Belajar Melalui Bunga Mawar yang Bengkok

Belajar dari Filosofi Bunga Mawar
Gambar Ilustrasi Belajar dari Filosofi Bunga Mawar (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Sudah tidak asing lagi ditelinga kita mengenai satu spesies bunga yaitu bunga mawar, jika mendengar bunga mawar apa yang ada dipikiran kalian?

Tentu kalian akan memprediksi bahwasanya bunga mawar merupakan satu spesies bunga yang sangat indah dan wangi, biasanya bunga mawar juga digunakan seseorang untuk mengungkapkan rasa sayangnya. Namun, perlu diketahui dari bunga mawar kita bisa mengambil satu pelajaran mengenai Adab.

Sebelum menyinggung mengenai Adab, perlu diketahui terlebih dahulu definisi dari Adab. Adab merupakan suatu perbuatan yang mulia, dalam kitab Fathul Bari Ibnu Hajar menerangkan bahwasanya;

وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ

“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400).

Dalam kitab Akhlakul lil Banin karangan Umar bin Ahmad Baradja Bab 4 diceritakan mengenai kisah anak kecil yang sangat beradab bernama Ahmad, Ahmad selalu aktif dalam hal bertanya apalagi perihal sesuatu yang belum diketahuinya.

Suatu hari Ahmad bersama ayahnya sedang berjalan-jalan dikebun, lalu Ahmad melihat ada satu bunga mawar indah yang batangnya bengkok, ia heran kenapa bunga mawar tersebut batangnya bisa bengkok dan bertanya kepada ayahnya.

Percakapan yang tertera dalam kitab Ahalakul Lil Banin seperti ini;

Baca Juga:  Menjemput Pahala Melalui Sholat Malam : Berikut Keutamaannya !

فَقَالَ أَحمَدُ: “مَاأَجمَلَ هَذِه الشَّجَرَةَ! وَلَكِن لِمَذَا يَا أَبِي هِىَ مُعوَجَّةٌ؟”

Ahmad berkata kepada ayahnya: “Sungguh indah sekali pohon (bunga mawar) ini, tetapi ayah mengapa bunga mawar itu bengkok?

فقَالَ الأَبُ: “لِأَنَّ البُستَانِىَّ لَم يَعتَنِ بِتَقوِيمِهَا، فَصَارَت مُعوَجَّة”

Ayahnya menjawab: “karena tukang kebun tidak memperhatikan dan tidak meluruskannya semenjak kecil.”

فَقَالَ أَحمَد: “اَلأَحسَنُ أَن نٌقَوِّمَهَا الأَنَ”

Ahmadpun berkata : “kalo begitu lebih baik kita luruskan sekarang saja ayah”

ﻓَﻀَﺤِﻚَ ﺃَﺑُﻮﻩُ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻟَﻪُ:”لَا ﻳَﺘَﺄَﺗَّﻰ ﺫَﻟِﻚَ ﻳَﺎ ﻭَﻟَﺪِﻱ، ِلِأَﻧَﻬَﺎ ﻗَﺪ ﻛَﺒُﺮَﺕ، ﻭَﻏَﻠُﻈَﺖ ﺳَﺎﻗُﻬَﺎ”

Ayahnya tertawa dan berkata: “tidak bisa Ahmad, karena ia sudah besar, maka akan susah untuk meluruskannya.”

Nah, dari cerita diatas bisa diambil pelajaran bahwasanya sebagai orang tua harus mengajarkan adab terhadap anaknya sejak kecil, jika tidak diajarkan adab sejak kecil, maka ketika besar sulit untuk diterapkan.

Sesuatu yang harus dilakukan sejak kecil bukan tentang adab saja loh, menuntut ilmu juga harus sejak kecil, pepatah mengatakan “belajar diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu, belajar ketika dewasa bagai mengukir diatas air.”

Umar bin Ahmad Baradja juga mengatakan;

ﻓَﻜَﺬَﻟِﻚَ ﺍﻟﻮَﻟَﺪُ، ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻟَﻢ ﻳَﺘَﺄَﺩَّﺏ ﻣِﻦ ﺻِﻐَﺮِﻩِ، لَا  ﻳُﻤﻜِﻦُ ﺗَﺄﺩِﻳﺒُﻪُ ﻓِﻲ ﻛِﺒَﺮِﻩِ

Seperti itulah seorang anak, jika ia tidak diajarkan mengenai Adab sejak kecil, maka akan sulit untuk mengajarkannya ketika ia sudah dewasa. [] Nayla Syarifa

Baca Juga:  Memahami Makna Bid'ah yang Sesungguhnya

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post