Sekarang kita masuk pada abad ke-21 dimana perubahan dan perkembangan selalu pesat dari tahun ke tahun. Sehingga muncul sebuah istilah untuk menamai perkembangan dan perubahan tersebut yaitu zaman 4.0. Di zaman ini semua serba-serbi bersinggungan langsung dengan teknologi, baik itu pekerjaan, kegiatan sehari-hari, bahkan untuk berkomunikasih. Sunggu kehebatan teknologi tidak bisa disangkal lagi, apalagi pada saat dimana dunia di landa bencana.

Coronoavirus atau Covid-19 menguncang dunia dan seisinya. Informasi menyebar dengan sangat pesat baik dari berita online ataupun surat kabar. dan semua itu juga tidak luput peran dari teknologi. Jika saja tidak ada televisi pasti negara-negara di penjuru dunia tidak akan pernah tau virus apa yang sedang melanda. Jika saja tidak ada pesawat pastinya orang tidak akan membawa virus itu dari negara satu ke negara yang lain. Jika saja internet tidak ada pastinya orang tidak akan merasa panikan secara berlebih. sehingga menimbulkan suatu prilaku yang menyimpang.
Karena dunia selalu berkembang, maka dampak negative dan positif akan terus berjalan beriringan. Untuk itu kita harus meningkatkan komunikasi yang positif sehingga bisa bernampak baik kepada masyarakat sekitar ditengah-tengah wabah yang melanda. Menurut (World Health Organization, 2019) Virus korona adalah virus yang menyebabkan flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti sindrom pernapasan timur tengah (MERS-CoV) dan Sindrom penafasan akut parah (SARS-CoV) virus ini berawal dari kota Wuhan Negara China yang akhirnya menyebar ke Negara lain salah satunya Indonesia.
Indonesia juga terkena dampaknya, karena saat ini menurut (Achmad Yuri, 29/3/2020) ada penambahan 130 kasusu positif Covid-19. Dengan demikian, total sudah 1.285 orang positif Virus Corona. Selain itu ada penambahan 5 orang pasien yang sembuh. Sehingga total menjadi 64 orang yang dinyatakan sembuh. Sedangkan untuk angka kematian yang di akibatkan Covid-19, bertambah 12 kasus. Sehingga totalnya menjadi 114 kasus meninggal.
Presiden Jokowi sudah memulai memberikan peringatan kepada masyarakat Indonesia untuk melakukan social distancing. Namun WHO (Maria Kerkhove 2020) menganggap istilah tersebut kurang tepat. Dan mulai mengenalkan physical distancing sebagai pengganti. Artinya orang orang masih bisa berhubungan secara social, baik itu melalui social media. Karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dan ini juga berdampak pada kampus-kampus di penjuru negeri. Banyak kampus yang juga ikut meliburkan mahasiswanya terkait hal ini. Sehingga komunikasih menjadi kendala, antar dosen juga mahasiswa. Karena kebijakan pemerintah SE Kementrian Agama RI No 13 tahun 2020 tentang kewaspadaan Dini, Kesiapsiagaan, Serta Tindakan Antisipasi Pencegahan Infeksi Covid-19.

IAIN Kediri juga meliburkan mahasiswanya dan melakukan kuliah secara daring selama satu semester. Tentunya ini menjadikan pola pola prilaku yang baru terutama dari mahasiswa. Kecangihan teknologi tidak luput ikut perperan mencegahan Covid-19. Perkuliahan banyak menggunakan aplikasi mulai dari WA, Google Classroom, Zoom dan lain sebgainya. Sebagian mahasiswa banyak yang mengeluh karena pembelajaran daring, terlihat dari Instastroy di social media, dan meme-meme lucu yang beredar luas. Sehingga satu sama lain dari jarak berjauhan saling berkomunikasih, melalui instastory untuk memberi tahu kepada yang lain bagaimana keadaanya ketika dirumah saja.
Penyebaran Covid-19 di Jawa Timur semakin bertambah di tuturkan oleh Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indra Parawansa29/8/2020) ada 13 positif Covid-19. Yang semula 77 menjadi 90 pasien. Penambahan 39 PDP, semula 307 menjadi 336 PDP. Serta penambahan 503 ODP yang awalnya 4.568 menjadi 5.071 ODP. Menjadikan masyarakat resah karena semakin banyak redzone di wilayah Jawa Timur. Tetapi banyak Gerakan-gerakan dari muda mudi untuk tidak membuat resah masyarakat. Dengan cara membuat story yang menyenagkan, seperti yang di lakukan oleh UKM Pramuka dan PSHT dari IAIN Kediri. Adanya Challenge untuk anggotanya menyebarkan foto yang caption yang positif. Sehingga pesan yang ingin disampaikan melalui gambar sampai pada masyarakat. Selain fisik mental kita harus tetap sehat, agar tidak muda stress dan tidak terlalu panik. Gerakan Gerakan itu banyak di lakuakn oleh mahasiswa IAIN Kediri.
Adanya juga challenge memasukan gambar binatang yang berjalan cepat, ke sebuah tempat yang disediakan. Apabila berhasil, foto pemenang akan di posting di akun pemberi challenge. Dan ini membuat instastory semakin asik dengan deskripsi-deskripsi yang lucu-lucu mengenai gambar pemenang. Lagi-lagi hal tersebut cepat sekali viral, karena bisa menghibur seseorang yang berada di rumah secara berjauhan.
Tidak kalah penting, stasiun-staisun televisi juga ikut aktif berperan untuk menghibur masyarakat dirumah masing-masing. Walaupun beberapa siaran langsung terlihat tidak ada penonton yang datang ke stasiun televisi. Program-progtam yang disuguhkan, semakin meningkatkan serial anak-anak, itu akan berdampak membuat anak betah dirumah. Dan banyak sekali sponsor yang memberikan tayakan edukasi. Untuk memberi tahu masyarakat cara mencega Covid-19, gejala-gejala Covid-19, dan Cuci tanyan yang baik dan benar. Semua itu usaha dari kita masyarakat Indonesia untuk saling membantu satu sama lain. Memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk saling berkomuniaksi dan meredam penyebaran Covid-19. Jaga kesehatan fisik kita semua dan juga kesehatan mental, dengan begitu ketika imunitas tubuh kita menjadi kuat. Mari redam penyebaran Covid-19 dengan cara #dirumahaja

By : yfr

Kategori: Opini

1 Komentar

Kusthon · 01/04/2020 pada 13:23

Bagus sekali.. Memang dengan adanya kreativitas generasi milenial cukup membantu kita untuk tetap dirumah aja dengan nyaman.

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

two × three =

%d blogger menyukai ini: