·

Yogyakarta, Kota Istimewa dengan UMP yang Rendah

ALINEA – Sebagai kota yang menyandang status istimewa, Yogyakarta memiliki banyak sekali wisata yang menyuguhkan keindahan alamnya yang sangat beragam. Namun dibalik itu semua,  keistimewaan Kota Yogyakarta tidak seindah seperti yang dirasakan oleh para pekerja atau buruh nya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Upah Minimum Provinsi (UMP) di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu yang terendah di Indonesia.

Hal itu tentu menjadi pertanyaan banyak orang, pasalnya Yogyakarta memiliki intensitas pengunjung dan wisatawan yang tinggi dan dengan kelebihan serta kenyamanan suasana kota. Namun, pada kenyatannya tidak serta merta mendongkrak UMP di Yogyakarta. Rendahnya UMP di Yogyakarta ini tidak hanya sesederhana biaya hidup yang murah, salah satunya biaya makan sehari-hari.

Masalah ini menjadi masalah yang cukup serius dan perlu perhatian yang lebih, karena kebutuhan manusia dalam menunjang hidupnya tidak hanya terbatas pada kebutuhan pangan saja. Harga rumah di Yogyakarta menjadi salah satu yang termahal setelah Jakarta dan Bali. Biaya hidup murah tidak dapat sesederhana dengan berpatok pada harga nasi sayur dan es teh manis.

Baca Juga : Standford University Rencanakan Buka Kampus di Ibu Kota Nusantara

Sumber : jogja.tribunnews.com

Rendahnya UMP di Yogyakarta  juga sudah diakui oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Selama enam tahun, terhitung dari tahun 2016 hingga 2021, Yogyakarta stabil berada di provinsi dengan peringkat ke-4 penduduk miskin perkotaan terbanyak di Indonesia.

Penyebab rendahnya UMP di Yogyakarta ini tidak bisa hanya dijawab dengan cara yang sederhana. Salah satu penyebabnya ialah karena adanya Political Will sebagai daya tarik untuk para investor, sehingga industri dan manufaktur pun masuk. Namun, pada kenyataan nya para investor lebih tertarik berinvestasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang bahkan memiliki UMP yang lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh harga tanah yang mahal dan ketersediaan lahan yang kurang. Faktor lainnya adalah daya beli masyarakat dan para mahasiswa yang terbiasa dengan harga yang murah.

Penulis: Marthina Sheren Fortunatha

Editor : Aiko Putri Tanjaya

Tags : | | | |

BERITA TERKAIT