Arsip Tag: Ichwan Kalimasada

Foto Teman-temanku di Top 10 Hasil Pencarian Gambar Google

MENJELANG usia satu tahun blog personal dwikisetiyawan.wordpress pada 28 Oktober mendatang, iseng-iseng saya mengetikkan nama-nama yang melintas di langit pikiran pada Pencarian Gambar Google: Chappy Hakim, Prayitno Ramelan, Linda Djalil, Pepih Nugraha, Iskandar Jet, Ichwan Kalimasada, Eko Eshape dan lain-lain. Saya gembira alang kepalang, hasil pencarian gambar dengan rujukan ke blog personal itu masuk Top 10 Google. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Petak Ide | Tag , , , , , , , , , , , , , , , | 3 Komentar

Mengenal Sedikit Sosok Ichwan Kalimasada Si “JKism” Kompasiana

Mengenal Sedikit Sosok Ichwan Kalimasada Si “JKism” Kompasiana… Terkadang kita menilai sosok seseorang dari tampilan-tampilan harafiah atau cover muka (buku) yang bisa kita lihat, baca atau rasakan. Hal semacam itu suatu penilaian yang mengandung bias. Sama hal, misalnya, kita hanya mendengar vocal orang tanpa kita melihat sosok dan berinteraksi langsung dengannya. Pembaca barangkali pernah terkecoh dengan suara renyah seorang penyiar di radio atau suara bariton dan mantap seorang narator di televisi. Tanpa pembaca pernah melihat orangnya secara langsung, diangan-angan pasti sudah dapat membayangkan seperti apa gerangan si sosok itu. Bayangan si sosok itu bisa jadi benar. Namun acapkali terjadi lebih banyak melencengnya.

Vokal suara bariton George Irvan sebagai narator di saluran Metro-TV sudah dikenal orang. Suaranya yang berkumandang telah akrab di telinga para pemirsanya. Bayangan fisik dari pemirsa dengan mendengar vocal suaranya saja, sudah tertancap di pikiran bahwa dia secara fisik pastilah sosok yang tinggi besar. Kenyataannya? Ternyata fisik dia kecil dan nampak culun!

Mungkin idem tito dengan penyiar radio yang pembaca kagumi selama ini, namun belum pernah melihat wajah atau fisik aslinya. Membayangkan hanya dengan suara bahwa si penyiar masih muda dan cantik, bisa benar. Atau sebaliknya bayangan pembaca itu salah besar.

Di salah satu blognya, ternyata Ichwan Kalimasada ini juga berbakat menjadi penyair. Coba kita simak postingan berjudul “Mari Kita Bersyukur” berikut ini: Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Jejak Langkah | Tag , , , , , , | 1 Komentar

Liputan Temu Blogger Kompasiana: Akan Diarahkan Jadi Kanal Jurnalisme Warga

Sementara itu, pengelola Kompasiana lainnya, Pepih Nugraha menegaskan bahwa yang kini terjadi di Kompasiana baru taraf sharing journalism (jurnalisme berbagi). Dimana para penulis menyampaikan pendapat untuk di-share pada para pembaca. “Disamping sharing journalism tetap dipertahankan, Kompasiana juga akan diarahkan untuk menjadi citizen journalism. Kami ingin Kompasiana ini seperti OhmyNews yang terkenal di Korea Selatan sebagai situs yang mengedepankan jurnalisme warga ” ungkapnya berapi-api.

Untuk pembaca ketahui, pada garis besarnya jurnalisme warga (citizen journalism) adalah bentuk partisipasi aktif warga dalam melakukan aktivitas seperti layaknya wartawan media arus utama. Di sini warga negara melakukan liputan berlandaskan kaidah-kaidah jurnalistik pada umumnya, di sekitar lingkungan sosialnya untuk disebarluaskan kepada publik sebagai berita atau informasi.

Pepih juga mengakui saat ini Kompasiana telah mendapat sambutan perhatian dan diminati para pembacanya. Menurut Pepih, tulisan-tulisan yang baru dipublikasi dari para penulis (publik) akhir-akhir ini hanya sebentar nongol. Tak selangberapa lama, sudah diganti lagi oleh penulis lainnya. “Ini menunjukkan postingan-postingan dari para penulis mengalami peningkatan yang luar biasa,” paparnya sembari memohon maaf pada penulis yang postingannya “tergusur” oleh penulis lainnya.

Pada acara Temu Blogger Kompasiana tersebut, tiga orang blogger memberikan testimoni. Mengenai kesan-kesannya selama ini menjadi penulis di Kompasiana. Tampil pertama, Pakde Prayitno Ramelan dengan gaya kocaknya. “Umur saya saat ini 62 tahun. Namun saya tetap senang menulis, apalagi kalau mendapat komentar-komentar bernada keras yang menyanggah tulisan saya,” ungkapnya. Dikatakan, bahwa jika dirinya menulis soal-soal yang menyangkut kandidat dalam pilpres 2009, hendaknya jangan disalah-mengertikan bahwa dia merupakan bagian dari kandidat yang kebetulan ia tulis.

“Perkara si kandidat itu menang atau kalah. Satu putaran atau lebih bukan urusan saya,” tandasnya seraya tetap (berseloroh) pada hadirin bahwa ia yakin pilpres akan satu putaran. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Jejak Langkah | Tag , , , , , , , , , , , , , , , , , | Meninggalkan komentar