PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Gunung Slamet kini menjadi sorotan masyarakat, setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status bahaya vulkanik Gunung Slamet dari level I (normal) menjadi level II (waspada) pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Mengutip dari laman id.wikipedia.org, Gunung Slamet merupakan gunung berapi kerucut tipe A yang terdapat di Jawa Tengah.
Gunung ini juga merupakan gunung satu-satunya yang terpisah dari pegunungan.
Baca Juga: Jembatan Kaca The Geong di Limpakuwus Banyumas Pecah, 4 Wisatawan Jatuh, 1 Tewas
Gunung Slamet yang terletak di antara lima kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes ini memiliki ketinggian 3.432 mdpl.
Dengan ketinggian itu, Gunung Slamet menjadi gunung tertinggi di Jawa Tengah dan kedua di Pulau Jawa, setelah Gunung Semeru.
Serta salah satu daerah dengan curah hujan tahunan tertinggi di Indonesia yaitu 8.134,00 milimeter (mm) per tahun dengan suhu rata-rata paling dingin di pulau Jawa.
Baca Juga: Habib Luthfi Trending Topic Usai Dukung Capres Cawapres Prabowo Gibran
Gunung Slamet memiliki diameter tunggal gunung terluas di Indonesia dengan luas vegetasi sekitar 312 km² (31.200 ha) dengan luas area gunung mencapai 560 km² (56.000 ha).
Selain itu, Gunung Slamet menjadi gunung populer sebagai tujuan pendakian.
Artikel Terkait
Gunung Slamet Naik Level Jadi Waspada, Apa Saja Tanda Peningkatan Aktivitasnya?
Lima Srikandi Lereng Gunung Slamet Berjuang Cegah Stunting
Status Gunung Slamet Naik, Suara Gemuruh Terdengar
Suara Gemuruh di Gunung Slamet, Ini Tanggapan Ahli Geologi Gunung Api dari Unsoed