ASIATODAY.ID, JAKARTA – Induk perusahaan Mercedes-Benz, Daimler AG, menargetkan total produksi model mobil listrik Mercedes EQC sebanyak 50 ribu unit pada tahun ini.
Daimler mengatakan, proyeksi tersebut tidak mengalami perubahan dari target sebelumnya. Daimler juga menampik rumor bahwa pihaknya akan memangkas jumlah produksi EQC pada tahun ini.
Sebelumnya, Daimler dikabarkan menyapih target produksi EQC dari 60 ribu unit menjadi 30 ribi unit saja. Keputusan ini diambil lantaran penjualan model ini tidak begitu optimal. Dari target penjualan 25 ribu pada 2019, realisasinya hanya mencapai kisaran 7 ribu unit.
Pengurangan target produksi juga diduga dilakukan karena terdapat potensi kurangnya pasokan baterai dari LG Chem. Namun demikian, pihak LG Chem menolak mengomentari informasi ini. Daimler juga tidak memberi pernyataan lebih detail tentang rencana produksi EQC.
Melansir Reuters Sabtu (25/01/2020), Ketua Serikat Pekerja Daimler Michael Brecht menjelaskan, salah satu penyebab sulitnya target baterai terpenuhi adalah persaingan dengan Tesla. Pabrikan asal Amerika Serikat ini telah mencaplok Grohmann Engineering, spesialis otomasi baterai yang sebelumnya untuk Mercedes-Benz.
Hal ini menjadi masalah besar bagi Daimler yang tengah berupaya meningkatkan produktivitas unit produksi baterainya, Deutsche Accumotive. Persoalan Daimler juga kian pelik dengan produksi EQC yang mengalami potensi kecacatan baut diferensial pada Oktober 2019.
Potensi kecacatan itu membuat Daimler melakukan recall pada tahun lalu untuk EQC. Masalah produksi ini juga diduga menjadi penyebab ditundanya peluncuran model tersebut di pasar Amerika Serikat hingga 2021. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post