KESEHATAN ANAK

Tangan Bayi Sering Terkepal

Pada hari-hari pertama bayi pulang ke rumah, kita akan menemukan berbagai hal baru yang perlu dipelajari tentang dirinya. Salah satunya jika diperhatikan, tangan bayi sering terkepal. Apakah hal ini perlu dikhawatirkan?

Desi Hariana | 11 April 2023

Pada minggu-minggu pertama kelahiran bayi, ia masih beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Ayah atau ibu mungkin pernah melihat ia agak tegang, dengan tangan terkepal, lengan dan kakinya didekatkan ke tubuh. Ini merupakan posisi bayi saat di kandungan ibu (fetal position). Jika ia masih sesekali memperlihatkan posisi ini, tidak perlu dikhawatirkan.

Namun demikian, ada kalanya tangan bayi sering terkepal merupakan indikasi dari adanya masalah yang serius.

Refleks pada bayi

Tangan terkepal pada bayi merupakan salah satu dari refleks bayi baru lahir, selain itu masih ada beberapa refleks lainnya, seperti:

1. Rooting. Refleks mulut bayi mencari puting ibu. Salah satu cara untuk memancing refleks ini adalah dengan menyentuh bagian pipi bayi, ia akan menolehkan wajahnya untuk mencari puting atau dot.

2. Mengisap. Refleks ini bahkan sudah dipelajari bayi sejak ia masih dalam kandungan. Insting untuk mengisap apapun yang dimasukkan ke dalam mulutnya adalah hal yang akan ia asah terus selama masa menyusui.

3. Refleks Moro. Sering juga disebut sebagai refleks kaget pada bayi. Refleks ini muncul saat lahir berupa rentangan tangan yang tiba-tiba. Biasanya karena ada hal yang mengagetkan seperti suara, cahaya, atau jika ia merasa akan jatuh.

4. Refleks leher tonik. Mungkin posturnya saat terjadi refleks ini terlihat lucu, ia menolehkan wajahnya ke satu sisi, tangan di sisi yang sama terpentang lurus, sedangkan tangan lainnya justru ditarik. Jadi, anak seperti sedang bermain anggar.

5. Kepalan tangan (palmar grasp). Refleks ini biasanya akan muncul kala telapak tangan bayi yang terbuka kita usap, jari-jarinya akan segera menutup. Jika terjadi di telapak dan jari-jari kakinya, disebut dengan plantar grasp.

Mengapa bayi mengepalkan tangan?

Selain karena refleks, bayi mengepalkan tangannya karena beberapa hal lain, contohnya ketika ia merasa lapar, sakit, atau stres. Refleks tangan mengepal biasanya akan menghilang di usia bayi 3-4 bulan. Tangannya akan terlihat lebih santai, sejalan dengan perkembangan sistem sarafnya yang semakin matang.

Ketika ia berusia 5-6 bulan, bayi sudah mulai dapat menggunakan tangannya dengan baik. Ia mulai bisa menggenggam, lalu melepaskan benda dalam genggamannya. Itu sebabnya AAP (American Academy of Pediatrics) menyarankan untuk mengenalkan sendok serta gelas latih (sippy cup) di usia 6 bulan, di saat yang sama ia mulai memasuki masa menerima MPASI. Direkomendasikan untuk membiarkan anak menggunakan tangannya untuk mencoba makan sendiri.

Jika bayi mengepalkan tangan karena sakit, kesal, atau stres, maka jika sumber emosi atau rasa sakit yang ia rasakan itu hilang atau mereda, maka kepalan tangannya pun akan terbuka. Jadi, untuk sebagian besar kondisi, tangan anak terkepal bukanlah hal yang perlu diwaspadai.

Kapan orangtua perlu waspada?

Tangan bayi sering terkepal melebihi masa refleks kepalan tangan, serta terlihat sangat kuat dan kaku, bisa jadi adanya pertanda yang serius. Bayi dengan tangan yang sering terkepal di usia lebih dari 3 bulan bisa menjadi pertanda adanya gangguan saraf seperti hipertonia, atau CP (cerebral palsy). Walaupun demikian kondisi CP sangat jarang terjadi pada anak, sekitar 2 dari seribu kelahiran setiap tahunnya yang terjadi di dunia.

Oleh karena itu, sebaiknya orangtua segera membawa anak untuk berkonsultasi dengan dokter anak, jika menemukan hal-hal yang menimbulkan kecurigaan atau kekhawatiran dari anak.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan