Klon 45, Varietas Kakao Unggul Asli Luwu. Seperti Apa?

Klon 45, Varietas Kakao Unggul Asli Luwu. Seperti Apa?

Bentuk daun kakao klon 45 ini memiliki kemiripan dengan klon Sulawesi 1

Jum’at, 26 Juni 2015

2015-06-26-Klon 45 Varietas Kakao Unggul Asli Luwu. Seperti Apa

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Kakao merupakan salah satu komoditas andalan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Besarnya minat masyarakat untuk mengembangkan tanaman kakao terlihat nyata dengan banyaknya permintaan benih serta pelatihan budidaya kakao.

Di Indonesia, kakao banyak tumbuh di daerah Sulawesi, Lampung, dan Flores, Nusa Tenggara Timur. Maklum, di daerah tersebut banyak terdapat lahan tidur yang cocok ditanami kakao. Varietas kakao di Indonesia sendiri beragam, salah satunya datang dari daerah Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Varietas kakao itu bernama klon 45.

Memiliki produksi rata-rata 2 ton/ha/tahun, dengan produksi buah per pohon mencapai 6 kg, membuat klon kakao ini disukai masyarakat. Menurut salah satu petani asal desa Palanda, Kecamatan Baebunta ditanyakan, perihal asal usul tanaman dan penamaan klon 45, ia mengaku tidak mengetahui dengan jelas. Namun yang pasti, tambahnya, tanaman unggul lokal ini sangat diminati, dengan pusat penyebaran di 2 Kecamatan yakni Baebunta dan Sabbang.

Bentuk daun kakao klon 45 ini memiliki kemiripan dengan klon Sulawesi 1 yang banyak ditanam masyarakat. Namun yang membedakannya adalah, buah yang dihasilkan tidak bergerombol, melainkan menyebar di sejumlah bagian tanaman. Serta memiliki ukuran buah dan biji yang lebih besar. Dalam satu buah bisa diperoleh 45 biji. Sejumlah petani menganggap klon ini sebagai tanaman super karena memberi keuntungan karena bisa diperoleh bobot biji yang lebih besar.

Karena keunggulannya, jenis kakao ini juga mulai diminati pekebun kakao di daerah Sulawesi Tengah maupun Tenggara. Selain itu menurut Imran salah satu pembina petani di Luwu Utara, tanaman ini relatif tahan terhadap terhadap salah satu penyakit yang ditakuti pada pertanaman kakao, yakni VSD.

Masyarakat di Luwu Utara memanfaatkan klon super ini untuk menganti tanamannya yang sudah tua, atau yang rusak karena penyakit. Perbanyakan tanaman unggul biasanya menggunakan teknologi sambung pucuk untuk penanaman areal baru atau peremajaan. Menurut Imran dengan menggunakan sambung pucuk dalam waktu 18 bulan klon 45 sudah berbuah dengan hasil yang sangat mengembirakan.

Saat ini Pemda Luwu Utara tengah menjajaki kemungkinan pelepasan klon unggul lokal ini menjadi benih bina dengan bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Diharapkan, setelah ditetapkan menjadi benih bina, bahan tanam menggunakan klon bisa disebarluaskan secara komersil ke seluruh wilayah pengembangan kakao di Indonesia.

Sumber : http://www.jitunews.com/read/16559/klon-45-varietas-kakao-unggul-asli-luwu-seperti-apa#axzz3eA8hkyOz

Leave a comment