DENPASAR, BALI EXPRESS – Bali, dengan pesona pariwisatanya yang mendunia, telah menjadi tempat yang penuh potensi bagi berbagai jenis bisnis. Salah satu usaha yang semakin berkembang di pulau ini adalah budidaya Kodok Lembu.
Dalam dua tahun terakhir, peternak hewan amphibi yang lumrah disebut Bullfrog ini di Bali mengalami pertumbuhan yang pesat, terutama karena permintaan yang terus meningkat dari industri kuliner lokal terutama restoran.
Baca Juga: Penyidikan Kasus Dasaran Alit, Polres Tabanan Telah Berkoordinasi dengan Kejari
Seperti penuturan peternak Kodok Lembu, Wayan Suryawan yang berlokasi di Jalan Tunjung Sari, Padangsambian Kaja, Denpasar Barat. Ia menuturkan potensi pasar Kodok Lembu ini begitu terbuka lebar di Bali.
“Saya baru mulai bisnis ini dua tahun lalu. Mulai dari belajar cari bibit, pembesaran dari kecebong jadi percil, dan terakhir belajar pemijahan,” ujar Suryawan.
Hanya saja, pasokan Kodok Lembu di Bali masih belum mencukupi permintaan pasar lokal. Sesuai dengan pengalamannya, restoran rata-rata memerlukan sekitar 600 kg Kodok Lembu per bulan. Namun, pasokan saat ini masih jauh di bawah angka ini.
“Yang dikonsumsi itu daging, kulit, dan ususnya untuk yang ukuran besar,” imbuhnya.
Artikel Terkait
Kodok Ngaku Bunuh Pacarnya karena Mahasiswi Cantik Itu Ditelepon Cowok
Takut Tertular Virus Korona, Pasar Kodok Sepi Pengunjung
Pandemi Covid-19, Permintaan Kodok Lembu Menurun 50 Persen
Pandemi Belum Reda, Kunjungan ke Pasar Kodok Surut
Pasar Kodok Tutup, Pedagang Ngungsi ke Pasar Badung