Share

Dari KH Ahmad Dahlan hingga Jenderal Soedirman, Ini Tokoh Muhammadiyah yang Berperan dalam Pendidikan Nasional

Tim Litbang MPI, MNC Portal · Sabtu 27 November 2021 14:11 WIB
https: img.okezone.com content 2021 11 26 65 2507839 dari-kh-ahmad-dahlan-hingga-jenderal-soedirman-ini-tokoh-muhammadiyah-yang-berperan-dalam-pendidikan-nasional-HzkNmkvMwE.jpg KH Ahmad Dahlan. (Foto: Uhamka)

JAKARTA - Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam di Indonesia. Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912. Melalui peran tokohnya, Muhammadiyah telah berkiprah dan memberi kontribusi besar dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa melalui usaha-usahanya di berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan.

Berikut beberapa tokoh Muhammadiyah yang berperan dalam pendidikan nasional.

Baca juga: Ilmuwan Dunia yang Pernah Menjadi Guru, Dua Orang dari Indonesia


Baca juga: Abah Landoeng, Sosok di Balik Lagu Guru Oemar Bakrie

KH Ahmad Dahlan


KH Ahmad Dahlan lahir dengan nama asli Muhammad Darwis di Yogyakarta, 1 Agustus 1868. Dia berperan besar mendirikan pusat pendidikan Islam yaitu Muhammadiyah. Ahmad Dahlan menjadi anggota Boedi Oetomo pada 1906.

Di sana dia memberikan pelajaran agama kepada priyayi. Kemudian, dia mendirikan sekolah dengan sistem pendidikan modern dengan dukungan dari kalangan priayi. Atas jasanya dalam membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia melalui pembaharuan Islam serta pendidikan, pemerintah Indonesia menetapkan Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 657 tahun 1961.

Siti Walidah

Siti Walidah lahir pada 3 Januari 1872. Putri keempat dari tujuh bersaudara Kyai Penghulu Haji Muhammad Fadhil ini merupakan istri KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.

Sejak Muhammadiyah berdiri, Siti Walidah menyokong perjuangan suaminya lewat perannya mengusahakan pendidikan berupa pengajian kaum wanita di beberapa kampung, seperti Kauman, Lempuyangan, Karangkajen, dan Pakualaman. Di pengajian yang dikenal dengan nama Wal Ashri ini, Siti Walidah kerap member kajian.

Dia juga menaruh perhatian besar kepada para buruh perempuan di unit usaha batik Kauman. Pengajaran buruh perempuan dilakukan Siti Walidah melalui pengajian agama yang digelar setelah maghrib. Siti Walidah mengajarkan pengetahuan agama, membaca, dan menulis. Dia diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 042/TK/1971, 22 September 1971.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Jenderal Soedirman


Soedirman lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916. Awalnya Soedirman bukanlah seorang tentara, dia adalah seorang guru. Karier Soedirman menjadi pendidik muncul ketika memutuskan belajar di sekolah guru Muhammadiyah, Solo. Pada 1936, Soedirman kembali ke Cilacap untuk mengajar di SD Muhammadiyah.

Ketika menjadi guru, dia mendidik muridnya melalui pendekatan moral. Setelah beberapa tahun kemudian Soedirman diangkat menjadi kepala sekolah. Di dunia militer, puncak kariernya adalah saat mengemban amanah sebagai Panglima Besar Tentara Rakyat Indonesia (TRI) pada 25 Mei 1946.

Dia menjadi Jenderal Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia yang pertama. Jenderal Soedirman diangkat menjadi Pahlawan Nasional tanggal 10 Desember 1964.

Diolah dari berbagai sumber

Tika Vidya Utami/Litbang MPI

 

 

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini