Demi topang ekonomi keluarga, HD tak malu jadi mahasiswa abadi

 

PALEMBANG, BS–Gubernur Sumsel, Herman Deru (HD) blak-blakan mengaku sebagai salah salah satu mahasiswa abadi atau berkuliah hingga 10 tahun, dari waktu normal lima tahun untuk meraih gelar strata satu (S1).

Hal itu diungkapkan HD saat mengisi kuliah umum dihadapan puluhan mahasiswa baru mahasiswa Universitas Bina Darma (UBD) di kampus utama UBD, Senin (27/9).

Bahkan awalnya, dia sempat tidak percaya diri memberikan kuliah umum.

“Saya bukan dosen tapi saya diminta memberikan materi dari perspektif saya. Saya basicnya sarjana hukum. Kalau orang kuliah sarjana selama 4 tahun. Saya kuliah 10 tahun, jadi saya lebih kompeherensif dibandingkan yang kuliah 4 tahun. Saya kuliah sarjana strata satu dalam waktu 10 tahun, karena saya harus mencari nafkah untuk keluarga, berbagi waktu untuk kuliah tapi itu saya jalani. Di perspektif tertentu saya dinilai mahasiswa abadi, lama tamat. Tapi disisi perspektif lain saya lebih banyak mendapat pengalaman. Tapi ini tidak perlu ditiru, kalau bisa tamat tepat waktu ya selesai tepat waktu,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Deru menghimbau agar semua harus memiliki obsesi namun harus terukur. Menakar cita cita itu harus terukur, harus tinggi. Kita harus ada cita-cita sejak dini. Ukuran sukses itu ada dua yakni ada dari sisi materi dan sisi kemanfaatannya.

Tapi ada yang mengukur kesuksesan dengan harta.

“Kita mau jadi leader atau karyawan. Saat sekolah inilah, ketahuilah potensi.Targetnya apa, tentukanlah dari sekarang. Tidak ada profesi yang tidak terhormat, tapi kadang ada yang mengukur kesusksesan dari harta. Jadi tentukanlah takaran kesuksesan anda,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Deru mengungkapkan, untuk meraih kesuksesan tidak boleh memaksakan kehendak dengan orang lain. Itu tidak boleh.

“Setelah kita tahu potensi diri kita. Kerjakan dengan sungguh sungguh atau kato wong Palembang itu senianan. Keberhasilan orang sungguh sungguh itu jauh lebih besar, daripada yang menerima apa adanya,” paparnya.

“Saya dari kecil terobesesi jadi bupati. Waktu saya kelas 1 SD, ada bupati yang bekunjung kerumah orang tua saya, dan bermalam.Saya liat hebat nian wong ini, orang bebaris baris menunggunya. Saya liat mobilnya bagus, dan wangi. Sejak saat itu saya bercita-cita ingin menjadi bupati,” ucapnya.

“Untuk meraih cita-cita itu, saya pernah gagal. Saya untuk jadi bupati kalah 2 kali. Tapi saya tidak pernah menyerah dengan obsesi saya. Dengan tekad yang kuat dan sungguh sumgguh, akhirnya obsesi saya menjadi Bupati tercapai,” bebernya.

Deru berpesan, agar jangan mudah waw melihat orang. Jangan mudah salut dengan orang.

“Kita juga jangan mudah merendahkan orang, ini penyakit star sindrom. Akibatnya berbicara dan berbuat tidak terkontrol, merasa paling sukses. Hidup sekali, jadi harus semangat. Bacalah stori orang sukses,mereka rata-rata pernah merasakan kegagalan. Jangan pernah takut dengan kegagalan. Kegagalan itu bisa saja tangga menuju kesuksesan,” katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Bina Darma, Dr. Sunda Ariana,M.Pd.,M.M mengatakan, pandemi berdampak pada pendidikan dan mahasiswa.

“Alhamdulilah Pemprov membantu mahasiswa kami sebanyk 900 orang mahasiswa yang dibantu. Mereka mengucapkan terima kasih, dibantu pembayaran SPP di Bina Darma. Ini bentuk kepedulian bapak Gubernur di bidang pendidikan,” ujarya.

Lebih lanjut, Sunda menuturkan, mahasiswa yang mengikuti kuliah umum ini ada yang secara tatap muka, daring, steriming.

“Ditahun ajaran baru ini kita menerma sekitar 1.200 mahasiswa baru dari Sumsel bahkan dari luar Sumsel seperti dari Papua, Kaltim, Bengkulu, Jambi, Medan, Jakarta, Yogyakarta. Ini menunjukkan mahasiswa Bina Darma berasal dari seluruh Indonesia,” bebernya.

“Kita juga melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Total mahasiswa 7.000 mahasiswa dan sekitar 300 dosen,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Bina Darma mempersembahkan satu karya
Sistem Informasi Desa Pintar itu akan memunculkan program unggulan desa atau kelurahan. (Why)