Gresik (beritajatim.com)- Adanya larangan mudik, dimanfaatkan sebagian masyarakat Gresik menikmati suasana libur lebaran dengan naik dokar keliling kota.
Tradisi naik dokar sudah berjalan sangat lama, dan biasanya dilakukan bersamaan saat menjelang lebaran ketupat. Masyarakat Gresik menyebut tradisi itu dengan nama ‘dokaran’.
[berita-terkait number=”5″ tag=”lebaran”]
Keberadaan dokaran sangat menguntungkan bagi penjual jasa ini. Mereka memasang tarif sekali naik Rp 15 ribu untuk orang dewasa dan Rp 8 ribu untuk anak-anak. Di hari normal mereka hanya mampu meraup keuntungan Rp 100 ribu perhari. Sedangkan di moment libur lebaran bisa mendapat untung Rp 200 hingga Rp 250 ribu.
Perjalanan wisata naik dokar dimulai dari Alun-Alun Kota Gresik, Jalan Pahlawan, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Veteran Gresik pulang pergi. Saat kembali ke alun-alun wisatawan bisa menikmati jajanan yang disajikan pedagang kaki lima (PKL) dengan harga terjangkau.
Dalam satu hari, perjalanan wisata naik dokar yang ditempuh sejauh 3,5 kilometer. Para kusir dokar bisa meraup Rp 200 ribu. Keuntungan tersebut dianggap cukup besar, mengingat tahun lalu mereka tidak bisa bekerja karena ada larangan terkait munculnya pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah ada yang bisa dibawa ke rumah setelah dikurangi untuk beli gabah makan kuda sekitar Rp 50 ribu,” ujar salah seorang kusir dokar, Sukirman (56) saat mangkal di Alun-Alun Kota Gresik, Minggu (16/5/2021).
Sukirman mengaku dirinya sudah 8 tahun menjalani profesi sebagai penjual jasa dokaran. Profesi tersebut merupakan turun-temurun dari orang tuanya. “Saya baru membeli kuda seharga Rp 15 juta enam bulan lalu. Sementara kuda sebelumnya dijual karena sudah berumur dengan harga Rp 9 juta,” tuturnya.
[berita-terkait number=”4″ tag=”gresik”]
Bagi Sukirman, libur lebaran kali ini diharapkan bisa membawa berkah. Pasalnya, dokar miliknya selalu ramai disewa oleh keluarga kecil dan anak-anak hanya untuk sekedar berkeliling kota. Kondisi tersebut berbeda di hari normal. Dimana, bapak tiga orang anak itu hanya melayani para peziarah yang hendak berziarah di makam Sunan Giri.
“Kalau hari biasa saya hanya melayani para peziarah saja. Itupun ramainya hari tertentu dan bersaing sama transpotasi ojek untuk mendapatkan penumpang,” ungkapnya.
Sementara M. Zamzami (29) salah satu penumpang asal Kelurahan Pekauman, Gresik mengatakan, dirinya bersama istri dan anak keduanya menyewa satu dokar berkeliling Kota Gresik. “Buat refreshing sekalian membahagiakan anak-anak mumpung libur lebaran sekalian bersilaturrahmi ke sanak keluarga,” pungkasnya. [dny/suf]