16 Maret 1963: Kilas balik pada letusan besar Gunung Agung 1963
Gunung Agung. (https://tinyurl.com/46hmrzek)

16 Maret 1963: Kilas balik pada letusan besar Gunung Agung 1963

Peristiwa    Calista Aziza    Sabtu, 16 Maret 2024 - 06:04 WIB

Elshinta.com - Pada tanggal 16 Maret 1963, bumi di Pulau Bali gemetar dengan kekuatan alam yang dahsyat. Gunung Agung, salah satu gunung berapi paling megah di Indonesia, meletus dengan kekuatan dahsyat setelah berabad-abad tertidur. Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan jejak sejarah dalam buku-buku geologi, tetapi juga meninggalkan dampak yang mendalam bagi masyarakat Bali dan Indonesia secara keseluruhan.

Gunung Agung, yang terletak di pusat Pulau Bali, adalah stratovolcano aktif yang menjadi ikon budaya dan spiritual bagi masyarakat Bali. Ketinggiannya yang mencapai 3.142 meter menjadikannya gunung tertinggi di pulau ini. Sebelum letusan besar pada 1963, Gunung Agung telah diam selama berabad-abad, dan kehadirannya sering kali dianggap sebagai simbol kedamaian dan kekuatan alam oleh penduduk setempat.

Namun, di balik kedamaian tersebut, Gunung Agung adalah gunung berapi yang potensial. Secara geologis, ini merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik, daerah di mana aktivitas vulkanik dan gempa bumi sangat sering terjadi. Gunung Agung sendiri memiliki sejarah letusan yang sudah tercatat sejak ribuan tahun yang lalu.

Pada bulan Februari 1963, tanda-tanda aktivitas vulkanik yang tidak biasa mulai muncul di sekitar Gunung Agung. Peningkatan gempa bumi dan laporan mengenai adanya aliran magma yang mendekati permukaan membuat para ahli vulkanologi dan pemerintah setempat waspada.

Pada tanggal 16 Maret 1963, setelah berhari-hari memancarkan asap dan awan piroklastik, Gunung Agung meletus secara spektakuler. Letusan ini disertai dengan aliran lahar, awan panas, dan hujan abu yang menghancurkan segala yang ada di sekitarnya. Debu vulkanik yang menutupi langit menyebabkan siang terasa seperti malam di beberapa daerah di Pulau Bali dan sekitarnya.

Baca juga Gunung Agung meletus merenggut ribuan jiwa

Dampak letusan ini tidak hanya dirasakan secara lokal, tetapi juga global. Debu vulkanik yang terangkat ke atmosfer mengakibatkan penurunan suhu global selama beberapa tahun berikutnya. Selain itu, lebih dari 1.500 jiwa diperkirakan tewas dalam letusan tersebut, membuatnya menjadi salah satu bencana alam paling mematikan di Indonesia pada abad ke-20.

Letusan Gunung Agung pada tahun 1963 meninggalkan dampak jangka panjang yang signifikan bagi masyarakat Bali. Ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka, sementara jutaan hektar lahan pertanian rusak akibat abu vulkanik dan lahar. Pemulihan dari bencana alam tersebut memerlukan waktu bertahun-tahun, dan banyak dari mereka yang terdampak secara ekonomi dan psikologis.

Selain itu, letusan Gunung Agung juga menyadarkan masyarakat Indonesia dan dunia akan pentingnya pengawasan dan mitigasi risiko bencana alam. Sejak saat itu, penelitian dan pemantauan terhadap aktivitas Gunung Agung dan gunung berapi lainnya di Indonesia telah diperkuat, serta upaya-upaya pemulihan dan relokasi dilakukan untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap bencana alam serupa di masa depan.

Sumber : Elshinta.Com

Tuliskan Komentar