Gaya Hidup

Danau Toba: Legenda dan Tempat Wisata

Danau Toba adalah sebuah danau alami yang besar di Indonesia yang terletak di kaldera dari Gunung Supervulkan. Panjangnya sekitar 100 km, lebarnya 30 km, dan kedalaman airnya mencapai 508 meter. Terletak di pulau Sumatra Utara pada ketinggian 900 meter, membentang dari koordinat 2.88°N 98.52°E hingga 2.35°N 99.1°E. Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia dan juga merupakan danau vulkanik terbesar di dunia. Pada tanggal 18 Juni 2018, terjadi kecelakaan kapal feri di Danau Toba yang menenggelamkan lebih dari 190 orang.

Asal Usul Danau Toba

Danau Toba adalah hasil dari letusan gunung api super besar yang terjadi antara 69.000-77.000 tahun yang lalu dan menyebabkan perubahan iklim secara global. Ledakan ini dicatat sebagai ledakan eksplosif terbesar di Bumi dalam 25 juta tahun terakhir.

Baca juga: Sawarna Srikandi: Tempat Wisata Terbaik di Banten

Teori bencana Toba menyatakan bahwa ledakan ini membunuh sebagian besar populasi manusia pada saat itu dan memengaruhi genetika hingga saat ini.Ilmuwan mengatakan bahwa letusan menyebabkan musim dingin vulkanik dan penurunan suhu dunia. Studi di Danau Malawi menemukan adanya debu ledakan, tetapi tidak ada bukti perubahan iklim besar.

Legenda Danau Toba

Dahulu, ada seorang pemuda bernama Toba yang merupakan anak yatim piatu. Ia bekerja di ladang dan kadang-kadang menangkap ikan di sungai yang berdekatan dengan rumahnya untuk makan atau dijual. Suatu hari setelah bekerja, Toba memancing di sungai dan berharap menangkap ikan besar. Tak lama kemudian, ia berhasil memancing ikan besar yang membuatnya sangat bahagia.

Toba melihat ikan besar yang ia tangkap dan merasa heran karena ia belum pernah melihat ikan seperti itu sebelumnya. Ikan itu berwarna kuning keemasan dan berkilau saat terkena sinar matahari. Setelah Toba melepaskan mata kail dari mulut ikan, terjadi kejadian tak terduga, ikan tersebut berubah menjadi seorang perempuan cantik.

Baca juga: Cara Membuat Google Form

Toba terkejut melihat kejadian yang terjadi di depannya dan hanya bisa berdiri terpaku dengan bola mata membulat dan mulut terbuka. Perempuan cantik yang dahulu merupakan ikan kuning berkata, “Tuan, aku adalah makhluk yang dikutuk oleh Dewa karena melanggar larangannya.

Aku ditakdirkan untuk berubah menjadi bentuk apa saja yang memegang atau menyentuhku, dan karena Tuan memegangku, aku berubah menjadi manusia.” Toba memperkenalkan dirinya dan perempuan itu juga memberikan namanya, “Namaku Putri, Tuan.”

Baca juga: Tempat Download E-Book Dalam Bahasa Indonesia

Toba jatuh cinta dengan kecantikan Putri dan bertanya kepadanya untuk menikah. Putri setuju dengan syarat bahwa rahasia bahwa dia pernah menjadi ikan tidak boleh diketahui oleh siapapun. Toba menyetujui syarat itu dan mereka menikah dan memiliki seorang anak bernama Samosir.

Sayangnya, Samosir adalah anak yang malas dan nakal dan tidak membantu ayahnya yang sibuk bekerja. Hal ini disebabkan oleh perlakuan ibunya yang terus memanjakan dia. Samosir memiliki keinginan makan yang besar dan membuat Toba harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Baca juga: Cara Mengaktifkan Notifikasi Email Dengan Gmail di OJS 3

Suatu hari, ibu Samosir memintanya untuk membawa makan dan minum untuk ayahnya di ladang, dan meskipun awalnya dia malas, dia akhirnya setuju setelah dipaksa oleh ibunya. Saat melakukan perjalanan, Samosir merasa sangat lapar dan memutuskan untuk memakan sebagian dari makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh ayahnya.

Setelah itu, dia memberikan sisa dari makanan dan minuman tersebut pada ayahnya saat mereka berada di ladang. Toba, yang sangat haus dan lapar setelah bekerja keras sepanjang pagi, langsung membuka bekal makannya dan sangat ingin memakannya.

Baca juga: Cara Menulis Daftar Pustaka Menggunakan Mendeley Cite

Namun, ia terkejut saat melihat jatah makan siangnya hanya tersisa sedikit. Toba bertanya dengan wajah marah, “Mengapa jatah makan dan minumanku hanya tersisa sedikit?” Samosir, yang wajahnya tidak tampak bersalah, menjawab, “Tadi, saat jalan, aku tiba-tiba merasa sangat lapar, Ayah.

Oleh karena itu, aku memutuskan untuk memakan sebagian dari jatah makan dan minumanmu. Tapi, aku tidak memakan semuanya, bukan? Masih ada sedikit makan siang untukmu.”

Baca juga: Cara Menulis Artikel Pilar Yang Abadi

Toba sangat marah dan mengucapkan kata-kata kasar dan memfitnah Samosir dengan memanggilnya “anak keturunan ikan”. Samosir sangat terkejut dan takut setelah mendengar umpatan ayahnya, lalu berlari menuju rumah dan menceritakan semuanya pada ibunya.

Ibu Samosir sangat sedih karena suaminya melanggar janji untuk tidak mengatakan bahwa Samosir berasal dari ikan.Ketika ibu dan anak itu berpegangan tangan, tiba-tiba mereka menghilang dan terjadi keajaiban. Dari tempat mereka berdiri, air mulai mengalir dengan sangat kuat dan membesar dengan waktu.

Baca juga: Lambang Pancasila 1 Sampai 5: Arti, Makna, dan Fungsi

Dalam waktu singkat, permukaan tanah di kawasan itu tergenang air dan akhirnya menjadi danau besar yang diberi nama Danau Toba oleh penduduk setempat. Ada pulau kecil di tengah Danau Toba yang dinamai Pulau Samosir sebagai penghormatan bagi tempat terakhir Samosir dan ibunya berdiri.

Penduduk

Penduduk setempat di sekitar Danau Toba mayoritas merupakan suku Batak dan memiliki rumah tradisional dengan atap bergelombang dan warna-warna cerah. Mereka bergantung pada perikanan air tawar sebagai sumber penghasilan utama. Desa Haranggaol di Simalungun terkenal sebagai tujuan wisata dan sentra perikanan air tawar. Banyak laporan menunjukkan bahwa truk-truk membawa hasil tangkapan ikan dari desa ini.

Jembatan Tano Ponggol

Jembatan Tano Ponggol adalah sebuah jembatan yang terletak di Desa Haranggaol, Simalungun, Sumatra Utara, Indonesia. Jembatan ini menjadi salah satu tujuan wisata populer bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan mempelajari budaya suku Batak. Jembatan Tano Ponggol memiliki arsitektur yang unik dan konstruksi yang kuat, sehingga aman untuk melintasi sungai yang melaluinya. Kemudahan akses dan pemandangan indah membuat jembatan ini menjadi tempat yang sangat menyenangkan untuk dikunjungi.

Cara ke Danau Toba

Agar bisa sampai ke danau toba, kita bisa tempuh melalui jalur darat dan jalur udara

Jalur Udara

Jika berniat untuk mengunjungi Danau Toba dengan menggunakan transportasi udara, terdapat dua opsi yang dapat dipilih. Opsi pertama, dari Bandara Internasional Kualanamu, Medan, Anda bisa naik pesawat menuju Bandara Internasional Sisingamangaraja XII yang berlokasi di Siborongborong, Tapanuli Utara. Kemudian, dari bandara ini, dapat melanjutkan perjalanan ke Danau Toba dengan menggunakan jalur darat.

Opsi kedua, Anda bisa memilih penerbangan langsung ke Bandara Internasional Sisingamangaraja XII dari Jakarta atau dari beberapa kota besar lainnya. Pastikan untuk memeriksa ketersediaan maskapai penerbangan dari kota Anda sebelum memutuskan!

Jalur Darat

Selain menggunakan penerbangan, juga bisa memilih jalur darat dari Medan menuju Danau Toba. Dengan menaiki bus jurusan Medan-Parapat, Sobat Pesona akan sampai di Danau Toba dalam waktu kurang lebih 4 jam. Atau, Sobat Pesona juga bisa menyewa mobil dan supir melalui agen-agen perjalanan di kota Medan.

Setelah sampai di Danau Toba, bisa melanjutkan perjalanan ke Pulau Samosir dengan naik kapal feri dari Pelabuhan Ajibata atau Pelabuhan Muara. Namun, pastikan Sobat Pesona memeriksa jadwal keberangkatan kapal terlebih dahulu karena bisa berubah sewaktu-waktu.

Google Map Lokasi Danau Toba

Wisata Danau Toba

Ada beberapa alternatif untuk yang ingin menikmati keindahan Danau Toba dan sekitarnya. Bagi yang menyukai aktivitas air, mengelilingi Danau Toba dengan kayak adalah pilihan yang menyenangkan. Terdapat tiga rute yang bisa Sobat Pesona ambil saat berkayak di Danau Toba, yaitu rute Tongging-Silalahi sepanjang 12 km, rute Tongging-Samosir sekitar 50 km, dan rute Lingkaran Utara sejauh 175 km.

Anda juga bisa mengunjungi dua museum yang menyimpan sejarah dan budaya Suku Batak, yaitu:

  • Museum Tomok

  • Museum Huta Bolon.

Di Museum Tomok, bisa melihat rumah adat Batak Toba yang sudah ratusan tahun lamanya tetapi masih terjaga dengan baik. Sedangkan di Museum Huta Bolon, bisa terpukau oleh ukiran dan ornamen gorga khas Batak yang terdapat di dalam museum.

Ada hal yang unik dan menarik yang dapat kamu temukan di sekitar Danau Toba, yaitu boneka kayu bernama Sigale-gale. Boneka ini memiliki ukuran seperti manusia dan memiliki mitos dan kemistisan tersendiri. Masyarakat setempat percaya bahwa boneka Sigale-gale dapat menari dan meratap tanpa musik dan hanya dapat diletakkan di dalam peti. Boneka ini biasanya digunakan dalam upacara kematian di daerah Samosir, karena dipercayai dapat mengantarkan roh yang meninggal ke dunia lain.

Referensi

  1. https://indonesiatravel.com
  2. https://id.wikipedia.org
  3. https://disbudpar.sumutprov.go.id
Bambang Niko Pasla

A seasoned writer in the fields of industry, business, and technology. Enjoys sports and traveling activities.