Sri Mulyani: Inflasi Indonesia Lebih Baik dari Zimbabwe

Sri Mulyani: Inflasi Indonesia Lebih Baik dari Zimbabwe

- detikFinance
Rabu, 05 Agu 2009 10:20 WIB
Jakarta - Laju inflasi yang tinggi selalu menjadi masalah perekonomian di Indonesia, namun Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani mengatakan laju inflasi di Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain.

"Inflasi Indonesia sampai 600% waktu itu pernah terjadi di Orde Lama. Tahun 2005 pemerintah memutuskan BBM dinaikkan saja, inflasi jadi 17% saja rakyat terus sudah ngamuk. Di sini masih lebih baik tidak seperti di Zimbabwe yang saat ini inflasinya 7.000%, jadi duit itu  beli bakso Rp 7.000 perak, jam 12 sudah jadi Rp 10.000," tuturnya dalam acara olimpiade APBN Tingkat SMA di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Rabu (5/8/2009).

Dalam kesempatan itu juga Sri Mulyani menyampaikan terkait APBN, dirinya sebagai pemegang kuasa anggaran negara akan sangat ketat dalam melakukan seleksi dan menyetujui anggaran yang diajukan kementerian dan lembaga yang ada.

"Menyusun APBN secara prinsip sama dengan belanja. Mungkin karena menkeunya cewek mengerti dan senang belanja.  Menteri pertanian bilang begini begitu kayak dampak el nino dibutuhkan anggaran lebih, Menteri ESDM minta subsidi, Menhub minta dibikin pelabuhan, seperti itu. Jadi mana yang bisa dipotong, yang bisa dirasionalkan," jelasnya.

Sebab menurutnya jika menteri keuangan tidak selektif dalam menyetujui anggaran kementerian dan lembaga maka defisit anggaran akan meningkat. "Kalau (anggaran) tidak bisa (dipotong) ya kita harus defisit, artinya pinjam. Waktu zaman Pak Soekarno defisit sangat kronis. Pinjem-pinjem masih kurang maka suruh cetak duit. Karena BI tidak independen. Maka tinggal minta uang dicetak sebanyak-banyaknya, misalnya untuk bikin Monas kita cetak duit banyak," ucapnya.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(dnl/qom)