; lemping; 2 ba ~: (1) menyatu bergumpal-gumpal

menjadi sebuah lempengan (tentang rambut dll.); (2) sudah dibuat

panganan; 3 panganan dari tepung dan gula yang dimasak dalam

kuali (lih. sugun) dapt ditambah buah pisang dll.

limpung +: lampung; mengapung-apung besar di atas air; rapun; terapung

ringan dan besar di permukaan (air dll.); umbang

limpungat: (1) kelulut; lebah kecil yang bisa bersarang di lubang-lubang

kayu ataupun di rumah; (2) pinyangngat ~: madu towel

limun #: (1) minuman ringan dalam botol, tempo dulu; (2) minuman air

bergula ditambah perasan jeruk nipis (lih. tallur)

limuwup: rotan yang kurang baik, rapuh dan lemah (lih. pinjalin)

linang x: 1 bening; jelang; jernih (air); 2 (1) mata terbelalak dan melihat

kesana kemari; pecicilan; (2) jegil; menteleng; nanap; nyalang;

mata terbuka lebar (karena marah) (lih. mata); (2) ~ mata:

buntang; melotot; (3) ma ~ i mata: melototkan mata, agar yang

dipelototi berhenti berbuat, terutama pada anak-anak

linas: duduk tanpa alas

lincai: mengharu biru yang ada di lantai (seperti tempat tidur dll.)

lincung x: tinja ayam yang basah dan kental

lindung #: 1 kasa ~ an: ada penghalang sehingga pandangan terhalang;

kalingan; 2 ba ~: almarhum; sebutan pada orang yang dihormati

dan telah meninggal

lindur x: (1) gempa; lindu; (2) pernah terjadi gempa besar selama sepekan

(sekitar tahun 1833) di Berau, sehingga tak ada orang yang berani

diam di rumah, tapi tak satu pun ada rumah yang roboh, karena

rumah semua terbuat dari kayu dan pembuatannya pun cukup kuat

dan apik; (3) kampung batu-batu di Kecamatan Gunung Tabor

digoncang gempa cukup kuat tahun 1987, penyebab dan

ukurannya tidak diketahui, karena alat dan peneliti di Berau belum

ada kala itu

linga: 1 (1) meleng; memalingkan kepala untuk melihat sesuatu;

menggerakkan kepala ke suatu arah; toleh; (2) pa ~ ~: celingakcelinguk; celingukan; cingak-cinguk; langak-languk; langaklongok; 2 alpa; lalai; leka; lengah; perhatian terarah ke lain

sebentar

lingga: alat pengerik (pembersih) rumput berbentuk siku-siku di sawah

ataupun kebun (lih. sussul)

P:179

166

linggang =: (1) koleng; (2) salah satu cara menimba air di perahu yang

lagi penuh, dengan melenggangkannya agar airnya keluar

lingganna x: empo; empoh; ides; kayau; luber; sebak

linggar =: goyah; labil; tidak konsisten

linggi: binuang ~: kau “binuang” yang keras dapat untuk bahan bangunan

lingka: jangkah; langkah

lingkap x: membalik sebelah, sehingga terbuka dan terlipat sebelah

lingkis (^): menyingsingkan lengan baju

lingkuar: (1) mengobok-obok sambil terputar-putar; (2) air bergerak

terputar-putar, akibat gerakan di dalamnya

lingkuk: bengkok; bengkuk; kelok; keluk; lekuk; lengkung; tekuk

lingkukup: ma ~: bakup; bengkak yang besar sekali (lih. bantat)

lingkung #: terlindung; tidak strategis

lingus (^): (1) lingar; (2) ma ~ prb: buang muka; berpaling muka dan terus

pergi

linja: 1 tambahan sedikit pada timbangan dll.; 2 mengira-ngirakan terlebih

dahulu

linjing: (1) sergam; tegak mulus; (2) kuma ~: kayu lurus dan mulus

banyak yang berdiri tegak

linjuang =: hanjuang; tumbuhan pemedas (lih. jahe) berbatang berdaun

lebar sebesar daun kunyit (tebal) berwarna hijau dan ada yang

merah, digunakan untuk pelengkap acara-acara adap disertai

linjuang dan mayang pinang, diikat kain kuning, seperti pada

sukuran kelahiran (lih. balabbas) atau acara-mandi-mandi,

mendirikan rumah (diikatkan di ujung atas tiang) (lih. tajak) dll.,

diikatkan bersama sarimbangun dan mayang pinang

linna: 1 habis; musnah; 2 sama ~ nya: berkelakuan yang sama

(buruknya); kurang lebih; tak ada bedanya

linsap: (1) menghisap dan melenyapkan; (2) perilaku “naga” dalam cerita

rakyat, kala menyerang dan membinasakan kampung

linsur: bunga bakal buah tanaman sayur merambat (mentimun, labu dll.)

lintap + x: 1 tanang dan sunyi, tak ada gerakan; 2 sudah tidak ada reaksi

lagi, karena sedang sekarat

lintar: 1 kesana kemari; 2 ba ~: gelintar; sudah atau sedang berkeliling

kesana kemari mencari sesuatu

lintas =: mendahului; menyalip

linti: (1) berjalan di atas gelandar atau jembatan kecil; titi; (2) ~ an:

tongkah, papan untuk titian;

lintuang: 1 tergeletak serampangan; 2 kuma ~ an: bergelimpangan tak

teratur; kampai; kampal

P:180

167

linung: kuma ~: klenengan; banyak suara “nung-nung”

linyai: lanyak; menginjak-injak, melumat-lumat tanah agar berlumpur

linyau x: berkilap; berkilau-kilau; gemilap; gilap; licau

lipa x: litup; tertutup rapat sehingga tidak kelihatan; tidak ada cahaya

dapat masuk

lipai: (1) gelepai; gelepek; kulai; lentok; terbaring dengan lemah lunglai;

terkulai kesamping seperti posisi kepala orang pingsan; (2) ~ ~:

lepai; lempai

lipak x: sekali tempelengan

lipas (^): blalodio; cecunguk; coro; kecoa; kekerlak; kepuyuk

lipau: linglung; orang yang terkena serangan Alzheimer; orang tua yang

sudah berperilaku seperti anak-anak (tidak sadar diri); pikun

lipit: biku; lipatan-lipatan pada tepi kain

lippat =: lempit

lipus: 1 mencium pipi dengan sekali sentuh; 2 mengisap rokok dan

menghembuskannya berulang-ulang

liput x: (1) gelintar; (2) ka ~ an: terkelilingi

lisa +: (1) duduk, berdiri atau berbaring dengan keadaan tidak tenang; (2)

perasaan gelisah; (3) terasa ada yang menyibuki

lisi +: nampak putih karena terkelupas atau karena gundul

lisnar x: peti kuningan berukir (bertatah)

lisu: (1) sudut menonjol; (2) ~ ~: berbuncu-buncu; bersudut sudut

lisuk: (1) pelosok (lih. apput); (2) ma ~ ~: menyeruak ke tempat sempitsempit

lisung +: lubang-lubang buncu

littak: becek; belacak; belok; bukat; lecah; lecak; lumpur; gejah; lecah

lituk +: endon; gelinting; geplek; goler; jilah; tergeletak begiyu saja

liuk : (1) belikuk; pengkul; (2) simpang; tekong; tikung

liung: 1 ba ~: belok; gelimpat; tikung, menikung; 2 ~ ~: (1) menangis

sejadi-jadinya; (2) garung; gerung

liur x: (1) alir (aliran kecil); leleh (cair dan mengalir); (2) ba ~ an:

berleleran; melileh-lileh; seleler

liut x: tak bertenaga lagi akibat serangan demam/sakit

liwan: anggan; nikah dengan saudara kandung mantan istri (yang sudah

meninggal dunia); turun ranjang

liwar x: (1) jember; lebar; luas; (2) jebab (tentang muka) (lih. kibang)

liyir: 1 (1) gela; leher; (2) ~ baju: kokah; kerah; 2 (1) diliyir-liyir: rasa

rindu pada sesuatu makanan; (2) ~ alus prb: (a) leher kecil; (b)

memilih-milih makanan; tidak makan sembarangan makanan, tapi

makanan terpilih untuk orang martabatnya lebih; (3) kambang ~

P:181

168

prb: luik; merasa jijik dengan apa yang dilihat, sehingga terasa

mau muntah

liyis: undangan tertulis di kertas selembar ditambah daftar nama orang

yang diundang dan diminta untuk membubuhkan tanda tangan

masing-masing atau keterangan lainnya, sebagai tanda telah

diundang dan telah mengetahui

lua: 1 (1) buah-buahan yang dimaniskan dengan air gula; halua; halwa;

manisan; setup; tangkue; (2) ~ jambu palimbang: halua jambu

bol; (3) ~ bulabu: halwa buah labu; (4) dan banyak lagi buahbuahan yang bisa dibuat halwa; 2 padi ma ~: padi di lading/sawah

sudah mulai menguning buahnya; 3 ma ~ air mata: air mata mulai

keluar karena sedih; merebak; gelenang

luak x: 1 (1) dituang ke lantai; (2) ma ~: lebak; 2 lekukan tanah berisi air

tergenang; londong; lopak; lubang besar ditanah (berair dan

berlumpur); paya; rawa yang dalam; redang; tanah berlubang;

tanah jeluk berair dan berlumpur

luang x: 1 gegua; goa; kahap; lubang; 2 (1) ~ burit vulg: (a) anus;

abaimana; abimana; gubur; lubang pelepasan; (b) ucapan “ah

omong kosong itu”; (2) ~ parrut: makian yang terkait dengan

masalah perut (3) ~ puki vulg: (a) liang senggama; vagina; (b) ~

pukimu: kata makian untuk wanita; (4) ~ sungut: makian yang

terkait dengan ulah mulut yang kasar (lih. sungut); 3 (1) goha;

gegua; (2) tana ~: kaolin; tanah liat lunak halus dan putih (biasa

dibuat bedak pemutih dan pelindung sengatan matahari/tabir

surya) (lih. tana); 4 ~ lajjup: celam-celum; celas-celus; ulang-alik

(lih. lajjup); julur; 5 ~ àn: damak; pimping (kayu lembut) untuk

klep anak sumpit): 6 ~ lajjub: celam-celum; celas-celus (keluar

masuk); 7 tungkat ~: kayu untuk penyangga lubang galian batu

bara (dahulu) (lih. sMP); tekang

lubak =: menendang dengan tumit, sambil duduk atau berbaring

lubur x: tertimbun bergeletakan (tentang buah; padi dll.)

luccut x: berosot; lepas di ujung (ikatan, pegangan dll.)

lucik: gerepes; gerupis; menguit-nguit dengan jari; utak-atik dengan jari

terus-menerus

lucing: sudah rombeng (tentang besi)

lucuk: menggosok benda kecil panjang turun naik; rancap; sab-sab

ludu: anyaman daun nipah untuk di keringkan agar tidak menggulung

sehingga mudah untuk dijahit menjadi “samir” (lih. samir)

lugar: mengaduk lubang besar dengan benda panjang

lugat =: aksen; lagan; lentong

P:182

169

lugit: menggaruk sambil menggesek

lugu x: (*sbw) mainan anak-anak dari tempurung dibentuk seperti layanglayang dengan diameter 10 hingga 15 cm (lih. acam)

lujja: (1) ludah; (2) pa ~ an: jambangan dari kuningan atau lainnya tempat

berludah (pemakan sirih); ketur; paidon; tempolong

luju +: keringat ataupun air yang keluar dengan banyak; jujuh

lujur: 1 (1) lurus; (2) kuma ~: banyak yang membujur; 2 taba ~ urat prb:

nasip

luka =: 1 kena sesuatu yang merugikan dari orang lain (barangnya dicuri

orang, kena pukul oleh seseorang, diomongkan orang dll.); 2

keteton; kulit dan daging terbelah, mengeluarkan darah; terkena

benda tajam; (1) secara tradisional kalau lukanya kecil konon

dapat diobati dengan daun rumput “banjar” dan sedikit kapur sirih,

diulek dan di tutupkan pada mata luka; (2) mengkonsumsi daging

ikan haruan/gabus (luka besar atau kecil termasuk bedah operasi),

karena konon ikan ini mengandung bahan penyembuh luka

lukkan: kapah; keluarga tudai; kerang pipih kulitnya agak tipis di dalam

lumpur pantai laut; pensi

luklak: terdapat banyak di mana-mana

luku x: makena; mukena; pakaian salat muslimah; telekung

lukup: lungkup; menutup dengan tiarap

lulai: (1) kulai; kelempai; lunglai; teklok terkulai; (2) ~ ~: lemas sekali;

lumpuh; (3) lamma ~: kelemek-kelemek; tak bersemangat

lullu: terkelupas (seperti daki yang digosok-gosok dengan jari tangan)

lullus x: erosi; bundas; jejas; kelus; lecet; lelas; luka tipis pada kulit karena

tergesek benda lain yang keras; tergerus sedikit; terkelupas sedikit

kulitnya

lullup =: kulit kayu berserat yang dipilih untuk dijadikan tali

lullut (^): (1) lulur; mangir; pupur basah yang kasar ulakannya, dipakai

untuk pembersih kulit saat mandi tertentu; (a) menjelang hari raya;

(b) saat akan upacara pernikahan dan hari ke tiga setelah

pernikahan (bagi pengantin); (c) mandi tujuh bulanan (bagi ibu

hamil); (2) untuk acara pindah rumah dll.; (a) ada lullut kuning

(dibuat dari rendaman beras sebagai bahan dasar, tunas umbi

kunyit, jintan putih, kulit kayu manis, pucuk gantau mangsuwi);

(b) dan lullut putih (bahannya sama dengan lullut kuning hanya

tidak menggunakan kunyit)

lului: (1) dodor; (2) taba ~: melorot (lih. balului)

P:183

170

lulum: (1) memakan dengan mengulum dan nantinya membuang bijinya

yang tidak ikut dimakan (durian dll.); (2) ~ an: isi buah yang

dimakan langsung dari bijinya, seperti durian, rambutan dll.

lulun: (1) menindis dengan badan; (2) ~ lantak: berbaring-baring dengan

enaknya sepanjang waktu

lumai: mengusap-usap sambil menekan-nekan (seperti sedang mengadon

bahan kue)

lumak: (1) tergeletak di lantai (kain dll.); (2) kain atau lainnya yang

tergerai kepanjangan, sampai menyentuh lantai (lih. caccal)

lumakung: banyak tergenang (darajh dll.)

lumambut: lemah lembut dalam bertutur kata

lumbar =: (1) mengulur tali pancing yang ditarik ikan agar tidak putus; (2)

mengulur tali dalam adu layangan (lih. gual)

lumiccak: banyak terhampar dan becrek (buah yang berjatuhan di

pohonnya, seperti langsat dll.)

lumpai: 1 ikut, serta; (lih. lumpat); 2 ~ ~ an: (1) timbrung; (2) terlibat

lumpat x: ikut (lih. lumpai)

lumpur =: loncor; longgar (tentang sekrup)

lumu: 1 (1) dikulum sambil diisap-isap menyedot rasa manisnya; (2) ~ an:

rambutan yang isinya tak dapat lepas dari bijinya (lih. kuyakan); 2

~ ~: alangkah sudah bersusah payahnya

lumus: 1 dogol; licin tak berbentuk; limas (lih. lunsu); 2 klimis; tak berias;

tanpa make up

lumut =: 1 daki (serpihan kulit mati menempel pada kulit); 2 jamur;

tumbuhan hijau yang menempel pada benda seperti kayu, batu,

permukaan tanah dll.

lunas #: 1 lapisan dalam tikar dengan bilah dan anyaman kecil dan

biasanya diberi warna warni (lih. lapis); 2 bagian paling bawah

dari perahu, kapal dll.

luncang: kendor sekali (tentang benda keras besi, atau golok pada

hulunya) tergoyang-goyang

luncing =: (1) bel; genta; (2) di SDN 001 Gunung Tabur ada sebuah

lonceng yang cukup tua, konon terbuat dari kepala bom waktu

perang dunia kedua; (3) lonceng ini telah banyak didengar dan

dijadikan pedoman oleh para murid yang dulu bersekolah di sana

dan telah mengantarkan mereka jadi tokoh di pemerintahan dan di

tengah masyarakat; (4) guru-guru termasuk kepala sekolah (lih.

satu) yang dulu berpedoman pada lonceng ini banyak yang telah

tutup usia membawa jasa-jasa mereka dalam mendidik dan

memajukan anak bangsa; (5) lonceng ini dengan nilai

P:184

171

kesejarahannya telah pantas untuk masuk museum sebagai benda

bersejarah

luncu: gelontor; mengguyur sesuatu dengan air banyak-banyak supaya

yang disiram jatuh atau hanyut terbawa air

luncup: luncos

lundang x: (1) banyak air tergenang-genang; (2) ba ~: banyak air yang

tergenang

lundus: melucuti atau menanggalkan pakaian; papas; tidak berpakaian

atau menurunkan pakaian kerah bawah sehingga telanjang dada

lunggar =: agak besar ari ukuran semestinya, sehingga kedodoran

lungging: (1) pi ~: terjatuh dengan bokong terarah ke atas (pada manusia

dan hewan); (2) kuma ~: banyak yang berebahan (tentang pohon

dan orang ataupun hewan)

lungkiat: geliat; kejai; kejal; menggeliat dan merentang-rentangkan

tangan, sehabis duduk lama atau bangun tidur

lungku: 1 mateng dengan baik dan enak (tentang masakan singkong, ubi,

keladi dll.); pulen; 2 (1) benyai; habis tenaganya (tak bertenaga

lagi); kaku karena kelelahan; kebas; lemah lunglai karena

kelelahan; loyo; lumpuh; rengsu; (2) mangalau ~ nya prb: (a)

mengambil yang sudah baik matangnya; (b) terus berupaya

mengalahkan lawan sampai lawan menjadi kepayahan, dulu untuk

lomba perahu lomba khas Berau yang tanpa phinis (juga tanpa

paris) (lih. paris)

lungkup: muka tertutup ke bawah; telungkup

lungun: 1 peti mati suku Dayak (*sgy); 2 tangkup ~: salah satu pantangan

dalam kerangka dan lainnya dari rumah, yaitu kiri menindis kanan,

seharusnya kanan menindis kiri

lungur (^): botak; gundul tak berambut, akibat rontok; pelonco; sulah

lunjuk: susunan daun sirih (ukuran jumlah lembar)

lunjur #: (1) duduk dengan kaki lurus ke depan (lih. unjur); (2) cara

pemberian hormat kepada tamu dari salah satu suku Dayak Berau

(kaki lurus ke depan dan ujungnya disilangkan)

lunsu: 1 limas; datar lebar mereng; 2 guyur (lih. luncu)

lunsur: 1 (1) bergerak ke bawah; longsor; melorot ke bawah; meluncur;

(2) ~: gelangsar; 2 lengser; makzul; melengser; turun takhta; 3

lamin ta ~: (1) area di hulu Teluk Bayur; (2) legenda sebuah

kampung longsor ke dasar sungai, akibat kemarahan alam (lih.

nyaruan), konon bila air sungai sedang jernih akan nampak

kesibukan penduduk kampung tersebut dalam kesehariannya

(hanya saja sudah menjadi batu); 4 ~ an naga: (1) area di hilir

P:185

172

kampung Sukan dulu di sini ada kebun kelapa besar milik orang

(keturunan) belgia (Budiman dan Andry) (lih. naga); (2) legenda

jejak naga meluncur, terdapat tanah gundul (di tepian Sungai

Berau) sepanjang ratusan meter dengan lebar puluhan meter (lih.

naga); (3) nama air terjun nan indah di sungai binungan anak

Sungai Kelay; (4) model pakaian adat Berau yang memenangkan

kontes rancangan pakaian adat Kalimantan Timur tahun 2007 (lih.

naga); 5 ~ gallang: ukuran ketinggian bintang (lih. pariama),

sekitar empat puluh lima derajat

luntai: 1 celih; enggan; jengah; ogah; 2 malas-malas; segan (lih. paluntai)

luntang: 1 empulur tangkai buah jagung (tempat biji jagung melekat); 2

manisan (bonbon) masakan rebusan air madu

luntar =: salah satu pusaka dari Keraton Sambaliung (lih. anak)

luntas: beluntas; tanaman pagar (daunnya dapat dilalap ataupun dijadikan

olbat)

lunyai: (1) menginjak-injak banyak-banyak; (2) berantakan terinjak-injak

lunyat: lanyak; latam; lunyah; menginjak-injak agar rata, manpat

lunyur: bonyok; buah yang terlalu masak sehingga lembek; ranum; sula

lupa + x: kantong udara yang terdapat dalam perut ikan; kempung

luppak: caung; kempot; kempeng pipinya (karena tak bergigi lagi);

kempung; kepat; ompong

lupput =: 1 lepas; lolos; lepas dari tempatnya; keluar dari kepungan; 2

tidak tepat pada sasaran tembak

lusa x: empat hari sejak hari ini; tiga hari setelah hari ini; tulat; tungging

lusin: dosin; satuan yang terdiri dari 12 buah, 1/12 dari gros

lusmin =: rumah penginapan kecil, dulu losmen pertama di Berau adalah

losmen Nusantara di jalan ahmad yani sekarang milik Haji Adji

Radin Datu Hamid, musnah ikut terbakar tahun 1978

lusung: 1 (1) meilir; menghilir; pergi ke hilir sungai dengan perahu; (2) ~

masuk: hilir-mudik; 2 masi-masi kau ~ prb: banyak-banyaklah

memperoleh informasi, sehingga banyak yang diketahui dan tidak

ketinggalan jaman

lutting: ba ~: 1 mengerjakan terus hingga selesai; 2 berlomba mengejar

kemenangan sampai sama-sama kelelahan

lutung x: ma ~: hitam sekali sekujur tubuh

lutut =: 1 (1) badiri ~: duduk dengan lutut sebelah ditegakkan; jerongkok;

(2) takkap ~: duduk dengan merengkuh lutut, karena kedinginan

atau ketakutan; 2 tangkup ~: cencawan

luwai: antar dengan cara estapet; diantar sedikit-sedikit (ditumpuk dulu di

perjalanan, kemudian baru diantar lagi sampai tujuan)

P:186

173

luwum: 1 (1) lindap; naung; taung; (2) terlindung dari sengatan panas

matahari; 2 sifat seseorang yang kalem tapi berbahaya (seperti

pembunuh berdarah dingin)

luwur (luhur*): 1 salat zhuhur; 2 waktu setelah tergelincir matahari

luya: (1) menumpuk terurai; (2) ~ ~: terburai lembek

luyak + #: terlalu lembek dan lunak teronggok rendah dilantai

luyang x: gelang kaki terbuat dari logam mulia campuran (dikenakan

melingkar di pergelangan kaki) pakaian resmi putra putri raja pada

saat ada acara; halkah

M.

mabai: 1 anyep; cahang; campah; cemplang; hambar; hambari; tidak sedap

karena kurang bumbu; 2 cemplang (tentang suara kala berdendang

atau bersenandung)

mabbang: ambreng; bacin; berbau busuk menyengat hidung yang

menyebar; gerbak; semerbak

mabbuk: mengepulkan asap tebal (seperti orang merokok)

mabbur: berlarian keluar (hambur); gelepar

mabuk: 1 kesurupan (pada pemain kuda lumping); 2 hilang ingatan,

karena minum-minuman keras; pening

macca: ~ ~: melak-melak; terang-terangan di hadapan mata

maccur: lancur; memancur

maccus: bunyi bara api yang disiram air, atau besi panas yang dicelupkan

ke air; gejas

maddam: kirau; magel; mengkal; masih keras tapi hendak matang

(tentang buah), setengah matang

maddang: pohon yang batang dan kulitnya bermiang; (1) kulitnya

dijadikan bahan pembuat obat nyamuk bakar; (2) buahnya dapat

dimakan seperti biji durian

maddat: sedap; enak; terasa

madu =: poligami

magi: penyedap masakan dari ekstrak daging dalam bentuk cairan

setengah kental berwarna cokelat muda

magrib: 1 saat dan pelaksanaan salat (lih. sambayyang); 2 barat; tempat

kala tenggelamnya matahari di ufuk barat (lih. masuk)

maidan: persandingan (penganten)

P:187

174

mairat x: (1) Mi’raj; hikayat Isra Mi’raj (lih. ikayat); (2) ba ~: (a) acara

membaca kitab hikayat Isra Mi’raj oleh orang tua (“pagawai dua

ballas” ataupun “tuan-tuan”) yang dapat membaca huruf jawi,

dihadiri oleh para undangan khusus; (b) acara membaca ini

diselingi dengan beberapa kali hidangan dan berlangsung hingga

subuh

majana (mahjana*): khalayak ramai

makan =: 1 ka ~ an: termakan modal; 2 pa ~: (1) suka makan (lih. jallak);

(2) lauk; teman makan nasi; 3 ~ ati: (1) (a) memakan hati hewan;

(b) makan berlauk masakan hati hewan; (2) terus merasa tertekan

oleh kelakuan orang lain; 4 ~ pinang: kinang; makan daun sirih,

pinang, gambir, kapur dan sugi; menginang; 5 mamarri ~: (1)

memberi makanan; menghidangkan makanan; (2) semahan (lih.

kalangkang)

makka (makkah*): bakkah; kota suci tempat Ka’bah dan untuk menaikan

umroh dan haji

makul x: anteng; jinak; lulut tidak galal; manut; patuh; tidak liar

makutta =: diadem; hiasan kebesaran kerajaan dipasang di topi (kopiah)

raja; insinye; karona; keron; lencana

malai: 1 bunga padi; 2 bunga kertas; bendera-bendera kecil untuk acara

khataman dll.

malaikat: roh (orang yang sudah berpulang, meninggal dunia)

malaka =: (1) nenas, daunnya yang mengandung serat yang dapat dibuat

benang ataupun tali (lih. kurindan); (2) buahnya konon dapat

mengatasi asam urat, hipertensi, kanker, dll.

malam =: 1 (1) pasar ~: acara pecan keramaian di malam hari untuk

menyambut dan merayakan hari besar; (2) acara ini disertai

berbagai permainan ketangkasan berhadiah, seperti lempar gelang,

lotray, dan bermacam-macam permainan ketangkasan lainnya; 2

batallu ~: (1) kenduri malam ketiga acara pengantinan; (2) malam

pertama bagi pasangan pengantin baru

malar x: lumayan masih dapat memberikan manfaat

malatai: (*bgs) sakit parah, sudah tak dapat bergerak

malayu: 1 suku bangsa dan bahasa di Berau, Brunei, Kalimantan Barat;

Riau Kepulauan (Batam dan sekitarnya) Sumatra, dan pelbagai

daerah di Asia Tenggara (Semenanjung Malaka, Siam Selatan

dll.); 2 tumbit ~: nama kampung di tepian Sungai Kelay didiami

komunitas masyarakat Melayu Berau dan di seberangnya tumbit

Dayak (yang dihuni komunitas suku Dayak Gaai)

P:188

175

mali + x: pohon perdu berduri, biasa digunakan untuk panampunan (lih.

tampun)

maligai (mahligai*) =: 1 bangunan tinggi di istana; 2 batu ~: gundukan

batu alam (mirip Candi Prambanan) di Teluk Pea Kampung Bohe

Bukkut Kecamatan Maratua Kabupaten Berau, tempat orang

bernazar dan menempatkan sesaji dan kain bendera putih ataupun

kuning agar mendapat kebaikan dan keberuntungan dalam usaha

dan perjalanan, menempuh laut (lih. payung)

malingganna: empo

malirrang: barang tambang berwarna kuning di sekitar kawah gunung

berapi, konon untuk keperluan obat-obatan; belirang, dapat

mengatasi berbagai penyakit kulit (eksim); welirang

malis (^): luntur (warna memudar)

malli (beli): (1) mendapatkan suatu barang dengan membayar pada

penjual; (2) pa ~: alat (barang) untuk membeli

mallur (^) =: melati; mendur; Rubiaceace; selupan

malua: 1 membuat halua; 2 ~ air mata prb: air mata mulai merebak;

berkaca-kaca

mamanda: (1) kesenian daerah bercerita tentang cerita di kerajaan;

manda; (2) seni ini lengkap di antaranya ada seni drama, seni

sastra, seni suara, seni tari, seni musik, lawak

mammas: rapi terhenyak

mammat: mampat (lih. mammas)

mampallan: empelam; jenis pohon asam; buah pawu; Mangefera

maengayi

mampin: berantakan; cerabah; cerakah; jangkah-mangkih; lambak; mabul;

tidak tersusun rapi, berserakan banyak

manakkal: ~ maut: 1 malaikatul maut; malikul maut; malaikat pencabut

nyawa; (2) (a) orang yang berkelakuan jahat dan berbahaya; (b)

sesuatu yang membahayakan

manara: kubah masjid: bangunan paling atas pada masjid

manassa: gigivitas; radang gusi

mancak: 1 kuntau yang gerakannya sangat lincah; 2 (1) ~ kau

panangngang prb: (saatnya) berbuat sesukamu (lih.

panangngang); (2) ~ kau kadabang prb: teruslah menari (lih.

kadabang); seruan pemberi semangat pada orang yang sedang

berlaga di pentas

mancung =: 1 idung ~: siku pada ujung figura (lih. idung); 2 ~ pulangka

pipi andai idung prb: tidaklah pada tempatnya kita lebih

mengutamakan orang lain dari pada keluarga dekat

P:189

176

mandalian: rumput berkayu seperti bayam, tumbuh di rawa-rawa

mandam #: duduk diam termangu (karena pikiran terbebani sesuatu);

longok; lunging; masygul; sugul; terbengong-bengung; terenyuh,

larut dalam perasaan sedih dan kasihan; tercenung, terharu

bercampur sedih dan terdiam

mandau: (1) bedana; bendo; blangkas; golok; parang (khas Kalimantan)

yang digunakan untuk keperluan sehari-hari; (2) ~ malantik:

latuk; parang panjang melengkung ke luar untuk digunakan

menebas rumput dan semak di tanah sawah; sewar; (3) ~ pakaian:

cenderasa; gaman; pedang bertuah

mandarsa: bandarsah; masjid kecil (surau; langgar; mushalla)

mandi =: 1 (1) ma ~ yi: (a) balneo therapy; (b) memandikan mayat; (2) ~

surat: mandi tolak bala pada rabu terakhir bulan Syafar bulan

kedua hijriah; (3) ~ salalamun: sama dengan mandi surat, yaitu

ayat ke 58 dari surat yasin ditulis pada selembar janur, kemudian

dimasukkan dalam timba/gayung untuk dipakai mandi di Rabu

terakhir bulan Syafar (lih. cappu); 2 (1) salah satu cara pengobatan

tradisional yaitu dengan mandi yang dilakukan dukun (lih. sanru)

terhadap pasiennya, dengan upacara tertentu, kain telasan,

mangkok timba dan “pikarrasnya”; (2) ~ panimbul: setelah

dimandikan, si pasien menjad9i tahan pikul; (3) ~ parmanis:

mandi aura agar yang dimandikan tampak lebih manis; (4) dan

mandi-mandi dengan maksud lainnya

mandikai =: Citruluss vulgaris; famili Cucur betaceae; karamboja;

kemendikai; semangka; tembikai

mandung (^): ayam jantan

mangarris: 1 bengris, pohon biasa jadi tempat bersarang lebah (lih.

inggapan), pohon raksasa di hutan; tandikat; 2 pohon sebagai

legenda joran pancing si Ayus ada di muara lesan, tepian Sungai

Kelay

mangat: ceo; gurih; berasa enak; penak; pinak; terasa enak

manggala x: pisang ~: pisang biji, untuk campuran bumbu rujak

manggu +: cengut; cenung; duduk termenung; inga; mangun; manyau;

lengung; termangu-mangu

mangngus: lewas dengan cepat, sehingga meninggal suara “ngus”

mangngut +: terus menangis-nangis kecil mengharapkan diberi sesuatu

yang dikehendaki

mangka x: 1 apa sebab; kenapa; 2 “tidak” (menyangkal pernyataan

seseorang tentang suatu keadaan), tapi mestinya begitu; 3 sinyuru

~: biar saja terus begitu, agar merasakan akibatnya

P:190

177

mangkalanguran: (a) kampung dekat dengan area Mangkajang; (b)

trilogi kampung, Mangkalanguran, Kampung Baru dan Pasayan,

terletak di tepian kanan Sungai Berau

mangkar x: ma ~: jarem; rasa keram, karena kerja atau gerak badan yang

keras

mangkasar =: 1 suku bangsa Indonesia yang berada di Berau berasal dari

Sulsel; 2 bugis ~: sebutan untuk orang jauh (suku lain) yang beda

adat istiadat dan beda cara hidup dengan penduduk asli

mangkir #: masuk dan dirawat rumah sakit; opname

mangkuddu: (1) bengkudu; kemudu; kudu; Morinda citrifolia L; pace;

pacekap; Rubiaceae; (2) (a) konon buahnya dapat untuk mengatasi

mules, peluruh kencing; radang amandel, masuk angin, biri-biri,

batuk rejan, batuk darah, diabetis mellitus, sariawan, sakit perut;

hipertensi, jantung, rematik, kanker dan lainnya; (b) daunnya dapat

untuk lalapan (setelah terlebih dahulu direbus); (c) daunnya juga

dapat untuk penyakit dalam di perut dll., dengan sedikit

memanaskan dan mengulas dengan minyak kelapa, kemudian

ditempelkan helaiannya pada perut atau pada bagian yang sakit;

(3) akarnya dapat untuk pewarna merah kain

mangkuk + x: tanaman pagar/hias yang daunnya cekung dengan lebar di

atas 10 cm; (2) konon daunnya dapat menjadi penyubur dan

pengharum rambut dengan mencampurnya dengan minyak kelapa

sebagai minyak rambut

mangnging: 1 suara mendenging: 2 rasa pedas yang amat sangat

mangngus: 1 berjalan cepat sekali; jalannya sangat laju; lewat dengan

cepat; 2 desing; desut; lesing

mangngut +: merengek-rengek perlahan, karena ada yang diminta

manikam: muttu ~: batu mulia; permeta

manis =: 1 (1) ~ jambu: ada rasa manisnya sedikit; kelengit; (2) kalang ~

an: buah yang agak manis; mulai terasa ada manisnya; 2 (1) par ~:

mantra ataupun azimat kecantikan; (2) sumping par ~: sesuatu

diselipkan di daun telinga atas, konon berkhasiat menambah

kecantikan, keayuwan, ataupun keagungan dan kewibawaan; 3

kayu ~: Cinnamomum burmanni; kayu yang kulitnya dikeringkan

untuk dijadikan rempah (lih. issi)

manja =: (1) aleman; kolokan; (2) ~ bubuk: anak yang merajuk sambil

menggelinding-gelinding

manjakalling: (1) buah yang dikeringkan dari pohon Terminalia arborea;

malabuai; (2) konon dipakai sebagai campuran obat

P:191

178

manjakani: (1) bahan rempah-rempah (lih. issi); majakane; (2) buahnya

keras; (a) konon dipakai untuk bahan ramuan obat; (b) arang

penghitam gigi (lih. pabanyul)

manjalili: benang jahit yang ada gelindongnya, bisa pula untuk tali

layang-layang (lih. kalayangan)

manjalutung: 1 kayu hutan; 2 rumput yang sakit dan gatal bila mengenai

pada kulit

manjurikkat: 1 tumbuhan semak yang buahnya lengket bila tersentuh; 2

pullut-pullut si manjurikkat, gala-gala dalam parawu:

sampiran salah satu pantun, yang mengharapkan kelengketan hati

seseorang pada yang berpantun

manni vulg: jauhar; semen; sperma

mannung x: ikan laut, paling enak dimasak pindang

mannyan: benzoin; dupa; luban jawi; kemenyan; mandung; setanggi

mannyar: geranyam; rasa berdiri bulu roma; senyar

mannyat: dalam suasana hening, ada rasa gerakan perlahan dan berat

mansabbi: tumbuhan seperti jelai, buahnya berbiji keras

manta: (1) bio filter; ikan setan (karena bentuk dan penampilan geraknya);

Manta birostri; mantarai; pari raksasa, yang makanannya hanya

plankton; (2) ikan pari ini besarnya sampai tujuh meter dengan

berat mencapai dua ton; (3) ikan pari manta ini ada 22 jenis; (4) di

Berau ikan pari manta ini banyak terdapat di perairan Pulau

Sangalaki

mantap x: (1) tertancap agak dalam; (2) dapat dilukai; leash; mempan;

telap; telapa; telup; telut; terlap; (3) ta ~: amblas; melesek; tiang

atau rumah yang turun akibat keberatan

mantaruning: bukit di muara sungai birang Kecamatan Gunung Tabur

(dikeramatkan, karena konon kampungnya kaum gaib seperti jin

dll.) (lih. Gunung Padai)

mantri =: 1 pendamping sultan dalam pemerintahan kerajaan; 2 anak dari

buah catur

mantua (^): (1) mertua, yang harus dipapatik, dipakami” dll. sesuai

dengan derajat mertua dan menantu tersebut dalam status

kemasyarakatan (kebangsawanan ybs.); (2) semua keluarga istri

atau suami yang peringkatnya lebih tinggi, seperti kakek, nenek,

paman, tante dll.: (3) ~ lambung: mertua dari pihak keluarga istri

atau sumi (paman, tante, dll.) yang kekerabatannya sudah agak

jauh

mantul: bergerak balik karena membentur sesuatu atau karena refleksi;

melenting; pantul

P:192

179

manuk x: 1 ayam; 2 (1) ~ panci: ayam kate; ayam katay; bantam; (2) ~

pukkung: ayam tak berekor (3) ~ uttan: ayam hutan; beroga;

berogo; kasintu; 3 kurinjit ~: (lih. kurinjit); 4 untuk “pallas”

rumah, kendaraan dll.

manunsia: insan; jalma; orang; manusia

manurun: pisang ~: pisang kepok; pisang “sanggar”

manyala #: 1 bagus; keren; mentereng; 2 ~: ucapan ungkapan pada

seseorang yang berpenampilan mentereng atau minor

mapulu: nama kampung (lih. marabbu)

mara x: kuala; muara (lih. umara)

marabbu: nama sungai kecil, cabang sungai kelai dan nama kampung di

tepian sungai kelai (lih. marappun)

marabbung: 1 mulai tumbuh bulu (pada anak burung); 2 anak baru gede

(dengan tingkah polahnya)

maraccun =: (1) low explosive disaster; petasan, banyak dimainkan anakanak ketika bulan puasa (lih. sinapang); (2) ditemukan oleh

seorang tukang masak di Cina pada abad ke-19

marambung #: baraksa; jawi; jenis pohon beringin besar, rambung

marancang: kampung di Kecamatan Gunung Tabur berhadapan dengan

Kampung Pulau Bassing; 2 banua ~: salah satu kampung (bannua)

pendiri Kerajaan Berau, yang kala itu dipimpin oleh Rangga Sari

Banua

marangau: udang berbadan besar (dewasa); graguk

marappun: nama sungai cabang sungai kelai dan nama kampung di tepian

sungai kelai yang didiami komunitas masyarakat labbu (salah satu

suku Dayak asli Berau, berkulit sawo mateng)

Maratua: (1) nama pulau terluar di lepas pantai Berau; (2) salah satu

kecamatan di Kabupaten Berau, yang beranggotakan 37 pulaupulau kecil di sekitarnya; (3) pulau ini pernah sisatroni “mundu”

tahun 1985 (4) di pulau ini terdapat sebuah danau bernama “danau

aji buang”; (5) terdapat juga pulau terluar bernama “Pulau

Bakungan Bassar” dan “Pulau Balkungan Alus”

marawalli*: (1) brotowali; putrawali; seruntum, tumbuhan merambat,

batangnya berbintil-bintil sebesar jari kelingking, daunnya seperti

bentuk hati, kecil bertangkai panjang, sangat pahit; (2) konon

bahan obat, dan bila batangnya diambil sepanjang lingkaran

pinggang, direbus dan airnya diminum, maka nyamuk tidak akan

menggigit, sehingga semua penyakit yang disebarkan melalui

gigitan nyamuk tak akan menjangkiti

P:193

180

marawastu: akar yang baunya wangi (seperti pohon serai) (lih. raksi);

Dianella bancana narwastu; usar

mardika #: orang bebas, bukan budak

mari +: ada ~ nya: lebih baik dari biasanya (tentang penyakit atau

kecantikan)

marindi: berkurang banyak

maris: ma ~: air pasang yang (mulai) deras (lih. paris)

marittam: pohon yang buahnya seperti rambutan, tidak berbulu justru

seperti berduri, isi buahnya sangat manis dan tidak bisa dilepas

dari bijinya, memakannya langsung ditelan dengan bijinya

marjan (^): manik-manik untuk dibuat perhiasan, kalung dsb.

markas =: alat musik yang digoncang-goncangkan, terbuat dari labu

kering atau tempurung kelapa diberi bertangkai, diisi biji kacang

hijau atau kerikil kecil

marrak =: 1 nama burung besar berbulu indah (lih. aruwai); 2 layanglayang hias yang besar dan dapat disertakan bunyi-bunyian yang

indah suaranya bila diterpa angin; (lih. waw)

marrang: gembira; gemirang; girang; riang; senang; suka cita; suka ria

marring: (1) suara gemerincing yang banyak dan rame; (2) gelemprang;

suara benda pecah belah (kaca/keramik) banyak pecah atau

berjatuhan

marruk: bersut; bengut; berungut; cemberut; masam muka; rengus

marrum: semerbak

maruagan: gereget; rasa geram

marudut: bengkak menggelembung karena membusuk

marukui: terbungkuk-bungkuk karena semakin tidak sehat lagi; semakin

tua bangka

marum (marhum*) #: 1 almarhum (sebutan untuk sultan); mendiang; 2 (1)

(a) ~ di karanda: sultan yang ditempatkan di keranda selama

beberapa hari setelah wafatnya, karena penggantinya belum

ditetapkan, sedangkan putra mendiang masih kecil; (b) ~ di

kuran: Sultan Hasanuddin yang wafat tahun 1767 dimakamkan di

Kampung Kuran di hulu Kampung Sukkan, Kecamatan

Sambaliung; (2) ~ di bangun: Sultan Zainal Abidin wafat tahun

1800 dimakamkan di Muara Bangun (Kampung di Kecamatan

Sambaliung) makam beliau dikeramatkan dan sering diziarahi; (3)

~ di rindang: Sultan Alimuddin Raja Alam wafat tahun 1852

dimakamkan di tepian sungai Rindang, Kecamatan Batu Putih

masa x: kata tanya untuk menyatakan ketidakpercayaan yang sifatnya

retorika; “kok begitu?”

P:194

181

masak +: 1 matang; 2 pa ~: dibiarkan hingga matang (tentang buah);

jerah; peram

masgit: masjid; tempat melaksanakan salat Jum’at, salat tarawih; salat ied

masi =: ~ ~: kadang kala; sering-sering

masin =: asin

masjit =: (1) rumah ibadah (lih. masgit); (2) ~ Sultan Siranuddin: masjid

jami tertua di Berau yang masih berdiri (berumur sekitar 250

tahun) sampai sekarang, karena sultan Muhammad Zainal Abidin

raja Kerajaan Gunung Tabur yang bertakhta dari tahun 1700

sampai tahu 1740, sumber lain menyebutkan bertakhta tahun 1768

sampai tahun 1800, yang pernah melaksanakan salat di masjid ini,

konon tahun pendirian masjid ini ada tertera pada tiang suko guru

asli masjid tersebut

masrik: tempat matahari terbit (lih. lua); timur

massam =: (1) asam; (2) bahan untuk mengasami masakan

massi: mendesis; besi panas kena air

massin: mesin (lih. injin); (1) ~ tangan: mesin jahit yang diputar dengan

tangan; (2) ~ kaki: mesin jahit yang diputar dengan pengayuh

pedal dengan kaki

massur: 1 melaju di atas air (lih. assur); 2 decur; air keluar bagai

dicurahkan dari ceret

masuk =: 1 tajam, mudah untuk dipakai memotong ataupun mengiris; 2 ~

~: biar agak ke dalam; 3 ~ matari: magrib tiba, setiap orang

diwajibkan (tradisi) bangkit atau duduk, kendati sedang sakit

mata =: 1 belum matang; mentah; 2 (1) ~ ari: kalbi mentari; surya; (2)

panca indra untuk melihat; (3) ba ~ an: terang-terangan; (4) sa ~:

melulu; (5) linang ~: melotot; 3 satuan ukuran berat setengah

gram (mas; logam mulia); 4 ~ sapi: (1) mata yang ada di kepala

sapi; (2) telor goreng; (3) fondasi batu dan semen; 5 (1) ~ jukutan:

cagu; caguh; canggu; katimumul; penyakit kuku yang mengandung

nanah; semacam bisul yang menyerang ibu jari; (2) ~ kawu:

bengang; gonore; kencing nanah; koci; pehong; penyakit kelamin

(raja singa, sipilis); Treponema palidum; 6 barak ~: ikan sangat

kecil berwarna putih (lih. barak); 7 ~ gawu: klimaks; puncak

acara; resepsi; 8 (1) caruccuk ~: santet perusak mata; (2) air ~

duyung: air mata ikan duyung yang diolah minyak (diambil dari

duyung dimasak dengan kelapa dan cara tertentu) sehingga dapat

menjadi pemikat (baik untuk dagang maupun wanita/pria dll.); 9

puti ~ prb: gigit jari; tak mendapatkan yang diharapkan; 10 lain

manunjuk ~ prb: ucapan halus pengantar gerak tangan saat

P:195

182

berbicara pada orang lebih dihormati ketika menunjukkan sesuatu;

11 balik ~: kejadian ganjil akibat sulap (lih. balik); 12 linang ~:

melotot; 13 ba ~ ~ an: tanpa tedeng aling-aling (lih. macca); 14

sawar ~: bulu pada kelopak mata; idep; kelijak; 15 (1) cada ba ~

prb: (a) sudah kurang penglihatan; rabun; (b) kurang

memperhatikan sekitar sehingga menabrak-nabrak; (2) diajuk ~

indada tampak prb: gelap sekali, sampai sesuatu menyentuh mata

pun tak tampak; (3) malua air ~ prb: air mata mulai keluar;

berkaca-kaca; rabas; (4) cada barani mangangkat ~ prb: tak

berani melawan; tak berkutik

mataa (mataha*): nama salah satu pulau telur di pesisir Berau

matakawu: bengang; gonore; kencing nanah; penyakit kelamin;

Treponema palidum

matari =: 1 (1) baskara; kalbi; mentari; surya; (2) gas pijar yang sangat

panas (6000 derajat celcius); sumber kalor utama di dunia; (3)

jarak antara matahari dan bumi ada 149,6 juta km, dengan masa

perjalanan cahayanya sampai ke bumi selama 8,31 detik; 2 (1)

babulik ~: matahari mulai bersinar; (2) tabulik ~: (a) matahari

mulai terbit; (b) matahari mulai bersinar setelah awan tebal yang

menutupinya pergi; (3) malua ~: matahari mulai terbit

(menampakkan cahayanya) (lih. sinang); (4) ~ malua: (a) matahari

mulai nampak (lih. dangai); (b) tempat matahari terbit di ufuk

timur; 3 naik ~: matahari mulai meninggi (sekitar pukul 09.00

pagi); 4 manangnga ~: tengah hari (sekitar pukul 11.30 sampai

pukul 14.00 siang); 5 tunjung-tunjung ~: matahari mulai bergeser

ke ufuk barat (sekitar pukul 14.00 sampai pukul 16.00 sore) siang

(lih. karamian); rembang senja; 6 lamma-lamma ~: sudut elevasi

matahari makin besar dan panas matahari sudah makin berkurang

di sore hari; 7 masuk ~: terbenam matahari di ufuk barat (waktu

magrib) (lih. kilallan); 8 ~ padam: (1) matahari tenggelam; (2)

barat (tempat matahari terbenam)

mati =: 1 lumpuh; paralisis; paralitis; tepok; 2 ~ angin: (1) angin tidak

lagi bertiup; (2) kalah strategi; 3 (1) ~ mu: rasakan itu olehmu; (2)

~ ngku kau: “wah tak sanggup aku mendengarnya”; 4 ~ pucuk:

impoten; peloh; 5 ~ tangan: gagal, tidak lagi mujur; 6 layuh;

lumpuh; struk; tidak berfungsinya anggota tubuh, sehingga tidak

bisa bergerak sama sekali; 7 air ~: air walaupun naik tidak tinggi,

ini terjadi antara satu sampai delapan hari bulan dan kemudian

antara; 8 (1) ~ di unjuran prb: meninggal saat dilahirkan (lih.

bajang); (2) manggaman urang ~ prb: memandikan dan

P:196

183

mengafankan mayat; (2) idup sungut ~ urat prb: banyak bicara

tapi tak dapat berbuat apa-apa

mattum: bersut; merengut (lih. marruk) karena rasa marah

mattut: ketawa pecah dan rame

mauli (mahuli*): pisang ~: pisang enak yang bilah buahnya kecil pendek

mauk: 1 keracunan barang yang dimakan; 2 mabuk; merasa perut mual

mau muntah, kepala pusing dan pening

maung (mahung*): berbau agak sengak dan seperti bau memabukkan

maupakkat =: (1) sekongkol; (2) di ~ kan: bersekongkol akan

mengeroyok (bukan secara fisik)

maung (mahung*): bau tak sedap; melabu

maut =: (1) ajal (2) manakkal ~: pencabut nyawa; malaikat Izra’il

mawar =: American beauty; bunga yang indah dan batangnya berduri;

rose

mawat: masih ada waktu; sempat (lih. sawat)

maya x: 1 ~ ~: bayang-bayang; 2 parang ~: sejenis santet konon yang

memutus peralatan dalam (jantung dll.) sehingga orang kena santet

ini tidak berumur panjang

mayang =: (1) aria; tongkol bunga palem; (2) ~ pinang: kelengkapan

utama upacara adat Berau

mayas: merata (tentang padi menguning)

mayi: 1 (1) bawa ke sini; berikan pada saya; mari; sini; (2) ka ~: ke sini;

mari sini; (3) ka ~ kau dullu: “ke sini sebentar,” ucapan

memanggil untuk memberikan sesuatu (lih. alau); 2 (1) bukankah;

(2) ~ ada antayi: bukankah tadi ada

miyin: damotin; dinamit ammonia; gelatar (lih. immin)

mayir (mahir*) #: sering terbiasa melakukan hal yang kurang patut

mayung: 1 (1) bangsat; kepinding; kutu busuk; (2) (a) konon kutu busuk

takut pada bau kambing, sehingga bila terdapat banyak kutu busuk

di rumah, maka kambing dibawa naik ke rumah selama beberapa

saat, sebagai obatnya; (b) obat kutu busuk lainnya tumbuhan

“lagundi” (lih. lagundi); 2 jenis ikan laut

mayyat =: 1 jasad yang sudah tidak bernyawa; mayit; 2 kumpa ~: (1)

pohon besar bercabang dua seperti bentuk mata garpu, berimpit

lurus ke atas; (2) keadaan kayu seperti ini cukup ditakuti, sebab

bila ditebang rebahnya tak dapat dirarahkan, sehingga bisa

membahayakan penebangnya atau orang di sekitarnya (lih. awa)

miang =: 1 (1) bulu-bulu pendek dan gatal yang dapat dijumpai pada

bambu, padi, tebu dll.; selara; (2) gerinyau; rasa gatal-gatal; 2 batu

P:197

184

~: (1) batu yang gatal bila tersentuh kulit; (2) nama wilayah bagian

hulu kota Tanjung Redeb

midali: (1) logam berbentuk bulat pipih sebagai tanda penghargaan atas

prestasi yang telah diraih; (2) (a) bintang tanda penghargaan

(biasanya oleh ratu Belanda) kepada orang di Hindia Belanda; (b)

yang pernah menerima penghargaan ini di Berau waktu itu adalah

Pangeran Dipati (adipati)

mija =: 1 perkakas rumah tangga dari bilah-bilah papan yang diberi

berkaki untuk tempat makan dll.; 2 kapala ~: (1) sebutan lain

terhadap terasi, sebagai menu utama lauk makan; (2) kepala kerja

pada mesin gergaji di penggergajian kayu (saw mill)

mina =: (1) gaja ~: jenis ikan sangat besar di laut dan langka; (2) konon

muntahnya dicari dan sangat bernilai tinggi sebagai obat

minbal: main bola kaki; sepak bola (slang dari kata: main bal)

mingau: orang yang suka (banyak) bingung; linglung; sano; sarsar; sasar;

sasau; sedat; suka lupa; tidak beres ingatannya

minggu #: ~ gajian: (1) hari buruh tambang batu bara (SMP) teluk bayur

dahulu jaman Belanda, menerima gaji; (2) saat itu akan ada

keramaian, pasar malam dan penampilan kesenian (*jwa) berupa

seni drama ketoprak, wayang orang, wayang kulit, dogir, kuda

lumping dll.

mingking: kerdil; komeng; leco; tengkes; tak dapat menjadi gemuk;

mingngis: membuka bibir sedikit hingga nampak gigi sedikit;

menyeringai; meringis; sengih

mintun: badminton; bulu tangkis

minyak =: 1 (1) ~ gas: minyak tanah; (2) ~ arum (harum*): parfum (lih.

lapindir); (3) ~ jambul: minyak rambut pria (lih. atum); 2 (1) ~

bubbut: minyak urut dibuat dari kelapa dan anak burung bubut,

konon mujarab untuk urut orang keseleo ataupun patah; (2) ~

kura-kura: minyak (guna-guna) yang dapat konon membuat

orang sakit parah dengan kemaluan masuk ke dalam seperti kepala

kura-kura sedang menyembunyikan kepalanya; (3) ~ duyung:

minyak (guna-guna) yang konon dapat membuat orang menjadi

tergila-gila, atau dapat sebagai jimat penglaris dagangan, terbuat

dari minyak kelapa (lih. dadda) dengan air mata ikan duyung; (4) ~

kurapu: minyak/lemak dari kulit ikan kerapu, konon dapat untuk

mengobati penyakit kulit (lih. kerapu), anti oksidan dan anti

kanker (Trans 7 asal usul 16.00 wib10-6-2009); (5) ~ bintang: (a)

minyak (berasal) dari luar Berau (*bjr), yang konon dapat

membuat orang yang mati terbunuh hidup kembali bila bintang

P:198

185

telah muncul di langit malam (b) konon juga dapat digunakan

sebagai obat bagi orang yang mengalami luka dan patah dengan

cara ditelan (lih. untal); (6) ~ muning: lilin madu

dimasak/dicairkan dan diuleskan pada kain tipis, kemudian

ditempelkan pada mata borok (lih. rungking), konon sebagai

obatnya, dan setelah itu didirus dengan air rebusan daun jambu

klotok (lih. partukal) dilakukan beberapa kali hingga sembuh; (7) ~

tampurung: getah tempurung yang keluar bila tempurungnya

dipanaskan, konon minyak ini dapat untuk mengatasi sakit gigi

(lih. katunai); (8) ~ gami: minyak guna-guna yang konon

membuat orang benci menjadi selalu merasa sangat sayang

sehingga selalu berdekatan; 3 ~ tiri: belangkin; pelangkin; ter

mira =: 1 ~ jambu: dadu; jambon; merah muda; pink; 2 (1) bawang ~:

berambang; (2) gallang ~: kata kiasan untuk menyembelih ternak;

(3) jukut ~: ikan karang: (4) pinjalin ~: rotan yang berwarna

merah dan kurang baik untuk perlengkapan rotan, tapi paling

cocok untuk bilah tebat (lih. tamba)

miri: anak itik

miris: 1 giur; ingin; kepengen; kepingin; ngiler; 2 bocor; gela; gelah;

kelebu; masuk air dari luar di celah-celah atap (rumah) atau

dinding (perahu/kapal dll.) peles; tiris

misai: ramus, tebal dan panjang (kumis dan janggut)

misar: mujarab; kontan sembuh

mistar (^): alat untuk mengaris; jibar; jidas; penggaris; tasawut

mitraliur #: senapan mesin yang digunakan sekutu menyerbu Berau lewat

udara pada perang dunia kedua

miyi =: (1) (a) lauk berbentuk bulatan-bulatan kecil panjang terbuat dari

tepung gandum (b) makanan ini berasal dari Cina; (c) dulu mie ini

di Berau dibuat oleh Go Gong di Tanjung Redeb; (d) mie kuah

kemudian yang terkenal adalah buatan Lee Kie Tjan di Pasar batu

Tanjung Redeb; (2) (a) sejak tahun 70-an mie instan telah dibuat di

Indonesia; (b) mie instan ini pertama dibuat oleh Momo Foko

Ondo dari jepang pada tahun 1958

miyin (min*); alat peledak; dinamit

muak #: muntak sedikit

mu alau: 1 engkau ambil; 2 ini ~: “ke sini sebentar (panggilan akan

disuruh)” (lih. kalamayi)

muat =: dapat masuk; masih dapat dimasukkan

muda =: 1 (1) belum tua; (2) urang ~: gadis; 2 ammas ~: emas campuran

logam mulia lain

P:199

186

mukaddam: (1) kitab Al-Qur’an dibukukan perjus, ada sebanyak 30 juz

atau 30 kitab; (2) ba ~: membaca Al-Qur’an masing-masing 1 juz

per orang, dilakukan dalam 7 hari sesorang setelah dikebumikan

mukarram (muharram*): bulan Muharam (bulan pertama hijriah)

mukarun: malaikat penanya dalam kubur; mungkar dan nakir

mukas: sunyah dianyam, atau dijalin (gampang terbuka, terurai atau lepas

dari jalinannya)

muktamat: afdal; utama; valid

mukung: bakup; cembung besar (biasanya pinggul, depan pinggul dada

dll.)

mulang: 1 (1) pulang; (2) ~ ~ an: (a) selalu pulang; (b) pulang-pergi;

ulang alik; ulang-aling; 2 tumbuh kembali tanpa ditanam; (1) padi

~: padi (buahnya) tumbuh kembali tanpa ditanam (lih. turiang); (2)

ubi ~: singkong tumbuh dan ada umbinya tanpa ditanam dapat

dimakan lagi; (3) tanamman ~: tumbuhan/tanaman yang buahnya

tumbuh kembali tanpa ditanam, dan dapat dipanen lagi

mulla =: sa ~ antayi: sejak dari tadi

mullia =: agung; bermartabat tinggi; luhung; luhur

mummuk x: hancur; kecai; mendira; pecah berkeping kecil-kecil; rapun;

remuk

munara: bagian paling atas atap masjid; gabah; kubah

mundu: 1 (1) bajak laut; ilanun; lanun; perompak (lih. gurap); sakar; (2) ~

takka: lanun yang tak kenal kompromi; 2 (1) pertama menyatroni

Pulau Balikkukup tahun 1952; (2) sekitar tahun 1954 pernah pula

menyatroni Pulau Derawan; (3) (a) Pulau Balikkkukup untuk

kedua kalinya disatroni “mundu” tahun 1956; (b) menelan empat

orang korban anggota kepolisian resort Berau (lih. kukup); (c)

makam keempat korban tersebut sekarang berada di makam

pahlawan wijaya kesuma Tanjung Redeb, Berau; (4) dan tahun

1985 menyatroni Pulau Maratua dan menelan satu korban jiwa; 3

garong; maling

munggur: berisi penuh dan meninggi

mungkalla: buah yang masih utuh, belum pernah dipanen (diganggu)

mungkur x: ~ ~ i: diseriusi; dikerjakan dengan sungguh-sungguh

sepanjang hari (lih. astun)

muning: 1 musang hutan berbadan kecil. Biasanya dijadikan pertanda atau

pirasat bahwa ada keluarga yang berada ditempat jauh kena

musibah atau sakit, kalau muning ini berbunyi, dan apabila sampai

ada suaranya seperti muntah. maka itu pertanda keluarga tersebut

meninggal dunia; 2 minyak ~: cairan lilin madu yang digunakan

P:200

187

untuk obat borok (lih. rungking), caranan lilin madu dipanaskan

hingga cair dan disaputkan kepada kain tipis (kasa) kemudian

ditutupkan pada mata borok, setelah itu tiga hari kemudian dilepas

dan di baruh (lih. dirus) dengan air rebusan daun jambu biji

(klutuk) (lih. partukal)

munjung: 1 monyong (mulut); 2 penuh mumbung; penuh sekali

munnat: bulat berisi (tentang badan)

munsung: bangus; cecongor; congor; jingur; jungur; moncong (binatang);

ujung hidung (anjing; babi dll.)

muntar: bontok; gembil; gemuk dan bulat pipinya; montok (pipi); tembem

(pipi)

muntik: kereta api uap (pengangkut batu bara SMP – Steijnkolen

Maskapaj Prapatan - dahulu di Teluk Bayur) (lih. kandang);

lokomotip; sepur

muntui: burung hutan (keluarga rangkong) (lih. panangngang), hanya saja

burung ini ada bauknya, dan suaranya beda dengan kerabatnya

yang lain

munung: 1 pentil susu; ujung susu (lih. puting); 2 mata bisul; koreng dll.

yang tertutup kult dan mengandung nanah

mura =: 1 mudah; gampang; 2 (1) cada ~ ~ an: lamban; lelet

murakkap: nakal sekali

murat: penyebab (sejak dari itu); asal muasal masalah

murip: orang yang menuntut ilmu pada (lih. murit)

murit (^): pelajar; siswa

murukka: geram; marah; mengutuk

musakkat: kompleks; muskil; susah penyelesaiannya

musin: 1 jerah; masa; musim; waktu; 2 langka; jarang terjadi dan hanya

setahun sekali (buah; hasil panen dll.)

mustautin x: afdal; valid (lih. awayyan)

musti: harus; mesti; pasti

muta: 1 lilah; muntah; 2 ~ baira: cika; eltor; kedadak (buang-buang air

dan muntah-muntah), kolera; muntaber; penyakit yang menyerang

pencernaan; 3 ~ gaja mina: benda yang sangat berharga di laut; 4

~ kasi: (1) judul sebuah cerita rakyat; (2) personifikasi orang yang

suka mengacaukan suasana (lih. arau)

mutakasi: si ~: kemang, hantu yang suka mengganggu bayi; makhluk

pengganggu pasangan “si laing” (lih. si laing)

muttiara: dur; durat; loklok; mutiara; permata yang berasal dari isolasi

benda asing di perut kerang (mahal dan dapat dibudidayakan)

P:201

188

muttir: butir; gela; gelintiran; gentel; gramula; sesuatu yang bentuknya

kecil-kecil (mutiara; kerikil dll.)

muttu: 1 buntu akal; buntu pikiran; sontok; suntuk; tertutup pikiran; 2 ~

manikam: permata; batu mulia

mutus: buahnya sudah habis; sudah habis musimnya berbuah; sudah tidak

musim lagi

muyang: 1 (1) neneknya ayah atau ibu; juriat peringkat ke tiga dari atas

setelang “iling”; (2) juriat/kekerabatan ada sembilan kelompok

(iling, anta, muyang, inni, amma, aku, anak, cucu dan buyut); 2

inni ~: karuhum; leluhur

N.

Naas (nahas*): 1 (1) apes; celaka; malang; sial; (2) apes ini dapat

diketahui dari hitungan yang dihubungkan dengan hari, bulan dsb.

yang dianggap kurang baik menurut perhitungan; 2 ba buang ~:

bersafar; pergi untuk berdoa bersama beramai-ramai ke suatu

tempat di luar kampung, untuk menjauhkan diri dari bencana pada

bulan Syafar

nabak : Aquilari malaccensis kayu yang menghasilkan gaharu; kalambak;

kelembak; tengkarak

nabbi =: 1 orang dahulu meyakini segala sesuatu ada nabinya, sehingga

untuk menggunakan sesuatu terlebih dahulu memohon ijin pada

sang “nabi”. Diyakini “tanah” nabinya Nabi Adam, karena itu bila

akan menggarap tanah dll. meminta ijin dahulu pada nabi Adam.

Penguasa “air” diyakini adalah Nabi Haidir, penguasa “tumbuhtumbuhan” diyakini Nabi Ilyas (lih. liyas), dan penguasa “angin”

diyakini Israfil; 2 pajalanan ~ saribu taun prb: ucapan harapan

sesuatu musibah tidak menimpa atau musibah tersebut dijauhkan

oleh Tuhan sejauh perjalanan nabi selama seribu tahun

nabuk: barang ditumbuk (tepung beras, kopi, damar dll.) yang sudah

hancur betul, siap diayak

naga =: 1 (1) hewan raksasa (dalam dongeng cerita rakyat) berbadan

panjang, berkaki empat, mempunyai sirip dan ekor seperti ikan, di

kepalanya ada tanduk, taring, kumis dan janggut; sekuik; (2)

dilinsap ~: dihisap oleh naga; 2 gaksi; gugusan bintang yang

tampak seperti kabut; 3 (1) tanda lahir berwarna hitam pada tubuh;

(2) konon mempunyai pengaruh terhadap jalan hidup seseorang; 4

P:202

189

~ ~: kepala perahu lomba (perahu panjang) berukir seperti kepala

naga, perahu lomba tradisional masyarakat Berau; 5 lunsuran ~:

(1) “lokasi legenda” tempat naga meluncur di hilir dari Kampung

Sukan (Kecamatan Sambaliung), sungai di depannya memang

agak dalam dan dulu dijadikan pelabuhan loading kayu log zaman

banjirkap; (2) nama dari air terjun landai nan indah, yang terdapat

di Sungai Binungan (anak Sungai Kelay); 6 nama model pakaian

Berau yang memenangkan kontes busana penganten daerah Kaltim

tahun 2007 dengan perancangnya “Aji Yenny Liliany F. Ardha”

(lih. lunsur); 7 (1) ~ basallam: panganan dari tepung ketan yang

direbus dan diberi berkuah air gula merah; (2) (a) ~ bandung prb:

gerakan yang sangat besar; (b) ~ baulur prb: badan besar dan

makan tempat; (3) bau ~ basawung prb: aroma sangat bau pada

orang yang berkeringat dan kena sinar matahari (umumnya pada

anak-anak)

naik =: 1 ~ kajji (hajji*): pergi melaksanakan ibadah haji; 2 ~ raja: (1)

menjadi raja; naik takhta; (2) ikan sungai sedang kawin dan

bertelur; pemijahan pada dataran yang dangkal di hulu sungai; 3

ma ~ kan kanning: kernyit; 4 cada baturun ba ~ prb: tidak

saling kunjung, karena ada konflik

namung: ikan laut (lih. mayung)

nanar x: celik; dapat melihat dengan jelas (mata)

nangka =: (1) ~ balanda: (a) sirsak; (b) buahnya yang matang konon

dapat dijadikan obat asam urat (dijus/juice dan diminum secara

rutin); (2) ~ bubur: nangka yang isi buahnya lembek; (2) ~

bilulang: nangka yang isi buahnya keras (lih. kandal); (3) ~

balanda: sirsak (buahnya yang matang dapat dijadikan obat asam

urat (dijus dan diminum secara rutin))

nannak: pusing; terasa berputar-putar; pertigo

napaka =: biaya hidup

napas =: pandak ~: ampek; ashma; manggah; m engi; sesak nafas

naraka =: ~ bakubik: sebutan orang yang perbuatannya selalu

menjengkelkan

nasi =: 1 ~ bakukkut: nasi siap santap; 2 maninggalkan ~ bakukkut: (a)

makan sudah dihidangkan, tapi ditinggal pergi dan ini pantangan

(lih. kapunan), bisa mendatangkan kecelakaan dan apes; (b)

meninggalkan kampung, padahal orang sedang ada (hajatan)

kenduri, ini juga pantangan selain “kapunan” juga dapat

menimbulkan rasa kurang enak pada pemilik hajat, maupun yang

lagi pergi; 3 ~ kuning barampa: nasi berwarna kuning (lih.

P:203

190

kuning) dengan campuran 40 macam rempah dan 40 macam

tanaman obat (lih. issi)

naul: bubur sagu; jajan dari sagu atau pati singkong, yang direbus dan

diberi cairan gula merah; kepurun

ngail +: ~ an: susah antara ia dan tidak

ngalak: ~ ~: matahari bersinar terang benderang

nganga: kedah; mangap; mengap; terbuka lebar (mulut, pintu, jendela dll.)

ngangngal: (1) capai; cape; capek; erak; jerih; lelah; letih; payah; (2) ba ~:

istirahat; ngaso; pause

ngappus x: megap-megap; magep-magep; mengah; terengah-engah

ngarrang +: erang; rintihan orang sakit

ngisak +: cungap-cungip; engap; gempul-gempul; ngos-ngosan; terengahengah

ngiyau: bunyi kucing; “meong”

nguak: bunyi sapi atau kerbau; lenguh

nguang +: lengang; ruang besar (aula) yang sunyi senyap

nguap: 1 ~ ~: (1) agut-agut; bernafas pendek-pendek sambil membukabuka mulut; cengap; kapah; megap-megap; mengap-mengap;

tersengal-sengal; ungap-ungap; (2) sudah tidak berdaya; sudah

sekarat; 2 menguap

niat =: 1 kehendak yang pasti; kemauan; tekad; 2 hajat; haul; kaul; nadir;

nazar; 3 pa ~ an: (1) terkabul karena bernazar; (2) jarang-jarang

ada; langka adanya

nika =: 1 NICA; Nederland Indische Civil Administration; pemerintahan

Belanda ketika kembali ke Indonesia, membonceng pada pasukan

sekutu (inggris) saat perlucutan senjata tentara pendudukan jepang,

sesudah perang dunia kedua tahun 1945; 2 jamman ~: momen itu

sering dijadikan penanda waktu bagi peristiwa yang terjadi

bersamaan dengan waktu “nika,” misalnya kelahiran; pernikahan

dll.

nila x: (1) baras; bercak putih pada kulit yang disebabkan hilangnya

pigmen pembentuk warna kulit dan sel-sel pembuatnya

(melanosit); kedal; kulit memutih dan bebelang-belang;

leukoderma; sopak; vitiligo; (2) konon dapat diatasi dengan

minyak kulit ikan kerapu

nilam =: burung; ketilang

nippis: tidak tebal; tipis

nispu: (1) perayaan memasuki lima belas hari bulan Sya’ban (nisfu

Sya’ban), setengah bulan lagi akan tiba bulan suci Ramadan; (2)

sore menjelang malam nisfu ini orang sibuk mengantar “paruan”

P:204

191

(lih. rua); (3) (a) sehabis salat magrib orang membaca surat

Yaasiin tiga kali dan berdoa bersama; (b) doa yang pertama agar

dikuatkan iman, yang kedua agar diberi rizki yang halal dan yang

ketiga agar dipanjangkan umur, dengan maksud semuanya untuk

beramal ibadah yang banyak

nius: palem hutan rendah yang daunnya dapat dibuat atap; kajang; tudung;

pembungkus dll.

nila x: penyakit kulit (kekurangan pigmen) sehingga nampak belangbelang putih; baras

nispu: ~ Sya’ban; 1 pertengahan bulan Sya’ban; 15 hari bulan Sya’ban; 2

(a) pada malam pertengahan bulan Sya’ban tersebut, tepatnya

ba’da magrib, dilangsungkan acara “nispu” dengan membaca surat

“Yaasiin” sebanyak tiga kali; (b) setiap akan membaca surat

yaasiin didahului dengan niatan dan doa agar diberikan panjang

umur, kemudian doa agar diberi rizki yang banyak dan halal, serta

diberikan iman yang kuat untuk bekal beramal ibadah kepada

Allah Swt.; (c) besoknya dilanjutkan dengan puasa sunnat

nunnuk: (1) Ficus benjamine; sejenis beringin; waringin; (2) tumbuhan

berbahaya yang dipercaya ada penunggunya; (3) sehingga

membuat orang jadi sakit bila telah pernah bersentuhan atau

berdekatan dengannya, apalagi memotong atau menebangnya; (4)

konon yang paling berbahaya adalah anakannya yang baru berdaun

tujuh lembar

nuri =: burung; cemperling; perlin

nyakul: hitungan hari (enam hari sesudah hari ini)

nyalang: 1 mata sulit terpejam; tidak mengantuk dan perasaan tidak mau

tidur; 2 nama rumput menjalar, tebal dan agak keras (lih. jallang)

nyama: 1 nama; kata untuk memanggil atau menyebut orang, barang,

binatang, tempat dsb.; 2 duga; sangka; tuding; tuduh; (1) di ~ i:

disangka; (2) ma ~ i: menyangka; 3 bulan ampat sa ~: (1) bulan

ketiga hingga ke 6 hijriyah; (2) rabiul awal, rabiul akhir, jumadil

awal dan jumadil akhir

nyaman #: 1 (1) enak; lezat, nikmat, sedap; (2) bau ~: harum; 2 lega;

leluasa; 3 praktis; gumolugu; gunologo

nyannyat: betah; berlama-lama menikmati

nyanyak: (1) lunak terinjak-injak; (2) sudah terlalu banyak yang berlalu

lalang di sana

nyarap +: (1) cahaya matahari menjelang tenggelam atau terbenam di

ufuk barat; (2) mulai redup

nyaru: ikan hulu sungai (mirip arwana); Scleropages formesus

P:205

192

nyaruan: perbuatan aneh-aneh, sehingga alam marah, seperti yang terjadi

pada legenda lamin talunsur (ada seorang anak memancing ikan

dan mendapat ikan “jallau,” ikan tersebut dipanggang dan

menggelepar-gelepar kepanasan, ini nampak lucu sehingga si anak

dan teman-temannya ramai tertawa geli, si ikan pun konon ikut

tertawa, alam menjadi marah dan kampung si anak meluncur ke

dasar sungai beserta semua isinya, termasuk penduduk, jadilah

“lamin talunsur” (lih. lamin), atau juga peristiwa-peristiwa lainnya,

konon bila kucing dimandikan maka akan “nyaruan” dan terjadilah

banjir besar

nyata =: di ~ i: diperiksa kembali untuk meyakinkan diri; recek;

nyawa =: 1 ka ~: sendirian; 2 mamaggat ~: sekarat; nafas terakhir

nyawu: padah; pedah; pertanda, seperti suara-suara burung (lih. sissit,

muning dll.)

nyilu: 1 linu; ngilu; 2 ~ ~ kuku: agak sedikit panas; swam; 3 ditittik siku

~ lutut prb: tidak dapat bertindak apa-apa, karena yang akan

ditindak adalah kerabat sendiri (lih. tittik)

nyiur (^): (1) kelapa; kelambir; kerambil; (2) ~ sappang: (a) kelapa yang

tunasnya berwarna cokelat kemerahan; (b) kelapa yang banyak

dicari konon untuk dibuat (lih. dadda) minyak pencampur obat

tradisional

nyulat: hitungan hari (lima hari setelah hari ini); tubin; tulat

nyunya: (1) wanita Cina pemilik toko (lih. tuki); (2) wanita bule yang

sudah dewasa (ibu-ibu)

P.

Paal: 1 patok tanda (berukuran) (lih. ippal); 2 permainan anak-anak

dengan memerebukan tiang penjagaan (lih. ukam)

Paan (pahan*): benang yang dimasukkan melintang pada benang lungsin

ketika menenun

paat (pahat*) =: 1 (1) alat tukang kayu untuk membuat lubang persegi; (2)

tatah; 2 ~ ~: jenis kerang kecil di pinggir pantai berpasir

paballi: bincu; gincu; lipstick; pewarna bibir

pabanyul*: 1 air kelapa dengan bakaran besi tua atau tempurung kelapa

untuk menghitamkan gigi; banyu; banyum; banyun; bubul hitam

untuk menghitamkan gigi; gerang; mangsi; ramuan dikumurkan

untuk menghitamkan gigi; 2 gigi yang sengaja dihitamkan (lih.

P:206

193

gigi), selain sengaja menghitamkan gigi juga untuk tujuan tertentu

(lih. puti)

pabidangan =: 1 alat untuk merentangkan kain yang akan disulam; 2

wadah tempat menjahit “samir” (lih. ludu)

pabila =: bila; kapan; kata tanya untuk menanyakan waktu

pabulla: bohong; dusta; hizib; tidak jujur (lih. bulla)

pacai: serbuk cendana yang ditaburkan pada kain kafan

pacang : 1 ~ ~: menganggap remeh, sehingga berbuat seenaknya; 2 ~ an:

untuk cadangan; dicadangkan untuk; disiapkan untuk

pacar =: 1 (1) Hidrocera triflora; temegu; temegun; tumbuhan inai; (2) ~

air: jenis tumbuhan (seperti bayam) yang bunganya berwarna

merah dijadikan anak-anak untuk memacari kuku; (3) ranting dan

daun pacar ini, bila musim (penyakit) cacar tiba, digantung di

depan pintu, konon dipercayai sebagai penangkal (wabah tsb.); 2

(1) warna mencolok; (2) warna-warni pada anyaman tikar pandan

pacau: guna-guna yang digantungkan di pohon, supaya buah pohon

tersebut tidak dipetik orang

pacawangan: (1) benderang; halaman antara dua rumah; (2) antara; celah;

genggang; ruang atau tempat yang terluang di antara benda-benda;

sele-sela; selang

pacca: 1 (1) bota; buta; gangguan pada mata sehingga tidak dapat melihat;

pecak; (2) ~ saballa: pece; 2 balla ~: barang kaca; perlengkapan

dapur yang terbuat dari porselin dan kaca; 3 si ~ baru tabulik prb:

menjadi sombong karena mendadak kaya atau mendapat jabatan

paccal =: 1 makanan yang terbuat dari rebusan sayuran disiram dengan

kuah sambal kacang; 2 ~ ~ kan: tidak enak makan, sehingga

makanan dimakan seakan dipaksa-paksakan (oleh diri sendiri)

untuk dimakan

paccit: lelis; letis; menyimbur sedikit-sedikit; membersitkan cairan (air,

minyak harum dll.); pancit

pada: 1 lapor; memberi tahu; 2 di ~ ~ i langau prb: kepekaan terhadap

peristiwa yang terjadi di kejauhan; telesia; 3 ma ~ i: (1)

mengundang lisan; pelawaan; ulen; (2) menasihati

padai: (1) gunung tertinggi di muara Berau (sebelah kanan keluar); (2)

dipercaya perkampungan makhluk halus (jin dll.); (3) konon

tempat banyak orang bernazar untuk memasang bendera atau

melepas ayam bila nazarnya terkabul

padam =: hapus

padang =: ma ~: tumbuhan yang banyak, meluas dan homogen

P:207

194

padangkang: galiung; perahu layar (samudera) besar (lih. lambu) yang

memiliki banyak layar; pinisi

padayi: (1) beri tahu; (2) mengundang

padda =: ikan (lih. ruma) hasil pengawetan dengan penggaraman tanpa

dibelah dan tidak langsung dijemur

paddas =: 1 (1) air ~: air rebusan rempah-rempah untuk minuman jamu

bagi orang yang habis melahirkan; (2) ancur ~: (a) bubur

berbumbu; (b) makanan khas Berau untuk berbuka puasa; (c)

kuliner serupa terdapat juga di Kabupaten Sambas, Kalbar; 2

addas ~: rempah yang berbentuk kulit padi; 3 pa ~: (1) suka pada

yang pedas-pedas; (2) jehe; sipedas

paddi =: 1 pedis; perih; rasa sakit seperti terluka; 2 ~ ati: perasaan yang

terluka; terenyuh; terharu dan sedih sekali; 3 ~ parrut: (1) perut

perih karena lapar; (2) terasa mulai lapar

paddu x: buncu; kerah sudut

padi =: 1 Oryza sativa; 2 (1) ~ kabangkaian: (a) padi yang mulai tanam

sampai penyimpanan ada keluarga dalam rumah yang meninggal

dunia; (b) padi ini konon tak baik untuk bibit selanjutnya (lih.

gali); (2) ~ kataunan: padi yang disimpan tak habis terpakai

hingga panen berikutnya (satu tahun) masih ada dan banyak; (3) ~

mulang: tanaman padi yang tumbuh kembali dan dapat dipanen,

hasilnya memang sangat sedikit; 3 (1) ~ sassat di jalan: jenis padi

yang tumbuhnya padat sekali sehingga membuat orang nyasar

dalam tanaman padi ini; mayas

padiwakang: rumah besar (pesanggarahan) tempat para pejabat kampung

menginap sementara menunggu pertemuan agung di keraton

pagaddi: 1 jajan; kue; 2 ba ~: menjual kue (panganan)

pagar =: 1 ~ pangantin: (1) kain yang dibentang melintang pada saat

pengantin peria datang ke tempat penganten perempuan. Untuk

membuka pagar ini, pihak keluarga pengantin peria memasukkan

beberapa uang ke dalam pagar tsb. sebagai tebusan, karena derajat

kebangsawanan penganten wanita lebih tinggi. Pagar ini mulai dari

satu sampai beberapa buah, sesuai dengan tingkatan derajat si

wanita; (2) kalau pengantin harus melewati rumah bangsawan,

maka tiap rumah bangsawan atau raja yang dilewati dikenai pagar,

membukanya juga seperti perlakuan di dekat rumah penganten

wanita; 2 ~ air prb: orang yang banyak sekali kerabatnya, hingga

hampir tak bisa dihitung

pagawai #: (1) petugas masjid, lebai, modin; (2) ~ dua ballas: jajaran

pengelola keagamaan di masjid dan di tengah masyarakat (untuk

P:208

195

fardu kifayah dll.) yang diangkat oleh sultan, terdiri dari 13 orang,

satu orang suntarri (lih. suntarri), empat orang bilal (muazzin),

empat orang hatib, dan empat orang imam (satu di antaranya jadi

Penghulu) dipimpin seorang penghulu; modin

paggal x: ~ ati: dongkol; galut; kesal; masygul; sebel; susah hati

paggang: 1 lerah; lerai; mendinginkan orang yang sedang bersitegang;

mengantarai; memisahkan orang yang sedang bertikai; melerai;

peleh; 2 mengambil sebahagian kecil untuk ditinggalkan sebagai

jatah

paggat: 1 (1) pedot; putus; (2) ka ~ an: (a) tali pegangan terputus; (b)

kehabisan persediaan; 2 (1) nama kampung nelayan penghasil

terasi terbaik di Indonesia yang dikirim ke NTB 5 ton per

bulannya, mendapat kemasan dan merek ampenan, kemudian

diedarkan ke seluruh Indonesia; (2) ~ bukur: nama kampung di

tepian Sungai Kelay; (3) ~ pura: kanal dalam sungai pura dekat

muaranya; 3 ma ~: mengambil jalan pintas; memotong jalan;

rentas; 4 ma ~ nyawa: nafas terakhir; sekarat; 5 ~ bulan:

pertemuan akhir dan awal bulan

pagila: (1) terlelu-lalu (sangat sering); (2) ~ gila: sangat keterlaluan dalam

berbuat

pagul: (1) kubak; memotong kasar-kasar, seperti menebas (memotong)

duri pada buah durian, “laung, karuttungan” dll.; (2) memotong

rambut sekenanya sehingga nampak tidak berbentuk dan tidak rapi

(lih. buntal)

pailan #: bukuh; bulur; doyan; sangat lapar; terasa ingin sekali memakan

sesuatu yang diinginkan

paing x: 1 menyerupai (meniru) sesuatu; (1) ma ~: menyerupai hal-hal

yang terjadi di luar (umumnya terjadi pada anak-anak yang masih

dalam kandungan, mis. pada saat istri lagi hamil si suami mengikat

kaki binatang atau hewan, maka si jabang bayi akan lahir dengan

kaki atau tangan ada bekas ikatan); (2) dalam ~: masih dalam usia

rawan kena “paing,” yaitu beberapa hari setelah kelahiran, si anak

masih gampang jatuh sakit sesuai yang di”paing”nya

pair x: (1) ma ~: melaksanakan segera mumpung ada waktu; (2) di ~:

dilaksanakan segera mumpung ada waktu

pais: ikan bumbu dibakar dalam bungkus daun pisang; pepes

pajak x: 1 kalah dalam undian (lih. umpinsut) tugas, sehingga bertugas

menjadi penjaga (permainan anak-anak); 2 ~ ~ kan: permainan

kejar-kejaran pada anak-anak

P:209

196

pajalanan: ~ nabbi saribu taun: ucapan dengan mengharap dijauhkan

mara bahaya jauh-jauh oleh tuhan sejauh perjalanan nabi 1000

tahun

pajjar =: pagi buta

pajjat: 1 hantu orang yang dipercaya dapat mengisap darah atau isi perut

(suka pada orang hamil); 2 (1) kalau “pajjat” melihat mentimun,

maka ia akan terpengaruh untuk memainkan mentimun tersebut,

sehingga lupa pada keinginannya semula untuk menghisap

mangsa; (2) karena itu untuk menangkal pajjat mentimun

digantung di bawah lubang tempat buang air di rumah (rumah

panggung)

----pakai =: 1 (1) ~ an: (a) baju, celada dll. yang dipakai; (b) mantra atau

azimat konon penjaga/pengaman diri atau untuk penampilan (lih.

parmanis); (2) ma ~: berpakaian yang indah-indah, terutama

perhiasan (gelang cincin dll.); (3) pa ~: suka berpakaian yang

indah-indah; 2 ~ an aji: (1) untuk pria; (a) memakai baju jas

hitam; (b) celana hitam; (c) peci kuluk hitam polos (lih. tarbus);

(2) untuk wanita; (a) baju hitam dodel “miskat” -----; (b) sarung

batik cokelat gelap; (c) sanggul diselipi kembang goyang; 3 ~ an

banua (rakyat kebanyakan): (1) untuk pria: (a) baju kaus oblong

putih, diberi bersetrip; (b) celana putih “besimpul”; (c) memakai

destar (lih. singngal); (d) melingkarkan kain di bahu (lih. calung);

(2) untuk wanita: (a) baju kabaya tradisonal hitam; (b) sarung (lih.

ampik) merah: (c) sanggul (gallung tinggi) dekat ubun-ubun dan

diselipi kembang goyang; 3 (b) sarung batik cokelat gelap; (c)

sanggul diselipi kembang goyang; 4 ~ an pambakal: (1) (a) baju

jas tutup putih; (b) mamakai dasi kupu-kupu; (2) atau (a) jas buka;

(b) memakai dasi panjang; 5 (a) ~ pangiran: baju dan celana

hitam ber”dudut” serta kopiah “kuluk”; (b) ~ an pangeran diulu:

baju hitam celana hitam ba”dudut” dan mamakai kopiah “kuluk”

polos; 6 ~ an radin: (1) untuk peria; celana dan baju hitam

bersetrip dan berdudut, kupiah “kuluk” baraga-raga dan bersetrip

enam vertikal dan satu horizontal; (2) untuk wanita; sanggul

dengan sisipan 12 kembang goyang; 8 ~ sultan: --------- 8 ~ an

pagawai dua ballas: (1) baju jas hitam; (2) sarung putih (lih.

ampik); (3) kopiah hitam; 9 ~ an pangantin bangsawan: (1)

untuk prianya, memakai baju “talluk balanga”; (2) untuk

wanitanya, memekai pakaian “ampik salayang”

pakakkas =: 1 peralatan; perkakas; 2 alat vital (kemaluan)

P:210

197

pakal: ganjal lubang pada perahu/kapal agar tidak bocor; majung; serat

yang dipakai untuk menyumbat celah-celah papan

pakambangan: variasi pembukaan peragaan silat (lih. kuntau), biasanya

gerakan ini digunakan untuk memasang barikade (pagar) tak

kelihatan dan mengisi tenaga dalam

pakami: orang yang menjadi lawan bicara harus bertata kerama peringkat

ke tiga dalam tata lkerama bahasa Berau

pakapuran: 1 (1) tempat menyimpan kapur dalam kadan (tempat sirih);

(2) untuk mengurangi benjol akibat terbentur (lih. bincul); 2 si ~:

(1) orang sekenanya; suka sembarangan; (2) personifikasi dalam

dongeng rakyat

pakarangan #: halaman rumah

pakasam =: asinan ikan, tiram, kima, “kurimat”, tiram dll., yang dibiarkan

berfermentasi selama beberapa hari (sehingga menjadi terasa

asam) dan awet atau tahan lama untuk disimpan; bekasam

pakau: (1) salah satu permainan kartu (remi) dengan menghitung

(menjumlahkan) angka yang tertera pada kartu; (2) (a) angka

tertinggi 9 dan terendah kosong (nol); (b) setiap kelipatan sepuluh

dianggap nol

pakaut : ~ kaut: gugu; gulut; terburu-buru; tergesa-gesa

pakiang (pakihang*) (^): botol kecil yang diisi dengan minyak khusus

yang dianggap dapat menimbulkan kekuatan gaib

pakinja-kinja: keracak

pakis =: bengkawang; tumbuhan paku; tumbuhan lumut; paku

pakkai: enggan melakukan sesuatu; gamak; kelesa; lenggana; lumuh;

malas melakukan sesuatu; tidak sudi

pakkalau: (1) kondisi air pada hari ke 8 (delapan) dan 21 (dua puluh satu);

(2) (a) keadaan air yang menjadi perhatian nelayan untuk

menangkap ikan; (b) keadaan air cocok untuk menurunkan

pancing (lih. bintu)

pakkar: (1) lekang; (2) retak-retak banyak, seperti nampak pada benda

keramik yang sudah tua sekali

pakkat x: kelat (lih. parrat)

pakkir: afkir; apkir; tidak terpakai karena tak memenuhi syarat, sehingga

disingkirkan

pakkuk x: penakut; pengecut; tidak berdaya

pakkung =: 1 (1) cabuk; inas; koreng (besar) menahun; penyakit kulit

yang berbau busuk pada kaki (lih. rungking); (2) ~ rarat: koreng

yang sulit disembuhkan dan menjalar-jalar; 2 ba ~ aku: sumpah

P:211

198

seseorang untuk menjamin pendengarnya agar percaya dengan

yang diucapkannya

pakrul: advokad; pegawam; peguam; pembela (dalam perkara)

paksa =: (1) mau tak mau; terpaksa; (2) “sengaja,” biasa digunakan orang

yang mengundang lisan pada yang diundang; memang

dimaksudkan; memang dikehendaki; semaja; semanja

paksi: paku pada ujung gasing; pangsi

paksial: khusus; spesial

paksina: utara

paktar =: orang yang mengerjakan pengelolaan pulau telur penyu atau goa

sarang burung di Berau, dengan terlebih dahulu melakukan

penawaran dan dimenangkan pada lelang oleh pemerintah daerah

pala (pahla*) =: 1 pahala; 2 sa ~ ~ x: mumpung dilakukan jadi sekaligus

diselesaikan

palai x: penyemaian bibit padi dengan cara di semai di rumah atau tempat

lain dengan menggunakan lumpur dan lumpurnya diberi beralas,

setelah itu baru di (lih. lacak) tanam kembali masih sebagai

semaian, setelah besarnya cukup untuk di tanam, baru kemudian

ditanam kembali ke sawah

palakku: kekap; pembakaran roti berbentuk penutup terbuat dari tembikar,

yang penggunaannya dipanaskan terlebih dahulu di atas api

kemudian ditutupkan ke kue atau roti yang akan dimatangkan

tersebut

palalu: punya kesan pernah terjadi waktu-waktu yang lalu, kalau

dilakukan lagi akan membawa akibat yang sama seperti waktu

yang lalu

palanduk (^): 1 berkunang; kancil; (1) ~ batang: bengkinang; (2) ~

kacang: jenis kancil bertubuh kecil; 2 personifikasi pada fabel,

sebagai hewan cerdik; (2) banyak dongengnya pada masyarakat

Berau

palang x: ~ attu: alangkah itu, betapa sampai begitu

palappak: jenis kayu hutan yang keras; marsolok

palar #: menggunakan mumpung ada, kendati sekadarnya dan apa adanya

palas #: suara senar gambus yang kurang enak (lih. sumbang) (lih.

sumbang)

palasi: ganduh; imbuh; tambahan sedikit (ketika menimbang, mengukur

dll.); tokok; tukuk

palat vulg: 1 glubus; kepala zakar; 2 cangurruk-urruk basimpai kawat,

tuan dudduk tampak ~: sampiran sebuah pantun, agar orang hatihati dengan penampilan di depan umum

P:212

199

palating: bambu penghubung benang dalam alat tenun

palau x: (1) ikan sungai (tinggi badan sekitar 15 cm, panjang 25 cm

bersisik berwarna keperakan; wates; (2) ~ bapirik: ikan palau

bakar diulak bersama sambal terasi untuk lauk makan (lih.

saluang)

palawan (pahlawan*) =: pejuang yang talah gugur di medan juang

palbit =: tempat tidur lapangan, terbuat dari kain terpal yang disangga oleh

bagan-bagan besi, dapat dilipat sehingga mudah dan praktis

dibawa kemana-mana

pali x: 1 ahmak; bodok; dengu; dongok; dungu; imbesil; i.q. antara 40

sampai 60; tole-tole; tolol; 2 (1) ~ ~: beloh; bloon; indolensi;

tingkat kecerdasan berfikir yang rendah; i.q. hanya 25; (2) ~ ~

gila: idiot; mental terbelakang; pandir (lih. palui)

paliara (pelihara*): piara; rawat (lih. ugu)

palicuk =: ta ~: belingut; keselau; keseleo; lecok; pelekok; salah urat;

tergeliat; terkilir

palik: tumpang ~: 1 jatuh terjungkir balik (lih. tumpang); jempalik;

jempalitan; 2 banting tulang (dalam mencari nafkah)

palimasan: limas; model atap rumah (lih. ayar)

palimbang =: 1 jambu bol; jambu manis; 2 ~ an: model pakaian; 3

surdadu di ~: peribahasa: banyak (padat) orang berdiri-diri dan

lalu lalang disitu-situ juga

palimbuwai: ~ limbuwai: jalan sana sini tak menentu

paling # =: 1 ba ~: kembali; 2 ka ~ an: kena sendiri; kena bumerang

(kiasan); 3 ~ ~ an: sering kambuh

palinga: ~ linga: celingak-celingukan

palippattan: 1 (1) tempat melipat; (2) tempat menyimpan pakaian yang

dilipat; 2 persendian; sendi

palisir =: jalan-jalan bersenang-senang

palit #: 1 sapu (lap) dengan kain sambil digosok agar benda atau

kotorannya hilang; seka; 2 ~ ~: kain untuk pembersih; lap

penyeka; 3 ~ ~ bibir prb: catuh; memperoleh hasil besar (lih.

tarumbul); 3 dami di ~ prb: (1) seperti dilap; (2) cepat sekali

sembuhnya; obatnya sangat mujarap, sehingga cepat sekali

menyembuhkan

palitaan =: (1) cempor; cublik; delapak; dila; oncor; kandil; lampu kecil

untuk rumah dengan gulungan seng untuk tempat sumbu; lantin;

teplok; (2) lampu kulit tudai yang diberi minyak makan dan sumbu

palitur =: cat transparan pengilap kayu; pernis; sampang

palla: jantang; pandangan agak silau karena cahaya terang

P:213

200

pallak + x: berandang; jantang; nampak nyata; seriah

pallang x: 1 arau; belang-belang besar; 2 irisan besar-besar berdiameter

sekitar 10 cm dan panjang berhasta-hasta; 3 gumpalan-gumpalan

darah baik yang keluar dari mulut atau lainnya agak banyak dan

mengental

pallas x: 1 (1) korban yang dipersembahkan kepada sesuatu yang gaib

(makhluk halus); sajian berupa kepala hewan yang diberikan

kepada makhluk halus; semah; (2) sesuatu yang dipakai untuk

menolak penyakit (bala dsb.); 2 tumbal; wadal; (1) ~ banua:

korbannya konon sapi; (2) ~ kampung: korbannya konon

kambing; (3) ~ ruma: korbannya konon ayam: (4) ~ bidan (lih.

balabbas): korbannya konon telur ayam: 2 gunung kapur yang

nampak memutih

pallat #: piringan hitam pada gramofon

pallik +: mata menatap nanar (menimbulkan rasa iba yang melihatnya)

pallir vulg =: 1 buah zakar; kelepir; 2 ~ kambing: (1) tumbuhan merambat

tepi kali (lih. tiup); (2) tongkol bijinya yang agak muda dapat

dimakan langsung; (3) kulit buahnya konon dapat dibuat manisan

(lih. halua); (4) daunnya dapat disayur dan enak

pallu (^): (1) air (seni) yang keluar dari pori-pori kulit, akibat panas

(kegerahan) atau kerja; keringat; (2) ~ gaip: keringat dingin;

keringat orang yang akan meninggal

palui: (1) beloh; beloon; pandir; (2) si ~: (a) personifikasi “orang yang

kecerdasannya kurang” (lih. pali); (b) nama ini banyak menjadi

nama tokoh dalam dongeng (cerita rakyat) Berau

palujjaan: jambangan dari kuningan tempat berludah; ketur; paidon;

tempolong

paluncu: (1) masih terlalu mudah; (2) semangka muda

palung x: (1) binjai; pohon besar yang buahnya asam, cocok untuk

diasinkan (lih. jarruk); (2) ~ an: gatal bengkak dan korengan

akibat keracunan getah pohon ini

paluntai: malas, pemalas

pamaddas: 1 (1) orang yang suka pada masakan pedas-pedas; (2) orang

yang suka masakan olahannya selalu pedas; 2 (1) halia; jahe;

kardamunggu; sepedas; sipedas; Zingiber officimale; pertama kali

ditemukan oleh Marco Polo, tapi pemedas telah digunakan di

daratan Asia sejak 5000 tahun lalu di India dan Cina; (2) ~ udang:

jahe merah; 3 (1) selain menyedapkan makanan dan nikmat

diminum, juga bermanfaat banyak untuk tubuh, dapat

menghangatkan tubuh, menghilangkan rasa mual bagi wanita

P:214

201

hamil, batuk, masuk angin, flu dan sakit kepala ringan; (2) caranya

ambil satu jari (sebesar jari) jahe kupas, memarkan dan panggang

sedikit kemudian rebus dengan 1,5 gelas air dan gula aren, hingga

tinggal segelas dan minum setelah makan; (3) jahe merah 10 gram

iris tipis, jadikan bahan bumbu dalam ayam, daging atau tempe,

ungkep, makan sebagai lauk lakukan hingga rematik hilang. Atau

10 gram “pamaddas udang,” tambah 2 buah cengkeh, 2 buah

kapulaga, sepotong kulit kayu manis, gula aren, rebus dengan dua

gelas air hingga tingal 1,5 gelas, saring, minum pagi dan malam

setelah makan.; (4) mengurangi asam lambung, mengurangi

peradangan dalam tubuh, meningkatkan nafsu makan dan

mendongkrak gairah seksual (aphrodisiac food)

pamaki: caci maki; cerca; damprat; hanum; memaki; umam; umpat

pamali: (*snd) perbuatan yang menyebabkan kualat, karena kurang cocok

dilakukan oleh orang tertentu

paman ajlamu” (faman azlamu*): juz ke 24 dari kitab suci Al-Qur’an

pamanas: 1 musim kemarau; 2 ~ an: berangasan; gampang naik pitam

pamanis: suka lebih terasa mais; suka pada sesuatu yang banyak gulanya

pamasak: biarkan (pendam) supaya masak; peram

pamasin: suka pada yang lebih asin

pamassam: suka pada rasa yang lebih asam

pamassar: tumbuh cepat lebih besar; gampang berkembang besar-besar

pamatang =: 1 ~ ammas: (1) peraturan Kerajaan Berau, sebelum

pemekaran menjadi Kerajaan Sambaliung dan Gunung Tabur; (2)

di antaranya, akan menjatuhkan hukuman pancung pada siapa

yang melakukan pembunuhan, pencurian dan perselingkuhan; 2

galengan; pembatas tanaman padi dari petak ke petak

pamattang: mantra halimun; konon mantra (ilmu) atau azimat agar tak

terlihat

pambassar: pejabat tinggi

paminangan: (1) cepuk; cerana; kadam; kotak logam (dari kuningan) atau

lainnya; lancing; penginangan; (2) epok; anyaman pandan atau

daun nipah berbentuk kotak persegi empat pajang tempat

menyimpan sirih, pinang, kapur, gambir tembakau

paminggaran: comberan; genangan air kotor di bawah kolong pencucian

(di bawah tempayan) di rumah; pencomberan; tempat pembuangan

air sisa dapur

pampakul: ikan glodok; jenis maskiper di sungai dan rawa tepi sungai

(lih. bambangu)

P:215

202

pampan x: 1 buntu; tersumbat; 2 alat penutup; tutup; 3 ba ~ sungut:

kapurancang; tata kerama saat berbicara dengan orang yang

dihormati (lih. kupia)

pampang x: 1 cabang; 2 lokasi di sungai ulak tempat bertemunya muara

sungai pangawwan dan Sungai Lati cabang dari sungai ulak (lih.

lati)

pampikau: burung puyuh semak (hutan); selui

pampurukan: burung kecil

pamuan: durja; kepala bagian depan; muka; wajah

pamulu: (1) buyung kecil terbuat dari kuningan; guci tembaga; (2) (a)

biasa dipakai sebagai ember untuk mengangkat air (lih. sauk)

mandi mayat pada bangsawan atau raja; (b) cara mengangkatnya

pun estafet (basambutan), orang berjajar mulai dari tempat air

ditimba hingga tempayan penampungan air di rumah

pamuras: karaben; senapan mesin; senapan model kuno mulutnya lebar

seperti corong dipasang dengan tunam

pana =: jepretan; ketapel; ketekan; lestek; pelinteng; selepetan

panaju: dinding-dinding pengarah untuk ikan menuju tampungan (ligau

besar) pada kelong (lih. tamba)

panamur =: jemparing (senjata yang berasal dari luar Berau); panah

menggunakan busur (gandewa)

pananggalan: jenis pajjat (lih. pajjat) yang bisa terbang dengan perut

terburai dan bercahaya (lepas kepala dan isi perut dari badannya)

panangngang: 1 (1) Baceros vigil; Dicirus pebno serosenggang; pakuh;

rangkok; rangkong gading; tebang; (2) di dunia ada 13 jenis

rangkong; 2 bulu ~ bacarik: hiasan pada bungkus (sarung) golok

dengan membelah (merobek) bulu tersebut, konon ini berarti

pemiliknya adalah jagoan sejati, bila berperang tanpa harus

menggunakan golok lagi cukup dengan tangan kosong dan dapat

mencabik-cabik lawannya dengan tangan kosong tersebut; 3

babulu kau ~ prb: “biarlah” berbuatlah kau sesukamu (lih.

kadabang) dan sudah saatnya

panaram (^): panganan dari tepung dan gula merah diaduk dengan air,

kemudian digoreng

panas =: 1 assam ~: asam hutan yang buahnya harum dan rasanya asam,

cocok untuk sambal tersi; asam gelugur; 2 ujan ~: (1) hujan dan

ada sinar matahari; (2) konon sejenis santet dengan media

tumbuhan hutan, orang yang kena selalu merasa kepanasan dan

kedinginan silih berganti sepanjang hari

panasak: musim buah yang tengah matang keseluruhan

P:216

203

panau =: noda atau bercak-bercak putih pada kulit manusia; panu;

penyakit kulit sebangsa jamur, kalau berkeringat terasa gatal

panca x: adu kuat dengan menyilangkan jari-jari dan memutar berlawanan

arah; permainan adu kekuatan tangan dan jari-jari

pancalunga: belatar; humoris; jenaka; luwes; orang yang mudah bertegur

sapa; pandai bergaul; pandai menyesuaikan diri; supel;

pancar #: 1 sorot dengan cahaya terang; 2 (1) lampu khusus yang ada

kapnya, sehingga mengeluarkan cahaya seperti sorotan senter; (2)

dipakai orang berburu pada malam hari dahulu sebelum ada lampu

senter

pancau (^): ampai; bugik; jangkung; lampai; langkai; langsar; tinggi kurus

panci x: bantam; bertubuh kecil; cebol; katai; kate; katik; kerdil; kretin;

serana

pancilakayi: (1) tukang santet; tukang teluh; (2) bahan penyantet

panciri: menyiangi daun sayur untuk dimasak

pandai #: 1 ahli dalam bidang pertukangan dan ukir-ukiran; kipu; 2 tuan

~: orang alim dan pandai kayu tempo dulu, dan sekarang

makamnya konon jadi salah satu makam keramat di Berau

pandak (^): 1 pendek; 2 ~ napas: ampek; asma; bengek; kesak; mengih;

sesak nafas; 3 ~ kuning: jenis tanaman padi (buahnya pendek dan

padat berwarna kuning)

pandalaman: 1 dua buah tiang ulin semacam tugu bertatahkan tulisan

jawi dan lontar di depan Keraton Sambaliung; 2 inskripsi; katakata yang ditatahkan pada sesuatu

pandalamman: pelosok (hulu sungai) jauh dari keramaian kota; udik

pandak =: 1 ~ napas: ampek; asma; esak; mengi; sesak nafas; 2 saluar ~:

celana dalam (lih. saluar)

pandalaman: 1 (1) tugu ulin prasasti istiadat Keraton Sambaliung;

prasasti berbentuk tiang atau tugu dari ulin, (2) bertatahkan huruf

jawi dan huruf lontar; (3) berdiri di kanan dan kiri jalan masuk ke

Keraton Sambaliung; 2 (1) inskripsinya, ditulis langsung oleh

Sultan Muhammad Aminudin pada helaian kertas; (2) ditatahkan

oleh Haji Imam Jamal (imam masjid jami Kerajaan Sambaliung); 3

(1) sekarang tugu tersebut sudah di tempatkan dalam sebuah

bangunan pengaman tugu di samping kanan keraton; (2) sudah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia; (3) terjemahan tersebut

dituliskan pada papan meja di antara kedua tugu tersebut; 4 (1)

tugu pandalaman I bertatahkan huruf jawi berbunyi: “Jika Sultan

ada duduk di muka rumah atau di muka lawang sakapping, maka

siapa-siapa mau melewati maka itu orang duduk dulu tidak boleh

P:217

204

melewati”; (2) tugu pandalaman II bertatahkan huruf lontar: “1.

Apabila Sultan berada di depan istananya atau di depan pintu

gapura maka barang siapa yang lewat harus duduk dahulu

kemudian meneruskan langkahnya. Tidak boleh berjalan sebelum

memperlihatkan diri ketika Sultan sedang berada di luar.

Demikianlah menurut aturan adat; 2. Tidak boleh berselisih di

dalam wilayah istana meskipun ada perkara yang dipertentangkan;

3. Tidak boleh tertawa-ketawa saat memandang ke istana, dilarang

pula orang duduk di jalanan depan istana, tetapi di samping istana

diperbolehkan duduk; 4. Tidak boleh melihat-lihat ke istana sultan

apabila tidak ada hal yang sebaiknya dilihat; 5. jangan menutup

atau memotong arah jalan perempuan di tengah jalan meskipun di

pandanganmu adalah seorang budak, kalian para lelaki menepilah

sedikit, jika perlu turunlah dari jalanan; 6. Apabila ada perempuan

bersama dengan ibunya yang kamu lihat turun dari rumah (menuju

jalanan), maka laki-laki berhenti dahulu dan jangan langsung

memotong arah jalannya; 7. Bagi siapa saja yang tidak

melaksanakan atau mengabaikan, maka ia meninggalkan peraturan

yang ditetapkan oleh Petta Sultan La Mappata(ng)ka Sambaliung

pandalamman: udik; daerah hulu sungai

pandan: (1) andriol; tumbuhan yang hidup di tempat basah, daunnya

panjang seperti pita, dolah dan dianyam untuk dibuat tikar; (2) (a)

~ arum: pandan kecil rendah berdaun wangi (lih. raksi), untuk

pewarna dan pengharum panganan; (b) pandan tinggi yang juga

berdaun wangi dan berdaun lebar, untuk dibuat bungkus ketupat

soto (ketupat bangkahulu); (3) ~ kapai: tumbuhan pandan

berbatang tinggi berdaun lebar, pangkal tempat tumbuh daun (lih.

umbut) dapat disayur karih

pandang =: 1 tatap; 2 ma ~: (1) pandangan nanar karena sedang sekarat;

(2) melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena

memperhatikan keberadaan orang lain yang dihormati (lih. liat)

pandikar =: orang yang jago dan pandai bersilat

panding =: 1 ikat pinggang; 2 pisang ~: pisang hutan, berbuah panjang

kecil sebesar kelingking dan berbiji

pandumman: patokan arah yang dituju; pedoman; pandom

pangadangan: 1 sementara menunggu (lih. adang); 2 lalangit ~: tutup

kain pada bagian atas pelaminan

pangaddu: benalu; bendalu (lih. pangalakan); tali putri

pangalakan: jenis benalu

P:218

205

pangannik: 1 ~ ati: gampang tersinggung; hiper sensitif; lampas; 2 ~ nya:

(1) yang paling sedikit; (2) yang paling kecil; bontot

pangantin =: 1 kemanten; manten; mempelai; temanen; 2 pakaian ~:

orang kebanyakan (1) ~ laki-laki: (a) memakai setelan “talluk

balanga”; (b) peci haitam; (c) sarung pelikat disimpulkan setengah

paha; (2) ~ wanita: (a) memakai baju kebaya (b) “ampik

salayang”; 3 inda ~: penanggung jawab pengantin, mulai

perawatan kecantikan hingga keselamatan keduza mempelai,

terutama mempelai wanita (lih. cuca); pagar ~: kain (lih. baalai)

dibentangkan melintang rendah di jalan yang akan dilalui

pengantin peria; 4 pakaian ~ kebangsawanan: (1) memakai

setelan serba kuning, baju, celana dan sarung; (2) bermahkota

pasangan “kahar suhung”; (3) memakai pelaminan berpagarkan

“walu sugi walu gandi” dan” lalangit pangadangan” berhiaskan

dan bertaburkan dengan “kida-kida”

pangarau: kemarau; musim panas yang panjang di daerah tropis; tuarang

pangaut: ceduk; centong; entong; sendok kayu (besar) untuk

memindahkan nasi dll.

pangawak: badan rumah; bangunan utama; induk rumah; rumah selain

rumah dapur

panggagar #: mantra yang disertakan dalam teriakan (lih. tarais) yang

membuat orang yang mendengar menjadi lemah dan ciut

panggal x: 1 (1) patah; tetak; tuntung; (2) pa ~: gampang patah, sering

patah; 2 pa ~ an: campuran padi yang berisi dan hampa (lih.

bubu); 3 ~ sawakung: patah tidak rata (bertingkat-tingkat); 4 sa ~

ari: setengah hari; 5 ka ~ an: (1) kepatahan; (2) (a) hilang kepala

akibat “ayau” atau “culik”; (b) sesuatu kehilangan kepala akibat

sesuatu hal yang tidak diketahui; (3) ucapan yang ditujukan pada

seseorang, akibat rasa geregetan; 6 (a) gallang-gallang ~: cacing

tanah agak kecil, pendek dan banyak bergerak-gerak; (b) bangsa

gallang-gallang ~ prb: belingsat; sebutan untuk orang yang tak

bisa duduk tenang

panggalak: dopis; kacang-kacang; kecepek; lantak; senapan lantakan

(yang mesiunya diisikan dari lubang larasnya); ucis

panggang x: 1 (1) memangkalkan; ranggak; (2) ta ~: kandas; sanggat;

terdampar; 2 ~ an aji: (ukuran) ayam muda (remaja)

panggau x: balkon; langkan; tempat duduk agak tinggi dalam gedung (lih.

rk); tribun

P:219

206

panggil + x: (1) tumbuhan semak berbunga merah (bahan obat); (2)

biasanya direbus, airnya diminum untuk menghilangkan rasa sakit

akibat bekas koreng api (lih. kayap)

panggung x: arena yang lebih tinggi untuk tempat pertunjukan

panggurap: perompak (lih. mundu)

pangian: gelar kebangsawanan peringkat ke tiga setelah ratu dan putri,

yang diberikan kepada bangsawan perempuan yang berhak atas

gelar itu

pangirak: pengiring raja (sultan) saat bepergian

pangiran =: 1 gelar bangsawan tertinggi (peringkat kedua) di kerajaan

setelah sultan; 2 ~ diulu: (1) (a) salah satu model pakaian

kebangsawanan (dari empat model yang ada); (b) pakaian hitam,

ber “dudut”, kopiah kuluk polos; (2) semacam struktur organisasi

kebangsawanan di tingkat “pangiran”; 3 ~ dipati (adipati):

bangsawan Kerajaan Gunung Tabor yang pernah jadi pemangku

kerajaan, diasingkan ke Martapura (oleh Belanda) dan pernah pula

mendapat medali penghargaan dari kerajaan dari Belanda (zaman

Ratu Welhelmina)

pangissian: (1 tempat mengisi; (2) wadah berkumpulnya koloni burung

walet dalam membuat sarang di gua-gua

pangka: melempar gasing pada gasing lawan

pangkaran: (1) buyung; gentong; gombang; gumbang; kemendalam;

martaban; pedema; tapayan; tempayan; tempat penyimpanan air

minum; (2) puwun ~: lantai di sekitar tempayan

pangkui: kata seru menyatakan tidak mau (slang dari “kanapangku iya”)

pangkul: talluk ~: 1 area dekat kampung tanjung batu; 2 dulu kampung

tempat pengungsian penduduk dari kampung talassau, saat

pendudukan jepang

pangngap x: bicara selalu tersendat-sendat; gagap; kami sosolen

pangngat: kolak yang dikentalkan (dikeringkan), hanya tinggal butir-butir

singkong dan gula kentalnya

pangngus x: dis; tak dapat dianulir lagi (pada permainan anak-anak, jadi

permainan harus diteruskan)

panguk: 1 anggul; caduk; dodak; comet; congak; dongak; jelangak; kepala

agak terangkat; leding; mendongak; ranggul; 2 perahu yang

haluannya agak melengkung ke atas, terangkat

panguling: bidan kampung; dukun beranak; paragi

pangulu: penghulu (bagian dari imam empat, yang memimpin kegiatan

keagamaan, termasuk memimpin pegawai dua ballas)

P:220

207

panguluran: disentri; penyakit radang selaput lendir usus besar, dengan

gejala berak-berak bercampur lendir; buang air besar bercampur

darah

panimbul: 1 pelampang; pelampung; telampung; 2 (1) langnga ~: minyak

urut untuk mengatasi penderitaan karena benturan dan tahan

bentur (pukul); (2) mandi ~: orang yang dimandikan untuk kuat

tahan dan bentur

paningngal: bandel; bangka; bengal; dablek; gemblung; keras kepala;

susah diatur; tekak; tidak mau menurut nasihat (peringatan,

teguran, dll.); ungkal

panisilin: antibiotic yang dihasilkan beberapa jamur; obat koreng

paniti =: jarum penyemat; kawat yang dilingkukkan untuk memaut

baju/kain; kokot; pengelat

panjadian: makhluk jadi-jadian; siluman

panjang =: 1 pulau ~: pulau dekat pualu derawan; 2 rantan ~: (1) alur

sungai kecil yang panjang; (2) nama kampung dalam sungai birang

dan nama kampung di tepian Sungai Kelay

panji =: bendera-bendera kecil panjang; duaja; kalimantang; merawal;

bendera-bendera kecil sebagai tanda; ula-ula

panjukut: nelayan; telayan

panjut x: 1 haring; jerat; kilas; 2 ikkat ~: ikatan yang bisa dibuka kembali,

ikatan yang bisa dikencangkan dan dikendurkan; simpul dan dapat

bergeser; simpul pulih

pannai #: tempat (wadah) mengulak sambal (lih. ulak-ulak)

pannat x: kepecong; kesemutan; sebar; terasa keram karena lama duduk

tidak bergerak

panning x: 1 (1) pening, sakit kepala; (2) ~ ari: sakit kepala harian yang

menyerang saat matahari mulai naik sekitar pukul sembilan dan

sepuluh; 2 ~ patungut: (1) orang yang pergi atau datang sangat

cepat hampir-hampir belum sampai ke tujuan; (2) guna-guna

(menggunakan puntung api) yang dapat membuat orang kembali

segera sebelum sampai ke tujuan; 3 ba ~ surut: keadaan air mulai

berubah dari pasang naik ke pasang surut (lih. pasang); kelas

pannu =: manjua ballum pannu prb: orang yang berbuat berlebihan

padahal belum sepantasnya begitu

pannyu =: (1) Chelonia mydas; kambar; katung; (2) (a) agal; penyu besar;

(b) konon penyu ini dahulu ada kantong (semacam tembolok) di

lehernya menyimpan banyak mutiara

pansak: mengesu-gesukan; mendesakkan

pansar: mendorong dalam kepadatan

P:221

208

pansut: (1) didorong-dorong supaya melakukan sesuatu; (2) hasut

pantai =: 1 sebutan untuk kampung Babanir; 2 banua ~: salah satu dari

tujuh benua pembentuk Kerajaan Berau (lih. baddit dipattung)

yang dipimpin oleh Rangga Batara

pantak (^): 1 pantek; pasak; memaku; 2 ma ~: (1) memasang paku; (2)

pohon langsat yang mulai tumbuh (tangkai bakal bunga) buahnya

(pada musim buah akan mulai); 3 ~ batang: pasak penahan palang

lantai pada batang landasan tepian

pantas #: (1) kata jawaban dan tanya atas perlakuan orang; (2) memang,

karena itu dia berlaku begitu

pantasi #: imitasi; bukan asli; tetiron

pantau x: pancing bertali pendek untuk menangkap ikan besar patin dll.),

diberi pelampung dan dihanyutkan di tengah sungai

panting x: petik (dawai; tali gambus)

pantun =: sanjak dari empat baris, dua baris sebagai sampiran dan dua

baris lagi sebagai isinya, berirama secara teratur

panumbung: tambuh; tambuhan; nasi yang disiapkan untuk ambahan

papak #: 1 ambalan; arak; elu; gerebek; giring; menyambut atau

mengantar (melepas) beramai-ramai (biasanya dengan alat bunyibunyian); 2 papar; rata ujungnya; tidak runcing

papan =: 1 ~ punggung: punggung sebelah bawah; tongkeng; 2

balimbing ~: belimbing segi lima; 3 umbang ~: ayunan tempat

bermain anak-anak terbuat dari tali dan papan pendek (lih. apan)

papar: 1 sama ~: sampai pas kebatar atas; sejajar ujungnya

paparam: bobok; boreh; obat pelumur yang dilumurkan pada bagian

tubuh untuk menghilangkan rasa pegal setelah terbentur atau

terkilir; param; ramuan antar rempah dan tumbuhan hijau yang

diramu dan diulek, untuk pengompres bagian yang sakit, seperti

lebam, terbentur dll. penyakit dalam

paparrutan: isi perut; jeroan,

paparut: 1 (1) kukur; parut; (2) alat pemarut; parutan; 2 ~ salada: parut

khusus yang parutannya sangat kasar

papas x: 1 (1) lewat cepat menyapu seluruh permukaan; (2) layap; terbang

sangat rendah; tepis; 2 sapu bersih (semua kena)

papatik: orang diajak bicara harus menggunakan tata kerama dalam

bahasa Berau tingkat pertama dan kedua

papayyas: gigi sri (gigi depan); mahkota gigi

pappak: kunyah benda yang agak keras

P:222

209

pappal: (1) potong sampai rata dengan tanah; (2) ba ~: membersihkan

lahan sawah (lih. barayyang) dari rumput-rumput sisa tebasan,

agar mudah ditanami

pappas: memancing dengan cara di lempar-lemparkan ke atas air

umpannya, agar ikan menyambarnya

pappat: 1 guntung; kotong; lontos; papak; rata ujungnya; 2 memotong

sampai rata; 3 ~ kuku: potong kuku; pedikur; 4 pundung ~:

adaktil (lih. pundung)

pappai: gapai; sentuh

pappak x: kerjap; kunyah; memamah benda keras

pappal: (1) memotong sampai habis (lih. simpal); (2) ba ~: membersihkan

sisa-sisa tebasan di sawah dengan memotong sampai ke akarnya

(lih. uma)

pappar: cadok; lamur; penglihatan terganggu, kurang jelas; rabun

pappas: pancing dengan menggunakan tongkat pancing, penggunaannya

dengan cara umpannya dilempar-lemparkan ke atas permukaan air

pappat #: 1 guntung; lontos; memotong bagian atasnya; papak; papar;

tampas; 2 ~ kuku: ketam; potong kuku

para #: tempat mengeringkan kayu bakar di atas dapur; pagu

paracca: mengeringkan air atau keringat dengan menggunakan kain atau

kapas dengan cara menekan-nekankan kain atau kapas pada yang

permukaan yang dikeringkan tsb. (pada wajah, koreng, luka dll.)

paraggap: kancah; sepemeluk; sependekap

parak (^): 1 dekat; 2 hampir; sebentar lagi

parasangku: mungkin saja; entahlah

paras x: cada di ~ kan: tidak dirasakan (sakitnya)

paraggam: burung balam besar

paraggap: kancah; sependekap; sepemeluk (besaran diameter)

parakkat #: lem; lak; laka; lakari; lakri

paranakan: 1 tempat melahirkan; 2 indo; 3 jenis model pakaian

tradisional pria

parang x: 1 bacok; 2 ~ maya: sejenis santet yang memutus peralatan

dalam (jantung dll.) sehingga orang kena santet ini tidak berumur

panjang

parangat: 1 (1) mangruf bogem; pohon air asin di tepi sungai; pidada;

sonorotia; (2) buahnya sebesar piring kecil dan dapat dimakan; (a)

dibuat asinan; (b) cocok untuk sambal terasi; (c) dibuat sirup; (d)

dibuat selai; (e) dibuat bahan sabun; (f) dibuat bahan pewarna

batik; (3) pucuk (daun muda)nya bagus untuk campuran pupur

basah, konon mengurangi jerawat dan menghaluskan kulit; 2

P:223

210

bangsa ~ tampas prb: ejekan terhadap orang (perempuan) gembil,

berwajah gemuk dan lebar (lih. apung)

paranginan: 1 lubang angin; ventilasi; 2 bangunan terbuka yang mudah

dilalui angin sehingga orang yang berada di sana menjadi sejuk

parangmadani: ambal; babut; jentang; karpet; katipah; permadani

parangngan: berui; ikan todak; hiu gergaji; hiu parang;

parangngat: sering sekali kena rasa sakit pada bagian tertentu dari tubuh

(gigi, kepala. perut, pinggang dll.)

parangmadani: ambal; babut; gudeeri; hambal; permadani

parannya: bertepatan; tatkala

parantun: sangkal, tangkai beliung

parappat: 1 pohon pantai keluarga bakau; 2 tanjung ~: nama kampung di

pesisir pantai tenggara Berau

paras x: (1) rasa (peduli); (2) cada di ~ kan: tidak dirasakan (tidak marah

dsb.)

parasangku: 1 barangkali; dugaanku; kalis; mengkali; mentak; mungkin;

2 entahlah

paraslin: porselin, tembikar keramik

parassappan #: anglo; nyolo; pedupaan

parau = garau; serak

paraung: ta ~: bersamaan datangnya; bersamaan waktunya

parawu =: 1 arumbai; kelulus; kelumit; ketiap; (1) ~ bakarut: perahu

yang dibuat tanpa menggunakan paku (karena waktu itu paku

belum ada); (2) ~ sabukuan: jongkong; kolek; sampan yang

dibuat dari kayu utuh yang bagian tengahnya dilubangi berceruk

seperti lesung (alat penumbuk padi); (3) ~ kulit: perahu yang

dibuat dari kulit batang kayu (perahu ini juga di”karut”) (lih.

karut); (4) ~ palumbaan: perahu naga khas Berau untuk lomba

(lih. kukus) pada perayaan hari-hari besar dan (lih. irau); (5)

kapala ~: bagian perahu paling depan dan belakang yang diukir

dengan ukiran “limatak kannyang”; (6) tangan ~: cadik; (7) ~

rawwan: (a) perahu kecil mainan; (b) perahu kecil berisi sesajen

untuk dilarung; 2 pullut-pullut si manjurikkat, gala-gala dalam

~: sampiran pantun dengan harapan agar seseorang jatuh hati

parca: azimat kekebalan (berupa tulisan pada kain atau kertas) (lih.

wapak); sangga, azimat kebal terhadap senjata tajam

parcis #: persis; mirip benar

pari =: 1 (1) ~ ampau: pari kecil yang berbisa; stoke; (2) ~ daun: pari

yang agak tipis; (3) ~ manta: pari yang besar dan hanya makan

plankton; pari hantu: (4) ~ manuk: pari yang paling enak

P:224

211

dagingnya; (5) ~ minjar: pari besar yang rasanya kurang enak

(cenderung pesinga); 2 di ~ ~ kan: (1) dirasakan rasanya

(penderitaan); (2) diperhatikan; diutamakan

paria =: 1 (1) Momordica charantia Linn; pare; peria; (2) ~ laut:

tumbuhan merambat seperti mentimun, buahnya panjang (seperti

badan ular) dapat disayur (seperti labu putih); 2 bua ~: (1) buah

pare; kambeh; (2) panganan tepung ketan diisi kelapa parut dan

gula merah dibentuk seperti buah pare dan direbus.

pariama: 1 bintang belantik; bintang beluku bintang nampak dari bumi di

malam hari (lih. sulu), tiga sejajar dan besar; dijadikan pedoman

petani tradisional Berau untuk mengerjakan pertanian padi di

ladang atau sawah (lih. barayyang); 2 (1) ada legenda “pariama”

dari petani Berau, pariama itu (ceritanya) berasal dari satu orang

lelaki petani yang miskin karena sering gagal panen karena

kesulitan menentukan waktu yang tepat untuk menggarap lahan

pertaniannya, sehingga ia naik ke langit untuk menjadi pertanda

pelaksanaan penanaman padi, kemudian dua istrinya juga ikut

naik, sehingga menjadi tiga bintang tersebut (bintang tsb. pertama

muncul satu buah, kemudian muncul yang kedua dan seterusnya

yang ke tiga); (2) para petani di awal malam (beberapa saat setelah

magrib) melihat posisi ketiga bintang itu untuk dijadikan pedoman

kapan mulai membabat (menebas) kapan mulai menebang (pohonpohon, hutan), kapan membakar dan kapan menabur benih

paribasa x: 1 basa-basi; 2 formalitas

paribau: (1) dulu kampung di tepian Sungai Berau di hilir Gunung Tabor;

(2) kemudian menjadi daerah perladangan (lih. uma) dan kebun

tradisional; (3) sekarang Kampung Paribau berada di atas

menempati jalan provinsi dari Berau menuju bulungan

parijjak: Aleuritas moluccana; keminting; kemiri; kerambik; pohon yang

biji buahnya dipakai untuk campuran bumbu masakan

pariksa =: kurang ~: tidak tahu persis

parinaian: ba ~: berlambat-lambat; tidak segera

paringkuatan: gaya gerak seseorang (lamban atau cepat)

parinta =: penugasan; titah

paris #: 1 ~ ~ an: lomba berhadiah (piala dll.); 2 ma ~: air pasang mulai

deras (lih. maris)

parisdin: 1 kepala Negara; presiden; 2 tangga ~: cele; motif kain (petakpetak dan warna warni)

pariuk =: 1 kendil; tempat menanak nasi terbuat dari bejana besi; 2 ~

billau: kantong semar; Nepenthes; sencerek

P:225

212

parlak x: tikar plastik tak tembus air, untuk alas tidur anak-anak atau

untuk taplah meja

parlu =: ~ ngku: apa untungnya bagiku; buat apa melakukannya; percuma

saja; tidak mau menurutinya

parman: firman; kalam; sabda; titah

parmanis: cendui; japa; mantra-mantra membuat orang tampak manis

mempesona; mantra pengasihan

parra (^): 1 peras; 2 ba ~: (1) sudah diperas; (2) gurah

parrai: 1 (1) libur; liburan; mangkir; mengaso; tempoh; vakansi; (2) ~ an:

jam istirahat dari jam pelajaran di sekolah; 2 geratis

parrang =: ~ pijar: perselisihan sengit

parrat: kelat; sepat

parri: (1) ruku-ruku ~: tumbuhan rumput; (2) cabi ~: cengek; lombok

rawit, abad ke-15 berasal dari Amerika Selatan

parring: jenis bambu kecil (semak); pring; sarik

parrut =: 1 (1) usus (lih. ucus); (2) ~ balanak: asinan perut ikan (lih.

balanak) yang enak untuk lauk; 2 kacang ~: jenis kacang panjang

yang buahnya panjang dan besar (lih. kacang)

parsin =: fee; hadiah; kamsen; komisi; tip

partikulir: perorangan; pribadi; swasta;

partukal: (1) biawas; jambu biji; jambu kelutuk; Psidium guajava; (2)

jenis jambu yang konon berkhasiat obat diare

paruan: (1) (a) sesuatu pelengkap untuk dibacakan doa untuk arwah orang

yang sudah meninggal (lih. rua); (b) paruan barupa makan masak

atau bahan makanan, berupa beras sepiring dan telur sutir atau

garam sebata; (2) (a) paruan di rumah orang yang meninggal dan

pembaca doanya yang datang; (b) ini berlangsung selama 7 hari,

hari pertama sampai hari ke-7 sejak dikebumikan; (c) paruan

diantar ke rumah pembaca doa sejak hari ke 8 hingga ke-14

parukuan: dompet/kotak tampat rokok

parukunan: kitap pelajaran peribadatan (tulisan Arab Melayu)

parundutan: sa ~: sekeluarga (anak pinak)

parung +: para-para

parunguan: bentuk perwajahan; mimik; paras; roman; rupa air muka

parungut: murbili, penyakit sampar pada anak-anak yang belum pernah

kejangkitan, berupa panas tinggi dan keluar seperti kembang

keringat sekujur tubuh

pasambutan: ciriwangi; mas kawin yang diberikan oleh pengantin peria

pada pengantin wanita, saat pernikahan

P:226

213

pasang =: (1) air naik pengaruh gaya tarik bulan dengan daur waktu setiap

dua mingguan; (2) ~ gila-gila: (a) air gerakannya tidak menentu

kadang pasang, kadang surut dalam waktu yang hampir

bersamaan, relatif pendek (tidak normal) (lih. pakkalau); (b)

berlangsung pada 7 hari bulan dan 22 hari bulan hijriah; (3)

mangambang ~: keadaan air mulai berubah dari surut ke pasang

naik; (4) bapanning ~: air mulai akan surut (lih. panning)

pasanggaraan (pasanggarahan*) #: jambar; manzil; manzilah; mess;

rumah singgah; tempat menginap gratis yang disediakan kampungkampung jauh (lih. padiwakang)

pasar =: ~ malam: keramaian hiburan rakyat yang diadakan pada malam

hari dalam rengka perayaan hari besar tertentu (hari kemerdekaan

dll.) (lih. irau)

pasarakan: 1 (1) tempat bertemu dua aliran sungai (lih. pampang);

tempuran; (2) tempat bertemunya air Sungai Segah dan Sungai

Kelay di ujung Tanjung Redeb, antara Gunung Tabur dan

Sambaliung; 2 tradisi masyarakat Berau, di lokasi tersebut konon

tidak boleh dilewati orang yang sedang hamil, anak yang

dikandungnya akan gaib (hilang), seperti juga gunung “Pegat”

antara Lamongan dan Jombang, kalau pasangan pengantin yang

lewat di sini diyakini akan berpisah (cerai)

pasat: penangkap ikan dari jaring bertangkai kayu

pasayan: (1) nama kampung di sekitar Mangkajang; (2) di sekitar

kampung ini ada dua kampung lagi, yaitu Kampung

Mangkalanuran dan Kampung Baru (eksodus) Kampung

Mangkajang yang menjadi lokasi pabrik pulp

pasi x: buah yang isinya mais; kepundung

pasiang: kepres; menyiangi ikan atau hewan-hewan kecil lainnya sebelum

di masak (lih. panciri)

pasiapan: bentuk tubuh; gaya badan; sikap tubuh

pasigayan: sudah sedang untuk dipergunakan

pasilli-silli: ba ~: bega; berkeliling-keliling di sekitar situ-situ saja

pasinggar: jenis kerang laut, hidup dipantai berpasir, rasanya enak dan

agak pahit sedikit

pasinunnu-sinunnu: tersipu-sipu

pasisi: pedulikan; dipandang (disegani)

pasisir (^): penumpang kapal

pasla: 1 pahala; 2 ~ wan: pahlawan

passal x: penyebab; perihal; sebab; tentang

P:227

214

passan =: 1 ~ ~: laba-laba hutan yang sangat beracun; 2 salundang ba ~

di mayang prb: yang seharusnya dinasihati justru memberi nasihat

passing =: aring; bering; (bau) hancing; haring

passut: nama goha sarang burung walet (lih. battan) milik pemda

pasu: capah; capar; takaran untuk padi atau beras khas Berau tempo dulu

(hampir satu kaleng minyak makan persegi empat atau seberat 12

kg beras)

pasung =: 1 dua kayu besar berceruk untuk menjepit kaki seseorang yang

gila agar tidak dapat mengamuk; 2 di Berau pasung dijadikan

sebagai obat penyembuh bagi orang yang terganggu pikirannya

bila terbuat dari kayu khusus (lih. radab)

pata =: 1 patah terlipat (tapi tidak terlepas): 2 ~ saribu: tanaman hias

dalam pot, hijau tua dan tiap ruasnya ditumbuhi daun

patal +: ~ an: gempal dan kencang; bodi yang bagus

patalian: barang-barang tanda ikatan pertunangan dari pihak pria kepada

pihak wanita

patammu: ditemukan; ketemu

patani: 1 pica ~: salah satu tipe ukiran khas Berau; 2 si ~: (1) nama

meriam kuno kecil di Museum Batiwakkal Gunung Tabor; (2)

konon dibuat dengan pijatan tangan, sehingga menimbulkan jejak

pijatan ke seluruh meriam tersebut

patapukan: tempat persembunyian (lih. buntu)

patau: perasan parutan kelapa atau lainnya; santan

pati: (1) menurut (mendengarkan) perintah; patuh; taat; (2) ma ~ kan:

menuruti

patik (^): 1 (1) hamba; saya; (2) gaya bertutur peringkat tertinggi dalam

bahasa Berau; (3) kata “patik” ini terbagi kepada dua tingkatan; (a)

tingkat pertama: gaya bertutur kepada raja atau sultan; (b) tingkat

kedua, kepada bangsawan dan mertua; (4) mertua ada yang di

“papatik,” ada pula yang “dipakami” saja, tergantung peringkat

kebangsawanan antara “mertua dan menantu”; 2 dipa ~: orang

kalau kita bicara dengannya harus bertata kerama tingkat pertama

atau tingkat kedua; lebuah; labuh

patikaman: pamungkas; pukulan mematikan lawan (dalam pencak silat)

(lih. kuntau)

patiku: 1 hiu martil; jenis ikan hiu dengan moncong melintang seperti

huruf T (tempat mata); 2 ~ an: teko; tekoan; tiku; tempat air

minuman teh bercerek

patin =: 1 ikan sungai yang tidak bersisik, bentuk tubuhnya panjang pipih

dan ramping, punggung di belakang sirip lurus, depannya agak

P:228

215

tinggi dan menurun pada kepala, tubuh bagian atas, sirip pada ekor

berwarna kehitaman, sedangkan sirip punggung warnanya

kemerahan; 2 lammau ~ pindang sayur prb: kata-kata tempellak,

yang berarti rasakan itu, karena ulahmu juga

patina: (1) sesajen yang terdiri dari 2,5 kilogram beras, sesisir pisang

(sanggar), sebuah kelapa, sebuah gula merah bungkus, dian (dari

lilin madu bersalut kain kuning) dan kelumping (lih. ungkal); (2)

kemudian diserahkan pada orang yang membidani kelahiran,

menangani acara-acara sacral yang membutuhkan “patina”, seperti

perkawinan, sunatan, khataman dll.

pating: pasak kayu untuk tumpuan memanjat

patinung: ~ tinung: melihat-lihat sambil menajamkan mata mencari-cari

melihat dan mencari-cari sesuatu

pattak: ketel; ketes; meler; tetes; titik; titis

pattang x: (1) gelap; gelita; (2) ma ~ i: menghalangi dari sinar cahaya

yang diperlukan; (3) pa ~: doa halimun; kekuatan supranatural

yang membuat orang tak kelihatan

patti =: 1 ~ bassi tabuka prb: (1) peti simpanan barang berharga di rumah

dibuka; (2) (a) panen rotan di kebun kerajaan di sungai siduwung

dimulai; (b) rakyat menyambut dengan sukaria dan berarti akan

ketiban rezeki yang banyak

pattik: 1 benda panjang kecil terlepas ujungnya dan melenting; 2 ~ ~:

orang yang berjalan atau bekerja dengan gerakan tangan yang

ringan dan cepat

patting: (1) kondisi air tidak pasang dan tidak surut atau sebentar surut

kemudian pasang lagi dan surut lagi (panca roba); (2) ini terjadi

pada 7 hari bulan, pada 22 hari bulan; (3) keadaan ini disebut

“pasang gila-gila”

pattis =: 1 memutus (benda kecil panjang) dengan sekali bacok; 2 air

rebusan udang (lih. barras) yang dikentalkan, untuk campuran

sambal rujak dll.; sejenis terasi dari bahan cair pekat udang dll.

pattuk: (1) (a) cucuk; paruh; (b) catek (tentang ular); cagut; catuk; pacuk;

pagut; mencatuk; mencotok; (2) ba ~: (a) mempunyai paruh; (b)

saling pematuk (berkelahi)

pattung: 1 betung; bambu besar yang tumbuh di hutan (lih. baddit); 2

“rantau” yang ada di sungai ulak

patuan : emang; paman atau tante; saudara atau sepupu dari kedua orang

tua

P:229

216

patukan x: 1 alat pembidik (dalam permainan gundu) (lih. kullai); alung;

2 ~ dalam: menggunakan buah terakhir untuk alat bermain,

sekaligus bila kalah menjadi alat pembayar

patung =: ikut membeli sedikit sesuatu yang sudah dibeli pada pembelinya

patungut: 1 puntung api; tumber; 2 panning ~: (1) punting yang diputar

arahnya; (2) mantra dan santet yang konon dapat mengubah arah

orang untuk kembali ataupun arah angin bagi orang yang sedang

berlayar

patut #: layak; pantas

paut # (^): 1 (1) tikai; (2) tidak sefaham; 2 selisih; beda

paya x: klembar besar (pukat)

payama =: pakaian rumah; pakaian tibur; piyama

payang: 1 keluak; keluwek; kepayang; kepecung; pucung; simaung; 2

assam ~: pohon asam hutan yang buahnya terbesar di antara buah

asam, berdiameter 12 cm dan panjang 16 cm dan kalau sudah

masak rasanya manis; 3 (1) biring; merah kekuning-kuningan;

banyak warna merahnya; (2) manuk ~: ayam banyak bulunya

yang kemerahan; (3) taddung ~: ular bersisik kemerahan yang

banyak

payau: rusa; sangsam

payit =: 1 pahit; rasa getir; 2 ~ dara: immune; tidak gampang sakit

payu (^): (1) kayun; laku; laris; (2) ka ~ an: larap; laris manis

payuk: mengikat keempat kaki (hewan) dan tangan (manusia atau

primata); rapus; telikung

payung =: 1 lambang kebesaran kerajaan sebagai pengayom rakyat; 2 (1)

pada saat melalui keraton adat meminta menutupkan payung

tersebut: (2) demikian pula pada saat melintas di dekat batu

mahligai sekitar jembatan Pelabuhan Teluk Pea Kampung Bohe

Bukkut, dipercayai masyarakat setempat, kalau lewat berpayung

terkembang di sekitar area ini, konon yang bersangkutan akan

jatuh sakit (biasanya sakit kepala yang keras); 3 ~ ~: (1) nama

kampung di Pulau Maratua (2) di tepi pantainya terdapat batu

berbentuk payung, akibat erosi ombak laut; (3) inilah yang diambil

menjadi nama kampung tsb.

pia: (1) gatta ~: karet (buahnya); (2) isi buahnya dapat dibuat sambal

(ganti kacang tanah); (3) (a) buahnya, sering dimainkan anak-anak

sebagai gundu (lih. kalikir); (b) diadu kekuatannya dengan

menindiskan dan memecahkannya, yang mana lebih dulu pecah itu

yang kalah; simecah; (c) kulit buahnya dapat dijadikan kipas

mainan (lih. pinannak)

P:230

217

pial: cengger; jengnger; balung

pialing: jenis burung; Psitacula inserta; teraling

pialip: lenyap seketika; menghilang tiba-tiba

pias = 1 terkelupas kesamping; 2 ~ ~: nampak terkelupas besar; 3 ma ~:

(1) mengupas membelah kesamping (tipis); (2) membelah kayu api

(kayu baker); (3) sa ~: sepotong kayu bakar

picamit: cepat seketika

picangngik: tiba-tiba bersuara nyaring seperti menangis nyaring dan

terhenti

picca =: 1 ledak (kecil); pecah; (1) ma ~: (a) memecah; (b) menetas; tetas;

2 (1) ~ di ilat: kue lembut, sehingga tidak memerlukan

pemamahan lagi (seperti kue salju dll.); (2) ~ abu: lahan yang

sudah disiram hujan (lih. abu), sudah dapat ditanami bibit padi

atau tanaman lainnya (lih. uma); (3) ~ patani: model salah satu

ukiran khas Berau

piccak +: sangat sedikit bila dibanding tempat penyimpanannya

pidak: biji buah karet (lih. pia)

pidat: gombeng; membuka dan menahan bukaan benda yang tertutup

piddak: 1 duduk rata dengan seluruh bokong dilantai; 2 ~ ~: duduk enek

dilantai dengan santai

pidungkam: (1) aji pembungkeman; doa pematah lidah; mantra membuat

musuh tdak berkutik; (guna-guna) membuat orang terdiam tak

berkutik, terdiam tak bisa bergerak seperti terhipnotis;

pembungkam; (2) ~ buaya: pada saat buaya menerkam manusia,

biasanya orang di sekitarnya terdiam tak dapat berbuat apa-apa

pigis: afkir; depak; ditolak; singkir; tidak diterima

pii partikal: kata di awal kata sebagai sesuatu yang terjadi tiba-tiba yang

ditunjukkan pada kata di belakangnya; (1) ~ alip: tiba-tiba lenyap;

(2) ~ laggum: ~ tungil: tiba-tiba terjungkang

pi il: korenah; perugai; perujai; sifat dan kebiasaan yang kurang baik;

tabiat jelek

piis (pis*): kata seru untuk mengusir kucing dll. (lih. us)

pijammil: dingin lembut yang enak; jalad; sejuk

pijar =: 1 nyala putih karena pembakaran dengan panas tinggi; 2 parrang

~: perselisihan yang sengit

pika: kaki x (eks) atau bentuk 0; kaki tidak simetris

pikaccal*: konon jenis santet menggunakan benda tertentu

pikaccang*: konon jenis santet yang membuat alat vital kaum lelaku

masuk ke dalam (lih. lajjab)

P:231

218

pikang: ~ ~ an: celah antara dua paha (di atas paha); kelangkang;

selangkangan

pikarras: (1) pengeras agar obat yang diobatkan mujarab; (b) pemberian

(upah) pada orang yang mengobati (dukun) (lih. jarum)

pikat: (1) lalat kuning penghisap darah; (2) ~ bayi: lalat penghisap darah

berwarna hitam dan bertubuh besar (biasanya pada hewan ternak

dan hewan hutan); langau

piknik: jalan-jalan berlibur; pergi keluar kota bersama-sama sambil

membawa bekal dan makan-makan bersama

pikuk: erot; membengkok, pada kaki (sindrom kaki gajah), buah

mentimun, buah durian yang membengkok sangat

pikul =: 1 membawa di atas bahu; panggul; 2 satuan ukuran berat 100 kati

atau 61,75 kg; 3 ubi sa ~: singkong yang umbinya sangat besar

berusia tahunan

pilabur: senjata api tradisional dengan peluru keluar menyembur, bila

ditembakkan

pilai: 1 gempor; kandi; timpang, karena kaki sebelah cacat atau sakit; 2

kamudi ~: kemudi yang digantungkan di samping kanan perahu

kecil (lih. kemudi)

pilang: 1 belang; loreng; pelangai; 2 sebutan untuk kucing besar berbelang

pilangngak: suara “ngak” yang keluar dan terhenti karena kesakitan

pilanning: (1) logam atau benda lainnya seperti porselin dll. kejatuhan

benda keras dan kecil; (2) suara “ning” yang keras

pilantau: guntang; pelampung pancing; ranggung

pilappak: (1) benda pipih panjang terantuk pada benda pipih panjang

lainnya; (2) suara “pak” akibat benda pipih panjang bersentuhan; 2

tamparan (tempelengan) yang keras (lih. daddas)

pilatting: suara benda keras kecil jauh ke atas logam lebar tipis (lih. talam)

pilattuk: (1) terkena benda jatuh atau tersantuk kepala; (2) suara “tuk”

piliang: (1) terasa perasaan melayang seketika akibat terkejut atau kaget;

(2) ~ ati: terkejut berat tiba-tiba

piling: ~ ~ an: pdelengan; pelipis; tempelengan; ujung kiri dan kanan dahi,

antara mata dan telinga

pilis: pantis; penghitam alis

pillat: cadal; dengkal; kelu pelat; suara bicara tidak jelas akibat lidah dan

bibir kaku, karena usia tua atau kena serangan penyakit

pilluk: 1 beliut; membengkok; kelok; keluk; killik; 2 kan pillukpillukkannya prb: mudah dipermainkan orang; tanpa mempunyai

pendirian yang kuat terhadap pengaruh seseorang

P:232

219

piluang: anderak; keluburan; lubang jebakan untuk menangkap rusa,

banteng dll.; lebur; serling

pilunsur: mantra (pada air dan diminumkan) konon untuk memperlancar

dan mempermudah orang yang melahirkan; selusuh

pilur (^): mimis; peluru;

pimmik: pipik seperti kaleng (roti, minuman dll.) terinjak

pimping: gabal; hapu-hapu; kayu apung, bagian paling ringan dari kayu

“pulai,” dapat digunakan untuk pelampung pancing (pantau

termasuk pukat dll.); Sonneratia acida

pimpung: tennis meja

pina: mengenai sesuatu dengan peluru jepretan atau selepetan

pinai #: nasi dsb. yang bagus matangnya, pulen (empuk dan enak)

pinang =: 1 Actimorphylus calaparia; jembet; senawar; 2 (1) makan ~:

mengiang; (2) pa ~ an: cerana; kadam; lancang; 3 (1) kula disiri

di ~ prb: keluarga dekat (lih. kula); (2) dami ~ diballa dua prb:

sama cantik dan tampannya (tentang pasangan)

pinannak: mainan yang berputar; kipas kecil mainan yang dapat berputar

kencang

pinawar: jenis padi

pinda =: 1 ba ~: beralih dari satu tempat ke tempat lain; 2 pindah bacaan

atas bimbingan guru pada bacaan Al-Qur’an bagi murid mengaji

dari ayat yang sudah dipelajari bacaannya ke ayat selanjutnya yang

akan dipelajari lebih lanjud

pindang =: 1 (1) ~ mannung: ikan pindang yang paling enak; (2) ~

nangka: gudeg khas Berau; (3) ~ sakkul: kuliner (masakan) ikan

teri khas Berau; 2 bahan masakan yang bisa dipindang di

antaranya “buah nangka muda, pakis, piyai dll.”; 3 lammau patin

~ sayur prb: ucapan yang berarti, “rasakanlah akibat

kesemberonoanmu” (lih. patin)

pindiknya: ringkas ceritanya adalah peristiwa yang sangat mengasyikkan

pinga: angga; cabang dahan pohon; cawang; jipang; sangkak

pinggan: 1 piring besar dan tebal; 2 balla ~: (1) tumbuhan merambat

dengan daun bunga berwarna putih berbentuk lembaran daun; (2)

bila tumbuhan ini tumbuh berseberangan pada kali, maka dapat

dijadikan bahan campuran pupur basah (lih. amut)

pingkung: bengkok pada tangan; dengkol; pengkor;

pingu: pohon buahnya merah tua kecil-kecil asam (jenis belimbing asam),

konon buahnya dapat menjadi pencuri darah (lih. pikat)

pingut : cacah; cibit; cubit; jiwit (lih. gattil)

P:233

220

pinggan =: 1 piring besar, tebal dan berat; 2 balla ~: tumbuhan merambat

bunganya berbentuk daun putih, kalau tumbuhnya bersebelahan

sungai, dibuat campuran bedak dingin

pingut: 1 cibit; cubit; jentik; 2 ma ~ i: (1) mencubiti; (2) menyiangi

benda-benda kecil (lih. buntalli)

pining =: bulatan timah bertera, sebagai tanda sudah membayar pajak

sepeda, anjing dsb.

pinjalin: 1 rotan: 2 (1) ~ danau: rotan yang tumbuh subur di sekitar danau

(lih. patti); (2) ~ mira: jernang (untuk penjahit kajang, dibuat tebat

dll.); (2) ~ sangai: rotan dengan jenis terbaik; (3) ~ sagga:

Calamus caesius; rotan dengan kualitas mirip sangai; sega; (4) ~

lambir: rotan dengan kualitas sedang; (5) ~ lilin: Calamus

javensisi; rotan dengan bilah sangat kecil; (6) ~ sabut: rotan yang

berserabut banyak dalam bilahnya; (7) ~ bini: tumbuhan merambat

seperti rotan (lemah dan tak berduri) tumbuh di rawa-rawa

pinjamma: dua hari setelah hari ini; langkat; lusa

pinjarra: 1 biarkan (lih. sinjarra); layas; tidak menghiraukan; 2 meliarkan

pinnyak: demes; hidung batangnya rendah; kepek; pesek

pinnyik: pijit; pencet; penyet; tekan (seperti menekan tombol)

pinsak: berdesak-desakan; dingkit; empet; jejal; jubel; pepet memepet

dalam suatu tempat yang telah penuh

pintan: menilai dengan angka-angka

pintat: bekerja menjadi lambat; kanceh; terhalang-halang

pinyangngat: 1 lebah; madukara; tawon; 2 cairan manis sekali yang

dihasilkan oleh lebah; madu

pipa #: cangklong; gudu-gudu; honcoe; once (tembakau, rokok); tempat

mengisap tembakau yang dibakar untuk dijadikan rokok

pipak: besar-besar, persegi-persegi, seperti daging yang irisnya besarbesar atau benda lainnya

pipi =: 1 ~ burit: bokong; kibul; pinggul; 2 mancung pulangkah ~ andai

idung prb: pantaskan kita mendahulukan orang lain dari pada

keluarga sendiri

pipir: terpinggir merapat, akibat terpaan angina atau arus air

pipis: 1 menggeser kotoran di permukaan air dengan benda pipih panjang;

2 sebutan halus untuk anak kecil yang buang air kecil

pipisan: sengkalan; wadah untuk mengulak pupur, terbuat dari batu lebar

ataupun kayu (dibuat dari papan lebar dan tebal) (lih. banir)

berbentuk daun atau bulat panjang dan lebar)

pipit =: 1 (1) burung kecil pemakan padi di ladang atau sawah; (2) padi ~:

rumput menyerupai tanaman padi; (3) tarrung ~ *: terung hutan

P:234

221

berbuah kecil-kecil (kecil dari buah kopi) dapat dilalap ditumis

atau disayur; 2 (1) dampil; damping; dempet; himpit; impit; kepil,

berdekatan sekali; lancer-lancar; mepet; (2) dompak (rumah

berdempetan); 3 serempet; salah satu strategi (dahulu) untuk

memenangkan lomba perahu

pippi =: gepeng; kerepes; leper; tipis

pippil: 1 (1) melepas sedikit-sedikit dan tipis, mis. melepas daging yang

masih melengket pada tulangnya, daging besarnya sudah diambil;

(2) melepas butiran jagung dari tongkolnya; 2 ka ~ an: persediaan

semakin menipis

pippir: melepas benda tipis kecil seperti jamur dll.

pira: kelarah; koreng pada daging buah asam (mangga, kuini, mempelam

dll.) akibat dimakan ulat larva kumbang kecil (kumbang penggirik

buah) dalam buah

piraap: sakali ba ~: rampak; sedarun; sekaligus; serempak; serentak saja

pirabbing: jatuh rebah dari berdiri

pirak =: 1 argentum logam putih berkilap dengan nomor atom 47

berlambang Ag, dan berat atom 107,868; fidah; 2 perak di Berau

menempati urutan kedua setelah emas sebagai logam mulia untuk

barang perhiasan

pirakut*: azimat ini biasanya digantung di rumah kosong atau pohon di

kebun (penjaga gaib); pucai; ramuan obat yang dipakai sebagai

penangkal di kebun; semacam azimat yang membuat orang yang

akan mencuri tidak bergerak (lengket);

pirambut =: tali antara mata pancing dengan talinya, dibuat agak kuat

sehingga tidak mudah putus walau tergigit ikan, untuk pancing hiu

biasanya menggunakan kawat

piranggas *: “santet” yang membuat orang yang terkena santet ini

menjadi terus kurus dan tidak sehat hingga ajal menjemput

pirik: 1 gilas; gerus; menggiling hingga kecil dengan alat pengulak (lih.

ulak); 2 palau ba ~: lauk makan dari ikan palau yang dibakar

kemudian diulek dengan sambal terasi (lih. saluang)

piring x: 1 piring kecil (alas cangkir); 2 kaca ~: Gardenia jasmine ides;

tumbuhan perdu tegak (berasal dari Cina) berbunga tunggal putih

dan harum, berkhasiat obat (untuk diabetes, demam, sariawan dll.).

Untuk diabetes rebus 12 lembar daunnya dengan 2 gelas air hingga

menjadi 1 gelas dan minum setiap hari secara rutin.

pirrai + =: tertawa lebar dengan wajah melebar dan terus menerus pada

anak-anak (lih. acak)

pirri: berjalan agak miring, hingga dekat ketepi; mereng ke pinggir

P:235

222

piruai: ali-ali; bendering; bandring; tali kecil (biasanya rotan yang telah

diraut kecil) yang di ujungnya diletakkan pemberat (biasanya

timah) untuk dipakai melempar dahan pohon bengris tempat

sarang lebah (lih. inggapan) agar dapat menarik tali besar (rotan)

untuk tempat memanjat; umban

piruccuk: julang; kecil tinggi; lanjung

pirup: langsung pergi meninggalkan barisan (rombongan)

piruru: 1 (1) kertus; mimis; pelor; peluru; (2) di ~: dilempar bertubi-tubi;

2 ma ~: (1) seperti peluru; 2 cepat pergi; lari kencang (menghindar

dsb.)

pisaggap: tiba-tiba tersentak dan jantung jadi berdebar

pisagi: persegi; segi

pisak: bagian bawah celana, antara dua kaki dan badan celana

pisallup: kelelep; tercelup (tenggelam) tiba-tiba

----pisang =: 1 (1) ~ ambun: --- (2) ~ awa (hawa*): pisang yang buahnya

enak agak pendek dan sedikit berbiji; (3) ~ kapas: ---- (4) ~

kappal; (a) pisang yang batangnya rendah; (b) konon dahulu

orang berlayar menanam pisang ini dalam peti di perahu layar; (5)

~ lilin: pisang yang bilah buahnya kecil-kecil dan kuning sekali

(lih. panding): (6) ~ manggala: pisang batu, campuran bumbu

rujak; (7) ~ manurun: pisang kapuh; pisang sanggar; (8) ~ masak

ijjau: pisang yang bilah buahnya besar dan selalu berwarna hijau

walaupun sudah matang; (9) ~ mauli (mahuli*): pisang yang

buahnya enak seperti pisang susu dan agak kecil; (10) ~ panding:

kiru; pisang hutan buahnya kecil-kecil panjang dan banyak biji;

(11) ~ raja: ------; (12) ~ susu: pisang yang buahnya paling enak

dan agak besar; (13) ~ tambaga: pisang yang buahnya besar dan

berwarna kecokelatan pada kulitnya, sedangkan isi buahnya

kuning kemerahan: (14) ~ tanduk: pisang besar yang buahnya

sebesar tandauk dan hanya satu tangkai (sisir); 2 batang ~: (1)

kumpulan pelepah pisang yang nampak seperti batang; (2) orang

yang berfungsi sebagai batang pisang tempat meletakkan mayat

yang akan dimandikan; 3 pucuk ~: (1) daun pisang yang masih

muda; (2) warna hijau muda kekuningan; 4 ~ ~ an: nama kampung

di tepian muara Berau

pisau #: 1 bayung; gobet; pisau khusus pendamping “mandau” panjang 10

cm dan lebar 3 cm berhulu kecil panjang (lih. mandau); 2 ~ ~:

rumput rawa berdaun kecil dan berduri kecil yang gatal

pisawat #: mekanik pada perangkap

P:236

223

pisi: (1) buka dan buang kulitnya; gerbus; kupas; kelupas; keset (menguliti

binatang); lopah; (2) ta ~: beset; besot; calar

pisit: ketat (tentang penyumbat); kencang sekali (tutup botol)

pissuk: (1) penjuru; pojok; sudut; (2) tempat yang gelap dan apek; tempat

yang terisolir jauh; 2 bawu ~: apek; tengik

pitang: (1) emong; menanggung, tanggungan (orang yang menjadi

tanggung jawab kepala rumah tangga); (2) ~ an: babaring;

bimbingan; jonggolan; tanggungan

pitanna =: jujah; ulah jelek (menjelek-jelekkan seseorang)

pitar: 1 (1) zakat fitrah, diberikan kepada orang yang dianggap bertuah

dan cocok (lih. sabulu): (2) sehingga dapat mendatangkan

kebaikan selama satu tahun ke depan; 2 ma ~ i: (1) memberikan

bahan untuk zakat fitrah ditambah bahan lainnya, serta pakaian

selengkapnya pada calon istri dari calon suami; (2) membayarkan

zakat fitrah untuk anak yang secara adat dijadikan anak angkat,

tapi si anak tetap dipelihara oleh orang tua yang bersangkutan (si

anak)

pitis: 1 uang logam senilai 10 sen atau sepersepuluh rupiah; 2 batu alat

bantu bermain pada anak-anak (umumnya anak perempuan) (lih.

asam); 3 ~ ~: (1) tumbuhan menjalar ban menumpang pada kayu

(tapi tak mengganggu induk semangnya); (2) daunnya konon dapat

untuk campuran pupur basah

pitrum (^): isi bedil berisi mesiu; partum; selongsong peluru, terbuat dari

kuningan

pitua: 1 sanggup; mampu; 2 advis; nasihat; petuah; sesanti

pitugu: keluarga tumbuhan sikas revolute (tumbuhan purba seusia

dinosaurus) berumur ratusan juta tahun (PKK SNN 8-6-2009)

pitukkun =: tumbuhan hutan (lih. jaung) berbau menyengat, batang

daunnya dapat untuk obat (lih. tapal) orang yang patah tulang

piul =: biola; salah satu alat musik gesek yang mendayu; viol

piung +: nampak menonjol (lih. pallak) pada bokong yang tidak

terbungkus celana ataupun pakaian lainnya (lih. ampik, saluar dll.)

piyai: tumbuhan pakis berumpun, hidup di rawa-rawa tepi sungai dapat

dijadikan lauk (disayur atau dipindang)

piyil =: gentel; pel; pil (obat telan); tablet

piyu: 1 (1) (a) pelintir (benda-benda kecil); (b) jewer; jiwit; memelintir

daun telinga, menimbulkan rasa sakit sebagai hukuman pada anakanak; (2) balillit ba ~: badan terliuk-liuk, karena menahan rasa

sakit yang sangat; 2 jewer, memelintir telinga

P:237

224

pua +: (1) tumbuhan merambat di hutan rimba; (2) (a) alat pengusir lebah

dari sarangnya di atas pohon (lih. inggapan) saat akan diambil

madunya; (b) terbuat dari batang tumbuhan “pua-pua” yang sudah

diraut dan diikat dalam berkasan sedemikian rupa, sehingga

menjadi obor berbara; (3) setelah itu ua-pua ini dilempar ke tanah

dan lebah pun ikut ke bawah mengejarnya dan titanah pun juga

dinyalakan banyak api dan obor

puan x: 1 empunya; pemilik; yang punya; 2 (1) bupala; kanjeng, yang

punya kerajaan (lih. puun); raja; sultan; (2) upas ~: (a) petugas

kerajaan (b) polisi kerajaan (c) penjaga pintu keratin; 3 ~ si

panaik: makam keramat (lih. sipanaik) di tepian Sungai Segah; 4

tuan pemilik budak (pada zaman perbudakan dahulu)

puang: (1) berlubang; (2) ~ ~: (a) ada lubang-lubangnya; (b) berlubang

besar dan nampak walau dari kejauhan

puar +: ta ~: mencari atau berbuat sesuatu dengan sangat tergesa-gesa

puasa =: 1 menahan makan dan minum seharian penuh sejak fajar hingga

terbenam matahari; upawasa; 2 bulan puasa (bulan terakhir

menurut perhitungan Berau); bulan Ramadan

puccat =: manai

pucuk =: 1 ~ ~ an: bahan sayuran (lih. taruk); 2 daun nipah muda (yang

dibuat tappau, ambi, tingkur dll. anyaman daun nipah); 3 ~ pisang:

(1) daun pisang yang sangat buda; (2) warna hijau muda

kekuningan; 4 ~ gantau mangsuwi: tiga serangkai bahan ramuan

obat (lih. issi); 5 ~ air: puncak ketinggian air pasang naik (15 dan

30 hari bulan); 6 mati ~: lemah syahwat; impoten; peloh

pudak: 1 tumbuhan pengharum panganan; 2 padi ~: jenis tanaman padi

puga: utuh (masih baru) belum terganggu apa-apa; belum berkurang sama

sekali

puggas: bangun mendadak dari tidur atau berbaring; gegau

pugut: ~ ~ an: acat; kalkasa; kalkasar; kambali; kameli; puing (bekasbahan bangunan); sisa-sisa besi dll.

puji + =: 1 burung telan; ketinjau; kutilang; 2 (1) ka ~ an: ucapan untuk

orang yang bertingkah aneh seakan-akan habis memenangkan

sesuatu (lih. kumpau); (2) minta di ~: ucapan celaan untuk orang

atau anak yang berlaku berlebihan

pujjuk x: gunduk; tumpukan kecil agak tinggi

pukau x: 1 guna-guna yang konon dapat menyebabkan orang mengantuk

berat dan tertidur; sirep; 2 (1) pusing; (2) ~ ~ an: belum awas

benar matanya (belum celik) seperti baru bangun tidur; kelat mata;

silok

P:238

225

puki vulg : 1 alat kelamin wanita; faraj; farji; parji; vagina; 2 tampal ~: (1)

kain pengaman; softex; (2) ikan sebelah

pukkak vulg: kata lain (secara halus) dari alat vital wanita

pukkung: 1 bukung; dogel; kotong; kudung; kompong; kuntuk; pongok;

tidak berekor; togel; tokong; tukung; 2 manuk ~: ayam: tak

berekor; 3 sikap tubuh akibat rasa takut; 3 saluar ~: celana

setengah kaki (biasanya pakaian dalam) (lih. saluar)

pula x: begitu sekalinya

pulalat vulg: tersingsing ke bawah (tentang kulit kemaluan dll.), sehingga

tampak isinya

pulalau: omong banyak dan asal ngomong (bunyi)

pulang x: 1 pula; 2 mancung ~ ka pipi andai idung prb: tentu tidak pada

tempatnya memberikan fasilitas lebih luas pada orang lain, dari

pada keluarga sendiri

pulannis: kepuh; kulit menggelembung berisi air, akibat terbakar dll.);

lecur; lempuh; lepuh

pulas #: 1 pilin; punter; puntir; 2 ba ~ ati: (1) sakit hati amat sangat; (2)

diaku cada di kawu cada, sama-sama ba ~ ati: konon isi pantun

kuntilanak saat sesorang/ibu sedang melahirkan

pulasau: 1 mengambil isinya secara keseluruhan; 2 ma ~ tannang:

mengambil ikan yang ada di tebat tepi sungai (lih. tannang)

pulau =: 1 di lepas pantai kaltim ada 378 buah pulau, dan baru 44 buah

yang berpenghuni; (1) ~ tallur: pulau-pulau di lepas pantai Berau

yang banyak tempat bertelurnya penyu, di antaranya pulau bilangbilangan, mataha, sambit, sangalaki, dll. (lih. tallur); (2) ~ aji: (a)

pulau dalam Sungai Berau di hilir Sambaliung, hamparan datar

cocok untuk sawah tadah hujan dan di sini banyak penduduk yang

menyawah (lih. aji); (b) juga menjadi sarang dan habitat burung

bangau putih (lih. kuju); (3) Kecamatan Maratua terdapat 37 buah

pulau, antaranya; (a) ~ bakungan bassar ~: pulau terluar di

sekitar Kecamatan Maratua; (b) ~ bakungan annik: Pulau

Bakungan lainnya yang lebih kecil; (c) ~ babahanan: pulau

sekitar Kecamatan Maratua (d) ~ kakaban: pulau terunik di

Kecamatan Maratua, dan beberapa pulau lainnya; (4) ~ panjang:

(a) pulau di dekat Pulau Derawan; (b) ~ panjang maranjangranjang kaliatan andai samarinda: sampiran pantun, untuk

pujian pada gadis putih berambut panjang; (5) ~ tampurung:

pulau kecil dilepas pantai Berau; 2 ba ~ ~: gundukan rumput atau

hutan yang masih belum tertebas atau terpotong yang perlu segera

ditebas lagi; (2) ma ~: (a) nampak seperti pulau; (b) menebas

P:239

226

rumput lahan sawah (lih. barayyang) dengan cara berkeliling,

sehingga berbentuk seperti pulau kecil yang kemudian dibabat

keseluruhannya

pulaus: 1 ambul; timbul mengambang dari dalam air; 2 ma ~: tiba-tiba

menggendut seperti balon ditiup, atau perut masuk angin

pulawarga: batih; famili; familia; kadang; kelompok keluarga;

kulawangsa; kerabat; famili; sanak saudara

pulayi: (1) Alstonia scholaris; kayu busung; kayu ringan dan lunak, mudah

diraut dan dibentuk; lempung; (2) kayu yang cocok untuk

kerajinan tangan, atau industri kecil kerajinan, karena mudah

dibentuk

puli: 1 pula; 2 (1) ba ~: terbalaskan; terpuaskan; (2) mangalau ~:

mengambil balas

pulias =: (1) mantra penangkis serangan gaib (guna-guna, santet dll.); (2)

mantra atau juga azimat untuk menghindari serangan peluru

senjata

pulikkat =: sarung bercorak silang seling (lih. calung, candur), corak

sarung Samarinda

pulitik #: akal-akalan; akal bulus; muslihat

pullu +: kue kering berisi campuran remah kacang (lih. apullu)

pulluk +: nangkring menonjol

pullut +: (1) rumput yang buahnya bergetah sehingga dapat lengket kalau

tersentuh; (2) rumput ini seperti bayam dan berguna untuk

campuran pupur pemutih; 2 ~ simanjurikkat, gala-gala dalam

parawu: sampiran pantun yang mengharapkan seseorang jatuh

hati

pului: bagian celana berupa lipatan di depan perut; golbi

pulung: (1) (a) bajang; belalang kecil; pelesik; pelesit; (b) konon

semacam santet yang dikirim melalui belalang hijau dan

menyebabkan orang yang kena akan sakit perut berat; (2) ~ angin:

sakit perut karena masuk angin

pulut: getah untuk menangkap burung (lih. gannis)

pummur: 1 kecai; remuk hingga menjadi kecil-kecil; 2 kupil; melepas

butiran dari tangkainya

pumpun x: 1 ulat air yang sangat lembut (kalau tersentuh akan segera

hancur), muncul saat air sungai pasang menutup daratan (lih.

pucuk); 2 bangsa ~: sensitif; gampang merajuk

punai =: burung balam; burung besarnya seperti merpati dan berbulu

hijau; katik; limbukan

P:240

227

punang: 1 pangkal yang tertancap (lih. puting); 2 nama salah satu anak

sungai

punca (^): kunca; pancung (ujung kain dll.)

puncakrasul: semacam tumpeng, terbuat dari ketan bertingkat, berwarna

setiap tingkatnya (merah, kuning, hijau), ini dipakai pada acara

peringatan maulid atau kenduri lainnya, biasanya dihiasi dengan

bendera-bendera kertas minyak dan diberi telur rebus

pundakkal: bayak; bongok; dongok; gemuk pendek dengan leher juga

pendek, sehingga nampak sangat pendek

pundang: 1 (1) cara mengiris ikan; (2) ikan khas beraroma menyengat; (3)

membuatnya biasanya di tengah karang pada saat musim

berkarang (lih. karang); 2 (1) ikan yang bisa dipundang ini ada

kumai atau dodong banyak terdapat di perairan Pulau Derawan;

(B) indangan banyak terdapat di perairan Pulau Balikkukup,

ikannya lebih tebal isinya dan lebih enak

pundung: 1(1) abtar; buntung; kotong; kutung; (2) adaktil; tidak memiliki

jari tangan atau kaki; 2 ~ pappat: (1) adaktil; kutung sama sekali

(lih. pappat); tidak memiliki jari tangan atau kaki; (2) ucapan

sumpah, artinya yang disangkakan pada yang bersangkutan tidak

benar, bila benar maka yang bersangkutan akan kena tulah

“puntung pappat” tsb.; (3) tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak

punya sarana pendukung sama sekali; 3 ullang ~: (1) makhluk

jadi-jadian yang jari jemarinya berdarah karena luka putus dan

“mengicau” (mengaduk-aduk) makanan orang yang makan dalam

gelap; (2) di buat penakut-nakuti anak-anak agar tidak makan di

tempat gelap

pundut: denok; donto; gempol; gemuk subur (biasanya pada anak-anak);

montok

punggung =: papan ~: punggung belahan bawah, dekat dengan bokong;

tongkeng

punggur: (1) pohon kayu besar di hutan, sudah mati, tidak memiliki

cabang dan ranting lagi tapi masih tegak berdiri; (2) ~ an: tanaman

mati menjadi “punggur”

pung-pung: ~ alui: (1) dolanan untuk menyenangkan anak balita; (2) yang

memainkan berbaring dan melipat kaki, sedang balita yang dihibur

duduk di ujung kaki; (3) si pemain sambil mengangkat ujung kaki

turun naik kemudian bernyanyi lagu “pung-pung alui” tersebut,

lihat permainan odong-odong

punjul x: dorong dengan telapak tangan; jengguk; menyendul; sorong;

tonjol

P:241

228

puntianak =: cindai; hantu yang suka mengganggu orang hamil ataupun

melahirkan; kuntilanak

puntil: dot tanpa botol; empeng; pentil

pupa: kepompong

pupu x: Bajau; gebuk; lakak; pukulan; pepah (memukul dengan tongkat,

kayu dll.); takak; takol; tian

pupur: (1) bedak cair; boreh; urep (lih. samak); (2) amut ~: bahan

campuran pembuatan pupur (lih. pullut)

pupurrim: kopolrem; sabuk besar yang masing-masing ujungnya ada

kaitannya

pupus x: selesai secara menyeluruh; rampuh; rampung; tuntas (tentang

pekerjaan)

puputan =: alat untuk menghembus api (biasa dipakai pandai besi);

embusan; ubub; ubuhan

pura =: 1 (1) nama sungai di Segah; (2) paggat ~: kanal pendekat di

Sungai Pura; 2 ~ ammas: nama lain dari Kampung Maluang

(tempo dulu) di Kematian Gunung Tabur

puraccit: basut; bersit; ciprat; curat; jeprat; kepret; keprat; lesit; letis;

percik; percit; recik; recit; semburat

puraggassan: suka terburu-buru

purangngas: ma ~: tidur dengan lelapnya berlama-lama

puratti: 1 percik; memercik; 2 ma ~: cercak; cercap; recup; timbul dan

berlompatan (pada ikan kecil, udang kecil) (lih. buntalli)

purattik: memercik beterbangan

puraggassan: gerak cepat; selalu tergesa-gesa

puri x: 1 bagus: baik: hebat; 2 ranji ~: gadis yang tak mau menikah;

perempuan yang tak menikah sampai akhir hayat

purikkat: jereket; lengket-lengket seperti kena getah

purrai: cempera; pecah berantakan; tidak saling melengket

purruk: (1) kecut; takut; (2) ~ kan: pengecut; penakut

purrus: 1 bulat lurus (tanpa ada benjolan atau lainnya); selodang; 2

sepukal; keris yang lurus bilahnya

puru =: 1 panen (sarang burung walet dll.); petik; 2 frambusia; nambi;

patek; penyakit kulit yang disebabkan spora

purun: Cyperaceae; kercut; rumput mendong; rumput rawa yang daunnya

bulat panjang dapat dibuat tikar, kantong (tas) dll.

pusang =: susah pikiran karena banyak yang harus diurusi

pusarran: pusat kepala (rambut); puser-puser; user-useran

pusat =: pusar; puser; udel; uder; Umbilitikus

putar =: ~ kamudi: nama rumput seperti bayam (lih. batawi)

P:242

229

putat: tumbuhan tepi sungai (kayu rendah)

puti =: 1 (1) warna dipakai untuk orang kebanyakan (rakyat); (2) pada

acara-acara umumnya warna putih adalah untuk rakyat; (a) untuk

bangsawan dan raja adalah warna kuning (b) termasuk

penggunaan sapra (lih. sapra); piring mangkok dll.; 2 jambu ~:

jambu yang buahnya besar putih dan asam, cocok untuk sambal

terasi; 3 bandira puti: kelompok orang (31 personil) (lih. bandira);

4 gigi ~ annam: setelah gigi di hitamkan dengan banyun atau

gerang (lih. pabanyul), kemudian 6 buah di depan (lih. papayyas)

diputihkan, konon disisipi hikmah mantra kanuragan; (1) ~ mata

prb: gigit jari (lih. mata); (2) ~ kalapak battis prb: lari ketakutan

(lih. kaklapak); (3) ~ tullang prb: (1) berjuang sampai tetes darah

penghabisan; (2) selalu mengingat kejadian yang sudah terjadi

hingga akhir hayat, bahkan konon sampai ke dalam kubur

putik x: 1 ambil (benda jatuh); kutip; petik; pungut (lih. alau); 2 ~ ~ an:

(1) gampang tersinggung; (2) gampang jatuh sakit (lih.

kapirammisan)

puting: 1 sisa pangkal (sisa sabun batangan, sisa pisau, mandau yang

sudah mengecil dan tinggal pangkalnya); 2 ~ ruku: puntung

rokok; 3 ~ susu: cembul kecil; pentil; pentil susu (lih. munung)

putlut (^): alat penulis yang tulisannya bisa dihapus; alat tulis ini

ditemukan di Eropa tahun 1960; grafit; pensil

putri x: 1 (1) anak sultan (anak raja); (2) gelar tertinggi peringkat kedua

setelah ratu (permaisuri raja); 2 agar-agar ~ mandi: panganan/kue

agar-agar yang diberi berkuah (fla), kuah tersebut terbuat dari

tepung masina gula, telur susu dll.; 3 ambai; benalu; dedalu; (1) ~

mengadap: kayu angin; pasilan; (2) ~ manjuntai: tali putri (lih.

sipangaddu);

puttut: tumpul (tidak tuncing)

putu =: 1 panganan: (1) ~ kacang: kue kacang hijau (lih,satu); (2) ~

labbu: panganan dari tepung beras yang dikukus dan ditaburu

parutan ketan; (3) ~ mayang: panganan dari tepung beras (seperti

mihun) diberi berkuah (gula merah dan santan); 2 gambar dengan

alat pemotret; potret

putung =: 1 ~ kapala: ikan kering kecil-kecil campuran yang kepalanya di

buang; 2 ~ pindik: ringkas cerita; 4 ~ sikat: cepak; rambut

dipotong pendek sekali; 5 ~ raya: gotong royong; gugur gunung;

kerja bhakti membersihkan jalan kampung; kerocak; mabriuk;

weharima

P:243

230

puun (pun*): ucapan “ya” sebagai sahutan pada panggilan atau sapaan

sultan (raja) (lih. puan)

puwau: gembur; lambuk; lebuk

puwun =: 1 (pun*) kata sautan untuk sultan; 2 (1) pangkal; (2) pohon; 3

(1) ~ ari-arian: berok; daerah antara perut dan alat vital; (2) ~

kumpa: panggul; pangkal paha; (3) ~ pangkaran: lantai di sekitar

tempayan berada; (4) ~ rajjan: (a) tangga rumah paling bawah; (b)

tanah di sekitar bawah tangga

R.

Rabai: jerambai; tergerai (seperti rambut, benang dll.)

rabak #: 1 mencelupkan tangan ke dalam air untuk mencari sesuatu; 2

gropyoh; kacar; lubuk larangan; menangkap ikan di sungai kecil

(kali) dengan cara membuat ikan mabuk dengan mengeruhkan air

di sungai yang “dirabak” dan di muara sungainya dipasangi tebat

penghalang ikan supaya tidak lepas keluar sungai (kali)

rabana: gerbang besar; gontai; jenis rebana yang besar (lih. tarbang);

tangsa

rabba =: 1 (1) ba ~ rabba: mulai belajar berjalan pada anak-anak; tatih;

(2) ~ rampiung: kudek; gelayar; berjalan terhuyung-huyung

hendak jatuh; seloyong; (3) ~ bangun: berbaring dan bangun lagi,

kemudian berbaring lagi (lih. bangun); (4) ~ dammam: mulai

jatuh sakit; (5) ~ dudduk: (a) rebah selagi duduk; (b) berbaring

kemudian duduk dan berbaring lagi dan duduk lagi; 2 ~ ~ tua:

setengah baya; mulai tua

rabbai: ba ~: jerambai; jerangkau; jereng; mengurai (kain dll.) di tempat

jemuran

rabbak x: ba ~: gelembung-gelembung udara yang keluar dari air akibat

benda tenggelam atau ada gerakan di bawah air ttsb.

rabban +: kain besar menutupi benda besar, nampak menakutkan (seperti

pocong dll.); tabun

rabbil: (1) ~ awwal: bulan ketiga tahun hijriah; bulan maulid nabi besar

Muhammad saw.; bulan rabiul awal; (2) ~ akir: bulan keempat

tahun hijriah; bulan rabiul akhir; (3) bagian dari bulan “ampat

sanyama”

rabbing: (1) rebah mendadak; (2) pi ~: gelentang; rebah dari berdiri

P:244

231

rabbis =: 1 bedal; belasah; gitik; lebas; lacut; lecut; memukul dengan

benda panjang dan kecil (rotan dsb.); rangket; rangkit; sebat;

sesah; 2 ~ ~: suara orang menebas (membabat) rumput

rabbuk x: bobok; melubangi (agak besar), misalnya membuat perahu dari

pohon tunggal yang dilubangi, membuat lesung dll.

rabbun +: asap putih mengepul banyak dari tumpukan unggun; kebul;

kelum; kepul; membumbung berkepul-kepul (tentang asap); tabun

rabbung =: 1 ma ~: (1) unggas yang baru menetas dan mulai tumbuh

bulu; (2) anak yang baru gede (ABG) mulai berulah; 2 puncak ~:

salah satu motif hias pewarnaan layang-layang; 3 kawu jadi si ~

sain kamarrang sain gila prb: sifat aneh seseorang yang makin

diberi hati (dibaiki) makin melonjak kelakuannya

rabu +: nama pulau kecil dilepas pantai utara Berau. Pulau ini dianggap

angker, karena dahulu konon banyak nelayan yang lenyap di

perairan tersebut

rabuk: 1 bubuk (menjadi tepung); 2 kambing ~: randuk (kambing

berbadan besar tebal bulunya dan berjanggut lebat)

rabun #: (1) mengasapi dengan bakaran bau-bauwan wangi ataupun

rempah rempah ataupun tumbuhan obat; ukup; (2) pengobatan

dengan pengasapan bakaran tanaman obat dan rempah-rempah

rabuwis: surat ijin menjalankan kendaraan long boat bermesin tempel (lih.

timpil); rebewes

racap: basah tersaput air: air sampai (menyentuh) pada permukaan benda

raccak +:

raccap: perlakuan berulang-ulang dan cepat

raccit: percik

raccup: bersuara seperti mengisap dengan cepat (biasanya orang makan

siput kecil panjang dipotong buntutnya dan direbus); decut; lecup;

tiruan suara bayi menyusu

radak x: endapan yang tidak terpakai; kekat; keladak; kotoran yang

mengendap pada bagian bawah benda cair

radar x: dedap; hangat, agak panas badan (demam panas)

radap: 1 pohon, kayunya (radap) baik untuk pasung (pengobatan orang

gila); sengkela; 2 nama pohon ini menjadi cikal bakal nama kota

Tanjung Redeb, dulu tumbuh subur tepat di ujung tanjung antara

Sungai Segah dan Kelay seperti juga nama manila yang berasal

dari nama bunga bakau terdiri dari kata “mani” dan “la” dalam

bahasa tagalong;

raddan: pingsan (akibat rasa sakit)

P:245

232

raddap x: 1 (1) nama pohon kayu yang dulu pernah tumbuh dengan baik

di ujung tanjung yang memisahkan Kelay dengan Segah (lih.

pampang); (2) kata yang berasal dari kata “radab”, kemudian

mengikuti aksen Melayu menjadi “redeb” dan dalam aksen Berau

menjadi raddap; 2 nama ibukota Kabupaten Berau (Tanjung

Redeb) (lih. alphabetes), dengan luas 21.140 km persegi, hutan

lindung seluas 353.775 hektare, hutan produksi tetap 752.925

hektare, hutan produksi terbatas seluas 786.975 hektare, hutan

yang dapat dikonversi seluas 334.025 hektare, dan taman hutan

tangap seluas 685 hektare

raddi x: ceding; kedengkik; nampak agak kurus dari biasanya, karena

didera sakit-sakitan; mering

raddik: agak genit (pria); celutak

raddung +: besar (rumah; perahu; dll. yang berongga)

radin = : 1 (1) (a) gelar kebangsawanan peringkat ke tiga; (b) gelar

kehormatan yang diberikan sultan pada orang yang pantas dan

telah berjasa, dan gelarnya “radin” saja (2) ada pula yang digabung

dengan aji, sehingga gelar tersebut menjadi “aji radin,” yaitu bagi

bangsawan atau putra raja yang sejak lahir telah bergelar aji; (3)

setelah dewasa dan mapan jiwa dan kehidupannya, kemudian di

beri lagi gelar “radin,” sehingga menjadi “aji radin”); (4) makin

baik posisi “aji radin” tersebut akan, diberi lagi gelar “pangeran”

dan gelar “aji radin” ditanggalkan; 2 pakaian ~: model pakaian

kebangsawanan dari beberapa model busana yang ada (lih.

pangiran)

radu x: ba ~: bertanding

raduk +: duduk sejak lama dan terlihat jelas (lih. aduk)

raga x: 1 bola takrau (main takrau tradisional); bola yang terbuat dari

anyaman rotan; 2 sarau; 3 ~ ~: rongga-rongga kerangka, biasanya

dari anyaman rotan atau bambu dan sejenisnya (lih. ringka)

ragga: 1 harga; 2 ba ~: mahal

ragu + x: ma ~: terburai-burai; banyak seperti bertali-tali terurai-urai

raggin (^): adipati; bupati; regen

ragguk #: menelan air (banyak sekali telan); raguk; regup teguk

raggum: (1) suara “gum” suara benda besar yang jatuh (seperti pohon

besar yang rebah) lih. punggur); (2) kuma ~: banyak suara bendabenda besar yang berjatuhan

raggup: suara “gub,” karena ada benda berat yang jatuh ke benda datar

(papan dalam perahu dll.); (2) kuma ~: banyak suara-suara “gub”

P:246

233

raggut: 1 menarik dengan menyentak; 2 ~ ~: kepala terangguk-angguk

karena terserang rasa kantuk berat; lenggut

ragu + x: ma ~: banyak tali-temali bergelantungan serabutan

ragut + x: orangnya ada (datang atau duduk-duduk)

raja x: 1 aristokrat; hurah; kaum bangsawan; kaum ningrat; menak;

permasan; sentana; 2 pisang ~: pisang yang bilah buahnya agak

besar; 3 (1) ~ udang: burung sungai pemakan ikan; pekakak;

tengkek; (2) ~ walli: burung buas; uktab; 4 naik ~: (1) musim ikan

kawin dan memijah telur; salin; (2) di daerah hulu sungai, ikanikan naik ke atas air dangkal; (3) kumpulan ikan yang banyak ini

menjadi sasaran orang untuk menangkapnya

rajiki: nafkah sehari-hari, rizki

rajin =: giat; kerap; sering; suka

rajjab: bulan ke tujuh hijriah; bulan rajab

rajjan x: (1) janjang; jenjang; tangga, tumpuan untuk turun naik rumah

dan sebagainya dibuat dari kayu papan atau batu semen berundak

undak; (2) ~ tunggal: tangga pada rumah Dayak (lih. sagayi);

tangga terbuat dari sepotong kayu bulat yang diberi bertakuk

rajjut x: 1 menarik dengan cepat dan menyentak; 2 ta ~: tergetar kaget; 3

bergetarnya urat-urat pada kelopak mata dsb. yang dianggap

sebagai pertanda; gerakan pada bagian-bagian yang mempunyai

isyarat tertentu; kedutan; kerdut; sasmita

rajuk +: (1) tegakan-tegakan; (2) kuma ~: banyak tonggak-tonggak

berdiri; rancang; 2 sa ~ ~: asal maju merujuk kemana-mana

rajungan =: kepiting laut bercangkang panjang dan berwarna-warni dapat

dimakan; Purtunus regunus; ranjungan

rakaat: bagian tahapan dari salat; raka’at

rakap: 1 ~ ~: jerakap; rendah sekali (rumah dll.); 2 kain penutup mayat

rakapan: (1) alat pemotong buah padi; ani-ani; pisau tipis kecil berlandas

kayu; (2) ~ tanduk karabbau: model ani-ani dengan tangkai

melingkar dan berukir

rakat x: 1 rukun; kompak; 2 lubang pada kain yang di tambal dengan

rajutan jahitan benang

rakit =: 1 ba ~: dampit, dalam keadaan lengket; jereket; saling melengket

satu sama lain; 2 kaladi ~: keladi yang rimpangnya berdempetdempet

rakka: membelah dengan paksaan

rakkak +: (1) tertawa renyah berulang-ulang; (2) kuma ~: banyak yang

tertawa ngakak

P:247

234

rakkang: 1 (1) bekah; cekah; lekang; lengkang; rekah; (2) membelah

dengan menekan kiri kanan (durian, tudai “kima” dll.); merekah; 2

jebakan penangkap kepiting (lih. ambau)

rakkap: berlutut dan merunduk; dekam; tiarap mendekap;

rakkit =: 1 alat olah raga untuk pemukul bola pada tennis, bulu tangkis,

squash dll. berbentuk oval berjaring, bergagang dilengkapi dengan

pegangannya; 2 ~ ~: terasa menggerogoti perasaan (hati), sehingga

perlu segera diselesaikan

rakkup +: (1) suara “kup-kup”; (2) karena lemah (rawan) sehingga bila

dikunyah bersuara “kup-kup”

raksi # : gangsi; wewangian dari bunga, daun akar wangi yang diracik dan

dikeringkan

rama: 1 milik bersama; biaya bersama; 2 ~ tama: acara resepsi penganten

untuk muda mudi dan diselenggarakan malam hari (lih. gawu)

ramang: ma ~: dribel; gocek; menggoreng (bola)

ramas =: kucek pakai jari untuk kain, kertas atau daun

rambai =: (1) pohon setinggi 20 m, yang buahnya seperti buah langsat

tersusun dalam bentuk malai, hanya saja bertangkai panjang dan

berumbai; (2) kulit buahnya tipis berwarna kuning gading, enak di

tumis

rambakkan x: kullat ~: jenis jamur yang tumbuh dari sarang rayap dan

rasanya paling enak

rambang x: 1 berjalan bersama dengan saling merangkul bahu; 2 ~ an

mata: banyak yang dipilih; mata keranjang; 3 sa ~: permainan

anak-anak dengan petak segi tiga sama kaki dengan buah “kullai”

atau kereleng; 4 (1) jala ~: jala yang agak besar, dan

menggunakannya tanpa umpanma; (2) ~: menjala ikan atau udang

dll. di sungai tanpa memberi umpan terlebih dahulu dan jalanya

ukuran lebih besar

rambania: kenikir; tanaman sayur dan bisa dilalap mentah

rambas: kusut; lilit-melilit; mangsal; selirat; sengkarut

rambat =: ~ an: pagar-pagar dibuat mereng untuk tempat tanaman

merambat (labu, mentimun dll.) (lih. turus)

rambau: bertopang pada (biasanya menggunakan dua tangan yang dilipat)

rambi + x: membopong seseorang untuk menahan agar tidak rebah; papah

rambing: anduh; tali pengikat antara satu cabang pohon dengan cabang

lainnya, supaya kuat menahan berat, terutama pada saat memanjat

untuk mengambil buah

rambit: memaurkan dua lembaran (kain dll.) dengan menjahit

P:248

235

rambu + x: rambut-rambut hiasan dari benang; (2) kertas seperti

guntingan kembang serai untuk penyeimbang layangan (lih.

kalayangan)

rambung: beraksa; besaksa; Calliandra colothyrsus; kaliandra; keluarga

beringin (besar)

rambunnai x: geremik; rendah kecil manis (gadis)

rambut =: 1 ~ panjang: adat yang dikenakan pada anak laki-laki dari

kelompok tertentu untuk tidak memotong rambut hingga berusia

tujuh tahun atau setelah tanggal gigi kuncung; (2) bila potong

rambut tersebut dilakukan, maka si anak konon diyakini akan jatuh

sakit atau sengkala (tulah) lainnya; 2 (1) ~ dua gigi dua prb:

sudah menjadi tua; pengalaman dalam usia (ketuaan); (2)

bagantung di ~ salayang prb: bagai telur di ujung tanduk

rami: bising; galau; hiruk; ramai

rammis: debu/kotoran rumah (lih. radak); sarap

rampa: 1 bahan (kering) bumbu masak (lih. issi); 2 ba ~: pengobatan

alternatif, dan yang mengobati sambil kesurupan dan menari

rampai x: 1 gombal (kain); 2 buruk ~: gombal; kain bekas; kain usang

rampak = ~ saggut: menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus dan

terburu-buru

rampin: mengasah mandau atau benda tajam alat kerja lainnya, dengan

setajam-tajamnya

rampitik: gatal sekali; lidas

rampiung: (1) gentayang; seloyong; sempoyongan; terhuyung-huyung;

(2) rabba ~: gelayar; huyung; kedek-kedek

ramu #: 1 mengambil sekaligus semuanya; rangkus; raup; (1) ba ~:

mengambil kayu di hutan untuk bahan bangunan atau untuk kayu

api pada acara kenduri dll.; (2) ~ an: kayu yang sudah terkumpul,

tinggal mengolahnya menjadi rumah, pondok atau serobong

ranak: 1 (1) pa ~: sering sekali melahirkan anak; (2) pa ~ ~: menyebut

orang yang lebih muda dengan “nak” (anak); 2 si gandaria

bangun ba ~: (1) salah satu cerita rakyat; (2) sebutan orang kuat

makannya

rancak x: sering

randam =: air menggenangi

rangai: panganan dari tepung ketan yang disangrai diberi gula dan parutan

kelapa, dicetak kemudian dipanggang (lih. tutung) atau juga

dijemur saja

rangau: udang ma~: udang yang sudah sedang besarnya (dewasa) (lih.

gala)

P:249

236

ranggas x: 1 (1) cangkrang; ranting kering; (2) ~ an: cangkrang; menjadi

ranting; sudah rontok daunnya; reges; 2 pi ~: santet dengan

tumbuhan hutan yang konon dapat membuat orang terus mengurus

dan makin tak berdaya; 3 samba-samba ~: serangga yang

berbadan kurus panjang persis ranting, serangga terpanjang di

dunia; serangga hantu;

ranggui: menggoyang benda berdiri (lih. ruyau)

rangka (^): 1 bawak; tengkorak; tulang belulang; tulang-tulangan; 2 (1)

bagan; kerangka (rumah dll.); (2) tulang layang-layang (lih.

kalayangan); 3 ma ~ ~: banyak cabang-cabang ranting menganjur

ke atas; jerangkah

rangkat: 1 umpil; 2 ba ~: (1) pergi berlayar ke negeri lain; (2) berdiri

(pergi atau bergeser pindah) dari tempat duduk; 3 badiri ba ~ prb:

sibuk, sehingga harus berdiri dan duduk dalam mengerjakan

pekerjaannya

rangkut #: 1 angkut; boyong; mengangkat atau memindahkan barang dari

satu tempat ke tempat lain; 2 ba ~ nana: terasa sangat sakit; pase

bisul mulai tumbuh membesar, dan terasa sakit sekali; 3 bangsa si

~ bangun dammam prb: (1) sindiran terhadap orang yang terlalu

kuat makan; (2) salah satu cerita rakyat

rangngam: cakuk; cakup; cangam; caplok; cengam; mencakup/menerkam

dengan mulut

rangngas: 1 (1) cengkrang; hawar; perdu tepi sungai, berpucuk merah

keunguan, dan buahnya sebesar genggam; (2) ~ an*:

alergi/keracunan getah “rangngas: badan korengan gatal sekali

seperti terkena kurap, karena keracunan getah tumbuhan

“ranggas”; 2 (1) secara tradisi untuk mengobatinya, yang

bersangkutan kawin dengan pohon “ranggas” tsb.; (2) caranya ybs.

membawa puntung api (lih. patungut) dan kalung kain hitam

dengan liontin dari kulit tudai (lih. bikin) sebanyak 5 buah ke

dekat pohon tsb. kemudian berkata, “rangngas ini aku datang, kita

kawin,” atau “rangngas kau jadi istriku, kita kawin,” kalung kain

hitam tadi diikatkan pada pohon rangngas tsb. sebagai kalung,

maka ybs. konon akan segera tersembuhkan

rangngat #: 1 terasa sakit; 2 (1) ~ ati: anyel; dongkol; jelu; jengkel; kesal;

mengkal; redut; (2) ~ kapala: jangar; puyeng; sakit kepala; (3) ~

mata: gangguan pada mata yang disebabkan virus, dengan gejala

selaput mata berbintik-bintik merah dan penyakit ini dapat

menular; trakhoma; trakom; 3 ma ~ i: (1) memberikan rasa sakit;

P:250

237

(2) salah satu cara memasak buah “kala-kala” (lih. kala); 4 ma ~ i

ati: membuat perasaan hati sakit; menjengkelkan

rangngit: 1 nyamuk; 2 ~ ~: merengek-rengek kecil karena mengharap

sesuatu

rangnguk + x: (1) suara “nguk-nguk” pada orang yang radang

tenggorokan; (2) suara hewan, seperti anjing, monyet; musang dll.

rangngut + x: diconcang sambil di sentak-sentak

ranji: ~ puri: gadis yang tidak menikah, atau tak mau menikah sampai

akhir hayat

rannas: (1) menurun seperti gelembung kena tekanan dari atas; (2) ba ~:

duduk langsung ke lantai; mendeprok; (3) ma ~: (a) duduk turun

ke lantai; (b) bangkrut; menjadi miskin

rannik #: alit; kecik; kicik; kecil; mungil

rannya: (1) nyana; (2) cada ba ~ ~: tidak terduga-duga sudah habis atau

terselesaikan dengan cepat

rannyang +: geranyam; rasa sakit menusuk-nusuk, seperti mulai tumbuh

bisul (lih. rangkut), atau seperti terkena tumbuhan “rappai” (lih.

rappai)

rannyit: 1 cicit; denyit; suara “nyit-nyit”; 2 kuma ~: denyit; banyak suara

“nyit-nyit” (suara tikus)

ransum =: 1 jatah makanan; 2 beras lama yang sudah diberi bahan

pengawet (lih. balanda) agar tidak dimakan kutu beras (lih.

karussung), sehingga bila dimasak tidak pulen dan kurang sedap

rantai =: 1 tawang; 2 (1) bua ~: gandulan; liontin; (2) ~ kipas: (a)

aksesoris berupa rantai emas panjang dari leher hingga hampir

menyentuh lantai dan memakai liontin; (b) rantai ini biasa dipakai

para gadis penerima tamu di acara penganten kerabat dekat

kerajaan; (c) pelengkap dari “rantai panjang” ini, yaitu baju

kebaya, memakai sanggul, bawahan kain batik berwiru

rantau x: 1 dusun; pedesaan (lih. banua); pedalaman; 2 ruas antara tanjung

yang satu dengan tanjung yang lain (dalam sungai); 3 hanif;

kampungan; kulot; ortodok; norak; 4 (1) ~ panjang =: nama

kampung di Sungai Kelay dan ada juga di sungai Birang (nama ibu

kota Kampung Birang di Kecamatan Gunung Tabur); (2) ~

kasiangan: rantau di sungai birang, di tempat ini kisah

terselamatkannya seseorang dari kejaran hantu penunggu hutan,

karena hari sempat siang, padahal yang bersangkutan ada dibalik

telungkupan perahu tsb.; (3) ~ gallap: juga di Birang, lokasi ini

agak cepat menjadi gelap walau sore belum rembang; 5

P:251

238

kampungan; kolot; konservatif; kuna; norak; udik (tentang gaya

hidup)

ranti: berhenti; dihentikan; stop

rantung: istirahat mendayung perahu sambil menunggu (dingah sungai);

katung

rapak x: air tergenang di tengah tanah rendah (rawa) (lih. barayyang)

rapal: membaca di luar kepala; mengucap hafalan

rapas: 1 kuma ~: banyak sura kresekan, orang lewat di tengah semaksemak; 2 kap-kap udang, udang ditangkap lappas,

mandangngar suara urang barari kuma ~: nyanyian dolanan

untuk mengajar anak bayi menggerak-gerakkan jari tangan

rapat: 1 tidak jarang; berhimpitan; 2 ma ~: (1) singgah di dermaga; (2)

menyetel papan agar rapat dan rapi sebelum dikenakan (dijadikan)

dinding; 3 pa ~ an: (1) wadah untuk merapatkan papan untuk

dinding; (2) perempatan; persimpangan simpang empat; (3) lokasi

tambang batu bara dahulu di dekat bajangga sebelum dipusatkan di

teluk bayur

rappa: rebah merata dan luas pada padang rumput, pohon (hutan) atau

tanaman kebun dan lading dll.

rappai: jelatang; jelotong; jelutung; kelembahan; latang; linggata;

tumbuhan perdu tegak, daun dan batangnya berbulu duri bulu-bulu

kecil yang berbisa, bila mengenai kulit terasa sakit dan gatal

rappak: kuma ~: suara “pak” ramai dan serentak

rappan +: berharap-harap akan sesuatu tapi tak kesampaian

rappas: gampang patah; lapuk; mudah pecah

rappi: patah kesamping dan tidak putus (seperti patah pada ranting dll.)

rappik +: ngomong bertubi-tubi

rappis: 1 kelembahang; pohon dan buah pawu (mempelam); 2 ~ an:

kerumut, murbili, penyekit demam panas dengan tumbuh bintikbintik merah

rappu +: gembok; kunci gantung

rappuk: (1) mematahkan benda besar dan lemah (seperti menebang atau

mematah tebu hanya dengan tangan kosong); (2) pi ~: (a) kerpak;

suara benda besar patah; (b) tiba-tiba patah

rappun x: rumpun; umpun

rappus +: mencium dengan sungguh-sungguh dan berulang-ulang, dan

benda yang dicium tersentuh dengan hidung

rapput (^): 1 camping; copot; lepas dari tangkainya; terputus ujungnya; 2

~ ati: rara terkecewakan berat; 3 buku yang memuat hasil prestasi

pendidikan murid; rapor; raport

P:252

239

rapu x: 1 gorengan renyah; 2 krepes; kropos; mubut; mudah patah (dan

gampang putus); rangup; repih (gampang patah)

rapus x: tertutup merata dengan sesuatu;

rara: 1 agak padam; keru; tidak menyala lagi tapi masih ada baranya; 2

lerai

raran: cabi ~: jenis lombok kecil pedas; lombok rawit

rarang: 1 larang; 2 buta ~ an: penyakit rabun senja

rarat: 1 jalar (api); rebet; rembet; 2 pakkung ~: koreng menahun yang

menjalar-jalar pada tubuh

rari =: 1 (1) ba ~: berlari; (a) pergi menghilang; (b) pergi menjauh; (3) sa

~ ~ nya: lari pontang-panting tak tentu arah, karena ketakutan; 2

andak ba ~ jadi baduang prb: maunya cepat tapi karena salah

perhitungan atau salah langkah malah jadi sangat lambat dan

terlambat

rarik =: bubut; membuat kayu dll. menjadi bulat berbentuk

rarrak x: caing; camping; robek besar dan memanjang, akibat besarnya

yang muat

rasa =: 1 (1) diri sendiri; (2) ~ nya: dirinya; 2 babunu ~: bekerja tak ingat

(lelah) diri

rasau: pandan harum berbatang tinggi tumbuh di tepi sungai; (2) daunnya

harum sangat bagus untuk ketupat bangka hulu ketupat (besar)

soto

rasi: kandang ~: (*bjr) langkan yang berkisi-kisi; pagar rendah pada teras;

terali

rasia (rahsia*): rahasia; sesuatu yang orang lain (umum) tak boleh tahu

rasmi =: ma ~ kan: puncak acara pengantenan yang mengundang banyak

hadirin (lih. matagawu); resepsi pernikahan

rassa: meresap keluar atau ke dalam; rembes

rassak: 1 pohon besar dan keras; kayu hutan; 2 kayu ~ kayu binuang,

pinjalin sabut banyak runtinya: sampiran pantun yang berarti

tak kecewa walau dipinggirkan, karena masih banyak yang akan

memperhatikannya

rassam x: bagan gambar rancangan; konsep; oret-oretan; rancangan;

rangrangan; rengrengan; sket

rassap #: basah kuyup tersiram air; lacap; lincum; ranai; simbah;

rassin: bangkis; bersin; reaksi secara repleks udara keluar dari hidung

rassit: 1 terasa basah dan lembut; 2 ~ ~: digigit terasa kenyal dan lembut

rassuk: (1) masuk dengan gampang; (2) sekonyong-konyong masuk

P:253

240

rastung =: 1 lesterung; penyakit seperti tumbuh bisul pada hidung; 2 (1)

serangan ~: konon menjadikan rambut lebih cepat memutih; (2)

serangan ~: konon membuat orang sering mimisan

rasuk: 1 cocok; 2 gampang bergaul; supel; 3 membuat kerangka rumah

dll.; rangsuk; 4 ka ~ an: (1) kesurupan; (2) sering terjadi

kesurupan misal atau kesurupan berjangkit, maka mengatasinya

konon adalah dengan lebih banyak mengkonsumsi nutrisi dan

vitamin B kompleks

ratai: 1 gumpalan akar rumput yang saling tindih dan menebal di tanah

rawa dan mengering (lih. guggup); 2 menangkap ikan kecil udang

(lih. buntalli) dengan tangguk (jala bertangkai) atau tanggok rotan

(lih. antiling) di sepanjang tepian sungai (kali)

ratap x: (1) ~ ~: suara air hujan yang jatuh satu-satu; (2) kuma ~: banyak

suara “titik” air hujan, di atas atap atau di atas daun dll.

ratas: dedel; rabik; rantas; retas; sobek pada jahitan; terlepas jahitannya;

ratik: (1) latak; serpihan kecil sisa pengerjaan sesuatu yang bisa terserpih

(lih. radak); (2) daun, ranting kecil, buih dan kotoran lainnya yang

terapung di permukaan air; kekam; kekot

ratip (^): wiridan dan zikir (tahlilan)

rattap: memutus benda kecil panjang (lih. kattap)

ratti: 1 arti; erti; makna; 2 guna; manfaat

rattik: peletih; tiruan bunyi benda mulai patah sedikit

ratting +: ganjat; tali yang tertarik kencang sekali, seakan mau putus

rattu: buah padi yang sudah cukup matang terlambat di panen dari

ladang/sawah (lih. uma)

rattup: (1) memecah benda bulat (berbentuk butiran) kering dan keras; (2)

kuma ~: banyak suara “tup,” akibat pecahnya benda-benda kecil

yang agak keras

rattus: putus akibat tarikan keras (pada sesuatu yang berbentuk tali);

ratu =: 1 istri sultan atau istri raja; 2 gelar tertinggi wanita dalam kerajaan

raup =: sa ~: segenggam

rawa (^) x: ~ ~: pohon asam (lih. mampallan) besar, berbuah kecil-kecil

sebesar pinang

rawai =: 1 pancing yang dibentang ke tengah sungai dengan banyak mata

pancingnya; 2 kuma ~ an: banyak yang panjang kecil bergerakgerak bergelantungan

rawat +: ~ an: dinding tipis dan bercelah-celah; hampir transparan;

semerawang

rawis: golok besar bentuknya melengkung; khanjar

P:254

241

rawu: dimakan ~: buah kelapa yang isinya agak tipis dan tidak sempurna;

kelapa kopyor

rayak: (1) teman bermain; teman sepermainan; (2) ba ~: bermain-main

sma-sama teman

ria + x: ma ~: tumbuh menjadi jadi (tumbuhan/tanaman); menjadi banyak

sekali (ternak piara); semakin banyak dan melebar (koreng dll.)

(lih. rungking)

ribang: luka besar menganga

ricuk x: banyak pendapat yang berbeda; kacau balau

ridis:agak kurusan (biasanya akibat kesehatan terganggu)

rigu: (1) gerak badan; gimnastik; (2) beregang-regang

rigup: (1) sura benda besar yang jatuh dalam wadah besar (lih. bandala,

perahu dll.); (2) kuma ~: suara “gub” yang banyak akibat sentuhan

keras benda besar

rijang: 1 gerigi, berduri-duri besar; 2 nama kampung di Kecamatan

Sambaliung dekat Kampung Gurimbang (sebelah hulu)

rikin (^): 1 gunggung; hitung; 2 ~ an: kikir (lih. itungan)

rikit: mau menyala; nyala

rikut: gentas; menarik (tali, pancing dll.) dengan cepat dan keras; sembat

rilla = : ikhlas

rimaung: 1 (1) asad; harimau; macan; raja hutan; (2) ~ daan (dahan*):

macan tutul jenis kecil suka di atas pohon; 2 ~ bakalluk: batu

menyerupai harimau seekor sedang berbaring (lih. kalluk) di

muara gua Kacawak (Inaran) Sungai Kelay dalam gopa ini ada

pengisian sarang burung (walet); 3 bagian gambar lambang

Kerajaan Gunung Tabur (dua harimau), gambar lainnya ada

pedang, baddil, keris dan gong; 4 bangsa ~ manapuk kukunya

prb: orng yang menyembunyikan keahliannya

rimbas: latis; menebas banyak sekali kenanya; menebas dalam jumlah

banyak; papras; rambah; redah

rimbit #: tidak dapat bergerak dengan leluasa, karena banyak yang

menggandol

rimis: cepeng; keteng; mata uang senilai seperdua ratus rupiah setengah

sen); peser; rimih; rini; uang terbuat dari tembaga senilai setengah

sen (uang lama)

rimpa: 1 melakukan serentak; 2 rabba ~: kesibukan sehari-hari menjelang

hari puncak acara (lih. Matagawu), semua yang hadir atau

mengerjakan pekerjaan saat itu dijamin makannya, biasanya

“rabba rimpa” ini yang paling makan biaya dan mengesankan,

yaitu semua keluarga baik yang dekat maupun jauh tempat

P:255

242

tinggalnya berkumpul bersama selama beberapa hari (silaturrahmi

keluarga)

rimpi: panganan terbuat dari pisang matang yang di jemur atau di

panggang (lih. salai)

rimpung: menimpas (menebas) benda-benda besar; marubas banyakbanyak; rampat; redak

rinang: (1) kayu ulin yang dipasang melintang menahan “sapatu” tiang

(lih. sapatu); fondasi terpendam untuk menahan tiang dan “tugul”

rumah kayu; (2) kalang ~: ulin kembar dipasang lurus sejajar tiang

untuk penahan rinang dan tiang

rinat: 1 bagian keras pada daging buah yang melekat pada bijinya (sudah

mulai tua) pada buah mangga, pawu (mempelam) dll.; 2 bekas

luka atau koreng yang menghitam dan menonjol; codet; lampang;

palau; parut; bekas luka pada kulit

rincing: 1 kurus langsing; lanjai; 2 kuma ~: (1) geme rencang;

gemerincing; gerincing; (2) banyak suara berdencang

rincit: terbagi-bagi atas bagian-bagian kecil

rindak: (1) ta ~: menghentak-hentakkan kaki karena marah; (2) kuma ~:

suara hentakan-hentakan kaki yang banyak bersamaan

rindang x: perasaan khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

rindi: ma ~: berkurang banyak, akibat diambili atau dimakan

rinding: nama salah satu kelurahan di kecamatan Teluk bayur

ringgi: angguh; pukat; jaring (jala) penangkap ikan (lih. paya)

ringgit: mata uang tempo dulu bernilai dua setengah rupiah

ringgung: 1 kosong geronggang; 2 ~ an: bandusa; jempana; keranda;

usungan mayat

ringi: rasa malu karena tidak berhasil, biasanya pada anak-anak yang tidak

mendapat pemberian, atau kalah dalam permainan; tersipu-sipu

ringngi +: menangis-nangis kecil, karena meminta sesuatu (pada anakanak); rengek

ringka: anyaman lidi daun nipah (kelapa dll.) membentuk nampan; bakul

dari lidi yang dianyam untuk tempat kuali, periuk, dsb.; lekar;

sanggan (lih. raga)

rinnyi +: menangis-nangis kecil sepanjang hati, karena meminta sesuatu

atau karena rasa sakit (pada anak-anak)

rintak: (1) memukulkan dayung ke tepi perahu secara horizontal; (2) suara

pukulan dayung pada tepi perahu sebagai pertanda ajakan

bepergian ke kebun, sawah atau turun bekerja, atau untuk

mengusir hewan yang bergelayutan di atas-atas pohon ditepi

sungai (lih. bakantan, karra)

P:256

243

rinuang: asad; jejak jalan binatang di hutan (biasanya babi); denai;

selarung

rinut: mengerjakan perlahan-lahan dan bertahap-tahap

rinyut: rasa “nyut-nyut,” seperti bisul mulai akan tumbuh

ripak: (1) suara seperti seikat kayu yang dijatuhkan ke lantai; (2) kuma ~:

banyak yang berkerepakan

ripu: rasa badan sakit-sakit seperti habis dipukul, karena habis kerja keras

rirak: bergerak atau membuka luas-luas

ririt: keler; menarik sambil membawa berjalan atau berlari; menghela

maju; seret

rirrik: kotoran mata yang menempel banyak sekali (sebagai penyakit

mata); rebek

risap: gagau (meraba-raba dalam gelap atau kegelapan); gerayah;

gerayang; meraba-raba untuk mencari sesuatu; rayau

risik: (1) gerisik; suara berisik (kesek-kesek); (2) kuma ~: banyak suara

kresek-kresek; gemerisik; gerisik; gersak

ritik: (1) suara “tik-tik” kecil; (2) kuma ~: gemeritik

rituk: (1) suara “tuk-tuk”; (2) kuma ~: banyak suara “tuk-tuk”; suara

benda kaca atau keramik (peralatan makan) bersentuhan

riut: ma ~: mereng; terbang mereng pada layang-layang

riwas: menimpas besar

riyau: 1 ~ ~: berteriak; kedau; kedu; laung; pekik; teriak-teriak; uar-uar; 2

kuma ~: banyak yang berteriak; saling teriak

riying: jerjau; kayu kecil penahan atap sirap

rk: gedung kesenian dahulu di Gunung Tabor (lih. erka); graha

rua x: 1 gembur (tentang tanah subur); 2 cabar; hilang daya (ampuh)nya;

tidak manjur (tidak mujarab) lagi; 3 (1) seserahan untuk dibacakan

doa arwah, baik dengan memanggil ataupun mengantarkannya

kepada pembaca doa (lih. tuan-tuan, pagawai dua ballas); (2) ba ~:

acara berdoa bersama untuk arwah yang telah meninggal dunia,

dengan hidangan makanan. Barua tersebut dimulai dari hari

pertama yang bersangkutan meninggal dunia hari ke tiga sampai

hari ke tujuh, dilanjutkan pada hari ke-14, hari ke-40 sampai hari

ke-100, puncak acara ini pada hari ke tujuh yang di peringati

secara maksimal, dan pada hari ini semua perangkat milik yang

meninggal disedekahkan kepada yang melayani penanganan saat

yang bersangkutan dalam persiapan pemakaman hingga

dimakamkan (yang memandikan, mengafankan, penggali kubur

dan menguburkan, yang membaca doa setelah makam ditutup).

Pada hari ke-40 acara doanya makanan ditambah dengan kue-kue

P:257

244

(dippa, tumpi dll.). Pada hari ke-100 acaranya sederhana sama

seperti pada acara hari ketiga dan ke-14

ruak + x: muntah bersuara dan berulang-ulang

ruang x: kolong parahu; tempat air tergenang di dasar perahu (lih. gubang)

ruap x: 1 geriak; germut; rambak; 2 ma ~ ~: mengeriap banyak sekali;

muncul kecil-kecil banyak sekali

ruat +: (1) bergerak-gerak seperti ulat atau gerakan bayi (lih. juar); (2) ka

~ bergerak-gerak tentang sesuatu yang kecil panjang (ulat dll.);

ubit

rubama: juz ke-14 dari kitab suci Al-Qur’an

ruban (^): mengendapkan santan supaya mudah dibuat minyak makan

(lih. dadda)

rubbut: 1 pakaian yang berukuran besar sehingga nampak bergelumuk; 2

suma ~: banyak yang terurai-urai seakan bergelumuk

rubit: 1 cebir; cebis; merobek sedikit; mengambil sedikit (benda tipis); 2

sa ~: kelomet; secuil; sedikit

rubuk: 1 bergolak di dalam; 2 ma ~ di dalam: (1) bagai kerja api dalam

sekam; (2) menggerogoti dari dalam dan tak nampak

rubut + x: sarung atau kain dipakai cukup besar sehingga nampak seperti

kedodoran

rudai: cetai; luka memanjang, akibat tergerus benda tajam; robek panjang

di beberapa tempat (tentang kain dsb.)

rudas: benda (gendut) berisi, terbongkar atau terbuka dengan

menggunakan benda tajam

ruding: sudah mulai menurun hasilnya (tentang buah-buahan atau lainnya)

rudung: (1) makan bersama-sama dalam satu wadah, atau menikmati

sama-sama sesuatu; (2) ba ~: bajamba

rudut: 1 ma ~: gendut karena membusuk; 2 ka ~: (1) bengkak karena

busuk; (2) suara mesin yang nyaring sedang dihidupkan

rugai: (1) jembak; menjurai dan tergerai; rambut terurai panjang; (2) ~ ~:

geriap

rugum: kuma ~: banyak suara seperti gemuruh petir, atau benda-benda

berat berjatuhan ke lantai papan

rugup: (1) suara benda berat jatuh ke lantai; (2) kuma ~: banyak suarasuara hentakan kaki orang yang berlari; gerabak

ruis: menggeser dengan tongkat panjang (lih. aspak) atau tombak

ruit: duri pengait yang dibuat pada ujung mata pancing (lih. sarapang)

rujak x: (1) menusuk dengan lembing atau tombak ke arah bawah; tujah;

(2) ~ damar: tumbak bermata kecil tajam (seperti kawat lancip)

pangkalnya sebesar ibu jari

P:258

245

rukak: inni ~: kelembai (lih. inni)

rukkam: pohon berduri berbuah merah tua manis dan enak dimakan

rukku =: 1 salah satu rukun dalam sembahyang, yaitu dengan

membungkukkan badan secara lurus berbentuk siku-siku; 2 jura;

tunduk dan membungkuk memberi hornat; soja; 3 berjalan

membungkuk sambil mengulurkan tangan kanan lurus ke bawah,

sebagai tanda mohon permisi lewat dengan memberikan

penghormatan kepada yang dilalui

ruku =: 1 abu ~: (1) abu bakaran rokok; (2) abu-abu; dauk; kelabu; 2

daun ~: kirai; 3 (1) ~ ~: Ocimum sanctum; lempes; (2) ~ ~ parri:

nama rumput; 4 kuwai (kue*) ~: kue semprong; 5 langsat ~:

duku; langsat yang kulit buahnya agak keras dan rasanya manis,

hingga bisa dibuat bunga hiasan (selama belum membusuk); 6 tali

~: gudek; rambut yang tumbuhnya antara mata dan telinga; 7 tima

~: kertas tipis berselaput kertas logam untuk pelapis rokok agar

tidak cepat hapak (lih. tima sari)

rukun =: 1 ~ kampung: nama gedung kesenian di Gunung Tabor yang

dibangun tahun 1957 di Kampung Kuran Gunung Tabor; 2 ~ tiga

ballas: syarat wajib yang harus dilakukan dalam salat

ruma =: 1 (1) geria; geraham; (2) bawa ~: kolong; (3) ~ ~ ian: alat

pemanjat bangunan; andang untuk menebang kayu besar; aranaran; rancah; 2 ~ ~: ikan gembong; ikan kembung; ikan laut (yang

hidup bergerombol); pelata

rumbai: gunci; gunjai; jumbai

rumbia =: pohon palam penghasil sagu lih. ambulung)

rumbu: kuma ~: banyak yang tumbuh seperti bintil-bintil kecil dan penuh

rumbuk: 1 menumbak; radak; tohok; tujah; 2 ~ ~: alat untuk

“merumbuk”; 3 ba ~: campuk; saling menghunjamkan tombak

rumbun +: berjalan atau duduk masih berselimut kain yang agak besar

menutupi tubuh

rumpai: 1 Algae aquatic; karagan; latu; sangau; tumbuhan laut yang

dibuat menjadi agar-agar

rumpak x: dobrak; landa; langgar; simpuk; tabrak; tubruk

rumpang: kudung; kompong; ompong; rebes; rompal; sebagian gigi depan

sudah rusak atau hilang

rumpung: 1 edentat; tak berbatang lagi; rebes (lih. rumpang); 2

gerumpang; rusak hidung

rumput =: (1) ~ banjar; rumput menjalar; (a) daunnya diulek dengan

sedikit kapur sirih, dapat untuk mengobati luka kecil; (b) buahnya

dapat untuk mengobati luka tertusuk benda kecil, yaitu dengan

P:259

246

mengeluarkan air batang buah tersebut, dan memasukkannya pada

mata luka tusuk tersebut; (2) ~ batawi: rumput seperti bayam,

enak untuk lalapan ataupun disajur; (3) ~ lamma: (a) rumput yang

berbatang kecil-kecil, lemah, mudah untuk dipotong (lih. pisau);

(b) dapat untuk makanan ternak (sapi dll.); (4) ~ tawar-tawar:

rumput seperti rumput banjar, dan banyak mengandung air dapat

dilalap; (3) ~ aur-aur battat pisang mangala: sampiran pantun

anak-anak saat makan untuk sahur

rumu +: ba ~: bersama-sama mengerjakan atau memakan secara beramerame (banyak orang)

rumus x: (1) ~: basah; (2) ~ ~: basah kuyup; lecap; lincong, lepek;

runcam: banyak oretan tak menentu; gambar atau tulisan coreng moreng

runcing x: betak-betak; kain atau pakaian lusuh yang sudah tercabikcabik; koyak-koyak

runda #: pergi kian kemari bolak-balik

runduk x: kuma ~: banyak yang hanya duduk-duduk; semuanya hanya

duduk-duduk saja

rundum: naung; terlindung dari sengatan sinar matahari (baik oleh awan

ataupun bayangan pohon)

rundut: sapa ~ an: satu rombongan anak beranak (lih. karamun)

rungis: mencabik dengan gigi; menggigit hingga koyak; unggis

runggang: masih terdapat rongga-rongga; tidak padat

runggu: antenin; dengkik; gontai; loyo; nampak lesu dan lemah; sayu;

tidak bertenaga

runggus: 1 tarik ke bawah dengan kuat hingga lepas; 2 ~ an: calang;

longkos; rontok semua daunnya; runggas; tidak berdaun lagi;

tinggal cabang dan ranting serta daun dan pucuk sedikit

rungkak: renggang; roha; tidak padat

rungkap: semak yang sukar dilalui

rungking: borok; koreng besar; tukak

rungkup: (1) ba ~: berkelahi keras dengan saling terkam; (2) ma ~:

jemba; melompat ke muka dan menangkap; rejuk; sergap terajang;

terjang; terkam; terkap; (3) ta ~: terjatuh selagi berjalan

rungngap: bingkam; pesok ke dalam akibat pukulan atau tabrakan

runnus: mengempes (bengkak, bisul dll.); seruh

runsun: duru; berbondong-bondong; berduyun-duyun; turun beriringan

banyak (lih. runut)

runtai: untaian buah bertangkai dan berbilah kecil (lih. tingkil)

P:260

247

runtas: (1) latas; menebas rumput atau semak secara vertikal sekadar

rintisan untuk tempat lewat; (2) mengurangi kerimbunan tanaman

atau pohon rendah dengan menebas

runti: 1 kulit (ari) tipis pada batang rotan; 2 ka ~ an: kena sakit akibat

kerja berat

runtubuan: bangsai; membusuk karena kehujanan dan kepanasan atau

dibiarkan terus menerus dalam keadaan (basah) terkena air

runtun: gelandut, gemulai, menarik ke bawah dengan membebani

rup +: suara orang yang mendayung perahu bersama

ruru =: jelabak; roboh; runtuh

rurum: buah yang terlalu matang hingga menjadi lembek; kempuh; ranum

ruti =: ~ kalung: kerakeling; besi melingkar digenggam sebagai senjata

untuk peninju

rutus: mentolo sampai hati; tega

runum: kuma ~: banyak suara orang berbicara tapi tak jelas

runut + x: ba ~ : berjalan beriring-iringan banyak (lih. runsun)

runyam + x: mengomel terus-terusan

runyut: hampir hancur karena terlindas (benda mengandung air) (lih.

lanak)

rupa =: 1 warna wajah; 2 di ~ ~ kan: dinampak-nampakkan keadaannya;

3 inda ~: beraneka macam (lih. inda); 4 manya ~: menjelma

menjadi

rupia (rupiah*): mata uang bernilai 100 sen, atau 20 kelip, atau 10 ketip,

atau 2 suku

rurruk: menyingsing ke arah bawah benda yang terbungkus (seperti alat

kelamin anak pria yang belum dikhitan kemudian dibuka kulitnya)

rurrus: lorot; meluncur ke bawah; menarik ke atas atau ke bawah sesuatu

yang melekat pada benda panjang (seperti cincin pada jari atau

gelang pada pergelangan tangan); pelorot; pelosot

ruru: amblek; ambles; ambruk; longsor; luruh; raras; roboh; runtuh;

terban; terbis

rurum: terlalu matang (buah); dalu; magang; ranum

rurut: 1 (1) (a) serut (untuk bahan tikar seperti pandan daun rumput purun

dll.) supaya pipih; (b) serut pada usus hewan supaya isinya keluar

(lih. parrut, ucus); (2) ~ ~ : potongan bilah bambu untuk penyerut

daun pandan gahan tikar; 2 ~ an: tali untuk pengencang celana

dalam

ruti =: 1 kue kering buatan pabrik; 2 ~ kalung: karaketing; senjata

genggam dari logam untuk meninju (lih. kalung)

rutik: bintik- bintik pada bulu hewan (utamanya pada ayam dan unggas)

P:261

248

rutuk: bintik-bintik hitam kecil pada pakaian, akibat terkena keringat atau

air dan lama dibiarkan sehingga berjamur

rutun: (1) tumbuhan berduri di tepi sungai (daun dan bunga mudanya)

dapat disayur, dapat pula ditambah daun singkil dan kacang hijau

serta santan kelapa (sayur khas Berau); (2) butu ~: bunga

tumbuhan “rutun”; (3) buahnya yang tua dapat menjadi bahan

peluru senapan bambu (mainan anak-anak)

rutus: sampai hati; tega; tidak berbelas kasih

ruyau: antak; goyah; goyang; hingut; inggung; menggoyang-goyang

dengan menarik-narik dan mendorong-dorong benda tinggi (lih.

ranggui)

S.

Saang (sahang*): lada; ladam merica; Piper subeba; Piper ractro fractum

(lada putih)

saung: lala; sabung

saban =: 1 saben; tiap; 2 (1) bulan kedelapan hijriah; bulan Sya’ban; (2)

nispu ~: (a) lima belas hari bulan Sya’ban; (b) acara pembacaan

doa pertengahan bulan Sya’ban ba’da magrib (lih. nispu); (c)

dilakukan secara berjamaah dengan membaca surat Yaasiin

sebanyak tiga kali disertai doa masing-masing minta panjangkan

umur, minta murahkan rizki dan minta dikuatkan iman untuk bekal

beramal ibadah kepada Allah Swt.

sabang: pantas (dia) begitu kejadiannya, karena ada sesuatu di baliknya

sabarang: terserah anda memilih; yang mana-mana saja

sabarangga: kulakasar; tektek; tetek bengek

sabat x: gungliwang-liwung; penuh dan banyak rumput ataupun pohonpohon perdu; rapat dan tebal semaknya

sabbab =: lantaran

sabbak +: ~ an: tergerak-gerak dada karena habis menangis

sabbal x: 1 begah; medu; mules; perut terasa tidak enak; senak; 2 dongkol;

jelo; kesal hati

sabbar =: 1 tabah; 2 ~ pagar iman prb: “sabarlah, sabar membawa pada

keselamatan”

sabbil : sahid (selang) membela harta (kehormatan, agama)

sabbit: 1 (1) jepit-jepit; pinset; sepit; (2) alat makan (*cna); supit; 2 tangan

besar udang, kepiting dll.; capit

P:262

249

sabbut: zikir (mengucapkan zikir) saat kritis

sabit x: babit; cocok; labut; layak; libat; logis; makul; masuk akal; pantas;

patut

sabuku: 1 sepatah kata; 2 ~ an: sekujur tubuh; 3 parawu ~ an: jongkong;

perahu terbuat dari sepotong kayu; sampan yang dibuat dari kayu

utuh yang dilubangi hingga berceruk dan berbentuk perahu; 4 (1)

nama kecamatan di Kabupaten Nunukan tempat gajah kalimantan

terakhir berada, tepatnya di sekikilan; (2) di Berau dulu pernah

gajah bermukim, karena itu ada gunung gajah di tepian Sungai

Berau dekat Kampung Sambakungan; 5 ~ cada ia manyambung

prb: tak berkata (memberikan bantahan) sekata pun

sabuli: ~ buli: harap sungguh (ucapan mengokohkan perintah); kudu;

labuda; mesti; sedapat mungkin; tidak boleh tidak

sabulu: cocok (dalam berobat ke seseorang); cepat sembuh dari sakit bila

orang yang cocok mengobati (lih. sanru)

sabut =: pinjalin ~: rotan bersabut kalau dibelah

sadai +: lendeh; leyeh; duduk santai sambil bersandar, sehingga dada dan

perut nampak membusung

sadakka =: 1 infak; sedekah; 2 (1) sesembahan yang dilaksanakan setiap

tahun selama tiga tahun berturut-turut setelah orang yang

bersangkutan meninggal dunia; (2) (a) tahun pertama sedekah

berupa makanan masak dan kue-kue: (b) tahun kedua berupa

bahan mentah (sembako): (c) tahun ketiga (terakhir) berupa

makanan masak (ikan, daging dan lauk); (d) sedekah ini biasanya

diantar kepada pagawai dua ballas ataupun tuan-tuan yang tertentu

(pada satu orang saja); (3) namun sebelumnya di rumah yang

bersedekah tersebut juga ada pembacaan doa arwah dan makan

bersama di antara keluarga dan undangan (tetangga); 3 di Berau

sebelum doa dibacakan makanan dihidangkan terlebih dahulu (lih.

dua)

sadat (*sahdat): (1) syahadat; (2) syahadat diucapkan kembali pada saat

seseorang akan dikhitan (lih. katam)

saddak =: (1) ka ~ kan: tersedak; (2) konon kalau tersedak di waktu

makan, pertanda ada orang jauh yang terkenang dan sedang

membicarakan orang yang tersedak tersebut

saddang =: kelakuan telah melampaui batas sehingga perlu dihukum

saddat: kekenyangan; perut terasa penuh, karena banyak makan

saddi #: rasa susah hati akibat olah seseorang yang tidak menaruh rasa

hormat (lih. jampa) atau tidak menaruh rasa simpati atas kesulitan

orang lain

P:263

250

saddui: Mydaus meliceps; musang kesturi; sadu; hewan yang

bersenjatakan bau kentutnya untuk menghindar dari pemangsa

sadiri: ~ ati: rasa takut (ngeri)

sadu: pada tiap; selerak; tersebar berserak di mana-mana

sagabuk: bertingkah polah berlebihan seakan sangat hebat, padahal

diketahui kemampuan ybs. terbatas (lih. sagana)

sagana: bertingkah ia-ianya, padahal tidak ada apa-apanya (lih. sagabuk)

sagar: alat untuk menulis; bolpoin; pen; pena; polpen

sagayi x: 1 (1) ada 18 suku Dayak di kalimantan dan ada 4 suku (dayak)

ada di Berau termasuk “sagayi”; (2) (a) gaai; salah satu suku

Dayak Berau; (b) memiliki adat istiadat dan kesenian, termasuk

bertato (lih. ukir) dan bertelinga caping yang dipanjangkan (lih.

lambing); 2 talinga ~: kue berbentuk angka delapan, terbuat dari

tepung beras tegalan, gula merah dll., kemudian digoreng hingga

matang, nama lainnya adalah “tallur biawan”

sagga: 1 salah satu cabang Sungai Berau (cabang kanan); 2 nama

kecamatan di Kabupaten Berau yang terletak di Sungai Segah; 3

pinjalin ~: Calamus caesius; jenis rotan (lih. pinjalin); 4 perut

terasa penuh sekali

saggap: pi ~: jantung berdebar keras karena kaget dan takut; kesiap;

teratap; terperanjat

saggu: ~ ~ an: (1) cegukan, gangguan pada organ tenggorokan; (2) kalau

cegukan pada anak-anak konon akan tumbuh besar lebih cepat atau

akan besar badannya

saggut: rampak ~: melaksanakan pekerjaan serempak dan cepat-cepat,

sehingga kurang sempurna

sagutuk: segenap; sekotah; setiap; pada tiap-tiap

sain: kian; makin; semakin; semangkin; bertambah

saing x: 1 (1) alias; epitel; julukan; nama panggilan (sebutan); lakap; (2)

pengguaan nama ayah atau ibu berdasarkan nama anaknya;

teknomini; 2 ~ ~: ular (daun) kecil berwarna hijau

sair =: cerita bersajak dan dapat dilagukan

sait x:1 cantel; cantal; cangkel; cengkel; gantel; gantol; ringgit; sangkut; 2

(1) ta ~: kecantol; kesansang; tersangkut; (2) ~ an: cantol;

kapstok; wadah mencantol; 3 meninggal di jalan Allah; sahid; 4

battis ta ~ battis ditattak: kerja harus terus dilanjutkan, walau

apapun rintangannya

saitan =: 1 (1) makhluk halus yang dapat menggoda manusia menjadi jauh

dari tuhan dan berbuat menjadi berbuat buruk/dosa; (2) buru-buru

~: mantra/doa yang dapat menjauhkan setan dan hantu dari

P:264

251

pembacanya; 2 cacca ~: kata lain untuk menunjukkan pusat (useruser)

saji x: ~ bassi: sendok penggoreng terbuat dari besi; sutil (lih. sasaji)

saka x: anak sungai kecil; cabang kali

sakaddup: (1) syakduf; tempat duduk dibuat di punggung unta; (2) dahulu

sering ditemukan orang Berau yang lagi naik haji

sakali =: 1 ~ batarru: serempak hanya sekali; 2 ~ bapiraap: sedarum;

serentak; 3 ~ turun: (1) turun serentak: (2) seberbana; pakaian

selengkapnya; seperangkat pakaian

sakarang x: 1 jemang; jenak; sebentar; sejemang; sejenak; sejurus;

sekelumit; sesaat; 2 entar; tunggu dulu sebentar

sakat x: memasang atau mengikat atap (lih. atap) pada rumah, biasanya

menggunakan bamban atau rotan

sakaut: anggota (pasukan) keamanan tempo dulu

sakiranya: andai; jika

sakit =: 1 (1) ba ~: sulit; (2) ba ~ ~ pagila: sulit, sudahlah tak usah

digubris; 2 (1) ~ karra: bundung; sakit bengkak di leher; susilat;

(2) konon penyakit ini bisa turun ke buah zakar, dan kalau itu

terjadi akan membuat seseorang menjadi steril (mandul)

sakka: serkah; terbelah ujungnya (pada dahan kayu yang satu dari dahan

lainnya)

sakkar =: jenis gula pasir berwarna kemerahan

sakkul: 1 ikan teri sungai (kuliner khas Berau), biasanya akan banyak

pada saat banjir (banyak terdapat di tepian Sambaliung),

menangkapnya menggunakan (tangguk) “panyakkulan”; 2 pa ~

an: tangguk bertangkai dan bertulang agar tetap mengembang saat

digunakan, karena ikan sakkul ini berenang menyongsong arus

sakkun: jarum kecil pada arloji, yang tiap detiknya bergerak

sakkup =: 1 memukul dengan tinju dari arah bawah ke atas mengenai

dagu atau lainnya; swing; 2 mengelupas kulit yang tebal dengan

linggis dll.

sakrai (sahrai*): (1) pabrik penggergajian kayu peninggalan jepang; (2)

area di daerah rinding

sakrun: kue kering (jenis panganan kelas atas tempo dulu)

sakrup =: ban ~: landasan besi untuk penjepit di bengkel

sakuci: 1 ~ kappal: perahu perantara; sampan; 2 ~ massin: pintalan

benang dalam mesin jahit di bawah jarum (lih. takki)

sakulaan (sakulahan*) =: sekolah

sakuncang: baju ~: model pakaian kehormatan (kebesaran) peria (lih.

balanga)

P:265

252

sakungkul =: berkomplot (lih. maupakkat)

sakunyar: kapal mewah kecil tempo dulu milik sultan

sakutu =: tentara beberapa negara yang dulu pernah membombardir Berau

pada akhir perang dunia kedua, yang menyebabkan Tanjung Redeb

dibumihanguskan, Masjid Jami Sambaliung terbakar dan Keraton

Gunung Tabur bersama beberapa rumah para bangsawan ikut

terbakar

sala =: 1 kepalang; 2 ma ~ kan: (1) egos; elak; gelicik; hindar; mengelak;

menyingkir; (2) sebutan untuk yang telah meninggal dan masih

muda; 3 ta ~: sakit karena keseleo 4 tabbu ~: tumbuhan yang

mirip tebu bergerombol banyak di tepi sungai, tak dapat dimakan

karena tak berair; 5 ~ ~ kilallan: aram; mulai gelap petang hari

(lih. kilallan) remang-remang; temaram

salabar x: mengambil bagian atas (pada air)

salabbar: kuma ~ an: banyak yang bertebaran

salabbus: ~ labbus: asal ngomong; berkata sembarangan

salabbut: ~ labbut: (1) berkata asal bunyi; (2) banyak suara kentutnya

(sering)

salabu: tarabbang gagak ~ tukil prb: terkena tuduh, karena kebetulan

berada di tempat kejadian peristiwa

salada =: paparut ~: parutan untuk singkong, buah dll. yang hasil

parutannya kasar-kasar

salagut: kuma ~ an: banyak yang bergantungan

salai =: garang; mengeringkan di atas api

salajur: sekalian mumpung

salai (^): 1 panggang; sesuatu yang dimasak dan kering di atas panas api;

diasapi; sale; (1) jukut ba ~: ikan panggang kering; (2) pisang ba

~: rimpi pisang: 2 ~ udang: kayu kering kecil berwarna hitam (lih.

kampar) kalau dibakar berbau harum

salak (^): gonggong

salaku =: ~ laku: berbuat tak tentu arah; berbuat di luar pemikiran yang

baik

salalang: sa ~ : pergi kian kemari tak tentu arah

salalu: 1 sekalian; 2 ~ an: selamanya (lih. salajur); 3 ~ kan: membawakan

sekalian

salambau: (1) alat penangkap ikan seluang menggunakan sarung pelikat,

ujung bawahnya diikat (disatukan), sedangkan bagian atasnya di

buka dan diberi berpenyangga kayu bersilang, (2) kemudian diberi

tali dan di atasnya diletakkan “bungal” untuk tempat menyimpan

umpan berupa dedak padi; (3) direndam ke dalam air di sungai

P:266

253

dengan diberi batu pemberat, sehingga ikan seluang banyak datang

makan umpan dan masuk dalam sarung perangkap tersebut; (4)

kemudian diangkat, setelah cukup banyak saluang yang masuk

salamun: mandi ~: mandi-mandi buang naas menggunakan janur

bertuliskan ayat ke 53 surat Yaasin dari Al-Qur’an (lih. surat)

dimasukkan ke dalam gayung (lih. cabbuk) untuk dipakai mandi

pada Rabu terakhir di bulan Syafar. Biasanya setelah acara mandimandi ini, dilanjutkan dengan acara “babuang naas” yaitu pergi

keluar rumah (tempat-tempat tertentu–semacam piknik) untuk

membaca doa dan makan-makan

salangka: 1 alat bernafas pada ikan; insang; 2 tulang dagu

salangui: kuma ~ an: banyak (berbadan besar) yang berenang kian kemari

salara: anak ikan sembilang; sembilang berukuran kecil

salasa: (1) hari ketiga; selasa; (2) hari yang dianggap kurang baik untuk

memulai sesuatu kegiatan

salap: 1 ikan air tawar, badannya putih keperakan, bagian punggung

kehitaman, sirip perut dan ekor berwarna merah; tembra; ikan

tengadak; jelawat; Leptobarbus hoeveni; tembra; 2 kream obat luar

untuk mengolesi borok; kudis; luka dll.

salappa (^): kepuh; kotak (tembaga kayu dll.) tempat pinang sirih;

lampam

salapput: ~ lapput: asal omong saja tanpa dipikir dulu

salara =: daun yang telah tua dan kering, silarah (lih. karukkus)

salatan =: 1 daksina; 2 ~ bini: dongeng (lih. susuran) tentang negeri yang

penghuninya terdiri dari perempuan semua

salau: (1) asap yang menjadi jelaga; bidu; jelaga; sulang; (2) ~ para: (a)

jelaga yang menempel pada para-para dapur (tempat menyalakan

api kayu bakr); (b) konon bisa digunakan untuk obat campak susu

salawas (^): selagi; selama

salawat =: (1) permohonan doa kepada Allah Swt. untuk Nabi Muhammad

saw. beserta keluarga dan kerabatnya; (2) bacaan yang menjadi

“mantara,” setiap melakukan pengobatan, penyembuhan penyakit

atau rasa sakit, makan obat atau menempelkan obat (lih. tapal)

pada yang sakit

sali + x: aling-aling; membayang-bayangi, menghalang-halangi, termasuk

menghalang-halangi pandangan, sehingga yang ingin dilihat tidak

tampak jelas

salia: menyingkir ke pinggir

salial: (1) kajang dari daun palam hutan (lih. nius); (2) ~ bungkuk: paying

daun palan hutan

P:267

254

saligun: abah-abah; embel-embel; peralatan pelengkap pada suatu alat;

perkakas; tali temali

salikur: hari bulan ke 21

salimma: (1) influenza; pilek; sakit kesejukan; selesma; sema-sema; (2)

(a) penyakit ini sangat ditakuti oleh suku basap (salah satu suku

asli di Berau yang hidup sangat sederhana); (b) bisa menyebabkan

satu keluarga menderita parah atau bahkan meninggal dunia

salimput: (1) kain sarung yang digunakan membungkus tubuh hingga ke

leher; sal; (2) ba ~: membungkus seluruh badan dari ujung kaki

hingga leher, akibat rasa dingin

salin =: timpak ~: mirip sekali; persis (lih. timpak)

salindir: alat dalam mesin; silinder

salindung #: (1) ba ~: bersembunyi di balik sesuatu; (2) ka ~ an:

terlindung

salingar =: engkol; menghidupkan mesin dengan jalan memutar kuat-kuat

saliput: area disebelah kiri muara sungai birang beserta bukitnya (Gunung

Saliput) pernah menjadi benteng (lih. kubu) pertahanan Kerajaan

Gunung Tabur dari serangan penyerang, beberapa waktu lalu di

lereng bukit ini menghadap ke sungai terdapat 2 buah tiang ulin

tempat sandaran meriam, sekarang bukit ini telah berubah bentuk

dan tonggak ulin tersebut pun telah pula hilang (tercerabut dari

tempatnya berpijak selama ini sebagai saksi bisu sejarah tingkah

polah manusia Berau)

salisir: pelisir; pita dsb. yang dijahitkan pada tepi pakaian; setrip

salissi =: tidak dapat berjumpa

salla +: pa ~: elak; mengelak-elak

sallai =: 1 selai; sele; 2 busak ~: Hibiscus sabdariffa; rosella

sallam =: ba ~ cada bausar prb: berkata tanpa dasar

sallan: ganjal (benda penahan agar tidak jatuh atau tergeser dan tidak

mereng); tangsel

sallat =: 1 celah; 2 terjepit antara dua benda; 3 pohon buah yang berbuah

di luar musim buah dan jumlahnya sedikit sekali; 4 ma ~: (1)

menyelip; (2) mengambil sebagian yang sudah matang (tentang

buah) di antara yang masih hijau; 5 sa ~: sesiung (bawang, durian,

langsat dll.); 5 ma ~ kan: menyempatkan waktu, di antara waktu

yang sedikit

salling x: derek; kapi; katrol; kerek; lorah; takal

sallip: terlupa; silap;

sallu: (1) gerah dan rasa tidak enak; larau; terganggu karena banyang yang

usil dan berisik; (2) ma ~ i: gerocok

P:268

255

salluk x: 1 celok; celuk; memasukkan tangan ke dalam sesuatu; rogoh; 2

pa ~ kan: jala (jaring) bertangkai penangkap ikan (lih. sakkul)

sallum: ~ ~ an: agak gila; junum; kurang waras, kadang-kadang kumat;

senewan

sallup: 1 gelandar penahan dinding rumah bagian bawah dan atas; 2 (1)

menyelam ke dalam air; selulup; (2) ~ ~: ambul; timbul tenggelam

(3) pi ~: tenggelam tiba-tiba (lih. pisallup)

sallur #: 1 menyelam sambil berenang dalam air; 2 ~ an: kanal

sallut: (1) ma ~ kan: (a) memasukkan ke lubang; membuang atau

memindahkan sesuatu yang kesil melalui celah; (b) menyempatkan

selagi ada wakyu sedikit; (2) ta ~: terikut lolos

salu +: (1) ikut-ikutan dengan kesibukan orang banyak, sebagai

kamuflase; (2) masuk menyusup dalam kerumunan; (3) turut

campur dalam percakapan

saluang =: 1 (1) baham; ikan kecil air tawar; blume kurz; Lavana

sarmentosa; (2) ~ bapirik: lauk khas rakyat jelata, ikan “saluang”

dibakar hingga matang, diulak ke dalam sambal terasi, dengan

perbandingan ikan lebih banyak dari pada sambalnya (lih. pirik); 2

padi ~: padi yang beras isinya panjang dan kecil; 3 baik ~ pacca

cada mamattuk prb: apes sekali; sial betul

saluar (^): 1 (1) celana; lancing; sarwal; serawal; (2) celana dalam;

kancut; 2 (1) (a) ~ basimpul: celana komprang besar, yang

digunakan dengan membelitkan bagian atasnya (lih. candur); (b) ~

bapisak ampat: celana komprang besar dengan cawat yang empat

buah, sehingga terlihat lebih besar dan mudah untuk dipakai

bergerak maupun duduk lesehan; (2) ~ pukkung: celana setengah

kaki (biasanya pakaian dalam); (3) ~ pandak: celana dalam

salubung =: bungkus dari atas; jerubung; penutup muatan pada perahu

(lih. sibugai)

saludup =: mengantar/mengantar diam-diam, sembunyi-sembunyi

saluka #: bahasa sindiran; insinuatif; jelentik; kias; menegur secara tidak

langsung; menyindir secara halus; satir; satire; (2) ba ~: insinuasi;

tuduhan terselubung

saluki: jalentik; takaran minuman obat cair (sirup) kira –kira 50 cc,

salukup: (1) kelopak; lapisan penutup atau penyanggah, seperti kulit

jagung, kulit mayang; (2) ~ mata: pelupuk; pupil (pada mata)

salumbung: (1) pipa sambungan agar menjadi panjang (untuk grip, pensil

dll.) terbuat dari bambu kecil atau lainnya; (2) bungkus bulat

panjang

P:269

256

salundang: 1 bungkus mayang (pinang; kelapa dll.); saludang; seludung; 2

~ bapassan di mayang prb: orang yang pantas menerima nasihat,

tapi justru menasihati, sehingga menjadi tidak pas

salungui: kuma ~ an: banyak yang tiba-tiba berdatangan

salut x: 1 tadah; tampung; tanai; 2 bilga tempat penambung cairan, agar

lantai yang kena tetesan tidak basah

sama =: 1 ~ bumbung: sama besar antara ujung dan pangkal pada benda

bulat panjang; 2 ~ papar: antara isi dan tempat sama tingginya; 3

~ tuttuk: berhadap-hadapan dengan pas; 4 ~ linnanya: (1) samasama habis; (2) sama saja kelakuannya

samak: 1 bedak; pupur kering (lih. pupur) buatan pabrik; 2 mengkirai;

pohon kulitnya dibuat atau dijadikan bahan warna untuk mencelup

jala (pukat dll.) dari benang; ubar; Ulmaceae

samali: salah satu mata angin; utara

samamma: pulau di perairan laut Berau (lih. tallur)

saman x: 1 agar; supaya; 2 biar

samananya: sekalinya, padahal tidak biasa begitu; tumben

samantar: mumpung selagi

samarlayun: nama raja bajak laut (lih. mundu) dalam ceritanya

samata #: 1 lulu; melulu; 2 (1) (a) satu mata; (b) satuan berat emas senilai

setengah gram; (2) mata bersama; penglihatan sama

samba + =: serangga (belalang); walang kadung

sambai: “ucapan-ucapan serampangan dan spontan,” ketika seseorang

terkejut

sambal: bumbu; sejumlah rempah-rempah yang dicampur dan diulek

sebagai bahan penyedap masakan

samballi =: 1 gorok; potong sembelih; 2 bumbui; memberi berbumbu

sambang #: cegat; hadang; pegat

sambakungan: kampung yang terletak di samping hulu sungai ulak (lih.

lati), yang didiami antara penduduk asli Berau dan penduduk asli

Berau yang berasal dari Kalimantan selatan

sambal x: bumbu; bahan penyedap masakan yang terdiri dari berbagai

rempah-rempah

sambaliung: 1 (1) nama salah satu kerajaan di Berau tempo dulu; (2)

nama Kematan di Kabupaten Berau; (3) nama kelurahan di

Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau

samballi =: 1 memberi bumbu; membumbui; 2 gorok; zabah

samballit: (1) melilit; (2) ~ damar: taliwangsa (nama ular); ular pohon

(sering ditemukan di pohon parangat)

sambang x: cegat; menghadang

P:270

257

sambarani =: kuda ~: beraksa; kuda terbang (lih. susuran)

sambaratta: (1) anak Sungai Segah di hulu Kecamatan Gunung Tabur; (2)

di sini (diudiknya) banyak terdapat goa sarang burung walet; (3)

sementara di sini jadi areal galian tambang batu bara

sambat x:1 pagi; 2 ~ karamian: (1) pagi sore; (2) setiap waktu; 3 ~ i:

gibang; halangi; menunggu di muka; 4 ka ~ an: (1) terlalu pagi;

kepagian; (2) sempat teratasi, sempat ditangai, sempat

disembuhkan; sempat dihambat

sambayyang: ibadah; salat

sambil =: (1) ma ~: melakukan pekerjaan lain di samping pekerjaan

pokok; samba; (2) ~ kan diaku: kerjakan juga untukku

sambilu =: kulit bambu yang dibuat tajam sebagai pisau; selumbar buluh,

dulu dipakai untuk memotong tali pusat

sambu =: puas (terpuaskan)

sambuang x: 1 buang suara; koar; 2 batulah cada ba ~ prb: pergi tiada

pesan; pergi tanpa basa-basi dengan orang sekitar

sambulayang: tombak lempar (melempar dengan tombak ataupun tongkat

panjang)

sambuluran: 1 pandan hutan biasa dibuat topi Berau (lih. tudung) dan

hasilnya bagus; 2 bakkut ~: ikan sungai, yang biasa dimakan

sebagian orang Berau

sambung =: 1 (1) Blumea balsamefera; jenis tumbuhan mirip tembakau;

Vernonia cirerca; (2) (a) konon dapat untuk obat batuk, mencret,

melancarkan kencing dan pembangkit selera; (b) untuk mengatasi

hipertensi, dengan mengeringkan daunnya dan dibuat minuman

seperti minum teh; dan berbagai obat lainnya; 2 jawab; 3 ba ~ an:

bantah-berbantah; bercekcok; berselih; caran; pangkai; setori;

sisalak; tingkah; 4 pa ~ an: sendi

sambur =: 1 mengobati penyakit dengan cara menyemburkan bahan obat

herbal yang dimamah terlebih dahulu; 2 menghukum anak-anak

agar menjadi patuh dan matanya menjadi terang, yaitu dengan

kunyahan jahe disemburkan ke mata si anak; 3 ~ ~: nama ular

yang dapat menyemburkan bisa racun

samburakat: kampung di hilir maluang, Kecamatan Gunung Tabur

sambut =: 1 ba ~ an: saling menyambut; estafet (lih. pamulu); 2 ma ~ i;

memberi diam-diam; 3 pa ~ an: cincin, gelang (emas) sebagai

seserahan saat pernikahan, diserahkan penganten pria kepada

penganten wanita saat pernikahan

samir #: lembar jahitan daun nipah (untuk dinding atau tutup), cikal bakal

kajang (lih. kajang)

P:271

258

samira: nama pulau bukit di muara dalam Sungai Berau (di gugusan

Gunung Padai), gunung legenda, konon gunung ini jin melembar

(lih. limbar) dan talinya putus tanahnya jatuh di seputar semera

tersebut dan menjadi bukit

samming: hama cendawan (umumnya pada tanaman padi ataupun

palawija)

sammut =: (1) Formicadae; serangga kecil berjalan merayap; (2) ~ api:

kelik-kelik; semut merah

sampai #: 1 menyampai; sangkut pada; 2 ~ ~: (1) gantung-gantung

tersangkut; (2) serangga berbisa (beracun)

sampaian: (1) arkitraf; balok koi sontal utama yang langsung disangga

tiang; gelagar bagian atas rumah; (2) biasanya kalau orang tidur di

bawah bendolan ini akan mimpi menakutkan (lih. daddap)

sampak x: cukup ukuran sehingga sampai dengan baik dari ujung ke

ujung; ragung; sampai ujungnya; suntuk

sampalit: kena getahnya (peribahasa); terikut kena masalah (padahal tidak

ikut berbuat)

sampan =: perahu kecil yang dipergunakan untuk pendaratan dari perahu

besar (lih. sappit) atau kapal ke daratan (lebih tohor)

sampar (^): epidemi; hawar; musim ada penyakit menular; penyakit yang

menyerang dan berjangkit dengan cepat di suatu daerah; wabah

samparantu: bahan obat-obatan berasal dari pohon; saparantau; Sindara

sumatrana; tampar hantu

samping x: 1 luka kecil akibat tersembilu (oleh belahan bambu, rotan,

batang rumput dll.); 2 sakit pada ibu-ibu, akibat melahirkan

sampir: alas tambahan di samping/di sisi alas yang telah ada; lampir

samprut =: nama kue kering terbuat dari tepung gandum, tepung meisina,

gula halus, susu bubuk, mentega, telur, vanili, backing powder dll.

samprung: 1 cerobong; 2 kaca pembungkus nyala lampu

sampua: abacus; alat hitung dari bulir-bulir kayu; dekak-dekak Cina;

sepoa; sipoa; swipoa

sampuk*: 1 ujungnya sampai (bersentuhan, menyentuh); 2 (1) Curcuma

anthorrhiza; Curcumalonga; lawak-lawak; temu lawak (lih. issi);

tanaman obat, konon direbus, airnya diminum untuk mengatasi

asam urat, kolesterol dan darah tinggi; (2) caranya temu lawak

direbus dan airnya diminum, dapat pula diulek dan diperas,

kemudian airnya diminum; (3) dapat untuk pewarna (kuning)

alami

sampurunna =: 1 kamal; 2 berhasil dengan baik; selesai dengan baik dan

lengkap

P:272

259

sampurut: usap dari atas sampai ke bawah; usap

samsing: pendekar Cina

samu: 1 pupur (lulur) hitam kasar dari gorengan beras dan rempah-rempah

(lih. lullut), dibalurkan saat mandi (untuk pemutih dan pembersih

kulit); 2 sungai ~: anak sungai (kali) dalam sungai birang; lokasi

areal kebun buah musiman (lih. kampung)

samukal: penyelundupan; dulu pergi ke Tawau Malaysia, secara diamdiam dan tidak resmi membawa barang dagangan bolak balik dari

Berau ke Tawau dan sebaliknya, karena bahan mentah murah di

Berau dan bahan jadi murah di Tawau

samun #: penuh semak

sana =: di ~: pada saat yang bersamaan

sanangin: Eleutheromar tetradacylum; ikan laut; menangin

sani: di ~: di sana; kata penunjuk jauh

sandal =: sangga; sesuatu yang dipergunakan untuk menopang/menahan

dari bawah

sandar =: (1) bersangga; sender; tumpu; 2 ~ ~ tabbu prb: berdiri atau

duduk-duduk sambil agak tersandar; orang yang tak banyak

dibebani pikiran (lih. sadai)

sandat =: (1) bumpet; buntel; kopet; sempit; sesak; sibu; tidak longgar;

tidak muat; (2) ~ idung: sulit bernafas karena sesak hidung

sandawar =: pinang raja; Psichosperma silvertris; sinawar

sandiwara =: seni drama (lih. erka)

sandung x: (1) memimpin dan melindungi; (2) ma ~: biasanya istilah ini

ada pada saat lomba perahu naga, yaitu orang yang duduk paling

depan di haluan perahu tersebut, dengan kekuatan supra naturalnya

melindungi semua orang yang ada dalam perahu tersebut dari

serangan gaip

sanga =: hitungan setelah delapan; samben; sembilan

sangai x: jenis tumbuhan rotan terbaik (lih. pinjalin)

sangalaku: salah satu pulau penghasil telur penyu terbesar di lepas pantai

Berau

sangat x: 1 deras (air pasang, surut atau arus banjir); 2 gunung ~: tepian

bukit di hilir Gunung Tabur, tumpuan arus dari Sungai Kelay dan

segah; 3 alat pembelah dan pengatur besarnya bilah pandan dll.

untuk dianyam.

sangau x: lalat kecil (biasa berkerumun di kayu tonggak habis terendam)

(lih. usar)

sanggam x: 1 bisai; boto; cakep; cantik; cendayam; elok; geulis; indah;

jelita; jombang; kece; kecek; krana; laksmi; latif; sahdal; tampan; 2

P:273

260

motto kota Tanjung Redeb, “sehat, anggun, gairah, dan

manusiawi; 3 nama pasar induk Kabupaten Berau di Tanjung

Redeb (sanggam adji dilayas)

sanggar x: (1) gorengan (kacang, pisang, sengkong dll.) berbungkus

tepung; (2) ~ kacang: gandasturi; kue yang terbuat dari kacang

hijau rebus dan gula merah, dibentuk bulat pipih dilapisi dengan

cairan terigu kemudian digoreng; (3) ~ ubi: pilus; umbi singkong

rebus dilumatkan dan dicampur gula kemudian dibulatkan dan

digoreng

sanggu: sebut

sanggul x: intai; intip kemudian menyerang; jingo; jungu; silik

sanggaung: mengangkat barang berat dengan kedua tangan, seperti karung

beras dll.

sangkap: 1 tombak yang mata besinya berkait untuk menangkap ikan,

hewan kecil dll.; 2 bilah bambu sepanjang galah yang ujung

bawahnya dibelah dan ada alat mekaniknya (lih. pisawat) untuk

dipakai menangkap anak buaya di tepi sungai atau lainnya; geragai

sangkil: sulit penyelesaian (pengurusan)nya

sangku: 1 mengangkat parang akan membacok (jarak dekat); 2 slang dari

“parasangku”: barangkali; mungkin

sangkul x: menyembunyikan sesuatu; tidak terus terang

sangkur x: (1) gelandar penahan perahu diletakkan melintang kemudian

dipaku di atas perahu agar perahu tak lekang walaupun muatannya

penuh (lih. tajuk); 2 tumbuk ~: posisi rumah/lahan lurus

berhadap-hadapan, baik berseberangan jalan ataupun sungai di

antara lahan keluarga/saudara, dan ini salah satu pantangan (lih.

gali)

sangnga +: pa ~: mengap-mengap mendesah-desah, karena kepedasan;

mengeluar-ngeluarkan angin dari mulut karena kepedasan

sangngak x: berbau menyengat dan menyesakkan; haring

sangngar #: berbau menyengat seperti bau basi

sangngat =: 1antup; gigit (binatang berbisa); tandik; 2 pi ~: (1) lebah; (2)

madu

sangkalan: landasan untuk mencincang, memotong, mengiris dll.; telenan

sangkap: tombak bermata banyak (bercabang) untuk menangkap ikan,

buruan dll.

sangkur x: tiang penyangga dinding perahu (lih. kapi)

sani: (1) kata penunjuk tempat yang jauh dari pembicara; sana; (2) di ~: di

sana; di situ

sannai: berdiam diri

P:274

261

sannam x: menahan dengan sekuat tenaga

sannang x: kaya; orang berada

sannyap =: (1) sunyi tiba-tiba hening; (2) sunyi sekali karena ditinggal

penghuninya bersembunyi/mengungsi

sanru: (*sbw) dukun; tabib (lih. uat)

sansang: majung; serat dan sebagainya untuk menyumbat celah-celah

papan, perahu dll.; pakal; sesuatu yang dipergunakan untuk

menutup celah-celah sambungan papan pada badan perahu (lih.

kapi)

sansara #: derita; jentaka; samsara; perasaan agak tersiksa

santak x: dimasukkan sampai ke pangkal ditepuk dengan telapak tangan

agar tertancap; seluruhnya

sapa =: tegur dan beri sedikit nasihat (lih. labu)

sapala: ~ pala: mumpung selagi dan berbuatlah; mumpung sudah terlanjur

berbuatlah lagi dengan baik

sapan: ikan hulu sungai (lih. nyaru)

sapanjadi: dadak; instan; otomatis; swalayan

saparadian: (1) bersaudara, saudara kandung; (2) baangkat ~: Bersaudara

angkat

saparian: biasanya

saparitus: (1) alkohol; ethanol; spiritus; (2) zat cair yang mudah terbakar,

mudah panas dan mudah menguap, digunakan untuk membantu

memanaskan dan menyalakan lampu petromaks (lih. satarungking)

sapatu =: kayu (ulin) yang ditusukkan melintang pada tiang atau “tugul”

yang terbenam dalam tanah (lih. rinang), berfungsi sebagai fondasi

atau penahan tiang dan tugul tersebut agar tidak turun (terbenam

lebih dalam) (lih. mantap)

sapdu: tanda yang menyatakan huruf hijaiyah yang diberi tanda “sapdu”

didobelkan penyebutannya; tasydid

sapi =: 1 mata ~: (1) fondasi batu gunung dengan semen; (2) telur goring;

2 rumput tatayi ~: rumput rawa rendah berumpun

sapii: ikan bawal laut agak besar dan kehitaman; kelambak; selekor

sapikul: 1 seratus kati atau seberat 64 kg ---; 2 ubi ~: singkong yang lama

baru dapat dipanen dan umbinya ratusan kg per pohon

sapilut: aula tak berdinding; pendopo

sapinang: 1 pulau kecil di depan (lih. srundung) Kampung Gurimbang; 2

nama sebuah kapal kecil di Berau dahulu, jalannya lambat sekali

karena menggunakan mesin bakar, mesinnya dipanaskan dulu

dengan kompor semprot (pompa), setelah baru dihidupkan

P:275

262

sapiyi: cancaru; jenis ikan bawal berwarna kehitaman berbintik dan

bertulang keras

sappa = : ma ~: kepah; memamah dan mengisap air sarinya

sappan =: pakaian rok mini; pakaian sempit, pas-pasan, tidak longgar

sappang: 1 Caesalpinia sappan; kayu pemerah air rebusan (obat dan

pewarna); secang; sepang; setanggi; 2 nyiur ~: (1) kelapa yang

buahnya berwarna merah kecokelatan; (2) banyak digunakan untuk

bahan baku obat dan minyak tertentu

sappar: 1 (1) belahan; pecahan; (2) pinang ba ~: buah pinang yang sudah

dikupas dan dibelah-belah siap untuk dimakan (lih. pinang); 2 (1)

bulan kedua tahun hijriah; Syafar (bulan yang dianggap bulan

panas); (2) dan hari rabu dianggap hari paling panas dalam bulan

ini, sehingga hari rabu terakhir atau keempat ada ritual “babuang

naas,” (3) pada hari itu bepergian ke luar kampung atau ke suatu

tempat beramai-ramai dengan membaca doa selamat dan tolak bala

sambil makan ramai-ramai

sappat: 1 (1) batas (biasanya dibuat dari hampan kayu); (2) garis

perbatasan; 2 ~ an: batas ladang; bintalak; peminggir; sempadan;

patok perbatasan; perbatasan perwatasan; 3 jukut ~ ~: ikan rawa

kecil putih pipih yang memiliki antenna (janggut); Tricogaster

trichopterus

sappau x: padi direbus supaya mudah ditumbuk untuk dijadikan beras, ini

dilakukan bila matahari tertutup awan sepanjang hari, jadi hanya

dipanaskan sebentar di panas matahari sudah bisa ditumbuk jadi

beras, dan nasinya lebih enak serta beraroma

sappi x: (1) patah (tidak lepas) pada ranting dan sejenisnya; (2) mengambil

ujung pucuk; punggal

sappir: bui; jel; jil; lukap; penjara; terungo

sappit =: 1 perahu layar kecil (tonase 20 ton ke atas); 2 perahu motor laju;

3 ~ ~: serangga kecil kehitaman, panjang 3 cm dan diameter 3 mm,

menggigit dengan menjepit

sappu =: memberikan lapisan emas pada perhiasan yang bukan emas, agar

nampak seperti emas dan bagus; sangling; upam

sappung: (1) kopak; pukah; patah bagian atas; (2) ma ~: campung

sapput #: (1) buru-buru (pulang pergi dengan cepat-cepat); (2) cepat dan

laju; semel

sapra (^): hamparan kain putih memanjang untuk tempat meletakkan

hidangan pada acara kenduri (lih. abut); sufrah; saperah

saprai =: kain berhias sulaman untuk penutup depan kolong ranjang

saptu: hari ke tujuh; sabtu

P:276

263

sapu =: angin ~ ~: alimbubu; angin puting beliung; halimbubu; pusaran

angin; selembubu; selimbu

sapul: (1) ma ~: menolong (dalam keadaan darurat); (2) ka ~ an:

tertolong; dapat teratasi (tentang penyakit)

sapurut: 1 bina raga; 2 bermain akrobat; tambul

sarabbak: ka ~ an: kesisiran; selumber; suban; tertusuk benda kecil pada

jari-jari, telapak tangan atau kaki

saraddak: bunyi yang keluar dari kerongkongan sehabis makan; glegek;

sendawa; serdawa; betahak; saltpeter; tahak

saraddang =: pohon palem hutan; Pholidocarpus sumatrana

saragan: nama kampung dekat Kampung Tanjung Parangat, Kecamatan

Sambaliung

sarak (^): cerai; pisah suami istri

sarakal: (1) asrakal; (2) ba ~: (a) membaca asrakal sambil seluruh hadirin

berdiri, karena asrakal tersebut menceritakan kedatangan nabi pada

saat hijrah dahulu; (b) pada acara ini ada prosesi bayi yang

diselamati akan dibopong mengelilingi hadirin untuk dipotong

sedikit rambut(bayi)nya atau sekadar diusap sambil didoakan

untuk keselamatan sang bayi; (c) sebelumnya hadirin yang

mendapat tugas memotong sedikit rambut ataupun mengusap

kepala sang bayi, akan mendapat percikan minyak wangi terlebih

dahulu

sarakkap: perangkap yang menutup dari atas, terbuat dari kayu keil bulat

berbentuk segi empat peti terbalik

sarambang: jenis permainan gundu, dengan meletakkan buah permainan

dalam gambar segi tiga di lahan permainan, kemudian

melemparkan buah pembidik (lih. patukan), yang buah

pembidiknya paling dekat akan bermain duluan

saranai: kayu yang baik untuk bahan pembuat perahu, tahan sampai dua

puluhan tahun, syaratnya jangan terkena air sabun, ia akan segera

menjadi lapuk (rusak)

saranak: 1 punya anak yang sama; 2 (1) ada suara kecil dari suara besar

(ada jeda sebentar) (lih. garaganta); (2) cada ba ~: terus menerus

tak terhenti (saat berdayung); tak ada jeda

sarandu: membuat tanda-tanda ukuran, menggunakan benang (lih. lawai)

pada petak tanah yang akan didirikan rumah (bangunan) di atasnya

sarang x: 1 (1) ~ an: sangkar; susuh; tempat; wadah; (2) ~ an wadai:

cetakan kue; 2 (1) Collocalia; kolefasia colefaga; walet (burung);

(2) sarang walet yang terbuat dari liur walet (lih. talis)

P:277

264

saranggalli*: guna-guna (santet) yang membuat suami - istri berpisah;

kebaji

sarapang: sedampang; serampang; tekpi; trihujung; trisula; tumbak

bermata tiga,

saraping: alat penampi terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat lebar

seperti nampan; niru; nyiru; tampah

sarappu: menipiskan mata peralan besi (mandau, kampak dll.) supaya

tajam dan mudah diasa (lih. susur)

sararra: jahitan tepi tikar (tikar Berau terdiri dari dua lapis, lunas dan

lapis, karena itu untuk menyatukannya perlu dijahit pada tepinya)

sarasat: jujut; mengulur sambil menahan

saratta =: (1) di ~ i tuhan: mendapat kemujuran dan kebaikan (harapan

yang dikabulkan); (2) di ~ i saitan: mendapat kecelakaan dan

kerugian (omongan sekenanya yang kurang pantas jadi kenyataan)

sarattu: mencuci dengan menggunakan air dan tanah karena tersentuh

najis berat; sertu

sarau x: garau; serak; suara parau

sarbit =: lap tangan

sardincis =: ikan (makerel) yang diawetkan dalam kaleng

sariattu: dulu; waktu itu (beberapa waktu lalu)

saribu =: 1 pata ~: tanaman hias berbatang dan berdaun hijau tanpa bunga

(lih. pata); 2 sukang ~: benda yang konon dapat digunakan untuk

mengobati banyak penyakit

sariding: hiasan rumbai-rumbai pada teras rumah atau tarup (lih.

sarubung), sementara untuk acara pengantenan terbuat dari daun

kelapa yang lidinya telah dibuang

sarikat: kuburan ~: pemakaman di tepian (kali) Sungai Basumangat (lih.

kubur) di hilir Gunung Tabur

sarimbangun: (1) tumbuhan rendah berkayu, dipergunakan sebagai

pelengkap acara adat (lih. linjuang); (2) ~ puti: tumbuhan

“sarimbangun yang daunnya agak hijau muda, konon obat pemutih

kulit sebagai campuran pupur basah

sarimuka: panganan dari tepung beras santan dan gula merah (lih.

summapan)

sarimummu: kelemur; kelumur; ketombe

saringkaduk: kadok; sirih hutan; tumbuhan hutan merambat pada batang

kayu seperti sirih

sarini: hari ini; sekarang juga

sarrai =: (1) (a) Andropogon nardus; (b) konon dapat untuk mengatasi

sakit-sakit pada tulang, dengan mencampurkannya dalam pupur

P:278

265

dingin (lih. baddak); (c) dapat untuk mengobati kaki ayam yang

keselau ataupun patah; (2) ~ gaja: sejenis (ilalang) berumpun

seperti serai, tapi agak keras dan tak beraroma, bunganya

berbatang tinggi; (3) ~ wangi: Cymbo pogonnardas; serai yang

baunya harum dan dibuat minyak wangi

sarrak x: (1) warna cerah dan tajam (misal merah tua cerah, hijau tua dll.);

(2) mira ~: jerau; merah tua menyala

sarrau (^): (1) apes; naas; sial; (2) menjauhkan dari kemujuran

sarri =: tidak kalah, tidak menang

sarring =: 1 burung jenis layang-layang (biasa tidur di bentangan kabel

listrik); kelayang; sengangkar; 2 ~ an: (1) alat penyaring (lihat

tapis); (2) batu tetes diisi air untuk menjernihkan air setetes demi

setetes yang ditampung

sarrip: 1 juriat nabi yang konon sampai ada di Berau (lih. abib); dipercaya

berdarah biru dan dapat membuat kualat; 2 (1) bekas

istri(janda)nya, orang tak berani mengambil untuk istri takut

kuwalat; (2) bekas ladang atau kebunnya orang tak berani

menggarapnya selama beberapa tahun, takut terinjak atau

terlangkahi bekas keringatnya yang masih tersisa di sana

sarrit x: ba ~: memakan berhemat sedikit-sedikit, seperti menahan rasa

lapar, karena persediaan barangnya sangat terbatas (sedikit); tagan

sarrut x: gerapu; kesat agak kasar; keset; terhalang-halang jalannya

karena laluannya tidak licin, tidak mulus

sarubit: sedikit; semiang; tidak banyak

sarubung: bangunan (pendopo) tambahan sementara di bagian depan

rumah (untuk menampung tamu pada acara hajatan pernikahan

dll.); pelampang; pelampung; tarup

saruding: “rantau” (lih. rantau) di Sungai Ulak, biasa tempat orang

berladang dan berkebun

saruduk =: berjalan membungkuk dan menabrak

sarudung: (1) (a) selendang tutup kepala; tekudung; (b) sering dijadikan

umbul-umbul (lih. kappar); (2) ba ~: mengenakan kain tutup

kepala

sarugung: lepau; rumah tempat dapur; tanggah

sarumu: berangas; membakar badan hewan yang sudah disembelih agar

bulu-bulu kecilnya hilang, terutama pada unggas (ayam, bebek,

burung dll.)

sarunai =: 1 alat musik tiup tradisional, biasa digunakan pada saat parade

taaruf perahu lomba (perahu naga khas Berau), sebelum

perlombaan dimulai; selumpret; 2 kembang teluk; tumbuhan

P:279

266

semak (tepi sungai); (1) dapat dibuat untuk mengeraskan daging

ikan yang sudah lemah, karena kelamaan belum dimasak, caranya

cabang dan daun “sarunai” dijadikan alas ikan saat memasaknya

dalam panci; (2) tumbuhan ini dapat pula dijadikan obat “lever”,

yaitu dengan merebus daun “sarunai” tsb. dalam periuk tanah

bersama gula batu (bukan bombon) secukupnya dengan 5 gelas air

dan hingga menjadi 3 atau 2 gelas kemudian diminum rutin 3 kali

sehari dan malam ditambah lagi minumnya

sarunding =: lauk dari kelapa paut berbumbu yang disangrai

sarundung: nama pulau kecil dalam Sungai Berau (lih. sapinang) di dekat

Kampung Sambakungan

sarung =: 1 selongsong tempat memasukkan senjata tajam; (1) ~ mandau:

bungkus atau wadah mandau, biasanya terbuat dari kayu berhias

dan berukir serta ditempeli bulu-bulu burung (lih. carik); (2) ~

tumbak: tombak pusaka selalu diberi sarung pada mata besinya; 2

~ kuku: (1) bidal; jedal; hiasan bungkus kuku; (2) kesenian

(sastra) (lih. kuku); 3 ~ tangan: kain penutup jari belakang telapak

tangan dipakai saat bekerja di ladang

saruru =: segenap; seluruh; semua (lih. kaparais)

sarutu: cerutu; lisong; serut

saruyuk: 1 berjalan merundu, karena melalui sesuatu yang lebih tinggi dan

melintang; 2 (1) alat penangkap ikan seperti jala tapi pertangkai

bambu; (2) menangkap ikan kecil dengan tangguk jala

sasaddan: ka ~: merasa sesak (dada) kewalahan akibat terdesak

pembicaraan; terpojokkan

sasagun: panganan kering (berupa tepung beras disangrai) dari beras,

parutan kelapa dan gula; sagon; sagun

sasaji: sendok penggorengan (lih. saji)

sasamma: kaca mata; sepasang kaca tipis berbingkai untuk membantu

mempertajam penglihatan dan untuk pelindung mata; tesmak

sasanggan: alas cawan; lapik cangkir; lepek; leper; piring kecil alas

cangkir; tatak; tatakan

sasat: ma ~: berjalan menyongsong berlawanan arah dengan gerak orang

banyak, mis. menyongsong perjalanan orang banyak yang

mengarah ke hulu sedangkan yang berjalan tsb. menuju ke hilir;

menyongsong angin dan hujan badai dll.

sasawi: (1) bahan sayur; Brassica rugosa; casim; sawi; (1) ~ payit (sawi

pahit*): konon dapat untuk mengurangi rasa sakit kepala dengan

melumat(menggosok)kannya pada bagian yang sakit

sassak x: 1 sempit; 2 ka ~ kan: kewalahan

P:280

267

sassap: 1 menimpas untuk membuang (memotong) duri pada batang

pohon; 2 belukar bekas ladang yang sudah tidak digarap lagi satu

daur kemudian digarap lagi; delas

sassar: 1 sapu kecil (duduk) dari tangkai buah padi bekas “mengamping”

(lih. amping); 2 ~ ~ i: acum; datangi; memajui ke depan;

membidas; menghadang; serang

sassat =: padi ~ di jalan: jenis tanaman padi yang tumbuhnya lebat;

mayas

sata: salah satu kawasan di Sungai Lati; area sekitar kilometer 18 jalan

Provinsi Berau Bulungan

satarru: kebetulan bertepatan; selagi

satarungking: (1) lampu petromaks (lih. saparitus); (2) standar hitung

terangnya cahaya lampu ini dengan standar lilin (3) ukuran 100

lilin yang terkecil dan 300 lilin yang paling terang

sataun =: ubi ~: singkong yang lama (tahunan) baru dapat dipanen (lih.

ubi)

satayu: ~ tayu: sebatang kara tanpa ada yang

memelihara/merawat/menghiraukan

satrap: hukuman di sekolah (berdiri di depan kelas dll.)

satrat =: (*bld) jalan raya

satring: sangat keras dan tegas dalam mengawasi sekitarnya

satrup =: 1 air gula ditambah vanili dan pewarna makanan (lih. kasumba);

sirop; 2 dulu air sirop ini dimasukkan dalam kantong plastic kecil,

disimpan dala toples berisi air dan dijual (lih. agogo)

sattil #: dendi dalam berpakaian (lih. jajjak)

satting: antelas; kain sutra lembut yang mengkilat; satin

sattur =: menyerahkan uang sebagai pembayaran

satu: 1 utama; kepala sekolah (lih. guru); 2 nama kue kering (lihrngai)

satuyuk: keropok; seonggok

saudang: delta dalam Sungai Berau dekat kampung Batu-Batu, yang

menjadi habitat tumbuhan nipah, yang subur dan daunnya panjangpanjang, sehingga sangat baik untuk dibuat atap atau samir

(kajang). Delta ini banyak menjadi sumber penghidupan bagi

masyarakat sekitar dengan memanfaatkan daun nipah tersebut

saujana =: (1) luas dan jauh; (2) ~ mata mamandang: sejauh dan seluas

kemampuan memandang

sauk #: mengangkat air dari tempat air (sumur; sungai; dll.) ke tempayan

di rumah atau tempat lain.

saung: 1 agah; kabruk; laga; lala; sabung; 2 ~ ~: (1) jenis rumput seperti

serai akarnya kuat; (2) dulu rumput ini direndam di tempurung

P:281

268

atau bejana, airnya disiramkan ke rambut agar akar rambut

menjadi kuat tidak mudah rontok dan rambut menjadi tebal; 3

naga ba ~ prb: bau badan yang menyengat (lih. naga)

saur (sahur*) =: makan malam dari pukul 00.00 hingga menjelang subuh

dengan niat akan puasa esok harinya

saut =: 1 ikut tender dalam lelang; 2 ma ~ i: menjawab panggilan

saurang +: masing-masing orang; tiap-tiap orang

sawa x: taddung ~: ular piton; ular sanca; ular sawah

sawakung: 1 nama salah satu dari tujuh banua pendiri Kerajaan Berau

yang dipimpin oleh Kahar janggi (lih. banua) berlokasi dekat

mantan Kampung Ulingan di Kecamatan Pulau Derawan, Berau; 2

panggal ~: (1) kerot; patah tak rata ujungnya; (2) atas atau bagian

bawah lahan/rumah yang tidak simetris antar keluarga/saudara dan

ini merupakan salah satu pantangan (lih. gali)

sawan (^): 1 idap; kekejangan; stip; 2 ketakutan sekali

sawar: 1 ~ mata: bulu mata; idep; kelijak; 2 (1) ~ nangka: kulit bagian

dalam dari nangka; (2) ~ tiwaddak: kulit dalam cempedak

sawasa: (1) logam campuran emas dan tembaga; suasa; (2) dulu bila dawai

alat musik petik menggunakan tali suasa ini, apalagi disertai

mantra akan membuat pendengarnya terhanyut tak sadarkan diri,

sehingga dulu pernah dilarang

sawat: masih ada waktu sedikit; sempat (lih. mawat)

sawu =: Achras zapota; ciku; kecik

sawuk (^): 1 mengangkat air dari sungai ke rumah; 2 ambau ~: alat

pemancing udang kecil (lih. buntalli) dibuat dari ikatan daun paku

(lih. kapurattik) diberi umpan dedak, kemudian ditangguk (lihat

laggu)

sawut (^): makanan dari singkong yang diparut kasar, dikukus dan

dimakan dengan kelapa parut dll.

sawwal: bulan pertama (menurut hitungan Berau); bulan Hari Raya Iedul

Fitri; bulan ke sepuluh hijriah; syawal

sayakulus”: juz ke-2 dari kitab suci Al-Qur’an

sayat #: menggergaji kayu untuk membuat papan, balok dll. secara manual

sayyit: gelar atau sebutan untuk orang laki-laki keturunan Arab

sayyuman: (1) baru terasa sehat; baru terasa bebas dari kekalutan: (2)

cada ~: perasaan tidak enak badan (tidak karuan, perasaan

meriang, dingin panas)

sayyung: (1) simpang siur dalam perjalanan; saling silang; (2) ba ~:

geratak; sibuk mencari kesana kemari; (3) ba ~ an: silang sengketa

P:282

269

sayur =: 1 anu di ~: bahan sayur mayor; 2 lammau patin pindang ~ prb:

ucapan tempelak yang berarti, “rasain deh itu” (lih. patin)

si: 1 kata sandang untuk menyebutkan nama orang atau nama tokoh; kata

penyerta yang dipakai; (1) ~ ayus: legenda orang besar dan kuat

(fisik) di Berau (lih. ayus); (2) ~ arau-arau: pengganggu (lih.

arau); (3) ~ bincanna: seseorang yang selalu menimbulkan

masalah; (4) ~ bungkuk baru tabujur: tingkah polah orang yang

baru merasa senag; (5) ~ gandaria bangun baranak: sebutan

terhadap orang makannya kuat sekali; (6) ~ pacca baru tabulik:

tingkah polah orang yang baru merasa senang: (7) ~ palui: (a) si

pandir; (b) tokoh yang berperan bodok-bodok dalam dongeng

anak-anak; (8) ~ pakapuran: (a) sebuah cerita rakyat; (b) sindiran

terhadap orang yang berbuat seadanya dan semberono; (9) puan ~

panaik: seorang guru mengaji yang sangat baik hati dan sangat

jujur (lih. sukkar); (10) ~ rabbung: (a) sebuah cerita rakyat; (11)

sindiran tentang orang yang diharap kebaikannya justru berbuat

jelek; (12) ~ rangkut bangun dammam: sindiran terhadap orang

yang kuat sekali makannya; (13) ~ ullang pundung: (a) makhluk

jadi-jadian yang konon mengganggu makanan anak, dengan

jarinya yang terpotong, sehingga penuh darah; (b) memberikan

motivasi pada anak-anak dan siapa pun agar makan dalam sinar

yang cukup; 2 ~ unduk-unduk: biota laut seperti bentuk kuda

kepang; kuda laut (lambang pertamina tempo dulu)

sia x: 1 mengais ke pinggir; seruak; sibak; 2 menyisir rambut dengan jari

tangan berulang-ulang (lih. sugar)

siagan: cantas; cegak; cekatan; berani dan tangkas; gapah; perkasa; sigap;

tangkas dan kuat dalam bekerja (lih. silakkup)

siam =: 1 sembilan; 2 barras ~: beras berbulir-bulir merah berasal dari

Muangthai atau Thailand

sian x: iba; belas

sibak + x: ~ an: gerak-gerak dada setelah menangis berat, sambil bernafas

tersengal-sengal

siduwung: 1 (1) nama sungai di kecamatan segah; (2) areal kebun rotan

milik kerajaan bersama rakyatnya; 2 (a) drowe; lahan perkebunan

rotan (lih. pinjalin) tempo dulu, milik pemerintah Kerajaan

Gunung Tabur; (b) ~ tabuka prb: musim panen rotan, semua

orang memperoleh penghasilan lumayan, sehingga di lokasi ini

menjadi ramai dan orang menikmati kecukupan untuk dibawa

pulang

P:283

270

sigak: (1) campin; cekak; cekatan; cepat (dalam bekerja dll.); cergas;

gancang; jeraus; sebet; sigap; tangkas dan cekatan; (2) cakap dan

cekatan dalam menyelesaikan tugas; terampil

sigantung: 1 sengaja bergantung; (2) ba ~: bergantung pada

sigarutu: (1) baureksa; (2) makhluk halus yang konon berbadan raksasa

pelindung Keraton Sambaliung; (3) konon pada serangan

bombardir sekutu di Berau dahulu, Keraton Sambaliung ini

diselamatkan oleh “sigarutu”; (4) bermukim di gunung (bukit)

ilanun yang terletak di belakang Kota Sambaliung

sigra =: buru-buru; gesa-gesa; lekas-lekas; utamanya mempercepat proses

pelaksanaan pemakaman orang meninggal, mulai dari

memandikan, mengafankan dan memakamkan

siguk +: menangis tersedu-sedu; sedu sedan; sengguk

sigul: 1 menyondol ke sisi menumbuk dengan siku; senggol; sigung;

singgul; 2 mesin tempel kecil produk Mc Collock berbahan bakar

minyak tanah (lih. gas)

sigunggu (^): benalu; pasilan (lih. putri)

sigunja: ba ~: sibuk kesana kemari mencari penghidupan

sikadawwang: (1) kedaung; pohon kayu besar yang buahnya berpolongpolong seperti petai berbijinya berwarna hitam; Parkia bigolososa;

(2) biji buahnya konon untuk obat

sikat =: gunting ~: keukat; model rambut cepak

sikindanya: pukimai (kata untuk memaki), slang dari “mangancik

indanya” (lih. cikindanya)

siksa =: 1 menyusahkan: 2 ~ jua kita prb: mengapa mesti begitu,

seharusnya tidak

siku =: 1 batungkat ~: bertelakan dengan siku; teleku; 2 ditittik ~ nyilu

lutut prb: tidak bisa berbuat apa-apa dala pembelaan, karena

semuanya adalah keluarga dekat

sikut x: 1 sandang; 2 (1) ma ~: pemukul ke arah samping dengan siku; (2)

memikul di punggung belakang dengan mengikat dengan tali ke

bahu; 3 ~ an: alat dan tali khusus untuk mengendong sesuatu (lih.

bayyung, bangkat); jangki; 4 ba ~ kapala: jari-jemari tangan

kanan dan kiri yang ditautkan di belakang kepala dan seakan di

sandari; (2) ini juga salah satu pantangan (lih. gali)

sila: duduk bersimpuh (pada pria) dengan melipat kaki di depan (lih.

sumpippi); (2) ba ~ lantak: duduk bersila dengan takzim

silakkup: jagoan; tahan banting; tahan segalanya (kerja); tegar

silang x: ~ ~ an: gambling; nekad; untung-untungan

P:284

271

siling: (1) garis mega yang pekat (akan ada badai dan hujan lebat); (2) ba

~: awan gelap sekali tanda akan turun badai

sillik: (1) tegak miring; (2) pa ~ ~: melihat, memperhatikan sampai

termereng-mereng

sillip: (1) pisau kecil segi empat panjang tajam untuk mencukur; selet;

silet; (2) ditemukan/diciptakan oleh King Kang Gillette tahun 1953

silu =: bangunan dan mesin listrik di tepian segah teluk bayur jaman

Belanda (lih. smp)

sima: 1 mendengarkan dengan seksama orang (atau murid mengaji) yang

sedang membaca Al-Qur’an; simak; 2 memperhatikan kelakuan

orang dan menilainya

simban: (1) melambung-lambungkan, membanting ke atas; simbang; (2)

permainan anak perempuan dengan melambung batu kerikil atau

kulit tudai yang kecil-kecil dan sejenisnya, kemudian

menangkapnya kembali

simbar x: 1 lendir yang menggumpal membulat di bawah kulit; 2 jahitan

pada kaki kajang (lih. samir)

simbung: camur; terhamburan ke atas, seakan beterbangan

simbur =: 1 ba ~ an: hambur; 2 siram dengan banyak air seperti

disemprotkan;

simmak: asak; sesak penuh

simpai: bingkai pengikat; cincin logam yang dipasang pada hulu senjata

tajam sebagai penguat; dongkak; gelang-gelang dari rotan (besi

dll.) dipasang pada hulu pisau (mandau dll.); dongkah; dongkok;

sampak

simpak: depak; dupak; lejang; sepak; tendang

simpal: putus atau hilang sampai ke pangkalnya

simpar: (1) batas; khad; takat; (2) garis batas tempat memulai melempar

dsb. dalam permainan anak-anak (lih. kullai); paduk; (3) hingga

simpul =: saluar ba ~: celana komprang besar, yang digunakan dengan

membelitkan bagian atasnya (lih. candur);

simpullak: jejal; bertumpuk-tumpuk tidak teratur; penuh, padat

berhamburan tak keruan; sebu; tindam

simpun: rapi tertata

simpur: kayu tumbuhan semak berdaun lebar

simu: air muka; derja; roman muka

simuduk: bodok-bodok tak bergairah

sinakuri*: rumput berkayu dan berakar kuat putih (dapat dibuat obat)

sinambung x: (1) alat untuk menombak jarak jauh; kunta; lembing yang

cara penggunaannya dilemparkan kepada sasaran; seligi (tombak

P:285

272

dari nibung yang dilancipkan untuk dilemparkan pada objek);

serenjang (tombak kayu); tembiang; tombak; (2) melemparkan

tombak agak ke atas untuk mengenai sasaran di bawah yang jauh

(seperti menombak hewan buruan atau ikan besar)

sinang: (1) agak bercahaya sedikit; derang; (2) ba ~: mencarak; mulai

nampak cahayanya (belum terlalu terang)

sinangngap: hawa panas yang keluar berhembus

sinapang =: 1 senjata api laras panjang (lih. baddil); 2 ~ bulu: meriam

bambu, bambu yang dilubangi dan diisi minyak tanah kemudian

diletupkan

sinar x: ma ~: melihat ke arah cahaya dengan menempelkan tangan di atas

mata (seperti salut/menghormat), agar tidak silau

sinau: kumbang janti; seminau; serangga bersayap warna indah, biru tua

metalik

sinaubari: (1) hati sanubari; perasaan batin; (2) dahulu sebagian orang

yang salat meletakkan telapak tangan kiri pada lambung sebelah

kiri, kala beriri membaca Al Fatihah dan surat-surat Al-Qur’an,

hakikatnya konon agar hati sanubari tertutup dari godaan setan,

jadi dapat konsentrasi penuh dalam salat

sindang + x: 1 duduk santai dan tinggal terima beres; ongkang-ongkang;

ungkang-ungkang; 2 leha-leha dalam keadaan santai, sementara

orang lain sedang dalam keadaan sibuk

sindir #: 1 ba ~ an: 1 hilau; menangis meraung-raung sambil berkata-kata

(menceritakan) tentang orang yang ditangisi; 2 (1) dahulu

“basindiran” menjadi budaya (adat) yang dilakukan ibu-ibu untuk

melepas jenazah yang akan diantar ke pemakaman; (2) dahulu itu

tidak pernah ada orang yang pingsan (karena sangat sedihnya) saat

jenazah diberangkatkan ke pemakaman, karena orang dapat

menangis sepuasnya dalam acara “basindiran” tersebut

sindukkung: duduk jongkok sambil melipat tangan di muka lutut

singap: (1) menarik nafas saat hampir terlelap, atau pada saat sulit

bernafas karena terkurung; (2) cada ta ~: sempit seakan sulit

bernafas; sulit terbebas; tidak sempat lagi berbuat lain

singga =: (1) ma ~ i: mampir untuk membawa atau mengambil; (2) mama

~: menyuruh mampir; menyuruh singgah untuk membeli (lih.

bassai)

singgaggau: gerayak; gerayang; mencari sesuatu sambil mengobok-obok

singgan: (1) harus; mesti; (2) perlu; usah

singgang #: masakan tanpa air (cukup dari air yang terdapat pada yang

dimasak (udang dll.) (lih. buntalli, tampassik, udang, gattam dll.)

P:286

273

singgayut: bergantung terayun-ayun pada sesuatu; bergayutan

singgugut* =: 1 menarik sambil bergelayut (supaya tertahan atau supaya

terikut); 2 (1) dismenorea; penyakit orang perempuan ketika haid;

(2) sulit hamil karena konon janin dalam rahim ada mahluk kecil

berwarna darah (darah beku) berbentuk cecak yang memakan

calon janin; senggugut

singkang x: (1) bengkang; terbuka ke bawah (lih. kingkang); (2) ~

kalitak: ketiak terbuka (tangan terbuka ke atas, sehingga ketiak

terbuka)

singkap =: mengangkat lembaran yang menutup; sebak; sibak

singkat x: erat; kencang; kentat; ketat; melekat; sendat; seret; tegang (tali)

singkil x: (1) tumbuhan perdu; (2) daun muda (pucuk)nya dapat dimakan

mentah untuk lalap; (3) daunnya juga dapat untuk pelengkap sayur

rutun dan kacang hijau (makanan khas Berau); (4) (a) daun

“singkil merah” konon dapat dijadikan bahan obat untuk kayap

(lih. kakapan); (b) daunnya dimamah bersama bekatul dan

rempah-rempah dan disemburkan pada mata penyakit

singkuang: Pachynhinienosus; Pachyrhirierosus; sengkuang; shorea;

singkawang; (2) pohon tepi sungai buahnya asam disukai ikan

patin; (3) (a) batangnya agak pipih dan cenderung mengarah

(condong) ke hilir pada tepian Sungai Kelay dan mengarah ke hulu

diSungai Segah; (b) keadaan ini konon legendanya, si Ayus

memancing, pancingnya dimakan ikan, ikannya besar dan kuat,

sehingga si Ayus terseret ke arah hilir sepanjang Sungai Kelay dan

ia menahan dengan menginjakkan kakinya pada pohon

singkawang tersebut, di pasarakan ikan itu berbalik ke hulu Sungai

Segah, sehingga pohon singkuang tersebut condong ke hulu pula)

(lih. si Ayus)

singngal: (1) destar; kain ikat kepala; ketu; saluki; seluk; tengkuluk;

udeng; (2) mananjak ~ *: (a) memasang dan menjalin kain

singgal di kepala; (b) konon ada mantra tertentu pada saat

“mananjak singgal” tersebut; (c) sehingga pemakainya nampak

gagah, anggun dan berwibawa

singngit (^): ereng; erot; jeneng; mereng; miring ke sebelah; sendeng

singngut: 1 menghisap ingus kembali ke dalam hidung (pada anak-anak)

(lih. tingngus); 2 ~ ~: isak; merengek-rengek kecil terus-menerus

singut +: menangis-nangis kecil; sengut

sinjarra: abai; diar; dibiarkan; didiamkan; ditelantarkan; gubris; jerahak

sinjata =: alat bantu untuk mengalahkan lawan; pekarang

sinsing =: cincing; kain diangkat ke atas; singsing

P:287

274

sinsat #: ginding; pakaian rapi dan ramping (lih. tiggas); rapi dan bagus

(tentang pakaian

sintak =: 1 ganjur; hela; jenggut; sentak; 2 ~ babut: kalang kabut;

kelabakan; terburu-buru harus menyelesaikan pekerjaan yang

bertumpuk

sintal: padat berisi

sintir =: 1 lampu sorot berbaterai; 2 berada pada satu garis lurus

sinuccung: galagasi; gonggo; katel; laba-laba; lawah-lawah; serangga

berkaki delapan dan berjaring, ada pula yang berbisa; tedongtedong

sinuk +: (1) ucapan membujuk berulang-ulang; (2) pa ~: membujuk-bujuk

sambil mengharap-harap

sinunnu +: pa ~: cengis-cengis; bertingkah salah, karena ketahuan

perbuatannya; jengah; tersipu kemalu-maluan

sinunuan: telaten; menyimpan sesuatu dengan teliti

sinyuru: (1) semoga begitu; (2) ~ mangka: lebih baik dia begitulah, agar

merasakan bagaimana sakitnya

sipa +: memotong-motong besar (pada hewan sembelihan); melepas paha

dan tangan hewan sembelihan/buruan

sipanaik: puan ~: orang yang makamnya dipercaya menjadi makam

keramat, terletak di hulu Teluk Bayur. Konon puan si panaik ini,

hanya seorang guru mengaji, tapi baik hati dan sangat jujur, apa

yang diucapkannya itulah yang terjadi. Apa yang ada padanya,

kalau orang minta akan diberikan oleh yang bersangkutan. Konon

walau ia sudah duduk di perahu akan berangkat, tapi kalau ada

orang yang meminjam perahu tersebut, puan si panaik kembali

naik dan meminjamkan terahunya tersebut. Karena kebaikannya

tersebut makamnya jadi makam keramat

sipangaddu: jenis benalu (lih. putri mangadap putri manjuntai); tali putri

sipangalakan: jenis benalu (lih. sipangaddu)

sipat =: ~ an: alat tukang kayu pemberi tanda garis lurus hitam pada kayu

(menggunakan tali bertintah) yang akan digergaji ataupun ditarah

supaya nampak lurus; benang arang

sipatani*: meriam kuno koleksi Museum Batiwakkal Gunung Tabur, yang

diyakini pembuatannya menggunakan pijatan tangan pembuatnya

sipi x: pecah atau sobek pinggirnya

sipil x: sepele; tidak berarti

siranuddin: 1 nama sultan ke tujuh dari Kerajaan Gunung Tabur (lih.

atas), bertakhta dari tahun 1892- 1921, masjid ini telah berumur

250 tahun dan pernah disalati Sultan Muhammad Zainal Abidin

P:288

275

yang bertakhta tahun 1768-1800 masehi; 2 (1) nama yang

diabadikan pada masjid jami tertua (salah satu cagar budaya di

Berau) terletak di Gunung Tabur (lih. masjid), yang diharapkan

dapat dijadikan museum Islam Berau, karena di sampingnya telah

berdiri masjid jami baru (masjid besar Al Hijrah); (2) juga

diabadikan sebagai nama lapangan sepak bola di Gunung Tabur

sirap x: bahan atap rumah terbuat dari bilah tipis kayu ulin; genteng kayu

sirarraan: ba ~: yang semula sakit, terasa perlahan-lahan semakin enak

(berkurang sakitnya)

sirat x: ikat berulang dan beranyam seperti pada tangkai sapu lidi, atau

penahan kepala parang, beliung dll. (lih. mandau); kerawat; simpul

tali untuk mengeratkan agar tidak pecah

sirgunggu*: (1) Clerodendrun serratum; (2) konon akar bahan campuran

obat gurah

siri =: 1 (1) Piper betle; daun beraroma dan pedas, bahan utama makan

pinang (menginang); (2) konon dapat untuk mengatasi serangan

batuk, yaitu daun sirih, pala, kulit kayu manis, direbus dan airnya

diminum; 2 lain kura di ~ dipinang prb: benar-benar keluarga,

bukan basa basi

sirik: (1) alat untuk berenang pada ikan; sirip ikan; sayap pada ikan untuk

berenang; (2) ~ karitan: (a) sirip ikan hiu; (b) konon berguna

untuk peremajaan kulit, mengatasi sakit persendian, dan

menaikkan nafsu makan

sirip =: ma ~: tiduran sambil miring

siring x: 1 di ~: di dekat; 2 dinding (pagar ulin) tepi sungai agar tidak

runtuh; turap

sirrut: desir; desit; mengisap udara supaya terasa dingin dan hilang rasa

pedas, atau rasa sakit pada gigi

siruk: sendok besar berlubang-lubang untuk pengangkat bahan gorengan

sirung =: 1 berselingkuh: 2 culas; tidak jujur hati; tidak tulus hati

sisai: berhamburan terbuka-buka (tentang anyaman dll.); burai; rabik-rabik

sisik =: 1 lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai pada ikan, trenggiling,

ular, dll.; 2 penyu ~: (1) Eritmochelys imbricata; penyu kecil

berkulit bagus biasa dibuat souvenir; (2) tallur ~: sebutan telur

penyu, dalam perbendaharaan bahasa Berau; 3 ~ lalu*: tidak

berkemampuan dalam pertahanan gaib dari serangan santet, teluh

atau guna-guna (lih. laja)

sisir x: 1 satuan bantu hitung pada buah pisang yang masih berangkai; 2

pa ~: alat seperti tebat digunakan untuk menggeser ikan dalam

kelong ke tempat tangkapannya (lih. bunuan)

P:289

276

sisit: menarik sambil menyentak (seperti menarik pancing pada saat

dimakan ikan)

sissil: agas; nyamuk kecil bila menggigit gatal sekali (nyamuk hutan)

sissip: cuil sedikit; guing; pecah sedikit; tergores sedikit; terkelupas sedikit

sissit: (1) burung kecil di hutan; (2) ada tiga jenis burung “sissit” ini; (3)

burung ini memberikan pertanda kurang baik, terutama bila

melintas di haluan depan perahu yang sedang melaju, dari arah

kanan ke kiri, juga tanda-tanda lain yang diberikannya (lih. nyawu)

sitti =: 1 nama untuk wanita; (2) ~ buru: meriam kuna peninggalan VOC

bahari ada di Museum Batiwakkal Gunung Tabur

siuk +: berjalan tergoyang-goyang karena tidak kuat (lih. uyang)

siup: kelenger; murca; pingsan; selap; semaput

siur + x: capung; kinjeng; kotrek; pepatung; sepatung; sibur-sibur

siut x: 1 alat penangkap udang ribbon, dengan cara didorong di pantai

berpasir; sugu; 2 suara angin pada bibir sebagai bunyi peluit yang

nyaring suaranya; 3 ~ ~ an: tidak kuat (lih. jummik); gampang

roboh; mudah rusak

siwaka #: bekerja (di ladang) membantu calon mertua sebelum menjadi

menantu dan menunjukkan bhakti; manuwa

siwalla: berkenan: kasdu: sudi; suka sekali melaksanakan atau

memperoleh

siyau: burung hutan sebesar ayam hutan berwarna biru mengkilat (metalik)

siyin: alat bayar yang sah; duit; fulus; uang; wang (lih. issin)

sua x: memburu menyuruh pergi pada hewan (pada unggas)

suak: 1 ~ ~: air atau lainnya keluar banyak-banyak dan terus menerus (lih.

bulansak); 2 habis tenaganya (batteray)

suar x: galah untuk pendorong perahu di sungai; satang (lih. tanggar)

suban: barter; belanja dengan tukar menukar barang; berpalu-palu; urupurupan

subana (subhana): juz 15 dari kitab suci Al-Qur’an

subbi: injeksi; jeksi; suntik

subin: (1) kaleng roti jaman dulu; (2) dijadikan satuan unit hitung berat

sebesar 6 kg persubin; (3) setengah pasu; sepasu beratnya ada

tujuh setengah kg; (4) lima per dua kaleng (1 kaleng berisi 15 kg

beras)

subu =: 1 salat subuh (lih. sambayyang); 2 ~ ~: waktu pagi sekali

succi =: 1 ma ~ kan: memandikan mayat; 2 ~ ~ udang prb: maling yang

teriak maling; nampak(gaya)nya sok bersih, padahal juga

bermasalah (kotor)

sudaggar: pedagang besar; orang kaya raya; saudagar

P:290

277

sudak: (1) terantuk/tertusuk ujung benda besar dan panjang; (2) ta ~: tak

sengaja terduduk pada bonggolan berdiri

sudir: patri; solder

sudu (^): 1 camra; cikok; sendok; 2 ~ ~ *: (1) Euphorbia antiquarum;

Euphorbia merifolia; jenis kaktus yang daunnya banyak dan

seperti sendok Cina; (2) daunnya dimemarkan konon dapat dibuat

obat bisul dengan menempelkannya di atas mata bisul

suduk (^): 1 gocoh; menyeluduh; radok; tikam; 2 serodok; seruduk

sudur x: 1 sungkur; 2 (1) mendorong dengan (kepala) moncong;

menyerang dengan paruh; (2) seperti itik sedang mencari makan

dalam lumpur; sosor; 3 cocor; sudu; paruh besar, seperti paruh

angsa, entok, bebek dll.

sugai: (1) alat untuk merapikan rambut; sisir; suri; (2) ~ Cina: serit; sisir

yang halus dan kerap giginya untuk mencari kutu (biasanya dari

bambu)

sugar =: menyisir rambut dengan jari tangan

sugi x: walu ~ walu gandi: pelaminan pengantin kerajaan dan bangsawan

sugun: bajan; kuali; penggorengan; rawah; wajan

suil: kesiur; mengeluarkan bunyi dari mulut dengan cara mengeluarkan

angin, meniup dengan cara tertentu; siul (lih. suit)

suit: bunyi tiupan mulut yang dimasukkan jari tangan untuk melipat lidah,

sehingga keluar suara nyaring

suja: 1 (1) (a) menyamakan bunyi ujung kalimat (syair, pantun, karangkarangan dll.); sajak; sanjak; (b) di ~ ~ kan: diupayakan berbunyi

sama pada ujung kalimatnya; dicocok-cocokkan; (2) sama model

dan warna; 2 sama gerak dan irama dalam berbuat dan berlaku

sujin x: caung; cawak; dekik; lesung pipi

sujjada x: lampin sembahyang (lih. sambayyang); masala; sajadah

sujjud =: pa ~ an: (1) tempat sujud; sajadah; (2) arah sujud; arah kiblat

suju: coban; jarum perajut anyaman jala atau jaring (pukat, ringgi) dll.

sukang* x: (1) ketuir; konon anti bisa racun binatang (kalajengking lipan,

ular dll.); ketuir; konon obat penawar atau obat (anti) penyakit

tertentu; tambar; tangkal; (2) konon bahan anti santet berupa

benda-benda (bukan mantra); ketuir; tambar; (3) ~ saribu: satu

jenis sukang konon dapat menawarkan berbagai penyakit

sukat #: ukur; takar

sukkan x: kampung di Kecamatan Sambaliung, kampung ini pada

mulanya penghasil kelapa, karena orang banjar dari Kalimantan

Selatan di sisi memulainya dengan berkebun kelapa

P:291

278

sukkar #: 1 sulit; 2 sungai ~: sungai (kali) kecil di hulu Teluk Bayur, yang

di tepiannya terdapat makam keramat “puan sipanaik” (lih.

sipanaik)

sukkur =: 1 sambalewa; 2 rasa terima kasih; 3 ~ ~: ecek-ecek; sekadarnya

saja; tidak sungguh-sungguh

suklat: 1 cokelat; thocobromocacao; pohon perdu yang buahnya dapat

dibuat makanan atau minuman, pohon tersebut berasal dari

Amerika selatan; 2 warna cokelat; warna hitam dicampur dengan

warna merah

suku x: ~ ~: (1) (a) jampal; uang emas senilai 50 sen; (b) uang emas

bernilai lima puluh rupiah (uang jaman dulu); (2) ada juga uang

logam terbuat dari perak

sukui +: berjalan lambat-lambat dengan membungkuk; ojok

sukun =: Artocarpus communis; keluih

sukung x: (1) galah berpengait (biasa dibuat kait dari besi) untuk dipakai

mengait atau kayu berpengait berukuran se hasta lebih, alat bantu

menebas rumput; (2) gancu; pauk

sula x: pucuk nipah yang berwarna lebih putih dari yang lain dalam satu

pelepah dan agak lemah

sulai: 1 (1) aplos; gonta-ganti; seling; silih berganti; (2) ba ~ an:

menggunakan secar bergantian; ba ~ basundung: banyak yang

datang pulang dan pergi; 2 ~ bulus: pantangan (lih. gali) bisa

menimbulkan seseorang jatuh sakit. Prosesnya satu orang datang

dan satu orang lainnya pergi menginap dari rumah yang sama dan

hari waktu yang bersamaan

sulang x: ka ~ an: batal (menjadi hambar) karena terobati atau terganggu

keadaan (lih. sukang)

sulau: 1 gelang (dari batu); giok; 2 benjolan pada bokong monyet dan

sejenisnya)

suli x: pedapa; trubus; tumbuhan muda yang tumbuh dari tunggul; tunas

sulibat: melilit bersilang-silang (tentang kain, tali ataupun akar)

sulimbar: 1 (1) talut; tempat tidur orang yang baru melahirkan (biasanya

selama seminggu) dengan kemiringan 15 derajat dengan posisi

kaki ke bawah; (2) di sisinya diletakkan perapian (lih. dapur

tandang), untuk pemanas badan sekaligus tempat memanaskan air

rebusan (lih. air paddas); 2 balabbas ~: kenduri perayaan

kelahiran, “sulimbar” tsb. akan diturunkan atau di”labbas” dari

posisi kemiringannya pada hari ke tujuh, sekaligus selamatan

kelahiran.

sulimpai: kain (selendang, sarung) yang dipasang di bahu (lih. ampik)

P:292

279

suling =: (1) bangsi; buluh perindu; seruling; (2) (a) peluit; (b) sirene

sulipi: alas kepala terbuat dari kain berisi kapuk; bantal

sullit =: 1 rumit; sukar; 2 selalu berdekatan dan bersentuhan (seperti

kucing dengan anaknya)

sultan: adiraja; kepala kerajaan (lih. puan); maharaja

sulu: (1) bintang pendamping “pariama” (lih. pariama); 2 ~ panggang:

panganan dari ketan yang dimasak kemudian dibungkus daun

pisang berbentuk segi tiga dan dijepit (bambu atau kayu kecil) dan

dipanggang, kemudian diberi berkuah larutan gula merah, santan

dan telur

sului: kampung terjauh di tepian Sungai Kelay, perlu waktu beberapa hari

untuk datang ke sana

suluk: 1 suku bangsa berasal dari Piliphina Selatan yang banyak mendiami

pesisir timur Berau, dan pulau-pulau di sekitar perairan Berau; 2

tumbak ~: tombak pusaka berhulu pendek dan bersarung matanya;

3 pada saat peperangan Raja Alam melawan penjajah Belanda,

suku ini juga turut berperan membantu pasukan Raja Alam

sulur: 1 (1) cabang yang tumbuh memanjang; (2) ~ kaladi: akar keladi

yang memanjang dan di ujungnya ada tunas bakal tumbuhan baru;

2 ~ daging: (1) daging tumbuh pad lubang bekas ulka atau bekas

koreng besar (lih. rungking); kerumkel, pertumbuhan daging

seperti bentuk balung ayam; keloid; (2) tumbuhan rumput

berbatang, bunga dan buahnya seperti sugi

suma partikel: 1 partikel kata: 2 mahar; maskawin; uang atau benda yang

diberikan pada calon mertua sebagai penebus calon istri

sumalunggun: nampak rimbun tertutup

sumambu +: Calamus manu; Calamus spianum; manau; rotan besar

sumampallu: basah keringat; kebah, karena pengaruh kerja berat atau

pikiran

suman: lemang; panganan dari beras ketan dicampur santan dipanggang

atau dimasak di dalam bambu, biasanya dilapisi daun tebu muda

atau daun (pucuk) pisang

sumangat =: (1) roh; (2) (a) hantu (kahin) orang yang telah meninggal;

(b) ma ~: menghantui

sumanggiring: berdiri bulu roma; meremang; merinding; sangkah

sumangingi: meriang; sakit demam (dingin panas)

sumar: menyodor (seperti babi) dengan moncong atau hidung ke bawah

sumarubbut: banyak yang benda tipis (kain dll.) yang menyelimuti atau

bergelayutan pada sesuatu yang berdiri atau duduk

P:293

280

sumat: (1) menelisip disela-sela; menyelip di antara banyak barang; selak;

seliap; selinap; sisip; (2) ma ~ i: menyisipkan atap pada bagianbagian yang bocor; salulap; (3) ta ~; lesak; (4) ~ ~: alat untuk

menyisipi

sumbal: memasukkan ke mulut banyak-banyak (sekaligus)

sumbang #: 1 (1) inses; (2) ~ di mata: cara bergaul yang berlebihan;

kelakuan yang menjijikkan; kurang enak dilihat; 2 (1) fals; pales;

suara tak sedap; (2) di Museum Batiwakkal Gunung Tabur, ada

meriam sumbing (lih. sitti)

sumbiang: seligi; tembiang; tombak bermata tiga dan berkait seperti ujung

mata pancing, untuk menangkap hewan atau ikan

sumbibitan: bintil; bisul kecil pada tepi pelupuk mata; ketimbis; tembel;

timbil

sumbilang =: 1 (1) ikan laut mirip ikan lele dan memiliki sengat pada

siripnya (lih. ajjang); Plotosus anguilatis; Plotosus conius; (2)

anak ~: klaras; 2 bangsa ~ lammau ka bibir prb: sindiran (lih.

saluka) terhadap orang yang omongannya banyak dan selalu

manis, tapi kenyataannya lain

sumbing =: 1 terbelah bibir sejak dari kandungan; 2 rompes; sopek

sumbirit: ma ~: berjalan atau berperahu sambil singgah-singgah untuk

memetik atau mengambil sesuatu yang dapat dibawa pulang atau

pergi ke tujuan

sumbul: cerana kuningan berbentuk bulat dan besar

sumbung =: ba ~: sisalak*

sumbut: 1 ampu; ampuh; ditahan dari bawah agar tidak ambruk atau jatuh;

sangga; tatang; tating; topang; 2 mencukur alis (biasanya pada

wanita, sedangkan pada pria yaitu saat akan dinikahkan saja)

sumil: mesin penggergajian kayu untuk membuat balok, papan dll. (lih.

sakrai); saw mill

summap: 1 panas terkurung (tertutup); 2 memasak dengan mengukus (kue

bakpao dll.)

sumpa =: 1 ba ~: (1) berjanji tak akan mau lagi; (2) mengucapkan sesuatu

yang mengerikan, akan terjadi bila si pembicara melakukan hal

yang tidak dilakukannya, agar lawan bicara menjadi yakin akan

kebenaran yang sedang diucapkan yang bersangkutan; 2 ~ ~:

sumpah serapah

sumpak: (1) mentok; ujungnya sudah tersantuk dengan ujung yang lain;

suntuk; (2) ta ~: gelincuh; kesandung; ragung; serandung;

tersandung; tersaruk; tadung

P:294

281

sumpal: (1) bekap; sempal; (2) (a) muara lubang yang diisi dengan serabut

agar tertutup padat; (b) menutup dengan sesuatu yang dijejalkan

sumping #: bunga atau daun dll. yang diselipkan di telinga; sunting

sumpippi: duduk bersimpuh khusus wanita (duduk seperti pada duduk

tawarruk atau tahiyat akhir, kala salat) (lih. sila)

sumpit =: 1 ~ an: senjata tiup dayak; tulup; 2 ~ ~: ikan sungai pemakan

serangga, dengan menyumpitkan air pada serangga mangsanya di

atas ranting dekat permukaan air; 2 sungai ~: eksodus kampung

lesan yang semula di muara Sungai Lassan

sunat =: berpotong kulup; khitan; memotong kulit atas dari kemaluan (lih.

butu) laki-laki; sirkumsisi (lih. islam)

sundilat: merapatkan badan ke seseorang atau sesuatu sambil menggosokgosokkan badan atau anggota tubuh (tangan, kaki dll.)

sundip: bilah bambu yang dibuat lancip untuk pengikis kutu rambut

dikepala; sudip

sundul x: ka ~ an: gelagapan

sundung: basulai ba ~: yang datang silih berganti

sundur: (*bld) tanpa; tarak; tidak dengan; tidak mempergunakan; zonder

sungai #: 1 (1) kali; (2) sungai besar (Sungai Berau atau Segah dan Kelay

disebut “lautan” atau “tamparan”); 2 ~ sukkar: sungai (kali) di

tepiannya terletak makam keramat puan sipanaik

sungar x: mendadak marah

sunggamat: alap-alap; burung rajawali; uktab

sunggigi: 1 sugi; susur; tembaku pelengkap makan sirih, diselipkan antara

bibir dan gusi; 2 busak ~: tanaman bunga hias yang bunga dan

buahnya sebesar dan seperti sugi

sungil #: gigi taring tumbuh agak ke depan; gigi yang tumbuh di luar

barisan gigi (lih. papayyas), sehingga nampak menonjol; gingsul

sungkai =: 1 Peronema canescens: jenis kayu; 2 (1) padi ~: jenis tanaman

padi (2) ubi ~: singkong berdaun kecil-kecil panjang seperti jari

tangan

sungkang: gigi atas maju ke muka; jongang; tonggos

sungkap: terbuka akibat terbentur

sungkil: tongkat kayu agak panjang sebagai alat bantu menebas rumput

sungkilang: 1 saling silang (letak kayu dll.); 2 canda kemudi; kayu

melintang di perahu (lih. jungkung) untuk tempat mengikatkan

kemudi dan sekaligus penyangga katu atap perahu (lih. kajang);

ketaban

sungkit: 1 (1) congkel; cungkil; dongkel; egol; (2) ~ gigi: kayu kecil atau

lidi untuk membuang sisa makanan yang menyelip di gigi saat

P:295

282

makan; 2 di ~ burit baru tarangkat prb: orang yang tidak ringan

tangan; tidak mudah berbuat sesuatu, kecuali sudah ditegur dan

diperintah berulang-ulang

sungu x: (1) bekam; canduk; pengobatan dengan menyalakan api kecil di

atas perut atau badan lainnya, kemudian ditutup dengan gelas

(untuk mengisap angin yang ada dalam badan); (2) kulit dilukai

sedikit kemudian diisap darahnya untuk dibuang menggunakan

alat (tanduk kerbau yang sudah diolah) dengan tujuan pengobatan;

memantik

sungut x: 1 bacot; mulut; 2 (1) ~ an: suka mengomel (banyak omong

kasar): (2) luang ~: (berkata kasar) tentang makan atau ucapan

seseorang; 3 bapampan ~: (1) mulut ditutup dengan jari dan

telapak tangan; (2) adab kesopanan dalam berbicara dengan orang

yang lebih dituakan atau dihormati; 4 idup ~ mati urat prb: hanya

pandai ngomong tapi tak dapat berbuat apa-apa

sunggamat: alap-alap; burung kecil yang sering menyerang burung elang

(di udara); rajawali

sunggigi: 1 sugi; susur; tembaku yang diselipkan di gusi saat makan sirih;

2 busak ~: kembang hias yang bunganya seperti sugi dan

berwarna merah

sungkai =: 1 jenis kayu dengan urat kayu yang bagus; 2 padi ~: padi yang

bilah buahnya agak panjang (lih. saluang); 3 ubi ~: singkong yang

daunnya seperti jari-jari tangan, tipis seperti aun umumnya dan

panjang-panjang seperti daun “kayu sungkai”

sungkang: jongang; jongkang; tonggos

sungkap: membuka terangkat ke atas; menjungkap; singgir

sungkil: 1 congkel egol; 2 kayu sebesar pergelangan dengan panjang

sedepa, untuk alat bantu menebas rumput sawah (lih. sukung)

sungkilang #: 1 malang melintang: 2 landasan kemudi sekaligus landasan

atap perahu (lih. kajang) pada perahu jukung; sengkelang

sungkit: (1) dongkel; membuka dengan alat pengungkit secara paksa; (2)

mencabut duri dari kulit menggunakan besi jarum atau peniti (lih.

kasarabbakkan)

sungut: 1 bacot; mulut; 2 ~ an: banyak bacot; banyak omong yang selalu

menyakitkan

sunnat =: sekadar tambahan, tak tersedia tak apa-apa

sunsang (^): terbalik (kaki ke atas, kepala ke bawah)

sunsum =: (1) salak; Zalacca edulis; (2) salak hutan, Zalacca blumeana;

(3) konon dapat untuk mengatasi diabetes

P:296

283

sunsung =: 1 melawan arus air atau angin dll.; 2 ma ~ i: menentang;

mendatangi lawan/penyerang

sunta: jambur; rumah penempaan/penggemblengan pemuda untuk menjadi

dewasa (*sgy)

suntak: tiba-tiba digagalkan

suntarri: 1 lebai; marbut; pemelihara (perawat) masjid; siak; (2) ma ~:

“suntarri” berkeliling kampung dari rumah ke rumah dengan

memungut sedekah untuk perawatan masjid; (3) “suntarri” sangat

dibutuhkan masyarakat kampung; (a) untuk tempat bertanya

tentang berbagai informasi keagamaan dan kemasyarakatan; (b)

dan yang lebih utama “suntarri” untuk tempat meminta dibacakan

doa selamat, tulak basla ataupun doa arwah; 2 ~ gila: jenis

panganan berkuah manis

suntat vulg: entot

sunting: gerakan menukik layang-layang atau burung dalam mengejar

musuh yang menjadi sasaran serangan

sunut: 1 geremak; gerumit; lambat sekali jalannya; 2 surung kita ba ~ ~

prb: ajakan untuk memulai atau melanjutkan perjalanan; “ayo kita

mulai lagi”

suppan: 1 (1) bera; malu; worang; (2) pa ~: celigus; pemalu; 2 ~ ~: (1)

kejut-kejut; keman; Mimosa pudica; malu; semalu; sikejut; simalu;

rumput putri malu; tumbuhan kecil merayap berduri, berdaun sirip,

jik tersentuh daunnya melipat atau tertutup, demikian pula pada

malam hari; (2) dua rumpun akar “putri malu” direbus dan airnya

diminum, konon dapat mengatasi gangguan struk

surabai: serabi; panganan terbuat dari tepung beras, santan dan garam

secukupnya, dimasak dalam kuali (lih. jantai); serabai; serabi

surak x: 1 pangsa; 2 membelah (durian, lay dll.)

suramai: (1) madah; maddah; ratap; (2) mengucapkan mantra-mantra

syair seperti berpantun, biasanya dengan itu sesuatu akan terjadi

(lih. susuran), sesuai permintaan dalam “suramai” tsb.

surat =: 1 catat; tulis; 2 ~ an: (1) jodoh; (2) takdir; 3 mandi ~: mandi rabu

terakhir (lih. cappu) di bulan Syafar dengan menggunakan janur

bertuliskan ayat ke 58 dari surah Yaasin (lih. salamun)

surati =: entok; itik manila; itik mentok; itik serati; itik yang bisa terbang

dan mengerami telurnya

surayi: (1) peles; setoples; tabung kaca untuk menyimpan gula, kue, dll.;

toples; (2) biasa digunakan penduduk untuk akuarium di rumah

(lih. burung)

surdadu =: sema; soldadu; tentara

P:297

284

suru =: 1 (1) banjir; air bah; ampul; (2) ka ~ an: kebanjiran; larap;

tergenang air bah; terkena banjir; 2 ~ air liur prb: menetes liur

melihat makanan

surubban: kain yang dililitkan dikepala; saluki; serban; sorban

surugga =: 1 aden; adnan; jannah; paradiso; surga; 2 ~ manunsia: orang

yang sangat baik, pendiam lembut, ramah-tamah dan sabar;

palamarta

suruk x: 1 pelecet; suap; sogok; 2 (1) berjalan merunduk; (2) ~ ~ bayi:

bentuk badan agak bungkuk sedikit; 3 kekol; menyeluduk;

menyusuk; seruduk; 4 serangga pemakan batang rumpun padi di

sawah

surung =: 1 ayo; 2 laju; 3 ba ~: (1) berdorong; keracak; mendorong: (2)

mudik; 4 ~ ganjuran: sulat-sulit; tidak rata; 5 ~ tangan: (1)

pernyataan minta maaf; (2) pernyataan salut; 6 pa ~ liur:

pembangkit selera; 7 (1) badan lagi ma ~ prb: remaja yang masih

dalam pertumbuhan sehingga bekerja sangat kuat-kuatnya juga

makannya; (2) ma ~ ati birayi saja prb: tidak melihat lagi akibat

yang akan terjadi

surup: 1 menyulut; sunu; 2 memetik madu alam

suru =: 1 air bah; banjir; 2 (1) ampuh; perintah; (2) ba ~ ~ an: sudah dapat

perintah, diperintahkan lagi pada orang lain dan seterusnya

surubban: serban; sorban; ubel

surugga: janah; janat; paradise; surga

suruk #: 1 (1) merunduk melewati sesuatu dari bawah, menunduk; (2) ma

~: kekol, menyeluduk, menyusuk; (3) ~ ~ bayi: bentuk tubuh agak

bungkuk dan menjorok ke depan; bungkuk udang; 2 rasywah;

rogok; sogok; 3 serangga pemakan batang padi di sawah

surung =: 1 dorong; 2 “ayo”; “hayo” (kata seru yang berarti ayo kita

kerjakan); 3 ba ~: mudik bepergian ke arah hulu sungai; 4 ma ~

ati birayi saja prb:

surup x: menyulut; sunu

surut #: 1 (1) air turun bergerak ke hilir; (2) bapanning ~: air mulai

bergerak ke arah muara dan akan turun; 2 sa ~ sapasang prb: lama

sekali, tak berhenti-henti

susa #: dluafa; melarat; miskin; papa (lih. sannang); sansai

sussu: mengikis (membersihkan) dengan sussul dan semacamnya

sussui: menanya sampai sekecil-kecilnya (detail), teliti dan apik dalam

menggali informasi

P:298

285

sussul: (1) golok khusus untuk merumput di kebun (sawah) berujung

lebar, tajam dan rata; (2) ~ tattak: golok “sussul” yang agak kecil

dan panjang

sussun =: atur; susun; tata

susu =: 1 ~ cirrit: cerak; moncong cerek; tempat menuang air dari cerek; 2

~ incir: susu cair kaleng cap beruang, konon obat panas dalam; 3 ~

indikan: sarang belut sungai (moa); 4 (1) recup; tunas: (2) ~

kunyit: tunas yang baru mulai berbentuk dari rimpang kunyit,

demikian pula pada tanaman berimpang lainnya

susuk: 1 ganti dengan yang lain; tukar; 2 gelagar; jerjau; kayu kalang

lantai papan; 3 (1) konon prosesi pengobatan kesambet (lih.

kapirammisana), yaitu dengan menukar/menebus orang yang

kesambet tersebut dengan seperangkat sesajen; (2) berupa beras

kuning, telur, kelumping (lih. ungkal) dan dian (terbuat dari lilin

madu dibalut kain kuning); (3) dibawa ke tempat peristiwa

“kapirammisan” terjadi untuk diupacarakan penukaran

susup x: sisip (lih. sumat)

susur =: 1 (1) lewat ditepi; menepi; (2) selisir; telusur; 2 cocor; 3 ~ mata:

menempa menipiskan (mata) parang kampak dll. agar tajam lagi

(lih. sarappu); 4 susuran: dongeng

sutarra =: kain bagus berasal dari benang kepompong; kain halus dari

bahan ulat sutera

sutu =: ~ barrau: soto dengan ciri khas irisan kecil-kecil dadar telur

suup: Apium graveolens L; seledri

suwai x: (1) sangga; sokang; tiang (tongkat) penunjang yang dipasang

mereng atau penyanga agar tidak gampang rebah; tumpil; tunjang;

(2) kayu penyokong atau penahan perahu di darat supaya tidak

terguling; sembetu

suwi: cermat sabar dan teliti dalam mengerjakan sesuatu; selia; telaten;

teratur rapi

suwuk: 1 endap-endap; indap; indik, mendekati dengan perlahan-lahan;

mendatangi dengan sembunyi-sembunyi (dengan maksud

mencelakakan); endap-endap; 2 ~ ~: bisik (berbisik); glenik; kisik

suwung (suhung*): kaar ~: model pakaian dengan hiasan kepala

kebesaran kerajaan (tempo dulu), beserta kain pakaian (ampik

salayang kuning (lih. balanga)nya dan ini salah satu model pakaian

untuk penganten kerajaan yang dilengkapi dengan gelang tangan

(lih. karuncung) dan gelang kaki (lih. luyang)

suyi +: di ~ kan: diperhatikan sungguh-sungguh penanganannya; diutamautamakan

P:299

286

T.

Taa =: huruf hijaiyah dan huruf jawi ke tiga

taan (tahan*) =: 1 ~ ati: bersabar terhadap perlakuan; 2 memasang, bubu,

jerat; perangkap dll.;

taar: “beng-beng”; “dor”; bunyi letusan senjata api; “tor”

taas: 1 rok khas wanita dayak; 2 (1) tas (lih. ittas); (2) ~ karisik: tas

plastik tipis

tabak #: cerana; kerikal; meja bulat (kuningan) untuk tempat hidangan

raja atau bangsawan; nampan berkaki; pahar; talam besar

(kuningan) berkaki

tabalujur: (1) menjadi lurus; menjadi membujur; (2) ~ urat-uratan;

bernasib mujur

tabalului: melorot

tabarak”: juz ke 29 dari kitab suci Al-Qur’an

tabas: (1) memotong model pakaian; (2) pa ~: kupir; tukang potong

pakaian yang akan dijahit

tabattik:

tabba #: 1 menggebrak dengan benda besar (seperti menggunakan papan,

kayu dll.); 2 bangsa buaya ma ~ anaknya prb: berhamburan tak

menentu; kucar kacir

tabbak x: gebok; hembalang; lempar; sambit; tembuk; timpuk

tabbal =: (1) ~ bibir: iakan laut; Plector hyncidae; (2) ~ pipi: ikan laut;

Pamadasys spp; (3) ~ sisik: ikan air tawar; Puntius binotalus

tabbas (^): babat; rintis; tembus

tabbik: (1) dentuman benda besar dan berat jatuh; (2) langkah-langkah

berat

tabbir: (1) cuil; gropis sedikit pada tepinya; gempil; geripis; gompal;

gumpil; gunsing; guwing; rompal; rompes; sempak; serpih;

sompek; sumbing pada tepinya; (2) di ~: bongkahan besar dibelah

sedikit-sedikit; tekik; (3) ~ ~ an: serpihan

tabbu =: 1 famili rumput-rumputan; Succharum offivinarum; (1) ~ banjar:

tebu yang kulitnya agak lunak (lih. rappas); (2) ~ batang: jenis

tebu yang besar; (3) ~ jawa: tebu agak kecil dan manis; tebu bahan

baku gula; (4) ~ mira: (a) tebu yang batangnya merah dan

daunnya kemerahan juga; (b) konon untuk obat ibu yang lagi

hamil; (5) ~ sala: (a) jenis tebu (tidak ada airnya, tidak dapat

dimakan) tumbuh ditepi sungai; pedendang; tebu air; (b) konon

dahulu puan “si panaik” (lih. karamat) membawa murid

P:300

287

mengajinya bepergian naik perahu, di tengah terik matahari itu si

murid melihat hamparan “tabbu sala”, kemudian berkata,

“seandainya tumbuhan itu tebu alangkah enaknya,” siguru (puan si

panaik) berkata, “ambillah,” maka si murid mengambil tebu

tersebut ternyata menjadi tebu sungguhan, tapi besoknya sudah

tidak lagi; (c) konon karena “puan di panaik” orang yang selalu

jujur dan tak pernah dusta sekalipun, maka apa yang dikatakannya

akan menjadi kenyataan dan terwujud; (6) ~ tallur: tebu yang

bunganya enak dibuat lauk (tumis dll.); 2 ~ sala, ~ sarimpun:

sampiran pantun saat memulai percakapan saat menghadap raja

dalam seni “mamanda”; yang berarti “mohon ampunan bila ada

salah ataupun tidak”

tabbuk x: 1 bocor; berlubang; tembuk; tembus; 2 (1) suara benda berat

jatuh; (2) pi ~: benda berat tiba-tiba jatuh; dembam;

tabbur: 1 longsor; rontok; 2 gunung ~: salah satu dari dua kerajaan di

Berau

tabi #: (1) gerakan menghormati orang (seperti memberi hormat pada

apel); (2) ma ~: gerakan mengangkat tangan dan menempatkannya

dekat dahi

tabiat #: biasa berlaku agak jelek

tabir =: langsai; tirai berhias (tanda-tanda kebesaran)

tabit: ba ~: berkali-kali; rutin

tabla =: peti mati (*cna); peti mayat

tabu x: 1 beduk; dulag; gendang raya; jidor; tabuh; tradisional drum; 2

tittik ~: tabuh beduk; (2) informasi pencanangan; 3 ~ ~: rantai

perhiasan dengan manik-manik emas besar dan mengecil-mengecil

ke pangkalnya

tabulaccit: keluar terlontar, karena licin dan terpijat

tabuliak: menceleng

tabulus: jenis tanaman merambat, buahnya untuk obat

tabur #: hiasan dari logam yang dipahatkan/ditatahkan ke tiang atau

dinding dll.

taburaut: ~ buraut: tergesa-gesa; tergopoh-gopoh; tersanga-sanga

taburi: alat tiup dari kulit siput (laut) besar untuk terompet; bia; fu;

sangka; sangkakala

tadan: (1) Barassus flambelliber; langkap; palam hutan; (2) buahnya dapat

dimakan, dan dibuat panganan (pais dll.) dengan terlebih dahulu

direbus; (3) batangnya yang keras dibuat alat pengangkut kayu

logs (lih. kuda) di hutan

P:301

288

tadarus =: membaca Al-Qur’an selama 7 hari di rumah orang yang

meninggal sejak hari dikebumikan (lih. mukaddam) hingga malam

hari ke tujuh; (2) mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an tersebut

konon harus ganjil, yaitu khatam sekali, 3 kali 5 kali atau 7 kali

khatam

taddu =: reda; tenang

taddung #: (1) ular (lih. samballit); (2) ~ laut: selimpat; (3) ~ sawa: piton

tadudduk =: jatuh terduduk; mengenjal

tagai: ba ~ an: bersimbah keringat; kebah,

tagar + x: 1 berdiri kekar; cuar; jegang; keras (kayu; tiang pancang

tertancap kuat; dll.); 2 ereksi

tagarri x: cekau; pacik; pegang

tagga =: (1) gendala factor yang membatasi; halangan; kendala; (2) cegah;

cuar; larang; pelawa; tangap: (3) (a) keadaan sekitar yang

menandakan tidak boleh melakukan sesuatu yang akan dilakukan,

termasuk rencana bepergian; (b) dihentikan sementara sampai

tanda-tanda tersebut menghentikan pertandanya

taggar: 1 bagar; cegak; gagah; kokoh; kuat badannya; kukuh; sasa; sasan;

tegap; 2 (1) karat (senyawa oksigen dengan logam); (2) ~

tambaga: dioptase; patina; selekat; silikat dari tembaga yang

berwarna hijau jamrud

taggap =: kokoh dan kuat

taggu #: kokoh; kuat; kukuh; liat; pagan; pagun

taggum: bunyi bergema, seperti benda jatuh ke dalam peti besar; dembum;

gerdam; gerdum; kerdam (1) suara hentakan-hentakan kaki yang

berat; (2) kuma ~: suara-suara kentakan kaki yang banyak

tagunggu: bekerja keras mendayung perahu melawan arus air yang lagi

banjir

taggup: (1) suara benda bulat berat yang jatuh; (2) kuma ~: suara jatuh

yang banyak (seperti) berjatuhannya buah mangga yang sudah

matang

taibabas: bintik-bintik hitam di muka; plek-plek di wajah; tetua

tail =: satuan hitung berat emas seberat 37,8 gram

taing +: pa ~: meminta dengan bersuara berkali-kali, tapi tak diberi (tak

dihiraukan)

tajak: 1 hunjam; tancap; tunjam; 2 ma ~: (1) menancapkan; pacuk; (2) (a)

mendirikan rumah (tiang pertama); (b) terlebih dahulu dilakukan

dengan salat magrib bersama di lokasi rumah yang akan dibangun

tersebut, kemudian diadakan acara selamatan dan doa bersama; (c)

ada 6 buah tiang utama yang didirikan, dilakukan dini hari setelah

P:302

289

salat subuh; (d) untuk mendirikan setiap tiang diawali dengan

pembacaan selawat secara bersahutan; 3 alat pengolah (pemotong

sisa-sisa batang rumput) lahan sawah (lih. pappal); cangkul

bertangkai lurus untuk mengerjakan sawah, membersihkan rumput

dsb.

tajam x: sakit menyentak pada ulu hati dan sakit sekali waktunya pun bisa

lama (mag)

tajar: ajir-ajir; anjir; calecer; pancang; patok perwatasan (biasanya dengan

tonggak tinggi di sawah, huma atau kebun dll.); tonggak tapal

batas

tajarammak: sakit akibat terlambat (terganggu) makan. Mengobatinya

menggunakan pucuk gantau mangsuwi (nama rempah) (lih. issi),

jintan hitam, bawang merah dan tunas pada umbi kunyit, diulek,

kemudian airnya diperas dan diminum, ampasnya digosokkan pada

persendian tangan kaki, dahi dan bawah daun telinga

tajau: (1) guci; gumbang; siton; situ; tempayan hias antik; tempayan yang

terbuat dari tanah/tembikar yang berlapis semacam porselin; (2)

(1) bagi masyarakat Dayak di pedalaman guci ini dipergunakan

untuk menyimpan barang berharga yang disertakan pada makam

mayat atau tempat penyimpanan tulang belulang (lih. lungun); (b)

untuk warga Dayak “basab” yang nomaden, tempo dulu guci ini

untuk tempat menyimpan madu dan dikubur dalam tanah sebagai

cadangan pada musim paceklik; (c) guci-guci ini banyak sekali

tersimpan di hutan-hutan tidak jauh dari sekitar bekas-bekas

pemukiman mereka dahulu

taji x: jalu (tanduk) pada kaki ayam jantan; susuh; tegil

tajuit =: cara bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar

tajuk x: 1 kejuju; tertusuk; 2 ~ parawu: gading-gading; tulang (balok)

penyangga dinding perahu (lih. sangkur)

tajur x: pancing bertiang yang dibiarkan (ditinggal), biar ikan memakan

umpannya

takabbur =: merasa diri sudah hebat dibanding yang lain; takbur

takajanna: gumun; terpana

takal: tuttuk ~: berdiam di suatu tempat sejak awal hingga akhir (lih.

tuttuk)

takipat: ~ mata: sekelebatan

takis x: 1 elak dengan menangkis; kalicau; 2 dalih; kilah, yang dipakai

untuk pembenaran

takka: mundu ~: bajak laut yang paling menakutkan

P:303

290

takkap: (1) dekap; sedekap; (2) ~ lutut: berpeluk lutut kala duduk; (2) ~

tubu: berdekap tangan di dada; sedekap

takki: alat pintalan benang pada mesin jahit (lih. sakuci)

takkil +: (1) sulit sekali dikerjakan; (2) mendayung perahu berat

menentang arus, sehingga geraknya lambat sekali, walau telah

didayung sekuat tenaga

takkul: 1 kayu logs rawa yang sempat memberikan penghasilan terhadap

masyarakat Berau; 2 ~ ~: batuk terus menerus; kohol

takkur #: 1 tombok; mengeluarkan uang lagi, karena uang yang

disediakan tidak mencukupi; 2 bengkarup; kalah besar; labres

takkul: 1 batuk kuat; kokol; 2 jenis pohon (log)

takluk #: tak berani berbuat apa-apa lagi

taksir x: 1 menginginkan; 2 memperkira-kirakan

takuin: papan ramalan waktu (hari baik, bulan baik dll.)

takulabbak: terkelupas (agak tebal) (lih. kulabbak)

takulipar: terpelanting kesamping dan tidak tepat sasaran

takulisi: terkelupas (agak tipis)

takur x: bakul dari kulit kayu untuk mengumpulkan madu di hutan;

bongkor; temalang (lih. talakur)

takuwin: perhitungan waktu (hari-hari baik)

talacak: bekas telapak kaki

talaga =: (1) perigi; sumur; (2) ~ babuak: air tawar yang keluar di air laut

asin pantai talisayan

talajuk: anak buah catur dalam permainan catur; pion

talak =: serbuk halus untuk membedaki badan bayi; talek; talk;

talakkan #: duduk sambil bertumpu pada jari-jari tangan yang terurai;

telukan

talakkin: talkin; wirid di atas pusara, sesudah jenazah dimakamkan

talakkung #: lapisan dalam mukena (kain tersendiri, mukena pendek

seperti jilbab)

talakur: bongkor; temalang (lih. takur)

talam (^): bendea; nampan; tampan

talamba: jahit (kasar) tangan; jahit sementara yang akan dibuka kemudian

setelah jahitan sebenarnya dilakukan; jelujur; jerumat; menisik;

tesik

talang + =: Chorenemus; ikan laut; ikan talang; seliat

talantang #: kelantang; memutihkan kain dengan cara dibentangkan di

tempat terbuka (setelah pencucian pertama) biar terkena hujan dan

panas matahari, kemudian dicuci kembali (lih. tappas)

talasan: lasah; lesah; pakaian dipakai setiap hari (lih. ampi); pelesah

P:304

291

talassau: 1 (1) nama sungai di hulu kampung Batu-Batu, Kecamatan

Gunung Tabur; (2) sungai ini airnya tawar, sehingga bila

penduduk kampung Batu-batu dan kampung-kampung lainnya di

sekitarnya kesulitan air tawar dapat mengambil air dari sungai ini;

2 (1) pada jaman pendudukan Jepang, atas perintah tentara Dai

Nippon (waktu itu hanya tersisa sebanyak 17 personil saja lagi)

untuk mengambil harta benda (terutama bahan makanan) yang

telah ditinggalkan penduduk setempat untuk mengungsi ke

kampung Teluk Pangkul (sekarang kampungnya tak ada lagi)

dekat kampung Tanjung Batu; (2) sehingga terjadi peristiwa

“talassau” yang memakan beberapa (lima orang) korban dari

anggota suruhan jepang tersebut

talatap #: atap-atap atau tutup-tutup sedikit dan sementara

tali =: 1 kenur; 2 mata uang tempo dulu senilai 25 sen; talen; 3 ~ ~:

perhiasan emas (liontin atau bros yang dilekatkan sebagai kancing

baju); 4 pa ~ an: barang-barang tanda ikatan pertunangan; acaram

taliayar: tutup atas penampang atap (lih. ballai) yang berbentuk segi tiga

sama kaki

talidus: tumbuhan semak, daun dan batangnya seperti pemedas buahnya

keluar dari umbi dapat dimakan (disenangi kancil) (lih. pitukkun)

taliktur: buldoser; traktor

talikur: ambal; cerling; jelling; kerling; lirik; mamalis

talimban: semacam tarkasy (tabung tempat penyimpanan anak sumpit)

(lih. luangan)

talimbungan: bubungan atap; perabungan; rabung; radak; wuwungan

talimpung: botol dari kulit buah kering tempat kayu pasak anak sumpit

(lih. luangan)

talinga =: 1 alat pendengar yang ada di samping kiri dan kanan kepala; 4

timbatu ~: cuping; 2 terlihat tidak sengaja; 3 ~ sagayi: kue cincin;

panganan dari gorengan tepung beras dan gula merah (lih. sagayi)

talingkasa: bonglon; Bronchosila; bunglon (jenis kadal pohon); Draco

volans; kelelasa; kubin

talinjang =: bugil; loncos; tak memakai pakaian; terbuka

talinsing: rumput rawa

talinting: orang-orangan sawah (huma) yang dapat digerak-gerakkan

dengan menarik tali; selayun; selayut; tali yang direntangkan di

sawah, digantungi berbagai-bagai untuk menghalau burung

talippun =: alat pemanggil jarak jauh; telephone; telepo; telpon

talipuk: (1) eceng; Eichhormia crassipes; enceng gondok; kiambang;

lepok; Nymphaca stellata; telepok; teratai kecil; (2) tumbuhan air

P:305

292

tawar ini berasal dari sungai mahakam, konon dibawa oleh sultan

yang akan membudidayakan ikan biawan di Berau (lih. siduwung)

taliruku: godek; rambut kecil di depan telinga

talis: 1 lotek; mendempul sela-sela; 2 membentang warna atau campuran

lainnya, seperti orang yang mengecatkan warna pembatas; 3

burung walet sedang membuat sarang (lih. sarang)

talisai: (1) Aqullaria malaccencis; bebaru; ketapang; pohon ketapang

pantai; (2) konon buahnya bisa untuk ramuan obat

talisak: burung parkit

talisayan: 1 kecamatan di pesisir pantai tenggara Berau; 2 (1) konon kata

“talisayan” terambil dari kata “talisai”, yang berarti pohon

“ketapang” pohon tepi pantai, bila pohon ini daunnya memerah

(pertanda akan rontok dan berganti dengan daun baru) maka itu

berarti ada banyak sejenis ikan laut yang merapat ke tapi pantai;

(2) konon kata talisayang terambil dari kata “talisayang”

talisik #: mencari kutu dengan cara meraba-raba di rambut, karena malam

hari atau saat keadaan gelap; selisik

talla #: 1 (1) sudah; (2) ~ yya: sudahlah kalau begitu; 2 (1) ~ tantuk baru

tingada prb: sudah terjadi baru menyadari kekurangan yang ada;

(2) urang baru manarik bassai kita ~ datang ka saballa prb:

orang baru berencana kita sudah dapat menebaknya

talli: kain berokat (tempo dulu)

tallu =: (1) hitungan setelah dua; tiga; (2) ~ malam: malam ketiga setelah

pernikahan (biasanya ada acara tersendiri dihadiri para undangan

muda-mudi); sampat; (3) ~ ari: peringatan (doa) untuk orang

meninggal pada hari ke tiganya (lih. arua)

talluk =: 1 ~ bayur: (1) salah satu kecamatan di Kabupaten Berau; (2) di

sini dulu pusat pertambangan batu bara (SMP) (lih. jawa) Berau; 2

~ balanga: model baju muslim (untuk pria); baju koko (lih.

balanga); pakaian ini merupakan pakaian resmi dan pakaian

penganten pria dan wanitanya menggunakan pakaian ampik

salayang dengan hiasan “kalung-kalung” di dada (lih. kalungkalung); 3 ~ bangkai: (1) teluk (rantau) di hilir kampung Batubatu; (2) di sini ada legendanya atau peristiwa sejarah tempo dulu

(lih. tambun bangkai): 3 (1) ~ pangkul: tempat pengungsian

penduduk talassau, beberapa hari sebelum peristiwa “talassau”

terjadi; (2) sulaiman: wilayah pantai tenggara Kabupaten Berau

kecamatan Biduk-biduk, memiliki potensi bukit kapur yang bagus

untuk bahan semen putih, di sini juga ada jejak si ayus; (3) ~

P:306

293

sumanting: kampung nalayan di kecamatan Pulau Derawan; (4) ~

sumbang: wilayah di kecamatan Biduk-biduk (lih. luangan)

tallur =: 1 benda bulat bercangkang yang mengandung zat hidup bakal

anak yang dihasilkan oleh unggas; telur; 2 (1) ~ baddung: daging

pada kaki dibelakang tulang kering; kaki bagian bawah belakang

(lih. battis); (2) ~ battis: kaki bagian belakang di bawah lutut

sampai ke tumit (lih. buku); (3) ~ biawan: kue cincin; kue terbuat

dari tepung beras dan gula merah yang digoreng (lih. talinga); (4)

~ caccakkan: radang pada celah paha atau ketiak, akibat ada

infeksi pada kaki atau tangan; (5) ~ gaguk: (a) telur ikan “gaguk”;

(b) panganan dari tepung ketan dibuat bulat-bulat kecil dimasak

dengan rebusan air santan dan gula merah; (c) ~ karuang: mirip

panganan bernama “tallur gaguk”; 3 (1) gunung ~: nama bukit di

wilayah Berau, dekat perbatasan Berau - kutim; kawasan jalan

lintas Provinsi Berau - kutim; (2) lansat ~: langsat yang buahnya

berkulit agak tipis; (3) limau ~: jeruk nipis; (4) pulau ~: pulau

pasir tempat penyu bertelur (lih. pulau); (5) tabbu ~: tebu yang di

makan bunganya (untuk sayur), sedangkan batangnya tak dapat

dimakan

talungkayang: lidi; tulang daun palam (nipah, kelapa dll.)

talunsung: ikan laut, berbadan bulat panjang

talusur: jelujur; menjahit dengan tangan

talutup: 1 atap penutup sementara dan sekadarnya; pelindung tanaman

yang baru tumbuh dari sengatan sinar matahari; 2 jerubung;

penutup sementara di perahu

tama: 1 cada ka ~ ~ an: tidak dapat berbuat leluasa karena banyaknya

yang harus dikerjakan; 2 ~ a =: memakan (memakai, mengambil)

kembali yang sudah diberikan kepada orang (lih. siku)

tamba =: 1 imbuh; takak; 2 ma ~ cada mangurangi prb: seharusnya

datang membantu, tapi justru mengeruhkan suasana; 3 bangunan

perangkap ikan di laut; belat besar yang di dalamnya memakai

belat sekatan (kurung); kelong

tambaga =: 1 taggar ~: karat hijau pada tembaga; verdigris; 2 allai ~:

jenis buah durian berwarna kuning dan hanya ada di Kalimantan,

“allai” jenis ini isinya berwarna kuning kejinggaan dan yang

paling enak di antara jenis “allai” lainnya; 3 jamman kuda

makan ~ prb: “zaman kuda gigit besi”; dahulu kala (lih. jamman)

tambak #: gundukan tanah yang ditinggikan dengan menggali dan

menaikkan tanah di sampingnya (lih. timbuk)

P:307

294

tambalun*: (1) jenis santet menggunakan media kayu, konon yang paling

ganas di antara jenisnya; (2) perawatannya juga menggunakan

cara-cara khusus, yaitu menajikan 7 butir beras dan kikisan emas

dll.

tamban: jenis ikan laut (seperti ikan layang) dalam kawanan besar di

permukaan laut; ikan tembang

tambaru: imlek; konglan; tahun baru Cina

tambarukki: rayap (famili semut tanah)

tambi #: penduduk Berau yang berasal dari india selatan; orang keling

tambilang =: alat penggali lubang yang bertangkai panjang

tambilungkung: gunung membiru yang tampak dari Tanjung Redeb dan

seputarnya (lih. pasarakan) terbentang di tepian Sungai Kelay,

gunung ini berderet-deret muai dari Gunung Nyawan, Gunung

Longdam, Gunung Tambilungkung, Gunung Nyapa dan Gunung

Batu Balla (ada goha waletnya), yang tertinggi dan ada di tengah

di antara gunung-gunung tsb. adalah Gunung Tambilungkung

tambing: 1 pinggir; pelipir; sisi; tepi; 2 ~ langit: horizon; ufuk

tambira: --------

tambirang: laberang; labrang; tali pengencang tiang ke kiri - kanan, muka

- belakang, agar tidak rebah; tali menguatkan tiang

tambu + x: 1 timba bertali, untuk penimba air yang jauh di bawah; 2 ~

laut: orang yang selalu pulang pergi bolak balik dalam waktu

dekat

tambun x: 1 (1) onggok; timbun; timpali; (2) ba~: (a) tersusun tindih

menindih; (b) banyak sekali; jibun; 2 ~ tullang: (1) area terletak di

hilir kampung Sukan (2) ceritanya orang bahari kala kontes

banyak-banyakan mati di tiap kampung, dibuat lubang besar

kemudian ditancapi banyak tombak, lantas masyarakat

berbondong- bondong loncat ke dalamnya, dan dihitung berapa

kampung ini yang mati hari ini, dan berikutnya kampung lain

mengadakan hal yang sama dan lebih banyak lagi (lih. talluk

bangkai), konon peristiwa ini ada kaitannya dengan riwayat Aji

Kannik Barrau Sanipa, setelah berhasil menyiasati serangan ikan

“julung-julung”; (3) tumpukan tulang-tulang hewan (rusa, banteng

dll.) sisa-sisa makan harimau (lih. rimaung) di tepian Sungai

Inaran Kecamatan Kelay

tambung #: 1 lembing; semiang; tembung; toja; tojah; tojak; tongkat

panjang untuk senjata (diputar seperti kipas di seputar badan);

toya; 2 ali-ali; pelontar tali kapal

tambur (^): gendang besar; genderang

P:308

295

tambuyang: menanami kembali lahan yang tak tertanami sebelumnya

akibat terlupa saat menanam padi (lih. dapur) di sawah (lih.

barayyang)

tammal: agak basah-basah (kain dll.); demek; kemal; lembap

tammat =: 1 khatam; selesai; 2 ba ~: acara khataman Al-Qur’an, yang

disertai dengan acara selamatan (lih. puncak)

tammik: jember, kotor dan basah; tergelatak bertumpuk dilantai

tammis: jember; kotor dan lembap; tergelatak bertumpuk dan basah (lih.

tammik); tumpuk demak

tammu =: 1 jumpa; sua; 2 ma ~ i: (1) menjumpai; (2) mengunjungi orang

yang dianggap tua oleh mempelai yang baru saja menikah; sowan;

3 pa ~: didapat kembali setelah hilang

tampa =: inden; (sudah) memesan (tempat atau barang) terlebih dahulu;

minta dibuatkan dengan model sesuai pesanan

tampak =: 1 nampak terlihat; 2 dapat melihat dengan jelas; mata masih

berfungsi dengan baik

tampal: 1 penutup yang ditempelkan; lepa; 2 ~ puki: (1) ikan lidah; ikan

sebelah; jenis ikan yang nampaknya seperti hanya sebelah; (2)

konon dahulu kala salah seorang nabi makan ikan tersebut, namun

tidak dihabiskan, makannya hanya sebelah dan sebelahnya lagi

dibuang ke air dan konon terjelmalah ikan tersebut

tampar =: 1 gaplok; pukulan dengan telapak tangan; tempeleng; 2 ~

baung: tanda hitam di wajah; tompel; (2) benjolan pada pipi

undang (lih. tampassik) di dalamnya ada kepiting kecil; 3 (1) ~ an:

(a) sesuatu yang menjadi sasaran tempelengan; (b) tempat

hempasan arus air atau angin deras; (2) ~ ran: bahar; laut luas

(lepas) dalam sungai; sungai yang besar

tampas: 1 enjal; jatuh terhempas; jatuh terperanyak; jatuh yang terasa

sakit sekali, karena terbentur pada benda keras; 2 parangat ~ prb:

wajah lebar bulat tak berbentuk (jelek)

tampassik: geragau; graguk; selatamam; udang kecil sungai yang lebih

besar dari “buntalli”

tampayak: anak lebah yang masih sebagai larva

tampi =: (1) memisahkan bulir padi dari sekamnya; (2) memisah kulit padi

dari berasnya yang sudah di tumbuk, dengan menggunakan tampah

(lih. saraping)

tampias =: air jatuh (hujan) yang bias, sehingga dapat membasahi,

percikan air yang terbawa olah angin dll.

P:309

296

tampik x: 1 membelah kecil-kecil buah pinang atau batang tebu untuk

dimakan; 2 (1) cada ma ~: pantang menolak tugas, walaupun sulit

dan berat; (2) cada di ~: tidak pilih tugas berat atau ringan

tampikung: kelantang; kelenteng; rumah ibadah kong hu cu (konfusius);

laocu (taoisme); taopekong; tepekong; tokong; topekong

tampiras: (1) serangga famili gurem, mirip laba-laba kecil dan kulitnya

agak keras; kutu babi; (2) bila menggigit akan susah lepas, kalau

dilepas secara paksa giginya akan tertinggal dan abses menjadi

bisul kecil; (3) untuk mempermudah lepasnya dan tanpa efek

samping, konon dengan menggunakan perasan air tembakau

tampirrai: (1) mengupas kerang (tudai) yang masih (hidup) mentah

dengan cara dipecahkan kulitnya; (2) kerang kupas, yang sudah

terlepas dari kulitnya dngan cara di”tampirrai”

tampuk x: diameter; penampang

tampuling #: campuling; cempuling; harpoon; tombak bermata (tiga)

bertali, untuk menombak buaya dan ikan besar

tampun: 1 (1) mulai; memulai; (2) lagang; memulai menganyam (tikar

dll.); 2 (1) ma ~ i: melagang; (2) pa ~ an: (1) permulaan; (2)

tempat penanaman padi pertama di tengah ladang atau sawah

dengan upacara tertentu (lih. mali)

tampurung =: 1 (1) ~ laki: tempurung kelapa belahan bayah yang tak ada

bakal tunasnya; (2) ~ bini: tempurung kelapa sebelah atas yang

ada lubang bakal tumbuh tunas; (3) ~ buta: (a) tempurung kelapa

yang tak ada lubang bakal tunasnya; (b) konon ditambah “tunggul

buta” dan tambahan lainnya serta mantra-mantra serta perlakuan

khusus, dapat untuk azimat halimun; (4) ~ lutut: patella; 2

gunting ~: rambut dipotong rata keluling kepala; 3 minyak ~: (1)

minyak yang keluar dari tempurung kelapa yang dipanaskan; (2)

konon untuk obat sakit gigi (lih. katunai); 4 ~ kapala: tengkorak; 5

pulau ~: pulau di perairan Berau; 6 ma ~ bali vulg: (1) buah dada

yang montok; (2) alat vital (wanita) yang mumbung bagian

pangkalnya

tampuyak: (1) lembek basah terhampar (seperti kotoran ayam atau serati

yang lagi mengeram dan buang air besar) (lih. baira); (2) asinan

buah durian (lih. jarruk)

tamsil #: ajaran yang terkandung dalam sebuah cerita atau peristiwa;

contoh yang harus dijauhi dan tidak patut ditiru; peristiwa/keadaan

kurang baik yang menimpa seseorang, dapat dijadikan pelajaran

agar tidak menimpa kita pula

tamtam: alat musik pukul yang berdempet; bongngo

P:310

297

tana =: 1 ka ~ an: (1) watak; sifat dasar; (2) latar; matar; warna dasar;

warna utama/dominan; (3) kontur dan kesuburan tanah; 2 (1)

impaddu ~: senawar; ular hitam kecil dan berbisa; (2) issi ~:

tanaman obat yang berimpang (jahe, kencur, lengkuas dll.; (3)

kutu ~ =: (a) undur-undur; (b) orang/anak yang selalu berada di

luar rumah (lih. kutu) hampir setiap hari dan sepanjang hari; (4) ~

luang: kaolin; tanah kapur dalam goa, yang baik dijadikan pupur

sebagai pemutih sekaligus sebagai tabir surya (lih. luang); tanah

liat, lunak, halus dan putih; 3 unjuran ~: lahan yang dekat dengan

sungai jalur transportasi atau dekat dengan jalan raya

tanaga =: 1 kuat; 2 ba~: (1) nampak anggun dan fit; nampak masih gaya;

(2) flamboyan; tampan

tanam =: 1 menaruh bibit, benih, stek dsb. di dalam tanah supaya tumbuh;

2 ba ~: tanam padi (lih, barayyang); tandur; 3 (1) ~ ~ an: palawija;

(2) bawang ~ an: bawang rambut; bawang kecil berdaun panjang

yang biasa dibudidayakan petani Berau untuk ditumis atau usinguseng, terutama daunnya

tanda: 1 ~ mata: cendera mata; cindur; kenang-kenangan; souvenir; 2

cada ka ~ an: pangling; tidak mudah dikenali

tandak: terperenyak

tandang =: 1 sepak; 2 dapur ~: dapur kecil (perapian) yang bisa dipindahpindah dan digunakan pada keadaan tertentu (lih. sulimbar)

tanduk =: pisang ~: pisang yang buahnya hanya sesisir dan besar seperti

tanduk

tangan =: 1 anggota badan untuk bekerja dan memegang; 2 sarung ~:

kain untuk menutupi belakang tangan saat bekerja di huma agar

tak tergerus rumput atau gosong terpanggang matahari; 3 surung

~: (1) sebagai tanda salut atas kehebatan seseorang; (2) tanda

minta maaf; 4 ~ ~ : (1) akar puntianak; tumbuhan merambat di

pohon tepi sungai, cabangnya bila di lepas dari batangnya nampak

seperti jari-jemari (dipercaya dapat menangkal kuntilanak); udani;

(2) daunnya konon dapat untuk obat cacing; 5 ~ parawu: alat

penahan perahu kecil agar tidak mudah terbalik; ambau; cadik;

katir; (2) parawu ba~: kater; perahu yang menggunakan kayu di

kiri kanan perahu untuk penahan gelombang agar tidak oleng dan

terbalik

tangap: hutan taman di dekat teluk bayur dengan luas 685 hektare; (2)

KRUS (Kebun Raya Unmul Samarinda) terinspirasi dari taman

hutan tangap ini

P:311

298

tanggal =: 1 ma ~: mulai lepasnya gigi susu (pada anak-anak); 2 ada

sebagian masyarakat asli Berau yang baru mencukur rambut anak

laki-lakinya, setelah gigi susu sang anak mulai tanggal; 2 pa ~ an:

hantu kepala yang ususnya terbang bersama kepala dan terburai

(lih. pajjat)

tanggar x: galah yang dipakai untuk pendorong perahu (lih. sappit) pada

air dangkal di laut; satang

tanggalulu: semut batu; semut tanah (perut putih besar, bundar) besar

pendek

tanggiling: senggiling; trengiling

tanggirik: 1 (1) alat untuk membuat lubang kecil seperti mata bor; (2)

melubangi dengan tanggirik; (3) memutar-mutar bulu ayam dalam

telinga; 2 ~ buaya: ikan kecil panjang, bertubuh persegi,

berbentuk seperti buaya kecil berdiameter hingga 2 cm dan

panjang hingga 15 cm

tanggung x: gondol; lantah; membawa sesuatu dengan mulut (lih. kuyuk)

tangiri: ikan laut; langsi; tenggiri; tenggiring

tangkalbaju: jenis ular berbisa

tangkalukuk: (1) bengkarak; tulang belulang agak besar-besar; (2) tulang

kepala ikan (besar), biasanya hidangan yang terdiri dari tulangan

(rebusan ikan, sup kikil, sup buntut dll.)

tangkang: (1) kain putih (atau sejenisnya) diikatkan pada lengan baju atau

ditempel sebagai tanda ada kegiatan khusus; 2 bila sultan

meninggal maka para bangsawan dan kerabat sultan memakai

“tangkang”; (1) untuk pangeran dan raden dikenakan di lengan

sebelah kanan; (2) untuk aji, kemas (lih. kiammas), mas (lih.

ammas) dan tokoh masyarakat (lih. tuan-tuan) mengenakannya

disebelah kiri

tangkap =: ba ~: (1) sudah ditangkap (hewan, ikan dll.); (2) saling

menangkap; (3) nikah kilat karena sesuatu supaya segera nikah

tanpa acara “mata gawu” dan sebagainya

tangkar #: bantah; mengingkari (tidak mengakui)

tangkarawa: sejenis tupai kecil yang bisa memakan hati binatang dengan

melubangi tubuh hewan tersebut

tangkaruak: burak-burak; cengkerawak

tangkikki: kutil yang dapat tumbuh banyak (beranak pinak) di kulit

tangkir: belat; bidai; kayu penjepit pada benda panjang yang patah/retak,

agar kuat lagi

tangkup =: 1 saling menutup; 2 (1) ~ lungun: (a) kiri menindih kanan; (b)

salah satu pantangan dalam membuat kerangka rumah; (2) ~ lutut:

P:312

299

cencawan; tempurung lutut; tulang berbentuk bulat pipih yang

terletak pada sisi depan lutut; tulang pakta

tanglung: lampion; lentera kertas; telong-telong, yang dibawa anak-anak

peserta pawai obor pada malam hari

tanggar x: tongkat pendorong perahu (lih. sappit) di karang atau pasir

dangkal di laut

tanggiling: keluarga Armadilos (binatang pemakan serangga); Manis

javanicus; trenggiling

tanggung x: gondola; gonggong; gotong (biasanya oleh anjing atau

kucing) dibawa pergi; membawa dengan mulut dan tergantung di

luar

tangiri: ikan laut; tenggriri; tenggiring

tangkal baju: jenis ular berbisa (kalau tergigit tidak sempat melepas baju

yang bersangkutan akan meninggal)

tangkalidung: empar; perahu yang arahnya lintang pukang

tangkalukuk: jemala; tulang belulang besar; tulang tengkorak kepala

tangkang: ikat lengan (berupa kain)

tangkap =: ba~: pernikahan dengan cara tidak lazim (darurat), biasanya

lelaki dan wanita langsung dibawa ke penghulu untuk dinikahkan

tangkapa: jenis anggrek, berdaun lebar dan panjang tumbuh di pohon

(bukan benalu); sarokko

tangkarawa: tupai hutan pemakan daging (hati), melubangi badan rusa,

lembu dll. kemudian masuk untuk memakan hatinya

tangkaruak: burung semak (rawa-rawa); cengkerawak

tangkikki: ketuat; kutil, yang tumbuhnya bisa beranak pinak

tangkir: geribik; menegakkan yang patah dengan bantuan benda lain

ditempelkan dan diikat atau dengan pengerat lainnya

tangkup =: 1 mempertemukan dua permukaan cekung menjadi tertutup; 2

~ lutut: cencawan; tulang tempurung di atas lutut

tanglung: (1) lampion; lentera kertas; loleng; palito; tengroling; (2) pawai

malam dengan boneka kertas yang diberi lampu di dalamnya;

telong-telong

tangnga =: 1 ka ~: basa basi dalam penerimaan tamu, yang berarti

“silahkan masuk”; 2 pa ~: madya; menengah; yang tengah (untuk

kata bantu bilangan); 3 (1) setengah menuju angka yang

berikutnya; (2) (a) paro; (b) ~ dua ribu: berarti seri bu lima ratus;

(3) ~ tiga pasu: berarti dua “pasu” setengah; (4) dan seterusnya; 4

tini ari ~ malam prb: kapan saja siang dan malam

tangngar: kullat ~: (1) jamur yang enak dimakan, tapi dapat

memabukkan) kalau pengolahannya kurang teliti (racunnya dapat

P:313

300

membuat orang tertawa terus menerus (semua yang nampak di

mata seperti menari dan lucu, sehingga membuat perasaan geli dan

tertawa); (2) jamur merah keras dan tak dapat dimakan, tapi dapat

dijadikan obat, mis. mengobati rasa pusing dengan cara dibakar

dan asapnya dikenakan (biar mengepul) ke kepala (lih. rabun)

tangngi: getir; pedar; minyak makan yang sudah berubah rasa dan aroma,

karena kelamaan tersimpan; rasa sudah tidak enak pada minyak

makan dll., akibat kedaluwarsa atau salah dalam pengemasan;

tengik

tangngir: (1) cenggeret; gareng; keriang; serangga bulat panjang bersuara

nyaring; tonggeret; (2) ~ uttan: serangga seperti keriang dan hitam

besar bersuara sangat nyaring; uir-uir; 2 ma ~: senja sekali (hampir

magrib) kala “tangngir mulai berbunyi bersahut-sahutan, petani

atau pekerja baru pulang istirahat malam

tangsa: ba ~: 1 membanting-banting diri agar diberi atau dibelikan sesuatu

yang dikehendaki; 2 mengharu biru ruangan, sehingga tampak

berantakan (lih. kunjarang)

tangsi (^): kampemen; kompleks tentara; markas

tani =: jenis professi kebanyakan orang/masyarakat Berau

tanjak #: ~ singngal; (1) memasang (destar) ikat kepala sebagai hiasan

(lih. singgal) untuk pria; (2) disertai mantra tertentu membuat

pemakainya nampak anggun dan berwibawa

tanju #: lampu botol tanggung diberi bersumbu dan diisi minyak tanah

tanjung =: 1 tanah/daratan yang menganjur ke tengah air; jazirah; (1) ~

raddab: Tanjung Redeb (ibu kota Kabupaten Berau); (2) ~ batu:

nama kampung ibu kota kecamatan Pulau Derawan, di sini

terdapat objek wisata bahari Berau; (4) ~ mangkaliat: batas pesisir

Kabupaten Berau dengan kabupaten Kutai Timur; 2 ma~: (1)

menjorok seperti tanjung; (2) berpeleseran ke Tanjung Redeb

tannang =: alat penangkap ikan dari bilah bambu yang dijalin dengan

rotan ataupun dengan akar batang “lamiding” (lih. pulasau);

banjang; belat

tantabuan: (1) aming-aming; kerawai; lebah besar yang sangat beracun;

tabuhan; (2) (a) ~ baimbarrat mira: aming-aming yang sangat

berbisa; (b) ~ baimbarrat kuning: aming-aming yang juga

berbisa

tantram: aman hati; jenjam; karar; lembut tidak beringas; tenang

tantu =: 1 niscaya; pasti; sudah jelas; sudah tetap; 2 ma ~ kan:

perundingan antara utusan pihak mempelai peria pada pihak

P:314

301

mempelai wanita untuk menetapkan waktu dilangsungkan kenduri

pernikahan (lih. matagawu)

tantudur: ikan laut yang nampak seperti suka tertidur, sehingga sering

tertabrak perahu layar; kakap tidur (nama lain)

tantuk: 1 terantuk; 2 talla ~ baru tingada prb: sudah terkena baru

menyadari

tanyik +: benda kecil panjang (seperti lidi dsb.) jatuh tertancap di tanah

atau di lumpur

tapai =: panganan yang terbuat dari ketan atau singkong rebus yang

difermentasikan dengan ragi (lih. burak); tape; tapui

tapak: 1 dampal; telapak kaki (lih. kalapak); 2 alat bantu satuan hitung

panjang tikar pandan (lih. kilan)

tapakkur =: 1 menimbang dengan sungguh-sungguh; merenung

memikirkan; tafakkur; tapekur; 2 ceratuk; tercanduk; tercatuk;

duduk dengan kepala tertunduk

tapal*: jaram; obat yang ditempel, baik berupa racikan, maupun berupa

daun yang telah dilayukan dengan memanaskan (lih. diang) untuk

melumaskan

tapalicuk: keseleo; tergeliat

tapian x: (1) tandas; tempat mandi, cuci dan kakus di tepian sungai; (2)

terbuat dari dua buah batang kayu logs besar; (3) diberi berlantai

dan dibuatkan kamar kecil (lih. lanting)

taping: (1) benda melengket lebar agak tebal (lih. tapal); (2) ba~:

melengket agak banyak dan tebal seperti pupur yang tebal pada

muka, atau gumpalan tanah liat yang menempel pada benda datar

dan lebar

tapis =: saring (menggunakan kain tipis) untuk memisahkan pati dari

ampasnya (misal sagu, singkong parut dll.)

tapisi: kalus; terkelupas kulitnya

tappa: (1) rebah rata (pada rumput, padi, ilalang, semak dll.); (2) ma~:

merebahkan rumput dsb. (dapat menggunakan galah) hingga rata

dengan tanah

tappak: 1 (a) cekup; dekik; gaplok; lampang; menampar muka (mulut);

menepuk dengan telapak tangan tampuk; tapuk; tepuk; (2) ba ~:

keplok; tepuk tangan (lih. tarri); 2 ~ ~: (a) alat pemukul bola tenis;

alat pemukul shuttle cock; raket; (b) alat pemukul bola pimpong;

bet; (c) stik pemukul; (2) ~ ~ kasur: (a) alat pembuang debu pada

kasur atau bantal yang sedang dijemur; (b) terbuat dari anyaman

bilah rotan

tappas x: cuci (kain, baju dll.)

P:315

302

tappau: tikar anyaman dari daun nipah muda (lih. pucuk) untuk alas

menjemur padi

tappi #: (1) ba ~: duduk rapat ke dekat dinding; (2) ma ~ kan: (a)

meminggirkan sesuatu; (b) menyimpan sesuatu untuk

mengamankan

tappik: benda kecil pipih jatuh sehingga mengeluarkan suara “pik;”

celepik

tappis: memukul dengan telapak tangan, ataupun benda pipih lainnya

tappuk: 1 cekup; damik; memukul dengan telapak tangan yang

dicekungkan; 2 ~ ~: suara benda berjatuhan banyak

tappun: (1) banyak dan tindih menindih; (2) mengumpul berhimpitan; (3)

terkumpul tumpuk menumpuk

tappung =: kain ~: belacu: marikan (lih. kain)

tappus x: copot (dari tangkai, hulu); coplok; gelup; kelokak; lepas; tanggal

tapu: (1) di ~ kan: dipadukan; (2) ba ~ ~: (a) berurunan; (b) disatusatukan

tapuk x: 1 (1) liku; sembuni; sembunyi; (2) menyembunyikan; sekap;

sembunyikan; (3) ba ~: (a) berondok; bersembunyi; ngumpet;

umpet; (b) ili; imbit; menyelamatkan diri; ungsi; 2 (1) ~ ~ an:

delikan; pitak umpet (permainan anak-anak); (2) ba ~ ~ an: (a)

main sembunyi-sembunyian; (b) acara keramaian dan ada

kelucuan di dalamnya, acara pengantin yang diadakan pada malam

ketiga, yaitu penganten putri bersembunyi dan penganten peria

mencari di tengah kerumunan pengunjung sampai dapat; 3 pa ~

an: tempat pengungsian saat masuk tentara dai Nippon (jepang)

dan bombardir tentara sekutu di Berau pada masa perang dunia

kedua (lih. buntu, tidung); wadah sembunyi; 4 bangsa rimaung

ma ~ kukunya prb: orang seharusnya dapat menolong tapi-pura

pura tak mampu menolong

tara =: ma ~: membentuk kasar (kayu) sebelum dihaluskan (lih. balau)

tarabbang: 1 melayang pergi; terbang; 2 ~ gagak salabu tukil prb:

dianggap sebagai penyebab terjadi suatu peristiwa, padahal tidak

tahu menahu, hanya saja kebetulan berada ditempat yang sama

dengan kejadian peristiwa tersebut

tarabbas: (1) gelembung-gelembung air banyak dan besar, akibat gerakan

di bawah air (lih. burinik); (2) cadada ~~ nya: orang yang pergi

dengan meninggalkan masalah tanpa diketahui kabar berita dan

keberadaannya lagi.

taradak: menugal benih padi, kemudian untuk ditanam di sawah, setelah

agak tinggi; redih

P:316

303

tarai: ma ~: (1) lantun; menyanyi/berdendang dengan suara lantang dan

nyaring; (2) menangis keras-keras

tarais: teriak dengan nada tertentu sebagai penyemangat.

taraju #: 1 alat pengukur berat, bertangan (berbentuk T); neraca; 2 (1) alat

ini dipakai untuk acara “batimbang” yaitu upacara menebus bayi

yang lahir pada bulan Syafar dari segala kesialan; (2) prosesinya

dilakukan dengan meletakkan sang bayi pada salah satu tangan

neraca dan satunya lagi diletakkan kitab suci Al-Qur’an ditambah

air, bila sudah seimbang maka si bayi diambil dan diganti dengan

benda lain yang nantinya akan disedekahkan; (3) pengisian benda

lain (buah-buahan, sayur mayor dll.) ini dilakukan berulang-ulang,

hingga cukup untuk dibagi-bagikan

tarang =: menggantung agar tahan lama (jagung dll.) (lih. layas)

tarannak: kayu kecil-kecil panjang lurus

tarap =: Artocarpus elastica; pohon sukun hutan; sejenis pohon kulur

(buahnya harum dan dapat dimakan)

tarappak: gerakan seperti menggebrak (meja); membuang benda-benda

yang menempel pada sesuatu (niru dll.) dengan memukulmukulkan atau memukul-mukul bendanya

taratai =: bunga padma; lotus; pekaja; seroja

tarawi =: sembahyang sunnat berjamaah di malam-malam Ramadan

tarbang: rebana kecil, biasa dipakai untuk mengarak pengantin (lih.

papak) dan dimainkan oleh para lelaki, juga untuk kesenian rudat

dan kesenian bernafas islam lainnya

tarbas +: abrasi; runtuh-runtuh (pada tanah-tanah ditepi sungai), konon

bila kondisi tanah seperti ini kurang baik untuk ditempati, baik

berladang, berkebun ataupun tempat perkampungan, orangnya tak

bisa betah di sana; terbis

tarbus: (1) kopiah pakaian para penghulu (lih. pangulu); (2) kopiah bulat

mengecil ke atas terbuat dari kain lakan merah yang berjambul

berjumbai; (3) kopiah stambul; kopiah turki

tarias: ujan ~: 1 gerimis di tengah sinar matahari; hujan rintik agak lebat;

2 konon nama jenis santet, membuat yang terkena sakit dingin

panas tak karuan

taribbis: kerang yang biasa menempel pada tiang-tiang kayu di laut (iang

pelabuhan dll.)

taridu: (1) air tetesan daun kayu; rabas; (2) hidatod; kelenjar yang terdapat

pada daun dan mengeluarkan air

tarik =: 1 ~ pinggang: bercekak pinggang; kecak pinggang; telekan

pinggang; tolak pinggang; 2 ~ kalat: tarik tambang; 3 urang baru

P:317

304

ma ~ bassai kita talla datang ka saballa prb: apa gerak orang,

kita sudah tahu maksudnya

tarindak: bentak; geratak; gerantak; geratak; hardik; menghentakhentakkan kaki, karena marah; tembis

taripang =: beronok; Hololoroisdar; mentimun laut; ulat laut

tarittik: memukul-mukulkan tangan atau kayu kecil pada papan atau

benda-benda lainnya

tarpal =: kain tebal kedap air karena dibalut cat atau ter; terpeulin

tarrak x: 1 rontok; bergujuran (buah, daun dll.); 2 (a) prahoto; mobil

angkutan barang; (b) “truk” (sekarang dengan masuknya alat

mekanik ke Berau dan pengaruh logat bahasa Berau, sehingga kata

“truk” diucapkan “tarrak”) (lih. tarran)

tarran =: 1 (1) ejan; merejan; (2) ~ ~ an: orang hamil yang sulit

melahirkan; 2 “transmigrasi” (lih. tarrak)

tarrang =: 1 cerah; tidak gelap; 2 bersih dari semak atau rerumputan dll.;

3 pa ~ ati: doa atau mantra yang membuat orang menjadi cerdas

dan lapang hati

tarras =: bagian tengah dan keras dari batang kayu

tarrau x: bentak dengan suara keras

tarri x: (1) aplaus; semarai; sorak sorai; tepuk tangan; (2) mencemooh dan

mengejek dengan teriakan dan tepuk tangan

tarru: berjalan menempuh dengan tidak mempedulikan apapun; berusaha

melintas deru angin dan hujan lebat; maju menghadang; radak;

redah; recat; rajah; tahar; terobos; terombol; tobros

tarrung =: (1) Solanum belongena; terong cepokak; terong pokat; (2) ~

burung: Solamun turvum swartz; tekokak; (3) ~ pipit: Solamun

sorvan; terung tekokak; (a) daun terung cepokak konon dapat

mengatasi jantung berdebar; (b) buahnya dapat untuk mengatasi

hipertensi, kurang nafsu makan, dan liver

tarran: 1 (1) ejan; (2) ~ ~ an: susah kala dilahirkan (bayi); 2 transmigrasi;

transmigran (lih. truck)

tarrang =: 1 bening; cerah; transparan; 2 bersih dari rerumputan ataupun

semak; 3 pa ~ ati: mantra yang konon dapat membuat orang

berfikir jernih, menjadi cerdas dan kuat ingatannya

tarras =: bagian tengah kayu yang keras (lih. balaka)

tarrau: bentak dengan suara nyaring

tarri: sorai; sorak; (1) ba ~: aplaus dengan tepuk tangan; (2) di ~ kan:

diejek dengan teriakan dan tepuk tangan

P:318

305

tarru: 1 harung; radak; tahar (berlayar menentang badai); tempuh; terjang

(angin, badai dll.), terobos; terombol; tobros; 2 sakali ba ~:

serempak sekaligus

tarrung =: (1) Solanum belongenu; (2) (a) ~ burung: terung yang

buahnya kecil-kecil berenteng (lih. pipit); (b) ~ pipit: tumbuhan

semak, berdaun seperti daun terung, batangnya berduri jarang,

buahnya kecil, bulat, hijau dan dapat dimakan; (3) ~ massam:

terung asam (bahan sayur); (4) ~ susu: terung tanaman hias (tak

dapat dimakan) yang banyak pentilnya (seperti susu sapi)

tarsila: (1) daftar asal-usul suatu keluarga/turunan; (2) silah-silah; silsilah;

tasalsul; tasasul

tartib =: ba ~: duduk tenang, diam tanpa gerak dan suara

taru =: 1 meletakkan di tempat yang aman; simpan; 2 ma ~ ati: (1)

dendam; (2) jatuh hati; terpikat

taruk #: daun muda; pucuk (yang bisa dimakan, dilalap, disayur dll.)

tarum: 1 Indigovera; Marsdenia tinctoria; nila; santum; (1) tumbuhan

yang daunnya (ditumbuk) dapat digunakan untuk pewarna pandan

(nila) (bahan tikar), makanan (tapai); (2) juga untuk obat malaria,

diulek (di”patau”) dan airnya diminum; 2 nama sungai (kali) di

Kelurahan Badungun

tarumbul (^): memperoleh hasil banyak; untung besar

taruna x: (1) jejaka; pasca yuwana; pemuda; (2) urang ~: anak muda

(laki-laki); lelaki yang belm pernah menikah; bujangan; lajang;

pejaka; perjaka

tarungkup: jatuh; terjatuh waktu sedang berjalan atau berlari

tasala: 1 salah; tidak benar; tidak tepat; 2 keseleo; kiat; salah urat; terkilir

tasbi =: sebih; untaian butiran manik untuk menghitung zikir

tasi: senar; tapi pancing dari plastik kenyal; tausi

tasumpak: tersandung

tasuwur (sasuhur*): kesohor; masyhur

tatajung #: sarung batik agak kecil dan berjahit, sehingga membentuk

lingkaran (lih. ampik)

tatat: lambat jalannya, tertatih-tatih (lih. sapinang)

tatawa: mengeluarkan suara meledak-ledak dalam alat ucap karena rasa

geli atau rasa suka; ketawa; tawa; tertawa

tatayi: 1 faeces; pases; tinja; kotoran buang air besar (lih. tayi); 2

kumbang ~: kaboy; 3 rumput ~ sapi: rumput kecil rendah

berumpun di tanah rawa

tattak: 1 kabung; penggal; potong; 2 sussul ~: golok yang ujungnya rata

(lih. sussul); 3 ~ ammas: (1) dapat untuk mengusir kecoa; tuba

P:319

306

lipas; (2) (a) tumbuhan (semak) merambat di pinggir sungai; (b)

biji buahnya dapat dimakan seperti kacang merah, dengan cara

pengolahan tertentu (agar tidak keracunan); 4 kalibung ~: duduk

berkeliling berbentuk satu lingkaran; 5 batti tasait batti di ~ prb:

anjing menggonggong kafilah tetap berlalu (lih. sait)

tattal =: 1 seperti lem pekat kental; menempel dengan baik; 2 mengerjakan

dengan sungguh-sungguh tanpa kemana-mana lagi sambil

mengerjakan yang lain

tattap =: ba~: diam menyepi; hening; sepi (duduk diam)

tatuban =: air yang keluar mendahului bayi saat dilahirkan; ketuban

tatuttung: jatuh tersungkur, dengan kepala terhempas ke benda keras di

bawah

tatuwung: 1 bejana porselin berbentuk elips bertangkai dan bertutup; 2

mangkok porselin putih polos, konon dijadikan timba dalam mandi

berobat

taubat =: jera; kapok; kanji; lasi; serik; tak mau lagi melakukannya

taun (tahun*) =: 1 (1) daur waktu yang lamanya 12 bulan, atau 365 hari

dan 6 jam untuk tahun miladiyah; (2) atau 366 hari pada tahun

kabisat, perhitungan tahun yang dapat bila dibagi dengan empat;

(2) tahun kabisat terjadi tiap 4 tahun sekali dan bulan februari

dijadikan 29 hari, yaitu disatukannya kelebihan waktu seperempat

hari setiap tahun kepada tahun keempat; (3) sedangkan untuk

tahun hijriyah ada 351 hari dan juga terdiri dari 12 bulan; 2 turun

di ~: habis panen padi; ada penghasilan; 3 ubi sa ~: singkong yang

batang dan bongkahnya sangat besar; singkong yang dipanen

setelah bertahun-tahun ditanam; 4 panas sa ~ ujan sari littak

tana prb: kebaikan yang telah diberikan selama ini tak menjadi

berarti apa-apa, akibat kesalahan yang hanya sedikit; suul

khatimah

taus: (1) mengeluarkan angina; (2) mengukus

tawar* =: 1 hambar (rasa); (2) tawar liyir: anoreksia; nir selera; 2 jampi

(obat); mantra penawar; perkataan dan ucapan yang dapat

mendatangkan daya gaib untuk penawar penyakit; 3 ~ ~: (1)

setawar; sitawar; tabar; tumbuhan semak (rumput besar): (2) (a)

pucuk mudanya dapat dibuat lalap; (b) konon daunnya untuk obat

tawarruk =: duduk terakhir dalam salat (lih. sambayyang) untuk

membaca tahiyat akhir dan salam

tawu (tahu*) =: 1 (1) faham; maklum; mengerti; mengetahui; (2) entahlah;

2 ba ~ ~: berbuat sesuatu tanpa konsultasi dan memberi tahu

P:320

307

terlebih dahulu; 3 ~ mangacak: bayi yang mulai bisa

berkomunikasi dengan sekitarnya

tawwap =: ibadah keliling Ka’bah sebanyak 7 kali memutar ke arah kiri

tawwau: 1 (1) nama kota di utara Kalimantan; (2) dulu nampak sebagai

kota terpuji, baik bangunan maupun kebersihannya oleh orang

Berau yang pernah ke sana; 2 ma~: pergi ke tawao, semokal

tayammum =: wudlu dengan debu tanah

tayi (tay*) =: 1 ~ babas: bercak hitam di wajah; melanoderma; tetua;

vleks; 2 ~ bassi: besi buangan sisa kerja (larik, cor dll.); 3 ~

dadda: residu minyak kelapa yang sesudah dimasak; tahi lala; 4

(1) ~ gigi: jigong; kotoran kuning pada gigi; (2) ~ idung: ingus

kering dalam hidung; upil; (3) ~ kupi: sisa endapan kopi pada

bawah gelas setelah kopinya diminum (lih. lidak); (4) ~ lalat:

landung; bintil hitam yang tumbuh abadi, kadang konon sebagai

pertanda; (5) ~ lincung: kotoran ayam yang basah dan kental; (6)

~ mata: kotoran pada mata yang timbul saat tidur (lih. rirrik)

tayu: (1) telantar; (2) sa ~ ~ nya: tak ada yang membimbing; tak ada yang

menghiraukan; tak ada yang memelihara (merawat)

tian: bunting; hamil; kandut

tiang # : 1 tiang pancang; tiang utama yang langsung terhunjam ke tanah

(lih. dirian); tiang tua (lih. tajak); 2 ma ~: (1) memanjat; panjat; (2)

menaiki tebing yang curam

tias: reda (hujan) (lih. taddu)

tibak: membacok besar-besar

tibbal: bergelombang-gelombang; gerugut; tidak rata

tidung: 1 suku bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Bulungan, di

antara mereka ada juga yang bermukim di Berau walau jumlahnya

hampir tak nampak dan telah menyatu dengan masyarakat Berau; 2

sungai ~: (1) kali kecil dalam sungai birang (anak Sungai Segah);

(2) tempat pengungsian keluarga Keraton Gunung Tabur, saat

serbuan bombardir tentara sekutu (di Berau) menjelang akhir

perang dunia kedua; 3 pulau ~: (1) pulau yang terdapat di

Kabupaten Kepulauan Seribu, di Teluk Jakarta; (2) terdiri dari

Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil

tidur =: ka~an x: pangkin; pangking (tempat tidur yang lengkap dan telah

dibuat khusus)

tiga =: ma~ ari: selamatan doa hari ke tiga setelah seseorang meninggal

(dikebumikan)

tigai: ba ~: memangkas dahan-dahan kayu pada lahan yang baru ditebangi

(lih. kirai) agar saat dibakar terbakar semua (lih. langas)

P:321

308

tigak: dengkol; encot; incang; incut; jengkat; jengkot; kipa; timpang

tigarrang: rusuk; tulang iga

tiggam: ceruk yang curam; lamping; lereng yang terjal

tiggas x: pakaian atau bentuk tubuh yang rapi (lih. sinsat); span

tigup: meninju orang dari belakang (suatu waktu terjadi juga pukulan dari

depan)

tikin =: tanda sebagai lambang nama yang dituliskan dengan tangan

sebagai tanda pribadi manusia; tanda tangan

tikkas x: 1 (1) berbekas, bekas ketinggian air; jengat; kesan; tenggan; (2)

batas; batas terjauh; 2 ada perubahan lebih putih setelah dirawat

(lih. kandang); berbekas

tiku =: kapsiau; tempat air minum yang siap konsumsi (air segar, kopi

panas, teh dll.) (lih. patikuan)

tikus: 1 (1) ~ bamburutan: tikus besar; (2) ~ cacurut: tikus kesturi; tikus

tanah; 2 antimun ~: mentimun kecil sebesar kelingking (lih.

antimun) tumbuh liar di ladang

tilkarrus”: juz ke-3 dari kitab suci Al-Qur’an

tilur: cadel; orang yang tak bisa melafalkan huruf “R”; pelah

tikar =: alas dari anyaman daun pandan yang sudah diolah (lih. tappau)

tima =: 1 (1) logam yang lemah sekali, mudah dibentuk dan lebur dalam

suhu nyang tidak terlalu tinggi; rejasa; (2) sering dijadikan batu

pemberat pancing, jaring ikan dll.; 2 ~ ruku: kertas bersaput

keperakan dalam bungkus rokok (lih. ruku), agar tidak mudah

hapak; 3 ~ sari: aluminium foil yang tipis sekali; gerenjang

timang =: imang-imang

timas: 1 rapi terbungkus; 2 habis terambil (lih. langngis)

timba #: (1) alat untuk membuang air dalam perahu; (2) menjuras air di

perahu

timbabbal: babal; kebabal; kebahal; kembang (bunga nangka; cempedak;

kelor dll.); putik

timbak =: dami suara ~: menggelegar

timbaku: 1 Nicotiana tabacum; bako; tembakau; 2 luang (gua) ~: (1) gua

yang terletak di area Sungai Marasa (Kelay); (2) goha ini diberi

nama gua timbaku, karena di tepi gua tersebut tumbuh pohon

tembakau

timbalu: ka~an: mumpung selagi (terasa tidak enak di hati bila tidak

melakukannya)

timbang =: 1 ~ an x: (1) alat untuk menimbang; dacing; (2) searah

berhadapan; (3) toleransi tinggi; imbalan setimpal bagi perbuatan

P:322

309

baik orang; 2 ~ ~: dari pada; 3 ~ bara: (1) bandul; dapra; gandul;

(2) pemberat penyeimbang (perahu layar, kapal dll.)

timbarbadak: (1) bintaro; tumbuhan kayu tepi sungai berbunga putih,

buahnya sebesar buahi kuini (tak dapat dimakan); (2) yang dapat

dimakan hanyalah calon biji yang masih berbentuk agar-agar; (3)

itu pun perlu kehati-hatian ekstra, karena getahnya bisa sangat

memabukkan

timbarbauk: (1) hantu berwujud dan bersuara seperti kambing; jembalang

(hantu tanah yang suka menjelma menjadi binatang); (2) konon

kalau ditegur atau diganggu akan menjadi lebih besar (sapi) dan

terus begitu hingga dapat memangsa manusia

timbatu: 1 pemberat; 2 buah tumbuhan nipah; 3 ~ talinga: cuping

timbubuk: penyakit kulit menahun

timbuk: tanah yang ditinggikan dengan menggali di sekitarnya, kemudian

dinaikkan ke tempat tanah yang ditinggikan terebut (lih. tambak)

timbukkur: duduk (seperti diam) sambil kepala tertunduk

timbul =: ~ ~ tatayi: melayang dalam air (berat jenisnya sama dengan

berat jenis air; permukaan timbulnya sejajar dengan permukaan air

timbus (^): menimbun lubang atau rawa

timpak: 1 tumpah; 2 ~ salin: wajah badan dll.nya persis sama ada di

antara anggota keluarga

timpang =: incut

timpara: permainan anak-anak waktu lampau

timpas: 1 potong dengan menimpas; 2 kencong; mereng

timpasung: bungkus berbentuk kerucut; cerucup; contong; kerucut; konos;

serkup

timpil =: mesin perahu (dan perahunya) long boat yang menempel di

belakang perahu (lih. rabuis)

timpu #: 1 ~ ~: kadang-kadang; 2 minta ~: menunda waktu

timpusu: busut; gundukan tanah sarang rayap; longgok tanah sarang anaianai (lih. tambarukki), sering dipercaya ada penunggunya (lih.

kapirammisan)

timu + x: naga-naga; tanda-tanda akan melakukan sesuatu atau akan

terjadi sesuatu

timung =: (1) kidnap; mengukus; perapian ataupun air panas rebusan

rempah-rempah uap (asap)nya untuk memanaskan tubuh sehingga

berkeringat; tangas; (2) dadan dibungkus atau ditutup bersamanya;

(3) (a) konon untuk pengobatan lanjutan dari orang sakit yang baru

sembuh agar semua keringat selama sakit dapat keluar; (b) orang

P:323

310

yang akan dinikahkan agar segala keringat yang berbau jelek

keluar dan tubuh beraroma harum semerbak

tinda =: layar pendinding; markis

tindas x: mematikan kutu dengan memicik menggunakan kuku dan sundip

(lih. sundip); getu; gites

tindi =: (1) tindis; (2) ~ ~: benda berat (besi, batu) untuk penahan kala

menganyam tikar atau sejenisnya

tingada: 1 codak; dongak; jelangak; lenggak; mendongak; tengadah; 2

talla tantuk baru ~ prb: tanpa persiapan terlebih dahulu, sehingga

rapuh

tingangngar: bahana; gaung; gelora; gema; gemaung; kumandang;

sipongang; suara yang memantul (biasanya di hutan-hutan)

tinggal =: ~ batang: tertinggal jauh; lambat sekali jalannya

tinggalung: famili musang

tinggi =: 1 ~ dawa: perasaan gingsi yang tinggi pada seseorang; tinggi

hati; 2 gallung ~: sanggul terletak dekat ubun-ubun; sanggul

kehormatan; 3 ~ ari: tengah hari

tinggir =: duduk atau berdiri di atas tempat yang menjorok ke atas;

junggring; nangkring; tenggek; tinggung

tingguang: (1) kesendirian; sendiri; solo; (2) ma~: sendirian; (3) ka ~ an:

tinggal sendirian (orang-orang sudah pergi atau menjauh)

tingka x: 1 kelakuan yang tidak-tidak; 2 jenis pukulan bernuansa lain pada

gendang atau alat musing lainnya

tingkai: agak pendek; kependekan (tentang kain dll.)

tingkap #: tutup jendela yang berengsel pada bagian atasnya, sehingga bila

membukanya dengan memberi tongkat penyangga

tingkil x: sa ~: setangkai; seuntai (buah/daun)

tingkual: kepala ikat pinggang gantungan mandau (golok Berau)

tingkukkur: balam; burung tekukur; dederuk; jerun

tingkur: tas dari anyaman daun nipah, pandan dll.

tingnguk =: (1) jelang; jelau; jenguk; (2) melihat dari celah kecil yang

agak tinggi

tingngus: kesang; membuang ingus dari hidung dengan cara menekan

dengan angin dari paru-paru, sementara lubang hidung lainnya

ditutup, dilakukan secara bergantian antara lubang hidung yang

kanan dan kiri

tiniari: 1 dini hari menjelang pagi, sekitar pukul 05.00; 2 ~ bassar: pagi

sekali, masih gelap sekitar pukul 04.00 pagi; 3 ~ tangga malam:

kapan saja (tetap melaksanakan tugas) walaupun malam hari tetap

sibuk)

P:324

311

tinjak (^): 1 (1) enjak; injak; menggenjet dengan telapak kaki; pijak; (2)

ka ~ kan: batu loncatan; sesuatu yang menjadi pengampu kaki;

tumpuan; 2 ~ tana: upacara turun tanah, menginjakkan ke tanah

pada balita untuk pertama kalinya

tinting x: 1 saring; ayak; 2 ~ an: ayakan (lih. irrang)

tinung +: 1 pa ~: melihat-lihat seperti serius sambil menggerak-gerakkan

kepala agar lebih jelas terlihatnya; 2 di ~ kan: dipertontonkan

seperti diiming-imingkan; ogok

tipai: (1) kerang mutiara; (2) sering dibuat kancing baju dll.

tipu =: sa ~ daya: diusahakan sedapat mungkin harus dapat

tipung: kain hias penutup dada pada pakaian resmi di acara resmi pula

tiri =: 1 bukan kandung; 2 ~ tiri: belangkin; pelangkin; ter, biasa untuk

melapisi bawah perahu agar tidak dimakan kapang

tiring: penyakit paru-paru (batuk berkepanjangan dan sesak nafas);

tuberculosis.

tiris #: atus; mengeringkan dengan cara menggantung atau menempatkan

ditempat yang agak tinggi agar airnya turun

tiru x: 1 lihat dengan sungguh-sungguh; 2 gampang memperoleh hasil

(tentang pancing, perangkap dll.); 3 jitu; kena benar (tepat)

tiruk x: menakik; menukik; sunam; tukik (terjun); terbang ke arah bawah

tirus #: jirus; gonjong; lancip; loncos; runcing; tajam pada ujungnya.

titi x: berkali-kali; berulang-ulang; talu; tubi;

titir #: 1 bertubi-tubi; talu; tabuh; 2 jenis pukulan pada beduk (menjelang

puasa, hari raya atau malam-malam bulan puasa); 3 tabuhan ketika

peresmian penobatan raja, atau ketika raja memberi gelar dan

mengangkat perangkat kemasyarakatan kerajaan (lih. tabu)

tittik: 1 (1) guyuh; pukul (dengan benda panjang); (2) gebot, memukul

batang-batang berserat untuk memisahkan serat dengan bagian

lainnya (lih. kumut); 2 ~ tabu: (1) tabal; (2) pencanangan,

biasanya dilakukan setelah salat Ied, yang saat pemberian gelar

kebangsawanan kepada masyarakat yang berhak memperoleh gelar

oleh sultan dengan mengumumkannya di masjid sambil memukul

beduk. Atau juga pengangkatan pagawai dua ballas (lih. pagawai);

2 di ~ siku nyilu lutut prb: kalau diomongkan (tentang kesalahan)

tidak enak, karena keluarga atau kerabat dekat

tiung =: beo; burung yang badannya menyerupai burung jalak, di kiri dan

kanan kepalanya ada balung; burung yang dapat meniru-niru suara

ataupun kata-kata; kolila; Craula intermedia javanensia; kakila

P:325

312

tiup =: 1 embus; hembusan angin; 2 ~ ~ an: pelesit; peluit; 3 ~ ~:

tumbuhan merambat, yang daunnya dapat dibuat tiupan mainan

anak-anak

tiwaddak: cempedak, keluarga nangka berbuah musiman (yaitu pada

musim buah)

tiwakkal: 1 terus berupaya intensif dan mengupayakan (perlahan tapi

pasti) sedapat-dapatnya sampai dapat; jerih; 2 gunung si ~: nama

salah satu bukit di Gunung Tabur, yang terambil dari nama “si

tiwakkal” yang meninggal terkepung api (konon di atas pohon) di

atas bukit tersebut pada saat membakar lahan untuk ladang

tiwas x: “ucapan” yang berarti atau menyatakan orang tersebut semestinya

kena sanksi demikian, karena memang telah berbuat sesuatu

ataupun suatu kesalahan

tiyi: 1 (1) pohon kecil tumbuh di alam bebas; (2) pucuknya dilayukan dan

dikeringkan, dibuat minuman yang diseduh dengan air panas; (3)

daun kering untuk campuran minuman; teh; 2 tanaman pagar

berdaun keriting, yang bagus untuk campuran (lih. amut) pupur

basah; teh-tehan

tua =: 1 sanggup mengatasi; 2 ambun ~: gerimis kecil-kecil dan agak

lebat; 3 (1) ~ bangka: (a) kawak; renta; (b) sindiran untuk orang

yang bertingkah laku masih seperti anak muda; (2) mangalau ~

nya: (a) mengambil berkah dari orang yang sudah tua; (b) tua

percuma, tak bisa diharap; (3) rabba-rabba ~: memasuki usia

senja; 4 dami gaddang anu ~ di bawa prb: sindiran terhadap

orang yang kurang menghormati yang lebih senior

tual x: ba ~ ~: (1) berbintik-bintik besar; bertotol-totol (tidak merata); (2)

warna-warni tidak merata

tuan =: 1 panggilan dan sapaan untuk orang yang telah menunaikan ibadah

haji; (2) kata yang dipergunakan dalam tata kerama berbahasa

dengan tata kerama bahasa “baamba”; 2 ~ ~: (1) (para) tokoh

masyarakat yang faham fardu kifayah dan kegiatan keagamaan

lainnya; (2) pengetua; sesepuh; tua-tua; 3 sebutan dan panggilan

kepada orang yang sudah menunaikan ibadah haji dan para habib;

4 (1) ~ guru: seorang ulama dan menjadi guru agama yang berasal

dari kalimantan selatan (lih. guru); (2) ~ pandai: (1) salah satu

orang alim yang pandai agama sekaligus pandai mengukir di

Berau; (2) konon makamnya dikeramatkan, terletak di tepian

Teluk Tembiluk, di hilir gosong batu bual Sungai Kelay

tuangan: 1 tempat mencurahkan; 2 (1) cetakan kue; (2) cetakan tempat

mencetak logam; damak

P:326

313

tuba =: 1 ~ lipas: tumbuhan merambat berdaun lebar hijau dan berkayu di

tepi sungai (lih. tattak); 2 (1) di ~: (a) dimabukkan dengan tuba;

(b) dibuat kekenyangan sekali; djemui; (2) indada dapai di ~

sakarrang du karrang prb: untuk menghadapi seseorang yang

rakus, persiapan harus banyak; tidak boleh sekadarnya saja

tubu =: takkap ~: melipat tangan di dada dan memasukkan telapak tangan

ke dalam ketiak; sedekap

tudan: kayu mengandung damar, sehingga dapat dinyalakan dan dijadikan

obor; obor yang dibuat dari kayu berdamar; sigi

tudung #: (1) (a) tutup; (b) penutup; (2) capelin; capil; caping besar; topi

petani (bulat krucut); (3) ~ dulang: ketumbu; sangai; tudung/tutup

saji

tugal =: 1 (1) ~ ~: alat penugal; gejik; (2) ~ bagaraganta: alat tugal

berhias dan ada pahatan untuk mainannya, sehingga pada saat

digunakan berbunyi “trak-trak”; 2 ma ~: melubangi tanah dengan

“tugal” untuk tempat menanam bibit (lih. uma); tukai; 3 ~ an: (1)

gaga; tegalan; (2) bekas “menugal”

tugul: cagak; tiang penyangga lantai pada rumah panggung (lih. sapatu)

tuil: pohon perdu tumbuh tepi sungai; siantan; soka; tumbuhan famili

angsana

tuit x: berjalan agak terangkat (manaik) bokong, karena cacat pada pinggul

atau kaki, atau terasa sakit pada pinggul atau kaki saat berjalan,

sehingga pinggul agak dinaikkan

tujjir: 1 (1) berdiri tegak; camcang; pegun; serenjang; (2) berdiri tegak

(tak bergerak-gerak); serenjang; 2 ~ ~ bangsa tumbak digadikan

prb: orang berdiri-diri dan seharusnya duduk dulu; teguran pada

tamu yang hanya berdiri saja

tuju =: 1 hitungan sesudah enam; 2 arah; paran; 3 ma ~: (1) akan

meminjam uang pada seseorang; (2) melamar; (3) di ~ kan: (a)

ditunjukkan arah; (b) dilamarkan

tuki: orang Cina (laki-laki) pemilik toko; tauke; tekek; toke (lih. nyunya)

tukil x: 1 tekun; terus berupaya dengan rajin dan sungguh-sungguh untuk

mendapatkan; 2 jenis pohon hutan (lih. labu); 3 tarabbang gagak

salabu ~ prb: bertepatan dengan keberaan yang bersangkutan di

suatu empat dan peristiwa terjadi di tempat itu, maka ia tersangka

menjadi penyebabnya

tukkuk: (1) gumba; jantuk (menonjol ke depan); kening yang menonjol

(seperti pada dahi ikan laohan dll.); (2) panjul (jendul ke belakang)

tuku: 1 dekat; 2 kedai; rumah tempat berjualan barang-barang; toko

tukul =: ba ~ ~: bengkal-bengkil; benjol-benjol

P:327

314

tukung: 1 keluarga burung enggang dengan ekor agak panjang; 2 tanduk

pada burung enggang; rangkong (lih. tukkuk)

tukup: 1 tutup; menutup; penutup; 2 jebakan (lih. sarakkap)

tuladan: guna-guna dengan menggunakan boneka dll., apa yang dilakukan

terhadap boneka tersebut maka itu yang dirasakan orang yang

disantet tersebut

tulak =: 1 mendorong dengan telapak tangan; 2 pergi jauh; berangkat

meninggalkan kampung; 3 ~ bala: upaya menghindari mala petaka

(lih. bala); 4 ba ~ cada basambuang prb: orang yang pergi

menghilang begitu saja

tulas: perbuatan yang mendatangkan kesialan

tulasi: 1 hitam seluruhnya; cemani; 2 bacilikum; jenis (primata) kera

hitam; jeragih; kekah; lutung; siamang; Trachypithecus auralus; 3

(1) Linmi phita grotisima; selasih; (1) tanaman obat yang biji

buahnya hitam kecil dapat mekar dan dicampur ke minuman (es

buah); (2) (a) daunnya mengandung minyak asiri, konon sebagai

disinfektan; (b) konon juga digunakan dalam obat-obatan

tradisional

tulian: bulian; Eusiderroxylon swageri; kayu besi; ulin

tulin =: asli; murni

tuling +: di ~ kan: ditayangkan dekat-dekat dengan mata atau telinga

supaya mendapat perhatian dan dikerjakan segera

tullam: serangsang (merah sekali); warna tua (merah tua; hijau tua dll.)

kalem (lih. sarrak)

tullang =: 1 kerangka penguat; 2 ~ aring: tumbuhan rumput; orang aring;

3 ~ karitan: dirangkai menjadi gelang untuk mengatasi penyakit

kurus pada anak-anak (lih. buyu); 4 tambun ~: (1) nama lokasi

dan legendanya di hilir kampung Sukan (lih. tambun); (2) nama

lokasi di Sungai Inaran Kecamatan Kelay, tempat (di atas batubatu) menumpuknya tulang belulang hewan sisa makanan harimau

(lih. rimaung); 3 (1) bangsa ~ dibungkus daun kaladi prb:

bagaimanapun menyembunyikan kejahatan akan tampak juga; (2)

puti ~ prb: sampai kapan pun akan terus teringat (terutama

perbuatan orang yang kurang baik terhadap kita

tuluk x: pemandu dan juru bahasa; penerjemah

tuma #: kutu berwarna putih pada pakaian

tumang #: belat; jangkar bubu; pancang kecil untuk penahan bubu dalam

air

tumaring: jenis ikan laut

P:328

315

tumbak #: 1 (1) jogan, tombak kebesaran kerajaan; tombak pusaka

berhulu panjang dan ada sarung pada mata tombak tersebut; (2) ~

suluk: canda; candrik; jenis tombak (pusaka) berhulu pendek; (3)

tombak pusaka ditempatkan bersebelahan dengan payung

kebesaran di samping depan singgasana sultan (raja) di istana

(keraton); 2 tujjir-tujjir bangsaa tumbak digadikan prb: hanya

berdiri saja, seharusnya duduk dulu; teguran pada tamu yang

hanya berdiri saja

tumbal =: 1 buhul; bisul pada telapak kaki; semacam koreng yang tumbuh

pada telapak kaki; 2 ubi ~: singkong berkulit putih pada umbinya

(lih. Bajau) yang sudah dihujanpanaskan atau dikeringkan selama

berbulan-bulan

tumbang #: 1 condong; sendeng; 2 dappa ~: ukuran depa ladang dengan

panjang satu depa satu hasta per ukuran (jadi kalau 100 depa

tumbang sama dengan 100 depa 100 hasta atau sama dengan 120

depa); 3 ~ ~ allu: (1) sendeng; tegak agak miring (kemiringan

sekitar 25 derajat); (2) anu bullat datang bagulili, anu panjang

datang ~ ~ allu prb: keberuntungan orang kaya yang selalu mujur

tumbas x: balasan atas kesalahan (secara alami); kutuk

tumbibbis: mencemooh atau dicemooh sambil bersungut-sungut

memarahi ataupun mencerca dengan menceritakannya kepada

orang lain

tumbu #: 1 jenis kantong anyaman agak besar (lih. tingkur, gantang); 2 ~

an; bonggol putih lembut dalam buah kelapa (apabila sudah

bertunas); 3 ~ ~ burit: rumput kecil rendah dan berumpun; 4 ~

issian: daging yang mulai tumbuh kembali pada koreng atau mata

luka (lih. issi); 5 semakin membesar

tumbuk =: 1 ~ sangkur: posisi rumah/lahan yang menjadi pemantang (lih.

gali); 2 ~ bula: bola sodok; bola tojok; 3 si ba ~: nama kampung

nelayan dalam Sungai Berau dekat muara, penghasil terasi

tumbung: 1 benjolan wasir; bul keluar; prolupus ani; 2 bendolan dalam isi

kelapa yang sudah tumbuh; 3 ~ ~ an: semacam permainan agar

cepat menyelesaikan pekerjaan, siapa terlambat kena sakit

bendolan (prolupus ani); 4 pa ~: nasi yang disediakan untuk

tambahan (penambah) saat makan; tambuh

tunda =: ~ irit: selalu bersama bila kemana-mana; wira-wiri bersama

tumiang: bambu kecil keras dan gatal; buluh

tumis #: setiap masakan lauk makan yang menggunakan minyak makan

dan rajangan lombok

P:329

316

tummam: guntung; ketal; majal; tidak lancip; tumpul sekali (sehingga

mentul tidak nancap)

tumpallak (^): mencerca menggusari dan menyesali dengan membangkitbangkit hal-hal yang sudah-sudah; tempalak; tempelak

tumpang =: 1 kodok; katak; 2 ~ palik: (1) jatuh terpontang-panting (lih.

palik); jempalik; jempalitan; jengkelit; jengkolat; (2) banting

tulang; mencari rezeki dengan segenap kemapuan; 3 ikut-ikutan;

ikut serta

tumpi: 1 (1) bakwan; gimbal; jenis panganan (cucur) tepung beras, gula

merah dll. dicairkan dan digoreng; (2) lauk makan seperti bentuk

pergedel, terbuat dari parutan kelapa, cincang udang dan bumbubumbu, digoreng; 2 bangus (moncong babi)

tumpis: (1) cencala; gujirok; gunjing; lancang mulut; litah; suka nyerocos,

tak mampu menahan rahasia; suka menceritakan segala sesuatu

pada orang lain; (2) ma ~: bergunjing; menceritakan keaiban orang

kian kemari

tumpu x: (1) siram dengan kasar; (2) ba ~: mandi tanpa timba, hanya

menggunakan telapak tangan untuk menyiram badan

tumpung: botol bulat agak besar berbentuk seperti bohlam

tunang #: (1) lamar; (2) ~ an: gadis/wanita yang telah dilamar atau

lelaki/pemuda yang telah melamar dan telah diterima/disetujui

kedua belah pihak

tuncu =: lauk makanan yang terbuat dari kedelai, yang setelah direbus dan

diawetkan dengan garam atau difermentasikan berbentuk seperti

kecap, tapi butir kedelainya sebagian masih terlihat; taoco; taosi

(cna*)

tunda #: 1 (1) menuntun; tuntun; (2) menarik kapal/rakit/tongkang dengan

tali oleh kapal yang lebih laju; (3) berjalan sambil memegang

tangan yang dibimbing berjalan; 2 orang yang mengajari membaca

Al-Qur’an dengan cara membaca bersama dengan yang diajari; 3 ~

irit: wira wiri kesana-kemari bersama terus (lih. irit)

tundak +: ba ~: berbelang/berbintik-bintik besar-besar

tundun #: 1 janjang; tandan; tangkai yang panjang pada gugus buahbuahan (pisang, kelapa dll.); 2 bagian agak cembung di bawah

pusat; pangkal kelamin (lih. puwun)

tungau =: serangga sangat kecil (merah tua) dan sangat gatal bila

menggingit; tengu

tunggal =: 1 bawang ~: (1) umbi bawang yang hanya terdiri dari satu

bongkahan; (2) bawang semacam ini banyak dijadikan bahan

campuran obat tradisional; 2 rajjan ~: (1) tangga pada rumah

P:330

317

“sagayi”; (2) tangga terbuat dari batang pohon kayu berdiameter

30 cm dan diberi bertakuk; 3 uat-uat ~: (1) uwa-uwa jantan besar

dan hidup menyendiri; (2) bunyi uwa-uwa (suara) sendiri dan

sekali-sekali, pertanda dini hari sekali, bila menjelang fajar akan

bersuara ramai-ramai (lih. uat-uat)

tunggang x: 1 (1) curah; larih; tuang; (2) ~ an: sesuatu yang sudah

dituangkan; 2 ma ~ air: membuat minuman untuk dihidangkan

tunggara: arah mata angin antara timur dan selatan; tenggara

tungging =: (1) muara diletakkan ke bawah, agar isinya tumpah habis; (2)

~ ~: terletak terbalik, bokong ke atas terus menerus

tunggu + x: 1 besi atau benda bertuah disimpan di dekat bayi, sebagai

penjaga dari gangguan mahluk halus; 2 hantu, jin yang mendiami

sesuatu tempat (dapat mengganggu) (lih. kapirammisan)

tunggul =: (1) tungggak; bongkah kayu sisa ditebang; pangkal pohon yang

tersisa sehabis ditebang; (2) ~ buta: (a) akar hawa, yang berbentuk

tunggul; (b) konon ditambah tempurung kelapa buta dll. dapat

dijadikan azimat halimun; (c) kayu yang hanyut dengan posisi

tegak, karena sebagiannya telah menjadi berat sehingga tenggelam

dan sebagiannya lagi timbul dengan tegak di permukaan air

tunggur: 1 ma ~: berdiri tegak tinggi besar seperti tugu; 2 base camp,

dermaga pemetik sarang burung (dahulu) di sungai Birang

tungil: pi ~: tiba-tiba jatuh terjungkir

tungkakai: mengerjakan sendiri secara perlahan-lahan tanpa melibatkan

bantuan orang lain

tungkalak x: tiang pada perahu (untuk layar) atau kapal

tungkang: (1) perahu layar Cina, dengan layar seperti sayap kelelawar; (2)

biasa dipakai menangkap ikan (lih. kurau) pada musimnya

tungkat =: 1 cagak; kayu penyangga agar pohon atau bangunan yang

sudah nampak mereng agar tidak rebah; 2 ~ billau: (1) tumbuhan

hutan yang buahnya seperti tongkat pendek; (2) gambir ~ billau:

jenis bentuk gambir yang bulat selender (dan ada yang persegi

empat); 3 (1) ~ ijai: seranggung; teleku; topang dagu; (2) ~ siku:

bertelekan dengan siku; teleku (lih. siku); 4 ~ luang: kayu

penyangga lubang galian tambang batu bara tertutup agar tidak

runtuh; tekang

tungkijang: berjalan bertumpu pada ujung kaki; berjengket; jenjet;

jengkeng; jinjit; jingkat; menjejakkan ujung kaki dan mengangkat

tumit (baik saat berdiri atau ketika sedang berjalan); sejingkat;

tenjet

P:331

318

tungkit: meninggikan salah satu bagian, sehingga isinya dapat tertumpah

di bagian lain

tungur: 1 bakar; membakar kayu baker; 2 ba ~ ~: duduk-duduk saja

berdekat-dekatanan (lih. kalibung); tongkrong

tunjal #: sepak dengan menggunakan tumit (lih. simpak); tendang dengan

tumit

tunjang x: 1 egrang; enggrang; jangkungan; permainan anak-anak berupa

dua potong tongkat yang diberi tumpuan tempat berpijak anak

yang menaikinya; 2 ~ lanjung: kayu penyangga “lanjung” diukir

dengan salah satu model ukiran khas Berau “picca patani”

demikian pula pada tunjang “lasuk”

tunjuk =: 1 (1) (a) jari telunjuk; (b) personifikasi orang, yang

mengalahkan semut (jari kelingking) dalam permainan suten; (2) ~

bangkai: jari tengah; 2 ~ ~: alat penunjuk huruf atau ayat pada

kitab suci Al-Qur’an (terbuat dari bambu, lidi dll.), dipakai anakanak belajar mengaji; 3 balimbing ~: belimbing asam buahnya

bulat kecil panjang (lih. balimbing)

tunjul: dorong cepat (lih. punjul)

tunjung x: 1 condong; doyong; ereng; jeneng; mereng; sadak; 2 cenderung

tuntum: gogoh; melogok; meminum langsung dari botolnya (lih. dungu)

tuntut #: berusaha agar mendapatkan pengetahuan atau ilmu

tupai =: bajing; hewan pengerat pemakan buah; nandung

tupau: potongan kayu sisa bahan gergajian, batang kalu bulat besar

sebelum digergaji menjadi papan atau balok terlebih dahulu

dibentuk segi empat, agar gergaji mudah digunakan

turas x: kabbal ~: kebal (tidak mempan senjata apapun) sejak lahir. Anak

yang lahir dengan tubuh seluruhnya terbungkus bulat selaput tipis,

selaput tersebut dikeringkan dan dicampurkan pada makanan si

bayi saat kecil sedikit demi sedikit, konon si anak akan menjadi

kebal sejati (lih. kabbal)

turi =: tumbuhan perdu berbuah polong dan berbunga putih, bunganya

dapat dimakan (disayur atau dilalap)

turiang (^): (1) anak tanaman padi yang berbuah kembali dan dapat

dipanen lagi; luru; selibu; (2) ma ~: gresek-gresek;

mencari/memanen kembali sisa-sisa panen padi

turing: doreng; loreng; pelung

turni (^): bepergian dalam rangka tugas meninjau daerah di bawah tugas

kerjanya; kunjungan kerja

turun = : 1 jiblak; jiplak; meniru; 2 ma ~ kan kalangkang: (1) ada benda

yang diturunkan; (2) (a) memberikan sesaji kepada makhluk halus

P:332

319

sahabat/piaraan yang ada di tanah, dengan mengantar sesajen ke

belakang rumah, dan menggantungkannya di atas pohon; (b)

makhluk piaraan yang di atas/angkasa dengan menggantungkan

sesajen di bubungan rumah bagian dalam; (c) piaraan yang di air

dengan melarung sesajen di air atau di sungai; 3 ma ~ paraurauwan: membuat perahu kecil diberi layar dan warna kuning,

yang diisi sesajen lengkap dan diturunkan/dilarung di air; 4 ~ di

taun: (1) selesai musim panen padi; (2) selesai panen ini sudah ada

penghasilan tahunan, sehingga bisa menyelenggarakan hajatan,

pengantenan, khitanan dll.); 5 ba ~ an: kerja bersama gotong

royong dari satu lading atau sawah milik seseorang ke ladang atau

sawah milik orang lainnya pada hari berikutnya (lih. bawa) dengan

bekal (konsumsi) masing-masing; menyeraya; 6 cada ba ~ banaik

prb: tidak akur; bersengketa faham

turus #: bilah kayu yang ditancapkan untuk rambatan tumbuhan yang

menjalar; lanjar; punjung; tiang-tiang untuk penyangga tanaman

(misalnya untuk kacang panjang dll.)

turut =: ~ ~ an: ikut gaya orang

tuttuk: 1 tumbuk (lebih banyak dipakai untuk membuat beras); 2 ~ ~:

gobek; lesung dan alat penumbuk khusus (dari kuningan) untuk

sirih, alat ini berguna bagi pemakan sirih yang sudah tidak

memiliki gigi lagi atau masih memiliki gigi tapi usia sudah renta;

lumping kecil untuk menumbuk sirih; 3 ~ takal: bermukim cukup

lama edan tidak pindah-pindah ke tempat lain lagi (lih. takal)

tuttul: 1 teliti dengan yang dikerjakannya; 2 (1) mencari (mengikuti) jejak

orang yang berjalan terlebih dahulu; (2) ma ~ i: meneliti kembali

(recheck)

tuttung: (1) sembam; sungkur; sunjam; (2) ta ~: jatuh terjungkir kepala

duluan; jengkolet

tutu (^): pangkas, menebangi cabang-cabang pohon

tutuk x: 1 kental dengan logat bahasa ibu; 2 hanif; ortodok; kolot

tutung #: 1 (1) bakar; nunu; terbakar; tunu; (2) ka ~ an: kebakaran; 2 pa ~

an: (1) tempat pembakaran; (2) tempat pematangan kue, terbuat

dari kaleng minyak yang dibelah dua diberi penutup dari belahan

lainnya, di bawah dan atasnya diberi bara api di dalamnya

dimasukkan kue yang akan dimatangkan tsb.; (2) pa ~ an jukut:

pembakaran ikan dll.;

tutus: 1 menarik dengan kencang ketika pancing dimakan ikan (besar); 2

menjahitkan tiang lanjung pada lanjungnya (dengan rautan tali

P:333

320

rotan); 3 ~ an: trah; turunan langsung dari sultan ataupun

bangsawan

tuur (tuhur*): cetek; dangkal; dangkar; tidak dalam

tuwit: berjalan terseret-seret, karena cacat atau lainnya

tuwu (tuhu*): gerbang-gerbang kayu tempat memasang jaring penangkap

udang terasi (udang ribbon)

tuwung: derum; tangki; tong (lih. ittung)

tuyuk: buncak; onggok; keropok; lamun; longgok; menumpuk sesuatu

secara tidak beraturan; timbun barang; tumpuk; umpuk

U.

Ual (hual*): bermasalah antar sesama; berselisih faham

uan x: uban

uang =: alat pembayaran yang sah (lih. siyin); 2 mangatar ~: acara

memberikan uang (lih. suma) dan benda (tempat tidur dan pakaian

pengantin wanita) untuk persiapan penyelenggaraan perkawinan,

yang diantar secara beramai-ramai; antaran

uat: 1 (1) obat; sesuatu untuk menyembuhkan penyakit, diminum, ditelan,

disuntikkan atau dioleskan; (2) ~ an: orang yang dapat mengobati;

sering mengobati; (3) ~ bassar: obat yang dapat mengobati

berbagai penyakit; 2 ~ ~: jenis primate hutan; Hylobates moloch;

kera bertangan panjang dan tak berekor; ungka; uwak-uwak; wauwau; wawa

uba =: 1 menjadi lain (berbeda) dari yang semula; 2 ~ pamuannya:

berubah rona muka tiba-tiba, karena kecewa atau perasaan marah

ubai +: baya; hampir sama umurnya; pantar; sebaya

ubang: 1 membelah (membacok) besar dan kuat dengan parang, kampak

dll.; 2 mang ~ kayu: memotong dan membelah kayu api

ubar =: membuka barang yang terselubung, seperti layar dll.

ubat x: 1 racun; 2 amunisi; masoi; mesiu

ubi =: (1) ketela; singkong; (2) ~ akang: ararut; ubi hutan, tumbuh di

celah-celah batu dan merambat, umbinya panjang dan putih,

rasanya pun enak; (3) ~ Bajau: singkong putih yang sudah

berfermentasi dengan alam, sehingga sudah berwarna hitam dan

berasa enak; (4) ~ kayu: ketela pohon; singkong; (5) ~ ubi puti:

singkong yang umbinya diproses dahulu baru dapat dikonsumsi,

karena mengandung racun umbi (lih. kubal); (6) ~ malili: keledek;

P:334

321

ubi jalar; ubi rambat; (7) ~ mantiga: singkong yang umbinya

berwarna kuning dila dimasak terasa agak mengkal (lih. angkil);

(8) ~ sapikul: singkong jenis besar, lama baru dapat diambil

umbinya dan bila umbinya diambil akan menghasilkan singkong

besar mencapai ratusan kilogram, kurang enak untuk dimakan

langsung, jadi diambil patinya saja (lih. ambulung); (9) ~ sataun:

singkong yang berusia tahunan baru dapat dimanfaatkan dan

umbinya juga cukup besar, tapi rasanya kurang enak jadi cocoknya

dijadikan tiwul saja atau diambil patinya terlebih dahulu; (10) ~

sungkai: singkong biasa yang daunnya seperti jari atau berbentuk

daun sungkai

ubis: (1) kain yang dikenakan mulai dada sampai ke kaki; (2) attang ~:

memasang kain dengan menyimpulkan di dada

ubung (^): kandang

ubur #: suluh (bambu atau pipa besi yang diberi sumbu)

ubus: aus; berkurang karena tergosok atau dipakai.

ucur: 1 kucur; 2 mang ~: ziarah kubur

ucus: 1 usus (lih. parrut); 2 ban dalam (pada sepeda, sepeda motor, mobil

dll.)

udak x: 1 aduk (benda cair yang kental); arun; kebur; mengaduk agar

tercampur; 2 mengharu biru

udang =: 1 ikan bercangkang dan beruas-ruas; orthophoda; ulem; (1) ada

200 spesies udang; (2) di Berau di antaranya, “udang karang,

udang marangau, udang gala, udang barras, udang puti, tampassik,

buntalli”, udang ribbon (mysis), dll.; 2 (1) udang kulitnya

mengandung chitosan, yang konon baik untuk kesehatan; (2)

udang yang kulitnya lembut (lih. umbaring) sebaiknya dikonsumsi

bersama kulitnya; (1) ~ gala: udang besar (berkulit kehijauan

dengan sapit yang panjang); giant river crown; (2) ~ marangau:

udang galah yang sudah sedang besarnya (3) ~ barras: udang

(agak kecil dari udang sungai) air asin; (4) ~ karring: ebi; (5) ~

karang: lobster (lih. kamun); (6) ~ puti: jenis tampassik berbadan

transparan (putih) hidup agak ke tengah sungai antara sambaliung

dan Gunung Tabur (lih. pasarakan); 3 pamaddas ~: jahe merah

(berpostur kecil); 4 salai ~: kayu berfermentasi dan berbawu

wangi bila dibakar; 5 raja ~: burung berbulu hijau, pemakan ikan

kecil dan udang; pekakak; tengkek (lih. raja); 6 bungkuk ~:

bentuk postur tubuh yang cenderung seperti bungkuk (lengkung ke

depan); 7 kap-kap ~: nyanyian dan gerak untuk mengajari bayi

untuk menggerakkan jari-jari tangannya

P:335

322

udar x: 1 dipakai terus menerus sampai usang (tentang pakaian, sepatu

dll.); 2 membinasakan lawan hingga tak berkutik

uddara =: 1 angkasa; 2 kappal ~: pesawat terbang

ugama: agama; igama

ugar +: tiang pancang (sebagai tanda-tanda, patokan dan pegangan)

ugu: 1 lantan; pelihara; rawat; 2 (1) dandan; rias; solek; (2) ba ~: berantun

uit x: 1 menggerakkan dayung (lih. bassai) agak mengumpil dalam rangka

mengendalikan arah perahu saat berdayung; 2 ba ~: (1)

menggerakkan dayung dengan mengumpil; (2) secara diam-diam

sedikit berselang sengketa

ujan =: 1 (1) ~ barari: hujan yang sekadar lewat sebentar; (2) ~ tarias:

hujan mendatang-datang dan tidak lebat; 2 ~ an: joran; tangkai

pancing

ujja x: 1 titah; ujar; 2 (1) ~ patik: kata saya (ucapan bertata karma pada

raja, bangsawan, mertua, yang harus dipapatik); (2) ~ kami: kata

saya (ucapan bertata karma pada yang harus dipakami); (3) ~

amba: kata saya (ucapan kepada yang harus dituankan dalam

percakapan); 3 (1) ~ abis dipatik: kata kami semua (untuk raja,

bangsawan, mertua); (2) ~ abis dikami: kata kami semua (untuk

orang yang harus dipakami); (3) ~ abis amba: kata kami semua

(sebutan “kami” kepada orang yang harus dipertuan dalam

percakapan)

ujuk =: menyerahkan barang tanpa diminta

ujung =: 1 ~ barras: melukut; menir; pecah-pecahan beras; temukut; 2 ~

bawu: bahu; pundak; 3 ~ bulan: akhir bulan; 4 ~ jungkar: jolong;

kayu alas lantai (papan) yang keluar dari dinding (karena panjang);

5 ka ~ an: kena yang penghabisan; ujung-ujung (akibat)nya; 6 ~

langit: tempat yang sangat jauh

ujur =: ka ~ an: ada seseorang yang meninggal dalam suatu keluarga

ujut #: keluarga kandung; keluarga yang sangat dekat kekerabatannya

ukil +: pa ~ ~: kesulitan dalam mengerjakan sesuatu yang bersifat teknis

ukir =: 1 tato pada budaya dayak; 2 (1) menghias kayu atau lainnya

dengan menorah bagian-bagiannya, sehingga berbentuk timbul

atau merupakan ceruk-ceruk kecil; (2) ~ barrau pica patani: seni

ukir khas Berau

ukku: tiruan bunyi suara bayi

ukup =: 1 selimut; 2 wangi-wangian yang dibakar, asapnya untuk

mengharumkan badan

ulai: “panggilan” untuk sesama wanita setara

P:336

323

ulak: 1 pusaran air; 2 ~ ~: alat pengulak sambal (lih. cuka); 3 nama sungai

di ilir Kampung Sambakungan, yang salah satu cabangnya

bernama lati (dulu situs Banua Lati, tempat lahir Baddit Dipattung

raja Berau pertama) dan sungai pangawwan

ulas #: 1 bungkus (lapisan luar) baik berupa tepung untuk pisang goreng,

dan kain untuk hiasan (agar kayunya tidak nampak); 2 jenis kayu

(perdu) berbuku-buku sangat keras di hutan (biasanya dibuat

tongkat)

ulit x: melakukan terus menerus berulang-ulang; tahan, tidak mudah

berhenti

ulla: ~ bati: (1) mendayung perahu cepat-cepat (baik untuk lomba ataupun

supaya cepat sampai); (2) berlari cepat-cepat (lih. bati)

ullam #: daun muda atau buah mentah yang di lalap/lalapan sebagai lauk,

dengan sambal terasi dan nasi

ullang: si ~ pundung: makhluk pengganggu (lih. si laing-mutakasi), ini

disebutkan kepada anak-anak agar jangan makan ditempat gelap

“si ullang pundung ikut meraba (lih. kucau) makanan orang yang

makan dalam gelap.” Katanya “makanan tersebut akan penuh

dengan darah-darah dari tangan si ullang yang konon pundung

(putus-putus jari-jemarinya) tersebut.”

ullat =: ~ bulu: (1) ulat bulu (calon kepompong kupu-kupu); (2) barongan

ala Berau (lih. bulu)

ulli: 1 hasil; pendapatan; 2 oleh karena; karena sangat; saking; sebab; 3

mangalau ~: balas dendam; mengambil balas

ulliapa: kenapa; mengapa

ulu (hulu*): 1 udik: 2 ~ ati: lambung; mag; perut bagian atas tengah, di

bawah rusuk

ulun (^): abdi; bayuan; budak; budak belian; dapa; hamba; karical; patik;

sahaya

ulur =: 1 (1) hulur; (2) ~ an: sarana untuk menghulur; 2 (1)

keguguran(kandungan); keluron; (2) ma ~: menggugurkan

kandungan (aborsi, aburtus); 3 pang ~ an: disentri; penyakit

radang selaput lendir usus besar, dengan gejala buang-buang air

besar bercampur lendir; sakit perut dan buang-buang air (disentri);

4 ~ ~: tumbuhan merambat (ditepi sungai) dapat disayur, akar

gantungnya dapat dibuat kerajinan anyaman

uma =: 1 ladang atau sawah (tadah hujan) bersifat agrisilvikultur

(pertanian rakyat yang dilakukan di areal hutan); (1) pa ~: petani

padi, suka bertani; (2) pa ~ an: ladang padi; tipar; sawah (lih.

barayyang); 2 (1) untuk padi ladang dimulai pada bulan juni, yaitu

P:337

324

dengan proses menebas (merintis) lahan, selama 20 hari, dan pada

bulan juli mulai menebang pohon yang ada di lahan tsb. juga

selama 20 hari, kemudian bulan agustus mengeringkan tebasan dan

tebangan di lahan (lih. kirai) selama 20 hari, setelah itu pada akhir

Agustus membakar lahan, dan setelah itu membersihkan lahan (lih.

kakkas) agar siap tanam, selanjutnya menebar bibit (lih. tugal)

setelah lahan tersiram hujan (lih. picca). Proses ini berdasarkan

peredaran matahari, sedangkan masyarakat tradisional Berau

menggunakan daur lunar (perhitungan peredaran bulan), jadi

menggunakan “legenda pariama” yang beredar sesuai daur surya;

(2) sedangkan untuk sawah (barayyang) memulai prosesnya pada

akhir agustus, untuk menebas membakar, menyiangi lahan (lih.

pappal) dan menanam pada bulan September (awal musim hujan)

umang + #: keluarga laba-laba; kepiting kenari; orthophoda

umara: muara; kuala

umat x: angsur (kerjakan) sedikit demi sedikit; cicil; gradual; until; unyai

umbai x: mengayunkan atau membacok, memukul dengan benda panjang

umbang x: (1) ayunan; buaian; dondang (buaian untuk menidurkan bayi);

endul; sandung; (2) ~ apan: ayunan papan (lih. apan); bandolan

umbaring: 1 (1) (a) myses; terasi; udang ribbon; (b) acan; belacan; bumbu

penyedap masakan dan bahan utama sambal, yang duat dari udang

ribbon yang dilumatkan halus-halus; myses; terasi; udang rebon;

(2) (a) Berau termasuk salah satu daerah penghasil terasi terbesar

di Indonesia; (b) kampung “paggat” penghasil terasi untuk Berau;

(c) sekitar lima ton setiap bulannya dikirim ke Ampenan lombak

untuk diedarkan ke seluruh Indonesia, sebagai terasi terbaik; 2 (1)

obat tradisional konon dapat pencegah wabah kolera adalah terasi

dimasak dan diulek/dicampurkan kepada perasan air kunyit dan

diminum; (2) terasi ini baik untuk dikonsumsi, selain mengandung

gizi juga kulitnya mengandung chitosan yang baik untuk kesehatan

umbas x: (1) pertama; (2) ~ an: anak paling tua; anak sulung; manggala;

(3) mang ~: (a) bunting jolong; (b) melahirkan anak pertama; (4)

bertelur pertama kalinya

umbuk x: (1) bujuk rayu; gumbuk; ulai belai; (2) mang ~: berkata lemah

lembut membujuk dengan tujuan untuk mempengaruhi;

melembang

umbut x: 1 tempat tumbuh pucuk dan daun palam; 2 ~ ~: jenis rumput

berumpun

umpan =: ~ lawas: (1) umpan menggunakan tinja; (2) konon umpan ini

yang paling digemari ikan tertentu

P:338

325

umpil : 1 menaikkan sedikit dengan ujung tongkat; ungkil; ungkit; 2 ~ ~:

rokok yang selalu terpasang pada bibir

umpimpa =: mengundi dengan mempermainkan telapak tangan di antara

para pemain

umpinsut: bersuten; mengundi dengan mempermainkan jari-jari antara

pemain (ibu jari diumpamakan gajah, telunjuk sebagai orang dan

kelingking sebagai semut, semut mengalahkan gajah, gajah

mengalahkan orang dan orang mengalahkan semut); suten

umur =: 1 usia; 2 sudah tua (dewasa); 3 sejak itu; 4 mamawa ~:

menyebabkan meninggal dunia (lih. bawa)

unak =: 1 duri kecil berkain yang terdapat pada ujung tangkai daun rotan;

2 mang ~: mencari orang yang mati tenggelam dalam air dengan

onak, yang diberi galah dan dimasukkan ke dalam air, agar jasad

orang yang lemas tersebut terkait pada onak dan dapat diangkat

uncang: hiasan (ukir-ukiran) pada puncak

uncit: bontot; corot; penghabisan memainkan permainan (lih. patukan)

pada anak-anak

undak + x: besar, lebar dan gemuk berjalan tergoyang-goyang turun naik

undam: bokor besar dari kuningan; munjam

unduk +: 1 duduk-duduk; duduk agak lama; 2 si ~ ~: kuda laut; tangkur

undur =: 1 mundur; pergi ke belakang; 2 ~ jappang: peristiwa itu terjadi

saat sesudah pendudukan jepang berlalu

ungar: jenis gaharu kelas dua

unggai: menjuntai bulat (seperti alat vital orang laki-laki yang

bertelanjang, sehingga kelihatan terjuntai-juntai)

unggul x: 1 tanpa penutup kepala, tidak memakai songkok ataupun topi

(lih. singngal); 2 dalam sopan santun pergaulan, bila seseorang

bersalaman (berjabat tangan) dengan orang yang lebih tua dan

penyalam tidak memakai songkok, maka yang bersangkutan harus

meletakkan telapak tangan kirinya di atas kepala, sebagai ganti

kopiah dan tangan kanan menjabat tangan yang disalami

unggum: catut; kakatua (tang besi pencabut paku)

ungil + =: agil; gail; gual; ugal; benda kecil hampir lepas (seperti gigi

goyang mau copot)

ungkai x: kejadian (kurang baik) lama disebut-sebut kembali (lih. basak);

mengungkit yang telah dilupakan

ungkal x: gantal; perlengkapan sesaji terbuat dari daun sirih yang sudah

diberi kapur, pinang, gambir dilipat dan diselipi rokok daun nipah

berisi tembaku lempeng (lih. gandang) dan paku kecil

P:339

326

unjai x: Felislybica domestika; kucing; hewan rumah piaraan penangkap

tikus

unjang: ~ unjit: jalan-jalan kesana kemari tak menentu; luntang lantung;

wira wiri

unjar: buru; kejar; susul (lih. dagan); oyak; uber (lih. dagan)

unjat: 1 ayunan dapat berayun turun naik (pegas) untuk ayunan bayi,

terbuat dari bilah kayu (lih. tarannak); 2 mengayun ayunan bayi

unjit: 1 mengajun ke atas dan ke bawah akibat ditekan dan diangkat; 2

unjang ~: wira wiri (lih. unjit)

unjuk #: 1 memberikan; menyodorkan supaya diambil; unjung; 2 ~ ~

appang: (1) dolanan anak-anak bermain telunjuk sambil

bernyanyi; (2) cara bermainnya, tangan dikepalkan dengan

telunjuk ditegakkan, peserta lainnya juga mengepalkan tangan

dengan menggenggam telunjuk yang tertegakkan tadi demikian

seterusnya untuk seluruh peserta; (3) setiap selesai satu lagu

dinyanyikan tangan yang paling bawah harus diurai; (4) demikian

seterusnya hingga seluruh peserta terurai telapak dan jari

tangannya

unjur (^): 1 (1) belunjur; kedua kaki belah diluruskan; lonjor; terunjur (lih.

lunjur); (2) ka ~: (a) kerah ujung kaki; (b) duduk/bertempat di

arah ujung kaki; 2 ~ an tana: lahan dekat arus lalu lintas (jalan,

sungai dll.)

unta =: Camelus; hewan padang pasir, yang sering dijumpai orang Berau

yang lagi naik haji

untai +: benda agak panjang tergantung-gantung

untal (^): ganyang; menelan mentah-mentah; telan tanpa dikunyah

unting: membidik

untui: bayi ~: celeng; jenis babi hutan (berbadan kecil); nangui; nangul

untuk + x: panganan dari tepung terigu dibulatkan, diisi kelapa parut dan

gula merah yang telah dimasak, kemudian digoreng, bentuknya

seperti donat, tapi tidak berlubang

unyai: lusuh dan kusut masai akibat terinjak-injak

upa =: (1) bayaran atas tenaga yang telah diberikan oleh seseorang; (2)

mangalau ~: bekerja untuk mendapatkan bayaran harian/borongan

upak #: kemplang; kerupuk sengkong yang berukuran besar

upama =: andai kata; misalnya

upas #: 1 damak; peluru sumpitan (lih. luangan); 2 (1) petugas kerajaan

yang menyampaikan perintah-perintah raja kepada rakyat; (2) ~

sultan: petugas khusus raja kepada para pembesar kerajaan; (3) ~

P:340

327

karaton: penjaga pintu keraton, dengan pakaian lengkap dan

pedang lengkungnya

upat: fitnah; mengata-ngatai orang

upatti: (1) barang persembahan sebagai tanda berada di bawah

pengayoman atau sebagai tanda penghormatan; (2) dulu Kerajaan

Berau konon mendapat persembahan ini dari beberapa kerajaan di

sekitarnya

upau #: gagal; hampa; tak jadi apa-apa

urai =: bentang; hampar

urang =: 1 (1) ~ alus: lelembut; makhluk halus; (2) ~ banua: adi wangsa;

penduduk Berau asli yang bermukim di sekitar Sambaliung dan

Gunung Tabur; (3) ~ muda: gadis; orang perempuan belum pernah

nikah; (4) ~ taruna: jejaka; 2 ka ~ an: disatroni maling; didatangi

hantu jadi-jadian; kedatangan (didatangi) tamu tak diundang; 3 ~ ~

an: (1) boneka besar seperti aslinya; (2) ~ ~ an ruma: tiang

penyangga bubungan; (3) ~ ~ an mata: bulatan hitam pada mata;

teleng; 4 mang~ urang mati: memandikan dan mengafani mayat;

5 ~ baru manarik bassai kita talla datang ka saballa prb:

gelagat orang sudah dapat kita mengerti kehendaknya

urap x: (1) rebusan sayuran (tanpa air, kering) dengan bumbu kelapa

(lalapan); (2) ~ jawa: pecal; pecel

urat =: 1 (1) gurat; raka; rengat; retak; (2) ba ~: bentet; retak karena

terantuk dengan benda keras yang lain; 2 amat kikir; amat pelit;

kedekut; kedikit; kekel; kerekot; medit; tokek; 3 mandi ~ *:

amalan orang-orang tua, konon supaya terasa dan nampak selalu

kuat dan segar; 4 idup sungut mati ~ prb: banya pandai

membicarakan tapi tak dapat berbuat apa-apa

uri: ari-ari; plasenta; tembuni; temuni

urik x: belirik (bercorak bintik-bintik, biasanya pada bulu unggas); boreh;

burat; burik; capak; kurik; lorek; lurik; warna putih berbintikbintik (biasanya pada bulu binatang)

urrak: erak; melepas simpul tali; mencopot; ungkah

urung =: 1 batal; (1) bisul yang tak jadi tumbuh (lih. sudu); (2) bakal buah

yang gagal jadi buah; 2 ~ an: ikan laut

urup x: ma ~ ~: berkobar-kobar (api); gejolak

urus: harmonos; rukun

uus (hus*): kata seru “syuh-syuh” untuk memburu hewan agar pergi

usai + x: ma ~: terhambur berserakan masih dalam satu tempat (mis. usus

hewan yang terkeluar dari perutnya, terburai tak keruan, atau

P:341

328

benda-benda yang harus tersimpan rapi terbungkus berhamburan

keluar) (lih. pis)

usak x: 1 mengisi kasur atau bantal dengan kapuk; 2 menyatakan “makan”

dengan kasar

usar x: (1) jojol; pancang didirikan di tengah air; sembuang; tumang;

terucak; 2 basallam cada ba ~ prb: berkata tanpa dasar; berbuat

tanpa pegangan

uspital: rumah sakit

usul x: mang ~: tidak laju karena bagian buritan rata, sehingga seakanakan diisap air untuk mundur (tentang perahu, kapal dll.)

utlu ma” (utlu ma uhi*): juz ke 21 dari kitab suci Al-Qur’an

uttan (hutan*): 1 rimba; wana; 2 bawang ~: kayu hutan yang buahnya

bisa untuk camilan dan konon obat penghangat perut; 3

kamarangga ~: laba-laba hutan yang besar dan berbisa; 4 manuk

~: beraga; beroga; kasintu; 5 urang ~: mawas

uus (hus*): “hus” kata seru untuk mengusir hewan agar menjauh (lih. piis,

sua)

uwai x: 1 suara burung merak hutan (lih. aruai); 2 ba ~: memanggilmanggil dari jarak jauh (biasanya di huma atau ladang) dengan

mengeluarkan ucapan “uway”

uwit: 1 mengumpulkan dayung saat mendayung perahu; 2 ba ~: berselisih

paham terus

uy: 1 “ya” (sahutan atas panggilan); 2 panggilan untuk pasangan (dari

suami kepada istri atau sebaliknya)

uyang: (1) perasaan bergoyang; (2) ~ ~: agil; gail; goyah; gual; ugal; (3) ~

~ an: keseimbangan perasaan terganggu, sempoyongan,

terhuyung-huyung hendak jatuh

uyung: anjang; datangi; kunjungi

W.

Wadai: panganan (lih. pagaddi)

waddu: “alamak” (kata seru)

waija samiu” (waiza sami’u*): juz ke-7 dari kitab suci Al-Qur’an

waima (^): meskipun; walaupun; walhal

waina: (1) gerakan tersendiri dari tari jepen; kunsat; (2) ibarat “refrain”

pada tari jepen

waja: besi baja, besi yang kuat; keluli

P:342

329

wajib x: 1 panganan dari nasi ketan, santan dan gula merah, kemudian

diiris dengan bentuk jajaran genjang; wajid; wajik; 2 gambar belah

ketupat (diamond) merah pada kartu remi (lih. buyang)

wakalillaji (wakalillazi*): juz ke-19 dari kitab suci Al-Qur’an

wala +: arena; gelanggang; kalang; medan pertarungan; palangan

walaikum”: ~ salam: “selamat sejahtera atasmu”; jawaban atas salam

yang diucapkan seseorang

wa lamu” (wa’lamu): juz ke-10 dari kitab suci Al-Qur’an

walau annana”: juz ke 8 dari kitab suci Al-Qur’an

walla : kurang waras; sableng; senewan

walli: 1 orang yang nampak aneh, tapi selalu ucapannya jadi kenyataan

karena kejujurannya; 2 ~ gila-gila: anak balita yang masih polos

walmusanatu” (walmuhsanatu*): juz ke 5 dari kitab suci Al-Qur’an

walu: 1 asta; delapan; 2 ~ sugi ~ gandi: (1) astakona; (2) pelaminan

kerajaan yang perpagar segi delapan dengan hiasan “buttunbuttun” (lih. buttun) pada ujung atas tiang-tiang pagarnya, disertai

“lalangit pangadangan” dan “kida-kida”

wamali”: juz ke 23 dari kitab suci Al-Qur’an

wamayyahmut”: juz ke 22 dari kitab suci Al-Qur’an

wama mindabba” (wama min dabbah*): juz ke-12 dari kitab sucio AlQur’an

wama ubari”: juz ke-13 dari kitab suci Al-Qur’an

wantik =: (1) pewarna pakaian; wenter; (2) bila ingin mengubah warna

pakaian, maka wantex direbus dengan air mendidih dan pakaian

yang akan diubah warnanya dicelupkan ke dalam rebusan tersebut

kemudian dikeringkan; (3) dahulu kain sangat gampang diberi

warna, karena terbuat dari katun

wapak x: rajah; coretan (tulisan biasanya menggunakan huruf hijaiyah)

bertuah (lih. jimat)

wapat =: (1) mangkat; (2) ~ ini: almarhum; mendiang

warna =: inda ~: (1) aneka warna; pelbagai; (2) bermacam-macam,

banyak sekali (lih. rupa)

warung #: dukan; kedai makanan dan minuman

waswiswus: bercakap-cakap menggunakan bahasa asing; kereseh-peseh;

keresepese; wiswus

waw: layang-layang hias yang besar dan inda (lih. marrak)

waya: bayangan wajah agak mirip dengan seseorang

wayang x: kertas karton bergambar mainan anak anak

P:343

330

wiri: (1) bakat; ciri pertanda pada seseorang yang kemudian nantinya akan

terjadi padanya; (2) tanda khusus yang membedakan sesuatu

dengan yang lain

wirun: lipatan-lipatan pada kain; wiru

Y.

Ya tajiru” (ya’ taziru*): juz ke-11 dari kitab suci Al-Qur’an

yakin =: (1) percaya betul sepenuh hati; (2) kalau sudah yakin pada

sesuatu, maka keyakinan itu akan terwujud

yakut =: batu mulia; batu permata berwarna biru atau hijau

yasin” =: surat ke-37 dalam Al-Qur’an; surat “Yaasiin”, terdiri dari 83

ayat

yatim =: anak yang sudah tidak memiliki ayah lagi, karena telah

meninggal dunia

yattu: yaitu; memang begitu

P:344

331

REFERENSI SUMBER

1. Sadung glr. Adji Panglima bin Kiammas Uda (Buar, Berau, 1869)

1958-1965

2. Siti Fatimah glr. Adji Suri binti Kiammas Kahar (Buar, Berau,

1875) 1958-1970

3. Achmad Bilal Muallam (Andung) bin Sadung glr. Adji Panglima

(Buar, Berau, 1907) 1958-1991

4. Nursiah A.B. Muallam binti Abu Bakar (Sengkawit, Bulungan,

Kaltara, 1911) 1958-2001

5. Halimatus Sa’diyah Achmad B.M. binti Liyung (Sambaratta, Berau,

1944) 1958- 2011

6. Gr. H. Kamrani bin Djanit glr. Adji Mas Kesuma (Gunung Tabur,

11-10-1931) 1964

7. Muhammad Basyara bin Achmad Bilal Muallam (Gunung Tabur,

22-8-1956) (15-2-1958)

8. Ani Kurnia, S.Pd. binti Ismail (Tarakan, Kaltara, 24-8-1971) 1987

9. Abbai bin Abdul (Tarakan, Kaltara, 12-3-1983) 2012 (25-3-2012)

10. Drs. Ec. Abi Qifly Hanafi bin Enci’ Muhammad Sidik Hanafi

(Samarinda, Kaltim. 3-12-1955) 1977

11. Abdul Aziz bin Diris (Samarinda, 1-1-1947) 1983 (13-5-2012)

12. Abdul Gani bin Alik (Sambaliung, 1945) 1976

13. H. Abdul Gani bin Pambakal Thalib (Kuran, Berau, 1924) 1995

14. Abdul Hamid Darama Putra bin Abdullah (Gunung Tabur, 1925)

1967 (16-4-2012)

15. Abdul Hamid bin Suratmin (Balikpapan, Kaltim, 26-10-1954) 2011

(5-11-2011)

16. Abdul Kadir bin Kapitan Pahlawan (Acai) (Gunung Tabur, 1-7-

1943) 1970 (12-1-2012)

17. Abdullah B. (Abdullah Saniansjah) bin Bangai (Batu-Batu, Berau,

1950) 1970

18. H. Abdullah Usman bin Usman glr. Adji Kasan (Gunung Tabur, 11-

6-1943) 1970

19. Abdul maman bin Djapri A.P. (Bebanir. Berau, 8-6-1948) 1968 (12-

1-2012)

P:345

332

20. H. Abdul Rasjid bin H. Djapar (Teluk Bayur, Berau 6-9-1956) 1969

21. Gr. Abdurrahman bin Giring (Gunung Tabur, 4-7-1948) 1970 (5-2-

2012)

22. H. Abdul Razak (Atu) bin Aji Peterawang (Gunung Tabur, 28-8-

1944) 1970

23. Abdurrahman bin Maksum (Muara lesan, Berau 1958) 2009

24. Abdurrahman bin Sidik bin M. Jusup (Gunung Tabur, 23-3-1932)

1960

25. Abdul Samat bin Amman glr. Adji Mantarri (Gubung Tabur 1932)

1960

26. Drs. H. Abdul Sani, M.Si. bin Ipat Talang (Samarinda 12-3-1962)

1986

27. Abdurrahman glr. Adji Raden Kesuma bin Pangeran Perwiro

(Gunung Tabur, 1889) 1966

28. Abidinsyah bin H. Abdul Hamid (Tarakan, Kaltara, 19-5-1954)

1977 (10-2-2012)

29. Abu Bakar bin Pangeran Bendahara (Tanjung Selor, Bulungan,

Kaltara, 1911) 1960

30. Abu Bakar Sidik bin Idris (Ammay) glr. Adji Bangsa (Gunug Tabur,

13-3-1940) 1970

31. Abu Djarrin bin Tinggalan glr. Adji Darama (Sungai Bapasir, Berau,

1937)1980 (15-6-2009)

32. Abtar bin Mujaki (Tanjung Batu, Berau, 4-2–1985) 2011 (19-12-

2011)

33. Achmad bin Gaja (Gunubg tabur, 12-8-1939) 1972 (12-4-2012)

34. H. Achmad bin Daeng Mappuna (Radak, Tabalar, Berau,23-3-1953)

2010

35. Achmad Badrin bin Maulana (Samburakat, Berau, 15 -8- 1949)

2003

36. Achmad Baharuddin bin Abdul Hamid Derama Putra (Gunung

Tabur, 13-12-1963) 1988 (16-4-2012)

37. H. Achmad Dursina bin Danau (Batu-Batu, Berau, 1945) 1969 (8-8-

2004)

38. Achmad Gamiek bin Rasjid (Long Bia, Bulungan, Kaltara, 1947)

2012 (16-2-2012)

39. Drs. H. Achmad Maulana bin Adji Raden Nata (Bajangga, Berau,

13-7-1939) 1980

40. H. Achmad Mubarak bin Mustafa (Handil Baru, Samboja, Kukar, 5-

5-1959) 2011 (11-12-2011)

41. Adam Herman bin Iskandar (Soppeng, Sulsel, 19-11-1979) 2002

P:346

333

42. Adamsari bin Jusransjah (Gunung Sari, Berau, 5-10-1982) 2012 (23-

3-2012)

43. H. Adji Amir bin Adji Raden Abdul Kadir (Gunung Tabur, 14-4-

1946) 1980

44. Adji Bakhrun bin Adji Raden Hamzah (Gunung Tabur, 12 -8- 1964)

1968

45. H. Adji Bambang Kusuma bin Adji Raden Surya (Gunung Tabur,

20-8-1958)1965 (21-4-2012)

46. H. Adji Burhanudn bin Adji Muda (Sambaliung, 5-5-1940) 2012

(11-4-2012)

47. Adji Hadiningrat bin Pangeran Kasimudin (Gunung Tabur, 6-4-

1953) 1968 (12-5-2012)

48. Adji Haslinda binti Adji Raden Muhammad Husin (Gunung Tabur,

5-101952) 1990 (18-2-2012)

49. Hj. Adji Kannik Barrau Sanipa bin Sultan Achmad Maulana

Chalifatullah (Gunung Tabur, 1921) 1970

50. Adji Kasdar bin Adji Raden Kammat (Gunung Tabur, 11-10-1944)

1965 (18-2-2012)

51. Hj. Adji Mandjannai binti H. Adji Raden Ibrahim (Gunung Tabur,

1942) 1970 (13-2-2012)

52. Djanit glr. Adji Mas Kesuma bin Usman (Gunung Tabur,1900)

1964-1970

53. Adji Masriah binti Adji Raden Hamzah (Gunung Tabur, 1946) 1975

54. Hj. Adji Nurjdanna Azis bin Adji Raden Abdul Kadir (Gunung

Tabur, 1950) 1983 (16-4-2012)

55. Hj. Adji Nursiah binti Hj. Adji Raden Hasan (Gunung Tabur,1938)

1975

56. H. Adji Pitro (Ammay) binti Tajjuk glr. Adji Sjaripuddin (Gunung

Tabur, 22-6-1923)1960 -2008

57. Hj. Adji Rukiah binti Hj. Adji Raden Ismail (Radin Ibbil)

(Bajangga, Berau,18-3-1946) 1970

58. H. Adji Muhammad Darham bin Adji Raden Kesuma (Gunung

Tabur, 27-2-1957) 1960

59. Adji Putara Sabran bin Ambung glr. Adji Putara (Tua, Senior)

(Gunung Tabur 1931) 1968

60. Adji Rosliana Hamid binti Adji Raden Muhammad Thaib (Gunung

Tabur, 2-4-1941) 1960 (12-4-2012)

61. Adji Yordan bin Pangeran Prodjo (Gunung Tabur,12-11-1949) 29-4-

1945) 1964 (15-2-2012)

62. Adji Yusranuddin bin Pangeran Prodjoe (Gunung Tabur, 21-4-2012)

P:347

334

63. Agus Hairuddin, S.E. bin H. Muhammad Rais (Gunung Tabur, 15-8-

1955) 1974

64. H. Aguslan bin Adji Mukammat (Sambaliung, 2-4-1955) 1990 (11-

4-2012)

65. Agus Salim bin Abdullah Abu Dakar (Birang, Barau. 17-8-1966)

1987

66. Agustinus Ijin bin Ijin Bilung (Lepu Undang Kerayan, Malinau,

Kaltara, 12-8-1975) 2012 (23-3-2012)

67. Ahmad Delmi bin Datu Khasbullah (Gunung Tabur, 17-8-1954)

1965

68. Ahmad Sofyan bin Danil B. (Gunung Tabur, 15-4-1975) 1975

69. Ahmad Yani bin Ding Pai (Tumbit Dayak, Berau 20-8-1973) 2009

70. Drs. Aidul Djumrillah bin Amrah (Talisayan, Berau, 28-2-1964)

1984

71. Aji Hanisa Rasidi binti Adji Hadiningrat (Gunung Tabur, 7-4-1986)

2005 (12-5-2012)

72. Aji Suhaidi bin Adji Kadjang (Pulau Besing, Berau, 10-5-1973)

2003

73. Ahdiansyah, S.E. bin Mustapa K. (Sambaliung, 16-5-1968) 2003

(22-3-2012)

74. Albuddin Noor bin Saleh Agung (Gunung Tabur, 4-6-1955) 1968

(23-4-2012)

75. Aleks (M. Idris) bin Pati (Larantuka, NTT, 14-4-1945)2010

76. H. Ali Badrun bin Hattip Akup (Sambaliung, 12 -2- 1931) 1977 (21-

6-2009) 2012)

77. Alwiyansyah bin Adenan Achmad (Teluk Bayur, Berau, 22-10-

1959) 1983 (27-3-2012)

78. Aman A.S. bin Tajjuk glr. Adji Sarapuddin (Gunung Tabur, 9-9-

1942) 1967 (12-1-2012)

79. Gr. H. Amir Faisal bin Tikka glr. Kiammas Salehudin (Gunung

Tabur, 17-8-1937) 1960

80. Hj. Aminah A.R. binti Abdul Razak (Tanjung Palas, Bulungan,

Kaltara, 17-8-1945) 2011

81. Amir Hamzah (Anjang) bin Appal. (Batu-Batu, Berau, 1935) 1967

82. Amirullah bin Demuruddin (Lombok, NTB, 12-9-1976) 2003 (27-

11-2003)

83. Ami Tengteng bin Habib Al Baiti --- (Talisayan, Berau, 1927) 2003

84. Ammas Innir binti Achmad glr. Adji Pahlawan (Sambaliung, 20-5-

1938) 1975 (3-11-2011)

P:348

335

85. Andi Agussalim bin Andi Padjri (Patimpa, Ponri, Bone, Sulsel, 5-1-

1965) 1999

86. H. Anwar (Nuar) bin Kammat (Gunung Tabur, 1945) 1975 2010

87. Arbain bin Samade (Balikpapan, Kaltim, 8-3-1878) 2005 (14-2-

2012)

88. Ardiansyah bin Ardjan (Sambakungan, Berau,7-8-1979) 2012 (27-3-

2012)

89. Hj. Arfiah Hakim Hakim binti Matnuh Abdullah (Martapura, Kalsel,

3-12-197) 1990 (23-1-2012)

90. Arkani K.B.A. bin Kayang (Long Iram, Kubar, 11-4-1950) 1978-

2001

91. Hj. Armala Hermansjah A.P. binti Adji Muallam (Sambaliung, 30-

12-1942) 1983 (13-2-2019)

92. Drs. Ec. Armyn Zulkiflie bin H. Asrul Sani (Teluk Bayur, Berau,

28-12-1958) 1971 (2-4-2012)

93. Drs. H. Asmuni bin H. Idar (Tenggarong, Kukar, Kaltim, 7-8-1964)

2009 (19-5-2012) 1956 (12-5-2012)

94. Hj. Aslamiah Muhammad binti Dimiati (Sambaliung, 1956) (12-5-

2012)

95. Asmaran bin Lukman (Sukkan, Berau,1935) 2004

96. Asnah binti Madun (Lua Kulu, Kukar, 8-10-1948)1980 (15-1-2012)

97. Aspihani bin Danil B. (Gunung Tabur, 31-5-1976) 1977 (24-4-2012)

98. Aspiran bin Abdul Madjid (Samarinda, 4-3-1964) 2004 (22-1-2012)

99. H. Asrul Sani bin Muluk (Teluk Bayur, Berau, 30-3-1930) 1972 (7-

5-2012)

100. Astip S. bin Manap (Babanir, Berau, 6-8-1964) 2004

101. H. Bachrun A.D. bin Tantung glr. Adji Djaja (Paribau, Berau, 14-8-

1947) 1964 (15-1-2012)

102. Bachtiar U. bin Udin (Kasai, Berau, 1953) 1975 (31-3-2012)

103. Baharuddin A.L. bin Umbin glr. Adji Limuddin (Gunung Tabur, 7-

11-1943) 1974 (18-1-2012)

104. Bahrunsyah bin Ambung (Tanjung Redeb, 9-2-1965) 1987 (19-5-

2012)

105. Bakir Dandan Setia bin Akup (Gurimbang, Berau, 17-8-1943) 1967

(12-1-2012)

106. Bandiun (Andut) bin Adangan (Batu-Hatu, Berau, 1930) 2011

107. H. Bekar U. bin Udin (Pulau Besing, Berau, 10-12-1957) 2003 (22-

2-2012)

108. Berlian Zainal Abidin binti Ismail (Tanjung Palas, Bulungan,

Kaltara, 7-10-1972) 2003 (15-2-2012)

P:349

336

109. Drs. H. Bihamdi bin Bustan (Tanjung Batu, Berau 19-9-1964)1998

110. Budiman bin M. Sidik (Tenggarong, Kukar, 2-7-1957) 1978 (22-4-

2012)

111. Burhan bin Mustakim (Tumpu, Bolo, Bima NTB, 7-2-1968) 2012

(2-1-2012)

112. Chairuanisah Muhammad A.B. binti Muhammad Sarpi (Sukan,

Sambaliung, 1943) Rinding 1968

113. Dahlan bin Saad (Batu-Batu, Berau, 1952) 1960

114. Dahliana binti Abdurrahim (Samarinda, Kaltim, 13-1-1969) 2010

115. Hj. Dakula binti Adji Diangkat (Gunung Tabur, 1935) 1970 (11-7-

2009) Badungun

116. Danil B. bin Bagian (Batu-Batu, Berau, 1947) 1960 - (20 -11- 2002)

- 2010

117. Danus bin Sarna (Marappun, Kelay, Berau, 1950) 2010

118. Darwis Al Amin bin Umar (Angkuwe, Bone, Sulsel 14-9-1952)

2011 (15-2-2012)

119. Datu Amiruddin bin Sultan Muhammad Aminuddin (Sambaliung, 5-

5-1952) 1975 (11-4-2012)

120. H. Datu Fachruddin bin Sultan Muahammad Aminuddin

(Sambaliung, 12-7-1943) 2003

121. Datu Haidar Saleh, S.Pd. bin Datu Saleh (Sambaliung, 6-7-1969)

2007

122. H. Datu Hajaluddin bin Adji Raden Kasim (Sambaliung. 1932) 1970

(21-22012)

123. H. Datu Illa Kamal Pasah bin Sultan Muhammad

Aminuddin(Sambaliung, 15-9-1942) 2011

124. H. Datu Indra Bangsawan (Datu Gambar) bin Datu Kemat

(Sambaliung, 1-11939) 2004

125. H. Datu Indra Safri bin Datu Kemat (Sambaliung, 23-7-1951) 2003

126. H. Datu Kasmuni bin Datu Ullang (Sambaliung, 21-3-1931) 1970

(1-10-2009)

127. Drs. H. Datu Muhammad Atas, M.B.A. bin Datu Kumang

(Bulungan, 7-41947) 1958

128. H. Datu Muhammad Kasimuddin bin Sultan Muhammad Ainuddin

(Sambaliung, 14-4-1936) 1975 (10 4-2012)

129. H. Datu Supriatma, S.I.P., M.M. bin Datu Bambang Tjili

(Sambaliung, 11-6 1956)

130. Daeng Masesseng bin Uparulaka (Palengi, Bone, Sulsel, 1935) 1975

131. David Pamuji, S.S.T.P., M.Si. bin Murdiyo (Balikpapan, Kaltim, 28-

1-1977)2004(30-3-2012)

P:350

337

132. Desi Noraz Adji Suhaidi binti Abdul Aziz (Samarinda, Kaltim, 10-

12-1979) 1983 (8-12-2012)

133. Dewi Masithah binti Muhammad Asjari (Gunung Tabur, 25-3-1958)

2004 (26-3-2012)

134. Didik Sutariyanto, S.H. bin Sukaryono (Jombang, Jatim. 1-10-1966)

2008 (30-3-2012)

135. Djagat bin Ismail (Gunung Tabur, 1-1- 1930) 1965

136. Djailani Adu bin Adji Muhammad, Adu (Sambaliung, 23-3-1950)

1969

137. H. Djam’ani bin Maulana (Sambaliung, 20-9-1953) 2011

138. Hj. Djamiati M. Saleh binti Udin (Teluk Bayur, Berau 1957) 1968

(12-12012)

139. Djamrah bin Gulu (Gurimbang, Berau, 8-9-1972) 1999 (22-1-2012)

140. Djamrah R.D. bin Gusti Nanang Tawab (Balikpapan, Kaltim, 9-7-

1945) 1980 - (15-1-2012)

141. Djanit glr. Adji Mas Kesuma bin Usman (Gunung Tabur, 1897)

1960- 1965

142. Djawiah bin Husin (Rinding, Berau, 1945) 1965 (31-3-2012)

143. H. Djohansjah bin Abdurrahman (Banjarmasin, Kalsel, 3-8-1949)

2004

144. Djumadi bin Arifin (Teluk Bayur, Berau, 3-4-1965) 2012 (26-2-

2012)

145. Eben Eser H. Aks bin S. Hutauruk (Pulau Nias, Sumut, 6-6-1964)

2008 (25-12-2011)

146. Ebrahim Estur bin Bekar (Samburakat, Berau, 8-2-1971) 2003 (23-

3-2012)

147. Edy Haryanto bin Abdul Karim (Melak, Kubar, 12-8-1961) 1980

(21-4-2012)

148. Elma binti H. Hasan Tolong (Air Tiris, Kampar, Riau 15-12-1965)

2010

149. Endin Supandi A.P., S.E., M.Pd. bin Adji Putara Sabran (Gunung

Tabur, 8-71962) 1976 (20-1-2012)

150. Endra Gunawan bin Abdul Rauf (Sijujung,Sumbar, 29-3-1972) 2010

151. Endry Samsul Alamin bin Sudjadi (Malang Jatim. 27-5-1963) 2011

(212012)

152. Eng San bin A Qi (Tanjung Redeb, 1953) 2003 (22-2-2012)

153. Erhamsjah bin Abu Bakar (Sukan Tengah, Berau, 16-7-1954) 2010

154. Esther Rahmawati bin Robin (Long Bawan, Kerayan, Kaltara, 15-1-

1969) 2011 (21-2-2012)

155. H. Fakhrul Uddin bin Husain M.M. (Sambaliung 13-8-1952) 2003

P:351

338

156. Faridah Widuri binti Ali Karim (Mara Badak, Kukar, Kaltim,1950)

2011 (5-11-2011)

157. Fatimah Abu Bekar binti Ismail (Sengkawit Bulungan, Kaltara,

1919) 1964-1969

158. Fatmawati Bachrun A.D. binti Lalang (Tanjung Selor, Bulungan,

Kaltara, (2-11-1950) 1970 (15- 12021)

159. Fuadi, S.E. bin Anis Darwami (Sleman, Yogyakarta, 10-5-1975)

2003 (15-1-2012) 1960

160. Gismun (Djappang) bin Sabung glr. Mantarri Kahar (Buar, Berau

1923) 1960-1998

161. H. Gufransyah bin gr Uttung glr. Perwiro (Gunung Tabur, 31-5-

2009)1969

162. Gusman Setia Budi (Onggeng) bin Lamoni (Kombo Cendrana, ToliToli Sulteng 5-5-1983) 2004

163. Hj. Gusti Raspiah D.M. atas binti Gusti Djohansjah (Anggana,

Kaltim, 15-10-1950) 1975

164. Hadijah binti Abubakar (Bima, NTB, 1-9-1968) 1998 (12-2-2012)

165. Hadi Us bin Usman bin Abdu (Samarinda, Kaltim, 24-9-1955) 1986

166. Hairudin bin H. Nasri (Martapura, Kalsel 1953) 1999 (23-1-2012)

167. H. Hakim Priadi Efendy bin H. Sulaiman Diris (Samarinda, Kaltim,

29-4-1965) 1986 (23-1-2012)

168. Halidjah Ibrahim (Macci) binti Lahamma (Tarakan, Kaltara, 7-10-

1955) 1964

169. Hanapiah (Tuna) bin Abdul Kadir (Gunung Tabur, 11-9-1960) 1970

(22-2-2012)

170. H. Hasanah (Olloy) bin Imam Unsju (Derawan, Berau, 15 -6- 1948)

2010

171. Hasanuddin AM. bin Adji Mangku (Sambaliung, 15-9-1939) 1970

(3-11-2011)

172. Hasan B. bin Abu Bakar (Sengkawit, Tanjung Selor, Bulungan,

Kaltara, 7-10-1939) 1968-2004

173. H. Hasan Kamrun (Tanjung Palas, Bulungan, Kaltara, 1938) 2012

(17-2-2012)

174. Drs. H. Hasbi Kamran bin gr Kamrani (Gunung Tabur, 16-11-1961)

1971

175. Hasanuddin bin Baharuddin (Samarinda, Kaltim, 6-5-1971)2004(18-

3-2012)

176. Hasnawati (Desi) Mahmud binti Sariddin (Muara Badak, Kaltim,

26-12-1976) 2003

P:352

339

177. Hasjim bin Ackmad (Pebeliangan, Sebuku, Nunukan, Kaltara, 1-12-

1949) 2010

178. Heliansyah bin Muhammad A.B. (Rinding, Berau, 27-3-1973) 1975

179. Hj. Herawati Asdja binti M. Asjari (Gunung Tabur, 26-2-1951)

1972 (8-12-2012)

180. Herman bin Hamid (Sesayap, KTT, Kaltara, 1961) 2011

181. H. Hermansjah A.P. bin Adji Perkasa (Sambaliung 19-11-1935)

1974 (13-2-2012)

182. Herman bin Tujung (Pulau Derawan, Berau, 1948) 2005

183. Hermansjah bin Muhammad Kammay (Tarakan, Kaltara, 12 -7-

1959) 1970

184. H. Husin Adu bin Adji Muhammad Adu (Tanjung Baru,

Sambaliung, 15-2-1955) 1966 (23-1-2012)

185. Ibrahim (Ibuk) bin Adji Sabandar (Gunung Tabur, 1941) 1973-2010

186. Ibrahim Istur bin Anwar (Kampung Nakip Gunung Tabur, 10-10-

1951)1973

187. H. Ibrahim Istur bin Adji Djalaluddin (Gunung Tabur, 19-11-

1944)1971

188. Ibramsyah Kelana bin Andja glr. Kiammas Kelana (Gunung Tabur,

1-7-1954) 1985 (12-4-2012)

189. Ibramsyah, S.E. bin Abidinsyah (Merancang. Sambaliung, 21-6-

1974) 1995

190. H. Ideramsayah Husein, S.H. bin Husein M.M. (Sambaliung, 1-1-

1962)

191. Idris bin Anwar glr. H. Adji Sabandar (Gunung Tabur, 1948)2011

192. Idrus Ma’aris bin H. Dursina (Batu-Batu, Berau15-1-1975)1980(11-

4-1012)

193. Ilham Susilo bin Herman Ty (Pualau Derawan, Berau, 2-3-1975)

2003

194. Drs. Ilyas bin (Sanga-Sanga Kukar 24-1-1961) 20032-4-1912)

195. H. Imam Ambuy bin Adji Sapul Muluk (sungai Bepasir,

Berau,1901) 1965

196. Imam Hari Susikno bin R., Sutikno (Yogyakarta, 14-4-1959) 2012

(23-4-2012

197. Intan Suryani Hasbi binti Wahel Tantawi, (Samarinda,23-11-1959)

2013

198. Indra Ratna Dewi A.S. BintiIbrahim (Samarinda, Kaltim, 9-10-

1977) 1998 (12-2-2012)

199. Ishak Iskandar bin Muhammad B. (Rinding, Berau, 26-9-1982)

1987 (17-12-20011)

P:353

340

200. H. Ishak Rahmat bin H. Rahmat Asma (Teluk Bayur, Berau, 6-6-

1936) 1986

201. H. Iskandar bin H. Adji Raden Muhammad Ajoep (Gunung Tabur,

18-9-1947) 2009-2011

202. Ismail A.P. bin Djapri (Aping) (Babanir, Berau, 7- 8-1948) 1970

203. Drs. H. Ismail B., A.Md.Kep. bin Bagian (Kampung Nakip, Gunung

Tabur 258-1952) 1966

204. Ismail bin Sunjai (Tanjung Palas, Bulungan, Kaltara, 1927) 1987

205. Ismail Us bin Usman glr. Adji Kasan (Gunung Tabur, 12-1-1938)

1960 (12-52012)

206. H. Ismet Inonoh bin Muhammad Ridwan (Muara Lesan, Kelay,

Berau, 2205-1942) 1975 (19-1-2012)

207. Isnaini binti Haryono (Jember, Jatim, 7-7-1967) 1995

208. Jainudin bin Berahim (Tawao, Sabah, Malaysia, 14-9-1963) 1993

(11-22012)

209. Jainuddin, S.T. bin H. Suding (Tawao, Sabah, Malaysia, 29-4-1962)

2005 (145-2012)

210. Januar Ishak bin Muhammad Japri (Tanjung Redeb, 13-1-1992)

2006 (24-42012)

211. Ir. Jiang Bith bin Bith Dom (Long Laai, Berau, 21-4-1965) 2004

(26-102009)

212. Joniery bin Sukran (Pulau Derawan, Berau, 15-6-1985) 2011

213. Juliansyah, S.E. bin Penta (Biduk-biduk, Berau, 10-8-1963) 2003

(12-5-2012)

214. Juliansyah, S.H. bin Muhammad Nasir Umar (Tanjung Redeb, 16-7-

1962) 1975 (16-4-2012)

215. Kalsumiah binti Abu Bakar (Sengkawit, Tanjung Selor, Bulungan,

Kaltara, 1946) 1968

216. Kim Cun (Kartini) binti Kin Swiy Gi (Wiro Surjo) (Blitar. 1930)

1986 (22-32012)

217. Kusnadi A.N., S.Pd. bin Kadjin (Mojokerto, Jateng, 20-8-1951)

2003 (8-1-2012)

218. Kus Sariman bin Surja (Balikpapan, Kaltim, 8-6-1950) 2003 (17-3-

2013)

219. Kuyyung bin Ammang Wajir Putara (Sambaliung, 4-7-1940) 2003

(12-6-2009)

220. Hj. Laila Sapina binti Datu kumang (Tanjung Palas, Bulungan,

Kaltara, 1942)

221. Laily Demiyati Rahmat Kurniawan binti Abdullah A.B. (Tarakan,

Kaltara, 19-8-1972)1987

P:354

341

222. Lisnawati Eramli binti Lukman Thoha (Bojonegoro, Jateng, 23-8-

1978) 2003

223. H. Madin K. bin Kammat (Batu-Batu, Berau 1947) 1970 (26-2-

2012)

224. Maimuna binti Udin (Pulau Bessing, Berau 1952) 2003 (22-2-2012)

225. Makhmud bin Hasan (Samburakat, Berau 2-5-1964) 2003 (11-4-

2012)

226. Makki bin Sulaiman (Maluang, Berau 1946) 1970

227. H. Maksir Adji Stia bin Sabung glr. Adji mantarri Kahar (Maluang,

Berau, 28-3-1938) 1960

228. Maksum U.A. bin Umar Alie (Gunung Tabur, 17-8143) 1965 (18-1-

2012)

229. Mansah bin Djaja (Rijang, Gurimbang, Berau 1968) 2011

230. Mansjur bin Salim (Ketua Adat Desa Pebeliangan) (Sebaku,

Nunukan, Kaltara, 12-1-1958)2010

231. Mardiah Ruspandi binti Iman (Sungai Salai, Candi Laras Utara,

Margasari, Banjarmasin, Kalsel, 1958) 2004

232. Marsiah Puji Syamsuri, S.P. binti Latoke (Samarinda, Kaltim, 15-

10-1963) 1989 (8-2-2012)

233. H. Marzuki bin Illi (Gunung Tabur, 1936) 1968

234. Mas’at Mashud binti Ubiet Sebi (Kampung Arab, Tanjung Selor,

Bulungan, Kaltara, 1960) 2003

235. H. Masdar bin Sulaiman glr. Adji Panglima (Rantau Panjang, Berau,

1949)2004

236. Mashud Al Hasin bin Hasan Umayir (Tanjung Selor, Bulungan,

Kaltara, 1-71962) 1960

237. Mashuri M.S. bin H. Muhammad Setar (Kampung Kuran, Gunung

Tabur 11-3-1977) 1980 (12-1-2012)

238. H. Masjhur R.B. bin Adji Radin Bandara (Sambaliung, 21-5-1936)

2012 (11-42012)

239. Maslian (Barlian) Ibrahim binti Djamaluddin (Muara Lesan, Kelay,

Berau, 1946) 1980

240. Hj. Masriah bin Arapah (Kasai, Berau, 1942) 2012 (23-4-2012)

241. Masriansyah bin Muhammad Djumput (Teluk Bayur, Berau, 30-11-

1960) 2011

242. Hj. Mastinah Juliansyah, S.Pd. binti Makmur UA (Gunung Tabur, 9-

1-2012) 2003 (12-5-2012)

243. Dr. Mis Djoni, S.E., S.H., M.H. bin Ideham (Samarinda, Kaltim, 12-

6-1963) 1986(18-4-2012)

P:355

342

244. Misriani Muhammad Daud binti Misno (Pulau Bunyu, Bulungan,

Kaltara, 141-1963) 200? (15-12-20011)

245. H. Muchdar B., S.Pd. bin Imam Barung (Gunung Tabur, 2-10-

1951)2009

246. Muhammad A.B. bin Abu Bakar (Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara,

1923)1960

247. H. Muhammad (gr Kammay) bin Amman (Rantau Panjang Kelay,

Berau, 28-7-1946) 2010

248. Muhammad Ali bin Muhammad (Birang, Berau, 1914),

Mangkalangurang 2010

249. Muhammad Ali Hanafia bin Tuntun (Tanjung Baru, Sambaliung, 1-

7-1950)1964(29-12-1011)

250. Muhammad Asis M. bin Mallawa (Pinrang Sulsel, 10-7-1962) 2012

(3-4-2012)

251. Muhammad Ashari bin said Mangki (Kampung Nakip, Gunung

Tabur, 28-6-1963) 2004 (20-2-2012)

252. Muhammad Busran R. bin Acing glr. Raden Parwira (Rantai

Panjang, Kelay, Berau 15-5-1933) 31-3-2012

253. Muahammad Daud bin Muahammad B. (Rinding, Berau, 27-12-

1974)1977(15-12-2011)

254. Muhammad Fadlan, S.E., M.M. bin Abdul Chair (Sukan, Berau,28-

8-1965)

255. H. Muhammad Halikin, S.E., M.M. bin H. Amrah (Talisayan,

Berau, 9-4-1957)2003

256. Ir. H. Muhammad Hatta Arsjad bin Muhammad Arsjad (Kampung

Banjar Tanjung Redab, 21-9-1951) 1980 (9-1-2012)

257. Muhammad Hendratno, A.P. bin M. Hatta (Mempawah, Kalbar. 3-

4-1974) 2004 (30-3-2012)

258. Drs. H. Muhammad Husni, M.A.P. bin Muhammad Djapar

(Balikpapan, Kaltim, 6-6-1966) 1986

259. Muhammad Ilyas bin Abdussalam (Malang, Jatim, 20-12-1955)

1983 (4-42012)

260. Muhammad Kasim K.A. bin Kiammas Abdullah (Kampung Nakip,

Gunung Tabur, 8-9-1937) 1960 (14-1-2012)

261. H. Muhammad Kunnang bin Imau (Kampung Kuran, Gunung

Tabur, 1-6-1935) 1972 (19-1-2012)

262. Muhammad Ramli bin Djanta (Makasar, Sulsel, 6-12-1954) 1999

(12-2-2012)

263. Muhammad Marsil A.P. bin Djapri (Babanir, Berau, 10-7-1954)

1969 (12-1-2012)

P:356

343

264. Muhammad Nasrun bin Muhammad Nakal (Gurimbang, Berau,

1954) 1960-1990

265. H. Muhammad Noor bin Adji Raden Soeparta (Sambaliung, 22-6-

1914) 1978

266. Muhammad Nur bin Danang (Batu-Batu, Berau, 1945) 1960

267. H. Muhammad Ramlie bin Adji Radin Perbatasari (Sambaliung, 10-

6-1933) 1974 (29-9-2011)

268. H. Muhammad Saleh A.L. bin Umbin glr. Adji Limuddin (Gunung

Tabur, 8-8-1951) 1969 (12-1-2012)

269. Gr. H. Muhammad Seradji bin Djanit glr. Adji Mas Kesuma

(Gunung Tabur, 28-1-1938) 1965

270. H. Muhammad Setar (Ammay) bin Adji Mas Kesuma (Gunung

Tabur, 1935)1965

271. H. Muhammad Sjafi’i bin H. Sulaiman Diris (Samarinda, Kaltim, 5-

1-1958) 1986

272. H. Muhammad Taher bin Muhammad (Pulau Bassing, Berau, 17-8-

1948)2010

273. Muhammad Taib bin Gaja (Gunung Tabur, 7-10-1923) 1968 (16-4-

2012)

274. Muhammad Tambur bin Galing (Pulau Derawan, Berau, 2-9-1937)

2011 (3-11-2011)

275. H. Muhammad Tazkir bin H. Adji Panglima Kahar (Batu-Batu,

Berau, 1-4-190) 1960 (18-2-2012)

276. Muhammad Taib bin Batjo Alkap (Antutan, Bulungan, 10-1-1942)

2003 (12-4-2012)

277. H. Muhammad Thamrin K. bin Kayang (Long Iram Kubar, 7-7-

1968) 1983 (21-1-2012)

278. Dra. Mudjiati, M.Si. binti Alim Suwadji (Palaran, Samarinda, 10-8-

1966)1991 (21-1-2012)

279. Muhlis Budianto Dini, S.E. bin Dini (Tanjung Redeb, 14 -11-1981)

2003

280. Muluk Kahar binti Husin M.M. (Sambaliung, 1-1-1960) 2003 (11-4-

2012)

281. Mulyani Aspihani binti Nurdin (Tanjung Batu, Berau, 23-10-1988)

2010 (24-4-2012)

282. Murjani A. bin Abdullah (Tanjung Baru, Sambaliung, 10-10-1956).

1971 (22-2-2011)

283. Murdjani A.P. bin Adji Pitro (Kampung Kuran, Gunung Tabur, 3-8-

1953) 1970

P:357

344

284. H. Murdjani K.S. bin Kiammas Saleh (Sambaliung, 7-8-1952) 2004

(1-4-2011)

285. Mustafa K bin Kandurung (Sambaliung, 1929) 2004 (7-9-2005)

286. Hj. Naharsijah Asrul Sani (Teluk Bayur, Berau, 4-8-1934) 1972 (7-

5-2012)

287. Nanang B. bin Ideriansyah (Kandangan, Kalsel. 1-8-1972) 2011

288. Ir. Ngatiman bin Sanadi (Teluk Beyur, Berau, 7-8-1958) 1978 (24-

1-12012)

289. Normansjah bin Bustaman (Gunung Tabur, 15-11-1950) 2003 (16-

4-2012)

290. Hj. Norsiah binti H. Adji Raden Muhammad Hasan (Gunung Tabur,

7-3-1939) 1974 (124-2012)

291. Nur Hayati binti Nur Saleh (Gunung Sari, Berau, 14-1-1979) 2012

(13-3-2012)

292. Nurilah Idrus M binti Matnur (Serang, Banten, 28-9-1984) 2003

(11-4-2012)

293. Hj. Nurdjanna Abdul Aziz bin Adji Raden Abdul Kadir (Gunung

Tabur, 25-5-1949) 1983 (13-5-2012)

294. Nurmani binti Kadri (Teluk Bayur, Berau, 1945) 2007

295. Nurul Alfiah binti Syarif Efendi (Ngawi, 9-4-1968) 2012 (21-4-

2012)

296. H. Padlan (Djarman) glr. Adji Panglima Kahar bin Sabung glr.

Mantarri Kahar (Buar, Berau, 1913) 1960

297. Pangeran Sulaiman bin Pangeran Kahar (Betayau, KTT, 1921) 1974

298. Patmawati binti Bagian (Kasai, Berau, 1953) 1960

299. Hj. Patmawati binti Muchdar (Gunung Tabur, 1-4-1959) 1960 (12-

5-2012)

300. Pauzul Ohra Azhari binti Datu Asjik Sjarifuddin (Teluk Semanting,

Berau, 5-3-1967) 2004 (20-2-2012)

301. Puan Sillun binti Sadung glr. Adji Panglima (Buar, Berau, 1911)

1958-1982

302. Dr. H. Puji Syamsuri, M.Pd. bin Badi (Lampung, 2-4-1963) 1986

(8-2-2012)

303. Rahmah bin Adji Badrun (Tarakan, Kaltara, 1954) 2012 (4-4-2012)

304. Rakbah A. Rasjid binti Sjamsu (Gunung Tabur, 6-1-1964) 2008

305. Rakiman bin Usman (Bukuan, Berau, 9 -7- 1953) 2010

306. Ramlah (indailay) binti Balling glr. Punggawa Istana (Samburakat,

Berau, 1939) 2003

307. Rasidi bin Danil B. (Gunung Tabur, 20-10-1978) 1980 (12-5-2012)

P:358

345

308. Rigo Djuani Bertho binti Bartho Kadam (Long Sepayang, Malinau

16-11-1967) 2003

309. Riduansjah bin Pandita (Babanir, Berau, 7-6-1962) 2011

310. H. Rino Halim bin Abdul Kadir Aman (Nunukan, 17-8-1972) 2011

311. Hj. Rita Marlina binti H. Muhammad Jusran (Muara Muntai, Kukar,

23-12-1962) 1986

312. Rugayah (ayyuk) Abdullah Sani binti Adji Ismail (Gunung Tabur,

1932)1960 (22-2-2012)

313. Hj. Rumintan binti Talang (Samarinda, Kaltim, 15-6-1933) 1986

(21-12-2008)

314. Rusliansjah bin Abung (Rinding, Berau, 1949) 2008 (9-6-2009)

315. Dra. Hj. Rusniah (Ros Zakaria) binti K.H. Zakaria (Samarinda,

Kaltim, 23-10-1951) 1978

316. H. Ruspandi bin Imberan (Banjarmasin, Kalsel, 1958) 2004

317. Rustam M. bin Mosa (Pantai, Harapan, Biduk-biduk, Berau, 9-6-

1964) 2012 (31-3-2012)

318. Sabran glr. Adji Putara bin Adji Putara Tua (Gunung Tabur, 1930)

1965-1997

319. H. Saderiansjah Arif bin Arif (Tanjung Redeb, 14-6-1935)1975(19-

1-1935)

320. Hj. Sadi Haryati, A.Md.Kep. binti Mahdeli Perwiro (Samarinda. 11-

7-1955)1977 (23-1-2012)

321. Sahran bin Abdul Gani (Gunung Sari, Berau, 1932) 2011

322. Hj. Saidah binti Umar Saleh (Tarakan, Kaltara, 17-1-1967) 1990

(21-4-2012)

323. Drs. H. Saily bin Sjahri (Siak Indrapuri, Riau 1950) 2010

324. Saini bin Parti (Buar, Berau, 1938) 2003 - 2010

325. Sakiman bin Kasimun (Gedebeg, Blora, Jateng 25-11-1960) 2003

326. Salehudin bin Sanusi Ackmad (Tenggarong, Kukar, Kaltim, 10-10-

1952)1977

327. Salim A. bin Achmad (Sesayap, Nunukan, Kaltara, 5-6-1964) 2012

(12-2-2012)

328. Salmiah, S.Pd., binti Manaf (Babanir, Berau 1-12-1968) 2010

329. Salmiah binti Saling (Teluk Pangkul, Berau, 1932) 2012 (23-4-

2012)

330. Sariddin bin Muhammad Nur (Pagatan, Kalsel 1942) 2010 (23-4-

2012)

331. Sariada Murni binti Dulla Radja (Gurimbang, Sambaliung. 21-3-

1950) 2009 (29-12-2011)

P:359

346

332. Hj. Sari Fauziah binti Arapah (Kasai, Berau, 1929) 2012 (23-4-

2012)

333. Sherly Pabendon binti Matheus Danu (Pongraka, Palu, Sulteng, 16-

12-1972) 1997 (22-1-2012)

334. Siang R.S. bin Runti Simpai (Tewang, Pajangan, Kalteng 19-70-

1969) 2011 (2-2-2012)

335. Sidik bin Abung (Marancang, Berau 1942) 2010

336. Sinar Achmad Ayu Lestari bin Asak Efendi (Lombok, NTB, 29-8-

1970) 2012 (24-4-2012)

337. Sitti Barlian (Dayang Lidang) bin Achmad Bilal Muallam (Tanah

Kuning, Bulungan, Kaltara, 1949) 1958-1983

338. Siti Djawiah A.M. Kesuma binti Pangeran Perwiro (Gunung Tabur,

1905) 1960

339. Sitti Hadjariah Mustapa K. binti Adji Syamsu (Sambaliung, 1937)

2003

340. H. Siti Hadjrah binti Taib (Balikpapan, Kaltim, 19-5-1949) 1987 (4-

4-2012)

341. Sitti Rabiah Said Basjkur binti Adji Sjamsu (Sambaliung, 1940)

1990

342. Siti Nuraini binti Muhammad Saleh (Kampung Kuran, Gunung

Tabur, 1-1-1980) 2003 (12-1-2012)

343. H. Sjahdan bin Achmad (Rinding, Berau, 5-7-1935) 2007

344. H. Sjahdan Udin bin Uhui (Salimbatu, Bulungan, Kaltara, 15-9-

1944) 2003

345. Sjahdan bin Abu Nawas (Tabalar, Berau, 7-6-1950) 2009

346. Sjahdan bin Pardi (Batu-Batu, Berau, 1944) 1962

347. Sjahrani bin Laiti (Singkuang, Berau, 9 -3-1965) 2010

348. Sjamsiah Lahamma binti Abu Bakar (Bulungan, Kaltara, 1941)

1960

349. Sjarif Arifin bin Arsad glr. Aji Anum (Gunung Tabur, 1933) 1960–

2000

350. Slamet Kartika Makmur bin Karmen Siswosunarto (Pemalang

Jateng, 3-9-1974) 2004

351. Stanislaus Hadur (Rahmat Kurniawan) bin Petrus Benar (Raca,

Manggarai, NTT 4-3-1966) 2010

352. Sudarto, S.H. bin Sarkawi (Samburakat, Berau, 27-5-1975) 2010

(31-3-2012)

353. Sugiantoro bin Sutjipto (Kuala Kapuas, Kalteng, 5-5-1972) 2005 (4-

4-2012)

P:360

347

354. Sukarno D.S. bin Derama Setia (Djailani) (Gunung Tabur, 19-8-

1945) 1967 (12-1-2012)

355. Drs. Sudirman Madjid bin Abdul Madjid (Sanga-sanga, Kutai,

Kaltim, 17-8-1955) 1978

356. Suhaili bin Masliansjah (Amuntai, Kalsel. 7-2-1982) 2012 (17-3-

2012)

357. Suhandi bin Kamal (Gunung Tabur, 24-8-1963) 2004 (26-3-2012)

358. Sulaiman bin Anwari (Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel, 28-9-

1960)1998

359. H. Sulaiman bin Diris (Muara Pintap, Paringin, Kalsel 10-5-

1928)1986-2006

360. H. Sulaiman M. bin Maulana glr. Ammas Raden (Gunung Tabur,

12-8-1922)1967 (12-5-2012)

361. Ir.H. Suparno Kasim bin Kasim glr. Adji Mustapa (Sambaliung, 15-

2-1959)1973

362. Supiah Ibramsyah binti Saleh Achmad (Pelandro, Makasar, Sulsel,

1-7-1956) 2010 (12-4-2012)

363. Supriono bin Mitro Sudarmo (Panda, Bantul. Yogyakarta, 18-5-

1960) 1999

364. Supripadmini, S.Sos. binti Noto Pawiro (Purwodadi, Jateng. 17-2-

1957) 1978

365. Suratmin bin Sumar (Surabaya, Jatim, 15-6-1960) (19-5-2012)

366. Surayya Saini (tayyang) binti Taupan (Gunung Tabur, 1943) 2003

(22-2-2012)

367. Suriansyah, S.Pd. bin Yahya (Muara Lassan, Kelay, Berau 20 -10-

1962) 2009

368. Suriansyah Yudi, S.E. bin Karno (Sanga-sanga, Kukar, Kaltim, 23-

9-1962) 1986

369. Syahrani A.M. bin Adji Mangku (Sambaliung, 20-7-1944) 2003

(20-2-2012)

370. Syahridal, S.Pd. bin H. Sjachril M.P. (Berau, 01-04-1962) 2003 (21-

5-2012)

371. Syamsuddin bin Awal (Banjarmasin, Kalsel, 20-12-1968) 2003

372. Syamsul, S.Pd. bin H. Djaini (Paringin Kalsel. 30-6-1971) 1999

373. Syarifuddin bin Barakkat (Gunung Tabur, 10-9-1957) 1967 (18-1-

2012)

374. Tadjuddin bin Murat (Martapura, Kalsel 1946) 31-12-2011

375. Takari Anto bin Suwadi (Malang, Jatim. 3-9-1965) 2003

376. Thamrin bin Jismun (Jappang) (Batu-Batu, Berau, 20-4-1965) 1970

P:361

348

377. Therpi binti Padan (Long Budung, Kerayan, Nunukan, Kaltara,

1942) 2011 (21-3-2012)

378. Toni Djunaidi bin Hasan (Kampung Nakip, Gunung Tabur, 1947) 4-

2-2012

379. Toni Hartono, M.Pd. bin Machali (Pasuruan, Jatim, 23-7-1972)

2011 (19-5-2012)

380. Umar Maya bin Tiang glr. Punggawa Setiawan (Batu Putih, Berau,

10-7-1955) 2010

381. Ummay binti Dandang (Muara Santul, Berau, 1941) 1960

382. Usman (baco) bin Abang (Singkuang, Berau, 1925) 2010

383. H. Usman bin Sulaiman Diris (Samarinda, Kaltim, 28-10-1953)

1989

384. Usman A.T. bin Adi Tampasana (Kampung Laksamana, Gunung

Tabur, 18-5-1948) 1970 (18-1-2012)

385. H. Usmansjah A.B. bin Adji Bandara (Sambaliung, 16-6-1931) 2003

(2-4-2012)

386. Umar glr. Pangeran Prodjoe bin Pangeran Perwiro (Gunung Tabur,

1887) 1963- 1966

387. H. Uning bin Imbang (Gunung Tabur, 31-7-1930) 18-5-2012

388. Wagiran Dipo Wardojo bin Reso Dikromo (Takeran, Magetan,

Jatim 7-6-1954) 2003

389. Drs. Wardjiono bin Somo Prawiro (Yogyakarta, 25-6-1953) 1978

390. Hj. Yusnaniah Ibrahim Istur binti Adji Putara Sabran (Gunung

Tabur, 1-3-1948) 1970 (19-2-2012)

391. Zainal Abidin bin Abdul Rachman (Kapuh Barikin, Barabai, Kalsel,

1959)2007 (5-11-2011)

392. Zainal Abidin, S.E. bin Muchsin (Tanjung Palas, Bulungan, Kaltara,

1-3-1964)2005

393. Zulkarnaen S. bin H. Sanusi (Tanjung Redeb, 12-9-1956) 1977

394. Zulkiflie bin Kamaruddin Ajung (Tarakan, Kaltara 25-12-1974)

2003 (17-2-2012)

P:362

349

BIODATA

Muhammad Basyara (alm), Lahir di Gunung Tabur

tanggal 22 Agustus 1956. Selama karir beliau

sebagai Aparatur Sipil Negara, pernah bertugas di

Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah

Kabupaten Berau sampai beliau wafat pada tanggal

23 Desember 2012. Dengan lingkungan kerja yang

banyak bersentuhan dengan dunia jurnalistik

tentunya banyak pengalaman pengalaman yang

didapat. Selain itu beliau juga aktif dalam organisasi

kemasyarakatan dan Pemuda, karena semasa hidup

beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris KONI Propinsi Kaltim.

Salah satu karya beliau yang luar biasa ini yaitu Kamus Bahasa

Barrau. Nanti akan dilanjutkan lagi dengan penerbitan karya-karya beliau

yang lain yang belum sempat diterbitkan berupa Karya konten lokal Berau

tentang Tata Krama, Pematang Ammas – Addat dan Kosa Kata Bahasa

Barrau.

P:363

349

BIODATA

Muhammad Basyara (alm), Lahir di Gunung Tabur

tanggal 22 Agustus 1956. Selama karir beliau

sebagai Aparatur Sipil Negara, pernah bertugas di

Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah

Kabupaten Berau sampai beliau wafat pada tanggal

23 Desember 2012. Dengan lingkungan kerja yang

banyak bersentuhan dengan dunia jurnalistik

tentunya banyak pengalaman pengalaman yang

didapat. Selain itu beliau juga aktif dalam organisasi

kemasyarakatan dan Pemuda, karena semasa hidup

beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris KONI Propinsi Kaltim.

Salah satu karya beliau yang luar biasa ini yaitu Kamus Bahasa

Barrau. Nanti akan dilanjutkan lagi dengan penerbitan karya-karya beliau

yang lain yang belum sempat diterbitkan berupa Karya konten lokal Berau

tentang Tata Krama, Pematang Ammas – Addat dan Kosa Kata Bahasa

Barrau.

Create a Flipbook Now
Explore more