Yusuf, Nabi

Nabi Yusuf AS adalah putra bungsu kesayangan Nabi Ya‘qub AS dari istrinya Rahil binti Laban. Ia mempunyai sepuluh saudara dari lain ibu dan seorang saudara kandung (Bunyamin). Nabi Ya‘qub AS sangat menyayangi Yusuf yang tampan, sehingga saudaranya iri terhadapnya.

Suatu hari Nabi Yusuf AS bermimpi tentang sebelas bintang, matahari, dan bulan turun dari langit dan bersujud di depannya. Ia menceritakan mimpinya ini kepada ayahnya. Nabi Ya‘qub AS gembira mendengar cerita tersebut dan menyatakan bahwa Allah SWT akan memberikan kemuliaan, ilmu, dan kenikmatan hidup yang berlimpah bagi putranya.

Suatu ketika Nabi Yusuf AS diajak bermain-main oleh saudaranya, setelah mereka berhasil membujuk ayahnya untuk mengizinkannya. Kesempatan itu digunakan untuk membinasakan Nabi Yusuf AS. Ketika sampai di suatu tempat, Nabi Yusuf AS diceburkan ke dalam sebuah sumur yang dalam.

Baju Nabi Yusuf AS dikoyak-koyak lalu dilumuri dengan darah kambing. Kemudian dengan wajah yang sedih mereka menyampaikan berita kepada ayahnya bahwa Nabi Yusuf AS telah dimakan serigala.

Di luar dugaan mereka, Nabi Yusuf AS ditolong beberapa orang kafilah Madyan yang lewat di tempat itu. Ia kemudian dibawa ke Mesir untuk dijual sebagai budak hingga akhirnya dibeli oleh keluarga pembesar Mesir, bernama Futifar az-Aziz. Kisah mimpi Nabi Yusuf AS dan perbuatan saudaranya ini dikisahkan dalam Al-Qur’an surah Yusuf (12) ayat 4–21.

Wajah Nabi Yusuf AS yang sangat tampan itu membuat istri pembesar yang bernama Zulaikha terpikat. Suatu ketika Zulaikha mengajak Nabi Yusuf AS untuk berbuat tidak senonoh, akan tetapi Nabi Yusuf AS menolak ajakan tersebut sehingga terjadilah ketegangan.

Sementara kejadian itu berlangsung, pembesar tersebut datang dan Zulaikha memutarbalikkan kenyataan dengan mengatakan kepada suaminya bahwa Nabi Yusuf AS telah berlaku tidak senonoh terhadapnya. Pembesar itu sangat murka. Namun belum sempat ia berbuat sesuatu terhadap Nabi Yusuf AS, bayi yang ada di sekitar tempat itu berbicara dengan fasihnya.

Ia mengatakan bahwa jika kemeja Nabi Yusuf AS robek di bagian depan maka Nabi Yusuf-lah yang bersalah, tetapi kalau kemejanya robek di bagian belakang maka Zulaikha yang bersalah. Setelah pembesar itu memeriksa, ternyata yang robek adalah kemeja bagian belakang Nabi Yusuf AS. Dengan demikian Nabi Yusuf AS selamat.

Cerita di atas akhirnya menyebar ke masyarakat luas. Zulaikha yang merasa malu karena menjadi pembicaraan orang mengundang istri pembesar ke rumahnya. Mereka diberinya makanan yang enak-enak serta masing-masing sebilah pisau untuk mengiris buah. Ketika mereka sibuk mengupas buah, Zulaikha menyuruh Nabi Yusuf AS keluar.

Ketika melihat wajah Nabi Yusuf AS, para wanita itu terpesona dan tanpa sadar melukai jari-jari tangan mereka sendiri. Mereka menjadi mengerti mengapa Zulaikha begitu terpikat kepada Nabi Yusuf AS. Sebagian dari mereka menyarankan Nabi Yusuf AS untuk menerima keinginan Zulaikha, karena Zulaikha sendiri adalah seorang wanita cantik.

Mendengar segala hal itu Nabi Yusuf AS berdoa agar tetap diberi keteguhan iman. Akhirnya, atas permintaan Zulaikha yang merasa terhina, Nabi Yusuf AS dimasukkan ke dalam penjara. Cerita tersebut terdapat dalam surah Yusuf (12) ayat 22–35.

Nabi Yusuf AS keluar dari penjara karena kecerdasannya dalam menafsirkan mimpi raja. Kemampuan Nabi Yusuf AS ini diceritakan dalam surah Yusuf (12) ayat 36–53. Raja Mesir membebaskan Nabi Yusuf AS dan merehabilitasi nama Yusuf di masyarakat dalam peristiwa dengan Zulaikha.

Setelah keluar dari penjara, Nabi Yusuf AS makin banyak memperlihatkan prestasi yang mengagumkan. Tidak heran kalau di kemudian hari ia diangkat menjadi perdana menteri. Sebagai penguasa, kisah Nabi Yusuf AS diceritakan dalam surah Yusuf (12) ayat 54–57.

Ketika Nabi Yusuf AS menjadi perdana menteri, negeri Mesir menjadi makmur sekalipun negeri di sekelilingnya menderita akibat masa paceklik yang berkepanjangan. Pada saat itu ia sempat bertemu dengan ayahnya dan seluruh saudaranya. Mereka hidup rukun setelah Nabi Yusuf AS memaafkan saudara-saudaranya. Pertemuan Yusuf dengan saudara-saudaranya ini dikisahkan dalam surah Yusuf (12) ayat 58–101.

Kisah Nabi Yusuf AS dalam Al-Qur’an terdapat dalam surah al-Anam (6) ayat 84, surah Yusuf (12) ayat 3–104, dan surah al-Mu’min (40) ayat 34.

Daftar Pustaka
Arifin, Bey. Rangkaian Cerita dalam Al-Qur’an. Bandung: al-Ma‘arif, 1986.
Daruzah, Muhammad Izzah. Sirah ar-Rasul. Cairo: Matba‘ah ‘Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1965.
Ibnu Kasir. al-Bidayah wa an-Nihayah. Beirut: Dar al-Fikr, 1978.
asy-Syami, Muhammad Yusuf as-Salihi. Subul al-Huda wa ar-Rasyad. Cairo: Jumhuriyah Misr al-‘Arabiyah li Jinnah Ihya at-Turas al-Islami, 1973.
Nasaruddin Umar