Jurus KKP Genjot Ekspor Fillet Ikan Nila ke AS hingga Jepang

Jurus KKP Genjot Ekspor Fillet Ikan Nila ke AS hingga Jepang

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 11 Des 2023 17:27 WIB
Ngeri! Wanita Ini Hampir Tewas Gegara Makan Ikan Nila
Foto: GoFundMe
Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mengembangkan modelling atau percontohan budidaya ikan Nila Salin. Produk turunan dari ikan tersebut pun bisa menjadi potongan daging tanpa tulang atau fillet. Ikan itu berpotensi menjadi komoditas strategis yang bisa diekspor ke luar negeri.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) TB Haeru Rahayu, menjelaskan bahwa KKP saat ini sedang mengembangkan proyek percontohan klaster budidaya ikan Nila Salin di Karawang, Jawa Barat. Saat ini sebanyak 36 hektare lahan sudah digarap oleh KKP.

"Sudah selesai 36 hektare. Tinggal nambah lagi 40 hektar," ucapnya di Kantor Kementerian dan Kelautan Perikanan, Merdeka Timur, Senin (11/12/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TB, sapaannya, kemudian menjelaskan bahwa puluhan hektare lahan itu menjadi percontohan agar budidaya ikan nila salin bisa efektif dan efisien secara ekonomi. Sebab, ia menjelaskan ikan nila salin berpotensi menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia.

Berdasarkan peta dagang 2021, Indonesia adalah negara terbesar kelima di dunia yang mengekspor produk ikan nila di pasar global. Adapun valuasi pasar nila salin secara global mencapai US$ 13,9 miliar atau Rp 217 triliun (kurs Rp 15.656) pada 2022 dan diproyeksi bertumbuh menjadi US$ 24,6 atau Rp 385 triliun pada 2032.

ADVERTISEMENT

"Jadi itu potensinya luar biasa," jelasnya.

TB lantas mengatakan, bahwa produk turunan dari budi daya ikan nila salin kelak bisa berwujud fillet atau potongan daging tanpa tulang. Ia mengatakan fillet ditarget bisa berbobot sekitar 700 gram ke atas. Produk tersebut kini digemari oleh berbagai negara seperti Amerika, Eropa, dan Jepang.

"Kita Fillet targetnya 700 gram up (ukurannya), sekilo setengah 2 ekor karena dia punya nilai yang lebih baik dibandingkan dengan sekilo 5, sekilo 6. Kita target ke sana. Fillet saat ini 80 persen diminati oleh AS, sisanya ke Eropa dan Jepang," pungkasnya.

(rrd/rir)