AKURAT BANTEN - Pagi ini Penulis harus mengantar anak kesekolah dan kembali menjemputnya sekitar jam 12.00, Kebetulan hari ini penulis cuma punya schedule pertemuan di kantor agak sorean. Kembali kerumah, seperti biasa mencari beberapa artikel menarik untuk di jadikan bahan tulisan untuk pembaca setia Akurat Banten.
Nah, kali ini ada sesuatu yang menarik, yaitu beberapa ulasan yang membahas tentang asal-usul masyarakat Baduy, Tapi bentar dulu, dari tiga tulisan kok ga ada yang sama ya ? Itu dia menariknya, Check it Out!
Suku Baduy ternyata banyak sebutannya antara lain:
_ Sunda Baduy
_ Urang Kanekes
_ Urang Cibeo
_ Baduy atau Badui saja.
Baca Juga: Cara MENGOLAH JUS yang Benar, Agar Nutrisinya Tidak Berkurang Untuk Kesehatan
Mereka adalah sekelompok masyarakat adat Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Populasi mereka sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Baduy Dalam.
Suku Badui termasuk sub-suku dari suku Sunda, mereka dianggap sebagai masyarakat Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.
Masyarakat Badui menolak istilah "wisata" atau "pariwisata" dengan tujuan menjaga kesakralan wilayah tersebut, masyarakat Badui memperkenalkan istilah "Saba Budaya Badui", yang bermakna "Silaturahmi Kebudayaan Badui".(Wikipedia)
Baca Juga: Waspadalah! Modus Penipuan Gunakan File Buram di WhatsApp, Sekali Klik Tabungan Lenyap
"Suku Baduy atau Urang Kanekes merupakan kelompok masyarakat adat yang menggantungkan hidupnya bersama alam"
Suku Baduy terbagi dalam dua golongan yang disebut dengan Baduy Dalam dan Baduy Luar. Perbedaan yang paling mendasar dari kedua suku ini adalah dalam menjalankan pikukuh atau aturan adat saat pelaksanaannya. Jika Baduy Dalam masih memegang teguh adat dan menjalankan aturan adat dengan baik, sebaliknya tidak dengan saudaranya Baduy Luar.
Baduy Luar boleh menerima kunjungan tamu domestik dan luar negeri, mereka di perbolehkan untuk menginap di salah satu rumah warga Baduy Luar.
Para ahli sejarah menguraikan pendapatnya berdasarkan beberapa bukti sementara yang dikumpulkan, Namun belum kuat secara ilmiah seperti:
_ Berupa temuan prasasti,
_ Catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta
_ Cerita rakyat mengenai Tatar Sunda.
Artikel Terkait
Komplotan Perampok Minimarket di Tangerang Menggasak Uang Rp 10 Juta juga Sepeda Motor
Nengsih Merugi Hingga Puluhan Juta Usai Dilanda Musibah Kebakaran
Asian Games 2022 Cabor Sepak Bola; Ada Sananta, Timnas Indonesia Pede Hadapi Uzbekistan
Jika Jadi Pratama Arhan, Pemain Asia Tenggara Pertama yang Gabung Suwon FC di K-League 1
Pemerintah Resmi Larang TikTok Shop !
KONTRIBUSI Besar Muhammadiyah Dalam Perdebatan SILA PERTAMA
Real Madrid membungkam Las Palmas dengan skor 2 : 0
Cek ! Tata Cara Pembelian dan Pembubuhan E-Materai melalui Website SSCASN 2023
MENGENAL Muhammadiyah Pelopor ISLAM MODERNIS Lewat Kyai Ahmad Dahlan
Pemakaman Pandji Tirtayasa, Benyamin Davnie: Beliau Tidak Pernah Marahi Anak Buah