Kisah Keajaiban Ilmu Allah

Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Ibrahim a.s. agar mempersiapkan bekal, lalu mengadakan perjalanan untuk melihat berbagai peristiwa. Ibrahim pun menaati perintah Tuhannya.

Usai mempersiapkan bekal yang cukup, ia pun melakukan perjalanan. Sampai akhirnya tiba di tepi laut, ia berjumpa dengan seorang budak hitam yang sedang menggembalakan kambing.

“Hai ghulam, apakah kau punya air atau susu?” tanya Ibrahim.

“Keduanya aku punya. Tuan mau yang mana?” budak itu balik bertanya.

“Berilah aku minum seteguk air!” ujar Ibrahim.

Kemudian, budak itu pergi sambil membawa sebuah tongkat hingga tiba di dekat sebongkah batu, la berkata, “Hai batu, berkat kemuliaan Khalilurrahman, pancarkan air untukku!”

Usai mengucapkan kata-kata tersebut, batu itu dipukulnya. Dengan kuasa Allah, batu itu pun memancarkan air. Sang budak pun mengambil air dan diberikannya kepada Nabi Ibrahim. Setelah minum, Nabi Ibrahim memanggil sang budak dengan keheranan.

Seolah mengerti apa yang ada di pikiran Ibrahim, sang budak bertanya, “Mengapa Tuan merasa heran melihat kejadian ini?”

“Betapa aku tidak heran,” jelas Ibrahim, “sebab, belum pernah kulihat kejadian seperti ini.”

Sang budak pun berkata, “Aku akan ceritakan kepada Tuan yang lebih aneh lagi dari ini. Bahwasanya Allah telah mengangkat seorang sahabat (khalil) dari golongan para nabi. Setiap aku meminta kepada-Nya dengan tawasul khalil tersebut, Allah memberikannya.”

‘Hai ghulom, akulah khalil itu,” jelas Ibrahim.

Budak itu terkejut seraya bertanya, “Benarkah Tuan khalil itu?”

‘Ya,” jawab Nabi Ibrahim.

Tiba-tiba budak itu menjerit dengan keras dan meninggal seketika. Dari langit turun sebuah tiang berupa cahaya dan menyambar mayat budak itu hingga tak diketahui apakah langit yang mengangkatnya atau bumi yang menelannya.

Setelah itu, Nabi Ibrahim a.s. melanjutkan perjalanan dengan mendaki sebuah gunung. Sesampainya di puncak gunung, ia melihat sebuah bangunan yang memiliki dua daun pintu, la pun memasuki bangunan tersebut. Tiba-tiba dilihatnya ada sebuah tempat tidur, yang di atasnya terbaring sesosok mayat. Pada mayat itu terdapat tiga puluh macam pakaian. Sedangkan, di arah kepalanya terdapat sebuah papan bertuliskan:

“Aku adalah Syadad bin Ad. Aku hidup seribu tahun. Kukalahkan seribu bala tentara. Aku nikah dengan seribu perawan dan mendapat seribu anak laki-laki. Aku pulalah yang membangun negeri Iram Dzat al-‘lmad. Ketika maut menjemputku, aku berusaha sekuat tenaga untuk menghindarinya. Aku kumpulkan seluruh tabib di dunia. Namun, mereka tidak mampu mengusir maut itu dariku. Oleh karena itu, siapa yang melihat keadaan ini, janganlah ia teperdaya oleh dunia!”

Kemudian, terbaca tulisan berikutnya:

“Remehkan dunia itu dalam pandangan dirimu, wahai manusia. Sungguh kamu tidak akan memiliki sebanyak apa yang telah kumiliki, tidak akan hidup selama aku hidup, tidak akan menghimpunkan lebih banyak seperti apa yang telah aku himpun, dan tidak akan mempunyai putra sebanyak yang aku punya. Ketahuilah! Bahwa dunia ini penipu, pembunuh, dan suka mempermainkan penghuninya.”

Ketika Nabi Ibrahim keluar dari tempat itu, Allah berfirman kepadanya, “Bagaimana yang telah engkau lihat itu?”

Beliau menjawab, “Ya Allah, aku telah melihat beberapa perkara yang aneh-aneh.”

Lalu, Allah SWT berfirman lagi, “Pulanglah, wahai Ibrahim, karena keajaiban-Ku lebih banyak lagi dan engkau tidak akan sanggup melihatnya.”