Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hama yang Menyerang Bunga dan Buah Kelapa, Apa Saja?

Kompas.com - 23/12/2022, 16:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) adalah komoditas yang mempunyai peranan strategis bagi masyarakat Indonesia. Ini salah satunya terlihat dari peranannya sebagai sumber utama minyak nabati dan konsumsi lainnya.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (23/12/2022), salah satu kendala yang dihadapi dalam usaha peningkatan produktivitas kelapa adalah serangan hama dan penyakit pohon kelapa.

Ada beberapa jenis hama yang menyerang bunga dan buah kelapa, antara lain hama tungau kelapa (Aceria querreronis), Tirathaba sp, Batrachedra arenosella, bajing kelapa (Callosciurus notatus), dan tikus kelapa (Rattus rattus roque).

Baca juga: Cara Mengendalikan Hama Belalang pada Tanaman Kelapa

Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa, buah kelapa. PIXABAY/SUANPA Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa, buah kelapa.

Berikut penjelasan mengenai masing-masing hama yang menyerang bunga dan buah kelapa tersebut, berikut cara mengendalikannya.

1. Tungau kelapa (Aceria querreronis Keifer)

Tungau kelapa dapat dibedakan dengan tungau lain di antaranya bentuk tungau dewasa (imago) berupa vermiform, panjang badan 0,02 hingga 0,25 cm, berwarna putih transparan, memiliki dua pasang kaki, serta pada bagian tubuh tampak beberapa seta yang berukuran panjang.

Tungau kelapa hidup di bawah kelopak buah kelapa dan permukaan buah yang ditutupi kelopak buah.

Tungau kelapa dapat menembus kelopak buah sampai pada permukaan buah yang ditutupi kelopak sebulan setelah buah terbentuk. Sebelumnya kelopak buah menempel rapat dengan permukaan buah yang ditutupinya.

Baca juga: Cara Menanam Kelapa Kopyor yang Bernilai Ekonomi Tinggi

Tungau ini menyerang dengan cara menusuk dan mengisap cairan yang ada pada jaringan buah kelapa. Imago betina biasanya meletakkan telur pada buah kelapa yang masih muda, sehingga siklus hidupnya menyesuaikan dengan perkembangan buah kelapa tersebut.

Gejala awal serangan tungau kelapa dapat diketahui dengan melihat bentuk segitiga kecil berwarna pucat pada permukaan buah muda dari bawah kelopak buah yang akan meluas atau memanjang sampai menutupi sebagian besar permukaan buah.

Ilustrasi tanaman kelapa Pixabay/kaigraphick Ilustrasi tanaman kelapa

Area yang terserang yang sudah berwarna pucat akan berubah menjadi warna coklat pada beberapa hari kemudian. Permukaan buah kelapa yang terserang setelah tua akan terlihat seperti retakan berwarna coklat.

Serangan tungau kelapa mengakibatkan buah kelapa tidak berkembang sempurna dan banyak gugur. Tungau kelapa menyerang jaringan meristematik pada buah kelapa di bawah kelopak buah.

Baca juga: Tips Pembibitan Kelapa agar Menghasilkan Bibit yang Produktif

Munculnya gejala serangan diakibatkan karena tungau ini melepaskan toksin saat menusuk jaringan buah kelapa.

Langkah pencegahan dan pengendalian tungau kelapa pada pertanaman kelapa antara lain sebagai berikut.

Sanitasi dengan cara membersihkan lahan pertanaman kelapa, monitoring pemeliharaan tanaman dan perkembangan buah kelapa, serta memangkas buah yang terserang kemudian dibakar.

Pemupukan yang berimbang untuk meningkatkan ketersediaan hara sehingga dapat mentolerir serangan tungau kelapa. Dosis yang dianjurkan adalah pupuk urea sebanyak 1 sampai 3 kg, pupuk super fosfat sebanyak 2 kg, dan pupuk kalium sebanyak 3,5 kg per pohon per tahun.

Baca juga: Cara Menggunakan Jerami dan Sabut Kelapa untuk Media Tanam Jamur Tiram

Adapun pemanfaatan insektisida botani dengan campuran 2 persen minyak nimba dan bawang putih dan NeemAzal 1 persen dapat mengurangi populasi hama sebesar 60 persen.

Gunakan akarisida atau insektisida yang sifatnya sistemik (dosis sesuai anjuran) melalui penyemprotan ataupun dengan cara infus akar dan injeksi batang.

Penggunaan varietas kelapa yang memiliki kelopak buah yang rapat supaya tungau tidak mudah mau masuk ke kelopak buah.

Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa. PIXABAY/PEXELS Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa.

Perlu tindakan karantina untuk melarang mengeluarkan kelapa atau benih dari lokasi serangan sebelum ada perlakuan (fumigasi) pengendalian untuk mencegah penyebaran hama tungau kelapa ke area lain yang belum terserang.

Baca juga: Cara Menanam Kelapa yang Benar agar Cepat Berbuah

Manfaatkan musuh alami tungau predator sebagai pemangsa tungau kelapa antara lain Amblyseius largoensis, Neoseiulus mumai, Bdella distincta, Steneotarsonemus furcatus, dan cendawan entomopatogen Hirsutella sp.

2. Tirathaba sp. 

Tirathaba sp. adalah salah satu hama yang menyerang tanaman kelapa. Serangga ini masuk dalam kelompok ngengat yang aktif terbang di malam hari dan mudah terpancing oleh cahaya.

Saat beristirahat sayap akan ditekuk di sekitar badannya atau dibentangkan secara horizontal atau dilipat membentuk atap atau segitiga di atas abdomen. Ngengat mempunyai bercak hijau pada pangkal sayap.

Ukuran tubuh dan sayap serangga betina lebih panjang daripada ngengat jantan. Panjang rentangan sayap antara 20 sampai 25 mm.

Baca juga: 5 Tahapan Pembibitan Kelapa untuk Menghasilkan Bibit Berkualitas

Imago meletakkan telurnya pada buah kelapa yang masih muda berukuran kecil. Telur diletakkan secara terpisah.

Telur akan menetas dalam waktu empat sampai lima hari. Setelah menetas larva langsung menggerek masuk ke dalam buah kelapa yang masih muda.

Larva yang baru menetas umumnya bergerak menuju bunga jantan, kemudian menggerek dan memakannya, larva juga bersembunyi di sela-sela bunga jantan. Larva terdiri dari lima instar dan seluruh stadia larvanya tinggal dan menetap dalam buah kelapa.

Larva instar pertama berwarna putih kotor sampai coklat muda. Warna tubuh akan semakin gelap (coklat tua sampai hitam) bila larva tersebut telah mencapai instar akhir.

Ilustrasi bunga kelapa.SHUTTERSTOCK/KLAHAN Ilustrasi bunga kelapa.

Stadia larva instar terakhir mempunyai panjang tubuh mencapai 2 sampai 3 cm. Namun, terdapat spesies Tirathaba sp. yang lain mempunyai panjang tubuh mencapai 4 cm, dan ditumbuhi dengan rambut-rambut yang jarang.

Serangan hama ini menyebabkan buah kelapa yang masih muda gugur. Jika menyerang titik tumbuh pada pertanaman muda, maka akan terjadi kerusakan.

Baca juga: Pedoman Menanam Kelapa Genjah yang Benar

Serangan yang parah menyebabkan layu dari titik pertumbuhan tanaman jadi terlambat. Gejala serangannya berupa bekas gerekan yang ditemukan pada permukaan buah.

Bekas gerekan tersebut berupa faeces dan serat tanaman kelapa. Larva menutupi bagian bekas gerekan dan kotoran dengan benang-benang liur larva yang dihasilkannya.

Larva sangat aktif dan bergerak cepat ketika merasa terganggu. Dalam menekan perkembangan Tirathaba sp. yang menyerang tanaman kelapa dapat dilakukan dengan cara pengendalian antara lain sebagai berikut.

Sanitasi dengan cara mengumpulkan bunga bunga-bunga yang terserang kemudian membakarnya, memotong mayang dan membersihkan pangkal daun kelapa dari pupa dan larva.

Baca juga: Cara Budidaya Kelapa agar Hasilnya Menguntungkan

Pemanfaatan musuh alami seperti lalat Tachinidae (Argyroplax basifulva), Venturia sp. (Ichneumonidae), Apenteles tirathabae (Braconidae), Telenemus tirathabae (Scelionidae), Devorgilla (Nemeritis), Palmaris (Ichneumonidae) dan Palexorista patinei.

Pengendalian dapat juga dengan menggunakan jamur entomopatogen seperti jamur Beuveria bassiana dan Metarhizium anisopliae. Larva juga dapat dikendalikan dengan nematoda entomopatogen, seperti Steinernema sp. dan predator Exypnus pulchripenneis yang memakan ulat.

Terakhir, gunakan insektisida sesuai anjuran.

Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa. PEXELS/OLEKSANDR PIDVALNYI Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa.

3. Batrachedra arenosella

Imago B. arenosella meletakkan telur pada alur kulit seludang secara terpisah atau berkelompok. Telur berwarna putih kekuningan berbentuk lonjong, dan berumur empat hari.

Baca juga: Manfaat Air Kelapa untuk Budidaya Jamur Tiram, Tingkatkan Produksi

Larva B. arenosella merupakan stadium yang paling aktif merusak bunga jantan dan bunga betina dari tanaman kelapa. Larva berwarna putih dengan kepala berwarna coklat-kehitaman.

Panjang larva tua mencapai 0,8 cm, ruas tubuhnya dilingkari oleh gelang-gelang berwarna hijau-kecoklatan. Stadium larva adalah satu hingga dua minggu.

Larva akan membentuk pupa pada bagian pangkal dan tangkai bunga. Stadium pupa adalah sekitar 10 hari.

Larva merusak bunga jantan dan bunga betina yang terdapat di dalam mayang-1 dan mayang-2. Larva segera menggerek dan membuat lubang pada seludang bunga yang belum terbuka, kemudian masuk kedalam bunga jantan dan betina.

Baca juga: Manfaat Air Kelapa untuk Budidaya Jamur Tiram, Tingkatkan Produksi

Dalam waktu yang singkat bunga jantan menjadi kehitam-hitaman sedangkan bunga betina mengeluarkan getah dan akhirnya rontok.

Usaha pencegahan dan pengendalian B. arenosella pada pertanaman kelapa dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut.

Jika menemukan hama ini, maka Anda bisa langsung membunuhnya. Lakukan sanitasi dengan cara mengumpulkan bunga-bunga yang terserang kemudian membakarnya dan membersihkan lahan pertanaman kelapa.

Pemanfaatan musuh alami Batrachedra sp, antara lain parasitoid telur Trichogramma sp, (Hymenoptera, Trichogrammatidae), Meteorus sp, Apanteles sp. dan Chelonus sp. (Hymenoptera, Braconidae).

Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa. PEXELS/TONYNOJMANSK Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa.

Di antara keempat jenis parasitoid tersebut, Chelonus sp. dapat dikembangbiakkan dengan inang penggantinya, yaitu telur ulat penggerek umbi kentang, Phthorimaes operculella Zell. Di lapang, dalam pupa inang hanya ditemukan seekor parasitoid, jantan atau betina.

Sepasang parasitoid mampu menurunkan keturunannya 14 ekor. Masa inkubasi parasitoid di dalam tubuh inang penggantinya 26 sampai 27 hari. Parasitoid bersifat arenothoky.

Gunakan insektisida sebagai alternatif terakhir dan sesuai dosis anjuran sehingga tidak membahayakan lingkungan.

Baca juga: Cara Budidaya Kelapa Hibrida, Bisa Ditanam di Lahan Gambut

Ilustrasi hama bajing kelapa. SHUTTERSTOCK/MICHAL PESATA Ilustrasi hama bajing kelapa.

4. Bajing kelapa (Callosciurus notatus)

Bajing kelapa adalah sejenis mamalia kecil yang termasuk dalam keluarga bajing (Sciuridae). Panjang badannya adalah 160 sampai 218 mm dan panjang ekornya mencapai 120 sampai 210 mm dan memiliki ekor berwarna coklat, panjang kaki 44 mm.

Berat badannya antara 150 sampai 292 gram. Tubuh bagian atas berwarna kelabu gelap dengan ujung bulu berwarna terang.

Umumnya terdapat bintik-bintik halus kecoklatan. Bajing kelapa aktif pada siang hari atau diurnal, sebagian besar aktif pada pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai 10.00 dan sore hari sekitar pukul 15.00 sampai 16.00.

Bajing kelapa bergerak dan makan di pepohonan kecil. Makanan meliputi berbagai buah dan serangga terutama semut.

Baca juga: Kenali, Ini Jenis-jenis Kelapa yang Ada di Indonesia

Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa. PIXABAY/BISHNU SARANGI Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa.

Bajing ini dapat hidup dan berkembang biak di hutan monokultur. Dapat ditemukan hingga ketinggian 1.600 mdpl.

Hama bajing kelapa merupakan hama kebun yang cukup serius karena menurunkan produksi dengan cara melubangi dan memakan buah kelapa yang masih muda maupun yang tua. Selain itu, bajing kelapa juga dapat merusak tajuk.

Gejala serangan hama bajing pada buah kelapa tampak terbentuknya lubang yang cukup lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung buah.

Upaya menekan perkembangan hama bajing kelapa dapat dilakukan dengan cara pengendalian antara lain sebagai berikut.

Baca juga: Simak, Ini Cara Menanam Anggrek dengan Sabut Kelapa

Sanitasi dengan melakukan perawatan kebun dengan membersihkan tempat-tempat yang menjadi sarang bajing kelapa.

Anda juga bisa memanfaatkan musuh alami predator dari golongan karnivora seperti anjing, serigala, burung hantu, burung elang dan ular.

Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan menggunakan alat perangkap, berburu, gropyokan dan umpan-umpan beracun. Adapun pengendalian secara kimia merupakan alternatif terakhir, yakni menggunakan rodentisida dan kemosterilan sebagai bahan pemandul.

5. Tikus kelapa (Rattus rattus roque)

Tikus kelapa memiliki ciri-ciri antara lain hidup di tanah, pematang sawah atau dalam rumah. Saat tikus sudah berumur 1,5 bulan, sudah dapat berkembangbiak dan menghasilkan anak sebanyak 8 sampai 12 ekor dengan masa kehamilan 21 hari.

Ilustrasi buah kelapa, pohon kelapa. PIXABAY/CEGOH Ilustrasi buah kelapa, pohon kelapa.

Setelah tiga minggu, anak tikus memisahkan diri dari induknya dan mencari makanan sendiri. Seekor tikus dapat melahirkan empat kali setahun.

Tikus kelapa menyerang buah kelapa, sehingga menimbulkan kerusakan berupa lubang dekat tampuk buah kelapa, lubang pada serabut dan tempurung sama besar. Bentuknya tidak rata kadang bulat dan kadang merata.

Pengendalian yang dilakukan untuk menekan perkembangan hama tikus kelapa dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk KCl dari Sabut Kelapa

Pengendalian secara kultur teknis dengan membuat lingkungan yang tidak mendukung bagi kehidupan dan perkembangan populasi tikus.

Sanitasi dengan membersihkan sarang dan tempat persembunyian tikus seperti membersihkan tumpukan kayu atau pelepah daun kelapa.

Pengendalian secara mekanis yaitu pengendalian dengan menggunakan alat perangkap, berburu, gropyokan.

Pengendalian biologis dengan menggunakan predator burung hantu (Tyto alba), kucing (Felis catus), ular sawah (Ptyas koros), dan anjing (Canis familiaris).

Baca juga: Manfaat Air Kelapa untuk Tanaman dan Cara Menggunakannya

Pengendalian secara kimia merupakan alternatif terakhir, yaitu menggunakan rodentisida dan kemosterilan sebagai bahan pemandul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com